BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
|
|
- Hendri Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan sebuah karunia bagi setiap orangtua. Setiap anak diharapkan dapat tumbuh dan berkembang secara sehat, baik fisik, mental dan sosial sesuai dengan pertambahan usia. Pada kenyataannya tidak semua anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik karena mengalami gangguan pada proses tumbuh kembangnya. Gangguan-gangguan tersebut berupa gangguan pertumbuhan fisik, gangguan perkembangan motorik, gangguan perkembangan bahasa, gangguan emosi, dan perilaku (Adriana, 2011). Salah satu gangguan perkembangan pada anak adalah gangguan autisme. Autisme adalah sekelompok gangguan neurologis yang secara signifikan mempengaruhi perkembangan sosial, perilaku dan bahasa pada anak. Autisme pada umumnya muncul sebelum mencapai usia 3 tahun. Pada umumnya penyandang autis mengacuhkan suara, pengelihatan ataupun kejadian yang melibatkan mereka, dan mereka menghindari atau tidak merespon kontak sosial misalnya pandangan mata, sentuhan kasih sayang, bermain dengan anak. Gangguan autis terdiri dari 3(tiga) jenis, yaitu Autis dengan gangguan fisio dan okupasi, gangguan komunikasi, dan gangguan pola perilaku (Sri Muji, 2014). Telah dilakukan penelitian oleh Gusti Ayu Kadek tentang penerapan forward chaining pada program diagnosa anak penderita autis dengan menghasilkan akurasi sebesar 72,73%. Metode forward chaining merupakan metode penelusuran rule yang diperoleh dari pakar. Akan tetapi kelemahan dalam kasus autis hasil kesimpulan pakar dalam menentukan diagnosa autis pada anak cenderung subyektif (Sri Muji, 2014), sehingga tidak terdapat rule yang pasti dalam menentukan diagnosa autis pada anak. Dalam bidang data mining, metode klasifikasi dapat membantu mengatasi masalah tersebut karena metode klasifikasi merupakan suatu pekerjaan yang memetakan suatu data berdasarkan analisis terhadap data latih ke dalam kelas dari sejumlah kelas yang telah didefinisikan sebelumnya pada data latih (Prasetyo, 2014). Salah satu algoritma yang dapat digunakan untuk melakukan proses klasifikasi adalah algoritma naïve bayes. Algoritma naive 1
2 2 bayes merupakan algoritma klasifikasi yang memprediksi peluang di masa depan berdasarkan pengalaman di masa sebelumnya. Akan tetapi, algoritma ini memiliki kelemahan dalam proses klasifikasi yang hanya berdasarkan pada prior probability dan probability atribut sehingga Burhan dkk (2015) dalam penelitianya yang berjudul Pembobotan Korelasi Naïve Bayes Classifier meningkatkan performa naïve bayes dengan memperhitungkan nilai korelasi atribut terhadap kelas. Maka yang menjadi dasar ketepatan klasisifikasi bukan hanya probability melainkan juga seberapa besar hubungan (korelasi) atribut dengan kelas. Berdasarkan kajian-kajian diatas dalam penelitian ini peneliti menerapkan metode klasifikasi dengan algoritma korelasi naïve bayes untuk diagnosa jenis gangguan autis pada balita. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu : 1. Bagaimana implementasi Algoritma Naïve Bayes dan Algoritma Korelasi Naïve Bayes berdasarkan karakteristik gejala autis? 2. Bagaimana tingkat akurasi dan validasi Algoritma Naïve Bayes dan Algoritma Korelasi Naïve Bayes dalam mendiagnosa jenis gangguan autis? 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan permasalah yang ada serta untuk menghindari perluasan pembahasan, maka penulis membatasi permasalah sebagai berikut : 1. Data penelitian yang digunakan adalah gejala-gejala autis pada balita di Yayasan Autis Bali. 2. Batasan usia yang digunakan adalah 0 4 tahun. 3. Keluaran sistem yang dihasilkan yaitu balita tergolong autis dengan gangguan fisio dan okupasi, autis dengan gangguan komunikasi, dan autis dengan gangguan pola perilaku.
