ANALISA LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT.BPR SRIEKAYA SIDOARJO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT.BPR SRIEKAYA SIDOARJO"

Transkripsi

1 ANALISA LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT.BPR SRIEKAYA SIDOARJO Yeni Irawan Kris Natalia Karu Lina, Arief Rahman, Nurul Qomari Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa laporan keuangan untuk menilai kinerja pada PT.BPR Sriekaya Sidoarjo. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Unit analisis pada penelitian ini adalah rasio keuangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jika dilihat dari rasio CAR, NPL, LDR, BOPO dan ROA, maka kinerja keuangan pada PT.BPR Sriekaya Sidoarjo dapat dikategorikan dalam kondisi SEHAT. Hubungan analisa laporan keuangan terhadap penilaian kinerja pada PT.BPR Sriekaya Sidoarjo sangat kuat dan menunjukkan pencapaian rasio-rasio keuangan yang sehat dengan dilihat pada rasio CAR, NPL, LDR, BOPO dan ROA. Kata Kunci : Analisa, Laporan Keuangan, Kinerja Keuangan PENDAHULUAN Pada umumnya bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima Simpanan, Giro, Tabungan dan Deposito. Bank merupakan lembaga perantara yang menghimpun dana dan menempatkannya dalam bentuk aktiva produktif misalnya kredit. Penempatan dalam bentuk kredit akan memberikan kontribusi pendapatan bunga bagi bank. Kontribusi pendapatan bunga kredit di Indonesia masih mendominasi pendapatan bank. Hal ini dapat diartikan bahwa aktivitas perkreditan sangat besar di lembaga perbankan. Meskipun demikian harus diingat bahwa selain memberikan kontribusi pendapatan bunga tertinggi bagi pendapatan bank, risiko yang ditimbulkan oleh perkreditan juga sangat tinggi. Oleh karena itu penyajian secara akurat dan berkala tentang perkreditan menjadi sangat penting bagi bank untuk memantau setiap kualitas kredit yang diberikan. Manajemen keuangan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan dan eksistensi suatu perusahaan serta berpengaruh pula pada setiap individu yang ada dalam perusahaan tersebut (Kasmir, 2012:4). Oleh karena itu, seorang manajer keuangan dituntut untuk dapat menjalankan manajemen keuangan dengan 659

2 baik, hal ini dilakukan agar perusahaan dapat melaksanakan kegiatan operasional perusahaan dengan lebih efektif dan efisien. Harahap (2013:190), Selain manajemen yang baik, dalam suatu perusahaan juga memerlukan analisa terhadap laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah-masalah keuangan perusahaan serta mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Melalui analisa laporan keuangan, manajemen dapat mengetahui posisi keuangan (financial strenght) yang dimiliki perusahaan. Selain berguna bagi perusahaan dan manajemennya, analisa laporan keuangan juga diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan lain seperti kreditor, investor dan pemerintah untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dan perkembangan dari perusahaan tersebut. Media yang dipakai untuk menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Menurut Sugiri (2012:15), Laporan keuangan merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar lainnya yang sehingga dapat digunakan untuk membantu para pemakai di dalam menilai kinerja perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat. Laporan keuangan digunakan oleh manajer untuk meningkatkan kinerja, oleh kreditor untuk mengevaluasi kemungkinan dibayarnya pinjaman, dan oleh pemegang saham untuk meramalkan laba, dividen dan harga saham. Untuk menilai kinerja perusahaan, diperlukan beberapa tolak ukur (Sawir, 2012:6). Tolak ukur yang sering digunakan adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisa dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kinerja perusahaan dibandingkan analisa yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio. Menurut Dendawijaya (2012:114), rasio yang digunakan untuk menentukan tingkat kinerja suatu bank adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas/profitabilitas. Weston dan Copeland (2012:237) yang dialih bahasakan oleh A.Jaka Wasana dan Kibandroko, Analisa laporan keuangan akan lebih tajam apabila angka-angka keuangan dibandingkan dengan standar tertentu. Standar tersebut dapat berupa, standar internal yang ditetapkan oleh manajemen, perbandingan 660

3 historis atau membandingkan angka-angka keuangan dengan angka-angka masa sebelumnya, pembandingan dengan perusahaan atau industri sejenis. Aktivitas utama PT. BPR Sriekaya Sidoarjo sesuai dengan UU Perbankan No.10 Tahun 1998 dan sesuai tercantum dalam Pasal 3 Anggaran Dasar Bank adalah menjalankan usaha-usaha dalam bidang Bank Perkreditan Rakyat antara lain menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk deposito dan tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan memberikan kredit atau pinjaman kepada masyarakat. PT.BPR Sriekaya Sidoarjo menggunakan analisis rasio dalam membuat analisa laporan keuangan. Analisis rasio menggambarkan hubungan matematis antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya. Karena penginterpretasian terhadap rasio-rasio ini cukup komplek, maka keefektifan rasio keuangan ini sebagai suatu alat analisis sangat tergantung dari kemampuan dan keahlian analisis dalam menginterpretasikan. Oleh karena itu, PT. BPR Sriekaya Sidoarjo ini juga harus memperhatikan kewajiban seperti dengan melakukan evaluasi kinerja keuangannya. Analisis kinerja keuangan tersebut sangat diperlukan dan juga evaluasi yang diperoleh dapat dijadikan sebagai salah satu informasi dalam pengambilan keputusan manajemen, selain itu juga dengan dilakukan pengevaluasian kinerja keuangan ini diharapkan mampu mencapai komitmen kinerja keuangannya. Menurut survey yang penulis lakukan, dalam menilai kinerja keuangannya, PT.BPR Sriekaya Sidoarjo menggunakan analisis rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas/profitabilitas. Dilihat dari data keuangan, selama 3 tahun terakhir (tahun 2010 sampai tahun 2012) perkembangan rasio profitabilitas PT. BPR Sriekaya terlihat pada tabel berikut: Tabel 1 Rasio Profitabilitas PT.BPR Sriekaya Sidoarjo Tahun Tahun ROA ,40% ,60% ,30% Sumber : Bank Indonesia, 2016 Berdasarkan Tabel 1, profitabilitas PT.BPR Sriekaya Sidoarjo yang ditunjukkan oleh ROA pada tahun 2010 sebesar 2,40% dan meningkat berturut- 661

