BAB 10 HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN KANTOR CABANG DI LUAR NEGERI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 10 HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN KANTOR CABANG DI LUAR NEGERI"

Transkripsi

1 BAB 10 HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN KANTOR CABANG DI LUAR NEGERI

2

3 BAB 10 HUBUNGAN KANTOR PUSAT dan KANTOR CABANG di LUAR NEGERI ' Pengertian ' Metode Terpisah ' Penjabaran ke dalam Mata Uang yang Dipakai Kantor Pusat ' Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan ' Contoh Transaksi 405 HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN KANTOR CABANG DI LUAR NEGERI PENGERTIAN Perusahaan yang sudah maju ada yang mempunyai kantor cabang diluar negeri. Dalam hal ini laporan konsolidasi harus berdasarkan mata uang negara tempat kantor pusat berada. Jadi, laporan keuangan kantor cabang terlebih dahulu harus dijabarkan ke dalam mata uang yang dipakai kantor pusat. Ketentuan-ketentuan umum untuk menjabarkan rekening-rekening mata uang asing ke dalam rupiah di Indonesia telah diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK), seperti tertera pada PSAK No. 11 Penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing, yang isinya sebagai berikut: untuk memasukkan kegiatan luar negeri pada laporan keuangan suatu perusahaan, laporan keuangan kegiatan usaha luar negeri harus dijabarkan ke dalam mata uang pelaporan perusahaan. PENJABARAN KE DALAM MATA UANG YANG DIPAKAI KANTOR PUSAT Penjelasan lebih lanjur dari PSAK No. 11 di atas terdapat dalam paragraf No. 09 yang isinya sebagai berikut, pada setiap tanggal neraca: Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan kedalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs yang ditetapkan Bank Indonesia sebagai indikator yang objektif. 2. Pos nonmoneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca, tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi. 3. Pos nonmeneter yang dinilai dengan wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat ini tersebut ditentukan. TA H A P - TA H A P D A L A M P E N Y U S U N A N L A P O R A N K E U A N G A N GABUNGAN Tahap-tahap dalam menyusun laporan keuangan gabungan antara kantor pusat dan kantor cabang di luar negeri adalah sebagai berikut: 1. Atas dasar laporan keuangan kantor cabang terlebih dahulu harus diadakan penjabaran terhadap saldo rekening-rekening pembukuan kantor cabang menjadi saldo-saldo yang dinyatakan dalam mata uang dalam negeri yang dipakai kantor pusat. 2. Proses penjabaran terhadap saldo rekening kantor cabang sebaiknya dimulai dengan mengambil dari angka yang terdapat pada neraca saldo (trial balance) yang dipakai sebagai dasar penyusunan neraca lajur (worksheet kantor cabang). 3. Apabila hasil penjabaran terhadap saldo rekening secara keseluruhan tidak seimbang (antarjumlah debit dan kredit sama) maka selisihnya ditampung dalam rekening penyesuaian kurs (exchange adjusment). Saldo selisih penyesuaian kurs, tersebut diperhitungkan sebagai laba atau rugi penyesuaian kurs. 4. Sesudah proses penjabaran terhadap saldo rekening pembukuan kantor cabang selesai kemudian menyusun daftar lajur gabungan (working papers) Berdasar working paper tersebut baru disusun neraca dan laporan laba rugi gabungan antar kantor pusat dan kantor cabang. Contoh 1: Berikut ini adalah Neraca Saldo, per 31 Desember 2007 dari Brilliant LTD yang berkantor pusat di Jakarta dan cabangnya di New York. Rekening-Rekening Kas Piutang Dagang Kantor Cabang New York Persediaan Biaya yang dibayar dimuka Perlengkapan kantor Ak. Penyusutan perlengkapan Gudang Ak. Penyusutan Gedung Utang dagang Modal saham Laba yang ditahan Kantor Pusat Jakarta Penjualan Pengiriman barang-barang ke KC Pembelian Pengiriman barang-barang dari KP Biaya penjualan Biaya administrasi & umum Persediaan

4 KP (dalam Rupiah) KC (dalam Dollar) Debit Debit Kredit Kredit Tingkat kurs dollar yang berlaku selama tahun 2007 adalah sebagai berikut: atau tanggal neraca Rp9.800,00 (C) Rata-rata tahunan Rp9.700,00 (A) Historical Rp9.700,00 (H) Berdasar daftar kurs di atas, maka neraca saldo Kantor Cabang New York dapat dijabarkan dalam rupiah sebagaimana ditampilkan pada halaman berikut: 408 Brilliant LTD. CABANG NEW YORK, USA Neraca Saldo yang Dijabarkan dalam Rupiah Per 31 Desember 2007 Rekening-Rekening Neraca Saldo ($) Debit Kas Piutang Dagang Biaya dibayar dimuka Peralatan kantor Ak. Penystn perltn ktr Gudang Ak. Penystn Gedung Utang dagang Kantor Pusat Jakarta Penjualan Pengiriman brg-2 dari KP Biaya penjualan Biaya adm. & umum Slsh penyesuaian kurs Persd Kredit Selisih penyesuaian kurs Persediaan Kurs Penjabaran Neraca Saldo (Rp) Debit

5 9.800 (C) (C) (C) (H) (H) (H) (H) (C) (R) (A) (R) (A) (A) (H) Kredit (H) Keterangan: (C) = Current rate atau kurs pada saat tanggal neraca (H) = Historical cost atau kurs pada saat terjadinya transaksi (R) = Reciprocal account atau jumlah (nilai) rekening timbal balik, harus sesuai dengan saldo rekening-rekening reciprocal di kantor pusat (A) = Average rate atau kurs rata-rata selama satu periode Setelah neraca saldo kantor cabang New York dijabarkan ke dalam rupiah, maka dapat disusun neraca lajur untuk menyusun laporan keuangan gabungan sebagai berikut: Laba bersih ke laba yg ditahan Saldo laba yang ditahan ke Neraca Persediaan barang (Lap. L/R) Kredit Akumulasi penyusutan perlengkapan kantor Akumulasi penyusutan gedung Utang dagang Modal saham Laba yang ditahan Kantor Pusat Jakarta Penjualan Pengiriman barang-barang ke KC Selisih penyesuaian kurs Persediaan barang (Neraca) Debit Kas Piutang dagang Kantor cabang New York Persediaan barang Biaya dibayar dimuka Perlengkapan kantor Gedung Pembelian Pembelian barang-barang dari KP Biaya penjualan Biaya administrasi dan umum Rekening

