IBNU RUSYD. Zainul Adzar,Filsafat Kenabian Islam-Jawa, ( studi teks kitab layang Ambyok),(Semarang, 2010) hlm

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IBNU RUSYD. Zainul Adzar,Filsafat Kenabian Islam-Jawa, ( studi teks kitab layang Ambyok),(Semarang, 2010) hlm"

Transkripsi

1 IBNU RUSYD A. PENDAHULUAN Pemikiran Ibn Rusyd pada dasarnya bercorak Aristotelian, hal ini berlawanan dengan Ibn Sina yang mencakup unsur-unsur Platonisme. Ibn Rusyd menolak jika hal-hal yang universal merupakan substansi yang terpisah, ada dengan dirinya sendiri. Menurutnya, hal-hal yang universal ada secara potensial di dalam individu-individu dan ada secara aktual di dalam akal, keberadaan akal terbagi menjadi tiga : pertama, akal materiil yang kedua intellectus in habitu ketiga. Akal aktif yang selalu aktujal. Akal aktif bukanlah bagian dari hakikat akal manusia, tetapi akal manusia di rancang untuk berangkat dari potensi ke akal aktif melalui proses unifikasi dengan yang pertama sebagai sumber aktualisasi pengetahuan intelektual yang terus berkembang. 1 Dengan demikian, makalah ini tidak hanya membahas tentang pemikiran Ibn Rusyd yang bercorak Aristotelian, melainkan membahas juga mengenai Biografi Ibn Rusyd, Karyakaryanya, garis besar pemikirannya dan juga bagaimana pemikiran filosof Ibn Rusyd, dan beberapa informasi yang bermanfaat dan memungkinkan untuk dipahami oleh kita sebagai pembaca. B. Ibnu Rusyd 1. Riwayat Hidup Ibnu Rusyd Nama lengkap Ibnu Rusyd adalah Abu al-walid Muhammad Ibn Ahmad Ibn Muhammad ibn Ahmad ibn Wusyd, salah seorang filosof islam terbesar yang terkenal dengan gelar komentator Aristoteles dan terkenal pula dengan Ibn Rusyd cucu. Dilahirkan di Cordova pada tahun 520 H (1126 M). Dia lahir di lingkungan ilmiah, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat Cordova yang terkenal sebagai kota ilmu pada saat itu. Dia belajar ilmu kedokteran pada Abu Ja far Harun dari Abu Marwan ibn Jarbul al Balansi, belajar filsafat dan ketuhanan pada Ibn Tufail. Walaupun untuk kasus yang terakhir ini ada yang meragukannya karena dia ketemu Ibn Tufail setelah berumur lebih dari 40 tahun. Ibn Rusyd adalah seorang ilmuwan besar dan anotator ulung terhadap filsafat Aristoteles. Ibn Rusyd meninggalkan banyak karya monumental, baik berupa buku maupun risalah dalam berbagai bidang terutama filsafat, kedokteran, ataupun ilmu kalam dan fiqih. 2 Ibn Rusyd berasal dari keluarga faqih maka jabatab pertama yang ia raih adalah hakim. Hal itu terbukti pada 565 H/1169 M, ia di angkat sebagai Qaddhi Seville, yang menjadi Ibu kota Andalusia. Keterkenalan Ibn Rusyd dalam bidang filsafat di awali dari peristiwa 1 Zainul Adzar,Filsafat Kenabian Islam-Jawa, ( studi teks kitab layang Ambyok),(Semarang, 2010) hlm Mahfud Junaidi, Filsafat Pendidikan Islam, (Semarang : RaSaIL Media Group, 2015) hlm

2 Khalifah Abu Yaqub yang menyuruh Ibn Tufail untuk menyuruh orang meringkas intisari filsafat Aristoteles Karya-karya Ibn Rusyd Ibn Rusyd adalah seorang ulama besar dan pengulas yang dalam terhadap filsafat Aristoteles. Karangan Ibn Rusyd meliputi berbagai ilmu, seperti : Fiqh, Usul, Bahasa, kedokteran, Astronomi, Politik, Akhlak dan Filsafat. Buku-buku lain yang telah di ulasnya adalah buku karangan Plato, Iskandar Aphrodisias, Plotinus, Galinus, al-farabi, Ibn Sina, al-ghazali, dan Ibn Majah. Dan buku-bukunya yang lebih penting dan yang sampai kepada kita ada empat, yaitu : a. Bidayatul Mujtahid b. Faslul-Maqal fi ma baina al-hikmati was-syari at min al-ittisal c. Manahij al-adillah fi AqaidiAhl al-millah d. Tahafut at-tahafut Garis Besar Pemikiran Ibn Rusyd a. Jawaban Ibn Rusyd terhadap Sanggahan Al-Ghazali Sehubungan dengan sanggahan dari Al-Ghazali terhadap filosof muslim, tiga butir diantaranya para filosof muslim di hukumnya kafir : 1. Alam Kadim Menurut Al-Ghazali alam diciptakan Allahn dari tiada menjadi ada (al-ijad al- alam, creatio ex nihilo), menurut Ibn Rusyd Aghazali keliru bahwa tidak ada seorang filosof muslim ppun yang berpendapat bahwa kadimnya alam sama dengan kadimnya Allah, tetapi yang mereka maksud adalah yang ada berubah menjadi ada dalam bentuk lain. Menurut Ibn Rusyd, terjadinya perbedaan pendapat dalam hal ini disebabkan perbedaan antara kaum teolog muslim dan kaum filosof muslim dalam memmberikan arti kata al-ihdats dan qadim. 2. Allah tidak mengetahui perincian yang terjadi di alam Menurut Al-Ghazali para filosof muslim berpendapat bahwa Allah tidak mengetahui yang parsial di alam. Dalam menjawab tuduhan ini, Ibn Rusyd menegaskan bahwa Al-Gazali salah paham sebab tidak ada filosof muslim yang mengatakan demikian, yang di maksud adalah pengetahuan Allah tentang yang parsial di alam ini tidak sama dengan pengetahuan manusia. Pengetahuan Allah bersifat kadim swjak azali. Allah mengetahuui segala yang terjadi di alam ini, sedangkan pengetahuan manusia bersifat baharu. Begitu pula pengetahuan Allah 3 Dedi Supriyadi,Filsafat Islam, ( Bandung : CV. Pustaka Setia, 2009) hlm Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam, ( Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1996), cet ke-6, hlm

