BAB III TEOLOGI ISLAM. Setiap orang menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, perlu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III TEOLOGI ISLAM. Setiap orang menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, perlu"

Transkripsi

1 BAB III TEOLOGI ISLAM A. Pengertian Teologi Islam Teologi sebagaimana diketahui, membahas ajaran dasar dari suatu agama. Setiap orang menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, perlu mempelajari teologi yang terdapat dalam agama yang dianutnya, mempelajari teologi akan memberi seseorang keyakinan yang berdasarkan kepada landasan kuat yang tidak mudah diombang-ambingkan oleh peredaran zaman. Dalam istilah Arab ajaran-ajaran dasar itu disebut Ushul al-din dan oleh karena itu buku yang membahas soal-soal teologi dalam islam selalu diberi nama kitab Ushul al-din oleh nama pengarangnya. Ajaran-ajaran dasar disebut Aqa id atau keyakinan-keyakinan. Teologi dalam Islam disebut juga ilmu al-tauhid. Dalam istilah asing sudah sering pula dikenal untuk nama ilmu ini dengan sebutan teologi yang terdiri dari dua kata yaitu theos dan logos yang berarti Tuhan dan ilmu. Jadi teologi berarti ilmu tentang ketuhanan. Berdasarkan informasi di atas, nyatalah persoalan prinsip yang dibahas dalam ilmu (teologi) adalah: 1. Esensi Tuhan itu sendiri dengan segenap sifat-sifatnya. 2. Manusia dan seluruh alam, serta hubungannya dengan Tuhan. 3. Hubungan yang mempertalikan antara Tuhan sebagai pencipta dengan alam sebagai ciptaan-nya, melalui utusan-utusan atau ajaran-ajaran tertentu. 31

2 32 Oleh karena itu teologi bersifat umum, artinya bisa berbagai aliran kepercayaan atau agama mempergunakannya, baik kepercayaan yang bersumber dari wahyu ataupun kepercayaan yang bersumber dari hasil pemikiran filosofis, untuk melakukan penelitan yang mendalam yang membedakan satu agama dengan agama lainnya, perlu diberi kualifikasi terhadap kata teologi itu sendiri, sehingga dijumpailah istilah teologi Kristen, teologi Yahudi, teologi Islam, artinya yang menjdi pokok perbincangan adalah segala sesuatu persoalan keyakinan tentang ketuhanan menurut ajaran Islam. Dalam Islam teologi itu disebut juga dengan ilm al-tauhid ilm al-kalam, ajarannya yang berpatokan pada agama. Teologi Islam juga disebut sebagai suatu disiplin ilmu yang tumbuh pada zaman klasik. Teologi dikalangan umat Islam ada yang bersifat liberal atau rasional dan ada pula yang bersifat tradisional. Yang dimaksud dengan teologi rasional adalah pikiran yang bersifat filosofis dan ilmiah yang muncul dikalangan pemikiran Islam klasik. Teologi ini juga mempunyai konsep bahwa Tuhan mengatur alam ini sesuai dengan Sunnatullah, yaitu hukum ciptaan Tuhan. Adapun ciri-ciri teologi rasional ini adalah; a. Akal mepunyai kedudukan tinggi b. Manusia bebas berbuat dan berkehendak c. Karena akal kuat, manusia mampu berdiri sendiri, mempunyai kebebasan dalam kemauan dan mampu berfikir secara mendalam

3 33 d. Teologi ini mempercayai adanya hukum yang ada di alamnya. sedangkan teologi tradsional adalah teologi yang dihasilkan oleh ulama klasik yang hanya bersumber pada ajaran dasar, ajaran al-quran dan hadis, sedangkan ciri-ciri teologi Tradisional antara lain: a. Akal mempunyai kedudukan yang rendah b. Manusia tidak bebas berbuat dan berkehendak, karena akal lemah manusia bergantung pada kehendak mutlak Tuhan, karena itu tidak adanya paham sunnatullah dalam teologi ini. B. Sejarah Lahirnya Teologi Islam Latar belakang munculnya teologi Islam ini ada dua, yaitu Sebab-sebab dari dalam a. Ketika kaum muslimin membuka negeri baru untuk masuk islam, mereka mulai tentram dan tenang fikirannya itu, di samping limpahnya rezki. Di sinilah mulai membahas persoalan agama da berusaha mempertemukan nash-nash agama yang kelihatannya saling bertentangan. b. Sebab yang kedua adalah soal politik. Untuk soal ini ialah soal khilafah (pimpinan pemerintahan negara). Ketika Rasulullah sakit dan meninggal dunia, tidak ada pesan beliau tentang siapa penggatinya, tidak ada juga ketentuan

4 34 bagaimana cara menentukan siapa pengganti Rasulullah sebagai kepala pemerintahan, hanya di dalam al-qur an dan kemudian menjadi tradisi kaum muslimin dibawah pimpinan nabi, untuk melakukan permusyawaratan dalam memecahkan masalah-masalah duniawi termasuk masalah-masalah kenegaraan. Sejarah menyebutkan bahwa Abu Bakar-lah yang disetujui oleh masyrakat Islam di waktu itu, pengganti nabi dan mengepalai negara. Kemudian Abu Bakar digantikan oleh Umar Ibn al-khatab dan Umar oleh Usman Ibn Affan. Diantara Khulafa ar-rasyidin yang empat, Usman terhitung paling lama memerintah yaitu 12 tahun (24-35 H). Namun pada masanya yang cukup lama tidak seluruhnya menjadinya menjadi saat gemilang. Enam tahun pertama ia popular, enam tahun kemudian ia menyedihkan. Di sini keadaan berbalik mundur. Timbul gejala-gejala politik, huru-hara silih berganti, petisi dan intrik merajalela yang membuahkan pembunuhan diri Usman pada hari Jum at, tanggal 8 Zulhijjah tahun 35 H. Kerusuhan yang berlanjut dengan terbunuhnya Usman sendiri yang dinilai para perusuh sebagai tidak adil dan tidak bijaksana. Peristiwa terbunuhnya Usman menjadi titik tolak yang jelas dari permulaan berlarut-berlarutnya perselisihan bahkan

5 35 peperangan di antara kaum muslimin sendiri. Sebab sejak waktu itu timbullah orang menilai tentang peristiwa pembunuhan itu, di samping menilai amal perbuatan sendiri sewaktu hidupnya. Segolongan kecil megatakan bahwa Usman itu kafir dan pembunuhanya adalah benar, sebab Usman dianggap salah satu akhir masa jabatannya. Pihak lain mengatakan bahwa pembunuhan terhadap usman itu adalah kejahatan besar dan pembunuhnya adalah kafir. c. Peristiwa Tahkim Khlifah keempat segera terpilih setelah Usman terbunuh. Khlifah ke-empat, Ali Bin Abi Thalib menantu Nabi memikul tanggug Jawab yang berat, yaitu menyelesaikan masalah politik dan hukum atas peristiwa pembunuhan khalifah Usman. Kemuculan persolan kalam dipicu oleh persoalan politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan Usman bin Affan yang berbuntut pada penolakan Mu awiyah atas kekhalifaan Ali bin Abi Thalib. Ketegangan antara Mu awiyah dan Ali bin Abi Thalib mengkristal menjadi perang siffin yang berakhir dengan peristiwa tahkim. Adapun akibat dari peristiwa tahkim ini, selain timbul perpecahan dan tubuh umat Islam ke dalam golongan-golongan

6 36 juga menimbulkan aliran-aliran dalam teologi. Keputusan Ali yang mau menerima penyelasaian konflik dengan jalan tahkim, walaupun dilakukan dengan terpaksa, ternyata menimbulkan rasa tidak puas di kalangan pasukan. Mereka yang tidak puas ini memisahkan diri dari Ali dan membentuk kelompok tersendiri yang selanjutnya dikenal dengan sebutan kaum khawarij. Selanjutnya golongan khawarij ini mengeluarkan pernyataan-pernyatan yang berbau theologis. Mereka misalnya memandang bahwa Ali bin Abi Thalib, Mu awiyah, Amr ibn al-ash, Abu Musa Al-Asy ari dan orang-orang yang menerima arbitrase adalah kafir. Persolan ini telah menimbulkan tiga aliran teologi dalam Islam, yaitu: 1. Aliran Khawarij, menegaskan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir, dalam arti telah keluar dari Islam, atau tegasnya murtad dan wajib dibunuh. 2. Aliran Murji ah menegaskan bahwa orang-orang berbuat dosa besar masih tetap mukmin dan bukan kafir. Adapun soal dosa yang dilakukannya, hal itu terserah kepada Allah untuk mengampuni atau menghukumnya.