4 turut dari tahun 2011 hingga tahun Semakin besar ROA maka semakin besar profitabilitas yang berarti kinerja perusahaan semakin baik. Karena pentingnya analisa laporan keuangan perusahaan, maka penulis dalam penyusunan skripsi mencoba untuk membahas tentang ANALISA LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BPR SRIEKAYA SIDOARJO. LANDASAN TEORI Kamus Besar Bahasa Indonesia analisa atau analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan sebenarnya. Wiradi (2012:20), analisa adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurangi, membedakan, memilih sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditaksir maknanya. Surya (2012:6), laporan keuangan adalah salah satu penyajian terstruktur dari posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Martani, dkk (2012 : 33), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Selain tujuan dibuatnya laporan keuangan, ada beberapa manfaat yang diperoleh dari pembuatan laporan keuangan. Seperti dikemukakan oleh Fahmi (2012:5) yang menyatakan bahwa: Dengan adanya laporan keuangan yang disediakan pihak manajemen perusahaan maka sangat membantu pihak pemegang saham dalam proses pengambilan keputusan, dan sangat berguna dalam melihat kondisi pada saat ini maupun dijadikan sebagai alat untuk memprediksi kondisi masa yang akan datang. Menurut Horne dan Wachowicz (2012:154) yang diterjemahkan oleh Mubarakah, analisa laporan keuangan adalah seni untuk mengubah data dari laporan keuangan ke informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan. Menurut Munawir (2012 : 36), ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu analisa horisontal dan analisa vertikal. Analisa horisontal adalah analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat sehingga akan diketahui 662

5 perkembangannya. Metode horisontal disebut pula sebagai metode analisa dinamis. Analisa vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisa vertikal ini disebut juga metode analisa statis karena kesimpulan yang diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya. Dengan memakai analisa rasio dapat mengukur tingkat kinerja suatu bank dan kesehatannya dengan memakai perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas pada suatu bank. Perhitungan rasio digunakan untuk mengukur kinerja suatu bank, dan untuk memberikan penilaian tentang baik dan buruknya operasional suatu bank, yang diwakili dari posisi keuangannya dalam neraca dan laba rugi. Kasmir (2014:300) Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh suatu bank. Salah satu penilaian adalah dengan menggunakan CAR (Capital Adequacy Ratio). Kasmir (2014:301) Penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki oleh bank. Penilaian mutu aset dimaksudkan untuk mengevaluasi kondisi asset bank dan kecukupan manajemen rasio kredit. Aspek ini menunjukkan mutu aset sehubungan dengan risiko kredit yang dihadapi bank akibat pemberian kredit dan investasi dana bank pada portofolio yang berbeda. Rasio perbankan aset dapat diwakili dengan Non Peforming Loan (NPL). Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Riyanto (2012:35) Earning atau Profitabilitas atau Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama suatu periode tertentu. Konsep profitabilitas dalam teori keuangan sering digunakan sebagai indikator kinerja fundamental perusahaan yang mewakili kinerja manajemen. Apabila kinerja manajemen perusahaan yang diukur menggunakan dimensi profitabilitas ini baik, maka akan memberikan dampak positif terhadap keputusan investor di pasar modal. Salah satu rasio profitabilitas adalah: 663

6 1. ROA ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak, rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi menajemen perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan. Semakin besar ROA berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar dan sebaliknya (Sudana, 2012:22). 2. BOPO BOPO adalah rasio perbandingan biaya operasional dengan pendapatan operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada dalam perusahaan (Dendawijaya, 2012:120). Bank Indonesia menetapkan tingkat efisiensi cukup baik atau rasio BOPO berkisar antara 94% sampai dengan 96%. Menurut Dendawijaya (2012:114) Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo. Rasio untuk mengukur likuiditas adalah LDR. LDR adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank. LDR akan menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Maksimal LDR yang diperkenankan oleh BI adalah 100%. Menurut Menteri Kuangan RI berdasarkan Keputusan No. 740/KMK. 00/1989 tanggal 28 Juni 1989, kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan selama periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. Pengukuran kinerja mempunyai tujuan untuk mengukur kinerja bisnis dan manajemen dibandingkan dengan tujuan atas sasaran perusahaan. Pengukuran kinerja merupakan suatu langkah yang harus dilakukan dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi. Melalui pengukuran ini, tingkat capaian kinerja dapat diketahui. Pengukuran merupakan upaya membandingkan kondisi 664

7 riil suatu objek dan alat ukur. Pengukuran kinerja merupakan suatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun waktu tetentu, baik yang terkait dengan input, proces, output, outcome, benefit maupun impact. Tingkat kesehatan merupakan alat ukur yang digunakan oleh para pemakai laporan keuangan dalam mengukur kinerja suatu perusahaan. Performa suatu perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan tersebut. Dari laporan keuangan tersebut dapat diketahui keadaan finansial dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan selama periode tertentu. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha mengumpulkan dan menyajikan data dari perusahaan untuk di analisis sehingga memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti. Pemilihan jenis penelitian kualitatif ini dikarenakan fokus masalah penelitian ini menganalisa Laporan Keuangan untuk menilai kinerja pada PT.BPR Sriekaya Sidoarjo. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan-bahan yang tersedia di bukubuku, jurnal, majalah, dan sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data dari PT.BPR Sriekaya Sidoarjo berupa laporan keuangan dari tahun 2013 sampai tahun Menurut Hamidi (2012:75-76) menyatakan bahwa unit analisis adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu, kelompok, benda atau suatu latar peristiwa sosial seperti misalnya aktivitas individu atau kelompok sebagai subjek penelitian. Adapun penelitian ini menggunakan unit analisis rasio keuangan. Penelitian ini menggunakan metode analisis rasio. Metode analisis yang digunakan dengan menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dan pos lainnya dalam laporan keuangan yang sama untuk tahun yang sama. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Tolak ukur penilaian kinerja PT.BPR Sriekaya Sidoarjo dalam penelitian ini adalah melihat pos-pos dalam Laporan Keuangan PT.BPR 665