3 berbentuk sebab sedangkan manusia berbenttuk akibat. Demikian juga menurut Ibn Rusyd pengetahuan Allah tidak dapat di katakan juz i (parsial) dan kulli (umum). 3. Kebangkitan jasmani di akhirat Menurut Ibn Rusyd, sikap Al-Ghazali tidak konsisten saling bertentangan dengan ucapannya sendiri. Dalam buku Tahafuf al-falasifat, Al-Ghazali mengatakan tidak ada seorang muslim pun yang berpendapat bahwa kebangkitan jasmani tidak ada. Akan tetatpi dalam bukunya mengenai Tasawuf, ia mengemukakan bahwa pendapat kaum sufi yang ada nanti hanya kebangkitan rohani. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perbedaan pendapat antara Al-Ghazali dan filosof muslim hanya perbedaan interpretasit tentang ajaran dasar dalam islam, bukan perbedaan antara menerima atau menolak ajaran dasar tersebut. Dengan demikian menurut Ibn Rusyd, tuduhan kafir yang di lontarkan Al-Ghazali terhadap para filosof muslim dalam tiga butir masalah di atas tidak pada tempatnya. b. Hukum Sebab Akibat (Kausalitas) dan Hubungannya dengan Mukjizat Ibn Rusyd mengkritik yang di kemukakan Al-Ghazali tentang hubungan sebab-akibat serta kaitannya dengan perkara yang menyimpang dari kebiasaan nabi. Berikut ini dikemukakan bantahan Ibn Rusyd tersebut. 1. Terdapat hubungan yang dharury (pasti) antara sebab dan akibat Berbeda dengan Al-Ghazali, Ibn Rusyd berpendapat bahwa antara sebab dan akibat terdapat hubungan keniscayaan. Ibn Rusyd menyatakan bahwa pada suatu benda atau segala sesuatu yang ada di alam ini memiliki sifat dan ciri tertentu yang disebut dengan sifat zatiyah. Dalam arti bahwa terwujudnya sesuatu keadaan mesti ada daya atau kekuatan yang telah ada sebelumnya. Tanpa sebab-sebab zatiyat ini tidak bisa di bedakan antara satu maujud dengan maujud yang lain. 2. Hubungan sebab akibat dengan adat atau kebiasaan Al-Ghazali memandang hubungan sebab akibat sebagai adat atau kebiyasaan. Ternyata Ibn Rusyd mempertanyakan apa sebenarnya yang di maksud oleh Al- Ghazali sebagai adat tersebut. Apakah adat fa il (Allah), atau adat mawjud atau adat bagi kita dalam menetapkan sesuatu sifat atau predikat terhadap mawjud ini. Apabila yang dimaksud adat adalah adat bagi kita dalam menentukan sesuatu sifat atau predikat terhadap maujud ini, seperti sifulan biasa (adat) nya melakukan ini dan itu bahwa berarti yang maujud ini semuanya terlepas dari nisbat (hubungan)nya kepada fa il (Allah). 3. Hubungan sebab akibat dengan akal Ibn Rusyd juga membantah pendapat Al-Ghazali tentang hubungan sebab akibat ini dengan pandangannya yang bertitik tolak dari akal sehat. Ibn Rusyd mmemandang bahwa filsafat tidak hanya berdiri di atas akal sehat, tetapi juga atas

4 ilmu pengetahuan. Pengakuan akan adanya ikatan yang kuat antara sebab dengan akal melahirkan pernyataan akan adanya hubungan yangpasti antara sebab dengan akibat. Yang pada gilirannya melahirkan satu pengakuan bahwa segala yang maujud di alam ini penuh dengan hikmah karena hikmah berarti mengetahui sebabsebab berdasarkan pertimbangan akal. 4. Hubungan sebab akibat dengan mukjizat Menurut Al-Ghazali pengakuan akan adanya hubungan keniscayaan antara sebab akibat akan mengakibatkan orang yang tidak percaya terhadap adanya mukjizat Nabi. Sehubungan dengan itu, Ibn Rusyd membedakan antara dua mukjizat, yaitu Mukjizat al-barranny dan al-jawwany. Ibn Rusyd menentang adanya mukjizat al- Brrany sebagai yang dipahami Al-Ghazali sesuatu yang terjadi penyimpangan dari adat atau kebiasaan. Tuduhan Al-Ghazali bahwa para filosof muslim menjadi kafir lantaran tidak percaya terhadap mukjizat para Nabi, di bantah Ibn Rusyd dengan mengatakan bahwa kejadian tersebut tidak boleh di permasalahkan atau di teliti para filosof. Bagaimanapun keajaiban yang terjadi dalam islam tidak terletak pada keajaiban seperti mengubah seutas tali menjadi seekor ular, melainkan pada Alqur an, yang keajaibannya di akuinoleh setiap manusia lewat persepsi dan pemikirannya, dan keajaiban Alqu an jauh lebih hebat dibandingkan dengan yang lain. c. Kritik Ibn Rusyd terhadap Emanasionisme Para Filosof Muslim Ibn Rusyd menolak secara tegas emanasionisme yang di kemukakan oleh filosof muslim. Dalam kritikannya ia mengemukakan beberapa kelemahan, kesulitan dan pertentangan yang terdapat dalam ramuan Neoplatonisme tersebut sebagai berikut. Pertama, bahwa dari al-fa il al-awwal (pencipta pertama) hanya memancar satu bertentangan pendapatnya sendiri, bahwa yang memancar dari yang satu pertama mesti memancar satu. Pendapat ini di terima. Kedua, akibat kurang ketelitian Al-Farabi dan Ibn Sina, maka pendapat ini telah diikuti oleh banyak orang. Lebih lanjut dikatakan Ibn Rusyd bahwa pendapat ini merupakan khayalan dan keyakinan yang jauh lebih lemah daripada keyakina teolog muslim. Ketiga menurut prinsip-prinsip Ibn Rusyd yang memancar dari prinsip yang lain sebagai dikemukakan, merupakan sesuatu yang tidak dikenal oleh filosof-filosof terdahulu. Ibn Rusyd berusaha menghindari penciptaan secara emanasi (al-faidh) mengajukan pendapat bahwa yang banyak timbul dari ketiga

