Jurnal Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014"

Transkripsi

1 1 PERENCANAAN PERAWATAN MESIN BUBUT (MEREK FREJOTH, TIPE FEL-1640-HG) BERDASARKAN METODE ISMO Putut Jatmiko Dwi Prasetio dan Mirza Fahrudin Jurusan Teknik Mesin - Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin - Politeknik Kediri Abstrak Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL-1640-HG) merupakan salah satu peralatan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran di Jurusan Teknik Mesin - Politeknik Kediri. Agar peralatan tersebut tetap dapat berfungsi dengan baik dan dalam kondisi siap pakai, maka perlu adanya tindakan perencanaan perawatan pada peralatan tersebut. Dalam perencanaan perawatan Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL-1640-HG) diperlukan beberapa langkah pekerjaan berdasarkan metode ISMO, yaitu berupa: mengidentifikasi kegiatan perawatan, penjadwalan perawatan, dan mengestimasi biaya perawatan. Berdasarkan perencanaan perawatan Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL-1640-HG) yang telah dilakukan, didapatkan: 1) kegiatan perawatan berupa sembilan kali inspection, enam kali small repair, dan dua kali medium repair ; 2) penjadwalan perawatan dilaksanakan selama periode ; 3) estimasi biaya perawatan sebesar rupiah untuk inspection, rupiah untuk small repair, rupiah untuk medium repair, dan rupiah untuk overhaul. Kata Kunci: Perawatan, Mesin Bubut, ISMO. PENDAHULUAN Latar Belakang Pentingnya perawatan pada peralatan, maka perlu adanya pemahaman yang baik tentang langkah-langkah perawatan. Perawatan sangat dibutuhkan untuk menjaga keawetan dan umur peralatan agar tahan lebih lama. Jika perawatan peralatan dilakukan, maka proses pengoperasian peralatan akan berjalan dengan lancar. Perawatan bisa mengurangi dampak kerusakan peralatan dan menghindari break down yang berlebihan. Di Politeknik Kediri khususnya Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin memiliki berbagai Laboratorium diantaranya Laboratorium Material, Laboratorium Otomotif, Laboratorium Produksi, Laboratorium Perawatan Dasar, Laboratorium Otomasi, dan Laboratorium Fabrikasi. Didalam Laboratorium Produksi terdapat bebagai macam peralatan salah satunya adalah Mesin Bubut Frejoth FEL-1640-HG. Agar dapat digunakan sebagai alat bantu proses pembelajaran dan berfungsi dengan baik pada proses pembelajaran, maka harus perlu perawatan yang rutin. Dengan demikian penting bagi mahasiswa untuk mendalami dan mempelajari tentang perencanaan perawatan Mesin Bubut sehingga mahasiswa dapat mengerti, agar nantinya dalam proses pembelajaran dan pengoperasian Mesin Bubut yang ada pada Politeknik Kediri berjalan dengan lancar. Karena Mesin Bubut di Politeknik Kediri belum memiliki pedoman dalam melakukan kegiatan perawatan yang harus dilakukan, maka dibuatlah Perencanaan Perawatan Mesin Bubut tersebut berdasarkan metode ISMO. Perencanaan perawatan Mesin Bubut tersebut berisikan langkah-langkah pekerjaan meliputi: kegiatan perawatan komponen Mesin Bubut, jadwal perencanaan perawatan yang dilakukan, dan estimasi biaya perawatan yang dikeluarkan. Sehingga perencanaan perawatan yang dihasilkan nantinya akan digunakan sebagai pedoman untuk pelaksanaan perawatan pada Mesin Bubut tersebut agar berfungsi dengan baik dan dalam kondisi siap pakai untuk proses pembelajaran.

2 2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana membuat kegiatan perawatan Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL HG) berdasarkan metode ISMO? 2. Bagaimana membuat penjadwalan perawatan Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL-1640-HG) berdasarkan metode ISMO? 3. Bagaimana menentukan estimasi biaya perawatan Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL-1640-HG) berdasarkan metode ISMO? Batasan Masalah Batasan masalah yang dapat diambil sebagai berikut: 1. Perencanaan perawatan yang dilakukan meliputi: pengidentifikasian kegiatan perawatan, penjadwalan perawatan, dan pengestimasian biaya perawatan. 2. Perencanaan perawatan yang dilakukan tidak mencakup Standard Operating Procedure (SOP) perawatan dan gambar teknik exploded. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan Laporan Akhir ini sebagai berikut: 1. Dapat membuat kegiatan perawatan Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL-1640-HG) berdasarkan metode ISMO. 2. Dapat membuat penjadwalan perawatan Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL HG) berdasarkan metode ISMO. 3. Dapat menentukan estimasi biaya perawatan Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL-1640-HG) berdasarkan metode ISMO. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Perawatan Perawatan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga peralatan dan mengatasi kerusakan-kerusakan untuk sedapat mungkin dikembalikan ke keadaan semula, agar terjaganya suatu peralatan dengan kondisi yang baik dalam waktu yang lama sesuai dengan yang direncanakan, dan menghindari dari kerusakan yang fatal (Clifton, 1974). Perencanaan Perawatan Berdasarkan Metode ISMO Pekerjaan pertama yang paling mendasar dalam perawatan adalah membersihkan peralatan dari debu maupun kotoran-kotoran lain yang dianggap tidak perlu. Debu ini akan menjadi inti bermulanya proses kondensasi dari uap air yang berada di udara. Butir air yang terjadi pada debu tersebut lambat laun akan merusak permukaan kerja dari peralatan tadi sehingga secara keseluruhan peralatan tersebut akan menjadi rusak. Pekerjaan membersihkan ini pada umumnya diabaikan orang karena dianggap tidak penting, dan dalam melakukan pekerjaan ini perlu adanya petunjuk tentang (Clifton, 1974): 1. Bagaimana cara melakukan pekerjaan tersebut? 2. Kapan pekerjaan tersebut dilakukan? 3. Alat bantu apa saja yang diperlukan? 4. Hal-hal apa saja yang harus dihindari dalam melakukan pekerjaan tersebut? Pekerjaan kedua adalah memeriksa bagian-bagian dari peralatan yang dianggap perlu. Pemeriksaan terhadap unit instalasi perlu dilakukan secara teratur mengikuti pola jadwal tertentu. Jadwal ini dibuat atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang cukup mendalam antara lain (Clifton, 1974): 1. Berdasarkan pengalaman yang lalu dalam suatu jenis perkerjaan yang sama diperoleh informasi mengenai selang waktu atau frekuensi untuk melakukan pemeriksaan seminimal mungkin dan seekonomis mungkin tanpa menimbulkan resiko yang berupa kerusakan pada unit instalasi yang bersangkutan. 2. Berdasarkan sifat operasinya yang dapat menimbulkan kerusakan setelah unit instalasi beroperasi dalam selang waktu tertentu. 3. Berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat unit instalasi yang bersangkutan. Pekerjaan selanjutnya adalah memperbaiki bila terdapat kerusakankerusakan pada bagian unit instalasi

