PENINGKATAN EFISIENSI DAN PENDAMPINGAN MANAJEMEN PRODUKSI DAN KEUANGAN PADA KUBE MANDIRI BERKAH DESA/KECAMATAN LUMBIR, KABUPATEN BANYUMAS
|
|
- Herman Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Tema : 8 (Pengabdian kepada masyarakat) PENINGKATAN EFISIENSI DAN PENDAMPINGAN MANAJEMEN PRODUKSI DAN KEUANGAN PADA KUBE MANDIRI BERKAH DESA/KECAMATAN LUMBIR, KABUPATEN BANYUMAS Oleh Istiqomah 1, Kikin Windhani 2, Sudjarwanto 3 1,2,3 Universitas Jenderal Soedirman istiqomahsubechan@gmail.com ABSTRAK Masalah dalam aspek operasional KUBE Mandiri Berkah adalah bahwa semua tahap produksi masih dilakukan secara manual sehingga efisiensi rendah. Misalnya pemotongan bahan baku keripik singkong, pisang dan busil masih dilakukan dengan slicer manual. Pemarutan singkong sebagai bahan baku rengginang dan aneka krupuk juga masih dilakukan secara manual. KUBE juga tidak memiliki pencatatan atas transaksi yang dilakukannya. Dengan demikian tidak ada perhitungan detil tentang penerimaan, biaya dan keuntungan. Metode yang dilakukan yaitu pemberian hibah mesin perajang, pemarut dan penepung serta penyuluhan dan pelatihan pembukuan. Hasilnya adalah efisiensi waktu produksi dan peningkatan omset serta peningkatan pembukuan dari sebelumnya hanya catatan produksi saja, sudah bertambah dengan pencatatan pembelian bahan baku dan penjualan. Kata kunci: agroindustri, pembangunan perdesaan, efisiensi, pembukuan ABSTRACT The problem in operational aspect of KUBE Mandiri Berkah is that all production stages are still done manually resulting in low efficiency. For example raw materials of cassava, banana and taro chips are sliced manually. The raw materials of various crackers are also crushed with low capacity crusher. Furthermore, KUBE Mandiri Berkah has not recorded its transactions. Therefore, there is no detailed calculation of revenue, cost and profit. The method of this community service is by granting slicer, crusher, disk mill and bookkeeping training. The intervention has resulted in the increased efficiency of production time, increase in turnover and improved bookkeeping from previously production records alone, to additional recording of raw material purchases and sales. Key words: agroindustry, rural development, efficiency, bookkeeping PENDAHULUAN Kelompok Usaha Bersama (KUBE)Mandiri Berkah beralamat di Grumbul Pengawaren RT 5 RW 3 Desa Lumbir, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas. KUBE tersebut yang beranggotakan 20 orang, telah beroperasi sejak tahun Dari produksi harian yang berkisar 5 kilogram di awal berdirinya, saat ini KUBE Mandiri Berkah sudah berkembang pesat, dan berpotensi untuk lebih maju lagi bila didampingi secara intensif. Produk yang rutin diproduksi
2 setiap hari terdiri dari keripik pisang sale dengan kapasitas 1,5 kwintal per hari, keripik singkong dengan kapasitas 1 kwintal per hari, dan keripik busil dengan kapasitas 1 kwintal per hari. Selain ketiga produk tersebut, produk yang baru diproduksi beberapa bulan terakhir adalah Modified Cassava Flour (MOCAF), rengginang singkong, aneka krupuk berbahan singkong dan MOCAF, dan keripik jagung yang diproduksi insidental saat musim panen jagung. Omset mingguan sekitar Rp5 juta atau Rp20 juta per bulan. KUBE menjalin hubungan yang sangat baik dengan pemasok bahan baku. Para pemasok yang mengantarkan bahan baku ke KUBE Mandiri Berkah, sehingga menghemat pengeluaran transportasi KUBE. Wilayah pemasaranmasih terbatas di Kecamatan Lumbir. Ada juga pembelian sebagai oleholeh yang dibawa konsumen ke berbagai daerah. Tapi pemasaran keluar daerah umumnya dilakukan oleh pedagang perantara. Sebagian besar penjualan dilakukan secara tunai karena KUBE terkendala modal, sehingga lebih sering menolak penjualan dengan sistem konsinyasi. KUBE Mandiri Berkah memiliki gudang bahan baku dan dapur produksi berupa bangunan semi permanen yang khusus digunakan untuk produksi aneka kripik. Sayangnya bangunan tersebut masih berlantai tanah sehingga belum memenuhi syarat untuk pengajuan PIRT. Walaupun sudah beroperasi selama 10 tahun, KUBE Mandiri Berkah sampai saat ini belum memiliki PIRT. KUBE juga tidak memiliki pencatatan atas transaksi yang dilakukannya. Dengan demikian tidak ada perhitungan detil tentang penerimaan, biaya dan keuntungan. Tanpa pembukuan yang memadai, akan sulit bagi KUBE untuk mengevaluasi aspek mana yang sudah baik dan mana yang perlu diperbaiki sehingga sulit menentukan strategi pengembangan ke depannya. Selama 10 tahun berdiri, KUBE Mandiri Berkah belum pernah mendapatkan bantuan dari pihak manapun baik dalam bentuk peralatan produksi maupun pendampingan manajemen. Padahal potensinya sangat besar dalam rangka penyediaan lapangan