KAJIAN PENGEMBANGAN WISATA PANTAI DAN WISATA SELANCAR BERBASIS POTENSI SUMBERDAYA ALAM DI DESA SAWARNA, BANTEN KAULINA SILVITIANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN PENGEMBANGAN WISATA PANTAI DAN WISATA SELANCAR BERBASIS POTENSI SUMBERDAYA ALAM DI DESA SAWARNA, BANTEN KAULINA SILVITIANI"

Transkripsi

1 KAJIAN PENGEMBANGAN WISATA PANTAI DAN WISATA SELANCAR BERBASIS POTENSI SUMBERDAYA ALAM DI DESA SAWARNA, BANTEN KAULINA SILVITIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017

2

3 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Kajian Pengembangan Wisata Pantai dan Wisata Selancar Berbasis Potensi Sumberdaya Alam di Desa Sawarna, Banten adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2017 Kaulina Silvitiani NRP C

4

5 RINGKASAN KAULINA SILVITIANI. Kajian Pengembangan Wisata Pantai dan Wisata Selancar Berbasis Potensi Sumberdaya Alam di Desa Sawarna, Banten. Dibimbing oleh FREDINAN YULIANDA dan VINCENTIUS P SIREGAR. Hampir semua kekayaan sumberdaya alam dan budaya merupakan aset potensial bagi pengembangan kepariwisataan, sebagaimana diketahui bahwa kegiatan ini mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yaitu dengan meningkatnya pendapatan dan standar hidup masyarakat serta menstimulasi sektor-sektor produksi lainnya. Sektor pariwisata juga dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat dan menarik investor dari dalam atau luar negeri untuk turut membangun kawasan pariwisata di kawasan tersebut. Penelitian ini mengambil lokasi di bagian pesisir Desa Sawarna yang bertujuan untuk 1) mengidentifikasi dan menganalisis kondisi, potensi sumberdaya alam daya dukung kawasan di pesisir Desa Sawarna untuk menunjang kegiatan pengembangan wisata pantai dan wisata selancar, 2) mengkaji pengembangan wisata pantai dan wisata selancar berdasarkan potensi sumberdaya alam dan daya dukung kawasan dan 3) menentukan arahan pengembangan wisata pantai dan wisata selancar di Desa Sawarna Kabupaten Banten. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan pegamatan langsung dilapang, serta data sekunder yang didapatkan di wilayah penelitian dan dari instansi terkait. Metode analisis data menggunakan analisis potensi sumberdaya alam untuk melihat potensi sumberdaya alam yang ada di Desa Sawarna, analisis kesesuaian wisata pantai dan wisata selancar untuk penentuan kawasan wisata pantai dan wisata selancar, analisis daya dukung kawasan untuk melihat daya tampung kawasan wisata, analisis kepuasan wisatawan untuk melihat kepuasan wisatawan terhadap kawasan wisata dan analisis deskriptif. Desa sawarna memliki potensi sumberdaya alam yang baik untuk dijadikan kawasan wisata. Berdasarkan hasil analisis kesesuaian wisata di Desa Sawarna, keseluruhan pantai cukup sesuai dijadikan kawasan wisata pantai, namun hanya beberapa pantai yang sangat sesuai dijadikan kawasan wisata selancar, yaitu Pantai Legoon Pari, Pantai Ciantir, Pantai Goa Langir dan Pantai pulo Manuk. Berdasarkan analisis daya dukung kawasan Pantai Ciantir memiliki daya dukung tertinggi yaitu sebesar 415 orang /hari dan yang terendah yaitu Pantai Karang Bokor sebesar 19 orang/hari. Strategi pengelolaan wisata di kawasan wisata Desa sawarna yaitu penataan raung kegiatan wisata, selanjutnya mengadakan sosialisasi dan pelatihan keterampilan kepada masyarakat untuk mendukung kegiatan wisata, perbaikan aksesibilitas menuju kawasan wisata, pembangunan dan perbaikan infrastuktur, penyediaan dan perbaikan fasilitas, penyediaan loket pusat informasi kawasan wisata dan tanda, memperhatikan daya dukung kawasan melalui pembatasan jumlah wisatawan dan yang terakhir adalah menetapkan peraturan lokal yang mengatur tentang nilai budaya. Kata kunci : Daya Dukung, Desa Sawarna, Kesesuaian Wisata, Pengelolaan, Wisata Pantai, Wisata Selancar

6 SUMMARY KAULINA SILVITIANI. Study on Coastal and surf tourism development design on natural resources in Sawarna Village. Supervised by FREDINAN YULIANDA and VINCENTIUS P SIREGAR. Almost all the wealth of natural and cultural resources are a potential asset for the development of tourism, as it is known that this activity can improve economic growth, with rising incomes and living standards and stimulate other sectors of production. The tourism sector could also create jobs for local people and attract investors from within or outside the country to participate in building the area of tourism in the region. This study took place at the coastal village of Sawarna which aims to 1) identify and analyze conditions, resource potential carrying capacity of the region in the coastal village of Sawarna to support the development of coastal tourism and surfing, 2) assess the development of coastal tourism and surfing based on potential natural resources and the carrying capacity of the region, and 3) determine the direction of tourism development and surfing beach in the village Sawarna Banten District. The data used in the study are primary data and secondary data. The primary data were obtained through field observation and depth interviews, whereas the secondary data were obtained in the research locus and in the related institutions. Methods of data analysis using the analysis of natural resources to see the potential of the natural resources available in the village Sawarna, suitability analysis tourist beaches and surfing for the determination of coastal resorts and surfing, the analysis of the carrying capacity of the region to see the capacity of the tourist areas, analysis of tourist satisfaction for see the satisfaction of tourists to the tourist area and a descriptive analysis. Sawarna village has the potential of natural resources are excellent for tourist areas. Based on the analysis of suitability in the village Sawarna travel, the beach is quite appropriate overall serve coastal tourist area, but only a few beaches very suitable used as surfing tourist areas, namely Legoon Pari Beach, Ciantir Beach, Goa Langir Beach and Pulo Beach Manuk. Based on analysis of the carrying capacity Ciantir Coast region has the highest carrying capacity of 415 people / day and a low of Karang Bokor Beach is 19 people / day. Strategies for tourism management in the tourist area of the village of Sawarna namely structuring roared tourist activities, subsequently held socialization and skills training to the community to support the activities of tourism, improvement of accessibility to tourist areas, construction and repair of infrastructure, construction and improvement of facilities, provision of counter information center tourist areas and signs, pay attention to the carrying capacity area by restricting the number of tourists and the latter is a set local regulations governing cultural values. Keywords: Carrying Capacity, Coastal Tourism, Surf Tourism Management, Sawarna, Suitability

7 Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2017 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

8

9 KAJIAN PENGEMBANGAN WISATA PANTAI DAN WISATA SELANCAR BERBASIS POTENSI SUMBERDAYA ALAM DI DESA SAWARNA, BANTEN KAULINA SILVITIANI Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017

10 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Achmad Fahrudin, M.Si.

11

12 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul Kajian Pengembangan Wisata Pantai dan Wisata Selancar Berbasis Potensi Sumberdaya Alam di Desa Sawarna, Banten ini. Tesis ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar magister sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Peisir dan Laut Sekolah Pascasarjana IPB. Dalam penyusunan tulisan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada: 1. Bapak Bapak Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc dan Bapak Prof. Dr. Ir. Vincentius P Siregar. DEA selaku komisi pembimbing atas segala motivasi, arahan, dan bimbingan yang diberikan mulai dari tahap awal hinga penyelesaian tesis ini. 2. Dr. Ir. Achmad Fahrudin, M.Si selaku Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut dan penguji luar komisi atas segala masukan dan arahan dalam penyempurnaan tesis ini. 3. Segenap dosen pengajar, asisten dan staf manajemen Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut IPB. 4. BAPPEDA Kabupaten Lebak, Disporapar Kabupaten Lebak, BMKG, tokoh masyarakat, pengurus organisasi masyarakat, aparat pemerintahan lainnya di kawasan wisata Desa Sawarna, dan kelilingnusantara.com yang telah memberikan fasilitas dan data dalam penyelesaian tesis ini. 5. Kedua orang tua dan kakak yang telah banyak memberikan dukungan, doa dan semangat. 6. Rekan-rekan SPL angkatan 2013 yang telah memberikan semangat, inspirasi, dan ilmu-ilmu yang bermanfaat Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu kritik dan saran untuk perbaikan tesis inii sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga tesis ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan informasi bagi kita semua. Terimaksih. Bogor, Januari 2017 Kaulina Silvitiani

13 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN ii ii ii 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 3 Manfaat Penelitian 3 Kerangka Pemikiran 3 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 Potensi Sumberdaya Pesisir 5 Wisata Pantai 5 Wisata Selancar 6 Konsep Pengembangan Wisata Pantai Berkelanjutan 7 3 METODE PENELITIAN 9 Lokasi dan Waktu Penelitian 10 Alat dan Bahan 10 Pengumpulan Data 10 Metode Analisis Data 14 Analisis Potensi Sumberdaya Alam 14 Analisis Analisis Kesesuaian Wisata 14 Analisis Daya Dukung 18 Analisis Kepuasan Wisatawan 19 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 22 Potensi Wisata Desa Sawarna 22 Identifikasi Sarana Pendukung Pengembangan Kawasan Wisata 25 Identifikasi Sumberdaya Masyarakat Lokal 27 Wisatawan 27 Kepuasan Wisatawan 31 Kesesuaian Wisata 33 Daya Dukung 39 Strategi Pengelolaan Wisata 40 6 SIMPULAN DAN SARAN 46 Simpulan 46 Saran 46 DAFTAR PUSTAKA 47 LAMPIRAN 51 RIWAYAT HIDUP 71

14 ii DAFTAR TABEL 1. Alat yang digunakan dalam penelitian Jenis, Sumber dan Teknik Pengambilan Data Penelitian Kriteria Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Rekreasi Kriteria Kesesuaian Wisata Selancar Potensi Ekologis Pengunjung (K) dan Luasan Area Kegiatan (Lt) Prediksi Waktu yang Dibutuhkan untuk Setiap Kegiatan Wisata Bobot dan Perhitungan Indeks Kepuasan dari Kriteria Utama Bobot dan Perhitungan Indeks Kepuasan dari Sub Kriteria Potensi Sumberdaya Pantai Desa Sawarna Komposisi Masyarakat Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jumlah Kunjungan Wisatawan (orang) di Desa Sawarna Tahun Indeks Kepuasan wisatawan (%) dari Kriteria Utama Indeks Kepuasan wisatawan (%) dari Sub Kriteria Analisis Kesesuaian Wisata Pantai untuk Kategori Rekreasi Pantai Analisis Kesesuaian Wisata Selancar Daya Dukung Ekologis Kawasan Pantai di Desa Sawarna Jenis-jenis aktivitas Wisata yang Dapat Dilakukan di Kawasan Pantai 40 Desa Sawarna 18. Strategi Pengelolaan Wisata 42 DAFTAR GAMBAR 1. Kerangka Pemikiran 4 2. Ilustrasi Tipe Pecah Gelombang 6 3. Lokasi Penelitian 9 4. Tahapan Penelitian Diagram Aksi Kondisi Pantai Legoon Pari Aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal Objek Wisata Pantai Tanjung Layar Aktifitas wisatawan di Pantai Ciantir Kondisi Pantai Goa langir Pulau Teras Terangkat di Pantai Pulo Manuk Estimasi Waktu dan Jarak Perjalanan dari Pelabuhan Ratu ke 27 Desa Sawarna 13. Karateristik Usian Wisatawan Karateristik Pekerjaan Wisatawan Karateristik Wisata yang dilakukan Wisatawan Pantai-pantai yang dikunjungi Diagram Aksi Kepuasan Wisatawan pada Kriteria Utama Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Rekreasi Kesesuaian Wisata Selancar Peta Kesesuaian Wisata Pesisir Desa Sawarna 38

15 iii DAFTAR LAMPIRAN 1. Dokumentasi Lokasi Penelitian Tingkat Kepuasan Wisatawan (%) dari Kriteria Utama Tingkat Kepuasan Wisatawan (%) dari Sub Kriteria Indeks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Rekreasi Pantai Indeks Kesesuaian Wisata Selancar Kuisioner untuk Wisatawan/Pengunjung Kuisioner untuk Wawancara dengan Pakar Selancar Peta Tata Guna Lahan Desa Sawarna Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Lebak 68

16 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan ekosistem pesisir yang sangat dinamis dan mempunyai kekayaan habitat yang beragam, di darat maupun di laut, serta saling berinteraksi antara habitat tersebut (Dahuri et al. 2001). Wilayah pesisir mempunyai potensi yang besar untuk meningkatkan devisa Negara, salah satunya adalah sektor pariwisata di kawasan pesisir. Dalam beberapa dekade terakhir, sektor pariwisata menjadi salah satu sektor industri yang dianggap cukup menjajikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Kariman et al. 2012). Kekayaan sumber daya alam dan budaya merupakan aset potensial bagi pengembangan kepariwisataan, dan diketahui bahwa kegiatan ini mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan relatif cepat dengan meningkatkan pendapatan dan standar hidup masyarakat serta menstimulasi sektor-sektor produksi lainnya (Nurisjah et al. 2003). Sektor pariwisata juga dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat dan menarik investor dari dalam atau luar negeri untuk turut membangun kawasan pariwisata di kawasan tersebut. Ekosistem pesisir memiliki potensi yang besar dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata, salah satu kegiatan wisata pesisir di Indonesia adalah wisata pantai. Wisata pantai merupakan suatu bentuk kegiatan wisata yang dilakukan di daerah pantai yang umumnya memanfaatkan sumberdaya pantai (Putera et al. 2013). Salah satu kategori wisata pantai adalah rekreasi pantai yang merupakan kegiatan rekreasi dengan memanfaatkan sumberdaya pantai seperti pasir putih, pemandangan, hamparan pantai dan perairan pantainya (Yulianda et al. 2010). Pengembangan kawasan pantai untuk keperluan rekreasi di Indonesia dewasa ini cenderung meningkat, bersamaan dengan semakin digiatkannya bidang kepariwisataan, selain itu kepariwisataan juga dapat menunjang perekonomian lokal (Sobari et al. 2006) Sebagian besar kawasan pesisir di Indonesia merupakan kawasan alami yang memiliki potensi wisata dan belum dikembangkan secara optimal, salah satunya adalah kawasan Pesisir Desa Sawarna yang berada di Kecamatan Bayah. Kebijakan daerah yang tertuang pada Pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lebak bahwa kawasan Desa sawarna merupakan kawasan kegiatan rekreasi pantai dan wisata bahari (BAPPEDA Kab Lebak 2014). Kegiatan wisata di daerah ini telah lama berlangsung, namun dalam pengelolaan masih sebatas oleh masyarakat lokal dan aparat desa. Kawasan ini dipilih untuk dikaji dengan mempertimbangkan daya tarik yang dimiliki oleh kawasan pesisir Desa Sawarna. Kawasan ini juga menjadi lokasi wisata selancar oleh wisatawan mancanegara. Pada saat ini, banyak daerah di Indonesia yang telah menjadi tujuan wisata belum sepenuhnya mengantisipasi perkembangan pariwisata yaitu permintaan terhadap produk dan pelayanan yang berkualitas, baik melalui persiapan pengembangan kawasan yang atraktif dengan obyek atau atraksi yang menarik maupun infrastuktur dan aksesibilitas pariwisata yang menunjang, termasuk di Desa Sawarna. Pengembangan fasilitas dan program pariwisata menciptakan perubahan, seperti peningkatan penghasilan dan lapangan kerja bagi masyarakat. Namun seiring meningkatnya pembangunan, dapat membuat perubahan yang bisa mengurangi kualitas kehidupan masyarakat dan juga kualitas lingkungan (Ahn et al. 2002).

17 2 Untuk mendukung pengembangan kawasan pesisir Desa Sawarna, maka perlu adanya penelitian mengenai potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata pantai. Atas dasar pemikiran inilah maka dilakukan penelitian yang berjudul Desain Pengembangan Wisata Pantai dan Wisata Selancar Berbasis Potensi Sumberdaya Alam Di Desa Sawarna. Perumusan Masalah Upaya pengembangan dan pemanfaatan objek dan daya tarik dari sumberdaya alam pesisir dan laut salah satunya adalah dengan pengembangan wisata pantai. Pesisir di Desa Sawarna memiliki keindahan alam yang berpotensi dikembangkan sebagai kawasan wisata pantai yang berkelanjutan. Pasir putih, pantai yang landai dan ombak yang besar sangat berpotensi untuk wisata pantai kategori rekreasi, selancar atau sekedar berjalan-jalan menelusuri pantai untuk menikmati keindahan pantai. Akivitas wisata yang telah dimulai dari tahun 2007-an tersebut belum dikelola secara maksimal dikarenakan pengelolaan kawasan pesisir Desa Sawarna belum memiliki perencanaan pengembangan yang optimal, hal ini disebabkan pengelolaan kawasannya masih dilakukan oleh masyarakat lokal dan pemerintah desa dengan kurangnya perhatian dari pemerintah daerah. Kurangnya penyediaan pelayanan infrastuktur, transportasi antar wilayah serta masih kurang terintegrasinya secara maksimal pembangunan antar wilayah, dan juga kendala fisik dan aksesibiltas wilayah menjadi penghambat berkembanganya wilayah di sekitar Kecamatan Bayah dimana Desa Sawarna masuk dalam wilayah kecamatan tersebut (BAPPEDA Kab Lebak 2014). Masih banyaknya jalan yang terjal dan jembatan yang belum memadai menyulitkan para wisatawan untuk menuju pantai yang menjadi salah satu tujuan berwisata. Selain itu, pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat dikawasan wisata masih bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa melihat aspek kelestarian sumberdaya dan lingkungan. Kurangnya fasilitas sarana dan prasarana pun berdampak pada lingkungan, dimana salah satunya para wisatawan di perkenankan untuk memasuki kawasan wisata dengan menggunakan kendaraan khususnya kendaraan roda dua hingga mencapai kawasan pantai. Dimana apabila hal tersebut dilakukan secara jangka panjang maka akan memberikan ancaman terhadap keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan di Desa Sawarna. Pengembangan wisata pantai di pesisir Desa Sawarna memerlukan keterlibatan dari seluruh komponen serta instansi-instansi terkait, seperti masyarakat lokal, wisatawan lokal/mancanegara, pihak swasta, instansi pemerintah. Pentingnya kerja sama pemerintah dan berbagai pihak dalam menentukan arahan kebijakan dan pengembangan wisata agar terwujudnya pemanfaatan sumberdaya pesisir secara optimal dan berkelanjutan. Oleh karena itu, dalam pengembangan wisata pantai di Desa Sawarna terdapat beberapa permasalahan dasar yang muncul, yaitu: 1. Potensi sumberdaya alam dan daya dukung kawasan untuk wisata pantai dan wisata selacar di Kawasan Pesisir Desa Sawarna belum diketahui. 2. Belum adanya arahan pengembangan wisata pantai dan wisata selancar berdasarkan desain pengembangan berbasis potensi sumberdaya alam.

18 3 Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini mempunyai tujuan untuk meneliti potensi sumberdaya alam utuk pengembangan wisata pantai di Desa Sawarna, Banten. Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu: 1. Mengidentifikasi dan menganalisis kondisi, potensi sumberdaya alam daya dukung kawasan di kawasan pesisir Desa Sawarna untuk menunjang kegiatan pengembangan wisata pantai dan wisata selancar. 2. Mengkaji pengembangan wisata pantai dan wisata selancar berdasarkan potensi sumberdaya alam dan daya dukung kawasan. 3. Menentukan arahan pengembangan wisata pantai dan wisata selancar di Pantai Sawarna, Banten. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi atau bahan acuan perencanaan pengelolaan wisata pantai yang berkelanjutan bagi pemerintahan yaitu pemerintahan desa sebagai pengelola, kabupaten dan dinas pemerintahan terkait, dalam merancang pengembangan dan faktor pendukung sektor pariwisata lainnya di Desa Sawarna. Penelitan ini juga diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk pengembangan wisata khususnya dalam aspek perecanaan wilayah wisata pesisir yang berkelanjutan. Kerangka Pemikiran Mengacu kepada Rencana Tata Ruang Kawasan Kabupaten Lebak, Desa Sawarna termasuk kedalam kawasan strategis untuk aspek pertumbuhan ekonomi dimana kawasan ini dipersiapkan oleh kabupaten sebagai kawasan yang nantinya mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian daerah (BAPPEDA Kab Lebak 2014). Tujuan utama dari pengembangan wisata yang dilakukan oleh pemerintah dan stakeholders pada umumnya didasarkan bahwa pariwisata bukan hanya dapat meningkatkan ekonomi namun juga dapat meningkatkan infrastuktur dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Presenza et al. 2013). Kawasan pesisir Desa sawarna memiliki sumberdaya alam yang berpotensi sebagai objek wisata. Namun potensi tersebut akan cepat rusak apabila pengelolaannya bersifat dekstruktif dan tidak ramah lingkungan. Pengelolaan wisata pantai seyogyanya di dilakukan berdasarkan konsep wisata berkelanjutan, agar pengelolaan pariwisata di lokasi tersebut tetap lestari. Untuk itu perlu diketahui upaya mengembangkan wisata pantai dan wisata selancar yang berkelanjutan, dimana agar tercapainya keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat saat ini dengan kesinambungan ketersediaan sumberdaya pesisir dan laut untuk generasi mendatang. Kerangka pemikiran yang dibangun untuk penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Berdasarkan pada Gambar 1, pemikiran yang dikembangkan untuk membangun pengembangan kawasan wisata pantai dan wisata selancar di Desa Sawarna didasari oleh potensi sumberdaya alam yang terdapat di kawasan tersebut. Perencanaan pengembangan kawasan wisata tidak lepas dari kesesuaian kawasan wisata dan daya dukung kawasan wisata untuk mendukung pengembangan kawasan wisata yang berkelanjutan. Menurut Blancas et al. (2013) untuk perencanaan model pariwisata harus berdasarkan pada keragaman, kualitas dan keberlanjutan agar dapat meningkatkan daya saing daerah tujuan wisata.