3 3 sedemikian rupa sehingga kondisi unit instalasi tersebut dapat mencapai standar semula dengan usaha dan biaya yang wajar (Clifton, 1974). Dengan perkembangan teknologi secara pesat dalam bidang industri maka perawatan terhadap peralatan produksi secara sadar dinilai sangat penting. Pada permulaan tumbuhnya industri, perawatan terhadap peralatan biasanya baru mendapat perhatian setelah peralatan tersebut mengalami kerusakan, karena tidak pernah mendapat perhatian yang layak. Beberapa kerusakan pada peralatan produksi tidak hanya berakibat terhentinya sebagian alat produksi tetapi seluruh peralatan produksi lainnya juga akat ikut berhenti (Clifton, 1974). Dengan meningkatnya persaingan yang cukup ketat dalam bidang industri, jelas perhatian akan ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut usaha-usaha untuk dapat meningkatkan produktifitas, meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya operasi produksi dengan segala cara yang memungkinkan. Dalam hal ini adalah mengarah kepada peningkatan efektifitas perawatan peralatan dengan cara yang lebih ilmiah yang dikenalkan dengan perawatan terencana. Dalam perawatan terencana suatu peralatan akan mendapat giliran perbaikan sesuai dengan interval waktu atau disebut repair cycle yang telah ditentukan, dengan demikian kerusakan yang lebih besar dapat dihindari. Interval waktu perbaikan ini dapat ditentukan berdasarkan beban dan repair complexity dari peralatan yang bersangkutan (Garg, 1976). Jadi dengan perawatan terencana diharapkan dapat memperpanjang umur pakai dari peralatan 3 sampai 4 kali lebih panjang dan dapat mengurangi terjadinya kerusakan yang tidak diharapkan. Disamping itu dengan perawatan terencana diharapkan pula dapat menjamin ketelitian peralatan produksi sehingga kualitas dan kelangsungan produksi dapat terpelihara dengan baik (Garg, 1976). Repair Complexity Repair complexity merupakan suatu nilai relatif dari tingkat kerumitan perawatan suatu mesin. Repair complexity setiap peralatan berbeda-beda. Repair complexity ditujukan untuk menentukan repair cycle, tipe produksi, bahan benda produksi yang dikerjakan, giliran kerja per hari (asumsi: 1 shift = 8 jam kerja per hari). Selain itu repair complexity juga berfungsi untuk menentukan periode antara dua masa dalam siklus dan dua masa bongkar total (overhoul) dalam tahun. Metode ini sangat berguna apabila tidak terdapat buku instruksi perawatan tentang penentuan siklus perawatan (Garg, 1976). Repair complexity setiap peralatan ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 1. Repair Complexity Peralatan N o. Type of Production 1 Rolling Mils (Steel) 15 2 Turbine (Steam and Hydro) 14 3 Boiler 12 4 Steam Turbine for Ships Avitation Engines, Heavy Diesel Engine, Heavy Machine Tool 11 6 Automobile, Heavy Tractors, Ship, Aircraft 10 7 Tractor Railway Wagon (Good and Passenger) 9 9 Machine Tool (Medium) 9 10 Ball or Roller Bearing Motor Cycles 8.5 Heavy Electrical Machines, 11 Electric Trains, Precision 8.5 Instruments Cycles Tractor Spare Part, 12 Machine for Chemicals,Iindustrial Paper 8 Wood Pulp 13 Compressor, Hydraulic Machine, Light Machine Tools 8 14 Tool and Cutters Textile, Food Industries Latter, Fire Protection Equipment Gas Appararatus 7 17 Low Voltage Appararatus 7 18 Weighing Instruments 7 19 Electrical Instruments 6 20 Earth Moving Machinery Shower, Bulldozers, ect Watches and Light Instrument 5.5 Sumber: Garg, 1976 Average Repair Complexity of Equipment

4 4 Repair Cycle Metode perawatan terencana merupakan suatu bentuk pelaksanaan perawatan yang terjadwal. Oleh karena itu repair cycle menjadi penting keberadaannya. Klasifikasi kegiatan perawatan dalam perawatan terencana dapat dibagi menjadi 4 kategori, yaitu (Garg, 1976): 1. Inspection (I). 2. Small Repair (S). 3. Medium Repair (M). 4. Overhaul (O). Inspection Mempunyai batasan-batasan kerja secara umum, sebagai berikut (Garg, 1976): 1. Memeriksa fungsi dari mekanisme kecepatan putar dan kecepatan potong. 2. Memeriksa dan menyetel kopling gesek, kopling roda gigi, poros utama, bantalan, peluncur, rem, mur pembawa, dan lainlain. 3. Membersihkan filter oli pelumas dan oli pendingin, sistem pengolian dan penyalur oli, serta serbuk kotoran dan debu dari pengarah. 4. Mengencangkan mur-mur dan baut-baut pengikat, ganti bila perlu. Small Repair Mempunyai batasan-batasan kerja secara umum, sebagai berikut (Garg, 1976): 1. Kerjakan semua kegiatan yang dilakukan pada inspection. 2. Membongkar 2-3 unit bagian peralatan yang kemungkinan besar akan aus atau kotor dan membersihkannya, jika diperlukan lamak lagi kantong-kantong oli, ganti bagian yang sudah rusak lalu rakit dan setel. 3. Mengadakan perbaikan bila diperlukan atau yang telah dicatat pada inspection. Medium Repair Mempunyai batasan-batasan kerja secara umum, sebagai berikut (Garg, 1976): 1. Kerjakan semua kegiatan perawatan yang dilakukan di small repair, ditambah dengan membongkar semua bagian yang kemungkinan akan aus dan harus diganti atau diperbaiki. 2. Mengecat permukaan mesin yang sudah rusak. 3. Kalibrasi ulang dengan melakukan levelling pada mesin. Overhaul Mempunyai batasan-batasan kerja secara umum, sebagai berikut (Garg, 1976): 1. Ulangi semua tindakan perawatan yang dilakukan pada medium repair, tetapi pembongkaran yang menyangkut setiap unit, semua komponen yang sudah rusak dan aus diganti dengan komponen baru. 2. Pemeriksaan pondasi mesin (pemasangan kedalaman pondasi) dan perbaiki jika diperlukan. 3. Gerinda/lamak semua permukaan pengarah (guide surface). 4. Mengecat semua permukaan yang harus dicat dengan cat yang baru. Repair cycle setiap peralatan ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 2. Repair Cycle Peralatan Periode Antara Dua Masa Perawatan Periode Antara Dua Overhaul Repair Cycle Dalam Bulan (t) Dalam Tahun (T) Repair Complexity Tipe Produksi Bahan Benda Produksi Jumlah Giliran Kerja/Hari Giliran Kerja/Hari Siklus M S I s/d O-I1-S1-I2-S2-I3-M1-I4-S3-I5-S4-I6-M2-I7-S5-I8- Baja Karbon dan Cor S6-I9-O Aluminium Cor Masal Perunggu Baja Konstruksi Baja Karbon dan Cor Aluminium Cor Seri Perunggu Baja Konstruksi Baja Karbon dan Cor Aluminium Cor Unit Perunggu Baja Konstruksi s/d O-I1-I2-I3-S1-I4-I5-I6-S2-I7-I8-I9-M1-I10-I11-I12- Baja Karbon dan Cor S3-I13-I14-I15-S4-I16-I17-I18-M2-I19-I20-I21-S5- Aluminium Cor Masal I22-I23-I24-S6-I25-I26-I27-O Perunggu Baja Konstruksi Baja Karbon dan Cor Aluminium Cor Seri Perunggu Baja Konstruksi Baja Karbon dan Cor Aluminium Cor Unit Perunggu Baja Konstruksi Baja Karbon dan Diatas Seri O-I1-I2-S1-I4-I5- Cor Aluminium Cor dst dst dst dst Sumber: Garg, 1976 Keterangan: T : Lamanya waktu dari repair cycle yaitu ditunjukan oleh waktu antara overhaul pertama dengan overhaul berikutnya (O ke O). t : Periode antara dua tingkatan yang berurutan dari kategori perawatan terencana (ISMO). Pada umumnya peralatan dapat dilakukan perawatan terencana berdasarkan metode ISMO hingga 2-3 kali repair cycle, selebihnya dari segi biaya perawatan sudah tidak ekonomis (Garg, 1976). Biaya Perawatan Biaya yang dikeluarkan untuk merawat suatu peralatan merupakan salah satu unsur yang penting dalam pengelolaan perusahaan, sebab biaya sangat menentukan didalam perolehan keuntungan. Biaya

