Jawaban : E. Menilai lokasi yang sesuai untuk dijadikan pos medis lanjutan
|
|
- Sugiarto Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1. Pada seorang korban bencana yang mengalami gangguan pada sirkulasi pernafasan, luka terpotong pada tangan dan kaki, korban harus segera ditangani karena mempunyai kesempatan hidup yang besar. Untuk korban tersebut diberi tanda bendera berwarna a. Kuning b. Hitam c. Merah d. Hijau e. Biru Jawaban : C. Merah 2. Pada kejadian bencana massal dan ada korban yang memerlukan pengawasan ketat, tetapi perawatan dapat ditunda sementara. Maka pada korban diberi tanda bendera berwarna a. Kuning b. Hitam c. Merah d. Hijau e. Biru Jawaban : A. Kuning 3. Pada kejadian bencana massal pada umumnya penilaian korban dalam triage dapat dilakukan dengan hal dibawah ini, kecuali : a. Menilai kebutuhan medis b. Menilai kemungkinan bertahan hidup c. Menilai bantuan yang memungkinkan d. Tag warna e. Menilai lokasi yang sesuai untuk dijadikan pos medis lanjutan Jawaban : E. Menilai lokasi yang sesuai untuk dijadikan pos medis lanjutan
2 4. Di bawah ini yang merupakan alur pengiriman korban bencana massal adalah a. Daerah pusat bencana Pos pelayanan medis Tempat pengumpulan korban sementara Rumah Sakit b. Pos pelayanan medis Daerah pusat bencana Tempat pengumpulan korban sementara Rumah Sakit c. Tempat pengumpulan korban sementara Daerah pusat bencana Pos pelayanan medis Rumah Sakit d. Daerah pusat bencana Tempat pengumpulan korban sementara Pos pelayanan medis Rumah Sakit e. Daerah pusat bencana Tempat pengumpulan korban sementara Rumah Sakit Pos pelayanan medis Jawaban : D. Daerah pusat bencana Tempat pengumpulan korban sementara Pos pelayanan medis Rumah Sakit 5. Korban massal adalah korban akibat kejadian dengan jumlah relatif banyak oleh karena sebab yang sama dan perlu mendapatkan pertolongan kesehatan segera dengan menggunakan sarana, fasilitas dan tenaga yang lebih dari yang tersedia sehari-hari. Korban massal dapat disebabkan oleh faktor di bawah ini, kecuali : 1. Alam 2. Benda 3. Konflik 4. Terorisme 5. Teknologi Jawaban : B. Benda
3 6. Apa yang dimmaksud dengan trauma? a. Rasa takut yang berlebihan b. Gangguan jiwa c. Sedih akibat suatu peristiwa d. Stress tanpa alasan yang jelas e. Jenis kerusakan jiwa yang terjadi akibat dari peristiwa traumatik Jawaban : E. Jenis kerusakan jiwa yang terjadi akibat dari peristiwa traumatic 7. Anak usia sekolah dasar apabila mengalami stress maka akan mengelami a. Susah tidur, penurunan nafsu makan atau makan berlebihan, sering berbohong, prestasi akademik buruk b. Pemurung, emosional c. Takut, mudah sedih d. Tertutup, takut, emosional e. Gembira, prestasi akademik baik Jawaban : A. Susah tidur, penurunan nafsu makan atau makan berlebihan, sering berbohong, prestasi akademik buruk 8. Pada anak usia SD sampai SMP salah satu upaya menangani gangguan psikologis dan trauma yaitu a. Terapi belajar b. Terapi bermain (play therapy) c. Terapi trauma d. Terapi menulis e. Terapi berbicara/bercerita Jawaban : B. Terapi bermain (play therapy)
4 9. Untuk mengatasi trauma pada anak usia SD sampai SMP salah satunya dapat dilakukan terapi emosi dengan menggambar, tujuannya yaitu a. Agar pengalaman emosinya tersalurkan melalui media kertas yang dapat dibaca oleh konselor b. Agar anak-anak lebih tertarik c. Agar anak-anak tidak merasa bosan d. Agar orang tua korban dapat melihat perkembangan psikologis anaknya e. Agar suasana lebih ceria Jawaban : A. Agar pengalaman emosinya tersalurkan melalui media kertas yang dapat dibaca oleh konselor 10. Suatu wadah aktivitas psikososial yang ditujukan bagi anak-anak dengan tujuan agar anak-anak dapat segera bangkit dari rasa duka menjadi suasana ceria disebut a. Play therapy b. Children center c. Draw therapy d. Relawan bencana e. Gerakan aktivis psikososial Jawaban : B. Children center