19 4 Kepuasan wisatawan akan kawasan wisata juga menjadi salah satu masukan untuk perencanaan strategi pengembangan kawasan wisata. Kawasan Strategis (aspek pertumbuhan ekonomi) RTRW Kab. Lebak Desa Sawarna Potensi Sumberdaya Alam Pantai Sawarna Pantai Ombak Goa Hutan Lindung Perbukitan Indikator Pengembangan Wisata Pantai dan wisata selancar Kepuasan Wisatawan akan kawasan wisata pesisir Desa Sawarna Kesesuaian Kawasan Wisata Daya Dukung Kawasan Peruntukan Ruang untuk Wisata Pantai dan Wisata Selancar Strategi Pengembangan Wisata Pantai dan Wisata Selancar Kajian Pengembangan Wisata Pantai dan Wisata Selancar Berbasis Potensi Sumberdaya Alam di Desa Sawarna, Banten Gambar 1. Kerangka Pemikiran

20 2 TINJAUAN PUSTAKA Potensi Sumberdaya Pesisir Wilayah pesisir dan lautan Indonesia kaya akan berbagai sumber daya alamnya yang telah dimanfaatkan oleh peduduk Indonesia. Tidak hanya sebagai salah satu sumber bahan makanan utama, tetapi juga memiliki fungsi lain sebagai sarana transportasi dan pelabuhan, rekreasi dan pariwisata, sarana industri, agrobisnis dan masih banyak lagi fungsi lain dari pesisir dan lautan di Indonesia. Dalam suatu wilayah pesisir terdapat satu atau lebih sistem lingkungan (ekosistem) dan sumberdaya pesisir. Ekosistem pesisir dapat bersifat alami atau pun buatan, adapun ekosistem alami yang terdapat di wilayah pesisir antara lain: terumbu karang, hutan mangrove, padang lamun, pantai berpasir dan lain-lain. Sedangkan ekosistem buatan antara lain berupa: tambak, sawah pasang surut, kawasan pariwisata, kawasan industri, kawasan agroindustri dan kawasan pemukiman (Dahuri et al. 2001). Ekosistem wilayah pesisir yang merupakan suatu himpunan integral dari komponen hayati dan non-hayati, mutlak di butuhkan oleh manusia untuk hidup dan meningkatkan mutu kehidupan (Yulianda et al. 2010). Wilayah pesisir dan lautan ini juga meimiliki potensi sumberdaya energi yang cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal sebagai mana diketahui, wilayah pesisir dan lautan sudah mulai di jajaki sebagai salah satu sumber energy alternatif karena risiko polusi terhadap lingkungannya kecil (Dahuri et al. 2001). Selain sumberdaya energinya, Sumberdaya alam pesisir memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan wisata. Aktifitas wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengandalkan jasa alam untuk kepuasan manusia (Yulianda et al. 2010). Wisata Pantai Sektor wisata dalam bebrapa dekade terakhir berkembang dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memudahkan wisatawan untuk menentukan destinasi wisatanya (Tambunan et al. 2013). Salah satu destinasi wisata yang sekarang sedang berkembang adalah wisata pantai. Wisata pantai adalah jenis wisata yang memanfaatkan pantai dan perairan tepi pantai sebagai obyek dan daya tarik wisata dan kepentingan rekreasi (Rajab et al. 2013). Menikmati keindahan alam pantai, olahraga pantai, berjemur, berenang, memancing dan berlayar merupakan aktivitas wisata pesisir yang berlangsung di daerah pantai. Wisata pantai memiliki beberapa kategori kegiatan berwisata salah satunya adala rekreasi pantai, dimana rekreasi pantai bertujuan untuk mencari kepuasan dan menghilangkan rasa penat dengan melakukan kegiatan bersantai di pantai (Nugraha et al. 2013). Wisata pantai kategori rekreasi merupakan jenis kegiatan yang paling dominan di daerah pantai dan kegiatan rekreasi memanfaatkan sumberdaya pantai seperti pasir putih, hamparan pantai, pemandangan (view), biota dan perairannya (Yulianda et al. 2010). Menurut Yulianda et al. (2010), rekreasi pantai mensyaratkan: - Kedalaman air : tidak terlalu dalam dan berbahaya bagi aktifitas berenang dan bermain (idealnya 0-3 meter). - Tipe pantai : terdiri dari hamparan pasir putih.

21 6 - Lebar pantai : cukup lebar untuk aktifitas wisata (idealnya lebih dari 15 m). - Material dasar perairan: substrat dasar perairan berpasir. - Kecepatan arus : tidak terlalu kuat (< 0.30 m/det) - Kecerahan perairan : tidak keruh dengan daya tembus pandang > 5 meter. - Kemiringan pantai : landai dengan sudut elevasi ideal < Penutupan lahan pantai : tidak gersang, terdapat vegetasi pantai. - Biota berbahaya : beberapa jenis biota berbahaya antara lain ikan pari, lepu, hiu dan bulu babi. - Air tawar : tersedia cukup dan tidak jauh dari sumber air (< 1km). Wisata Selancar Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi tujuan peselancar dunia. Selancar adalah olahraga yang dilakukan di atas air dengan cara berdiri di atas sebilah papan, meluncur seirama dengan lajunya ombak (KBBI 2014). Kegiatan ini dilakukan di permukaan perairan dengan memanfaatkan gelombang permukaan yang umumnya di bangkitkan oleh angin dan di pengaruhi oleh tipe pecah dari gelombang tersebut. ttrdapat 4 jenis pecah gelombang yaitu Plunging, Collapsing, Spiling, dan surging (Rahardjo 2004) (Gambar 2). Plunging terjadi karena seluruhpuncak gelombang melewati lembah gelombang sehingga puncak gelombang terjungkat ke depan. Collapsing sama dengan Plunging, namun pada puncak yang menggulung, muka gelombang jatuh. Spiling terjadi dimana muka gelombang sudah pecah sebelum tiba di pantai yang dicirikan dengan banyaknya buih putih jauh dari garis pantai. Surging terjadi dimana gelombang belum pecah ketika mendekati pantai dan sempat mendaki kaki pantai sebelum akhirnya kandas di pantai. Gambar 2. Ilustrasi Tipe Pecah Gelombang (Sumber: Vyraswana 2012) Berdasarkan dengan literatur dan konsulatasi dengan pakar peselancar, beberapa parameter yang dibutuhkan untuk aktivitas selancar yaitu: - Tinggi gelombang: idealnya >2 meter - Panjang Gelombang: sekitar >100 meter

22 7 - Jenis Pecah gelombang: Plunging dan Collapsing - Material Dasar Perairan: substrat dasar Berkarang - Kedalaman perairan: idealnya kedalaman >5 meter Kegiatan Selancar di Desa Sawarna sudah di lakukan sebelum wisata pantai mulai di kembangkan dikawasan tersebut. Pantai yang sering di jadikan sebagai lokasi berselancar adalah Pantai Ciantir. Potensi ombak di Pantai Ciantir menjadi sebuah daya tarik bagi wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara. Ombak di kawasan pesisir Desa Sawarna sangat beragam, mulai dari ombak yang kecil diperuntukan bagi pemula sampai ombak yang besar yang di peruntukan bagi para peselancar professional, namun di sarankan untuk pemula agar tetap ditemani oleh guide. Konsep Pengembangan Wisata Pantai Berkelanjutan Penengembangan ekowisata pesisir dan laut harus mempertimbangkan dua aspek, yaitu aspek tujuan wisata dan aspek pasar, namun pengembangan produk wisata tetap menjamin kelestarian sumberdaya alam dan budaya masyarakat pesisir dan laut (Tuwo 2011). Keterpaduan dalam perencanaan dan pengeolaan wilayah pesisir mencakup 4 aspek, yaitu (Yulianda et al. 2010): - Keterpaduan wilayah ekologis - Keterpaduan sektor - Keterpaduan disiplin - Keterpaduan stakeholder Menurut Yulianda et al. (2010), Konsep pengelolaan wisata harus memenuhi tiga unsur keberlanjutan dalam implementasinya, yaitu: (1) aspek ekologi, (2) aspek sosial, dan (3) aspek ekonomi. Dimana aspek ekologi adalah sumberdaya yang akan dikelola oleh pengembang wisata. Aspek sosial merupakan para pelaku wisata yaitu, pengelola, yang terlibat dan penikmat jasa yang memastikan wisata akan berjalan sesuai tujuan. Agar berjalan baik, wisata harus beriringan dengan aspek ekonomi melalui pendekatan industri. Ekowisata bahari merupakan suatu konsep pemanfaatan berkelanjutan sumberdaya pesisir dengan sistem pelayanan jasa dan lingkungan yang mengutamakan sumberdaya alam pesisir sebagai obyek pelayanannya (Yulianda et al. 2010). Pengelolaan berkelanjutan merupakan suatu strategi pengelolaan yang memberikan ambang batas pada laju pemanfaatan ekosistem alamiah dan buatan, serta sumberdaya alam yang ada di dalamnya (Tuwo 2011). Suatu konsep pengembangan ekowista hendaknya dilandasi pada prinsip dasar ekowisata yang meliputi (Yulianda et al. 2010): - Mencegah dan menanggulangi dampak dari aktivitas wisatawan terhadap alam dan budaya,pencegahan dan penanggualngan di sesuaikan dengan karakter alam dan budaya setempat. - Pendidikan konservasi lingkungan; mendidik pengunjung dan masyarakat akan pentingnya konservasi - Pendapatan langsung untuk kawasan; Retribusi atau pajak konservasi (conservation tax) dapat digunakan untuk pengelolaan kawasan. - Partisipasi masyarakat dalam perencanaan; merangsang masyarakat agar terlibat dalam perencanaan dan pengawasan kawasan - Penghasilan bagi masyarakat; masyarakat mendapat keuntungan ekonomi sehingga terdorong untuk menjaga kelestarian kawasan.

23 8 - Menjaga keharmonisan dengan alam; kegiatan dan pengembangan fasiitas tetap mempertahankan keserasian dan ke aslian alam. - Daya dukung sebagai batas pemanfaatan; daya tamping dan pengembangan fasilitas hendaknya mempertimbangkan daya dukung lingkungan. - Kontribusi pendapatan bagi Negara (pemerintah pusat dan daerah).

24 3 BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Wilayah Studi yang dikaji dalam penelitian ini adalah wilayah pantai yang terletak di Desa Sawarna, Banten. Secara administratif Desa Sawarna ini terletak di Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak, Banten (Gambar 3). Desa Sawarna memiliki pantai-pantai yang cukup lebar dan berpasir putih, di beberapa tempat dikelilingi oleh batu-batu karang. Pantai di Desa Sawarna juga memiliki ombak yang besar sehingga banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang menjadikan salah satu sisi pantai ini sebagai tempat berselancar. Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan pada isu pengelolaan wisata pantai dimana wisata pantai yang ada belum memiliki perencanaan pengembangan yang memadai. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret, 2015 sebagai survei tahap awal yang bertujuan untuk mengumpulkan data awal, baik data primer maupun data sekunder. Tujuan dari pengambilan data awal adalah untuk mengumpulkan informasi dan profil kondisi sementara lokasi penelitian, serta perencanaan pengumpulan data pada survei tahap akhir. Selanjutnya survei tahap terakhir akan dilaksanakan pada bulan April 2015 guna mengumpulkan dan melengkapi data pada survei tahap awal. Penelitian ini meliputi wilayah perairan, wilayah tepi pantai dan wilayah darat (Gambar 3). Batas-batas wilayah penelitian adalah sebagai berikut: Sebelah Utara: dibatasi hingga vegetasi terakhir dari pantai-pantai yang berada di kawasan pesisir Desa Sawarna Sebelah Selatan: berbatasan dengan Samudra Hindia Sebelah Barat: berbatasan dengan Desa Darmasari Sebelah Timur: berbatasan dengan Desa Sawarna Timur Gambar 3. Lokasi Penelitian

25 10 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 1: Tabel 1. Alat yang digunakan dalam penelitian Alat Bahan Kegunaan Software a. ArcGis 10 b. Microsoft Excel Analisis Spasial Analisis Data Komputer Pengolahan Data Penelitian Printer Mencetak Hasil Pengolahan Data GPS Menentukan Titik Koordinat Pengamatan kamera Mengkodumentasikan Penelitian Alat Tulis Mencatat Hasil Pengamatan Kuisioner Pengumpulan Data dari Responden Peta Pendukung Google Earth Pro Pengumpulan Data Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pendekatan spasial dan metode survei. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder (Tabel 2). Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung di lokasi penelitian dengan cara pemantauan terhadap luasan pantai, pengukuran parameter fisik perairan dan, mewawancarai pihak terkait yang menjadi responden. Penentuan titik sampling untuk parameter fisik yaitu pantai-pantai yang dapat di akses oleh wisatawan, yaitu ada tujuh pantai diantaranya Pantai Legon Pari, pantai Karang Bereum, Pantai Tanjung Layar, Pantai Ciantir, Pantai Goa Langir, Pantai Karang Bokor, dan Pantai Pulo Manuk. Sedangkan data sekuder merupakan, data yang di peroleh dari studi kepustakaan atau data dari hasil penelitian/kajian orang atau instansi lain yang memiliki hubungan dengan penelitian ini sehingga dapat dijadikan data pendukung dalam penelitian ini. Responden yang dipilih untuk di wawancarai dalam penelitian ini adalah wisatawan lokal dan mancanegara. Penentuan sampel responden dari aspek wisatawan dilakukan secara accidental sampling, yaitu sampel yang diambil dari wisatawan yang kebetulan berada di lokasi penelitian dan bersedia menjadi responden. Accidental sampling dilakukan tanpa perencanaan yang seksama, sehingga responden yang diminta infomasinya benar-benar diperoleh secara kebetulan tanpa suatu pertimbangan tertentu (Sobari et al. 2003) Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap proses penelitian, yaitu: pada Tahap pertama dengan melakukan identifikasi kondisi dan potensi dari sumberdaya yang ada di kawasan tersebut melalui analisa potensi sumbedaya. Kemudian Tahap kedua, melakukan analisa kesesuaian kawasan wisata untuk wisata rekreasi pantai dan wisata selancar. Tahap ketiga yaitu menganalisis daya dukung kawasan untuk memperkirakan kebutuhan lahan serta kebutuhan air tawar. Berikutnya Tahap keempat dengan melakukan analisis kepuasan wisatawan, yaitu dengan menggunakan metode MUSA (Multicriteria Satisfaction Analysis). Selanjutnya, terakhir Tahap kelima yaitu, merumuskan strategi pengelolaan dalam pengembangan wisata pantai di Desa Sawarna. Skema sistematik dari kerangka penelitain ini tertera pada Gambar 4.

26 11 Pantai Sawarna, Banten Analisis Potensi Sumberdaya Alam Wawancara Pengukuran Potensi Pengukuran Parameter Linkungan Potensi Sumberdaya Alam, Kondisi Aksesibilitas, dan Infrastuktur Analisis Kepuasan Wisatawan Kriteria Kesesuaian Kawasan Wisata Pantai Dan Selancar Analisis Kesesuaian Pendekatan Daya Dukung Kawasan Wisata Analisis Daya Dukung Arahan Rencana Pengembangan Pengembangan Kajian Pengembangan Wisata Pantai dan Wisata Selancar Gambar 4. Tahapan Penelitian

27 11 12 Tabel 2. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian No. Komponen data Jenis Data Sumber Data Teknik Pengambilan Primer Sekunder Data 1 Potensi Sumberdaya Alam Aksesibilitas X X Profil Desa, Pengamatan Lapangan Infrastuktur X X Profil Desa, Pengamatan Lapangan Studi pustaka, Observasi lapangan Studi pustaka, Observasi lapangan Kedalaman perairan (m) X Peta Batimetri Studi pustaka Tipe pantai X Pengamatan Lapangan Studi pustaka, Observasi lapangan Lebar pantai (m) X Pengamatan Lapangan Studi pustaka, Observasi lapangan Material dasar perairan X Pengamatan Lapangan dan Studi pustaka, Observasi wawancara lapangan Kecepatan arus (m/d) X BMKG (2015) Studi pustaka Kemiringan pantai ( ) X Pengamatan di Lapangan Observasi lapangan (GPS) Kecerahan perairan X Pengamatan Lapangan Studi pustaka, Observasi lapangan Penutupan lahan pantai X X Profil Desa, Pengamatan Studi pustaka, Observasi Lapangan dan Peta lapangan Penutupan Lahan RTRW Kab. Lebak Biota berbahaya X Pengamatan di Lapangan Observasi lapangan Ketersediaan air tawar X X Profil Desa, Pengamatan Studi pustaka, Observasi Lapangan lapangan Tinggi gelombang (m) X BMKG (2015) Studi pustaka Panjang gelombang (m) X BMKG (2015) Studi pustaka Jenis pecah gelombang X Responden, Pengamatan Wawancara, Observasi Lapangan lapangan Teknik Analisis Data Tujuan Keluaran Analisis Potensi Sumberday Alam Analisis Kesesuaian Wisata Pantai (rekreasi dan berenang) dan Wisata Selancar. Analisis Indeks Kesesuaian Wisata. Analisis Spasial Mengidentifikasi dan menganalisis kondisi, potensi sumberdaya alam dan daya dukung kawasan di Pantai Sawarna untuk menunjang kegiatan pengembangan wisata pantai. Data Potensi, Kondisi Aksesibilitas dan Infrastuktur Kesesuaian Wisata

28 12 2 Luas area kegiatan yang dapat dimanfaatkan 3 Sumberdaya Manusia Wisatawan (Pendidikan, pendapatan, frekuensi kunjungan, persepsi pengunjung) Jumlah Kunjungan Wisatawan Lokal dan Mancanegara X X X Profil Desa dan Kesesuaian Kawasan Wisatawan lokal dan mancanegara DIPORAPAR Kab. Lebak, Pengamatan di Lapangan Studi Pustaka Wawancara Studi Pustaka, Observasi Lapangan 4 Keadaan Umum Lokasi Sejarah X Profil Desa Studi Pustaka Geografi X Profil Desa, BPS Kec. Studi Pustaka Bayah (2014) Demografi X Profil Desa, BPS Kec. Studi Pustaka Bayah (2014) Sarana dan Prasarana X X Responden, Pengamatan di Lapangan dan Profil Desa Sawarna Lapangan Pendidikan X Profil Desa, BPS Kec. Bayah (2014) Wawancara, Studi Pustaka, dan Observasi Studi Pustaka Analisis Daya Dukung Kawasan Analisis Daya Dukung Kawasan dan Analisis Rencana Pengembangan Menentukan arahan perencanaan pengembangan wisata pantai di Pantai Sawarna, Banten Daya Dukung Kawasan Tingkat kepuasan wisatawan dan Arahan Pengembang an Wisata Pantai dan Wisata Selancar Data Pendukung 13

29 14 Analisis Potensi Sumberdaya Alam Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi objek wisata dan wisatawan itu sendiri (Andayani et al. 2012). Data yang diambil merupakan data obeservasi yaitu, potensi sumberdaya dari suatu kawasan wisata, sumberdaya masyarakat lokal, fasilitas dan aksesibilitas yang mendukung kegiatan wisata pantai. Analisis Kesesuaian Wisata Analisis kesusaian wisata sangat penting untuk dilakukan dalam perencanan pengembangan kawasan sebagai kawasan wisata pantai. Dalam penilaiannya, dibatasi hanya untuk kesesuaian wisata pantai yaitu rekreasi pantai dan berenang kemudian kesesuaian wisata selancar. Kemudian, parameter tersebut di-overlay dengan menggunakan ArcGIS, sehingga menghasilkan kesusaian wilayah untuk wisata pantai dan selancar. Analisis ini sangat diperlukan dalam perencanaan pengembangan ekowisata yaitu utuk melakukan pengendalian, memperkirakan dampak lingkungan dan pembatasan pengelolaan kawasan wisata sehingga memiliki tujuan wisata yang selaras. Analisis kesesuaian wisata memiliki keterkaitan dengan kegiatan di sekitar kawasan pantai seperti bermain pasir, olahraga pantai, berenang, berjemur dan kegiatan lainnya. Menurut Yulianda et al. (2010), terdapat 10 parameter kesusaian lahan untuk kegiatan wisata rekreasi di pantai kategori rekreasi dan berenang. Parameter-parameter kesesuaian lahan untuk rekreasi pantai tersebut tersaji pada Tabel 3. Pada wisata pantai kategori selancar memiliki lima parameter untuk kesesuaian lahannya, dan tersaji pada Tabel 4. Rumus yang digunakan adalah rumus Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) (Yulianda et al. 2010): [ ] Keterangan: IKW = Indeks kesesuaian wisata Ni = Nilai parameter ke-i Nmaks = Nilai maksimum dari suatau kategori wisata Tabel 3. Kriteria Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Rekreasi Parameter Bobot Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor S1 S2 S3 N Kedalaman >3 6 2 > >10 0 Perairan (m) Tipe Pantai 5 Pasir Putih 0 Lebar Pantai (m) Material Dasar Perairan Kecepatan Arus (m/d) Kemiringan Pantai ( ) Kecerahan Perairan (m) 3 Pasir Putih, Berkarang 2 Pasir Putih, Berkarang Sedikit Terjal 1 Lumpur Berbatu, Terjal 5 > <10 1 <3 0 3 Pasir 3 Pasir, Berkarang 2 Pasir Berbatu 1 Lumpur > > > < > > >10 3 > <2 0