5 5 perawatan diusahakan dengan biaya seminimum mungkin, dan peralatan dapat dioperasikan secara maksimum guna memperoleh kelancaran proses produksinya (Kodoatie, 2005). Biaya perawatan diklasifikasikan sebagai berikut (Pujawan, 2009): 1. Biaya Perawatan Pencegahan. Biaya untuk menjaga keawetan dan efisiensi peralatan. 2. Biaya Perawatan Koreksi. Biaya untuk menentukan komponenkomponen, baik yang untuk diperbaiki atau diganti. 3. Biaya Perawatan Overhaul. Biaya untuk pembongkaran peralatan yang telah mengalami penurunan efisiensi, baik secara per bagian atau menyeluruh. 4. Biaya Perawatan Total. Biaya yang merupakan penjumlahan seluruh biaya perawatan: pencegahan, koreksi, dan overhaul. Dalam perhitungan biaya perawatan (pencegahan, koreksi, dan overhaul) masingmasing menggunakan formula sebagai berikut (Pujawan, 2009): F = P ( 1 + i ) n Keterangan: F : Nilai uang masa depan, (Rp). P : Nilai uang masa sekarang, (Rp). i : Tingkat suku bunga bank per periode, (%). n : Lamanya periode penelaahan. Definisi Mesin Bubut Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindle dengan poros ulir. Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masingmasing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci ( 2014). Gambar 1. Mesin Bubut Sumber: Bagian-bagian Utama Mesin Bubut Bagian-bagian utama mesin bubut sebagai berikut (Diktat Politeknik Negeri Malang, 2012): 1. Meja Mesin (Bed). 2. Kepala Tetap (Head Stock). 3. Quick-Change Gear Box. 4. Pembawa (Carriage). 5. Kepala lepas (Tail Stock). Gambar 2. Bagian-bagian Utama Mesin Bubut Sumber: Diktat Politeknik Negeri Malang, 2012 Gambar 3. Bagian Utama dan Gigi Pemindah Otomatis Mesin Bubut Sumber: Diktat Politeknik Negeri Malang, 2012

6 Repair Complexity Siklus M S I t (Bulan) T (Tahun) Jurnal Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, Tahun Prinsip Kerja Mesin Bubut Proses pembubutan adalah salah satu proses pemesinan yang mengunakan pahat dengan satu mata potong untuk membuang material dari permukaan benda kerja yang berputar. Pahat bergerak pada arah linier sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Dengan mekanisme yang baik, maka proses bubut memiliki kekhususan untuk membuat benda kerja yang berbentuk silindris. Benda kerja di cekam dengan poros spindle dengan bantuan chuck yang memiliki rahang pada salah satu ujungnya. Poros spindle akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindle. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir ( 2014). Proses pengoperasian Mesin Bubut sebagai berikut: 1. Memasang benda kerja pada cekam. 2. Mengatur pahat pada tool post terlebih dahulu, kemudian menyalakan switch on mesin. 3. Tekan naik/turun handle feed shaft untuk memutar cekam. 4. Setelah cekam berputar, pahat (cutting weel) yang terpasang pada tool post digerakkan kearah benda kerja secara translasi (sejajar dengan sumbu putar benda kerja) dengan cara memutar eretan sampai terjadi proses pemakanan. 5. Sehingga proses pemakanan benda kerja dapat dilakukan sesuai hasil yang diinginkan. Untuk menghentikan putaran cekam dapat dilakukan dengan cara menetralkan handle feed shaft atau menginjak rem kaki (footbrake). PEMBAHASAN Repair Complexity Berdasarkan tabel repair complexity peralatan, maka repair complexity untuk Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL-1640-HG): 9. Repair Cycle Berdasarkan tabel repair cycle peralatan, maka repair cycle untuk Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL-1640-HG) ditentukan sebagai berikut (asumsi giliran kerja/hari : 1): Tabel 3.Repair Cycle Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL-1640-HG) Repair Cycle 9 O-I1-S1-I2-S2-I3- M1-I4-S3-I5-S4- I6-M2-I7-S5-I8- S6-I9-O ,5 14 Dengan demikian perawatan terhadap Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL-1640-HG) dilakukan setiap 9,5 bulan sekali sesuai dengan tingkatan siklus perawatan. Sedangkan Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL-1640-HG) tersebut akan dioverhaul setelah 14 tahun. Inspection Kegiatan inspection pada Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL-1640-HG) meliputi: 1. Memeriksa kebersihan mesin. 2. Memeriksa kondisi oli mesin. 3. Memeriksa kondisi pada Main Motor. 4. Memeriksa kebersihan pada Main Motor. 5. Memeriksa tombol persiapan Motor Mesin dan Emergency. 6. Memeriksa keausan Tuas Pemindah Kecepatan. 7. Melakukan pelumasan pada Tuas Pemindah Kecepatan. 8. Memeriksa kelurusan Kepala Tetap. 9. Memeriksa kebersihan pada Kepala Tetap. 10. Melakukan pelumasan pada Kepala Tetap. 11. Memeriksa kelurusan Cekam. 12. Memeriksa kebersihan Cekam. 13. Melakukan pelumasan pada Rahang Cekam. 14. Memeriksa kedataran Meja.

7 7 15. Memeriksa kebersihan pada Meja. 16. Melakukan pelumasan pada Meja. 17. Memeriksa kelurusan Sumbu Rumah Pahat dengan Kepala 18. Memeriksa kebersihan Rumah Pahat. 19. Melakukan pelumasan pada Rumah Pahat. 20. Memeriksa kebersihan Eretan dan Lintas Eretan. 21. Melakukan pelumasan pada Eretan dan Lintas Eretan. 22. Memeriksa kelurusan Kepala Lepas dengan Cekam. 23. Memeriksa kebersihan Kepala 24. Melakukan pelumasan pada Kepala 25. Memeriksa kerataan antar Puncak Ulir pada Poros Berulir. 26. Memeriksa kebersihan pada Poros Berulir. 27. Melakukan pelumasan pada Poros Berulir. 28. Memeriksa keausan Tuas Cekam. 29. Melakukan pelumasan pada Tuas Cekam. 30. Memeriksa kerataan pada Front Moveable Chip Troy. 31. Memeriksa kebersihan Front Moveable Chip Troy. 32. Melakukan pelumasan pada Front Moveable Chip Troy. 33. Memeriksa keausan Gearbox. 34. Memeriksa kebersihan pada Gearbox. 35. Melakukan pelumasan pada Gearbox. Small Repair Kegiatan small repair pada Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL-1640-HG) meliputi: 1. Mengerjakan semua tindakan yang harus dilakukan pada inspection. 2. Memeriksa kekencangan Belt. 3. Melakukan penyetelan Belt. 4. Memeriksa Spindle pada Motor. 5. Memeriksa kondisi Pulley. 6. Membersihkan kotoran yang menempel pada Pulley. 7. Memeriksa dan membersihkan Kanvas pada Rem Kaki. 8. Memeriksa kondisi Bearing and Shaft pada Kepala Tetap. 9. Membersihkan dan melumasi Bearing and Shaft pada Kepala Tetap. 10. Memeriksa kondisi Splash Guard. 11. Menyetel Screw pada Splash Guard. 12. Memeriksa kelancaran jalannya air pada Pipa Pendingin. 13. Memeriksa kondisi Tuas Kran Pendingin. 14. Memeriksa kondisi Motor Pompa Pendingin. 15. Membersihkan tempat Pompa Pendingin. 16. Membersihkan kotoran pada Saluran Minyak Pendingin. 17. Memeriksa kondisi Kaki Penyangga Mesin. 18. Melakukan penyetelan Screw pada Kaki Penyangga Mesin. 19. Membersihkan kotoran pada Screw Kaki Penyangga Mesin. 20. Memeriksa kondisi Batas Eretan. 21. Melakukan penyetelan pada Batas Eretan. 22. Menyetel kekencangan Screw pada Batas Eretan. 23. Melakukan penyetelan pada Screw Pengunci Gearbox. 24. Memeriksa kondisi Dial Indicator. 25. Melakukan penyetelan pada Dial Indicator. 26. Melepas dan membersikan Bagian Rahang pada Cekam, kemudian dipasang pada posisi semula. 27. Melakukan penyetelan Tuas Pemindah kecepatan putar Cekam pada Kepala Tetap. 28. Memeriksa kondisi Tuas Penguliran pada Kepala Tetap. 29. Melakukan penyetelan Tuas Penguliran pada Kepala Tetap. 30. Memeriksa kondisi Lampu Switch. 31. Memeriksa kondisi kelurusan Spindle pada Kepala 32. Melakukan pelumasan pada Spindle Kepala 33. Memeriksa kondisi Handle Pemindah Gerak Eretan Otomatis pada Eretan. 34. Melakukan pelumasan pada Handle Pemindah Gerak Eretan Otomatis pada Eretan. 35. Memeriksa kondisi Handle Penggerak Eretan pada Meja Bubut. 36. Melakukan pelumasan pada Handle Penggerak Eretan Meja Bubut. 37. Memeriksa kondisi Handle Clamp Lever Kepala