7 37 3. Aliran Mu tazilah, yang tidak menerima pendapat di atas. Bagi mereka, orang yang berdosa besar bukan kafir tapi bukan mukmin. Mereka mengambil posisi antara mukmin dan kafir, yang dalam bahasa arabnya dikenalnya dengan manzilah baina manzilatain (posisi diantara dua posisi). C. Corak Teologi Islam Aliran-aliran teologi yang timbul dalam Islam terdapat lebih dari suatu aliran, namun yang terkenal dalam termasyhur hanya tiga aliran teologi yaitu: Mu tazilah, Asy ariah, dan Maturidiah. Corak teologi yang pertama adalah corak teologi rasional liberal. Corak ini terdapat pada aliran Mu tazilah dan Maturidiah Samarkand. Kedua corak teologi tradisional dan fatalis. Corak ini terdapat pada aliran Asy ariah dan Maturidiyah Bukhara. Disini penulis lebih memfokuskan pembicaraan pada dua aliran yang sangat terkenal yaitu Mu tazilah dan Asy ariah. 1. Mu tazilah Golongan Mu tazilah dikenal sebagai golongan rasional yaitu golongan yang lebih mendahulukan argumen rasional, dan bukan berarti Mu tazilah mengenyampingkan naql (wahyu). Untuk dapat melihat letak kerasionalan golongan Mu tazilah dapat ditelusuri berdasarkan cara mengatasi empat persoalan teologi diantaranya: mengetahui Tuhan, mengetahui kewajiban berterimah kasih Tuhan, mengetahui yang baik dan

8 38 buruk, mengetahui kewajiban, mengetahui mengerjakan yang baik dan menghindari yang buruk. Bagi Mu tazilah keempat persoalan di atas dapat diketahui dengan akal, karena dengan perantara akal maka kewajiban-kewajiban dapat diketauhi dengan pemikiran dan kekuatan akal. Paham Mu tazilah ini didasarkan pada surat al-fusshilat ayat Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakkah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu. Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah telah memberikan petunjuk bahwa manusia wajib beriman kepada Allah dengan kemampuan akalnya dapat mengetahui bahwa kekufuran itu haram. Di samping penggunaan akal di atas, kerasionalan golongan Mu tazilah juga dapat dilihat dari pandangan terhadap konsep kebebasan manusia, konsep kekuasaan dan

9 39 kehendak Mutlak Tuhan, konsep keadilan Tuhan, dan perbuatan-perbuatan Tuhan, konsep Iman. Untuk mengetahui corak ajaran Mu tazilah selanjutnya dapat dilihat dalam ajaran-ajaran pokok Mu tazilah. Menurut Harun Nasution ajaran-ajaran pokok Mu tazilah diberi nama pancasila atau al-ushul al-khamsah, yaitu al-tauhid, al-adl, al- wa ad wa al-wa id, al-manzilah baina manzilatain, dan al- amr bin ma ruf wa al- nahy an munkar. Pandangan rasional kaum mu tazilah dapat dilihat pada kedudukan akal, bahwa akal dapat mengetahui Tuhan, kewajiban mengatahui Tuhan, mangenai baik dan jahat, kewajiban mengerjakan yang baik dan menjauhi yang jahat. Untuk dapat dipahami bahwa ciri-ciri dari teologi rasional adalah: a. Kedudukan akal yang tinggi b. Kebebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan c. Kebebasan berfikir hanya dilihat oleh ajaran-ajaran dasar dalam al-quran dan Hadis yang jumlah sedikit d. Percaya adanya Sunnatullah e. Mengambil arti metaforis dari teks wahyu f. Dinamakan dengan sikap dan berfikir 2. Asy ariah

10 40 Paham teologi Asy ariah merupakan paham teologi tradisional. Dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Kedudukan akal rendah b. Ketidak bebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan c. Kebebasan berfikir yang banyak diikat dengan dogma d. Ketidak percayaan pada Sunnatullah e. Statis dalam berfikir dan berbuat Melihat dari ciri-ciri di atas maka, Asy ariah jelas dapat dikelompokkan menjadi teologi tradisional karena teologinya yang bersifat mengambil makna harfiah, manusia tidak bebas berbuat karena adanya ikatan-ikatan berupa dogma, sehingga manusia berjalan sesuai menurut ketentuan yang ada, di samping itu adanya kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan. Asy ari juga menempatkan manusia pada posisi yang lemah. Berikut ini penulis akan mencoba mengulas sedikit tentang persolan-persoalan di atas dan dibatasi kepada dua persoalan yang nantinya sangat berkaitan dengan pembahasan selanjutnya. Aspek-aspek tersebut antara lain, akal dan wahyu, perbuatan manusia. a. Akal dan wahyu Menurut pendapat Harun Nasution teologi merupakan ilmu yang membahas tentang ketuhanan dan kewajiban manusia terhadap Tuhan. Disini akal akan berfungsi sebagai daya berfikir

11 41 yang ada dalam diri manusia, berusaha untuk sampai kepada Tuhan, dan wahyu sebagai konfirmasi dari alam yang disampaikan kepada manusia yang ada mencakup mengenai Tuhan dan kewajiban-kewajiban manusia terhadap Tuhan, dalam arti kata berusaha untuk sampai kepada Tuhan, yang mana tujuan utama adalah mengenai Tuhan dan kewajiban-kewajiban manusia. Sedangkan sistem teologi yang dapat digunakan terhadap aliran-aliran teologi Islam berpendapat bahwa akal manusia bisa sampai kepada Tuhan, sebagaimana pertanyaan yang dimajukan adalah sebagai berikut: 1. Sampai dimanakah kemampuan akal manusia dapat mengetahui Tuhan dan kewajiban-kewajiban manusia? 2. Sampai manakah besarnya fungsi wahyu dalam kedua hal di atas? Bagi kaum Mu tazilah segala pengatahuan melalui perantaraan akal, sedangkan kewajiban-kewajiban dapat diperoleh melalui pemikiran-pemikiran yang mendalam. Jadi disini penegtahuan itu tercipta karena adanya peranan akal, di samping itu mengetahui kewajiban-kewajiban juga menggunakan akal, sehingga terciptalah ilmu pengetahuan yang mendalam dan tidak mengenyampingkan kewajiban-kewajiban. Dalam hal berterimah

12 42 kasih kepada Tuhan sebelum turunnya wahyu, manusia wajib berterimah kasih kepada Tuhan. Sedangkan baik dan jahat wajib diketahui dengan akal, demikian pula mengerjakan yang baik dan menjauhi yang jahat adalah wajib. Sebagaimana pendapat Asy ari segala kewajiban manusia hanya dapat diketahui dengan wahyu, akal tidak menjadi wajib diketahui melalui wahyu, akal tidak wajib mengetahui bahwa mengerjakan yang baik dan menjauhi yang buruk adalah wajib bagi manusia. Disamping itu juga dikatakan bahwa akal tak mampu mengetahui kewajiban-kewajiban manusia. Untuk itu wahyu diperlukan, sedangkan akal dapat mengetahui baik dan jahat itu jelas dalam karangan-karangan Asy ari. Paham Asy ari yang dikemukakan oleh pemuka-pemuka Asy ariyah, sebagaimana terdapat di dalam kitab al-luma al-asy ari menulis jika seseorang mengatakan: jika berdusta adalah jahat karena menentukan demikian, jadi jelas baik dan buruk ditentukan Allah. Bukan oleh akal manusia. Kalau ditinjau ulang lagi antara pendapat-pendapat di atas tersebut adanya pertentangan, karena versi pandangan suatu aliran.

