LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) SATKER ITWASDA POLDA NTB TA BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) SATKER ITWASDA POLDA NTB TA BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT INSPEKTORAT PENGAWASAN DAERAH LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) SATKER ITWASDA POLDA NTB TA BAB I PENDAHULUAN A. Umum 1. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) pada Satker Itwasda Polda NTB TA merupakan implementasi dan evaluasi pelaksanaan Program, Kegiatan, Sasaran, Tujuan dan Indikator keberhasilan kinerja Satker Itwasda Polda NTB TA dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, disamping itu sebagai bahan pertanggungjawaban kinerja Satker Itwasda Polda NTB TA Pengukuran prestasi kerja dalam pencapaian sasaran dari setiap program dan kegiatan serta kebijakan diselaraskan dengan sumber daya yang ada baik personel, materiil, fasilitas dan anggaran pendukungnya. 3. Guna mengetahui sampai sejauh mana pencapaian sasaran dari rencana kerja dan anggaran Satker Itwasda Polda NTB TA maka perlu dibuat Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Satker Itwasda Polda NTB TA sebagai pertanggung jawaban kinerja, sehingga dapat diketahui sampai sejauh mana pencapaian kualitas kinerja Satker Itwasda Polda NTB TA Maksud...

2 2 1. Maksud dan Tujuan a. Maksud Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Itwasda Polda NTB ini dimaksudkan sebagai wujud pertanggungjawaban Itwasda Polda NTB atas pelaksanaan tugas dan fungsinya atas penggunaan anggaran selama tahun b. Tujuan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Itwasda Polda NTB ini disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai, dan sebagai bahan masukan dan pertimbangan pimpinan untuk menentukan kebijakan lebih lanjut dalam peningkatan kinerjanya. 2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Berdasarkan Undang-Undang Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, kedudukan, tugas, fungsi, dan susunan organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Pengawasan Daerah Polda NTB adalah sebagai berikut: a. Kedudukan Inspektorat Pengawasan Daerah Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat disingkat Itwasda Polda NTB adalah Inspektorat Daerah yang berada di bawah Kapolda NTB. b. Tugas Tugas Itwasda berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor: 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang tentang organisasi dan tata kerja pada tingkat Polda (pasal 17) adalah: 1) Itwasda adalah sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a merupakan unsur pengawas dan pembantu pimpinan pada Polda yang berada dibawah Kapolda; 2) Itwasda...

3 3 2) Itwasda bertugas menyelenggarakan pengawasan, pemeriksaan umum dan perbendaharaan dalam lingkungan Polda. c. Fungsi Dalam menyelengarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 17, Itwasda menyelenggarakan fungsi: 1) perencanaan pengadministrasian umum, penatausahaan dan urusan dalam, pengurusan personel, sarana dan prasarana (Sarpras) dan pelayanan keuangan di lingkungan Itwasda; 2) perumusan kebijakan umum dibidang penyelenggaraan pengawasan fungsional di lingkungan Polda; 3) pemberian arahan dan bimbingan atas pelaksanaan pengawasan melekat dalam jajaran Polda; 4) pengawasan dan pemeriksaan (Wasrik) baik yang terprogram (rutin) maupun tidak terprogram meliputi wasrik khusus dan verifikasi, terhadap aspek manajerial semua unit organisasi khususnya proses perencanaan, pelaksanaan, pencapaian program kerja serta pengelolaan dan administrasi anggaran dan perbendaharaan yang meliputi : a) Bidang Operasional, termasuk pembinaan kesiapsiagaan, sistem dan metode serta dukungan operasional; b) Bidang Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk pembinaan personi l baik Polri maupun Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan personil ( Polri / PNS); c) Bidang sarana prasarana, termasuk pembinaan materiil, fasilitas dan jasa Polri serta inventori dan pembedaharaan; d) Bidang anggaran dan keuangan, termasuk pembinaan anggaran serta pengurusan pembedaharaan dan administrasi keuangan. 5) Penyusunan laporan hasil wasrik termasuk saran tindakan terhadap semua penyimpangan pelaksanaan tugas; 6) Penganalisaan dan evaluasi hasil pelaksanaan wasrik serta penyusunan laporan akuntabilitas jajaran Polda. 3. Struktur..

4 4 3. Struktur Organisasi Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi, susunan organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Polda) sesuai Peraturan Kapolri Nomor: 22 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Daerah. Susunan organisasi Satker Itwasda terdiri dari: a. Unsur pimpinan, yaitu: - Inspektur Pengawasan Daerah disingkat Irwasda; b. Unsur pembantu pimpinan/pelayanan, meliputi: 1) Subbag Perencanaan dan Administrasi disingkat Subbag Renmin; 2) Subbag Pengaduan Masyarakat disingkat Subbag Dumasan; c. Unsur pelaksana tugas pokok, meliputi: 1) Inspektorat Bidang Operasional disingkat Itbid Ops; 2) Inspektorat Bidang Pembinaan disingkat Itbid Bin; Gambar..

5 5 Gambar 1.1. Bagan Struktur Organisasi Itwasda Polda NTB STURKTUR ORGANISASI ITWASDA POLDA TIPE B B. Permasalahan Utama Itwasda Polda NTB 1. Analisa SWOT Beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas Polda NTB dalam rangka melaksanakan fungsi keamanan tersebut dapat dianalisa dari faktor-faktor baik dari internal maupun eksternal melalui analisa SWOT, yaitu: a. Kekuatan 1) Kekuatan personel Itwasda Polda NTB sesuai data per 17 Januari 2017 sebanyak 31 orang, terdiri dari; a) Polri..

6 6 a) Polri 26 orang dengan perincian: Pamen : 11 orang Pama : 5 orang Bintara : 10 orang b) PNS Polri 5 orang dengan perincian: Golongan III : 3 orang Golongan II : 2 orang 2) Material dan fasilitas yang tersedia untuk melaksanakan tugas operasional meliputi: a. Ranmor R2/R4/R6 sebanyak 6 unit dengan perincian: Ranmor R2 : 3 unit Ranmor R4 : 4 unit b. Alkom HT sebanyak 1 buah. b. Kelemahan 1) jumlah personel pada satuan kerja Itwasda tidak sesuai dengan DSP (masih ada jabatan yang belum terisi); 2) peningkatan kemampuan personel staf Itwasda melalui pelatihan maupun kejuruan masih relatif kecil; 3) masih ada indikator pelanggaran dan tindak pidana yang dilakukan oleh anggota yang membutuhkan upaya hukum; 4) masih terbatasnya/kurangnya ruangan kerja yang memadai untuk para pejabat setingkat Kabag di Satker itwasda; 5) pemahaman mengenai Juklak dan Juknis yang berkaitan dengan tugastugas di masing-masing Sub Satker masih dirasakan kurang, sehingga dapat menghambat dari pelaksanaan tugas; 6) adanya penugasan yang bersifat tumpang tindih antara tugas yang telah dijadwalkan secara rutin dengan penugasan yang sifatnya kontijensi/darurat; 7) belum..

7 7 7) belum seluruh Irbid mendapat fasilitas kendaraan dinas guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas sehari-hari. 2. Permasalahan Utama a. petunjuk perencanaan yang sering mengalami perubahan menyulitkan satker dalam mempedomani penyusunan rencana kerja dan anggaran; b. penyusunan rencana operasi Kepolisian di kewilayahan belum mempedomani Manajemen Operasi Kepolisian serta perkiraan intelijen, sehingga kurang berdampak signifikan terhadap penurunan kriminalitas di daerah; c. kurangnya sosialisasi dari Kasatker sebagai pengguna anggaran berkaitan dengan kegiatan yang didukung anggaran, akibatnya rengiat yang dibuat hanya bersifat rutinitas dan formalitas saja; d. lemahnya pendataan SIMAK-BMN meliputi: 1) kepemilikan tanah milik Polri yang belum disertifikatkan; 2) pendataan BMN yang tidak diketahui harga perolehannya; 3) kurangnya akurasi dalam pendataan aset persediaan. e. kegiatan pengawasan melekat para Kasatwil kepada satuan bawah masih dirasakan sangat kurang sehingga banyak terjadi pelanggaran disiplin anggota serta penyimpangan pelaksanaan tugas. Pada dasarnya laporan kinerja ini menampilkan pencapaian kinerja (performance result) Itwasda Polda NTB selama T.A. 2017, sebagai tolok ukur keberhasilan kinerja tahunan Itwasda Polda NTB. Pengukuran kinerja dilaksanakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam untuk mengetahui sebab-sebab keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan. Dalam..