30 15 Lanjutan Tabel 2 Parameter Bobot Kategori S1 Penutupan Lahan Pantai Biota Berbahaya Ketersediaan Air Tawar 1 Lahan Terbuka, Kelapa 1 Tidak Ada 1 < 0.5 (km) Skor Kategori S2 3 Semak Belukar Rendah, Savana 3 Satu Spesies 3 <0.5 1 (km) Sumber: Modifikasi Yulianda (2007) Nilai maksimum = (Skor x Bobot) dimana nilai maksimum = 84 Tabel 4. Kriteria Kesesuaian Wisata Selancar Skor Kategori S3 Skor Kategori N Skor 2 Belukar 1 Hutan, 0 Tinggi, Pemukiman, Pemukiman, Pelabuhan Pelabuhan 2 Dua 1 Lebih dari 0 Spesies Dua Spesies 2 >1-2 1 >2 (km) 0 Parameter Bobot Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor S1 S2 S3 N Tinggi 5 >2 3 1, ,5 1 <1 0 Gelombang (meter) Panjang 5 > <10 0 Gelombang (meter) Jenis Pecah Gelombang 4 Plunging and 3 collapsing 2 Spilling 1 Surging 0 Material Dasar Perairan Kedalaman Perairan (meter) collapsing 3 Berkarang 3 Pasir, Berkarang 2 Pasir 1 Lumpur 0 3 > <1.5 0 Sumber: Modifikasi Hakim (2007), Aziz et al. (2012) dan Konsultasi Pakar Nilai maksimum = (Skor x Bobot) dimana nilai maksimum = 58 Keterangan: S1 = Sangat sesuai dengan nilai % S2 = Sesuai dengan nilai 50 - <75 % S3 = Sesuai bersyarat dengan nilai 25 - <50 % N = Tidak sesuai dengan nilai <25 % Kesesuaian wilayah wisata pantai memiliki empat kelas yaitu, Sangat Sesuai (S1), Cukup Sesuai (S2), Sesuai tetapi dengan beberapa pertimbangan (S3), dan Tidak Sesuai (N). Definisi dari kelas-kelas di atas adalah (Sihasale et al. 2013): Kelas S1: Sangat Sesuai, kelas kesesuaian ini tidak memilik faktor pembatas yang besar dalam pengelolaan sumberdaya alam tertentu, namun jika ada pembatas itu harus kurang signifikan atau tidak signifikan sama sekali. Kelas S2: Cukup Sesuai, kelas kesesuaian ini memiliki faktor pembatas yang cukup berat untuk pengelolaan tertentu berdasarkan pelestarian. Faktor pembatas ini dapat mempengaruhi tingkat kepuasan aktivitas wisata dan bahkan keutungan yang diperoleh, tetapi hal ini dapat meningkatkan pemasukan dari kegiatan wisata. Kelas S3: Sesuai tetapi dengan beberapa pertimbangan, kelas kesesuaian ini lebih banyak memiliki faktor pembatas yang harus di temukan. Faktor-faktor

31 16 pembatas ini dapat mengurangi kepuasan di saat aktivitas wisata dilakukan, faktor pembatas haru dipertimbangkan untuk memastikan kestabilan ekosistem. Kelas N: Tidak Cocok, kelas kesesuaian ini memiliki faktor pembatas yang benarbenar berat atau permanen. Oleh karena itu, mungkin sulit untuk mengembangkan kegiatan wisata alam. Kegiatan wisata pantai termasuk semua aktivitas-aktivitas yang berlangsung di kawasan pantai, seperti berjalan-jalan di pinggir pantai, menikmati pemandangan, berjemur, olah raga pantai dan lain-lain. Parameter yang dijadikan Kriteria kesesuaian wisata untuk wisata pantai antara lain: 1. Kedalaman Perairan Perairan yang relatif dangkal merupakan lokasi yang sangat menunjang untuk diadakannya wisata pantai, dimana para wisatawan bisa bermain air dengan aman. Perairan dengan kedalaman 0-5 meter merupakan lokasi yang sangat sesuai untuk wisata pantai. Toleransi diberikan untuk lokasi dengan kedalam perairan >5-10 meter, dan untuk kedalaman >10 meter dianggap kurang ideal untuk dilakukannya kegiatan wisata pantai. 2. Tipe Pantai Pantai berpasir merupakan lokasi paling ideal untuk wisata pantai. Wisatawan dapat melakukan banyak aktivitas, seperti berjemur, berolahraga, ataupun sekedar menikmati pemandangan pantai. Pada pantai berpasir namun terdapat sedikit karang ataupun sedikit terjal masih dalam kategori sesuai untuk dilakukan aktifitas wisata pantai, sedangkan untuk pantai berbatu dan terjal dianggap tidak sesuai untuk kegiatan ini. 3. Lebar Pantai Lebar pantai berhubungan dengan luasan lahan pantai yang dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan wisata pantai. Dimana lebar pantai ini di ukur dari garis pasang surut terendah sampai vegetasi terakhir di pantai. Lebar pantai yang sesuai untuk kegiatan wisata pantai yaitu >15 meter, sedangkan lebar pantai kurang dari tiga meter merupakan lokasi yang dianggap tidak sesuai untuk kegiatan wisata pantai. 4. Material dasar Perairan Lokasi perairan yang memiliki substrat dasar pasir merupakan lokasi yang sangat sesuai untuk wisata pantai. Toleransi diberikan kepada pantai dengan subtrat pasir berkarang dan pantai yang bersubstrat pasir berlumpur namun terdapat perlakuan khusus, sedangkan untuk pantai dengan substrat lumpur maupun karang merupakan lokasi tidak sesuai untuk kegiatan wisata pantai. 5. Kecepatan Arus Kecepatan arus berkaitan erat dengan keselamatan wisatawan-wisatawan dalam melaksanakan kegiatan wisata. Syarat ideal kecepatan arus untuk melakukan kegiatan di perairan adalah berkisar antara m/d. kecepatan arus m/d masih masuk kategori sesuai dan untuk kcepatan arus di atas 0.51 masuk kedalam kategori tidak sesuai. 6. Kemiringan Pantai Pantai yang landai merupakan pantai yang disukai oleh para wisatawan karena memudahkan mereka untuk melakukan kegiatan terkait dengan wisata. Kemiringan pantai pantai kurang dari 10 dianggap sesuai untuk dijadikan

32 17 lokasi untuk di selenggarakannya kegiatan wisata. Kawasan pantai dengan kemiringan lebih dari 45 merupakan lokasi yang tidak sesuai dikarenakan dianggap kawasan pantai tersebut curam. 7. Kecerahan Perairan Kawasan yang sesuai untuk kegiatan wisata pantai adalah kawasan yang memiliki perairan yang cerah. Kawasan yang memenuhi syarat untuk dijadikan kawasan wisata pantai yaitu kawasan yang memiliki kecerahan perairan lebih dari 10 meter, sedangkan kawasan yang memiliki kecerahan perairan kurang dari lima meter dianggap tidak sesuai untuk dijadikan lokasi wisata pantai. 8. Penutupan Lahan Pantai Salah satu faktor sekunder dalam kegiatan wisata pantai adalah penutupan lahan pantai. Dalam pengembangan kawasan wisata pantai, kawasan ini dapat diubah peruntukannya dengan menyesuaikan arahan pengembangan sesuai yang telah di tentukan, namun apabila ada kawasan atau daerah hutan yang dilindungi maka dalam pengembangannya harus mengikuti kebijakan yang ada. 9. Biota Berbahaya Pantai yang aman dan nyaman untuk melakukan kegiatan wisata adalah pantai yang terbebas dari biota berbahaya, antara lain bulu babi, lepu, hiu dan hewan berbahaya lainnya. 10. Ketersediaan Air Tawar Ketersediaan air tawar merupakan faktor yang penting untuk pengembangan kawasan wisata, sehingga faktor ini harus di perhatikan. Kegunaan air tawar bukan hanya untuk keperluan warung-warung wisata tapi untuk MCK dan mandi setelah melakukan kegiatan-kegiatan wisata. Ketersediaan air tawar dilihat dari jarak sumber air tawar terhadap kawasan wisata pantai. Syarat yang paling sesuai untuk ketersediaan air yaitu jarak sumber air ke pantai kurang dari 0.5 km, sedangkan jarak lebih dari dua km dianggap tidak sesuai untuk wisata pantai. Kegiatan wisata selancar merupakan kegiatan yang memanfaatkan ombak. Kegiatan selancar saat ini sedang berkembang di berbagai kawasan wisata pesisir di Indonesia. Parameter yang dijadikan kriteria kesesuaian wisata untuk wisata selancar, antara lain: 1. Tinggi Gelombang Pada wisata selancar, ketinggian gelombang merupakan faktor utama dalam melakukan kegiatan wisata ini. Tinggi gelombang yang sangat sesuai untuk berselancar yaitu lebih dari dua meter, sedangkan untuk tinggi gelombang kurang dari satu meter dianggap tidak sesuai untuk wisata selancar. 2. Panjang Gelombang Panjang gelombang berkaitan dengan lamanya waktu para peselancar menunggangi ombak, sehingga semakin panjang gelombang tersebut maka semakin panjang waktu peselancar untuk memanfaatkannya. Panjang gelombang yang sesuai untuk wisata selancar yaitu lebih dari 100 meter, sedangkan untuk panjang gelombang yang kurang dari 10 meter dianggap tidak sesuai untuk kegiatan wisata ini.

33 18 3. Jenis Pecah Gelombang Plunging dan collapsing merupakan jenis pecah gelombang yang sesuai untuk kegiatan wisata selancar. Karena meskipun suatu kawasan pesisir memiliki tinggi gelombang yang sesuai namun jenis pecah gelombang tidak sesuai dengan kriteria, maka akan mempengaruhi kegiatan berselancar tersebut. 4. Material Dasar Perairan Material dasar perairan akan mempengaruhi tinggi dan jenis pecah gelombang. Substrat yang paling sesuai untuk wisata selancar yaitu substrat berkarang. Toleransi diberikan pada substrat pasir berkarang atau substrat berpasir saja, sehingga substrat berlumpur dianggap tidak sesuai untuk kegiatan berselancar. 5. Kedalaman Perairan Perairan yang relatif dalam merupakan lokasi yang sangat menunjang untuk diadakannya wisata selancar, dimana para wisatawan bisa berselancar dengan aman. Perairan dengan kedalaman lebiha dari lima meter merupakan lokasi yang sangat sesuai untuk wisata selancar. Toleransi diberikan untuk lokasi dengan kedalam perairan 3-5 meter, dan untuk kedalaman kurang dari 1,5 meter dianggap kurang ideal untuk dilakukannya kegiatan wisata selancar. Analisis Daya Dukung Yulianda et al. (2010) menyatakan bahwa daya dukung adalah kemampuan untuk menerima wisatawan dengan penggunaan sumberdaya alam secara maksimum dan terus menerus tanpa merusak lingkungan. Daya dukung dari suatu wilayah memiliki definisi lain yaitu kenyamanan pengunjung dalam melakukan kegiatan (potensi ekologi) dalam hal area yang digunakan untuk kegiatan tersebut, dan hal ini di pengaruhi oleh jam oprasional daerah dan waktu yang dihabiskan oleh pengunjung dalam melakuakan kegiatan tersebut (Pangemanan et al. 2012). Rumus daya dukung untuk pengembangan ekowisata denga menggunakan konsep daya dukung kawasan (DDK) (Yulianda et al. 2010): ( ) Dimana : DDK = Daya Dukung Kawasan K = Potensi ekologis pengunjung persatuan unit area Lp = Luasan area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan (m 2 ) Lt = Unit area atau panjang area yang dimanfaatkan (m 2 ) Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari (jam) Wp = Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kategori tertentu (jam) Potensi ekologis pengunjung di tentukan oleh kondisi sumberdaya dan jenis kegiatan yang di kembangkan (Tabel 5). Luas suatu area yang dapat digunakan oleh pengunjung dalam melakukan aktifitas wisatanya dengan kemampuan alam sebagai pertimbangannya agar keaslian alam selalu terjaga.

34 19 Tabel 5. Potensi Ekologis Pengunjung (K) dan Luasan Area Kegiatan (Lt) Jenis Kegiatan K ( Pengunjung) Unit Area (Lt) Keterangan Rekreasi Pantai 1 50 m 1 org setiap 50 m panjang pantai Olah raga Pantai 1 50 m 1 org setiap 50 m panjang pantai Selancar 1 50 m 1 org setiap 50 m panjang pantai Area berkemah m 2 5 org setiap 100m 2 Sumber: Modifikasi Yulianda et al. (2010) Potensi ekologis pengunjung di hitung berdasarkan area yang digunakan untuk beraktifitas dan alam masih mampu untuk mentolelir kehadiran pengunjung (Yulianda et al. 2010). Waktu kegiatan pengunjung (Wp) dapat dihitung berdasarkan lamanya waktu yang dihabiskan oleh pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata. Waktu pengunjung di perhitungkan dengan waktu yang disediakan oleh kawasan (Wt). Untuk prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Prediksi Waktu yang Dibutuhkan untuk Setiap Kegiatan Wisata Kegiatan Waktu yang di Butuhkan Wp-(Jam) Total Waktu 1 Hari Wt-(Jam) Rekreasi Pantai 3 6 Olah raga Pantai 4 6 Selancar 3 6 Berkemah Sumber: Modifikasi Yulianda et al. (2010) Analisis Kepuasan Wisatawan Metode MUSA (Multicriteria Satisfaction Analysis) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisis kepuasan wisatawan. Analisis ini memiliki asumsi bahwa umumnya kepuasan wisatawan bergantung pada sekumpulan kriteria yang mempresentasikan karateristik dari sebuah jasa, dan tujuan utama dari metode ini adalah menyatukan penilaian individu menjadi sebuah fungsi nilai koletif (Arabatzis and Grigoroudis 2010). Hasil analisis dari metode MUSA disajikan dengan bentuk diagram, dimana diagram ini nantinya dapat membantu menentukan langkah-langkah perbaikan (aksi) yang akan dilakukan, dengan menggabungkan bobot dan rata-rata indek kepuasan (Arabatzis and Grigoroudis 2010). Diagram ini menununjukan titik kekuatan dan kelemahan dari kepuasan wisatawan (Grigoroudis and Siskos 2010 b ), dan diagram yang dihasilkan oleh metode ini memiliki dua sumbu utama, yaitu tingkat kepentingan dan tingkat pemanfaatan. Analisis kepuasan wisatawan ini akan menunjukan kesenjangan yang terjadi dari apa yang pengunjung inginkan (tingkat kepentingan) dan apa yang pengunjung dapatkan (tingkat pemanfaatan) (Arabatzis and Grigoroudis 2010). Dalam Rahmawati (2013) analisis kepuasan wisatawan terbagi menjadi kriteria utama dan sub kriteria, yaitu: 1. Petugas di dalam kawasan terdiri atas: pengetahuan, pelayanan, komunikasi dengan pendatang dan kesopanan 2. Karakteristik alam, terdiri atas: keindahan alam, pentupan lahan, kondisi pantai dan kejernihan air 3. Infrastuktur, terdiri atas: kondisi jalan dan penginapan 4. Fasilitas, terdiri atas: pusat informasi, tempat duduk, kios, toilet, tempat sampah dan tempat ibadah.

35 20 5. Informasi-komunikasi, terdiri atas: tanda dan papan petunjuk Pada setiap kriteria utama dan sub kriteria memiliki bobot yang di tentukan berdasarkan tingkat kepentingan dari setiap kriteria dan sub kriteria (Arabatzis and Grigoroudis 2010). Bobot kriteria utama dan bobot sub kriteria di sajikan pada tabel 7 dan tabel 8. Tabel 7. Bobot dan Perhitungan Indeks Kepuasan dari Kriteria Utama Kriteria Petugas di dalam kawasan (a) Karakteristik alam (b) Bobot (%) 1 (Kurang) Skor 2 (Cukup) 3 (Puas) Total 18,38 a*1 a*2 a*3 a 23,76 b*1 b*2 b*3 b Infrastuktur (c) 20,43 c*1 c*2 c*3 c Indeks ( ) ( ) Fasilitas (d) 19,07 d*1 d*2 d*3 d Informasikomunikasi (e) 18,37 e*1 e*2 e*3 e ( ) ( ) Sumber: Arabatzis and Grigoroudis (2010) in Rahmawati (2013) Keterangan : a = Petugas di dalam kawasan b = Karateristik Alam c = Infrastuktur d = Fasilitas e = Informasi dan komunikasi Indeks kepuasan dari kriteria utama dan sub kriteria di dapatkan dari hasil perkalian antara skor dan nilai kepuasan wisatawan yang di peroleh dari hasil wawancara. Hasil yang di peroleh dari perhitungan tersebut yaitu angka dari Pada perhitungan sub kriteria pun dilakukan dengan cara yang sama. Princian perhitungan ditunjukan oleh Tabel 7. Tabel 8. Bobot Indeks Kepuasan dari Sub Kriteria Kriteria Bobot (%) Pengetahuan 9.70 Pelayanan 2.80 Komunikasi 2.85 Kesopanan 3.03 Keindahan alam 7.25 Kondisi Pantai 8.38 Kejernihan air 8.14 Jalan (menuju kawasan) 8.52 Penginapan Ruang Pusat informasi 2.28 Tempat duduk (tempat berteduh) 4.79 Kios 3.16 Toilet 2.53 Tempat sampah 3.48 Tempat ibadah 2.84 Tanda 7.68 Papan petunjuk Sumber: Arabatzis and Grigoroudis (2010)

36 21 Gambar 5. Diagram aksi (Sumber: Customers Statisfaction Council 1995 in Arabatzis and Grigoroudis 2010) Diagram aksi ini dibagi menjadi empat kuadran, berdasarkan tingkat pemanfaatan (rendah-tinggi) dan tingkat kepentingan (rendah-tinggi)(gambar 5). Klasifikasi aksi/tindakan yang terdapat dalam kuadran dapat di tentukan berdasarkan indeks kepuasan wisatawan (Grigoroudis and Siskos 2002 a ; Grigoroudis and Siskos 2010 b ; Arabatzis and Grigoroudis 2010): 1. Status Quo (pemanfaatan rendah dan kepentingan rendah): umumnya, tidak ada tindakan yang diperlukan. 2. Laverage Opportunity/Memanfaatkan peluang (pemanfaatan tinggi / kepentingan tinggi): daerah ini dapat digunakan sebagai keuntungan terhadap persaingan. 3. Transfer Resources (pemanfaatan tinggi / kepentingan rendah): sumber perusahaan dapat lebih baik digunakan di tempat lain. 4. Action Opportunity (pemanfaatan rendah / kepentingan tinggi): ini adalah kriteria yang perlu diperhatikan.