13 43 Sedangkan pendapat yang dikemukakan Muhammad Abduh juga dikatakan dalam bukunya Hasyiah ala al-aqa id al-adudiah sebagaimana komentar tentang Al-Ijl bahwa akal tidak dapat menentukan baik atau buruknya suatu perbuatan, bagi kaum Mu tazilah dan kaum Maturidiah, menurut Muhammad Abduh perintah dan larangan Tuhan erat hubungannya dengan sifat dasar. Sedangkan baik dan buruknya suatu perbuatan tidak tergantung pada sifat yang ada di dalamnya, tetapi bergantung pada perintah larangan Tuhan, bagi Mu tazilah dan kaum Maturidiah berpendapat bahwa baik dan buruk, yang mana perbuatan itu bisa diketahui dari perintah atau larangan yang diturunkan Tuhan terhadap perbuatan itu. Sedangkan pendapat Al-Maturidi yang dipandang benar oleh Muhammad Abduh tidak memberi penjelasan yang pasti. Tapi disini Al-Maturidi lebih menjelaskan mengenai Al-Ijl yang berbicara mengenai baik dan buruk dan bukan mengenai kewajiban berbuat baik dan larangan berbuat jahat. Sedangkan akal menurut pendapat Al-Maturidi dapat mengetahui baik dan buruk, lebih menjelaskan mengenai perintah dan larangan, dan bukan mengerjakan baik dan menjauhi yang buruk. Demikianlah pendapat yang dikemukakannya sehingga akal

14 44 dapat mengetahui tiga persolan pokok dan yang ketiga adalah kewajiban berbuat baik dan menjauhi yang buruk dapat diketahui hanya melalui wahyu. Dari fenomena di atas dapat dibandingkan pendapat antara aliran Mu tazilah, Asy ariah, dan Maturidiah. Menurut Asy ariah dan Maturidiah golongan Bukhara berpendapat bahwa akal tidak dapat mengetahui kewajiban berterimah kasih kepada Tuhan, akal juga tidak menentukan kewajiban-kewajiban bagi manusia. Kedua aliran ini juga berbeda paham dalam memandang akal, menurut Maturidiah Bukhara, akal dapat sampai mengetahui Tuhan. Akal hanya tidak sampai kepada pengetahuan adanya Tuhan dan tidak lebih dari itu. Lebih difokuskan bahwa Maturidiah Bukhara, memberi daya yang lebih besar kepada akal daripada Asy ariah. Lain halnya dengan aliran Mu tazilah dan Maturidiah Samarkand berpendapat bahwa akal dapat sampai, tidak hanya kepada adanya Tuhan. Tetapi akal menurut Maturidiah Samarkand tidak dapat mengetahui kewajiban berbuat baik dan kewajiban menjauhi kejahatan. Di samping itu pula menurut kedua pendapat di atas, akal punya kewajiban berterimah kasih kepada Tuhan. Sedangkan aliran Asy ari yang memberikan daya terkecil kepada akal.

15 45 a. Free Will dan Predistination Menurut kaum Mu tazilah dalam sistem teologi, manusia dipandang mempunyai daya yang mengandung paham kebebasan, lain halnya dengan Al-Juba i bahwa manusia yang menciptakan perbuatan-perbuatannya, manusia berbuat baik dan buruk, patuh kepada Tuhan atas kehendak dan kemauannya sendiri. Sedangkan menurut Abd al-jabbar, perbuatan manusia bukanlah diciptakan Tuhan pada diri manusia, tetapi manusia sendirilah yang mewujudkan perbuatan, perbuatan itu muncul karena adanya daya yang bersifat baharu, Tuhan menciptakan daya di dalam diri manusia, jadi dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai pelaksana segala perbuatan dan Tuhan sebagai pemberi daya pada manusia. Bertitik tolak dari paham Mu tazilah di atas lebih memfokuskan, bahwa daya dari manusia dan bukan daya dari Tuhan untuk mewujudkan perbuatan manusia. Jadi perbuatan adalah sebenarnya perbuatan manusia bukanlah perbuatan Tuhan. Sedangkan menurut Asy ari menyatakan bahwa Tuhan menciptakan perbuatan-perbuatan manusia, Tuhan lah yang menjadikan perbuatan sebenarnya, perbuatan manusia timbul dari

16 46 manusia sendiri, tetapi manusia diberi daya. Menurut Asy ari kasb (pemberian daya-daya) tidak bisa terjadi kecuali daya yang diciptakan dalam diri manusia. Mengenai daya untuk mewujudkan perbuatan-perbuatan Al-Asy ari berpendapat bahwa itu lahir dari dalam diri manusia itu sendiri, diri manusia kadang berkuasa kadang tidak berkuasa. Di samping itu Al-Maturidiah menyebut daya yang diciptakan, tetapi tidak ia jelaskan apakah daya itu merupakan daya manusia, sedangkan mengenai kehendak manusialah yang menentukan pemakaian daya, baik itu untuk kebaikan maupun untuk kejahatan. Sedangkan menurut Al-Bazdawi mengatakan bahwa di dalam perwujudan perbuatan, terdapat dua perbuatan, perbuatan Tuhan dan perbuatan manusia, perbuatan Tuhan adalah menciptakan perbuatan manusia dan bukan penciptaan daya. D. Ruang Lingkup Kajian Teologi Islam Yang termasuk dalam masalah kalam atau teologi adalah segala persoalan yang berkaitan dengan akidah yang diperdebatkan oleh mutakallimin. Pada bagian ini, setiap persoalan itu tidaklah mungkin dapat dijelaskan secara menyeluruh. Oleh sebab itu, penulis hanya menjelaskan persoalan yang dianggap penting dan sering dibicarakan oleh mutakallimin.

17 47 Di antara persoalan-persoalan yang sering dibicarakan dan diperdebatkan oleh mutakallimin tersebut adalah akal dan wahyu, fungsi wahyu, free will dan predestination, kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan, keadilan tuhan, sifat-sifat Tuhan. Dalam pembahasan ini akan digambarkan pendapat atau pandangan aliran-aliran teologi Islam terhadap persoalan-persoalan teologi beserta argmentasi dari masing-masing aliran teologi di atas. Dalam menggambarkan pembahasan ruang lingkup kajian teologi Islam, penulis memfokuskan tiga aliran teologi Islam saja, agar pembahasan ini lebih terarah dan lebih jelas, yang mana ketiga aliran teologi ini merupakan aliran teologi terbesar sepanjang sejarah umat Islam dan juga ketiga aliran teologi inilah yang paling besar pengaruhnya dan yang mewarnai corak pemikiran di dunia Islam. Ketiga aliran tersebut ialah aliran Mu tazilah, Asy ariah dan Maturidiah. 1. Akal dan Wahyu Teologi sebagai ilmu yang membahas soal ketuhanan, memakai akal dan wahyu dalam memperoleh pengetahuan tentang kedua soal tersebut. Akal, sebagai daya berfikir yang ada dalam diri manusia, berusaha keras untuk sampai kepada diri Tuhan, dan wahyu sebagai pengkhabaran dari alam metafisika turun kepada manusia dengan keterangan-keterangan tentang Tuhan dan kewajiban-kewajiban manusia terhadap Tuhan.

