Jurnal Teknik Mesin, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Teknik Mesin, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013"

Transkripsi

1 51 PERENCANAAN PERAWATAN ALAT PERAGA REFRIGERATION (MEREK GUNT, TIPE MT-210) BERDASARKAN METODE ISMO Riswan Eko Wahyu Susanto dan Mohammad Cahyo Dwi Kurniawan Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Politeknik Kediri Abstrak Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210) merupakan salah satu peralatan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran di Jurusan Teknik Mesin - Politeknik Kediri. Agar peralatan tersebut tetap dapat berfungsi dengan baik dan dalam kondisi siap pakai, maka perlu adanya tindakan perencanaan perawatan pada peralatan tersebut. Dalam perencanaan perawatan Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210) diperlukan beberapa langkah pekerjaan berdasarkan metode ISMO, yaitu berupa: mengidentifikasi kegiatan perawatan, penjadwalan perawatan, dan mengestimasi biaya perawatan. Berdasarkan perencanaan perawatan Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210) yang telah dilakukan, didapatkan: 1) kegiatan perawatan berupa sembilan kali inspection, enam kali small repair, dan dua kali medium repair ; 2) penjadwalan perawatan dilaksanakan selama periode ; 3) estimasi biaya perawatan sebesar rupiah untuk inspection, rupiah untuk small repair, rupiah untuk medium repair, dan rupiah untuk overhaul. Kata Kunci: Perawatan, Alat Peraga, Refrigeration, ISMO. PENDAHULUAN Latar Belakang Perawatan merupakan kegiatan untuk mencegah kerusakan awal, diadakannya perawatan agar peralatan tidak mengalami overhaul terlalu dini dan untuk menekan biaya perawatan seminimum mungkin. Perawatan bertujuan untuk melihat kondisi mesin dalam keadaan baik atau tidak baik, Saat ditemukan kondisi yang tidak baik perawatan dilakukan pada komponen yang mengalami kerusakan. Adanya perawatan pada peralatan agar pada waktu produksi bisa berfungsi dan mendapatkan hasil yang sangat baik. Di Politeknik Kediri merupakan suatu instasi pendidikan yang cukup ternama di kediri. Politeknik Kediri mempunyai 3 jurusan salah satunya Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin yang mempunyai beberapa Laboratorium diantaranya Laboratorium Otomasi, Laboratorium Material, Laboratorium Pabrikasi, Laboratorium Produksi, Laboratorium Otomotif. Didalam Laboratorium Otomasi terdapat Alat Peraga Refrigeration sebagai alat pembantu proses pembelajaran. Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210) tersebut belum mempunyai pedoman langkah-langkah perawatan, maka dibuatlah Perencanaan Perawatan Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT- 210). Perencanaan perawatan tersebut tersebut berisikan langkah-langkah pekerjaan perawatan Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210), penjadwalan perencanaan perawatan dilakukan, dan estimasi biaya perawatan yang dikeluarkan. Perencanaan, penjadwalan dan estimasi biaya perawatan

2 52 Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210) tersebut berdasarkan metode ISMO. Sehingga perencanaan perawatan yang dihasilkan nanti akan digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan perawatan pada Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210). Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana membuat kegiatan perawatan Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210) berdasarkan metode ISMO? 2. Bagaimana membuat penjadwalan perawatan Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210) berdasarkan metode ISMO? 3. Bagaimana menentukan estimasi biaya penjadwalan perawatan Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210) berdasarkan metode ISMO? Batasan Masalah Adapun batasan batasan yang dapat diambil yaitu: 1. Perencanaan perawatan yang dilakukan meliputi: pengidentifikasian kegiatan perawatan, penjadwalan perawatan, dan pengestimasian biaya perawatan. 2. Perencanaan perawatan yang dilakukan tidak mencangkup Standard Operating Procedure (SOP) perawatan dan gambar teknik exploded. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Dapat membuat kegiatan perawatan Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210) berdasarkan metode ISMO. 2. Dapat membuat penjadwalan perawatan Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210) berdasarkan metode ISMO. 3. Dapat menentukan estimasi biaya penjadwalan perawatan Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210) berdasarkan metode ISMO. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Perawatan Perawatan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga peralatan dan mengatasi kerusakan-kerusakan untuk sedapat mungkin dikembalikan ke keadaan semula, agar terjaganya suatu peralatan dengan kondisi yang baik dalam waktu yang lama sesuai dengan yang direncanakan, dan menghindari dari kerusakan yang fatal (Clifton, 1974). Perencanaan Perawatan Berdasarkan Metode ISMO Pekerjaan pertama yang paling mendasar dalam perawatan adalah membersihkan peralatan dari debu maupun kotoran-kotoran lain yang dianggap tidak perlu. Debu ini akan menjadi inti bermulanya proses kondensasi dari uap air yang berada di udara. Butir air yang terjadi pada debu tersebut lambat laun akan merusak permukaan kerja dari peralatan tadi sehingga secara keseluruhan peralatan tersebut akan menjadi rusak. Pekerjaan membersihkan ini pada umumnya diabaikan orang karena dianggap tidak penting, dan dalam melakukan pekerjaan ini perlu adanya petunjuk tentang (Clifton, 1974): 1. Bagaimana cara melakukan pekerjaan tersebut? 2. Kapan pekerjaan tersebut dilakukan? 3. Alat bantu apa saja yang diperlukan? 4. Hal-hal apa saja yang harus dihindari dalam melakukan pekerjaan tersebut? Pekerjaan kedua adalah memeriksa bagian-bagian dari peralatan yang dianggap perlu. Pemeriksaan terhadap unit