8 8 Dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban kinerja tersebut disusun sistimatika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Itwasda Polda NTB T.A dengan tata urut sesuai Perkap Nomor 7 tahun 2016 tanggal 24 Juni 2016 tentang perubahan atas Perkap Nomor 20 tahun 2012 tentang penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Umum B. Permasalahan Utama (strategic issued) BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategi Itwasda Polda NTB B. Perjanjian Kinerja Itwasda Polda NTB BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi B. Realisasi Anggaran BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Langkah yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerjanya Lampiran-lampiran 1. Perjanjian kinerja 2. Pengukuran Kinerja (PK) 3. Penghargaan-Penghargaan BAB II...

9 9 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategi Itwasda Polda NTB Pada tahun 2017 akan memasuki kelanjutan pentahapan pertama Renstra merupakan tahapan III (Strive for Excellence) yang merupakan kelanjutan Renstra Polri tahap II (Parteneship Building), dimana sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional mengamanatkan untuk setiap K/L menyiapkan Renstra K/L sesuai dengan Tupoksi pada sektor yang menjadi tugas dan kewenangannya pada tahun terakhir RPJMN yang sedang berjalan dimana RPJMN bertema: Pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia berkualitas serta Kemampuan Ilmu dan Teknologi yang terus Meningkat dengan sasaran pembangunan di Bidang Hankam tahun adalah: Terwujudnya Penguatan Pertahanan Nasional dan Kamdagri. Strategi Satker Itwasda polda NTB disusun berdasarkan Strategi kebijakan Polda NTB guna terlaksananya program dan kegiatan pengawasan dilingkungan Polda NTB sebagai tugas pokok Itwasda, yang meliputi: a. pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan rutin tahun 2017 di tingkat satker Polda NTB dilaksanakan dalam 2 tahap yang meliputi aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian; b. meningkatkan aparat pengawasan intern polda yang berkualitas dan profesional dengan mengikuti pendidikan dan latihan secara bertahap dan berkesinambungan sehingga dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemeriksaan rutin serta perbendaharaan umum lebih profesional dan mengedepankan perannya sebagai konsultan, tauladan dan penjamin kualitas; c. meningkatkan..

10 10 c. meningkatkan kerjasama dengan aparat pengawas internal lainnya dan eksternal, intern departemen, lembaga negara non departemen dan lembaga swadaya masyarakat dalam rangka mewujudkan kemitraan Polri di bidang pengawasan; d. melaksanakan kegiatan pra audit pengadaan barang/jasa sesuai perintah pimpinan dan pendampingan terhadap proses pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang menjadi atensi pimpinan. Dalam rangka pelaksanaan Tugas Pokok Satker Itwasda Polda NTB tersebut, ditetapkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran termasuk cara cara untuk pencapaiannya yang diwujudkan dalam bentuk Kebijakan, Program dan Kegiatan. Gambaran Umum Rencana Strategi tersebut, secara garis besar dapat dilihat dalam naskah LKIP ini. 1. Visi Itwasda Polda NTB Visi Satker Itwasda Polda NTB dijabarkan dari visi Polda NTB yang dapat dirumuskan sebagai berikut: terwujudnya pengawasan dan pemerikasaan yang proporsional dan profesional. 2. Misi Itwasda Polda NTB Dengan mempedomani arah kedepan sesuai visi Inspektorat Pengawasan Daerah NTB, maka langkah pencapaian sasaran disusun kedalam misi sebagai berikut: 1) Menigkatkan aparat pengawas intern pemerintah (APIP) yang berkualitas dan profesional dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan secara bertahap dan berkesinambungan; 2) Meningkatkan koordinasi dalam rangka membangun kemitraan dengan aparat pengawas fungsional pemerintah (BPKP NTB) dan aparat pengawasan ekternal (BPK-RI) dalam rangka mencari solusi penyelesaian temuan hasil pemeriksaan; 3) Melakukan...

11 11 3) Melakukan pengawasan dan pemeriksaan serta mengawal sejak dini secara terus menerus pelaksanaan program, kegiatan dan permasalahan yang berimplikasi penyimpangan pada unit organisasi/satker di lingkungan Polda NTB; 4) Melakukan pengawasan dan pemeriksaan di bidang operasional dan pembinaan di jajaran Polda NTB; 5) Membangun hubungan kesetaraan dengan interdepartemen, lembaga negara non departemen dan lembaga negara non swadaya masyarakat dalam rangka mewujudkan kemitraan; dan 6) Memberikan pelayanan atas laporan atau pengaduan masyarakat melalui kementerian dan/ atau lembaga untuk di analisis, dikaji dan ditindaklanjuti kepada pengemban fungsi terkait. 3. Tujuan Itwasda Polda NTB Dalam rangka mencapai visi dan misi Itwasda Polda NTB, maka visi dan misi tersebut harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis (strategic goals) organisasi. Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Dengan diformulasikannya tujuan strategis ini maka Itwasda Polda NTB dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi misinya untuk kurun waktu satu sampai lima tahun ke depan dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Lebih dari itu, perumusan tujuan ini juga akan memungkinkan Itwasda Polda NTB untuk mengukur sejauhmana visi misi organisasi telah dicapai mengingat tujuan strategis dirumuskan berdasarkan visi misi organisasi. Adapun...

12 12 Adapun tujuan strategis dari Itwasda Polda NTB adalah sebagai berikut: a. Tertata dan terpeliharanya personel Itwasda sebagai unsur pelaksana staf dan unsur pelaksana pengawasan yang memiliki kemampuan sebagai aparat pengawasan intern meliputi audit, revieu, evaluasi, pemantauan dan pengawasan lainnya secara efektif dan efisien guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi; b. Terwujudnya pengelolaan program dan anggaran Polri yang memenuhi unsur ketaatan, ketertiban, efektif, efisien dan ekonomis di tingkat satker/kuasa Pengguna Anggaran di lingkungan Polri; c. Menurunnya kekeliruan/kesalahan/penyimpangan yang berindikasi dapat menimbulkan kerugian negara di tingkat satker-satker di lingkungan Polda NTB dalam rangka mendukung terciptanya good governance and clean government; d. Tertanganinya pelayanan pengaduan masyarakat yang mengharapkan rasa keadilan sebagaimana diinginkan masyarakat; e. Terciptanya kerjasama dalam upaya peningkatan kemampuan aparat pengawasan serta koordinasi yang lebih intens dengan pihak departemen/lembaga (APIP) ataupun lembaga non departemen, lembaga negara non departemen dan lembaga swadaya masyarakat; f. Terpenuhinya personel, sarana dan prasarana yang memadai guna peningkatan kinerja aparat pengawasan intern yang lebih baik; g. Terwujudnya aparatur Polri yang taat pada ketentuan perundangundangan, proaktif, transparan dan akuntabel; h. Terwujudnya ketertiban administrasi umum di lingkungan Polda NTB; i. Terwujudnya peningkatan kinerja satker-satker di lingkungan Polda NTB; dan j. Tergelarnya struktur organisasi Polri yang berorientasi pada tugas pokok Polri dengan memperhatikan postur kekuatan Polri yang telah tergelar yaitu semakin ramping di tingkat atas, penguatan tingkat menengah pada Polda, serta makin efisien dan efektif pada pemberdayaan pelayanan di bawah pada tingkat Polres dan Polsek sebagai tolok ukur remunerasi. Adapun...

13 13 Adapun tujuan program yang telah dilaksanakan sesuai dengan fungsinya adalah sebagai berikut: a. Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Aparatur Polri, bertujuan mendukung tugas pembinaan dan operasional Polri melalui ketersediaan sarana dan prasarana materiil, fasilitas dan jasa baik kualitas maupun kuantitas; b. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Polri, bertujuan mewujudkan aparat Polri yang profesional, proporsional dan akuntabel sebagai implementasi reformasi Polri khususnya perubahan kultur; 4. Sasaran Prioritas Itwasda Polda NTB Sasaran strategis Itwasda Polda NTB merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan secara lebih spesifik dan terukur, yang menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan dialokasikan 5 (lima) periode secara tahunan melalui serangkaian program dan kegiatan yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam rencana kerja. Penetapan sasaran strategis ini diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan program, kegiatan dan alokasi sumber daya dalam kegiatan atau operasional tiap-tiap tahun dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Sasaran strategis Itwasda Polda NTB merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis Itwasda Polda NTB dan merupakan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau pencapaian kinerja Itwasda Polda NTB. Dalam rangka mewujudkan organisasi Polri yang baik melalui penyelenggaraan pengawasan dan pemeriksaan umum yang proaktif, transparan dan akuntabel, maka sasaran strategis Itwasda Polda NTB tahun adalah sebagai berikut: a. Menyelenggarakan pengawasan dan pemeriksaan rutin (Wasrik), pengawasan operasi, Verifikasi dan wasrik tertentu; b. Tertata...

