Kata Kunci : PEMILU, Quick Count, Pemilihan Presiden, Margin of Error.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci : PEMILU, Quick Count, Pemilihan Presiden, Margin of Error."

Transkripsi

1 PERHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN QUICK COUNT GUNA MEMPREDIKSI HASIL PEMILIHAN UMUM PADA PEMILIHAN PRESIDEN TAHUN 2014 Prihantini ( ) Universitas Negeri Yogyakarta Di Indonesia, pemilihan residen merupakan agenda rutin demokrasi di Indonesia yang diadakan setiap lima tahun sekali untuk memilih pemimpin negara. Pemilihan presiden adalah salah satu bentuk PEMILU yang dilkukan dengan cara memberikan suara kepada calon atau kandidat pemimpin suatu daerah maupun suatu negara. Untuk pemilihan pasangan presiden dan wakil presiden, PEMILU dilakukan secara langsung oleh penduduk daerah administratif setempat yang memiliki syarat serta hak memilih yang dilakukan dalam satu paket yaitu satu pasangan kandidat. Akan tetapi, penduduk di Indonesia tidaklah sedikit sedangkan pemungutan suara dilakukan secara langsung oleh tiap penduduk yang memiliki hak untuk memilih, sehingga dalam melakukan proses perhitungan suara memerlukan banyak waktu. Untuk itulah dengan adanya Perhitungan Suara Cepat (Quick Count) merupakan salah satu metode verifikasi hasil PEMILU yang datanya diperoleh dari sampel di lapangan yang berguna untuk memantau dan mempercepat perhitungan suara. Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan ini antara lain adalah untuk mengetahui langkah langkah, cara penentuan sampel, cara menentukan Margin of Error dalam melakukan Quick Count. kegunaan dan manfaat Quick Count diantaranya adalah mencegah terjadinya kecurangan, untuk itu dibutuhkan publikasi yang luas dan organisasi yang kredibel dan transparan, mengidentifikasi terjadinya kecurangan dengan mencatat inkonsistensi antara hasil yang didapat dengan hasil akhir yang resmi, memprediksi hasil penghitungan suara, terutama jika hasil akhir memakan waktu lama dan dapat berpotensi pada iklim politik yang tidak menentu dan memicu instabilitas, meningkatkan kepercayaan terhadap proses PEMILU dan hasil akhir, melaporkan kualitas proses PEMILU melalui data kualitaf yang diperoleh, Mendorong partisipasi masyarakat, terutama dnagn melibatkan ratusan hingga ribuan relawan serta memperluas dan membangun kapasitas organisasi pemantau. Dalam makalah ini, penulis menggunakan langkah langkah penulisan antara lain yaitu pengkajian dan identifikasi masalah mengenai Quick Count serta tinjauan pustaka, selanjutnya adalah pengumpulan dan pengolahan data, selanjutnya kesimpulan dan diakhiri dengan saran. Kata Kunci : PEMILU, Quick Count, Pemilihan Presiden, Margin of Error. Wawasan dan Kajian MIPA

2 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara demokrasi sehingga pemilihan umum merupakan ajang bagi rakyat untuk menyalurkan pilihannya termasuk pemilihan presiden. Pemilihan Presiden merupakan agenda rutin demokrasi di Indonesia yang diadakan setiap lima tahun sekali untuk memilih pemimpin negara. Di Indonesia, saat ini PEMILU dilakukan secara langsung oleh penduduk daerah administratif setempat yang memiliki syarat serta hak memilih. PEMILU dilakukan satu paket untuk memilih calon presiden serta calon wakil presiden. Diharapkan dengan adanya PEMILU ini dapat menghasilkan pemimpin yang sesuai dengan keinginan rakyat dan berkualits serta dapat memajukan negara. Sejauh ini perhitungan suara dalam PEMILU dilakukan secara manual. Proses perhitungan suara awalnya dilakukan dari tiap tiap TPS (Tempat Pemungutan Suara), hasil perhitungan suara dari tiap tiap TPS di bawa ke tempat perhitungan suara keseluruhan (pusat) oleh KPPS. Dalam melakukan proses perhitungan suara memerlukan banyak waktu. Proses perhitungan suara di tingkat TPS kurang lebih mencapai 1 jam, proses rekap suara di tingkat kelurahan kurang lebih 2 hari. Dan dari sumber saksi suara di TPS untuk lama waktu perhitungan suara dari TPS sampai KPUD membutuhkan lama waktu 10 hari. Perhitungan suara membutuhkan waktu yang sangat lama dan sangat tidak efisien karena jumlah suara serta jumlah TPS yang begitu banyak. Untuk itulah dengan adanya Perhitungan Suara Cepat (Quick Count) merupakan salah satu metode verifikasi hasil PEMILU yang datanya diperoleh dari sampel di lapangan yang berguna untuk memantau dan mempercepat perhitungan suara. Quick Count merupakan sebuah proses pengumpulan informasi oleh ratusan bahkan ribuan relawan melalui pemantauan langsung saat pemungutan dan perhitungan di seluruh tempat pemungutan suara (TPS) yang ada dengan menggunakan berbagai macam formulasi statistika. Sampel tidak diperoleh dari para responden yang ditanyai satu per stu akan tetapi sampel di dapatkan langsung menggunakan suatu formula statistika tertentu. Dengan adanya Quick Count saat ini memiliki manfaat yang pentingdalam PEMILU khususnya PILPRES (Pemilihan Presiden) di negara Indonesia.Banyak dari lembaga survey seperti LSI, LP3ES, Puskabtis, Wawasan dan Kajian MIPA

3 CIRUS, LRI dan lain lain melakukan survey perhitungan cepat untuk mengetahui hasil PEMILU. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap Quick Count ini cukup tinggi karena prosesnya yang cepat karena Quick Count tidak menghitung semua TPS yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan di Indonesia, namun cukup dengan sampel TPS. Akan tetapi metode Quick Count ini memiliki kelemahan yaitu hasil Quick Count ini bisa menjadi masalah (perhitungan meleset jauh) bagi masyarakat jika perhitungan tidak dilakukan dengan metodologi yang tepat serta pengorganisasian yang baik, sehingga perlu mengambil error yang seminimal mungkin. I.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dikemukakan, mak dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagimana langkah langkah dalam melakukan Quick Count? 2. Bagaimana cara penentuan sampel dalam melakukan Quick Count? 3. Bagaimana perbedaan hasil Quick Count jika diambil tingkat error yang berbeda? 4. Bagaimana cara penentuan Margin of Error dalam Quick Count? I.3 Tujuan Penulisan Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan ini adalah: 1. Mengetahui langkah langkah dalam melakukan Quick Count. 2. Mengetahui cara penentuan sampel dalam melakukan Quick Count. 3. Mengetahui perbedaan hasil Quick Count jika diambil tingkat error yang berbeda. 4. Mengetahui cara menentukan Margin of Error dalam Quick Count. I.4 Manfaat Penulisan Adapun yang menjadi manfaat dalam penulisan ini adalah: 1. Sebagai bahan pembelajaran mengenai cara penentuan Quick Count dalam mata kuliah statistika bagi kalangan mahasiswa maupun masyarakat. 2. Sebagai media penambah ilmu pengetahuan mengenai Quick Count. 3. Sebagai bahan dasar penambah pengetahuan selanjutnya bagi penulis. Wawasan dan Kajian MIPA