usaha, kesempatan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, pemanfaatan sumberdaya lokal, dan penguatan struktur industri nasional. Dengan demikian pendampingan dalam berbagai aspek sangat diperlukan bagi perkembangan KUBE Mandiri Berkah. Masalah dalam aspek operasional adalah semua tahap produksi masih dilakukan secara manual sehingga efisiensi rendah. Misalnya pemotongan bahan baku keripik singkong, pisang dan busil masih dilakukan dengan slicer manual. Pemarutan singkong sebagai bahan baku rengginang dan aneka krupuk juga masih dilakukan secara manual. Kelemahan penggunaan slicerdan pemarut manual adalah produktivitas per satuan waktu dan per satuan tenaga kerja yang rendah karena kecepatan kerja yang terbatas. Selain itu, produksi MOCAF juga terhambat karena KUBE belum memiliki mesin penepung. Selama ini anggota KUBE harus menempuh jarak yang relatif jauh ke Kecamatan Lumbir untuk menyewa mesin penepung. Selain masalah efisiensi produksi, walaupun sudah memiliki dapur sekaligus gudang yang
3 dikhususkan untuk produksi, namun higienitasnya masih rendah. Saat ini KUBE belum memiliki PIRT. Mereka sudah mengikuti penyuluhan PIRT pada tanggal 8 Januari 2017 di PLUT. Berdasarkan ketentuan pengajuan PIRT, dapur harus bersih. Padahal saat ini, bangunan dapur dan gudang KUBE Mandiri Berkah masih berlantai tanah. Selain itu, kamar mandi yang juga berfungsi sebagai tempat mencuci bahan baku masih memprihatinkan, belum memenuhi standar hygiene. Sampai saat ini, KUBE tidak melakukan pencatatan baik terhadap hasil produksi maupun transaksi keuangan. Padahal pencatatan sangat penting untuk memonitor perkembangan KUBE dari waktu ke waktu sehingga KUBE dapat mengevaluasi operasi mereka di masa lalu untuk menentukan strategi pengembangan di masa yang akan datang. Dengan pembukuan yang baik, nantinya dapat dievaluasi kondisi efisiensi usaha sebelum dan sesudah ada intervensi berupa pemberian bantuan mesin produksi dan pendampingan manajemen. 1. Agribisnis Usahakecil agribisnis mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi nasional terutama dalam hal penyediaan lapangan usaha, kesempatan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan ekspor non migas dan dalam memperkuat struktur industri nasional. Namun demikian, dalam perkembangannya, masalah yang dihadapi tidaklah sedikit, baik masalah eksternal maupun masalah internal, antara lain: iklim usaha yang belum mendukung tumbuh dan berkembangnya usaha kecil secara optimal sesuai dengan potensinya; sarana dan prasarana usaha yang berorientasi pengembangan usaha relatif terbatas; kemampuan berwirausaha dari masyarakat sebagai pelaku usaha kecil masih belum optimal dan sikap profesional seorang pengusaha belum membudaya. Sedangkan permasalahan utama lainya yang erat terjadi dalam sebuah organisasi usaha kecil di bidang agribisnis diantaranya adalah : lemah di bidang organisasi dan manajemen, lemah dalam struktur permodalan, akses terhadap sumber permodalan terbatas, sulit memperoleh akses dan peluang pasar,rendahnya kualitas SDM,panjangnya rantai distribusi,sistem kemitraan lebih banyak menguntungkan mitra usaha besar,dan egosentris tinggi (Burhan, 2004). 2. Pentingnya Pendampingan Usaha di Perdesaan The National Business Incubation Association (NBIA) di Amerika Serikat mendefinisikan inkubator bisnis sebagai program pendampingan bisnis yang ditujukan kepada usaha yang baru berdiri dan perusahaan yang masih berada pada fase awal dengan tujuan untuk meningkatkan peluang untuk tumbuh menjadi perusahaan yang sehat dan berkelanjutan (Adkins, 2001). Menurut Mian (1997), inkubator bisnisdidefinisikan sebagai suatu entitas, yang merupakan gabungan berbagai macam fasilitas fisik (kantor, aparat, industriatau ruang pabrik) yang membantu pertumbuhan bisnis baru dengan menyediakan bagi penyewa inkubator (pengusaha pemula /start-
4 up)akses ke internet, peralatan bersama, pelayanan administrasi dan kadang-kadang akses kesumber daya finansial, termasuk modal ventura, selama tahun-tahun pertama kegiatan operasional mereka.penelitian terhadap 15 inkubator bisnis di perdesaan AS menunjukkan bahwa layanan yang diberikan umumnya meliputi perencanaan usaha dan keuangan, bantuan untuk mengakses modal, pengembangan jejaring, layanan akuntansi, pemasaran, hukum dan administrasi, menghubungkan ke sumberdaya pendidikan tinggi dan pelatihan manajemen (Adkins, 2001). Inkubator bisnis membantu pencapaian berbagai tujuan sosial dan ekonomi seperti menciptakan dan mempertahankan bisnis, komersialisasi teknologi, penciptaan kesempatan kerja dan pendapatan, sekaligus mendorong iklim kewirausahaan (Lesáková, 2012). METODE PELAKSANAAN Masalah pertama yang dihadapi KUBE Mandiri Berkah adalah semua tahap