BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Defenisi Defenisi ASI Air Susu Ibu (ASI) adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. Air Susu Ibu merupakan makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat makanan tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna diserap secara optimal oleh bayi. Air Susu Ibu saja sudah cukup untuk menjaga pertumbuhan sampai umur 4-6 bulan, tidak ada makanan lain yang dibutuhkan selama masa ini. 7 Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber nutrisi terpenting yang dibutuhkan oleh setiap bayi idealnya diberikan secara eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. 8 Komposisi ASI dapat berubah sesuai dengan kebutuhan nutrisi bayi pada setiap saat. Kandungan enzim dalam ASI yang membantu pencernaan, kandungan zat imun yang dapat mencegah bayi terinfeksi oleh bibit penyakit tertentu, tidak dapat diganti oleh susu formula. Selain itu pemberian ASI mempunyai keuntungan psikologik baik bagi bayi maupun ibu. 9

2 Defenisi ASI Eksklusif Air Susu Ibu (ASI) eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. Pemberian ASI eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu minimal 4 bulan dan akan lebih baik lagi apabila diberikan sampai bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, dan pemberian ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun. 10 Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Menurut WHO adalah pemberian hanya ASI saja tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 6 bulan. Komposisi ASI sampai dengan umur 6 bulan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi meskipun tanpa tambahan makanan ataupun minuman pendamping ASI. Kebijakan ini berdasarkan hasil penelitian yang mengemukakan bahwa pemberian makanan atau minuman pendamping ASI malah akan menyebabkan pengurangan kapasitas lambung bayi dalam menampung asupan cairan ASI sehingga pemenuhan ASI yang seharusnya dapat maksimal telah tergantikan oleh makanan pendamping. 11 Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI

3 eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran. 12 WHO dan UNICEF merekomendasikan kepada para ibu, bila memungkinkan pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan dengan menerapkan: a. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) selama lebih kurang 1 jam segera setelah kelahiran bayi. b. Air Susu Ibu Eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman. c. Air Susu Ibu diberikan secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari selama 24 jam d. Air Susu Ibu sebaiknya diberikan tidak mengunakan botol, cangkir maupun dot. Bagi ibu yang bekerja, menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja harus tetap memberikan ASI nya dan jika memungkinkan bayi dapat dibawa ke tempat kerja. Apabila tidak memungkinkan, ASI dapat diperah kemudian disimpan Komposisi ASI 14 Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. Kandungan gizi dari ASI sangat khusus dan sempurna serta sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi. Air Susu Ibu dibedakan dalam 3 stadium, yaitu: a. Kolostrum Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar. Kolostrum ini disekresi oleh kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari ke empat pasca persalinan.

4 Kolostrum merupakan cairan dengan viskositas kental, lengket dan berwarna kekuningan. Kolostrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI matur. Selain itu, kolostrum masih mengandung rendah lemak dan laktosa. Protein utama pada kolostrum adalah Immunoglobulin (IgG, IgA, dan IgM) yang digunakan sebagai zat antibodi untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit. Meskipun kolostrum yang keluar sedikit menurut ukuran kita, tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume kolostrum antara ml/24 jam. Kolostrum juga merupakan pencahar ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bagi makanan bayi yang akan datang. b. Air Susu Ibu (ASI) Transisi/Peralihan Air Susu Ibu Peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke 4 sampai hari ke 10. Selama dua minggu, volume air susu bertambah banyak dan berubah warna serta komposisinya. Kadar immunoglobulin dan protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa meningkat. c. Air Susu Ibu (ASI) Matur Air Susu Ibu Matur disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya. Air Susu Ibu matur tampak berwarna putih. Kandungan ASI matur relatif konstan, tidak menggumpal bila dipanaskan. Air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima menit pertama disebut foremilk. Foremilk lebih encer dan mempunyai kandugan rendah lemak dan tinggi laktosa, gula, protein, mineral, serta air. Selanjutnya, air susu

5 berubah menjadi hindmilk. Hindmilk kaya akan lemak dan nutrisi. Hindmilk membuat bayi lebih cepat kenyang. Dengan demikian bayi akan membutuhkan keduanya, baik foremilk maupun hindmilk. Dibawah ini, bisa kita lihat perbedaan komposisi antara kolostrum, ASI Transisi dan ASI Matur: Tabel 2.1. Kandungan Kolostrum, ASI Transisi dan ASI Matur 13 Kandungan Kolostum Transisi ASI Matur Energi (kgkal) 57,0 63,0 65,0 Laktosa (gr/100ml) 6,5 6,7 7,0 Lemak (gr/100ml) 2,9 3,6 3,8 Protein (gr/100ml) 1,195 0,965 1,324 Mineral (gr/100ml) 0,3 0,3 0,2 Immunoglobulin: IgA (mg/100ml) 335,9-119,6 IgG (mg/100ml) 5,9-2,9 IgM (mg/100ml) 17,1-2,9 Lisosin (mg/100ml) 14,2-16,4-24,3-27,5 Laktoferin Kandungan Nutrisi pada ASI 14 Air Susu Ibu mengandung komponen makro dan mikro nutrisi. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, lemak dan protein sedangkan mikronutrien adalah vitamin dan mineral. Berikut adalah kandungan nutrisi pada ASI. a. Karbohidrat Air Susu Ibu mengandung karbohidrat relatif lebih tinggi jika dibandingkan susu sapi yaitu 6,5-7 gram%. Karbohidrat utama yang terdapat dalam ASI adalah Laktosa. Kadar laktosa yang tinggi sangat menguntungkan karena laktosa ini oleh fermentase akan di ubah menjadi asam laktat. Adanya asam laktat ini memberikan suasana asam didalam usus bayi. Laktosa relatif tidak larut sehingga waktu proses

