PROFIL KABUPATEN GORONTALO
|
|
- Djaja Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROFIL KABUPATEN GORONTALO PROFIL Kabupaten Gorontalao beribukota di Limboto memiliki luas wilayah 5.746,38 Km2, terletak antara 0o19-1o15 LU dan 121o84-123o26 BT, secara administratif, terbagi menjadi 17 Kecamatan dan 200 Desa. Daerah ini berbatasan langsung dengan Laut Sulawesi di sebalah utara, Teluk Tomini di sebelah selatan, Kabupaten Boalemo dan Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah barat, provinsi Sulawesi Selatan di sebelah timur. Gorontalo mempunyai potensi yang besar yang dapat dikembangkan, pertanian masih menjadi andalan daerah ini, hasil utama pertanian didaerah ini berupa padi, jagung, tanaman holtikultura, dan palawija. Produksi padi mampu menutupi seluruh kebutuhan konsumsi penduduk Gorontalo. Jagung menadi andalan daerah ini yang selalu meramaikan perdagangan antar pulau daerah bahkan ekspor. Pengembangna jagung menjadi sangat menarik mengingat keterkaitan antara pertanian, industi, dan peternakan yanng sifatnya saling mendukung, produksi jagung akan terserap oleh industri pakan ternak yanng saat ini masih memiliki peluang investasi sangat besar. Keberadaan industri pakan ternak dengan bahan baku jagung akan sangat menguntungkan pengembnagna peternakan terutama dengan program penggemukan ternak unggas seperti ayam, permintaa pasar dari kalangan petani ternak cukup tinggi, belakangan kebutuhan makanan ternak masih disuplai dari luar daerah. Untuk kegiatan perkebunan, hasil komoditi utama Gorontalo ini meliputi kelapa dalam, kelapa hibrida, cengkeh, kopi robusta, tebu, dan jambu mete. Pertanian menjadi motor penggerak kegiatan ekonomi yang masih sulit tergantikan oleh usaha lainnya, keunggulan sektor pertanian ini membuat kegiatan industri pengolahan bergairah, sebab hampir semmua bahan baku industri bersumber dari hasil pertanian. Dengan mengembangkan industri pengolahan yang berbhan baku kelapa sebagai komoditi unggulan, kelapa belum dapat bermain ditataran pasar regional apalagi ekspor. Hanya batang kelapa dan kopra saja yang mampu dipasarkan, tidak kurang dari enam industi dengan bahan baku tanaman kelapa masih dapat dikembangkan seperti industri minyak kelapa, industri arang tempurung kelapa, sabut kelapa, tepung kelapa, dan karbon aktif. Peran industri pengolahan sebagai wahana untuk memberikan nilai tambah menjadi nyata dan penting bagi Kabupaten Gorontalo, dengan kata lain tidakalah menjadi berlebihan kalau Gorontalo berhasil mengembangkan perekonomian rakyat yang berbasisi agroindustri. Perdagangan tidak terpisah dalam mata rantai pertanian dan industri pengolahan. Kelancaran akses transportasi dan komunikasi ke luar daerah secara tidak langsung juga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan potensi daerah ini, infrastruktur yang memadai mempermudah arus barang dan jasa sehingga mempercepat perwujudan Gorontalo sebagai kawasan industri. Daerah ini juga telah memiliki berbagai sarana dan prasarana pendukung diantaranya telah terdapat Bandara Djalaludin yang terletak di gorontalao dan Pelabuhan Kwandang.
2 Letak, Luas, Wilayah, dan Jumlah Penduduk Kabupaten Gorontalo terletak pada posisi di antara 0 o.24"--1 o.02 Lintang Utara (LU) dan 121 o.59" o.32 Bujur Timur (BT), dengan batas-batas wilayah: o o o o utara: Laut Sulawesi, selatan: Teluk Tomini, timur: Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulut, dan barat (Kabupaten Boalemo) dan Kabupaten Buol (Sulawesi Tengah). Foto: Suasana di Kota Limboto, Kabupaten Gorontalo Wilayah Kabupaten Gorontalo meliputi 44,12 % (5.411,38 km 2 ) dari luas Provinsi Gorontalo (12.215,54 km 2 ), yang terdiri atas 19 kecamatan, 199 desa, dan 33 kelurahan, dengan jumlah penduduk jiwa (SP 2000), dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 1,63% per tahun.
