IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Amanah Ummah merupakan salah satu BPRS yang tumbuh di Indonesia khususnya wilayah Kabupaten Bogor yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Tujuan didirikannya PT BPRS Amanah Ummah diantaranya menumbuhkan ekonomi masyarakat atas dasar syariah Islam sebagaimana telah diatur dalam UU nomor 21 tahun PT BPRS Amanah Ummah mendapat izin beroperasi dari Departemen Keuangan pada tanggal 18 Mei 1992 dan mulai beroperasi pada tanggal 11 Juli Sedangkan peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 1992 oleh Bupati Kepala daerah Tingkat II Kabupaten Bogor. PT BPRS Amanah Ummah memiliki visi menjadi BPRS pilihan ummat dan menjadi BPRS yang amanah dan profesional. Misi PT BPRS Amanah Ummah adalah membangun kualitas kehidupan ummat melalui perbankan syariah. Motto yang dimiliki oleh PT BPRS Amanah Ummah adalah meraih laba menepis riba, mengundang berkah. Sedangkan budaya perusahaan yang dimiliki oleh PT BPRS Amanah Ummah adalah pelayanan cepat, amanah dan ramah Produk PT BPRS Amanah Ummah Produk-produk PT BPRS Amanah Ummah dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu produk penghimpunan dana dan produk penyaluran dana. 1. Produk-produk Penghimpunan Dana a. Tabungan Wadi ah Tabungan Wadi ah adalah simpanan pihak ketiga pada Bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat dan cara-cara tertentu. Produk tabungan yang ada di BPR Syariah Amanah Ummah adalah tabungan Wadi ah dengan akad Wadi ah Yadhomanah berupa titipan nasabah kepada bank. Bank diberi wewenang untuk mengelola uang dari nasabah tersebut, bila bank mendapatkan keuntungan maka nasabah akan mendapat athoya/bonus dari keuntungan yang langsung dibukukan pada rekening tabungan penabung setiap bulan. Besarnya bonus dibagi berdasarkan keuntungan yang didapat dan

2 merupakan kebijakan bank. Alat penarikan dana tabungan melalui buku atau ATM. b. Tabungan Pelajar Tabungan pelajar merupakan tabungan yang diperuntukkan bagi pelajar dan santri dengan setoran awal minimal Rp ,00 dan setoran selanjutnya minimal Rp ,00. Pengambilan dan penyetoran tabungan dapat dilakukan kapan saja pada setiap jam kerja c. Tabungan Ummah. Tabungan Ummah merupakan tabungan yang diperuntukkan bagi masyarakat umum, berbentuk tabungan biasa dengan setoran awal minimal Rp ,00 dan untuk setoran selanjutnya minimal Rp ,00. Sedangkan untuk tabungan perusahaan/badan usaha, setoran awal minimal Rp..000,00 dan setoran selanjutnya minimal Rp ,00. Tabungan ini dapat diambil kapan saja pada setiap jam kerja. d. Tabungan Mudharabah/Tabungan Haji dan Umrah (Taharah) Tabungan Mudharabah/Tabungan Haji dan Umrah merupakan tabungan yang berfungsi untuk investasi dana bagi masyarakat yang akan melaksanakan ibadah haji dan umrah. Setoran awal tabungan haji dan umrah minimal Rp..000,00 dan setoran selanjutnya minimal sebesar Rp ,00. Tabungan ini dapat diambil pada saat nasabah hendak membayar Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) atau sesuai kesepakatan antara bank dengan nasabah. Nasabah akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan dengan Bank. e. Deposito Mudharabah Deposito Mudharabah adalah simpanan berupa investasi tidak terikat pihak ketiga pada Bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah pemilik dana (shahibul maal) dengan bank (mudharib). Jangka waktu tersebut adalah satu, tiga, enam dan dua belas bulan dengan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati. 2. Produk-produk Penyaluran Dana a. Murabahah Murabahah adalah akad jual beli barang antara bank sebagai pemilik barang dengan nasabah seharga pokok barang ditambah dengan marjin

3 keuntungan yang disepakati. Bank membiayai (membelikan) kebutuhan investasi, modal kerja atau barang konsumtif nasabah yang dijual dengan harga pokok dan keuntungan yang diketahui dan disepakati bersama. Pembayaran dilakukan dengan cara mengangsur dalam jangka waktu yang ditentukan. b. Istishna Istishna adalah akad jual beli barang atas dasar pesanan antara nasabah dan bank dengan spesifikasi tertentu yang diminta nasabah. Bank akan meminta produsen/kontraktor untuk membuatkan barang pesanan sesuai permintaan nasabah dan setelah selesai nasabah akan membeli barang tersebut dari bank dengan harga yang telah disepakati bersama. c. Ijarah Ijarah adalah akad sewa menyewa atas manfaat suatu barang dan/ atau jasa antara pemilik obyek sewa (bank) dengan penyewa (nasabah) untuk mendapatkan imbalan berupa sewa atau upah bagi pemilik obyek sewa. Bank menyewakan suatu barang atau aset yang dibutuhkan nasabah, harga sewa, jenis barang dan lama waktu sewa ditentukan semasa akad. Nasabah akan membayar sewa barang tersebut kepada bank dengan cara angsur/cicil dalam jangka waktu yang ditentukan. d.. Mudharabah Mudharabah adalah akad kerjasama antara bank sebagai pemilik dana (shahibul maal) dengan nasabah sebagai pelaksana usaha (mudharib) dimana keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung pemilik dana/modal. Proyek/usaha tersebut adalah suatu usaha yang produktif lagi halal. e. Musyarakah Musyarakah adalah akad kerjasama antara bank dengan nasabah untuk usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang disepakati sebelumnya. Usaha tersebut dikelola oleh pihak bank maupun nasabah secara bersama atau salah satu pemilik dana atau pihak lain yang disepakati bersama. Kerugian ditanggung oleh para pihak sebesar partisipsi modal yang disertakan

4 dalam usaha. Dalam pembiayaan ini, pemilik dana boleh melakukan intervensi manajemen dalam usaha tersebut. f. Rahn Rahn adalah akad penyerahan barang (emas) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan untuk mendapatkan hutang g. Qardhul Hasan (QH) dan Qard (QR) Qardhul Hasan dan Qard adalah akad pinjaman dana oleh nasabah kepada bank syariah tanpa imbalan dengan kewajiban pihak nasabah mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. Qardhul Hasan dananya bersumber dari infaq dan shadaqah, sedangkan Qard bersumber dari modal atau laba bank Struktur Organisasi dan Sumber Daya Insani (SDI) Perusahaan Struktur organisasi PT BPRS Amanah Ummah terdiri dari RUPS, DPS, Dewan Komisaris, Direksi, Kepala Bidang Operasional, Kepala Bidang Marketing, Kepala Bidang Umum & Personalia dan Kepala Kantor Cabang. Struktur organisasi PT BPRS Amanah Ummah dapat dilihat pada Lampiran 1. Dewan Pengawas Syariah bertugas untuk: 1. Merumuskan dan menetapkan produk-produk bank yang dianggap dapat dilaksanakan sebagai produk bank. 2. Mengontrol dan mengawasi penerapan produk-produk bank agar tetap sesuai dengan syariah minimal tiga bulan sekali. 3. Memberikan pengarahan terhadap seluruh karyawan, khususnya bidang pemasaran tentang penerapan syariah dan produk-produknya. Dewan komisaris bertugas untuk : 1. Mengadakan pengawasan dan pemeriksaan secara berkala minimal tiga bulan sekali kepada direksi dan kepala bidang dan bilamana diperlukan kepada seluruh karyawan bank untuk mengetahui perkembangan bank. 2. Mengadakan internal audit bank secara berkala minimal enam bulan sekali meliputi neraca, administrasi pembiayaan dan manajemen bank. 3. Memberikan teguran kepada direksi bila dalam pemeriksaannya terdapat halhal yang dianggap tidak sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan.