5 11. Apa yang termasuk dasar-dasar dari penanganan bencana? a. Populasipenduduk b. Banyaknyabencana c. Ada tidaknyapenangananpemerintah d. Macammacambantuanbencana e. Resikobencana Jawaban : a 12. Kerentanan atau kemampuan yg terjadi bila 60-80% kejadian terjadi tahun depan atau sekali dalam 10 tahun mendatang termasuk a. Kemungkinanterjadi b. Kemungkinankecil c. Pasti d. Kemungkinanbesar e. Kemungkinansangatkecil Jawaban : d 13. Salah satu penyakit akibat terjadinya banjir yang menyebar melalui feses dan urin tikus adalah... a. Shigellosis b. Leptospirosis c. Kandidiasis d. ISPA e. Dengue Jawaban : b
6 14. Beberapa langkah analisis resiko diantaranya, kecuali a. Data Dasar b. Data BahayadanKerawanan c. Data Kerentanan d. Data Kemampuan e. Data Penduduk Jawaban : E. 15. Dalam penanganan bencana memerlukan analisis resiko. Kenapa hal tersebut sangat penting? a. analisis akan membantu komite perencanaan bencana menentukan sasaran dan prioritas perencanaan. b. Analisis akan membantu komite perencanaan bencana c. Analisis resiko membantu masyarakat ketika bencana datang. d. Analisis resiko merupakan bagian dari proses penanganan bencana. e. Analisis resiko memperkuat bencana yang sedang melanda. Jawaban : a 16. Apa yang dimaksud dengan SIPKK-AB? a. Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kejadian Akibat Bencana b. Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana c. Sistem Informasi Penanggulangan Kasus Kesehatan Akibat Bencana d. Sistem Informasi Penanggulangan Kriteria Kesehatan Akibat Bencana Jawaban : b. Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana 17. Mengapa perlu dilakukan pelaporan bencana dimulai dari pengumpulan informasi dan penyajian informasi mengenai bencana yang terjadi? a.untuk mengetahui kejadian bencana yang terjadi b.untuk mengoptimalisasikan upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana c.untuk mengetahui jumlah korban d.untuk mengetahui perkembangan bencana
7 Jawaban : b. Untuk mengoptimalisasikan upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana 18. Informasi saat dan pasca bencana ini terdiri dari, kecuali. a. Informasi pada awal kejadian bencana b. Informasi penilaian kebutuhan cepat. c. Informasi perkembangan kejadian bencana d. Informasi Mengenai Jumlah Kerusakan Jawaban : d. Informasi Mengenai Jumlah Kerusakan 19. Informasi Pra bencana yang dikumpulkan dalam bentuk profil terdiri dari,kecuali.. a. gambaran umum wilayah, yang meliputi letak geografis, aksesibilitas wilayah gambaran wilayah rawan bencana, geomedic mapping, data demografi, dan informasi bencana yang pernah terjadi b. Upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan, yang pernah dilakukan c. Penanggulangan Krisis bencana yang terjadi d. Upaya tanggap darurat dan pemulihan, yang pernah dilakukan Jawaban : c. Penanggulangan Krisis bencana yang terjadi 20. Informasi yang dikumpulkan pada saat pasca bencana adalah sebagai berikut kecuali. a. Informasi pemulihan/rehabilitasi dan pembangunan kembali/rekonstruksi sarana/prasarana kesehatan yang mengalami kerusakan. b. Informasi upaya pelayanan kesehatan (pencegahan KLB, pemberantasan penyakit menular, perbaikan gizi). c. Informasi relawan, kader dan petugas pemerintah yang memberikan KIE kepada masyarakat luas, bimbingan pada kelompok yang berpotensi mengalami gangguan stress pasca trauma dan memberikan konseling pada individu yang berpotensi mengalami gangguan stress pasca trauma. d. Informasi pelayanan kejadian bencana yang terjadi pada korban