3 TABEL 5 WILAYAH, LUAS, DAN JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2002 No. Nama Kecamatan (2002) Luas (km2) (1997) Jumlah Desa (2002) Jumlah Kelurahan (2002) Jumlah Penduduk (1997) Kepadatan (jiwa/km2) (1997) 1 Anggrek *) Atinggola 259, ,69 3 Batudaa 298, ,91 4 Batudaapantai , Boliyohuto 541, ,50 6 Bonepantai **) 517, ,70 7 Bongomeme Kabila 356, ,53 9 Kwandang 560, ,50 10 Limboto 253, ,10 11 Motilango Sumalata 759, ,42 13 Suwawa 771, ,67 14 Tapa 339, ,04 15 Telaga 168, ,49 16 Telagabiru Tibawa 400, ,37 18 Tolangohula Tolinggula
4 Kabupaten Gorontalo 5.393, ,36 Kecamatan Anggrek *) merupakan hasil pemekaran dari wilayah Kecamatan Kwandang (dan sebagian Tibawa), Bongomeme asal Batudaa, Tolinggula (Sumalata), dan Kecamatan Boliyohuto dipecah menjadi tiga kecamatan Boliyohuto [induk], Tolangohula, dan Motilango. Sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bonebolango dan Kabupaten Pohuwato di Provinsi Gorontalo pada Senin, 27 Januari 2003 oleh DPR RI, maka wilayah Kecamatan di Kabupaten Gorontalo menjadi berkurang, dari 19 kecamatan menjadi 15 kecamatan karena 4 kecamatan lainnya (Bonepantai, Kabila, Suwawa, dan Tapa) masuk menjadi wilayah Kabupaten Bonebolango yang baru terbentuk. Kabupaten Bonebolango beribu kota di Suwawa, Kecamatan Suwawa. Setelah dibentuknya Kabupaten Bonebolango, Drs. Ismet Mile (mantan Wakil Bupati Gorontalo), bakal menjadi Penjabat Bupati Kabupaten Bonebolango yang berkedudukan di Suwawa. Sumber: BPS Provinsi Sulut, SP 2000, UU Nomor 6 Tahun 2003 dengan penyesuaian seperlunya.
5 KOMODITI UNGGULAN No Sektor / Komoditi 1 Primer-Perikanan:Perikanan Tangkap / Tidak Deskripsi Produksi Tahun Terakhir (2003) : 7, ton 2 Primer-Perkebunan:Kakao Produksi Tahun Terakhir (2003) : ton 3 Sekunder-Industri:Industri Furniture Rotan 4 Sekunder-Industri:Industri Gula 5 Sekunder-Industri:Industri Ikan Beku 6 Sekunder-Industri:Industri Pakan Ternak Jagung 7 Sekunder-Industri:Industri Pati & Minyak Jagung 8 Sekunder-Industri:Industri Pengalengan Ikan 9 Sekunder-Industri:Industri Pengolahan Daging Sapi 10 Sekunder-Industri:Industri Kelapa Terpadu Ketersediaan Lahan (Untuk Kom. Sekunder Tersier) Rotan (1, ton) (Untuk Kom. Sekunder Tersier) Tebu (32, ton) (Untuk Kom. Sekunder Tersier) Perikanan Tangkap (8, ton) (Untuk Kom. Sekunder Tersier) Jagung (121, ton) (Untuk Kom. Sekunder Tersier) Jagung (121, ton) (Untuk Kom. Sekunder Tersier) Perikanan Tangkap (8, ton) (Untuk Kom. Sekunder Tersier) Sapi (16, ton) (Untuk Kom. Sekunder Tersier) Kelapa (31, ton) No Sektor/Komoditi Luas Lahan/Potensi 1 Perikanan: Perikanan Tangkap Potensi yang sudah Digunakan (Ton/Tahun): 7,167 2 Perkebunan: Kakao Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 1,196