produksi dilakukan secara manual. Padahal produksi harian relatif tinggi, kurang lebih 3,5 kuintal. Dengan demikian penggunaan tenaga kerja dan waktu tidak efisien. Oleh karena itu, dalam kegiatan ini diberikan hibah mesin-mesin produksi berupa mesin perajang keripik yang dapat dimanfaatkan untuk 2 produk (keripik singkong dan keripik busil), mesin penepung untuk produksi MOCAF, dan mesin pemarut untuk produksi rengginang singkong. Masalah kedua adalah ketiadaan pencatatan pembukuan sehingga menyulitkan evaluasi dan pengambilan keputusan untuk penyusunan strategi bisnis di masa mendatang. Oleh karena itu Tim memberikan penyuluhan pentingnya pembukuan dan manajemen keuangan dan pelatihan serta pendampingan agar KUBE dapat memelihara pencatatan walaupun dalam bentuk sederhana. HASIL DAN PEMBAHASAN Masalah pertama yang dihadapi KUBE Mandiri Berkah adalah semua tahap produksi dilakukan secara manual. Padahal produksi harian relatif tinggi, kurang lebih 3,5 kuintal. Dengan demikian penggunaan tenaga kerja dan waktu tidak efisien. Oleh karena itu, dalam kegiatan ini diberikan hibah mesin-mesin produksi berupa mesin pemarut untuk produksi rengginang singkong, mesin perajang keripik yang dapat dimanfaatkan untuk 2 produk (keripik singkong dan keripik busil), mesin penepung untuk produksi MOCAF, dan. Mesin pemarut sangat membantu peningkatan efisiensi produksi rengginang. Dengan pemarut portabel yang digunakan sebelumnya, untuk memarut 20 kg singkong diperlukan waktu 1 jam dengan 2 orang tenaga kerja. Dengan mesin pemarut di atas, hanya diperlukan waktu 30 menit untuk memarut 50 kg singkongdan pengerjaan produk dilakukan oleh 3 orang tenaga kerja. Dengan demikian produksi harian naik sebesar 150 persen. Peningkatan produksi menuntut KUBE untuk memperluas jaringan pemasaran. Karena pasokan produk yang semakin besar, akhirnya KUBE termotivasi untuk menjalin kerjasama pemasaran dengan para pemilik toko dan pedagang di
5 Karangpucung. Dengan demikian kenaikan produksi tetap dapat diserap pasar. Hibah mesin perajang meningkatkan efisiensi proses produksi keripik busil dan singkong. Sebagai perbandingan, dengan teknik manual, perajangan diakukan 7 jam per hari. Setelah diberikan hibah mesin, waktu pemarutan singkong dan busil sangat hemat. Singkong sebanyak 60 kg dapat diparut hanya dalam waktu 38 menit. Dengan demikian, karyawan bekerja lebih santai. Waktu yang dihemat dapat digunakan untuk membereskan bahan baku dan mengemas produk, namun belum menambah omset. Yang bertambah aalah omset produk lain yaitu rengginang singkong.hibah mesin penepung mempermudah prosespembuatan MOCAF karena sebelumnya KUBE Mandiri Berkah tidak memiliki penepung sehingga harus menyewa jasa penepung di lokasi yang relatif jauh. Masalah kedua adalah keterbatasan pencatatan pembukuan sehingga menyulitkan evaluasi dan pengambilan keputusan untuk penyusunan strategi bisnis di masa mendatang. Pencatatan yang dilakukan sebatas catatan produksi harian sebagai dasar untuk menentukan upah karyawan. Oleh karena itu Tim memberikan penyuluhan pentingnya pembukuan dan manajemen keuangan dan pelatihan serta pendampingan agar KUBE dapat memelihara pencatatan walaupun dalam bentuk sederhana. Berdasarkan wawancara dengan Ketua KUBE Mandiri Berkah, KUBE belum memerlukan pembukuan yang rumit. Jadi yang disepakati adalah pencatatan pembelian bahan baku, produksi, dan penjualan. Pencatatan produksi terdiri dari 2 tahap yaitu penggorengan dan pengemasan. Namun keduanya disatukan dalam satu buku. Pencatatan produksi sudah dilakukan sebelumnya, hanya formatnya ditulis dalam buku yang lebih besar, lebih tebal, dengan kolom-kolom yang lebih teratur. Keduanya diperlukan sebagai dasar pengupahan karena upah dibayar per satuan dan sekaligus memberikan informasi tentang produksi harian. Upah penggorengan adalah Rp9.000,00 per bal produk jadi untuk semua produk, sedangkan upah pengemasan Rp3.000,00 per bal untuk keripik pisang sale dan Rp4.000,00 untuk keripik talas, singkong, dan pisang asin. Karyawan juga mendapatkan makan siang. Biasanya KUBE tidak menyimpan stok dalam jumlah banyak karena sudah memiliki banyak pelanggan sehingga produk yang dihasilkan cepat terserap pasar. Dengan demikian KUBE Mandiri Berkah belum merasa perlu melakukan pencatatan tentang penjualan. Selain pencatatan produksi harian untuk penggorengan dan pengemasan, KUB Mandiri Berkah juga melakukan pencatatan untuk pembelian bahan baku dan penjualan. KESIMPULAN Kegiatan Penerapan Ipteks berupa penyuluhan dan pelatihan pembukuan dan bantuan mesin produksi sangat bermanfaat bagi KUB Berkah. Perbaikan pembukuan menjadi alat monitoring yang sangat baik bagi KUB untuk mengetahui kinerjanya dari waktu ke waktu.
