GANGGUAN BERBICARA. pesan dari penutur kepada pendengar. Kompetensi kebahasaan yang berada
|
|
- Erlin Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GANGGUAN BERBICARA Bahasa sebagai instrument komunikasi berperan dalam menyampaikan pesan dari penutur kepada pendengar. Kompetensi kebahasaan yang berada pada tataran mental kemudian diartikulasikan melalui organ bicara. Proses artikulasi bahasa melibatkan sistem yang sangat kompleks dan melibatkan berbagai organ pada tubuh manusia. Gangguan atau kerusakan pada organ bicara dapat menyebabkan terganggunya komunikasi normal. Dalam makalah ini, akan dipaparkan beberapa gangguan bicara yang umum ditemukan, penyebabnya, dan perawatannya. a. Proses Produksi Bunyi Sebelum memaparkan lebih jauh tentang gangguan bicara, perlu sedikit disinggung mengenai proses produksi bunyi. Bunyi dihasilkan dari udara padaparu yang dilewatkan melalui Trachea dan melewati pita suara pada tenggorokan. Jika otot pita suara tidak digerakkan, maka udara yang melewatinya langsung menuju pharynx dan keluar menuju mulut. Namun jika otot pita suara digerakkan, maka udara akan dihambat dan menghasilkan bunyi bersuara atau bunyi tak bersuara. Udara dari tenggorokan kemudian dapat dilewatkan melalui hidung (nasal) atau mulut (oral). Organ bicara yang berfungsi sebagai pembenghasil bunyi disebut dengan artikulator. Udara yang melewati mulut kemudian dihambat oleh artikulator atau dilangsung keluar dari mulut. Variasi bunyi yang dihasilkan dari variasi organ-organ bicara yang terlibat dalam produksi bunyi, yang meliputi tempat artikulasi (place of articulation), titik artikulasi (point of articulation), dan cara artikulasi (manners of articulation). 1
2 b. Gangguan Berbicara dan Penyebabnya Gangguan berbicara mempengaruhi bagaiman seseorang berbicara. Orang yang mengalami gangguan berbicara sebenarnya tahu apa yang akan disampaikannya, namun meraka mengalami kesulitan dalam meproduksi bunyi yang mengakibatkan komunikasinya terganggu. Dalam studi tentang gangguan bahasa dan bicara (Speech Language Pathology), secara umum gangguan berbicara meliputi, gangguan kefasihan, gangguan artikulasi, dan gangguan suara. 1. Gangguan Kefasihan Penderita yang mengalami gangguan kefasihan berbicara (fluency disorder) biasanya mengalami kegagapan, pengulangan kata-kata, latah, atau memperpanjang bunyi, silaba, atau kata tertentu. Gangguan kefasihan umum terjadi pada anak-anak, misalnya menambahkan bunyi 2
3 oh, mengganti kalimat (seperti mama pergi mama ke pasar ), mengulangi frasa (seperti aku mau, aku mau, aku mau pulang, atau mengulangi bunyi (seperti a-a-a- aku mau permen). Seiring bertambahnya usia dan pengetahuannya tentang bahasa, gangguan kefasihan tersebut bisa hilang. Namun demikian, gangguan tersebut bisa saja bertahan hingga dewasa yang dapat menghambatnya dalam interaksi sosial. Gagap biasanya diderita oleh anak-anak dan biasanya hilang seiring pertambahan usianya. Namun demikian, tidak sedikit orang dewasa yang menderita gagap. Orang yang gagap sebenarnya tahu bahwa tuturan yang dihasilkannya tidak benar, namuin mereka tidak mampu mengendalikannya ujarannya. Selain gangguan komunikasi, orang yang mengalami kegagapan juga dapat mengalami gangguan psikologis seperti minder dan enggan bergaul. Belum ada yang tahu penyebab yang pasti mengapa seseorang mengalami kegagapan. Namun, para ilmuan menemukan bahwa 50% penderita gagap memiliki riwayat anggota keluarga yang mengalami kegagapan. Hal ini menunjukan bahwa gagap merupakan gangguan yang dibawa secara genetis. Para peneliti tersebut juga menemukan bahwa laki-laki lebih banyak menderita gagap dari pada perempuan. (22) Selain gagap, gangguan kefasihan juga dapat berupa gangguan psikogenik seperti berbicara manja, berbicara kemayu, dan latah. 2. Gangguan Artikulasi Artikulasi bunyi melibatkan organ bicara seperti lidah, gigi, bibir, dan palatal. Ganguan artikulasi dapat diakibatkan oleh kangker mulut dan tenggorokan, kecelakaan, bawaan lahir (seperti celah bibir), atau faktor 3
4 lain yang mengakibatkan rusaknya organ bicara. Orang yang mengalai gangguan artikulasi biasanya bermasalah dalam melafalkan bunyi atau melafalkan bunyi dengan keliru. Perubahan bunyi b menjadi w, seperti pada pelafalan wambut untuk kata rambut, penghilangan bunyi, seperti pada pelafalan and untuk kata hand, salah pengucapan, seperti pada pelafalan tsutsu untuk kata susu. Beberapa kesalahan artikulasi juga dipengaruhi oleh faktor bahasa ibu dan dialek daerah. Gangguan artikulasi pada anak-anak masih dianggap normal, namun seiring perkembangannya, jika gangguan artikulasi masih terjadi, maka hal tersebut sudah dapat dianggap sebagai sebuah kelainan atau penyakit. Walaupun gangguan artikulasi pada anak-anak tidak menghambatnya dalam berkomunikasi, namun pada usia sekolah biasanya mereka menjadi bahan tertewaan teman-temannya. Selain faktor rusaknya organ wicara, faktor neurologis juga dapat mengakibatkan gangguan artikulasi. Dysarthria adalah gangguan motorik yang diakibatkan oleh lesi pada otak di daerah yang bertanggung jawab untuk perencanaan, eksekusi, dan pengendalian gerakan otot yang dibutuhkan untuk berbicara. Dysarthria umumnya ditemukan pada orang yang pernah mengalaim stroke, tumor, dan penyakit degenerative seperti Parkinson. Orang yang mengalami Dysarthria biasanya mengalami serak atau parau, bahkan tidak dapat berbicara sama sekali. Penderita biasanya berbicara pelan, tidak jelas, dan sulit dimengerti karena kesalahan artikulasi konsonan. Indikasi lain Dysarthria biasanya penderita berbicara melalui hidung dan seperti bergumam. Namun demikian, gejalana tergantung pada lokasi dan kadar kerusakan sistem saraf. 4