3 3 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat performa algoritma naïve bayes dengan penambahan analisis korelasi dalam mendiagnosa jenis gangguan autis pada balita. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah dapat membantu tim assesment pada Yayasan Autis Bali serta orangtua yang memiliki anak dengan gangguan autis untuk mengetahui terapi yang dibutuhkan dengan mengetahui jenis gangguan autisnya. 1.6 Metodologi Penelitian Menurut Maddison, R.N Metodologi merupakan suatu formula dalam penerapan penelitian yang terdapat langkah-langkah dan juga hasil penelitian di dalamnya. Metodologi penelitian dalam ilmu komputer merupakan langkah-langkah atau tahapantahapan perencanaan dengan bantuan metode, teknik, tools dan dokumentasi untuk meminimalkan resiko kegagalan dan menekankan pada proses penelitian di bidang Ilmu Komputer. (Dalam buku Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Hasibuan, 2007:14) Berikut akan dijelaskan mengenai tahapantahapan yang akan dilakukan saat penelitian nantinya. Adapun sub bab bahasan yang akan dijelaskan adalah desain penelitian, pengumpulan data, pengolahan data awal dan metode yang digunakan Desain Penelitian Dalam penelitian ini kasus autis di klasifikasikan ke dalam tiga jenis gangguan autis, yaitu Autis Gangguan Fisio dan Okupasi, Autis Gangguan Komunikasi, dan Autis Gangguan Pola Perilaku. Terdapat 14 gejala yang akan digunakan sebagai parameter dalam menentukan jenis gangguan autis. Akan dilakukan penelusuran dengan menghitung probabilitas terjadinya kasus baru terhadap kasus lama untuk mengetahui jenis gangguan autis yang di alami pasien. Penelusuran yang dilakukan menggunakan 2 Algoritma, yaitu Naïve Bayes dan Korelasi Naïve Bayes untuk mengetahui tingkat akurasi dari masing-masing algoritma. Algoritma naïve bayes melakukan klasifikasi dengan menghitung prior probability dan likelihood untuk
4 4 mendapatkan posterior probability. Salah satu hal yang berpotensi meningkatkan akurasi Naïve Bayes adalah nilai korelasi parameter terhadap kelas (Burhan, 2015). Algoritma korelasi naïve bayes melakukan klasifikasi dengan menambahkan satu parameter perhitungan, yaitu korelasi antara nilai parameter terhadap kelas sebelum mencari nilai posterior probability Pengumpulan Data Setelah dilakukan identifikasi masalah dan tujuan, selanjutnya yaitu tahap pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui data apa saja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan ini, untuk itu telah dilakukan studi literature dan studi lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kajian dokumen yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara menyelidiki data yang di dapat dari dokumen, catatan, file dan hal-hal lain yang sudah didokumentasikan oleh pihak Yayasan Autis Bali dan metode wawancara dengan melakukan wawancara langsung kepada narasumber yang dalam kasus ini adalah Psikolog dan Tim Assesment. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia pada suatu instansi sehingga peneliti tinggal mencari dan mengumpulkan. Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data gejala-gejala gangguan autisme dan hasil diagnosa pada balita berdasarkan kasuskasus yang di dapat dari yayasan autis bali. Data jenis gangguan autis dan data rangking dari setiap nilai parameter terhadap parameter (gejala) di dapatkan dari seorang pakar. Dalam hal ini pakar adalah seorang Psikolog pada Yayasan Autis Bali. Pada tabel 1.1 akan ditampilkan data jenis gangguan autis pada balita, pada tabel 1.2 akan ditampilkan data gejala gangguan autis, pada tabel 1.3 akan ditampilkan data rangking dari setiap nilai parameter terhadap parameter (gejala).
5 5 Tabel 1. 1 Tabel Jenis Gangguan Autis (Sumber : Wulan Budi, S.Psi., M.Psi.) Jenis Gangguan Autis Autis Gangguan Komunikasi Autis Gangguan Pola Perilaku Autis Gangguan Fisio dan Okupasi Tabel 1. 2 Tabel Gejala Gangguan Autis (Sumber : Yayasan Autis Bali) Kode G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 Gejala Gangguan Autis Kontak Mata Perilaku tak terarah Menangis dan tertawa tanpa sebab Ekspresi muka kurang hidup Dapat memahami pembicaraan atau instruksi orang lain Ada timbal balik dalam interaksi sosial atau emosional Bicara tidak berkembang dalam bahasa verbal dan nonverbal Menggunakan kata-kata yang tidak memiliki arti dan diulang Cara bermain kurang variatif, imajinatif, dan meniru Mempertahankan satu permintaan/lebih dengan berlebihan Ada gerakan-gerakan khas yang diulang-ulang Ketertarikan yang berlebihan pada bagian tertentu dari benda Adanya gangguan penggunaan panca indera Kurang kesadaran terhadap bahaya (body awarness)