14 14 b. Tertata struktur organisasi Itwasda serta terpenuhi personel yang lebih efektif dalam rangka antisipasi tugas-tugas pengawasan dan pemeriksaan serta perbendaharaan mendatang; c. Tersusun piranti lunak berupa SOP tentang pengawasan sebanyak 5 (lima) naskah yang menjadi panduan dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan bagi aparat pengawasan; d. Terlaksananya kegiatan pengawasan dan pemeriksaan dengan pola pengawasan sebagai berikut: 1) Pengawasan dan pemeriksaan rutin tahap I aspek perencanaan dan pengorganisasian; 2) Pengawasan dan pemeriksaan rutin tahap II aspek pelaksanaan dan pengendalian; 3) Melaksanakan pengawasan operasi atas adanya kegiatan Operasi Kepolisian Terpusat. 4) Melaksanakan klarifikasi pengaduan masyarakat pada satker Polda/Polres tertentu yang menjadi perhatian publik dan atensi Pimpinan Polri; dan 5) Melaksanakan kegiatan verifikasi dalam rangka pergantian Kasatker/Kasatwil sebagai wujud pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran sebelum melaksanakan serah terima jabatan. e. Terlaksananya pengendalian atas pencegahan korupsi di lingkungan Polri sebagaimana ketentuan Inpres 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; f. 5 (Lima) program prioritas penguatan pengawasan internal Polda NTB adalah sebagai berikut: 1) Penguatan sistem pengawasan dan pengandalian yang efektif dan edukatif; 2) Optimalisasi pengawasan melekat, peran pengawasan internal dan koordinasi dengan pengawasan eksternal; 3) Penegakan..

15 15 3) Penegakan disiplin dan kode etik secara tegas dan konsisten; dan 4) Membuka akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam pengawasan melalui sistem optimalisasi pengaduan masyarakat (Dumas). Mempedomani dari sasaran strategis, maka Itwasda Polda NTB menentukan beberapa Indikator Kinerja Utama sebagai variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan, tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang keadaan secara keseluruhan tersebut sebagai suatu perkiraan. Perwujudan akuntabilitas kinerja Itwasda Polda NTB sebagai Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) di lingkungan Polda NTB, dicerminkan dari hasil pencapaian kinerja berupa outcome yang berdampak pada stakeholder dari Itwasda Polda NTB yaitu seluruh Satker di lingkungan Polda NTB dan masyarakat umum. Prosentase pengaduan masyarakat yang diselesaikan ditetapkan sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU) Itwasda Polda NTB karena dapat dijadikan indikasi bahwa semakin tinggi penyelesaian terhadap pengaduan masyarakat menunjukkan semakin akuntabel kinerja personel Itwasda Polda NTB. Prosentase penurunan dan penyelesaian temuan pemeriksaan BPK RI ditetapkan sebagai Indikator Kinerja Utama Itwasda Polda NTB karena terkait dengan tugas APIP Polri sebagai konsultan, quality assurance, dan sebagai triger anti KKN di satker lingkungan Polda NTB. Sebagai konsultan, APIP Polri berupaya memininalisir dan menekan sekecil mungkin temuan BPK RI di Satker di lingkungan Itwasda Polda NTB, apabila sudah menjadi temuan di Satker, APIP harus memberikan pendampingan dan konsultasi apabila terdapat kendala agar Satker tersebut mampu memberikan tindak lanjut terhadap temuan tersebut dan menyelesaikannya. Oleh..

16 16 Oleh karena itu dari beberapa indikator kinerja yang ada di Itwasda, maka ditentukan Indikator Kinerja Utama (IKU) Itwasda Polda NTB yaitu: a. Prosentase Dumas yang sudah diselesaikan; b. Prosentase penyelesaian Tinjut temuan Wasrik Itwasda Polda NTB; c. Prosentase penyelesaian Tinjut temuan Wasriksus/Wasyek Itwasda Polda NTB; d. Prosentase penyelesaian Tinjut temuan Wasrik tujuan tertentu Itwasda Polda NTB; e. Prosentase penyelesaian Tinjut temuan Wasrik Itwasum Polri; 5. Arah Kebijakan Itwasda Polda NTB a. Pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan rutin tahun 2017 di tingkat satker Polda NTB dilaksanakan dalam 2 tahap yang meliputi aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian; b. Aparat pengawasan intern Polri dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemeriksaan rutin serta perbendaharaan umum lebih mengedepankan perannya sebagai konsultan, tauladan dan penjamin kualitas; c. Memupuk kerjasama dengan aparat pengawas internal lainnya dan eksternal, inter departemen, lembaga negara non departemen dan lembaga swadaya masyarakat dalam rangka mewujudkan kemitraan Polri di bidang pengawasan; d. Melaksanakan kegiatan pra audit pengadaan barang/jasa sesuai perintah pimpinan dan pendampingan terhadap proses pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang menjadi atensi pimpinan; e. Pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan rutin tahun 2017 di tingkat satker Polda NTB dilaksanakan dalam 2 tahap yang meliputi aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian; f. Meningkatkan..

17 17 f. Meningkatkan aparat pengawasan intern polda yang berkualitas dan profesional dengan mengikuti pendidikan dan latihan secara bertahap dan berkesinambungan sehingga dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemeriksaan rutin serta perbendaharaan umum lebih profesional dan mengedepankan perannya sebagai konsultan, tauladan dan penjamin kualitas; g. Meningkatkan kerjasama dengan aparat pengawas internal lainnya dan eksternal, intern departemen, lembaga negara non departemen dan lembaga swadaya masyarakat dalam rangka mewujudkan kemitraan Polri di bidang pengawasan; dan h. Melaksanakan kegiatan pra audit pengadaan barang/jasa sesuai perintah pimpinan dan pendampingan terhadap proses pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang menjadi atensi pimpinan. 6. Sasaran Strategis Itwasda Polda NTB Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam penyelenggaraan fungsi pengawasan dan pemeriksaan di lingkungan Polda NTB maka sasaran strategis pada tahun 2017 adalah sebagai berikut: a. Menyelenggarakan pengawasan dan pemeriksaan rutin (Wasrik), pengawasan operasi, Verifikasi dan wasrik tertentu; b. Tertata struktur organisasi Itwasda serta terpenuhi personel yang lebih efektif dalam rangka antisipasi tugas-tugas pengawasan dan pemeriksaan serta perbendaharaan mendatang; c. Tersusun piranti lunak berupa SOP tentang pengawasan sebanyak 5 (lima) naskah yang menjadi panduan dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan bagi aparat pengawasan; d. Terlaksananya kegiatan pengawasan dan pemeriksaan dengan pola pengawasan sebagai berikut: 1) Pengawasan dan pemeriksaan rutin tahap I aspek perencanaan dan pengorganisasian; 2) Pengawasan..

18 18 2) Pengawasan dan pemeriksaan rutin tahap II aspek pelaksanaan dan pengendalian; 3) Melaksanakan pengawasan operasi atas adanya kegiatan Operasi Kepolisian Terpusat. 4) Melaksanakan klarifikasi pengaduan masyarakat pada satker Polda/Polres tertentu yang menjadi perhatian publik dan atensi Pimpinan Polri; dan 5) Melaksanakan kegiatan verifikasi dalam rangka pergantian Kasatker/Kasatwil sebagai wujud pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran sebelum melaksanakan serah terima jabatan. e. Terlaksananya pengendalian atas pencegahan korupsi di lingkungan Polri sebagaimana ketentuan Inpres 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; f. 5 (Lima) program prioritas penguatan pengawasan internal Polda NTB adalah sebagai berikut: 1) Penguatan sistem pengawasan dan pengandalian yang efektif dan edukatif; 2) Optimalisasi pengawasan melekat, peran pengawasan internal dan koordinasi dengan pengawasan eksternal; 3) Penegakan disiplin dan kode etik secara tegas dan konsisten; dan 4) Membuka akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam pengawasan melalui sistem optimalisasi pengaduan masyarakat (Dumas). Dalam rangka mencapai Sasaran Strategis, Itwasda Polda NTB juga melaksanakan Program Reformasi Birokrasi Polri dengan sasaran terwujudnya pemerintah yang bersih bebas korupsi, kolusi dan nepotisme, meningkatnya kualitas pelayanan publik dan peningkatnya kapabilitas dan akuntabilitas Kinerja Polri sehingga dalam pencapaian Renstra Itwasda Polda NTB Tahun yang merupakan tahap III (Strive For Excellent), - Kelanjutan..