5 Ganguan saraf lain yang dapat menimbulkan ganguan bicara adalah Apraxia atau dikenal dengan motorik-fonetik (Jack dan Robin ), yaitu gangguan yang diakibatkan oleh kerusakan bagian otak yang berhubungan dengan proses bicara yang mengakibatkan ketidakmampuan menerjemahkan bentuk gramatikal kedalam susunan fonetik yang benar.penderita biasanya mengalami kesulitan, susunan fonetis, irama dan waktu, atau berbicara sesuatu yang berbeda dari yang dimaksudkannya. Apraxia pada anak-anak (Developmental Apraxia of Speech), ditandai dengan keterlambatan bicara. Anak-anak yang mengalami gangguan ini tidak melewati tahap babbling. Seiring bertambahnya usia, pada saat dewasa mereka mengalami kesulitan dalam mengucapkan frasa yang atau kalimat yang panjang. Anak yang mengalami masalah dengan kemampuan otaknya dalam pengolahan dan penyampaian sinyal yang dibutuhkan untuk berbicara. Diantara faktor yang menyebabkan keterlambatan bicara pada anak antara laian, gangguan pedengaran, gangguan pada otot bicara, keterbatasan kemampuan kognitif, mengalamai gangguan pervasive, dan kurangnya komunikasi dan interaksi dengan orang tua dan lingkungannya. (Sastra, 2011) Apraxia pada orang dewasa (Acquire Apraxia) agak berbeda dengan Apraxia pada anak-anak karena mereka telah memiliki bahasa. Gangguan pada orang dewasa biasanya ditandai dengan ketidakmampuannya dalam menyusun kata atau silaba dengan benar. Mereka biasanya sadar akan kesalahannya dan berusaha mengulangi tuturannya dengan benar, seperti pada contoh berikut ini 5
6 O-o-on... on... on our cavation, cavation, cacation.. oh darn... vavation, oh, you know, to Ca-ca-caciporenia... no, Lacifacnia, vafacnia to Lacifacnion... On our vacation to Vacafornia, no darn it... to Ca-caliborneo... (Lanier, Apraxia pada orang dewasa dapat disebabkan oleh stroke, tumor, atau penyakit lain yang dapat mempengaruhi otak. 3. Gangguan Suara Ganguan suara meliputi gangguan nada, gangguan kualitas bunyi, dan gangguan kenyaringan. Gangguan suara biasanya dapat berupa kemonotanan nada, parau, serak, bunyi yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, atau kualitas bunyi nasal seseorang. Gangguan suara dapat diakibatkan oleh, kecelakaan, kerusakan atau penyakit pada tenggorokan. Kerusakan atau penyakit pada tenggorokan dapat menyebabkan pita suara tidak bekerja dengan baik sehingga menyebabkan gangguan suara. Spasmodic dysphonia merupakan gangguan suara disebabkan oleh kejangnya pita suara. Hal tersebut menggangu aliran udara pada pita suara sehingga menghasilakn buny tersendat, gemetar, suara merintih. Kejang pada pita suara juga dapat menyebabkan Aphonia (hilangnya suara), puberphonia (rentang suara yang sangat tinggi) dan dysphonia (penurunan kualitas suara). c. Penanganan Gangguan Bicara Penanganan gangguan bicara diawali dengan identifikasi pasein (Sastra, 2011) seperti, riwayat kesehatan, kemampuan berbicara, kemampuan mendengar, kemapuan kognitif, dan kemampuan berkomunikasi. Kemudian penanganan dilanjutkan dengan diagnosis gangguan yang dialami pasien. Setelah hasil diagnosis didapat, barulah diterapkan terapi yang tepat untuk pasien. 6
7 1. Terapi Bicara Terapi bicara biasanya menggunakan audio atau video dan cermin. Setelah pasien mengetahui gangguan yang dideritanya, terapis kemudian mengajarkan kemampuan berbicara dengan menggunakan metode yang sesuai dengan usia pasien. Terapi bicara anak-anak biasanya menggunakan pendekatan bermain, boneka, bermain peran, memasangkan gambar atau kartu. Terapi bicara orang dewasa biasanya menggunakan metode langsung, yaitu melalui latihan dan praktek. Terapi artikulasi pada orang dewasa berfokus untuk membantu pasien agar dapat memproduksi bunyi dengan tepat. Terapi ini biasanya meliputi bagaimana menempatkan posisi lidah dengan tepat, bentuk rahang, dan mengontrol nafas agar dapat memproduksi bunyi dengan tepat. Untuk gangguan suara, terapi berfokus pada bagaimana menghasilkan bunyi yang baik dan memperbaikan tingkah laku yang mengakibatkan gangguan vokal. 2. Terapi Oral Motorik Terapi ini menggunakan latihan yang tidak melibatkan proses bicara, seperti minum melalui sedotan, menium balon, atau meniu terompet. Latihan ini bertujuan untuk melatih dan memperkuat otot yang digunakan untuk berbicara. 3. Terapi Berbasis Komputer Seiring perkembangan teknologi, para ahli patologi bahasa dan bicara mengembangkan berbagai piranti lunak yang dapat membantu dalam proses terapi gangguan bicara, diantaranya: 7