8 Sriekaya Sidoarjo dengan menggunakan analisis rasio. Dalam penelitian ini menggunakan analisis rasio dengan rumus sebagai berikut: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Adapun hasil perhitungan Capital Adequate Ratio (CAR) untuk tahun pada PT.BPR Sriekaya seperti ditunjukkan pada Tabel 2: Tabel 2 Hasil Perhitungan CAR PT.BPR Sriekaya (Tahun ) NO TAHUN MODAL ATMR CAR Rp Rp ,12% Rp Rp ,68% Rp Rp ,07% Sumber : Peneliti (2017) Adapun hasil perhitungan Non Performing Loan (NPL) untuk tahun pada PT.BPR Sriekaya seperti ditunjukkan pada Tabel 3 : Tabel 3 Hasil Perhitungan NPL PT.BPR Sriekaya (Tahun ) NO TAHUN Kredit Bermasalah Total Kredit Yang Diberikan NPL Rp Rp ,08% Rp Rp ,46% Rp Rp ,47% Sumber : Peneliti (2017) Adapun hasil perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk tahun pada PT.BPR Sriekaya seperti ditunjukkan pada Tabel 4 : 666

9 Tabel 4 Hasil Perhitungan LDR PT.BPR Sriekaya (Tahun ) NO TAHUN Kredit Dana Pihak Ketiga LDR Rp Rp ,98% Rp Rp ,70% Rp Rp ,34% Sumber : Peneliti (2017) Adapun hasil perhitungan Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) untuk tahun pada PT.BPR Sriekaya seperti ditunjukkan pada Tabel 5 : Tabel 5 Hasil Perhitungan BOPO PT.BPR Sriekaya (Tahun ) NO TAHUN Total Biaya Operasional Total Pendapatan Operasional BOPO Rp Rp ,78% Rp Rp ,06% Rp Rp ,71% Sumber : Data Peneliti, (2017) Adapun hasil perhitungan Return On Assets (ROA) untuk tahun pada PT.BPR Sriekaya seperti ditunjukkan pada Tabel 6 : Tabel 6 Hasil Perhitungan ROA PT.BPR Sriekaya (Tahun ) NO TAHUN Laba Setelah Pajak Total Aktiva ROA Rp Rp ,44% Rp Rp ,80% Rp Rp ,54% Sumber : Data Peneliti, 2017 Berdasarkan hasil penelitian tentang analisa laporan keuangan untuk menilai kinerja pada PT.BPR Sriekaya Sidoarjo, diperoleh hasil sebagai berikut: 667

10 No Tabel 7 Kinerja PT.BPR Sriekaya (Tahun ) Tahun Analisis Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) 7,12% 8,68% 9,07% 2 Non Performing Loan (NPL) 0,08% 0,46% 0,47% 3 Loan to Deposit Ratio (LDR) 75,98% 74,70% 73,34% 4 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) 45,78% 38,06% 62,71% 5 Return On Assets (ROA) 3,44% 3,80% 3,54% Sumber : Peneliti (2017) Interpretasi Kinerja Keuangan Pada PT.BPR Sriekaya Sidoarjo Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa rasio CAR PT.BPR Sriekaya Sidoarjo selama periode tahun mengalami kenaikan. CAR PT.BPR Sriekaya per 31 Desember 2013 adalah sebesar 7,12%, lalu meningkat di tahun 2014 menjadi sebesar 8,68% dan meningkat lagi pada tahun 2015 menjadi sebesar 9,07%. Pada tahun 2013, PT.BPR Sriekaya Sidoarjo belum mampu menjaga posisi CAR karena nilainya dibawah standar minimum yang ditetapkan Bank Indonesia (SE BI No.13/I/PBI/2011) yaitu (8% CAR < 9%). Pada tahun 2013, rasio CAR berada pada nilai (6% < CAR < 8%). Maka pada tahun 2013, rasio CAR PT.BPR Sriekaya Sidoarjo dikategorikan KURANG SEHAT. Pada tahun 2014, PT.BPR Sriekaya Sidoarjo mampu menjaga posisi CAR diatas standar minimum yang ditetapkan Bank Indonesia (SE BI No.13/I/PBI/2011) yaitu (8% CAR < 9%). Berdasarkan kriteria penilaian dimana rasio CAR PT.BPR Sriekaya Sidoarjo berada pada nilai (8% CAR < 9%), maka rasio CAR PT.BPR Sriekaya Sidoarjo dapat dikategorikan CUKUP SEHAT. Pada tahun 2015, PT.BPR Sriekaya Sidoarjo mampu meningkatkan posisi CAR diatas standar minimum yang ditetapkan Bank Indonesia (SE BI No.13/I/PBI/2011) yaitu (8% CAR < 9%). Berdasarkan kriteria penilaian dimana rasio CAR PT.BPR Sriekaya Sidoarjo berada pada nilai (9% CAR < 12%), maka rasio CAR PT.BPR Sriekaya Sidoarjo dapat dikategorikan SEHAT. Dimana semakin besar rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) yang dimiliki oleh bank maka akan semakin baik, hal ini dikarenakan bank mampu menyediakan modal yang besar. PT.BPR Sriekaya 668