18 48 Akal dan wahyu merupakan dasar dan menjadi tolak ukur dalam menganalisa dan menilai setiap persoalan kalam. Dalam teologi Islam, akal dan wahyu dihubungkan dengan persoalan mengetahui Tuhan dan persoalan baik dan buruk. Persoalan pertama berkembang menjadi mengetahui Tuhan dan kewajiban mengenai Tuhan, persoalan kedua berkembang menjadi mengetahui baik dan buruk dan mengetahui wajibnya mengerjakan yang baik dan mengetahui yang jahat. Dengan demikian, ada empat persoalan yang berkaitan dengan akal wahyu. Keempat persoalan ini telah dibicarakan oleh keempat mazhab kalam, yaitu Mu tazilah, Asy ariah dan Maturidiah Samarkhan dan Bukhara. Polemik yang terjadi antara-antara aliran teologi Islam yang bersangkutan ialah, yang manakah diantara keempat masalah itu yang dapat diperoleh melalui akal dan mana yang melalui wahyu. Masing-masing aliran mempunyai paradigma dan pendapat serta jawaban-jawaban yang berbeda. Dalam pandangan Mu tazilah disamping untuk memperoleh pengetahuan, akal juga mempunyai daya untuk membedakan antara kebaikan dan kejahatan. Dengan kata lain akal mempunyai fungsi dan tugas moral. Demikian pentingnya akal bagi kaum Mu tazilah sehingga mereka dijuluki kaum rasionalis Islam, karena mereka sangat mengutamakan pemakaian akal dalam pembahasan mengenai masalah

19 49 keagamaan, namun demikian mereka juga masih tetap berpegang pada wahyu. Bagi Mu tazilah, mengetahui Tuhan, kewajiban mengetahui Tuhan, mengetahui baik dan jahat dan mengetahui wajibnya menjauhi yang jahat itu diketahui dengan akal. Tanpa wahyu pun akal manusia mampu mengetahui keempat persoalan tersebut. Kaum Asy ariah, sebaliknya berpendapat bahwa akal tidak begitu besar daya kekuatannya. Diantara keempat masalah di atas akal dapat sampai hanya kepada adanya Tuhan. Soal kewajiban manusia terhadap Tuhan, soal baik dan buruk, dan kewajiban berbuat baik serta kewajiban menjauhi kejahatan, itu tidak dapat diketahui akal manusia. Itu diketahui manusia hanya melalui wahyu yang diturunkan Tuhan melalui para Nabi dan Rasul. Asy ariah, lebih bergantung kepada wahyu, selain itu baru memberi argumen-argumen rasional terhadap teks atau nash al-qur an. Sebab menurut pandangan mereka akal tidak dapat mengetahui semua persoalan Tuhan, tetapi akal hanya dapat mengetahui Tuhan saja. Dalam hal ini aliran Asy ariah berpandangan akal sebagai konfirmasi dan sebagai informasi, jadi akal tidak dapat mengetahui seandainya tidak ada informasi wahyu. 2. Free Will dan Predestination

20 50 Perbincangan tentang Free Will dan Predestination yang dalam pemikiran kalam tersebut dengan istilah jabariah selalu dikaitkan dengan dinamika dan fatalisnya manusia. Sebagaimana diketahui pemikiran kalam yang secara sederhana, diartikan membahas soal-soal yang berkaitan dengan Tuhan dan hubungannya dengan manusia, memang menampilkan dua pandangan di atas. Pola hubungan manusia dengan Tuhan dalam keyakinan seseorang merupakan faktor utama dalam mewujudkan persepsi dunia bagi dirinya. Paham Free Will dan free act atau qadariah, yang memandang manusia mempunyai kebebasan dalam kemauan dan perbuatan, mungkin manusia bersikap dinamis. Paham ini dianut oleh Mu tazilah dan Maturidiah Samarkand. Sedangkan paham predestination atau jabariah, yang memandang manusia telah ditentukan semenjak asal, mungkin manusia bersikap fatalis. Paham ini dianut oleh aliran Asy ariah dan Maturidiah Bukhara. Dari penjelasan di atas, kedua paham tersebut memberikan informasi bahwasanya dalam kajian Teologi Islam terdapat dua hal yang mempengaruhi manusia dalam beraktifitas yaitu paham dinamis dan fatalis, yang mana implementasinya tergantung dari masing-masing individu yang memaknai kedua paham ini. 3. Kekuasan dan Kehendak Mutlak Tuhan

21 51 Mu tazilah mengatakan bahwa Allah memiliki kehendak dan kekuasaan yang berbatas meski yang membatasinya adalah kehendaknya sendiri. Menurut Mu tazilah yang membatasi kehendak dan kekuasaan Allah itu adalah: a. Kebebasan yang telah diperbaiki-nya kepada manusia untuk memilih dan melakukan perbuatannya b. Sunnah-Nya dalam mengatur alam semesta dan makhluknya c. Norma keadilan d. Kewajiban yang telah ditetapkan-nya atas diri-nya terhadap manusia Sebaliknya Asy ariah mengatakan bahwa Allah memiliki kehendak yang mutlak. Karena itu, dia dapat berbuat apa saja secara sewenang-wenang pada makhluk-nya, sesuai dengan kehendak-nya tanpa ada yang membatasi dan melarang-nya. 4. Keadilan Tuhan Kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan dibatasi oleh sifat adil. Oleh karena itu, Tuhan tidak bisa lagi berbuat sekehendak hati-nya menyalahi prinsip keadilan yang telah ia tetapkan. Tuhan sudah terikat pada janji-janji dan nilai-nilai keadilan yang telah ia tetapkan yang kalau dilanggar menjadikan-nya tidak adil atau zalim dan dusta.

22 52 Paham keadilan Tuhan banyak bergantung pada paham kebebasan manusia dan paham sebaliknya, yaitu kekuasaan mutlak Tuhan. Kaum Mu tazilah, karena percaya pada kekuatan akal dan kemerdekaan serta kebebasan manusia, mempunyai tedensi untuk meninjau wujud ini dari sudut rasional dan kepentingan manusia. Memang dalam paham Mu tazilah semua makhluk lainnya diciptakan Tuhan untuk kepentingan manusia. Kaum Asy ariah, karena percaya pada mutlaknya kekuasaan Tuhan. Mempunyai tendensi yang sebaliknya. Mereka menolak paham Mu tazilah bahwa Tuhan mempunyai tujuan dalam perbuatan-perbuatan-nya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertengahan kedua dari abad IX M. Aliran ini didirikan oleh Abu Mansur Muhammad Ibn Mahmud Al-Maturidi. Kemudian namanya dijadikan sebagai nama aliran Maturidiah. Aliran

Lebih terperinci

KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs.

KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs. KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah : Ilmu Tauhid Dosen Pengampu : Drs. Ghofir Romas Disusun oleh: Shafira Caesar Savitri ( 1501016001 ) Rohmatul

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam BAB V KESIMPULAN Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam disebabkan oleh dua faktor yaitu, faktor politik dan faktor sosial. Ditinjau dari aspek politik, perselisihan antara

Lebih terperinci

KONSEP IMAN PERSPEKTIF MURJI AH DAN MU TAZILAH (STUDI KOMPARATIF)

KONSEP IMAN PERSPEKTIF MURJI AH DAN MU TAZILAH (STUDI KOMPARATIF) KONSEP IMAN PERSPEKTIF MURJI AH DAN MU TAZILAH (STUDI KOMPARATIF) A. Latar Belakang Setiap orang yang ingin menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, terperinci, perlu mempelajari teologi yang terdapat

Lebih terperinci

PERGULATAN PEMIKIRAN TEOLOGI DI DUNIA ISLAM

PERGULATAN PEMIKIRAN TEOLOGI DI DUNIA ISLAM PERGULATAN PEMIKIRAN TEOLOGI DI DUNIA ISLAM Alkhendra 1 ABSTRACT The word theology comes from the English term, namely theology. In language means the science of divinity. The term used in the english,

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG HUBUNGAN TENTANG KEHENDAK TUHAN DENGAN KEADILAN TUHAN Oleh : sariah

TINJAUAN TENTANG HUBUNGAN TENTANG KEHENDAK TUHAN DENGAN KEADILAN TUHAN Oleh : sariah TINJAUAN TENTANG HUBUNGAN TENTANG KEHENDAK TUHAN DENGAN KEADILAN TUHAN Oleh : sariah 1. PENDAHULUAN Sebagaimana diketahui, bahwa perselisihan faham yang mengakibatkan timbulnya aliran dalam Islam, pada

Lebih terperinci

`BAB I A. LATAR BELAKANG

`BAB I A. LATAR BELAKANG `BAB I A. LATAR BELAKANG Sebelum munculnya aliran teologi asy ariyyah, aliran muktazilah menjadi pusat pemikiran kalam pada waktu itu yang memperkenalkan pemikiran yang bersifat rasional. Akan tetapi,

Lebih terperinci

Kritik Terhadap Ajaran Mu tazilah 3 4 5

Kritik Terhadap Ajaran Mu tazilah 3 4 5 Kritik Terhadap Ajaran Mu tazilah 3 4 5 Guna memenuhi tugas Mata kuliah : Tauhid Dosen pengampu : Bpk. Ghofir Romas Yang disusun oleh : 1. Halimatussa diyah ( 1601016073 ) 2. Laili Ristiani ( 1601016074

Lebih terperinci

KRITIK TERHADAP ALIRAN MU TAZILAH. Makalah. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : ILMU TAUHID. Dosen Pengampu : Drs.

KRITIK TERHADAP ALIRAN MU TAZILAH. Makalah. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : ILMU TAUHID. Dosen Pengampu : Drs. KRITIK TERHADAP ALIRAN MU TAZILAH Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : ILMU TAUHID Dosen Pengampu : Drs.Ghofir Romas Disusun Oleh: 1. Iffatul umiyati (1501016014) 2. Siti ratna (1501016032)

Lebih terperinci

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Jurusan Syari ah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (Keagamaan) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Ilmu Jumlah Soal : 50 Butir Kurikulum acuan :

Lebih terperinci

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM A. FILSAFAT KETUHANAN DALAM ISLAM Tuhan(ilah) sesuatu yang dipentingkan oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-nya. Tercakup didalamnya

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (Prg Keagamaan) Bentuk Sal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran

Lebih terperinci

DASAR PEMIKIRAN ALIRAN MURJI AH DAN KELOMPOKNYA Oleh: Edi Suriaman

DASAR PEMIKIRAN ALIRAN MURJI AH DAN KELOMPOKNYA Oleh: Edi Suriaman DASAR PEMIKIRAN ALIRAN MURJI AH DAN KELOMPOKNYA Oleh: Edi Suriaman Persoalan teologi dimulai pada masa pemerintahan Usman dan Ali, yaitu disaat terjadinya pergolakan-pergolakan politik dikalangan umat

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010. BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Islam kultural dalam konsep Nurcholish Madjid tercermin dalam tiga tema pokok, yaitu sekularisasi, Islam Yes, Partai Islam No, dan tidak ada konsep Negara Islam atau apologi

Lebih terperinci

Oleh : Drs. ABU HANIFAH, M.Hum. Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Palembang

Oleh : Drs. ABU HANIFAH, M.Hum. Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Palembang 1 ALIRAN MU TAZILAH DAN ASY- ARIYAH Oleh : Drs. ABU HANIFAH, M.Hum. Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Palembang ABSTRAKS Mu tazilah dan As- Ariyah merupakan dua aliran pemikiran dalam

Lebih terperinci

BAB II KONSEP-KONSEP PEMIKIRAN TEOLOGI ISLAM

BAB II KONSEP-KONSEP PEMIKIRAN TEOLOGI ISLAM 18 BAB II KONSEP-KONSEP PEMIKIRAN TEOLOGI ISLAM A. Landasan Filosofis Teologi Perkataan teologi pada dasarnya bukan berasal dari khazanah dan tradisi agama Islam. Istilah ini diambil dari agama lain, yaitu

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pemahaman, Berpikir Rasional, Pembangunan

Kata Kunci: Pemahaman, Berpikir Rasional, Pembangunan PAHAM TEOLOGI RASIONAL MU'TAZILAH DI INDONESIA Oleh : M. Baharudin Abstrak Studi terhadap sejarah perkembangan dan pemikiran dalam Islam khususnya dalam bidang teologi telah menarik minat para ulama Islam

Lebih terperinci

PENGERTIAN, SEJARAH DAN SEBAB-SEBAB TIMBULNYA ILMU KALAM

PENGERTIAN, SEJARAH DAN SEBAB-SEBAB TIMBULNYA ILMU KALAM PENGERTIAN, SEJARAH DAN SEBAB-SEBAB TIMBULNYA ILMU KALAM Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah ILMU KALAM Dosen Pengampu : Drs. H. ABDULLAH ZAINI Disusun oleh : 1. Muhammad Sokhib : (106013343)

Lebih terperinci

ILMU KALAM. Aliran-Aliran dan Pemikiran. Penyunting: Dr. Sumarto, M.Pd.I. Kontributor Penulisan:

ILMU KALAM. Aliran-Aliran dan Pemikiran. Penyunting: Dr. Sumarto, M.Pd.I. Kontributor Penulisan: ILMU KALAM Aliran-Aliran dan Pemikiran Penyunting: Kontributor Penulisan: Ari Irwansyah*Arum Cahaya Utami*Endang Afriani*Heri Hermawan*Hariani*Lisa Racmawati*M. Ridho Sulthanik* Mayasari M* Musonip Saputro*Nurhasiyanti*Rabiatul

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dipaparkan simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang penulis kaji. Sebagaimana yang telah dikaji

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. dalam jenis paguyuban atau gemeinschaft, tepatnya paguyuban karena solidaritas.