6 6 Tabel 1. 3 Tabel Nilai Gejala dan Rangking Nilai Gejala (Sumber : Wulan Budi, S.Psi., M.Psi.) Kode Nilai Setiap Gejala Rangking Nilai Setiap Gejala G1 SERING JARANG TIDAK G2 SERING JARANG TIDAK G3 SERING JARANG TIDAK G4 TIDAK IYA 2 1 G5 TIDAK IYA 1 2 G6 TIDAK IYA 1 2 G7 TIDAK IYA 2 1 G8 TIDAK IYA 2 1 G9 SERING JARANG TIDAK G10 SERING JARANG TIDAK G11 SERING JARANG TIDAK G12 SERING JARANG TIDAK G13 TIDAK IYA 2 1 G14 TIDAK IYA Pengolahan Data Awal Penelitian ini menggunakan analisis korelasi antara nilai setiap parameter terhadap sutau kelas untuk mendapatkan posterior probability. Analisis korelasi dapat dilakukan pada data yang bersifat numerik, untuk itu pembobotan dilakukan terhadap data nilai parameter (gejala) yang bersifat kategorikal dengan menggunakan metode perangkingan. Selanjutnya bobot dari setiap nilai parameter (gejala) akan digunakan untuk proses perhitungan korelasi nilai parameter dengan suatu kelas Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam menentukan jenis gangguan autis pada penelitian ini adalah metode klasifikasi dengan algoritma naïve bayes dan metode klasifikasi dengan algoritma korelasi naïve bayes. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan oleh masing-masing algoritma adalah :
7 7 1. Algortima Klasifikasi Naïve Bayes a. Menghitung prior probability (probabilitas awal) setiap kelas Y. b. Menghitung likelihood kelas Y dari semua fitur vector X. q i=1 P(X i Y)...(1.1) Keterangan : Setiap set fitur X = {X 1, X 2, X 3,, X q } terdiri atas q atribut. c. Menghitung nilai posterior probability setiap kelas Y. P(Y) q i=1 P(Y X i )...(1.2) Keterangan : P(Y) adalah prior probability dari setiap kelas Y. d. Mencari nilai max dari posterior probability untuk mendapatkan hasil klasifikasi. 2. Algortima Klasifikasi Korelasi Naïve Bayes a. Menghitung prior probability (probabilitas awal) setiap kelas Y. b. Menghitung probabilitas setiap gejala terhadap kelas Y dari semua fitur vector X. P(X i Y) (1.3) c. Menghitung korelasi dari semua fitur vector X terhadap kelas r(x i Y) = Keterangan: NΣxy ( x)( y) (NΣx 2 ( x) 2 (NΣy 2 (Σy) 2 )...(1.4) r(x i Y) =Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N Σxy = jumlah data =Jumlah perkalian antara variabel x dan Y x 2 = Jumlah dari kuadrat nilai X y 2 = Jumlah dari kuadrat nilai Y ( x) 2 = Jumlah nilai X kemudian dikuadratkan ( y) 2 = Jumlah nilai Y kemudian dikuadratkan
8 8 d. Menghitung nilai total perkalian korelasi dengan probabilitas setiap gejala terhadap setiap kelas. q i=1 P(X i Y)r(X i Y)...(1.5) Keterangan : Setiap set fitur X = {X 1, X 2, X 3,, X q } terdiri atas q atribut. e. Menghitung nilai posterior probability setiap kelas Y. q i=1 P(Y) P(Y X i )r(y X i )...(1.6) f. Mencari nilai max dari posterior probability untuk mendapatkan hasil klasifikasi Evaluasi dan Validasi Hasil Pada tahap ini akan dilakukan evaluasi dan validasi hasil. Evaluasi dan validasi hasil dilakukan untuk mengetahui apakah yang dihasilkan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pengujian sistem dilakukan dengan menginputkan kasus yang diderita oleh pasien selanjutnya akan di proses oleh sistem dan sistem memberikan output berupa hasil diagnosa. Hasil diagnosa sistem akan dibandingkan dengan hasil diagnosa yang dilakukan oleh Psikolog. Hasil yang ingin didapatkan adalah akurasi dari penerapan algoritma naïve bayes dan algoritma korelasi naïve bayes dalam menentukan jenis gangguan autis pada balita. Untuk mendapatkan presentase nilai akurasi untuk hasil perhitungan dari algoritma Naïve Bayesian dan algoritma Korelasi Naïve Bayes adalah Nilai akurasi = jumlah data akurat jumlah seluruh data x 100%.(1.7) Berikut adalah tabel untuk mencatat hasil diagnosa yang didapatkan dari system ini :
9 9 Tabel 1. 4 Tabel Hasil Diagnosa Data Diagnosa Naïve Nilai Korelai Nilai Pengujian Psikolog Bayes Posterior Naïve Posterior Probability Bayes Probability
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Autisme Monks dkk., mengungkapkan bahwa autisme berasal dari kata autos yang berarti aku. Pada pengertian nonilmiah kata tersebut dapat ditafsirkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesungguhnya bukanlah penyakit tetapi berupa sindroma (kumpulan gejala) dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autisme adalah suatu kondisi mengenai seorang yang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan social atau komunikasi
Lebih terperinci( ) ( ) (3) II-1 ( ) ( )
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Naïve Bayes Classifier 2.1.1 Teorema Bayes Bayes merupakan teknik prediksi berbasis probabilistik sederhana yang berdasar pada penerapan teorema Bayes (atau aturan Bayes) dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari hari ke hari istilah autisme semakin banyak diperbincangkan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari hari ke hari istilah autisme semakin banyak diperbincangkan di mana-mana. Hal ini mengindikasikan bahwa perkembangan autisme semakin lama semakin meningkat. Namun,
Lebih terperinciPEMBOBOTAN KORELASI PADA NAÏVE BAYES CLASSIFIER
PEMBOBOTAN KORELASI PADA NAÏVE BAYES CLASSIFIER Burhan Alfironi Muktamar 1), Noor Akhmad Setiawan 2), Teguh Bharata Adji 3) 1), 2), 3) Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat terutama pada dunia komputer memberikan kita wawasan yang luas