11 Sidoarjo tetap mampu menjaga posisi CAR, karena pemilik BPR mempunyai komitmen dan kemampuan dalam memasok tambahan dana segar yang diperlukan. Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa rasio NPL PT.BPR Sriekaya Sidoarjo selama periode tahun mengalami kenaikan. NPL pada PT.BPR Sriekaya Sidoarjo per 31 Desember 2013 adalah sebesar 0,08%. Pada tahun 2014 NPL PT.BPR Sriekaya Sidoarjo mengalami kenaikan menjadi sebesar 0,46%. Dan pada tahun 2015, NPL PT.BPR Sriekaya Sidoarjo juga mengalami kenaikan menjadi sebesar 0,47%. Meskipun NPL PT.BPR Sriekaya Sidoarjo dalam periode 3 tahun tersebut mengalami kenaikan tetapi PT.BPR Sriekaya Sidoarjo tetap mampu menjaga posisi NPL dibawah standar minimum yang ditetapkan Bank Indonesia (SE BI No.13/I/PBI/2011) yaitu (15% < NPL 20%). Berdasarkan kriteria penilaian dimana rasio NPL PT.BPR Sriekaya Sidoarjo selama periode berada dibawah 10% maka rasio NPL PT.BPR Sriekaya Sidoarjo dapat dikategorikan SANGAT SEHAT. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank, semakin tinggi nilai NPL (diatas 20%) maka bank tersebut tidak sehat. NPL yang tinggi menyebabkan menurunnya laba yang akan diterima oleh bank. Penurunan laba mengakibatkan dividen yang dibagikan juga semakin berkurang sehingga pertumbuhan tingkat retun saham bank akan mengalami penurunan. PT.BPR Sriekaya Sidoarjo dapat menjaga posisi NPL dengan baik. Hal ini dikarenakan PT.BPR Sriekaya Sidoarjo memiliki strategi khusus yang diberi nama Kredit Ekspress. Ekspress yang dimaksud adalah cepat dalam hal proses perkreditan. Dimana waktu untuk pengajuan kredit sampai dengan pencairan kredit tidak akan lebih dari seminggu. Prinsip percepatan proses ini tidak mengurangi kelengkapan proses penelitian resiko kredit, melainkan hanya mendahulukan langkah-langka prioritas dalam penilaian, sehingga BPR Sriekaya dapat memberikan keputusan yang relative lebih cepat dibanding BPR lain. Untuk mencegah kredit bermasalah sejauh ini diatasi dengan cara rescheduling. Baik berupa percepatan pembayaran bagi debitur yang mampu, ataupun perpanjangan kredit. 669

12 LDR PT.BPR Sriekaya Sidoarjo pada tahun 2013 adalah sebesar 75,98%, pada tahun 2014 sebesar 74,70%, dan pada tahun 2015 sebesar 73,34%. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, PT.BPR Sriekaya Sidoarjo mampu menjaga LDR tetap berada dibawah 85% sehingga berdasarkan kriteria penilaian menurut Bank Indonesia (SE BI No.13/1/PBI/2011) LDR PT.BPR Sriekaya Sidoarjo dapat dikategorikan dalam kelompok SEHAT. PT.BPR Sriekaya Sidoarjo dapat menjaga posisi LDR. Hal ini dikarenakan PT.BPR Sriekaya Sidoarjo giat dalam menghimpun dana dari masyarakat sehingga bank tidak kekurangan dana kreditnya. Berbeda pada hasil analisis Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) tahun 2013 adalah sebesar 45,78%, pada tahun 2014 sebesar 38,06% dan pada tahun 2015 sebesar 62,71%. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, PT.BPR Sriekaya Sidoarjo mampu menjaga BOPO tetap berada dibawah 94% sehingga berdasarkan kriteria penilaian BOPO menurut Bank Indonesia (SE BI No.13/1/PBI/2011) PT.BPR Sriekaya Sidoarjo dapat dikategorikan dalam kelompok SANGAT SEHAT. Dengan semakin kecilnya rasio BOPO maka semakin efisien PT.BPR Sriekaya Sidoarjo dalam melakukan kegiatan operasionalnya karena biaya yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan pendapatan yang diterima. Dalam hal ini PT.BPR Sriekaya Sidoarjo selalu memperhatikan pengeluaran beban operasionalnya agar dapat diimbangi dengan pendapatan operasional, sehingga efisiensi kinerja keuangan dapat tercapai dengan lebih baik. Return On Assets (ROA) PT.BPR Sriekaya Sidoarjo pada tahun 2013 adalah sebesar 3,44%. Sedangkan pada tahun 2014 sebesar 3,80%. Dan pada tahun 2015 sebesar 3,54%. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, PT.BPR Sriekaya Sidoarjo mampu menjaga ROA tetap berada diatas 1,25% yaitu berada pada kriteria penilaian (ROA > 1,5%) sehingga berdasarkan kriteria penilaian ROA menurut Bank Indonesia (SE BI No.13/1/PBI/2011) PT.BPR Sriekaya Sidoarjo dapat dikategorikan dalam kelompok SANGAT SEHAT. Dengan tingginya rasio ROA ini menunjukkan bahwa PT.BPR Sriekaya Sidoarjo mampu dengan baik dalam mengelola asset bank yang dimiliki untuk menghasilkan laba. 670