BAB IV ANALISA. dalam jenis paguyuban atau gemeinschaft, tepatnya paguyuban karena solidaritas. BAB IV ANALISA A. Keberadaan Kaum Gay Dalam klasifikasi kelompok sosial Komunitas Adinata Family termasuk dalam jenis paguyuban atau gemeinschaft, tepatnya paguyuban karena solidaritas. Sebab komunitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sejarah menunjukan bahwa, Islam sebagai salah satu bagian dalam sejarah dunia, telah menorehkan sebuah sejarah yang sulit bahkan tidak mungkin terlupakan dalam sejarah

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam, kepada tiap-tiap golongan umat pada

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran mu tazilah adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis dari pada persoalan-persoalan yang dibawa kaum

Lebih terperinci

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM DR. Ramlan Yusuf Rangkuti, M.A. Disampaikan Pada Mata Ajar Agama Islam Pogram BHP 2 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara A. Filsafat Ketuhanan dalam Islam Siapakah

Lebih terperinci

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah

Lebih terperinci

BAB II MADZHAB-MADZHAB TEOLOGI DALAM ISLAM

BAB II MADZHAB-MADZHAB TEOLOGI DALAM ISLAM BAB II MADZHAB-MADZHAB TEOLOGI DALAM ISLAM A. Latar Belakang Munculnya Madzhab-madzhab Teologi dalam Islam Sengaja peneliti menjelaskan sejarah awal kemunculan madzhabmadzhab teologi dalam Islam. Awal

Lebih terperinci

KECERDASAN MANUSIA KAITANNYA DENGAN PENDIDIKAN AKAL DAN WAHYU. Oleh, Indo Santalia *

KECERDASAN MANUSIA KAITANNYA DENGAN PENDIDIKAN AKAL DAN WAHYU. Oleh, Indo Santalia * KECERDASAN MANUSIA KAITANNYA DENGAN PENDIDIKAN AKAL DAN WAHYU Oleh, Indo Santalia * Abstrak : Akal dan wahyu merupakan bahan yang paling masyhur dan paling dalam dibicarakan dalam sejarah pemikiran manusia

Lebih terperinci

KRITIK TERHADAP ALIRAN AL MATURIDIYAH

KRITIK TERHADAP ALIRAN AL MATURIDIYAH KRITIK TERHADAP ALIRAN AL MATURIDIYAH MAKALAH Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ilmu Tauhid Dosen Pengampu : Drs. A. Ghofir Romas Disusun oleh : Najib Afif Muamar (1501026157) Muhammad Kafi (1501026158)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Teologi Teologi adalah ilmu yang membahas tentang keesaan Allah, asma (nama- nama), af al (perbuatan- perbuatan) Allah yang wajib, mustahil, jaiz, dan sifat wajib, mustahil,

Lebih terperinci

Bab 2 Iman Kepada Kitab-kitab Allah

Bab 2 Iman Kepada Kitab-kitab Allah Bab 2 Iman Kepada Kitab-kitab Allah 1. Iman kepada kitab-kitab Allah Swt. adalah rukun iman ke a. Pertama b. Kedua c. Ketiga d. Keempat e. Kelima 2. Meyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt. menurunkan kitab-nya

Lebih terperinci

ALIRAN-ALIRAN TEOLOGI DALAM ISLAM

ALIRAN-ALIRAN TEOLOGI DALAM ISLAM ALIRAN-ALIRAN TEOLOGI DALAM ISLAM (Perang Shiffin dan Implikasinya Bagi Kemunculan Kelompok Khawarij dan Murjiah) Muhammad Sabli 1 Abstrak Al-Qur an merupakan kitab suci agama Islam mengajak untuk berfikir,

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SatuanPendidikan : Madrasah Aliyah (Prog Keagamaan) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Walisongo Semarang, 1999, hlm Panitia Wisuda Sarjana dan Pascasarjana, Buku Kenangan Wisuda Sarjana Ke-43 dan

BAB I PENDAHULUAN. Walisongo Semarang, 1999, hlm Panitia Wisuda Sarjana dan Pascasarjana, Buku Kenangan Wisuda Sarjana Ke-43 dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IAIN Walisongo merupakan lembaga perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan corak khusus agama Islam,

Lebih terperinci

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI BAB IV ANALISIS TERHADAP PANDANGAN IMAM SYAFI I DAN SYI> AH IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI PEWARIS NON MUSLIM A. Persamaan Pandangan Imam Syafi i dan Syi> ah Ima>miyah tentang Hukum

Lebih terperinci

BAB IV STUDI ANALISA PANDANGAN TOKOH AGAMA SUKU SAMIN MODERN DI DESA TAPELAN TENTANG TEOLOGI ISLAM

BAB IV STUDI ANALISA PANDANGAN TOKOH AGAMA SUKU SAMIN MODERN DI DESA TAPELAN TENTANG TEOLOGI ISLAM BAB IV STUDI ANALISA PANDANGAN TOKOH AGAMA SUKU SAMIN MODERN DI DESA TAPELAN TENTANG TEOLOGI ISLAM Dari hasil paparan bab sebelumnya, yang telah mengupas secara jelas problematika ataupun permaslahan teologi,

Lebih terperinci

PENGEJARAN DAN PEMBUNUHAN ISA AS. Pertanyaan Dari: H. Soekardi NBM , Baturetno (disidangkan pada hari Jum'at, 7 Shafar 1431 H / 22 Januari 2010)

PENGEJARAN DAN PEMBUNUHAN ISA AS. Pertanyaan Dari: H. Soekardi NBM , Baturetno (disidangkan pada hari Jum'at, 7 Shafar 1431 H / 22 Januari 2010) PENGEJARAN DAN PEMBUNUHAN ISA AS Pertanyaan Dari: H. Soekardi NBM 701806, Baturetno (disidangkan pada hari Jum'at, 7 Shafar 1431 H / 22 Januari 2010) Pertanyaan: Apa sebab kaum Nasrani yang tidak setuju

Lebih terperinci

ALI ABD AL-RAZIQ : IDE NEGARA

ALI ABD AL-RAZIQ : IDE NEGARA ALI ABD AL-RAZIQ : IDE NEGARA Salah seorang tokoh pembaharuan dalam Islam pada awal abad ke 20 di Mesir adalah Ali Abd Al-Raziq. Ia termasuk tokoh yang kontroversial, hal ini muncul karena idenya yang

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

MU TAZILAH; KAUM RASIONALIS ISLAM. Fuad Mahbub Siraj

MU TAZILAH; KAUM RASIONALIS ISLAM. Fuad Mahbub Siraj MU TAZILAH; KAUM RASIONALIS ISLAM Fuad Mahbub Siraj Abstract Al-Qur an consists of the mutashabihat verses, it is the verse that has a universal meaning or unequivocal meaning and has contribution to the

Lebih terperinci

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN c Menghormati Kemanusiaan d MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN Oleh Nurcholish Madjid Sidang Jumat yang berbahagia. Dalam kesempatan khutbah kali ini, saya ingin mengajak semuanya untuk merenungkan ajaran

Lebih terperinci

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama rahmatan lil alamin dan mengajarkan tauhid sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama rahmatan lil alamin dan mengajarkan tauhid sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama rahmatan lil alamin dan mengajarkan tauhid sebagai fundamen. Keyakinan akan ke-esaan Tuhan berwujud dalam konsepsi Iman, Islam dan Ihsan.