8 TinyEYE merupakan piranti lunak yang memungkinkan terapi bicara dapat dilakukan dari jarak jauh. Metode yang digunakan pada piranti ini sama dengan metode yang dipakai pada terapi tatap muka. Fast ForWord merupakan piranti lunak yang dirancang berdasarkan masalah pada proses pendengaran. Piranti ini menggunakan permainan yang dirancang untuk memperlambat tempo suara sehingga memungkinkan pengguna untuk membedakan bunyi. TWIST (Technology with Innovative Speech Therapy) merupakan piranti lunak yang dikembangkan untuk terapi berbicara bagi penderita stroke, penderita geger otak, penderita penyakit degeneratif saraf, dan anak-anak yang mengalami gangguan berbicara. 4. Terapi Intonasi Melodi Terapi intonasi melodi dapat diterapkan pada penderita stroke yang mengalami gangguan berbahasa. Musik atau melodi yang digunakan biasanya yang bertempo lambat, bersifat lrik, dan mempunyai tekana yang berbeda. (Sastra, 2011). Selain mengembangkan berbagai metode dan instrumen terapi berbicara, para ahli juga mengembangkan komunikasi alternatif bagi para penderita gangguan berbicara agar dapat berkomunikasi, seperti bahasa isyarat, bahasa tubuh, papan komunikasi, atau yang lebih canggih seperti piranti elektronik yang dapat memproduksi suara. Gannguan berbicara patut menjadi perhatian serius karena menyangkut aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia, yaitu komunikasi. Gangguan berbicara yang meliputi gangguan kefasihan, gangguan artikulasi, dan gangguan suara walaupun tidak mengancam kehidupan, namun dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan kualitas kehidupan. Berbagai penyebab baik faktor genetis 8
9 maupun faktor non genetis, seperti cacat lahir, kecelakaan, kanker, stroke, geger otak, dan faktor sosial dapat menyebabkan gangguan bicara. Dengan adanya terapi bicara dengan berbagai metode terapi banyak orang yang telah terbantu untuk dapt menjalankan kehidupan dengan kepercayaan diri dan memperoleh kualitas hidup yang lebih baik. Rujukan: Lanier, Wendy Speech Disorder. Gale: Detroit Ackermann, Hermann, Ingo Hertrich, dan Wolfram Ziegler Dysarthria dalam The Handbook of Language and Speech Disorders, ed. Jack S. Damico, Nicole Müller, dan Martin J. Ball, Blackwell: United Kingdom. Jacks, Adam dan Donald A. Robin Apraxia of Speech dalam The Handbook of Language and Speech Disorders, ed. Jack S. Damico, Nicole Müller, dan Martin J. Ball, Blackwell: United Kingdom. Sastra, Gusdi Neurolinguistik: Sebuah Pengantar. Alfabeta: Bandung. Tetnowski, John A. dan Kathy Scaler Scott Fluency and Fluency Disorders dalam The Handbook of Language and Speech Disorders, ed. Jack S. Damico, Nicole Müller, dan Martin J. Ball, Blackwell: United Kingdom. Morris, Richard dan Archie Bernard Harmon Describing Voice Disorders dalam The Handbook of Language and Speech Disorders, ed. Jack S. Damico, Nicole Müller, dan Martin J. Ball, Blackwell: United Kingdom. 9
10 10
BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya. Komunikasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum kita bisa melihat bahwa kemampuan berbicara. Ada anak yang perkembangan berbicaranya lebih cepat dan ada juga yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum kita bisa melihat bahwa kemampuan berbicara (communicative competence) seorang anak dengan anak yang lain berbeda-beda. Ada anak yang perkembangan
Lebih terperinciPengantar. Aspek Fisiologis Bahasa. Aspek Fisik Bahasa 13/10/2014. Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober Aspek Fisiologis Bahasa
Pengantar Aspek Fisiologis Bahasa Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober 2014 Aspek Fisiologis Bahasa WUJUD FISIK BAHASA Ciri2 fisik bahasa yg dilisankan Aspek Fisik Bahasa Bgmn bunyi bahasa itu dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Keraf (1997:1) bahasa merupakan alat komunikasi anggota masyarakat berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan interaksi sosial dan hubungan timbalbalik di sekolah khususnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan untuk hidup secara bersama-sama yang senatiansa mengadakan suatu hubungan komunikasi antarsesama di lingkungan sosial bermasyarakat. Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaan kepada orang lain. 1. lama semakin jelas hingga ia mampu menirukan bunyi-bunyi bahasa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang senantiasa berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Sejak bayi, manusia telah berkomunikasi dengan orang lain, yaitu ibu dan ayahnya. Menangis di
Lebih terperinciKonsep Dasar Artikulasi
Mata Kuliah Artikulasi dan Optimalisasi Pendengaran Konsep Dasar Artikulasi Pengertian artikulasi berasal dari kata articulation yang artinya adalah pengucapan, maksudnya pengucapan lambang bunyi bahasa
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Afasia broca adalah gangguan pengutaraan atau gangguan produksi berbahasa yang ada hubungannya dengan komunikasi. Gangguan berbahasa ini terjadi, umumnya pada orang
Lebih terperinci2015 KAJIAN FONETIK TERHADAP TUTURAN
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab 1 diuraikan bagian pendahuluan penelitian. Adapun uraiannya meliputi (1) latar belakang, (2) identifikasi masalah, (3) batasan masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ana Roviana Purnamasari, 2015 Kajian Linguistik klinis pada penderita Bells s Palsy
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi (Chaer, 2002:30). Bahasa merupakan alat terpenting dalam berkomunikasi antar manusia. Pada hakikatnya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi seseorang telah menjadi kebutuhan pokok dan hak-hak dasar baginya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi seseorang telah menjadi kebutuhan pokok dan hak-hak dasar baginya selaku warga negara, mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan
Lebih terperinciSUBTITUSI KONSONAN PADA PENDERITA DISARTRIA. Retno Handayani Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdiknas
SUBTITUSI KONSONAN PADA PENDERITA DISARTRIA FON PENDAHULUAN Retno Handayani Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdiknas retno.hdyn@gmail.com Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi terasa mudah
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. celah di antara kedua sisi kanan dan kiri dari bibir. Kadang kala malah lebih luas,
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Labioshizchis atau lebih dikenal dengan bibir sumbing ini merupakan kelainan bawaan yang timbul saat pembentukan janin yang menyebabkan adanya celah di antara kedua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk. mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara adalah salah satu metode berkomunikasi yang sering digunakan sehari-hari. Berbicara dianggap lebih efektif dalam menyampaikan pesan. Tarigan ( 2008)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. huruf, kata dan bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan penderita khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bunyi ujaran adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia baik berupa huruf, kata dan bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan penderita khususnya mengalami stroke (Afasia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sensitif dan akan menentukan perkembangan otak untuk kehidupan dimasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan anak normal, usia 6 tahun merupakan masa yang paling sensitif dan akan menentukan perkembangan otak untuk kehidupan dimasa mendatang. Bayi
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri di dalam hidupnya.manusia membutuhkan manusia lain untuk melakukan banyak hal sepanjang hidup,
Lebih terperinciANAK-ANAK DENGAN KELAINAN BICARA DAN BAHASA. bagian-bagian yang berhubungan dengannya seperti fungsi organ bicara
ANAK-ANAK DENGAN KELAINAN BICARA DAN BAHASA A. Definisi Kelainan Bicara dan Bahasa Kelainan bicara dan/atau bahasa adalah adanya masalah dalam komunikasi dan bagian-bagian yang berhubungan dengannya seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bicara sebagai suatu symbol linguistic merupakan ekspresi verbal dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bicara sebagai suatu symbol linguistic merupakan ekspresi verbal dari bahasa yang digunakan individu dalam berkomunikasi. Komunikasi adalah pengiriman dan
Lebih terperinci1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi a. Komponen subglotal b. Komponen laring c. Komponen supraglotal
1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi Alat ucap dan alat bicara yang dibicarakan dalam proses memproduksi bunyi bahasa dapat dibagi atas tiga komponen, yaitu : a. Komponen subglotal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan secara umum adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciKOMPETENSI LULUSAN. Berkomunikasi tertulis. Berfikir Analitis. Bekerja dalam Tim. Berfikir Logis. Bekerja Mandiri. Berkomunikasi Lisan
KOMPETENSI LULUSAN Berkomunikasi tertulis Berfikir Analitis Bekerja dalam Tim Ilmu Pengetahuan Teknologi Bekerja Mandiri Berfikir Logis Berkomunikasi Lisan Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp 08121575726/ 0274-7817575
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. sosial walaupun istilahnya sama dengan yang digunakan sehari-hari, namun
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Malo, dkk. (1985:47) konsep-konsep yang dipakai dalam ilmu sosial walaupun istilahnya sama dengan yang digunakan sehari-hari, namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kompetensi berbahasa secara fonologis hampir dimiliki setiap manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetensi berbahasa secara fonologis hampir dimiliki setiap manusia ketika terlahir ke dunia. Baik melalui proses yang lama maupun singkat, seseorang akan mampu berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Deteksi Dini Pola Gangguan Artikulasi Pada Anak Tunagrahita Di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini membuat instrumentasi untuk mendeteksi gangguan artikulasi dan pedoman terapi berbicara. Setelah menemukan instrumen yang tepat, penelitian ini juga menyajikan pola gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurfitri Amelia Rahman, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan anak yang sehat dan normal biasanya dilihat dari bagaimana perkembangan motorik anak tersebut. Terkadang perkembangan motorik dijadikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bicara merupakan salah satu komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan alat ucap manusia. Bicara berarti memproduksi suara yang sistematis dari dua aspek yaitu
Lebih terperinciTATARAN LINGUISTIK FONOLOGI
Nama : Nugraheni Widyapangesti NIM : 1402408207 TATARAN LINGUISTIK FONOLOGI Runtutan bunyi dalam bahasa ini dapat dianalisis atau disegmentasikan berdasarkan tingkatan kesatuannya yang ditandai dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi sosial. Setiap manusia menggunakan bahasa untuk berhubungan dengan sesamanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak tunarungu seringkali memiliki kebiasaan-kebiasaan yang salah saat berbicara terutama ketika melafalkan kata-kata. Kondisi tersebut merupakan dampak dari