19 19 kelanjutan Renstra Polda NTB tahap II ( Partnership Building), dimana di tahun 2017 melanjutkan pelayanan masyarakat yang prima dan kebulatan sinergi polisional yang produktif dengan didukung almatsus Polri berbasis teknologi kepolisian guna menghadapi kondisi daya saing bangsa dan keunggulan nasional. Melalui Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan kinerja kegiatan untuk tahun selanjutnya. B. Perjanjian Kinerja Itwasda polda NTB Perjanjian Kinerja disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tanggal 20 Nopember 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah dan Peraturan Kapolri Nomor 6 Tahun 2015 tanggal 9 Juni 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Kapolri Nomor 11 tahun 2012 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tanggal 20 November 2014, perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi juga termasuk kinerja ( outcome) kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya. Sesuai...

20 20 Sesuai dengan Perkap Nomor 6 Tahun 2015 tanggal 9 Juni 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Kapolri Nomor 11 tahun 2012 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Perjanjian Kinerja bertujuan untuk: 1. menentukan arah dan prioritas kinerja Satfung/Satker; 2. mendorong tingkat pencapaian dan keberhasilan kinerja; 3. memantau dan mengendalikan pelaksanaan kinerja Satfung/Satker; 4. mengevaluasi pencapaian kinerja Satfung/Satker dan organisasi Polri, serta dilaporkan dalam bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) pada akhir tahun anggaran berjalan; dan 5. menilai tingkat keberhasilan organisasi. Tujuan khusus ditetapkan Perjanjian Kinerja antara lain: 1. meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur; 2. sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; 3. sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; 4. menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan 5. sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi. Perjanjian Kinerja tahun 2017 disusun dengan mengacu pada sasaran strategis maupun indikator kinerja utama, untuk mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat dalam rangka harkamtibmas, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan terhadap masyarakat dan dengan mengembangkan kemampuan personel Polri guna mewujudkan Polri yang profesional, bermoral, humanis, simpatik serta dipercaya masyarakat. Satker Itwasda Polda NTB telah menetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2017 sesuai dengan kedudukan, tugas pokok dan fungsinya, perjanjian kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada tahun selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel

21 21 Tabel 1.1. Perjanjian Kinerja Itwasda Polda NTB Tahun 2017 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Terselenggaranya fungsi manajemen secara optimal dengan melaksanakan kegiatan pembayaran gaji dan tunjangan, perawatan peralatan kantor serta kebutuhan keperluan perkantoran dengan tepat waktu dan akuntabel. Prosentase penyerapan anggaran Satker Itwasda Polda NTB. 90% 2. Terwujudnya pengelolaan program dan anggaran satker-satker di lingkungan Polda NTB dan jajaran yang memenuhi unsur ketaatan, ketertiban, efektif, efisien, dan ekonomis. a. Dukung opini BPK RI terhadap Lapku Polri; b. Prosentase penyerapan anggaran Polda NTB; c. Prosentase penyimpangan penggunaan anggaran yang berindikasi kerugian keuangan negara di tingkat satker di lingkungan Polda NTB dan jajaran; d. Prosentase penyelesaian tinjut hasil temuan wasrik rutin Itwasda Polda NTB; e. Prosentase penyelesaian tinjut hasil temuan wasrik rutin Itwasum Polri. WTP 90% 4% 80% 80% 3. Terwujudnya..

22 Terwujudnya aparatur Polri yang taat pada ketentuan perundang-undangan, proaktif, transparan dan akuntabel. a. Prosentase satker yang mendapat pemeriksaan khusus Itwasda Polda NTB; b. Prosentase dumas yang sudah diselesaikan. 25% 75% Tingkat Keberhasilan Satker Itwasda Polda NTB antara lain: 1. Adanya Pengawasan dan Pemeriksaan yang dilakukan Satker Itwasda Polda NTB secara transparan dan akuntabel dapat mempertahankan Opini BPK-RI terhadap Laporan Keuangan Polri pada umumnya dan Polda NTB khususnya pada tingkat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). 2. Terlaksananya program dan sasaran yang telah ditetapkan oleh masing-masing Satker Polda NTB dan Jajaran terlaksana dengan baik dengan dilaksanakannya fungsi pengawasan sehingga tercapainya pelayanan prima masyarakat. 3. Terbinanya koordinasi yang baik dalam rangka membangun kemitraan dengan aparat pengawasan fungsional (BPKP NTB) dan aparat pengawasan ekternal (BPK-RI) dalam rangka mencari solusi penyelesaian hasil temuan dengan membuat MoU kesepakatan kerja. BAB III...

23 23 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Sebagai implementasi dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tanggal 20 November 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah, Polri telah menetapkan Peraturan Kapolri Nomor 6 Tahun 2015 tanggal 9 Juni 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Kapolri Nomor 11 tahun 2012 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2015 tanggal 24 Juni 2015 tentang Perubahan atas Perkap Nomor 20 Tahun 2012 tentang Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Polri. Pasal 3 Perkap Nomor 7 Tahun 2015, disebutkan tujuan penyusunan LKIP: 1. Mewujudkan akuntabilitas instansi pada pihak-pihak yang member amanah; 2. Menilai tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan rencana kinerja yang telah ditetapkan pada dokumen perjanjian kinerja setiap akhir tahun anggaran berjalan; 3. Mengukur tingkat capaian kinerja yang telah ditetapkan; 4. Memantau dan mengendalikan pelaksanaan kinerja; 5. Mengevaluasi pencapaian kinerja yang telah ditetapkan bagi pihak yang membutuhkan; dan 6. Mendorong tingkat pencapaian dan keberhasilan kinerja masa mendatang. Pasal 4 Perkap Nomor 7 Tahun 2015, disebutkan prinsip dalam menyusun LKIP di lingkungan Polri: 1. Transparan, yaitu dilaksanakan secara terbuka dengan mengikutsertakan personel pada Satkernya; 2. Akuntabel..

24 24 2. Akuntabel, yaitu dapat dipertanggungjawabkan baik perencanaan, pelaksanaan maupun hasilnya; 3. Proporsional, yaitu hal-hal yang dilaporkan harus sesuai dengan lingkup kewenangan dan tanggung jawab masing-masing dan memuat baik kegagalan maupun keberhasilan; 4. Prioritas, yaitu hal-hal yang dilaporkan adalah hal yang penting dan relevan bagi pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban Satker, yang diperlukan untuk upaya-upaya tindak lanjut; dan 5. Manfaat, yaitu penyusunan LKIP bermanfaat bagi peningkatan pencapaian kinerja Satker. Pada pasal 6 Perkap Nomor 7 Tahun 2015, disebutkan tahapan dalam membuat LKIP dilakukan dengan menyusun dokumen: 1. Rencana Strategi; Rencana Strategi merupakan langkah awal yang harus disusun oleh unit organisasi, terdiri dari: a) komponen Renstra yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi; b) formulir Renstra, yang merupakan alat bantu untuk memudahkan penyusunan Renstra yang menunjukkan keterkaitan visi, misi tujuan, sasaran dan program. 2. Indikator Kinerja Utama; Penyusunan Indikator Kinerja Utama dilakukan untuk memperoleh: a) informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam melakukan manajemen kinerja secara baik; dan b) ukuran keberhasilan yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja. 3. Perencanaan Kinerja Tahunan; dan Perencanaan Kinerja Tahunan, disusun seiring dengan agenda penyusunan Renstra dan kebijakan anggaran, terdiri dari: a) Komponen..

25 25 a) komponen rencana kinerja, yang memuat: 1) sasaran sebagaimana dimuat dalam dokumen Renstra dan selanjutnya mengidentifikasi sasaran yang harus diwujudkan pada tahun yang bersangkutan, beserta indikator dan rencana tingkat capaiannya/targetnya; dan 2) Indikator Kinerja yang akan ditetapkan dan dikategorikan ke dalam kelompok input, output dan outcome; harus: spesifik dan jelas; dapat diukur secara obyektif; relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai; dan tidak bias. b) formulir Rencana Kinerja Tahunan. 4. Perjanjian Kinerja. Penyusunan Perjanjian Kinerja memuat 2 (dua) unsur pokok yaitu: a. pernyataan Perjanjian Kinerja yang harus ditandatangani oleh atasan langsung dan bawahan; dan b. formulir Perjanjian Kinerja, yang berisi tentang target capaian yang ditetapkan bersama yang akan dicapai pada akhir periode penganggaran. Setelah menyusun dokumen: Rencana Strategi; Indikator Kinerja Utama; Perencanaan Kinerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja, dilakukan pengukuran kinerja untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja dilakukan melalui: a. pengumpulan data kinerja; b. pengukuran data kinerja; c. membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; d. membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; e. membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen Renstra Satker; f. membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional, jika ada; g. menganalisis..