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi dan informasi yang semakin cepat dan pesat terutama pada dunia komputer memberikan kita wawasan yang luas sehingga kita dapat memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pakar adalah suatu cabang kecerdasan buatan yang menggunakan pengetahuan-pengetahuan khusus yang dimiliki oleh seorang ahli untuk menyelesaikan suatu masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya pertumbuhan teknologi informasi di dunia, sehingga semakin hari semakin banyak pula orang yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Tidak
Lebih terperinciMODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem perangkat lunak komputer yang menggunakan ilmu, fakta, dan teknik
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem pakar adalah sistem yang mempekerjakan pengetahuan manusia yang ditangkap dalam komputer untuk memecahkan masalah yang biasanya membutuhkan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DATA MINING DENGAN NAIVE BAYES CLASSIFIER UNTUK MENDUKUNG STRATEGI PEMASARAN DI BAGIAN HUMAS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
IMPLEMENTASI DATA MINING DENGAN NAIVE BAYES CLASSIFIER UNTUK MENDUKUNG STRATEGI PEMASARAN DI BAGIAN HUMAS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Erik Hadi Saputra 1), Burhan Alfironi Muktamar 2) 1), 2) Teknik Informatika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang telah menikah pastilah mendambakan hadirnya buah hati di tengah-tengah kehidupan mereka, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem pakar atau exspert system merupakan sebuah program komputer
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem pakar atau exspert system merupakan sebuah program komputer yang dirancang untuk memodelkan serta kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi merupakan kebutuhan primer masyarakat dewasa ini. Namun terdapat keterbatasan kemampuan keuangan di tengah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 6 referensi sebagai berikut : - Algoritma Naïve Bayes Classifier
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 6 referensi sebagai berikut : Tabel 2.1 Penelitian sebelumnya Parameter Penulis Objek Metode Hasil
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Teknik Informatika OLEH :
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JURUSAN PADA PENDAFTARAN SISWA BARU JALUR PRESTASI MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES (Studi Kasus di SMKN 1 Boyolangu Tulungagung) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciCONTOH KASUS DATA MINING
CONTOH KASUS DATA MINING CONTOH KASUS DATA MINING Sebuah rumah sakit ingin ingin menekan biaya perawatan pasien tanpa mengurangi kualitas pelayanan. Salahsatu potensi yang dapat dimanfaatkan pada penerapan
Lebih terperinciBAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Implementasi Implementasi merupakan tahap dimana sistem siap untuk dioprasikan pada keadaan yang sebenarnya, sehingga akan diketahui apakah sistem yang dibuat telah
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autis merupakan gangguan perkembangan fungsi otak yang mencakup bidang sosial, komunikasi verbal (bahasa) dan non-verbal, imajinasi, fleksibilitas, lingkup minat, kognisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penentuan dosen pembimbing tugas akhir masih dilakukan secara manual di Jurusan Teknik Informatika UMM yang hanya mengandalkan pengetahuan personal tentang spesialisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak adalah karunia yang diberikan oleh Tuhan kepada umatnya. Setiap orang yang telah terikat dalam sebuah institusi perkawinan pasti ingin dianugerahi seorang anak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat merupakan substansi yang dapat mengurangi gejala hingga menyembuhkan penyakit. Obat-obatan banyak yang beredar dan dijual bebas di pasaran. Ada yang bebas dibeli,
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Masalah
Bab 1 Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Masalah Konsultasi terhadap seseorang yang memiliki expertise dibidang tertentu dalam menyelesaikan suatu permasalahan merupakan pilihan tepat guna mendapatkan jawaban,
Lebih terperinciAPLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA OSTEOPOROSIS MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES
APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA OSTEOPOROSIS MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES Indri Oktaviani Rahman, Agus Lahinta, Manda Rohandi Prodi Sistem Informasi / Jurusan Teknik Informatika Intisari INDRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap orang tua yang mendambakannya. Para orang tua selalu. di karuniai anak seperti yang diharapkan tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan suatu karunia yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap orang tua yang mendambakannya. Para orang tua selalu menginginkan anaknya berkembang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Abnormal Psychology merupakan salah satu cabang dalam ilmu psikologi yang berupaya untuk memahami pola perilaku abnormal dan cara menolong orang-orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Sindrom Asperger adalah salah satu gejala autisme dimana para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, sehingga kurang bisa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem pakar dapat diterapkan dalam bidang psikologi. Penelitian tugas akhir tentang sistem pakar ramuan obat tradisional telah dibangun dengan platform web menggunakan metode Dempster.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelititan yang telah dibahas pada tugas akhir ini, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Aplikasi ini menggunakan algotitma
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam penelitian ini diambil beberapa tinjauan untuk dijadikan landasan teori dalan proses pengklasifikasian sudhi wadani dengan metode categorical naïve bayes classifier menggunakan
Lebih terperinciKeefektifan Implementasi Metode Certainty Factor Untuk Diagnosa Gangguan Perkembangan Anak Retardasi Mental
Keefektifan Implementasi Metode Certainty Factor Untuk Diagnosa Gangguan Perkembangan Anak Mental Valerian Hendri Yono* 1, Halim Agung 2 1,2 Jurusan Teknik Informatika, FTD UBM, Jakarta 1,2 Uniersitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pola seperti teknik statistic dan matematika (Larose, 2005).
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Data Minning Data minning adalah suatu proses menemukan hubungan yang berarti, pola dan kecenderungan dengan memeriksa dalam sekumpulan besar data yang tersimpan dalam penyimpanan
Lebih terperinciJurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN:
KAJIAN KOMPARASI ALGORITMA C4.5, NAÏVE BAYES DAN NEURAL NETWORK DALAM PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA (Studi Kasus pada SMA Muhammadiyah 4 Jakarta ) Ulfa Pauziah Program Studi Teknik Informatika, Universitas
Lebih terperinciAPLIKASI PENENTUAN ANGGOTA KELAS UNGGULAN DENGAN METODE NAÏVE BAYES
APLIKASI PENENTUAN ANGGOTA KELAS UNGGULAN DENGAN METODE NAÏVE BAYES SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.Kom) Pada Program Studi Teknik Informatika Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya teknologi informasi, kebutuhan akan informasi yang digunakan untuk mendukung business intelligent suatu perusahaan juga meningkat. Informasi penting
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif-korelatif yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan non eksperimental dengan rancangan Survei Cross Sectional. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif-korelatif yang bertujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di bidang kedokteran, saat ini sudah memanfaatkan teknologi komputer yaitu sistem pakar untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik pada masyarakat. Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Education data mining merupakan penelitian didasarkan data di dunia pendidikan untuk menggali dan memperoleh informasi tersembunyi dari data yang ada. Pemanfaatan education
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekumpulan besar data yang tersimspan dalam penyimpanan dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Data Mining A. Pengertian Data Mining Menurut Gartner Group data mining adalah suatu proses menemukan hubungan yang berarti, pola, dan kecenderungan dengan
Lebih terperinciSistem Diagnosis Penyakit Hati Menggunakan Metode Naïve Bayes
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2666-2671 http://j-ptiik.ub.ac.id Sistem Diagnosis Penyakit Hati Menggunakan Metode Naïve Bayes
Lebih terperinciPenerapan Data Mining Untuk Menampilkan Informasi Pertumbuhan Berat Badan Ideal Balita dengan Menggunakan Metode Naive Bayes Classifier
Penerapan Data Mining Untuk Menampilkan Informasi Pertumbuhan Berat Badan Ideal Balita dengan Menggunakan Metode Naive Bayes Classifier Octia Nuraeni 55410244 Teknik Informatika Pembimbing : Dr. Riza Adrianti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pada penelitian Sistem Pakar Diagnosa Awal Kanker Serviks Menggunakan Metode Naive Bayes Berbasis Android Dalam penelitian ini, untuk mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masih seringnya terjadi kesalahan dalam menentukan seorang anak apakah termasuk menderita penyakit autis atau tidak. Hal ini cenderung terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi. Setiap pengalaman
Lebih terperinciTUGAS KELOMPOK SISTEM PAKAR NAMA KELOMPOK : FERI DWI UTOMO ROBBY INDRAWAN SUDRAJAT SEPTIAWAN PRIO SETIADI
TUGAS KELOMPOK SISTEM PAKAR NAMA KELOMPOK : FERI DWI UTOMO 1341177004176 ROBBY INDRAWAN SUDRAJAT 1341177004239 SEPTIAWAN PRIO SETIADI 1341177004314 JURNAL KE 1 JUDUL : Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa
Lebih terperincimenyebabkan perkembangan otaknya terhambat, sehingga anak mengalami kurang dapat mengendalikan emosinya.