37 22 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi Wisata di Desa Sawarna Undang-undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1990 tetang kepariwisataan diuraikan bahwa yang dimaksud objek dan daya tari wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata, aktivitas atau kegiatan yang berhubungan dapat menarik minat wisatwan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat tertentu. Wisata adalah salah satu industri terbesar di dunia dan pantai di anggap sebagai salah satu faktor utama dalam pasar wisata (Philips and House 2009). Indonesia merupakan negara yang menjadikan wisata pantai sebagai salah satu keunggulan destinasi wisatanya. Desa Sawarna merupakan sebuah desa yang terletak di pesisir selatan pulau Jawa yang menyuguhkan pantai-pantai yang indah. Desa Sawarna merupakan sebuah kawasan wisata yang memiliki daya tarik pantai-pantai yang indah dengan pasirnya yang putih dan di kelilingi oleh batuan karang dan juga sebagai lokasi selancar yang setiap tahunnya menjadi tujuan para wisatawan mancanegara. Pantai-pantai yang terdapat di Desa Sawarna dapat di lihat pada Tabel 9. Tabel 9. Potensi Sumberdaya Pantai Desa Sawarna No Nama Pantai Tipe Pantai Panjang Pantai (m) Lebar Pantai (m) 1 Pantai Legon Pari 2 Pantai Karang Bereum 3 Pantai Tanjung Layar Kegiatan Wisata yang dapat dilakukan Berpasir Berkemah, melihat Sunrise, olah raga pantai, Selancar Berbatu Berkemah, melihat Sunrise, bermain air Berbatu Melihat Sunset, berkemah, dapat melakukan Snorkling pada saat perairan sedang pasang 4 Pantai Ciantir Berpasir Melihat Sunset, berkemah, olah raga pantai, berjemur, bermain air, berselancar 5 Pantai Goa Langir 6 Pantai Karang Bokor 7 Pantai Pulo Manuk Sumber: Data Primer (2016) Berpasir Melihat Sunset, berkemah, olah raga pantai, berjemur, bermain air, wisata Goa Berbatu Melihat Sunset Berbatu Melihat Sunset, berenang, jalan-jalna ke Pulo Manuk, Sightseeing Pantai Legon Pari merupakan pantai yang berbentuk teluk sehingga ombak di pantai ini tidak terlalu besar, bentangan pasir putih yang indah dan di beberapa bagian tepi pantainya didomiasi oleh batuan karang yang apabila perairan sedang surut maka batuan karang ini akan berisakan air dan menjadi habitat beberapa jenis ikan (Gambar 6). Panjang Pantai Legon Pari yaitu 335 m (Lampiran 1) dengan lebar 38 m. Pantai ini dimanfaatkan oleh msyarakat menjadi tempat

38 23 bersandarnya kapal-kapal nelayan dan tempat memancing ikan pada sore hari. Pantai ini di kelilingi oleh kebun-kebun masyarakat dan perkebunan kelapa. Lokasi Pantai Legon Pari tidak terlalu ramai oleh wisatawan dikarenakan perjalan untuk menuju pantai ini cukup jauh dari jalan utama dan kondisi jalanannya yang belum bagus, namun wisatawan mancanegara sangat menyukai pantai ini dikarenakan suasana dan lokasi pantai ini masih asri dan sunyi, dan bisa dijadikan tempat berselancar. Gambar 6. Kondisi Pantai Legon Pari Karang Bereum merupakan pantai yang memiliki hamparan batu karang yang luas, terutama pada saat surut batuan karang tersebut akan terlihat jelas (Lampiran 1). Penamaan Karang Bereum berasal dari hamparan batu karang besar yang berbentuk seperti bukit kecil yang di atasnya terdapat karang yang berwarna merah. Pantai Karang Bereum ini memiliki panjang pantai sekitar 120 meter. Tepian pantai ini di dominasi oleh hamparan batuan karang besar dan kecil yang meiliki cekungan yang berisikan ikan-ikan kecil, bintang laut dari jenis Ophiuroidea sp. dan Nereis sp. (Kelabang laut). Vegetasi pantai yang banyak tumbuh di sekitar pantai ini yaitu Pandan Laut, Pohon ketapang, Pohon kelapa dan beberapa tumbuhan merambat. Gambar 7. Aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal Pada sore hari di kawasan pantai masyarakat setempat memanfaatkan batuan karang besar sebagai pijakan saat memancing, banyak juga masyarakat yang

39 24 memancing di cekungan-cekungan bebatuan karang karena banyak ikan yang terperangkat pada batuan karang tersebut saat perairan pantai sedang surut (Gambar 7). Wisatawan lokal maupun mancanergara menjadikan Pantai Karang Beureum ini sebagai lokasi untuk melihat matahari terbit (Sunrise), dan lokasi untuk photografi. Pantai Tanjung Layar merupakan pantai yang di dominasi oleh batuan karang dan sedikit hamparan pasir. pantai ini memiliki panjang 118 meter dengan lebar sekitar 20 meter. Pantai ini menjadi ikon dari pantai sawarna. Penamaan Tanjung Layar berasal dari dua batu karang besar yang menyerupai layar yang berada di pantai ini (Gambar 8). Pantai ini sangat indah dilihat di pagi maupun sore hari. wiasatawan lokal banyak yang memanfaatkan pantai ini sebagai lokasi berkemah maupun sebagai lokasi bersantai, karena di pantai ini dekat dengan sumber air tawar dan banyak masyarakat yang menjadi kan pantai ini sebagai tempat berdagang yaitu dengan membuka warung-warung. Gambar 8. Objek Wisata Pantai Tanjung Layar Masyarakat setempat memanfaatkan pantai ini bukan hanya sebagai lokasi untuk berdagang tetapi juga untuk memancaing pada sore hari. Namun sangat di sayangkan di pantai ini belum ada area parkir kendaraan roda dua yang jelas, sehingga banyak wisatawan lokal yang membawa kendaraan roda dua tersebut hingga ke bibir pantai. Meskipun dampak tersebut tidak terlihat langsung namun apabila terus menrus dilakukan maka lambat laun akan merusak ekosistem ataupun nantinya akan merusak keidahan pantai ini. Pantai Ciantir memiliki tipe pantai berpasir dengan pasir yang putih dan di beberapa bagiannya terdapat batuan karang yang terlihat pada saat perairan di pantai ini surut. Dalam wisata pantai, parameter bahwa suatu pantai sangat sesuai untuk dijadikan lokasi wisata pantai adalah pantai yang memiliki pasir putih. Menurut Pangesti (2007) bahwa secara visual, jenis dan warna pasir pada suatu objek wisata memberikan nilai tersendiri bagi estetika pantai tersebut. Kondisi pantai ini cukup landai dan lebar (sekitar 95 meter) dan panjangnya sekitar 420 meter (Lampiran 1). Di pantai ini terdapat muara sungai, namun karena pasokan air sungai yang terbatas maka air laut menjadi lebih dominan. Muara sungai ini juga dimanfaatkan oleh masyrakat sekitar untuk menambang pasir. Sumber air tawar sangat mudah di dapatkan di pantai ini. Masyarakat memanfaatkan daerah ini sebagai area

40 25 berdagang dengan membangun saung-saung kecil yang di peruntukan untuk wisatawan yang ingin beristirahat dan membangun toilet-toilet. Wisatawan lokal memanfaatkan lokasi ini sebagai lokasi berkemah, bermain air, olah raga pantai maupun untuk melihat matahari terbenam. Pantai ciantir merupakan lokasi selancar kelas dunia, lokasi ini yang menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang ke pantai ini (Gambar 9). Gambar 9. Aktifitas wisatawan di Pantai Ciantir Pantai Goa Langir memiliki pasir putih dengan pantainya yang cukup landai, apabila perairannya surut akan terlihat jelas hamparan bebatuan karang. Pantai ini memiliki panjang 120 meter dengan lebar sekitar 70 meter dan di kelilingi oleh tebing bebatuan yang indah (Gambar 10). Penamaan pantai ini berasal dari sebuah gua yang berada di dekat pantai ini, gua tersebut bernama Goa Langir. Di sekitar pantai ini terdapat beberapa gua antara lain, Goa Kanekes, Goa Harta Karun dan lain-lain. Di pantai ini terdapat muara dari aliran mata air yang berasal dari celahcelah tebing, sehingga di pantai ini mudah mendapatkan sumber air tawar. Gambar 10. Kondisi Pantai Goa Langir Pada bagian tepi pantai ini di dominasi oleh hamparan bebatuan karang, sedangkan hamparan pasirnya tidak terlalu luas. Panjang pantai ini sekitar 88 meter dengan lebar pantai sekitar 20 meter (Lampiran 1). Pantai ini jarang di manfaatkan oleh masyarakat dikarenakan tepian pantai yang curam dan langsung terkena terpaan ombak, sedangkan banyak wisatawan belum mengetahui lokasi ini dikarenakan belum adanya penunjuk arah untuk menuju pantai ini. Pada pantai ini

41 26 dapat di lihat sebuah pulau terangkat yang dinamai Karang Bokor. Pantai Pulo Manuk berpasir putih dengan pantai yang cukup landai dengan panjang sekitar 90 meter dan lebar 10 meter, dan pantai ini juga di dominasi oleh batuan karang (Lampiran 1). Penaman Pulo Manuk berasal dari sebuah Pulau teras terangkat yang berada 200 meter dari bibir pantai yang menjadi tempat singgah berbagai macam jenis burung untuk mencari makan, dan pada saat perairan di pantai ini surut maka terlihat pulau ini menyambung dengan pulau utama (Gambar 11). Gambar 11. Pulau Teras Terangkat di Pantai Pulo Manuk Pada pantai ini terdapat muara sungai yang di manfaatkan oleh para nelayan sebagai lokasi menyandarkan kapal-kapalnya, dan banyak juga masyarakat menggunakan lokasi sebagai lokasi memancing. Terdapat beberapa warung dan saung di kawasan pantai ini yang dimanfaatkan oleh para wisatawan sebagai lokasi bersantai atau beristirahat. Kawasan Pantai Pulo Manuk juga menjadi habitat kera seperti monyet dan lutung. Identifikasi Sarana Pendukung Pengembangan Kawasan Wisata Infrastuktur Fasilitas akomodasi menjadi penunjang dari kegiatan parawisata yang nantinya akan mempengaruhi lama tinggal dari wisatawan. Jika fasilitas akomodasi di kawasan wisata tidak memadai maka akan mempengaruhi kenyaman dari wisatawan tersebut. Terdapat banyak fasilitas akomodasi di Desa Sawarna, namun penginapan/homestay yang paling banyak terdapat di Kampung Cikaung. Pada tahun 2014 terdapat kurang lebih 60 penginapan/homestay yang terdapat di Desa Sawarna dengan jumlah kamar rata-rata dari 2 hingga 27 kamar. Air bersih merupakan salah satu faktor penunjang dari kawasan wisata. Pada umumnya pemanfaatan air bersih di Desa Sawarna berasal dari sumur-sumur bor atau sumur galian dan dari sungai Cisawarna dan digunakan untuk penginapan/homestay, warung-warung makan dan kamar mandi umum. Letak dari Desa Sawarna yang strategis yaitu berada di perbukitan dan dialiri oleh sungai sehingga keterbutuhan akan air bersih cukup terpenuhi. Namun di beberapa kawasan wisata pantai di Desa Sawarna belum terdapat fasilitas air bersih, seperti di Pantai Legoon Pari, Pantai Karang Bereum dan Pantai Karang Bokor. Keberadaan warung-warung wisata merupakan salah satu faktor penunjang

42 27 dari sarana wisata. Dengan adanya warung wisata, maka kebutuhan wisatawan dapat dipenuhi. Namun keberadaan toko-toko penjual hasil kerajinan khas daerah sangat minim di sekitaran kawasan wisata di Desa Sawarna, sehingga para wisatawan sulit mendapatkan barang-barang yang menjadi ciri khas dari Desa Sawarna. Aksesibilitas Desa Sawarna dapat dicapai melalui Pelabuhan Ratu atau melalui Rangkasbitung. Jika melalui Pelabuhan Ratu, hanya ada satu kendaraan yaitu mobil berjenis Elf yang menuju ke Desa Sawarna dengan waktu tempuh jam (Gambar 12). Transportasi utama yang ada di dalam Desa Sawarna untuk menuju ke lokasi wisata, yaitu ojek yang berasal dari masyarakat Desa Sawarna itu sendiri. Gambar 12. Estimasi Waktu dan Jarak Perjalanan dari Pelabuhan Ratu ke Desa Sawarna (Sumber: Google Maps 2016) Identifikasi Sumberdaya Masyarakat Lokal Penduduk di Desa Sawarna berjumlah jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak dan penduduk perempuan sebanyak 2.098, sehingga dapat diketahui bahwa di Desa Sawarna Jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada jumlah penduduk perempuan. Penduduk Desa Sawarna umumnya masuk kategori generasi muda yang ditegaskan oleh kelompok umur 5-9 tahun yaitu sebanyak 520 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat pada kelompok umur 75+ yaitu hanya sebanyak 34 jiwa. Pekerjaan yang paling mendominasi di Desa Sawarna adalah petani sebanyak 926 jiwa, kemudian disusul oleh perdagangan sebanyak 142 jiwa (BPS Kab. Lebak 2014 b ). Dalam upaya pemberdayaan dan mencerdaskan masyarakat, pendidikan merupakan salah satu aspek pengembangan sumberdaya manusia untuk membantu kerbelangsungan hidup masyarakat itu sendiri. Membangun suatu kawasan selain dipengarui oleh sumberdaya alam dari kawasan tersebut, juga di pengaruhi oleh sumberdaya masyarakatnya. Tingkat pendidikan pun sangat berpengaruh dalam pembangunan suatu kawasan, karena akan mempengaruhi peranan masyarakat dalam pembangunan dan dalam penerimaan ide-ide pembangunan pada kawasan tersebut.

43 28 Tabel 10. Komposisi Masyarakat Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 Tidak tamat SD/sederajat 410 9% 2 SD 1,491 33% 3 SMP 2,000 44% 4 SMA 300 7% 5 Pendidikan Tinggi 350 8% Sumber: Desa Sawarna (2014) Dari tabel 10, terlihat bahwa sebagian besar tingkat pendidikan masyarakat di Desa Sawarna adalah SMP dengan persentase sebesar 44% sedangkan hanya 8% yang mengenyam pendidikan tinggi. hal ini berkaitan erat dengan kemampuan ekonomi masyarakat setempat yang sebagian besar adalah petani. Wisatawan Desa Sawarna memiliki banyak obyek wisata seperti, goa, air terjun, pegunungan, dan Pantai. Desa Sawarna merupakan salah satu kawasan yang dimanfaatkan untuk wisata Pantai. Kawasan pesisir Desa Sawarna memiliki pantai-pantai yang indah sehingga menjadi tujuan wisata di Kecamatan Bayah. Banyak wisatawan mancanegara yang mengunjungi kawasan ini untuk melakukan kegiatan berselansar (Surfing). Wisatawan mancanegara akan meningkat pada saat musim gelombang tinggi. Kegiatan berselancar di kawasan ini tidak hanya di sukai oleh wisatawan mancanegara namun banyak wisatawan lokal yang melakukan kegiatan tersebut di kawasan ini. Jumlah kunjungan wisatawan di kawasan pesisir Desa Sawarna sangat fluktuatif (Tabel 11). Tabel 11. Jumlah Kunjungan Wisatawan (Orang) di Desa Sawarna Tahun Tahun Wisatawan Lokal Mancanegara , , , , Sumber: Dinas Pemuda, Olah Raga dan Parawisata Kabupaten Lebak (2014) Jumlah wisatawan yang berkujung ke Desa Sawarna relatif mengalami fluktuasi di setiap tahunnya. Pada tahun 2011 jumlah kunjungan wisatawan lokal ke Desa Sawarna sebanyak 10,425 orang sedangkan wisatawan mancanegara sebesar 286 orang. Pada tahun 2012 kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara mengalami peningkatan sebesar 52% dimana jumlah wisatawan lokal mencapai 28,552 dan wisatawan mancanegara sebesar 380 orang. Namun pada tahun 2013 jumlah kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara mengalami penurunan dan kembali meningkat pada tahun Peningkatan jumlah wisatawan di Desa Sawarna dikarenakan banyaknya wisatawan yang mengetahui keindahan yang dimiliki oleh Desa Sawarna.

44 29 Karateristik Wisatawan Wisatawan atau Pengunjung yang menjadi responden, berjumlah 50 orang yang terdiri dari 38 orang laki-laki (76%) dan 12 orang perempuan (24%). Adapun usia pengunjung terlihat pada Gambar 13. > 60 2 Usia (Tahun) < Jumlah Pengunjung (%) Gambar 13. Karateristik Usia Wisatawan (Sumber: Data Primer diolah 2015) Karateristik pekerjaan wisatawan yang mengunjungi Kawasan Pesisir Desa Sawarna didominasi oleh pegawai Swasta yaitu sebanyak 29 orang (58%), kemudian pelajar/mahasiswa yaitu 10 orang (20%). Wisatawan yang berprofesi sebagai PNS 4 orang (8%) dan wirausaha sebanyak 3 orang (6%) (Gambar 14). 20% 8% Pegawai Swasta Wiraswasta 0% 8% 58% PNS 6% Nelayan/Petani Gambar 14. Karateristik Pekerjaan Wisatawan (Sumber: Data Primer diolah 2015) Keterlibatan wisatawan dengan kegiatan wisata pantai dan wisata selancar yaitu dapat dilihat dari kegiatan wisatawan itu sendiri seperti yang di tunjukan oleh Gambar 15. Sebanyak 15 orang (30%) mengatakan melakukan kegiatan piknik, 12 orang (24%) mengatakan melakukan kegiatan bermain pasir, 9 orang (18%) mengatakan melakukan kegiatan berjalan-jalan dan masing-masing 5 orang (10%) mengatakan melakukan kegiatan olah raga pantai dan berselancar. Terdapat 4 orang (8%) mengatakan memilih kegiatan lainnya yaitu memancing dan melakukan kegiatan fotografi.

45 30 10% 8% 18% Berjalan-jalan Bermain Pasir Olahraga Pantai 30% 24% Piknik Selancar 10% Lainnya Gambar 15. Kegiatan Wisata yang dilakukan Wisatawan (Sumber: Data Primer diolah 2015) Sebanyak tujuh orang (14%) responden menyatakan bahwa meraka baru pertama kali berkunjung ke Kawasan Pesisir Desa Sawarna. Mereka mendapatkan informasi mengenai kawasan ini dari berbagai media sosial, teman dan kerabat sehingga menumbuhkan rasa ingin tau kemudian berkunjung ke kawasan Pesisir Desa Sawarna. Sebanyak 43 orang (86%) lainnya menyatakan sudah cukup sering berkunjung ke Kawasan Pesisir Desa Sawarna. Sebagian besar biasanya datang ke Pantai Ciantir dan Pantai Tanjung Layar untuk menikmati suasana pantai dan menikmati indahnya matahari terbenam di kedua pantai tersebut. Persentase kunjungan tertinggi ke pantai-pantai yang ada di kawasan Pesisir Desa Sawarna dimiliki oleh Pantai Tanjung layar dan Pantai Ciantir yaitu masing-masing sebanyak 15 orang (30%). Kedua pantai ini adalah ikon dari wisata pantai yang ada di Desa Sawarna. Pantai Tanjung layar terkenal dengan batu karang yang menjulang menyerupai layar kapal dan Pantai Ciantir dengan pasir putih dan ombaknya. Sebanyak 5 orang (10%) mengatakan mengunjungi Pantai Legon Pari dan sebanyak 5 orang (10%) mengunjungi Pantai Karang Bereum (Gambar 16). 10% 2% 8% 10% 10% Pantai Legon Pari Pantai Karang Bereum Pantai Tanjung Layar 30% 30% Pantai Ciantir Pantai Goa Langir Gambar 16. Pantai-pantai yang dikunjungi (Sumber: Data Primer diolah 2015)

46 31 Kepuasan Wisatawan Analisis kepuasan wisatawan menggunakan persepsi wisatawan sebagai penentuan kepuasan wisatawan pada kawasan wisata, seperti apa yang didapat pada saat mereka melakukan kunjungan ke lokasi wisata. Kriteria persepsi kepuasan wisatawan dibagi menjadi lima kriteria utama dan 17 sub kriteria. Tabel 12. Indeks Kepuasan Wisatawan (%) berdasarkan Kriteria Utama Kriteria Bobot (%) Indeks Kepuasan (%) Petugas di dalam kawasan 18, Karakteristik alam 23, Infrastuktur 20, Fasilitas 19, Informasi-komunikasi 18, Sumber: Data Primer, diolah (2015) Analisis ini diperoleh dari hasil kuisioner dan analisis MUSA untuk mendapatkan rata-rata indeks kepuasan wisatawan. Indeks kepuasan wisatawan paling tinggi di kawasan wisata pesisir Desa Sawarna terdapat pada kerateristik alam yaitu sebesar 30.41% dan indeks kepuasan wisatawan terendah di kawasan ini terdapat pada kriteria informasi-komunikasi yaitu hanya sebesar 14.88% (Tabel 12). Kurangnya petugas penjaga pantai yang menjadi kekhawatiran para wisatawan, yang menyebabkan menurunnya indeks kepuasan wisatawan yaitu sebesar 16.54%. Kurangnya ketersediaan infrastuktur di kawasan wisata yang menimbulkan kurang puasnya wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut, seperti beberapa jalan yang yang masih rusak dan beberapa akses untuk menuju beberapa pantai masih belum tersedia. Fasilitas yang terdapat di kawasan wisata ini sudah cukup lengkap namun sebagaian besar wisatawan menyatakan masih perlu di lengkapi dan di perbaiki, terutama fasilitas yang belum ada dan rusak. Tabel 13. Indeks Kepuasan Wisatawan (%) Berdasarkan Sub Kriteria Kriteria Bobot (%) Indeks Kepuasan (%) Pengetahuan Pelayanan Komunikasi Kesopanan Keindahan alam Kondisi Pantai Kejernihan air Jalan (menuju kawasan) Penginapan Pusat informasi Tempat duduk (tempat berteduh) Kios Toilet Tempat sampah Tempat ibadah Tanda Papan petunjuk Sumber: Data Primer, diolah (2015)

47 32 Sub kriteria berasal dari lima kriteria utama, seperti kriteria karateristik alam terdiri dari sub kriteria keindahan alam, kondisi pantai, dan kejernihan air. Kriteria infrastuktur terdiri dari sub kriteria jalan (menuju kawasan) dan penginapan dan lain-lain. Dari 17 sub kriteria indeks kepuasan yang paling tinggi terdapat pada sub kriteria keindahan alam yaitu sebesar 10.08%, dan indeks kepuasan paling rendah terdapat pada sub kriteria pusat informasi, toilet, tempat sampah dan tempat ibadah (Tabel 13). Ketersediaan beberapa fasilitas yang belum memadai dan kualitasnya pun belum baik menyebabkan kurang puasnya wisatawan yang mengujungi kawasan wisata tersebut, begitu pula pada ketersediaan infrastuktur di kawasan tersebut seperti pada sub kriteria jalan (menuju kawasan) akan menyebabkan sulitnya aksesibilitas dari wisatawan yang menyebabkan menurunnya kepuasan terhadap kawasan wisata. Masih kurangnya papan pentunjuk keselamatan pun menjadi salah satu penyebab kurangnya informasi kepada wisatawan, maka hal tersebutlah yang membuat wisatawan masih kurang puas pada beberapa kriteria. Gambar 17. Diagram Aksi Kepuasan Wisatawan pada Kriteria Utama Pada diagram aksi kepuasan (Gambar 17) karateristik alam Desa Sawarna memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan tingkat pemanfaatannya yang tinggi karena karateritik alam Desa Sawarna merupakan elemen kunci dari daya tarik wisata bagi wisatawan. Menurut Salleh et al. (2012) hampir semua wisatawan lokal maupun mancanegara sangat menyetujui bahwa faktor karateristik alam adalah faktor yang mempengaruhi kepuasan wisatawan terhadap suatu kawasan wisata. Kriteria-kriteria kepuasan wisatawan yang lain, yaitu petugas di kawasan, infrastuktur, fasilitas dan komunikasi-informasi berada pada tingkat kepentingan yang tinggi namun pelaksanaannya masih rendah, sehingga pihak pengelola diharapkan memperhatikan faktor-faktor yang terkait dengan pengelolaan wisata, agar kawasan wisata Desa Sawarna dapat menjadi kawasan wisata yang tetap berkelanjutan.