13 Hubungan CAR terhadap ROA Pada PT.BPR Sriekaya Sidoarjo Pada Tabel 7 menunjukkan nilai CAR pada tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami peningkatan yaitu dari 7,12% menjadi 8,68%. Hal ini berbanding lurus dengan nilai ROA yang mengalami kenaikan pada tahun yang sama. Kemudian pada tahun 2014 ke tahun 2015 CAR kembali mengalami peningkatan menjadi sebesar 9,07%. Tetapi hal ini tidak berbanding lurus dengan ROA yang justru mengalami penurunan pada tahun yang sama. Hal ini tidak sesuai dengan yang seharusnya terjadi, yaitu jika rasio CAR mengalami peningkatan maka seharusnya akan berpengaruh terhadap ROA yang juga akan mengalami peningkatan. Modal bank merupakan mesin dari kegiatan bank, jika kapasitas mesin bank terbatas maka sulit bagi bank tersebut untuk meningkatkan kapasitas kegiatan usahanya khususnya dalam penyaluran kredit. CAR dibawah nilai (8% CAR < 9%) mengakibatkan bank dapat memberikan kredit hanya dengan jumlah yang kecil. Kegiatan utama bank adalah menghimpun dana dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit dengan CAR yang cukup atau memenuhi kententuan, bank dapat beroperasi sehingga terciptalah laba. Semakin tinggi CAR semakin baik kinerja suatu bank. Penyaluran kredit yang optimal, dengan asumsi tidak terjadi macet akan menaikkan laba yang akhirnya akan meningkatkan ROA. Besarnya modal suatu bank, akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank (Darmawi, 2012:99). Peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan CAR minimal sebesar (8% CAR < 9%) mengakibatkan bankbank selalu berusaha menjaga agar CAR yang dimiliki sesuai dengan ketentuan, namun bank cenderung menjaga CAR-nya tidak lebih dari (8% CAR < 9%) karena ini berarti pemborosan. Hal tersebut juga dapat terjadi karena bank belum dapat melempar kredit sesuai dengan yang diharapkan atau belum optimal. Hubungan NPL terhadap ROA Pada PT.BPR Sriekaya Sidoarjo Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa pada tahun 2013 ke tahun 2014 NPL mengalami peningkatan dengan diikuti peningkatan ROA pada tahun yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi kekonsistenan data terhadap ROA. Kemudian pada tahun 2015 NPL kembali mengalami peningkatan, dimana ROA justru mengalami penurunan pada tahun Hal ini sesuai dengan yang seharusnya bahwa rasio NPL memiliki hubungan yang berbanding terbalik dengan ROA. 671

14 NPL adalah perbandingan total pinjaman bermasalah dibanding dengan total pinjaman diberikan pihak ketiga. NPL merupakan proksi dari resiko kredit yang terdapat dalam laporan keuangan publikasi. Bank dapat menjalankan operasinya dengan baik jika mempunyai NPL dibawah 5% (Ismail, 2012:226). Kenaikan NPL yang semakin tinggi menyebabkan cadangan PPAP yang ada tidak mencukupi sehingga pemacetan kredit harus diperhitungkan sebagai beban (biaya) yang langsung berpengaruh terhadap keuntungan bank karena keuntungan atau akumulasi keuntungan juga akan habis, maka harus dibebankan kepada modal. Dengan demikin kenaikan NPL mengakibatkan laba menurun sehingga ROA menjadi semakin kecil. Semakin tinggi NPL maka kinerja bank menurun dan sebaliknya. Dendawijaya (2012:82) yang menyatakan bahwa dampak yang akan ditimbulkan dari adanya kredit bermasalah dalam jumlah besar tidak hanya berdampak pada bank yang bersangkutan, akan tetapi meluas dalam cakupan nasional apabila tidak ditangani secara tepat. Dampak yang akan ditimbulkan dari adanya Non Perfoming Loan (NPL) yang tidak wajar adalah hilangnya kesempatan memperoleh income (pendapatan) dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi profitabilitas bank. Hubungan LDR terhadap ROA Pada PT.BPR Sriekaya Sidoarjo Pada Tabel 7 hasil rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) menunjukkan bahwa adanya penurunan permintaan kredit. Hasil likuiditas bank dapat dinyatakan sehat sesuai dengan standar BI. LDR berada dalam tahap aman karena nilai penyaluran kredit yang lebih besar dari dana pihak ketiga sehingga jika sewaktu-waktu nasabah melakukan penarikan, maka bank dapat mengandalkan kredit sebagai sumber likuiditasnya. Penurunan LDR pada PT.BPR Sriekaya Sidoarjo mengakibatkan ROA juga akan menurun. Tetapi nilai ROA dalam penelitian ini masih menunjukkan kategori sangat sehat dalam penilaian kesehatan bank yang diberikan oleh BI, yaitu ROA > 1,5%. Peningkatan LDR berarti penyaluran dana ke pinjaman semakin besar sehingga laba akan meningkat. Peningkatan laba tersebut menunjukkan ROA semakin tinggi. Standar LDR yang baik adalah 85% sampai dengan 110% (Kasmir, 2014:225). Oleh karena itu pihak manajemen harus dapat mengelola 672

15 dana yang dihimpun dari masyarakat untuk kemudian disalurkan kembali dalam bentuk kredit. Peningkatan rasio LDR mencerminkan ada kecenderungan membaiknya fungsi intermediasi yang semakin tinggi rasio ini kemungkinan untuk memperoleh laba dari ekspansi kredit akan semakin besar, meskipun dengan risiko yang lebih besar. Demikian juga semakin rendah Loan to Deposit Ratio (LDR) mengindikasikan kurangnya kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh para deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, sehingga dapat menimbulkan kerugian yang berdampak pada turunnya profitabilitas (Taswan, 2012). Hubungan BOPO terhadap ROA Pada PT.BPR Sriekaya Sidoarjo Jika dilihat dari konsistensi datanya berdasarkan Tabel 4.6 maka nilai antara rasio BOPO dan ROA konsisten dikarenakan seperti yang seharusnya bahwa rasio BOPO memiliki pengaruh yang tidak sejalan dengan ROA. Seperti yang terlihat bahwa pada tahun 2013 hingga tahun 2014 BOPO memiliki nilai yang mengalami penurunan, yaitu pada tahun 2013 sebesar 45,78%, tahun 2014 menjadi 38,06%. Dimana hal ini berbanding terbalik dengan ROA yang justru mengalami peningkatan nilai dari tahun 2013 hingga tahun Kemudian di tahun 2015, BOPO justru mengalami peningkatan menjadi sebesar 62,71% yang diikuti dengan penurunan nilai ROA pada tahun Rasio BOPO menunjukkan efisiensi bank dalam menjalankan usaha pokoknya, terutama kredit, dimana sampai saat ini pendapatan bank-bank di Indonesia masih didominasi oleh pendapatan bunga kredit. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya. Bank yang sehat rasio BOPO nya kurang dari 1 sebaliknya bank yang kurang sehat rasio BOPO nya lebih dari 1. Semakin tinggi biaya pendapatan maka bank menjadi tidak efisien sehingga ROA makin kecil Dengan kata lain BOPO berhubungan negatif dengan kinerja bank sehingga diprediksikan juga berpengaruh negatif terhadap ROA. 673

16 SIMPULAN Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan tentang analisa laporan keuangan untuk menilai kinerja pada PT.BPR Sriekaya Sidoarjo dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Jika dilihat dari rasio CAR pada tahun 2013 sebesar 7,12%, PT.BPR Sriekaya Sidoarjo dikategorikan kurang sehat. Pada tahun 2014 CAR sebesar 8,68%, PT.BPR Sriekaya dikategorikan cukup sehat. Dan pada tahun 2015 CAR sebesar 9,07%, PT.BPR Sriekaya Sidoarjo dikategorikan sehat. Jika dilihat dari rasio NPL pada tahun 2013 sebesar 0,08%, tahun 2014 sebesar 0,46%, dan pada tahun 2015 sebesar 0,47%, maka PT.BPR Sriekaya Sidoarjo dikategorikan sangat sehat. Jika dilihat dari rasio LDR pada tahun 2013 sebesar 75,98%, tahun 2014 sebesar 74,70%, dan pada tahun 2015 sebesar 73,34%, maka PT.BPR Sriekaya Sidoarjo dikategorikan sehat. Jika dilihat dari rasio BOPO pada tahun 2013 sebesar 45,78%, tahun 2014 sebesar 38,06%, dan tahun 2015 sebesar 62,71%, maka PT.BPR Sriekaya Sidoarjo dikategorikan sangat sehat. Sedangkan jika dilihat dari rasio ROA pada tahun 2013 sebesar 3,44%, tahun 2014 sebesar 3,80%, dan tahun 2015 sebesar 3,54%, maka PT.BPR Sriekaya Sidoarjo dikategorikan sangat sehat. Jika dilihat dari rasio CAR, NPL, LDR, BOPO dan ROA, maka kinerja keuangan pada PT.BPR Sriekaya Sidoarjo dapat dikategorikan dalam kondisi SEHAT. Tingkat kesehatan PT.BPR Sriekaya Sidoarjo pada periode 2013 sampai dengan 2015 seluruhnya mendapat predikat SEHAT karena sesuai dengan standar kesehatan bank yang ditentukan oleh Bank Indonesia. 2. Hubungan analisa laporan keuangan terhadap penilaian kinerja pada PT.BPR Sriekaya Sidoarjo sangat kuat dan menunjukkan pencapaian rasio-rasio keuangan yang sehat dengan dilihat pada rasio CAR, NPL, LDR, BOPO dan ROA. SARAN Berdasarkan hasil analisis, interpretasi dan kesimpulan yang telah dibahas sebelumnya, PT.BPR Sriekaya Sidoarjo untuk kedepannya diharapkan lebih baik dan lebih mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari masyarakat sebagai calon 674

17 nasabah, sehingga dalam pelaksanaannya PT.BPR Sriekaya Sidoarjo perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu: 1. Nilai CAR pada tahun 2013 dikategorikan cukup sehat sehingga dapat ditingkatkan dengan pemberian kredit kepada nasabah PT.BPR Sriekaya Sidoarjo yang lebih ketat dalam artian bahwa kredit hanya diberikan pada nasabah yang benar-benar memegang teguh janjinya untuk melakukan kewajiban membayar kembali dana berikut bunganya. 2. Laporan keuangan bank seharusnya benar-benar diteliti dan dianalisis untuk mengetahui secara detail kemampuan kinerja keuangan bank tanpa adanya manipulasi agar terhindar dari kebangkrutan atau financial distress. 3. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh penilaian kesehatan pada BPR terhadap laba atau profitabilitas usahanya. Dari pengaruh ini dapat dilihat perbedan dan hubungan masingmasing faktor yaitu permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas, terhadap besarnya laba atau profitabilitas usaha yang dihasilkan antara BPR satu dengan lainnya. Selain itu dapat dicari juga faktor mana saja yang berpengaruh dan seberapa besar pengaruhnya. DAFTAR PUSTAKA Dendawijaya, Lukman Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia Fahmi, Irham Analisis Kinerja Keuangan. Bandung : Alfabeta Hamidi Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang : UMM Pers Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : UPP STIM YKPN Harahap, Sofyan Syafri Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Harahap, Sofyan Syafri Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Cetakan kesebelas. Jakarta : Rajawali Pers 675

18 Harmono Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard (Pendekatan Teori, Kasus dan Riset Bisnis). Jakarta : Bumi Aksara Hasanah, Indah Uswatun Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada PT.Pupuk Kalimantan Timur Pada Periode Skripsi Horne, James C. Van & John M.Wachowicz Prinsip Prinsip Manajemen Keuangan (Edisi 13 Buku 1). Jakarta : Salemba Empat Ikatan Akuntan Indonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 : Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat Kasmir Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Kasmir Dasar Dasar Perbankan. Edisi Revisi, Cetakan ke duabelas. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Komaruddin, Ahmad Dasar Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Jakarta : Rineka Cipta Lianto Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Menggunakan Analisis Du Pont. Skripsi Mangkunegara, Anwar Prabu Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Martani, Dwi dkk Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Buku I. Jakarta : Salemba Empat Martono dan Agus Harjito Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Ekonisia Munawir, S Analisis Informasi Keuangan. Yogyakarta : Liberty Prastowo, Dwi Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : UPP STIM YKPN Puspitasari Analisa Laporan Keuangan Guna Mengukur Kinerja Keuangan PT.Astra International Tbk. Skripsi Riyanto, Bambang Dasar Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : BPFE Sawir, Agnes Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Sudana, I Made Manajemen Keuangan Perusahaan Teori & Praktik. Jakarta : Erlangga 676

19 Sugiri, Slamet Akuntansi Pengantar 2. Yogyakarta : UPP STIM YKPN Surya, Dharma Manajemen Kinerja Falsafah Teori dan Penerapannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Weston, Fred J dan Thomas E Copeland Manajemen Keuangan. Jakarta : Binarupa Aksara Publisher Wiradi Makna dan Pengertian Analisis. Diakses melalui (27 september 2016) 677