5 himpunan sebab yang dikemukakan filosof muslim tersebut, yakni al-isti adadat, al- alat, dan al-mutawassithat. d. Pengaruh Pemikiran Ibn Rusyd di Eropa Ibn Rusyd merupakan satu-satunya filosof muslim yang paling besar pengaruhnya ke Barat. Pokok pikiran Ibn Rusyd yang palin istimewa ialah merekonsiliasikan antara agama (wahyu) dan filsafat (akal) atau secara kasarnya mempertemukan antara Aristoteles dan Muhammad. Menurut Ibn Rusyd antara filsafat dan agama tidak bertentangan, karena kenbenaran tidaklah berlawanan dengan kebenaran tetapi saling memperkuat. Dengan kata lain, filsafat adalah saudara kembar agama, antara keduanya bagaikan sahabat yang pada hakikatnya saling mencintai. 5 C. Pemikiran Filsafat Ibn Rusyd Adapun pemikiran filosofisnya, adalah tercermin dalam buku filsafat orisinil karyanya sendiri yang tersebut diatas. 1. Filsafat dan Agama Masalah ini dibahas dalam buku Fashl al-maqal, dimana filsafat dinyatakan tidak bertentangan dengan agama karena fungsi filsafat tidak lain hanyalah untuk memikirkan yang maujud agar membawa kepada ma rifat pada Allah. Dan al-qur an dengan berbagai ayatnya menganjurkan manusia untuk bernazar. Kalau kelihatannya terjadi ketidak serasian antara zahir dan nash wahyu dengan hasil nazhar (filsafat) itu, maka jalan keluarnya adalah dengan jalan ta wil 2. Dalil Tentang Wujud Tuhan Untuk membuktikan wujud atau adanya Tuhan, Ibnu Rusyd mengajukan tiga dalil: dalil al-inayah, al-ikhtira dan harakah. Diantara dalil-dalil tersebut di atas ada yan persis sama dengan yang dikemukakan Thomas Aquinas ( ) seperti yang ditulis oleh Harun Hadi Wijono dalam bukunya Sari Sejarah Filsafat Barat 1. Dengan demikian kita bisa bekesimpulan sndiri siapa terpengaruh siapa diliht darai masa hidup masing-masing,yaitu Ibnu Rusyd hidup antar tahun maka Thomas Aquinas atara tahun Kebebasan Manusia dan Taqdir Tuhan Menurut Ibnu Rusyd, manusia mempunyai kebebasan dalam berbuat dan mampu pula menciptakan perbuatannya. Namun demikian, tidak seluruh kehendaknya itu bisa dilaksanakan. Ibnu Rusyd berkata dalam kasyf manahij al-adillah seperti yang dikutip oleh Muhammad Atif al- Airaqi sebagai berikut: 5 Sirajuddin Zar,Filsafat Islam, (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2010) cet ke-4, hlm

6 Tetapi karena usaha kita terhadap sesuatu hal tidak sempurna kecuali dengan menyesuaikan diri dengan sebab-sebab yang telah diciptakan Allah diluar diri kita dan hilangnya penghalangnya, maka perbuatan apa saja yang dinisbahkan kepada kita hanya akan berhasil dengan dua hal tersebut, yakni kekuatan kita dan hukum sebab akibat itu. Dengan demikian kita dan sesuainya dengan apa yang disebut ketentuan Allah. Sebab-sebab yang diciptakan Allah diluar diri kita itu bukan hanya menyempurnakan perbuatan yang mau kita kerjakan atau menjadi penghalangnya, tetapi juga merupakan sebab bagi salah satu dari dua hal berhasil atau tidaknya. Dengan pandangannya ini, Ibnu Rusyd sekaligus mengoraksi pandangan Mu tazilah yang anthroposentris dan pandangan Kasab Asy ariyah yang bersifat theosentris. Menurut penelitiannya, Syed Muzaffaruddin Nadvi menyatakan bahwa ada sedikitnya lima hal yang diusahakan Ibnu Rusyd dalam memadukan antara agama dan filsafat, salah satunya berkenaan dengan masalah perbuatan manusia. 4. Teori Tentang Ijma Mengenai ijma ini, tidak satupun karya Ibnu Rusyd yang secara khusus membicarakannya. Pandangannya mengenai ijma tersebar di berbagai karyanya. Seperti dalam bidayat al-mujtahid dan fashl al-maqal secara acak. Ibn Rusyd menganggap ijma sebagai sumber hukum Islam yang tidak berdiri sendiri. Yakni bahwa ijma bisa absah sebagai sumber hukum apabila ada sandaran salah satu atau lebih sumber hukum Islam yang lain yaitu Al-Qur an, Hadits, dan ijtihad Polemik dengan Al-Ghazali Menanggapi kritikan Al-Ghazali, Ibnu Rusyd mengarang buku Tahufut al- Tahafut. Pertama, Ibnu Rusyd mempertahankan pendapat para filosof mengenai Qidam Al-Alam, tidak mempunyai permulaan dalam zaman, sementara Al-Ghazali memandang bahwa alam itu hadis, yakni alam mempunyai permulaan dalam zaman. Pandangan Al-Ghazali ini mengandung arti, ketika tuhan menciptakan alam tidak ada sesuatu disamping tuhan. Tuhan ketika itu berada dalam kesendiriannya dan karenanya tuhan menciptakan alam dari tiada atau nihil. Konsep alghazali ini, tidak sesuai dengan kandungan Al-qur an. Alqur an menjelaskan, sebelum alam di ciptakan Tuhan telah ada sesuatu di sampingnya. Ayat 7 dari surat Hud mengatakan, Dan ialah yang menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari dan takhtanya (pada waktu itu) berada di atas air. Menurut ayat ini, ketika Tuhan menciptakan langit dan bumi telah ada di samping tuhan unsur air. Ayat 11 dari Ha mim menyebut pula, kemudian iapun naik kelangit sewaktu ia masih merupakan uap. Menurut ayat ini, yang ada di samping tuhan adalah uap. Air dan uap adalah satu. 6 Yusuf Suyono, Ibn Rusyd, (Semarang : Walisongo Press, 2008), cet ke-1, hlm.22-26