6 dalm usus bayi relatif lebih lama, tetapi dapat di absorpsi dengan baik oleh usus bayi. Selain laktosa yang merupakan 7% dari total ASI, juga terdapat glukosa, galaktosa dan glukosamin. Suasana asam dalam usus banyak memberikan beberapa keuntungan, di antaranya adalah: 1. Penghambatan pertumbuhan bakteri yang patologis 2. Memacu pertumbuhan mikroorganisme yang memproduksi asam organik dan mensintesis vitamin 3. Memudahkan terjadinya pengendapan dari ca-caseinat 4. Memudahkan absorpsi dari mineral, misalnya kalsium, fosfor, dan magnesium Galaktosa, penting untuk pertumbuhan otak dan medulla spinalis karena pembentukan meilin di medulla spinalis dan sintesis galaktosida di otak membutuhkan galaktosa. Sedangkan glukosamin, merupakan bifidus faktor. Glukosamin memacu pertumbuhan lactobacillus bifidus yang sangat menguntungkan bayi. b. Lemak Kadar lemak dalam ASI dan susu sapi relatif sama. Air susu merupakan sumber kalori yang utama bagi bayi, dan sumber vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E dan K) dan sumber asam lemak yang essensial. Keistimewaan lemak dalam ASI jika dibandingkan dengan susu sapi yaitu: - Bentuk emulsi lebih sempurna - Kadar asam lemak tak jenuh dalam ASI 7-8 kali dalam susu sapi

7 c. Protein Air Susu Ibu mengandung protein lebih rendah dibandingkan susu sapi, tetapi protein ASI ini mempunyai nilai nutrisi yang lebih tinggi (mudah dicerna). Rasio protein whey:kasein adalah 60:40, dibandingkan dengan susu sapi yang memiliki rasio whey:kasein yaitu 20:80. Hal ini menguntungkan bagi bayi karena pengendapan dari protein whey lebih halus daripada kasein sehingga protein whey lebih mudah dicerna. Air Susu Ibu mengandung alfa-laktalbumin, sedangkan susu sapi betalaktoglobulin dan bovine serum albumin yang sering menyebabkan alergi. Kadar methonin dalam ASI lebih rendah dari susu sapi, sedangkan sistin lebih tinggi. Hal ini sangat menguntungkan karena enzim sistationase, yaitu enzim yang akan mengubah methionin menjadi sistin pada bayi, menjadi sangat rendah atau tidak ada. Sistin merupakan asam amino yang sangat penting untuk pertumbuhan otak bayi. Air Susu Ibu mengandung asam amino esensial taurin yang tinggi, yang penting untuk pertumbuhan retina dan konjugasi bilirubin. Kadar tiroksin dan fenilalanin pada ASI rendah, suatu hal yang sangat menguntungkan untuk bayi, terutama bayi prematur karena bayi prematur dengan kadar tiroksin yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan otak. Kadar poliamin dan nukleotid yang sangat penting untuk sintesis protein, pada ASI lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu sapi. d. Mineral Air Susu Ibu mengandung mineral yang lengkap, walaupun kadarnya relatif rendah, cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Total mineral selama masa laktasi adalah konstan. Fe dan Ca paling stabil, dan tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Garam

8 organik yang terdapat dalam ASI terutama adalah Kalsium, kalium, dan natrium dari asam klorida dan fosfat. e. Air Sekitar 88% ASI terdiri dari air. Air ini berguna untuk melarutkan zat zat yang terdapat didalamnya. Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber air yang secara metabolis aman. Air yang relatif tinggi dalam ASI ini akan meredakan rangsangan haus bayi. f. Vitamin Vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap. Vitamin A, D, dan C cukup, sedangkan golongan vitamin B, kecuali riboflavin dan asam panthothenik kurang Volume ASI 1 Pada bulan-bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi kolostrum pada payudara ibu hamil. Setelah persalinan apabila bayi mulai mengisap payudara, maka produksi ASI bertambah secara cepat. Dalam kondisi normal, ASI diproduksi sebanyak 10- ± 100 cc pada hari-hari pertama. Produksi ASI menjadi konstan setelah hari ke 10 sampai ke 14. Bayi yang sehat selanjutnya mengkonsumsi sebanyak cc ASI per hari. Namun kadang-kadang ada yang mengkonsumsi kurang dari 600 cc atau bahkan hampir 1 liter per hari dan tetap menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sama. Keadaan kurang gizi pada ibu pada tingkat yang berat, baik pada waktu hamil maupun menyusui dapat mempengaruhi volume ASI. Produksi ASI menjadi lebih sedikit yaitu hanya berkisar antara cc pada 6 bulan pertama usia bayi, cc pada bulan kedua dan cc pada tahun kedua usia anak.

9 Manfaat Pemberian ASI 13 Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI ekslusif yang dapat dirasakan bagi bayi, ibu maupun keluarga. Berikut adalah manfaat pemberian ASI: Manfaat ASI bagi bayi Air Susu Ibu merupakan makanan pertama dan utama pada bayi. Berbagai keunggulan yang terdapat pada ASI memberikan banyak manfaat pada bayi, yaitu: 1. Nutrient (zat gizi) dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi Zat gizi yang terdapat dalam ASI antara lain: lemak, karbohidrat, protein, garam dan mineral, serta vitamin. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi dan energi selama 1 bulan pertama, separuh atau lebih nutrisi selama 6 bulan kedua dalam tahun pertama, dan 1/3 nutrisi atau lebih selama tahun kedua. 2. Air Susu Ibu mengandung zat protektif Dengan adanya zat protektif yang terdapat dalam ASI, maka bayi jarang mengalami sakit. Zat-zat protektif tersebut antara lain: - Laktobasilus bifidus (mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat, yang membantu memberikan keasaman pada pencernaan sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme. - Laktoferin, mengikat zat besi sehingga membantu menghambat pertumbuhan bakteri - Lisozim, merupakan enzim yang memecah dinding bakteri dan anti inflamatori bekerjasama dengan peroksida dan askorbat untuk menyerang e-coli dan salmonella

10 - Komplemen C3 dan C4 - Faktor anti streptococcus, melindungi bayi dari bakteri streptococcus - Antibodi - Imunitas seluler, ASI mengandung sel sel yang berfungsi membunuh dan memfagositosis mikroorganisme, membentuk C3 dan C4, lisozim dan laktoferin - Tidak menimbulkan alergi 3. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan bagi ibu dan bayi Pada saat bayi kontak kulit dengan ibunya, maka akan timbul rasa aman dan nyaman bagi bayi. Perasaan ini sangat penting untuk menimbulkan rasa percaya (basic sense of trust). 4. Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi baik Bayi yang mendapat ASI akan memiliki tumbuh kembang yang baik. Hal ini dapat di lihat dari kenaikan berat badan bayi dan kecerdasan otaknya Manfaat ASI bagi ibu Selain ASI bermanfaat bagi bayi, ASI juga sangat bermanfaat untuk Ibu, yaitu: 1. Aspek kesehatan Ibu Hisapan bayi akan merangsang terbentuknya oksitosin yang membantu involusi uteri dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan., mengurangi prevalensi anemia dan mengurangi terjadinya karsinoma mammae, dan menurunkan kejadian obesitas karena kehamilan. 2. Aspek Keluarga Berencana