6 POTENSI PENGEMBANGAN SAPI Terdapat beberapa skenario pengembangan sapi di provinsi Gorontalo yaitu : 1. Pengembangan Investasi Sapi (Tradisional), Berbasis Ketersediaan Hijauan Rumput Alam yang Berasal Dari Sumberdaya Lahan (SL) Dengan skenario ini, maka sapi yang dapat dikembangkan berdasarkan ketersediaan Hijauan Rumput Alam adalah sebanyak Satuan ternak (ST). Bila dibandingkan dengan kondisi eksisting ternak ruminansia di provinsi Gorontalo thn 2007 sebanyak ST, maka terdapat potensi pengembangan atau KPPTR sebesar ST. (1 ekor sapi = 1 satuan ternak atau ST). Tingkat kelayakan usaha ternak sapai dengan skenario ini adalah : NPV : 52.4 M, Net B/C : 2.52, IRR : 49.3 % dan PP : 4 thn. Untuk jumlah populasi ST dan NPV : M, Net B/C : 2.31, IRR : %, dan PP : 4.3 thn untuk jumlah populasi ST. 2. Pengembangan Investasi Sapi (Tradisional), Berdasarkan Ketersediaan Bahan Kering Rumput Alam (BKRA) dan Hijauan Hasil Sisa Pertanian (HHSP) Dengan skenario ini, maka sapi yang dapat dikembangkan berdasarkan ketersediaan Bahan Kering Rumput Alam dan Hijauan Hasil Sisa Pertanian adalah sebanyak Satuan ternak (ST). Bila dibandingkan dengan kondisi eksisting ternak ruminansia di provinsi Gorontalo thn 2007 sebanyak ST, maka terdapat potensi pengembangan sebesar ST. (1 ekor sapi = 1 satuan ternak atau ST). Tingkat kelayakan usaha ternak sapai dengan skenario ini adalah : NPV : 52.4 M, Net B/C : 2.52, IRR : 49.3 % dan PP : 4 thn. Untuk jumlah populasi ST dan NPV : M, Net B/C : 2.31, IRR : 87%, dan PP: 4.3 thn untuk jumlah populasi ST. 3. Pengembangan Investasi Sapi (semi intensif-intensif), Berdasarkan Ketersediaan Bahan Kering Rumput Budidaya (BKRB) dan Hijauan Hasil Sisa Pertanian(HHSP) Dengan skenario ini, maka sapi yang dapat dikembangkan berdasarkan Ketersediaan Bahan Kering Rumput Budi Daya dan Hijauan Hasil Pertanian, serta sistem pemeliharaan semi intensif-intensif adalah sebanyak Satuan ternak (ST). Bila dibandingkan dengan kondisi eksisting ternak ruminansia di provinsi Gorontalo thn 2007 sebanyak ST, maka terdapat potensi pengembangan atau KPPTR sebesar ST. (1 ekor sapi = 1 satuan ternak atau ST). Tingkat kelayakan usaha ternak sapai dengan skenario ini adalah : NPV : 52.4 M, Net B/C : 2.52, IRR : 49.3 % dan PP : 4 thn. Untuk jumlah populasi ST dan NPV : M, Net B/C : 2.31, IRR : %, dan PP : 4.3 thn untuk jumlah populasi ST. Selengkapnya terdapat pada Tabel Pengembangan Investasi Peningkatan Produktivitas/Kualitas Sapi (Genetik) Melalui Program IB dengan Pembangunan Balai Inseminasi Buatan Dalam skenario ke empat ini telah dilaksanakan pengembangan sapii dengan menggunakan program Inseminasi Buatan dengan skala ketersediaan atau kapasiatas semen beku sebesar sampai dengan dosis. Tungkat kelayakan pengembangan Balai Inseminasi Buatan (BIB) adalah : NPV : 3.78 M, Net B/C : 1.51, IRR : % dan PP : 6.62 thn.
