BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawah Tengah. DAS Garang terdiri dari tiga Sub DAS yaitu Kripik, Kreo

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah aliran sungai (DAS) Garang merupakan DAS yang terletak di Provinsi Jawah Tengah. DAS Garang terdiri dari tiga Sub DAS yaitu Kripik, Kreo dan Garang, berhulu di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang dan bermuara di Laut Jawa (Kota Semarang). DAS Garang secara administrasi masuk wilayah Kabupaten Semarang, Kota Semarang dan Kabupaten Kendal. DAS Garang memiliki arti penting dan strategis karena melewati Kota Semarang sebagai ibukota propinsi sebagai tempat aktivitas kerja cukup tinggi baik di sektor jasa maupun industri dan setiap tahun selalu dilanda banjir yang mengendapkan sedimen hasil erosi dari wilayah hulu dan tengah. Selama kurun waktu 10 tahun terakhir terjadi perubahan penggunaan lahan di wilayah hulu dan tengah DAS Garang. Perubahan yang terjadi berupa alihfungsi lahan pertanian menjadi kawasan permukiman. Lahan persawahan, kebun campuran, tegalan dan hutan berubah menjadi permukiman. Peningkatan jumlah penduduk dengan berbagai jenis aktivitasnya dapat merubah orientasi pemanfaatan lahan. Orientasi secara langsung perubahan pemanfaatan lahan pertanian dapat menurunkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian serta kualitas lingkungan hidup, secara tidak langsung terjadi perubahan orientasi ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Perubahan penggunaan lahan seperti pemanfaatan lahan pertanian menjadi permukiman atau kawasan industri di DAS 8

2 Garang tidak hanya karena nilai jual lahan lahan yang tinggi tetapi adanya aspek kebijakan pemerintah berkaitan pengembangan dan perluasan kawasan perkotaan. Pertambahan jumlah penduduk meningkatkan kebutuhan penggunaan lahan permukiman di DAS Garang. Peningkatan lahan permukiman akan mengurangi penggunaan lahan untuk tempat usaha tani. Kondisi ini memaksa petani menggunakan lahan yang kurang sesuai sebagai tempat usaha tani menjadi tempat kegiatan usaha tani, seperti lahan yang terletak pada kelerengan curam dan sangat curam. Lahan usaha tani yang memiliki keterbatasan dari aspek fisik jika pengelolaannya dilakukan tidak tepat dapat mempercepat kerusakan lahan usaha tani. Peningkatan kawasan perumahan akan diikuti perubahan penggunaan lahan lain seperti berkurangnya hutan, kebun campuran, lahan terbuka dan lahan pertanian (Setyowati, 2010). Perubahan penggunaan lahan secara signifikan seluas km 2 atau 18.85% dari total luas DAS Garang (Suroso, 2005). Lahan perkebunan berkurang km 2 (7.74%) kebun campuran km 2 (1.36%), sawah km 2 (0.19%), peningkatan lahan tegalan km 2 (16,22 %), permukiman 0.05 km 2 (0.90%) kawasan industri km 2 (6,03 %). (Sucipto, 2008). Tingkat bahaya erosi dengan berbagai tipe terjadi di wilayah DAS Garang. Erosi dengan tipe sangat ringan, ringan, sedang, berat dan sangat berat dijumpai pada berbagai lahan usaha tani di DAS Garang. Luas total wilayah DAS Garang yang mengalami erosi dengan tipe berat dan sangat berat mencapai ha atau km 2 ) total tanah yang tererosi ton/ha/tahun atau ton/tahun melebihi batas erosi yang terbolehkan ton/ha (Andriati, 2002). 9