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN BANK PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CHRISTA JAYA PERDANA DI KOTA KUPANG TAHUN 2012-2014 Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. CAR (Capital Adequacy Ratio) menunjukkan bahwa antara kelompok bank. pemerintah dengan bank umum swasta nasional mempunyai CAR (Capital

BAB V PENUTUP. CAR (Capital Adequacy Ratio) menunjukkan bahwa antara kelompok bank. pemerintah dengan bank umum swasta nasional mempunyai CAR (Capital BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Kinerja keuangan bank berdasarkan Permodalan yang diukur dengan rasio CAR (Capital

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. BAB II LANDASAN TEORI A. Profitabilitas Sebagaimana dengan Bank Umum lainnya, tugas utama Bank Syariah dalam upaya pencapaian keuntungan adalah dengan mengoptimalkan laba, meminimalkan risiko dan menjamin

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN 2008-2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ilwin Husain 1, Zulkifli Bokiu 2, Mahdalena 3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Analisis Rasio Keuangan Bank Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perbankan Syariah Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank yang mencakup kelembagaan,

Lebih terperinci

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN PEMBERIAN KREDIT PADA NASABAH DI PT. BPR GROGOL JOYO SUKOHARJO Oleh A. Solikhin (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK Dengan kemajuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 1) Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN PERBANKAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN BANK (Studi Kasus PD. BPR Bank Daerah Lamongan Periode )

ANALISIS RASIO KEUANGAN PERBANKAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN BANK (Studi Kasus PD. BPR Bank Daerah Lamongan Periode ) ANALISIS RASIO KEUANGAN PERBANKAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN BANK (Studi Kasus PD. BPR Bank Daerah Lamongan Periode 2012-2016) Ruswaji Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan. Data sekunder yaitu laporan keuangan publikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Tujuan utama sebuah perusahaan merupakan menghasilkan laba yang maksimum, sehingga sangat penting untuk perusahaan menghitung besarnya laba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan mempunyai peranan penting dalam membangun sistem perekonomian Indonesia. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai intermediasi atau perantara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Rasio Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh membagi satu angka dengan angka lainnya. Jadi, rasio

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE 2010-2012 DOSEN PEMBIMBING : Rini Tesniwati, SE., MMSi Galih Pangestu 22210924 3EB06 Latar Belakang Menurut UU RI No 10 1998 tanggal

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. variabel dependen. Hasil analisisnya adalah sebagai berikut : a. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS

BAB V PENUTUP. variabel dependen. Hasil analisisnya adalah sebagai berikut : a. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa sebagian besar hipotesis penelitian adalah diterima, atau dengan kata lain terdapat pengaruh yang signifikan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN 2010 2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan masyarakat akan jasa keuangan semakin meningkat dan beragam, peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat baik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam pembicaraan sehari-hari, Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam pembicaraan sehari-hari, Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Bank Dalam pembicaraan sehari-hari, Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teoritis ini sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam ulasan penelitian. Studi kepustakaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal didefinisikan sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli berbagai instrumen atau sekuritas jangka panjang (Gunawan, 2012). Kehadiran pasar modal ini merupakan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS Dessy Ratna Sari email: DesZ_CenX93@yahoo.com Program Studi Akuntansi STIE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja keuangan bank merupakan suatu gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu, baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Penilaian

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA)

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA) ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA) ABSTRACT Financial performance of a bank, or often referred

Lebih terperinci

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGENAI TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (STUDI KASUS PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN PT. BANK BUKOPIN Tbk PERIODE 2006-2008) Sri Pujiyanti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Bank menurut Global Association of Risk Professionals

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Bank menurut Global Association of Risk Professionals BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bank Pengertian Bank menurut Global Association of Risk Professionals (GARP) dan Badan Sertifikasi Manajemen resiko (BSMR; 2005:A3) adalah suatu lembaga yang telah memeperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN (STUDI KASUS : PT. BANK OCBC NISP, TBK PERIODE )

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN (STUDI KASUS : PT. BANK OCBC NISP, TBK PERIODE ) Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2015, pp. 158~165 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN (STUDI KASUS : PT. BANK OCBC NISP, TBK PERIODE 2011-2013) Ratna Kurnia

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH BERDASARKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH BERDASARKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH BERDASARKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN (Studi pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk dan PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk Periode 2009-2012) Candra

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang terus berkelanjutan. Pada akhir tahun 1997, suku bunga untuk jangka waktu bulanan di Bank

Lebih terperinci

ANALISA TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR. Tedy Gunawan NPM ABSTRAK

ANALISA TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR. Tedy Gunawan NPM ABSTRAK ANALISA TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR Tedy Gunawan NPM. 09.11.1001.3443.004 ABSTRAK Adanya bank yang dilikuidasi atau dalam kondisi bank yang tidak diperbolehkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian global pada tahun 2009 hingga saat ini menunjukkan kondisi yang penuh dengan ketidakpastian yang disebabkan oleh krisis ekonomi global. Krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013 Sutoro, Arna Suryani, Evi Adriani Abstract This research aims to identify

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat -giatnya melaksanakan pembangunan segala bidang kehidupan, salah satunya adalah di bidang perekonomian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998, bank merupakan sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perbankan di Indonesia telah mengalami pasang dan surut. Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia telah mengalami perkembangan ekonomi yang sangat cepat. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan yang mengatur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi dalam sebuah negara. Bank memegang peranan penting dalam menyeimbangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi yang terjadi saat ini telah merubah aspek dalam ekonomi, politik serta budaya. Ekonomi lebih cepat tumbuh membuat lebih banyak pula modal yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. Sedangkan menurut undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan dampak bagi perekonomian di indonesia terutama pada struktur perbankan. Hal ini menyebabkan krisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertin Kinerja Keuangan Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peranan dalam system keuangan di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting, dimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Bank 2.1.1 Pengertian Bank Para ahli dalam bidang perbankan memberikan definisi mengenai bank yang berbeda-beda, tetapi mempunyai tujuan yang sama. Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei 2011 merupakan tonggak sejarah dimana secara resmi PT Sampoerna Investama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perbankan di Indonesia saat ini memang sangat baik, dimana terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa bank lainnya (Martono, 2010 : 37). Tujuan fundamental bisnis