4 II.1 Pengertian Quick Count BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sering kali kita lihat berbagai pemberitaan Quick Count di media televisi maupun media cetak, terutama saat PEMILU. Quick Count sendiri merupakan salah satu metode survey yang biasanya dilakukan oleh masyarakat. Terdapat dua jenis survey yang sering dilakukan yaitu metode Exit Polling dan Quick Count. Quick Count sebenarnya sudah lama dikenal oleh publik dan sudah digunakan di Indonesia mulai tahun 1997, yaitu pada saat PEMILU terakhir pada zaman Presiden Soeharto. Akan tetapi, baru akhir akhir ini marak dibicarakan oleh masyarakat Indonesia, yaiu dimulai pada pemiliha presiden pada tahun Kata Quick Count dapat diartikan sebagai penghitungan cepat, dimana dilakukan penghitungan hasil pemilihan umum secara cepat, lebih cepat daripada penghitungan yang resmi dilakukan oleh Komite Pemilihan Umum (KPU). Keabsahan Quick Count telah diakui secara luas di dunia, dan sampai saat ini merupakan metode yang paling canggih dalam menentukan perkiraan siapa pemenang dari suatu PEMILU, tanpa harus menghitung semua suara yang masuk. Menurut beberapa para ahli, kegunaan dan manfaat Quick Count diantaranya adalah: 1. Mencegah terjadinya kecurangan, untuk itu dibutuhkan publikasi yang luas dan organisasi yang kredibel dan transparan. 2. Mengidentifikasi terjadinya kecurangan dengan mencatat inkonsistensi antara hasil yang didapat dengan hasil akhir yang resmi. 3. Memprediksi hasil penghitungan suara, terutama jika hasil akhir memakan waktu lama dan dapat berpotensi pada iklim politik yang tidak menentu dan memicu instabilitas. 4. Meningkatkan kepercayaan terhadap proses PEMILU dan hasil akhir. 5. Melaporkan kualitas proses PEMILU melalui data kualitaf yang diperoleh. 6. Mndorong partisipasi masyarakat, terutama dnagn melibatkan ratusan hingga ribuan relawan. 7. Memperluas dan membangun kapasitas organisasi pemantau. 8. Dasar bagi aktivitas ke depan, yang tidak terkait langsung dengan PEMILU. Dari uraian manfaat Quick Count diatas, maka sangatlah penting bagi kita Warga Negara Indonesia yang mempunyai hak pilih untuk mempelajari dan memahami proses Quick Count. Wawasan dan Kajian MIPA

5 II.2 PEMILU (Pemilihan Umum) Pemilihan Umum (PEMILU) adalah proses pemilihan orang orang untuk mengisi jabatan jabatan politik tertentu. Jabatan jabatan tersebut beraneka ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan sampai kepala desa. Pada konteks yang lebih luas, PEMILU dapat juga berari proses pengisian jabatan- jabatan seperti ketua OSIS atau ketua kelas. Menurut Arifin Anwar, PEMILU merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, public relations, komunikasi massa, lobby dan lain lain kegiatan. Meskipun agitasi dan propaganda di Negara demokrasi sangat dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik propaganda banyak juga diapaki oleh para kandidat atau politikus selalu komunikator politik. Sistem pemilihan umum pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan peserta partai politik dan berdasarkan perhitungan. PEMILU berdasarkan peserta partai politik terbagi menjadi dua jenis yaitu: 1. Sistem Terbuka, yaitu pemilih mencoblos atau menconteng nama dan foto peserta partai politik. 2. Sistem Tertutup, yaitu pemilih mencoblos atau menconteng nama partai politik tertentu. Kedua system memiliki persamaan yaitu pemilih memilih nama tokoh yang sama di mana tokoh tokoh tersebut bisa bermasalah di depan publik. II.3 Perbedaan Quick Count dan Perhitungan KPU Quick Count adalah proses pencatatan hasil perhitungan suara di ribuan TPS yang dipilih secara acak maupun dengan meggunakan formulasi tertentu (Ujiyati, 2009). Menurut Ujiyati (2009), Quick Count adalah prediksi hasil PEMILU berdasarkan fakta bukan berdasarkan opini yang hal ini juga dijelaskan oleh Estok et. Al (2002) yang menerangkan bahwa Quick Count atau penghitungan suara cepat, atau dikenal sebagai Tabulasi Suara Paralel (Parallel Vote Tabulation) merupakan salah satu metode yang berguna untuk memantau pada hari pemungutan suara. Penghitungan suara cepat merupakan sebuah proses pengumpulan informasi oleh ratusan bahkan ribuan relawan melalui pemantauan langsung saat pemungutan dan penguhitungan suara di tempat pemungutan suara yang sudh ditentukan. Pelaksana Quick Count biasanya adalah lembaga independen yang mempunyai kapasitas yang tinggi dalam dunia statistik. Hasil Quick Count di Indonesia yang dilakukan oleh lembaga independen di Indonesia selama ini Wawasan dan Kajian MIPA

6 selalu memberikan hasil yang akurat, sehingga masyarakat Indonesia meyakini seolah olah hasil Quick Count adalah hasil serminana tabulasi KPU. Hal ini beralasan karena berdasarkan fakta PEMILU terakhir, selisih antara hasil Quick Count dan tabulasi KPU sangat sedikit (Suhandojo, 2008). Bisa dilihat bahwa pada pemilihan presiden, prosentase perolehan SBY-JK di putaran pertama berdasarkan hasil Quick Count adalah 33.20% yang diumumkan 6 Juli 2004, yang berdasarkan perolehan hasil perhitungan KPU adalah 33.57% yang diumumkan 26 Juli Menurut beberapa ahli, terdapat perbedaan antara cara perhitungan Quick Count dan perhitungan yang dilakukan oleh KPU sebagai berikut: Proses Penghitungan Suara Tabel 1.1 Perbedaan Quick Count dan Perhitungan KPU KPU Lingkaran Survey Indonesia Jumlah TPS Semua TPS yang ada TPS yang dipilih berdasar formula atau random Petugas KPU Relawan LSI Parameter Waktu Berdasarkan rekapan data yang telah dihitung dari TPS melalui Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan Pusat Beberapa hari bahkan beberapa minggu setelah proses penghitungan suara selesai Berdasarkan data uang diinput oleh relawan yang dikirim ke server pusat 2-3 jam setelh proses penghitungan suara selesai Wawasan dan Kajian MIPA

7 BAB III METODE PENULISAN III.1 Sumber Literatur dan Data Penulis dalam karya tulis ini menggunakan library research (studi pustaka). Library research merupakan metode penulisan dengan meggunakan objek kajian yang berfokus pada data dan pustaka pustaka. III.2 Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan memadukan beberapa informasi untuk dijadikan suatu argument dan cara pandang suatu masalah, selain itu menggali beberapa data dari sumber yang telah diketahui sehingga dapat dikatakan teknik pengolahan data dan informasi dilakukan dengan deskriptif, dengan tulisan bersifat desktiptif yang menggambaran tentang Quick Count. Secara keseluruhan langkah pembuatan karya tulis ini sebagai berikut: 1. Pengkajian terhadap kondisi cara penghitungan suara sebelum sebelumnya tanpa menggunakan Quick Count. 2. Mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan bagaimana teknik penghitungan sura tanpa adanya Quick Count. 3. Merumuskan masalah supaya permasalahan lebih focus untuk dikaji kemudian dianalisis lebih lanjut mengenai keefektian waktu. 4. Mengumpulkan teori teori atau materi terkait dengan focus masalah yang diangkat sebagai referensi untuk mendukung ketepatan dan ketajaman analisis permasalahan. 5. Menyusun metode penulisan agar karya tulis tersusun secara sistematis. 6. Menganalisis dan membahas beberapa contoh perhitungan Quick Count serta membandingkan keakuratan dari berbagai pengambilan error. 7. Menarik kesimpulan dan saran berdasarkan rumusan masalah dan hasil analisis pembahasan yang dilakukan. Pengkajian dan Identifikasi Masalah Pengumpulan dan Pengolahan data Simpulan Tinjauan Pustaka Perumusan Masalah Gambar 1. Langkah Pembuatan Karya Tulis Saran Wawasan dan Kajian MIPA