8 Jawaban: d. Informasi pelayanan kejadian bencana yang terjadi pada korban 21. Apa yang dimaksud dengan mitigasi bencana? a. upaya yang ditujukan untuk mengurangi dampak dari bencana, baik bencana alam, bencana ulah manusia maupun gabungan dari keduanya dalam suatu negara atau masyarakat. b. Upaya untuk menambah dampak dan kerugian yang dihasilkan dari bencana yang terjadi. c. Upaya berupa perencanaan yang dilakukan untuk mengumpulkan masyarakatmasyarakat yang selamat. d. Upaya untuk sekedar mengetahui seperti apa keadaan yang terjadi. e. Semua benar Jawaban : A 22. Secara garis besar ada berapa upaya penanggulan bencana? a. 5 b. 4 c. 3 d. 2 e. 1 Jawaban : D 23. Penanganan dan penanggulangan bencana meliputi 3 fase, antara lain : a. Fase perencanaan, fase penanganan dan fase pembangunan. b. Fase pengumpulan, fase penolongan dan fase perawatan. c. Fase sebelum terjadinya bencana, fase saat terjadinya bencana dan fase setelah terjadinya bencana. d. Fase bencana, fase setelah bencana dan fase saat bencana datang kembali. e. Semua salah. Jawaban : C
9 24. Dibawah ini merupakan bencana yg termasuk dalam bencana klimatologis kecuali a. Banjir b. Kebakaran hutan c. Kekeringan d. Letusan gunung berapi e. Badai Jawab : D 25. Tahap awal yg dapat dilakukan dalam meminimalkan kerugian yg diakibatkan bencana tanah longsor adalah A. Mengidentifikasi daerah yg rawan longsor B. Mengepak barang-barang berharga mulai dari sekarang C. Menimbun persediaan makanan mulai dari sekarang D. Perencanan pengembangan sistem peringatan dini didaerah rawan longsong E. Semua Benar jawaban: A/D 26. Dalam tahap PPGD, korban yang harus diutamakan adalah a. Korban dengan patah tulang b. Korban dengan gangguan pernafasan c. Korban dengan perdarahan sedang di kepala d. Korban yang sudah meninggal e. Korban yang memiliki trauma secara psikologis 27. Pengkajian primer harus dilakukan di triage adalah a. Keluhan utama b. Jalan nafas yang paten atau baik c. Usaha nafas d. Pulsasi nadi
10 e. Semua jawaban benar 28. Bantuan hidup (BHD) merupakan bagian dari pengelolaan gawat darurat medic bertujuan untuk a. Mencegah berhentinya respirasi atau sirkulasi melalui pengenalan dan intervensi pra- RS b. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari pasien yang mengalami henti jantung atau henti nafas melalui resusitasi jantung paru c. Memberikan bantuan internal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari pasien yang mengalami henti jantung atau henti nafas melalui resusitasi jantung paru d. Segera mungkin mendapatkan bantuan untuk menyelamatkan bantuan e. Memberikan ventilasi dan sirkulasi pada henti nafas 29. Tujuan utama melakukan RJP adalah a. Memberikan oksigen pada otak, jantung, dan organ-organ vital lainnya sampai datangnya pada suatu pengobatan medic yang definitive tepat b. Memberika ventilasi pada pasien opname c. Memenuhi kebutuhan oksigen pada paru d. Mencegah kematian sedini mungkin pada keadaan gawat darurat e. Semua jawaban benar 30. Tindakan jaw trust, buka mulut, dan head tilt disebut a. Airway manuver b. Triple airway manuver c. Chin airway manuver d. Triple lift manuver e. Chin lift maneuver