7 Rekapan jumlah kelompok ternak yang ada di Provinsi Gorontalo Tahun 2007 Jumlah kelompok ternak Persentase(%) No Kabupaten /kota sapi 1 Kota Gorontalo 16 2,06 2 Kab. Bone Bolango ,06 3 Kab. Gorontalo ,31 4 Kab.Gorontalo Utara ,47 5 Kab. Boalemo 61 7,88 6 Kab. Pohuwato 79 10,20 Total ,00
8 POTENSI PENGEMBANGAN PAKAN Dengan ketersediaan sumber bahan baku untuk industri pakan ternak cukup besar di provinsi Gorontalo, maka potensi pengembangan industri pakan sangat potensial di Prov. Gorontalo. Dengan perhitungan berbagai skala kapasitas industri, ternyata menunjukkan tingkat kelayakan yang tinggi. Semakin besar skala, maka menunjukkan tingkat kelayakan yang lebih tinggi. Luas Areal Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung di Provinsi Gorontalo** No. Kabupaten/Kota Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) 1 Kab. Gorontalo ,03 2 Kota Gorontalo ,64 3 Kab. Gorontalo Utara na na Na 4 Kab. Bone Bolango ,10 5 Kab. Boalemo ,54 6 Kab. Pohuwato ,43 Prov. Gorontalo Rata-rata 3, , , ,13 Rata-rata peningkatan (%/tahun) 24,66 33,27 6,24 **Provinsi Gorontalo dalam Angka, 2007 *) Profil Dinas Pertanian dan Kehutanan, Kab. Gorontalo Utara 2008 Luas Areal Panen, Produksi, dan Produktivitas Kacang Kedelai di Provinsi Gorontalo No. Kabupaten/Kota Luas Panen (ha) Produksi (ton) Rata-rata Produksi (ton/ha) 1 Kab. Boalemo ,354 2 Kab. Gorontalo ,294 3 Kab. Pohuwato ,314 4 Kab. Bone Bolango ,132 5 Kab. Gorontalo Utara na na na 6 Kota Gorontalo Prov. Gorontalo , , , ,002
9 PEMERINTAHAN Pemerintahan PEMERINTAHAN PROVINSI GORONTALO Pemerintahan adalah suatu sistem yang mengatur asegala kegiatan masyarakat dalam suatu daerah/wilayah/negara yang meliputi segala aspek kehidupan berdasarkan norma-norma tertentu. Provinsi Gorontalo sebagai salah satu provinsi dari negara Indonesia, mempunyai sistem pemerintahan yang sama dengan provinsi-provinsi lainnya. Unit pemerintahan di bawah provinsi secara langsung adalah kabupaten/kota. Masing-masing kabupaten/kota terdiri dari beberapa kecamatan. Sedangkan suatu kecamatan terbagi habis dalam beberapa desa/kelurahan. Sebagai unit terkecil dari pemerintahan, setiap desa mempunyai proyek pembangunan desa. Pembangunan desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Pembangunan tersebut meliputi sarana dan prasarana dari desa yang bersangkutan. Wilayah Admistrasi Gorontalo terbagi dalam 6 daerah kabupaten/kota yaitu 5 (lima) kabupaten dan 1 (satu) Kota. Masing-masing wilayah administrasi tersebut terbagi lagi menjadi beberapa wilayah administrasi dibawahnya yaitu kecamatan dan desa/kelurahan. 1. Kabupaten Boalemo terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan dan 82 (delapan puluh dua) desa/kelurahan. 2. Kabupaten Gorontalo terdiri dari 17 (tujuh belas) kecamatan dan 164 (seratus enam puluh empat) desa/kelurahan. 3. Kabupaten Pohuwato terdiri dari 13 (tiga belas) kecamatan dan 90 (sembilan puluh) desa/kelurahan 4. Kabupaten Bone Bolango terdiri dari 17 ( tujuh belas) kecamatan dan 136 ( seratus tiga puluh enam) desa/kelurahan. 5. Kabupaten Gorontalo Utara terdiri dari 5 (lima) kecamatan dan 56 (lima puluh enam) desa/kelurahan. 6. Kota Gorontalo terdiri dari 6 (enam) kecamatan dan 49 (empat puluh sembilan) desa/kelurahan. Kepadatan penduduk diperoleh dengan cara membandingkan antara luas daerah dengan jumlah penduduknya. Kepadatan penduduk di Provinsi Gorontalo adalah sebesar 78 Jiwa per Km². Kepadatan penduduk di kabupaten Pohuwato adalah yang terkecil yaitu sebesar 26 Jiwa per Km², sedangkan untuk Kota Gorontalo, merupakan yang terpadat yaitu Jiwa per Km². - Implementasi 5 nilai Budaya Kerja ( Inovasi, Kerjasama, Kecepatan, Kesejahteraan Masyarakat, Kepercayaan ). - Memperkenalkan TKD ( Tunjangan Kinerja Daerah ) menjadi studi benchmarking sejumlah pemeintah daerah. - Anggaran Berbasis Kinerja - Mengembangkan sistem penilaian kinerja pegawai berbasis produktivitas sebagai instrumen penilaian kinerja kelembagaan dan individu. - Upaya penghapusan retribusi yang tidak memberikan pelayanan langsung kepada publik.
