BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. BMT Gapura Makmur Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT GAPURA MAKMUR berdiri di desa Sidowayah, Polanharjo, Klaten pada tanggal 6 Juli 21. Bergerak dalam bidang jasa keungan syari ah dan sudah memiliki izin operasional di seluruh Jawa Tengah, sesuai dengan aspek legal berikut : 1. Pengesahan akta badan hukum : 519/BH/XIV.14/21 Tanggal 6 Juni Pengesahan badan hukum No. : 23/PAD/XIV/IX/212 Tanggal 28 September 212 dikantor Mentri Negara Urusan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Dinas Pelayanan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Jawa Tengah 3. Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga KJKS BMT GAPURA MAKMUR tanggal 25 Juni 21 beserta perubahannya Sebagai salah satu koperasi jasa keuangan syari ah yang masih terhitung baru tumbuh Jawa Tengah, tujuan BMT Gapura Makmur adalah menjadi koperasi yang terbaik yang bertumpu pada praktek manajemen, mengembangkan dan meningkatkan pelayanan anggota bertumpu pada paraktek peraktek sumber daya manusia, mengembangkan jaringan usaha dengan membuka cabang baru serta produk yang inovatif, dan komitmen terhadap keuntungan dan stabilitas. Direktorat Perbankan Syariah BI menguraikan ada tujuh karakteristik utama yang menjadi prinsip Sistem Perbankan Syariah di Indonesia yang menjadi 3

2 31 landasan pertimbangan bagi calon nasabah dan landasan kepercayaan bagi nasabah yang telah loyal. Tujuh karakteristik ini diterbitkan dan diedarkan berupa sebuah booklet Bank Syariah Untuk Kita Semua (Saidi, 21). Ketujuh karakteristik ini adalah : 1. Universal. Memandang bahwa Bank Syariah berlaku untuk setiap orang tanpa memandang perbedaan kemampuan ekonomi maupun perbedaan agama. 2. Adil. Memberikan sesuatu hanya kepada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai dengan posisinya dan melarang adanya unsur maysir (unsur spekulasi atau untung-untungan), gharar (ketidak jelasan), haram, riba. 3. Transparan. Dalam kegiatannya bank syariah sangat terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat. 4. Seimbang. Mengembangkan sektor keuangan melalui akitfitas perbankan syariah yang mencangkup pengembangan sektor riil dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) 5. Maslahat. Bermanfaat dan membawa kebaikan bagi seluruh aspek kehidupan 6. Variatif. Produk bervariasi mulai dari tabungan haji dan umrah, tabungan umum, giro, deposito, pembiayaan yang berbasis bagi hasil, jual-beli dan sewa, sampai kepada produk jasa kustodian, jasa transfer, dan jasa pembayaran (debet card, syariah charge).

3 32 7. Fasilitas. Penerimaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, wakaf, dana kebajikan (qard), memiliki fasilitas ATM, mobile banking, internet banking dan interkoneksi antarbank syariah. B. Data dan Analisis Data Data utama untuk analisis kinerja keuangan yang sangat diperlukan dalam analisis ini adalah informasi laporan keuangan berupa Neraca dan Laporan Pendapatan dan Biaya tiga periode yaitu tahun 212, 213 dan 214, seperti disajikan dalam tebel 2 di bawah ini. Tabel III.2 Neraca KJKS BMT Gapura Makmur Desa Sidowayah Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten Tahun AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas Rp 128,344,21 Rp 288,998,45 Rp 349,245,326 Bank Jateng Syariah Rp 4,751,313 Rp 15,234,549 Rp 5,589,213 Bank Muamalat Rp 2,, Rp 58,112,555 Rp 6,232,432 Bank Muamalat/Deposito Rp 75,, Rp 325,, BCA Rp 5, Bank Syariah Mandiri Rp 127,513,375 Rp 19,938,617 Rp 6,622,46 Bank Saudara/Giro Rp 1,, Rp 3,22,954 Rp 18,344,9 Bank Saudara/Deposito Rp,, Rp,, Rp,, Simpanan Pokok Sekunder Klaten Rp 2,5, Rp 2,5, Rp 2,5, Wajib Sekunder Klaten Rp 5, Rp 5, Rp 5, Wajib Mitra BMT Inti Rp 15,, Rp 15,, Rp 15,, Pembiayaan Pembiayaan Mdhabh/Musykh Pembiayaan Murabahah Rp 1,914,785,574 Rp 2,583,31,587 Rp 2,646,88,799 Pembiayaan Ijarah Rp 16,48,338 Rp 66,186,165 Rp 82,195,63 Aktiva Antar Kantor

4 33 Biaya Dibayar Dimuka Rp 33,646,788 Rp 35,695,67 Rp 43,117,146 Biaya Sewa Dibayar Dimuka Rp 43,25, Rp 4,518, Rp 54,835, AKTIVA TETAP Perlengkapan Kantor Rp 27,467,8 Rp 33,711, Rp 32,811,247 Gedung/ Kantor Rp 231,683, Inventaris Kantor Rp 12,144,9 Rp 126,993,9 Rp 185,178,3 Akumulasi Penyusutan Inventaris Rp (44,69,68) Rp (73,721,929) Rp (92,733,879) Kendaraan Rp 34,777,376 Rp 34,777,376 Rp 21,, Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp (4,83,19) Rp (13,524,529) JUMLAH Rp 2,836,758,795 Rp 3,951,793,897 Rp 4,33,259,133 PASIVA KEWAJIBAN LANCAR Simpanan Simakmur Rp 644,381,783 Rp 887,752,47 Rp 1,259,9,85 Haji Pendidikan Rp 2,21,326 Qurban Rp 421,94 Rp 2,16,395 Rp 728,56 Berjangka Rp 1,362,5, Rp 1,769,, Rp 1,833,4, Dana ZIS Rp 85, Hutang Pihak Ketiga Rp 5,, Rp 333,333,332 Rp 166,666,664 Leasing Syariah Rp 22,538,472 Rp 13,162,186 PKBL Jamsostek Rp 141,666,666 Rp 75,339,662 Rp 34,182,59 LPDB Rp 416,666,66 Rp 25,,4 Titipan Pajak Rp 2,47, Rp 652,987 Titipan Lain-lain Rp 521,5 MODAL Simpanan Pokok Rp 9,, Rp 18,28, Setoran Pokok Rp 13,68, Simpanan Wajib Rp 1,91, Rp 121,5, Sert Modal Koperasi Rp 11,7, Modal Penyertaan Rp 2,, Rp 2,, Cadangan Risko Rp 3,683,816 Rp 8,381,46 Rp 12,828,262 Cadangan Modal Rp 3,683,816 Rp 8,381,46 Rp 12,828,262 Hibah Program P.K Koperasi Rp 1,, Rp 1,, Rp 1,, Hibah Program Daerah Rp 5,, Rp 5,, L/R (SHU) Ditahan Rp (27,986,672) L/R (SHU) Tahun Lalu Rp 27,986,672 L/R (SHU) Berjalan Rp 46,972,32 Rp 5,799,163 Rp 59,748,713