3 Nilai sedimentasi sebesar ,13 ton/ha melebihi batas sedimentasi yang diperbolehkan ton/ha. Nilai ini didasarkan perkalian antara nilai batas erosi terbolehkan, yakni ton/ha dan nisbah pelepasan sedimen sehingga nilai sedimen terbolehkan senilai x = ton/ha (Sucipto, 2008). Nilai sedimen terbolehkan didasarkan kondisi tanah DAS Garang dengan tanah lapisan bawah berpermeabilitas sedang mempunyai tolerasi erosi terbolehkan ton/ha/tahun dikalikan dengan luas DAS Garang yakni ha dan sedimentasi yang terjadi ,13 ton/ha. Sedimen yang terjadi melebihi batas sedimentasi terbolehkan senilai ton/ha. Masyarakat di DAS Garang sudah mengenal teknik konservasi tanah. Penerapan konservasi tanah pada lahan usaha tani dilakukan dengan cara vegetatif, mekanik, kimia atau kombinasi antara vegetatif dan mekanik, mekanik dan kimia, kimia dan vegetatif serta kombinasi ketiganya. Konservasi tanah dengan cara mekanik, vegetatif dan kimia pada dasarnya bertujuan mengurangi laju aliran permukaan dan meningkatkan laju infiltrasi air ke dalam tanah. Ketiga cara konservasi tanah tersebut lebih menitikberatkan pada aspek fisik lahan usaha tani. Untuk mengurangi laju aliran permukaan dan meningkatkan laju infiltrasi, kondisi fisik lahan usaha tani didesain sedemikian rupa sehingga tujuan untuk mengurangi laju permukaan dan meningkatkan laju infiltrasi dapat dicapai. Peningkatan laju aliran permukaan dan penurunan laju infiltrasi yang terjadi pada lahan usaha tani berkaitan dengan efektifitas penerapan jenis konservasi tanah jika mempertimbangkan kesesuaian aspek fisik lahan tidak akan efektif tanpa mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi petani. 10

4 Dua aspek menjadi pertimbangan petani dalam program untuk mencapai tujuan konservasi tanah di DAS, yaitu aspek fisik dan aspek sosial ekonomi. Aspek fisik lahan meliputi kelerengan, bentuklahan, iklim dan jenis tanah. Aspek sosial ekonomi meliputi pendidikan, luas lahan, status lahan garapan, pendapatan, tenaga kerja, umur, frekuensi informasi, harga pupuk, partisipasi. Saat ini, kondisi aspek fisik lahan selalu menjadi faktor utama yang dipertimbangkaan dalam program kegiatan konservasi tanah dan aspek sosial ekonomi petani selalu diabaikan. Kegiatan konservasi tanah dianggap sebagai aktivitas yang masih dihitung sebagai biaya sosial bukan sebagai aktivitas ekonomi yang menguntungkan. Manusia dengan segala aktivititas dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dapat menentukan kelestarian dan produktivitas sumberdaya tanah. Berdasarkan uraian diatas, selain pertimbangan aspek fisik lahan, faktor sosial ekonomi petani dapat dijadikan dasar untuk menganalisis efektivitas kegiatan konservasi tanah melalui pendekatan keruangan (spatial approach) dan pendekatan ekologi (ecological approach) di DAS Garang. Kedua pendekatan geografi digunakan untuk melihat pola dan sebaran keruangan kegiatan konservasi tanah pada lahan usaha tani yang berpotensi erosi dengan tingkat bahaya erosi sangat ringan, ringan, sedang, berat dan sangat berat yang memilik perbedaan kondisi fisik lahan dan sosial ekonomi Permasalahan Pertumbuhan permukiman cukup pesat di wilayah hulu dan tengah DAS Garang. Kondisi ini berpengaruh terhadap keberadaan lahan usaha tani baik dari segi luasan maupun pemanfaatan. Lahan usaha tani menjadi sempit sehingga 11

5 cenderung digunakan melebihi batas daya dukung. Peningkatan jumlah tanah akibat peningkatan laju aliran permukaan dan berkurangnya kapasitas infiltrasi dan perubahan fungsi lahan merupakan masalah serius berkaitan keberadaan dan fungsi DAS Garang. Dampak permasalahan ini mengganggu kesimbangan ekosistem di DAS Garang. Peningkatan jumlah tanah yang tererosi di wilayah DAS Garang mengindikasikan kegiatan konservasi tanah belum efektif menurunkan aliran permukaan dan meningkatkan infiltasi air hujan. Konservasi tanah yang dilakukan petani umumnnya masih sangat sederhana, terutama konservasi secara mekanik. Bangunan konservasi tanah dominan irigasi setengah teknik dan irigasi sederhana. Saluran irigasi dibangun dengan kontruksi semi permanen terutama pada lahan usaha sawah dan tegalan. Perubahan penggunaan lahan untuk kawasan permukiman di DAS Garang dimulai sejak tahun Perkembangan Kota Semarang sebagai pusat berbagai aktivitas dan jasa mempercepat perubahan penggunaan lahan di wilayah hulu dan tengah DAS Garang. Pengembangan Kota Semarang ke arah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Kendal yang masuk wilayah hulu dan tengah DAS Garang. Keadaan ini berpotensi menimbulkan konflik kepentingan dan saling tuding terhadap siapa penyebab dan yang bertanggung jawab meningkatnya tingkat bahaya erosi rusaknya sumberdaya tanah di DAS Garang. Tumpang tindih tanggung jawab pemanfaatan lahan DAS Garang mengakibatkan sinergisme perencanaan dan pengelolaan lahan sulit dilaksanakan, termasuk upaya-upaya strategis dalam kegiatan konservasi tanah. 12