26 26 g. menganalisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang dilakukan; h. menganalisis efisiensi penggunaan sumber daya; dan i. menganalisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian keberhasilan/kegagalan pencapaian pernyataan kinerja. Pengukuran Kinerja dilaksanakan untuk menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel. Pengukuran Kinerja dilakukan secara berkala yaitu triwulan dan tahunan. Dalam suatu organisasi, terdapat beberapa indikator atau ukuran yang dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan sebuah kinerja. Oleh sebab itu sebagai langkah yang rasional cukup dilaporkan beberapa indikator kinerja yang paling utama sebagai kriteria mengukur keberhasilan kinerja suatu organisasi. Indikator tersebut dinamakan Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicators). Melalui Indikator Kinerja Utama tergambar proporsionalitas dan akuntabilitas mengenai keberhasilan suatu organisasi sesuai tugas pokok fungsi serta peran yang diembannya. Indikator Kinerja Utama yang dirumuskan ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada berbagai pihak yang berkepentingan tentang hasil yang telah dicapai. Sesuai dengan Keputusan Kapolri Nomor 18 Tahun 2012 tanggal 8 Agustus 2012 tentang Penyusunan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Polri, maka satker Itwasda Polda NTB telah menyusun Indikator Kinerja Utama yang merupakan ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan merupakan ikhtisar hasil berbagai program dan kegiatan sebagai penjabaran tugas dan fungsi organisasi. Indikator kinerja utama ini menggambarkan tugas pokok dan fungsi serta peran organisasi dari Satker Itwasda Polda NTB. Tabel

27 27 Tabel 1.2. Pengukuran Kinerja Itwasda Polda NTB TA No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan Target Reali sasi Capaian Per Indikator Capaian Per Sasaran Terselenggarany Prosentase % 90% 100,9 112,11% 112,11% a fungsi penyerapan % manajemen anggaran Satker secara optimal Itwasda Polda NTB. dengan melaksanakan kegiatan pembayaran gaji dan tunjangan, perawatan peralatan kantor serta kebutuhan keperluan perkantoran dengan tepat waktu dan akuntabel. 2. Terwujudnya..

28 Terwujudnya pengelolaan program dan anggaran satkersatker di lingkungan Polda NTB dan jajaran yang memenuhi unsur ketaatan, ketertiban, efektif, efisien, dan ekonomis. a. Dukung opini BPK RI terhadap Lapku Polri; b. Prosentase penyerapan anggaran Polda NTB; c. Prosentase penyimpangan penggunaan anggaran yang berindikasi kerugian keuangan negara di tingkat satker di lingkungan Polda NTB dan jajaran; d. Prosentase penyelesaian tinjut hasil temuan wasrik rutin Itwasda Polda NTB; e. Prosentase penyelesaian tinjut hasil temuan wasrik rutin Itwasum Polri. WTP WTP WTP 100% 137,78% % 90% 100,5 111,66% % % 4% 9,09 227,27% % % 80% 100% 125% % 80% 100% 125% 2. Terwujudnya..

29 Terwujudnya a. Prosentase % 25% 9,09 36,36% 43,18% aparatur Polri satker yang % yang taat pada mendapat ketentuan pemeriksaan perundang- khusus Itwasda undangan, Polda NTB; proaktif, b. Prosentase % 75% 37,50 50% transparan dan dumas yang % akuntabel. sudah diselesaikan. Berdasarkan Perjanjian Kinerja Itwasda Polda NTB yang telah ditetapkan pada tahun 2017, Itwasda Polda NTB memiliki 3 Sasaran Strategis dan 8 Indikator Kinerja Utama yang harus dicapai guna mewujudkan akuntabilitas kinerja Itwasda Polda NTB sebagai bagian dari sistem pemerintahan negara yang berkewajiban melaksanakan pelaporan akuntabilitas instansi pemerintah untuk mengetahui pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi Itwasda Polda NTB. Sebagaimana yang tertuang dalam analisa dan penjabaran Indikator Kinerja Utama Itwasda Polda NTB sebagai berikut: 1. SASARAN STARTEGIS I Terselenggaranya fungsi manajemen secara optimal dengan melaksanakan kegiatan pembayaran gaji dan tunjangan, perawatan peralatan kantor serta kebutuhan keperluan perkantoran dengan tepat waktu dan akuntabel. - Prosentase Penyerapan anggaran Itwasda Polda NTB. Tabel 1.3. Capaian Sasaran Strategis I Indikator Kinerja Utama. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian Prosentase Penyerapan % 90% 100,9% 112,11% anggaran Itwasda Polda NTB. Tabel 1.4..

30 30 Tabel 1.4. Data Serap Anggaran Itwasda Polda NTB Tahun NO TAHUN PAGU (Rp) REALISASI (Rp) % SERAP KET , , , , ,9 Grafik 1.1. Serap Anggaran Itwasda Polda NTB Tahun Dari capaian indikator kinerja utama prosentase pencapaian penyerapan anggaran Satker Itwasda Polda NTB dengan target sebanyak 90% dan terealisasi sebesar 100,9% Sehingga capaian kinerja sebesar 112,11%. Jika dibandingkan dengan Tahun 2016 penyerapan anggaran Satker Itwasda sebesar 98,8%. Hal tersebut disebabkan karena adanya Mutasi Personel baik masuk maupun keluar Satker Itwasda Tahun 2017 dan adanya kenaikan Pangkat/Golongan serta KGB Personel Itwasda sehingga terjadi kekurangan Belanja Pegawai sebesar Rp atau 1,47%. Untuk mengantisipasi dan memperkecil adanya pagu minus pada Tahun Anggaran berikutnya dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut: a. Penyusunan pagu anggaran didasarkan pada DPP bulan Desember sehingga dalam perhitungan Belanja Pegawai sesuai dengan data riil personel; b. Melakukan..

31 31 b. Melakukan koordinasi dengan Biro SDM tentang Mutasi Personel; dan c. Memverifikasi Personel yang akan naik pangkat dan Kenaikan Gaji Berkala (KGB). 2. SASARAN STARTEGIS II Terwujudnya pengelolaan program dan anggaran satker-satker di lingkungan Polda NTB dan jajaran yang memenuhi unsur ketaatan, ketertiban, efektif, efisien, dan ekonomis. a. Dukung opini BPK RI terhadap Lapkeu Polri. Tabel 2.1. Capaian Sasaran Strategis II Indikator Kinerja Utama a. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian a. Dukung opini BPK RI terhadap Lapkeu Polri. % WTP WTP 100% Dari capaian indikator kinerja utama prosentase pencapaian hasil Penilaian BPK RI terhadap Lapkeu Polri TA. 2017, secara umum Polri memperoleh predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian), keberhasilan predikat tersebut merupakan hasil kerjasama dari semua Satker Jajaran Polda NTB dalam mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran, tertibnya administrasi keuangan serta berjalannya fungsi pengawasan pada masing-masing Satker. b. Prosentase Penyerapan anggaran Polda NTB. Tabel 2.2. Capaian Sasaran Strategis II Indikator Kinerja Utama b. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian b. Prosentase Penyerapan anggaran Polda NTB. % 90% 100,5% 111,66% Tabel

32 32 Tabel 2.3. Data Serap Anggaran Polda NTB Tahun NO TAHUN PAGU (Rp) REALISASI (Rp) % SERAP , , , , ,5 KET Grafik 2.1. Serap Anggaran Polda NTB Tahun Dari capaian indikator kinerja utama prosentase pencapaian penyerapan anggaran Polda NTB dengan target sebanyak 90% dan terealisasi sebesar 100,5% Sehingga capaian kinerja sebesar 111,66%. Jika dibandingkan dengan penyerapan anggaran tahun 2016 sebesar 98,9%, mengalami kenaikan sebesar 12,76%. Penurunan penyerapan terjadi pada Belanja Pegawai sebesar 101,8% dan Belanja Modal sebesar 98.5%. Hal ini disebabkan karena adanya mutasi keluar masuk personel Polda NTB yang tidak terencana serta kenaikan Pangkat/Golong serta KGB sehingga mengalami pagu minus pada Belanja Pegawai sebesar Rp. ( ),-. Untuk mengatisipasi adanya pagu minus dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut: a. Merencanakan dengan teliti dan saksama pada saat pengisian data base penyusunan anggaran TAB+1. b. Memverifikasi..