6 Laba/Rugi (dlm Rp000,00) Debit Kredit Eliminasi (dlm Rp000,00) Debit Kredit Kantor Pst Kantor Cbg (dlm (dlm Rp000,00) Rp000,00) Saldo Laba (dlm Rp000,00) Debit Kredit

7 Brilliant LTD. DAFTAR LAJUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN KANTOR PUSAT JAKARTA DAN CABANG NEW YORK Neraca (dlm Rp000,00) Debit Kredit Setelah dibuat neraca lajur, maka dapat disusun laporan keuangan gabungan sebagai berikut: Brilliant Ltd. Perhitungan Laba/Rugi Gabungan Kantor Pusat dan Cabang Per 31 Desember 2007 (dalam ribuan rupiah) Penjualan Beban pokok penjualan Persediaan barang 1 Janurari 2007 Pembelian Persediaan barang 31 Desember (94.900) Biaya penjualan Biaya administrasi dan umum (26.701) Laba (rugi) bersih Selisih penyesuaian kurs Laba bersih Brilliant Ltd. Perhitungan Laba/Rugi Gabungan Kantor Pusat dan Cabang Per 31 Desember 2007 (dlm Rp 000,00) Kas Piutang dagang Persediaan barang Biaya dibayar di muka Perlengkapan kantor Ak. Penyusutan Utang dagang Modal saham Laba yang Ditahan Gedung Ak. Penyusutan Aspek Perpajakan Berkaitan dengan penghasilan yang diperoleh dari cabang di luar negeri, maka

8 jenis pajak yang terkait dengannya adalah PPh pasal 24. Yaitu sebuah fasilitas dari pemerintah agar setiap wajib pajak yang penghasilannya telah 411 dikenakan pajak di luar negeri, ketika penghasilan tersebut dibawa pulang ke Indonesia, dapat mengkreditkan (mengurangkan kepada pajak yang terutang di akhir tahun) pajak yang telah dipotong di luar negeri tersebut. Pengkreditan PPh yang dibayar di Luar Negeri (PPh Pasal 24) dilakukan dalam tahun pajak digabungkannya penghasilan dari luar negeri tersebut dengan penghasilan di Indonesia. Jumlah PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan maksimum sebesar jumlah yang lebih rendah (Ordinary Credit Method) di antara PPh yang dibayar atau terutang di Luar Negeri dan jumlah yang dihitung menurut perbandingan antara penghasilan dari luar negeri dengan seluruh Penghasilan Kena Pajak dikalikan dengan PPh yang terutang pada tahun berjalan, atau maksimum sebesar PPh yang terutang atas seluruh Penghasilan Kena Pajak dalam hal di dalam negeri mengalami kerugian (Penghasilan dari LN lebih besar dari jumlah Penghasilan Kena Pajak). Penghasilan Kena Pajak tersebut tidak termasuk penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final. Dengan demikian, perhitungan PPh pasal 24 dilakukan dengan membandingkan dua angka berikut ini (membandingkan antara angka di huruf a dengan angka dari huruf b). Mana yang lebih kecil, itulah yang menjadi kredit pajak atau PPh pasal 24. a. Pajak yang telah dipotong di LN Penghasilan LN x Jumlah PPh Terutang (Tarif PPh pasal 17) b. Total Penghasilan Apabila penghasilan dari luar negeri berasal dari beberapa negara, maka penghitungan PPh Pasal 24 dilakukan untuk masing-masing Negara (Per Country Limitation). Dalam hal jumlah PPh yang dibayar atau terutang di luar negeri melebihi PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan, kelebihan tersebut tidak dapat diperhitungkan di tahun berikutnya, tidak boleh dibebankan sebagai biaya, dan tidak dapat direstitusi. Untuk lebih detilnya perlakuan perpajakan ini sebaiknya Anda merujuk pada buku Perpajakan untuk SMK yang ditulis oleh Drs. Agus Sambodo, S.H, MSA, BKP. Berikut ini disajikan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan kredit pajak luar negeri. Jurnal saat terkena pajak di luar negeri: Uang Muka PPh pasal 24 Kas*) 412 xxxxx xxxxx *) Untuk penyederhanaan diasumsikan bahwa pajak di luar negeri dibayar dari kas kantor pusat di Indonesia. Jika pajak dibayar dari kas di kantor cabang luar negeri dan dilakukan pelaporan konsolidasi antara laporan keuangan kantor pusat dan kantor cabang di luar negeri, maka yang dikredit adalah perkiraan eliminasinya seperti contoh di atas. Jurnal saat membayar/dipotong/dipungut pajak di dalam negeri: Uang Muka PPh ps 22 Uang Muka PPh ps 23 Uang Muka PPh ps 25 Kas xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx Jurnal di akhir tahun untuk mengakui pajak terutang yang dihitung dari laba fiskal: Beban Pajak Kini*) Utang PPh Badan xxxxx xxxxx *) Beban Pajak Kini adalah perkiraan untuk mencatat/menyajikan be-sarnya pajak terutang yang dilaporkan dalam SPT tahunan tahun berjalan, untuk membedakan dengan Beban (Penghasilan) Pajak Tangguhan; sesuai dengan penerapan yang diwajibkan berdasarkan standar akuntansi (PSAK) No. 46 tentang akuntansi pajak penghasilan yang wajib diterapkan bagi semua perusahaan sejak tahun Jurnal offset kredit pajak di dalam negeri dan luar negeri: Utang PPh Badan Kerugian Pajak LN Uang Muka PPh ps 22 Uang Muka PPh ps 23 Uang Muka PPh ps 24 Uang Muka PPh ps 25 Utang PPh 29