3 53 instalasi perlu dilakukan secara teratur mengikuti pola jadwal tertentu. Jadwal ini dibuat atas dasar pertimbanganpertimbangan yang cukup mendalam antara lain (Clifton, 1974): 1. Berdasarkan pengalaman yang lalu dalam suatu jenis perkerjaan yang sama diperoleh informasi mengenai selang waktu atau frekuensi untuk melakukan pemeriksaan seminimal mungkin dan seekonomis mungkin tanpa menimbulkan resiko yang berupa kerusakan pada unit instalasi yang bersangkutan. 2. Berdasarkan sifat operasinya yang dapat menimbulkan kerusakan setelah unit instalasi beroperasi dalam selang waktu tertentu. 3. Berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat unit instalasi yang bersangkutan. Pekerjaan selanjutnya adalah memperbaiki bila terdapat kerusakankerusakan pada bagian unit instalasi sedemikian rupa sehingga kondisi unit instalasi tersebut dapat mencapai standar semula dengan usaha dan biaya yang wajar (Clifton, 1974). Dengan perkembangan teknologi secara pesat dalam bidang industri maka perawatan terhadap peralatan produksi secara sadar dinilai sangat penting. Pada permulaan tumbuhnya industri, perawatan terhadap peralatan biasanya baru mendapat perhatian setelah peralatan tersebut mengalami kerusakan, karena tidak pernah mendapat perhatian yang layak. Beberapa kerusakan pada peralatan produksi tidak hanya berakibat terhentinya sebagian alat produksi tetapi seluruh peralatan produksi lainnya juga akat ikut berhenti (Clifton, 1974). Dengan meningkatnya persaingan yang cukup ketat dalam bidang industri, jelas perhatian akan ditujukan kepada halhal yang menyangkut usaha-usaha untuk dapat meningkatkan produktifitas, meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya operasi produksi dengan segala cara yang memungkinkan. Dalam hal ini adalah mengarah kepada peningkatan efektifitas perawatan peralatan dengan cara yang lebih ilmiah yang dikenalkan dengan perawatan terencana. Dalam perawatan terencana suatu peralatan akan mendapat giliran perbaikan sesuai dengan interval waktu atau disebut repair cycle yang telah ditentukan, dengan demikian kerusakan yang lebih besar dapat dihindari. Interval waktu perbaikan ini dapat ditentukan berdasarkan beban dan repair complexity dari peralatan yang bersangkutan (Garg, 1976). Jadi dengan perawatan terencana diharapkan dapat memperpanjang umur pakai dari peralatan 3 sampai 4 kali lebih panjang dan dapat mengurangi terjadinya kerusakan yang tidak diharapkan. Disamping itu dengan perawatan terencana diharapkan pula dapat menjamin ketelitian peralatan produksi sehingga kualitas dan kelangsungan produksi dapat terpelihara dengan baik (Garg, 1976). Repair Complexity Repair complexity merupakan suatu nilai relatif dari tingkat kerumitan perawatan suatu mesin. Repair complexity setiap peralatan berbeda-beda. Repair complexity ditujukan untuk menentukan repair cycle, tipe produksi, bahan benda produksi yang dikerjakan, giliran kerja per hari (asumsi: 1 shift = 8 jam kerja per hari). Selain itu repair complexity juga berfungsi untuk menentukan periode antara dua masa dalam siklus dan dua masa bongkar total (overhoul) dalam tahun. Metode ini sangat berguna apabila tidak terdapat buku instruksi perawatan tentang penentuan siklus perawatan (Garg, 1976). Repair complexity setiap peralatan ditunjukkan pada tabel berikut:

4 54 Tabel 1. Repair Complexity Peralatan Average N Repair Type of Production o. Complexity of Equipment 1 Rolling Mils (Steel) 15 2 Turbine (Steam and Hydro) 14 3 Boiler 12 4 Steam Turbine for Ships 11.5 Avitation Engines, Heavy 5 Diesel Engine, Heavy 11 Machine Tool 6 Automobile, Heavy Tractors, Ship, Aircraft 10 7 Tractor Railway Wagon (Good and Passenger) 9 9 Machine Tool (Medium) 9 10 Ball or Roller Bearing Motor Cycles 8.5 Heavy Electrical 11 Machines, Electric Trains, 8.5 Precision Instruments 12 Cycles Tractor Spare Part, Machine for Chemicals,Iindustrial Paper Wood Pulp 8 Compressor, Hydraulic 13 Machine, Light Machine 8 Tools 14 Tool and Cutters 7.5 Textile, Food Industries 15 Latter, Fire Protection 7.5 Equipment 16 Gas Appararatus 7 17 Low Voltage Appararatus 7 18 Weighing Instruments 7 19 Electrical Instruments 6 20 Earth Moving Machinery Shower, Bulldozers, ect Watches and Light Instrument 5.5 Sumber: Garg, 1976 Repair Cycle Metode perawatan terencana merupakan suatu bentuk pelaksanaan perawatan yang terjadwal. Oleh karena itu repair cycle menjadi penting keberadaannya. Klasifikasi kegiatan perawatan dalam perawatan terencana dapat dibagi menjadi 4 kategori, yaitu (Garg, 1976): 1. Inspection (I). 2. Small Repair (S). 3. Medium Repair (M). 4. Overhaul (O). Inspection Mempunyai batasan-batasan kerja secara umum, sebagai berikut (Garg, 1976): 1. Memeriksa fungsi dari mekanisme kecepatan putar dan kecepatan potong. 2. Memeriksa dan menyetel kopling gesek, kopling roda gigi, poros utama, bantalan, peluncur, rem, mur pembawa, dan lain-lain. 3. Membersihkan filter oli pelumas dan oli pendingin, sistem pengolian dan penyalur oli, serta serbuk kotoran dan debu dari pengarah. 4. Mengencangkan mur-mur dan bautbaut pengikat, ganti bila perlu. Small Repair Mempunyai batasan-batasan kerja secara umum, sebagai berikut (Garg, 1976): 1. Kerjakan semua kegiatan yang dilakukan pada inspection. 2. Membongkar 2-3 unit bagian peralatan yang kemungkinan besar akan aus atau kotor dan membersihkannya, jika diperlukan lamak lagi kantong-kantong oli, ganti bagian yang sudah rusak lalu rakit dan setel. 3. Mengadakan perbaikan bila diperlukan atau yang telah dicatat pada inspection. Medium Repair Mempunyai batasan-batasan kerja secara umum, sebagai berikut (Garg, 1976): 1. Kerjakan semua kegiatan perawatan yang dilakukan di small repair, ditambah dengan membongkar semua bagian yang kemungkinan akan aus dan harus diganti atau diperbaiki. 2. Mengecat permukaan mesin yang sudah rusak.