Lebih terperinciBahasa dan Ketunagrahitaan. Oleh Didi Tarsidi
Bahasa dan Ketunagrahitaan Oleh Didi Tarsidi Bahasa dan inteligensi begitu berkaitan sehingga ada orang yang mendefinisikan ketunagrahitaan berdasarkan defisit bahasanya. Diasumsikan secara meluas bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan pembicara dan pendengar (Finn, 2003). Cameron dan Widmer (2008)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengucapan adalah ekspresi suara dan verbal dari bahasa yang sesuai dengan lingkungan pembicara dan pendengar (Finn, 2003). Cameron dan Widmer (2008) menyatakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. berkomunikasi lisan dalam lingkungan. Gangguan wicara atau tuna wicara adalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tuna wicara adalah suatu kelainan baik dalam pengucapan (artikulasi) bahasa maupun suara dari bicara normal, sehingga menimbulkan kesulitan dalam berkomunikasi
Lebih terperinciHAMBATAN KOMUNIKASI SECARA RESPTIF DAN EKSPRESIF
HAMBATAN KOMUNIKASI SECARA RESPTIF DAN EKSPRESIF Buruknya interaksi dan komunikasi merupakan dua hambatan utama bagi individu untuk berkembang. Ini semua akan berdampak kepd perilaku interaksi dan komunikasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Definisi gagap yang disetujui belum ada. Menurut World Health Organization (WHO) definisi gagap adalah gangguan ritme bicara dimana seseorang tahu apa yang mau dibicarakan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gejala kelainan..., Dian Novrina, FIB UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem bunyi yang digunakan oleh sekelompok orang untuk berkomunikasi. Bahasa ialah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh
Lebih terperinciBAB 4 4. TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI
4. TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI BAB 4 Fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa. Fonologi terbentuk dari kata fon = bunyi dan logi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Debby Yuwanita Anggraeni, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bagian ini, dipaparkan mengenai pendahuluan penelitian yang dapat diuraikan sebagai berikut. Adapun uraiannya meliputi (1) latar belakang, (2) identifikasi masalah, (3) batasan
Lebih terperinciali muqoddas, S.Sn, M.Kom
ali muqoddas, S.Sn, M.Kom ali.dinus@gmail.com 0823 2707 9971 skil presentasi Olah Vocal apa yang membedakan cara berpidato mereka? adalah elemen penting dalam presentasi lebih dari sekedar menyampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sarifah Aliah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa usia dini merupakan usia keemasan atau juga disebut sebagai The Golden Ages, karena pada masa inilah seluruh aspek pertumbuhan dan perkembangan anak,
Lebih terperinciPerkembangan Bicara & Bahasa. Smith & Neisworth
Perkembangan Bicara & Bahasa Smith & Neisworth 1. Reflexive Vocalization Dari lahir sampai + 3 mg Menangis tidak dapat dibedakan tanpa memperhatikan keadaan psikologisnya, seperti lapar, dingin, sakit
Lebih terperinciANIS SILVIA
ANIS SILVIA 1402408133 4. TATANAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI Kalau kita nmendengar orang berbicara, entah berpidato atau bercakap-cakap, maka akan kita dengar runtutan bunyi bahasa yang terus menerus, kadang-kadang
Lebih terperinciPENGGUNAAN BUNYI SEGMENTAL MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL (MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHUKAN)
1 Syamsudduha 2 Mahmudah / Penggunaan Segmental Melalui Penerapan Teknik 515 PENGGUNAAN BUNYI SEGMENTAL MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL (MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHUKAN) 1 Syamsudduha 2 Mahmudah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab III ini menjelaskan prosedur untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam penelitian. Pemaparan pada bab ini dimulai dengan permasalahan penelitian, metode penelitian, sumber
Lebih terperinciFAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / 2012 HBML1203 FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU
FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / 2012 HBML1203 FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU NO. MATRIKULASI : 720925135253001 NO. KAD PENGNEALAN : 720925135253 NO. TELEFON : 012-8832169 E-MEL : aubrey_austin@oum.edu.my
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pertumbuhan atau perkembangan mengalami kelainan atau penyimpangan
17 BAB II LANDASAN TEORI A. Anak Berkebutuhan Khusus 1. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang dalam proses pertumbuhan atau perkembangan mengalami kelainan atau penyimpangan fisik,
Lebih terperinciKrisis Kepercayaan Diri Mahasiswa dalam Berkomunikasi Menggunakan Bahasa Inggris
Krisis Kepercayaan Diri Mahasiswa dalam Berkomunikasi Menggunakan Bahasa Inggris Oeh: Theresia Budi Sucihati, M.Pd. Dosen Tetap Yayasan STKIP PGRI NGAWI Mahasiswa dalam peraturan dipungkiri bahasa Inggris
Lebih terperinciBAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI
NAMA : TAUFIQ SHOFYAN HADI NIM : 1402408291 BAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI Kalau kita mendengar orang berbicara, entah berpidato atau bercakap-cakap, maka akan kita dengar runtunan bunyi bahasa
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. sehingga udara mampu menggetarkan pita suara dan menghasilkan scream. Paruparu,
43 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Teknik vokal scream pada dasarnya sama seperti bernyanyi. Hanya saja warna suara yang di hasilkan berbeda dengan teknik vokal yang banyak dikenal di masyarakat.
Lebih terperinciPENERAPAN TERAPI WICARA KONSONAN B/P/M/W UNTUK ANAK LAMBAT BICARA USIA 4 TAHUN. Inna Hamida Zusfindhana
Helper, Vol 35 No 1 (2018) - 19 PENERAPAN TERAPI WICARA KONSONAN B/P/M/W UNTUK ANAK LAMBAT BICARA USIA 4 TAHUN Inna Hamida Zusfindhana Prodi PLB, IKIP PGRI Jember naahamida@gmail.com Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN ! <!!!!!
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuna wicara merupakan seseorang yang mengalami kesulitan dalam berbicara. Hal ini disebabkan oleh kurang atau tidak berfungsinya organ-organ untuk berbicara, seperti
Lebih terperinciDRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd
DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd Bicara Pemerolehan Bahasa,kesiapan Bicara DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd Pengertian Bicara suatu proses pengucapan bunyi-bunyi bahasa dengan alat ucap manusia. merupakan produksi suara secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi, morfologi, semantik, dan sintaksis terhadap anak-anak sebagai bahasa pertama. Pemerolehan fonologi adalah
Lebih terperinciKONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih
KONSEP DAN KOMPONEN Oleh: Pujaningsih (puja@uny.ac.id) Target : Pada bahasan ini Mahasiswa akan dapat menjelaskan: 1. Konsep dasar bahasa 2. Komponen bahasa Definisi Wicara : ekspresi bahasa dengan suara.
Lebih terperinciTUTURAN PADA ANAK PENYANDANG TUNAGRAHITA TARAF RINGAN, SEDANG, DAN BERAT (KAJIAN FONOLOGI)
TUTURAN PADA ANAK PENYANDANG TUNAGRAHITA TARAF RINGAN, SEDANG, DAN BERAT (KAJIAN FONOLOGI) Debby Yuwanita Anggraeni Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI peacoy@gmail.com Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan intrauterin ke ekstrauterin (Dewi, 2011). Pada dasarnya bayi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi merupakan anugerah terindah Pencipta yang tumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan
522 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan dan saran dipaparkan berdasarkan temuan penelitian dalam menjawab rumusan masalah yang dijabarkan melalui
Lebih terperinciKESULITAN BELAJAR BAHASA Oleh, Endang Rusyani
KESULITAN BELAJAR BAHASA Oleh, Endang Rusyani A. Pengertian Sebelum membahas kesulitan belajar bahasa, sebaiknya kita bahas terlebih dahulu pengertian bahasa. Banyak batasan yang diberikan tentang bahasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna di muka bumi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna di muka bumi. Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini telah dianugerahi oleh Tuhan dengan pancaindera yang berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisik yang berbeda-beda, sifat yang berbeda-beda dan tingkah laku yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia yang diciptakan ke dunia ini mempunyai keadaan fisik yang berbeda-beda, sifat yang berbeda-beda dan tingkah laku yang berbeda-beda pula. Kesempurnaan
Lebih terperinciUNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG
UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG Nama Mata Kuliah Kode/SKS Waktu SOAL TUGAS TUTORIAL II : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD : PGSD 4405/3 (tiga) : 60 menit/pada pertemuan ke-5 PILIHLAH SALAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). Menurut data Word Health Organization (WHO, 2010), menyebutkan setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul secara mendadak dan terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Penyakit ini menyebabkan kecacatan berupa kelumpuhan anggota
Lebih terperinciASSESMENT BICARA KEBAHASAAN ASPEKTUAL INIDIVIDUAL ANAK TUNAGRAHITA RINGAN
ASSESMENT BICARA KEBAHASAAN ASPEKTUAL INIDIVIDUAL ANAK TUNAGRAHITA RINGAN PENDAHULUAN Manusia adalah mahluk sosial, dan tindakan yang pertama dan yang paling penting adalah tindakan sosial, yaitu suatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. sebagai parameter dalam menentukan perkembangan anak. Bicara
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kemampuan bicara merupakan salah satu peran rongga mulut disamping mengunyah sebagai parameter dalam menentukan perkembangan anak. Bicara merupakan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Autis merupakan gangguan perkembangan yang menghambat berbagai aspek dalam kehidupan anak dengan gangguan autis. Anak autis rata-rata mengalami gangguan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia yang normal fungsi otak dan alat bicaranya, tentu dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia yang normal fungsi otak dan alat bicaranya, tentu dapat berbahasa dengan baik. Bagi mereka yang mempunyai kelainan fungsi otak tentu mengalami gangguan.