2 tersebut dapat disimpulkan bahwa autisme yang terjadi pada anak dapat menyebabkan perkembangan otaknya terhambat, sehingga anak mengalami kesulitan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Saat ini pendidikan di Indonesia semakin berkembang. Banyaknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pendidikan di Indonesia semakin berkembang. Banyaknya pembangunan gedung sekolah maupun perguruan tinggi menjadi tanda berkembangnya pendidikan. Jumlah pendaftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu genetik (keturunan) dan lingkungan sebagai faktor eksternal tubuh. Alergi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Alergi adalah penyakit atau kelainan yang tidak menular tetapi kecenderungan seseorang mengalami alergi akan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu genetik (keturunan)
Lebih terperinciANALISIS PERFORMA ALGORITME WEIGHTED NAIVE BAYES CLASSIFIER. Abstrak
ANALISIS PERFORMA ALGORITME WEIGHTED NAIVE BAYES CLASSIFIER Burhan Alfironi Muktamar Program Studi Teknik Informatika STMIK Jenderal Achmad Yani burhanalfironimuktamar@gmail.com Abstrak Naïve Bayes Classifier
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hewan ternak ayam memiliki banyak manfaatnya seperti telur dan dagingnya tidak terlepas dari kebutuhan konsumsi sehari-hari. Namun, ada permasalahan utama yang hampir
Lebih terperinciDIAGNOSIS PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES BERBASIS DESKTOP
1 DIAGNOSIS PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES BERBASIS DESKTOP Achmad Ramadhan Safutra 1, Dwi Wahyu Prabowo 1 1 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Darwan
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PAKAR PENENTU PROSES PERSALINAN DENGAN METODE NAIVE BAYES PADA KEPULAUAN DI DAERAH TERPENCIL PENEBEL TABANAN BALI
PERANCANGAN SISTEM PAKAR PENENTU PROSES PERSALINAN DENGAN METODE NAIVE BAYES PADA KEPULAUAN DI DAERAH TERPENCIL PENEBEL TABANAN BALI 1), 2),3) Rayung Wulan 1), Mei Lestari 2), Ni Wayan Parwati S 3) Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membahayakan nyawa seseorang, Ironisnya gejala gejala tersebut seringkali
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gejala penyakit merupakan awal timbulnya sebuah penyakit yang dapat membahayakan nyawa seseorang, Ironisnya gejala gejala tersebut seringkali diabaikan sehingga membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet saat ini merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari segenap sendi kehidupan. Berbagai pekerjaan ataupun kebutuhan dapat dilakukan melalui media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diagnosis penyakit yang diderita oleh seorang penderita harus dapat dilakukan dengan tepat dan akurat, karena kesalahan diagnosis berakibat fatal dan bisa membahayakan
Lebih terperinciFUZZY LOGIC METODE MAMDANI UNTUK MEMBANTU DIAGNOSA DINI AUTISM SPECTRUM DISORDER
FUZZY LOGIC METODE MAMDANI UNTUK MEMBANTU DIAGNOSA DINI AUTISM SPECTRUM DISORDER Fithriani Matondang, Ririen Kusumawati 2, Zainal Abidin 3 Jurusan Teknik Informatika, Sains dan Teknologi Universitas Islam
Lebih terperinciUKDW. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerimaan mahasiswa baru merupakan proses yang selalu dilakukan setiap tahunnya oleh Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta (UKDW). Mahasiswa baru merupakan mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Autisme merupakan suatu kumpulan gejala (sindrom) yang diakibatkan oleh kerusakan saraf. Gejalanya sudah tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun. Penyandang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Metodologi Penelitian Adapun alur metodologi penelitian yang akan dipakai dalam menyelesaikan penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Alur Metodologi
Lebih terperinciPenerapan Forward Chaining Pada Program Diagnosa Anak Penderita Autisme
Penerapan Forward Chaining Pada Program Diagnosa Anak Penderita Autisme Gusti Ayu Kadek Tutik A. 1), Rosa Delima 2), Umi Proboyekti 3) Jurusan Teknik Informatika. Fakultas Teknik Universitas Kristen Duta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal pada Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri di
Lebih terperinciSISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES CLASSIFIER
SISTEM AKAR DIAGNOSIS ENYAKIT INFEKSI SALURAN ERNAASAN AKUT ADA ANAK MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES CLASSIFIER Hendra Effendi Teknik Informatika STMIK alcomtech Jl. Basuki Rahmat No. 05, alembang 30129,
Lebih terperinciSISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji
1 SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Agam Krisna Setiaji Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro,
Lebih terperinciPengenalan Pola. Klasifikasi Naïve Bayes