5 55 3. Kalibrasi ulang dengan melakukan levelling pada mesin. Overhaul Mempunyai batasan-batasan kerja secara umum, sebagai berikut (Garg, 1976): 1. Ulangi semua tindakan perawatan yang dilakukan pada medium repair, tetapi pembongkaran yang menyangkut setiap unit, semua komponen yang sudah rusak dan aus diganti dengan komponen baru. 2. Pemeriksaan pondasi mesin (pemasangan kedalaman pondasi) dan perbaiki jika diperlukan. 3. Gerinda/lamak semua permukaan pengarah (guide surface). 4. Mengecat semua permukaan yang harus dicat dengan cat yang baru. Repair cycle setiap peralatan ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 2. Repair Cycle Peralatan Periode Antara Dua Masa Perawatan Periode Antara Dua Overhaul Repair Cycle Dalam Bulan (t) Dalam Tahun (T) Repair Complexity Tipe Produksi Bahan Benda Produksi Jumlah Giliran Kerja/Hari Giliran Kerja/Hari Siklus M S I s/d O-I1-S1-I2-S2-I3-M1-I4-S3-I5-S4-I6-M2-I7-S5-I8- Baja Karbon dan Cor S6-I9-O Aluminium Cor Masal Perunggu Baja Konstruksi Baja Karbon dan Cor Aluminium Cor Seri Perunggu Baja Konstruksi Baja Karbon dan Cor Aluminium Cor Unit Perunggu Baja Konstruksi s/d O-I1-I2-I3-S1-I4-I5-I6-S2-I7-I8-I9-M1-I10-I11-I12- Baja Karbon dan Cor S3-I13-I14-I15-S4-I16-I17-I18-M2-I19-I20-I21-S5- Aluminium Cor Masal I22-I23-I24-S6-I25-I26-I27-O Perunggu Baja Konstruksi Baja Karbon dan Cor Aluminium Cor Seri Perunggu Baja Konstruksi Baja Karbon dan Cor Aluminium Cor Unit Perunggu Baja Konstruksi Baja Karbon dan Diatas Seri O-I1-I2-S1-I4-I5- Cor Aluminium Cor dst dst dst dst Sumber: Garg, 1976 Keterangan: T : Lamanya waktu dari repair cycle yaitu ditunjukan oleh waktu antara overhaul pertama dengan overhaul berikutnya (O ke O). t : Periode antara dua tingkatan yang berurutan dari kategori perawatan terencana (ISMO). Pada umumnya peralatan dapat dilakukan perawatan terencana berdasarkan metode ISMO hingga 2-3 kali repair cycle, selebihnya dari segi biaya perawatan sudah tidak ekonomis (Garg, 1976). Biaya Perawatan Biaya yang dikeluarkan untuk merawat suatu peralatan merupakan salah satu unsur yang penting dalam pengelolaan perusahaan, sebab biaya sangat menentukan didalam perolehan keuntungan. Biaya perawatan diusahakan dengan biaya seminimum mungkin, dan peralatan dapat dioperasikan secara maksimum guna memperoleh kelancaran proses produksinya (Kodoatie, 2005). Biaya perawatan diklasifikasikan sebagai berikut (Pujawan, 2009): 1. Biaya Perawatan Pencegahan. Biaya untuk menjaga keawetan dan efisiensi peralatan. 2. Biaya Perawatan Koreksi. Biaya untuk menentukan komponenkomponen, baik yang untuk diperbaiki atau diganti. 3. Biaya Perawatan Overhaul. Biaya untuk pembongkaran peralatan yang telah mengalami penurunan efisiensi, baik secara per bagian atau menyeluruh. 4. Biaya Perawatan Total. Biaya yang merupakan penjumlahan seluruh biaya perawatan: pencegahan, koreksi, dan overhaul. Dalam perhitungan biaya perawatan (pencegahan, koreksi, dan overhaul) masing-masing menggunakan formula sebagai berikut (Pujawan, 2009): F = P ( 1 + i ) n Keterangan: F : Nilai uang masa depan, (Rp). P : Nilai uang masa sekarang, (Rp). i : Tingkat suku bunga bank per periode, (%). n : Lamanya periode penelaahan. Definisi Alat Peraga Alat peraga adalah alat yang dapat dipertunjukkan dalam Proses pembelajaran dan berfungsi sebagai pembantu untuk memperjelas konsep atau pengertian contoh benda ( 2014).

6 56 Definisi Air Conditioner Air Conditioner adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur atau mengkondisikan kualitas udara yang meliputi sirkulasi udara, mengatur kelembaban udara, mengatur kebersihan udara dan untuk memurnikan udara (Purification). Menurut Wilbert F.Stoecker dan J.W. Jones (Associate Professor of Mechanical Engineering University of Texas at Austin) menjelasakan tentang refrigerasi dan pengkondisian udara, bahwa dalam kebanyakan bangunan berukuran sedang dan besar, energi panas dipindahkan dengan menggunakan udara, air dan kadang-kadang refrigerant. Perpindahan energi panas ini seringkali dengan membawa energi tersebut dari suatu ruangan ke suatu penyerap kalor sentral (unit refrigerasi) atau membawa kalor dari sumber kalor (pemanas atau ketel) ke ruangan. Bagian-bagian Utama Air Conditioner Komponen utama Air Conditioner terdiri dari kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator. Gambar di bawah ini menunjukan rangkaian komponen-komponen tersebut ( 2014). Gambar 1. Komponen utama Air Conditioner Sumber: Kompresor. Kompresor merupakan komponen utama Air Conditioner yang berfungsi untuk mensirkulasikan refrigerant ke seluruh unit Air Conditioner dengan cara menaikkan tekanan refrigerant. Fungsi kompresor mirip dengan fungsi jantung pada tubuh manusia dan refrigerant sebagai darahnya. Kompresor memiliki dua saluran, yaitu saluran hisap (suction) dan saluran buang (discharge). Saluran hisap dihubungkan dengan evaporator dan merupakan sisi tekanan rendah, sedangkan saluran buang dihubungkan dengan kondensor dan merupakan sisi tekanan tinggi. Refrigerant dalam fase gas pada tekanan dan temperatur rendah dihisap oleh kompresor melalui saluran hisap kemudian dimampatkan sehingga tekanan dan temperaturnya naik selanjutnya mengalir ke kondensor melalui saluran buang. Tipe kompresor dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu tipe resipro (crankshaft), dan tipe swash plate. a. Kompresor tipe resipro (Crank Shaft). Kompresor tipe ini bekerja dengan memanfaatkan gerak putar dari mesin yang diterima oleh crank shaft kompresor. Di dalam kompresor gerak putar dari crank shaft diubah menjadi menjadi gerak bolak balik torak untuk menghisap dan memampatkan refrigerant. Prinsip kerja kompresor torak terdiri dari dua langkah, yaitu langkah hisap dan langkah kompresi. Saat langkah hisap torak bergerak turun dari titik mati atas ke titik mati bawah, volume silinder mengembang sehingga tekanan di dalam silinder turun atau terjadi kevakuman di dalam silinder. Akibatnya katup hisap membuka dan refrigerant masuk ke dalam silinder. Proses ini berlangsung sampai torak mencapai titik mati bawah. Pada langkah kompresi, torak bergerak naik dari titik mati bawah ke titik mati atas. Refrigerant mengalami pemampatan sehingga tekanan dan temperaturnya naik. Akibat tekanan refrigerant yang