5 34 Taksiran Pajak Rp 6,327, Rp 7,357,599 SHU Dibagikan Rp 46,972,32 Rp 44,472,163 Rp 52,291,114 JUMLAH Rp 2,836,758,795 Rp 3,951,793,897 Rp 4,33,259,133 Sumber : data sekunder KJKS BMT Gapura Makmur yang diolah Dari Neraca KJKS BMT Gapura Makmur tahun 212 sampai dengan 214 dapat diketahui total simpanan anggota setiap tahun mengalami peningkatan sebesar 27,41 % pada tahun 212 ke tahun 213, serta meningkat 29,53 % dari tahun 213 ke tahun 214. Hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan anggota untuk menyimpan dananya di koperasi semakin meningkat. Peningkatan jumlah simpanan anggota disebabkan karena anggota mendapat bagi hasil simpanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bank konvensional juga. Hal penting lainnya menyangkut besaran pembiayaan yang meningkat secara berturut-turut dari Rp 1,93,833,912, ke Rp 2,649,487,752 dan akhir tahun 214 menjadi Rp 2,728,284,42 sehingga total asset mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Laporan Pendapatan dan Biaya yang memberikan informasi mengenai kemampuan perusahaan ( koperasi ) dalam menghasilkan pendapatan usaha dan beban biaya selama periode tertentu dari 212 sampai dengan 214 ditunjukkan oleh tabel 3 di bawah ini. Tabel III.3 Laporan Pendapatan dan Biaya KJKS BMT Gapura Makmur Desa Sidowayah Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten Tahun PENDAPATAN Pendapatan Basil Pembiayaan Rp 455,233,829 Rp 743,566,55 Rp 759,959,571 Pendapatan Administrasi Rp 62,7,2 Rp 7,59, Rp 55,55,228 Pendapatan Lain-lain Rp 22,1,278 Rp 4,64,661 Rp 13,32,816 Total Pendapatan Rp 539,251,37 Rp 818,23,166 Rp 828,497,615

6 35 BEBAN Beban Basil Simpanan Berjangka Rp 19,999,62 Rp 18,617,778 Rp 14,436,993 Beban Bagi Hasil Simpanan Rp 33,411,852 Rp 81,763,12 Rp 9,815,359 Beban Gaji Pengelola Rp 13,55, Rp 192,895, Rp 264,35, Beban Honor Pengurus Rp 22,4, Rp 23,8, Rp 23,5, Beban sewa Rp 2,75, Rp 5,25, Rp 6,, Beban Operasional Beban Telepon dan Air Rp 13,11,316 Rp 13,986,5 Rp 16,113, Beban Cadangan Pengelola Beban Cadangan Risko Beban Iuran BPJS Rp 7,355,6 Rp 9,891,6 Rp 6,15, Ketenagakerjaan Beban Iuran BPJS Rp 9,763,25 Kesehatan Beban Pemakaian Rp 15,62,866 Rp 21,336,4 Rp 17,958,915 Perlengkapan Beban Penyusutan Inventaris Rp 24,468,28 Rp 29,31,249 Rp 19,1,95 Beban Penyusutan Rp 4,83,19 Rp 8,649,339 Rp 7,969,88 Kendaraan Beban Penjaga Kantor Rp 1,858, Beban Barang dan Jasa Rp 91,227,159 Rp 74,436,183 Rp 57,479,5 Beban Pra Oprasional Rp 2,384,256 Rp 7,84,226 Rp 8,3,416 Beban Penyusutan Pemasaran Beban Penyusutan Renov Gedung Beban Jasa Hutang Pihak Rp 2,68, Rp 71,727,78 Rp 86,292,78 Ketiga Beban Margin Leasing Rp 5,361,96 Rp 5,58,894 Rp 1,967,824 Syariah Beban Jasa PKBL Jamsostek Rp 1,5, Rp 9,, Rp 9,, Beban Jasa Hutang LPDB Rp 22,663,194 Rp 31,41,668 Beban Lain-lain Rp 25,188,22 Rp 1,239,829 Rp 6,749,511 Total Beban Rp 492,279,5 Rp 767,431,2 Rp 768,748,92 SHU Sebelium Pajak Rp 46,972,32 Rp 5,799,164 Rp 59,748,713 Taksiran Pajak Rp - Rp - Rp 7,457,599 SHU TAHUN BERJALAN Rp 46,972,32 Rp 5,799,164 Rp 52,291,114 Sumber : data sekunder KJKS BMT Gapura Makmur yang diolah Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa jumlah pendapatan mengalami peningkatan setiap tahunnya sebesar 34,1% pada tahun 212 dan 1,24% pada tahun 213. Selain itu juga diimbangi dengan jumlah biaya operasional juga meningkat sebesar 35,8 pada tahun 212 dan,17% pada tahun 213.

7 36 C. Analisis Rasio dan Pembahasan 1. Aspek Permodalan Aspek permodalan dihitung melalui dua rasio keuangan yaitu rasio modal sendiri terhadap aset dan rasio kecukupan modal hasil rasio keuangan nya dijelaskan dalam tabel 4 berikut ini. Tabel III.4 Hasil Perhitungan Rasio Permodalan KJKS BMT Gapura Makmur Desa Sidowayah Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten Tahun No Uraian Rasio modal sendiri terhadap total asset Modal sendiri total asset 118,277,632 2,836,758,795 41,142,92 3,951,793, ,167,95 4,33,259,133 Rasio permodalan (%) bobot skor (%) Keterangan tingkat kesehatan 4.17% 5, Sehat 1.1 5, Sehat 11.4% 5, Sehat 2. Rasio kecukupan modal (CAR) Modal tertimbang ATMR Rasio permodalan (%) bobot skor ( % ) Keterangan tingkat Kesehatan CAR 138,79,967 2,132,559, % 5 Kurang Sehat 317,86,628 2,945,314, % 5 Sehat Sumber : data sekunder KJKS BMT Gapura Makmur yang diolah 375,167,95 3,155,229, % 5 Sehat Berdasarkan dari hasil perhitungan kinerja keuangan tersebut dari aspek permodalan pada tabel 4 tersebut diperoleh rasio modal sendiri terhadap asset pada tahun 212 sampai dengan tahun 214 tercatat 4,17%, 1,1, dan 11,4%. Dari rasio pada tahun 212 tersebut menyatakan setiap Rp. 1,- modal sendiri