6 Pembukuan yang tadinya hanya mencatat kegiatan produksi, sekarang diperluas dengan pencatatan pembelian bahan baku dan pencatatan penjualan. Dengan demikian pengambilan keputusan bisnis di masa mendatang, benar-benar didasarkan pada fakta, bukan asumsi. Bantuan peralatan dan mesin produksi telah meningkatkan efisiensi pross produksi sehingga waktu yang dihemat dpaat dimanfaatkan untuk meningkatkan omset. DAFTAR PUSTAKA Adkins, D. (2001). Identifying Obstacles to the Success of Rural Business Incubators, NBIA, Available at diakses 5 Februari Burhan (2004). Kewirausahaan dan inovasi usaha agribisnis. Makalah disampaikan pada Lokakarya dan Pembekalan Tim Pelaksana Program Mitra Desa, Institut Pertanian Bogor, 24 April Lesáková, L. (2012). The role of business incubators in supporting the SME start-up. Acta Polytechnica Hungarica, 9(3): Mian, S.A. (1997). Assesing and managing the university technology bussiness incubator : Anintegrative framework. Journal of Business Venturing, 12:
PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS KRIPIK PISANG DENGAN MESIN PERAJANG DI DESA JATI KECAMATAN UDANAWU KABUPATEN BLITAR
PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS KRIPIK PISANG DENGAN MESIN PERAJANG DI DESA JATI KECAMATAN UDANAWU KABUPATEN BLITAR Muhammad Muhsin 1), Nanang Suffiadi Ahmad 2) 1), Prodi Teknik Elektro Uniersitas
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN UKM KRIPIK SINGKONG RASA GADUNG DI DESA PULE KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI ABSTRAK
PEMBERDAYAAN UKM KRIPIK SINGKONG RASA GADUNG DI DESA PULE KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI Wiwit R 1, E.W. Riptanti 2, dan C. Anam 3 1,2 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNS Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pola konsumsi makanan pada masyarakat memberikan dampak positif bagi upaya penganekaragaman pangan. Perkembangan makanan olahan yang berbasis tepung semakin
Lebih terperinciMANFAAT KEMITRAAN USAHA
MANFAAT KEMITRAAN USAHA oleh: Anwar Sanusi PENYULUH PERTANIAN MADYA pada BAKORLUH (Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan Prov.NTB) Konsep Kemitraan adalah Kerjasama antara usaha
Lebih terperinciVI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI
VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UKM yang didirikan oleh Bapak H. Tarwa Hadi. Usaha ini bermula saat dia
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Perusahaan Usaha sale pisang Suka Senang yang menjadi fokus penelitian merupakan UKM yang didirikan oleh Bapak H. Tarwa Hadi. Usaha ini bermula saat dia mengundurkan
Lebih terperinciANALISIS BIAYA PRODUKSI MIE NON GANDUM SKALA UMKM DI SUBANG JAWA BARAT
Irawan, Analisis Biaya Produksi Mie Non Gandum ANALISIS BIAYA PRODUKSI MIE NON GANDUM SKALA UMKM DI SUBANG JAWA BARAT Berlian Irawan 1) Rima Kumalasari 2) Muhammad Zaini 3) Bina Unteawati 4) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Kemitraan Definisi kemitraan diungkapkan oleh Hafsah (1999) yang menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan
Lebih terperinciLampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011
LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani
Lebih terperinciSCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business Supply Chain Management Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar
Lebih terperinciUSULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBUATAN TEPUNG MOCAF
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBUATAN TEPUNG MOCAF BAGI PETANI SINGKONG DI DESA KEBONTUNGGUL, MOJOKERTO BIDANG KEGIATAN : PKM-M Diusulkan oleh: Anastasia Sharleen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Sesuai dengan amanat garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) bahwa prioritas pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari sektor pertanian. Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nenas diyakini berasal di Selatan Brazil dan Paraguay kemudian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Nenas diyakini berasal di Selatan Brazil dan Paraguay kemudian menyebar ke seluruh benua dengan perantara penduduk asli. James Drummond Dole adalah orang pertama yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. et al. (2002), sistem agribisnis adalah rangkaian dari berbagai subsistem mulai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pengembangan agribisnis yang dicanangkan pemerintah saat ini ditujukan dalam rangka untuk menempatkan sektor pertanian dengan wawasan agribisnis sebagai motor
Lebih terperinciANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA
J. Agroland 21 (2) : 115-121, Agustus 2014 ISSN : 0854-641X E-ISSN : 2407-7607 ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA
Lebih terperincimemberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agribisnis nasional diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri nasional terutama untuk mendukung berkembangnya
Lebih terperinciJurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVII, NO. 1 Januari 2017
DAMPAK PROGRAM IbPE BAGI UKM GULA KELAPA DI KABUPATEN BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH Suliyanto Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman Weni Novandari Dosen Fakultas Ekonomi dan
Lebih terperinciANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN, PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. XYZ