6 Analisis kesesuaian kegiatan konservasi tanah dalam penelitian ini difokuskan pada lahan usaha tani sawah, tegalan dan perkarangan di wilayah hulu dan tengah DAS Garang yang memiliki perbedaan kondisi fisik dan sosial ekonomi. Lahan usaha tani sawah, tegalan dan perkarangan yang terletak di wilayah hulu dan tengah DAS Garang yang telah dikonservasi serta menjadi pusat produksi berbagai jenis komoditi pertanian. Kegiatan konservasi tanah yang efektif memberikan keuntungan ganda bagi petani. Peningkatan pendapatan petani dari penjualan hasil pertanian seiring dengan peningkatan produktivitas lahan usaha tani. Sumberdaya tanah tetap lestari dan tingkat bahaya erosi akan berkurang seiring menurunnya laju aliran permukaan dan meningkatnya kapasitas infiltrasi air hujan. Sinergi hal di atas bukan perkara mudah karena untuk melakukan kegiatan konservasi tanah yang benar, dipengaruhi banyak aspek seperti aspek fisik lahan usaha tani, kondisi sosial ekonomi petani dan kebijakan pemerintah. Permasalahan pengaruh kondisi fisik lahan dan faktor-faktor sosial ekonomi terhadap kegiatan konservasi tanah serta pola sebaran keruangan konservasi tanah di DAS Garang dalam kajian ini dirumuskan berikut: 1. Bagaimana kesesuaian bentuk konservasi tanah pada lahan usaha tani dengan tingkat bahaya erosi dan aspek fisik lahan usaha yang berbeda di DAS Garang? 2. Sejauh mana pengaruh sosial ekonomi terhadap kegiatan konservasi tanah dan produktivitas lahan usaha tani di DAS Garang? 13

7 3. Bagaimana pola sebaran partisipasi petani terhadap praktek konservasi tanah di DAS Garang? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini melakukan kajian dan analisis konservasi tanah berdasarkan kondisi fisik lahan usaha dan faktor-faktor sosial ekonomi masyarakat di kawasan daerah aliran sungai. Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. mengkaji kesesuaian praktek konservasi tanah terhadap berbagai aspek fisik lahan usaha tani di DAS Garang. 2. mengkaji pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi petani terhadap kegiatan konservasi tanah dan produktivitas lahan di DAS Garang. 3. mengkaji pola sebaran partisipasi petani dalam praktek konservasi tanah di DAS Garang Manfaat Penelitian Kajian penelitian evaluasi konservasi tanah berdasarkan kondisi fisik lahan usaha tani dan pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi masyarakat, memiliki dua jenis manfaat utama yakni manfaat terhadap ilmu pengetahuan dan manfaat praktis empiris. Manfaat terhadap ilmu pengetahuan memperluas khasanah ilmu pengetahuan tentang pentingnya aspek sosial ekonomi petani sebagai salahsatu unsur pertimbangan dalam perencanaan kegiatan konservasi tanah tanpa mengabaikan faktor fisik lahan. 14

