KEBIJAKAN UMUM PENERAPAN INSTRUMEN PERENCANAAN DAN PENCEGAHAN DAMPAK DI TINGKAT KEBIJAKAN UNTUK MAINSTREAMING PERUBAHAN IKLIM

Transkripsi

1 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KEBIJAKAN UMUM PENERAPAN INSTRUMEN PERENCANAAN DAN PENCEGAHAN DAMPAK DI TINGKAT KEBIJAKAN UNTUK MAINSTREAMING PERUBAHAN IKLIM LAKSMI WIJAYANTI DIREKTUR PENCEGAHAN DAMPAK LINGKUNGAN KEBIJAKAN WILAYAH DAN SEKTOR DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN Jakarta, Festival Iklim, 17 Januari 2018

2 Karakter dan kondisi Indonesia mendesak untuk memiliki strategi perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sistematis dan komprehensif

3 Sumber : UNEP GRID, Global Risk Data Platform GIS, 2015 Indonesia rawan bencana alam (gunung api dan gempa), dan kerepotan mengatasi bencana lingkungan (kebakaran, banjir, dan longsor)

4 Sumber : UNEP GRID, Global Risk Data Platform GIS, 2015 Resiko bencana lingkungan yang mengakibatkan kematian ternyata tinggi di wilayah dengan pertumbuhan ekonomi pesat

5 Habitat spesies terkaya di dunia Penyedia jasa lingkungan utama dunia Terbentuk dari proses kompleks vulkanik dan tektonik yang diikuti curah hujan lebat dan suhu tropis sehingga juga banyak menghasilkan dataran dan pulau organik Sumber : Peta Ekoregion 1: , KLH BIG, 2013 Sebagian besar penduduknya bergantung pada layanan langsung ekosistem dan vulnerable (41% bekerja di sektor pertanian, informal/keluarga, dan usaha kecil) BPS 2014 yang diolah Indonesia salah satu negara dengan keragaman hayati terbesar, namun menduduki ranking 112 dari 178 negara dalam kapasitas proteksi kualitas LH dan kekayaan alamnya pada Global Environmental Performance Index (Yale)

6 Cara memotret isu masalah lingkungan hidup dan dorongan urgensi untuk melakukan tindakan masih belum terstruktur dan harmonis dari tingkat nasional hingga lokal

7 Isu di skala nasional : Tingkat Resiliensi Pangan Indonesia ternyata rendah (daerah berwarna hijau tua dan hijau muda hanya separuh negara) Urgensi RPPLH di skala nasional : Meningkatkan daya dukung lingkungan dan meminimalkan dampak dan resiko lingkungan untuk mendukung ketahanan pangan Sumber : Peta Kerentanan terhadap Kerawanan Pangan 2015, Dewan Ketahanan Pangan & WFP

8 Potret perlindungan LH untuk mengatasi kerawanan pangan pada skala nasional : Sangat dibutuhkan kepastian dan keberlanjutan pasokan air Sangat dibutuhkan peningkatan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim Sumber : Peta perubahan curah hujan dan kenaikan suhu 1 derajat pada permukaan laut 2015, Dewan Ketahanan Pangan & WFP

9 Karakter jasa lingkungan Indonesia kaya tapi terus menurun dan rentan Jasa pengatur tata air Jasa penyedia air

10 Pulau Jawa telah terlampaui daya dukungnya, dengan perkiraan populasi ideal seharusnya + 64,7 juta jiwa

11 KERANGKA PEMBANGUNAN DIBENTUK DARI URGENSI PERCEPATAN PERTUMBUHAN DAN PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK Pembangunan perumahan & permukiman Kedaulatan pangan Kedaulatan energi dan kelistrikan Pembangunan kesehatan Revolusi Mental Kemaritiman & kelautan 10 PROGRAM PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS DAERAH Pariwisata Pembangunan perdesaan Pembangunan perkotaan Kawasan Industri & KEK