9 xxxxx xxxxx *) xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx *) Kerugian Pajak Luar Negeri adalah perkiraan yang dibentuk untuk mencatat/ menyajikan besarnya Uang Muka PPh pasal 24 (pajak yang terutang atau dibayar di luar negeri) yang lebih besar dan berdasarkan perhitungan tidak 413 dapat dikreditkan di Indonesia karena melebihi batas maksimum yang boleh dikreditkan. Selisih pajak yang tidak dapat dikreditkan ini menurut akuntansi disajikan di Laporan Laba Rugi pada tahun berjalan sebagai beban, namun beban ini tidak diakui menurut fiskal sehingga harus dilakukan koreksi fiskal ketika menghitung penghasilan kena pajak di akhir tahun. Soal dan Penyelesaian Soal PT Angkasa yang berkantor pusat di Yogyakarta mempunyai cabang di Las Vegas USA. Berikut ini adalah neraca saldo kantor cabang di Las Vegas per 31 Desember 2007: Kas Persediaan Aktiva tetap Utang lancar Pendapatan Biaya Utang jangka panjang $ 10,000,000 $ 40,000,000 $ 50,000,000 $ 10,000,000 $ 60,000,000 $ 60,000,000 $ 40,000,000 Diketahui informasi sebagai berikut: Kurs per 31 Desember 2007 $ 1 = Rp10,00 Kurs rata-rata tahun 2007 $ 1 = Rp9,00 Kurs historis: Persediaan = Rp Aktiva tetap = Rp Utang jangka panjang = Rp Modal = Rp 9,00 7,00 6,00 7,00 Diminta: Buat neraca saldo di atas ke dalam mata uang Rupiah 414 Penyelesaian Penjabaran ke dalam mata uang rupiah sebagai berikut: Keterangan Kas Persediaan Aktiva tetap Utang lncr Utang jk Pjg Modal Pendapatan Biaya Selisih peny. Kurs Debit Kredit Kurs Debet Kredit ($) ($) Penjabaran (Rp) (Rp)

10 10,000,000 40,000,000 50,000,000 10,000,000 40,000,000 30,000,000 60,000,000 40,000,000 Rp 10,00 Rp 10,00 Rp 7,00 Rp 10,00 Rp 6,00 Rp 7,00 Rp 9,00 Rp 9, PENUTUP Berdasarkan pembahasan di depan, juga dari pengalaman praktik penulis pada DU/DI, salah satu simpulan yang dapat diambil adalah bahwa, pada dasarnya antara perpajakan dan akuntansi saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Sayangnya, pada umumnya, pembelajaran perpajakan dan akuntansi di SMK masing-masing berjalan sendiri. Seharusnya antara guru pajak dan guru akuntansi harus memahami kedua ilmu tersebut. Namun harus jujur diakui memang, bahwa problem tersebut tidak hanya ditemui dalam proses pembelajaran di SMK saja. Pada banyak perguruan tinggi problem serupa pun ditemui. Pengajar matakuliah akuntansi tidak atau kurang memahami perpajakan dan sebaliknya pengajar matakuliah perpajakan tidak atau kurang memahami akuntansi karena mungkin mereka berlatar belakang praktisi perpajakan dari Direktorat Jendral Pajak yang sedikit berinteraksi dengan akuntansi. Sebagai sebuah institusi pendidikan yang tujuannya menghasilkan lulusan yang siap kerja, maka guru dan staf pengajar akuntansi hendaknya memahami dan dapat saling mengaitkan kedua mata pelajaran tersebut. Karena kondisi itulah yang akan ditemui ketika lulusan SMK memasuki dunia kerja nyata di bidang akuntansi pada DU/DI, misalnya sebagai pemegang buku pada suatu perusahaan, atau ketika memiliki usaha sendiri dan harus membuat laporan keuangan. Buku ini mungkin tidak membahas secara lengkap aspek perpajakan yang dikaitkan dengan akuntansinya di setiap bab di depan. Oleh karena itu, amat disarankan bagi pengguna buku ini untuk juga merujuk pada buku Perpajakan untuk SMK karena dalam buku tersebut, sebaliknya, pembahasan perpajakan dilengkapi dengan perlakuan akuntansi dan pengaruh pajak dalam Laporan Keuangan beserta contoh pengisian SPT Tahunannya. Bidang akuntansi, sebagaimana peraturan perpajakan, senantiasa berubah dan berkembang. Penulis menyadari hal ini akan berpengaruh terhadap isi buku ini secara keseluruhan atau sebagian menjadi kurang up to date. Oleh karena itu, sekali lagi, kami mohon para pembaca untuk ikut serta memberikan masukan serta meng up date nya demi penyempurnaan buku ini, demi kemajuan peserta didik kita bersama. 416 LAMPIRAN A DAFTAR PUSTAKA Abdullah, M Faisal Manajemen Perbankan: Teknik Analisis Kinerja Keuangan Bank. Malang: UMM Press. Anonim Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991. Anonim Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan. Jakarta: Citra Umbara. Anonim Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Jakarta: Citra Umbara. Anwari, Achmad Leasing Di Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Beams, Floyd A. dan Amir Abadi Jusuf Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia. Jakarta Salemba Empat Bank Indonesia, 2001 Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia Jakarta, Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Baridwan, Zaki Intermediate Accounting (Edisi 8). Yogyakarta: BPFE. Brotowidjojo, D., Mukayat Metodologi Penelitian dan Penulisan Karangan Ilmiah. Yogyakarta: Liberty. Drebin, Allan R Advanced Accounting. Jakarta, diedarkan oleh Binarupa Aksara. Edwards, James Don, dan Homer A. Black, The Managerial and Cost Accountant s Handbook. Dow Jones Irwin Homewood Illinois. Hammer, Lawrence H., William K. Carter dan Milton F. Usry Cost Accounting, Cincinnati, Ohio: South- Western College Publishing. Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen Cost Management:

11 Accounting and Control, Cincinnati, Ohio: South-Western College Publishing. Horngren, Charles T. dan George Foster Cost Accounting: A Managerial Emphasis. New Jersey : Prentice Hall. Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan dan Industri Republik Indonesia No. KEP-122/MK/IV/2/1974, No. 32/M/SK/2/1974, dan No. 30/Kpb/I/1974 tanggal 7 Februari Kieso, E., Donald, Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield International Edition: Intermediate Accounting. Eleventh Edition. John Wiley & Sons. Rayburn, Gale Akuntansi Biaya: dengan menggunakan Pendekatan Manajemen Biaya, Edisi Keenam Jilid 1 Erlangga Jakarta. 417 Ropke, Jochen Ekonomi Koperasi: Teori dan Manajemen. Diterjemahkan Sri Djatnika. Jakarta, Salemba Empat Soekadi, Eddy P Mekanisme Leasing. Jakarta: Ghalia Indonesia. Suparwoto.L Akuntansi Keuangan Lanjutan. Yogyakarta BPFEYOGYAKARTA Syarief, Agus Akuntansi Sekolah Menengah Umum Bandung. CV REGINA Taswan Akuntansi Perbankan Transaksi dalam Valuta Rupiah. Yogyakarta. UPP AMP YKPN Thacker, Ronald J Accounting Principles. Second Edition. New York: Mc. Graw Hill. Inc. Weygandt, Jerry J., Donald E. Kieso, dan Walter G. Kell Accounting Principles. 4th Edition. John Wiley & Sons. Widjaya, T., Amin & Djohan, T., Arif Akuntansi Leasing. Jakarta: Rineka Cipta. Yendrawati, Reni Akuntansi Keuangan Lanjutan I, Yogyakarta, EKONISIA. 418