11 Menyusui secara eksklusif dapat menjarangkan kehamilan. Hormon yang mempertahankan laktasi menekan ovulasi sehingga dapat menunda terjadinya ovulasi. Menyusui secara eksklusif dapat digunkana sebagai kontrasepsi alamiah yang sering disebut Metode Amenorrhea Laktasi (MAL). 3. Aspek Psikologis Perasaan bangga dan dibutuhkan membuat Ibu senantiasa memperhatikan bayinya sehingga tercipta hubungan atau ikatan batin antara ibu dan bayi Manfaat ASI bagi Keluarga Manfaat ASI dilihat dari aspek ekonomi adalah: ASI tidak perlu dibeli, mudah dan praktis, mengurangi biaya berobat (bayi yang diberi susu formula sering mengalami diare). Sedangkan manfaat ASI ditinjau dari aspek psikologis adalah dengan memberikan ASI maka kebahagiaan keluarga menjadi bertambah, kelahiran jarang, kejiwaan ibu baik, dan tercipta kedekatan antara ibu bayi dan anggota keluarganya Manfaat ASI bagi Negara Air Susu Ibu juga bermanfaat bagi Negara. Adapun manfaat yang dimaksud adalah sebagai berikut: - Bayi sehat, membuat Negara lebih sehat - Memperbaiki kelangsungan hidup anak denngan menurunkan angka kematian.

12 Syarat Pemberian ASI Eksklusif 15 Kesadaran, bahkan kemauan saja tak cukup bagi ibu yang ingin memberikan ASI Eksklusif. Ternyata ada persyaratan yang harus dipenuhi agar keinginan menciptakan anak cerdas dengan ASI terpenuhi. Syarat tersebut meliputi: a. Hanya memberikan ASI saja sampai 6 bulan b. Menyusui dimulai 30 menit setelah bayi lahir c. Tidak memberikan cairan atau makanan lain selain ASI, kepada bayi yang baru lahir d. Menyusui sesuai kebutuhan bayi e. Berikan kolostrum (ASI yang keluar pada hari pertama yang mempunyai nilai gizi tinggi) f. Cairan lain yang boleh diberikan hanya vitamin, mineral obat dalam bentuk drop atau sirup Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif a. Dukungan Keluarga Keluarga dalam melaksanakan perannya, tentu harus mengetahui terlebih dahulu mengenai ASI Eksklusif, manfaatnya untuk bayi maupun Ibu serta cara mengatasi ASI jika tidak lancar. hal terpenting yang harus dimiliki keluarga adalah pemahaman yang baik mengenai manfaat ASI Eksklusif yang tidak didapatkan dari susu formula termahal sekalipun. Selain pengetahuan yang memadai yang harus dimiliki oleh keluarga mengenai ASI Eksklusif, maka keluarga juga harus senantiasa memperhatikan kondisi ketenangan psikologis seorang ibu. Karena sebagaimana yang kita ketahui bahwa ketenangan batin/ psikologis seorang ibu akan mewarnai diri ibu

13 yang kemudian mampu memproduksi ASI dengan lancar untuk bayinya Sebagaimana hasil penelitian oleh yang dilakukan oleh Amal Saleh di Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2011, 16 menyimpulkan bahwa diantara penyebab rendahnya pemberian ASI Eksklusif di daerah tersebut adalah dukungan suami yang rendah sehingga ibu terdorong untuk memberikan susu formula dan makanan tambahan pada bayinya yang berusia 0-6 bulan. b. Umur ibu Produksi ASI berubah seiring dengan perubahan usia. Ibu yang berusia tahun umumnya memiliki produksi ASI yang lebih cukup dibanding ibu yang berusia lebih tua. Hal ini terjadi karena adanya pembesaran payudara setiap siklus ovulasi mulai awal terjadinya menstruasi sampai usia 30 tahun., namun terjadi degenerasi payudara dan kelenjar penghasil ASI (alveoli) secara keseluruhan setelah usia 30 tahun. c. Pendidikan Ibu Novita (2008) 17 dalam penelitiannya menyebutkan ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif, semakin tinggi tingkat pendidikan ibu, semakin tinggi pula jumlah ibu yang tidak memberikan ASI pada bayinya. Hal ini dikarenakan ibu yang berpendidikan tinggi umumnya memiliki kesibukan diluar rumah sehingga cenderung meninggalkan bayinya, sedangkan ibu yang berpendidikan rendah, lebih banyak menghabiskan waktu dirumah bersama dengan bayinya.

14 d. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. 18 Informasi maupun pengalaman yang didapat seseorang yang berhungan dengan pemberian ASI Eksklusif dapat mempengaruhi tindakan seseorang tersebut dalam memberikan ASI Eksklusif. e. Budaya Terdapat berbagai macam faktor budaya yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di masyarakat seperti kebiasaan masyarakat yang memberikan makanan tambahan kepada bayi sebelum berusia 6 bulan. Perilaku yang dilakukan oleh para ibu tersebut merupakan pola perilaku turun temurun yang didasari oleh nilai nilai kemasyarakatan. Perilaku seperti pemberian madu, air putih, air gula, pisang, bubur dan biskuit pada bayi sebelum berusia 6 bulan merupakan perilaku yang harus dilakukan karena merupakan faktor sosial kebudayaan masyarakat setempat. Padahal perilaku/ kebiasaan tersebut telah menghambat dalam pemberian ASI eksklusif. f. Pekerjaan Seorang ibu yang bekerja relatif lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah dibandingkan menyusui anaknya. Bagi Ibu yang bekerja, upaya pemberian ASI Eksklusif sering kali mengalami hambatan karena singkatnya masa cuti hamil dan melahirkan. Sebelum pemberian ASI Eksklusif berakhir secara sempurna, ibu harus kembali bekerja. Kegiatan atau pekerjaan ibu sering kali dijadikan alasan untuk tidak memberikan ASI Eksklusif, terutama yang tinggal di daerah perkotaan. 19