5 4. Memberikan persetujuan atas Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang disusun oleh direksi. 5. Memberikan petunjuk dan saran kepada direksi dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. 6. Bersama-sama direksi melakukan sosialisasi tentang bank syariah kepada masyarakat. 7. Bersama-sama direksi menangani pembiayaan bermasalah. Direktur utama bertugas untuk: 1. Memimpin dan melaksanakan kegiatan bank sehari-hari sesuai dengan kebijaksanaan umum yang telah disetujui dan ditetapkan oleh Dewan Komisaris. 2. Memimpin rapat komite pembiayaan dengan kepala bidang marketing dan petugas Account Officer (AO) untuk memutuskan setiap pembiayaan yang diajukan. 3. Mengetahui dan menyetujui (approval) setiap pengeluaran keuangan Bank baik biaya operasional, biaya dana, dan biaya lainnya yang termasuk gaji, tunjangan dan honor karyawan. 4. Menandatangani bukti-bukti pembukuan dan neraca. 5. Menerima laporan dan memberikan petunjuk kepada Direktur, Asisten Direksi, dan para kepala bidang tentang kegiatan yang dilaksanakan seharihari. 6. Mengontrol dan mengawasi likuiditas bank, baik yang ada pada kas maupun yang ada pada antar bank aktiva serta bertindak sebagai treasury bank. 7. Memberikan pertanggungjawaban pada RUPS atas jalannya usaha bank. Kepala bidang pemasaran bertugas untuk: 1. Menyusun taktik dan strategi pemasaran produk perbankan kepada masyarakat dan dunia usaha. 2. Bersama direksi, asisten direksi, dan kepala bidang lainnya menyusun RKA tahunan di bidang pemupukan dana dan pembiayaan serta memantau realisasinya. 3. Melakukan supervisi terhadap kegiatan kegiatan penghimpunan dana masyarakat yang dilakukan Funding Officer untuk memastiskan tercapainya

6 pelayanan yang memuaskan nasabahmelakukan evaluasi kelayakan terhadap pembiayaan yang diajukan oleh AO untuk memastikan analisa pembiayaan yang diajukan tersebut berkualitas sehingga dapat mengamankan dan meminimalkan resiko pembiayaan bank. 4. Menangani kegiatan pemasaran lainnya, antara lain permintaan dan atau pemberian informasi antarbank/instansi/pihak ketiga lainnya. Kepala bidang operasional bertugas untuk: 1. Melakukan supervisi dan koordinasi terhadap pelaksanaan tugas-tugas di bidang operasional untuk menjamin tidak terjadinya penyimpangan, kekeliruan/kesalahan dalam pelaksanaannya dan telah sesuai dengan sistem dan prosedur operasi yang berlaku. 2. Mengelala likuiditas bank, baik yang ada pada kas maupun yang ditempatkan antarbank untuk memastikan pengeluaran tersebut sesuai dengan ketentuan dan prosedur operasional bank yang berlaku. 3. Melakukan monitoring dengan koordinasi kepala bidang umum dan personalia terhadap perangkat komputer yang menunjang operasional bank (software dan hardware) untuk memastikan perangkat tersebut berjalan dengan lancar. 4. Membuat penilaian kinerja (performance appraisal) stafnya secara berkala. 5. Menyetujui pencairan modal teller pusat, menyetujui distribusi bagi hasil deposito, dan tugas operasional lainnya. Kepala bidang umum dan personalia bertugas untuk: 1. Mengkoordinir dan mensupervisi pelaksanaan pembayaran gaji, insentif dan lembur Komisaris, DPS, Direksi dan karyawan dan penghitungan pajak penghasilannya (PPh 21) untuk memastikan pembayaran gaji karyawan tersebut dibayar secara tepat waktu dan akurat. 2. Bersama-sama dengan Asisten Direksi merencanakan dan mengkoordinir penyelenggaraan program pelatihan karyawan sesuai dengan kebutuhan bank untuk menjamin peningkatan kinerja karyawan. 3. Memberikan pembinaan, pengarahan dan penjelasan kepada karyawan terhadap permasalahan-permasalahan kepegawaian, hak dan kewajiban karyawan serta kebijakan manajemen mengenai kepegawaian untuk menjamin

7 terjalinnya komunikasi dua arah serta hubungan kerja yang harmonis antara manajemen dengan karyawan dan sesama karyawan. 4. Melakukan pembinaan kepada karyawan di bawah supervisinya untuk memastikan karyawan memahami tugas dan tanggung jawabnya serta memiliki tingkat produktivitas yang tinggi. 5. Bersama dengan asisten Direksi mengatur proses seleksi dan rekrutmen pegawai, serta tugas-tugas umum dan kepersonaliaan lainnya Perkembangan Analisis (Trend) Laporan Keuangan PT BPRS Amanah Ummah Perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat diketahui dengan menganalisis laporan keuangan menggunakan metode analisis trend atau yang biasa dikenal dengan analisis horizontal. Analisis tren (horizontal) digunakan untuk melihat pergerakan masing-masing komponen dalam laporan keuangan dari tahun ke tahun. Melalui analisis tren ini dapat diketahui kecenderungan atau perkembangan dari posisi keuangan maupun hasil-hasil keuntungan yang telah diperoleh perusahaan, apakah meningkat, menurun atau bahkan cenderung tidak bergerak (tetap). Selain itu analisis ini juga berperan sebagai analisis pendukung dalam menginterpretasikan hasil analisis rasio sehingga komponen-komponen yang dilihat dalam analisis tren adalah komponen yang digunakan dalam analisis rasio keuangan. Selain itu juga dilihat komponen-komponen lainnya yang dianggap penting. Dalam penelitian ini tahun yang dijadikan sebagai tahun dasar dalam analisis tren adalah tahun 2005, dengan alasan bahwa tahun 2005 adalah tahun awal dari lima periode terakhir dari penelitian. Tabel hasil analisis tren terhadap laporan keuangan PT BPRS Amanah Ummah dapat dilihat dalam Lampiran 2 dan Lampiran Perkembangan Neraca Analisis tren terhadap laporan neraca dilakukan terhadap komponenkomponen aktiva dan pasiva yang digunakan untuk melihat rasio keuangan perusahaan. Selain itu juga dianalisis komponen aktiva dan pasiva lainnya yang dianggap penting.

8 ,73 Tren (%) ,64 146,16 186,22 Total Aktiva 50 0 Gambar 2. Perkembangan (trend) Total Aktiva PT BPRS Amanah Ummah Periode Komponen laporan neraca yang dianalisis diantaranya adalah total aktiva. Hasil analisis tren dari tahun , menunjukkan bahwa total aktiva perusahaan mengalami kenaikan sebesar 141,73 persen (241,73-) dari tahun dasar (Gambar 2). Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan hampir seluruh komponen-komponen aktiva BPRS. Pada Gambar 3 terlihat besarnya tren peningkatan dari seluruh komponen aktiva dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. 500 Tren (%) ,66 249,13 24,92 Aktiva Produktif Aktiva Tetap Aktiva Lain-Lain Gambar 3. Perkembangan (trend) Komponen Aktiva PT BPRS Amanah Ummah Periode

9 Komponen-komponen aktiva menunjukkkan kecenderungan yang meningkat kecuali pos aktiva lain-lain yang berfluktuasi dan cenderung menurun. Kenaikan terbesar terjadi pada pos aktiva tetap yaitu sebesar 332,66 persen dari tahun dasar pada akhir periode Sebenarnya pos aktiva tetap mengalami perkembangan yang berfluktuasi, namun pada tahun 2008 mengalami peningkatan yang drastis yaitu sebesar 285,19 persen dari tahun dasar setelah tahun sebelumnya hanya mencapai 49,63 persen. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 perusahaan memutuskan untuk membuka kantor cabang di kota Bogor. Selanjutnya peningkatan juga terjadi pada pos aktiva produktif. Peningkatan ini terjadi karena meningkatnya seluruh komponen aktiva produktif. Perkembangan peningkatan komponen aktiva produktif dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar , Tren (%) ,87 Pembiayaan Penempatan Pada Bank Lain 50 0 Gambar 4. Perkembangan (trend) Komponen Aktiva Produktif PT BPRS Amanah Ummah Periode Penempatan pada bank lain mengalami peningkatan terbesar pada tahun 2009 yaitu sebesar 224,02 persen dari tahun dasar. Peningkatan yang tinggi dalam penempatan pada bank lain menunjukkan sikap kehati-hatian bank dalam menyalurkan dananya. Selain itu juga mengindikasikan sulitnya bank untuk mendapatkan nasabah pembiayaan yang potensial. Sedangkan komponen aktiva produktif lainnya yaitu pembiayaan mengalami peningkatan pada tahun 2009

10 sebesar 127,87 persen dari tahun dasar. Yang paling besar pengaruhnya terhadap peningkatan pembiayaan adalah piutang murabahah. Komponen pembiayaan ini selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2009 piutang murabahah mengalami peningkatan sebesar 98,30 persen dari tahun dasar. Selain itu penyebab peningkatan pembiayaan lainnya yaitu mulai tahun 2007 akad qard rahn selalu memberikan kontribusi terhadap peningkatan pembiayaan dan semakin besar pengaruhnya. Akad qard rahn adalah suatu gadai emas, dimana pendapatan yang diperoleh bank adalah berupa sewa dari emas yang telah digadaikan. Peningkatan kedua komponen aktiva produktif yaitu penempatan pada bank lain dan pembiayaan menyebabkan naiknya pos aktiva produktif sebesar 149,13 persen dari tahun dasar (Gambar 3). Hasil analisis tren terhadap komponen neraca lainnya yaitu pasiva menunjukkan perkembangan yang terus meningkat. Perkembangan komponen pasiva dapat dilihat pada Gambar ,85 238,11 Tren (%) Dana Pihak Ketiga (DPK) Jumlah Ekuitas 50 0 Gambar 5. Perkembangan (trend) Komponen Pasiva PT BPRS Amanah Ummah Periode Komponen pasiva yang mengalami peningkatan terbesar pada tahun 2009 adalah jumlah ekuitas yang mencapai 151,85 persen dari tahun dasar. Peningkatan jumlah ekuitas dari tahun ke tahun ini terjadi karena adanya kebijakan bank untuk terus mengembangkan usahanya. Dan salah satu cara untuk mengembangkan usahanya yaitu dengan meningkatkan komponen dari jumlah ekuitas yaitu modal