7 Dengan ayat-ayat serupa ini, Ibn Rusyd menentang pendapat Alghazali bahwa alam di ciptakan Tuhan dari tiada dan bersifat hadis dan menegaskan bahwa pendapat itu tidak sesuai dengan kandungan Alqur an. D. PENUTUP 1. Kesimpulan Ibn Rusyd mendapatkan gelar komentator karena ia banyak mengkritik atau mengomentari, terutama pada Al-Ghazali. Dan adapun garis besar pemikiran Ibn Rusyd mencakup jwabannya terhadap sanggahan Al-Ghazali, Hukum sebab akibat (kausalitas) dan hubungannya dengan mukjizat, kritik Ibn Rusyd mengenai emanasionisme para filosof muslim, dan juga pengaruh pemikiran Ibn Rusyd di Eropa. Dan terdapat pula pemikiran filosofnya Ibn Rusyd yang meliputi, Filsafat dan Agama, dalil tentang wujud Tuhan, kebebasan Manusia dan Taqdir Tuhan, Teori tentang Ijma, dan juga polemik dengan Al-Ghazali.

8 DAFTAR PUSTAKA Adzar ZINUL,Filsafat Kenabian Islam-Jawa, 2010, Semarang : Studi Teks Kitab Layang Ambyok Junaidi Mahfud, Filsafat Pendidikan Islam, 2015, Semarang : RaSaIL Media Group Hanafi Ahmad, Pengantar Filsafat Islam, 1996, Jakarta : PT. Bulan Bintang Zar Sirajuddin,Filsafat Islam, 2010, Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada Suyono Yusuf, Ibn Rusyd, 2008, Semarang : Walisongo Press Supena Ilyas,Filsafat Islam, 2013, Yogyakarta : Penerbit Ombak Supriyadi Dedi, Filsafat Islam, 2009, Bandung : CV. Pustaka Setia

KAFIRNYA FILSUF MUSLIM: Ibn Rusyd Meluruskan al-ghazali

KAFIRNYA FILSUF MUSLIM: Ibn Rusyd Meluruskan al-ghazali KAFIRNYA FILSUF MUSLIM: Ibn Rusyd Meluruskan al-ghazali Muhammad Mahfud Ridwan IAIN Tulungagung mmahfudridwan@yahoo.com Abstract Ibn Rusyd dipandang tokoh pembaharuan dan pembangkit filsafat Arisoteles

Lebih terperinci

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia هللا Wahyu كونية قولية Para Rasul Alam Akal Manusia Aktivitas Kehidupan 1 pg. Filsafat Islam Problem Tuhan berpisah dengan alam Tuhan bersatu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M.

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M. BAB V KESIMPULAN Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M. Dasar-dasar teosofi tumbuh bersamaan dan bercampur dalam perkembangan teoriteori tasawuf; filsafat; dan --dalam

Lebih terperinci

PROBLEM KOSMOLOGI DALAM FILSAFAT IBNU RUSYD

PROBLEM KOSMOLOGI DALAM FILSAFAT IBNU RUSYD 1 PROBLEM KOSMOLOGI DALAM FILSAFAT IBNU RUSYD M. Lutfi Mustofa, M.Ag Abstract Philosophical discourse of universe creation was a phenomenon which characterized the dynamic views of Moslem scholars. This

Lebih terperinci

PERHATIAN IBNU RUSYD TERHADAP KALAM

PERHATIAN IBNU RUSYD TERHADAP KALAM PERHATIAN IBNU RUSYD TERHADAP KALAM Abdullah Mahmud Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Untuk mengetahui perhatian Ibnu Rusyd terhadap Ilmu Kalam, perlu diutarakan terlebih

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam BAB V KESIMPULAN Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam disebabkan oleh dua faktor yaitu, faktor politik dan faktor sosial. Ditinjau dari aspek politik, perselisihan antara

Lebih terperinci

Kosmologi Ibnu Sînâ MUHAMMAD SOFYAN NURUL JAMAL Dosen Pembimbing Dr. Humaidi

Kosmologi Ibnu Sînâ MUHAMMAD SOFYAN NURUL JAMAL Dosen Pembimbing Dr. Humaidi Kosmologi Ibnu Sînâ MUHAMMAD SOFYAN NURUL JAMAL 213241014 Dosen Pembimbing Dr. Humaidi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan sebagai Magister Filsafat Islam di Program Magister Ilmu Agama Islam (PMIAI) The

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sejarah menunjukan bahwa, Islam sebagai salah satu bagian dalam sejarah dunia, telah menorehkan sebuah sejarah yang sulit bahkan tidak mungkin terlupakan dalam sejarah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dipaparkan simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang penulis kaji. Sebagaimana yang telah dikaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Al-Ghazali (w. 1111 M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi umat Islam hingga saat ini. Montgomerry Watt (Purwanto dalam pengantar Al- Ghazali,

Lebih terperinci

KAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan

KAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan KAIDAH FIQHIYAH Pendahuluan Jika dikaitkan dengan kaidah-kaidah ushulliyah yang merupakan pedoman dalam mengali hukum islam yang berasal dari sumbernya, Al-Qur an dan Hadits, kaidah FIQHIYAH merupakan

Lebih terperinci

BAB III BIOGRAFI IBNU RUSYD. Ibnu Rusdy, ia adalah seorang pembaharu pemikiran Islam yang dikenal dengan

BAB III BIOGRAFI IBNU RUSYD. Ibnu Rusdy, ia adalah seorang pembaharu pemikiran Islam yang dikenal dengan BAB III BIOGRAFI IBNU RUSYD Perkembangan pemikiran dalam Islam telah mencapai kejayaan pada masa Ibnu Rusdy, ia adalah seorang pembaharu pemikiran Islam yang dikenal dengan penguasaannya terhadap filsafat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertengahan kedua dari abad IX M. Aliran ini didirikan oleh Abu Mansur Muhammad Ibn Mahmud Al-Maturidi. Kemudian namanya dijadikan sebagai nama aliran Maturidiah. Aliran

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010. BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Islam kultural dalam konsep Nurcholish Madjid tercermin dalam tiga tema pokok, yaitu sekularisasi, Islam Yes, Partai Islam No, dan tidak ada konsep Negara Islam atau apologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam, kepada tiap-tiap golongan umat pada