12

BAB 10 HUBUNGAN KANTOR PUSAT dan KANTOR CABANG di LUAR NEGERI

BAB 10 HUBUNGAN KANTOR PUSAT dan KANTOR CABANG di LUAR NEGERI BAB 10 HUBUNGAN KANTOR PUSAT dan KANTOR CABANG di LUAR NEGERI Pengertian Metode Terpisah Penjabaran ke dalam Mata Uang yang Dipakai Kantor Pusat Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan Contoh Transaksi 405

Lebih terperinci

Iman P. Hidayat, SE., M.,Si., Ak., CA.

Iman P. Hidayat, SE., M.,Si., Ak., CA. Iman P. Hidayat, SE., M.,Si., Ak., CA. Perusahaan yang sudah maju ada yang mempunyai kantor cabang diluar negeri. Dalam hal ini laporan konsolidasi harus berdasarkan mata uang negara tempat kantor pusat

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 Dr. Bandi, M.Si., Ak 12/23/2014 Bandi, 2011 1 Materi 8 HUBUNGAN PUSAT-CABANG 3: Cabang di Luar Negeri 12/23/2014 Bandi, 2011 2 KANTOR CABANG DI LUAR NEGERI PT B Dlm Rp K Cabang

Lebih terperinci

AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.10)

AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.10) ISSN 0000-000 AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.10) Akhmad Riduwan *) ABSTRAK Mata uang yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi dan pelaporan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melakukan pengamatan, pengumpulan data, dan. melakukan analisis atas data yang telah diperoleh dari perusahaan Bakpia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melakukan pengamatan, pengumpulan data, dan. melakukan analisis atas data yang telah diperoleh dari perusahaan Bakpia 68 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah penulis melakukan pengamatan, pengumpulan data, dan melakukan analisis atas data yang telah diperoleh dari perusahaan Bakpia Djogdja, maka penulis membuat kesimpulan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 Dr. Bandi, M.Si., Ak 2/26/2018 Bandi, 2011 1 Materi 8 HUBUNGAN PUSAT-CABANG 2: Masalah Khusus 2/26/2018 Bandi, 2011 2 SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN Penjurnalan memorial

Lebih terperinci

BABIV KES~PULANDANSARAN. Setelah dilakukan penelitian terhadap situasi dan kondisi yang ada dalam

BABIV KES~PULANDANSARAN. Setelah dilakukan penelitian terhadap situasi dan kondisi yang ada dalam BABIV KES~PULANDANSARAN 4.1 Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian terhadap situasi dan kondisi yang ada dalam Departemen Kantor Depan Hotel"X", dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Adanya

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 Dr. Bandi, M.Si., Ak 8/31/2010 Bandi, 2009 1 Materi 8 HUBUNGAN PUSATCABANG: 1 Prosedur Umum 8/31/2010 Bandi, 2009 2 SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN Penjurnalan penutupan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 Dr. Bandi, M.Si., Ak 8/31/21 Bandi, 29 1 Materi 8 HUBUNGAN PUSATCABANG: 2 Masalah Khusus 8/31/21 Bandi, 29 2 SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN Penjurnalan penutupan Bukti

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 Bab 17: Consolidated Statements: Foreign Subsidiaries LK Konsolidasian Perusahaan Anak di Luar Negeri Sesi 12 Copyright 2010 Bandi.staff.fe.uns.ac.id. 1. Memahamkan pengertian pemilikan PT A di luar negeri

Lebih terperinci

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Carter, William K. and Milton F. Usry Cost Accounting. Thirteenth Edition. Ohio : South Western Publishing Co.

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Carter, William K. and Milton F. Usry Cost Accounting. Thirteenth Edition. Ohio : South Western Publishing Co. DAFTAR KEPUSTAKAAN Blocher, Edward, Kung H. Chen, and Thomas W. Lin. 2002. Cost Management: A Strategic Emphasis. International Edition. New York: McGraw- Hill Companies International, Inc. Carter, William

Lebih terperinci

PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING ( Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.11 )

PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING ( Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.11 ) ISSN 1411 0393 PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING ( Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.11 ) Akhmad Riduwan *) ABSTRAK Mata uang pelaporan (reporting currency) bagi perusahaan yang

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Agus Sartono. (2000). Manajemen Keuangan Edisi 3. Yogyakarta: BPFE.

DAFTAR PUSTAKA. Agus Sartono. (2000). Manajemen Keuangan Edisi 3. Yogyakarta: BPFE. DAFTAR PUSTAKA Agus Sartono. (2000). Manajemen Keuangan Edisi 3. Yogyakarta: BPFE. Agus W. (2007). Biaya Modal (Cost of Capital). Tersedia: [Online] http://www.agusw77.files.wordpress.com/2007/12/biaya-modal.doc.