7 57 tinggi, katup hisap akan menutup dan katup buang membuka sehingga refrigerant keluar dan mengalir ke kondensor. kalor dari refrigerant ke udara lingkungan dengan bantuan ekstra fan. Konstruksi kondensor sama dengan konstruksi radiator, terdiri dari susunan pipa-pipa persegi dan sirip-sirip yang berfungsi untuk memperbesar laju perpindahan kalor. Kondensor ditempatkan di depan radiator agar memperoleh aliran udara maksimum. Gambar di bawah ini menunjukkan konstruksi kondensor. Gambar 2. Kompresor Resipro Sumber: b. Kompresor tipe Swash Plate. Pada kompresor jenis ini, gerakan torak diatur oleh swash plate pada jarak tertentu dengan 6 atau 10 silinder. Ketika salah satu sisi pada torak melakukan langkah tekan, maka sisi yang lainnya melakukan langkah isap. Pada dasarnya, proses kompresi pada tipe ini sama dengan proses kompresi pada kompresor tipe crank shaft. Perbedaannya terletak pada adanya tekanan oleh katup isap dan katup tekan. Selain itu, perpindahan gaya pada tipe swash plate tidak melalui batang penghubung (Connecting Rod), sehingga getarannya lebih kecil. Gambar dibawah ini memperlihatkan bagian-bagian dari kompresor tipe swash plate. Gambar 4. Kondensor Sumber: Refrigerant dalam fase uap pada tekanan dan temperatur tinggi, mengalir ke dalam kondensor melalui saluran masuk yang terletak di bagian atas. Di dalam kondensor, refrigerant mengalami proses pendinginan dan perubahan fase dari gas menjadi cair akibat pelepasan kalor ke udara lingkungan, sehingga keluar dari kondensor, refrigerant ada dalam fase cair pada temperatur rendah. 3. Filter Dryer berfungsi sebagai penyaring kotoran pada saluran refrigerant Air Conditioner. Selain berfungsi sebagai penyaring kotoran dan menjaga kebersihan refrigrant, filter dryer juga berfungsi sebagai penghilang kelembaban dan uap air di dalam saluran refrigerant Air Conditioner. Gambar 3. Kompresor Swash Plate Sumber: Kondensor. Kondensor merupakan alat penukar kalor yang berfungsi memindahkan Gambar 5. Filter Dryer Sumber:

8 58 4. Katup Ekspansi. Komponen ini berfungsi menurunkan tekanan dan temperatur refrigerant, sehingga menimbulkan efek dingin pada evaporator. Ada dua jenis katup ekspansi yang digunakan dalam system AC mobil, yaitu katup ekspansi jenis termostatik dan katup ekspansi jenis pipa orifice. Gambar di bawah ini menunjukkan kostruksi katup ekspansi termostatik. Bagian-bagian katup ekspansi terdiri dari orifice, sensor, pipa kapiler, diafragma, pen penekan, plat dan bola, dan pegas. Gambar 6. Katup Ekspansi Sumber: Evaporator. Evaporator merupakan alat penukar kalor yang berfungsi memindahkan kalor dari udara yang dikondisikan ke refrigerant. Seperti kondensor, evaporator tersusun dari pipa-pipa dan sirip-sirip dalam jumlah yang banyak. Refrigerant masuk evaporator dalam bentuk kabut pada tekanan dan temperatur rendah. Udara dari kabin dihembuskan oleh blower melewati kisikisi evaporator. Udara yang bertemperatur lebih tinggi daripada refrigerant yang mengalir dalam evaporator, akan melepaskan kalor dan diserap oleh refrigerant, sehingga temperatur udara turun menjadi lebih dingin yang selanjutnya akan mendinginkan udara dalam kabin. Refrigerant keluar dari evaporator dalam fase uap. Gambar 7. Evaporator Sumber: Prinsip Kerja Air Conditioner Siklus refrigerasi kompresi-uap ideal merupakan kebalikan siklus Carnot, di mana fluida kerja (Refrigerant) harus menguap seluruhnya sebelum dikompresi pada kompresor, sehingga turbin digantikan peranannya oleh katup ekspansi (bisa berupa katup throttle atau pipa kapiler). Seperti terlihat pada skema dan diagram T-s dibawah, ada empat proses yang terjadi, yaitu proses 1-2 kompresi isentropik pada kompresor, proses 2-3 pelepasan kalor pada tekanan konstan di kondensor, proses 3-4 ekspansi isentropik pada katup ekspansi, dan proses 4-1 penyerapan kalor pada tekanan konstan di evaporator. Gambar 8. Siklus Kompresi Uap Sumber: Dari gambar di atas, alur refrigerant dimulai pada kondisi 1 saat masuk kompresor sebagai uap jenuh kemudian dikompresi secara isentropik sampai tekanan kondensor. Temperatur refrigerant naik selama proses kompresi ini di atas

9 Repair Complexity Siklus M S I t (Bulan) T (Tahun) Jurnal Teknik Mesin, Volume 2, Nomor 2, Tahun temperatur lingkungan. Refrigerant kemudian masuk ke kondensor sebagai uap superheated pada tingkat keadaan 2 dan keluar sebagai cairan jenuh pada tingkat keadaan 3 sehingga terjadi pelepasan kalor ke lingkungan. Refrigerant pada tingkat keadaan 3 ini diekspansi sampai tekanan evaporator melalui katup ekspansi atau pun pipa kapiler. Temperatur refrigerant menjadi turun di bawah temperatur ruangan yang dikondisikan selama proses ini. Refrigerant masuk ke evaporator pada tingkat keadaan 4 (diidealisasi sebagai ekspansi isentropik pada tingkat keadaan 4) sebagai campuran saturasi dua-fasa (cair-uap) dengan kualitas rendah, kemudian refrigerant menguap seluruhnya dengan menyerap kalor dari ruangan yang dikondisikan tersebut. Refrigerant keluar dari evaporator sebagai uap jenuh dan masuk kembali ke kompresor pada tingkat keadaan 1. Seluruh proses siklus di atas bersifat reversibel secara internal, kecuali untuk proses ekspansi yang irreversibel (karena throttle tidak mungkin isentropik sehingga perlu diidealisasi atau berperan sebagai turbin untuk memudahkan analisis). Efisiensi siklus refrigerasi ini dinyatakan dalam koefisien unjuk kerja (COP), di mana tergantung dari efek refrigerasi (Load/QL) dan kerja netto (Wnet,in). Secara teoritis COP maksimum ini tergantung dari temperatur dua sisi (Tcool dan Thigh), di mana COP akan naik bila beda temperatur keduanya semakin kecil, dengan kata lain Tcool naik atau Thigh turun (Stoecker dan Jones, 1994). PEMBAHASAN Repair Complexity Berdasarkan tabel 1. tentang repair complexity peralatan, maka repair complexity untuk Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210): 8. Repair Cycle Berdasarkan tabel 2. repair cycle peralatan, maka repair cycle untuk Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT- 210) ditentukan sebagai berikut (asumsi giliran kerja/hari : 1): Tabel 3. Repair Cycle Alat Peraga Air Conditioner (Toyota Kijang Super) Repair Cycle 8 O-I1-S1-I2-S2-I3-M1- I4-S3-I5-S4-I6-M2-I7- S5-I8-S6-I9-O ,5 14 Dengan demikian perawatan terhadap Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210) dilakukan setiap 9,5 bulan sekali sesuai dengan tingkatan siklus perawatan. Sedangkan Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210) tersebut akan di-overhaul setelah 14 tahun. Inspection Kegiatan inspection pada Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT- 210) meliputi: 1. Memeriksa kondisi keseluruhan Alat Peraga. 2. Memeriksa Kabel Listrik. Memeriksa Tombol-tombol pada Electrical Switch Box. 4. Memeriksa kondisi Fuse pada Electrical Switch Box. 5. Memeriksa Kelistrikan pada Electrical Switch Box. 6. Memeriksa tabung Kompresor. 7. Memeriksa kondisi Motor. 8. Memeriksa kebocoran pada Pipa. 9. Memeriksa Sirip-sirip pada Kondensor. 10. Memeriksa kondisi Fan pada Kondensor. 11. Memeriksa Pipa-pipa pada Kondensor. 12. Memeriksa kondisi Dryer pada Sightglass. 13. Memeriksa Pipa Kapiler. 14. Memeriksa kondisi Pipa pada Katup Ekspansi.