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa bank lainnya (Martono, 2010 : 37). Tujuan fundamental bisnis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan usaha bank sebagai lembaga intermediasi keuangan atau lembaga perantara keuangan dengan kegiatan utama adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperoleh laba merupakan tujuan utama berdirinya suatu badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Yayasan maupun bentuk-bentuk badan usaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Di negara seperti Indonesia, bank memegang peranan penting dalam pembangunan karena bukan hanya sebagai sumber pembiayaan untuk kredit investasi kecil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan lembaga yang ikut andil maupun berperan penting dalam laporan keuangan suatu perusahaan, terutama untuk mengembangkan dan mengatur perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1 BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK A. Tingkat Kesehatan Bank Kesehatan merupakan hal penting dalam setiap kehidupan. Hal ini pun juga berlaku bagi lembaga keuangan. Kesehatan suatu lembaga keuangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Initial Public Offering (IPO) adalah proses pertama suatu perusahaan berubah statusnya yaitu dari perusahaan milik perorangan menjadi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 2.1.1 Pengertian Perbankan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK SULUT, TBK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK SULUT, TBK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK SULUT, TBK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN Dewi Syane Palar Frendly A. O. Pelleng Wilfred S. Manoppo Absract. This study aims to determine the financial health of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan sebuah lembaga intermediasi yang berfungsi sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang semakin meningkat tiap tahunnya. Ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat telah kembali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan dalam perekonomian suatu negara memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting. Perbankan merupakan salah satu sub sistem keuangan yang paling penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham Menurut Anoraga, Pakarti (2006:54) pengertian saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas dan memiliki manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)

Lebih terperinci

KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PT APAC CITRA CENTERTEX, Tbk.

KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PT APAC CITRA CENTERTEX, Tbk. KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PT APAC CITRA CENTERTEX, Tbk. DAN ENTITAS ANAK ABSTRAK Lidwina Wenny Sinja email: wdwina95@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk mendapatkan revenue atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk mendapatkan revenue atau BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk mendapatkan revenue atau profit pada jangka waktu tertentu dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank Bank merupakan salah satu sarana yang memiliki peran strategis dalam usaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai analisis Kesehatan Bank terhadap Harga Saham pada Perbankan BUMN Go Public periode tahun 2007-2011,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi dimensi membawa dampak kehancuran usaha perbankan di Indonesia. Hal ini meninggalkan kredit

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah.

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah. 31 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan yang tidak kalah pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tolak ukur pembangunan nasional adalah pembangunan ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam melaksanakan pembangunan baik jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini, perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki peran besar dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara, bank telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah peningkatan, menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kini sudah ada 12 Bank Umum Syariah (BUS),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank komersial memainkan peranan penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, tidak terkecuali di Indonesia. Kondisi keuangan bank merupakan indikator sedang berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sekarang ini sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sekarang ini sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK 2.1.1 Pengertian Bank Dalam kehidupan sekarang ini sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata bank entah itu di perkotaan maupun di pedesaan. Masyarakat biasanya berpresepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam perekonomian di Indonesia. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank Pengertian bank dalam UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

Lebih terperinci

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Bank Perkreditan Rakyat yang Beroperasi di Wilayah Kota dan yang Beroperasi di Wilayah Kabupaten Bandung

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Bank Perkreditan Rakyat yang Beroperasi di Wilayah Kota dan yang Beroperasi di Wilayah Kabupaten Bandung Prosiding Manajemen ISSN: 2460-8182 Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Bank Perkreditan Rakyat yang Beroperasi di Wilayah Kota dan yang Beroperasi di Wilayah Kabupaten Bandung 1 Putri Handayani 2 Dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut undang undang republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Hal ini diperlukan agar laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Return on Assets (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank Dalam suatu negara, peranan bank sangat mempengaruhi keadaan di dalam negara tersebut, khususnya dalam segi perekonomian yang dapat berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan perekonomian saat ini semakin banyak pula bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber dana yang

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO RLS (RENTABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS) PADA KUD DWI TUNGGAL KECAMATAN BULUS PESANTREN KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS RASIO RLS (RENTABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS) PADA KUD DWI TUNGGAL KECAMATAN BULUS PESANTREN KABUPATEN KEBUMEN ANALISIS RASIO RLS (RENTABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS) PADA KUD DWI TUNGGAL KECAMATAN BULUS PESANTREN KABUPATEN KEBUMEN SLAMET JUPRI Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH

ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu lembaga kuangan, bank perlu menjaga kinerja agar dapat beroperasi secara optimal.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan jantung perekonomian suatu negara dan saat ini menjadi salah satu lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam sektor perekonomian.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Definisi Bank Kata bank berasal dari bahasa latin yaitu Banca yang berarti meja, meja yang dimaksud adalah meja yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan suatu lembaga yang aktivitasnya menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembiayaan perekonomian suatu Negara membutuhkan suatu institusi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembiayaan perekonomian suatu Negara membutuhkan suatu institusi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembiayaan perekonomian suatu Negara membutuhkan suatu institusi yang dapat berperan dalam mendukung kegiatan perekonomian salah satunya adalah Dunia perbankan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan usaha perbankan syariah pada dasarnya merupakan perluasan jasa perbankan bagi masyarakat yang membutuhkan dan menghendaki pembayaran imbalan yang tidak didasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penyimpan, pemerintah dan masyarakat (Audhya, 2014). Profitabilitas merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penyimpan, pemerintah dan masyarakat (Audhya, 2014). Profitabilitas merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas di dalam dunia perbankan sangat penting baik untuk pemilik, penyimpan, pemerintah dan masyarakat (Audhya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan merupakan lembaga yang paling berpengaruh terhadap kelangsungan perekonomian suatu negara dan bank adalah salah satunya. Bank berperan sebagai

Lebih terperinci