15 2.2. Diare Defenisi Diare Diare menurut Depkes adalah suatu keadaan yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari disertai dengan konsistensi tinja yang lembek-cair dengan atau tanpa lendir dan darah selama 1 minggu. WHO/UNICEF (1987) mendefinisikan diare akut sebagai kejadian akut dari diare yang biasanya berlangsung selama 3 7 hari tetapi dapat pula berlangsung sampai 14 hari. Diare persisten adalah episode diare yang diperkirakan penyebabnya adalah infeksi dan mulainya sebagai diare akut tetapi berakhir lebih dari 14 hari, serta kondisi ini menyebabkan malnutrisi dan berisiko tinggi menyebabkan kematian. 20 Anak yang menderita kurang gizi mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk menderita penyakit infeksi, terutama penyakit diare. Diare dapat dengan cepat menurunkan tingkat gizi anak, karena kebiasaan ibu-ibu sewaktu anak diare menghentikan pemberian air susu ibu (ASI) ataupun makanan lain semasa anak masih diare hal ini akan memperburuk gizi anak. Pada usia 6 bulan sampai 12 bulan, anak mulai mendapat makanan tambahan seperti makanan pendamping air susu ibu, sehingga kemungkinan termakan makanan yang sudah terkontaminasi dengan agent penyebab penyakit diare menjadi lebih besar. Selain itu anak juga sudah mampu bergerak kesana kemari sehingga pada usia ini anak senang sekali memasukkan sesuatu kedalam mulutnya. Pencernaan memiliki mekanisme metabolisme dan cara yang ampuh untuk menghancurkan makanan, sekaligus menangkal bakteri yang menyerang lambung. Dalam kondisi normal, segala macam bakteri dapat dibunuh atau dikeluarkan oleh

16 tubuh lewat tinja. Namun pada kondisi tubuh yang menurun, bakteri tidak bisa dilumpuhkan dan tinggal didalam lambung. Jika terjadi hal demikian, akan timbul berbagai macam penyakit, termasuk diare Penyebab Diare 21 Diare disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi), makanan dan faktor psikologis. a. Faktor infeksi Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama diare pada anak. Jenis jenis infeksi yang umumnya menyerang adalah sebagai berikut: 1. Infeksi bakteri oleh E. coli, Salmonella, Vibrio cholera dan serangan bakteri lain yang jumlahnya berlebihan dan bersifat patogenik. 2. Infeksi basil (disentri). 3. Infeksi virus enterovirus dan adenovirus. 4. Infeksi parasit oleh cacing. 5. Infeksi jamur (candidiasis). 6. Infeksi akibat organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang tenggorokan. 7. Keracunan makanan. b. Faktor Malabsorpsi 1. Malabsorpsi karbohidrat Pada bayi, kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula dapat menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah perut. Jika sering terkena diare ini maka pertumbuhan anak akan terganggu.

17 2. Malabsorpsi Lemak. Dalam makanan terdapat lemak yang disebut triglyserida. Triglyserida dengan bantuan kelenjar lipase, mengubah lemak menjadi micelles yang siap diabsorpsi usus. Diare dapat muncul karena lemak tidak terserap dengan baik. Gejalanya adalah tinja yang mengandung lemak. c. Faktor Makanan Makanan yang dapat mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, mentah atau kurang matang. d. Faktor Psikologis Rasa takut, cemas dan tegang jika terjadi pada anak dapat menyebabkan terjadinya diare Jenis Diare a. Diare Akut Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu tetapi gejalanya dapat menjadi berat. Penyebabnya adalah sebagai berikut: - Gangguan jasad renik atau bakteri yang masuk kedalam usus halus - Bakteri yang berkembang pesat didalam usus - Racun yang dikeluarkan oleh bakteri - Kelebihan cairan usus akibat racun b. Diare Kronik atau persisten Pada diare kronik, kejadiannya lebih kompleks. Berikut adalah beberapa faktor yang menimbulkannya, terutama jika sering berulang pada anak: - Gangguan bakteri, jamur dan parasit

18 - Malabsorpsi kalori - Malabsorpsi lemak Gejala dan Akibat Diare a. Gejala Gejala pada bayi akibat terjadinya diare adalah: - Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah. - Tinja bayi menjadi encer, berlendir, atau berdarah. - Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu. - Anus bayi menjadi lecet - Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang. - Muntah sebelum atau sesudah diare. - Dehidrasi. b. Akibat Diare Bila penderita telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka akan tampak gejala dehidrasi. Dehidrasi dapat menyebabkan gangguan keseimbangan metabolisme tubuh, dan dapat menyebabkan kematian pada bayi karena kekurangan cairan. Banyak yang menganggap bahwa pengeluaran cairan adalah hal biasa dalam diare, namun akibatnya dapat berbahaya. Kehilangan cairan tubuh sebanyak 10% saja sudah membahayakan jiwa. Pada bayi, keadaan ini dapat mengakibatkan kematian setelah sakit selama 2-3 hari. Dehidrasi dibagi menjadi tiga macam, yaitu dehidrasi ringan, dehidrasi sedang, dan dehidrasi berat. Disebut dehidrasi ringan jika cairan tubuh yang hilang sebanyak 5%. Jika cairan tubuh yang hilang sudah lebih dari 10% disebut dehidrasi

19 berat. Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang, denyut nadi dan jantung bertambah cepat tetapi melemah, tekanan darah merendah, penderita lemah, kesadaran menurun, dan penderita sangat pucat. Berikut adalah tabel Derajat Dehidrasi menurut WHO: Tabel 2.2. Derajat Dehidrasi Batasan WHO (World Health Organization) 21 Tanda dan Gejala Dehidrasi ringan Dehidrasi sedang Dehidrasi berat Keadaan umum Sakit, haus gelisah, Gelisah, ngantuk, rewel Ngantuk, lemas, dingin, berkeringat, pucat, dapat pingsan Denyut nadi Normal: kurang Cepat dan lemah: 120- Cepat, halus, dari 120/menit 140/menit kadang tidak teraba Pernafasan Ubun-ubun Kelopak mata Air mata Selaput lendir Elastisitas kulit dicubit, Dalam tetapi capat Cekung Cekung Tidak ada Kering Lambat kembali Dalam, cepat Sangat cekung Sangat cekung Sangat kering Sangat kering Sangat lambat kembali normal kembali normal Air seni Normal Normal Ada Ada Lembab Jika segera normal Normal Berkurang, berwarna tua Tidak buang air seni Derajat Dehidrasi Diare : a. Diare tanpa Dehidrasi Kehilangan cairan < 5% Berat Badan penderita diare. Tanda-tandanya: - Balita tetap aktif, - Memiliki keinginan untuk minum seperti biasa - Mata tidak cekung - Turgor kembali segera b. Diare Dehidrasi Ringan / Sedang

20 Kehilangan cairan 5-10% Berat Badan penderita diare. Tanda-tandanya: - Gelisah atau rewel - Mata cekung - Ingin minum terus/rasa haus meningkat - Turgor kembali lambat c. Diare Dehidrasi Berat Kehilangan carian > 10% Berat Badan penderita diare. Tanda-tandanya: - Lesu/lunglai, tidak sadar - Mata cekung - Malas minum - Turgor kembali sangat lambat 2 detik Epidemiologi Diare Secara umum epidemiologi penyakit diare disebabkan oleh: a. Infeksi (kuman-kuman penyakit) seperti: bakteri, virus, parasit Kuman-kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui makanan/minuman yang tercemar atau kontak langsung dengan tinja penderita (feces oral). Di dalam istilah bahasa Inggris disebutkan 5 F (Feces, Flies, Food, Finger, Fomites) siklus penyebaran penyakit diare bisa digambarkan sebagai berikut melalui: - Feces atau tinja - Flies atau lalat - Food atau makanan - Fomites atau peralatan makanan - Finger atau tangan (jari tangan)

21 Dibawah ini beberapa contoh perilaku terjadinya penyebaran kuman yang menyebabkan penyakit diare: - Tidak memberikan ASI secara esklusif sampai 6 bulan kepada bayi - Memberikan MP ASI terlalu dini. Memberi MP ASI terlalu dini mempercepat bayi kontak terhadap kuman - Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena penyakit diare karena sangat sulit membersihkan botol dan juga kualitas air di beberapa wilayah Indonesia juga sudah terkontaminasi kuman-kuman penyakit seperti bakteri E. coli - Menyimpan makanan pada suhu kamar dan tidak ditutup dengan baik - Minum air/menggunakan air yang tercemar - Tidak mencuci tangan dengan baik setelah buang air besar atau setelah membersihkan BAB anak - Membuang tinja (termasuk tinja bayi) sembarangan. b. Penurunan daya tahan tubuh - Tidak memberikan ASI kepada bayi sampai usia 2 tahun atau lebih karena di dalam ASI terdapat antibodi yang dapat melindungi bayi dari kuman penyakit - Kurang gizi/malnutrisi terutama anak yang kurang gizi akan mudah terkena diare - Imunodefisiensi/Imunosupresi, terinfeksi oleh virus (seperti campak, AIDS) - Secara proporsional, balita lebih sering terkena diare (55%).

22 c. Faktor lingkungan dan perilaku Penyakit diare adalah penyakit yang berbasis lingkungan yang faktor utama dari kontaminasi air atau tinja berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat Pencegahan Dehidrasi 22 Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (Dehidrasi hipertonik) atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama (Dehidrasi isotonik) atau hilangnya natrium yang lebih daripada air (Dehidrasi hipotonik). Tindakan pencegahan dehidrasi yang bisa dilakukan di tingkat rumah tangga jika balita mengalami diare adalah: a. Memberikan ASI lebih sering dan lebih lama dari biasanya bagi bayi yang masih menyusui (bayi 0 24 bulan atau lebih) dan bagi petugas kesehatan sangat penting untuk mendukung dan membantu ibu untuk menyusui bayinya. b. Pemberian ORALIT sampai diare berhenti c. Memberikan cairan/minuman yang biasa diberikan oleh keluarga/masyarakat setempat dalam mengobati diare, dan memberikan sari makanan yang cocok. Jika tidak tersedia, bisa dengan memberikan air minum. d. Segera membawa balita diare ke sarana kesehatan Pencegahan Diare 2 Kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat dilakukan dengan perilaku sehat yang meliputi:

23 Pemberian ASI Pemberian ASI secara dini dan eksklusif sekurang-kurangnya 4-6 bulan akan membantu mencegah penyakit pada bayi. Hal ini disebabkan karena adanya antibodi penting yang ada dalam kolostrum dan ASI (dalam jumlah yang sedikit). Selain itu ASI juga selalu aman dan bersih sehingga sangat kecil kemungkinan bagi kuman penyakit untuk dapat masuk ke dalam tubuh bayi Makanan Pendamping ASI Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Perilaku pemberian makanan pendamping ASI yang baik meliputi perhatian terhadap kapan, apa, dan bagaimana makanan pendamping ASI diberikan. Ada beberapa saran untuk meningkatkan pemberian makanan pendamping ASI, yaitu: a. Perkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 6 bulan dan dapat teruskan pemberian ASI. Tambahkan macam makanan setelah anak berumur 9 bulan atau lebih. Berikan makanan lebih sering (4x sehari). Setelah anak berumur 1 tahun, berikan semua makanan yang dimasak dengan baik, 4-6 x sehari, serta teruskan pemberian ASI bila mungkin. b. Tambahkan minyak, lemak dan gula ke dalam nasi /bubur dan biji-bijian untuk energi. Tambahkan hasil olahan susu, telur, ikan, daging, kacangkacangan, buah-buahan dan sayuran berwarna hijau ke dalam makanannya. c. Cuci tangan sebelum meyiapkan makanan dan meyuapi anak. Suapi anak dengan sendok yang bersih.

24 d. Masak makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat yang dingin dan panaskan dengan benar sebelum diberikan kepada anak Menggunakan Air Bersih Yang Cukup Penularan kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui fecal-oral kuman tersebut dapat ditularkan bila masuk ke dalam mulut melalui makanan, minuman atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya jari-jari tangan, makanan yang wadah atau tempat makan-minum yang dicuci dengan air tercemar. Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar bersih mempunyai risiko menderita diare lebih kecil dibanding dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih. Masyarakat dapat mengurangi risiko terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan di rumah. Yang harus diperhatikan oleh keluarga : a. Ambil air dari sumber air yang bersih b. Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung khusus untuk mengambil air. c. Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-anak d. Minum air yang sudah matang (dimasak sampai mendidih) e. Cuci semua peralatan masak dan peralatan makan dengan air yang bersih dan cukup Mencuci Tangan Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun,

25 terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare ( Menurunkan angka kejadian diare sebesar 47%) Menggunakan Jamban Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan risiko terhadap penyakit diare. Keluarga yang tidak mempunyai jamban harus membuat jamban dan keluarga harus buang air besar di jamban. Yang harus diperhatikan oleh keluarga : a. Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai oleh seluruh anggota keluarga. b. Bersihkan jamban secara teratur c. Gunakan alas kaki bila akan buang air besar Membuang Tinja Bayi Yang Benar Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya. Hal ini tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak dan orang tuanya. Tinja bayi harus dibuang secara benar. Yang harus diperhatikan oleh keluarga: a. Kumpulkan segera tinja bayi dan buang di jamban b. Bantu anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah di jangkau olehnya.