Lebih terperinci

`BAB I A. LATAR BELAKANG

`BAB I A. LATAR BELAKANG `BAB I A. LATAR BELAKANG Sebelum munculnya aliran teologi asy ariyyah, aliran muktazilah menjadi pusat pemikiran kalam pada waktu itu yang memperkenalkan pemikiran yang bersifat rasional. Akan tetapi,

Lebih terperinci

PEMIKIRAN IBNU RUSYD

PEMIKIRAN IBNU RUSYD PEMIKIRAN IBNU RUSYD KATA PENGANTAR Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Sang pemberi karunia ilmu yang tidak satu ilmupun yang kita miliki melainkan yang telah Ia berikan kepada kita, Ialah Allohu

Lebih terperinci

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam *Biografi Singkat Empat Imam Besar dalam Dunia Islam* *Imam Hanafi (80-150 H)* Beliau dilahirkan pada tahun 80 H dan meninggal dunia di Bagdad pada tahun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KETENTUAN PASAL 182 KHI DAN PERSPEKTIF HAZAIRIN TENTANG BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN KANDUNG

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KETENTUAN PASAL 182 KHI DAN PERSPEKTIF HAZAIRIN TENTANG BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN KANDUNG BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KETENTUAN PASAL 182 KHI DAN PERSPEKTIF HAZAIRIN TENTANG BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN KANDUNG A. Analisis Terhadap Ketentuan Pasal 182 Kompilasi Hukum Islam Tentang

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KRITIS KONSEP KETUHANAN IBNU RUSYD. Dialektika ketuhanan Ibnu Rusyd yang dimaksud dalam bab ini adalah

BAB IV TINJAUAN KRITIS KONSEP KETUHANAN IBNU RUSYD. Dialektika ketuhanan Ibnu Rusyd yang dimaksud dalam bab ini adalah BAB IV TINJAUAN KRITIS KONSEP KETUHANAN IBNU RUSYD A. Dialektika Ketuhanan Ibnu Rusyd Dialektika ketuhanan Ibnu Rusyd yang dimaksud dalam bab ini adalah rentetan panjang perdebatan tentang ketuhanan yang

Lebih terperinci

KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs.

KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs. KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah : Ilmu Tauhid Dosen Pengampu : Drs. Ghofir Romas Disusun oleh: Shafira Caesar Savitri ( 1501016001 ) Rohmatul

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-

Lebih terperinci

BAHASAN III SEJARAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN FILSAFAT DALAM ISLAM

BAHASAN III SEJARAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN FILSAFAT DALAM ISLAM BAHASAN III SEJARAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN FILSAFAT DALAM ISLAM Kata filsafat berasal dari bahasa Arab falsafah, yang diturunkan dari bahasa Yunani philosophia. Dari sekian banyak batasan atau definisi

Lebih terperinci

PEMBELAAN IBNU RUSYD TERHADAP PEMIKIRAN FILOSOF

PEMBELAAN IBNU RUSYD TERHADAP PEMIKIRAN FILOSOF PEMBELAAN IBNU RUSYD TERHADAP PEMIKIRAN FILOSOF Rizal Mubit Abstrak : Ibnu Rusyd adalah ulama yang dikenal sebagai filosof. Salah satu alasannya adalah karyanya, yakni Tahafut Tahafut yang membantah pemikiran

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM A. Hakikat Kebudayaan KEBUDAYAAN DALAM ISLAM Hakikat kebudayaan menurut Edward B Tylor sebagaimana dikutip oleh H.A.R Tilaar (1999:39) bahwa : Budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN A. Al-Qur an Sebagai Sumber Ajaran Islam Menurut istilah, Al-Qur an adalah firman Allah yang berupa mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, ditulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi

BAB I PENDAHULUAN. dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam Semesta dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi serta energi. Istilah Semesta

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Sumber Ajaran Islam Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Pengantar Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama

Lebih terperinci

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI A. Abdul Wahab Khallaf 1. Biografi Abdul Wahab Khallaf Abdul Wahab Khallaf merupakan seorang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran mu tazilah adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis dari pada persoalan-persoalan yang dibawa kaum

Lebih terperinci

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI BAB IV ANALISIS TERHADAP PANDANGAN IMAM SYAFI I DAN SYI> AH IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI PEWARIS NON MUSLIM A. Persamaan Pandangan Imam Syafi i dan Syi> ah Ima>miyah tentang Hukum

Lebih terperinci

PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM IBNU RUSYD

PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM IBNU RUSYD PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM IBNU RUSYD Pemikiran Ekonomi Islam lahir dari kenyataan bahwa Islam adalah sistem yang diturunkan Allah SWT kepada seluruh manusia untuk menata seluruh kehidupan dalam seluruh ruang

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI 1. Khulafaurrasyidin yang terakhir adalah a. Abu kabar as Siddiq b. Umar bin khatab c. Ali bin abi thalib d. Abdurrahman bi auf e. Usman bin affan 2. Daulah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Analisis Hedging Terhadap Dampak Kenaikan Harga BBM Ditinjau Dari Hukum Islam. Sebagaimana dijelaskan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. RUMUSAN MASALAH

I. PENDAHULUAN II. RUMUSAN MASALAH I. PENDAHULUAN Istilah tasawuf adalah suatu makna yang mengandung arti tentang segala sesuatu untuk berupaya mebersihkan jiwa serta mendekatkan diri kepada Allah dengan Mahabbah yang sedekat-dekatnya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS A. Persamaan pemikiran Imam Al Ghazali dan Syed Muhammad Naquib Al Attas. Pendidikan akhlak merupakan pendidikan yang menekankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang akan saling membutuhkan satu sama lain sampai kapanpun, hal tersebut dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan. Maka dari itu mau

Lebih terperinci

BAB XIII KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

BAB XIII KEBUDAYAAN DALAM ISLAM BAB XIII KEBUDAYAAN DALAM ISLAM A. Hakikat Kebudayaan Salah satu referensi yang bisa menjadi acuan untuk mengetahui hakikat kebudayaan adalah ungkapan pelopor antropologi modern, Edward B Tylor sebagaimana