Lebih terperinci

SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN

SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 Dr. Bandi, M.Si., Ak 1 Materi 4 LIKUIDASI BERANGSUR 2 SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN Penjurnalan penutupan Bukti Kesepakatan skt unt likuidasi: Realisasi >1x Bk Jurnal

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN(SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN(SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN(SAP) Nama Mata Kuliah : AKUNTANSI DASAR Bobot Kredit : 3 SKS Semester : Ganjil 2013/2014 Mata Kuliah Prasyarat : - Dosen Pengasuh : Muhammad Putra Aprullah, SE, Ak, M.SI Pertemuan/

Lebih terperinci

SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN

SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 Dr. Bandi, M.Si., Ak 10/4/2009 Bandi, 2009 1 Materi 3 LIKUIDASI 10/4/2009 Bandi, 2009 2 SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN Penjurnalan penutupan Bukti Bk Jurnal Bk Besar BB

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA UNTUK PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN SUATU PERUSAHAAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA UNTUK PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN SUATU PERUSAHAAN D-18-1 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA UNTUK PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN SUATU PERUSAHAAN Alexander Setiawan Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Informatika Universitas Kristen

Lebih terperinci

AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH ISSN 0000-0000 AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH Akhmad Riduwan *) ABSTRAK Di samping Pajak Penghasilan (PPh) -- yang sudah pasti dikenakan pada setiap perusahaan

Lebih terperinci

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN Edisi : VIII/Agustus 2009 PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN Oleh: Rian Ardhi Redhite Auditor pada KAP Syarief Basir & Rekan Berdasarkan PSAK 16 (Revisi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada Perusahaan FD, maka penulis mengambil kesimpulan mengenai masalah yang telah diidentifikasi sebagai

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Metode pemilihan pemasok kawat pada perusahaan Medion berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan analisis terhadap manajemen piutang asuransi yang dilakukan, RSIA CB telah memiliki kebijakan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 Dr. Bandi, M.Si., Ak 10/13/2014 Bandi, 2014 1 Materi 3 LIKUIDASI 10/13/2014 Bandi, 2014 2 SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN Penjurnalanpenutupan Bukti Bk Jurnal Bk Besar

Lebih terperinci

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL 2017-2018 Nama Mata Kuliah Kode SKS Program Studi Fakultas Dosen Pembina Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan : EKO475 : 9 SKS : D3 Akuntansi : Ekonomi : 1. Nurzi

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG Ivana Cendra Universitas Bina Nusantara, Jln. KH Syahdan No.9 Palmerah Jakarta Barat 11480, telp (+62-21) 534-5830, fax (+62-21)

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai perhitungan biaya produksi dengan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai perhitungan biaya produksi dengan 67 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data mengenai perhitungan biaya produksi dengan menggunakan pendekatan target costing ini, maka dapat diberi kesimpulan bahwa agar industri ini

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA. Bab 13: LK Konsolidasian Masalah Khusus

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA. Bab 13: LK Konsolidasian Masalah Khusus Bab 13: LK Konsolidasian Masalah Khusus LK Konsolidasian - Masalah Khusus Sesi 6 Copyright 2014 Bandi.staff.fe.uns.ac.id. 1. Memahamkan pengertian masalah khusus 2. Memahamkan pengaruh masalah khusus pd

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Pengantar Akuntansi I KMK / SKS : AKT 010 / 3(2-1) Waktu : 3 x 50 menit Pertemuan : 1 A. Kompetensi Dasar dan Indikator: 1. Kompetensi Dasar: Setelah mengikuti

Lebih terperinci

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN Sunarji Harahap STIE Professional Manajemen College Indonesia ABSTRAK Peranan piutang, khususnya piutang usaha

Lebih terperinci

AKUNTANSI DANA PENSIUN DI INDONESIA

AKUNTANSI DANA PENSIUN DI INDONESIA ISSN 0000-0000 AKUNTANSI DANA PENSIUN DI INDONESIA Sutjipto Ngumar *) ABSTRAK Program pensiun di Indonesia, tidak hanya dinikmati pegawai negeri atau ABRI saja, tetapi karyawan swasta dan pekerja mandiripun

Lebih terperinci

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) Karakteristik Persediaan Di dalam akuntansi, persediaan meliputi semua barang yang dimiliki oleh perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual, dikonsumsi,

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER PROGRAM DIII BISNIS & KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER PROGRAM DIII BISNIS & KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER PROGRAM DIII BISNIS & KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan dd/bb/thn Tanggal revisi dd/bb/thn 16/08/2016 24/02/2017 Fakultas

Lebih terperinci

SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN

SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 Dr. Bandi, M.Si., Ak 10/21/2010 Bandi, 2009 1 Materi 4 LIKUIDASI BERANGSUR 2 SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN Penjurnalan penutupan Bukti Kesepakatan skt unt likuidasi:

Lebih terperinci

Setelah mempelajari dan memahami bab ini mahasiswa diharapkan dapat:

Setelah mempelajari dan memahami bab ini mahasiswa diharapkan dapat: AKUNTANSI KODE : KK SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH FAKULTAS JENJANG/JURUSAN KODE : : : : AKUNTANSI KEUANGAN 2 EKONOMI D3 & S1 / AKUNTANSI KK-024304 KOORDINATOR MATA KULIAH : WIDADA, SE., MM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL 2017-2018 Nama Mata Kuliah Kode SKS Program Studi Fakultas Dosen Pembina Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan : EKO475 : 9 SKS : D3 Akuntansi : Ekonomi : 1. Nurzi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Matakuliah : Pengantar Akuntansi 2 Fakultas : Ekonomi Jurusan / Jenjang : S1/Akuntansi SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Minggu Pokok Bahasan ke dan TIU 1 1. Akuntansi Perusahaan Dagang (Penjualan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1 (ED) KODE / SKS : KK / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1 (ED) KODE / SKS : KK / 2 SKS MATA KULIAH LAB. AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1 (ED) 1 & 2 FIRMA 1. Pengertian Firma Setelah praktikum bab ini, maka diharapkan PEMBENTUKAN 2. Akuntansi Dalam akuntansi dalam pembentukan mahasiswa dapat :

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 Dr. Bandi, M.Si., Ak 8/31/2010 Bandi, 2009 1 Materi 7 PENJUALAN KONSINYASI 8/31/2010 Bandi, 2009 2 SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN Penjurnalan penutupan Bukti Bk Jurnal

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : AKUNTANSI KEUANGAN 2 FAKULTAS : EKONOMI JENJANG/JURUSAN : D3 & S1 / AKUNTANSI KODE : KK

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : AKUNTANSI KEUANGAN 2 FAKULTAS : EKONOMI JENJANG/JURUSAN : D3 & S1 / AKUNTANSI KODE : KK SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : KEUANGAN FAKULTAS : EKONOMI JENJANG/JURUSAN : D & S / KODE : KK-00 KOORDINATOR MATA KULIAH : WIDADA, SE., MM UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 998 M I N G G U POKOK BAHASAN