10 Memeriksa Katup Selenoid. 16. Memeriksa kondisi Pipa pada Pressure Switch. 17. Memeriksa Pressure Switch (High Pressure Dan Low Pressure). 18. Memeriksa fungsi Thermostat. Small Repair Kegiatan small repair pada Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT- 210) meliputi: 1. Melakukan kegiatan secara keseluruhan. 2. Memperbaiki sambungan bila Pipa mengalami kebocoran. 3. Membersihkan Dimensi Ruang pada Evaporator terhadap kotoran. 4. Memperbaiki Electrical Switch Box. 5. Memperbaiki Service Valve. 5. Mengencangkan Mur dan Baut tiap komponen. 6. Memberi pelumasan pada Kompresor. 7. Menganti Refrigerant. Medium Repair Kegiatan medium repair pada Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT- 210) meliputi: 1. Melakukan inspeksi dan small repair secara keseluruhan. 2. Mengganti atau memperbaiki Katup Ekspansi. 3. Mengganti atau memperbaiki Filter Dryer. 4. Mengganti atau memperbaiki Katup Selenoid. 5. Mengganti atau memperbaiki Fan pada Kondensor. 6. Mengganti atau memperbaiki Fan pada Evaporator. 7. Mengganti Fuse pada Switch Box. 8. Mengganti Service Valve. 9. Mengganti Pressure Switch High Pressure dan Low Pressure. Kegiatan overhaul pada Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210) meliputi: 1. Melakukan semua tindakan Medium Repair. 2. Membongkar Electrical Switch Box. 3. Mengganti Fuse pada Electrical Switch Box. 4. Membongkar Starting Relay pada Kompresor. 5. Membongkar Thermal Protector pada Kompresor. 6. Mengganti Katup Selenoid. 7. Mengganti Service Valve. 8. Mengganti Sightglass. 9. Mengganti Katup Ekspansi. 10. Mengganti Thermostat. 11. Mengganti Filter Dryer. 12. Mengganti Manometer Intake. 13. Mengganti Manometer Delivery. 14. Mengganti Fan pada Kondensor. 15. Membongkar Kondensor. 16. Membongkar Evaporator. 17. Mengganti Kelistrikan pada Evaporator. 18. Mengganti Fan pada Evaporator. Penjadwalan Perawatan Peralatan (Merek Gunt, Tipe MT-210) Tahun 2014 (Merek Gunt, Tipe MT-210) Tahun 2015 Overhaul

11 61 (Merek Gunt, Tipe MT-210) Tahun 2016 (Merek Gunt, Tipe MT-210) Tahun 2022 (Merek Gunt, Tipe MT-210) Tahun 2017 (Merek Gunt, Tipe MT-210) Tahun 2023 (Merek Gunt, Tipe MT-210) Tahun 2018 (Merek Gunt, Tipe MT-210) Tahun 2024 (Merek Gunt, Tipe MT-210) Tahun 2019 (Merek Gunt, Tipe MT-210) Tahun 2025 (Merek Gunt, Tipe MT-210) Tahun 2020 (Merek Gunt, Tipe MT-210) Tahun 2026 (Merek Gunt, Tipe MT-210) Tahun 2021 (Merek Gunt, Tipe MT-210) Tahun 2027

12 62 Estimasi Biaya Perawatan Peralatan Estimasi Biaya Perawatan Inspection Estimasi Biaya Perawatan Small Repair Estimasi Biaya Perawatan Medium Repair Estimasi Biaya Perawatan Overhaul Estimasi Biaya Perawatan Per Tahun Dalam perhitungan biaya perawatan (inspection, small repair, medium repair, dan overhaul). 1. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2014 Pada tahun 2014, kegiatan perawatan meliputi I1 dan S1, sehingga biaya F = [P ( 1 + i ) n ]I1 + [P ( 1 + i ) n ]S1 F = [ ( 1 + 0,075 ) 1 ]I1 + [ ( 1 + 0,075 ) 1 ]S1 F = Rupiah 2. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2015 Pada tahun 2015, kegiatan perawatan meliputi I2, sehingga biaya F = [P ( 1 + i ) n ]I2 F = [ ( 1 + 0,075 ) 2 ]I2 F = Rupiah 3. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2016 Pada tahun 2016, kegiatan perawatan meliputi S2, sehingga biaya F = [P ( 1 + i ) n ]S2 F = [ ( 1 + 0,075 ) 3 ]S2 F = Rupiah 4. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2017 Pada tahun 2017, kegiatan perawatan meliputi I3, sehingga biaya F = [P ( 1 + i ) n ]I3 F = [ ( 1 + 0,075 ) 4 ]I3 F = Rupiah 5. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2018 Pada tahun 2018, kegiatan perawatan meliputi M1 dan I4, sehingga biaya F = [P ( 1 + i ) n ]M1 + [P ( 1 + i ) n ]I4 F = [ ( 1 + 0,075 ) 5 ]M1 + [ ( 1 + 0,075 ) 5 ]I4 F = Rupiah 6. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2019 Pada tahun 2019, kegiatan perawatan meliputi S3, sehingga biaya F = [P ( 1 + i ) n ]S3 F = [ ( 1 + 0,075 ) 6 ]S3 F = Rupiah 7. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2020 Pada tahun 2020, kegiatan perawatan meliputi I5, sehingga biaya F = [P ( 1 + i ) n ]I5 F = [ ( 1 + 0,075 ) 7 ]I5 F = Rupiah 8. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2021 Pada tahun 2021, kegiatan perawatan meliputi S4 dan I6, sehingga biaya F = [P ( 1 + i ) n ]S4 + [P ( 1 + i ) n ]I6 F = [ ( 1 + 0,075 ) 8 ]S4 + [ ( 1 + 0,075 ) 8 ]I6 F = Rupiah 9. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2022 Pada tahun 2022, kegiatan perawatan meliputi M2, sehingga biaya F = [P ( 1 + i ) n ]M2 F = [ ( 1 + 0,075 ) 9 ]M2 F = Rupiah