8 8 38. Melakukan penyetelan Base pada Kepala 39. Memeriksa kondisi Handle Pemutar Tempat Pahat. 40. Melakukan penyetelan Handle Pemutar pada Tempat Pahat. 41. Membersihkan Screw pada Penjepit Pahat. 42. Memeriksa kondisi Handle Penggerak Penguliran Otomatis. 43. Menyetel Handle Penggerak Penguliran Otomatis. 44. Memberi pelumasan pada Handle Penggerak Penguliran Otomatis. 45. Memeriksa kondisi Lampu Penerangan pada Mesin. Medium Repair Kegiatan medium repair pada Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL-1640-HG) meliputi: 1. Mengerjakan semua tindakan yang harus dilakukan pada small repair. 2. Memeriksa sumber tenaga pada sistem kelistrikan mesin. 3. Memeriksa kondisi kabel pada sistem kelistrikan mesin. 4. Memeriksa dan membersihkan dari kotoran Oil Tank pada Kepala Tetap. 5. Memeriksa kondisi Magnetic Iron Plate pada Kepala Tetap. 6. Memeriksa kondisi Square Head Plug pada Kepala Tetap. 7. Menyetel Timming Belt dan Pulley pada Gearbox. 8. Memeriksa kondisi Pulley pada Motor Penggerak. 9. Memeriksa dan melakukan pelumasan Gear pada Gearbox. 10. Memeriksa dan melakukan pelumasan Shaft dan Bearing pada Gearbox. 11. Memeriksa kondisi Woodruff Key pada Gearbox. 12. Memeriksa kondisi Motor Pompa Oli. 13. Mengganti Kran Air Pendingin. 14. Melepas Baut Penjepit Pahat pada Rumah Pahat. 15. Melakukan pelumasan Lubang Ulir pada Rumah Pahat. 16. Memeriksa kepresisian pengukuran Dial Dividing pada Rumah Pahat. 17. Mengganti air pendingin dengan air pendingin yang baru pada Collant Tank. 18. Membersihkan Selang dan Pipa Penghubung air pendingin. 19. Mengganti atau memperbaiki Kanvas Rem pada Rem Kaki. 20. Memeriksa kondisi kelurusan Pitch pada Poros Berulir. 21. Melakukan penyetelan kepresisian pengukuran Index Ring pada Eretan. 22. Memeriksa kepresisian pengukuran Pilot Plate pada Dial Indicator. 23. Memeriksa kepresisian pengukuran Dial Dividing pada Saddles. 24. Memeriksa kepresisian pengukuran Index Ring Dividing pada Rumah Pahat. 25. Melakukan penyetelan pada Bed Stop. 26. Memeriksa kondisi Clutch Collar pada Meja Bubut. 27. Membersihkan dan menyetel Chip Tray. 28. Memeriksa kondisi Angle Steel pada Splash Guard. 29. Memeriksa dan menyetel Pedal Bracket. 30. Memeriksa Ulir pada Foot. 31. Mengganti Lampu Mesin. Overhaul Kegiatan overhaul pada Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL-1640-HG) meliputi: 1. Mengerjakan semua tindakan yang harus dilakukan pada medium repair. 2. Memeriksa kondisi kepresisian mesin sebelum melakukan pembongkaran. 3. Melepas dan membongkar Motor Penggerak Mesin. 4. Mengganti Lilitan Tembaga pada Motor Penggerak. 5. Mengganti Magnet pada Motor Penggerak. 6. Membongkar Kepala Tetap. 7. Mengganti Hexagonal Socket Head Bolt pada Kepala Tetap. 8. Mengganti Magnetic Iron Plate pada Kepala Tetap. 9. Mengganti Shaft pada Kepala Tetap. 10. Mengganti Bearing pada Kepala Tetap. 11. Mengganti Gear pada Kepala Tetap. 12. Mengganti Spring dan Bushing pada Kepala Tetap. 13. Mengganti Screw dan Nuts pada Kepala Tetap.

9 9 14. Mengganti Fork dan Clip pada Kepala Tetap. 15. Mengganti Lever pada Kepala Tetap. 16. Membongkar Gearbox. 17. Mengganti Gear pada Gearbox. 18. Mengganti Belt dan Pulley pada Gearbox. 19. Mengganti Shaft dan Bearing pada Gearbox. 20. Mengganti Seal dan Washer pada Gearbox. 21. Mengganti Woodruff Key pada Gearbox. 22. Mengganti Plate dan Fort pada Gearbox. 23. Mengganti Fork dan Clip pada Gearbox. 24. Mengganti Spring dan Bushing Gearbox. 25. Mengganti Pin dan Socket pada Gearbox. 26. Mengganti Screw dan Nuts pada Gearbox. 27. Membongkar Eretan. 28. Mengganti Gear pada Eretan. 29. Mengganti Shaft dan Bearing pada Eretan. 30. Mengganti Screw dan Nuts pada Eretan. 31. Mengganti Spring dan Bushing pada Eretan. 32. Mengganti Woodruff Key pada Eretan. 33. Mengganti Plug dan Hub pada Eretan. 34. Mengganti Stopper dan Gid pada Eretan. 35. Mengganti Plug dan Washer pada Eretan. 36. Mengganti Pin dan Socket pada Eretan. 37. Membongkar Rumah Pahat. 38. Mengganti Bolt dan Collar pada Rumah Pahat. 39. Mengganti Bearing dan Washer pada Rumah Pahat. 40. Mengganti Screw dan Nuts pada Rumah Pahat. 41. Mengganti Pin dan Spring pada Rumah Pahat. 42. Mengganti Curve Pilot dan Steel Ball pada Rumah Pahat. 43. Mengganti Rivet dan Socket pada Rumah Pahat. 44. Membongkar Kepala 45. Mengganti Screw dan Nuts pada Kepala 46. Mengganti Flange dan Ring pada Kepala 47. Mengganti Bearing pada Kepala 48. Mengganti Snap dan Washer pada Kepala 49. Mengganti Handwheel dan Bolt pada Kepala 50. Mengganti Cam Shaft pada Kepala 51. Mengganti Quill dan Guide Key pada Kepala 52. Mengganti Pin dan Plate pada Kepala 53. Mengganti Pivot dan Base pada Kepala 54. Mengganti Wiper dan Clamp pada Kepala 55. Mengganti Stud dan Gib pada Kepala 56. Mengganti Socket dan Rivet pada Kepala Penjadwalan Perawatan Peralatan 1640-HG) Tahun HG) Tahun HG) Tahun 2016