26 c. Bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk membuang tinja seperti di dalam lubang atau di kebun kemudian ditimbun. d. Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangan dengan sabun Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian diare Bayi yang baru lahir tidak memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik seperti orang dewasa. Tubuh bayi belum mampu untuk melawan bakteri atau virus penyebab penyakit. Pada umumnya, tubuh bayi dilindungi oleh antibodi yang diterima melalui air susu ibu. Perkembangan sistem imunitas pada bayi mengalami proses penyesuaian dengan perlindungan oleh kulit membran mukosa, fungsi saluran nafas, pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus, serta perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung. Perkembangan kekebalan alami pada tingkat sel oleh sel darah akan membuat terjadinya sistem kekebalan melalui pemberian kolostrum dan lambat laun akan terjadi kekebalan sejalan dengan perkembangan usia. 23 Antibodi berguna untuk menjaga sistem kekebalan bayi agar tidak mudah terkena infeksi. ASI kaya dengan zat-zat yang optimal untuk pertumbuhan anak. Komponen zat makanan tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi. Bayi yang diberi ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang disertai dengan susu formula. Flora usus bayi yang disusui mencegah tumbuhnya bakteri penyebab diare. Pemberian ASI selama diare dapat mengurangi akibat negatif terhadap pertumbuhan dan keadaan

27 gizi bayi serta mengurangi keparahan diare. Efek proteksi ASI merupakan hasil interaksi dari berbagai elemen imun ASI, baik yang bersifat antigenik spesifik maupun yang berperan dalam respon imun yang bersifat general. Beberapa dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ASI dapat berfungsi sebagai pembawa kekebalan pasif pada saluran cerna bayi sementara sistem imun lokal maupun sistemik pada bayi masih imatur. Selain itu ASI dapat beradaptasi dengan baik dan tetap utuh hingga tiba di usus halus bayi. Kandungan protein ASI memiliki berbagai aktivitas biologis diantaranya sebagai antimikrobial, imunomodulator dan terdapat asam amino esensial dalam jumlah yang adekuat untuk pertumbuhan bayi. Penelitian lagi juga menyimpulkan bila dalam dua bulan kehidupan bayi tidak mendapat ASI eksklusif, maka bayi beresiko meninggal 25 kali lebih besar akibat diare dibandingkan bayi yang mendapat ASI eksklusif Kerangka Konsep Variabel Bebas Pemberian ASI Eksklusif Variabel Terikat Kejadian Diare bel Kendali Varia Karakteristik anak: usia, jenis kelamin, kelengkapan imunisasi, pemberian makanan tambahan Karakteristik ibu: usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan, Hipotesis penelitian ini adalah : Ho : Tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare. Ha : Terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Air Susu Ibu (ASI) Air Susu Ibu (ASI) adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu 1. Pengertian ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garamgaram organic yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF Pokok Bahasan : Keperawatan Maternitas Sub Pokok Bahasan : ASI Eksklusif Tempat : Puskesmas Turen Sasaran : Masyarakat yang berobat di Puskesmas Turen Tanggal : Waktu

Lebih terperinci

Melindungi kesehatan ibu :

Melindungi kesehatan ibu : KONSELING MENYUSUI 1/1 MANFAAT MENYUSUI A S I Zat-zat gizi yang lengkap Mudah di cerna, diserap secara efesien Melindungi terhadap infeksi MENYUSUI Membantu bonding dan perkembangan Membantu menunda kehamilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan di bahas yang pertama mengenai ASI Eksklusif, air susu ibu yang meliputi pengertian ASI, komposisi asi dan manfaat asi. Kedua mengenai persepsi yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyakit yang sering mengenai bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai lebih dari sepuluh kali sehari,

Lebih terperinci

RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes PENDAHULUAN Bayi : Umur 0-12 bulan Bayi Cukup Bulan (Full term) Usia kehamilan Berat Badan Tinggi Badan : 270 290 hari : 2,7 3,2 kg : 48 50 cm 2. Bayi Prematur 3. Bayi BBLR Masa

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE I. PENDAHULUAN Hingga saat ini penyakit Diare maerupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia, hal dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan susu hasil sekresi dari payudara setelah ibu melahirkan. ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah payudara ibu, sebagai makanan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan Bidang Studi Topik Subtopik Sasaran : Ilmu keperawatan : Keperawatan maternitas : Asi eksklusif 6 bulan : Masyarakat Jam : 11:00 11.20 Hari/Tangga : Kamis/18

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) 0 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan jumlah penderita yang banyak dalam waktu yang singkat. Namun dengan tatalaksana diare yang

Lebih terperinci

Pola buang air besar pada anak

Pola buang air besar pada anak Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia ratarata akan mengalami diare 23 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Untuk hidup dan meingkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5 kelompok zat gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin dan Mineral) dalam jumlah yang cukup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi serta mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat manusia atau susu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air Susu Ibu (ASI) adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi bayi dan adalah sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu Sejak lahir makanan pokok bayi adalah Air Susu Ibu. Air Susu Ibu merupakan makanan paling lengkap, karena mengandung zat pati, protein, lemak, vitamin dan mineral.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Definisi ASI Menurut WHO (2005) dalam Kementerian Kesehatan (2014), ASI eksklusif berarti pemberian ASI saja tanpa makanan atau minuman lain (bahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Tinjauan Teori Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ibu memberi Air Susu Ibu (ASI) tidak datang secara tiba-tiba. Ada

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ibu memberi Air Susu Ibu (ASI) tidak datang secara tiba-tiba. Ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyusui adalah suatu proses yang terjadi secara alami, sehingga jarang sekali ibu yang gagal atau tidak mampu menyusui bayinya. Meskipun demikian, menyusui juga perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Primigravida merupakan ibu yang baru hamil untuk pertama kalinya (Chapman, 2006). Biasanya ibu hamil yang baru pertama kali hamil belum mengetahui pengetahuan yang