Lebih terperinci

Analisis Harga Pokok Produksi Amplang Pada UD Mawar Sari Di Samarinda. Ety Murdiana Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Analisis Harga Pokok Produksi Amplang Pada UD Mawar Sari Di Samarinda. Ety Murdiana Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Analisis si Amplang Pada UD Mawar Sari Di Samarinda Ety Murdiana Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Iskandar, SE., M.Si, Ak Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Muhammad Ikbal, SE., M.Sa Fakultas

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD

AKTIVA TETAP BERWUJUD AKTIVA TETAP BERWUJUD A. PENGERTIAN Aktiva tetap berwujud adalah aktivaaktiva yang mempunyai wujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Karakteristik utama

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I FAKULTAS : EKONOMI JENJANG/JURUSAN : D & S / AKUNTANSI KODE : KK-046 KOORDINATOR MATA KULIAH : IMAM SUBAWEH, SE.AK, MM UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: anggaran, perencanaan, pengendalian UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK. Kata kunci: anggaran, perencanaan, pengendalian UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK Seiring dengan berkembangnya berbagai macam industri yang ada di Indonesia, industri garmen juga mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini menyebabkan munculnya banyak perusahaan yang bergerak dalam

Lebih terperinci

ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES PADA PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI)

ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES PADA PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI) 1 ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES PADA PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI) YESSICAROL TANIA 1, ZULKIFLI BOKIU 2, USMAN 3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB 8 AKUNTANSI untuk KANTOR PUSAT dan KANTOR CABANG

BAB 8 AKUNTANSI untuk KANTOR PUSAT dan KANTOR CABANG BAB 8 AKUNTANSI untuk KANTOR PUSAT dan KANTOR CABANG Akuntansi Kantor Agen Akuntansi Kantor Cabang Metode Pencatatan Persediaan Laporan Keuangan Konsolidasi Contoh Transaksi 379 AKUNTANSI untuk KANTOR

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. PT.Merak Mekar Abadi perlu menerapkan metode target costing dalam perhitungan

BAB V PENUTUP. PT.Merak Mekar Abadi perlu menerapkan metode target costing dalam perhitungan 56 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan mengenai penerapan metode target costing dalam upaya meningkatkan volume penjualan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

Lebih terperinci

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2018

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2018 SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP 2017 2018 PERIODE : JANUARI JUNI 2018 1. Kelompok Mata Kuliah : Akuntansi 2. Nama Mata Kuliah : Pengantar Akuntansi 2 3. Kode Mata Kuliah : EKO

Lebih terperinci

MATA UANG FUNGSIONAL SEBAGAI MATA UANG PELAPORAN DAN PENCATATAN SESUAI PSAK 52

MATA UANG FUNGSIONAL SEBAGAI MATA UANG PELAPORAN DAN PENCATATAN SESUAI PSAK 52 MATA UANG FUNGSIONAL SEBAGAI MATA UANG PELAPORAN DAN PENCATATAN SESUAI PSAK 52 Yuliawati Tan Fakultas Ekonomi Universitas Surabaya Abstract : For companies which use foreign currencies repetitively in

Lebih terperinci

EVALUASI METODE PENILAIAN PERSEDIAAN KAITANNYA DENGAN HARGA POKOK PENJUALAN Studi kasus pada Cabang PT. CLI

EVALUASI METODE PENILAIAN PERSEDIAAN KAITANNYA DENGAN HARGA POKOK PENJUALAN Studi kasus pada Cabang PT. CLI Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 4 No. 1, April 2004 JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 7 14 EVALUASI METODE PENILAIAN PERSEDIAAN KAITANNYA DENGAN HARGA POKOK PENJUALAN Studi kasus

Lebih terperinci

PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS MENURUT PSAK 2 GUNA MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT PAN BROTHERS TBK

PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS MENURUT PSAK 2 GUNA MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT PAN BROTHERS TBK PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS MENURUT PSAK 2 GUNA MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT PAN BROTHERS TBK (Cash Flow Statement Based on PSAK 2 For Investment Decision Making) Oleh/By: Sutarti Dosen

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212 Mata Kuliah KONTRAK PERKULIAHAN SKS : 3 Kode Mata Kuliah A. Deskripsi singkat : : AKUNTANSI BIAYA II : KT221212 Akuntansi Biaya II membahas konsep, pemanfaatan, dan perekayasaan informasi biaya untuk penentuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Fungsi Controller Dalam Pengendalian Investasi Guna Meningkatkan Rasio Kecukupan Dana, dapat diambil kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Sesi 2: Persekutuan Pembentukan & Usaha Persekutuan Bab 1 Persekutuan Pembentukan & Usaha Persekutuan Copyright 2014 (kecuali gambar, diambil dari Google) Bandi FE UNS: bandi.staff.fe.uns.ac.id

Lebih terperinci

PENGAKUAN PENDAPATAN JASA PT. INFIMEDIA SOLUSI PRATAMA

PENGAKUAN PENDAPATAN JASA PT. INFIMEDIA SOLUSI PRATAMA PENGAKUAN PENDAPATAN JASA PT. INFIMEDIA SOLUSI PRATAMA Carla Gouzman carlagouzman@yahoo.com pembimbing Sunaryo, Drs., Ak., MM. ABSTRAK Kewajiban perusahaan setiap akhir periode adalah melaporkan kepada

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 Sesi 3: Penyusunan Lap Keu Konsolidasian LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN: Hubungan Induk dgn Anak Bab 10 Copyright 2010 Bandi.staff.fe.uns.ac.id. 1. Memahamkan pengertian Induk dan Anak 2. Memahamkan pengertian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. biaya aktivitas saat terjadi perubahan aktivitas output yang memungkinkan

BAB V PENUTUP. biaya aktivitas saat terjadi perubahan aktivitas output yang memungkinkan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Activity Based Flexible Budgeting dapat mengidentifikasikan perubahan biaya aktivitas saat terjadi perubahan aktivitas output yang memungkinkan manajer untuk lebih berhati-hati

Lebih terperinci

Atau kertas berkolom yang digunakan sebagai kertas kerja dalam penyusunan laporan keuangan.