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN, PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. XYZ Hendra Alianto Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Binus University Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah,
Lebih terperinciIPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK USAHA MAKANAN KECIL. Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang
IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK USAHA MAKANAN KECIL Setia Iriyanto Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang Email : setiairiyanto_se@yahoo.com ABSTRAK UKM, termasuk usaha makanan kecil mengalami
Lebih terperinciGEMAKAN GERAKAN NDULANG DEWIS: SEBAGAI PEMANFAATAN POTENSI DESA UNTUK DIJADIKAN IKON DESA WISATA WONOLOPO KECAMATAN MIJEN
GEMAKAN GERAKAN NDULANG DEWIS: SEBAGAI PEMANFAATAN POTENSI DESA UNTUK DIJADIKAN IKON DESA WISATA WONOLOPO KECAMATAN MIJEN Iis Istiqomah, Arif Wibowo, Riska Cipta Sari, Andre Raziq Muhammad, Siswi Sekar
Lebih terperinciBisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong
Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Gurih dan renyahnya keripik singkong begitu banyak digemari masyarakat. Tak heran bila belakangan ini banyak pemula maupun pelaku bisnis camilan yang saling
Lebih terperinciARTIKEL PENGABDIAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
ARTIKEL PENGABDIAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) JUDUL IbM USAHA KRIPIK SALAK DI KELOMPOK WANITA MANDIRI TAMAN JAYA DESA TAMAN AYU KABUPATEN LUMAJANG Oleh: Ir. Boedi Santoso, MP. (0020126004) Tri Handoyo,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia menjadi titik berat dalam pembangunan bidang ekonomi. Konsep pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Tim Konsultan
KATA PENGANTAR Laporan ini merupakan Laporan Akhir dari kegiatan "Kajian Faktor- Pendukung Pertumbuhan Inkubator Dalam Penciptaan Wirausaha Baru" pada Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK, Kementerian
Lebih terperinciLAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN
LAMPIRAN PENELITIAN Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN BATIK MUKTI RAHAYU DIKABUPATEN MAGETAN LAMPIRAN 1 FORMULA WAWANCARA
Lebih terperinciPeningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan
Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan I. Pendahuluan Dewasa ini harga bahan bakar minyak dunia cenderung
Lebih terperinciHisrich,Peter, 1995:113, yang mengemukakan bahwa bisnis plan adalah:... The business plan is a written
RENCANA PENGEMBANGAN BISNIS (BUSSINESS PLAN) TAMAN TEKNOLOGI PERTANIAN (TTP) CIGOMBONG BOGOR 2016-2019 1. Latar Belakang Pengembangan Taman Teknologi Pertanian (TTP) Bogor diharapkan akan tumbuh sebagai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam bagian kesimpulan pada thesis ini memuat jawaban dari rumusan masalah yang terdapat pada bab I yaitu mengenai analisis rantai nilai yang dikemukakan oleh
Lebih terperinciAnalisis Nilai Tambah Keripik Ubi Kayu di UKM Barokah Kabupaten Bone Bolango
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No. 4, April-Juni 2014 ISSN: 2338-4603 Analisis Nilai Tambah Keripik Ubi Kayu di UKM Barokah Kabupaten Bone Bolango Supriyo Imran, Amelia Murtisari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi pula tingkat kebutuhan dari perusahaan akan barang-barang. Suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan pemasaran dewasa ini, maka semakin tinggi pula tingkat kebutuhan dari perusahaan akan barang-barang. Suatu perusahaan tidak akan
Lebih terperinciKIAT-KIAT PENYUSUNAN PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
KIAT-KIAT PENYUSUNAN PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENGABDIAN MASYARAKAT MONO - TAHUN MULTI - TAHUN 1 PROGRAM MONO TAHUN 1. Rancang bangun dan Penerapan Mesin Pengaduk Double Jackcet pada Pengrajin
Lebih terperinciArtikel IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK USAHA KERIPIK SINGKONG ANEKA RASA DI KELURAHAN KEBONSARI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER
Artikel IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK USAHA KERIPIK SINGKONG ANEKA RASA DI KELURAHAN KEBONSARI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER Kusuma Wulandari Staf Pemgajar FISIP Universitas Jember Sumardi Staf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya tujuan utama perusahaan. data-data akuntansi yang semula menggunakan cara-cara manual menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembang pesatnya usaha bisnis di Indonesia pada khususnya di pulau Jawa mendorong perusahaan menengah untuk berkembang mengikuti kemajuan teknologi informasi
Lebih terperinciIbM PENGUSAHA KERUPUK KARAK DI DESA DUKUH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MAKANAN SEHAT DAN PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA
IbM PENGUSAHA KERUPUK KARAK DI DESA DUKUH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MAKANAN SEHAT DAN PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA Bara Yudhistira 1,2), Dian Rachmawati, Siswanti 1) Pusat Pengembangan Kewirausahaan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata-kata kunci: Harga pokok produksi, metode job order costing, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan metode job order costing. CV. X menerapkan metode job order costing dalam mengumpulkan biaya produksinya..