10 HG) Tahun HG) Tahun HG) Tahun HG) Tahun HG) Tahun HG) Tahun HG) Tahun HG) Tahun 2024

11 HG) Tahun 2025 Estimasi Biaya Perawatan Medium Repair 1640-HG) Tahun 2026 Estimasi Biaya Perawatan Overhaul Keterangan Biaya Perawatan Overhaul No. Komponen Biaya No. Nama Jumlah Satuan Biaya Satuan (Rupiah) 1 Material a Pelumas Overarm 1 Liter b Oil 1.5 Liter c Grease 1.5 Kg d Bensin 2 Liter e Kertas Gosok 5 Lembar f Cat Bodi Mesin 3 Liter Peralatan Perawatan a Kran 1 Unit b Kain Majun 2 Kg c Kuas 7 Unit d Selang 5 Meter j Kanvas Rem 1 Set k Kabel Ties 1 Set l Tracker 1 Unit Spare Part a Tembaga 2 Gulung b Magnet 1 Unit c Socket 5 Set d Bearing 2 Set e Spindle Shaft 1 Unit f Quill 1 Unit g Gear 7 Set h V Belt 3 Unit i Pulley 2 Unit j Timming Belt 1 Unit k Spring 4 Set l Bushing 4 Set m Screw 2 Set n Nut 2 Set o Fork 10 Unit HG) Tahun 2027 p Clip 2 Set q Lever 5 Unit r Seal 2 Set s Washer 3 Set t Plate 17 Unit u Pin 3 Set v Woodruff Key 2 Set w Plug 10 Unit x Hub 10 Unit y Stopper 2 Set z Gid 2 Unit aa Curve Pilot 2 Unit bb Steel Ball 5 Set cc Rivet 5 Set dd Flange 5 Unit ee Ring 4 Set ff Snap 1 Set gg Handwheel 16 Unit hh Bolt 2 Set ii Cam Shaft 2 Unit jj Guide Key 1 Unit kk Pivot 4 Unit ll Base 1 Unit mm Wiper 3 Unit nn Clamp 1 Unit oo Stud 5 Unit pp Gib 10 Unit Estimasi Biaya Perawatan Peralatan Estimasi Biaya Perawatan Inspection Estimasi Biaya Perawatan Small Repair 4 Tenaga Kerja Mekanik 16 Jam Estimasi Biaya Perawatan Per Tahun Dalam perhitungan biaya perawatan (inspection, small repair, medium repair, dan overhaul) masing-masing. 1. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2014 Pada tahun 2014, kegiatan perawatan meliputi I1 dan S1, sehingga biaya perawatannya F = [P ( 1 + i ) n ]I1 + [P ( 1 + i ) n ]S1 F = [ ( 1 + 0,075 ) 1 ]I1 + [ ( 1 + 0,075 ) 1 ]S1 F = Rupiah 2. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2015 Pada tahun 2015, kegiatan perawatan meliputi I2, sehingga biaya perawatannya Jumlah

12 12 F = [P ( 1 + i ) n ]I2 F = [ ( 1 + 0,075 ) 2 ]I2 F = Rupiah 3. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2016 Pada tahun 2016, kegiatan perawatan meliputi S2, sehingga biaya perawatannya F = [P ( 1 + i ) n ]S2 F = [ ( 1 + 0,075 ) 3 ]S2 F = Rupiah 4. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2017 Pada tahun 2017, kegiatan perawatan meliputi I3, sehingga biaya perawatannya F = [P ( 1 + i ) n ]I3 F = [ ( 1 + 0,075 ) 4 ]I3 F = Rupiah 5. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2018 Pada tahun 2018, kegiatan perawatan meliputi M1 dan I4, sehingga biaya perawatannya F = [P ( 1 + i ) n ]M1 + [P ( 1 + i ) n ]I4 F = [ ( 1 + 0,075 ) 5 ]M1 + [ ( 1 + 0,075 ) 5 ]I4 F = Rupiah 6. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2019 Pada tahun 2019, kegiatan perawatan meliputi S3, sehingga biaya perawatannya F = [P ( 1 + i ) n ]S3 F = [ ( 1 + 0,075 ) 6 ]S3 F = Rupiah 7. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2020 Pada tahun 2020, kegiatan perawatan meliputi I5, sehingga biaya perawatannya F = [P ( 1 + i ) n ]I5 F = [ ( 1 + 0,075 ) 7 ]I5 F = Rupiah 8. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2021 Pada tahun 2021, kegiatan perawatan meliputi S4 dan I6, sehingga biaya perawatannya F = [P ( 1 + i ) n ]S4 + [P ( 1 + i ) n ]I6 F = [ ( 1 + 0,075 ) 8 ]S4 + [ ( 1 + 0,075 ) 8 ]I6 F = Rupiah 9. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2022 Pada tahun 2022, kegiatan perawatan meliputi M2, sehingga biaya perawatannya F = [P ( 1 + i ) n ]M2 F = [ ( 1 + 0,075 ) 9 ]M2 F = Rupiah 10. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2023 Pada tahun 2023, kegiatan perawatan meliputi I7, sehingga biaya perawatannya F = [P ( 1 + i ) n ]I7 F = [ ( 1 + 0,075 ) 10 ]I7 F = Rupiah 11. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2024 Pada tahun 2024, kegiatan perawatan meliputi S5, sehingga biaya perawatannya F = [P ( 1 + i ) n ]S5 F = [ ( 1 + 0,075 ) 11 ]S5 F = Rupiah 12. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2025 Pada tahun 2025, kegiatan perawatan meliputi I8 dan S6, sehingga biaya perawatannya F = [P ( 1 + i ) n ]I8 + [P ( 1 + i ) n ]S6 F = [ ( 1 + 0,075 ) 12 ]I8 + [ ( 1 + 0,075 ) 12 ]S6 F = Rupiah 13. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2026 Pada tahun 2026, kegiatan perawatan meliputi I9, sehingga biaya perawatannya F = [P ( 1 + i ) n ]I9 F = [ ( 1 + 0,075 ) 13 ]I9 F = Rupiah 14. Estimasi Biaya Perawatan Tahun 2027 Pada tahun 2027, kegiatan perawatan meliputi O, sehingga biaya perawatannya F = [P ( 1 + i ) n ]O F = [ ( 1 + 0,075 ) 14 ]O F = Rupiah KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka didapatkan simpulan sebagai berikut: 1. Kegiatan perawatan pada Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL-1640-HG) berdasarkan metode ISMO diperlukan sembilan kali inspection, enam kali small repair, dan dua kali medium repair.