10 - Melakukan kerjasama dengan Kejaksaan Tinggi dan BPKP dalam pelaksanaan Good Governance - Peningkatan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan dengan Pemerinta Kabupaten/Kota melalui forum Bappeda yang diselenggarakan setiap 3 bulan. - Pemberian dana stimulan untuk perbaikan rumah bagi penduduk kurang mampu sebanyak 800 unit. - Perda Kemudahan Investasi Nomor 4/ Implementasi APBD Hemat dan Efektif. - Portofolio SDM. - Mind Setting SDM Aparatur. - Pengadaan Barang/ Jasa Elektronik ( e-procurement ) kerjasama KPK. I. Kelembagaan Pemerintah Provinsi Gorontalo dibentuk dengan beberapa Peraturan daerah yaitu : 1. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD; 2. Sekretariat Daerah Provinsi Gorontalo terdiri dari : - Biro Hukum dan Organisasi; - Biro Pemerintahan; - Biro Pemberdayaan Perempuan dan Kesra; - Biro Pengendalian Pembangunan dan ekonomi; - Biro Umum dan Humas; 3. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Gorontalo dan terdiri dari 11 ( sebelas ) Dinas masing-masing : - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga; - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan; - Dinas Perikanan dan Kelautan; - Dinas Perkebunan dan Peternakan - Dinas Kehutanan dan Pertambangan; - Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan; - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi; - Dinas Perhubungan dan Pariwisata; - Dinas Pekerjaan Umum; - Dinas Kesehatan; - Dinas Sosial; 4. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga-Lembaga Teknis Daerah Provinsi Gorontalo dan terdiri dari 11 (sebelas) Lembaga masing-masing : - Inspektorat; - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik; - Badab Kepegawaian dan Pengembangan Aparatur Daerah; - Badan Keuangan Daerah; - Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi; - Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan; - Kantor Satpol PP dan Linmas; - Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah; - Kantor Perwakilan; 5. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat
11 Informasi Jagung Provinsi Gorontalo; II. Jumlah keseluruhan SKPD Pemerintah Provinsi Gorontalo yang dibentuk dengan Peraturan Daerah sebanyak 25 ( dua puluh lima ) SKPD; III. Adapun SKPD Badan Narkotika Provinsi Gorontalo dan Sekretariat KORPRI pembentukannya masih dalam tahap Rancangan Peraturan Daerah dan sementara dibahas pada tingkat Pansus DPRD; PETA KABUPATEN GORONTALO
12 LOGO KABUPATEN GORONTALO
13
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI
Lebih terperinciA. Keadaan Geografis Dan Topografi
BAB II GAMBARAN UMUM PROVINSI GORONTALO Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Provinsi Gorontalo di bentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 tahun 2000, maka secara administratif sudah terpisah dari Provinsi
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. Ringkasan/Ikhtisar Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Toba Samosir Tahun 2016 disusun dengan mengacu Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir
Lebih terperinci2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Terdiri dari 18 Kecamatan, 191 Desa, dan 14 Kelurahan. Letak
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Gorontalo memiliki letak yang sangat strategis sebagai pusat akses lintas daerah karena posisinya berada di titik tengah wilayah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. DR.Ir. SUDIRMAN HABIBIE, M.Sc
KATA PENGANTAR Pembangunan di Provinsi Gorontalo terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Terbukti dengan berbagai capaian yang dihasilkan dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Lebih terperinciJADWAL REGISTRASI PIN PPSPM SATUAN KERJA/MITRA KERJA KPPN GORONTALO
MOR Halaman 1 dari 8 RABU, 27 JUNI 2012 1 004 01 KD 890639 BPK RI PERWAKILAN PROVINSI GORONTALO 2 004 02 KD 890640 BPK RI PERWAKILAN PROVINSI GORONTALO 3 005 01 KD 099361 PENGADILAN NEGERI GORONTALO 4
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN...I.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO
1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciDengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperincic. Perda ini mengatur tentang perubahan pada Ketentuan Umum dan Susunan Organisasi.
PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH - PERUBAHAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 organisasi di lingkungan Sekretariat
Lebih terperinciPENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH
PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN TAHUN : 2012 : PENAJAM PASER UTARA SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Dituntaskannya program wajib belajar dua belas tahun pada seluruh siswa Persentase
Lebih terperinciRINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN
Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 10 Tahun 2013 Tanggal : 31 Desember 2013 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 KODE TIDAK
Lebih terperinciOleh Ir. Hi. FENNY MONOARFA, MSi Kepala Dinas Pangan
Oleh Ir. Hi. FENNY MONOARFA, MSi Kepala Dinas Pangan Disampaikan pada Bimbingan Teknis Eksekutif Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bone Bolango Hotel Dumhill Gorontalo, 05 Mei 2017 1 GAMBARAN UMUM
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN GORONTALO UTARA DI PROVINSI GORONTALO
UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN GORONTALO UTARA DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang: a. bahwa untuk memacu perkembangan dan kemajuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Wilayah Kabupaten Pohuwato dulunya merupakan bagian dari Kabupaten Boalemo, namun sejak dikeluarkannya UU RI No. 6 Tahun 2003
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera
Lebih terperinciExecutive Summary PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN GORONTALO: PEMBANGUNAN INDUSTRI PAKAN TERNAK BERBAHAN BAKU JAGUNG
Executive Summary 2013 Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN GORONTALO: PEMBANGUNAN INDUSTRI PAKAN TERNAK BERBAHAN BAKU JAGUNG Pengenalan Kabupaten Gorontalo Secara geografis Kabupaten Gorontalo
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini merupakan hasil pemekaran ketiga (2007) Kabupaten Gorontalo. Letak
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat penelitian Kabupaten Gorontalo Utara adalah sebuah kabupaten di Provinsi Gorontalo, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kwandang. Kabupaten ini
Lebih terperinciDalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K
GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBupati Murung Raya. Kata Pengantar
Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Gubernur Gorontalo Tahun 2012
KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan limpahan rahmat-nya, yang telah memampukan kita semua dalam satu kebersamaan semangat membangun, saling menopang,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH
Lebih terperinciKAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar
BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciSekretariat BIRO PENGADAAN 2015 PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO GAMBARAN UMUM PROV. GORONTALO SERTA. Kinerja ULP & e Monev
Sekretariat BIRO PENGADAAN 2015 PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO GAMBARAN UMUM PROV. GORONTALO SERTA Kinerja ULP & e Monev Gorontalo terbentuk tanggal 16 Februari 2001 sebagai Provinsi ke -32 berdasarkan
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BALI TAHUN 2009
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BALI TAHUN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa penyusunan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN GORONTALO UTARA DI PROVINSI GORONTALO
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN GORONTALO UTARA DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi
I. PENDAHULUAN.. Latar Belakang Dalam era otonomi seperti saat ini, dengan diberlakukannya Undang- Undang No tahun tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi sesuai dengan keadaan dan keunggulan daerah
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan
KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciWelcome to Gorontalo Province
Welcome to Gorontalo Province Drs. Rusli Habibie, M.AP Governor of Gorontalo DR Drs. Idris Rahim, MM Vice Governor of Gorontalo Pemerintah Provinsi Gorontalo Kementerian Luar Negeri PERTUMBUHAN EKONOMI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOALEMO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG NOMOR 50 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOALEMO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa berhubung dengan perkembangan dan kemajuan Propinsi Sulawesi Utara