Lebih terperinciNama : Hari Agus Prasetyo NIM : Tataran Linguistik (1) : fonologi
Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : 1402408261 4. Tataran Linguistik (1) : fonologi Ketika kita mendengar orang berbicara, tentang berpidato atau bercakapcakap, maka kita akan runtunan bunyi bahasa yang berubah-ubah.
Lebih terperinciPRODUKSI FONOLOGIS ANAK DOWN SYNDROME USIA TAHUN BERDASARKAN TINGKAT KECERDASAN DAN MASA TERAPI
PRODUKSI FONOLOGIS ANAK DOWN SYNDROME USIA 10 12 TAHUN BERDASARKAN TINGKAT KECERDASAN DAN MASA TERAPI Elva Febriana Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia-Daerah Program Pascasarjana Universitas
Lebih terperinciPRODUKSI KALIMAT PADA PENYANDANG GAGAP. Praba Prayascitta, Widodo, dan Karkono Universitas Negeri Malang
1 PRODUKSI KALIMAT PADA PENYANDANG GAGAP Praba Prayascitta, Widodo, dan Karkono Universitas Negeri Malang E-mail: green1927@yahoo.com ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan (1) struktur kalimat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan baik. Bagi mereka yang mempunyai kelainan fungsi otak tentu mengalami gangguan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia yang normal fungsi otak dan alat bicaranya, tentu dapat berbahasa dengan baik. Bagi mereka yang mempunyai kelainan fungsi otak tentu mengalami gangguan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat untuk berkomunikasi dan salah satu alat untuk melahirkan suatu keinginan atau pendapat. Bahasa sebagai alat komunikasi bisa berbentuk:
Lebih terperinciOleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH
Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH Pendahuluan Tidak ada anak manusia yang diciptakan sama satu dengan lainnya Tidak ada satupun manusia tidak memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masalah kesehatan gigi dewasa ini tidak hanya membahas gigi geligi saja, tetapi telah meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stuttering. (1994) istilah stuttering digolongkan ke dalam kategori diagnosa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stuttering 1. Definisi Stuttering Menurut Diagnostic and Statistical Manual IV atau DSM IV (1994) istilah stuttering digolongkan ke dalam kategori diagnosa gangguan komunikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di negara maju terlebih lagi bagi negara berkembang. Angka kematian akibat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Karsinoma rongga mulut merupakan ancaman besar bagi kesehatan masyarakat di negara maju terlebih lagi bagi negara berkembang. Angka kematian akibat kanker terus meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini yang selanjutnya disebut Paud merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan sangat menentukan bagi perkembangan anak di kemudian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Variabel penelitian merupakan suatu atribut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang telah menikah pastilah mendambakan hadirnya buah hati di tengah-tengah kehidupan mereka, yaitu
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
153 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisis yang peneliti lakukan terhadap perubahan fonem pelafalan lirik lagu berbahasa Indonesia dengan menggunakan karakter suara scream dan growl
Lebih terperinciSISWA DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI KULIAH 6 ADRIATIK IVANTI, M.PSI, PSI
SISWA DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI KULIAH 6 ADRIATIK IVANTI, M.PSI, PSI KOMUNIKASI Komunikasi : proses seseorang dalam menyampaikan ide, perasaan, pendapat, atau pesan ke orang lain, juga termasuk menerima
Lebih terperinciLampiran 1 Meningkatkan Refleks Menelan melalui Latihan Vokal pada klien Stroke Non Hemoragik a. Latar belakang
Lampiran 1 Meningkatkan Refleks Menelan melalui Latihan Vokal pada klien Stroke Non Hemoragik a. Latar belakang Masalah yang sering muncul pada pasien stroke yaitu menurunnya kemampuan bicara dan ekspresi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai fungsi yang berbeda dan saling mempengaruhi. Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh yang cepat seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehingga akan menentukan eksistensi seseorang dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbicara adalah hasil pembelajaran sejak usia dini dan akan terus bertambah seiring meningkatnya pendidikan dan pengalaman hidup. Kemampuan berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siswa tunarungu adalah salah satu anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam pendengaran, sehingga untuk mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pemberian layanan agar anak dapat tumbuh
Lebih terperinciPERILAKU BAHASA MENYIMPANG PADA PESERTA DIDIK
PERILAKU BAHASA MENYIMPANG PADA PESERTA DIDIK Ade Kusmana Pendidikan Bahasa dan Seni (PBS) FKIP Universitas Jambi Jl. Jambi Muara Bulian Mendalo Darat Jambi Email: dr.akusmana@gmail.com Abstrak: Bahasa
Lebih terperinciLAPORAN BACA. OLEH: Asep Saepulloh ( ) Hikmat Hamzah Syahwali ( ) Suherlan ( )
LAPORAN BACA OLEH: Asep Saepulloh (180210110037) Hikmat Hamzah Syahwali (180210110035) Suherlan (180210110036) Identitas Buku Judul : Linguistik Umum (Bagian 4 TATARAN LINGUISTIK [1]: FONOLOGI halaman
Lebih terperinciLANGUAGE DISORDER. Rohmani Nur Indah
LANGUAGE DISORDER Rohmani Nur Indah Objectives: Understanding the concept of language disorder and how it is different from speech error Explaining the types of language disorder Explaining the language
Lebih terperinciMODEL TERAPI PERILAKU PENDERITA MALOKLUSI BIBIR SUMBING
MODEL TERAPI PERILAKU PENDERITA MALOKLUSI BIBIR SUMBING Yessy Prima Putri STMIK Indonesia Email: eci.prima@gmail.com Abstrak Seorang manusia yang normal fungsi otak dan alat bicaranya, relatif dapat berbahasa
Lebih terperinciBAB 2. Landasan Teori
BAB 2 Landasan Teori Pada Bab 2 ini penulis akan menjelaskan teori-teori yang akan penulis pakai dalam menganalisa data pada Bab 4. Teori-teori ini adalah teori fonologi, teori fonetik dan teori fonem.
Lebih terperinciProses Pembentukan dan Karakteristik Sinyal Ucapan
Proses Pembentukan dan Karakteristik Sinyal Ucapan (Pertemuan ke-3) Disampaikan oleh: Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. Program Studi Sistem Komputer Universitas Diponegoro 1. Sistem Pembentukan Ucapan
Lebih terperinciMODUL II : SPEECH AND AUDIO PROCESSING
MODUL II : SPEECH AND AUDIO PROCESSING TUJUAN 1. Memahami karakteristik sinyal suara dan audio 2. Mampu melakukan pengolahan terhadap sinyal suara dan audio 3. Mampu menggunakan tool untuk pengolahan sinyal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini merupakan pertumbuhan dasar anak, selain itu juga terjadi perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia 1-5 tahun adalah periode penting dalam tumbuh kembang anak. Masa ini merupakan pertumbuhan dasar anak, selain itu juga terjadi perkembangan kemampuan berbahasa,
Lebih terperinciSpeech-Language Pathology Medical Review Guidelines
Speech-Language Pathology Medical Review Guidelines Halaman 3 pengantar Tujuan dari pedoman tinjauan medis untuk pidato-bahasa patologi adalah untuk melayani sebagai sumber daya untuk kesehatan berencana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kompleks pada anak, mulai tampak sebelum usia 3 tahun. Gangguan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autisme dipandang sebagai kelainan perkembangan sosial dan mental yang disebabkan oleh gangguan perkembangan otak akibat kerusakan selama pertumbuhan fetus, atau saat
Lebih terperinciTahap Pemrolehan Bahasa
Tahap Pemrolehan Bahasa Setelah Anda mempelajari KB 2 dengan materi teori pemerolehan bahasa, Anda dapat melanjutkan dan memahami materi KB 3 mengenai tahapan pemerolehan bahasa. Tahapan ini biasa disebut
Lebih terperinciSTIKOM, Surabaya 20 November /25/2013 Jemmy Lesmana - STIKOM 1
STIKOM, Surabaya 20 November 2013 11/25/2013 - STIKOM 1 Komunikasi dalam keseharian Tidak ada yang dapat dilakukan tanpa komunikasi Semua orang membutuhkan komunikasi - Untuk memahami diri sendiri - Untuk
Lebih terperinciBUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR FONOLOGI BAHASA NUSANTARA
BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR FONOLOGI BAHASA NUSANTARA 1. Nama Mata kuliah : Fonologi Bahasa Nusantara 2. Kode/SKS : BDN 120 1/2 SKS 3. Prasyarat : Pengantar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat artikulasi dan diterima melalui alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan reseptif (decode) merupakan proses yang berlangsung pada pendengar yang menerima kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna yang disampaikan oleh
Lebih terperinci