8 37 dijamin dengan Rp. 4,17- aset, sedangkan untuk tahun 213 menyatakan setiap Rp. 1,- modal sendiri dijamin dengan Rp. 1,15- aset dan untuk tahun 214 menyatakan setiap Rp. 1,- modal sendiri dijamin dengan Rp. 11,4- aset. Karena untuk setiap kenaikan rasio permodalan 1% mulai dari %, nilai kredit ditambah 25 dengan maksimum nilai, sehingga diperoleh nilai kredit dengan skor dan dikalikan bobot skor sebesar diperoleh skor permodalan, maka diperoleh skor sebesar 5. Sesuai dengan Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi nilai skor 3,76% 5,% masuk dalam kriteria sehat untuk tahun 212 sampai dengan tahun 214. Demikian halnya dengan rasio kecukupan modal KJKS BMT Gapura Makmur masuk kriteria sehat untuk tahun 212 sampai 214 tercatat 6.47%, 1.79%, dan 11.89%. Dari rasio pada tahun 212 tersebut menyatakan setiap Rp. 1,- modal tertimbang dijamin dengan Rp. 6,47- aktiva tertimbang menurut resiko, sedangkan untuk tahun 213 menyatakan setiap Rp. 1,- modal tertimbang dijamin dengan Rp. 1,79- aktiva tertimbang menurut resiko dan untuk tahun 214 menyatakan setiap Rp. 1,- modal tertimbang dijamin dengan Rp. 11,89,- aktiva tertimbang menurut resiko. Karena untuk rasio CAR lebih kecil dari 6% diberi nilai kredit 25, untuk kenaikan rasio CAR 1% nilai kredit ditambah dengan 25 sampai dengan nilai CAR 8%, maka nilai kredit maksimal untuk tahun 213 dan tahun 214 dan tahun 212 dengan nilai kerdit 5, dikalikan bobot skor sebesar diperoleh skor permodalan, maka diperoleh skor sebesar 2,5 untuk tahun 212 dan untuk tahun 213 serta tahun 214 sebesar 5. Sesuai dengan Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa

9 38 Keuangan Syariah Koperasi nilai skor lebih dari (>) 8% masuk dalam kriteria sehat untuk tahun 213 dan tahun 214 serta tahun 212 dengan nilai skor 6% s/d 7% masuk dalam kriteria kurang sehat. 2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif Kinerja keuangan dari aspek Kualitas Aktiva Produktif digunakan tiga rasio yaitu rasio piutang dan pembiayaan bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan, rasio portofolio terhadap piutang beresiko dan pembiayaan beresiko, dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap penyisihan penghapusan aktiva yang wajib dibentuk, dengan hasil seperti dijelaskan dalam tabel 5 di bawah ini Tabel III.5 Hasil Perhitungan Rasio Kualitas Aktiva Produktif KJKS BMT Gapura Makmur Desa Sidowayah Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten Tahun No Uraian Rasio tingkat pembiayaan dan piutang bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan 7,46,697 1,93,833,912 96,447,53 2,649,487,752 94,266,35 2,728,284,42 piutang pembiayaan bermasalah jumlah piutang dan pembiayaan Rasio efisiensi (%) bobot skor (%) Keterangan tingkat Kesehatan KAP 3.6 1% 1 Lancar 3.64% 1% 1 Lancar 3.46% 1% 1 Lancar 2. Rasio portofolio pembiayaan beresiko Jumlah portofolio beresiko jumlah piutang dan pembiayaan 11,139,389 1,93,833, ,424,236 2,649,487, ,667,89 2,728,284,42 Rasio portofolio (%) 5.24% 4.77% 4.

10 39 bobot skor ( % ) Keterangan Kesehatan KAP Tidak Beresiko Tidak Beresiko Tidak Beresiko 3. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif PPAP X % PPAWD Rasio PPAP (%) bobot skor ( % ) Keterangan Kesehatan PPAP Sumber : data sekunder KJKS BMT Gapura Makmur yang diolah Hasil perhitungan rasio tingkat pembiayaan dan piutang bermasalah tahun 212 sampai dengan 214 diperoleh masing-masing rasionya 3,6, tahun 3,64% dan 3,46%. Dari rasio pada tahun 212 tersebut menyatakan setiap Rp. 1,- piutang dan pembiayaan bermasalah dijamin dengan Rp. 3,65- jumlah piutang dan pembiayaan, sedangkan untuk tahun 213 menyatakan setiap Rp. 1,- piutang dan pembiayaan bermasalah dijamin dengan Rp. 3,64- jumlah piutang dan pembiayaan serta untuk tahun 214 menyatakan setiap Rp. 1,- piutang dan pembiayaan bermasalah dijamin dengan Rp. 3,46- jumlah piutang dan pembiayaan. Karena untuk rasio lebih besar dari 12% s/d %, diberi nilai skor 25, setiap penurunan rasio 3% nilai kredit ditambah dengan 25 sampai dengan makdimum, sehingga diperoleh nilai kredit dengan skor dan dikalikan bobot skor sebesar 1% diperoleh skor penilaian kualitas aktiva produktif, maka didapat skor 1. Sesuai dengan pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi skor 7,5 1, masuk kategori lancar untuk tahun 212 sampai dengan tahun 214.

11 4 Rasio portofolio pembiayaan beresiko tahun 212 sampai dengan 214 masing-masing diperoleh 5,24 %, 4,77 % dan 4,5 %. Dari rasio pada tahun 212 tersebut menyatakan setiap Rp. 1,- portofolio beresiko dijamin dengan Rp. 5,24- jumlah piutang dan pembiayaan, sedangkan untuk tahun 213 menyatakan setiap Rp. 1,- portofolio beresiko dijamin dengan Rp. 4,77- jumlah piutang dan pembiayaan serta untuk tahun 214 menyatakan setiap Rp. 1,- portofolio beresiko dijamin dengan Rp. 4,5- jumlah piutang dan pembiayaan. Karena untuk rasio lebih besar dari 3% sampai %, setiap penurunan rasio 1% nilai kredit ditambah 5 samapai maksimum, sehingga diperoleh nilai kredit dengan skor dan dikalikan bobot skor sebesar diperoleh skor penilaian kualitas aktiva produktif, maka didapat skor 5. Sesuai dengan Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi skor 3,75 5, masuk kriteria tidak beresiko untuk tahun 212 sampai dengan tahun Aspek Efisiensi Penilaian kinerja keaungan dari aspek efisiensi dalam koperasi terdapat 3 rasio yaitu rasio biaya operasional terhadap pelayanan, rasio aktiva tetap terhadap total asset dan Rasio efisiensi staf dengan hasil perhitungan dijelaskan dalam tabel 6 di berikut ini.