Lebih terperinci

FALSAFAH KALA>M IBNU RUSYD: Melacak sisi Mutiara yang Hilang Oleh: Aly Mashar *

FALSAFAH KALA>M IBNU RUSYD: Melacak sisi Mutiara yang Hilang Oleh: Aly Mashar * FALSAFAH KALA>M IBNU RUSYD: Melacak sisi Mutiara yang Hilang Oleh: Aly Mashar * Abstrak Ibnu Rusyd adalah salah satu filosof muslim terkemuka yang memiliki banyak talenta. Namun, yang mendapat sorotan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. skripsi ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Dalam kajian mengenai penciptaan alam dalam pandangan al-qur an,

BAB V PENUTUP. skripsi ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Dalam kajian mengenai penciptaan alam dalam pandangan al-qur an, 66 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian poko-pokok permasalahan yang telah dibahas dalam skripsi ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Dalam kajian mengenai penciptaan alam dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu kejadian penting dalam suatu masyarakat tertentu, yaitu ada seorang anggota dari

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG. Dari seluruh hukum yang ada dan berlaku dewasa ini di samping hukum

A. LATAR BELAKANG. Dari seluruh hukum yang ada dan berlaku dewasa ini di samping hukum BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dari seluruh hukum yang ada dan berlaku dewasa ini di samping hukum perkawinan, maka hukum kewarisan merupakan bagian dari hukum kekeluargaan yang memegang peranan yang

Lebih terperinci

KRITIK TERHADAP ALIRAN MU TAZILAH. Makalah. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : ILMU TAUHID. Dosen Pengampu : Drs.

KRITIK TERHADAP ALIRAN MU TAZILAH. Makalah. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : ILMU TAUHID. Dosen Pengampu : Drs. KRITIK TERHADAP ALIRAN MU TAZILAH Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : ILMU TAUHID Dosen Pengampu : Drs.Ghofir Romas Disusun Oleh: 1. Iffatul umiyati (1501016014) 2. Siti ratna (1501016032)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH AL-ZAMAKHSHARY DALAM TAFSIR AL-KASHSHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan umat Islam dari periode Nabi Muhammad Saw. diutus sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan dan kemunduran yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi kalam Allah yang digunakan sebagai pedoman dan petunjuk bagi kehidupan umat Islam. Adapun definisi Al-Qur

Lebih terperinci

KRITIK TERHADAP ALIRAN AL MATURIDIYAH

KRITIK TERHADAP ALIRAN AL MATURIDIYAH KRITIK TERHADAP ALIRAN AL MATURIDIYAH MAKALAH Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ilmu Tauhid Dosen Pengampu : Drs. A. Ghofir Romas Disusun oleh : Najib Afif Muamar (1501026157) Muhammad Kafi (1501026158)

Lebih terperinci

SKRIPSI AKAL DAN WAHYU MENURUT IBN RUSYD

SKRIPSI AKAL DAN WAHYU MENURUT IBN RUSYD SKRIPSI AKAL DAN WAHYU MENURUT IBN RUSYD Disusun oleh: Moh. Sauqul Luthfi NIM (3232103006) Jurusan Aqidah Filsafat FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) TULUNGAGUNG 2014

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pemahaman, Berpikir Rasional, Pembangunan

Kata Kunci: Pemahaman, Berpikir Rasional, Pembangunan PAHAM TEOLOGI RASIONAL MU'TAZILAH DI INDONESIA Oleh : M. Baharudin Abstrak Studi terhadap sejarah perkembangan dan pemikiran dalam Islam khususnya dalam bidang teologi telah menarik minat para ulama Islam

Lebih terperinci

HUKUM KAUSALITAS: ANTARA AL-GHAZALI DAN IBN RUSYD Oleh: Aktobi Gozali. pandang yang berbau teologis Al-Ghazali menilai bahwa para filosof yang

HUKUM KAUSALITAS: ANTARA AL-GHAZALI DAN IBN RUSYD Oleh: Aktobi Gozali. pandang yang berbau teologis Al-Ghazali menilai bahwa para filosof yang 1 HUKUM KAUSALITAS: ANTARA AL-GHAZALI DAN IBN RUSYD Oleh: Aktobi Gozali Pendahuluan Polemik filosofis antara Al-Ghazali 1 dan Ibn Rusyd 2 selalu menarik untuk dikaji. Salah satu polemik yang tak kalah

Lebih terperinci

HUKUM DAN HAM DALAM ISLAM

HUKUM DAN HAM DALAM ISLAM HUKUM DAN HAM DALAM ISLAM KELOMPOK 3B : Aria Trimadya 10510016 Hardany Triasmanto 10510020 Diar Luthfi Hawari 10510027 Shendy Arya 10510049 Achmad Noufal 10510058 Muhammad Reza 10510066 Peta Konsep ISLAM

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al-

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al- BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai bentuk peneletian sistematis, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan rumusan masalah yang telah ditelusuri yaitu: 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: 05Fakultas Dr. PSIKOLOGI FILSAFAT ILMUDAN LOGIKA SEJARAH FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id SEJARAH FILSAFAT ; Standar Kompetensi Setelah perkualiahan

Lebih terperinci

SEMIOTIKA ISLAM Oleh Nurcholish Madjid

SEMIOTIKA ISLAM Oleh Nurcholish Madjid c Demokrasi Lewat Bacaan d SEMIOTIKA ISLAM Oleh Nurcholish Madjid Karen Armstrong, dalam bukunya yang sangat terkenal, A History of God (1993), mengungkapkan sebuah kenyataan bahwa dari antara banyak agama,

Lebih terperinci

MENGENAL EPISTEMOLOGI ISLAM DALAM PERKEMBANGAN ILMU HUKUM ABSTRACT

MENGENAL EPISTEMOLOGI ISLAM DALAM PERKEMBANGAN ILMU HUKUM ABSTRACT Jurnal Hukum Khaira Ummah Vol. 12. No. 2 Juni 2017 Mengenal Epistemologi Islam ( Azzimar Shidqy Pramushinta) MENGENAL EPISTEMOLOGI ISLAM DALAM PERKEMBANGAN ILMU HUKUM Azzimar Shidqy Pramushinta *, Sri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Samlawi selaku sesepuh desa Tanjung Anom, dan masyarakat setempat lainnya. Pada dasarnya

Lebih terperinci

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS Tugas Makalah pada Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Dosen: Drs. Yusuf A. Hasan, M. Ag. Oleh: Wahyu

Lebih terperinci

SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI

SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI 141 LAMPIRAN XII SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI Perkembangan Ilmu Pengetahuan Hingga Daulah Abbasiyah Nama : Waktu : 2x 45 menit Kelas : Semester : II (Genap) Mulailah bekerja dengan membaca basmallah!