12 KOMITMEN LOW CARBON DEVELOPMENT (NDC INDONESIA) INOVASI ENERGI BERSIH & TERBARUKAN KONSERVASI DAN PEMULIHAN PENGELOLAAN DAMPAK DAN RESIKO LINGKUNGAN INOVASI PERKOTAAN DAN SISTEM TRANSPORTASI MORATORIUM SEKTOR EKSPLOITASI SDA YANG MEMBUKA HUTAN DAN LAHAN JANJI KEPALA DAERAH PERCEPATAN PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH PENINGKATAN DAYA SAING PENGELOLAAN DAMPAK DAN RESIKO LINGKUNGAN TUNTUAN PUBLIK PILKADA SERENTAK DAERAH RPJMD DAN RTRW DAERAH BARU INFRASTRUKTUR KONEKTIVITAS (ENERGI DAN TRANSPORTASI) INFRASTRUKTUR PENGAIRAN PEMBUKAAN LAHAN PERTANIAN DAN SUMBER ENERGI PENGUATAN KAWASAN ANDALAN/KEK PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN EKONOMI TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

13 LINGKUNGAN HIDUP ADALAH MODAL PEMBANGUNAN Penyedia Alokasi Ruang Penyumbang Pendapatan dari Sumber Daya Alam Pertumbuhan dan Pemerataan Daya Dukung Daya Tampung Kualitas SDA dan LH Penyedia Jasa Lingkungan dan Ekosistem Pelindung dari Resiko Bencana FUNGSI ALAT UKUR/INDIKATOR

14 MANDAT UU NO. 32/2009 Pemanfaatan Pemeliharaan Penegakan hukum Perencanaan Pengendalian Pengawasan Mekanisme dan kerangka RPPLH Instrumen pencegahan Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup RPPLH KLHS, tata ruang, baku mutu LH, baku kerusakan LH, AMDAL, UKL-UPL, izin lingkungan, instrumen ekonomi lingkungan, dll

15

16 MEMAKSIMALKAN PENCAPAIAN SASARAN DAN MANFAAT PEMBANGUNAN ADALAH : 1. Menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup tidak terlampaui 2. Menjaga agar fungsi lingkungan hidup sebagai penyedia SDA, serta jasa dan layanan ekosistem tidak terganggu 3. Meminimalkan dampak dan resiko, terutama bagi kelompok masyarakat maupun spesies yang rentan 4. Meningkatkan kualitas SDA dan lingkungan hidup

17 Sasaran utama RPPLH : Meningkatkan daya dukung dan daya tampung LH Mendukung pembangunan Meminimalkan dampak dan resiko Menjamin keselamatan hidup Sumber daya alam Kualitas lingkungan hidup Kapasitas governance dan peningkatan IPTEK

18 Kerangka muatan perencanaan : Memberikan koridor pemanfaatan SDA dan pemeliharaan fungsi lingkungan hidup Target kualitas lingkungan hidup yang ingin dicapai Penetapan fungsi lindung dan budidaya sesuai karakteristik Penetapan kriteria pemanfaatan SDA dan layanan ekosistem Pemanfaatan, pencadangan dan pelestarian SDA Pemeliharaan dan peningkatan kualitas dan fungsi LH Peningkatan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim

19 RPPLH memuat arahan pemenuhan enabling condition dan pencapaian target berdasarkan aktor utama pembangunan Persyaratan Pelaksanaan (enabling condition) Target sasaran Kapasitas pemerintah Kerjasama antar daerah berbasis ekosistem Kepastian hukum dan kejelasan standar Peran sektor usaha/ekonomi sebagai penggerak peningkatan standar LH Kepastian hak dan akses (tenurial dan pemanfaatan SDA) Masyarakat sebagai pengendali dan pelaksana pembangunan di lapangan

20 SASARAN BESAR RPPLH SASARAN 1 : BAGAIMANA MENJAGA KEBERLANJUTAN SUPPLY DDDTLH Milestones 1 : menahan laju penurunan Milestones 2 : menjaga keberlanjutan Milestones 3 : menaikkan DDDTLH - Pemulihan dan peningkatan kualitas LH - Pemulihan dan peningkatan fungsi ekosistem - Penataan lansekap - Budidaya dan rehabilitasi SDA - Pencadangan dan perlindungan SDA - Pengembangan infrastruktur hijau Gambar 1.1 Konsepsi keterkaitan antara pemanfaatan sumberdaya alam dan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Daya Dukung dan Daya Tampung LH Berpijak dari hal tersebut, pembangunan nasional kedepan perlu mendasarkan pada isu pembangunan merepresentasikan berkelanjutan Sumber sebagai Daya isu utama, Alam, dimana Jasa-jasa aspek pengelolaan lingkungan Ekosistem, hidup dijadikan dan dasar Kinerja dalam Fungsi mengembangkan Lingkungan kebijakan Hidup pembangunan nasional dengan sasaran akhir : (1) memperbaiki kualitas lingkungan hidup untuk yang dikelompokkan dalam berbagai jenis Jasa menunjang keberlanjutan pemanfaatan dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan Lingkungan untuk generasi sekarang dan akan datang; (2) memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan untuk mendukung kualitas kehidupan; (3) SASARAN 2 : BAGAIMANA MEMPERBAIKI POLA KONSUMSI DDDTLH Milestones 1 : pemerataan manfaat dan akses Milestones 2 : efisiensi dan adaptasi Milestones 3 : perubahan perilaku - Perbaikan tata kelola pemanfaatan SDA - Sustainable consumption & production - Circular economy - Mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim

21 Ukuran operasional daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup disaat data terukur terbatas adalah : TINGKAT KERENTANAN (vulnerability)

22 SKENARIO RPPLH NASIONAL Penurunan laju penyusutan sumber daya alam dan laju penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup pada periode 10 tahun pertama Pemulihan sumber daya alam dan peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup pada periode 10 tahun kedua Perubahan pola produksi dan konsumsi serta penerapan teknologi pada periode 10 tahun ketiga

23 POSISI RPPLH DALAM PERENCANAAN RPPLH MUATAN 1. pemanfaatan dan/atau pencadangan sumber daya alam; 2. pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi lingkungan hidup; 3. pengendalian, pemantauan, serta pendayagunaan dan pelestarian sumber daya alam; dan RPJM RPJP 4. adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Kebijakan Nasional / RPPLH Nasional Kebijakan Provinsi / RPPLH Provinsi PP PERDA Renstra K/L Renstra OPD-P Renja K/L Renja OPD-P SDG? NDC Kebijakan Kab/Kota / RPPLH Kab/Kota PERDA Renstra OPD-K Renja OPD-K Program PPLH Kegiatan PPLH UU 32/2009 UU 25/2004

24 PERUBAHAN IKLIM DALAM RPPLH NASIONAL STRATEGI PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Pengelolaan Kualitas Lingkungan Hidup Pengelolaan Ekosistem A B C Harmonisasi perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Penerapan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim Penguatan tata kelola pemerintahan dan kelembagaan dalam pengendalian pembangunan, serta perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup INDIKATOR PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Kebijakan Umum dst Arahan Kegiatan dst DDDTLH Nasional Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Keberlangsungan Fungsi Ekosistem Adaptasi dan Mitigasi PI Konflik Tenurial dan Laut Ekonomi

25 Arahan RPPLH Nasional terkait Perubahan Iklim dan NDC Kebijakan Umum Meningkatkan efisiensi pemanfaatan air dan mengembangkan infrastruktur sistem penampung dan distribusi air Arahan Kegiatan a) Membangun, meningkatkan, dan atau memperbaiki infrastruktur penampung dan pengendali air skala besar di daerah rawan kelangkaan air dan daerahdaerah lumbung pangan; b) Meningkatkan dan atau memperbaiki infrastruktur distribusi air untuk keperluan industri, rumah tangga, dan pertanian; dan c) Meningkatkan upaya-upaya pemanenan dan pemanfaatan air hujan dalam skala rumah tangga. Mengendalikan tata ruang kawasan perkotaan secara komprehensif. Arahan Prioritas : a) Mewujudkan Ruang Terbuka Hijau wilayah perkotaan minimal 30%, terutama pada wilayah perkotaan di Jawa dan Sumatera; b) Rancang ulang dan perbaikan infrastruktur yang berpengaruh terhadap berkurangnya pengendalian atas kelancaran aliran air permukaan; c) Mengembangkan sistem pengelolaan sampah dan limbah dalam skala komunal dan rumah tangga; d) Menerapkan sistem transportasi masal yang hemat energi dan hemat lahan; dan e) Membatasi kawasan industri di perkotaan. Mengembangkan sumber non fosil sebagai energi baru dan terbarukan a) Meneliti dan mengembangkan bahan bakar nabati sebagai substistusi bahan bakar fosil; b) Menerapkan insentif pemanfaatan bahan bakar non fosil; dan c) Mengembangkan listrik tenaga matahari dan mikrohidro.