8 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Alur Pelaksanaan Quick Count Langkah langkah dala pelaksanaan Quick Count menurut LSI dan JIP (2007) adalah sebagai berikut: 1. Menentukan jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang akan diamati lewat Quick Count. 2. Memilih TPS yang akan diamati. Terdapat beberapa metode dalam memilih sampel TPS yang akan digunakan untuk melakukan Quick Count, dalam hal ini penulis menggunakan metode pemilihan TPS dengan Rumus Slovin yaitu: n = N 1+N e 2. Dengan keterangan: n = Jumlah TPS sampel N = Jumlah TPS secara keseluruhan e = Nilai error yang diambil (Interval keyakinan) 3. Manajemen data (pengamatan, pencatatan dan analsa data hasil perhitungan suara). 4. Publikasi hasil Quick Count. IV.2 Jenis Data yang Digunakan Menurut Ronald E. Walpole (1990), data statistik dibedakan menjadi dua macam yaitu data kualitatif (nominal dan ordinal) dan data kuantitatif (interval dan ratio). Data kualitatif adalah data yang umumnya berupa data bukan angka, sedangkan data kuantitatif adalah data yang disajikan berupa angka. Berdasarkan dua kelompok data tersebut, data bisa dibedakan dalam empat jenis data, yaitu: Nominal (apabila hanya memiliki satu kategori). Ordinal (data nominal tetapi mempunyai tingkatan). Interval (data angka yang bisa dilakukan prhitungan matematis dan mempunyai ukuran jarak antara data satu dengan lainnya). Ratio (data angka yang bisa dilakukan perhitungan matematis dan mempunyai ukuran titik 0). IV.3 Tingkat Kesalahan (Sampling Error) Karena dalam Qucik Count data yang digunakan adalah data sample maka selalu terdapat kesalahan sampling error. Semakin kecil sampel yang digunakan maka kemungkinan kesalahan error akan semakin besar. Dan Wawasan dan Kajian MIPA

9 sebaliknya, apabila sampel diperbesar maka kesalahan akan semakin kecil. Karena sampling error menentukan derajat akurasi maka besarnya sampling error harus ditentukan terlebih dahulu. Tujuan PEMILU untuk meramalkan hasil perolehan suara kandidat, maka harus dibuat sampling error sekecil mungkin sehingga nantinya hasil yang didapatkan bisa akurat dan mewakili populasi. Terdapat beberapa hal yang memungkinkan adanya kesalahan di masing-masing tahapan pada pelaksanaan Quick Count diantaranya adalah: Kemungkinan kesalahan karena sukarelawan salah dalam mengirim data atau kesalahan teknik statistik yang digunakan. Kesalahan mungkin yang lain adalah penentuan lokasi TPS yang dijadikan sampel. Bersadarkan dengan sampling error yaitu ketepatan/akurasi perhitungan, maka selisih perhitungan antar kandidat juga bisa dijadikan parameter pengambilan kesimpulan. Tingkat toleransi menyatakan seberapa besar hasil Quick Count akan menyimpang dari hasil sebenarnya (hasil KPU). Tingkat toleransi yang biasa dipergunakan dalam Quick Count adalah sebesar 2%, artinya jika selisih antara satu calon dengan calon lain kurang dari 2%, maka dimungkinkan bahwa kesimpulan hasil Quick Count akan berbeda dengan simpulan hasil KPU, meskipun hasil perhitungan suara antara Quick Count dan KPU tidak berbeda jauh. IV.4 Tingkat Kepercayaan Tingkat kepercayaan merupakan suatu keyakinan bahwa estimasi hasil Quick Count bisa digunakan untuk populasi. Tingkat kepercayaan yang biasa digunakan adalah 90%, 95% atau 99%. Namun yang sering digunakan adalah 95%. Misalkan tingkat kepercayaan 95% maka kita meyakini bahwa hasil estimasi data sampel akan sesuai dengan hasil perhitungan populasi sebesar 95%. Terdapat keterkaitan antara tingkat kepercayaan dengan kenormalan data, yaitu nilai Z (nilai distribusi sampling), dimana untuk tingkat kepercayaan 99%, 95%, 90% maka nilai Z berturut-turut adalah 1.65, 1.96 dan IV.5 Metode Sampling Metode sampling adalah teknik penarikan sampel. Metode sampling dibedakan menjadi dua kategori, yaitu probabilistic dan non-probabilistik. Dalam hal ini, penulis menggunakan metode sampling secara random menggunakan rumus Slovin. Jumlah anggoota sampel sering dinyatakan Wawasan dan Kajian MIPA

10 dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili jumlah populasi adalah jumlah anggota populasi itu sendiri. Untuk jumlah populasi yang terlalu banyak akan diambil beberapa untuk dijadikan sampel yang harapannya sampel tersebut dapat mewakili populasi yang ada. Untuk menentukan ukuran sampel menggunakan rumus Slovin sebagai berikut: n = N 1+N e 2. Dengan keterangan: n = Jumlah TPS sampel N = Jumlah TPS secara keseluruhan e = Nilai error yang diambil (Interval keyakinan biasanya 0.05 atau 0.01) IV.6 Perhitungan Statistika Pada perhitungan statistika kali ini, Penulis menggunakan data pada pemilihan umum presiden dan wakil presiden pada tahun Dengan perencanaan pengambilan sampel sebagai berikut: Populasi pmilih yang tersebar di N buah TPS dirataka menurut provinsi. Jika provinsi ke i mempunyai N i buah TPS, maka N = N 1 + N N 33 karena pada pemilihan umum presiden tahun 2014 dilaksanakan serntak di 33 provinsi. Jika direncakan akan mengambil n buah TPS sebagai sampel dan sampel TPS harus tersebar di seluruh provinsi, maka n = n 1 + n n 33 dan besarnya n i harus proporsional terhadap besarnya N i. Berikut data jumlah TPS per provinsi pada pemilihan presiden tahun 2014: Tabel 1.2 Jumlah TPS di Indonesia tahun 2014 di Tiap Provinsi No. Provinsi Total TPS No. Provinsi Total TPS No. Provinsi Total TPS Sumber: ( Wawasan dan Kajian MIPA

11 Berdasarkan tabel diatas, sehingga diketahui bahwa jumlah seluruh populasi TPS (N) sebanyak: N = N 1 + N 2 + N N 33 N = N = Karena jumlah seluruh populasi TPS sudah diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menghitung prosentase TPS di masing masing provinsi. Berikut perhitungan prosentase TPS di masing masing provinsi: Provinsi 1 = % = 2.0% Provinsi 18 = 8552 Provinsi 2 = % = 5.7% Provinsi 19 = Provinsi 3 = Provinsi 4 = Provinsi 5 = 7523 Provinsi 6 = Provinsi 7 = 4220 Provinsi 8 = Provinsi 9 = 2741 Provinsi 10 = 3129 Provinsi 11 = Provinsi 12 = Provinsi 13 = Provinsi 14 = 8354 Provinsi 15 = Provinsi 16 = Provinsi 17 = % = 2.3% Provinsi 20 = % = 2.5% Provinsi 21 = % = 1.6% Provinsi 22 = % = 3.4% Provinsi 23 = % = 0.9% Provinsi 24 = % = 3.1% Provinsi 25 = % = 0.6% Provinsi 26 = % = 0.7% Provinsi 27 = % = 2.6% Provinsi 28 = % = 15.7% Provinsi 29 = % = 14.2% Provinsi 30 = % = 1.7% Provinsi 31 = % = 15.9% Provinsi 32 = % = 3.7% Provinsi 33 = % = 1.2% 100% = 1.8% 100% = 2.0% 100% = 2.4% 100% = 1.2% 100% = 1.8% 100% = 1.8% 100% = 0.9% 100% = 1.2% 100% = 3.5% 100% = 1.0% 100% = 0.4% 100% = 0.6% 100% = 0.7% 100% = 0.4% 100% = 0.5% 100% = 1.9% Sehingga dari perhitungan diatas, dapat dibuat tabel prosentase TPS di masing masing provinsi adalah sebagai berikut: Wawasan dan Kajian MIPA

12 Tabel 1.3 Prosentase TPS di Indonesia tahun 2014 di Tiap Provinsi No. Provinsi Total TPS Prosentase (%) No. Provinsi Total TPS Prosentase (%) Dari hasil diatas, telah diketahui prosentase TPS di tiap tiap provinsi. Langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah sampel (n) yang akan diambil. Dalam menentukan sampel, Penulis menggunakan sumus Slovin yaitu: N n = 1 + N e 2 Jika diketahui jumlah Populasi Total (N) = dan dengan mengambil nilai error (e) = 0.02 yang artinya mengambil tingkat keakuratan 98%, maka jumlah sampel yaitu: N n = 1 + N e 2 n = n = n = n = n = 4255 Wawasan dan Kajian MIPA