Lebih terperinci

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali Anak bukan miniatur orang dewasa Anak sedang tumbuh dan berkembang Anak membutuhkan energi per kg BB lebih tinggi Anak rentan mengalami malnutrisi Gagal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat semakin bertambah umur semakin bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat semakin bertambah umur semakin bertambah tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak yang sehat semakin bertambah umur semakin bertambah tinggi badannya. Pendek atau yang dikenal dengan istilah stunting masih menjadi masalah gizi yang prevalensinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. TINJAUAN TEORI 1. Asi Eksklusif a. Definisi ASI eksklusif adalah bayi yang hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung antibodi dan lebih dari 100 zat gizi, seperti AA, DHA taurin, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung antibodi dan lebih dari 100 zat gizi, seperti AA, DHA taurin, dan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusif 1. Definisi Air Susu Ibu (ASI) merupakan pilihan terbaik bagi bayi karena didalamnya mengandung antibodi dan lebih dari 100 zat gizi, seperti AA, DHA taurin,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN ASI EKSKLUSIF ASI adalah satu satunya makanan bayi yang paling baik, karena mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang dalam tahap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN ASI PADA BAYI BARU LAHIR ASI adalah satu-satunya makanan bayi yang paling baik, karena mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang dalam

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan LAMPIRAN KUESIONER Identitas 1. Nama : 2. Alamat : 3. Umur : a. < 20 tahun b. 20-30 tahun c. 31-40 tahun d. > 40 tahun 4. Pendidikan formal terakhir : a. Tidak sekolah atau tidak tamat SD b. SD / sederajat

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusif 1. Definisi ASI Eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan, di berikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Air Susu Ibu Air susu ibu (ASI) adalah makanan pertama alami untuk bayi yang memberikan energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak seluruh dunia, yang menyebabkan 1 miliyar kejadian sakit dan 3-5 juta kematian setiap

Lebih terperinci

6

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Diare A.1. Definisi Diare adalah buang air besar lembek atau cair dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau lebih dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI (Air Susu Ibu) 1. Pengertian Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi sampai kira kira bayi berumur 6 bulan, dan ASI mempunyai banyak manfaatnya. Karena itu penting

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian ASI ASI atau Air Susu Ibu merupakan minuman ideal yang sangat diperlukan seorang bayi pada tahun pertama kehidupannya. ASI merupakan makanan dasar pada bayi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI memiliki kandungan yang membantu penyerapan nutrisi, membantu perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu untuk mencapai tujuan. Perilaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampai saat ini diare masih menjadi masalah kesehatan di dunia sebagai penyebab mortalitas dan morbiditas. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013

Lebih terperinci

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia umumnya digunakan untuk menggambarkan makanan yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan, melebihi diet sehat normal yang diperlukan bagi nutrisi manusia. Makanan Sehat "Makanan Kesehatan" dihubungkan dengan

Lebih terperinci

: Ceramah, presentasi dan Tanya jawab

: Ceramah, presentasi dan Tanya jawab SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan : Kesehatan Bayi Sub Pokok Bahasan : Penyuluhan MP ASI Sasaran : Ibu yang mempunyai Bayi usia 0-2 tahun di Puskesmas Kecamatan Cilandak Waktu : 30 menit (08.00-08.30)

Lebih terperinci

PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH

PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH Dalam tiga bulan terakhir penyakit infeksi diare dan typhus mendominasi angka kesakitan pada rekapitulasi klaim PT. Asuransi ReLiance Indonesia. Diare dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Definisi Diare Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DIARE 1. Definisi diare Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindunginya dalam melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat zat gizi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindunginya dalam melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat zat gizi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Pengertian ASI ASI adalah makanan alami pertama untuk bayi dan menyediakan semua vitamin, nutrisi dan mineral yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi yang masih perlu diwaspadai menyerang balita adalah diare atau gastroenteritis. Diare didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh ketersediaan zat gizi dalam jumlah cukup dan dalam. penyerapan, dan penggunaan zat-zat tersebut (Triaswulan, 2012)

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh ketersediaan zat gizi dalam jumlah cukup dan dalam. penyerapan, dan penggunaan zat-zat tersebut (Triaswulan, 2012) 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Satus Gizi Bayi Status gizi diartikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan zat gizi. Status gizi sangat ditentukan oleh ketersediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bayi. Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit diare 1. Definisi Diare merupakan buang air besar dengan konsistensi cair atau lembek dan dapat berupa air saja dengan frekuensi buang air besar lebih dari normalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Diare 1. Definisi penyakit diare Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi encer, dapat

Lebih terperinci

8

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar ASI 1. Definisi ASI Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang disekresikan oleh kelenjar payudara ibu berupa makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DIARE 1. Pengertian Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi dan lebih dari 3x pada anak, konsistensi cair, ada lendir atau darah dalam faeces (Ngastiyah,

Lebih terperinci

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun. DIARE AKUT I. PENGERTIAN Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diare a. Pengertian diare Penyakit diare merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak dibawah lima tahun (balita) dengan disertai muntah dan buang air besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan Pendamping Air Susu Ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi di samping air susu ibu kecuali air putih, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pneumonia merupakan salah satu dari infeksi saluran napas yang sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara berkembang. Pneumonia adalah salah

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Perawatan Anak Dengan Diare Hari/Tanggal : Rabu/ 23 Januari 2008 Pukul : 11.00-11.45 Sasaran: Seluruh orang tua bayi/anak di RT 02 / RW 04 Kel. Andalas Timur Tempat

Lebih terperinci

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI)

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI) RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI) JELASKAN KEPADA IBU TENTANG 4 ATURAN PERAWATAN DI RUMAH: BERI CAIRAN TAMBAHAN a. Jelaskan kepada ibu: - Pada bayi muda, pemberian ASI

Lebih terperinci

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan Berikan Makan Lebih Banyak Selagi Bayi Tumbuh HalHal Yang Perlu Diingat Mulai beri makan di usia Usia antara 6 bulan sampai 2 tahun, seorang anak perlu terus disusui. Bila Anda tidak menyusui, beri makan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses menyusui memang proses alami bagi setiap wanita yang melahirkan, tetapi tidak jarang proses ini menjadi begitu membingungkan dan penuh perjuangan bagi ibu