Lebih terperinci

BAB II TEOLOGI ISLAM. diartikan sebagai doktrin-doktrin atau keyakinan-keyakinan tentang Allah

BAB II TEOLOGI ISLAM. diartikan sebagai doktrin-doktrin atau keyakinan-keyakinan tentang Allah BAB II TEOLOGI ISLAM A. Pengertian Teologi Islam Teologi berasal dari kata theos dan logos. Theos berarti Tuhan, Allah, sedangkan logos berarti ilmu, wacana. Dengan kata lain, bahwa teologi merupakan ilmu

Lebih terperinci

Otentisitas Alkitab vs Quran

Otentisitas Alkitab vs Quran Otentisitas Alkitab vs Quran Dengan berjalannya waktu dan Muslim mengadakan kontak dengan orang Kristen dan Yahudi dan memiliki kesempatan untuk membaca Alkitab, perlahan-lahan Muslim menyadari bahwa isi

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU KALAM. Muttaqin Choiri

PENGANTAR ILMU KALAM. Muttaqin Choiri PENGANTAR ILMU KALAM Muttaqin Choiri Kata Orang Tidak ada suatu cabang ilmu yang di dalamnya paling banyak pertentangan dan paling banyak perbedaan pendapat selain Ilmu Kalam (Hassan Hanafi) Ilmu Kalam

Lebih terperinci

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab MATAN Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab C MATAN AS-SITTATUL USHUL Z. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Termasuk perkara yang sangat menakjubkan dan tanda yang

Lebih terperinci

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

TERMINOLOGIS KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN

TERMINOLOGIS KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN KONSEP AGAMA KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN TERMINOLOGIS UNSUR AGAMA SECARA UMUM PENGERTIAN ISLAM SECARA ETIMOLOGIS DAN TERMINOLOGIS PENGERTIAN AGAMA ISLAM KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN TERMINOLOGIS

Lebih terperinci

Aqidah beliau tentang tauhid (Pengesaan Allah) dan tentang tawassul syar i serta kebatilan taw assul bid i

Aqidah beliau tentang tauhid (Pengesaan Allah) dan tentang tawassul syar i serta kebatilan taw assul bid i Pertama Aqidah beliau tentang tauhid (Pengesaan ) dan tentang tawassul syar i serta kebatilan taw assul bid i 1. Imam Abu Hanifah berkata: Tidak pantas bagi seorang untuk berdia kepada kecuali dengan asma.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an BAB IV ANALISA Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa mayoritas masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an merupakan acuan moral untuk memecahkan problem

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAKDIR MENURUT MAUHAMMAD ABDUH DAN AGUS MUSTOFA

BAB IV ANALISA TAKDIR MENURUT MAUHAMMAD ABDUH DAN AGUS MUSTOFA 63 BAB IV ANALISA TAKDIR MENURUT MAUHAMMAD ABDUH DAN AGUS MUSTOFA Mencermati latar belakang kehidupan dan perkembangan pemikiran Muhammad Abduh dan Agus Mustofa dalam bab II dan III, maka sesungguhnya

Lebih terperinci

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

MASALAH PERBEDAAN PENDAPAT

MASALAH PERBEDAAN PENDAPAT MASALAH PERBEDAAN PENDAPAT Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu Tauhid Dosen Pengampu: Bapak Drs. A. GHOFIR ROMAS Disusun oleh: Duriatun Nadhifa (1601016057) Halimah Sya diah (1601016058)

Lebih terperinci

Oleh: Hafidz Abdurrahman

Oleh: Hafidz Abdurrahman Oleh: Hafidz Abdurrahman Dasar yang menjadi pondasi kurikulum pendidikan di dalam negara khilafah adalah akidah Islam. Karena itu, seluruh kurikulum, materi pendidikan, metode dan seluruh proses belajar

Lebih terperinci

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam )

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam ) SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam ) I. Mukadimah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata : - - :...

Lebih terperinci

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah Kewajiban berdakwah Dalil Kewajiban Dakwah Sahabat, pada dasarnya setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Ketentuan semacam ini

Lebih terperinci

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH BAB IV KOMPARASI KONSEP HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF DI INDONESIA TENTANG KEBEBASAN BERAGAMA DALAM STUDI RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH A. Persamaan Konsep Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia Tentang

Lebih terperinci

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan

Lebih terperinci

MK : Aqidah Ilmu Kalam Dosen : Muhlisin, S.Ag. BAB I Pengertian Ilmu Tauhid, Nama-namanya yang lain, Manfaat, Tujuan dan Sumbernya

MK : Aqidah Ilmu Kalam Dosen : Muhlisin, S.Ag. BAB I Pengertian Ilmu Tauhid, Nama-namanya yang lain, Manfaat, Tujuan dan Sumbernya MK : Aqidah Ilmu Kalam Dosen : Muhlisin, S.Ag. BAB I Pengertian Ilmu Tauhid, Nama-namanya yang lain, Manfaat, Tujuan dan Sumbernya A. Pengertian ilmu tauhid Perkataan Tauhid berasal dari Bahasa Arab, masdar

Lebih terperinci

Etimologis: berasal dari jahada mengerahkan segenap kemampuan (satu akar kata dgn jihad)

Etimologis: berasal dari jahada mengerahkan segenap kemampuan (satu akar kata dgn jihad) PENGANTAR Sumber hukum tertinggi dalam Islam adalah Al- Quran dan Sunnah. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, banyak permasalahan baru yang dihadapi umat Islam, yang tidak terjadi pada masa Rasulullah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN PEREMPUAN MENURUT MASDAR FARID MAS UDI DAN KIAI HUSEN MUHAMMAD

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN PEREMPUAN MENURUT MASDAR FARID MAS UDI DAN KIAI HUSEN MUHAMMAD BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN PEREMPUAN MENURUT MASDAR FARID MAS UDI DAN KIAI HUSEN MUHAMMAD A. Persamaan dan Perbedaan Pandangan Masdar Farid Mas udi dan Kiai Husen Muhammad Tentang Kepemimpinan Perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Al-Ghazali (w. 1111 M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi umat Islam hingga saat ini. Montgomerry Watt (Purwanto dalam pengantar Al- Ghazali,

Lebih terperinci

Surat Edaran Departemen Agama. No: D/BA.01/4865/1983 Tanggal: 5 Desember 1983 Tentang: HAL IKHWAL MENGENAI GOLONGAN SYI AH

Surat Edaran Departemen Agama. No: D/BA.01/4865/1983 Tanggal: 5 Desember 1983 Tentang: HAL IKHWAL MENGENAI GOLONGAN SYI AH Surat Edaran Departemen Agama No: D/BA.01/4865/1983 Tanggal: 5 Desember 1983 Tentang: HAL IKHWAL MENGENAI GOLONGAN SYI AH 1. PENDAHULUAN Timbulnya golongan-golongan di kalangan Islam dimulai sejak wafatnya

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan Agama Islam Kesalehan Sosial Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN KESALEHAN SOSIAL Kesalehan sosial adalah suatu perilaku

Lebih terperinci

Tinggal di kawasan Semenanjung Tanah Arab Terdapat wilayah seperti Syam, Nadz,Yaman, Oman Mekah, Madinah dan Thaif merupakan ibu kota penting

Tinggal di kawasan Semenanjung Tanah Arab Terdapat wilayah seperti Syam, Nadz,Yaman, Oman Mekah, Madinah dan Thaif merupakan ibu kota penting Soalan 1 berdasarkan petikan di bawah Tinggal di kawasan Semenanjung Tanah Arab Terdapat wilayah seperti Syam, Nadz,Yaman, Oman Mekah, Madinah dan Thaif merupakan ibu kota penting 1. Petikan diatas merujuk

Lebih terperinci

3 Wasiat Agung Rasulullah

3 Wasiat Agung Rasulullah 3 Wasiat Agung Rasulullah Dalam keseharian kita, tidak disangsikan lagi, kita adalah orang-orang yang senantiasa berbuat dosa menzalimi diri kita sendiri, melanggar perintah Allah atau meninggalkan kewajiban

Lebih terperinci

Konsep Akal dalam Perspektif Harun Nasution

Konsep Akal dalam Perspektif Harun Nasution Depi Yanti Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang E-mail: depiyanti_uin@radenfatah.ac.id Abstrak Akal merupakan bukti kesempurnaan penciptaan manusia oleh

