BAB I PENDAHULUAN. yang akan menjadi lokasi penelitian ini adalah Tana Toraja. Daerah ini adalah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki potensi budaya yang beraneka ragam, dan dimiliki oleh masing-masing daerah di dalamnya. Salah satu daerah yang akan menjadi lokasi penelitian ini adalah Tana Toraja. Daerah ini adalah salah satu dari sekian daerah pariwisata yang memikat hati para wisatawan. Secara khusus, terdapat satu tradisi unik yang tidak ditemui di daerah-daerah lain, yaitu upacara adat Rambu Solo 1. Upacara pemakaman ini bertujuan untuk menghormati dan mengantarkan arwah orang yang meninggal dunia menuju alam roh. Dengan kata lain, arwah kembali kepada keabadian mereka bersama dengan para leluhur di Puya 2. Sebelum penyebar agama Nasrani dan Islam masuk ke Tana Toraja, masyarakat masih menganut animisme atau Aluk To Dolo 3. Penganut Aluk To Dolo diwajibkan melakukan upacara pemakaman (rambu solo ) sebagai bentuk ungkapan duka cita dan pengabdian kepada keluarga mereka yang telah meninggal. Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam upacara ini adalah pemotongan hewan, khususnya kerbau. Penganut Aluk To Dolo percaya bahwa kerbau memiliki dua makna penting. Pertama, sebagai tunggangan arwah menuju puya. Kedua, sebagai alat sosial yang menandai hubungan almarhum dengan para 1 Rambu Solo adalah Upacara adat kematian masyarakat Tana Toraja, yang bertujuan untuk menghormati dan mengantarkan arwah orang yang meninggal dunia menuju alam roh, yaitu kembali kepada keabadian bersama para leluhur mereka disebuah tempat peristirahatan. 2 Puya adalah suatu tempat peristirahatan bagi arwah orang Toraja yang telah meninggal kembali kepada alam keabadian bersama arwah para leluhur mereka. 3 Aluk To Dolo adalah suatu kepercayaan atau paham animisme yang dianut bagi masyarakat Tana Toraja sebelum mereka mengenal agama. 1

2 2 pelayat yang hadir dalam suatu upacara pemakaman. Namun pada saat sekarang, setelah agama Nasrani dan Islam mulai masuk dan dianut oleh Orang Toraja, aturan-aturan upacara pemakaman tidak lagi mewajibkan masyarakat untuk melakukan hal tersebut. Salah satu penyebabnya adalah faktor agama. Meskipun secara mayoritas masyarakat Tana Toraja menganut agama Nasrani, namun sebagian kecil ada pula yang menganut agama Islam. Sehubungan dengan upacara pemakaman, kerbau yang disembelih atau hewan kurban pada rambu solo dikenakan Retribusi Izin Pemotongan Hewan. Peraturan Bupati Tana Toraja Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Tana Toraja Nomor 21 Tahun 2006 Tentang Retribusi Izin Pemotongan Hewan Pada Upacara Adat Dalam Kabupaten Tana Toraja. Pemberlakuan Peraturan Bupati tersebut tidak terlepas dari otonomi daerah yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada daerah, khususnya yang ditetapkan dalam Ketetapan MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah; Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang berkeadilan serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan adanya otonomi yang diberlakukan di Kabupaten Tana Toraja, diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) demi kesejahteraan masyarakat. Salah satu sumber PAD tersebut diperoleh dari Retribusi Izin Pemotongan Hewan yang dikenakan pada upacara adat kematian dan upacara pengucapan syukur (Rambu Tuka ), yang telah diatur undangundangnya dalam Peraturan Bupati Kabupaten Tana Toraja Nomor 3 tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Tana Toraja Nomor 21 Tahun 2006