13 Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2023 Pada tahun 2023, kegiatan perawatan meliputi I7, sehingga biaya F = [P ( 1 + i ) n ]I7 F = [ ( 1 + 0,075 ) 10 ]I7 F = Rupiah 11. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2024 Pada tahun 2024, kegiatan perawatan meliputi S5, sehingga biaya F = [P ( 1 + i ) n ]S5 F = [ ( 1 + 0,075 ) 11 ]S5 F = Rupiah 12. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2025 Pada tahun 2025, kegiatan perawatan meliputi I8 dan S6, sehingga biaya F = [P ( 1 + i ) n ]S4 + [P ( 1 + i ) n ]I6 F = [ ( 1 + 0,075 ) 12 ]I8 + [ ( 1 + 0,075 ) 12 ]S6 F = Rupiah 13. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2026 Pada tahun 2026, kegiatan perawatan meliputi I9, sehingga biaya F = [P ( 1 + i ) n ]I9 F = [ ( 1 + 0,075 ) 13 ]I9 F = Rupiah 14. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2027 Pada tahun 2027, kegiatan perawatan meliputi 0, sehingga biaya F = [P ( 1 + i ) n ]O F = [ ( 1 + 0,075 ) 14 ]O F = Rupiah KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka didapatkan simpulan sebagai berikut: 1. Kegiatan perawatan pada Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210) berdasarkan metode ISMO diperlukan sembilan kali inspection, enam kali small repair, dan dua kali medium repair. 2. Penjadwalan perawatan pada Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210) berdasarkan metode ISMO dilaksanakan selama periode tahun Perhitungan estimasi biaya perawatan pada Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210) berdasarkan Metode ISMO didapatkan biaya inspection sebesar rupiah, biaya small repair sebesar rupiah, biaya medium repair sebesar rupiah, dan biaya overhaul sebesar rupiah. Saran Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka didapatkan saran sebagai berikut: 1. Perlu dilanjutkan dengan pembuatan Standard Operating Procedure (SOP) perawatan pada Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210) untuk menunjang perencanaan perawatan tersebut. 2. Perlu dilanjutkan dengan pembuatan gambar teknik exploded untuk menunjang pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) perawatan pada Alat Peraga Refrigeration (Merek Gunt, Tipe MT-210). DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2009). Definisi Refrigerator. tanggal 19 Januari Anonim. (2010). Assembly & Maintenance Exercise: Refrigeration MT We reserve the right to modify our products without any notifications. Diakses tanggal 16 Januari Anonim. (2011). Klasifikasi Refrigerator. tanggal 19 Januari 2014.

14 64 Anonim. (2011). Siklus Kompresi Uap. /media/sikluskompresiuap/bab3.php. Diakses tanggal 22 Januari Anonim. (2012). Dasar Refrigerasi dan Pengkondisian Udara. DASAR-REFRIGERASI-DAN- PENGKONDISIAN-UDARA-pdf. Diakses tanggal 22 Januari Anonim. (2012). Pengertian Evaporator. www. Diakses tanggal 22 Januari Anonim. (2012). Pengertian Mesin Pendingin. Diakses tanggal 22 Januari Clifton, R. H. (1974). Principles of Planned Maintenance. London: Arnold. Garg, H. P. (1976). Industrial Maintenance. New Delhi: S. Chand. Kodoatie, R. J. (2005). Analisis Ekonomi Teknik. Yogyakarta: Andi Pujawan, I. N. (2009). Ekonomi Teknik. Surabaya: Guna Widya. Stoecker, W.F., dan Jones, J.W. (1994). Refrigerasi dan Pengkondisian Udara. Jakarta: Erlangga. Wahjudi, S. (2012). Inspeksi. Malang: Politeknik Negeri Malang.

Jurnal Teknik Mesin, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013

Jurnal Teknik Mesin, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 37 PERENCANAAN PERAWATAN ALAT PERAGA AIR CONDITIONER TOYOTA KIJANG SUPER BERDASARKAN METODE ISMO Putut Jatmiko Dwi Prasetio dan Achmad Singgih Kuswantoro Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Politeknik

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014

Jurnal Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014 Jurnal Teknik Mesin, Volume 3, Nomor, Tahun 204 53 PERENCANAAN PERAWATAN MESIN SEKRAP (MEREK QING DAO, TIPE BC-6063) BERDASARKAN METODE ISMO Riswan Eko Wahyu Susanto dan Dani Supriyanto Program Studi Perawatan

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013

Jurnal Teknik Mesin, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 12 PERENCANAAN PERAWATAN MESIN PUNCHING (MEREK SCOTCHMAN, TIPE 5014-TM) Riswan Eko Wahyu Susanto dan Indar Ahsani Bahriyan. Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Politeknik Kediri Abstrak Mesin TM)

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014

Jurnal Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014 40 PERENCANAAN PERAWATAN ALAT PERAGA MESIN TOYOTA SOLUNA BERDASARKAN METODE ISMO Putut Jatmiko Dwi Prasetio dan Margiono Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Politeknik Kediri Abstrak Alat Peraga

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013

Jurnal Teknik Mesin, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 23 PERENCANAAN PERAWATAN ALAT PERAGA MOTOR DIESEL HYUNDAI HD MIGHTY BERDASARKAN METODE ISMO Ahmad Dony Mutiara Bahtiar dan Moch. Prayodha Setyawan Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Politeknik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel Cooling Tunnel atau terowongan pendingin merupakan sistem refrigerasi yang banyak digunakan di industri, baik industri pengolahan makanan, minuman dan farmasi. Cooling

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014

Jurnal Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014 1 PERENCANAAN PERAWATAN MESIN BUBUT (MEREK FREJOTH, TIPE FEL-1640-HG) BERDASARKAN METODE ISMO Putut Jatmiko Dwi Prasetio dan Mirza Fahrudin Jurusan Teknik Mesin - Program Studi Perawatan dan Perbaikan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA.1 Teori Pengujian Sistem pengkondisian udara (Air Condition) pada mobil atau kendaraan secara umum adalah untuk mengatur kondisi suhu pada ruangan didalam mobil. Kondisi suhu yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air

Lebih terperinci

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin Galuh Renggani Wilis, ST.,MT ABSTRAKSI Pengkondisian udara disebut juga system refrigerasi yang mengatur temperature & kelembaban udara. Dalam beroperasi

Lebih terperinci

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC Dosen Pengampuh : Drs. Abdurrahman, M.Pd. Disusun oleh : Taofik Hidayat (5202412052) 2012 PRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING Marwan Effendy, Pengaruh Kecepatan Udara Pendingin Kondensor Terhadap Kooefisien Prestasi PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING Marwan Effendy Jurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Latar Belakang Pengkondisian udaraa pada kendaraan mengatur mengenai kelembaban, pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan. Pengkondisian ini bertujuan bukan saja sebagai penyejuk

Lebih terperinci

SISTEM AIR CONDITIONER (AC)

SISTEM AIR CONDITIONER (AC) SISTEM AIR CONDITIONER (AC) KOMPETENSI Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan prinsip terjadinya pendinginan pada sistem AC. 2. Menjelaskan Fungsi AC pada mobil. 3. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SISTIM AC KOMPRESOR TIPE WOBBLE PLATE Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistim AC Disusun Oleh : Cahyono (5201410028) Naufal Farras Sajid (5201410029) Riwan Setiarso (5201410030) Rifki Yoga Kusuma

Lebih terperinci

TUJUAN PEMBELAJARAN. Setelah mempelajari modul ini anda dapat :

TUJUAN PEMBELAJARAN. Setelah mempelajari modul ini anda dapat : TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini anda dapat : 1. Menjelaskan prinsip kerja air conditioner system. 2. Mengidentifikasi komponen air conditioner system. 3. Menjelaskan cara kerja air conditioner

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Mesin Pendingin Untuk pertama kali siklus refrigerasi dikembangkan oleh N.L.S. Carnot pada tahun 1824. Sebelumnya pada tahun 1823, Cagniard de la Tour (Perancis),

Lebih terperinci

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin BAB II Prinsip Kerja Mesin Pendingin A. Sistem Pendinginan Absorbsi Sejarah mesin pendingin absorbsi dimulai pada abad ke-19 mendahului jenis kompresi uap dan telah mengalami masa kejayaannya sendiri.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Freezer Freezer merupakan salah satu mesin pendingin yang digunakan untuk penyimpanan suatu produk yang bertujuan untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang

Lebih terperinci

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER No. Vol. Thn.XVII April ISSN : 85-87 KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER Iskandar R. Laboratorium Konversi Energi Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Refrigerasi adalah proses pengambilan kalor atau panas dari suatu benda atau ruang tertutup untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk dari energi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyejuk udara atau pengkondisi udara atau penyaman udara atau erkon atau AC (air conditioner) adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN PUTAR POROS KOMPRESOR TERHADAP PRESTASI KERJA MESIN PENDINGIN AC

PENGARUH KECEPATAN PUTAR POROS KOMPRESOR TERHADAP PRESTASI KERJA MESIN PENDINGIN AC PENGARUH KECEPATAN PUTAR POROS KOMPRESOR TERHADAP PRESTASI KERJA MESIN PENDINGIN AC Marwan Effendy Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartosura email : effendy@ums.ac.id

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut. BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi adalah suatu proses penarikan kalor dari suatu ruang/benda ke ruang/benda yang lain untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM : LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tentang refrigerasi dan pengkondisian udara Sekilas tentang refrigerasi dan pengkondisian udara secara fungsi utama bidang refrigerasi dan pengkondisian udara saling berkaitan

Lebih terperinci

Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL. Hartoyo

Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL. Hartoyo Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL Hartoyo PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. PENDAHULUAN Dilihat dari fungsinya, AC Mobil memiliki

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN Kemas. Ridhuan 1), I Gede Angga J. 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Simulator Pengertian simulator adalah program yg berfungsi untuk menyimulasikan suatu peralatan, tetapi kerjanya agak lambat dari pada keadaan yg sebenarnya. Atau alat untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12 Suroso, I Wayan Sukania, dan Ian Mariano Jl. Let. Jend. S. Parman No. 1 Jakarta 11440 Telp. (021) 5672548

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Air Conditioner (AC) adalah alat pada kendaraan khususnya mobil yang mempunyai fungsi untuk mengatur suhu di dalam kendaraan sesuai dengan keinginan pengendara

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II DASAR TEORI 2012 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Brine Sistem Brine adalah salah satu sistem refrigerasi kompresi uap sederhana dengan proses pendinginan tidak langsung. Dalam proses ini koil tidak langsung mengambil

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

MAINTENANCE EVAPORATOR PANTHER 1997 HI GRADE PROYEK AKHIR

MAINTENANCE EVAPORATOR PANTHER 1997 HI GRADE PROYEK AKHIR MAINTENANCE EVAPORATOR PANTHER 1997 HI GRADE PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Oleh : NURMAN ASYARI NIM. I 8609026 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC Dosen Pengampuh : Drs. Abdurrahman, M.Pd. Disusun oleh : Taofik Hidayat (5202412052) 2012 PRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner BAB III METODOLOGI PENELITIAN Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar operasi prosedur : 3.1 Data-Data Penelitian Spesifikasi : Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM AIR CONDITIONER (AC) PADA TRAINER AC MOBIL

TROUBLE SHOOTING SISTEM AIR CONDITIONER (AC) PADA TRAINER AC MOBIL 26 TROUBLE SHOOTING SISTEM AIR CONDITIONER (AC) PADA TRAINER AC MOBIL Setiyo Hermawan 1, Rizki Novianto 2 Program Studi Teknik Mesin Otomotif, Politeknik Muhammadiyah Pekalongan Jl. Raya Pahlawan No. Gejlig

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PRINSIP PENDINGINAN PROSES MEMINDAHKAN ATAU MENAMBAHKAN PANAS DARI SUATU BENDA ATAU TEMPAT KE

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller BAB II DASAR TEORI 2.1 Blast Chiller Blast Chiller adalah salah satu sistem refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan suatu produk dengan cepat. Cara pendinginan produk pada Blast Chiller ini dilakukan

Lebih terperinci

REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA

REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA Trainer Sistem Kelistrikan AC Mobil Daihatsu Zebra REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA Wildan Fahmi D3 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya e-mail:

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 29 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

AC (AIR CONDITIONER)

AC (AIR CONDITIONER) AC (AIR CONDITIONER) AC adalah suatu jenis mesin pendingin yang berfungsi sebagai penyejuk ruangan. Ditinjau dari konstruksi, AC bias dibagi menjadi dua bagian, yakni sisi luar dan sisi dalam. Sisi luar

Lebih terperinci

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer SISTEM REFRIGERASI Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia. Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari perkembangan sistem kontrol yang menunjang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39 BAB IV PEMBAHASAN Pada pengujian ini dilakukan untuk membandingkan kerja sistem refrigerasi tanpa metode cooled energy storage dengan sistem refrigerasi yang menggunakan metode cooled energy storage. Pengujian

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tata Udara [sumber : 5. http://ridwan.staff.gunadarma.ac.id] Sistem tata udara adalah proses untuk mengatur kondisi suatu ruangan sesuai dengan keinginan sehingga dapat memberikan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI Darwis Tampubolon *), Robert Samosir **) *) Staf Pengajar Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan **) Staf Pengajar Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan Abstrak Refrigerasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 diagram blok siklus Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 diagram blok siklus Sistem Refrigerasi Kompresi Uap BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Sistem refrigerasi kompresi uap merupakan suatu sistem yang menggunakan kompresor sebagai alat kompresi refrigeran, yang dalam keadaan bertekanan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada Siklus Kompresi Uap Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak digunakan dalam daur refrigerasi, pada daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), pengembunan( 2 ke 3), ekspansi (3

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sejarah Hawlader, M.N.A., Chou, S.K., Ullah, M.Z. ( 2001 ) melakukan penelitian tentang prestasi dari sistem solar assisted heat pump water heater. Pada evaporator ditambahkan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda/media

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisian udara merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk mengkondisikan

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK PENDINGIN

DASAR TEKNIK PENDINGIN DASAR TEKNIK PENDINGIN Oleh : Agus Maulana Praktisi Mesin Pendingin HP. 0813 182 182 33 PT Mitra Lestari Bumi Abadi Jl.Gading Indah Raya Blok C No. 25 Kelapa Gading - Jakarta, 14240 Siklus Sistem Mesin

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Persiapan Alat Dan Bahan. Persiapan satu Unit kendaraan. Pengecekan. Pembongkaran Evaporator.

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Persiapan Alat Dan Bahan. Persiapan satu Unit kendaraan. Pengecekan. Pembongkaran Evaporator. 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Persiapan Alat Dan Bahan Persiapan satu Unit kendaraan Pengecekan Pembongkaran Evaporator Kondisi baik tidak Perawatan Korektif ya Perawatan Preventif

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1 Florist Cabinet (Sumber Gambar: Althouse, Modern Refrigeration and Air Conditioning Hal.

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1 Florist Cabinet (Sumber Gambar: Althouse, Modern Refrigeration and Air Conditioning Hal. BAB II DASAR TEORI 2.1 Florist Cabinet Florist cabinet merupakan suatu alat yang digunakan untuk proses pendinginan bunga. Florist cabinet beragam dalam ukuran dan konstruksi. Biasanya florist cabinet

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI Motor penggerak mula adalah suatu alat yang merubah tenaga primer menjadi tenaga sekunder, yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam

Lebih terperinci

Maka persamaan energi,

Maka persamaan energi, II. DASAR TEORI 2. 1. Hukum termodinamika dan sistem terbuka Termodinamika teknik dikaitkan dengan hal-hal tentang perpindahan energi dalam zat kerja pada suatu sistem. Sistem merupakan susunan seperangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Maret Yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Maret Yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Maret 2015. Yang meliputi uji coba dan pengolahan data, dan bertempat di Laboratorium Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap 4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pengkondisian Udara Pengkondisian udara adalah proses untuk mengkondisikan temperature dan kelembapan udara agar memenuhi persyaratan tertentu. Selain itu kebersihan udara,

Lebih terperinci

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER )

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER ) BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER ) A. Pengertian Dasar Tentang AC (Air Conditioner) Secara umum pengertian dari AC (Air Conditioner) suatu rangkaian mesin yang memiliki fungsi sebagai

Lebih terperinci

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC) Pertemuan ke-9 dan ke-10 Materi Perkuliahan : Kebutuhan jaringan dan perangkat yang mendukung sistem pengkondisian udara termasuk ruang pendingin (cool storage). Termasuk memperhitungkan spatial penempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi senantiasa selalu mengalami peningkatan seiring dengan ditemukan berbagai ilmu-ilmu baru pada dunia pendidikan. Teknologi yang telah ada mengalami

Lebih terperinci

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin. Mengenal Cara Kerja Mesin Pendingin MESIN PENDINGIN Mesin pendingin adalah suatu rangkaian rangkaian yang mampu bekerja untuk menghasilkan suhu atau temperature dingin. Mesin pendingin bisanya berupa kulkas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang otomotif berkembang sangat pesat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang otomotif berkembang sangat pesat mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi bidang otomotif berkembang sangat pesat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam dunia otomotif khususnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR Untuk mengenalkan aspek-aspek refrigerasi, pandanglah sebuah siklus refrigerasi uap Carnot. Siklus ini adalah kebalikan dari siklus daya uap Carnot. Gambar 1.

Lebih terperinci

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR Arif Kurniawan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang; Jl.Raya Karanglo KM. 2 Malang 1 Jurusan Teknik Mesin, FTI-Teknik Mesin

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem tata udara Air Conditioning dan Ventilasi merupakan suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet BAB II DASAR TEORI 2.1 Blood Bank Cabinet Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Batasan Rancangan Untuk rancang bangun ulang sistem refrigerasi cascade ini sebagai acuan digunakan data perancangan pada eksperiment sebelumnya. Hal ini dikarenakan agar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN 3.1.1 Pengertian AC Air Conditioner(AC) merupakan sebuah alat yang mampu mengkondisikan udara. Dengan kata lain,ac berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Arif Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang E-mail : arifqyu@gmail.com Abstrak. Pada bagian mesin pendingin

Lebih terperinci

BAB IV LANGKAH PENGERJAAN

BAB IV LANGKAH PENGERJAAN BAB IV LANGKAH PENGERJAAN 4.1 Peralatan yang Digunakan Sebelum melakukan instalasi hal utama yang pertama dilakukan adalah menyiapkan peralatan. Peralatan yang digunakan pada instalasi sistem refrigerasi,

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN Fakultas : Teknik Program Studi : Teknik otomotif Mata Kuliah & kode : SISTEM AC ; OTO 330 SKS : Teori 2, Praktik 1 Semester : IV (D3), VI (S1) Mata Kuliah prasyarat

Lebih terperinci

Bab III. Metodelogi Penelitian

Bab III. Metodelogi Penelitian Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Analisa kinerja AC split 3/4 PK dengan mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 variasi tekanan refrigeran dengan pembebanan terdapat beberapa tahapan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1. Prinsip Kerja Mesin Pendingin Penemuan siklus refrigerasi dan perkembangan mesin refrigerasi merintis jalan bagi pembuatan dan penggunaan mesin penyegaran udara. Komponen utama

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN KATUP EKSPANSI JENIS KAPILER DAN TERMOSTATIK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA MESIN PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA

PENGARUH PENGGUNAAN KATUP EKSPANSI JENIS KAPILER DAN TERMOSTATIK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA MESIN PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA PENGARUH PENGGUNAAN KATUP EKSPANSI JENIS KAPILER DAN TERMOSTATIK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA MESIN PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA Eko Saputra 1, Azridjal Aziz 2, Rahmat Iman Mainil 3 Laboratorium

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motor Bensin Motor bensin adalah suatu motor yang menggunakan bahan bakar bensin. Sebelum bahan bakar ini masuk ke dalam ruang silinder terlebih dahulu terjadi percampuran bahan

Lebih terperinci

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL Disusun Oleh: KELOMPOK 9 Angga Eka Wahyu Ramadan (2113100122) Citro Ariyanto (2113100158) Ahmad Obrain Ghifari (2113100183) INSTITUT

Lebih terperinci

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU BAB III TURBIN UAP PADA PLTU 3.1 Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Florist Cabinet Florist cabinet merupakan suatu alat yang digunakan untuk proses pendinginan bunga. Florist cabinet sangat beragam dalam ukuran dan konstruksi. Biasanya florist cabinet

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

Gambar Sistem pengkondisian udara

Gambar Sistem pengkondisian udara BAB 14 SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AIR CONDITIONER) 14.1. Pendahuluan Air conditioner merupakan peralatan untuk memelihara udara di dalam ruangan agar temperatur dan kelembabannya sesuai dengan yang dikehendaki.

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No SIL/OTO/OTO 330/22 Revisi : 00 Tgl : 1 April 2008 Hal 1 dari 5 MATA KULIAH : SISTEM AC KODE MATA KULIAH : OTO 330 SEMESTER : IV PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF DOSEN PENGAMPU : SUTIMAN, MT

Lebih terperinci