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waris, dalam konteks hukum Islam, dibagi ke dalam tiga golongan yakni: 3

BAB I PENDAHULUAN. waris, dalam konteks hukum Islam, dibagi ke dalam tiga golongan yakni: 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Waris merupakan salah satu kajian dalam Islam yang dikaji secara khusus dalam lingkup fiqh mawaris. 1 Pengkhususan pengkajian dalam hukum Islam secara tidak langsung

Lebih terperinci

ABDUH DAN RIDHA PERBEDAAN ANTARA GURU DAN MURID

ABDUH DAN RIDHA PERBEDAAN ANTARA GURU DAN MURID ABDUH DAN RIDHA PERBEDAAN ANTARA GURU DAN MURID Diantara sekian banyak ahli fakir muslim, barang kali buah pikiran Abduh-lah yang paling banyak mendapat perhatian serta pembahasan para orientalis barat,

Lebih terperinci

FIQHUL IKHTILAF (MEMAHAMI DAN MENYIKAPI PERBEDAAN DAN PERSELISIHAN) Oleh : Ahmad Mudzoffar Jufri

FIQHUL IKHTILAF (MEMAHAMI DAN MENYIKAPI PERBEDAAN DAN PERSELISIHAN) Oleh : Ahmad Mudzoffar Jufri FIQHUL IKHTILAF (MEMAHAMI DAN MENYIKAPI PERBEDAAN DAN PERSELISIHAN) Oleh : Ahmad Mudzoffar Jufri MACAM-MACAM IKHTILAF (PERBEDAAN) 1. Ikhtilaful qulub (perbedaan dan perselisihan hati) yang termasuk kategori

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33 59 BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33 A. Kualitas Mufasir at-thabari Ditinjau dari latar pendidikannya dalam konteks tafsir al-qur an, penulis menilai bahwa at-thabari

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PENDAPAT MADZHAB SYIAH IMAMIYYAH TENTANG DUA ORANG SAKSI SEBAGAI SYARAT SAH JATUHNYA TALAK SKRIPSI

STUDI ANALISIS PENDAPAT MADZHAB SYIAH IMAMIYYAH TENTANG DUA ORANG SAKSI SEBAGAI SYARAT SAH JATUHNYA TALAK SKRIPSI STUDI ANALISIS PENDAPAT MADZHAB SYIAH IMAMIYYAH TENTANG DUA ORANG SAKSI SEBAGAI SYARAT SAH JATUHNYA TALAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

DUNIA ISLAM. Antara Harapan dan Kenyataan

DUNIA ISLAM. Antara Harapan dan Kenyataan DUNIA ISLAM Antara Harapan dan Kenyataan Pengertian Dimaksud dengan pembahasan dunia islam disini adalah Islam dalam berbagai dimensinya. Karena itu, pembahasan materi ini akan menyangkut masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang selanjutnya timbul dengan adanya peristiwa kematian

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang selanjutnya timbul dengan adanya peristiwa kematian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti akan mengalami peristiwa kematian. Akibat hukum yang selanjutnya timbul dengan adanya peristiwa kematian seseorang diantaranya ialah masalah bagaimana

Lebih terperinci

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF Rahmawati Abstrak: Tulisan ini akan membahas sekelumit tentang konsep fana dan baqa, dari segi pengertian, tujuan dan kedudukannya. Juga dibahas sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pemikiran. Hal ini banyak dinyatakan oleh kitab suci al-qur an

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pemikiran. Hal ini banyak dinyatakan oleh kitab suci al-qur an BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang mendorong dan mendukung perkembangan pemikiran. Hal ini banyak dinyatakan oleh kitab suci al-qur an yang mengajak manusia untuk berpikir

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN. Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung

KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN. Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filsafat merupakan pengetahuan yang wajib dipahami

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN A. Analisis Terhadap Hibah Sebagai Pengganti Kewarisan Bagi Anak Laki-laki dan

Lebih terperinci

IBNU RUSD DAN PEMIKIRANNYA. Oleh: Faturohman

IBNU RUSD DAN PEMIKIRANNYA. Oleh: Faturohman TSARWAH (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) 109 IBNU RUSD DAN PEMIKIRANNYA Oleh: Faturohman ABSTRAK Sebagai seorang filosof, Ibnu Rusyd banyak memberikan kontribusinya dalam khasanah dunia filsafat, baik

Lebih terperinci

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM DR. Ramlan Yusuf Rangkuti, M.A. Disampaikan Pada Mata Ajar Agama Islam Pogram BHP 2 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara A. Filsafat Ketuhanan dalam Islam Siapakah

Lebih terperinci

SUMBER HUKUM ISLAM 1

SUMBER HUKUM ISLAM 1 SUMBER HUKUM ISLAM 1 SUMBER UTAMA HUKUM ISLAM (DALIL QAT EI) Sumber utama hukum Islam ialah dalildalil yang telah disepakati oleh para ulamak dengan secara putus sebagai sumber hukum Islam yang utama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Imam Ahmad bin Hanbal merupakan salah satu dari tokoh madzab dalam Agama

BAB I PENDAHULUAN. Imam Ahmad bin Hanbal merupakan salah satu dari tokoh madzab dalam Agama BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Imam Ahmad bin Hanbal merupakan salah satu dari tokoh madzab dalam Agama Islam. Di samping Imam Ahmad bin Hanbal terdapat pula Imam madzab lainnya seperti Imam

Lebih terperinci

BAB IV T}ANT}A>WI> JAWHARI> hitung dan dikenal sebagai seorang sufi. Ia pengikut madzhab ahl sunnah wa aljama ah

BAB IV T}ANT}A>WI> JAWHARI> hitung dan dikenal sebagai seorang sufi. Ia pengikut madzhab ahl sunnah wa aljama ah BAB IV ANALISIS MAKNA DUKHA>N ANTARA AL-RA>ZI> DAN T}ANT}A>WI> JAWHARI> A. Analisis Makna Dukha>n Perspektif al-ra>zi> Al-Ra>zi> adalah seorang ulama yang memiliki pengaruh besar, baik di kalangan penguasa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 75 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari paparan bab-bab sebelumnya dalam skripsi ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Kuran Jawi merupakan produk terjemah tafsir Al-Qur'a>n yang merujuk kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kalam Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dalam bahasa Arab guna menjelaskan jalan hidup yang membawa kemaslahatan bagi umat manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan politik Internasioanal yang dengan wilayah-wilayah baru dan