Lebih terperinci

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi Tanggal 16 Oktober 2014 PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi PENDAHULUAN Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN INSIDEN DIARE PADA BAYI USIA 1-4 BULAN SKRIPSI

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN INSIDEN DIARE PADA BAYI USIA 1-4 BULAN SKRIPSI HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN INSIDEN DIARE PADA BAYI USIA 1-4 BULAN SKRIPSI Diajukan Oleh : Devi Pediatri J500040023 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diare Diare adalah BAB (Buang Air Besar) lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya 3 kali dalam sehari) (Depkes RI, 2000).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. AIR SUSU IBU 1. ASI Sebagai Makanan Bayi ASI merupakan emulasi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang diekresi oleh kedua belah kelenjar mammae dari

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode:... PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI Nama responden :... Nomor contoh :... Nama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas (Depkes RI, 1996).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas (Depkes RI, 1996). 45 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu (ASI) Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling mudah dicerna dan yang terbaik bagi bayi karena dapat memenuhi seluruh kebutuhan zat gizi untuk tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Diare. Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Diare. Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terjadinya Diare Anak Usia Toodler (1-3 Tahun) 1. Pengertian Diare Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi dan lebih dari 3x pada anak, konsistensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan pendamping air susu ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi disamping air susu ibu, untuk memenuhi kebutuhan gizi anak mulai umur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas periode pertumbuhan (Golden Age Periode) dimana pada usia ini sangat baik untuk pertumbuhan otak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Pengertian ASI Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose (gula) dan garam organik yang diproduksi karena pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini berada jauh dari yang

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Salah satu ciri mahluk hidup adalah membutuhkan makan (nutrisi). Tahukah kamu, apa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Anak Usia Prasekolah Usia 3-6 tahun adalah periode anak usia prasekolah (Patmonodewo, 1995). Pribadi anak dapat dikembangkan dan memunculkan berbagai potensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Air Susu Ibu (ASI) BAB II TINJAUAN PUSTAKA Air susu ibu (ASI) adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui proses menyusui. Air susu ibu merupakan makanan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Makanan Tambahan 2.1.1 Definisi Makanan Tambahan Makanan tambahan ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi/anak disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan

Lebih terperinci

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI 1 AIR SUSU IBU A. PENDAHULUAN Dalam rangka pekan ASI (Air Susu Ibu) yang jatuh pada minggu I bulan Agustus Tahun 2012 ini, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur berupaya untuk memberikan informasi yang memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan kehidupannya. Kebutuhan tersebut dapat tercukupi dengan memberikan ASI secara Eksklusif pada bayi selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI 1. Defenisi ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu, yang berguna bagi makanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merah. Normalnya dalam darah pada laki-laki 15,5gr/dl dan pada wanita 14,0gr/dl.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merah. Normalnya dalam darah pada laki-laki 15,5gr/dl dan pada wanita 14,0gr/dl. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi peneliti berikutnya untuk menambah data dalam meneliti hubungan pengetahuan dan sikap ibu terhadap perkembangan bayi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kadar Hemoglobin 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat pula menyebababkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Bayi (AKB) menurut World Health Organization (WHO) ialah sebesar 35 per 1.000 kelahiran hidup untuk tahun 2012. Berdasarkan hasil survey demografi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi fungsinya untuk membawa O 2 dalam jumlah yang cukup ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi fungsinya untuk membawa O 2 dalam jumlah yang cukup ke BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anemia 2.1.1 Pengertian Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit atau hemoglobin (protein pembawa O 2 ) dari nilai normal dalam darah sehingga tidak dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Diare adalah peningkatan frekuensi dan penurunan konsistensi debit tinja dibandingkan dengan pola usus normal individu, merupakan gejala dari suatu penyakit sistemik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi berumur 0 6 bulan tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi berumur 0 6 bulan tanpa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ASI Eksklusif 2.1.1 Pengertian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi berumur 0 6 bulan tanpa memberikan makanan atau minuman lain. Menurut ahli kesehatan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laktosa dan garam-garam organik yang di sekresi oleh kedua kelenjar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laktosa dan garam-garam organik yang di sekresi oleh kedua kelenjar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air Susu Ibu adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang di sekresi oleh kedua kelenjar mamae dari

Lebih terperinci

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak Apa itu Nutrisi???? Defenisi Nutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak mempunyai kebutuhan Setiap anak mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manfaat yang maksimal, maka ASI harus diberikan sesegera mungkin setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manfaat yang maksimal, maka ASI harus diberikan sesegera mungkin setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ASI atau Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik untuk bayi dan tidak ada satupun makanan lain yang dapat menggantikan ASI. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) a. Pengertian MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan pada bayi atau anak yang berumur 6-24 bulan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ASI 2.1.1.1 Definisi ASI Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang di sekresi oleh kelenjar

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat

Lebih terperinci

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah.

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah. Kata pengantar Saat akan makan, pertama-tama yang kamu lakukan melihat makananmu. Setelah itu, kamu akan mencium aromanya kemudian mencicipinya. Setelah makanan berada di mulut, kamu akan mengunyah makanan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan harapan penerus bangsa, sehingga tumbuh kembang anak sangat penting untuk diperhatikan. Tumbuh kembang ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan

Lebih terperinci

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG 12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG Makanlah Aneka Ragam Makanan Kecuali bayi diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya Triguna makanan; - zat tenaga; beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,

Lebih terperinci

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi:

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi: Dehidrasi Pengertian, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan Pengertian: Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang didapatkan, sehingga keseimbangan gula-garam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) A.1 Definisi Air Susu Ibu ( ASI ) Air Susu Ibu (ASI) merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolostrum sapi adalah susu hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina selama 1-7 hari setelah proses kelahiran anak sapi (Gopal dan Gill, 2000). Kolostrum

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare sampai saat ini masih merupakan penyebab kematian utama di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya

Lebih terperinci

Diterbitkan melalui:

Diterbitkan melalui: NURTISI BAYI DAN BALITA Oleh: (Nurul Laily Hidayati, S.Si.T, M Kes) Copyright 2011 by (Nurul Laily Hidayati, S.Si.T, M Kes) Penerbit (Nama Penerbit) (www.hartoko.wordpress.com) (surosoekohartoko@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada kehidupan pertama bayi, karena colostrum mengandung Zat kekebalan tubuh terutama immunoglobulin

Lebih terperinci