13 13 2. Penjadwalan perawatan pada Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL-1640-HG) berdasarkan metode ISMO dilaksanakan selama periode tahun Perhitungan estimasi biaya perawatan pada Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL-1640-HG) berdasarkan metode ISMO didapatkan biaya inspection sebesar rupiah, biaya small repair sebesar rupiah, biaya medium repair sebesar rupiah, dan biaya overhaul sebesar rupiah. Saran Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka didapatkan saran sebagai berikut: 1. Perlu dilanjutkan dengan pembuatan Standard Operating Procedure (SOP) perawatan pada Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL-1640-HG) untuk menunjang perencanaan perawatan tersebut. 2. Perlu dilanjutkan dengan pembuatan gambar teknik exploded untuk menunjang pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) perawatan pada Mesin Bubut (Merek Frejoth, Tipe FEL-1640-HG). DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2010). Mesin Bubut. Diakses tanggal 07 Januari Anonim. (2010). Mesin Bubut. sortid=27. Diakses tanggal 10 Januari Anonim. (2011). Mesin Bubut. machine-tools/center-lathe-machine- pr scatalog-swf.html. c9-pz1a8cb63- conventional_vertical_turret_lathe.ht ml. Diakses tanggal 13 Januari Anonim. (2013). Mesin Bubut. dium-duty-lathe-machine.html. Diakses tanggal 17 Januari Anonim. (2013). Mesin Bubut. athes.html. Diakses tanggal 20 Januari Anonim. (2013). Mesin Bubut. Diakses tanggal 29 Januari Anonim. (2013). Mesin Bubut. Diakses tanggal 23 Januari Anonim. (2013). Mesin Bubut. Diakses tanggal 25 Januari Anonim. (2014). Mesin Bubut. bubut?veaction. Diakses tanggal 28 Januari Anonim. (2014). Mesin Bubut. tdutylathe machine.html. Diakses tanggal 30 Januari Anonim. (2014). Mesin Bubut. Diakses tanggal 31 Januari Clifton, R. H. (1974). Principles of Planned Maintenance. London: Arnold.

14 14 Garg, H. P. (1976). Industrial Maintenance. New Delhi: S. Chand. Hardjito, Agus., dan Arifin, M. N. (2012). Mesin Pemesinan Perkakas Konvensional. Kodoatie, R. J. (2005). Analisis Ekonomi Teknik. Yogyakarta: Andi. Pujawan, I. N. (2009). Ekonomi Teknik. Surabaya: Guna Widya. Wahjudi, S. (2012). Inspeksi. Malang: Politeknik Negeri Malang.

Jurnal Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014

Jurnal Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014 Jurnal Teknik Mesin, Volume 3, Nomor, Tahun 204 53 PERENCANAAN PERAWATAN MESIN SEKRAP (MEREK QING DAO, TIPE BC-6063) BERDASARKAN METODE ISMO Riswan Eko Wahyu Susanto dan Dani Supriyanto Program Studi Perawatan

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013

Jurnal Teknik Mesin, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 12 PERENCANAAN PERAWATAN MESIN PUNCHING (MEREK SCOTCHMAN, TIPE 5014-TM) Riswan Eko Wahyu Susanto dan Indar Ahsani Bahriyan. Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Politeknik Kediri Abstrak Mesin TM)

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014

Jurnal Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014 40 PERENCANAAN PERAWATAN ALAT PERAGA MESIN TOYOTA SOLUNA BERDASARKAN METODE ISMO Putut Jatmiko Dwi Prasetio dan Margiono Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Politeknik Kediri Abstrak Alat Peraga

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013

Jurnal Teknik Mesin, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 23 PERENCANAAN PERAWATAN ALAT PERAGA MOTOR DIESEL HYUNDAI HD MIGHTY BERDASARKAN METODE ISMO Ahmad Dony Mutiara Bahtiar dan Moch. Prayodha Setyawan Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Politeknik

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013

Jurnal Teknik Mesin, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 37 PERENCANAAN PERAWATAN ALAT PERAGA AIR CONDITIONER TOYOTA KIJANG SUPER BERDASARKAN METODE ISMO Putut Jatmiko Dwi Prasetio dan Achmad Singgih Kuswantoro Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Politeknik

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013

Jurnal Teknik Mesin, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 51 PERENCANAAN PERAWATAN ALAT PERAGA REFRIGERATION (MEREK GUNT, TIPE MT-210) BERDASARKAN METODE ISMO Riswan Eko Wahyu Susanto dan Mohammad Cahyo Dwi Kurniawan Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin

Lebih terperinci

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA 3.1 Mesin Bubut Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah

Lebih terperinci

1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, dan identifikasi masalah di atas, penulis memperoleh rumusan masalah sebagai berikut.

1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, dan identifikasi masalah di atas, penulis memperoleh rumusan masalah sebagai berikut. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai mahasiswa jurusan pendidikan teknik mesin dan sebagai calon seorang guru maka kami harus mengetahui bagaimana cara perawatan dan perbaikan pada mesin-mesin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang BAB III METODOLOGI 3.1 Pembongkaran Mesin Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan mengganti atau memperbaiki komponen yang mengalami kerusakan. Adapun tahapannya adalah membongkar mesin

Lebih terperinci

BAB li TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB li TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Perancangan BAB li TEORI DASAR Pada bab ini dijelaskan mengenai konsep dasar perancangan, teori dasar pemesinan, mesin bubut, komponen komponen utama mesin dan eretan (carriage). 2.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan

Lebih terperinci

9 perawatan terlebih dahulu. Ini bertujuan agar proses perawatan berjalan sesuai rencana. 3.2 Pengertian Proses Produksi Proses produksi terdiri dari

9 perawatan terlebih dahulu. Ini bertujuan agar proses perawatan berjalan sesuai rencana. 3.2 Pengertian Proses Produksi Proses produksi terdiri dari 8 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pendahuluan Pada saat sekarang ini, perkambangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat pesat. Sehingga membutuhkan tenaga ahli untuk dapat menggunakan alat-alat teknologi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Definisi Proses Produksi Proses produksi yaitu suatu kegiatan perbaikan terus menerus (continous improvement) yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide ide untuk menghasilkan

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI. Jenis-Jenis Mesin Bubut

PROSES PRODUKSI. Jenis-Jenis Mesin Bubut PROSES PRODUKSI Jenis-Jenis Mesin Bubut Disusun Oleh : UUN HARHARA Fakultas Sains dan Teknologi, Teknik Mesin Universitas Islam As-Syafi iyah 2014 Proses Produksi, Jenis-Jenis Mesin Bubut. Fst-UIA 1 Daftar

Lebih terperinci

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI LABORATORIUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI LABORATORIUM TEKNOLOGI MEKANIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017 TATA TERTIB PRAKTIKUM

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin press serbuk kayu. Pengerjaan dominan dalam pembuatan komponen tersebut

Lebih terperinci

TUGAS TEKNIK PERAWATAN MESIN MAKALAH MESIN BUBUT, SEKRAP DAN FRAIS

TUGAS TEKNIK PERAWATAN MESIN MAKALAH MESIN BUBUT, SEKRAP DAN FRAIS TUGAS TEKNIK PERAWATAN MESIN MAKALAH MESIN BUBUT, SEKRAP DAN FRAIS Disusun oleh : Nama : M. Fatkhul Amin No Mhs. : 111.33.1044 Jurusan : T. Mesin (D-3) JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

MESIN BOR. Gambar Chamfer

MESIN BOR. Gambar Chamfer MESIN BOR Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Secara garis besar, pada proses perancangan kepala pembagi sederhana ini berdasar pada beberapa teori. Teori-teori ini yang akan mendasari pembuatan komponen-komponen pada kepala

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING Mulyadi (1), Toti Srimulyati (2) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Padang (2) Staf Pengajar Jurusan Manajemen,

Lebih terperinci

FM-UII-AA-FKU-01/R0 MESIN BUBUT 2.1. TUJAN PRAKTIKUM

FM-UII-AA-FKU-01/R0 MESIN BUBUT 2.1. TUJAN PRAKTIKUM MODUL II 2.1. TUJAN PRAKTIKUM MESIN BUBUT 1. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja pada mesin bubut. 2. Mahasiswa dapat memahami fungsi dari mesin bubut. 3. Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis mesin

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name

Konstruksi CVT. Parts name Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 1 A. Crankshaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) C. Weight / Pemberat D. Secondary fixed sheave(pulley tetap) E. Secondary sliding sheave