13 Dari perhitungan diatas, maka didapatkan jumlah sampel yang akan diambil jika dihitung menurut rumus Slovin sebanyak 4255 TPS dengan pengambilan secara random dan rata. Maka direncanakan akan mengambil sebanyak 4255 TPS sebagai sampel dan sampel TPS harus tersebar di seluruh provinsi dan besar n i harus proporsional terhadap besarnya N i. Berikut akan ditentukan banyak TPS sampel di tiap-tiap provinsi: Provinsi 1 = = 85 Provinsi 18 = 4255 = 77 Provinsi 2 = = 242 Provinsi 19 = 4255 = 85 Provinsi 3 = = 98 Provinsi 20 = 4255 = 102 Provinsi 4 = = 106 Provinsi 21 = 4255 = 51 Provinsi 5 = = 68 Provinsi 22 = 4255 = 77 Provinsi 6 = = 145 Provinsi 23 = 4255 = 77 Provinsi 7 = = 38 Provinsi 24 = 4255 = 38 Provinsi 8 = = 132 Provinsi 25 = 4255 = 51 Provinsi 9 = = 26 Provinsi 26 = 4255 = 149 Provinsi 10 = = 30 Provinsi 27 = 4255 = 42 Provinsi 11 = = 111 Provinsi 28 = 4255 = 17 Provinsi 12 = = 668 Provinsi 29 = 4255 = 26 Provinsi 13 = = 604 Provinsi 30 = 4255 = 30 Provinsi 14 = = 72 Provinsi 31 = 4255 = 17 Provinsi 15 = = 676 Provinsi 32 = 4255 = 21 Provinsi 16 = = 157 Provinsi 33 = 4255 = 81 Provinsi 17 = = 51 Setiap provinsi diambil sesuai dengan proporsi jumlah TPS di masing masing provinsinya, sesuai dengan jumlah prosentase jumlah TPS secara keseluruhan. Jika dalam suatu provinsi TPS memiliki sebanyak a% dari jumlah TPS keseluruhan (N), maka jumlah TPS sampel adalah a% dari jumlah TPS sampel keseluruhan (n). Sehingga dari perhitungan diatas, dapat dibuat tabel prosentase sampel TPS di masing masing provinsi adalah sebagai berikut: Wawasan dan Kajian MIPA

14 Tabel 1.4 Jumlah Sampel TPS di Indonesia tahun 2014 di Tiap Provinsi No. TPS (%) No. TPS (%) No. TPS (%) Prov Sampel Prov Sampel Prov Sampel Setelah menentukan jumlah sampel TPS di masing masing provinsi, langkah selanjutnya adalah menghitung estimasi proporsi perolehan suara calon dengan rumus sebagai berikut: m i=1 n i N i j =1 n y ij P = i m n i N i i=1 j =1 n x ij i Dengan keterangan sebagai berikut: P = Estimasi Proporsi Perolehan Suara Calon m = Banyaknya jumlah provinsi i = Indeks Provinsi j = Indeks Nomor TPS N i = Banyaknya jumlah TPS di provinsi ke-i n i = Banyaknya jumlah sampel TPS di provinsi ke-i y i = Prolehan suara calon yang akan di hitung di provinsi ke-i x i = Jumlah seluruh suara yang sah di provinsi ke-i Pada makalah kali ini, penulis akan menghitung proporsi suara pasangan Jokowi- JK pada hasil rekapitulasi pemilihan presiden tahun 2014 di Indonesia. Berikut merupakan tabel hasil rekapitulasi perolehan suara pasangan Jokowi-JK di masing masing Provinsi: Wawasan dan Kajian MIPA

15 Tabel 1.5 Rekapitulasi Pilpres Indonesia kategori suara Jokowi-JK tahun 2014 di Tiap Provinsi No. Total Sampel y x No. Total Sampel y x Prov TPS TPS Prov TPS TPS Sumber: ( Dari hasil diatas diketahui jumlah provinsi yang akan diolah sebanyak 33 provinsi yang masing- masing provinsi memiliki jumlah populasi TPS dan sampel TPS yang berbeda beda. Dengan menggunakan rumus Estimasi Proporsi perolehan calon yaitu: P = m i=1 m i=1 n i N i j =1 n i j =1 n y ij i N i n x ij i Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut: P = = = 52.93% ,1 Dari hasil diatas, didapatkan estimasi perolehan suara pasangan Jokowi- JK dengan P = 52.93% yang artinya dapat dipastikan sebanyak 98% pasangan Jokowi-JK akan menang dalam Pemilihan Presiden, karena jumlah nilai estimasi perolehan suara lebih dari 50% dan artinya lebih dari setengah jumlah suara secara keseluruhan. Dapat dipastikan 98% karena error yang digunakan saat menghitung jumlah sampel TPS yaitu 0.02 artinya tingkat keakuratan perhitungan sebanyak 98%. Wawasan dan Kajian MIPA

16 IV.7 Perhitungan Margin of Error Margin of Error (moe) digunakan untuk menghitung kisaran prosentase estimasi perolehan suara yang telah dihitung sebelumnya. Moe merupakan elemen statistic yang merepresentasikan jumlah kesalahan dalam pengambilan sampel pada suatu survey yang digunakan untuk mengukur seberapa dekat data yang didapat dari sampel dengan data yang ada pada populasi sesungguhnya, selain itu moe ini biasanya digunakan sebagai rentang hasil perhitungan yang sebenarnya. Pada pengambilan tingkat kepercayaan kisaran prosentase perhitungan suara sebesar 95%, moe dari estimasi proporsi (persentase) perolehan suara pasangan calon yang dihitung menggunakan rumus berikut: moe = 2 m 1 N i (N i n i ) X 2 2 S n i i i=1 Dengan S i 2 adalah variansi dari variable acak D i = (y ij p x ij ) untuk provinsi ke- i, dengan m adalah banyaknya provinsi yang akan dihitung. Pada perhitungan estimasi proporsi suara pasangan Jokowi-JK pada pemilihan presiden tahun 2014, nilai moe yang dihitung berdasarkan rumus diatas yaitu 0.619% atau 0.62%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan estimasi perolehan suara pasangan Jokowi-JK dimana p = 52.93% dan besarnya moe sebesar 0.62%, maka kisaran presentase perolehan suara pasangan Jokowi-JK pada perhitungan secara keseluruhan pasangan ini mendapatkan estimasi proporsi dengan rentang antara 52.31% sampai 53.55%. Wawasan dan Kajian MIPA

17 BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Adapun yang menjadi kesimpulan dalam makalah ini adalah: 1. Quick Count adalah penghitungan cepat, dimana dilakukan penghitungan hasil pemilihan umum secara cepat, lebih cepat daripada penghitungan yang resmi dilakukan oleh Komite Pemilihan Umum (KPU). 2. Pemilihan Umum (PEMILU) adalah proses pemilihan orang orang untuk mengisi jabatan jabatan politik tertentu. PEMILU merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, public relations, komunikasi massa, lobby dan lain lain kegiatan. 3. Karena dalam Qucik Count data yang digunakan adalah data sample maka selalu terdapat kesalahan sampling error. Semakin kecil sampel yang digunakan maka kemungkinan kesalahan error akan semakin besar. Dan sebaliknya, apabila sampel diperbesar maka kesalahan akan semakin kecil. 4. Tingkat kepercayaan merupakan suatu keyakinan bahwa estimasi hasil Quick Count bisa digunakan untuk populasi. Tingkat kepercayaan yang biasa digunakan adalah 90%, 95% atau 99%. 5. Metode sampling adalah teknik penarikan sampel. Metode sampling dibedakan menjadi dua kategori, yaitu probabilistic dan nonprobabilistik. Dalam hal ini menggunakan metode sampling secara random yaitu dengan rumus Slovin: N n = 1 + N e 2 Dan rumus estimasi proporsi perolehan suara calon sebagai berikut: P = m i=1 m i=1 n i N i j =1 n i j =1 n y ij i N i n x ij i V.2 Saran Adapun yang menjadi kesimpulan dalam makalah ini adalah: 1. Perlunya kajian lebih lanjut terkait Quick Count dan perlunya penerapan uji coba sederhana cara kerja Quick Count agar semakin efektif dalam penerapannya tidak hanya pada pemilu tertentu. Wawasan dan Kajian MIPA