Atau kertas berkolom yang digunakan sebagai kertas kerja dalam penyusunan laporan keuangan. NERACA LAJUR Neraca Lajur (worksheet) adalah kertas kerja (working paper) yang bisa digunakan akuntan untuk mengikhtisarkan ayat jurnal penyesuaian dan saldo akun untuk penyesuaian laporan keuangan. Atau

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212 Mata Kuliah KONTRAK PERKULIAHAN SKS : 3 Kode Mata Kuliah : AKUNTANSI BIAYA II : KT221212 A. Deskripsi singkat : nakuntansi Biaya II membahas konsep, pemanfaatan, dan perekayasaan informasi biaya untuk

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai peranan Activity Based Costing System dalam perhitungan harga pokok produk salon untuk mengetahui laba diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 Bab 14: LK Konsolidasian Perubahan Kepentingan LK Konsolidasian Perubahan Kepentingan Sesi 7 Copyright 2010 Bandi.staff.fe.uns.ac.id. 1. Memahamkan pengertian perubahan kepentingan dlm perusahaan anak

Lebih terperinci

SILABUS AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II

SILABUS AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II SILABUS AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II Dosen Pengampu : MUHAMMAD BAHRUL ILMI, SE A. Tujuan Mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah II bertujuan agar mahasiswa dapat: a. Memahami konsep pencatatan, pengukuran,

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 Bab 12: LK Konsolidasian Masalah Khusus LK Konsolidasian Masalah Khusus Sesi 6 Copyright 2010 Bandi.staff.fe.uns.ac.id. 1. Memahamkan pengertian masalah khusus 2. Memahamkan pengaruh masalah khusus pd

Lebih terperinci

Kontrak Perkuliahan. Nama Mata Kuliah : Akuntansi Kode Mata Kuliah : AKT 500 : Dr. Memen Kustiawan, SE., M.Si., Ak. Deskripsi Mata Kuliah

Kontrak Perkuliahan. Nama Mata Kuliah : Akuntansi Kode Mata Kuliah : AKT 500 : Dr. Memen Kustiawan, SE., M.Si., Ak. Deskripsi Mata Kuliah Kontrak Perkuliahan Nama Mata Kuliah : Akuntansi Kode Mata Kuliah : AKT 500 Pengajar : Dr. Memen Kustiawan, SE., M.Si., Ak. Semester : I Hari Pertemuan/Jam : Ruangan : Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GBPP) Mata Kuliah : Akuntansi Bobot SKS : 3 Jumlah Jam: Semester:

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GBPP) Mata Kuliah : Akuntansi Bobot SKS : 3 Jumlah Jam: Semester: SATUAN ACARA PERKULIAHAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GBPP) Mata Kuliah : Akuntansi Bobot SKS : 3 Jumlah Jam: Semester: a. Deskripsi Singkat b. Tujuan Instruksi Umum (TIu) Setelah mengikuti mata

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian berdasarkan data-data yang berhasil dikumpulkan dengan teknik analisa TOC, maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Kendala yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan PT Kimia Farma

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan PT Kimia Farma BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan PT Kimia Farma (Persero) Tbk pada tahun 2003, 2004, 2005 dan 2006, yang meliputi analisis rasio dan analisis

Lebih terperinci

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b. 77 DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN h SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN h ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN

Lebih terperinci

Materi: 7, 8 & 10 PROSES/SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

Materi: 7, 8 & 10 PROSES/SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA Materi: 7, 8 & 10 PROSES/SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA AGENDA Pengantar Matching Concept Jurnal Penyesuaian Neraca Lajur Jurnal Penutup Daftar Bacaan Materi 7,8 & 10- PA I 2 PENGANTAR Materi 7,8 & 10-

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Dari pembahasan serta uraian di muka, dapat disimpulkan bahwa : a. Dalam situasi persaingan yang tajam, agar supaya suatu perusahaan kontraktor konstruksi baja

Lebih terperinci

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2017

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2017 SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP 2016 2017 PERIODE : JANUARI JUNI 2017 Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Program Studi Fakultas Dosen : Akuntansi Perusahaan Jasa dan Dagang :

Lebih terperinci

Sejak Januari 1995 dengan diberlakukannnya PSAK No. 16, maka perusahaan diperkenankan muntuk memilih :

Sejak Januari 1995 dengan diberlakukannnya PSAK No. 16, maka perusahaan diperkenankan muntuk memilih : Masalah yang timbul dalam akuntansi untuk pajak penghasilan adalah bahwa standard atau aturan yang digunakan dalam pelaporan akuntansi, dalam hal ini adalah Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan seringkali

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 Dr. Bandi, M.Si., Ak 9/3/21 Bandi, 29 1 Materi 6 PENJUALAN ANGSURAN 9/3/21 Bandi, 29 2 SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN Penjurnalan penutupan Bukti Bk Jurnal Pisah? Bk Besar

Lebih terperinci

Materi: 10 INVESTMENTS (INVESTASI JANGKA PENDEK)

Materi: 10 INVESTMENTS (INVESTASI JANGKA PENDEK) Materi: 10 INVESTMENTS (INVESTASI JANGKA PENDEK) 1 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu: Memahami Tujuan Investasi Jangka Pendek Memahami Akuntansi Investasi Jangka

Lebih terperinci

PSAK NO. 52 - MATA UANG PELAPORAN SEBUAH CONTOH PENERAPAN

PSAK NO. 52 - MATA UANG PELAPORAN SEBUAH CONTOH PENERAPAN 16 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 1, No. 1, Mei 1999 : 16-27 PSAK NO. 52 - MATA UANG PELAPORAN SEBUAH CONTOH PENERAPAN Y. Jogi Christiawan Dosen Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis menarik beberapa kesimpulan yaitu: 1. SPIC&SPAN Laundry belum melakukan pengelompokan

Lebih terperinci

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terkait analisis revaluasi aset tetap dan dampaknya terhadap Pajak Penghasilan terutang (Studi Kasus

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 Bab 11: LK Konsolidasian Metode Ekuitas Metode Ekuitas Sesi 4 Copyright 2010 Bandi.staff.fe.uns.ac.id. 1. Memahamkan pengertian equity method 2. Memahamkan pengakuan perubahan investasi dlm PT A 3. Memahamkan

Lebih terperinci

ANALISIS COST OF CAPITAL

ANALISIS COST OF CAPITAL ANALISIS COST OF CAPITAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PADA PT. BUMI JASA UTAMA KALLA RENT MAKASSAR JORDAN TIBLOLA ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah biaya modal yang dikeluarkan oleh

Lebih terperinci

By Afifudin PSP FE Unisma 2

By Afifudin PSP FE Unisma 2 Pengertian Penghasilan menurut SAK dan UU Pajak Tata cara Pemotongan PPh Pasal 21/26, dan PPh Pasal 21/23 Tata cara Pemungutan PPh Pasal 22. Penghitungan PPh Pasal 21, Pasal 22, PPh Pasal 23, dan PPh Pasal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 62 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Koreksi Fiskal atas Laporan Laba Rugi Komersial dalam Penentuan Penghasilan Kena Pajak Laporan keuangan yang dibuat oleh PT. Madani Securities bertujuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai peranan anggaran bahan baku terhadap efektifitas bahan baku di PT. Gold Coin Indonesia,

Lebih terperinci

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 13 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1. 2. 3. 4. Pajak dalam LK Pajak dan Akuntansi Akt.