26 Arahan RPPLH Nasional terkait Perubahan Iklim dan NDC Kebijakan Umum Mengembangkan sistem transportasi masal yang ramah lingkungan Mengembangkan green cities untuk perkotaan dan kota tangguh untuk kotakota yang rentan terhadap bencana Pembatasan reklamasi daerah pesisir dengan mempertimbangkan secara ketat aspek lingkungan Arahan Kegiatan a) Mengembangkan transportasi masal ramah lingkungan antar daerah; dan b) Menerapkan bahan bakar nabati ramah lingkungan dalam moda transportasi umum. c) Penerapan insentif pajak moda transportasi umum, moda transportasi ramah energi dan ramah lingkungan serta penerapan disinsentif pajak untuk kendaraan bermotor pribadi a) Menyusun Master Plan Kota Hijau yang memuat target pencapaian 8 atribut kota hijau (green planning & design, green open space, green waste, green transportation, green energy, green water, green building, and green community); b) Meningkatkan alokasi lahan peruntukan ruang terbuka hijau; c) merevitalisasi setiap ruang terbuka yang ada untuk dijadikan ruang terbuka hijau public (greening) baik pada lahan swasta maupun pemerintah; dan d) Meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya green cities. a) Membatasi reklamasi hanya untuk tujuan strategi yang berdampak besar bagi kepentingan nasional; dan b) Melarang reklamasi pada daerah yang rentan secara ekologis dan atau pada ekosistem yang secara alami sangat penting dalam menyokong ekosistem lainnya

27 Arahan RPPLH Nasional terkait Perubahan Iklim dan NDC Kebijakan Umum Pembangunan Infrastruktur hijau sesuai kerentanan daerah Meningkatkan pengetahuan bencana terhadap masyarakat yang berada didaerah rawan bencana Perlindungan daerah pesisir dari abrasi dan intrusi air laut Pengurangan eksploitasi air tanah Arahan Kegiatan a) Mengembangkan teknologi infrastruktur ramah lingkungan; b) Mengembangkan konsep pembangunan dengan konservasi (development conservation) pada kabupaten/kota yang masih didominasi oleh jasa lingkungan tinggi; dan c) Menyusun sistem rekayasa infrastruktur yang memperhatikan siklus harmonis dengan alam. a) Integrasi muatan tanggap bencana dalam kurikulum di sekolah-sekolah b) Simulasi tanggap bencana di daerah-daerah rawan bencana secara berkala c) Menyusun peta rawan bencana di seluruh jenjang pemerintahan d) Menyebarluaskan informasi tanggap bencana kepada masyarakat a) Membuat tanggul penahan gelombang di daerah pesisir padat penduduk; b) Membatasi penggunaan lahan pesisir sebagai untuk kawasan pemukiman, perkantoran, dan atau industri; dan c) Menerapkan konsep wisata ramah lingkungan dalam pembangunan infrastruktur wisata di kawasan pesisir. a) Membatasi penggunaan air tanah dalam untuk industri dan perhotelan; b) Membatasi penggunaan air tanah dalam di wilayah perkotaan pesisir; dan c) Mengembangkan prinsip Reduce, Reuse, Recycle beserta instrumen dan teknologinya dalam efisiensi pemanfaatan air.

28 Arahan RPPLH Nasional terkait Perubahan Iklim dan NDC Kebijakan Umum Meningkatkan diversifikasi pangan dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional Arahan Kegiatan a) Mengembangkan sumber pangan lokal non beras sebagai pangan pokok; dan b) Mengembangkan dan meningkatkan promosi penggunaan bahan pangan lokal non beras sebagai bahan substitusi produk makanan. Rehabilitasi ekosistem mangrove sebagai pelindung daratan dari abrasi a) Memutakhirkan data dan informasi mangrove nasional; b) Mengembangkan teknik-teknik rehabilitasi mangrove; c) Mengembangkan ekowisata untuk mendukung eksistensi kawasan mangrove; d) Rehabilitasi ekosistem mangrove di daerah rawan abrasi; dan e) Meningkatkan seluruh hutan mangrove tersisa dan mangrove yang dipulihkan sebagai kawasan lindung.