11 31. Terapi yang bisa dilakukan untuk korban PTSD pada dewasa muda, kecuali a. Memberikan pengetahuan dan oendidikan tentang PTSD pada orang yg mengalami trauma b. Terapi biologis dengan memberikan obat psikoaktif termasuk antidepresan c. Menyuruh korban menceritakan semua kejadian traumatic secara terusmenerus d. Dukungan social dari orang terdekat e. Mengkonfrontasi pasien dengan cara tertentu yang sebenarnya ingin dihindari pasien 32. Berikut ini adalah jenis psikoterapi pada PTSD, kecuali a. Relaxation training b. Breathing training c. Positive thinking and self talk d. Assertiveness training e. Thought continuously 33. Berikut ini peristiwa yang dapat menyebabkan dewasa muda mengalami traumatic, kecuali a. pertempuran militer b. bencana alam c. insiden teroris d. melihat teman jatuh e. penyerangan fisik/seksual pada orang dewasa 34. Berikut ini Kegiatan psikososial yang dapat dilakukan oleh dewasa muda, kecuali a. Beribadah untuk relaksasi b. Rekreasi ke suatu tempat c. Berdiam diri dan menutup diri d. Melakukan aktivitas olahraga e. Melakukan aktivitas social
12 35. Dukungan psikososial adalah a. Bantuan yang diberikan kepada individu dan masyarakat yang mengalami gangguan psikologis, dimana bantuan ini dilakukan secara terus menerus dan saling mempengaruhi antara aspek psikologis dan aspek sosial dalam lingkungan dimana individu atau masyarakat berada. b. Bantuan yang diberikan kepada individu dan masyarakat yang mengalami gangguan mental, dimana bantuan ini dilakukan secara terus menerus dan saling mempengaruhi aspek sosial dalam lingkungan dimana individu atau masyarakat berada. c. Bantuan yang diberikan kepada individu dan masyarakat yang mengalami gangguan psikologis, dimana bantuan ini dilakukan sekali saja dan dapat mempengaruhi antara aspek psikologis dan aspek sosial dalam lingkungan dimana individu atau masyarakat berada. d. Bantuan yang diberikan kepada individu dan masyarakat yang mengalami gangguan psikologis, dimana bantuan ini berupa materi. e. Bantuan yang diberikan kepada individu dan masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan, dimana bantuan ini dilakukan secara terus menerus dan saling mempengaruhi antara aspek psikologis dan aspek sosial dalam lingkungan dimana individu atau masyarakat berada. 36. Penanggulangan Bencana, penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisi kotimbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Termasuk dalam Undang-undang nomor... a. 24 Tahun 2007 b. 24 Tahun 2009 c. 25 Tahun 2007 d. 25 Tahun 2009 e. 29 Tahun Perencaan penanggulangan bencana meliputi, kecuali.. a. Mitigation Plan b. Operation Plan
13 c. Recycle Plan d. Recovery Plan e. Contingency Plan 38. Pada para bencana pencegahan yang dapat di lakukan pada situasi tidak terjadi bencana, kecuali.. a. identifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana b. kontrol terhadap penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam yang secara tibatiba dan/atau berangsur berpotensi menjadi sumber bahaya bencana c. melemahkan ketahanan sosial masyarakat. d. pemantauan penggunaan teknologi yang secara tiba-tiba dan/atau berangsur berpotensi menjadi sumber ancaman atau bahaya bencana e. penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup 39. Saat Tanggap Darurat yang dilakukan dalam situasi terjadi bencana, yaitu... a. pendidikan dan pelatihan b. penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana melalui upaya: pencarian dan penyelamatan korban;pertolongan darurat; dan/atau evakuasi korban. c. pemenuhan kebutuhan dasar yang meliputi : kebutuhan air bersih dan sanitasi; pangan; sandang; pelayanan kesehatan;pelayanan psikososial; dan penampungan dan tempat hunian. d. Jabawan a, b, dan c benar e. Jawaban b dan c benar 40. Rencana penanggulangan bencana ditinjau secara berkala, yaitu setiap a. 1 tahun atau sewaktu-waktu apabila terjadi bencana b. 2 tahun atau sewaktu-waktu apabila terjadi bencana c. 3 tahun atau sewaktu-waktu apabila terjadi bencana d. 4 tahun atau sewaktu-waktu apabila terjadi bencana e. 5 tahun atau sewaktu-waktu apabila terjadi bencana
14 41. Bagaimana tindakan analis kesehatan pada saat pra bencana, kecuali a. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan dampak penyakit yang ditimbulkan, missal pada bencana banjir b. Melakukan pengukuran terhadap kadar oksigen, karbon dioksida, dan zat-zat toksik di air c. Pelaksanaan kegiatan pelayanan pengujian kesehatan serta rujukan data klinis dan lab kes d. Melakukan pelatihan dan pendidikan tanggap gawat darurat bencana Jawaban : B. 42. Bagaimana tindakan yang dilakukan tenaga analis kesehatn ketika para korban bencana yang masih mengalami trauma pasca bencana a. Mengajak para korban untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat b. Membantu para korban bencana alam untuk kembali ke tempat tinggalnya c. Membantu para korban menemukan sanak saudaranya yang hilang d. Membantu memulihkan keamanan dan pertahanan wilayah pasca bencana Jawaban : A 43. Pada saat pra bencana, hal yang dapat dilakukan oleh seorang analis kesehatan adalah a. Tenaga analis mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam penanggulangan ancaman bencana untuk tiap fasenya b. Membantu peran tenaga kesehatan yang lain di posko atau puskesmas tanpa mementingkan profesinya c. Menyediakan fasilitas dasar cuci tangan d. Membantu para korban bencana alam menemukan sanak saudaranya yang hilang ( Restotting Family Link) melalui publikasi bebagai saluran media e. Melaksanakan pelayanan kesehatan dasar Jawaban : A 44. Informasi apa saja yang dikumpulkan pada saat pasca bencana, kecuali a. Informasi pemulihan/rehabilitasi b. Informasi upaya pelayanan kesehatan c. Informasi relawan, kader dan petugas d. Informasi pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang
15 e. Informasi korban Jawaban : E 45. Apa kunci keberhasilan dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana? a. Pengelolaan informasi yang lama b. Pengelolaan informasi dan komunikasi yang mudah dijangkau, cepat, tepat dan akurat c. Informasi tidak akurat d. Pengelolaan komunikasi belum baik e. Pengelolaan informasi dan komunikasi yang sulit Jawaban : B 46. Sebutkan criteria pelaksana komunikasi radio, kecuali a. Memiliki kemampuan merencanakan kegiatan komunikas radio b. Memiliki kemampuan dalam mengarahkan dan membimbing bawahan dalam bekerja c. Mampu mengoperasikan radio komunikasi d. Memiliki kemampuan menggunakan serta memelihararadio komunikasi e. Memiliki kemampuan mengolh data Jawaban : E
BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan bencana, baik yang disebabkan kejadian alam seperi gempa bumi, tsunami, tanah longsor, letusan
Lebih terperinciNo.1119, 2014 KEMENHAN. Krisis Kesehatan. Penanganan. Penanggulangan Bencana. Pedoman.