11 disetor secara bertahap. Sehingga modal disetor perusahaan pada tahun 2009 meningkat sebesar 140 persen dari modal disetor pada tahun Selain itu juga setiap tahun perusahaan mempunyai kebijakan untuk menyisihkan 30 persen dari laba bersih perusahaan untuk dijadikan sebagai pos cadangan. Pos cadangan ini juga merupakan bagian dari komponen jumlah ekuitas. Pada tahun 2009 pos cadangan perusahaan mengalami peningkatan sebesar 141,95 persen dari pos cadangan pada tahun Komponen pasiva lainnya yaitu dana pihak ketiga mengalami peningkatan sebesar 138,11 persen dari tahun dasar. Seperti yang terlihat dalam Gambar 5, pergerakan yang terjadi cenderung stabil dan terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini menandakan bahwa BPRS Amanah Ummah semakin mendapatkan kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dan mengelola dananya. Peningkatan dana pihak ketiga terutama disebabkan oleh peningkatan tabungan wadiah. Pada tahun 2009 peningkatannya mencapai 148, 13 persen dari tahun dasar Perkembangan Laba Rugi Analisis tren terhadap laporan laba rugi perusahaan dilakukan pada komponen-komponen yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (laba). Komponen-komponen tersebut antara lain jumlah pendapatan operasional, jumlah beban operasional, dan laba sesudah pajak penghasilan badan. Hasil analisis tren terhadap laba rugi memperlihatkan adanya peningkatan nilai total pendapatan operasional, total beban operasional, dan laba (rugi) sesudah pajak penghasilan badan seperti yang terlihat dalam Gambar 6. Peningkatan total pendapatan operasional tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 107,75 persen dari tahun dasar. Peningkatan ini salah satunya disebabkan oleh naiknya pendapatan dari sewa yang sangat tinggi. Pendapatan ini diperoleh antara lain dari produk yang bernama akad qard rahn. Pada tahun 2009 pendapatan dari sewa mengalami peningkatan sebesar 2.185,64 persen dari tahun dasar. Peningkatan yang drastis ini mulai terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 1.097,85 persen dari tahun dasar. Padahal dalam periode sebelumnya yaitu tahun 2007 hanya terjadi peningkatan sebesar 160,85 persen dari tahun dasar. Peningkatan yang drastis ini terjadi karena pada tahun 2008 perusahaan

12 mengeluarkan produk baru yang bernama akad qard rahn. Produk baru ini cukup menarik minat masyarakat sehingga memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan bagi perusahaan ,28 207,75 201,86 Total Pendapatan Operasional Tren (%) 150 Total Beban Operasional Laba (Rugi) Sesudah Pajak Penghasilan Badan 50 0 Gambar 6. Perkembangan (trend) Komponen Laba Rugi PT BPRS Amanah Ummah Periode Peningkatan juga terjadi pada total beban operasional perusahaan. Namun, peningkatan ini masih di bawah dari peningkatan total pendapatan operasionalnya. Hal ini berarti bahwa perusahaaan telah menjalankan usahanya secara efisien karena beban yang ditimbulkan lebih rendah dari jumlah pendapatan yang dihasilkan. Dan dari tahun ke tahun selisih antara total pendapatan dan total beban operasional makin besar. Akibat dari hal tersebut maka laba sesudah pajak penghasilan badan mengalami peningkatan yang relatif tinggi pada tahun 2009 yaitu sebesar 136,28 persen dari tahun dasar. Peningkatan laba yang relatif tinggi ini mulai terjadi pada tahun 2008 yaitu setelah dikeluarkannya produk qard rahn Analisis Persentase Per Komponen Laporan Keuangan PT BPRS Amanah Ummah Analisis persentase per komponen atau yang biasa dikenal dengan analisis vertikal, digunakan untuk melihat proporsi keuangan perusahaan. Jenis metode analisis ini disebut juga dengan metode analisis statis dimana komponen yang diperbandingkan dengan komponen lainnya dalam satu laporan keuangan yang sama berada dalam tahun yang sama. Dengan kata lain informasi yang didapat

13 hanya keadaan keuangan tahun itu saja. Melalui analisis ini dapat diketahui proporsi investasi pada masing-masing aktiva, struktur permodalan serta komposisi biaya dalam hubungannya dengan pendapatan perusahaan. Selain itu analisis ini juga merupakan pendukung analisis rasio didalam menginterpretasikannya. Tabel hasil analisis persentase per komponen terhadap laporan keuangan PT. BPRS Amanah Ummah dapat dilihat dalam Lampiran 2 dan Lampiran Proporsi Neraca Komponen-komponen yang dilihat dalam analisis persentase per komponen terhadap laporan neraca adalah komponen yang digunakan dalam analisis rasio keuangan dan komponen lainnya yang dianggap penting. Komponen tersebut antara lain adalah total aktiva, aktiva tetap, pembiayaan, aktiva produktif, dan jumlah ekuitas. Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran bagaimana perubahan yang terjadi pada tiap-tiap pos dalam laporan neraca dan juga untuk melihat struktur permodalan perusahaan serta proporsi investasi pada aktiva perusahaan. Proporsi (%),00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 96,29 2,26 0,29 Aktiva Produktif Aktiva Tetap Aktiva lain-lain Gambar 7. Perkembangan (trend) Proporsi Komponen Aktiva PT BPRS Amanah Ummah Periode Berdasarkan hasil analisis persentase per komponen terhadap laporan neraca menunjukkan bahwa pada sisi aktiva, yaitu aktiva produktif memiliki proporsi terbesar terhadap total aktiva dibandingkan dengan aktiva tetap dan

14 aktiva lain-lain. Aktiva produktif memiliki nilai rata-rata proporsi sebesar 95,61 persen dari total aktiva. Perkembangan Proporsi komponen aktiva dapat dilihat pada Gambar 7. Berdasarkan analisis persentase per komponen terhadap aktiva tetap ternyata rata-rata proporsi aktiva tetap terhadap total aktiva hanya 1,39 persen. Hal ini berarti peningkatan aktiva tetap yang tinggi dari hasil analisis tren tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap perkembangan total aktiva. Pada Gambar 8 terlihat bahwa pada sisi pasiva, dana pihak ketiga memiliki proporsi terbesar terhadap total pasiva dibandingkan dengan jumlah ekuitas. Hal ini merupakan ciri dari suatu lembaga keuangan khususnya perbankan yang sebagian besar dananya berasal dari masyarakat. Rata-rata proporsi dana pihak ketiga terhadap total pasiva adalah sebesar 86,93 persen. Proporsi (%),00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 86,97 10,11 Dana Pihak Ketiga (DPK) Jumlah Ekuitas Gambar 8. Perkembangan (trend) Proporsi Komponen Pasiva PT BPRS Amanah Ummah Periode Proporsi Laba Rugi Analisis vertikal terhadap laporan laba rugi melihat komponen-komponen yang digunakan untuk menunjukkan kondisi rentabilitas perusahaan. Analisis ini bertujuan untuk melihat proporsi beban yang terjadi dihubungkan dengan jumlah pendapatan.

15 Proporsi (%) 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 41,76 36,34 21,90 15,56 Beban Bagi Hasil Beban Operasional Lainnya Laba Operasional Laba (Rugi) Sesudah Pajak Penghasilan Badan Gambar 9. Perkembangan (trend) Proporsi Komponen Laba Rugi PT Amanah Ummah Periode Berdasarkan hasil analisis vertikal terhadap laporan laba rugi menunjukkan bahwa beban operasional lainnya merupakan komponen dengan proporsi pengurang terbesar terhadap total pendapatan operasional. Komponen beban operasional lainnya diantaranya yaitu beban tenaga kerja dan beban administrasi dan umum. Dalam Gambar 9 terlihat angka proporsi beban operasional lainnya terhadap pendapatan yang rata-ratanya sebesar 41,96 persen. Dalam dua tahun terakhir proporsi tersebut mengalami penurunan, sehingga mengakibatkan kenaikan pada proporsi laba operasional. Proporsi laba operasional pada tahun 2009 menjadi 21,90 persen dari total pendapatan operasional. Hal ini merupakan proporsi terbesar laba operasional dalam lima tahun terakhir. Selain beban operasional lainnya, komponen beban yang memiliki proporsi terbesar kedua terhadap total pendapatan operasional adalah beban bagi hasil dengan nilai rata-rata sebesar 37,18 persen. Dalam Gambar 9 terlihat perkembangan beban bagi hasil dalam lima tahun terakhir yang cenderung menurun namun mengalami peningkatan pada tahun Gambar 9 juga memperlihatkan proporsi laba sesudah pajak penghasilan badan terhadap total pendapatan operasional mengalami perkembangan yang berfluktuatif. Namun dalam dua tahun terakhir proporsi tersebut mengalami peningkatan. Bahkan proporsi dalam dua tahun terakhir merupakan proporsi yang