48 33 Kesesuaian Wisata Dalam pengembangan wisata bahari memerlukan kesesuaian sumberdaya dan lingkungan pesisir, kesesuaian tersebut di tujukan untuk mendapatkan karateristik sumberdaya wisata guna menentukan kegiatan wisata apa yang akan dikembangkan di kawasan pesisir tersebut (Yulianda et al. 2010). Untuk menilai kesesuaian suatu kawasan dilakukan dengan menggunakan analisis Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), analisis ini di ukur dengan memberikan bobot dan skor pada faktor-faktor pembatas atau parameter yang sudah di tentukan sesuai dengan kategori wisata yang ingin diketahui. Analisis kesesuaian kawasan wisata pantai di lakukan pada tiga pantai berpasir (dominan pantai berpasir putih) dan empat pantai kombinasi pasir dan batuan karang yang ada di kawasan pesisir Desa Sawarna. Kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan untuk kegiatan wisata pantai yaitu, rekreasi pantai (berenang, berjemur, olah raga pantai dan memancing), dan selancar. Penentuan nilai IKW didasari oleh observasi lapangan dan pengukuran yang dilakukan di tujuh pantai di Desa Sawarna (Tabel 14). Parameter yang di observasi dan di ukur untuk kategori rekreasi pantai adalah kedalaman perairan, tipe pantai, lebar pantai, material dasar perairan, kecepatan arus, kemiringan pantai, kecerahan perairan, penutupan lahan pantai, biota berbahaya, ketersediaan air tawar. Kedalaman pantai-pantai yang berada di kawasan pesisir Desa Sawarna berkisar antara 0,5-5,0 meter, kedalam perairan di kawasan pesisir ini sangat dipengaruhi oleh pasang surut yang terjadi di kawasan tersebut. kedalaman ini merupakan salah satu faktoryang paling di perhatikan oleh wisatawan untuk melakukan aktivitas rekreasi dan berenang (Tambunan et al. 2013). Tipe pantai di kawasan pesisir ini di dominasi oleh pantai pasir putih dan pantai kombinasi pasir putih dan batuan karang, ada batuan karang yang curam ataupun landai. Lebar pantai di kawasan pesisir ini berkisar antara meter. Sebagian besar material dasar perairan di kawasan pesisir ini adalah pasir dan batuan karang. Kecepatan arus di kawasan pesisir ini berkisar antara 0,15-0,25 meter/detik. Penutupan lahan pantai di kawasan ini di dominasi oleh lahan terbuka yang di tumbuhi oleh Pandan laut (Pandanus sp.), Ketapang, Butun dan perkebunan Kelapa. Di beberapa pantai di kawasan pesisir ini di temukan Bulu Babi dan Lipan laut. Ketersediaan air tawar di kawasan ini memiliki jarak <0,5 sampai > 1,0 km. Tabel 14. Analisis kesesuaian wisata pantai untuk kategori rekreasi pantai No Lokasi Jumlah Skor Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) Kelas Kesesuaian 1 Pantai Legon Pari S1 2 Pantai Karang Bereum S2 3 Pantai Tanjung Layar S2 4 Pantai Ciantir S1 5 Pantai Goa Langir S1 6 Pantai Karang Bokor S3 7 Pantai Pulo Manuk S2 Sumber: Data Primer, diolah (2015)

49 34 Keterangan: S1 = Sangat Sesuai S2 = Sesuai S3 = Sesuai Bersyarat N = Tidak Sesuai Hasil analisis kesesuaian kawasan untuk pengembangan wisata pantai kategori rekreasi pada di kawasan pesisir Desa Sawarna diperoleh tiga kategori kelas kesesuaian yaitu kelas kesesuaian S1 (sangat sesuai), kelas kesesuaian S2 (sesuai), dan kelas kesesuaian S3 (sesuai bersyarat) (Gambar 18). Pertama, kelas kesesuaian S1 atau bisa disebut kelas sangat sesuai, yaitu kawasan pantai yang sangat sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan kegiatan wisata. Kawasan tersebut dapat dikatakan sangat sesuai apabila nilai IKW kawasan tersebut mencapai antara %. Terdapat tiga pantai yang termasuk dalam kelas S1 ini, yaitu Pantai Legon Pari, Pantai Ciantir dan Pantai Goa Langir. Kedua, kelas kesesuaian S2 atau yang bisa disebut sesuai, yaitu kawasan pantai yang sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan kegiatan wisata namun terdapat beberapa faktor pembatas untuk dapat mengembangkan kegiatan wisata di kawasan tersebut tetapi faktor pembatas tersebut tidak mengurangi kesesuaian kawasan tersebut untuk dilakukannya kegiatan wisata. Kawasan tersebut dapat dikatakan sangat sesuai apabila nilai IKW kawasan tersebut mencapai antara 50-<75%. Pantai yang memiliki kela kesesuaian S3 ada empat pantai, yaitu Pantai Karang Bereum, Pantai Tanjung Layar, Pantai Goa Langir dan Pantai Pulo Manuk. Selain kelas kesesuaian S1 dan S2, di kawasan pesisir Desa Sawarna terdapat kawasan yang memiliki kelas kesesuaian S3 yaitu Pantai Karang Bokor. Kelas kesesuaian S3 atau bisa disebut sesuai bersyarat, dimana kawasan pantai tersebut sesuai untuk dikembangkan menjadi kawasan kegiatan, namun ada beberapa faktor pembatas yang membatasi kawasan tersebut sehingga harus syarat yang dipenuhi agar faktor pembatas yang ada dikawasan tesebut tidak mempengaruhi kegiatan wisata di kawasan pantai.

50 23 Gambar 18. Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Rekreasi 35

51 36 Penentuan nilai IKW untuk kategori selancar didasari oleh observasi lapangan dan pengukuran yang dilakukan di tujuh pantai di Desa Sawarna. Parameter yang di observasi dan di ukur untuk kategori selancar (Surfing) adalah tinggi gelombang, panjang gelombang, jenis pecah gelombang, material dasar perairan, dan kedalaman perairan (Tabel 15). Ketinggian gelombang di kawasan pesisir Desa Sawarna berkisar antara 0,5-5 meter dengan panjang gelombang berkisar antara meter. Terdapat empat tipe tipe jenis pecah gelombang di kawasan pesisir ini yaitu plunging, collapsing, spilling dan surging, namun jenis pecah gelombang yang paling ideal untuk kegiatan selancar yaitu plunging dan collapsing. Sebagian besar material dasar perairan di kawasan pesisir ini adalah pasir dan batuan karang. Kedalaman di kawasan pesisir ini sangat bervariasi yaitu berkisar antara 0,5-5 meter tergantung dengan pasang surut yang sedang terjadi di kawasan tersebut. Tabel 15. Analisis kesesuaian wisata pantai kategori wisata selancar (Surfing) No Lokasi Jumlah Skor Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) Kelas Kesesuaian 1 Pantai Legon Pari 33 56,89 S2 2 Pantai Karang 13 22,41 N Bereum 3 Pantai Tanjung Layar 13 22,41 N 4 Pantai Ciantir 46 79,31 S1 5 Pantai Goa Langir 33 22,41 N 6 Pantai Karang Bokor 13 22,41 N 7 Pantai Pulo Manuk 33 56,89 S2 Sumber: Data Primer, diolah (2015) Keterangan: S1 = Sangat Sesuai S2 = Sesuai S3 = Sesuai Bersyarat N = Tidak Sesuai Hasil analisis kesesuaian kawasan wisata untuk kategori selancar di kawasan pesisir Desa Sawarna diperoleh tiga kategori kelas kesesuaian yaitu kelas kesesuaian S1 (sangat sesuai) seluas Ha, kelas kesesuaian S2 (sesuai) Seluas 32.1 Ha, dan kelas kesesuaian N (tidak sesuai) seluas Ha (Gambar 19). Pertama, kelas kesesuaian S1 atau bisa di sebut kawasan yang sangat sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata kategori wisata selancar. Kawasan tersebut dapat dikatakan sangan sesuai apabila nilai IKW kawasan tersebut mencapai nilai %. Pantai yang memiliki kelas kesesuaian S1 adalah pantai ciantir, pada bulan-bulan tertentu ombak di lokasi pantai ini bisa mencapai 0,5-3 meter dan ombak dilokasi ini sudah termasuk ke dalam ombak kelas internasional. Kedua, kelas kesesuaian S2 atau bisa disebut kawasan yang sesuai untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata kategori wisata selancar. Kawasan yang dikatakan termasuk dalam kelas kesesuaian S2 yaitu kawasan tersebut memiliki nilai IKW mencapai 50-<75%. Pantai yang memiliki kelas kesesuaian S2 yaitu Pantai Legon Pari, Pantai Goa Langir dan Pantai Pulo Manuk. Ketiga yaitu kelas kesesuaian N atau bisa di sebut kawasan yang tidak sesuai untuk dikembang wisata pantai Kategori selancar, dikarenakan terdapat beberapa faktor pembatas

52 37 yang membatasi kawasan tersebut menjadi kawasan wisata pantai kategori selancar. Terdapat tiga pantai yang termasuk kedalam kelas kesesuaian ini yaitu Pantai Karang Bereum, Pantai Tanjung Layar dan Pantai Karang Bokor. Kawasan pantai-pantai ini di dominasi oleh bebatuan karang yang curam yang mengakibatkan kurangnya kualitas ombak yang mempengaruhi jenis pecah gelombangnya, lokasinya menjadi lebih berbahaya dan sulit dijangkau. Gambar 19. Kesesuaian Wisata Selancar Pantai-pantai yang memenuhi kriteria sesuai untuk kegiatan wisata, sudah seharusnya dikembangkan menjadi kawasan wisata yang dikelola dengan baik dan berkelanjutan sehingga dapat menjadi tujuan utama lokasi wisata pantai di daerah tersebut (Gambar 20). Kawasan pesisir Desa Sawarna memiliki kendala pada aksesibilitas dan infrastuktur, yaitu kondisi jalan raya menuju ke Desa Sawarna banyak yang kurang baik begitu pula jalanan menuju beberapa objek wisata. Pentingnya kerjasama antar sektor dalam pengembangan dan pengelolaan suatu kawasan wisata, salah satunya dengan penyediaan fasilitas, perbaikan infrastuktur, dan peningkatan mutu sumberdaya manusia sehingga diharapkan akan menarik minat dan meningkatkan kunjungan wisatawan lokal ataupun mancanegara.

53 38 38 Gambar 20. Peta Keseuaian Wisata Pesisir Desa Sawarna

54 39 Daya Dukung Wisata WTO mendefinisakan daya dukung sebagai jumlah maksimum orang yang dapat mengunjungi tujuan wisata pada saat yang sama, tanpa menyebabkan kerusakan fisik, ekonomi atau sosial budaya dan pengurangan kualitas kepuasan pengunjung (Jurado et al. 2012). Dengan adanya pembatasan jumlah maksimum pengunjung yang didasari oleh daya dukung kawasan, diharapkan sumberdaya alam dan lingkungan di kawasan tersebut dapat terhindar dari dampak negatif yang di timbulkan dari kegiatan wisata di kawasan tersebut. Banyak sekali aktivitas wisata yang dapat dilakukan di kawasan pesisir, seperti rekreasi pantai, berenang, berjemur, olah raga pantai (contohnya voli pantai), berselancar dan memancing. Agar kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan kondisi kawasan yang baik maka dalam pengembangan kawasan wisata harus memperhatikan tingkat kerusakan dan daya dukung kawasan tersebut. Pemanfaatan kawasan pesisir pantai sebagai kawasan wisata akan menjadikan kawasan pesisir ini menjadi sangat rentan terhadap berbagai kegiatan manusia, baik kegiatan tersebut berasal dari darat maupun dari laut. Jurado et al. (2013) mengemukakan bahwa daya dukung merupakan suatu alat oprasional untuk mencapai kegiatan wisata yang berkelanjutan, karena tidak ada keberlanjutan tanpa batasan. Pada Tabel 16 menunjukan hasil analisis terhadap daya dukung ekologis kawasan pantai memiliki nilai DDK yang berbeda di setiap pantai yang dikaji. Tabel 16. Daya dukung ekologis kawasan pantai di Desa Sawarna No Lokasi Panjang Pantai (m) Jenis Kegiatan (Orang/Hari) Rekreasi Pantai Olahraga Pantai Selancar Orang/ Hari DDK Orang/ Tahun 1 Pantai Legon Pari ,70 2 Pantai Karang ,125 Bereum 3 Pantai Tanjung ,125 Layar 4 Pantai Ciantir ,475 5 Pantai Goa Langir ,125 6 Pantai Karang ,935 Bokor 7 Pantai Pulo Manuk ,950 Sumber: Data Primer, diolah (2015) Kawasan pantai berpasir putih merupakan salah satu faktor utama dalam penentuan pemanfaatan kawasan wisata pantai kategori rekreasi pantai. Oleh karena itu perkiraan daya dukung ekologis kawasan wisata pantai ditentukan dengan menghitung panjang pantai dengan berdasarkan peta tematik panjang pantai di kawasan pesisir Desa Sawarna. Dimana semakin panjang kawasan suatu pantai yang digunakan untuk aktivitas wisata, maka semakin tinggi daya dukung ekologis kawasan tersebut. namun sebaliknya, semakin pendek kawasan suatu pantai yang digunakan untuk aktivitas wisata, maka semakin rendah daya dukung ekologis kawasan tersebut. Pantai Ciantir memiliki kawasan pantai terpanjang diantara pantai yang ada,

55 40 pantai ini memiliki panjang pantai mencapai 420 meter kemudian di ikuti oleh Pantai Legon Pari dengan panjang pantai mencapai 335 meter. Kedua pantai ini memiliki nilai daya dukung tertinggi sekitar orang/hari. Pantai Karang Bokor merupakan kawasan dengan nilai daya dukung yang rendah yaitu 19 orang/hari, karena pantai ini memiliki panjang pantai hanya sekitar 88 meter. Akses untuk ke Pantai Karang Bokor masih belum banyak yang mengetahuinya, di karenakan belum adanya pentunjuk jalan untuk menuju pantai ini. Kondisi pantai ini di dominasi oleh batuan karang sehingga kegiatan wisata tidak banyak yang bisa dilakukan sehingga pantai ini memiliki daya dukung yang rendah. Pada pantai-pantai tertentu yang terdapat di Desa Sawarna pada umumnya akan dipadati oleh wisatawan di waktu-waktu tertentu, seperti pada saat akhir pekan, liburan sekolah, liburan keagamaan ataupun saat liburan nasional. Namun pada hari-hari biasa terjadi kekosongan di pantai tersebut, salah satunya Pantai Karang Bereum. Pantai ini biasanya di padati oleh wisatawan hanya saat terbit matahari, karena di kawasan pantai ini para wisatawan disuguhkan pemandangan yang sangat indah saat matahari mulai menyembul keluar, namum apabila hari biasa pantai ini sepi dan hanya ada masyarakat yang berada dikawasan ini. Hal ini disebabkan oleh akses yang sulit, karena untuk menuju pantai ini kita harus menyewa ojek dengan medan jalan yang kurang bagus begitupun apabila kita memilih untuk berjalan kaki. Wisatawan yang mengunjungi dan menikmat suatu kawasan wisata, cepat atau lambat dapat merusak fungsi ekologi di kawasan tersebut, terlebih lagi apabila melebihi daya dukung ekologisnya. Maka dalam pengelolaan suatu kawasan wisata sangat penting memperhatikan penilaian daya dukung sehingga dapat mengurangi dampak dan menjaga ekosistem di kawasan tersebut. Wei et al. (2014) mengemukakan bahwa penilaian yang teritegrasi dari daya dukung kawasan dapat membantu dalam mendukung koordinasi dan pembangunan ekonomi dan ekologi di kawasan pesisir tersebut. Berbagai ativitas wisata dapat dilakukan di kawasan pantai Desa Sawarna, namun tidak semua area pantai dapat digunakan untuk melakukan aktivitas wisata. Aktivitas yang dapat di lakukan di kawasan pantai antara lain berenang, berjemur, rekreasi pantai, olah raga pantai, memancing, selancar, dan berkemah. Aktivitas wisata yang dapat dilakukan di hampir semua pantai adalah rekreasi pantai, memancing dan berkemah (Tabel 16). Tabel 16. Jenis-jenis aktivitas wisata yang dapat di lakukan di kawasan pantai Desa Sawarna No Lokasi Aktivitas yang dapat dilakukan Bere nang Berjem ur Rekreasi Pantai Olahraga Pantai Memancing Selancar Berke mah 1 Pantai Legon Pari 2 Pantai Karang Bereum 3 Pantai Tanjung Layar 4 Pantai Ciantir 5 Pantai Goa Langir 6 Pantai Karang Bokor 7 Pantai Pulo Manuk

56 41 Strategi Pengelolaan Wisata Pengembangan suatu kawasan, di perlukan strategi yang nantinya menjadi pedoman untuk mencapai tujuan yang di inginkan secara efektif. Pengembangan kawasan bukan berarti mengubah secara total kawasan tersebut, tetapi lebih berarti mengelola, memanfaatkan dan melestarikan setiap potensi yang ada, dimana potensi tersebut dirangkaikan menjadi daya tarik wisatawan. Umumnya, identifikasi potensi sumberdaya pesisir untuk rekomendasi perencanaan pengelolaan didasari oleh kompleksitas dan karateristik kawasan pesisir itu sendiri (Mustain et al. 2015). Strategi yang akan di kembangkan di kawasan pantai Desa Sawarna yaitu wisata berkelanjutan, dimana wisata yang memperhitungkan penuh dampak ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan masa depan, memenuhi kebutuhan wisatawan, industri dan lingkungan setempat (UNEP and UNWTO 2005). Penerapan strategi ini di sesuaikan dengan krateristik lingkungan yaitu potensi sumberdaya alam yang nantinya menjadi potensi wisata dan sumberdaya masyarakat di kawasan itu sendiri. Penerapan strategi ini pun sejalan dengan arahan perencanaan Kabupaten Lebak yang tertuang pada RTRW , yaitu dimana kawasan ini didorong untuk mengembangkan kawasan wisatanya dengan meningkatkan aksesibilitas dan sarana penunjang perekonomian dan wisatanya serta mengembangkan potensi wisata di kawasan tersebut (BAPPEDA Kab. Lebak 2014). Pengelolaan suatu kawasan membutuhkan regulasi atau kebijakan yang mengatur pengelolaan sehingga kawasan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal namun tidak mengenyampingkan aspek lingkungan. Belum adanya regulasi atau kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan wisata di Desa Sawarna, sehingga dalam pengelolaannya wisata dikawasan tersebut masih jauh dari kata pengelolaan yang berkelanjutan. Selama ini pemerintahan desa sawarna, dimana sebagai pengelola kawasan wisata hanya memiliki peraturan desa tentang pungutan desa, belum sampai ke peraturan desa tentang pengelolaan kawasan wisata. Maka itu, Desa Sawarna perlu memiliki regulasi atau kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan sehingga manfaat dari kawasan wisata tidak hanya dapat dirasakan sekarang namun dapat dirasakan juga dalam jangka waktu yang panjang dan tanpa merusak ligkungan. Dalam pengelolaan kawasan wisata desa sawarna perlu mempererat kerja sama dengan kelompok-kelompok masyarakat, seperti Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS), Persatuan Ojek Wisata Sawarna (PEROSA), karang taruna dan lain-lain. Kawasan wisata Desa Sawarna dikelola oleh pemerintahan Desa dimana Desa Sawarna sudah menjadi desa yang menyumbangkan PAD untuk Kabupaten Lebak Banten. Sumber dana untuk PAD berasal dari tiket reribusi kawasan wisata. Tiket retribusi kawasan wisata Desa Sawarna sudah di atur dalam PERDES No. 02 Tahun Pengelolaan kawasan wisata pantai Desa Sawarna selain melibatkan masyarakat dalam membatu menjaga keamanan Desa dan kawasan wisata, menjaga loket, mengelola kios cendramata atau makanan, juga perlu berkerja sama dengan dinas terkait salah satunya dalam perbaikan infrastuktur yang menunjang kawasan wisata ini. Untuk mencapai pengelolaan kawasan wisata yang optimal dan berkelanjutan, maka disusunlah strategi pengelolaan yang mengacu pada analisisanalisis yang telah dilakukan, Strategi tersebut yaitu (Tabel 17):