8 Manfaat praktis empiris berkaitan dengan meningkatnya tingkat bahaya erosi, alih fungsi lahan dan penurunan produktivitas lahan usaha tani. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi petani dan pengambil kebijakan. Manfaat bagi petani, menumbuhkan kesadaran untuk mencegah alihfungsi lahan sehingga penuruanan luas lahan usaha tani dapat diminimalisir, mencegah potensi dan laju erosi serta penurunan produktivitas lahan usaha tani. Manfaat untuk penentu kebijakan dalam pelaksanaan konservasi tanah, kondisi fisik lahan dan sosial ekonomi masyarakat merupakan satu kesatuan yang utuh sehingga dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan konservasi tanah, kombinasi kedua faktor diatas dapat menunjang keberhasilan kegiatan konservasi tanah Keaslian Penelitian Penelitian-penelitian tentang konservasi tanah dengan analisis aspek fisik banyak dilakukan peneliti lain. Penelitian-penelitian terdahulu tentang konservasi tanah tidak mengkaitkan dengan aspek sosial ekonomi petani. Fokus penelitian ini menekankan pada praktek kegiatan konservasi tanah dari aspek fisik dan sosial ekonomi. Penelitian yang mengungkap tentang konservasi tanah dan pengaruh faktor sosial ekonomi sangat terbatas. Penelitian konservasi tanah yang telah dilakukan peneliti lain termuat dalam Tabel 1. Siregar (2006), meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam melakukan atau tidak melakukan konservasi di Taman Nasional Lore Lindu menyimpulkan bahwa petani melakukan konservasi atau tidak melakukan konservasi tergantung dari manfaat yang diberikan dari pelaksanaan konservasi. Sihite (2001), meneliti tentang dampak erosi dengan menggunakan model pendekatan ekonomi lingkungan di 15

9 DAS Tulang Bawang menyimpulkan bahwa erosi dan sedimentasi akibat usaha tani yang dikembangkan di daerah hulu dapat mempengaruhi biaya langsung dan tidak langsung sistem perekonomian di hilir serta perubahan pola hidrologi dan kualitas air yang semakin rendah. Keaslian penelitian ini memfokuskan pada konservasi tanah serta pengaruh faktor fisik lahan dan sosial ekonomi serta pola sebaran konservasi tanah diwilayah hulu dan tengah DAS Garang. Kajian menggunakan pendekatan geografis meliputi pendekatan spasial dan pendekatan ecological. Pendekatan spasial berkaitan dengan pola sebaran spasial kegiatan konservasi tanah pada lahan usaha tani yang memiliki perbedaan kondisi fisik lahan dengan sosial ekonomi. Pendekatan ecological berkaitan dengan kesesuian kegiatan konservasi tanah yang dilakukan petani dalam mengurangi tingkat bahaya erosi yang terjadi pada lahan usaha tani dan peningkatan produktivitas lahan usaha tani. Lahan usaha tani yang memiliki tingkat bahaya erosi sangat rendah dan rendah akan memiliki produktivitas yang lebih tinggi di bandingkan lahan usaha tani yang memiliki tingkat bahaya erosi berat dan sangat berat. 16