No.1119, 2014 KEMENHAN. Krisis Kesehatan. Penanganan. Penanggulangan Bencana. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN KRISIS KESEHATAN DALAM
Lebih terperinciDIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
1 DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA 2 1. PENDAHULUAN 2. PERAN FASYANKES PRIMER /DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA 3. DUKUNGAN
Lebih terperinciPENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA
PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA 1 BEncANA O Dasar Hukum : Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana 2 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
Lebih terperinciCHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana
126 Lampiran 1 CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT A. Komando dan Kontrol 1. Mengaktifkan kelompok komando insiden rumah sakit. 2. Menentukan pusat komando rumah sakit. 3. Menunjuk penanggungjawab manajemen
Lebih terperinciBuku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 3
UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI DIPLOMA REKAM MEDIS Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 3 DESAIN FORMULIR REKAM MEDIS Ganjil/III/VMR 2103 oleh Savitri Citra Budi, SKM.M.P.H Didanai dengan dana BOPTN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat diprediksi kapan terjadinya dan dapat menimbulkan korban luka maupun jiwa, serta mengakibatkan kerusakan dan
Lebih terperinciMANAJEMEN BENCANA PENGERTIAN - PENGERTIAN. Definisi Bencana (disaster) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PENGERTIAN - PENGERTIAN ( DIREKTUR MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA ) DIREKTORAT JENDERAL PEMERINTAHAN UMUM Definisi Bencana (disaster) Suatu peristiwa
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PROGRAM PELATIHAN GAWAT DARURAT (TRIASE) DI UPT PUSKESMAS KINTAMANI I
KERANGKA ACUAN PROGRAM PELATIHAN GAWAT DARURAT (TRIASE) DI UPT PUSKESMAS KINTAMANI I 1. PENDAHULUAN Puskesmas rawat inap merupakan organisasi fungsional dalam upaya kesehatan yang memberikan pelayanan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL
1 2015 No.22,2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul. Perubahan, Peraturan Daerah Kabupaten Bantul, Penanggulangan, bencana. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA
Lebih terperinciTIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS
TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS TUJUAN Memahami pengertian bencana dan krisis Memahami penyebab terjadinya bencana Mengidentifikasi proses terjadinya bencana Mengidentifikasi respons individu terhadap
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian yang telah disampaikan dari Bab I sampai Bab IV, maka dapat
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari uraian yang telah disampaikan dari Bab I sampai Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Begitu banyak anak-anak di Nanggroe Aceh Darussalam
Lebih terperinciD. DAFTAR PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (PERFORMANCE APPRAISAL) 1
KERANGKA ACUAN PROGRAM PENILAIAN KINERJA KARYAWAN RS CONDONG CATUR A. PENDAHULUAN Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 adalah salah satu sarana kesehatan yang
Lebih terperinciNo.1087, 2014 BNPB. Badan Penanggulangan Bencana. Daerah. Pembentukan. Pedoman KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA,
No.1087, 2014 BNPB. Badan Penanggulangan Bencana. Daerah. Pembentukan. Pedoman KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
Lebih terperinciDitetapkan Tanggal Terbit
ASSESMEN ULANG PASIEN TERMINAL STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur O1 dari 04 Ditetapkan Tanggal Terbit dr. Radhi Bakarman, Sp.B, FICS Direktur medis Asesmen ulang pasien
Lebih terperinciPERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus
PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT Klinik Pratama 24 Jam Firdaus Pendahuluan serangkaian usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan seseorang dari kematian
Lebih terperinciPeraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pencarian, Pertolongan Dan Evakuasi
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pencarian, Pertolongan Dan Evakuasi KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. Kebijakan 1. Pencarian, pertolongan dan evakuasi
Lebih terperinciMedical Emergency Response Plan (MERP) / Tanggap Darurat Medis (TDM)
Medical Emergency Response Plan (MERP) / Tanggap Darurat Medis (TDM) Medical Emergency Response Plan merupakan bagian integral dari tanggap darurat keseluruhan, bertujuan mengurangi dampak penyakit mendadak
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN NGADA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGADA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGADA, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Kabupaten mempunyai
Lebih terperinciBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
PENGANTAR MITIGASI BENCANA Definisi Bencana (1) Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNSI PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VI SEMESTER 2 CARA- CARA PENANGGULANGAN BENCANA ALAM A. CARA- CARA MENGHADAPI BENCANA ALAM 1. Menghadapi Peristiwa Gempa Bumi Berikut adalah upaya yang dapat dilakukan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
SALINAN NOMOR 1/2017 WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
Lebih terperinci- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG
- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DI PROVINSI
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP
KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, buku Buku Profil Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008 ini dapat diselesaikan sebagaimana yang telah direncanakan. Buku ini menggambarkan