Pengenalan Pola Klasifikasi Naïve Bayes PTIIK - 2014 Course Contents 1 Naïve Bayes Classifier 2 Fase Training 3 Fase Testing 4 Studi Kasus dan Latihan Naïve Bayes Classifier Metode klasifikasi ini diturunkan
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI ALGORITMA NAÏVE BAYES CLASSIFIER DENGAN CORRELATED-NAÏVE BAYES CLASSIFIER
ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI ALGORITMA NAÏVE BAYES CLASSIFIER DENGAN CORRELATED-NAÏVE BAYES CLASSIFIER Burhan Alfironi Muktamar 1), Noor Akhmad Setiawan 2), Teguh Bharata Adji 3) 1), 2), 3) Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, metode kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) banyak digunakan dalam berbagai bidang seperti: bisnis, militer, pendidikan, psikologi, permainan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti layaknya seorang pakar (human exspert). Seorang pakar atau ahli (human
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem pakar atau exspert system merupakan sebuah program komputer yang dirancang untuk memodelkan serta kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Mendiagnosa Penyakit Akromegali Dengan Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan suatu media konsultasi yang bersifat online. mengemukakan pesoalan-persoalan yang terjadi kemudian pakar akan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media konsultasi merupakan sebuah media atau sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara seorang pakar dengan pengguna. Dalam bidang medis kegiatan konsultasi
Lebih terperinciPenerapan Data Mining Classification Untuk Prediksi Perilaku Pola Pembelian Terhadap Waktu Transaksi Menggunakan Metode Naïve Bayes
Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Penerapan Data Mining Classification Untuk Prediksi Perilaku Pola Pembelian Terhadap Waktu Transaksi Menggunakan Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Dalam era yang semakin berkembang ini, penggunaan data mining semakin banyak dalam berbagai bidang dan menjadi bagian dari perkembangan teknologi informasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang metodologi penelitian yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian agar hasil yang dicapai tidak meyimpang dari tujuannya. Adapun metodologi penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan diderita. Setiap orang wajib menjaga kesehatannya masing-masing, tetapi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Suatu gejala penyakit dapat merupakan indikasi dari suatu penyakit yang akan diderita. Setiap orang wajib menjaga kesehatannya masing-masing, tetapi pada kenyataannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Job Order merupakan pekerjaan yang dilakukan apabila ada order yang diterima dari konsumen. Setiap detil pekerjaan 100% ditentukan oleh calon pembeli, pihak pembuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan ilmu komputer semakin meluas ke berbagai bidang, salah satunya di bidang kesehatan. Hal ini mendorong para ahli untuk semakin mengembangkan komputer agar
Lebih terperinciTeknik Pengklasifikasi : Bayesian, JST (ANN) Bertalya Universitas Gunadarma 2009
Teknik Pengklasifikasi : Bayesian, JST (ANN) Bertalya Universitas Gunadarma 2009 Masalah Pengklasifikasian Klas suatu record yg diuji tidak selalu dapat diprediksi disebabkan oleh faktor2 penentu tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Empiris BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya sebagai tinjauan studi. Berikut ialah tinjauan empiris yang digunakan:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa penelitian yang digunakan sebagai acuan dalam Aplikasi untuk Mendeteksi Sindrom Asperger pada Windows Phone. Aplikasi sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Pada awal tahun 1990-an, jumlah penyandang autisme diperkirakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, jumlah kasus autisme mengalami peningkatan yang signifikan di seluruh dunia. Pada awal tahun 1990-an, jumlah penyandang autisme diperkirakan sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan merupakan
Lebih terperinciSISTEM UNTUK DETEKSI KERUSAKAN MESIN DIESEL MOBIL PANTHER DENGAN METODE NAÏVE BAYES
ISSN : 2338-4018 SISTEM UNTUK DETEKSI KERUSAKAN MESIN DIESEL MOBIL PANTHER DENGAN METODE NAÏVE BAYES Wawan Singgih P (wawan.sinus@gmail.com) Didik Nugroho (didikhoho@gmail.com) Yustina Retno WU (yustina.retno@gmail.com)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Kanker merupakan suatu peyakit yang paling ditakuti oleh masyakat karena proses penyembuhannya yang sulit, efek yang ditimbulkan dan memerlukan biaya yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengambilan keputusan ialah pemilihan satu di antara sekian banyak alternatif yang tersedia. Hal ini tidak selalu menjadi hal yang mudah untuk dilakukan karena sebelum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa kanak-kanak merupakan masa dimana seorang anak mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dalam dirinya. Gangguan psikologis pada anak merupakan salah satu penghambat