10 Tabel 1. Keaslian Penelitian Dengan Penelitian Terdahulu. Nama Peneliti/Tahun Hermanto Siregar. (2006) Muhammad Anggri Setiawan. (2012) Made Ratnada dan Yusuf. (2002) Khatarina.(2007) Judul dan Tempat Penelitian Tujuan Utama Penelitian Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Sosial-Economic Reasons to Soil Conservation: an Econometric Analysis on Cross-Sectional LORE LINDU DATA, Taman Nasional Lore Lindu. Palu Sulawesi Tengah. Integrated Soil Erosion Risk Management. Hulu DAS Serayu. Daerah Wonosobo.Propinsi Jawa Tengah. Perilaku Petani Dalam Konservasi Lahan pada Sistem Usaha Pertanian Padi Sawah Irigasi di Imogiri,Bantul. DIY Adopsi Sistem Pertanian Konservasi Usaha Tani Kentang di Lahan Kering Dataran Tinggi Kec. Pangalengan Menganalisis fakor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk mengkonservasi atau tidak mengkonservasi lahan pertaniannya Mengembangkan dan menerapkan konsep manajemen risiko erosi berdasarkan sistem hubungan manusia dengan lingkungan. Mempelajari tingkat perilaku petani dalam konservasi lahan pada Sistem Usaha Pertanian (SUP) Padi Sawah Irigasi; serta faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan antara tingkat perilaku tersebut dengan produktivitas dan pendapatan usahatani padi. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi petani kentang untuk mengadopsi sistem pertanian konservasi dan menganalisis faktorfaktor yang berpengaruh Faktor sosial ekonomi, persepsi kualitas lahan, jumlah anggota rumah tangga petani, dan usia petani Faktor fisik lahan meliputi, jenis tanah, kelerengan,besar tanah yang tererosi,ketebalan tanah dan jenis konservasi tanah. Status sosial ekonomi petani, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku petani dalam konservasi lahan. Serta letak geografi dan keadaan wilayah, keadaan penduduk, potensi pertanian. Faktor biofisik lahan usaha tani: kelerengan, iklim dan jenis tanah Faktor sosial ekonomi: umur, Kasus: Penelitian Deskriptif; Purposive; Analisis Kuantitatif dan kualitatif Kasus: Penelitian Deskriptif; Survei; Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Explanatory Research:Deskriptif Survei, Purposive Metode survey: Penelitian Sampel; Simpel random samplying; analisis kuantitatif dan kualitatif Konservasi lahan merupakan variabel endogenus (keputusan petani untuk mengkonservasi atau tidak mengkonservasi) lahan tergantung pada faktor sosial ekonomi. Faktor yang berpengaruh nyata di antaranya adalah jumlah output yang dihasilkan, persepsi kualitas lahan, jumlah anggota rumah tangga petani, dan usia petani. Dua tehnik konservasi dinding teras menggunakan batu dan dinding teras dengan rumput cukup efektif mengurangi laju erosi hingga di bawah nilai erosi terbolehkan. Konservasi dinding teras menggunakan rumput lebih menguntungkan. Terdapat korelasi yang positif Perilaku petani dalam konservasi lahan terhadap produktivitas dan pendapatan usahatani petani. Faktor-faktor:status lahan,kelerengan lahan usaha dan jumlah tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap adopsi konservasi tanah. Adopsi konservasi tanah 10

11 Jamartin Sihite. (2001) Su Ritohardoyo. (2009) Evaluasi Dampak Erosi Tanah Model Pendekatan Ekonomi Lingkungan Dalam Perlindungan DAS. DAS Tulang Bawang, Lampung Pemanfaatan Lahan Hutan dan Kehidupan Sosial Ekonomi Penduduk Kasus Di Daerah Kabupaten Gunung Kidul terhadap produksi kentang Mengkaji pola penggunaan lahan yang dapat menjamin keseimbangan lingkungan (debit sungai merata, erosi dan sedimentasi kecil) dan secara ekonomis menguntungkan (produktivitas lahan hulu dan hilir tinggi) Mengkaji dampak pemanfaatan lahan hutan rakyat terhadap kehidupan sosial ekonomi petani pendidikan, luas lahan, pendapatan diluar usaha tani,, jarak usaha tani ke rumah, tenaga kerja,produksi dan pasar Variabel Bio-Fisik dan Faktor sosial ekonomi: masyarakat. Data kependudukan, penguasaan lahan, tingkat pendapatan, produktivitas lahan dan data sosial ekonomi Variabel sosial ekonomi rumahtangga petani,aktivitas petani danpengaruh aktivitas petani terhadap pemanfaatan lahan hutan Metode survey, Menggunakan sampel dan analisis yang digunakan analisis kualitatif berkaitan dengan data. Data yang digunakan data sekunder dan primer. Jenis data kualitatif Menggunakan Pendekatan Keruangan dan pendekatan ekologi, model kajian sensus dan kajian sampel dengan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif berpengaruh nyata terhadap produksi kentang. Usahatani yang dikembangkan di daerah hulu dapat mempengaruhi biaya langsung dan tidak langsung dari sistem perekonomian di hilir akibat erosi dan sedimentasi serta akibat perubahan pola hidrologi serta kualitas air yang semakin rendah. Perubahan pemanfaatan lahan hutan rakyat dari tahun 1990 sampai tahun 2005, memiliki pola beragam yang bervariasi secara keruangan, yaitu pola pengurangan dan pola penambahan. Keragaman pola perubahan dipengaruhi faktor biofisik alami, biofisik buatan dan faktor sosial ekonomi 11