Lebih terperinciLaporan Kemajuan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahap I (70%) Skim Pengabdian Kepada Masyarakat Internal
Laporan Kemajuan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahap I (70%) Skim Pengabdian Kepada Masyarakat Internal IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT PELAKU USAHA OLAHAN PISANG KELOMPOK WANITA TANI PITALOKA DESA BOJONGGEDANG
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat adil dan makmur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Terutama dalam hal telekomunikasi dan informatika. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia dalam kurun waktu tahun 2005 hingga 2015 sudah mengalami perkembangan teknologi. Terutama dalam hal telekomunikasi dan informatika. Hal ini salah
Lebih terperinciPENERAPAN FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN PRODUK OLAHAN KERIPIK SINGKONG KHAS KOTA MANOKWARI, PAPUA BARAT
PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN PRODUK OLAHAN KERIPIK SINGKONG KHAS KOTA MANOKWARI, PAPUA BARAT Application of Marketing Functions of Cassava Chips Products Manokwari, West Papua Elsa Sembiring 1) Sarman
Lebih terperinciIPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang
IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang Eny Winaryati Fakultas MIPA Universitas Muhammadiyah Semarang
Lebih terperincimemenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa
BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan pangan secara nasional setiap tahun terus bertambah sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk, sementara lahan untuk budi daya tanaman biji-bijian seperti padi dan jagung luasannya
Lebih terperinciSTUDI KOMPARATIF USAHA SALE PISANG GORENG DAN KERIPIK PISANG DI KABUPATEN GROBOGAN
STUDI KOMPARATIF USAHA SALE PISANG GORENG DAN KERIPIK PISANG DI KABUPATEN GROBOGAN Denok Setia Pratiwi, Sugiharti Mulya Handayani, Emi Widiyanti Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciMAKALAH STUDI KASUS MANAJEMEN PRODUKSI KERIPIK PISANG SEBAGAI PRODUK OLAHAN BUAH PISANG
MAKALAH STUDI KASUS MANAJEMEN PRODUKSI KERIPIK PISANG SEBAGAI PRODUK OLAHAN BUAH PISANG Disusun untuk memenuhi nilai Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Kuliah Manajemen Perusahaan Dosen Pengajar: Drs. Achmad
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bergulirnya wacana otonomi daerah di Indonesia berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi stimulan berbagai daerah untuk mengembangkan daerah
Lebih terperinciINOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE
INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE Wahjoe Mawardiningsih Program Studi Komunikasi, Fakultkas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Surakarta Jl. Raya Palur Km. 5, Surakarta
Lebih terperinciProsiding Manajemen ISSN:
Prosiding Manajemen ISSN: 2460-7865 Perancangan Tata Letak dengan Menggunakan Metode Load Distance dan Material Handling Cost untuk Meminimumkan Jarak Beban dan Biaya Penanganan Bahan pada Pd Riki Family
Lebih terperinciANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU
ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU Andi Ishak, Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian
Lebih terperinciPENGEMBANGAN USAHA PEREMPUAN BAGI KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KEWIRAUSAHAAN
Dialog Perempuan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa PENGEMBANGAN USAHA PEREMPUAN BAGI KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KEWIRAUSAHAAN Oleh Ruslan MR Asisten Deputi Penelitian dan Pengkajian
Lebih terperinciStudi Dampak dari Proyek Rantai Nilai Mebel di Jepara. Ramadhani Achdiawan, Herry Purnomo and Bayu Shantiko
Studi Dampak dari Proyek Rantai Nilai Mebel di Jepara Ramadhani Achdiawan, Herry Purnomo and Bayu Shantiko Tujuan 1. Meningkatkan struktur dan fungsi dari industri mebel untuk keuntungan produsen UMKM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Mebel CV. Sofa Clasic Pekanbaru. karyawannya pun berasal dari keluarga sendiri.
BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Usaha Mebel CV. Sofa Clasic Pekanbaru CV. Sofa Clasic Pekanbaru adalah perusahaan industri yang bergerak dibidang mebel yang berlokasikan di Jalan
Lebih terperinciJurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 6 Desember 2016
MODEL PENGEMBANGAN UKM KELOMPOK USAHA BUDIDAYA LELE BERDASARKAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI KELOMPOK USAHA BUDIDAYA LELE DI DESA MANYARAN MANYAREJO DAN DESA PUNGSARI KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN JAWA
Lebih terperinciCONTRACT FARMING SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN BARU DALAM BIDANG PETERNAKAN
CONTRACT FARMING SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN BARU DALAM BIDANG PETERNAKAN PENDAHULUAN Sektor pertanian (dalam arti luas termasuk peternakan, perikanan dan kehutanan) merupakan sektor yang paling besar menyerap
Lebih terperinciPELATIHAN KETRAMPILAN DAN PENJUALAN ONLINE HASIL KERAJINAN KAYU BAGI USAHA MIKRO BJ WOOD PROCESSING DAN RAKA JAYA MANDIRI
PELATIHAN KETRAMPILAN DAN PENJUALAN ONLINE HASIL KERAJINAN KAYU BAGI USAHA MIKRO BJ WOOD PROCESSING DAN RAKA JAYA MANDIRI TRAINING OF SKILLS AND E-COMMERCE SELLING WOODEN HANDICRAFTS FOR MICRO BUSINESS
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS
121 STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS Siti Mutmainah, Dumasari, dan Pujiharto Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh
Lebih terperinciLampiran 1 DOKUMENTASI
Lampiran 1 DOKUMENTASI Lampiran 2 DAFTAR NAMA UMK YANG POTENSI KECAMATAN SINGOSARI KABUPATEN MALANG NO. NAMA PERUSAHAAN ALAMAT JENIS USAHA 1 2 3 5 1 Kahuripan / Firman SK Dsn Gondorejo 171 Singosari Aneka
Lebih terperinciPENINGKATAN KAPASITAS PENGUSAHA SEPATU DAN TAS KULIT DI MALANG UNTUK TEMBUS PASAR LUAR NEGERI Istutik 1, Bunyamin 211
PENINGKATAN KAPASITAS PENGUSAHA SEPATU DAN TAS KULIT DI MALANG UNTUK TEMBUS PASAR LUAR NEGERI Istutik 1, Bunyamin 211 Abstrak: Program Iptek bagi Pengrajin Sepatu & Tas Kulit di Malang bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN
50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA. merupakan usaha kecil hasil binaan koperasi BMT Al-Ikhlaash perumahan
154 BAB V GAMBARAN UMUM USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA 5.1. Sejarah Usaha Keripik Pisang Kondang Jaya Usaha keripik pisang Kondang Jaya yang menjadi fokus penelitian merupakan usaha kecil hasil
Lebih terperinciStudi Kasus Pengembangan Usaha : Kolaborasi PTS, PRA dan IKM Keripik Tempe Pedan
Studi Kasus Pengembangan Usaha : Kolaborasi PTS, PRA dan IKM Keripik Tempe Pedan Syamsudin 1 *, Aflit Nuryulia Praswati 2, Muzakar Isa 3 *Manajemen/FEB, Universitas Muhammadiyah Surakarta *sya190@ums.ac.id
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Setiap perusahaan berorientasi untuk mencapai tujuan secara ideal, perusahaan akan mengoptimalkan penggunaan seluruh sumber dayanya untuk mencapai tujuan tersebut.
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kemitraan merupakan kerjasama antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan usaha dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN PADA KELOMPOK IKAN DI DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI
Jurnal DIANMAS, Volume 6, Nomor 2, Oktober2017 PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN PADA KELOMPOK IKAN DI DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI Wiwit Rahayu 1,2) dan Wara Pratitis Sabar Suprayogi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat mencapai ton. Kemudian pada tahun 2013 meningkat lagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Indonesia termasuk dari tiga negara penghasil singkong terbesar di dunia. Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi negara penghasil singkong terbesar
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN MASYARAKAT USAHA PRODUK MAKANAN BERBAHAN BEKATUL
Suhardi D PEMBERDAYAAN MASYARAKAT USAHA PRODUK MAKANAN BERBAHAN BEKATUL Suhardi D. Staf Pengajar. 1 Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang Alamat Korespondensi : Jl. Raya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mencerminkan wujud nyata sebagian besar kehidupan sosial dan ekonomi dari rakyat Indonesia. Peran usaha
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Ubi Kayu Singkong (Manihot esculenta) pertama kali dikenal di Amerika Selatan, kemudian dikembangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang dan masalah Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia menjadi sebuah negara industri yang tangguh dalam jangka panjang. Hal ini mendukung Peraturan
Lebih terperinciOPTIMALISASI MANAJEMEN USAHAKERIPIK SINGKONG SKALA INDUSTRI RUMAHTANGGA
OPTIMALISASI MANAJEMEN USAHAKERIPIK SINGKONG SKALA INDUSTRI RUMAHTANGGA (Kasus pada UKM Hasil Tani Gunung Geulis dan Kesha Snack Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang) Hepi Hapsari 1), Endah Djuwendah
Lebih terperinciXI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU
XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU Ubi kayu menjadi salah satu fokus kebijakan pembangunan pertanian 2015 2019, karena memiliki beragam produk turunan yang sangat prospektif dan berkelanjutan sebagai
Lebih terperinciANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH INDUSTRI OLAHAN PISANG DI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH. Skripsi
ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH INDUSTRI OLAHAN PISANG DI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh
Lebih terperinciINKUBATOR BISNIS Dr. Susilo, SE., MS
INKUBATOR BISNIS Dr. Susilo, SE., MS 1 INKUBATOR BISNIS??? Suatu organisasi yang menawarkn berbagai pelayanan pengembangan bisnis dan memberikan akses terhadap ruang/lokasi usaha dengan aturan yang fleksibel.