Lebih terperinci

KESESUAIAN PENGAKUAN PEMBELIAN KREDIT ALAT BERAT X PT MALIKINDO PERKASA DENGAN PSAK 55 ABSTRAK

KESESUAIAN PENGAKUAN PEMBELIAN KREDIT ALAT BERAT X PT MALIKINDO PERKASA DENGAN PSAK 55 ABSTRAK Wilda Setyowati KESESUAIAN PENGAKUAN PEMBELIAN KREDIT ALAT BERAT X PT MALIKINDO PERKASA DENGAN PSAK 55 Oleh WulanMaica JK ABSTRAK Tugas akhir ini bertujuan untuk membandingkan pengakuan awal dan membandingkan

Lebih terperinci

Materi 2: INTERNAL CONTROL & CASH. Dosen: Afifudin, SE., M.SA., Ak.

Materi 2: INTERNAL CONTROL & CASH. Dosen: Afifudin, SE., M.SA., Ak. Materi 2: INTERNAL CONTROL & CASH Dosen: Afifudin, SE., M.SA., Ak. 3/1/2017 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menggambarkan sistem pengendalian internal 2. Menggambarkan sifat dasar dari kas dan pentingnya kontrol

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Hall, James A Accounting Information Systems. 6 th ed, USA: John Willey & Sons. Inc.

DAFTAR PUSTAKA. Hall, James A Accounting Information Systems. 6 th ed, USA: John Willey & Sons. Inc. DAFTAR PUSTAKA Belkaoui, Ahmed Riahi. 2006. Teori Akuntansi, Edisi Kelima, Terjemahan Ali Akbar Yulianto, Risnawati Dermauli, Salemba Empat, Jakarta. Hall, James A. 2008. Accounting Information Systems.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai penerapan target costing dalam

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai penerapan target costing dalam BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data mengenai penerapan target costing dalam menekan biaya produksi dengan studi kasus pada perusahaan konveksi Yuan F Collection Yogyakarta, maka

Lebih terperinci

ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH

ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 9 No. 1, April 2009 : 9-17 ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH

Lebih terperinci

TRANSLASI MATA UANG ASING

TRANSLASI MATA UANG ASING TRANSLASI MATA UANG ASING Konsolidasi dan akuntansi ekuitas atas anak perusahaan asing (dan afiliasi) memerlukan translasi LK menjadi setara dollar. Hal ini dilakukan sebelum akun anak perusahaan asing

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Kebijakan Akuntansi Perusahaan Dalam Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan terdapat kebijakan akuntansi perusahaan yang diterapkan terhadap seluruh transaksi

Lebih terperinci

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR Vivianty Halim Email: vivianty14@ymail.com Program Studi Akuntansi STIE

Lebih terperinci

Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar

Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar JORDAN TIBLOLA ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah biaya modal yang dikeluarkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka menopang kesejahteraan negara. Pajak adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka menopang kesejahteraan negara. Pajak adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan iuran wajib bagi warga negara kepada negaranya dalam rangka menopang kesejahteraan negara. Pajak adalah salah satu komponen pendapatan negara yang kemudian

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERPAJAKAN

MANAJEMEN PERPAJAKAN MANAJEMEN PERPAJAKAN MODUL 11 Dosen : Jemmi Sutiono Ruang : B-305 Hari : Minggu Jam : 13:30 16:00 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2011 Manajemen Perpajakan Jemmi Sutiono Pusat

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 Bab 12: LK Konsolidasian Metode COST LK Konsolidasian Metode COST Sesi 5 Copyright 2010 Bandi.staff.fe.uns.ac.id. 1. Memahamkan pengertian cost method 2. Memahamkan pengaruh penurunan NB PT A dg cost method

Lebih terperinci

PSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS Aria Farah Mita

PSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS Aria Farah Mita PSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING 2015 Aria Farah Mita RUANGLINGKUP Akuntansi untuk transaksi mata uang asing, selain beberapa transaksi derivatif yang diatur di PSAK 55 Penjabaran hasil dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. diantaranya berada pada posisi tidak bangkrut. dan 2 diantaranya dinyatakan berada dalam posisi Grey Area.

BAB V PENUTUP. diantaranya berada pada posisi tidak bangkrut. dan 2 diantaranya dinyatakan berada dalam posisi Grey Area. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Metode Altman pada dasarnya dapat digunakan sebagai salah satu metode dalam pengukuran kebangkrutan perusahaan jasa. Akan tetapi metode ini secara garis besar tidak dapat digunakan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1 MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1 Versi 3.0 Tahun Penyusunan 2011 Tim Penyusun 1. Tesar Arfiansyah 2. Ester Magdalena 3. Taufik Laboratorium Akuntansi Menengah Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PPH BADAN TERKAIT PENYAMPAIAN SURAT PERNYATAAN HARTA (SPH) UNTUK PENGAMPUNAN PAJAK

SPT TAHUNAN PPH BADAN TERKAIT PENYAMPAIAN SURAT PERNYATAAN HARTA (SPH) UNTUK PENGAMPUNAN PAJAK SPT TAHUNAN PPH BADAN TERKAIT PENYAMPAIAN SURAT PERNYATAAN HARTA (SPH) UNTUK PENGAMPUNAN PAJAK Aula KPP Madya Jakarta Utara Lt.3 Selasa, 14 Maret 2017 Pembukuan Undang-Undang KUP Pasal 28 ayat (7) Memori

Lebih terperinci

Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam

Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam Ely Kartikaningdyah, Eka Faradila Shinta Politeknik Batam Parkway Street,

Lebih terperinci