18 2. Quick Count sebaiknya diaplikasikan ke perhitungan pemilu dalam skala kecil seperti pemilihan ketua OSIS dan lain lain sehingga masyarakat akan jauh familiar dengan Quick Count. DAFTAR PUSTAKA Budiwaskito, Raihan Margin of Error. Bandung : Institut Teknologi Bandung. Estok M, Nevitte N & Cowan G The Quick Count and Election Observation. Washington : NDI. Indra Aplikasi Quick count untuk Pilkada dengan Metode Sistematik Random Sampling Berbasis SMS. Jakarta : Universitas Budi Luhur. Joko Sungkono dan Adiyono Penerapan Metode Jackknife Terhapus-1 pada Pengolahan Data Metode Quick Count. Kismiantini Pengumpulan Data dengan Quick Count dan Exit Poll. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. KPU Data Pemilih Tetap Pilpres Diakses di pada tanggal 14 April 2017 pukul WIB. Raden Putra, dkk Aplikasi SIG untuk Penentuan Daerah Quick Count Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus : Pemilihan Walikota Cirebon 2013, Jawa Barat ). Semarang : Universitas Diponegoro. Suhandojo Pembelajaran Politik Masyarakat Menggunakan Penerapan Metode Statistika. Lampung : Universitas Lampung. Ujiyati Quick Count (Online). pada tanggal 15 April 2017 pukul WIB. Wagaerto, Budi Indri Aplikasi Real Quick Count untuk Perhitungan Cepat Pemilu dengan Menggunakan Konseptual Comprehensive Paralel Vote Tabulation. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro. Walpole, Ronald E Pengantar Statistika alih Bahasa Bambang Sumantri. Jakarta: Gramedia. Wirdaniyati, Sri Siska Modul 1 Sistem Informasi Manajemen tentang Quick Count. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Wawasan dan Kajian MIPA

APLIKASI REAL QUICK COUNT UNTUK PERHITUNGAN CEPAT PEMILUKADA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEPTUAL COMPREHENSIVE PARALEL VOTE TABULATION

APLIKASI REAL QUICK COUNT UNTUK PERHITUNGAN CEPAT PEMILUKADA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEPTUAL COMPREHENSIVE PARALEL VOTE TABULATION APLIKASI REAL QUICK COUNT UNTUK PERHITUNGAN CEPAT PEMILUKADA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEPTUAL COMPREHENSIVE PARALEL VOTE TABULATION Budi Indri Wagearto A11.2009.04912 Program Studi Teknik Informatika S1 Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE JACKKNIFE TERHAPUS-1 PADA PENGOLAHAN DATA METODE QUICK COUNT

PENERAPAN METODE JACKKNIFE TERHAPUS-1 PADA PENGOLAHAN DATA METODE QUICK COUNT PENERAPAN METODE JACKKNIFE TERHAPUS-1 PADA PENGOLAHAN DATA METODE QUICK COUNT Joko Sungkono* dan Udiyono* Abstrak: Secara statistik, metode quick count merupakan suatu proses estimasi parameter proporsi

Lebih terperinci

Pengumpulan Data Dengan Quick Count Dan Exit Poll

Pengumpulan Data Dengan Quick Count Dan Exit Poll Pengumpulan Data Dengan Quick Count Dan Exit Poll Kismiantini Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Quick count dan exit poll merupakan metode pengumpulan data yang

Lebih terperinci

APLIKASI QUICK COUNT UNTUK PILKADA DENGAN METODE SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING BERBASIS SMS

APLIKASI QUICK COUNT UNTUK PILKADA DENGAN METODE SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING BERBASIS SMS Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 2-4 Desember 203 APLIKASI QUICK COUNT UNTUK PILKADA DENGAN ETODE SYSTEATIC RANDO SAPLING BERBASIS SS Indra Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara demokrasi dimana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka (Wikipedia). Demokrasi

Lebih terperinci

TENTANG KAMI. MISI : Memberdaya Masyarakat melalui pemanfaatan Teknologi Informasi.

TENTANG KAMI. MISI : Memberdaya Masyarakat melalui pemanfaatan Teknologi Informasi. LATAR BELAKANG Perhitungan Suara Cepat Secara Riil (Real Quick Count) atau juga dikenal sebagai Tabulasi Suara Paralel (Parallel Vote Tabulation) merupakan salah satu metode yang berguna untuk memantau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mega Wati, 2015 ANALISIS QUICK COUNT MENGGUNAKAN METODE STRATIFIED CLUSTER SAMPLING (STUDI KASUS PEMILU GUBERNUR JAWA BARAT 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Mega Wati, 2015 ANALISIS QUICK COUNT MENGGUNAKAN METODE STRATIFIED CLUSTER SAMPLING (STUDI KASUS PEMILU GUBERNUR JAWA BARAT 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah negara kesatuan yang menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Prinsip-prinsip yang tertuang

Lebih terperinci

Sekilas Tentang PASW 18 dan Quick Count

Sekilas Tentang PASW 18 dan Quick Count Sekilas Tentang PASW 18 dan Quick Count PASW 18 Terdapat banyak perangkat lunak statistika yang menawarkan olahan data statistika, seperti Minitab, SAS, STATA, R, Systant, Ecosim, Ecostat, Statgraph. Dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pemilihan Umum Erwin (2010:141) menyatakan bahwa Pemilihan Umum merupakan perwujudan atas kedaulatan rakyat dan demokrasi untuk menentukan wakil-wakil rakyat yang akan duduk pada

Lebih terperinci

Hitung Cepat (Quick Count) Apa yang Dapat Dipelajari Darinya? Fadjar Shadiq, M.App.Sc &

Hitung Cepat (Quick Count) Apa yang Dapat Dipelajari Darinya? Fadjar Shadiq, M.App.Sc & Hitung Cepat (Quick Count) Apa yang Dapat Dipelajari Darinya? Fadjar Shadiq, M.App.Sc (fadjar_p3g@yahoo.com & www.fadjarp3g.wordpress.com) Pada saat quick count (hitung cepat) muncul pertama kali, pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Pada penelitian sebelumnya telah dibahas mengenai teknik pengambilan sampling pada quick count oleh Putri Noviyandari dalam skripsi dengan judul Analisis Quick Count

Lebih terperinci

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013 Aplikasi SIG Untuk Penentuan Daerah Quick Count Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus : Pemilihan Walikota Cirebon 2013, Jawa Barat) Raden Putra 1), Andri Suprayogi, ST., MT 2), Ir. Sutomo Kahar, M.Si.

Lebih terperinci

3 Sukses LSI di Pilpres 2014

3 Sukses LSI di Pilpres 2014 3 Sukses LSI di Pilpres 2014 Syukuran Pilpres & Buka Puasa Bersama LSI Media Massa Kantor LSI Rawamangun Jalan Pemuda No. 70 1 3 Sukses LSI dalam Pilpres 2014 Pilpres 2014, bukan hanya pertarungan para

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI QUICK COUNT PILKADA BERBASIS SMS GATEWAY DENGAN METODE SIMPLE RANDOM SAMPLING (STUDI KASUS KOTA LUBUKLINGGAU)

RANCANG BANGUN APLIKASI QUICK COUNT PILKADA BERBASIS SMS GATEWAY DENGAN METODE SIMPLE RANDOM SAMPLING (STUDI KASUS KOTA LUBUKLINGGAU) RANCANG BANGUN APLIKASI QUICK COUNT PILKADA BERBASIS SMS GATEWAY DENGAN METODE SIMPLE RANDOM SAMPLING (STUDI KASUS KOTA LUBUKLINGGAU) Arie Yandi Saputra 1, Deni Apriadi 2 Email : arielahat@gmail.com 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia setiap 5 tahun sekali mempunyai agenda besar dalam pesta demokrasinya dan agenda besar tersebut tak lain adalah Pemilu. Terhitung sejak tahun 2004

Lebih terperinci

Satriyo Eko Putranto. Teknik Informatika-Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro, jalan nakula I 5-11, Semarang, 50131

Satriyo Eko Putranto. Teknik Informatika-Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro, jalan nakula I 5-11, Semarang, 50131 RANCANG BANGUN PENGHITUNGAN SURAT SUARA / QUICK COUNT BERBASIS WEB UNTUK MEMPREDIKSI KEMENANGAN KANDIDAT DALAM PEMILIHAN UMUM Studi Kasus : Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah Satriyo Eko Putranto

Lebih terperinci

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016 PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016 Paska Munaslub : Golkar Perlu Branding Baru? Paska Munaslub dengan terpilihnya Setya Novanto (Ketum) dan Aburizal

Lebih terperinci

Pilpres Siapa yang Menang? Bisakah ada dua pemenang di Pilpres? Tidak mungkin. Pemenang Pilpres hanya satu, kalau bukan Prabowo- Hatta ya Jokowi- JK.