Lebih terperinci

M O D U L T UT O R I A L

M O D U L T UT O R I A L M O D U L T UT O R I A L MESIN BUBUT LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR TERINTEGRASI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2017/2018 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus dilewati dalam memproduksi barang atau jasa. Ada proses produksi membutuhkan waktu yang lama, misalnya

Lebih terperinci

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT 1 BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT PENGERTIAN Membubut adalah proses pembentukan benda kerja dengan mennggunakan mesin bubut. Mesin bubut adalah perkakas untuk membentuk benda kerja dengan gerak utama berputar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Mesin bubut (Turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Mesin bubut (Turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mesin bubut (Turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat (tools) sebagai

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

MAKALAH MESIN BUBUT DAN MESIN GURDI

MAKALAH MESIN BUBUT DAN MESIN GURDI MAKALAH MESIN BUBUT DAN MESIN GURDI Oleh : Fajar Herlambang 11320006.p UNIVERSITAS IBA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN 2013 BAB I MESIN BUBUT Gambar 1. Mesin bubut Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa mampu membongkar

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Gambar kerja yang baik akan memudahkan pemahaman saat melakukan pengerjaan suatu produk, dalam hal ini membahas tentang pengerjaan poros

Lebih terperinci

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd. PROSES PEMBUBUTAN LOGAM PARYANTO, M.Pd. Jur.. PT. Mesin FT UNY Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin (komponen) berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

2. Mesin Frais/Milling

2. Mesin Frais/Milling 2. Mesin Frais/Milling 2.1 Prinsip Kerja Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan

Lebih terperinci

MODUL PROSES PEMESINAN I SEKSI MESIN BUBUT. Oleh : Purgiyanto

MODUL PROSES PEMESINAN I SEKSI MESIN BUBUT. Oleh : Purgiyanto MODUL PROSES PEMESINAN I SEKSI MESIN BUBUT Oleh : Purgiyanto JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2012 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Tempat yang akan di gunakan untuk perakitan dan pembuatan sistem penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi Universitas

Lebih terperinci

2 1. Jenis Mesin bubut berdasarkan ukurnnya secara garis besar dibedakan menjadi:

2 1. Jenis Mesin bubut berdasarkan ukurnnya secara garis besar dibedakan menjadi: A. Definisi Mesin Bubut Bab 1 Identifikasi Mesin Bubut Mesin bubut (Turning Machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata potong

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 Gbr 4.1 Transmisi Type C50 4.1 MEMBONGKAR TRANSAXLE 1. MELEPAS POROS TUAS PEMINDAH (SELECT LEVER SHAFT ASSEMBLY) DAN PEMILIH (SHIFT) Lepaskan poros tuas pemindah

Lebih terperinci

Gambar 1. Kepala tetap, tampak spindel utam a mesin

Gambar 1. Kepala tetap, tampak spindel utam a mesin Materi 3 Bagian-bagian Utama Mesin Bubut Standar Masing-masing bagian utama mesin bubut standar memiliki nama dan fungsi masing-masing. Beberapa nama bagian utama mesin bubut standar dan fungsinya adalah

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pembuatan dan pengujian alat yang selanjutnya akan di analisa, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga. di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun siswanya agar

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan bahan Peralatan yang digunakan untuk membuat alat troli bermesin antara lain: 1. Mesin las 2. Mesin bubut 3. Mesin bor 4. Mesin gerinda 5. Pemotong plat

Lebih terperinci

Perawatan System C V T

Perawatan System C V T Perawatan System C V T A. Pelumasan Colar pada pulley primer Sebab : Jika tidak ada pelumasan, akselerasi / percepatan tidak halus karena gerakan penyesuai pada primary sheave tidak bekerja dengan baik.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

Penjepit Pisau Dan Benda Kerja

Penjepit Pisau Dan Benda Kerja MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN PROSES FRAIS Penjepit Pisau Dan Benda Kerja Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta A. Alat Penjepi Pisau Frais: 1. Drill Chuck Arbor Alat ini

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Gambar kerja merupakan alat komunikasi bagi orang manufaktur. Dengan melihat gambar kerja, operator dapat memahami apa yang diinginkan perancang

Lebih terperinci

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan pengolahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Fungsi Undercarriage Undercarriage atau disebut juga sebagai kerangka bawah merupakan bagian dari sebuah crawler tractor yang berfungsi: untuk menopang dan meneruskan beban

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen komponen yang akan dibuat adalah komponen

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG 30 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG Gambar 4.1, Alur proses perawatan 31 Mulai Masukkan Mobil ke stall Diteksi sistem yang mengalami kerusakan Pembongkaran

Lebih terperinci

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PRODUKSI BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong kerupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan komponen

Lebih terperinci

Materi Kuliah PROSES GERINDA. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

Materi Kuliah PROSES GERINDA. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY Materi Kuliah PROSES GERINDA Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY KEGIATAN BELAJAR 1. Kegiatan Belajar 1 : Menentukan Persyaratan Kerja a. Tujuan Pembelajaran 1 1). Peserta diklat dapat menentukan langkah kerja

Lebih terperinci

BAB III MESIN FRAIS. (http:\\www.google.com. Gambar-gambar Mesin. 2011) Gambar 3.1 Bentuk-bentuk Hasil Frais

BAB III MESIN FRAIS. (http:\\www.google.com. Gambar-gambar Mesin. 2011) Gambar 3.1 Bentuk-bentuk Hasil Frais BAB III MESIN FRAIS 3.1 Pengertian Mesin Frais Mesin frais adalah mesin perkakas untuk mengejakan/menyelesaikan permukaan suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau sebagai alatnya. Pada mesin frais,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK KIJANG single speed

KATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK KIJANG single speed 2 TRAKTOR QUICK KIJANG single speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan pengolahan

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 CERDAS, KREATIF, INTELEK, WIRAUSAHAWAN 1 Pilihlah salah satu jawaban soal berikut

Lebih terperinci

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : POROS BERTINGKAT A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : Mampu mengoprasikan mesin bubut secara benar. Mampu mebubut luar sampai halus dan rata. Mampu membubut lurus dan bertingkat.

Lebih terperinci

Edisi I, Cetakan ke-1/2011 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN

Edisi I, Cetakan ke-1/2011 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN Edisi I, Cetakan ke-1/2011 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN T R A K T O R Q U I C K M.U.L.T.I S.P.E.E.D 2 TRAKTOR QUICK M1000 Alfa multi speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa mampu

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Proses manufaktur merupakan satu mata kuliah yang harus di kuasai oleh mahasiswa teknik. Oleh karenanya melakukan praktikum proses manufaktur harus dilakukan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis PEMBAHASAN A. Konstruksi Gunting Pemotong Plat Mesin pemotong plat mempunyai beberapa jenis, manual dengan menggunakan tuas maupun dengan tenaga hidrolis (gambar 1.1), pada mesin pemotong plat hidrolis

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN BAB IV PROSES PEMBUATAN 4.1. Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen-komponen yang akan dibuat adalah komponen yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong umbi. Pengerjaan yang dominan dalam

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PEMBUATAN BUSHING

BAB III DESKRIPSI PEMBUATAN BUSHING BAB III DESKRIPSI PEMBUATAN BUSHING 3. Deskripsi Pembuatan Bushing Pada proses pembuatan bushing yaitu menggunakan bubut. Gambar 3.1 Bushing Universitas Mercubuana 18 3.1 Deskripsi Mesin Bubut Proses bubut