57 42 Tabel 17. Strategi Pengelolaan Wisata No Komponen Masalah Strategi 1 Kesesuaian Wisata Belum adanya peruntukan ruang untuk kegiatan wisata. Penataan ruang kegiatan wisata. 2 Masyarakat Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat dalam mendukung kegiatan wisata. Mengadakan sosialisasi dan pelatihan keterampilan kepada masyarakat untuk mendukung kegiatan 3 Infrastuktur Kondisi aksesibilitas menuju Kawasan Wisata banyak mengalami kerusakan. Banyaknya kawasan pantai yang kurang dimanfaatkan karena belum adanya pembangunan infrastuktur yang memadai. 4 Fasilitas Kurangnya fasilitas yang terdapat di Kawasan Wisata, salah satunya adalah lahan parkir untuk kendaraan roda 2 maupun roda 4. Belum adanya loket pusat informasi yang digunakan sebagai lokasi pengumpulan informasi mengenai kawasan wisata. 5 Daya Dukung Wisata Belum adanya daya dukung kawasan guna menjaga ekosistem kawasan wisata. wisata Perbaikan aksesibilitas menuju kawasan wisata Pembangunan dan perbaikan infrastuktur. Penyediaan dan perbaikan fasilitas. Penyediaan loket pusat informasi kawasan wisata dan tanda. Memperhatikan daya dukung kawasan melalui pembatasan wisatawan. 6 Wisatawan Penggeseran nilai budaya Menetapkan peraturan lokal yang mengatur tentang nilai budaya. 1) Penataan Ruang Kegiatan Wisata Banyaknya potensi sumberdaya alam yang ada di Desa Sawarna, maka dalam pengelolaannya harus memiliki penataan ruang untuk pengembangan kegiatan wisata agar pengembangan kawasan tepat sasaran dan tetap dapat menjaga kuliatas ekosistem yang terdapat di kawasan tersebut. Konsep pengembangan kawasan kegiatan wisata dapat kita klasifikan menjadi dua zona yaitu, zona minat khusus dan zona pendukukung. Zona minat khusus memiliki keunikan dimana zona ini hanya dapat dilakukan beberapa kegiatan wisata saja. Dimana zona minat khusus dapat kita terapkan di Pantai Legon Pari dengan aktivitas wisata yang dapat dilakukan yaitu selancar dan rekreasi pantai. Di Pantai Ciantir dengan aktivitas wisata yang dapat dilakukan yaitu, selancar, rekreasi pantai dan olah raga pantai. Sedangkan di Pantai Pulau Manuk aktifitas yang bisa dilakukan pengamatan burung, bermain dengan monyet dan apabila perairan sedang surut wisatawan dapat berjalan ke batu krang besar yang di sebut Pulau Manuk. Pantai Goa langir dengan aktivitas wisata yang dapat dilakukan yaitu,

58 43 menjelajah gua-gua dan rekreasi pantai. Pantai Tanjung layar dengan aktivitas wisata yang dapat dilakukan yaitu, rekreasi pantai, melihat batu karang yang bentuknya seperti batu layar, dan jika perairan sedang pasang pantai ini dapat dijadikan lokasi snorkeling. Zona pendukung yaitu Pantai Karang Bereum dan Pantai Karang Bokor. Aktivitas yang dapat dilakukan di kedua pantai ini yaitu rekreasi pantai dan melihat terbit dan terbenamnya matahari. 2) Mengadakan sosialisasi dan pelatihan keterampilan kepada masyarakat untuk mendukung kegiatan wisata. Perlunya pelatihan-pelatihan tentang keterampilan baik itu tentang bahasa, pemandu wisata, pelatihan pembuatan cendramata/kerajinan, dan pelatihan teknik penyelamatan di laut, adalah salah satu langkah dalam pemberdayaan masyarakat untuk mendukung kegiatan wisata sehingga nantinya dapat meningkatkan kualitas kawasan wisata tersebut. Meningkatnya kunjungan wisatawan dari mancanegara sehingga masyarakat di harapkan dengan mengikuti pelatihan bahasa nantinya dapat berkomunikasi dengan baik dengan wisatawan mancanegara. Dengan mengikuti pelatihan pembuatan cendramata, diharapkan nantinya cendramata-cendramata dari Desa Sawarna dapat diketahui oleh banyak wisatawan karena masyarakat mulai membuka geraigerai cendramata hasil kreasinya sendiri. Masyarakat pun dapat bekerjasama dengan pengelola kawasan wisata, yaitu dengan menjadi penjaga pantai, sehingga dapat menjaga keselamatan wisatawan. Adanya pelatihan pemandu wisata kepada ojek-ojek yang ada di kawasan wisata pun sangat diperlukan agar mereka bukan hanya sebagai ojek yang mengantar wisatawan ke lokasi wisata, namun nantinya mereka dapat menjelaskan sejarah ataupun mendampingi wisatawan tersebut. Dengan hal ini pemerintah Desa bisa memasukan program pemberdayaan masyarakat di RPJMDes untuk mendukung kegiatan peningkatan sumberdaya masyarakat. Dengan adanya pelayanan yang baik, maka wisatawan akan merasa nyaman dan terbantu dalam melakukan kegiatan wisata. Diharapkan nantinya masyarakat mampu memberdayakan dirinya sendiri melalui penyedian jasa dan usaha untuk meningkatkan perekonomian masyarakat itu sendiri. 3) Perbaikan Aksesibilitas Menuju Kawasan Kondisi jalan yang kurang baik dapat menghambat perjalanan menuju kawasan wisata. Sepanjang jalan menuju Desa Sawarna terdapat banyak ruas jalan yang berlubang dan kurangnya penerangan jalan di malam hari, sehingga sangat kurang aman apabila melakukan perjalan di malam hari. Perbaikan jalan dan penambahan penerangan di jalan-jalan menuju kawasan Desa Sawarna sangat di perlukan guna mengurangi tingkat kecelakaan dan meningkatkan tingkat keamanan. Perlunya kerjasama dengan dinas terkait agar dapat memperbaiki infrastuktur jalan sehingga dapat meninggkatkan kenyamanan wisatawan yang datang ke Desa Sawarna. 4) Pembangunan dan Perbaikan Infrastuktur Setiap kawasan wisata membutuhkan pembangunan infrastuktur yang memadai, sehingga kedepannya pantai-pantai yang ada di Kawasa Pesisir

59 44 Desa Sawarna dapat dikembangkan menjadi daerah wisata dan memudahkan bagi wisatawan yang akan berkunjung ke kawasan wisata tersebut. Begitu juga diperlukannya perbaikan infrastuktur yang berada di dalam kawasan wisata Desa Sawarna, seperti jalan-jalan yang menuju lokasi wisata dan pemeliharaan jembatan gantung. Kondisi jalan-jalan menuju beberapa pantai masih sangat curam, seperti jalan menuju kawasan Pantai Legoon Pari dan Pantai Karang Bereum yang sepenuhnya belum di perbaiki, dalam hal ini dapat membahayakan wisatawan maupun masyarakat yang melewati jalan tersebut. Begitu pula dengan jembatan gantung, pemeliharaan jembatan gantung sangat di perlukan untuk keselamatan wisatawan maupun masyarakat. Perlunya aturan yang jelas dalam penggunaan jembatan gantung tersebut, karena apabila musim libur tiba jembatan gantung tersebut menyebabkan kemacetan sehingga mengurangi kenyamanan dalam mengakses jalan di dalam kawasan wisata. Perlunya peningkatan pasokan listrik yang masuk ke Desa Sawarna sehingga mengurangi terjadinya pemadaman listrik pada saat meningkatnya pengunjung di kawasan wisata Desa Sawarna. 5) Penyediaan dan Perbaikan Fasilitas Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan wisatawan adalah ketersediaan fasilitas. Ketersediaan fasilitas yang belum memadai dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan dan lama waktu tinggal dari wisatawan tersebut. Perlu dilakukan perbaikan ataupun penambahan fasilitas seperti, tempat sampah, tempat duduk, toilet, lahan parkir, pengadaan perlengkapan penunjang kegiatan usaha parawisata dan fasilitas produksi dan sarana transportasi antar kota. Penyediaan lahan parkir yang luas sangat perlu di kawasan ini, sehingga nantinya tidak ada lagi kendaraan bermotor yang dapat masuk ke kawasan wisata. Masuknya kendaran bermotor ke kawasan pantai lama-kelamaan akan menyebabkan kerusakan pada ekosistem pantai itu sendiri. Minimnya sarana tranportasi antar kota yang langsung menuju ke Desa Sawarna, menyebabkan sulitnya akses menuju ke lokasi jika menggunakan kendaraan umum. Sehingga perlunya penambahan sarana angkutan tranportasi ataupun penambahan jalur transportasi. Sejauh ini fasilitas penginapan di Desa Sawarna sudah cukup memadai, namun kedepannya perlu adanya pengawasan dalam hal pembangunan agar pembangunan ataupun penambahan fasilitas tidak merusak lingkungan di kawasan tersebut. 6) Penyediaan Loket Pusat Informasi Kawasan Wisata dan Tanda Penyediaan loket informasi di kawasan wisata akan memudahkan para wisatawan untuk mendapatkan informasi mengenai lokasi-lokasi wisata, fasilitas yang ada dan hal-hal yang dapat di lakukan maupun yang tidak dapat dilakukan di kawasan wisata tersebut. Selain itu, keberadaan loket pusat informasi pun dapat membantu mempromosikan wisata baik secara fisik dan digital. Saat ini pengelola kawasan wisata Desa Sawarna belum menyediakan loket pusat sehingga wisatawan cukup kesulitan untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan tentang kawasan wisata tersebut. Pada saat wisatawan datang ke kawasan wisata Desa Sawarna, masyarakat dikawasan tersebut banyak yang berebut untuk mendapatkan penumpang atau

60 45 tamu untuk penginapan mereka, sehingga hal tersebut dapat mengganggu kenyamanan dari para wisatawan itu sendiri. Pengelolaan loket pusat informasi pun dapat berkerjasama dengan masyarakat, sehingga masyarakat dapat berperan aktif dalam pengelolaan kawasan wisata. Selain itu, tandatanda sangat penting untuk kawasan wisata karena sebagai informasi lokasi atau area untuk kegiatan tertentu, seperti tanda lokasi yang sesuai untuk berkemah maupun berselancar, tanda lokasi berbahaya, dan sebagainya. Sehingga hal tersebut dapat memudahkan wisatawan dalam akses dan kenyamanan dalam berwisata. 7) Memperhatikan daya dukung kawasan melalui pembatasan jumlah wisatawan. Dalam implementasi kegiatan wisata yang berkelanjutan maka diperlukannya pembatasan jumlah wisatawan guna menjaga kondisi keberlanjutan sumberdaya alam yang ada. Namun jika pembatasan jumlah wisatawan tidak bisa di implementasikan, maka hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan daya jual kawasan ini menjadi kawasan ekowisata. 8) Menetapkan peraturan lokal yang mengatur tentang nilai budaya. Salah satu masalah yang akan datang seiring berkembanganya sebuah kawasan wisata, adalah penggesaran nilai budaya. Akan banyak sekali wisatawan yang datang dari berbagai daerah dan negara untuk mengunjungi Kawasan wisata Desa Sawarna, salah satunya yaitu wisatawan mancanegara. Sebagian masyarakat menganggap kedatangan wisatawan mancanegara dapat memberikan dampak negatif bagi budaya dan pergaulan masyarakat khususnya untuk generasi mudanya. Namun kedatangan wisatawan mancanegara pun tidak dapat dihindari seiring berkembangnya kawasan wisata tersebut. Sehingga diperlukannya penetapan peraturan lokal yang mengatur tentang nilai budaya yang harus di jungjung di dalam Desa maupun di kawasan wisata.

61 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilkukan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Desa sawarna memliki potensi sumberdaya alam yang baik untuk dijadikan kawasan wisata. 2. Berdasarkan hasil analisis kesesuaian wisata di Desa Sawarna, keseluruhan pantai cukup sesuai dijadikan kawasan wisata pantai, namun hanya beberapa pantai yang sangat sesuai dijadikan kawasan wisata selancar, yaitu Pantai Legoon Pari, Pantai Ciantir, Pantai Goa Langir dan Pantai pulo Manuk. 3. Berdasarkan analisis daya dukung kawasan, Pantai Legon Pari memiliki daya dukung kawasan sebesar 258 orang/hari, Pantai Karang bereum, Pantai Tanjung Layar, Pantai Goa Langir sebesar 25 orang/hari, Pantai Ciantir sebesar 415 orang /hari, Pantai Karang Bokor yaitu sebesar 19 orang/hari dan terakhir Pantai Pulo Manuk sebanyak 30 orang/hari. 4. Strategi pengelolaan wisata di kawasan wisata Desa sawarna yaitu penataan ruang kegiatan wisata, dimana terdapat zonasi minat khusus yang berada di Pantai Legoon Pari, Pantai Tanjung Layar, Pantai Ciantir, Pantai Goa Langir dan Pantai Pulo Manuk sedangkan zona pendukung yaitu Pantai Karang Bereum dan Pantai Karang Bokor,selanjutnya mengadakan sosialisasi dan pelatihan ketrampilan kepada masyarakat untuk mendkung kegiatan wisata, perbaikan aksesibilitas menuju kawasan wisata, pembangunan dan perbaikan infrastuktur, penyediaan dan perbaikan fasilitas, penyediaan loket pusat informasi kawasan wisata dan tanda, memperhatikan daya dukung kawasa melalui pembatasan jumlah wisatawan dan yang terakhir adalah menetapkan peraturan lokal yang mengatur tentang nilai budaya. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan beberapa hal berikut: 1. Perlunya penelitian tentang mitigasi bencana, mengingat letak Desa Sawarna berada di Pantai Selatan. 2. Adanya sosialisasi mengenai fungsi dan manfaat sumberdaya pesisir serta potensi wisata kepada masyarakat, agar masyarakat memiliki kesadaran untuk menjaga dan memanfaatkan sumberdaya alam dengan bijak. 3. mengkaji kegiatan wisata lainnya di Desa Sawarna sehingga kedepannya dapat merumuskan rencana pengeolaan kawasan pesisir yang berkelanjutan.

62 47 DAFTAR PUSTAKA Ahn BY, Bongkoo L, Scott CS Operationalizing Sustainability in Regional Tourism Planning an Application of the Limits of Acceptable Change Framework. Tourism Management. 23:1-15. Andayani S, Ruslin MA, Antariksa Pengembangan Kawasan Wisata Balekambang Kabupaten Malang. Jurnal Rekayasa Sipil. Vol 6(2): ISSN Arabatzis G, Evangelos G Visitors Satisfaction, Perception and Gap Analysis: The Case of Dadia Lefkimi Souflioan National Park. Forest Policy and Economics. 12: Aziz Z, Petrus S, Ibnu P Studi Kesesuaian Perairan Pantai Tanjung Setian Sebagai Kawasan Wisata Bahari Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung. Journal Of Marine Research. 1(2): UNDIP. Semarang. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Lebak Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lebak Materi Teknis. Banten Blancas FJ, Mercedes G, Macarena L-O, Fatima F The Assessment of Sustainable Tourism: Application to Spanish Coastal Destinantions. Ecological Indicators. 10: Badan Pusat Statistik [BPS] Kecamatan Lebak dalam Angka. Kabupaten Lebak. Lebak Dahuri R, Jacub R, Sapta PG, Sitepu MJ Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradya Paramita. Jakarta. [Desa Sawarna] Peraturan Desa Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Perubahan Pungutan Desa. Grigoroudis E, Siskos Y Preference Disaggregation for Measuring and Analysing Customer Satisfaction: The MUSA Method. Europan Journal of Oprasional Research.143: Grigoroudis E, Siskos Y Customer Satisfaction Evaluation. International Series in Operations Research & Management Science 139. Springer Science + Business Media. DOI / _4. Hakim LAF Penentuan Zona Potensial Pariwisata Bahari di Pesisir Pantai Selatan Pulau Lombok, NTB dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Skripsi. IPB. Bogor. Jurado EN, M Tejada T, Almeida FG, Cabello JG, Cortes RM, Delgado JP, Fernandesz FG, Guiterrez GF, Luque MG, Malvarez GG, Malvarez GG,Marcenaro OG, Navas FC, Ruiz F de la Rua, Ruiz JS, Solis FB Carrying Capacity Assessment for Tourist Destinations Methodology for The Creation of Synthetic Indicators Applied in a Coastal Area. Tourism Management. 33: Jurado EN, Mihaela ID, Fernandez AM Carrying Capacity Model Applied In Coastal Destinations. Annals of Tourism Research. Vol. 43: KBBI Selancar. Diakses pada: 13 Oktober 2016

63 48 Kristina Y Identifikasi Potensi Provinsi Banten Sebagai Daerah Tujuan Wisata Unggulan Di Indonesia. HOSPITOUR. Vol III(2): UPH. Jakarta Mustain M, Dwito HA, Tri DK The Evaluation of Beach Recretional Index for Coastal Tourism Zone of: Delegan, Kenjeran, and Wisata Bahari Lamongan. Procedia Earth and Planetary Science. 14: Nugraha PH, Agus I, Helmi A Studi Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan untuk Rekreasi Pantai di Pantai Panjang Kota Bengkulu. Journal Of Marine Research. 2(2): UNDIP. Semarang. Nurisyah S, Sunatmo, Sasmintohadi, Bahar A Pedoman Pengembangan Wisata Bahari Berbasis Masyarakat di Kawasan Konservasi Laut. Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Jakarta: Departemen Kelautan dan Perikanan. Pangesti, MH. T Modul Praktek Objek Wisata Alam. Balai Diklat Kehutanan Bogor. Bogor Pangemanan A, Maryunan, Luchman H, Bobby P Economic Analysis of Bunaken Nasional Park Ecotourism Area Based on the Carrying Capacity and Visitation Level. Asian Transaction on Basic and Applied Sciences. Vol 2(4): ATBAS ISSN: Phiplips MR, C House An Evaluation of Priorities for Beach Tourism: Case Studies from South Wales, UK. Tourism Management. 30: Presenza A, Giacomo DC, Lorn S Residents Engagement and Local Tourism Governance in Maturing Beach Destinantions: Evidence from an Italian Case Study. Journal of Destinantions Marketing & Management. 2: Putera AHF, Fachrudin A, Niken TMP, Setyo BS Kajian Keberlanjutan Pengelolaan Wisata Pantai di Pantai Pasir Putih Bira, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Indonesia. Vol.8 (3) : ISSN Raharjo S Seri Oseanografi Umum Edisi 1: Gelombang. IPB press. Bogor Rajab MA, Fachrudin A, Isdradjad S Daya Dukung Perairan Pulau Liukang Loe untuk Aktivitas Ekowisata Bahari. Dpik. 2(3): ISSN Salleh NHM, Othman R, Sarmidi T, Jaafar AH, Norghani BMN Tourist Satisfaction of the Enviromental Service Quality for Tioman Island Marine Park. Indian Journal of Geo-Marine Sciences. Vol. 41(2): Sihasale DA, Luchman H, Agus S, Soemarno S The Suitability of Coast Area for the Development of Beach Tourism of Recreation Category at Naku Village, South Leitimur Subdistrict, Ambon City, Indonesia. IOSR Journal of Engineering. Vol 3(7): e-issn: , p- ISSN: Susanto HA Progres Pengembangan Sistem Kawasan Konservasi Perairan Indonesia. USAID Project. Jakarta Sobari MP, Gatot Y, Desi N Analisis Permintaan Rekreasi dan Strategi Pengembangan Wisata Bahari Pantai Kalianda Resort, Kabupaten Lampung Selatan. Buletin Eonomi Perikanan. VI(3):