Pilpres Siapa yang Menang? Bisakah ada dua pemenang di Pilpres? Tidak mungkin. Pemenang Pilpres hanya satu, kalau bukan Prabowo- Hatta ya Jokowi- JK. Pilpres Siapa yang Menang? Bayu Dardias adalah dosen di Jurusan Politik dan Pemerinthan Fisipol UGM, saat ini menjadi kandidat doktor di Australian National University dan sedang meneliti tentang politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu media komunikasi yang efektif untuk menyebarkan. bagi mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu media komunikasi yang efektif untuk menyebarkan. bagi mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini informasi dapat di akses dengan sangat mudah. Informasi dapat di akses melalui media elektronik seperti televisi, radio,

Lebih terperinci

Head to Head Dukungan Capres Pasca Penetapan Resmi KPU

Head to Head Dukungan Capres Pasca Penetapan Resmi KPU Head to Head Dukungan Capres Pasca Penetapan Resmi KPU Agustus 2014 Head to Head Dukungan Prabowo-Jokowi Pasca Keputusan Resmi KPU Sejatinya Pemilu Presiden (pilpres) telah usai. Pihak pemegang otoritas

Lebih terperinci

ENAM REVISI PILKADA USULAN PUBLIK LSI DENNY JA FEBRUARI 2015

ENAM REVISI PILKADA USULAN PUBLIK LSI DENNY JA FEBRUARI 2015 ENAM REVISI PILKADA USULAN PUBLIK LSI DENNY JA FEBRUARI 2015 1 ENAM REVISI PILKADA USULAN PUBLIK Kepala daerah sebaiknya jangan terlalu lama dan jangan terlalu banyak dijabat oleh pejabat sementara yang

Lebih terperinci

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD September 2014 Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada Oleh DPRD Bandul RUU Pilkada kini

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN WEBSITE QC.RiauPres

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN WEBSITE QC.RiauPres MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN WEBSITE QC.RiauPres DI SUSUN OLEH SRI SISKA WIRDANIYATI 12611125 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat. Selain itu pemilu

Lebih terperinci

C. Tujuan Penulisan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pemilukada (Pemilihan Umum Kepala. Daerah).

C. Tujuan Penulisan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pemilukada (Pemilihan Umum Kepala. Daerah). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa demokrasi ini, pelaksanaan pemiliham umum secara langsung tidak hanya untuk lembaga legislatif serta presiden dan wakil presiden. Pemilihan umum kepala daerah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed methods). Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI QUICK COUNT PADA LEMBAGA SURVEY RADIOPANJAKARTA (RPJ) (STUDI KASUS PILGUB DKI JAKARTA 2017)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI QUICK COUNT PADA LEMBAGA SURVEY RADIOPANJAKARTA (RPJ) (STUDI KASUS PILGUB DKI JAKARTA 2017) PERANCANGAN SISTEM INFORMASI QUICK COUNT PADA LEMBAGA SURVEY RADIOPANJAKARTA (RPJ) (STUDI KASUS PILGUB DKI JAKARTA 2017) Imam Yunianto Tekhnik Informatika, Sekolah Tinggi Teknologi Bandung Email : imamyunianto@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, kepala daerah,

Lebih terperinci

APLIKASI QUICK COUNT PILKADA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RANDOM SAMPLING BERBASIS ANDROID

APLIKASI QUICK COUNT PILKADA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RANDOM SAMPLING BERBASIS ANDROID APLIKASI QUICK COUNT PILKADA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RANDOM SAMPLING BERBASIS ANDROID Nurdin (1), Defry Hamdhana (2), Muhammad Iqbal (3) (1) Program Studi Teknik Informatika Universitas Malikussaleh,

Lebih terperinci

STK493 TOPIK KHUSUS STATISTIKA

STK493 TOPIK KHUSUS STATISTIKA STK493 TOPIK KHUSUS STATISTIKA Oleh : Abdul Aziz Nurussadad, S.Stat nurussadad@gmail.com, abdul.aziz@big.go.id, 08111185551 20 November 2015 RK. CCR 1.10 IPB Dramaga MATERI - - Quick Count - Perencanaan

Lebih terperinci

MAYORITAS PUBLIK INGIN CAPRES SIAP TERIMA KEKALAHAN. Konpers LSI Juli 2014

MAYORITAS PUBLIK INGIN CAPRES SIAP TERIMA KEKALAHAN. Konpers LSI Juli 2014 MAYORITAS PUBLIK INGIN CAPRES SIAP TERIMA KEKALAHAN Konpers LSI Juli 2014 1 MAYORITAS PUBLIK INGINKAN CAPRES SIAP TERIMA KEKALAHAN Menjelang pengumuman pemenang Pilpres oleh KPU tanggal 22 Juli besok,

Lebih terperinci

HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK

HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK Agustus 2014 Harapan & Ancaman Jokowi - JK Pemerintahan Jokowi JK secara resmi akan dilantik pada Oktober mendatang. Harapan publik pada pemerintahan ini berada di posisi

Lebih terperinci

CV. DANI PUTRA PERDANA

CV. DANI PUTRA PERDANA PROPOSAL PENAWARAN APLIKASI SOFTWARE /PROGRAM REAL QUICK COUNT PILKADA GUBERNUR LAMPUNG 2018 CV. DANI PUTRA PERDANA LAMPUNG WEBSITE I. Pendahuluan Sistem informasi Teknologi saat ini telah berkembang pesat

Lebih terperinci

PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI

PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI Agustus 2014 1 Pilkada oleh DPRD Dinilai Publik Sebagai Penghianatan Partai Mayoritas publik menolak hak politiknya untuk memilih secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (http://www.wikipedia.org). Dalam prakteknya secara teknis yang

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (http://www.wikipedia.org). Dalam prakteknya secara teknis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara demokrasi, dimana rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi pada suatu negara tersebut. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem

Lebih terperinci

PRAHARA PARTAI DEMOKRAT DAN KEKHAWATIRAN PUBLIK TERHADAP KINERJA PRESIDEN SBY

PRAHARA PARTAI DEMOKRAT DAN KEKHAWATIRAN PUBLIK TERHADAP KINERJA PRESIDEN SBY PRAHARA PARTAI DEMOKRAT DAN KEKHAWATIRAN PUBLIK TERHADAP KINERJA PRESIDEN SBY Lingkaran Survei Indonesia Februari 2013 1 Kata Pengantar Prahara Partai Demokrat dan Kekhawatiran Publik terhadap Kinerja

Lebih terperinci

Mayoritas Publik Ingin DPR Tandingan Segara Bubarkan Diri. LSI DENNY JA November 2014

Mayoritas Publik Ingin DPR Tandingan Segara Bubarkan Diri. LSI DENNY JA November 2014 Mayoritas Publik Ingin DPR Tandingan Segara Bubarkan Diri LSI DENNY JA November 2014 Mayoritas Publik Ingin DPR Tandingan Segera Bubarkan Diri Mayoritas publik. sebesar 61. 20 %, ingin DPR tandingan yang