Lebih terperinciPROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT
PROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT I. PENGERTIAN Triase (Triage) adalah tindakan untuk memilah/mengelompokkan korban berdasar beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : bahwa
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU
PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN
Lebih terperinciUniversita Sumatera Utara
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth, Bapak/Ibu.. Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Bencana menurut Undang-Undang No.24 tahun 2007 adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA Menimbang
Lebih terperinciPowered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) 2 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lebih terperinciProfil dan Data Base BPBD Sleman
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI SLEMAN Menimbang : a. bahwa wilayah Kabupaten Sleman
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN
Lebih terperinciBUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO
BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU
PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,
Lebih terperinciBencana dan Pergeseran Paradigma Penanggulangan Bencana
Bencana dan Pergeseran Paradigma Penanggulangan Bencana Rahmawati Husein Wakil Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana PP Muhammadiyah Workshop Fiqih Kebencanaan Majelis Tarjih & Tajdid PP Muhammadiyah, UMY,
Lebih terperinciWALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG
WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1157, 2014 KEMENHAN. Penanggulangan Bencana. Evakuasi Medik. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG EVAKUASI MEDIK DALAM PENANGGULANGAN
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciMITIGASI BENCANA BENCANA :
MITIGASI BENCANA BENCANA : suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan yang
Lebih terperinciWALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG
1 SALINAN WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR-UNSUR ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU
Lebih terperinciBANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) Artikel ini merupakan sebuah pengetahuan praktis yang dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga memudahkan anda dalam memberikan pertolongan untuk
Lebih terperinciRESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP ) CARDIO PULMONARY RESUSCITATION ( CPR )
RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP ) CARDIO PULMONARY RESUSCITATION ( CPR ) 1 MINI SIMPOSIUM EMERGENCY IN FIELD ACTIVITIES HIPPOCRATES EMERGENCY TEAM PADANG, SUMATRA BARAT MINGGU, 7 APRIL 2013 Curiculum vitae
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik faktor alam dan/ atau faktor non alam
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK
PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang
Lebih terperinciMITIGASI BENCANA BANJIR DI WILAYAH DKI JAKARTA BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Tris Eryando
MITIGASI BENCANA BANJIR DI WILAYAH DKI JAKARTA BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Tris Eryando LATAR BELAKANG Secara geografis sebagian besar wilayah Indonesia merupakan daerah rawan bencana yaitu bencana
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN AKIBAT BENCANA DI KABUPATEN BLORA
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN AKIBAT BENCANA DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciSOAL-SOAL PELATIHAN BLS RS PUSURA SURABAYA
SOAL-SOAL PELATIHAN BLS RS PUSURA SURABAYA Pilih jawaban yang paling benar 1. Pada cardiac arrest yang bukan karena asphiksia dilakukan tindakan: a. Pijat jantung b. DC shock c. Pijat jantung nafas buatan
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia yang berada di salah satu belahan Asia ini ternyata merupakan negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciDISASTER NURSING R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom Mata Kuliah Gadar dan Bencana Tingkat III Semester VI Prodi Keperawatan Persahabatan Juli
DISASTER NURSING R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom Mata Kuliah Gadar dan Bencana Tingkat III Semester VI Prodi Keperawatan Persahabatan Juli 2012 1 ASKEP DISASTER suatu bentuk pelayanan keperawatan yang
Lebih terperinciRANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,
1 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN
Lebih terperinciRANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG
RANCANGAN Menimbang : a. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN ALOR
PEMERINTAH KABUPATEN ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang Mengingat : : a. bahwa
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 893 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, Menimbang : a. bahwa kondisi geografis
Lebih terperinciGUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG
1 GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR
Lebih terperinciINSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH
INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 360 / 009205 TENTANG PENANGANAN DARURAT BENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH Diperbanyak Oleh : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH JALAN IMAM BONJOL
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN
1 PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan.
No.2081, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1 1. Serangkaian peristiwa yang menyebabkan gangguan yang mendatangkan kerugian harta benda sampai
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2013
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN
Lebih terperinciManajemen Bencana. Suatu proses terencana yang dilakukan untuk mengelola bencana dengan baik dan aman.