Lebih terperinciFeresi Daeli ( )
SISTEM PAKAR DALAM MENENTUKAN TINGKAT IQ ANAK YANG MENGALAMI RETERDASI MENTAL DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS: PENDIDIKAN SLB/B KARYA MURNI) Feresi Daeli (0911526) Mahasiswa Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2003, hlm Faisal Yatim, Autisme (Suatu Gangguan Jiwa pada Anak-Anak), Pustaka Populer Obor,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rehabilitasi merupakan usaha yang perlu dikaji untuk dapat diambil dengan nempertimbangkan perbagai aspek, terutama pemulihan kesehatan fisik jasmaniah, pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jurusan ditentukan berdasarkan standar kriteria tiap jurusan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pratiwi (2014) berpendapat Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan suatu instansi pendidikan yang di dalamnya terdapat proses pengambilan keputusan jurusan siswa kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, seperti yang tercantum dalam Undang Undang
Lebih terperinciKLASIFIKASI NASABAH ASURANSI JIWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERBASIS BACKWARD ELIMINATION
KLASIFIKASI NASABAH ASURANSI JIWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERBASIS BACKWARD ELIMINATION Betrisandi betris.sin@gmail.com Universitas Ichsan Gorontalo Abstrak Pendapatan untuk perusahaan asuransi
Lebih terperinciDIAGNOSIS KEBUTUHAN GIZI PADA BALITA MELALUI PENERAPAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR
F.3 DIAGNOSIS KEBUTUHAN GIZI PADA BALITA MELALUI PENERAPAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR Tri Ginanjar Laksana *, Elisa Sriyulia Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak, Konsentrasi Teknik Informatika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang berbeda-beda, diantaranya faktor genetik, biologis, psikis dan sosial. Pada setiap pertumbuhan dan
Lebih terperinciOleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH
Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH Pendahuluan Tidak ada anak manusia yang diciptakan sama satu dengan lainnya Tidak ada satupun manusia tidak memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal ini dibuktikan dengan adanya fakta yang diungkap oleh World Health
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dapat mendeteksi rangsangan dari luar tubuh dengan adanya alat tubuh yang dinamakan indera. Indera yang digunakan untuk mendeteksi adanya rangsangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu kedokteran mengalami kemajuan pesat yang ditandai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu kedokteran mengalami kemajuan pesat yang ditandai dengan ditemukannya berbagai penyakit baru yang belum diidentifikasi sebelumnya. Para dokter ahli
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
1 okesir 1.1 Desain penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian yaitu tahapan yang akan dilakukan penelitian untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Desain penelitian Kombinasi Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanpa kehadiran mata dalam kehidupan kita, membaca tulisan ini pun menjadi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Mata adalah salah satu karunia yang diberikan Tuhan pada umat manusia. Tanpa kehadiran mata dalam kehidupan kita, membaca tulisan ini pun menjadi hal yang mustahil.
Lebih terperinciISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di:
ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 651-659 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KLASIFIKASI TINGKAT KELANCARAN NASABAH DALAM MEMBAYAR PREMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari ilmu komputer, yaitu kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Artificial
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem pakar mulai dikembangkan oleh para pakar komputer kecerdasan buatan, para pakar di bidang tertentu, para pakar bahasa dan para psikolog yang berhubungan dengan
Lebih terperinciPREDIKSI HERREGISTRASI CALON MAHASISWA BARU MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES
PREDIKSI HERREGISTRASI CALON MAHASISWA BARU MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES Selvy Megira 1), Kusrini 2), Emha Taufiq Luthfi 3) 1), 2), 3) Teknik Universitas AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara, Condongcatur,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. militer, kini telah digunakan secara luas di berbagai bidang, misalnya Bisnis,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini teknologi informasi sudah mengalami banyak perubahan yang sangat pesat. Komputer yang pada awalnya hanya digunakan oleh para akademisi dan militer, kini
Lebih terperinci