Lebih terperinci

Jumlah Halaman : 20 Kode Training Nama Modul` Simulation FRAIS VERTIKAL

Jumlah Halaman : 20 Kode Training Nama Modul` Simulation FRAIS VERTIKAL FRAIS VERTIKAL 1. TUJUAN PEMBELAJARAN a. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja pada Mesin Frais b. Mahasiswa dapat memahami fungsi dari Mesin Frais c. Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis Mesin Frais

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 9I 1 10 J A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) G. Clutch housing/rumah kopling C. Weight / Pemberat

Lebih terperinci

A. Mesin gergaji bolak-balik (Hacksaw-Machine) Mesin gergaji ini umumnya memiliki pisau gergaji dengan panjang antara 300 mm sampai 900 mm dengan

A. Mesin gergaji bolak-balik (Hacksaw-Machine) Mesin gergaji ini umumnya memiliki pisau gergaji dengan panjang antara 300 mm sampai 900 mm dengan MESIN PERKAKAS Mesin perkakas merupakan suatu alat yang berfungsi memotong atau piranti pengolahan lain dan part. Jadi, yang dimaksud dengan mesin perkakas adalah suatu alat atau mesin dimana energi yang

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Dalam Alur Proses terdapat langkah-langkah dalam pembuatan komponen part mesin industry. 4.1.1 Tahapan Alur Proses Design Komponen Tahap ini merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK G1000 Boxer single speed

KATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK G1000 Boxer single speed 2 TRAKTOR QUICK G1000 Boxer single speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 CERDAS, KREATIF, INTELEK, WIRAUSAHAWAN 1 Pilihlah salah satu jawaban soal berikut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pipa Pipa adalah istilah untuk benda silinder yang berlubang ( tetapi ada juga yang berbentuk persegi ) dan digunakan untuk memindahkan zat hasil pemrosesan seperti cairan,

Lebih terperinci

TAHAP AWAL PEMBUATAN PEMBUBUTAN HOUSE BEARING RODA ROLI

TAHAP AWAL PEMBUATAN PEMBUBUTAN HOUSE BEARING RODA ROLI ISSN 1412-5609 (Print) Jurnal INTEKNA, Volume 15, No. 2, November 2015, 100-210 TAHAP AWAL PEMBUATAN PEMBUBUTAN HOUSE BEARING RODA ROLI Anhar Khalid (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kacang Kedelai Kacang Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur, seperti : kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V MESIN MILLING DAN DRILLING

BAB V MESIN MILLING DAN DRILLING BAB V MESIN MILLING DAN DRILLING 5.1 Definisi Mesin Milling dan Drilling Mesin bor (drilling) merupakan sebuah alat atau perkakas yang digunakan untuk melubangi suatu benda. Cara kerja mesin bor adalah

Lebih terperinci

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut BAB II MESIN BUBUT A. Prinsip Kerja Mesin Bubut Mesin bubut merupakan salah satu mesin konvensional yang umum dijumpai di industri pemesinan. Mesin bubut (gambar 2.1) mempunyai gerak utama benda kerja

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan merupakan salah satu tahap untuk membuat komponenkomponen pada Rotary Welding Machine. Komponen-komponen yang akan dibuat adalah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI P =...(2.1)

BAB II DASAR TEORI P =...(2.1) 4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Motor adalah suatu komponen utama dari sebuah kontruksi permesinan yang berfungsi sebagai penggerak. Gerakan yang dihasilkan oleh motor adalah sebuah putaran poros. Komponen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dump Truck 2.1.1 Pengertian Dump Truck BAB II LANDASAN TEORI Dump truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (> 500m).

Lebih terperinci

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur pneumatik, mekanik, hidrolik maupun yang elektrik. Termasuk dalam dunia otomotif, banyak juga alat ukur

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 22 BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 3.1 Tempat Dan Objek Analisis Tempat untuk melakukan analisis dan perbaikan pada tugas akhir ini, adalah workshop otomotif

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT, PENGARUH RAKE ANGLE DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP TENAGA YANG DIPERLUKAN UNTUK PEMOTONGAN

STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT, PENGARUH RAKE ANGLE DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP TENAGA YANG DIPERLUKAN UNTUK PEMOTONGAN LAPORAN TUGAS AKHIR STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT, PENGARUH RAKE ANGLE DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP TENAGA YANG DIPERLUKAN UNTUK PEMOTONGAN Laporan Tugas Akhir ini Disusun Sebagai Syarat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan Bahan A. Alat dan bahan 1. Mesin las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Alat ukur (jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook: MESIN BUBUT KONVENSIONAL

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN. dilengkapi dengan. Edisi Januari 2004

PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN. dilengkapi dengan. Edisi Januari 2004 PETUNJUK PEMASANGAN & PENGGUNAAN T r a k t o r Q U I C K dilengkapi dengan P A R T L I S T Edisi Januari 2004 2 TRAKTOR QUICK TL800 single speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerupuk Kerupuk memang bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tradisi masyarakat Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang enak harganya

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling Gambar 4.1 Diagram Proses Perawatan dan Perbaikan Kopling 29

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi. 2.2 Pengelasan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi. 2.2 Pengelasan BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori yang akan

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Hasil-hasil dari pembubutan

Gambar 1.1 Hasil-hasil dari pembubutan 1 1. MESIN BUBUT 1.1 Umum Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja yang berputar, sedangkan pisau bubut bergerak memanjang dan melintang. Dari kerja ini dihasilkan sayatan dan benda kerja yang umumnya

Lebih terperinci

BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX

BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX 3.1 Mencari Informasi Teknik Komponen Gearbox Langkah awal dalam proses RE adalah mencari informasi mengenai komponen yang akan di-re, dalam hal ini komponen gearbox traktor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Perencanaan Rancang Bangun Dalam merencanakan suatu alat bantu, terlebih dahulu kita harus memperhatikan faktor-faktor yang mendasari terlaksananya perencanaan alat bantu

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

BAB 19. Desain Studi II-Milling Fixtures. terlihat jelas pada fixture yang ditunjukkan pada Gambar Dasar fixture terpasang

BAB 19. Desain Studi II-Milling Fixtures. terlihat jelas pada fixture yang ditunjukkan pada Gambar Dasar fixture terpasang BAB 19 Desain Studi II-Milling Fixtures Karakteristik dari opersi milling adalah kekuatan pemotongan yang besar dan bervariasi secara berkala, menghasilkan sejumlah kepingan atau potongan, biasanya berukuran

Lebih terperinci

ANALISA KEDATARAN GUIDE WAYS TERHADAP PENGARUH GERAK CARRIAGE PADA MESIN BUBUT G.D.W LZ 350 DENGAN ALAT UKUR DIGI- PAS DWL-200

ANALISA KEDATARAN GUIDE WAYS TERHADAP PENGARUH GERAK CARRIAGE PADA MESIN BUBUT G.D.W LZ 350 DENGAN ALAT UKUR DIGI- PAS DWL-200 ANALISA KEDATARAN GUIDE WAYS TERHADAP PENGARUH GERAK CARRIAGE PADA MESIN BUBUT G.D.W LZ 350 DENGAN ALAT UKUR DIGI- PAS DWL-200 Muhammad Arif 1, Dodi Sofyan Arief 2, Syafri 3 Laboratorium Teknologi Produksi,

Lebih terperinci

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook: A. Kecepatan potong

Lebih terperinci

BAB II Mesin Bubut I II. 1. Proses Manufaktur II

BAB II Mesin Bubut I II. 1. Proses Manufaktur II BAB II Mesin Bubut I Tujuan Pembelajaran Umum : 1. Mahasiswa mengetahui tentang fungsi fungsi mesin bubut. 2.Mahasiswa mengetahui tentang alat alat potong di mesin bubut. 3. Mahasiswa mengetahui tentang

Lebih terperinci