MANAJEMEN BENCANA Manajemen Bencana Suatu proses terencana yang dilakukan untuk mengelola bencana dengan baik dan aman. Adanya penyelenggaraan penanggulangan bencana : serangkaian upaya yang meliputi penetapan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bencana dilihat dari beberapa sumber memiliki definisi yang cukup luas.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana dilihat dari beberapa sumber memiliki definisi yang cukup luas. Menurut Center of Research on the Epidemiology of Disasters (CRED), bencana didefinisikan sebagai
Lebih terperinciPENANGGULANGAN BENCANA NON ALAM MENGHADAPI PENINGKATAN ANCAMAN EMERGING INFECTIOUS DISEASE
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PENANGGULANGAN BENCANA NON ALAM MENGHADAPI PENINGKATAN ANCAMAN EMERGING INFECTIOUS DISEASE IR. DODY RUSWANDI, MSCE DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN Jakarta,
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009
RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:
1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
162 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM KESIAPSIAGAAN TRIASE DAN KEGAWATDARURATAN PADA KORBAN BENCANA MASSAL DI PUSKESMAS LANGSA BARO TAHUN 2013 NO. RESPONDEN : I. PETUNJUK
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang : a. Mengingat : 1. PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, bahwa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MEDAN
PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MEDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang: a. bahwa upaya melindungi segenap rakyat dan bangsa dikuatkan
Lebih terperinciPEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA (DISASTER PLAN) Di RUMAH SAKIT
PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA (DISASTER PLAN) Di RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN I. UMUM Bencana dapat terjadi kepada siapa saja, dimana saja, dan kapan saja, serta datangnya tak dapat diduga/diterka dan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA, Menimbang : a. bahwa wilayah Kabupaten Bima memiliki kondisi geografis,
Lebih terperinciBUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMANGKU JABATAN STRUKTURAL DAN NONSTRUKTURAL PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa upaya melindungi segenap rakyat dan bangsa
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG PROSEDUR DAN MEKANISME PENYALURAN CADANGAN BERAS PEMERINTAH UNTUK PENANGANAN TANGGAP DARURAT
PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PROSEDUR DAN MEKANISME PENYALURAN CADANGAN BERAS PEMERINTAH UNTUK PENANGANAN TANGGAP DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa wilayah Kabupaten Ciamis memiliki
Lebih terperinciKOMUNITAS MASYKUR KHAIR
ASKEP KEGAWATAN KOMUNITAS MASYKUR KHAIR BENCANA ALAM 1 Pengertian Menurut UU No. 24 Thn 2007 ttg PENANGGULANGAN BENCANA: Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN BANYUMAS
BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi geografis Indonesia yang berada di atas sabuk vulkanis yang memanjang dari Sumatra hingga Maluku disertai pengaruh global warming menyebabkan Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang memberikan pelayanan rawat inap,
Lebih terperinciPEDOMAN BANTUAN LOGISTIK
PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN BANTUAN LOGISTIK BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) DAFTAR ISI 1. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan
Lebih terperinciMateri Inti 4: FASILITAS RUMAH SAKIT DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
Materi Inti 4: FASILITAS RUMAH SAKIT DALAM PENANGGULANGAN BENCANA Tujuan pembelajaran umum: Peserta mampu memahami fasilitas dan sarana prasana rumah sakit yang diperlukan dalam penanganan bencana Tujuan
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI DAERAH
Lebih terperinciMENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR DAN MEKANISME PENYALURAN CADANGAN BERAS PEMERINTAH UNTUK PENANGANAN TANGGAP DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang :, a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciWALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA
WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang
Lebih terperinciTujuan ARSADA. pengembangan Rumah Sakit Daerah secara aktif, terarah dan terpadu sesuai arah dan tujuan Pembangunan Nasional dalam Bidang Kesehatan.
Dr. HERU ARIYADI, MPH (ARSADA) Makassar, tgl 8 10 Desember 2009 Tujuan ARSADA Terhimpunnya Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia dalam satu wadah organisasi guna meningkatkan peran serta dan pengembangan
Lebih terperinci