Lebih terperinci

POLLING DAN PENDAPAT UMUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA PERKULIAHAN OPINI PUBLIK FASILITATOR: DANANG TRIJAYANTO

POLLING DAN PENDAPAT UMUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA PERKULIAHAN OPINI PUBLIK FASILITATOR: DANANG TRIJAYANTO POLLING DAN PENDAPAT UMUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA PERKULIAHAN OPINI PUBLIK FASILITATOR: DANANG TRIJAYANTO PUBLIC OPINION POLLING Bagaimanakah Polling bekerja? Polling akan berpengaruh lebih

Lebih terperinci

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014 Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif Mei 2014 Head to Head Jokowi-JK Vs Prabowo-Hatta dan Kampanye Negatif Geliat partai politik dan capres menggalang koalisi telah usai. Aneka

Lebih terperinci

Margin of Error. 3. Convidence interval (selang kepercayaan)

Margin of Error. 3. Convidence interval (selang kepercayaan) Margin of Error Raihan Budiwaskito (18209003) Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia raihanwaskito@itb.ac.id

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PEMENANGAN PILKADA

PENDAMPINGAN PEMENANGAN PILKADA Didukung oleh PROPOSAL PENDAMPINGAN PEMENANGAN PILKADA Untuk Kandidat : Gubernur, Bupati dan Walikota Institut Survei Perilaku Politik Kantor: Plaza Nagari Pakubuwono,LtD No.9-10, Jl.Kyai Maja No.63, Kebayoran

Lebih terperinci

Lima Rapor Merah Satu Rapor Biru

Lima Rapor Merah Satu Rapor Biru Dua Tahun Presiden SBY Okt. 2009 Okt.2011 Lima Rapor Merah Satu Rapor Biru Lingkaran Survei Indonesia Okt. 2011 1 REKOR MURI Survei Paling Akurat dan Presisi 6 Rekor terbaru MURI ( Museum Rekor Indonesia)

Lebih terperinci

Pola Surat Suara Tidak Sah dalam Pemilu Presiden 2014 di Daerah Istimewa Yogyakarta

Pola Surat Suara Tidak Sah dalam Pemilu Presiden 2014 di Daerah Istimewa Yogyakarta Pola Surat Suara Tidak Sah dalam Pemilu Presiden 2014 di Daerah Istimewa Yogyakarta Laporan Akhir Penelitian Pola Surat Suara Tidak Sah dalam Pemilu Presiden 2014 di Daerah Istimewa Yogyakarta kerjasama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan

I. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan sistem pemerintahan demokrasi yang dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan jalannya pemerintahan. Warga negara

Lebih terperinci

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental (Adinda Tenriangke Muchtar, Arfianto Purbolaksono The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research) http://www.shnews.co/detile-28182-gelombang-efek-jokowi.html

Lebih terperinci

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014 BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014 1 Rebutan dukungan di 5 Kantong Suara Terbesar (NU, Muhammadiyah, Petani, Buruh, dan Ibu Rumah Tangga) Empat puluh hari

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA BANDA ACEH

DAFTAR INFORMASI PUBLIK KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA BANDA ACEH DAFTAR INFORMASI PUBLIK KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA BANDA ACEH No Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilihan Umum 1 Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2012. Rekapitulasi Jumlah Pemilih Tetap (DPT)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR, DPRD, dan DPD) dan Gubernur Provinsi Lampung. Sedangkan di bulan Juli 2014, masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi yang merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, yang juga menjadi kebutuhan dasar hidup manusia, telah mengalami banyak perkembangan. Walaupun

Lebih terperinci

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU DIAN KARTIKASARI, KOALISI PEREMPUAN INDONESIA DISKUSI MEDIA PUSKAPOL, PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DALAM KPU DAN BAWASLU, JAKARTA,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi, dan kondisi masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya partisipasi politik.

Lebih terperinci

Mengapa Indonesia Membutuhkan e-rekapitulasi dan. Harus Menghindari Pemungutan Suara Secara Elektronik

Mengapa Indonesia Membutuhkan e-rekapitulasi dan. Harus Menghindari Pemungutan Suara Secara Elektronik Mengapa Indonesia Membutuhkan e-rekapitulasi dan Harus Menghindari Pemungutan Suara Secara Elektronik Diskusi Pengalaman Internasional dalam Teknologi Kepemiluan Ramlan Surbakti Hotel Morrissey, 5 Februari

Lebih terperinci

GOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM. LSI DENNY JA Desember 2014

GOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM. LSI DENNY JA Desember 2014 GOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM LSI DENNY JA Desember 2014 Golkar Pasca Putusan Menkumham Menteri Hukum dan Ham (Menkumham) telah mengeluarkan keputusan bahwa pemerintah tak bisa menentukan apakah Munas

Lebih terperinci

FOKUS PAGI MQ 92,3 FM Jogjakarta Edisi Jumat, 24 April 2009 Tema: Politik Topik: Boikot Pilpres, Pilpres Tunggal Bisa Melenggang

FOKUS PAGI MQ 92,3 FM Jogjakarta Edisi Jumat, 24 April 2009 Tema: Politik Topik: Boikot Pilpres, Pilpres Tunggal Bisa Melenggang FOKUS PAGI MQ 92,3 FM Jogjakarta Edisi Jumat, 24 April 2009 Topik: Boikot Pilpres, Pilpres Tunggal Bisa Melenggang Sahabat MQ/ Wacana pilpres diboikot menyeruak/ sehingga nantinya hanya akan ada capres

Lebih terperinci

Legacy SBY Di Bidang Politik dan Demokrasi. LSI DENNY JA Oktober 2014

Legacy SBY Di Bidang Politik dan Demokrasi. LSI DENNY JA Oktober 2014 Legacy SBY Di Bidang Politik dan Demokrasi LSI DENNY JA Oktober 2014 Legacy SBY di Bidang Politik dan Demokrasi Selamat Jalan Presiden SBY. Selamat datang presiden baru Joko Widodo. Selama 10 tahun menjabat

Lebih terperinci

IMAGOLOGI POLITIK SKRIPSI. Oleh : WAHYUDI AULIA SIREGAR NIM : : Drs. P. Anthonius Sitepu, MSi

IMAGOLOGI POLITIK SKRIPSI. Oleh : WAHYUDI AULIA SIREGAR NIM : : Drs. P. Anthonius Sitepu, MSi IMAGOLOGI POLITIK (Studi Deskriptif Tentang Opini Publik Terhadap Pencitraan Politik Dalam Meningkatkan Tingkat Elektabilitas Politik Pada Pemilu Presiden 2009 di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM Jalan Imam Bonjol No. 29 Jakarta 10310, Tlp , Fax

KOMISI PEMILIHAN UMUM Jalan Imam Bonjol No. 29 Jakarta 10310, Tlp , Fax Lampiran 2: Contoh Aplikasi Tabulasi Penghitungan Suara Pemilu 2004 di KPU DKI Jakarta Aplikasi Tabulasi berfungsi untuk menampilkan data hasil penghitungan suara di setiap wilayah maupun daerah pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca reformasi bangsa kita sudah berhasil melaksanakan pemilihan umum presiden yang di pilih langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses pengambilan hak suara

Lebih terperinci

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang BAB IV Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang Tahapan Pilkada menurut Peraturan KPU No.13 Th 2010 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan

Lebih terperinci

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD 1945 yang diamandemen Hukum, terdiri dari: Pemahaman Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud Maksud penyusunan laporan ini adalah : 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pohuwato selama Pelaksanaan Pemilihan

Lebih terperinci

SURVEI CITRA DAN ELEKTABILITAS

SURVEI CITRA DAN ELEKTABILITAS SEKILAS SURVEI CITRA DAN ELEKTABILITAS Kandidat dan Partai Politik Bukan pecahan lembaga survei lain, kami peneliti survei politik dan pemilu sejak Pemilu 1999 PT. Opinimeter Indonesia Menara Salemba lt.6

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

MAYORITAS PUBLIK KHAWATIR PEMERINTAHAN LUMPUH DI TAHUN Lingkaran Survei Indonesia Desember

MAYORITAS PUBLIK KHAWATIR PEMERINTAHAN LUMPUH DI TAHUN Lingkaran Survei Indonesia Desember MAYORITAS PUBLIK KHAWATIR PEMERINTAHAN LUMPUH DI TAHUN 2014 Lingkaran Survei Indonesia Desember 2013 1 Kata Pengantar Mayoritas Publik Khawatir Pemerintahan Lumpuh Di Tahun 2014 Menjelang berakhirnya Pemerintahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi

I. PENDAHULUAN. pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi politik adalah kegiatan sesorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pemimpin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peralihan kekuasaan dari rezim Orde Baru ke Orde Reformasi merubah tata pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab I memuat latar belakang, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan pada penelitian ini 1.1. Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan 3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Di tahun 2009 masyarakat Indonesia akan melaksanakan Pesta Demokrasi. Dimana pesta tersebut adalah kesempatan masyarakat untuk memlih wakil dan pemimpinnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan yang telah mengalami 4 (empat) kali perubahan, bahwa Pemilu

Lebih terperinci

Kondisi Hukum SETELAH KASUS BG LSI DENNY JA FEBRUARI 2015

Kondisi Hukum SETELAH KASUS BG LSI DENNY JA FEBRUARI 2015 Kondisi Hukum SETELAH KASUS BG LSI DENNY JA FEBRUARI 2015 Setelah Kasus BG Pencalonan Budi Gunawan (BG) sebagai Kapolri merupakan salah satu isu paling menarik dan paling menyita perhatian publik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beranekaragam, mulai dari Presiden, Wakil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor (variabel independent) dengan variabel outcome (variabel dependen) untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013

TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013 TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013 Yuliantika 1, Nurharmi 1, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang:

Lebih terperinci

Pertarungan Wilayah Strategis Dan Efek Cawapres

Pertarungan Wilayah Strategis Dan Efek Cawapres Pertarungan Wilayah Strategis Dan Efek Cawapres Lingkaran Survei Indonesia Awal Juni 2014 1 Pertarungan Wilayah Strategis dan Efek Cawapres Untuk memenangi pemilu presiden (pilpres) yang tinggal 34 hari

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman segala sesuatu aktifitas kerja dilakukan secara efektif dan efisien serta dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pemilihan umum merupakan bagian pada suatu proses demokrasi. Indonesia adalah salah satu negara demokrasi yang melaksanakan pemilihan umum setiap lima tahun sekali.

Lebih terperinci

1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Indonesia sebagai salah satu negara penganut demokrasi, sudah tentu melaksanakan pemilu sebagai perwujudan kedaulatanan rakyat. Seperti yang tertulis dalam Undang-undang

Lebih terperinci

HASIL EXIT POLL PEMILU LEGISLATIF Rabu, 9 April 2014

HASIL EXIT POLL PEMILU LEGISLATIF Rabu, 9 April 2014 HASIL EXIT POLL PEMILU LEGISLATIF 2014 Rabu, 9 April 2014 Metodologi Exit Poll Exit poll merupakan penelitian perilaku memilih (voting behavior) ketika pemilih berada di TPS. Total sampel 2000 responden,

Lebih terperinci

MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014.

MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014. MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014. HASIL RISET PARTISIPASI MASYARAKAT OLEH KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 28 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN Dalam bab tiga ini akan menjelaskan analisis sistem yang sedang berjalan dan pemecahan masalah. Analisis dan pemecahan masalah di dapat dari sumber data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya Pemilu legislatif adalah untuk memilih anggota DPR dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Publik Sangat Kecewa Kiprah Politisi Muda

Publik Sangat Kecewa Kiprah Politisi Muda Memperingati Sumpah Pemuda Publik Sangat Kecewa Kiprah Politisi Muda Lingkaran Survei Indonesia Oktober 2011 1 REKOR MURI Survei Paling Akurat dan Presisi 6 Rekor terbaru MURI ( Museum Rekor Indonesia)

Lebih terperinci

Matahari Kembar Kapolri? LSI DENNY JA Januari 2015

Matahari Kembar Kapolri? LSI DENNY JA Januari 2015 Matahari Kembar Kapolri? LSI DENNY JA Januari 2015 Matahari kembar Kapolri? Mayoritas publik (63.50%) khawatir munculnya matahari kembar di kepolisian. Matahari pertama adalah Plt Kapolri yang dijabat

Lebih terperinci

2014 : PEMERINTAHAN GOLKAR ATAU PEMERINTAHAN PDIP? Lingkaran Survei Indonesia Februari 2014

2014 : PEMERINTAHAN GOLKAR ATAU PEMERINTAHAN PDIP? Lingkaran Survei Indonesia Februari 2014 2014 : PEMERINTAHAN GOLKAR ATAU PEMERINTAHAN PDIP? Lingkaran Survei Indonesia Februari 2014 1 Kata Pengantar 2014: Pemerintahan Golkar atau Pemerintahan PDIP? Pemilu 2014 nantinya ditandai oleh satu monumen

Lebih terperinci

Saila Anillah ABSTRAK

Saila Anillah ABSTRAK PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM LEMBAGA SURVEI ATAS HASIL PERHITUNGAN CEPAT PEMILIHAN CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN YANG DISIARKAN OLEH STASIUN TELEVISI DAN PENGAWASAN PEMERINTAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat telah melalui perjalanan sejarah panjang dalam kepemimpinan nasional sejak kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17

Lebih terperinci

Tiga Isu Menanti Kabinet Jokowi. LSI DENNY JA Oktober 2014

Tiga Isu Menanti Kabinet Jokowi. LSI DENNY JA Oktober 2014 Tiga Isu Menanti Kabinet Jokowi LSI DENNY JA Oktober 2014 Tiga Isu Menanti Kabinet Jokowi Selamat bekerja, Kabinet Kerja! Teka-teki kabinet Jokowi telah usai. Pada tanggal 26 Oktober 2014, Jokowi telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka

BAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang penting dalam menentukan betapa efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka untuk mencapai

Lebih terperinci

Mayoritas Publik Khawatir Terorisme Merembet ke Indonesia

Mayoritas Publik Khawatir Terorisme Merembet ke Indonesia Mayoritas Publik Khawatir Terorisme Merembet ke Indonesia LSI DENNY JA November 2015 Mayoritas Publik Khawatir Terorisme Merembet ke Indonesia Aksi terorisme yang terjadi di Paris, Perancis, 13 November

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan informasi yang lajunya begitu cepat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan informasi yang lajunya begitu cepat saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan informasi yang lajunya begitu cepat saat ini telah membantu meramaikan aktivitas komunikasi politik dalam masyarakat, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena pemilih pemula selalu menarik untuk didiskusikan pada setiap momen pemilihan umum baik nasional maupun di daerah. Jumlah mereka yang sangat besar bagaikan

Lebih terperinci

Sistem Quick Count Pemilihan Kepala Desa Berbasis SMS

Sistem Quick Count Pemilihan Kepala Desa Berbasis SMS JURNAL SISTEM DAN INFORMATIKA 1 Sistem Quick Count Pemilihan Kepala Desa Berbasis SMS I Ketut Suharsana, Ni Luh Nyoman Mirah Wedasari STMIK STIKOM BALI Jl.Raya Puputan No.68 Renon, 0361 244445/0361 264773

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MIP. No, 153 Kejanggalan Penghitungan Suara Pemilu Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 14/07/2014

Analisis Isi Media Judul: MIP. No, 153 Kejanggalan Penghitungan Suara Pemilu Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 14/07/2014 Analisis Isi Media Judul: MIP. No, 153 Kejanggalan Penghitungan Suara Pemilu Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 14/07/2014 Sebaran Media. MCA pada Senin 14 Juli 2014 tentang isu kejanggalan penghitungan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN PERGERAKAN KOTAK SUARA, REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA, DAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1582, 2013 KOMISI PEMILIHAN UMUM. Partisipasi. Masyarakat. Penyelenggaraan. Pemilihan Umum. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

Lebih terperinci