3 3 Tentang Retribusi Izin Pemotongan Hewan Pada Upacara Adat Dalam Kabupaten Tana Toraja. Dari uraian diatas, maka penelitian ini diberi judul Pemberlakuan Retribusi Izin Pemotongan Hewan Pada Upacara Adat Rambu Solo Tingkat Rapasan Sapu Randanan di Tikala, Kabupaten Tana Toraja (Studi Kasus Tentang Retribusi Izin Pemotongan Hewan Khusus pada Kerbau). Penelitian ini akan mengkaji dan mendeskripsikan tarif retribusi izin pemotongan hewan yang dipungut oleh pemerintah Tana Toraja Rumusan Masalah Bupati Tana Toraja memberlakukan Retribusi Izin Pemotongan Hewan khusus pada kerbau sebesar Rp ,- yang tidak didasarkan pada jenis-jenis kerbau. Dalam hal ini, Orang Toraja mengkategorikan kerbau berdasarkan jenisnya meliputi tampilan fisik secara keseluruhan, yaitu kesehatan kerbau, bentuk tanduk, ukuran tanduk, warna tanduk, warna mata, motif warna serta corak pada tubuh kerbau, letak ubun-ubun yang berada pada dahi kerbau, bentuk ekor, ukuran panjang pendeknya ekor kerbau, ukuran besar kecilnya kerbau, serta nyali kerbau. Tampilan fisik tersebut secara otomatis mempengaruhi harga masingmasing kerbau. Namun demikian, Bupati Kabupaten Tana Toraja memberlakukan Retribusi Izin Pemotongan Hewan secara merata terhadap semua jenis kerbau pada upacara adat pemakaman. Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah penelitian ini yaitu:

4 4 Bagaimana Pemerintah Daerah Tana Toraja memberlakukan Tarif Retribusi Izin Pemotongan Hewan khusus pada kerbau secara merata, dalam Upacara Adat Rambu Solo Tingkat Rapasan Sapu Randanan di Tikala? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui bagaimana proses pembentukan tarif Retribusi Izin Pemotongan Hewan khusus pada kerbau, pada upacara pemakaman tingkat Rapasan Sapu Randanan, dan 2. Mengetahui mengapa Pemerintah Daerah Tana Toraja memberlakukan tarif Retribusi Izin Pemotongan Hewan, khususnya pada kerbau, secara merata. 3. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan masyarakat Tana Toraja khususnya warga Tikala dengan diberlakukannya Sima Tedong atau Tarif Retribusi Izin Pemotongan Hewan khususnya pada kerbau secara merata Kotribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan memberi kontribusi bagi: 1. Penulis, untuk lebih memahami Peraturan Bupati Tana Toraja mengenai Retribusi Izin Pemotongan Hewan Pada Upacara Adat Dalam Kabupaten Tana Toraja khususnya pada kerbau, yang diberlakukan pada upacara pemakaman tingkat Rapasan Sapu Randanan.

5 5 2. Akademisi, sebagai referensi untuk mengkolaborasikan analisa akuntansi bidang perpajakan dengan Peraturan Bupati Tana Toraja sebagai kebijakan langsung dari Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja melalui Keputusan Menteri Keuangan dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. 3. Masyarakat, sebagai referensi untuk mengetahui dan memahami studi akuntansi dari sudut pandang yang berbeda, dalam hal ini kebijakan Peraturan Bupati Tana Toraja dan tradisi lokal Batasan Penelitian Penelitian ini dibatasi pada: 1. Tongkonan 4 Pa patukuan, Kelurahan Tikala, Kecamatan Tikala, Kabupaten Tana Toraja. 2. Tarif Retribusi Izin Pemotongan Hewan khusus pada kerbau (sima tedong) berdasarkan Peraturan Bupati Tana Toraja Nomor 3 Tahun Upacara adat Rambu Solo Tingkat Rapasan Sapu Randanan yang berlangsung pada tanggal 28 Juni-8 Juli Menurut Duli dan Hasanuddin (2003:237), tongkonan adalah rumah tradisional Toraja, terdiri dari Tongkonan Balo A riri (Tongkonan yang fungsinya untuk tempat tinggal keluarga pada umumnya), Tongkonan To Parengnge (Tongkonan yang berfungsi sebagai tempat tinggal kepala adat satu kelompok adat tertentu), Tongkonan Layuk (Tongkonan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan suatu wilayah persekutuan beberapa kesatuan adat).