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA PROVINSI GORONTALO. Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah
LAMPIRAN I KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR : 431 / 02 / XI / 2015 TANGGAL : 3 NOVEMBER 2015 TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PROVINSI GORONTALO 1. Nama Organisasi : Pemerintah Provinsi
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO
PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN JENEPONTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciREALISASI APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2013 TRIWULAN I
REALISASI APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2013 TRIWULAN I APBD Murni TA. 2013 Ditetapkan dengan Perda Nomor : 14 Tahun 2012 Tanggal 13 Desember 2012 Ttg APBD TA. 2013 dan Pergub Nomor 29
Lebih terperinciOtonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR
Urusan Pemerintahan 1 - URUSAN WAJIB 1.20 - Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, 1.20.05 - BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR 15.090.246.60 5.844.854.40
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG
Lebih terperinciPotensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON
Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327
Lebih terperinciRINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN
Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 8 TAHUN 2016 Tanggal : 30 December 2016 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2017 KODE TIDAK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif. Tim Penyusun. Tahun 2011
Tahun 0 PENDAHULUAN. Latar Belakang Semangat otonom daerah telah memberikan peluang bagi setiap daerah untuk mempercepat proses pembangunan wilayah guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara utuh,
Lebih terperinci5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 2001 berdasarkan UU RI Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, yang selanjutnya
Lebih terperinci1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi
1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi 1. Penyempurnaan Database Struktur Database Existing SIPD A. Data Umum 1. Demografi 2. Geografi 3. Pemerintahan B. Sosial Budaya 1. Kesehatan 2. Pendidikan,
Lebih terperinciV. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
61 V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 5.1. Keadaaan Geografis dan Administrasi Daerah Provinsi NTT terletak antara 8 0-12 0 Lintang Selatan dan 118 0-125 0 Bujur Timur. Luas wilayah daratan 48 718.10
Lebih terperincidiperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel
mengisi daftar kehadiran atau berdasar data yang diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. Adapun jumlah Pengunjung Perpustakaan dapat dilihat pada tabel 2.184. Tabel 2.184. Jumlah Pengunjung Perpustakaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Daerah Penelitian 1. Letak Geografis Daerah Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo terletak antara 00 0 28 17-00 0 35 56 lintang Utara dan antara 122 0 59 44-123 0 051 59
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam
Lebih terperinciORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 TAHUN 2008
ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 organisasi perangkat daerah sebagai unsur staf. b. Dasar hukum perda ini adalah
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI ORGANISASI
BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan
Lebih terperinciRINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI
LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN DAN DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2016 KODE 1 1.01 Urusan Wajib 2.367.639.809.00
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENYEDIAAN DANA BELANJA YANG BERSIFAT TETAP DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT UNTUK BULAN JANUARI 2010 GUBERNUR JAWA
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : DR.