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa al-quran karena

BAB I PENDAHULUAN. Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa al-quran karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa al-quran karena bahasa Arab adalah bahasa terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Allah: Artinya: Sesungguhnya

Lebih terperinci

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY Ya Allah, cukupkanlah diriku dengan rizki-mu yang halal dari rizki-mu yang haram dan cukupkanlah diriku dengan keutamaan-mu dari selain-mu. (HR. At-Tirmidzi dalam Kitabud

Lebih terperinci

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM KELOMPOK 1 1 Anggota. Harish Ghani (10510023) Anita Yuwita (10510003) Karina Dewi (10510014) Ratih Fauziah (10510039) Yusran abdillah M (10510055) 2 Tuhan itu ada???? Lalu

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Jenis Madrasah : Madrasah Aliyah Bentuk Tes : Pilhan Ganda Program : Keagamaan Jumlah soal : 50 butir Mata Pelajaran

Lebih terperinci

PROBLEMA SYAFAAT DI AKHIRAT MENURUT MUTAKALIMIN. Ermagusti Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang

PROBLEMA SYAFAAT DI AKHIRAT MENURUT MUTAKALIMIN. Ermagusti Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang PROBLEMA SYAFAAT DI AKHIRAT MENURUT MUTAKALIMIN Ermagusti Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang Abstract Belief in the Hereafter is one of the pillars of faith should believe every individual

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA ALIRAN

PERBANDINGAN ANTARA ALIRAN PERBANDINGAN ANTARA ALIRAN Kuliah Akidah Ilmu Kalam Dosen: Drs. MUHLISIN M.Ag FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

*** Bahaya Vonis Kafir

*** Bahaya Vonis Kafir Bahaya Vonis Kafir Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, Siapa saja yang berkata kepada saudaranya, hai orang kafir, maka (hukum) kafir itu telah kembali kepada salah seorang dari keduanya.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M.

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M. BAB V KESIMPULAN Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M. Dasar-dasar teosofi tumbuh bersamaan dan bercampur dalam perkembangan teoriteori tasawuf; filsafat; dan --dalam

Lebih terperinci

SUMBER SUMBER HUKUM ISLAM

SUMBER SUMBER HUKUM ISLAM SUMBER SUMBER HUKUM ISLAM 1. Al Quran Al quran menurut bahasa (Etimologi), al Quran berarti bacaan, adapun menurut Istilah (Termonologis), yaitu Firman Allah SWT. Yang merupakan mukjizat yang diturunkan

Lebih terperinci

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM BAB 2 OLEH : ISLAM DAN SYARIAH ISLAM SUNARYO,SE, C.MM 1 Tujuan Pembelajaran Dapat menjelaskan Makna Islam Dapat Menjelaskan Dasar Dasar Ajaran Islam Dapat menjelaskan Hukum Islam Dapat menjelaskan Klassifikasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari BAB V PENUTUP Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari berbagai permasalahan yang telah diuraikan secara panjang lebar, guna untuk mempermudah dalam memahami isi yang terkandung

Lebih terperinci

yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan

yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan I Sunni atau Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah atau terkadang juga dikenal dengan sebutan ASWAJA merupakan paham yang berdasarkan pada tradisi Nabi Muhammad SAW, di samping berdasar pada Al Qur an sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN Al-Qur an merupakan sumber hukum paling utama bagi umat Islam, M. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan sempurna. Kata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SIYASAH DUSTURIYAH TERHADAP PENYELENGGARAAN SISTEM PRESIDENSIAL DENGAN FORMAT KOALISI

BAB IV ANALISIS SIYASAH DUSTURIYAH TERHADAP PENYELENGGARAAN SISTEM PRESIDENSIAL DENGAN FORMAT KOALISI BAB IV ANALISIS SIYASAH DUSTURIYAH TERHADAP PENYELENGGARAAN SISTEM PRESIDENSIAL DENGAN FORMAT KOALISI A. Analisis terhadap Penyelenggaraan Sistem Presidensial dengan Format Koalisi menurut UUD 1945 Koalisi

Lebih terperinci

Edisi 02/ I/ Dzulhijjah/ 1425 H Januari/ 2005 M)

Edisi 02/ I/ Dzulhijjah/ 1425 H Januari/ 2005 M) Edisi 02/ I/ Dzulhijjah/ 1425 H Januari/ 2005 M) -Dilarang memperbanyak isi ebook ini untuk tujuan komersil- Sumber aqidah (keyakinan) dan hukum agama Islam adalah Al-Kitab (Al -Qur an) dan As-Sunnah (Al

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Bentuk Soal : Pilihan Ganda (PG) Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Jumlah soal : 50 Butir

Lebih terperinci

MEMILIH PEMIMPIN YANG BENAR PERSPEKTIF ISLAM Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag.

MEMILIH PEMIMPIN YANG BENAR PERSPEKTIF ISLAM Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. MEMILIH PEMIMPIN YANG BENAR PERSPEKTIF ISLAM Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. Islam adalah sebuah totalitas yang padu yang menawarkan pemecahan terhadap semua masalah kehidupan. Sebagai agama rahmatan lil alamin

Lebih terperinci

Sebagai contoh, anda boleh lihat Piagam Madinah di bawah.

Sebagai contoh, anda boleh lihat Piagam Madinah di bawah. 36 WAWASAN OPEN UNIVERSITY Sebagai contoh, anda boleh lihat Piagam Madinah di bawah. Piagam Madinah Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ini adalah piagam dari Muhammad Rasulullah

Lebih terperinci

UMMI> DALAM AL-QUR AN

UMMI> DALAM AL-QUR AN UMMI> DALAM AL-QUR AN (Kajian Tematik Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab) Muji Basuki I Di dalam Al-Qur an kata ummi> disebutkan sebanyak 6 kali, dua kali dalam bentuk mufrad dan 4 kali dalam bentuk

Lebih terperinci

Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong)

Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong) Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong) Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN TEOLOGI MATURIDIYAH SAMARKAND

KECENDERUNGAN TEOLOGI MATURIDIYAH SAMARKAND Kecenderungan Teologi Maturidiyah Samarkand (Amat Zuhri) 103 KECENDERUNGAN TEOLOGI MATURIDIYAH SAMARKAND Amat Zuhri* Abstrak: Al-Maturidi tokoh Maturidiyah cabang Samarkand adalah pengikut Abu Hanifah

Lebih terperinci

golongan Kristiani, dan tidak juga kepada golongan keagamaan lainnya di muka bumi.

golongan Kristiani, dan tidak juga kepada golongan keagamaan lainnya di muka bumi. PENGANTAR Tulisan ini merupakan hasil pengkajian penulis tentang sebagian dari Al Qur an. Menuju Era Perang Antariksa - seri : Cerita Tentang Manusia- adalah pengkajian penulis tentang satunya keluarga

Lebih terperinci

Memahami Takdir Secara Adil

Memahami Takdir Secara Adil Memahami Takdir Secara Adil Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi i ii TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi iii iv TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

Lebih terperinci

Petunjuk Nabi Dalam Menyebarkan Berita

Petunjuk Nabi Dalam Menyebarkan Berita Petunjuk Nabi Dalam Menyebarkan Berita Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (IPA/IPS/BHS) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Jumlah Soal : 50 Butir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari perilaku manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi orang Islam, Al-Qur an merupakan

Lebih terperinci

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah Khutbah Jumat ini menjelaskan tentang perintah untuk mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan berasaha untuk menjauhi berbagai amalan yang tidak

Lebih terperinci