16 besarnya di atas rata-rata proporsi dalam lima tahun terakhir. Peningkatan ini disebabkan oleh menurunnya beban operasional lainnya dalam dua tahun terakhir Analisis Rasio Keuangan PT BPRS Amanah Ummah Analisis rasio merupakan suatu metode analisis yang menghitung dan menginterpretasikan rasio keuangan perusahaan untuk memberikan gambaran mengenai kinerja dan keadaan keuangan perusahaan. Selain itu analisis rasio juga bermanfaat dalam membantu pengambilan keputusan perusahaan. Rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan di antara pos tertentu, baik dalam neraca maupun laporan laba rugi. Dalam analisis rasio, dibuat perbandingan dari laporan keuangan perusahaan selama periode tertentu untuk diketahui arah pergerakannya dan juga membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya atau bisa juga dengan menggunakan indikator atau tolak ukur tertentu dalam memperbandingkannya. Setiap rasio keuangan yang dibentuk memiliki tujuan yang ingin dicapai masing-masing. Ini berarti tidak dijumpai batasan yang jelas dan tegas berapa rasio yang terdapat pada setiap aspek yang dianalisis. Namun dalam penelitian ini analisis rasio keuangan yang digunakan antara lain rasio permodalan, rasio kualitas aset, rasio rentabilitas dan rasio likuiditas. Tabel hasil analisis rasio keuangan secara lengkap terhadap laporan keuangan PT BPRS Amanah Ummah periode ( ) dapat dilihat dalam Lampiran Rasio Permodalan Rasio permodalan digunakan untuk mengetahui kemampuan kecukupan modal bank dalam mendukung kegiatan bank secara efisien. a. Rasio Kecukupan Modal (CAR) Rasio kecukupan modal digunakan untuk mengukur kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM) yang berlaku. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa bank semakin solvable. Perkembangan nilai rasio PT BPRS Amanah Ummah dapat dilihat pada Gambar 10.

17 Rasio Modal (CAR) Nilai (% ) Gambar 10. Perkembangan (trend) Rasio Kecukupan Modal (CAR) PT BPRS Amanah Ummah Periode Berdasarkan data pada Gambar 10 diketahui bahwa rata-rata rasio kecukupan modal PT BPRS Amanah Ummah adalah 14,57 persen. Hal ini berarti bahwa setiap Rp.,- Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) dijamin dengan Rp. 14,57,- modal (modal inti dan pelengkap). Jika dilihat dari kriteria nilai rasionya, maka kemampuan perusahaan sudah sangat baik. Hal ini dikarenakan dalam penilaian tingkat kesehatan menurut Bank Indonesia, nilai rasio yang dicapai oleh perusahaan menempati peringkat satu, yaitu CAR > 11 persen Rasio Kualitas Aset Rasio kualitas aset digunakan untuk mengevaluasi kondisi aset BPRS, sebagai akibat dari kegiatan BPRS dalam mengelola risiko. Nilai rasio kualitas aset dipengaruhi oleh komponen-komponen yang terdapat pada aktiva perusahaan. Analisis rasio kualitas aset dilakukan dengan mengunakan rasio kualitas aktiva produktif dan rasio pembiayaan bermasalah. a. Rasio Kualitas Aktiva Produktif (EAQ) Rasio kualitas aktiva produktif digunakan untuk mengukur proporsi aktiva produktif yang tidak diklasifikasikan terhadap total aktiva produktif.

18 Perkembangan rasio kualitas aktiva produktif PT BPRS Amanah Ummah dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 11. Rasio Kualitas Aktiva Produktif Nilai (%),00 99,50 99,00 98,50 98,00 97,50 97,00 96,50 96,00 95,50 95,00 94,50 99,30 98,61 97,57 97,55 96,38 Gambar 11. Perkembangan (trend) Rasio Kualitas Aktiva Produktif PT BPRS Amanah Ummah Periode Dalam lima tahun terakhir terjadi perkembangan yang berfluktuatif. Pada tahun 2006 rasio ini mengalami nilai terendah yaitu sebesar 96,38 persen. Hal ini terjadi karena tingginya tingkat pembiayaan non lancar terhadap seluruh pembiayaan yang mencapai 7,04 persen. Namun pada tahun 2008 rasio ini memiliki nilai tertinggi yaitu 99,30 persen. Hal ini disebabkan oleh menurunnya pembiayaan non lancar menjadi hanya 1,71 persen terhadap seluruh pembiayaan. Dari hasil analisis, rata-rata rasio kualitas aktiva produktif perusahaan adalah 97,88 persen. Hal ini berarti bahwa setiap Rp.,- aktiva produktif yang dimiliki oleh perusahaan, terdapat Rp. 97,88 aktiva produktif yang tidak diklasifikasikan Jika dilihat dari kriteria nilai rasionya, maka kondisi perusahaan sudah sangat baik. Hal ini dikarenakan dalam penilaian tingkat kesehatan menurut Bank Indonesia, nilai rasio yang dicapai oleh perusahaan menempati peringkat satu, yaitu EAQ > 93 persen. b. Rasio Pembiayaan Bermasalah (NPF) Rasio pembiayaan bermasalah digunakan untuk mengukur proporsi pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan. Perkembangan dalam lima tahun terakhir rasio ini dapat dilihat pada Gambar 12.

19 Rasio Pembiayaan Bermasalah Niali (%) Gambar 12. Perkembangan (trend) Rasio Pembiayaan Bermasalah PT BPRS Amanah Ummah Periode Seperti yang terlihat dalam Gambar 12, perkembangan lima tahun terakhir rasio pembiayaan bermasalah juga berfluktuasi. Nilai rata-rata rasio ini dalam lima tahun terakhir sebesar 3,72 persen. Hal ini berarti bahwa dalam setiap Rp.,- jumlah pembiayaan terdapat Rp. 3,72 pembiayaan yang bermasalah. Dengan nilai rasio seperti ini maka kondisi perusahaan dapat dikatakan sangat baik. Hal ini dikarenakan dalam penilaian tingkat kesehatan menurut Bank Indonesia, nilai rasio yang dicapai oleh perusahaan menempati peringkat satu, yaitu NPF < 7 persen Rasio Rentabilitas Rasio rentabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan profit melalui operasi bank. Analisis rasio rentabilitas dilakukan dengan mengunakan rasio aset yang menghasilkan pendapatan dan rasio net margin operasional utama. a. Rasio Aset yang Menghasilkan Pendapatan (IGA) Rasio aset yang menghasilkan pendapatan digunakan untuk mengukur proporsi aset yang memberikan pendapatan terhadap total aset. Pada Gambar 13 terlihat perkembangan rasio ini dalam lima tahun terakhir.

20 Rasio Aset Yang Menghasilkan Pendapatan Nilai (%) Gambar 13. Perkembangan (trend) Rasio Aset yang Menghasilkan Pendapatan PT BPRS Amanah Ummah Periode Dalam Gambar 13 terlihat kecenderungan dari nilai rasio ini yang terus meningkat, kecuali pada tahun 2008 yang mengalami penurunan tetapi kemudian mengalami peningkatan kembali pada tahun berikutnya. Nilai rata-rata rasio ini dalam lima tahun terakhir sebesar 92,97 persen. Hal ini berarti bahwa dalam setiap Rp.,- dari total aset terdapat Rp. 92,97 aset yang memberikan pendapatan. Aset yang memberikan pendapatan tersebut adalah aktiva produktif yang tergolong kualitas lancar. Dalam penilaian tingkat kesehatan menurut Bank Indonesia, apabila nilai rasio IGA > 87 persen, maka bank berada pada peringkat 1. Sehingga dalam lima tahun terakhir ini BPRS Amanah Ummah selalu menempati peringkat 1 dalam penilaian rasio IGA. b. Rasio Net Margin Operasional Utama (NSOM) Rasio net margin operasional utama digunakan untuk mengukur proporsi pendapatan bersih utama setelah dikurangi distribusi bagi hasil dan biaya operasi utama, terhadap aktiva produktif. Perkembangan nilai rasio ini dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 14.

21 Rasio Net Margin Operasional Utama Nilai (%) Gambar 14. Perkembangan (trend) Rasio Net Margin Operasional Utama PT BPRS Amanah Ummah Periode Nilai rata-rata rasio ini dalam lima tahun terakhir yaitu 3,70 persen. Hal ini berarti bahwa setiap Rp.,- aktiva produktif dapat menghasilkan pendapatan bersih utama sebesar Rp. 3,70. Dalam penilaian tingkat kesehatan menurut Bank Indonesia, apabila nilai rasio NSOM (3% < NSOM < 5%), maka bank berada pada peringkat 4. Dalam lima tahun terakhir ini BPRS Amanah Ummah selalu menempati peringkat 4 dalam penilaian rasio NSOM. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penilaian rasio ini bank memiliki efektifitas pendapatan terhadap aktiva produktif yang kurang baik. b. Return On Equity (ROE) Rasio ROE digunakan untuk mengukur tingkat kemampulabaan bank atas modal yang dimiliki. Pada Gambar 15 terlihat perkembangan nilai rasio ini dalam lima tahun terakhir.