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG DAERAH Pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah Tahun 2016, merupakan pelaksanaan tahun ketiga dari masa jabatan pasangan Drs. H. M. BAMBANG SUKARNO
Lebih terperinciBAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
Lebih terperinciBUPATI HULU SUNGAI TENGAH
BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN,
Lebih terperinciPemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1
BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang erselenggaranya Tata Pemerintahan yang baik good governance merupakan prasyarat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS
PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017
PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017 MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN KEAMANAN NEGARA 1 Meningkatnya
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES
PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciPROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :
PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : Nama Kecamatan : Karera Jumlah Desa / Kelurahan : 70 Desa
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH
BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang
Lebih terperinciBAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA B U P A T I WAKIL BUPATI
LAMPIRAN I : PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA B U P A T I WAKIL BUPATI DPRD DAERAH STAF AHLI Keterangan : INSPEKTORAT BAPPEDA : Garis Hubungan Kemitraan SATUAN POLISI PAMONG PRAJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI
Lebih terperinciPROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI
PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI 1962 4. Batas Wilayah : 1. Utara berbatasan dengan Kec. Kahaungu Eti 2. Timur berbatasan dengan
Lebih terperinciREALISASI PENCAIRAN DANA APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH S.D. TRIWULAN IV TA 2015
REALISASI PENCAIRAN DANA APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH S.D. TRIWULAN IV TA 2015 APBD PERUBAHAN PROVINSI KALTENG TA. 2015 Ditetapkan dengan Perda No. 09 Tahun 2015 Tgl. 17 November 2015 Ttg APBD Perubahan
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN
KABUPATEN : PENAJAM PASER UTARA TAHUN : 2010 RENCANA KINERJA TAHUNAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase Angka Partisipasi Sekolah (APM) SD/ MI 92 Persen Dituntaskannya program wajib
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PERANGKAT DAERAH, PEMERINTAHAN DESA DAN BADAN USAHA MILIK DAERAH BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG INVESTASI. Kabupaten belitung
POTENSI DAN PELUANG INVESTASI Kabupaten belitung POSISI KABUPATEN BELITUNG Kabupaten Belitung terletak antara 107 08' BT sampai 107 58' BT dan 02 30' LS sampai 03 15' LS dengan luas seluruhnya 229.369
Lebih terperinciDitulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16
KOMODITAS DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Pembangunan ketahanan pangan dan pertanian di Indonesia merupakan focus dari arus utama pembangunan nasional. Secara perlahan diarahkan secara umum
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,
90 BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan
Lebih terperinciBUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT
BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN JABATAN FUNGSIONAL UMUM PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR
Lebih terperinciBAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan I-2013 tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,57% (y.o.y.) Pencapaian tersebut masih
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan. Kabupten
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gorontalo Utara yang merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi
Lebih terperinciBAB II BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA. pemerintahan yang bernama Gouverment van Sumatera, yang meliputi
BAB II BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Di zaman Pemerintahan Belanda, Sumatera Utara merupakan suatu pemerintahan yang bernama Gouverment van Sumatera, yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan transportasi sangat diperlukan dalam pembangunan suatu negara ataupun daerah. Dikatakan bahwa transportasi sebagai urat nadi pembangunan kehidupan politik,
Lebih terperinciTabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun
Tabel 5. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 3-8 VISI MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN AWAL TARGET INDIKATOR 3 4 5 6 7 8 8 3 4 5 6 7 8 9 3 4 TERWUJUDNYA TEMANGGUNG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 8-2003 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 89, 2007 OTONOMI. PEMERINTAHAN. PEMERINTAHAN DAERAH. Perangkat Daerah. Organisasi.
Lebih terperinciRINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN
Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 14 TAHUN 2013 Tanggal : 23 December 2013 PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 KODE 1.01.01 Dinas
Lebih terperinciRINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN
Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 12 Tanggal : 31 Desember 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2015 KODE TIDAK LANGSUNG LANGSUNG
Lebih terperinciANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN ANGGARAN 2008 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 1 TAHUN 2008
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN ANGGARAN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 1 ABSTRAK : a. Bahwa Untuk Melaksanakan Pasal 181 ayat (1) Undang Undang Nomor 32
Lebih terperinci