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan politik Internasioanal yang dengan wilayah-wilayah baru dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah. Dalam sejarah, Islam berkembang bukan hanya sebagai agama, tetapi sebagai kebudayaan, pada mulanya Islam lahir hanya sebagai agama di Makkah tetapi tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Belajar bukanlah suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia mengatur dengan peraturan pertanahan yang dikenal dengan Undang-Undang Pokok Agraris (UUPA) Nomor 5 Tahun 1960. UUPA Bab XI pasal 49 (3)

Lebih terperinci

TAKFIR DAN HAK BERBEDA PENDAPAT

TAKFIR DAN HAK BERBEDA PENDAPAT TAKFIR AN HAK BERBEA PENAPAT Yusuf Rahman 1 Takfir dan Hak Berbeda Pendapat alam salah satu karyanya yang cukup terkenal Tahafut al- Falasifa (Kerancuan para Filusuf), Abu Hamid al-gazali (w. 1111) memberikan

Lebih terperinci

Aqidah beliau tentang tauhid (Pengesaan Allah) dan tentang tawassul syar i serta kebatilan taw assul bid i

Aqidah beliau tentang tauhid (Pengesaan Allah) dan tentang tawassul syar i serta kebatilan taw assul bid i Pertama Aqidah beliau tentang tauhid (Pengesaan ) dan tentang tawassul syar i serta kebatilan taw assul bid i 1. Imam Abu Hanifah berkata: Tidak pantas bagi seorang untuk berdia kepada kecuali dengan asma.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam

BAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam mengkontruks Ahl al - Sunnah wal Al Jama ah, oleh karena itu perlu disimpulkan pemikiran Nahdlatul

Lebih terperinci

Fatwa Tentang Hakikat Sihir

Fatwa Tentang Hakikat Sihir Fatwa Tentang Hakikat Sihir [ Indonesia Indonesian ] Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Abdullah Al Jibrin Shalih Fauzan al-fauzan Terjemah : Muh. Iqbal Ahmad Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2009-1430

Lebih terperinci

Kritik Ulama Kalam tentang Dzat dan Sifat Allah SWT

Kritik Ulama Kalam tentang Dzat dan Sifat Allah SWT Kritik Ulama Kalam tentang Dzat dan Sifat Allah SWT MAKALAH Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Dosen Pengampu : Tauhid : Drs. A. Ghofir Romas Disusun Oleh: 1. M. A. Ilham Fathoni (1401026046) 2. Firyal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan

Lebih terperinci

Tantangan Alquran. Khutbah Pertama:

Tantangan Alquran. Khutbah Pertama: Tantangan Alquran Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibnu sabil merupakan salah satu dari delapan kelompok yang berhak menerima zakat (ashnaf). Hal ini sebagaimana disebutkan Allah dalam salah satu firman-nya yakni

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Ramli Abdul Wahid seorang pakar hadis, yang saat ini menjabat Direktur Pascasarjana Universitas Islam Sumatera Utara Medan. Ia berkomentar terhadap pemikiran T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy,

Lebih terperinci

Kritik al-ghazali terhadap Kekekalan Alam

Kritik al-ghazali terhadap Kekekalan Alam Kritik al-ghazali terhadap Kekekalan Alam Sahidi Mustafa* Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, Ponorogo Email: thovexs_sm@yahoo.com Abstract The concept of the creation of universe offered by Neo-Platonism

Lebih terperinci

The Arrivals wakeupproject.com

The Arrivals wakeupproject.com Segala puji hanya milik Allah Subhaanahu Wa Ta aalaa. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah tercinta, Muhammad bin Abdullah, segenap keluarga, para sahabat dan umatnya yang setia.

Lebih terperinci

BAB IV ALIRAN-ALIRAN SEPUTAR EKSISTENSI TUHAN

BAB IV ALIRAN-ALIRAN SEPUTAR EKSISTENSI TUHAN BAB IV ALIRAN-ALIRAN SEPUTAR EKSISTENSI TUHAN Aliran-aliran pemikiran seputar keberadaan Tuhan lahir dan berbagai sikap baik yang menerima, menolak, maupun yang acuh tak acuh. Masing-masing kemudian membangun

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT

ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan

yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan I Sunni atau Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah atau terkadang juga dikenal dengan sebutan ASWAJA merupakan paham yang berdasarkan pada tradisi Nabi Muhammad SAW, di samping berdasar pada Al Qur an sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Pembahasan masalah nilai etika dalam kaitannya dengan naskah ADK menjadi topik penting yang selalu dibicarakan, karena masalah ini menyangkut

Lebih terperinci

A. Ta alluq Sifat Sifat Ma âni

A. Ta alluq Sifat Sifat Ma âni 1 Aqidatul Awam A. Ta alluq Sifat Sifat Ma âni Ta alluq menurut bahasa ialah; bergantung, berkaitan, bertalian berhubungan atau tercapai. Ta alluq menururt istilah dalam kajian ilmu tauhid, khususnya sifat-sifat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy-

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy- BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy- Syafi i telah diuraikan dalam bab-bab yang lalu. Dari uraian tersebut telah jelas mengungkapkan

Lebih terperinci

PANDANGAN AL-SHAWKÂNÎ TERHADAP MASLAHAH MURSALAH (Kajian Kitab Irshâd al-fuhûl Ilâ Tahqîq Al-Haqq Min Ilm Al-Usûl)

PANDANGAN AL-SHAWKÂNÎ TERHADAP MASLAHAH MURSALAH (Kajian Kitab Irshâd al-fuhûl Ilâ Tahqîq Al-Haqq Min Ilm Al-Usûl) PANDANGAN AL-SHAWKÂNÎ TERHADAP MASLAHAH MURSALAH (Kajian Kitab Irshâd al-fuhûl Ilâ Tahqîq Al-Haqq Min Ilm Al-Usûl) SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi sebagian syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd Disusun Oleh : Sahri Ramadani SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL IBROHIMY TANJUNGBUMI BANGKALAN 2012 KATA

Lebih terperinci