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembentukan klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil pada Bab IV. Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap model
Lebih terperinciANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu)
Habitat Volume XXIV, No. 3, Bulan Desember 2013 ISSN: 0853-5167 ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu) BUSINESS ANALYSIS OF CASSAVA
Lebih terperinciDISEMINASI PENGABDIAN HIBAH PENGABDIAN PENGABDIAN. Memperolah Dana Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tahun Anggaran 2013/2014
DISEMINASI PENGABDIAN HIBAH PENGABDIAN PENGABDIAN Memperolah Dana Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tahun Anggaran 2013/2014 PENGEMBANGAN MOCAF UNTUK KETAHANAN PANGAN DAN PENINGKATAN
Lebih terperinciPENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI SAGON BAKAR SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA
PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI SAGON BAKAR SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA Increasing Production Efficiency of Baked Sagon in Household Scale Industry Panji Deoranto 1), Retno Astuti 1) 1) Jurusan Teknologi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemitraan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 940/Kpts/OT.210/10/97 tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan usaha pertanian adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Keberadaan akuntansi manajemen sangat penting di dalam suatu organisasi untuk membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas akuntansi
Lebih terperinciIbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA
ARTIKEL ILMIAH Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA Oleh Yuni Retnaningtyas, M.Si., Apt. 0009067806 Ema Desia Prajitiasari SE. MM. 0021127901 UNIVERSITAS JEMBER November
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral dari sektor pertanian memberikan kontribusi penting pada proses industrialisasi di wilayah
Lebih terperinciI. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH I. UMUM Penerapan otonomi daerah sejatinya diliputi semangat untuk mewujudkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi, sekaligus menjadi suatu tahapan pembangunan pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Kakao Indonesia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping itu kakao
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN KOPERASI INSAN FATHONAH MELALUI PRODUKSI ANEKA OLAHAN KETELA. Oleh : Edy Legowo. Abstrak
PEMBERDAYAAN KOPERASI INSAN FATHONAH MELALUI PRODUKSI ANEKA OLAHAN KETELA Oleh : Edy Legowo Abstrak Koperasi merupakan organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan
Lebih terperinciKEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI
Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Danbi International adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi bulu mata palsu. PT. Danbi International didirikan di Indonesia pada tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk
Lebih terperinciPeningkatan Daya Saing Industri Manufaktur
XII Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur Globalisasi ekonomi menuntut produk Jawa Timur mampu bersaing dengan produk sejenis dari negara lain, baik di pasar lokal maupun pasar internasional. Kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembaharuan. Hal itu tidak terkecuali pada sektor ekonomi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi zaman sekarang menuntut setiap jenis sektor kehidupan untuk melakukan pembaharuan. Hal itu tidak terkecuali pada sektor ekonomi. Sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal.
100 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian cukup besar saat Indonesia menghadapi tantangan krisis ekonomi yang berkepanjangan. UMKM dapat dikatakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejalan dengan cepatnya perkembangan bidang teknologi, perusahaan-perusahaan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan cepatnya perkembangan bidang teknologi, perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri kecil, menengah maupun besar, yang merupakan salah satu dari
Lebih terperinciPENGABDIAN MASYARAKAT PADA UMKM BAKSO SAPI
PENGABDIAN MASYARAKAT PADA UMKM BAKSO SAPI Yulian Findawati 1, A rasy Fahruddin 2, Roni Pambudi 3 1,2,3 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Sidoarjo Alamat Korespondensi : Jl. Raya Gelam 250, Telp.(031)
Lebih terperinciNILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG MOCAF
NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG MOCAF LiaWiji Astuti 1) Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi liawijiastuti7292@gmail.com Dedi Sufyadi 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
Lebih terperinciPeningkatan Daya Saing Produk Melalui Kreasi Makanan Berbahan Baku Hasil Pertanian Lokal
VOLUME 2 NOMOR 1 TAHUN 2018 1 1 16 ISSN 2548-9593 WWW.JBS.OR.ID Peningkatan Daya Saing Produk Melalui Kreasi Makanan Berbahan Baku Hasil Pertanian Lokal Zulia Khairani* Faizah Kamilah Aznuriyandi Fakultas
Lebih terperinciJOURNAL OF BUSINESS STUDIES
PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) PENGUSAHA KRIPIK DAN ONDE-ONDE KHAS MOJOKERTO Made Siti Sundari 1), Mintarti Ariani 2), Idfi Setyaningrum 3) Email: madesiti@staff.ubaya.ac.id 1) mintarti@staff.ubaya.ac.id
Lebih terperinciTerwujudnya Ketahanan Pangan Berbasis Usahatani Sebagai. Andalan dan Penggerak Pembangunan Ekonomi Kerakyatan"
BAB III VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA A. VISI Berdasarkan kondisi eksternal dan internal serta sesuai dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Majalengka
Lebih terperinciPROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE
PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE Analisis Masalah Pendekatan kelompok melalui pengembangan KUBE mempunyai makna strategis dalam pemberdayaan masyarakat miskin. Melalui KUBE,
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKTIFITAS PRODUK BERBASIS SINGKONG (MANIHOT UTILISIMA)
PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PRODUK BERBASIS SINGKONG (MANIHOT UTILISIMA) Wahono Hadi Susanto, Shinta Rosalia Dewi, Elok Waziiroh, Nur Ida Panca Nugrahini Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP, Universitas
Lebih terperinci