29 TANTANGAN PERTIMBANGAN KEPALA DAERAH 1.MENJAGA DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP Menekan laju penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Menggunakan pendekatan perencanaan dengan satuan DAS dan ekosistem Memastikan kabupaten penyedia jasa lingkungan tetap menjadi daerah konservasi dan intensitas pembangunan fisiknya harus dibatasi Bagaimana cara agar daerah yang menjadi pengguna jasa lingkungan dapat memberikan kompensasi pada daerah yang menjadi penyedia jasa lingkungan

30 2.MEMILIH PRIORITAS PEMBANGUNAN SECARA BIJAK Pertumbuhan seperti apa yang diinginkan? Peningkatan pendapatan atau distribusi manfaat dan resiko secara adil? Bagaimana mengelola dampak dan resiko lingkungan hidup yang ditimbulkan? Mengutamakan pendekatan rekayasa teknologi, atau menurunkan intensitas pembangunan? Apa skenario pembangunan berkelanjutan yang dipilih? Bagaimana caranya, agar biaya sosial, biaya kerusakan, dan biaya penyusutan SDA dapat mengoreksi pertumbuhan ekonomi sehingga kepala daerah siap untuk melaksanakan mitigasi dan lebih bijak dalam mengambil keputusan

31 Pekerjaan Rumah Bersama : Menetapkan Limit Daya Dukung dan Daya Tampung LH Harus ada limit daya dukung dan daya tampung LH yang tidak dipotong-potong oleh batas administrasi. Hal ini disebabkan ada daerah yang menjadi penyedia jasa lingkungan dan penentu kualitas daya dukung, sementara ada daerah lain yang menggunakan jasa lingkungan dari daerah lain. Harus ada skenario penanganan dampak berdasarkan kesepakatan limit daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang sifatnya kerjasama antar daerah

32 Melaksanakan Perencanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 1. Melakukan identifikasi daerah-daerah yang menjadi penyedia jasa lingkungan/layanan ekosistem utama bagi wilayah-wilayah sekitarnya 2. Menetapkan kriteria pemanfaatan dan pencadangan sumber daya alam secara umum, yaitu : a. Melakukan efisiensi dan diversifikasi b. Melakukan pemanfaatan SDA dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung c. Melakukan pencadangan SDA pada daerah-daerah yang memiliki nilai konservasi tinggi dan menjadi penyedia jasa lingkungan utama bagi wilayah disekitarnya d. Melakukan pencadangan wilayah pada daerah/ekosistem rusak yang harus dipulihkan 3. Menetapkan target kualitas lingkungan hidup dan daya dukung & daya tampung LH yang harus dicapai dalam jangka menengah (misalnya peningkatan nilai IKLH) 4. Menyelesaikan persoalan tenurial dan akses masyarakat 5. Memperbaiki tata kelola 6. Mengembangkan sistem pemantauan kualitas lingkungan terintegrasi antar daerah maupun antara pusat dan daerah

33 Pekerjaan Rumah Berikutnya : Menerapkan KLHS untuk RPJMD, RTRW, RZWP3K Menguji perencanaan dari skenario paling besar : Jasa lingkungan mana yang paling esensial, tidak tergantikan, dan harus dipertahankan (contoh : prioritas adalah jasa pengatur dan penyimpan air) Proyeksi kondisi ekstrim/perubahan iklim mana yang akan digunakan (contoh : diasumsikan dalam 5 10 tahun ke depan terjadi pergeseran pola hujan dan musim, serta frekuensi kondisi ekstrim cuaca akan lebih sering) Seberapa kualitas lingkungan dan daya dukung yang diharapkan akan dicapai secara bersama (contoh : apakah tutupan lahan disepakati akan dikembalikan menjadi 30% atau direncanakan lain) Mengelola Dampak dan Resiko Akibat Pembangunan dan Multiplier Effectnya

34 TAHAPAN KERJA KLHS IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS 1 Pengkajian Alternatif Kebijakan Rekomendasi Kebijakan 2 IDENTIFIKASI KEBIJAKAN- KEBIJAKAN YANG DIDUGA MENIMBULKAN DAMPAK Apa pengaruh kebijakan terhadap kondisi lingkungan hidup Opsi dan skenario kebijakan yang tersedia dan perlu dipertimbangkan TAHAPAN KLHS WAJIB YANG DIATUR UNDANG-UNDANG Rekomendasi untuk pengambilan keputusan 1 2 Catatan : Angka dan angka dilaksanakan sebagai tahap persiapan yang dikoordinir oleh KSP

35 MEKANISME ASSESSMENT Pertimbangan keputusan yang mempengaruhi : 1. Iklim investasi 2. Kelembagaan dan tata kelola 3. Keberadaan pembiayaan 4. Kualitas hidup masyarakat 5. Keadilan sosial ekonomi IDENTIFIKASI/UJI SKENARIO VISI YANG INGIN DICAPAI Opsi kebijakan lain yang out of the box Limit daya dukung dan daya tampung