12 41 Tabel III.6 Hasil Perhitungan Aspek Efisiensi KJKS BMT Gapura Makmur Desa Sidowayah Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten Tahun No Uraian Rasio biaya opoerasional pelayanan terhadap partisipasi bruto 492,279,5 64,871, ,431,2 1,29,743, ,748,92 3,95,5,682 Biaya operasional layanan partisipasi bruto Rasio efisiensi (%) bobot skor (%) 81.39% 4% 4, 63.44% 4% 4, 24.84% 4% 4, Keterangan tingkat efisiensi Cukup Efisien Efisien Efisien 2. Rentabilitas aktiva tetap terhadap asset Aktiva tetap total asset 114,869,26 2,836,758,795 18,235,818 3,951,793, ,938,667 4,33,259,133 Rasio efisiensi (%) bobot skor ( % ) 4. 4% % 4% % 4 Keterangan tingkat efisiensi Baik Baik Baik 3. Rasio efiensi staf jumlah mitra pembiayaan jumlah staf , , Rasio efisiensi (%) bobot skor ( % ) % 2% % 2% % 2 Keterangan tingkat efisiensi staf Baik Baik Sumber : data sekunder KJKS BMT Gapura Makmur yang diolah Baik Dari tabel 6 diperoleh rasio biaya operasional terhadap partisipasi bruto tahun 212 sampai dengan tahun 214 masing-masing sebesar 81,39%, 63,64%, dan 24,84%. Dari rasio pada tahun 212 tersebut menyatakan setiap Rp. 1,-

13 42 partisipasi bruto membutuhkan Rp.,81- biaya operasional layanan, sedangkan untuk tahun 213 menyatakan setiap Rp. 1,- partisipasi bruto membutuhkan Rp.,63- biaya operasional layanan dan untuk tahun 214 menyatakan setiap Rp. 1,- partisipasi bruto membutuhkan Rp.,24- biaya operasional layanan. Karena untuk rasio lebih besar dari diperoleh nilai kredit 25, untuk setiap penurunan rasio nilai kredit ditambahkan dengan 25 samapi maksimum, sehingga diperoleh nilai kredit dengan skor dan dikalikan bobot skor sebesar 4% diperoleh skor penilaian efisiensi, maka didapat skor 4. Sesuai dengan Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasia masuk dalam rentang 68 sehingga ada pada katagori efisien untuk tahun 213 dan tahun 214, dan tahun 212 masuk dalam rentang sehingga masuk peda kategori cukup efisien. Rasio aktiva tetap terhadap total asset tahun 212 sampai dengan 214 diperoleh masing-masing 4,, 2,74% dan 11,8. Dari rasio pada tahun 212 tersebut menyatakan setiap Rp. 1,- aktiva tetap dijamin dengan Rp. 4,5- aset, sedangkan untuk tahun 213 menyatakan setiap Rp. 1,- aktiva tetap dijamin dengan Rp. 2,74- aset dan untuk tahun 214 menyatakan setiap Rp. 1,- aktiva tetap dijamin dengan Rp. 11,85- aset. Kerena untuk rasio lebih besar 76% diperoleh nilai kredit 25 dan penurunan rasio 2 nilai kredit ditambahkan dengan 25 sampai dengan maksimum, sehingga diperoleh nilai kredit dengan skor dan dikalikan bobot skor sebesar 4% diperoleh skor penilaian efisiensi, maka didapat skor 4. Sesuai dengan Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa

14 43 Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi berada diantara % 2 maka masuk kategori baik untuk tahun 212 sampai dengan tahun 214. Rasio staf tahun 212 sampai dengan tahun 214 masing-masing sebesar 186,89%, 146,92% dan 17,1. Dari rasio pada tahun 212 tersebut menyatakan setiap 1 orang staf melayani 186 mitra pembiayaan, sedangkan untuk tahun 213 menyatakan setiap 1 orang staf melayani 146 mitra pembiayaan dan untuk tahun 214 menyatakan setiap 1 orang staf melayani 17 mitra pembiayaan. Karena untuk rasio kurang dari 5 orang diberi nilai kredit 25, dan setiap kenaikan 25 orang nilai skor ditambah 25 sampai maksimum, sehingga diperoleh nilai kredit dengan skor dan dikalikan bobot skor sebesar 2% diperoleh skor penilaian efisiensi, maka didapat skor 2. Sesuai dengan Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi berada diantara lebih dari (>) 99 maka masuk kategori baik untuk tahun 212 sampai dengan tahun Aspek Likuiditas Aspek likuiditas keuangan Koperasi dapat dihitung dari rasio kas dan rasio pembiayaan pada tabel 7 di bawah ini. Tabel III.7 Hasil Perhitungan Aspek Likuiditas KJKS BMT Gapura Makmur Desa Sidowayah Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten Tahun No Uraian Rasio kas kas + bank kewajiban lancar 561,68,889 2,7,33,723 1,,36,765 3,56,179, ,533,916 3,555,531,495 Rasio likuiditas (%) bobot skor (%) 27.98% 1% 31.38% 1% 22.82% 1%

15 ,5 75 7,5 75 7,5 Keterangan tingkat likuiditas likuid likuid Cukup likuid 2. Rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima total pembiayaan dana yang diterima 1,93,833,912 2,7,33,723 2,649,487,752 1,117,893,533 2,728,284,42 3,96,5,682 Rasio likuiditas (%) bobot skor ( % ) 96.19% 75 3, % 5, % 75 3,75 Keterangan tingkat likuiditas Cukup likuid likuid Sumber : data sekunder KJKS BMT Gapura Makmur yang diolah Cukup likuid Dari hasil perhitungan tersebut di atas menunjukkan bahwa rasio kas tahun 212 sampai dengan tahun 214 masing-masing diperoleh 27,98%, 31,38 %dan 22,88%. Dari rasio pada tahun 212 tersebut menyatakan setiap Rp. 1,- kewajiban lancar dijamin dengan Rp. 27,98- kas dan bank, sedangkan untuk tahun 213 menyatakan setiap Rp. 1,- kewajiban lancar dijamin dengan Rp. 31,38- kas dan bank dan untuk tahun 214 menyatakan setiap Rp. 1,- kewajiban lancar dijamin dengan Rp. 22,82- kas dan bank. Karena untuk rasio kas lebih kecil 14% dan lebih besar likuid dsri 56% diberi nilai kredit 25 untuk rasio antara 14% - 2% dan antara 46-56% diberi nilai kredit 5 untuk rasio antara 21% - 3 dan 3-4 diberi nilai kredit 75 untuk rasio antara 26% - 34% diberi nilai kredit, sehingga diperoleh nilai kredit dengan skor 75 dan dikalikan bobot skor sebesar 1% diperoleh skor penilaian efisiensi, maka didapat skor 7,5. Sesuai dengan Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan berada diantara 26% 3% untuk tahun 212 dan tahun 213 maka

16 45 masuk kategori likuid dan tahun 214 berada diantara 21% 2 masuk kategori cukup likuid. Rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima dari tahun 212 samapai dengan tahun 214 masing-masing sebesar 96,19%, 237,1% dan 88,12%. Dari rasio pada tahun 212 tersebut menyatakan setiap Rp. 1,- pembiayaan dijamin dengan Rp.,96- dana yang diterima, sedangkan untuk tahun 213 menyatakan setiap Rp. 1,- pembiayaan dijamin dengan Rp. 2,37,- dana yang diterima dan untuk tahun 214 menyatakan setiap Rp. 1,- pembiayaan dijamin dengan Rp.,88- dana yang diterima, dengan nilai skor masing-masing 3,75, 5,5 dan 3,75. Sesuai dengan Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan berada diantara 76% % untuk tahun 212 dan 214 masuk kategori cukup likuid dan tahun 212 berada diantara lebih dari (>) masuk kategori likuid. 5. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan Aspek kemandirian dan pertumbuhan dihitung melalui 3 ) rasio yaitu Rentabilitas asset, Rentabilitas ekuitas dan Kemandirian operasional dengan hasil perhitungan seperti dalam tabel 8 di bawah ini. Tabel III.8 Hasil Perhitungan Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan KJKS BMT Gapura Makmur Desa Sidowayah Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten Tahun No Uraian Rentabilitas asset 46,972,34 5,799,163 52,291,114 SHU sebelum nisbah zakat pajak total asset 2,836,758,795 3,951,793,897 4,33,259,133

17 46 Rasio Rentabilitas (%) bobot skor (%) 1.66% 3% 25, % 3% 25,75 1.3% 3% 25,75 Keterangan tingkat kemandirian dan pertumbuhan Rendah Rendah Rendah 2. Rentabilitas Modal Sendiri SHU bagian anggota total modal sendiri 18,788, ,277,632 2,319,665 41,142,92 2,916, ,167,95 Rasio Rentabilitas (%) bobot skor ( % ) 15.89% 3% 3 5.7% 3% 5 1,5 4.7% 3% 25,75 Keterangan tingkat kemandirian dan pertumbuhan 3. Rasio kemandirian operasional Pendapatan usaha biaya operasional pelayanan Rasio kemandirian operasional (%) bobot skor ( % ) Tinggi 539,251,37 492,279, % 4% 5 2 Kurang 818,23, ,431, % 4% 5 2 Rendah 828,497, ,748, % 4% 5 2 Keterangan tingkat kemandirian operasional Kurang Kurang Kurang Sumber : data sekunder KJKS BMT Gapura Makmur yang diolah Dari perhitungan rasio rentabilitas asset tahun 212 sampai dengan tahun 214 masing masing diperoleh rasio 1,66%, 1,2% dan 1,3%. %. Dari rasio pada tahun 212 tersebut menyatakan setiap Rp. 1,- SHU sebelum nisbah zakat pajak dijamin dengan Rp. 1,66- aset, sedangkan untuk tahun 213 menyatakan setiap Rp. 1,- SHU sebelum nisbah zakat pajak dijamin dengan Rp. 1,29- aset dan untuk tahun 214 menyatakan setiap Rp. 1,- SHU sebelum nisbah zakat pajak dijamin dengan Rp. 1,3- aset. Karena untuk rasio lebih dari, diberi nilai kredit 25, dan untuk setiap kenaikan rasio 2, nilai kredit ditambah 25 sampai maksimum, sehingga diperoleh nilai kredit dengan skor 25 dan dikalikan bobot skor

18 47 sebesar 3% diperoleh skor penilaian efisiensi, maka didapat skor,75. Sesuai Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi berada diantara kurang dari (<) 5 maka masuk kriteria rendah untuk tahun 212 sampai dengan tahun 214. Hasil perhitungan rasio rentabilitas modal sendiri atau ekuitas tahun 212 samapai dengan tahun 214 masing-masing sebesar 15,89 %, 5,7 % dan 4,7 %, Dari rasio pada tahun 212 tersebut menyatakan setiap Rp. 1,- SHU bagian anggota dijamin dengan Rp. 15,89- modal sendiri, sedangkan untuk tahun 213 menyatakan setiap Rp. 1,- SHU bagian anggota dijamin dengan Rp. 5,7- modal sendiri dan untuk tahun 214 menyatakan setiap Rp. 1,- SHU bagian anggota dijamin dengan Rp. 4,7- modal sendiri, dengan nilai skor masing-masing 3, 1,5 dan,75. Sesuai dengan Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan maka rasio rentabilitas modal sendiri atau ekuitas untuk tahun 212 berada diantara lebih dari (>) 1 masuk kriteria tinggi dan tahun 213 berada diantara 7, 1% masuk kriteria kurang, sedangkan tahun 214 berada diantara kurang dari (<) 5 masuk kriteria rendah. Rasio kemandirian operasional tahun 212 sampai dengan tahun 214 masing-masing diperoleh 19,54%, 16,62% dan 17,77%. Dari rasio pada tahun 212 tersebut menyatakan setiap Rp. 1,- biaya oprasional pelayanan menghasilkan Rp. 1,9- pendapatan usaha, sedangkan untuk tahun 213 menyatakan setiap Rp. 1,- biaya oprasional menghasilkan Rp. 1,6- pendapatan usaha dan untuk tahun 214 menyatakan setiap Rp. 1,- biaya oprasional menghasilkan Rp. 1,7- pendapatan usaha. Karena untuk rasio lebih kecil dari % diberi nilai kredit 25,

19 48 untuk setiap kenaikan rasio 2 nilai kredit ditambah 25 sampai maksimum, sehingga diperoleh nilai kredit dengan skor 5 dan dikalikan bobot skor sebesar 4% diperoleh skor penilaian efisiensi, maka didapat skor 2. Sesuai dengan Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi berada diantara % 12 maka masuk kategori kurang untuk tahun 212 sampai dengan tahun 214.

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DAN UNIT JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun perhitungan rasio masing-masing aspek dalam menentukan tingkat kesehatan koperasi dapat dilihat dari data laporan keuangan tahun buku 2013. 4.2 Aspek Permodalan c.

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

RINGKASAN EKSEKUTIF : : : DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan 64 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau

Lebih terperinci

Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional Konsep & Sistem Perbankan Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat lain yang memerlukan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI KSU BMT ARAFAH KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI KSU BMT ARAFAH KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI KSU BMT ARAFAH KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG Oleh Pandi Afandi Dosen Tetap STIE AMA Salatiga Abstract Cooperative in running its

Lebih terperinci

ASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset

ASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam (KSP/USP) Koperasi haruslah dikelola agar sehat sehingga meningkatkan citra dan kredibilitas kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi sebagai lembaga keuangan

Lebih terperinci

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP Tabel.1 ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP (Dalam Ribuan Rupiah) NO BIAYA OPERASIONAL ANGGARAN REALISASI VARIANS % Pertumbuhan 1 Bunga a. Kepada Bank Indonesia - - - - b. Kepada

Lebih terperinci

Perhitungan Rasio Keuangan BPR Konvensional. Kas (0%) Sertifikat Bank Indonesia (0%) 0 0 0

Perhitungan Rasio Keuangan BPR Konvensional. Kas (0%) Sertifikat Bank Indonesia (0%) 0 0 0 Lampiran 1 Perhitungan Rasio Keuangan BPR Konvensional 1. Permodalan (Capital) Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko BPR Konvensional Tahun 2008-2010 Komponen 2008 2009 2010 Kas (0%) 0 0 0 Sertifikat

Lebih terperinci

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI : 1 Nama Data : Antar Bank Aktiva BPR Semua jenis simpanan/tagihan BPR Pelapor dalam rupiah kepada bank lain di Indonesia. Simpanan/tagihan kepada bank lain di Indonesia dengan jenis giro, tabungan, deposito

Lebih terperinci

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012 L1 PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012 No Uraian Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp) I PENDAPATAN OPERASIONAL Penjualan Harga Pokok Penjualan Jumlah laba

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja keuangan Bank Muamalat Bank Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah.

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN (Skripsi) Oleh MUHAMMAD RIDWAN AFIF

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN (Skripsi) Oleh MUHAMMAD RIDWAN AFIF ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010-2012 (Skripsi) Oleh MUHAMMAD RIDWAN AFIF FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Masodah,SE.,MMSi

NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Masodah,SE.,MMSi ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PADA KOPERESI PEGAWAI BADAN PEMERIKSAAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ( BPK RI ) BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH No.14/Per/M.KUKM/XII/2009

Lebih terperinci

Contoh laporan keuangan koperasi

Contoh laporan keuangan koperasi Contoh laporan keuangan koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya atas dasar prinsip koperasi dan kaidah ekonomi

Lebih terperinci

Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun Dana yang Diterima Keterangan Tahun Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun 2012

Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun Dana yang Diterima Keterangan Tahun Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun 2012 Perhitungan Loan To Deposit Ratio (LDR) Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun 2011 Kredit yang Diberikan 8.735.951 Jumlah 8.735.951 Dana yang Diterima Keterangan Tahun 2011 Tabungan Wadiah 879.000 Tabungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan. Data sekunder yaitu laporan keuangan publikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, data yang

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016 ABSTRAK I NYOMAN KARYAWAN Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Mataram. e-mail : karyawan i nyoman@ yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini data

Lebih terperinci

Lampiran 1 Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Pos-pos Jumlah Modal Inti.

Lampiran 1 Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Pos-pos Jumlah Modal Inti. LAMPIRAN 58 Lampiran 1 Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) 2009-2011 (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Pos-pos Jumlah Modal Inti 898.031 Modal Pelengkap 420.486 Modal Pelengkap Tambahan 0 2009 Penyertaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/52/ DPbS tanggal 22 November 2005

Lampiran 1. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/52/ DPbS tanggal 22 November 2005 Lampiran 1. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/52/ DPbS tanggal 22 November 2005 NERACA BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH.. Tanggal.. No Pos - Pos Posisi Tgl.laporan A K T I V A 1. Kas 2. Penempatan Pada

Lebih terperinci

NERACA BANK JABAR BANTEN SYARIAH... Tanggal Kas 1. Kewajiban Segera. 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2. Tabungan Wadiah

NERACA BANK JABAR BANTEN SYARIAH... Tanggal Kas 1. Kewajiban Segera. 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2. Tabungan Wadiah L32 NERACA... Tanggal... AKTIVA PASIVA 1. Kas 1. Kewajiban Segera 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2. Tabungan Wadiah 3. Penempatan pada Bank Lain 3. Kewajiaban kepada Bank Indonesia 4. Piutang Murabahah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dalam kondisi sehat. Tingkat kesehatan BPR Hasa Mitra periode 2006 sampai

BAB II LANDASAN TEORI. dalam kondisi sehat. Tingkat kesehatan BPR Hasa Mitra periode 2006 sampai BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian A.Dharnaeny (2012) dengan tajuk kajian analisis penilaian tingkat kesehatan BPR HASA MITRA dengan metode CAMEL tahun 2006-2010. Hasil kajian ini menunjukan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha Bank

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL, ASSET, EARNING DAN LIQUIDITY (Studi Kasus pada LPD Desa Adat Medahan Gianyar) ABSTRAKSI I MADE SUIDARMA 1) dan I GUSTI NENGAH DARMA DIATMIKA

Lebih terperinci

Disusun Oleh : : Nina Rahayu Nurcahyani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Prijanto

Disusun Oleh : : Nina Rahayu Nurcahyani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Prijanto ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN INCOME STATEMENT DAN SHARI ATE VALUE ADDED STATEMENT PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH Disusun Oleh : Nama : Nina

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Koperasi Pemerintah melaksanakan pembangunan dibidang Ekonomi dengan tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya pemerintah berusaha

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL Suci Wulandari, Sunandar, Hetika DIII Akuntansi Politeknik Harapan Bersama

Lebih terperinci

PT. BPRS PUDUARTA INSANI NERACA 31 DESEMBER 2014 dan 2013

PT. BPRS PUDUARTA INSANI NERACA 31 DESEMBER 2014 dan 2013 Catatan.. AKTIVA Aktiva Lancar Kas 1 393,356,550 474,788,750 Penempatan Pada Bank Lain 2 12,477,079,745 11,223,260,746 Piutang 3 31,488,397,366 30,580,798,958 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif 4

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 70

LAMPIRAN-LAMPIRAN 70 LAMPIRAN-LAMPIRAN 70 71 LAMPIRAN I Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan Perkembangan Per 31 Desember 2011-2013 72 LAMPIRAN II Perhitungan Penyediaan Modal Minimum Per 31 Desember 2011-2013 73 PERHITUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan perkembangan ekonomi global sangat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Salah satunya perubahan perubahan pada nilai suatu mata uang Rupiah

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/26/PBI/2012 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/26/PBI/2012 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/26/PBI/2012 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

SIMULASI KASUS KOMPREHENSIF. BMT Al-Ridha Laporan posisi keuangan (Neraca) Per 31 Desember 2013

SIMULASI KASUS KOMPREHENSIF. BMT Al-Ridha Laporan posisi keuangan (Neraca) Per 31 Desember 2013 SIMULASI KASUS KOMPREHENSIF Sebuah BMT (Baitul Maal wa Tamlik) Al-Ridha didirikan pada 2003 dengan tujuan membantu para pengusaha usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam hal pembiayaan usaha dan juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan

Lebih terperinci

Lampiran 1 NERACA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH PUDUARTA INSANI Periode : Desember (Dalam ribuan) Posisi yang sama.

Lampiran 1 NERACA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH PUDUARTA INSANI Periode : Desember (Dalam ribuan) Posisi yang sama. Lampiran 1 No. NERACA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH PUDUARTA INSANI Pos - Pos Posisi Tgl.Laporan (Dalam ribuan) Posisi yang sama A K T I V A 1 Kas 385,787 411,979 2 Penempatan pada Bank Indonesia - -

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Juni-2016 Laporan Neraca

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Juni-2016 Laporan Neraca Laporan Neraca No Pos-pos AKTIVA 1 Kas 1,708,974 1,239,425 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 3 Penempatan Pada Bank Lain 19,739,738 16,119,813 4 Piutang Murabahah 32,891,424 29,011,916 5 Piutang Salam 6

Lebih terperinci

PT.BPRS PUDUARTA INSANI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 dan Desember 2010

PT.BPRS PUDUARTA INSANI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 dan Desember 2010 III. PENJELASAN POS - POS NERACA. 1 KAS Kas dan Setara Kas terdiri dari : Kas Kantor Pusat 384,588,600 369,157,250 Kas Kantor Kas 27,390,350 98,184,500 Jumlah 411,978,950 467,341,750 Jumlah ini merupakan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Juni-2017 Laporan Neraca

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Juni-2017 Laporan Neraca Laporan Neraca No Pos-pos AKTIVA 1 Kas 1,741,721 1,708,974 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 0 0 3 Penempatan Pada Bank Lain 25,139,235 19,739,738 4 Piutang Murabahah 30,185,080 32,891,424 5 Piutang Salam

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Maret-2017 Laporan Neraca

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Maret-2017 Laporan Neraca Laporan Neraca No Pos-pos AKTIVA 1 Kas 1,954,744 915,756 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 3 Penempatan Pada Bank Lain 22,275,072 17,904,176 4 Piutang Murabahah 30,983,553 29,902,390 5 Piutang Salam 6 Piutang

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Maret-2016 Laporan Neraca

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Maret-2016 Laporan Neraca Laporan Neraca No Pos-pos AKTIVA 1 Kas 915,756 792,473 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 3 Penempatan Pada Bank Lain 17,904,176 13,973,840 4 Piutang Murabahah 29,902,390 27,921,677 5 Piutang Salam 6 Piutang

Lebih terperinci

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri Pengelolaan Keuangan 3 Permodalan Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada pengelolaan keuangannya. Pengelolaan keuangan mencakup sumber pendanaan dan penggunaan modal koperasi. Banyak koperasi

Lebih terperinci

- 1 - DAFTAR LAMPIRAN

- 1 - DAFTAR LAMPIRAN - 1 - DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I : 1. Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah- Langkah Strategis 2. Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan Utama (Bagi BPRS dengan Modal Inti Kurang Dari Rp50 Miliar)

Lebih terperinci

KESEHATAN DAN RAHASIA BANK

KESEHATAN DAN RAHASIA BANK KESEHATAN DAN RAHASIA BANK Kesehatan Bank Yaitu kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Analisis Kualitas Aktiva Produktif, Likuiditas, dan Efisiensi di USPPS Jabal

BAB IV PEMBAHASAN. A. Analisis Kualitas Aktiva Produktif, Likuiditas, dan Efisiensi di USPPS Jabal BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Kualitas Aktiva Produktif, Likuiditas, dan Efisiensi di USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan pada USPPS Jabal Rahmah Sidoarjo, berikut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Definisi Bank Kata bank berasal dari bahasa latin yaitu Banca yang berarti meja, meja yang dimaksud adalah meja yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Capital (Modal) permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal terhadap Aset Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Sehingga dengan rumus yang ada maka CAR (Capital

Lebih terperinci

Posisi Desember Pos-Pos

Posisi Desember Pos-Pos Periode: Desember- Laporan Neraca No 1 Kas 259,933 259,933 2 Kas dalam Valuta Asing 3 Surat Berharga 4 Pendapatan Bunga yang Akan Diterima 64,484 64,484 5 Penempatan pada Bank Lain 929,544 929,544 6 Penyisihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode Penelitian Metode merupakan suatu cara yang dapat digunakan peneliti dan dapat dilaksanakan dengan cara terencana, sistematis dan dapat mencapai tujuann.menurut

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGESAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK GRESIK TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR ALTO MAKMUR Tanggal : 31 Maret 2016

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR ALTO MAKMUR Tanggal : 31 Maret 2016 LAPORAN NERACA PUBLIKASI POS - POS Posisi Maret 2016 Posisi Maret 2015 Aset Kas 176,008 81,228 Kas dalam Valuta Asing 0 0 Surat Berharga 0 0 Pendapatan Bunga yang Akan Diterima 236,997 158,045 Penempatan

Lebih terperinci

Dr. Iwan P. Pontjowinoto 1

Dr. Iwan P. Pontjowinoto 1 Dr. Iwan P. Pontjowinoto RISIKO PADA ASSET & LIABILITIES PRODUK SYARIAH Laporan Aktiva Bank Syariah Aktiva Bank Syariah setidaknya menyajikan pos-pos sbb.: Aset Setara Kas, terdiri dari: Kas, Penempatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RENCANA BISNIS BPRS TAHUN ALAMAT :.. :.. :.. DAFTAR ISI Halaman Data Umum BPRS..

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai analisis perbandingan kinerja keuangan pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Muamalat Malaysia Berhad, maka penulis

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan. 52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu dari berbagai literatur, catatan, artikel, penelitian terdahulu dari dokumen,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. didirikan oleh orang perseorangan atau badanhukum koperasi, dengan pemisahan

BAB II LANDASAN TEORI. didirikan oleh orang perseorangan atau badanhukum koperasi, dengan pemisahan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Koperasi Menurut Undang-Undang Perkoperasian Bab 1 pasal 1tahun 2012 koperasi mempunyai pengertian sebagai berikut: Koperasiadalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

Posisi Desember Pos-Pos

Posisi Desember Pos-Pos Periode: Desember- Laporan Neraca No 1 Kas 298,362 298,362 2 Kas dalam Valuta Asing 3 Surat Berharga 4 Pendapatan Bunga yang Akan Diterima 80,126 80,126 5 Penempatan pada Bank Lain 932,642 932,642 6 Penyisihan

Lebih terperinci

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Materi: 2 1 2 3 Klasifikasi Modal Bank Rasio Kecukupan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN 2010 2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Aike Mariya Anusasanawati (2009). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Bank 1. Pengertian Bank Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan perekonomian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah) NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 KONSOLIDASI NO. POS-POS 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 (Tidak Diaudit) (Tidak Audit) (Tidak Diaudit)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah pentingnya

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6 /POJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6 /POJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6 /POJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Laporan Gabungan Neraca (Aset)

Laporan Gabungan Neraca (Aset) Laporan Gabungan Neraca Kota/Kabupaten Kab. Grobogan Laporan Akhir Bulan Desember 2016 Laporan Gabungan Neraca (Aset) (Ribuan Rp) Aset 1 Kas 100 14,520,805 2 Kas dalam valuta asing 102 0 3 Surat berharga

Lebih terperinci

Laporan Gabungan Neraca (Aset)

Laporan Gabungan Neraca (Aset) Laporan Gabungan Neraca Kota/Kabupaten Kab. Grobogan Laporan Akhir Bulan Desember 2015 Laporan Gabungan Neraca (Aset) (Ribuan Rp) Aset 1 Kas 100 9,600,376 2 Kas dalam valuta asing 102 0 3 Surat berharga

Lebih terperinci

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah) NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN KONSOLIDASI NO. POSPOS Per 30 Sept 2007 Per 30 Sept 2006 Per 30 Sept 2007 Per 30 Sept 2006 (Tidak Diaudit) (Tidak Audit) (Tidak Diaudit)

Lebih terperinci

PT. BPRS PUDUARTA INSANI NERACA 31 DESEMBER 2014 dan 2013

PT. BPRS PUDUARTA INSANI NERACA 31 DESEMBER 2014 dan 2013 Catatan 31 Desember 2014 31 Desember 2013 AKTIVA Aktiva Lancar Kas 1 393,356,550 474,788,750 Penempatan Pada Bank Lain 2 12,477,079,745 11,223,260,746 Piutang 3 31,488,397,366 30,580,798,958 Penyisihan

Lebih terperinci

Draft Htl Maharani Agustus 2008

Draft Htl Maharani Agustus 2008 Draft Htl Maharani Agustus 2008 PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM

Lebih terperinci

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut : Berikut ini adalah analisis CAMEL terhadap Laporan Keuangan PT Bank Mandiri periode 2011-2012 yang digunakan untuk menganalisis kesehatan bank tersebut. 1. Capital (Permodalan) Rasio permodalan diukur

Lebih terperinci

BAB III DATA PENELITIAN. berkedudukan di Desa Kenduren Kecamatan Wedung Kabupaten Demak

BAB III DATA PENELITIAN. berkedudukan di Desa Kenduren Kecamatan Wedung Kabupaten Demak 80 BAB III DATA PENELITIAN A. Sejarah Ringkas BMT Ben Makmur merupakan gerakan koperasi yang berkedudukan di Desa Kenduren Kecamatan Wedung Kabupaten Demak yang mulai beroperasi pada tanggal 20 Maret 2001

Lebih terperinci

Lampiran 8 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001

Lampiran 8 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 Lampiran 8 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 PEDOMAN PENYUSUNAN NERACA Lampiran 8 No. AKTIVA 1 Kas Kas 100 2 Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TERKINI

PERKEMBANGAN TERKINI PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. PERKEMBANGAN TERKINI KINERJA OPERASIONAL PERSEROAN Perbandingan Periode Sembilan bulan yang Berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 30 September 2012 Pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Perekonomian Indonesia triwulan III 2012 tumbuh solid 6,17%. Pertumbuhan yang tetap berada pada kisaran 6% ini melanjutkan kinerja positif triwulan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. DAFTAR ISI i. II. PENJELASAN ii. III. DAFTAR SINGKATAN iv. IV. DAFTAR ISTILAH v. V. DAFTAR RASIO vi. VI.

DAFTAR ISI. I. DAFTAR ISI i. II. PENJELASAN ii. III. DAFTAR SINGKATAN iv. IV. DAFTAR ISTILAH v. V. DAFTAR RASIO vi. VI. DAFTAR ISI I. DAFTAR ISI i II. PENJELASAN ii III. DAFTAR SINGKATAN iv IV. DAFTAR ISTILAH v V. DAFTAR RASIO vi VI. DAFTAR TABEL viii VII. KONDISI UMUM 1 VIII. DATA 5 i PENJELASAN 1. Data yang digunakan

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Syarat Transaksi sesuai Syariah a.l : Tidak Mengandung unsur kedzaliman Bukan Riba Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Amanah Ummah merupakan salah satu BPRS yang tumbuh di Indonesia khususnya wilayah Kabupaten Bogor yang beroperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor yang diharapkan berperan aktif dalam menunjang kegiatan pembangunan regional atau nasional. Peran

Lebih terperinci

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PD. BPR BKK LASEM Tanggal : 30 Juni 2015

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PD. BPR BKK LASEM Tanggal : 30 Juni 2015 LAPORAN NERACA PUBLIKASI Tanggal : 3 Juni 215 Aset Kas Kas dalam Valuta Asing Surat Berharga POS POS Pendapatan Bunga yang Akan Diterima Penempatan pada Bank Lain Penyisihan Kerugian / Jumlah Kredit yang

Lebih terperinci

APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI

APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI TUJUAN PEMBELAJARAN 1. TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN Diharapkan peserta mengerti dan memahami

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/26/PBI/2012 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/26/PBI/2012 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/26/PBI/2012 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR BEPEDE KUTAI SEJAHTERA Tanggal : 30 Juni 2017

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR BEPEDE KUTAI SEJAHTERA Tanggal : 30 Juni 2017 LAPORAN NERACA PUBLIKASI POS - POS Posisi Juni 2017 Posisi Juni 2016 Aset Kas 594,933 1,464,727 Kas dalam Valuta Asing 0 0 Surat Berharga 0 0 Pendapatan Bunga yang Akan Diterima 1,559,663 1,471,254 Penempatan

Lebih terperinci

No.8/26/DPbS Jakarta, 14 November 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

No.8/26/DPbS Jakarta, 14 November 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA No.8/26/DPbS Jakarta, 14 November 2006 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Kewajiban Penyediaan Modal Minimum bagi Bank Perkreditan

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Syariah Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR DANA BINTAN SEJAHTERA Tanggal : 30 September 2016

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR DANA BINTAN SEJAHTERA Tanggal : 30 September 2016 LAPORAN NERACA PUBLIKASI POS - POS Posisi September 2016 Posisi September 2015 Aset Kas 242,959 312,806 Kas dalam Valuta Asing 0 0 Surat Berharga 0 0 Pendapatan Bunga yang Akan Diterima 700,474 700,961

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank yang merupakan lokomotif pembangunan ekonomi mempunyai peran sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Tidak mengherankan jika pemerintah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Variabel Variabel Definisi Operasional Rumus Permodalan Kualitas Aktiva Produktif

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH SESI 2: Laporan Keuangan dan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Perbandingan LK Perbankan BANK KONVENSIONAL (PSAK 1) 1. Neraca 1. Neraca

Lebih terperinci

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR BEPEDE KUTAI SEJAHTERA Tanggal : 31 Maret 2017

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR BEPEDE KUTAI SEJAHTERA Tanggal : 31 Maret 2017 LAPORAN NERACA PUBLIKASI POS - POS Posisi Maret 2017 Posisi Maret 2016 Aset Kas 1,252,890 1,236,762 Kas dalam Valuta Asing 0 0 Surat Berharga 0 0 Pendapatan Bunga yang Akan Diterima 1,425,536 1,463,767

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga merupakan tempat untuk

Lebih terperinci

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu BAB HI METODE PENELITIAN Pendahuluan Bab ini merupakan bab yang berisi mengenai Metode Penelitian yang digunakan untuk melakukan analisis di bab selanjutnya. Bab ini berisi tentang obyek yang akan diteliti

Lebih terperinci