33 33 b. Memverifikasi data anggota yang akan naik pangkat dan kenaikan gaji berkala. c. Menyusun anggaran dengan memperhitungkan kenaikan gaji, kenaikan pangkat dan kenaikan gaji berkalaantisipasi. d. Dalam penyusunan anggaran pada tahun selanjutnya didasarkan pada DPP gaji bulan Desember/akhir tahun, serta koordinasi dengan Biro SDM tentang mutasi personel. c. Prosentase penurunan penyimpangan penggunaan anggaran yang berindikasi kerugian keuangan negara di tingkat satker di lingkungan Polda NTB dan jajaran. Tabel 2.4. Sasaran Strategis II Indikator Kinerja Utama c. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian c. Prosentase penyimpangan % 4% 9,09% 227,27% penggunaan anggaran yang berindikasi kerugian keuangan negara di tingkat satker di lingkungan Polda NTB dan jajaran. Tabel 2.5. Data Temuan Wasrik Indikasi Kerugian Negara TA NO TAHUN JML TEMUAN INDIKASI PROSENTASE TEMUAN KERUGIAN NEGARA (%) KET , Grafik..

34 34 Grafik Temuan Wasrik Itwasda Indikasi Kerugian Negara Tahun Dari capaian indikator kinerja utama prosentase pencapaian penurunan penyimpangan penggunaan anggaran yang berindikasi kerugian keuangan negara di tingkat Satker Jajaran Polda NTB dengan target sebanyak 4% dan terealisasinya sebesar 9,09% Sehingga capaian kinerja sebesar 227,27%. Temuan Wasrik Rutin Itwasda Polda NTB pada Tahap I dan Tahap II sebanyak 560 temuan pada Bidang Jemen Ops, SDM, Sarpras dan Garkeu. Dari 560 temuan didapati/diperoleh adanya temuan bidang Jemen Garkeu yang berindikasi terjadinya kerugian negara. Jika dibandingkan dengan Tahun 2016 Prosentase temuan yang berindikasi kerugian negara terdapat nihil, maka pada tahun 2017 Prosentase temuan yang berindikasi kerugian negara sebesar 9,09% atau sebanyak 3 temuan. d. Prosentase penyelesaian tinjut hasil temuan wasrik rutin Itwasda Polda NTB. Tabel 2.6. Sasaran Strategis II Indikator Kinerja Utama d. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian d. Prosentase penyelesaian tinjut hasil temuan wasrik rutin Itwasda Polda NTB. % 80% 100% 125% Dari..

35 35 Dari capaian indikator kinerja utama prosentase pencapaian penyelesaian tindak lanjut hasil temuan Wasrik Rutin Itwasda Polda NTB dengan target sebanyak 80% dan terealisasi sebesar 100% Sehingga capaian kinerja sebesar 125%. Seluruh Satker Polda NTB dan jajarannya telah menindaklanjuti temuan Wasrik Itwasda Polda NTB T.A Tabel 2.7. Data Tindak Lanjut Temuan Wasrik Tahap I dan II Itwasda Polda NTB Tahun NO TAHUN TEMUAN TINJUT PROSENTASE (%) KET Grafik Penyelesaian Tindak Lanjut Wasrik Rutin Itwasda Tahun Dari capaian indikator kinerja utama prosentase pencapaian penyelesaian temuan Wasrik Rutin Itwasda Tahap I dan II sebanyak 560 temuan telah ditindak lanjuti oleh masing-masing Obrik. Jika dibandingkan dengan tahun 2016 diperoleh 499 temuan sehingga terjadi peningkatan jumlah temuan Wasrik sebanyak 61 temuan yang terbagi pada Bidang Jemen Opsnal, SDM, sarpras dan Garkeu. Gambar

36 36 Gambar 2.1. Dokumentasi Wasrik Rutin Itwasda Polda NTB Tahun Pelaksanaan Wasrik Rutin Itwasda Polda NTB yang didahului dengan acara Taklimat Awal Wasrik yang dilanjutkan dengan acara pendalaman ke masing-masing Satker Jajaran Polda NTB dan Taklimat Akhir setelah dilaksanakan pendalaman. Gambar 2.2. Dokumentasi Pendalaman Wasrik pada Satker jajaran Polda NTB Tahun e. Prosentase..

37 37 e. Prosentase penyelesaian tinjut hasil temuan wasrik rutin Itwasum Polri. Tabel 2.8. Sasaran Strategis II Indikator Kinerja Utama e. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian e. Prosentase penyelesaian tinjut hasil temuan wasrik rutin Itwasum Polri. % 80% 100% 125% Dari capaian indikator kinerja utama prosentase pencapaian tindak lanjut hasil temuan Wasrik Rutin Tahap II (Aspek Pelaksanaan dan Pengendalian) Itwasum Polri TA dengan target sebanyak 80% dan terealisasi sebesar 100%, sehingga capaian kinerja sebesar 125%. Seluruh Satker Polda NTB dan jajarannya telah menindaklanjuti temuan Wasrik Itwasum Polri Aspek Pelaksanaan dan Pengendalian T.A Tabel 2.9. Data Tindak Lanjut Temuan Wasrik Itwasum Polri Tahun NO TAHUN TEMUAN TINJUT PROSENTASE (%) KET Grafik 5.1. Prosentase Penyelesaian Tindak Lanjut Wasrik Rutin Itwasum Polri Tahap II Tahun Dari..

38 38 Dari capaian indikator kinerja utama prosentase pencapaian temuan Wasrik Rutin Itwasum Polri sebanyak 263 temuan telah ditindak lanjuti oleh masingmasing Obrik. Jika dibandingkan dengan tahun 2016 sebanyak 219 temuan sehingga terjadi kenaikan temuan sebanyak 44 temuan. Gambar 3.1. Dokumentasi Kegiatan Wasrik Itwasum Polri Tahun Pelaksanaan Wasrik Rutin Itwasum Polri yang didahului dengan acara Taklimat Awal Wasrik yang dilanjutkan dengan acara pendalaman ke masing-masing Satker Jajaran Polda NTB di Ruang Rapat Ro Ops Polda NTB. 2. SASARAN STRATEGIS III Terwujudnya aparatur Polri yang taat pada ketentuan perundang-undangan, proaktif, transparan dan akuntabel. a. Prosentase satker yang mendapat pemeriksaan khusus Itwasda Polda NTB. Tabel 3.1. Sasaran Strategis III Indikator Kinerja Utama a. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian a. Prosentase satker yang % 25% 9,09% 36,36% mendapat pemeriksaan khusus Itwasda Polda NTB. Tabel 3.2..

39 39 Tabel 3.2. Data Jumlah Satker yang mendapat Wasriksus Tahun NO SATKER KET 1 BIRO OPS (SPKT) BIRO RENA BIRO SDM BIRO SARPRAS DIT. INTELKAM DIT. RESKRIMUM (DIT TAHTI) DIT. RESKRIMSUS DIT. RESNARKOBA DIT. BINMAS DIT. SABHARA DIT. LANTAS DIT. PAMOBVIT DIT. POL AIR - 1 Ketidaktertiban administrasi pendistribusian BBM 14 SAT BRIMOB - 1 Ketidaktertiban administrasi pendistribusian BBM 15 BID PROPAM BID TI SPN BID KEU BID DOKKES SPRIPIM (SETUM, BIDKUM DAN - - BID HUMAS) 21 BAG YANMA - 1 Ketidaktertiban administrasi pendistribusian BBM 22 RUMKIT POLRES MATARAM POLRES LOBAR POLRES LOTIM POLRES SUMBAWA POLRES SUMBAWA BARAT POLRES DOMPU POLRES BIMA KOTA POLRES BIMA - - JUMLAH 0 3 Grafik

40 40 Grafik 6.1. Prosentase Wasriksus tahun Dari capaian indikator kinerja utama prosentase pencapaian Jumlah Satker yang mendapat Wasriksus 3 Satker dengan target sebanyak 25% dan terealisasi sebesar 9,09% sehingga capaian kinerja sebesar 36,36% dari 2 Satker yang direncanakan. Pada tahun 2016 Satker yang mendapat Wasriksus nihil sehingga mengalami kenaikan sebanyak 100% pada tahun Gambar 4.1. Dokumentasi Satker yang mendapat Wasriksus Tahun Pelaksanaan pendalaman Wasriksus pada Satker Sat Brimobda, Dit Polair dan Bag Yanma Polda NTB terkait ketidaktertiban dalam administrasi pendistribusian BBM TA b. Prosentase..

41 41 b. Prosentase dumas yang sudah diselesaikan. Tabel 3.3. Sasaran Strategis III Indikator Kinerja Utama b. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian b. Prosentase dumas % 75% 37,50% 50% yang sudah diselesaikan. Tabel 3.4. Data Dumas Tahun NO TAHUN JUMLAH PENANGANAN PROSENTASE DUMAS PROSES SELESAI PENYELESAIAN ,60% ,50% Grafik 7.1. Data Penyelesaian Dumas Tahun 2017 Dari capaian indikator kinerja utama prosentase pencapaian realisasi Dumas yang diselesaikan pada Tahun 2017 dengan target sebanyak 75% dan terealisasi sebesar 37,50% sehingga capaian kinerja sebesar 50%. Jika dibandingkan dengan Tahun 2016 Prosentase Dumas yang diselesaikan sebesar 65,60% sehingga terjadi penurunan kinerja Satker-Satker dalam menangani laporan pengaduan masyarakat. Adapun..