22 Return On Equity Nilai (%) Gambar 15. Perkembangan (trend) Return On Equity (ROE) PT BPRS Amanah Ummah Periode Rasio ini dalam lima tahun terakhir memiliki nilai rata-rata sebesar 44,10 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap Rp.,- modal disetor yang dimiliki oleh perusahaan dapat menghasilkan Rp. 44,10 laba sesudah pajak penghasilan. Berdasarkan penilaian tingkat kesehatan menurut Bank Indonesia, apabila nilai rasio ROE > 23 persen, maka bank berada pada peringkat 1. Sehingga dalam lima tahun terakhir ini BPRS Amanah Ummah selalu menempati peringkat 1 dalam penilaian rasio ROE Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek. Analisis rasio likuiditas dilakukan dengan mengunakan rasio kas (Cash Ratio) dan rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima (financing to deposit ratio/fdr). a. Rasio Kas Rasio kas digunakan untuk mengukur kemampuan alat likuid bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek. Pada Gambar 16 terlihat perkembangan rasio kas dalam lima tahun terakhir. Rata-rata nilai rasio kas dalam lima tahun terakhir adalah 14,76 persen. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp.,- kewajiban lancar maka akan dijamin dengan Rp. 14,76 alat likuid bank.

23 Semakin tinggi nilai rasio ini maka akan semakin tinggi pula kemampuan likuiditas bank, namun akan dapat mempengaruhi rentabilitasnya. Hal ini dikarenakan komponen dari rasio kas yaitu kas itu sendiri merupakan salah satu bagian dari aktiva tidak produktif. Dimana definisi dari aktiva tidak produktif adalah aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank (Dendawijaya, 2005). Rasio Kas Nilai (%) Gambar 16. Perkembangan (trend) Rasio Kas PT BPRS Amanah Ummah Periode b. Financing to Deposit Ratio (FDR) Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar perbandingan antara pembiayaan yang diberikan bank terhadap dana yang dihimpun. Nilai rata-rata dari rasio FDR dalam lima tahun terakhir adalah sebesar 78,30 persen. Hal ini berarti bahwa setiap Rp.,- dana yang dihimpun maka bank menyalurkan pembiayaan sebesar Rp. 78,30. Perkembangan nilai rasio ini dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 17.

24 Financing to Deposit Ratio (FDR) Nilai (%) Gambar 17. Perkembangan (trend) Rasio FDR PT BPRS Amanah Ummah Periode Semakin tinggi nilai rasio ini maka memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari loan to deposit ratio (LDR) atau dalam perbankan syariah disebut financing to deposit ratio (FDR) suatu bank adalah sekitar 80 persen. Namun, batas toleransi berkisar antara 85 persen dan persen (Dendawijaya, 2005) Perbandingan Analisis Tren Laporan Keuangan BPRS Amanah Ummah dan Rata-rata Industri BPRS Perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat diketahui dengan menganalisis laporan keuangan menggunakan metode analisis tren atau yang biasa dikenal dengan analisis horizontal. Selain untuk mengetahui perkembangan kondisi keuangan dari tahun ke tahun, analisis tren juga dapat digunakan untuk membandingkan kondisi tersebut dengan perkembangan kondisi dari rata-rata industri di mana perusahaan tersebut berada Perkembangan Neraca Analisis tren terhadap laporan neraca dilakukan terhadap komponenkomponen aktiva dan pasiva yang digunakan didalam perhitungan analisis rasio serta komponen lainnya yang dianggap penting. Komponen-komponen tersebut

25 diantaranya adalah total aktiva, aktiva produktif, pembiayaan, penempatan pada bank lain dan aktiva tetap. a. Perkembangan Komponen Aktiva Hasil perbandingan analisis tren secara umum menunjukkan bahwa, perkembangan total aktiva pada rata-rata industri lebih baik daripada perkembangan total aktiva pada perusahaan. Namun pada tahun 2009 perkembangan total aktiva pada perusahaan sedikit lebih baik dari rata-rata industri. Perkembangan total aktiva perusahaan pada tahun 2009 sebesar 141,73 persen dari tahun dasar, sedangkan perkembangan total aktiva rata-rata industri pada tahun 2009 sebesar 140,32 persen dari tahun dasar (Gambar 18). 300 Tren (%) ,73 240,32 203,12 167,60 186,22 134,09 146,16 118,64 BPRS Amanah Ummah Rata-rata industri 50 0 Gambar 18. Perbandingan analisis tren total aktiva PT BPRS Amanah Ummah dan Rata-rata Industri Periode Tren (%) ,93 214,88 249,13 174,37 190,10 134,94 151,94 121,71 BPRS Amanah Ummah Rata-rata industri 50 0 Gambar 19. Perbandingan analisis tren aktiva produktif PT BPRS Amanah Ummah dan Rata-rata Industri Periode

26 Perbandingan analisis tren antara aktiva produktif PT BPRS Amanah Ummah dan aktiva produktif rata-rata industri dapat dilihat pada Gambar 19. Hasil analisis tren menunjukkan bahwa perkembangan aktiva produktif rata-rata industri lebih baik daripada perkembangan aktiva produktif pada BPRS Amanah Ummah. Pada tahun 2009 aktiva produktif yang dimiliki oleh rata-rata industri sebesar 253,93 persen dari tahun dasar, sedangkan aktiva produktif yang dimiliki oleh perusahaan pada tahun 2009 hanya 249,13 persen dari tahun dasar. Hal ini berarti bahwa perkembangan aktiva produktif yang terjadi pada perusahaan dalam lima tahun terakhir ini adalah hal yang wajar. Hal ini dikarenakan perusahaan lain juga mengalami kenaikan. 300 Tren (%) ,71 227,87 BPRS Amanah Ummah Rata-rata industri 0 Gambar 20. Perbandingan analisis tren pembiayaan PT BPRS Amanah Ummah dan Rata-rata Industri Periode Selanjutnya, perbandingan hasil analisis tren menunjukkan bahwa perkembangan pembiayaan pada rata-rata industri lebih baik daripada perkembangan pembiayaan pada BPRS Amanah Ummah. Pada tahun 2009 pembiayaan yang dilakukan oleh rata-rata industri sebesar 251,71 persen dari tahun dasar, sedangkan pembiayaan yang dilakukan oleh BPRS Amamah Ummah pada tahun 2009 hanya 227,87 persen dari tahun dasar (Gambar 20). Hal ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi pada perusahaan khususnya pembiayaan dalam lima tahun terakhir ini adalah hal yang wajar. Bahkan perkembangan tersebut ternyata kurang maksimal karena masih di bawah perkembangan dari rata-rata industri.

27 400 Tren (%) ,02 262,99 BPRS Amanah Ummah Rata-rata industri 50 0 Gambar 21. Perbandingan analisis tren penempatan pada bank lain PT BPRS Amanah Ummah dan Rata-rata Industri Periode Perbandingan analisis tren antara penempataan pada bank lain BPRS Amanah Ummah dan penempatan pada bank lain rata-rata industri dapat dilihat pada Gambar 21. Secara umum penempatan pada bank lain pada perusahaan lebih tinggi daripada penempatan pada bank lain rata-rata industri. Setelah sempat mengalami penurunan pada tahun 2008, pada tahun berikutnya penempatan pada bank lain pada perusahaan mencapai peningkatan sebesar 224,02 persen dari tahun dasar. Hal ini jauh melebihi peningkatan pada rata-rata industri yang hanya mengalami peningkatan sebesar 162,99 persen dari tahun dasar. Hal ini menandakan bahwa perusahaan belum optimal dalam menyalurkan dana yang dimilikinya. Perbandingan analisis tren antara aktiva tetap BPRS Amanah Ummah dan aktiva tetap rata-rata industri dapat dilihat pada Gambar 22. Dalam dua tahun terakhir terjadi peningkatan aktiva tetap pada perusahaan yang relatif tinggi. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 perusahaan membuka kantor cabang di kota Bogor. Sedangkan peningkatan aktiva tetap pada rata-rata industri berjalan relatif stabil.

28 , Tren (%) ,02 BPRS Amanah Ummah Rata-rata industri 50 0 Gambar 22. Perbandingan analisis tren aktiva tetap PT BPRS Amanah Ummah dan Rata-rata Industri Periode b. Perkembangan Komponen Pasiva Dalam komponen pasiva, hasil analisis tren menunjukkan bahwa perkembangan dana pihak ketiga pada rata-rata industri lebih baik daripada perkembangan dana pihak ketiga pada BPRS Amanah Ummah (Gambar 23). Pada tahun 2009 jumlah dana pihak ketiga dalam industri mencapai 242,82 persen dari tahun dasar. Hal tersebut melebihi daripada jumlah dana pihak ketiga pada BPRS Amanah Ummah yang mencapai 238,11 persen dari tahun dasar di tahun yang sama. Hal ini mengindikasikan bahwa kurang maksimalnya kinerja perusahaan di dalam menghimpun dana pihak ketiga, dikarenakan peningkatannnya masih di bawah dari peningkatan rata-rata industri.

29 Tren (%) ,82 238,11 BPRS Amanah Ummah Rata-rata industri 0 Gambar 23. Perbandingan analisis tren dana pihak ketiga (DPK) PT BPRS Amanah Ummah dan Rata-rata Industri Periode ,30 Tren (%) BPRS Amanah Ummah Rata-rata industri ,70 Gambar 24. Perbandingan analisis tren kewajiban pada bank lain PT BPRS Amanah Ummah dan Rata-rata Industri Periode Perkembangan terhadap komponen pasiva lainnya yaitu kewajiban pada bank lain dapat dilihat pada Gambar 24. Hasil analisis tren menunjukkan bahwa perkembangan kewajiban pada bank lain pada BPRS Amanah Ummah jauh lebih tinggi daripada perkembangan kewajiban pada bank lain pada rata-rata industri. Pada tahun 2009 jumlah kewajiban pada bank lain pada perusahaan mencapai 5.284,30 persen dari tahun dasar, sedangkan jumlah kewajiban pada bank lain

30 pada industri hanya 951,39 persen dari tahun dasar. Hal ini terjadi terutama disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah deposito pada perusahaan yang sangat besar, yang pada tahun 2009 mencapai jumlah persen dari tahun dasar Perkembangan Laporan Laba Rugi Analisis tren terhadap laporan laba rugi perusahaan dilakukan pada komponen-komponen yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (laba). Komponen-komponen tersebut antara lain jumlah pendapatan operasional, jumlah beban operasional, dan laba sesudah pajak penghasilan badan. a. Pendapatan Operasional ,28 Tren (%) ,60 139,81 111,79 125,78 214,72 207,75 162,12 BPRS Amanah Ummah Rata-rata Industri 50 0 Gambar 25. Perbandingan analisis tren pendapatan operasional PT BPRS Amanah Ummah dan Rata-rata Industri Periode Hasil analisis tren menunjukkan bahwa perkembangan pendapatan operasional pada rata-rata industri lebih baik daripada perkembangan pendapatan operasional pada perusahaan (Gambar 25). Hal ini berarti peningkatan pendapatan operasional pada perusahaan dalam lima tahun terakhir ini masih belum maksimal karena masih di bawah perkembangan pendapatan operasional rata-rata industri.

31 b. Beban Operasional Tren (%) ,80 146,31 109,88 124,86 277,29 234,55 201,86 158,14 BPRS Amanah Ummah Rata-rata Industri 50 0 Gambar 26. Perbandingan analisis tren beban operasional PT BPRS Amanah Ummah dan Rata-rata Industri Periode Hasil analisis tren menunjukkan bahwa perkembangan beban operasional pada rata-rata industri lebih tinggi daripada perkembangan beban operasional pada perusahaan (Gambar 26). Hal ini berarti bahwa perusahaan telah berhasil menekan beban operasionalnya. Sehingga peningkatan beban operasional perusahaan lebih rendah daripada peningkatan beban operasional pada rata-rata industri b. Laba Sesudah Pajak Penghasilan Badan Tren (%) ,06 131,85 110,90 131,13 180,35 126,79 236,28 220,28 BPRS Amanah Ummah Rata-rata Industri 50 0 Gambar 27. Perbandingan analisis tren laba sesudah pajak pada PT BPRS Amanah Ummah dan Rata-rata Industri Periode Hasil analisis tren menunjukkan bahwa perkembangan laba sesudah pajak pada PT BPRS Amanah Ummah lebih tinggi daripada perkembangan laba sesudah pajak pada rata-rata industri (Gambar 27). Hal ini menunjukkan bahwa

32 perkembangan laba perusahaan dalam lima tahun terakhir ini sangat baik. Dikarenakan secara umum perkembangan laba sesudah pajak pada perusahaan masih lebih baik daripada peningkatan laba pada rata-rata industri Perbandingan Persentase Per Komponen Laporan Keuangan PT BPRS Amanah Ummah dan Industri BPRS Analisis persentase per komponen atau yang biasa dikenal dengan analisis vertikal, digunakan untuk melihat proporsi keuangan perusahaan. Melalui analisis ini dapat diketahui proporsi investasi pada masing-masing aktiva, struktur permodalan serta komposisi biaya dalam hubungannya dengan pendapatan perusahaan. Selain untuk mengetahui perkembangan kondisi keuangan perusahaan dari tahun ke tahun, analisis persentase per komponen juga dapat digunakan untuk membandingkan kondisi tersebut dengan perkembangan kondisi dari industri di mana perusahaan tersebut berada Perbandingan Proporsi Neraca Perbandingan analisis persentase per komponen terhadap laporan neraca dilakukan dengan membandingkan total aktiva dengan komponen-komponen yang digunakan di dalam perhitungan analisis rasio. Komponen-komponen tersebut diantaranya adalah aktiva produktif, pembiayaan, penempatan pada bank lain, dana pihak ketiga dan kewajiban pada bank lain. a. Aktiva Produktif Hasil analisis persentase per komponen menunjukkan bahwa perkembangan proporsi aktiva produktif terhadap total aktiva pada perusahaan lebih tinggi daripada proporsi aktiva produktif pada rata-rata industri (Gambar 28). Proporsi investasi perusahaan pada aktiva produktif selalu lebih tinggi dari proporsi investasi aktiva produktif pada rata-rata industri dalam lima tahun terakhir. Hal ini dapat diartikan bahwa perusahaan lebih banyak mengalokasikan sumber dayanya untuk aktiva produktif.

33 Proporsi (%) 98,00 96,00 94,00 92,00 90,00 88,00 93,43 95,84 88,80 89,36 97,12 92,38 95,37 96,29 93,94 93,83 BPRS Amanah Ummah Rata-rata Industri 86,00 84,00 Gambar 28. Perbandingan analisis persentase per komponen aktiva produktif PT BPRS Amanah Ummah dan Rata-rata Industri Periode b. Pembiayaan Hasil analisis persentase per komponen menunjukkan bahwa perkembangan proporsi pembiayaan pada perusahaan dan rata-rata industri berfluktuasi (Gambar 29). Namun secara rata-rata proporsi pembiayaan pada ratarata industri sedikit lebih tinggi dari proporsi pembiayaan pada perusahaan, dengan perbandingan 72,42 persen dan 72,20 persen terhadap total aktiva. Hal ini sebagai akibat hasil dari analisis tren bahwa perkembangan pembiayaan pada ratarata industri lebih baik daripada perkembangan pembiayaan pada perusahaan. Proporsi (%) 78,00 76,00 74,00 72,00 70,00 68,00 66,00 64,00 74,72 71,27 68,69 67,79 73,25 70,81 77,27 74,21 74,65 70,43 BPRS Amanah Ummah Rata-rata Industri 62,00 Gambar 29. Perbandingan analisis persentase per komponen pembiayaan PT BPRS Amanah Ummah dan Rata-rata Industri Periode

34 c. Penempatan Pada Bank Lain 30,00 25,00 28,05 26,32 25,85 Proporsi (%) 20,00 15,00 10,00 18,71 17,52 20,67 19,13 19,73 18,11 19,18 BPRS Amanah Ummah Rata-rata Industri 5,00 0,00 Gambar 30. Perbandingan analisis persentase per komponen penempatan pada bank lain pada PT BPRS Amanah Ummah dan Rata-rata Industri Periode Hasil analisis persentase per komponen menunjukkan bahwa perkembangan proporsi penempatan pada bank lain pada perusahaan selalu lebih tinggi daripada perkembangan proporsi penempatan pada bank lain pada rata-rata industri (Gambar 30), kecuali tahun Hal ini dapat diartikan bahwa perusahaan kesulitan untuk menyalurkan dananya, sehingga lebih banyak mengalokasikan dananya untuk ditempatkan pada bank lain agar terhindar dari resiko yang lebih besar. Hal tersebut juga semakin mempertegas hasil dari analisis tren yang menunjukkan perkembangan penempatan pada bank lain pada perusahaan lebih tinggi daripada perkembangan rata-rata industri. d. Aktiva Tetap Hasil analisis persentase per komponen menunjukkan bahwa perkembangan proporsi aktiva tetap pada perusahaan dalam dua tahun terakhir lebih tinggi daripada proporsi aktiva tetap pada rata-rata industri (Gambar 31). Hal ini juga sesuai dengan hasil analisis tren yang menunjukkan hal yang sama, yaitu perkembangan aktiva tetap yang lebih tinggi dalam dua tahun terakhir daripada rata-rata industri. Penyebabnya adalah pada tahun 2008 perusahaan telah membuka kantor cabang di kota Bogor.

35 3,50 3,00 Proporsi (%) 2,50 2,00 1,50 1,00 2,26 2,19 BPRS Amanah Ummah Rata-rata industri 0,50 0,00 Gambar 31. Perbandingan analisis persentase per komponen aktiva tetap pada PT BPRS Amanah Ummah dan Rata-rata Industri Periode e. Dana Pihak Ketiga (DPK) Proporsi (%),00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 88,29 85,64 87,51 86,23 86,97 58,83 58,23 58,16 59,04 57,63 BPRS Amanah Ummah Rata-rata Industri Gambar 32. Perbandingan analisis persentase per komponen dana pihak ketiga (DPK) pada PT BPRS Amanah Ummah dan Rata-rata Industri Periode Hasil analisis persentase per komponen menunjukkan bahwa perkembangan proporsi dana pihak ketiga pada perusahaan lebih tinggi daripada perkembangan proporsi dana pihak ketiga pada rata-rata industri (Gambar 32). Hal ini dapat diartikan bahwa perusahaan sangat mengandalkan sumber dananya dari dana pihak ketiga. Rata-rata proporsi dana pihak ketiga pada perusahaan

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk melihat pengaruh krisis ekonomi global terhadap perkembangan kinerja keuangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), maka dilakukanlah analisis

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja keuangan Bank Muamalat Bank Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah.

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Juni-2016 Laporan Neraca

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Juni-2016 Laporan Neraca Laporan Neraca No Pos-pos AKTIVA 1 Kas 1,708,974 1,239,425 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 3 Penempatan Pada Bank Lain 19,739,738 16,119,813 4 Piutang Murabahah 32,891,424 29,011,916 5 Piutang Salam 6

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Juni-2017 Laporan Neraca

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Juni-2017 Laporan Neraca Laporan Neraca No Pos-pos AKTIVA 1 Kas 1,741,721 1,708,974 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 0 0 3 Penempatan Pada Bank Lain 25,139,235 19,739,738 4 Piutang Murabahah 30,185,080 32,891,424 5 Piutang Salam

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Maret-2017 Laporan Neraca

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Maret-2017 Laporan Neraca Laporan Neraca No Pos-pos AKTIVA 1 Kas 1,954,744 915,756 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 3 Penempatan Pada Bank Lain 22,275,072 17,904,176 4 Piutang Murabahah 30,983,553 29,902,390 5 Piutang Salam 6 Piutang

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Maret-2016 Laporan Neraca

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Maret-2016 Laporan Neraca Laporan Neraca No Pos-pos AKTIVA 1 Kas 915,756 792,473 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 3 Penempatan Pada Bank Lain 17,904,176 13,973,840 4 Piutang Murabahah 29,902,390 27,921,677 5 Piutang Salam 6 Piutang

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Amanah Rabbaniah JL.RAYA TIMUR NO.52 BANJARAN Periode: Juni-2017 Laporan Neraca

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Amanah Rabbaniah JL.RAYA TIMUR NO.52 BANJARAN Periode: Juni-2017 Laporan Neraca Laporan Neraca No Pos-pos Posisi Juni 2017 Posisi Juni 2016 AKTIVA 1 Kas 1,073,591 1,061,780 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 0 0 3 Penempatan Pada Bank Lain 7,945,164 3,987,369 4 Piutang Murabahah 33,195,600

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RENCANA BISNIS BPRS TAHUN ALAMAT :.. :.. :.. DAFTAR ISI Halaman Data Umum BPRS..

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara

Daftar Pertanyaan Wawancara LAMPIRAN Daftar Pertanyaan Wawancara 1. PT.BPRS Barokah Dana Sejahtera memiliki berbagai macam produk tabungan dan deposito, apa saja produk yang ada? 2. Bagaimana mekanisme dalam pembuatan rekening tabungan

Lebih terperinci

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Yth. Direksi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Sehubungan dengan berlakunya

Lebih terperinci

NERACA BANK JABAR BANTEN SYARIAH... Tanggal Kas 1. Kewajiban Segera. 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2. Tabungan Wadiah

NERACA BANK JABAR BANTEN SYARIAH... Tanggal Kas 1. Kewajiban Segera. 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2. Tabungan Wadiah L32 NERACA... Tanggal... AKTIVA PASIVA 1. Kas 1. Kewajiban Segera 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2. Tabungan Wadiah 3. Penempatan pada Bank Lain 3. Kewajiaban kepada Bank Indonesia 4. Piutang Murabahah

Lebih terperinci

Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun Dana yang Diterima Keterangan Tahun Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun 2012

Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun Dana yang Diterima Keterangan Tahun Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun 2012 Perhitungan Loan To Deposit Ratio (LDR) Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun 2011 Kredit yang Diberikan 8.735.951 Jumlah 8.735.951 Dana yang Diterima Keterangan Tahun 2011 Tabungan Wadiah 879.000 Tabungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Perbankan Syariah 2.1.1.1 Pengertian Bank Syariah Bank syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI A. Sejarah Ringkas Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan Syari ah. Bank ini didirikan karena masih banyak terdapat umat islam yang belum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Landasan teori sangat mutlak diperlukan dalam sebuah penelitian karena di dalam kerangka teori penelitian akan mempunyai dasar yang jelas untuk menganalisa

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah Berdirinya PT. BPRS Amanah Ummah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Amanah Ummah atau disingkat dengan PT. BPRS Amanah Ummah adalah salah satu Bank Pembiayaan Rakyat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan menerapkan prinsip-prinsip syariah diantaranya adalah:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan menerapkan prinsip-prinsip syariah diantaranya adalah: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Perbankan Syariah Perbankan syariah bergerak menggunakan sistem berbasis ekonomi Islam. Muhammad (2013:178) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH - 1 - Yth. Direksi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Sehubungan dengan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 20 TAHUN : 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perbankan a. Definisi Perbankan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah), A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank syariah melakukan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari masyarakat, dana yang telah dihimpun kemudian akan disalurkan kembali kepada nasabah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak sepuluh tahun terakhir di Indonesia telah diperkenalkan suatu sistem perbankan dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/52/ DPbS tanggal 22 November 2005

Lampiran 1. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/52/ DPbS tanggal 22 November 2005 Lampiran 1. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/52/ DPbS tanggal 22 November 2005 NERACA BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH.. Tanggal.. No Pos - Pos Posisi Tgl.laporan A K T I V A 1. Kas 2. Penempatan Pada

Lebih terperinci

- 1 - DAFTAR LAMPIRAN

- 1 - DAFTAR LAMPIRAN - 1 - DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I : 1. Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah- Langkah Strategis 2. Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan Utama (Bagi BPRS dengan Modal Inti Kurang Dari Rp50 Miliar)

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN PUSTAKA. dikembangkan berlandaskan pada Al Qur an dan Al-Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank

BAB II TUJUAN PUSTAKA. dikembangkan berlandaskan pada Al Qur an dan Al-Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank BAB II TUJUAN PUSTAKA 2.1 Tinjuan Pustaka 1. Tinjuan umum perbankan syariah a. Pengertian bank syariah Bank syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN. 2.1 Sejarah Berdirinya BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran

BAB II GAMBARAN UMUM BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN. 2.1 Sejarah Berdirinya BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran BAB II GAMBARAN UMUM BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN 2.1 Sejarah Berdirinya BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah adalah bank syari ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pembiayaan Dua fungsi utama bank syariah adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM DAN NAMA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH (PD. BPR SYARIAH) KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata syariah berasal dari bahasa Arab, dari kata syara a, yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata syariah berasal dari bahasa Arab, dari kata syara a, yang berarti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perbankan Syariah Kata syariah berasal dari bahasa Arab, dari kata syara a, yang berarti jalan, cara dan aturan. Syariah digunakan dalam arti luas dan sempit.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Syariah Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

RINGKASAN EKSEKUTIF : : : DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Bank Syariah Menurut Undang undang nomor 10 Tahun 1998, Bank Umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Syarat Transaksi sesuai Syariah a.l : Tidak Mengandung unsur kedzaliman Bukan Riba Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.

Lebih terperinci

Lampiran 1 NERACA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH PUDUARTA INSANI Periode : Desember (Dalam ribuan) Posisi yang sama.

Lampiran 1 NERACA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH PUDUARTA INSANI Periode : Desember (Dalam ribuan) Posisi yang sama. Lampiran 1 No. NERACA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH PUDUARTA INSANI Pos - Pos Posisi Tgl.Laporan (Dalam ribuan) Posisi yang sama A K T I V A 1 Kas 385,787 411,979 2 Penempatan pada Bank Indonesia - -

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktik perbankan di Indonesia saat ini menganut dual banking system, yaitu adanya bank konvensional dan bank syariah. Sistem ini di dasarkan atas Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN TENTANG KONDISI BPRS PNM BINAMA SEMARANG. A. Sejarah Berdirinya PT. BPRS PNM Binama Semarang 12

BAB II GAMBARAN TENTANG KONDISI BPRS PNM BINAMA SEMARANG. A. Sejarah Berdirinya PT. BPRS PNM Binama Semarang 12 BAB II GAMBARAN TENTANG KONDISI BPRS PNM BINAMA SEMARANG A. Sejarah Berdirinya PT. BPRS PNM Binama Semarang 12 Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah PNM Binama Semarang didirikan atas prakarsa para tokoh masyarakat

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh AKUNTANSI BANK SYARIAH Imam Subaweh Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH

AKUNTANSI BANK SYARIAH AKUNTANSI BANK SYARIAH Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku KDPPLK umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan perkembangan ekonomi global sangat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Salah satunya perubahan perubahan pada nilai suatu mata uang Rupiah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Dasar atau acuan yang berupa temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. BAB II LANDASAN TEORI A. Profitabilitas Sebagaimana dengan Bank Umum lainnya, tugas utama Bank Syariah dalam upaya pencapaian keuntungan adalah dengan mengoptimalkan laba, meminimalkan risiko dan menjamin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANEJEMEN DANA UNTUK MENJAGA KESTABILAN LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS DI PT. BPRS JABAL NUR SURABAYA

BAB IV ANALISIS MANEJEMEN DANA UNTUK MENJAGA KESTABILAN LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS DI PT. BPRS JABAL NUR SURABAYA BAB IV ANALISIS MANEJEMEN DANA UNTUK MENJAGA KESTABILAN LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS DI PT. BPRS JABAL NUR SURABAYA A. Analisis Manajemen Dana untuk Menjaga Kestabilan Likuiditas dan Profitabilitas di

Lebih terperinci

PRODUK SYARIAH DI INDONESIA

PRODUK SYARIAH DI INDONESIA PRODUK SYARIAH DI INDONESIA Semarang,21 Maret 2017 OLEH : Dr.Oyong Lisa,SE.,MM,CMA,Ak,CA,CIBA,CBV STIE WIDYA GAMA LUMAJANG BANK SYARIAH Menurut UU No 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Bank Syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah secara konsisten telah menunjukan perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di wilayah mesir pada tahun

Lebih terperinci

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari Bank Konvensional dan Syariah Arum H. Primandari UU No. 10 tahun 1998: Pasal 1 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS, Menimbang :

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Budi Asmita SE Ak, MSi. Bengkulu, 13 Februari 2008

PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Budi Asmita SE Ak, MSi. Bengkulu, 13 Februari 2008 PERBANKAN SYARIAH Oleh: Budi Asmita SE Ak, MSi Bengkulu, 13 Februari 2008 1 Bank Syariah BANK yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, serta tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai tugas untuk menghimpun dana dari masyarakat yang selanjutnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai tugas untuk menghimpun dana dari masyarakat yang selanjutnya 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Konvensional Secara garis besar, bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai tugas untuk menghimpun dana dari masyarakat yang selanjutnya disalurkan dalam bentuk kredit.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. yang digunakan berasal dari jurnal dan tesis sebagai telaah pustaka sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. yang digunakan berasal dari jurnal dan tesis sebagai telaah pustaka sebagai 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka terdahulu merupakan sumber yang dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian, penambahan teori maupun sebagai pendukung

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH SESI 2: Laporan Keuangan dan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Perbandingan LK Perbankan BANK KONVENSIONAL (PSAK 1) 1. Neraca 1. Neraca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berperan dalam mempermudah proses pengalihan dana dari pihak yang kelebihan dana pada pihak yang membutuhkan dana, untuk melakukan proses tersebut, perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Tanah Air sebenarnya sudah dimulai secara formal dan informal jauh

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Tanah Air sebenarnya sudah dimulai secara formal dan informal jauh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam, (Kamaen dan Antonio, 1992:1). Secara formal perkembangan perbankan Islam di Indonesia baru dimulai

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 72 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan PSAK No. 105 Tentang Sistem Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 1. Penerapan sesuai dengan PSAK No. 105 Tabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank Mega Syariah Indonesia Sejarah kelahiran Bank Mega Syariah Indonesia berawal dari akuisisi PT Bank Umum Tugu oleh

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALSIS DATA. Sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan bahwa setiap bank wajib

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALSIS DATA. Sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan bahwa setiap bank wajib BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALSIS DATA A. Penyajian Data Sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan bahwa setiap bank wajib dalam mencatat dan mempublikasikan laporan keuangan sebagai bentuk transparansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam menstabilkan perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga intermediasi yang mempertemukan antara pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang akan dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Bank Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah Di Bank Harta Insan Karimah 4.1.1 Prinsip Bagi Hasil dan Risiko Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Mudharabah di Bank

Lebih terperinci

Prinsip prinsip Islam

Prinsip prinsip Islam Bank Syariah Lembaga perbankan yang menggunakan sistem dan operasional berdasarkan prinsip hukum atau syariah Islam yang secara utuh dan total menghidari riba seperti diatur dalam Alquran dan Hadist Sesuai

Lebih terperinci

melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan khususnya pada perusahaan perbankan syariah di Indonesia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan khususnya pada perusahaan perbankan syariah di Indonesia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hasil penelitian diharapkan dapat mendukung penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan khususnya pada perusahaan perbankan syariah di Indonesia. BAB II TINJAUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Stakeholders Perusahaan merupakan entitas yang harus memberikan manfaat kepada stakeholders tidak hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri. Secara

Lebih terperinci

Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana Pada Bank Jabar Banten Syariah

Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana Pada Bank Jabar Banten Syariah Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-01-07 Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana Pada Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Perekonomian Indonesia triwulan III 2012 tumbuh solid 6,17%. Pertumbuhan yang tetap berada pada kisaran 6% ini melanjutkan kinerja positif triwulan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL Nama : Suci Lestari NPM : 26210706 Kelas : 3EB14 Jurusan : Akuntansi Latar Belakang

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia (Analysis of Financial Performance of Islamic Commercial Banks in Indonesian)

Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia (Analysis of Financial Performance of Islamic Commercial Banks in Indonesian) Marina Ainur, et al., Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah... 1 Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia (Analysis of Financial Performance of Islamic Commercial Banks in Indonesian)

Lebih terperinci

Lampiran 1 Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Pos-pos Jumlah Modal Inti.

Lampiran 1 Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Pos-pos Jumlah Modal Inti. LAMPIRAN 58 Lampiran 1 Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) 2009-2011 (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Pos-pos Jumlah Modal Inti 898.031 Modal Pelengkap 420.486 Modal Pelengkap Tambahan 0 2009 Penyertaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran perbankan berfungsi melayani masyarakat di daerah pedesaan atau pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di ndonesia, rural banking diakomodasi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sistem perbankan Islam atau lebih dikenal dengan bank syariah merupakan bank yang kegiatannya tidak menggunakan prinsip berdasarkan bunga, melainkan menggunakan prinsip

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank dalam kehidupan masyarakat modern merupakan lembaga yang sulit untuk dihindari keberadaannya, sehingga menimbulkan ketergantungan bagi masyarakat. Bank

Lebih terperinci

BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer

BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat Tujuan Instruksional Pembelajaran Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa-jasa lainnya. Menurut UU

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini berupa analisis deskriptif, yaitu dengan mengamati aspek-aspek tertentu dari laporan keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis perbankan syariah pada tahun 2015 memasuki fase menurun. Pertumbuhan aset yang sempat mencapai 49% pada tahun 2013 mengalami penurunan drastis

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Otoritas Jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, peran lembaga keuangan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan perekonomian Indonesia. Menurut SK Menkeu RI No. 792 Tahun 1990, lembaga

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA 11 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Bank Saat ini, Bank dan lembaga keuangan merupakan salah satu pelaku terpenting dalam perekonomian sebuah negara. Masyarakat maupun kalangan industri/usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat -giatnya melaksanakan pembangunan segala bidang kehidupan, salah satunya adalah di bidang perekonomian.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas.

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 62 /POJK.03/2016 TENTANG TRANSFORMASI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO KONVENSIONAL MENJADI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH

Lebih terperinci

Kantor Akuntan Fachrudin & Mahyuddin Jln.. Tebet Timur Dalam IA/2 Telp:(021) , Fax:(021) , Jakarta Indonesia

Kantor Akuntan Fachrudin & Mahyuddin Jln.. Tebet Timur Dalam IA/2 Telp:(021) , Fax:(021) , Jakarta Indonesia Lampiran 1 No. NERACA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH PUDUARTA INSANI Periode : Desember 2012 dan 2011 Pos - Pos Posisi Tgl.Laporan Telah di audit Oleh Kantor Akuntan Fachrudin & Mahyuddin Jln.. Tebet

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang perekonomian suatu Negara, khususnya di bidang pembiayaan perekonomian. Berdasarkan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 6.1. Analisis Rasio Keuangan Koperasi Analisis rasio keuangan KBI dilakukan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan lembaga. Analisis

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Bank Perkreditan Rakyat didirikan berdasarkan pada pandangan bahwa

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Bank Perkreditan Rakyat didirikan berdasarkan pada pandangan bahwa BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bank Perkreditan Rakyat didirikan berdasarkan pada pandangan bahwa masih banyak umat islam yang belum mau berhubungan dengan bank yang

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan usaha

Lebih terperinci

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

PRODUK PERHIMPUNAN DANA PRODUK PERHIMPUNAN DANA Produk & Jasa Lembaga Keuangan Syariah Operasional Bank Syariah di Indonesia Penghimpunan Dana Penggunaan Dana Wadiah Mudharabah Equity Financing Debt Financing Giro (Yad Dhamanah)

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk) ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk) Desiana, Mohamad Heykal Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480

Lebih terperinci