64 Solarbesain S Pengelolaan Sumberdaya Pulau Kecil Untuk Ekowisata Bahari Berbasis Kesesuaian dan Daya Dukung (Studi Kasus Pulau Matakus, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku). Tesis. IPB. Bogor Tambunan JM, S Anggoro, H Purnaweni Kajian Kualitas Lingkungan dan Kesesuaian Wisata Pantai Tanjung Pesona Kabupaten Bangka. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hal ISBN Tuwo A Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Brilian Internasional. Surabaya. UNEP and UNWTO Making Tourism More Sustainable- A Guide for Policy Makers. WTO. Wei C, ZY Guo, JP Wu, SF Ye Constructing an Assessment Indices System to Analyze Integrated Regional Carrying Capacity in The Coastal Zones A Case In Nantong. Ocean & Coastal Management. 93: Yulianda, F Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Makalah. Dep. Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Yulianda F, Fachrudin A, Ambrosius AH, Sri H, Kusharjani, Ho S K Pengelolaan Pesisir dan Laut Secara Terpadu. PUSDIKLAT KEHUTANAN-SECEM-KOICA. Bogor. Yulius Kajian Pengembangan Wisata Pantai Kategori Rekreasi Di Teluk Bungus Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat. Tesis. IPB. Bogor 49

65 LAMPIRAN 51

66 52 Lampiran 1. Dokumentasi Lokasi Penelitian Kondisi Pantai Legoon Pari Kondisi Pantai Legoon Pari Tiket Retribusi Kondisi Pantai Karang Bereum Kondisi Pantai Karang Bereum Kondisi Pantai Karang Bereum Kondisi Pantai Tj. Layar Kondisi Pantai Tj. Layar Muara Sungai Cisawarna Kondisi Pantai Ciantir Kondisi Pantai Ciantir Kegiatan Selancar yang ada di Pantai Ciantir

67 53 Lanjutan Lampiran 1. Kondisi Pantai Goa Langir Kondisi Pantai Goa Langir Tiket Retribusi Kawasan Goa langir Kondisi Pantai Karang Bokor Kondisi Pantai Karang Bokor Kondisi Pantai Pulo Manuk Kondisi Pantai Pulo Manuk Salah Satu Kegiatan Kebudayaan Di Desa Sawarna Salah Satu Kegiatan Masyarakat di Sore Hari Pintu Masuk ke kawasan Wisata Desa Sawarna Jembatan Kayu di Desa Sawarna Kondisi Loket Retribusi Menuju Pantai Legon Pari

68 54 Lanjutan Lampiran 1. Loket Retribusi Pantai Legon pari Kondisi Toilet di Pantai Ciantir Kondisi Toilet di Pantai Legoon Pari Kondisi Loket Retribusi Kawasan Wisata Desa Sawarna Kondisi Warung Wisata DI Pantai Ciantir Lahan Parkir Kendaraan Roda empat Jalan Menuju Pantai Ciantir Pemandangan Desa Sawarna Kondisi Pantai Ciantir Wawancara dengan Wisatawan Pemandangan Pantai Ciantir Salah Satu Objek Wisata di Pantai Legon Pari (Sunrise)

69 55 Lampiran 2. Tingkat Kepuasan Wisatawan (%) dari Kriteria Utama Kriteria Kurang Puas Cukup Puas Puas Petugas di dalam kawasan Karakteristik alam Infrastuktur Fasilitas Informasi-komunikasi

70 56 Lampiran 3. Tingkat Kepuasan Wisatawan (%) dari Sub Kriteria Kriteria Kurang Puas Cukup Puas Puas Pengetahuan Pelayanan Komunikasi Kesopanan Keindahan alam Kondisi Pantai Kejernihan air Jalan (menuju kawasan) Penginapan Pusat informasi Tempat duduk (tempat berteduh) Kios Toilet Tempat sampah Tempat ibadah Tanda Papan petunjuk

71 57 Lampiran 4. Indeks Kesesuaian Wisata Pantai Kategori Rekreasi Pantai Pantai antara Pantai Karang Pantai Karang Pantai Tanjung Pantai Legon Pari No Parameter Bereum Bereum dan Pantai Layar Pantai Ciantir Tanjung Layar Bobot Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai 1 Kedalaman Perairan (m) Tipe Pantai Lebar Pantai (m) Material Dasar Perairan Kecepatan Arus (m/d) Kemiringan Pantai ( ) Kecerahan Perairan (m) Penutupan Lahan Pantai Biota Berbahaya Ketersediaan Air Tawar Total % Kelas S1 S2 N S2 S1

72 58 Lanjutan Lampiran 4. No Parameter Muara Sungai Cisawarna Pantai Goa Langir Pantai antara Pantai Goa langir dan Pantai Karang Bokor Pantai Karang Bokor Pantai antara Pantai Karang Bokor dan Pantai Pulo Manuk Pantai Pulo Manuk Bobot Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai 1 Kedalaman Perairan (m) Tipe Pantai Lebar Pantai (m) Material Dasar Perairan Kecepatan Arus (m/d) Kemiringan Pantai ( ) Kecerahan Perairan (m) Penutupan Lahan Pantai Biota Berbahaya Ketersediaan Air Tawar Total % Kelas N 23 N S3 N S2

73 59 Lampiran 5. Indeks Kesesuaian Wisata Selancar Pantai antara Pantai Karang Pantai Karang Pantai Tanjung Pantai Legon Pari No Parameter Bereum Bereum dan Pantai Layar Pantai Ciantir Tanjung Layar Bobot Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai 1 Tinggi Gelombang (meter) Panjang Gelombang (meter) Jenis Pecah Gelombang Material Dasar Perairan Kedalaman Perairan (meter) Total % Kelas S2 N N N S1

74 60 Lanjutan Lampiran 5. Pantai antara Pantai Goa langir dan Pantai Karang Pantai antara Pantai Karang Bokor dan Pantai No Parameter Muara Sungai Cisawarna Pantai Goa Langir Pantai Karang Bokor Pantai Pulo Manuk Bokor Pulo Manuk Bobot Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai 1 Tinggi Gelombang (meter) Panjang Gelombang (meter) Jenis Pecah Gelombang Material Dasar Perairan Kedalaman Perairan (meter) Total % Kelas N N N N N S2

75 61 Lampiran 6. Kuisioner untuk Wisatawan/Pengunjung Kuisioner Wisatawan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor No : Waktu : Hari/Tanggal : No. Pertanyan Jawaban A Keterangan Responden 1 Nama. 2 Alamat 3 Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan 4 Umur [ ] [ ] Tahun 5 Pendidikan 1. SD 2. SMP 3. SMA/SMK 4. PT 6 Status dalam rumah tangga 1. Suami 2. Istri 3. Anak 4. Keluarga 5. Lainnya,.. 7 Jumlah tanggungan [ ] [ ] Orang 8 Daerah asal wisatawan 1. Lokal Desa Sawarna 2. Lokal Kabupaten Lebak 3. Luar Kabupaten Lebak Wil Indonesia 4. Luar Negeri (Mancanegara) 9 Pekerjaan utama/sampingan pendapatan perbulan 1. Pegawai Negri 2. Pegawai Swata 3. Penguaha 4. Petani-Nelayan 5. Pelajar 6. Lainnya,. 10 Pendapatan perbulan 1. < Rp Rp Rp Rp Rp > Rp Apakah saudara berwisata ke kawasan Pantai sawarna ini 1. Ya

76 62 secara rutin? 2. Tidak 12 Berapa kali saudara berwisata pantai ke Pantai Sawarna? 1. Setiap minggu 2. Setiap bulan 3. Setiap tiga bulan 4. Setiap enam bulan 5. Setiap tahun 6. Lainnya,. 13 Alasan anda mengunjungi kawasan Pantai sawarna 14 Datang bersama siapa? 1. Keluarga 2. Teman Menginap? 1. Ya 2. Tidak 16 Bila menginap dimana? 1. Penginapan 2... Alasannya,.. 17 Berapa biaya yang anda keluarkan untuk: 1. Transportasi : Rp. 2. Penginapan : Rp. 3. Tiket masuk : Rp. 4. Penggunaan fasilitas : Rp. 5. Sewa sarana hiburan : Rp. 6. Konsumsi pribadi : Rp. 7. Beli oleh-oleh : Rp. 8. Lainnya : Rp. 18 Berapa lama biasanya anda beradan di kawasan Pantai Sawarna jam jam jam 4. Sehari 5. >sehari 19 Smbutan masyarakat 1. Kurang baik 2. Cukup baik 3. Baik 4. Baik sekali B Lokasi Wisata Pantai dan Wisata Selancar 1 Sejauh mana saudara mengenal mengenai wisata pantai dan wisata selancar 2 Kegiatan wisata pantai apa yang saudara senangi 1. Berenang 2. Berjalan-jalan 3. Bermain pasir 4. Olahraga pantai 5. Piknik 6. selancar

77 63 Lainnya, 3 Kegiatan wisata yang saudara lakukan di Pantai Sawarna 1. Wisata Pantai, jika wisata pantai maka lanjut ke pertanyaan no 6 2. Wisata Selancar, jika wisata selancar maka lanjut ke pertanyaan no 4 dan 5 4 Bagaimana penilaian saudara dengan ombak yang ada di Pantai Sawarna 5 Bagaimana menurut anda fasilitas Selancar di kawasan wisata Pantai Sawarna 6 Bagaimana penilaian saudara tentang lokasi wisata pantai dan wisata selancar di Pantai Sawarna dibanding dengan tempat lainnya 7 Bagaimana penilaian saudara tentang kelengkapan sarana transportasi di kawasan Pantai Sawarna 8 Bagaimana penilaian saudara tentang mutu/kualitas pelayanan kawasan di Pantai Sawarna 9 Bagaimana penilaian saudara tentang fasilitas penginapan di kawasan Pantai Sawarna 10 Bagaimana penilaian anda tentang fasilitas infrastuktur yang ada di kawasan Pantai sawarna 11 Menurut saudara, apakah biaya penginapan di kawasan Pantai Sawarna dirasakan 12 Menurut saudara, apakah biaya transportasi ke Pantai Sawarna dirasakan.. 13 Bagaimana penilaian saudara tentang fasilitas rumah makan di kawasan wisata Pantai Sawarna 15 Bagaimana penilaian saudara tetang keamanan dan keyamanan di kawasan wisata Pantai Sawarna 1. Sangat baik 2. Biasa saja 3. Kurang baik 1. Sangat lengkap 2. Cukup 3. Kurang/tidak lengkap 1. Sangat baik 2. Biasa saja 3. Kurang baik 1. Sangat lengkap 2. Cukup 3. Kurang/tidak lengkap 1. Baik 2. Sedang 3. Rendah 1. Sangat bagus 2. Cukup 3. Tidak bagus 1. Sangat baik 2. Cukup 3. Kurang baik 1. Mahal 2. Sedang 3. Murah 1. Mahal 2. Sedang 3. Murah 1. Sangat bagus 2. Cukup 3. Tidak bagus 1. Sangat bagus 2. Cukup 3. Tidak bagus 16 Bagaimana penilaian saudara tentang kebersihan sampah dan sanitasi air di kawasan wisata Pantai Sawarna 1. Sangat bagus 2. Cukup 3. Tidak bagus 17 Bagaimana penilaian saudara tentang keindahan 1. Sangat bagus

78 64 panorama di kawasan wisata Pantai Sawarna 18 Apabila sarana wisata ditambah, mau tidak untuk membayar lebih 2. Cukup 3. Tidak bagus 1. Ya, kenapa 2. Tidak, kenapa 19 Apa saja daya tarik sumberdaya untuk wisata di kawasan Pantai Sawarna 1. Pantai 2. Pasir putih 3. Ombak 4. Lainnya, 20 Keindahan alam/pantai 1. Kurang indah (tidak ada panorama) 2. Indah (panorama indah) 3. Sangat indah (panorama indah, laut yang jernih, ombak yang besar) 21 Kondisi pasir pantai 1. Kurang (coklat kehitaman) 2. Baik (coklat) 3. Sangat baik (putih kecoklatan) 22 Kejernihan air laut 1. Kurang (keruh) 2. Cukup (terlihat tidak sampai dasar) 3. Sangat baik (terlihat sampai dasar) 4. Tidak tahu 23 Menurut anda, bagaimana kesadaran masyarakat di kawasan Pantai sawarna akan pentingnya kelestarian lingkungan: C Kepuasan Wisatawan a) Penginapan/ homestay 1. Kurang puas 2. Cukup puas 3. puas c) Pusat informasi 1. Kurang puas 2. Cukup puas 3. Puas 1. Kurang 2. Cukup 3. Sangat baik 4. Tidak tahu b) Kios makanan /minuman 1. Kurang puas 2. Cukup puas 3. puas d) Jalan 1. Kurang puas 2. Cukup puas 3. Puas

79 65 e) Tempat duduk 1. Kurang puas 2. Cukup puas 3. Puas g) Air bersih 1. Kurang puas 2. Cukup puas 3. Puas i) Tempat Ibadah 1. Kurang puas 2. Cukup puas 3. Puas k) Keindahan alam 1. Kurang puas 2. Cukup puas 3. Puas m) Ombak 1. Kurang puas 2. Cukup puas 3. Puas D Pengembangan Wisata Pantai dan Wisata Selancar 1 Sarana fisik apa yang belum ada atau terbatas di kawasan wisata Pantai Sawarna 2 Prasarana fisik apa yang harus di perbaiki di kawasan wisata Pantai Sawarna 3 Prasarana fisik apa yang harus dikembangkan di kawasan wisata Pantai Sawarna f) Toilet 1. Kurang puas 2. Cukup puas 3. Puas h) Tempat sampah 1. Kurang puas 2. Cukup puas 3. Puas j) Papan Informasi 1. Kurang puas 2. Cukup puas 3. Puas l) Pasir pantai 1. Kurang puas 2. Cukup puas 3. Puas n) Kejernihan air 1. Kurang puas 2. Cukup puas 3. Puas 1. Transportasi darat 2. Infrastuktur 3. Kelengkapan penginapan/cotta ge 4. Kelangkapan wisata pantai dan wisata selancar 5. Pemandu (guide) 6. Lainnya, 1. Penginapan/cotta ge 2. Kondisi jalan 3. Prasarana air tawar 4. Prasarana listrik 5. Lainnya,.. 1. Penginapan /cottage 2. Kondisi jalan 3. Prasarana air tawar 4. Prasarana listrik 5. Lainnya,

80 66 4 Kegiatan wisata pantai apa yang dapat di kembangkan di kawasan wisata Pantai Sawarna 5 Kegiatan wisata pantai apa yang dapat dihilangkan di kawasan Pantai Sawarna 6 Setujuhkan bila wisata pantai dan wisata selancar dikembang di daerah ini? 1. Berenang 2. Berjalan-jalan 3. Bermain pasir 4. Olahraga pantai 5. Piknik 6. Lainnya, 1. Berenang 2. Berjalan-jalan 3. Bermain pasir 4. Olahraga pantai 5. Piknik 6. Lainnya, 1. Setuju Karena, 2. Tidak setuju Karena, 7 Bila setuju wisata pantai dan wisata selancar dikembangkan di daerah ini, manfaat/kerugian yang akan di peroleh 8 Setujuhkah anda apabila wisata di kawasan ini di kelola secara berkelanjutan/lestari? Setuju Karena, 2. Tidak setuju Karena, E Isu dan Masalah 1. Permasalahan apa saja yang anda temui ketika berwisata ke kawasan Pantai Sawarna 1. Susahnya akomodasi 2. Mahalnya biaya 3. Penginapan 4. Lainnya (sebutkan),.. F Saran dan Harapan 1 Saran Anda dalam perbaikan dan pengembangan kawasan wisata Pantai Sawarna 2 Harapan Anda dalam perbaikan dan Pengembangan kawasan wisata pantai Sawarna

81 67 Lampiran 7. Kuisioner untuk Pakar Selancar Kuisioner Pakar Selancar Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor No : Waktu : Hari/Tanggal : 1. Berapa Lama Anda Bermain Selancar a. 6 bulan b. 6 sampai 12 bulan c. Lebih dari 12 bulan d. Lainya, sebutkan 2. Apa yang menjadi tujuan anda bermain selancar? a. Hanya mencoba b. Mencari tantangan dan kesenangan c. Berlatih untuk mengahadapi suatu kejuaraan d. Lainnya, Sebutkan 3. Jenis Pecah Gelombang yang baik untuk berselancar? a. b. c. d. 4. Berapa kira-kira tinggi gelombang yang ideal untuk kegiatan selancar? a meter b merer c meter d. Diatas 1.5 meter 5. Apakah anda membutuhkan Surf Center? Jawaban: 6. Apakah jarak panjang gelombang mempengaruhi kegiatan berselancar? Jawaban:

82 68 7. Apakah material dasar mempengaruhi kegiatan berselancar? Jawaban: 8. Selain parameter-parameter diatas, parameter apa lagi yang mempengaruhi kegiatan berselancar? Jawaban:

83 Lampiran 8. Peta Tata Guna Lahan Desa Sawarna 69

84 70 Lampiran 9. Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Lebak Banten

85 71 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 3 Juni 1990, sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ir. H. Purnawan dan Hj. Sri Ristiani. Pendidikan formal di SD Loa 1 dan lulus pada tahun Pada tahun yang sama penulis diterima di MTs Darunnajah Jakarta dan menyelesaikan studi pada tahun Penulis melanjutkan studi di SMA Darunnajah Jakarta sampai dengan tahun 2008 dan pada tahun yang sama pula penulis diterima di Universitas Padjadjaran pada program studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan lulus pada tahun Pada tahun yang sama pula penulis melanjutkan pendidikan strata dua (S-2) pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan

3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 13 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan Pantai Santolo, Kabupaten Garut. Pantai Santolo yang menjadi objek penelitian secara administratif berada di dua

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 14 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan Pantai Lampuuk Kabupaten Aceh Besar, Provinsi NAD. Secara geografis Kabupaten Aceh Besar terletak pada 5,2º-5,8º

Lebih terperinci

KAJIAN REHABILITASI SUMBERDAYA DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR PASCA TSUNAMI DI KECAMATAN PULO ACEH KABUPATEN ACEH BESAR M.

KAJIAN REHABILITASI SUMBERDAYA DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR PASCA TSUNAMI DI KECAMATAN PULO ACEH KABUPATEN ACEH BESAR M. KAJIAN REHABILITASI SUMBERDAYA DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR PASCA TSUNAMI DI KECAMATAN PULO ACEH KABUPATEN ACEH BESAR M. MUNTADHAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Lombok Barat-Propinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu di kawasan pesisir Kecamatan Sekotong bagian utara, tepatnya di Desa Sekotong

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU Urip Rahmani 1), Riena F Telussa 2), Amirullah 3) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan USNI Email: urip_rahmani@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau-pulau kecil memiliki potensi pembangunan yang besar karena didukung oleh letaknya yang strategis dari aspek ekonomi, pertahanan dan keamanan serta adanya ekosistem

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOWISATA BAHARI PULAU HARI KECAMATAN LAONTI KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA ROMY KETJULAN

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOWISATA BAHARI PULAU HARI KECAMATAN LAONTI KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA ROMY KETJULAN ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOWISATA BAHARI PULAU HARI KECAMATAN LAONTI KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA ROMY KETJULAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Lebih terperinci

STUDI KESESUAIAN PANTAI LAGUNA DESA MERPAS KECAMATAN NASAL KABUPATEN KAUR SEBAGAI DAERAH PENGEMBANGAN PARIWISATA DAN KONSERVASI

STUDI KESESUAIAN PANTAI LAGUNA DESA MERPAS KECAMATAN NASAL KABUPATEN KAUR SEBAGAI DAERAH PENGEMBANGAN PARIWISATA DAN KONSERVASI STUDI KESESUAIAN PANTAI LAGUNA DESA MERPAS KECAMATAN NASAL KABUPATEN KAUR SEBAGAI DAERAH PENGEMBANGAN PARIWISATA DAN KONSERVASI Oleh Gesten Hazeri 1, Dede Hartono 1* dan Indra Cahyadinata 2 1 Program Studi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Data menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Indonesia telah. Olehkarenanya, sektor ini menjadi sangat potensial untuk dikembangkan

TINJAUAN PUSTAKA. Data menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Indonesia telah. Olehkarenanya, sektor ini menjadi sangat potensial untuk dikembangkan TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata dan Ekowisata Data menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Indonesia telah memilikikontribusi ekonomi yang cukup penting bagi kegiatan pembangunan. Olehkarenanya, sektor ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan terhitung sejak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan terhitung sejak 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan terhitung sejak bulan eptember sampai Desember 2013. Penelitian ini bertempat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut Menurut UU No. 26 tahun 2007, ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: ekowisata pesisir, edukasi, hutan pantai, konservasi, perencanaan. iii

ABSTRAK. Kata Kunci: ekowisata pesisir, edukasi, hutan pantai, konservasi, perencanaan. iii ABSTRAK Devvy Alvionita Fitriana. NIM 1305315133. Perencanaan Lansekap Ekowisata Pesisir di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Dibimbing oleh Lury Sevita Yusiana, S.P., M.Si. dan Ir. I

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian METODOLOGI. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini terdiri dari tahapan, yakni dilaksanakan pada bulan Agustus 0 untuk survey data awal dan pada bulan FebruariMaret 0 pengambilan data lapangan dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir pulau kecil pada umumnya memiliki panorama yang indah untuk dapat dijadikan sebagai obyek wisata yang menarik dan menguntungkan, seperti pantai pasir putih, ekosistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan yang hidup di lingkungan yang khas seperti daerah pesisir.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan yang hidup di lingkungan yang khas seperti daerah pesisir. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove banyak dijumpai di wilayah

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Tahapan Penelitian 3.3 Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Tahapan Penelitian 3.3 Pengumpulan Data 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur yaitu di kawasan pesisir Kecamatan Pringkuku. Kawasan Pesisir Kecamatan Pringkuku terdiri

Lebih terperinci

STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA PESISIR DI SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR MUHAMMAD ZIA UL HAQ

STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA PESISIR DI SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR MUHAMMAD ZIA UL HAQ STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA PESISIR DI SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR MUHAMMAD ZIA UL HAQ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pulau-Pulau Kecil 2.1.1 Karakteristik Pulau-Pulau Kecil Definisi pulau menurut UNCLOS (1982) dalam Jaelani dkk (2012) adalah daratan yang terbentuk secara alami, dikelilingi

Lebih terperinci

KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK PENGELOLAAN EKOWISATA DI ESTUARI PERANCAK, JEMBRANA, BALI MURI MUHAERIN

KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK PENGELOLAAN EKOWISATA DI ESTUARI PERANCAK, JEMBRANA, BALI MURI MUHAERIN KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK PENGELOLAAN EKOWISATA DI ESTUARI PERANCAK, JEMBRANA, BALI MURI MUHAERIN DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

Kesesuaian Wisata Pantai Berpasir Pulau Saronde Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara

Kesesuaian Wisata Pantai Berpasir Pulau Saronde Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara 1 Kesesuaian Wisata Pantai Berpasir Pulau Saronde Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara Masita Hair Kamah 1), Femy M. Sahami 2), Sri Nuryatin Hamzah 3) Email : nishabandel@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN KAWASAN PESISIR UNTUK KEGIATAN WISATA PANTAI (KASUS PANTAI TELENG RIA KABUPATEN PACITAN, JAWA TIMUR)

STUDI PENGELOLAAN KAWASAN PESISIR UNTUK KEGIATAN WISATA PANTAI (KASUS PANTAI TELENG RIA KABUPATEN PACITAN, JAWA TIMUR) STUDI PENGELOLAAN KAWASAN PESISIR UNTUK KEGIATAN WISATA PANTAI (KASUS PANTAI TELENG RIA KABUPATEN PACITAN, JAWA TIMUR) ANI RAHMAWATI Skripsi DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di kawasan pesisir Nuhuroa yaitu kawasan pesisir Kecamatan Kei Kecil dan Kecamatan Dullah Utara (Tabel 1). Tabel 1 Lokasi Penelitian di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah dan Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Desa Botutonuo berawal dari nama satu dusun yang berasal dari desa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah dan Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Desa Botutonuo berawal dari nama satu dusun yang berasal dari desa 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian a. Sejarah dan Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Botutonuo berawal dari nama satu dusun yang berasal dari desa induk Molotabu. Dinamakan

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI KAWASAN PESISIR BAGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI SEKOTONG, KABUPATEN LOMBOK BARAT - NTB ARTIKA RATNA WARDHANI

KAJIAN POTENSI KAWASAN PESISIR BAGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI SEKOTONG, KABUPATEN LOMBOK BARAT - NTB ARTIKA RATNA WARDHANI KAJIAN POTENSI KAWASAN PESISIR BAGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI SEKOTONG, KABUPATEN LOMBOK BARAT - NTB ARTIKA RATNA WARDHANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan pulau pulau kecil merupakan arah kebijakan baru nasional dibidang kelautan. Berawal dari munculnya Peraturan Presiden No. 78 tahun 2005 tentang Pengelolaan

Lebih terperinci

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan 31 BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lanskap wisata TNB, Sulawesi Utara tepatnya di Pulau Bunaken, yang terletak di utara Pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata memiliki peran yang semakin penting dan memiliki dampak positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013). Dengan adanya misi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan, yang memiliki potensi besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian besar bertempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut yang saling berinteraksi sehingga

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH BUNGA PRAGAWATI Skripsi DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pantai adalah wilayah perbatasan antara daratan dan perairan laut. Batas pantai ini dapat ditemukan pengertiannya dalam UU No. 27 Tahun 2007, yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOWISATA PANTAI, SELAM DAN SNORKELING DI PULAU BERHALA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOWISATA PANTAI, SELAM DAN SNORKELING DI PULAU BERHALA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA 1 ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOWISATA PANTAI, SELAM DAN SNORKELING DI PULAU BERHALA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH : AMRULLAH ANGGA SYAHPUTRA 110302075 PROGRAM

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan di daerah tropis dengan luas laut dua pertiga dari luas negara secara keseluruhan. Keberadaan Indonesia di antara dua benua dan

Lebih terperinci

KERENTANAN TERUMBU KARANG AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA MENGGUNAKAN CELL - BASED MODELLING DI PULAU KARIMUNJAWA DAN PULAU KEMUJAN, JEPARA, JAWA TENGAH

KERENTANAN TERUMBU KARANG AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA MENGGUNAKAN CELL - BASED MODELLING DI PULAU KARIMUNJAWA DAN PULAU KEMUJAN, JEPARA, JAWA TENGAH KERENTANAN TERUMBU KARANG AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA MENGGUNAKAN CELL - BASED MODELLING DI PULAU KARIMUNJAWA DAN PULAU KEMUJAN, JEPARA, JAWA TENGAH oleh : WAHYUDIONO C 64102010 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari 17.000 pulau dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling bumi melalui khatulistiwa.

Lebih terperinci

ANALISIS EKOSISTEM TERUMBU KARANG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KELURAHAN PANGGANG, KABUPATEN ADMINISTRATIF KEPULAUAN SERIBU

ANALISIS EKOSISTEM TERUMBU KARANG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KELURAHAN PANGGANG, KABUPATEN ADMINISTRATIF KEPULAUAN SERIBU ANALISIS EKOSISTEM TERUMBU KARANG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KELURAHAN PANGGANG, KABUPATEN ADMINISTRATIF KEPULAUAN SERIBU INDAH HERAWANTY PURWITA DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki 18 306 pulau dengan garis pantai sepanjang 106 000 km (Sulistiyo 2002). Ini merupakan kawasan pesisir terpanjang kedua

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI UNTUK EKOWISATA DI PANTAI TANGSI KABUPATEN LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT DENGAN MENGGUNAKAN SWOT ANALISIS

KAJIAN POTENSI UNTUK EKOWISATA DI PANTAI TANGSI KABUPATEN LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT DENGAN MENGGUNAKAN SWOT ANALISIS KAJIAN POTENSI UNTUK EKOWISATA DI PANTAI TANGSI KABUPATEN LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT DENGAN MENGGUNAKAN SWOT ANALISIS Wildan Rayadi 1 1 PT. Semen Jawa (Siam Cement Group) Jl. Pelabuhan 2 Km 11 Desa

Lebih terperinci

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya 1 Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya PENDAHULUAN Wilayah pesisir merupakan ruang pertemuan antara daratan dan lautan, karenanya wilayah ini merupakan suatu

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kawasan Pesisir dan Pantai Kawasan pesisir

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kawasan Pesisir dan Pantai Kawasan pesisir 5 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kawasan Pesisir dan Pantai 2.1.1. Kawasan pesisir Menurut Dahuri (2003b), definisi kawasan pesisir yang biasa digunakan di Indonesia adalah suatu wilayah peralihan antara daratan

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA PANTAI LHOKNGA KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR SKRIPSI TAUFIQ HIDAYAT

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA PANTAI LHOKNGA KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR SKRIPSI TAUFIQ HIDAYAT ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA PANTAI LHOKNGA KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR SKRIPSI TAUFIQ HIDAYAT 100302084 Skripsi sebagai satu diantara beberapa syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dan terletak di garis khatulistiwa dengan luas daratan 1.910.931,32 km 2 dan memiliki 17.504 pulau (Badan Pusat Statistik 2012). Hal

Lebih terperinci

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Dengan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 17 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perairan Pulau Hari Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan adalah melalui pengembangan kegiatan wisata bahari. Berbicara wisata bahari, berarti kita berbicara tentang

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN WISATA PANTAI DI PANTAI KRAKAL KABUPATEN GUNUNGKIDUL

ANALISIS KESESUAIAN WISATA PANTAI DI PANTAI KRAKAL KABUPATEN GUNUNGKIDUL ANALISIS KESESUAIAN WISATA PANTAI DI PANTAI KRAKAL KABUPATEN GUNUNGKIDUL Fadhil Febyanto *), Ibnu Pratikto, Koesoemadji Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

STUDI KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN UNTUK REKREASI PANTAI DI PANTAI PANJANG KOTA BENGKULU

STUDI KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN UNTUK REKREASI PANTAI DI PANTAI PANJANG KOTA BENGKULU STUDI KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN UNTUK REKREASI PANTAI DI PANTAI PANJANG KOTA BENGKULU Himavan Prathista Nugraha *), Agus Indarjo, Muhammad Helmi Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir Indonesia kaya dan beranekaragam sumberdaya alam. Satu diantara sumberdaya alam di wilayah pesisir adalah ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove merupakan ekosistem

Lebih terperinci

Kesesuaian Lahan dan Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Botutonuo, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango

Kesesuaian Lahan dan Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Botutonuo, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 1, Nomor 2, September 2013 Kesesuaian Lahan dan Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Botutonuo, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango 1,2 Deysandi

Lebih terperinci

APLIKASI KONSEP EKOWISATA DALAM PERENCANAAN ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL UNTUK PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN RUANG

APLIKASI KONSEP EKOWISATA DALAM PERENCANAAN ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL UNTUK PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN RUANG APLIKASI KONSEP EKOWISATA DALAM PERENCANAAN ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL UNTUK PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN RUANG (Studi Kasus Wilayah Seksi Bungan Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun di Provinsi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai Sari Ringgung, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, pada bulan

Lebih terperinci

Kajian Kesesuaian dan Daya Dukung Wilayah Pesisir Pantai Bandengan Jepara, sebagai Upaya Optimalisasi Pengembangan Kegiatan Wisata Bahari

Kajian Kesesuaian dan Daya Dukung Wilayah Pesisir Pantai Bandengan Jepara, sebagai Upaya Optimalisasi Pengembangan Kegiatan Wisata Bahari Kajian Kesesuaian dan Daya Dukung Wilayah Pesisir Pantai Bandengan Jepara, sebagai Upaya Optimalisasi Pengembangan Kegiatan Wisata Bahari Gigih Budhiawan P *), Agus Indarjo, Suryono Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel BAB I 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel PENDAHULUAN 1.2 LATAR BELAKANG Saat ini, berwisata sudah menjadi kebutuhan yang cukup penting dalam kehidupan manusia. Jumlah pengunjung tempat wisata semakin meningkat

Lebih terperinci

KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR NANCY ROLINA

KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR NANCY ROLINA KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR NANCY ROLINA 120302062 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran konsep kepariwisataan dunia kepada pariwisata minat khusus atau yang salah satunya dikenal dengan bila diterapkan di alam, merupakan sebuah peluang besar

Lebih terperinci

KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH

KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH INTAN KUSUMA JAYANTI SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Objek Wisata Pulau Pari merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini berada di tengah gugusan

Lebih terperinci

ANALISIS EKOLOGI-EKONOMI UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERIKANAN BUDIDAYA BERKELANJUTAN DI WILAYAH PESISIR PROVINSI BANTEN YOGA CANDRA DITYA

ANALISIS EKOLOGI-EKONOMI UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERIKANAN BUDIDAYA BERKELANJUTAN DI WILAYAH PESISIR PROVINSI BANTEN YOGA CANDRA DITYA ANALISIS EKOLOGI-EKONOMI UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERIKANAN BUDIDAYA BERKELANJUTAN DI WILAYAH PESISIR PROVINSI BANTEN YOGA CANDRA DITYA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi dan Karakteristik Wilayah Pesisir Wilayah pesisir merupakan zona penting karena pada dasarnya tersusun dari berbagai macam ekosistem seperti mangrove, terumbu karang,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk pengunjung wisata Pantai Sri

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk pengunjung wisata Pantai Sri Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk pengunjung wisata Pantai Sri Mersing Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian No. : Waktu : Hari/Tanggal : No : Waktu : Hari/tanggal : A. Identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi geografis yang dimiliki Indonesia berpengaruh terhadap pembangunan bangsa dan negara. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2011 menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wilayah pesisir dan pengembangan pariwisata pesisir 2.1.1 Wilayah pesisir Pada umumnya wilayah pesisir merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Berdasarkan

Lebih terperinci

Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Wisata Kawasan Pantai Labombo Kota Palopo

Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Wisata Kawasan Pantai Labombo Kota Palopo Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Wisata Kawasan Pantai Labombo Kota Palopo Muhammad Bibin 1, Yon Vitner 2, Zulhamsyah Imran 3 1 Institut Pertanian Bogor, muhammad.bibin01@gmail.com 2 Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan fakta fisiknya, Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km (terpanjang

Lebih terperinci

KESESUAIAN PERAIRAN UNTUK WISATA SELAM DAN SNORKELING DI PULAU BIAWAK, KABUPATEN INDRAMAYU

KESESUAIAN PERAIRAN UNTUK WISATA SELAM DAN SNORKELING DI PULAU BIAWAK, KABUPATEN INDRAMAYU JOURNAL OF MARINE RESEARCH KESESUAIAN PERAIRAN UNTUK WISATA SELAM DAN SNORKELING DI PULAU BIAWAK, KABUPATEN INDRAMAYU Oscar Leonard J *), Ibnu Pratikto, Munasik Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA BAHARI DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA BAHARI DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA BAHARI DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR Ahmad Bahar 1 dan Rahmadi Tambaru 1 1 Staf Pengajar Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan UNHAS

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI KELAUTAN DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KASTANA SAPANLI

ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI KELAUTAN DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KASTANA SAPANLI ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI KELAUTAN DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KASTANA SAPANLI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SYAHRU RAMADHAN

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SYAHRU RAMADHAN ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SYAHRU RAMADHAN 090302032 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR

KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR (The Study of Physical Carrying Capacity Lake Tourism at Parbaba Pasir Putih Beach District Samosir) Nancy Rolina,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian berlokasi di Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan yang berada di kawasan Taman Wisata Perairan Gili Matra, Desa Gili Indah,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak pakar dan praktisi yang berpendapat bahwa di milenium ketiga, industri jasa akan menjadi tumpuan banyak bangsa. John Naisbitt seorang futurist terkenal memprediksikan

Lebih terperinci

PEMETAAN KAWASAN EKOWISATA SELAM DI PERAIRAN PULAU PANJANG, JEPARA, JAWA TENGAH. Agus Indarjo

PEMETAAN KAWASAN EKOWISATA SELAM DI PERAIRAN PULAU PANJANG, JEPARA, JAWA TENGAH. Agus Indarjo Jurnal Harpodon Borneo Vol.7. No.. Oktober. 04 ISSN : 087-X PEMETAAN KAWASAN EKOWISATA SELAM DI PERAIRAN PULAU PANJANG, JEPARA, JAWA TENGAH Agus Indarjo Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Lebih terperinci

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN BA B PENDAHULUAN I 1.1. Latar Belakang Sebagai bangsa yang besar dengan kekayaan potensi sumber daya alam yang luar biasa, sebenarnya Indonesia memiliki peluang yang besar untuk menjadi pelaku ekonomi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 13.466 dan garis pantai sepanjang 95.18 km, memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa

Lebih terperinci

APLIKASI CONTINGENT CHOICE MODELLING (CCM) DALAM VALUASI EKONOMI TERUMBU KARANG TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA FAZRI PUTRANTOMO

APLIKASI CONTINGENT CHOICE MODELLING (CCM) DALAM VALUASI EKONOMI TERUMBU KARANG TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA FAZRI PUTRANTOMO APLIKASI CONTINGENT CHOICE MODELLING (CCM) DALAM VALUASI EKONOMI TERUMBU KARANG TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA FAZRI PUTRANTOMO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini ingin menganalisis bagaimana daya dukung lahan untuk pariwisata di Pulau serta bagaimana tata ruang yang sesuai dengan daya dukung lahannya,

Lebih terperinci

No : Hari/tanggal /jam : Nama instansi : Alamat Instansi : Nama responden yang diwawancarai Jabatan

No : Hari/tanggal /jam : Nama instansi : Alamat Instansi : Nama responden yang diwawancarai Jabatan LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kuisioner pengelola dan instansi terkait Kuisioner untuk pengelola dan Instansi terkait Pantai Pangumbahan No : Hari/tanggal /jam : Nama instansi : Alamat Instansi : Nama responden

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mangrove Mangrove adalah tanaman pepohonan atau komunitas tanaman yang hidup di antara laut dan daratan yang dipengaruhi oleh pasang surut. Habitat mangrove seringkali ditemukan

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 33 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Studi ini dilakukan di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Secara administrasi pemerintahan Kota Padang Panjang terletak di Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Dengan

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi BAB III METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Kegiatan studi dilakukan di Dukuh Karangkulon yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas

Lebih terperinci

Ahmad Bahar *1, Fredinan Yulianda 2, Achmad Fahrudin 3

Ahmad Bahar *1, Fredinan Yulianda 2, Achmad Fahrudin 3 ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG UNTUK WISATA PANTAI DAN SNORKELING DI PULAU HOGA Ahmad Bahar *1, Fredinan Yulianda 2, Achmad Fahrudin 3 1 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Unhas 2 Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

KAJIAN EKOPNOMI DAN EKOLOGI PEMANFAATAN EKOSISTEM MANGROVE PESISIR TONGKE-TONGKE KABUPATEN SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN RUSDIANAH

KAJIAN EKOPNOMI DAN EKOLOGI PEMANFAATAN EKOSISTEM MANGROVE PESISIR TONGKE-TONGKE KABUPATEN SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN RUSDIANAH KAJIAN EKOPNOMI DAN EKOLOGI PEMANFAATAN EKOSISTEM MANGROVE PESISIR TONGKE-TONGKE KABUPATEN SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN RUSDIANAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas lebih 17.000 pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan terpanjang kedua di dunia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir bukan merupakan pemisah antara perairan lautan dengan daratan, melainkan tempat bertemunya daratan dan perairan lautan, dimana didarat masih dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesisir dan laut Indonesia merupakan wilayah dengan potensi keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Sumberdaya pesisir berperan penting dalam mendukung pembangunan

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR Oleh: MULIANI CHAERUN NISA L2D 305 137 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan pada ketinggiannya Kabupaten Indramayu

BAB I PENDAHULUAN. BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan pada ketinggiannya Kabupaten Indramayu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan pada ketinggiannya Kabupaten Indramayu berada pada ketinggian

Lebih terperinci

berbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Dengan melakukan pengelompokan (zonasi) tipologi pesisir dari aspek fisik lahan

berbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Dengan melakukan pengelompokan (zonasi) tipologi pesisir dari aspek fisik lahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara bahari dan negara kepulauan terbesar di dunia dengan keanekaragaman hayati laut terbesar (mega marine biodiversity) (Polunin, 1983).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu provinsi yang terletak di Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di provinsi ini adalah

Lebih terperinci

EVALUASI POTENSI KAWASAN WISATA DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO

EVALUASI POTENSI KAWASAN WISATA DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL EVALUASI POTENSI KAWASAN WISATA DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO OLEH : VEGGY ARMAN NIM. 633410011 EVALUASI POTENSI KAWASAN WISATA DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO Veggy

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara 61 LAMPIRAN 62 Lampiran 1. Kuisioner untuk Pengunjung Pantai Paris Tigaras PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA No. Waktu Hari/Tangga A. Data Pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan menakjubkan. Kondisi kondisi alamiah seperti letak dan keadaan geografis, lapisan tanah yang subur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata dalam beberapa dekade terakhir merupakan suatu sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi bangsa-bangsa di dunia. Sektor pariwisata diharapkan

Lebih terperinci

KRITERIA KAWASAN KONSERVASI. Fredinan Yulianda, 2010

KRITERIA KAWASAN KONSERVASI. Fredinan Yulianda, 2010 KRITERIA KAWASAN KONSERVASI Fredinan Yulianda, 2010 PENETAPAN FUNGSI KAWASAN Tiga kriteria konservasi bagi perlindungan jenis dan komunitas: Kekhasan Perlindungan, Pengawetan & Pemanfaatan Keterancaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam 2 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam lingkungan hidup. Oleh karena adanya pengaruh laut dan daratan, di kawasan mangrove terjadi interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan sumber pertumbuhan baru bagi bangsa Indonesia untuk keluar dari cengkeraman krisis ekonomi.

Lebih terperinci

Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir

Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir Daerah peralihan (interface area) antara ekosistem daratan dan laut. Batas ke arah darat: Ekologis: kawasan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut seperti pasang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu aset yang strategis untuk mendorong pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia

Lebih terperinci