42 42 Adapun Upaya yang dilakukan Itwasda dalam peningkatan pelayanan penyelesaian pengaduan masyarakat dengan cara menginventarisir/mengkompulir kasus-kasus pengaduan masyarakat secara periodik setiap bulan dan mengirimkan surat konfirmasi dan klarifikasi Dumas apabila belum terselesaikan oleh Satker Jajaran yang menangani kasus pengaduan masyarakat tersebut. Sehingga dengan adanya penyelesaian Dumas yang Cepat, Tepat dan Tuntas akan berdampak kepada peningkatan citra positif Kepolisian pada umumnya dan Polda NTB pada khususnya serta tercapainya pelayanan publik yang unggul (Strive For Excellence). Gambar 5.1. Dokumentasi Kegiatan Klarifikasi dan Konfirmasi Dumas ke Satker Jajaran Polda NTB Tahun Pelaksanaan kegiatan Klarifikasi dan konfirmasi Dumas ke Satker Jajaran Polda NTB oleh Subbag Dumasan Itwasda Polda NTB. B. Realisasi...

43 43 B. Realisasi Anggaran Pagu dan realisasi anggaran Satker Itwasda tahun 2017 berdasarkan 2 (dua) program yaitu Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Polri dengan satu kegiatan yaitu Dukungan Manajemen dan Teknis Sarpras dan Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Polri dengan dua kegiatan yaitu Dukungan Manajemen dan Teknis Pengawasan Umum dan Pemuliaan Profesi dan Pengamanan dan Penyelenggaraan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kewilayahan sebagai berikut: KODE PROGRAM/URAIAN PAGU REVISI REALISASI SISA % I Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Polri Dukungan Manajemen dan Teknis Sarpras. a. Belanja biaya pemeliharaan perawatan dan mesin. - Ranmor R b. Belanja biaya pemeliharaan perawatan dan mesin. - Ranmor R c. Belanja biaya perbaikan peralatan kantor. - Har Inventaris Kantor d. Belanja biaya pemeliharaan peralatan dan mesin (Alat Fungsional). - Komputer Printer AC II Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Polri Dukungan Manajemen dan Teknis Pengawasan Umum dan Pemuliaan Profesi dan Pengamanan , ,

44 Gaji dan Tunjangan a. Pembayaran Gaji, Lembur, ,47 Honorarium dan Vakasi. b. Jumlah Biaya Lembur dan Makan ,87 Lembur. 1) Gol II 2) Gol III 002 Operasional dan Pemeliharaan Kantor a. Belanja Barang untuk Persediaan barang Konsumsi. - Keperluan Perkantoran - Biaya Penggantian Inventaris lama dan/atau Pembelian Inventaris Baru b. Honor Operator Aplikasi SIMAK BMN, SAKPA, SMAP-SMART dan RKA-K/L. c. Belanja Jasa Pos dan Giro. - Biaya Pak kirim barang d. Belanja perjalanan Dinas Biasa Jaldis ke Kewilayahan (Pulau Sumbawa) Penyelenggaraan Pemeriksaan dan ,99 Pengawasan. a. Belanja barang operasional lainnya. - Biaya administrasi Wasrik - Kegiatan Pengawasan Internal Tim Anti Korupsi b. Belanja barang operasional lainnya. - Dukungan operasional ,98 c. Jumlah Belanja perjalanan biasa. 1) Belanja perjalanan Wasrik Tahap I Itwasda 2) Belanja perjalanan Wasrik Tahap II Itwasda d. Belanja barang operasional lainnya. - QuickWins Pendukung Program Dalam pelaksanaan realisasi anggaran Satker Itwasda Polda NTB selama kurun waktu TA tidak adanya di temukan kendala dan hambatan berarti sehingga dari target sebanyak 90% yang di rencanakan dapat terealisasi sebesar 100,9% dengan capaian kinerja sebesar 112,11%. BAB IV...

45 45 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 3. Kegiatan Satker Itwasda Polda NTB tahun 2017 telah dilaksanakan sesuai Rencana Kerja dan Perjanjian Kinerja yang telah ditentukan, meskipun dalam pelaksanaannya masih terdapat kekurangan, hambatan maupun kendala. 4. Dari beberapa sasaran yang telah ditetapkan dan dilaksanakan oleh Satker Itwasda yang tertuang dalam Indikator Kinerja Utama bahwa Prosentase penyelesaian Pengaduan Masyarakat (Dumas) oleh Satker-Satker Jajaran dalam menangani laporan pengaduan masyarakat pada tahun 2017 mengalami penurunan dibandingkan dengan Tahun 2016 dan capaian kinerja mendapat 50%. 5. Upaya yang telah dilakukan dalam rangka mewujudkan Reformasi Birokrasi Polri Satker Itwasda melaksanakan penguatan pengawasan dengan menyusun rencana pengawasan dan rencana aksi. Secara umum kendala yang dihadapi Satker Itwasda Polda NTB dalam meningkatkan kinerjanya adalah sebagai berikut: 1. Keterbatasan jumlah personel; 2. Kurangnya pengetahuan dan kemampuan personel; 3. Personel juga dilibatkan dalam tugas lain di luar tugas utamanya (administrasi umum, koordinasi, narasumber, dll); 4. Keterbatasan sarana dan prasarana dalam mendukung pelaksanaan tugas; 5. Keterbatasan anggaran untuk biaya pemeliharaan sarana dan prasarana; 6. Kurangnya koordinasi dengan instansi terkait dalam pelaksanaan tugasnya. B. Langkah...

46 46 B. Langkah yang Akan Dilakukan untuk meningkatkan Kinerja Dari kesimpulan tersebut di atas, dapat dinyatakan bahwa capaian kinerja Satker Itwasda Polda NTB secara umum sudah sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan, namun untuk meningkatkan capaian kinerja Itwasda Polda NTB pada masa mendatang, maka Itwasda Polda NTB akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Agar dalam penyusunan anggaran berpedoman pada sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh masing-masing Satuan Kerja sehingga dalam penyusunan LKIP akan mempermudah pelaksanaan pengukuran kinerja; 2. Meningkatkan pencapaian sasaran strategis, meningkatkan pelayanan prima dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan mengedepankan upaya preemtif dan preventif yang didukung oleh penegakan hukum yang tegas; 3. Meningkatkan kerjasama/koordinasi antar Instansi terkait dan tokoh masyarakat serta tokoh agama yang ada di wilayah Nusa Tenggara Barat dalam rangka penguatan pengawasan baik intern maupun ekstern; 4. Meningkatkan peran dan fungsi pengawasan pada satker jajaran berkaitan dengan kinerja satker dan pelayanan kepada masyarakat; 5. Meningkatkan penguatan pengawasan pelaksanaan program Reformasi Birokrasi polri dan pelayanan Quick Wins pada satker jajaran; 6. Mendorong pemenuhan peningkatan besaran tunjangan kinerja/remunerasi dalam rangka reformasi birokrasi Polri guna untuk lebih menjamin dedikasi personil Polri dalam rangka melayani masyarakat. Di dalam LKIP Satker Itwasda Polda NTB Tahun 2017 ini diharapkan berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil pelaksanaan Tupoksi yang telah dilakukan oleh Itwasda Polda NTB selama satu tahun dan pada tahun mendatang Itwasda Polda NTB akan berupaya untuk lebih menyempurnakan laporan ini agar terwujud transparansi dan akuntabilitas yang kita inginkan bersama. Demikian...

47 47 Demikian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Satker Itwasda Polda NTB Tahun 2017 ini disusun untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi Pimpinan guna menentukan kebijakan selanjutnya dan kiranya dapat digunakan sebagai bahan introspeksi untuk pelaksanaan tugas dalam Rencana Kerja TA Mataram, 12 Januari 2018 INSPEKTUR PENGAWASAN DAERAH POLDA NTB Drs. ISMAIL BAFADAL, M.H. KOMBES POL NRP

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) SATKER ITWASDA POLDA NTB TA. 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) SATKER ITWASDA POLDA NTB TA. 2016 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT INSPEKTORAT PENGAWASAN DAERAH LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) SATKER ITWASDA POLDA NTB TA. 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategi Biro Rena Polda NTB Rencana Strategis Polri Tahun 2015-2019, sedang berjalan ada beberapa keberhasilan yang telah dicapai namun disisi lain tentunya masih

Lebih terperinci

INSPEKTORAT PENGAWASAN UMUM DAERAH POLDA D.I.YOGYAKARTA

INSPEKTORAT PENGAWASAN UMUM DAERAH POLDA D.I.YOGYAKARTA INSPEKTORAT PENGAWASAN UMUM DAERAH POLDA D.I.YOGYAKARTA A. VISI DAN MISI ITWASDA POLDA DIY 1. Visi Itwasda Polda D.I. Yogyakarta. Mendorong terwujudnya peningkatan kinerja Satker yang terbatas dari kolusi,

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (AKIP) SATKER/SATWIL JAJARAN POLDA NTB TAHUN 2017

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (AKIP) SATKER/SATWIL JAJARAN POLDA NTB TAHUN 2017 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGARA BARAT INSPEKTORAT PENGAWASAN DAERAH LAPORAN HASIL PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (AKIP) SATKER/SATWIL JAJARAN POLDA

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN Jalan Imam Bonjol 37 Pariaman 25519 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN Pariaman, 02 Januari 2012 2 KEPOLISIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

NOTA DINAS Nomor: B/ND-398/IX/2017/Itwasda. Kepada : Yth. Koorspripim Polda NTB.

NOTA DINAS Nomor: B/ND-398/IX/2017/Itwasda. Kepada : Yth. Koorspripim Polda NTB. KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT INSPEKTORAT PENGAWASAN DAERAH NOTA DINAS Nomor: B/ND-398/IX/2017/Itwasda Kepada : Yth. Koorspripim Polda NTB. Dari : Irwasda Polda NTB. Perihal

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI PENYERAPAN ANGGARAN SATKER POLDA NTB T.A. 2016

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI PENYERAPAN ANGGARAN SATKER POLDA NTB T.A. 2016 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI PENYERAPAN ANGGARAN SATKER POLDA NTB T.A. 2016 I. PENDAHULUAN 1. Umum Sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEPOLISIAN. LAKIP. Penyusunan. Laporan.

BERITA NEGARA. KEPOLISIAN. LAKIP. Penyusunan. Laporan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1084, 2012 KEPOLISIAN. LAKIP. Penyusunan. Laporan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATKER/SATWIL JAJARAN POLDA NTB TAHUN

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATKER/SATWIL JAJARAN POLDA NTB TAHUN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGARA BARAT LAPORAN HASIL PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (AKIP) SATKER/SATWIL JAJARAN POLDA NTB TAHUN 2016 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI ( LKIP ) 2016 INSPEKTORAT KOTA MOJOKERTO KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya semata akhirnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

2015, No Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kepolisian Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002

2015, No Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kepolisian Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.968, 2015 POLRI. Akuntabilitas Kinerja. Instansi Pemerintah. Laporan. Penyusunan. Perubahan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional pada bab XIV salah satu agenda pembangunan nasional

Lebih terperinci

LKIP Biro Rena Polda NTB PENDAHULUAN

LKIP Biro Rena Polda NTB PENDAHULUAN BAB PENDAHULUAN I A. Umum Bahwa sebagai pertanggung jawaban Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam menggunakan anggaran dan pendapatan belanja negara dalam rangka pelaksanaan fungsi, peran dan tugasnya,

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Inayah-NYA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Kabupaten Barru Tahun 2013 telah selesai

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR AUDIT DAN REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGI APARAT PENGAWAS INTERN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. BAB I PENDAHULUAN 1. PENJELASAN UMUM ORGANISASI a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Tahun Anggaran 2016 Inspektorat Kota Pagar Alam Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, profesional dan bertanggungjawab

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN

Lebih terperinci

INSPEKTORAT AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

INSPEKTORAT AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR INSPEKTORAT JALAN SULTAN ALAM BAGAGARSYAH TELP 0752 71128 BATUSANGKAR 27281 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 BATUSANGKAR JANUARI 2013 DAFTAR

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Inspektorat Daerah Kabupaten Kulon Progo

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Inspektorat Daerah Kabupaten Kulon Progo Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Inspektorat Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 i Kata Pengantar P uji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, pada akhirnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 PANDEGLANG 2016 KEPUTUSAN INSPEKTUR INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG Nomor : 800/Kep.86 Insp/2016 Tentang PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT - 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.822, 2017 KEMENLU. Pengawasan Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWAA BARAT NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang No.1494, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengawasan Internal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN INTERNAL PADA KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

INISIATIF BAGIAN PERENCANAAN TAHUN 2016 SOP BAGIAN PERENCANAAN POLRES SUMBAWA 1

INISIATIF BAGIAN PERENCANAAN TAHUN 2016 SOP BAGIAN PERENCANAAN POLRES SUMBAWA 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR SUMBAWA DATASOP INISIATIF BAGIAN PERENCANAAN TAHUN 2016 NO JENIS TAHUN TENTANG JUMLAH KET 1 2 3 4 5 6 1 SOP YANG DIBUAT OLEH KABAG

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015 INSPEKTORAT KABUPATEN LABUHANBATU JL. SISINGAMANGARAJA No.062 RANTAUPRAPAT KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.925, 2013 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengawasan Intern. Perwakilan Republik Indonesia. Pedoman. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.322, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pengawasan. Pemeriksaaan. Pengendalian Intern. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) BAGIAN PERENCANAAN POLRES MATARAM

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) BAGIAN PERENCANAAN POLRES MATARAM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM 1. Latar belakang STANDART OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) BAGIAN PERENCANAAN POLRES MATARAM BAB I PENDAHULUAN a. Bahwa Institusi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Inspektorat Daerah Kota Samarinda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka untuk mewujudkan aparatur pengawasan yang Obyektif, Tanggap, Efektif dan Bertanggung jawab di dukung dengan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1 Visi Visi adalah pandangan ideal keadaan masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan, dan secara potensial

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT ITWASDA

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT ITWASDA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT ITWASDA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN DAERAH NUSA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN DAN PELAPORAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN DAN PELAPORAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN NOMOR 8, 2015 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN DAN PELAPORAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa pedoman

Lebih terperinci

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses B A B I P E N D A H U L UA N A. LATAR BELAKANG Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan melalui langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK NDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK NDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK NDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR) PENANGANAN DAN PENYELESAIAN PENGADUAN MASYARAKAT 2 DAFTAR ISI l BAB I PENDAHULUAN...3 II BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 1-1? 134Hoci 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN INSPEKTORAT MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Inspektorat Kabupaten Buleleng Tahun Anggaran 2016

Laporan Kinerja Inspektorat Kabupaten Buleleng Tahun Anggaran 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan Keuangan dan Kinerja

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Kabupaten Lombok Barat BAB I PENDAHULUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Kabupaten Lombok Barat BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 82 TANGGAL : 2 DESEMBER 2014 TENTANG : PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG KEWENANGAN KAPASITAS DAN TUGAS, INSPEKTORAT UNTUK MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. 1.1. Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA SKPD TAHUN LALU

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA SKPD TAHUN LALU 13 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA SKPD TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja Perangkat Daerah Tahun Lalu dan Capaian Rencana Strategis (RENSTRA) Perangkat Daerah. Rencana Kerja

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II BAB. II PERENCANAAN KINERJA Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam system akuntabilitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88. 2016 KEMENLH-KEHUTANAN. Pengawasan Intern. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK-SETJEN/2015

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Badan Pengawasan, Dr. H.M. SYARIFUDDIN, SH., MH.

KATA PENGANTAR. Kepala Badan Pengawasan, Dr. H.M. SYARIFUDDIN, SH., MH. KATA PENGANTAR Penyusunan Renstra (Rencana Strategis) Badan Pengawasan Mahkamah Agung RI Tahun 200 204, dimaksudkan guna mencapai tujuan dan sasaran strategis dalam rangka pencapaian visi dan pelaksanaan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA.

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR INSPEKTORAT Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) TAHUN 2015

PEMERINTAH KOTA DENPASAR INSPEKTORAT Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) TAHUN 2015 PEMERINTAH INSPEKTORAT Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) TAHUN 2015 TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Adanya tuntutan masyarakat untuk menciptakan tata kepemerintahan yang baik (good governance) telah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.763, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pokok-Pokok. Pengawasan. BNN. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGAWASAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

2 Republik Indonesia tentang Pengawasan dan Pemeriksaan Khusus di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor

2 Republik Indonesia tentang Pengawasan dan Pemeriksaan Khusus di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.559, 2014 KEPOLISIAN. Pengawasan. Pemeriksaan. Khusus. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN KHUSUS

Lebih terperinci

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc No.1448, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKKBN. SPIP BKKBN. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci