PRODUKSI ABON IKAN PARI (TRYGON SEPHEN)
|
|
- Siska Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Berk. Penel. Hayati Edisi Khusus: 4F (69 74), 2010 PRODUKSI ABON IKAN PARI (TRYGON SEPHEN) Sukesi, Lukman Atmaja, Endang Purwanti, dan Afifah Rosyidah Jurusan Kimia FMIPA ITS Jl. Arief Rahman Hakim Keputih Sukolilo Surabaya Telp/Fax: / , sukesi@chem.its.ac.id ABSTRACT Trygon sephen Key words: PENGANTAR Ikan pari mempunyai potensi yang sangat banyak untuk dikembangkan. Ikan pari atau biasa disebut ikan pe ( ) merupakan spesies ikan yang mempunyai habitat di dasar laut. Sirip dadanya melebar ke pinggir sampai di depan kepala mulai dari pangkalnya melebar ke muka dan belakang. Pelebaran sirip dada ke depan, melewati celah-celah insang sampai di ujung kepala dan ke belakang sampai dekat sirip perut. Mulut dan celah insang juga lekuk hidung terletak di bagian spirakel, terletak pada bagian atas atau bagian depan dari kepala (Djuhanda, 1981). Ekornya panjang seperti pecut dan mempunyai duri berbisa pada pangkal ekornya dan tusukannya terasa sangat perih. Ikan ini mencari makan di dasar laut dan sering membenamkan separuh tubuhnya ke dalam pasir hingga kehadirannya sukar terlihat (Nontji, 1987). Ikan merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai gizi yang baik yaitu mengandung protein sekitar 27 29% dan 1 15% lemak juga mengandung vitamin dan mineral. Kandungan protein dan air yang cukup tinggi dibandingkan dengan bahan makanan lain sehingga kandungan komposisi kimia ikan sesuai sebagai media pertumbuhan bakteri pembusuk atau mikroorganisme lainnya. Ikan hanya dapat bertahan 5 8 jam di udara terbuka sebelum mulai mengeluarkan bau busuk dan semakin cepat membusuk bila tidak segera mendapat penanganan khusus sebagai tindakan pencegahan (Irawan, 1995). Proses pembusukan ikan dapat disebabkan oleh aktivitas enzim yang terdapat di dalam tubuh ikan sendiri, aktivitas mikroorganisme, atau proses oksidasi pada lemak tubuh ikan oleh oksigen dari udara (Afrianto dan Liviawaty, 1989). Aktivitas mikroorganisme terdapat dalam seluruh lapisan daging ikan, terutama bagian insang, isi perut dan kulit (lendir). Aktivitas mikroorganisme tersebut dibantu enzim. Beberapa enzim pada mulanya berfungsi sebagai katalisator proses-proses metabolik lalu berubah fungsi menjadi penghancur jaringan tubuh ikan (Djariah dan Siregar, 1995). Ikan golongan elasmobrachi, ikan bertulang rawan (ikan pari, hiu dan cucut) belum banyak digemari karena bau dagingnya sangat amis dan rasanya pahit keasam-asaman yang disebabkan oleh adanya zat urea yang cukup tinggi, yakni sekitar 1 2%. Akibat lain dari adanya urea ini adalah ikan golongan ini berbau menyengat karena ureanya terurai menjadi amonia. Bau dan rasa menyengat pada ikan tentu saja mengganggu tidak saja waktu disantap tetapi bisa juga berbahaya karena amonia adalah zat beracun. Mutu ikan golongan elasmobrachi dapat dijaga bila dengan pengolahan yang baik. Ikan pari hasil tangkapan hanya dijual segar, digarami dan sebagian lagi diasap. Proses pengolahan seperti ini mempunyai nilai ekonomis yang rendah dan kualitas simpan kurang baik yang pada akhirnya juga mudah membusuk. Selain hal itu pemanfaatan daging ikan pari terbatas untuk ikan asin dan kerupuk. Pengolahan ikan menjadi abon ikan merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah ketahanan pangan. Produksi pari agar menjadi sumber daya perikanan ekonomis penting, baik sebagai komoditi ekspor maupun untuk pemenuhan kebutuhan domestik yang memacu meningkatnya sumber daya ikan pari di Indonesia seperti ikan golongan elasmobrachi yang lain. Penelitian ini menawarkan ide untuk memperbaiki teknik pemanfaatan ikan pari, yakni dengan mengolahnya menjadi abon ikan dengan cara menurunkan kadar amonia
2 70 Produksi Abon Ikan Pari yang ada didalam tubuh ikan. Hasil yang akan dicapai adalah produk makanan yang memiliki kualitas simpan yang baik, aroma yang nikmat dan kandungan gizi yang sesuai dengan SII (Standard Industri Indonesia) dan aman dari logam-logam beracun. Produk ini juga diharapkan akan menjadi produk contoh industri nelayan yang dapat diproduksi dalam skala rumah tangga namun dalam jangkauan nasional. Standar Industri Indonesia untuk Abon No , seperti tertera pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Standart Industri Indonesia untuk Abon No , Komponen Lemak (maksimum) 30% Gula (maksimum) 30% Protein 20% Air (maksimum) 10% Abu (maksimum) 9% Aroma, Warna dan rasa Logam berbahaya (Cu, Pb, Hg, Zn dan As) Khas Negatif Jumlap Bakteri (maksimum) 3000/g Bakteri bentuk Coli Jamur BAHAN DAN CARA KERJA Bahan Negatif negatif Nilai Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah NaOH (99% wt, Merck), HgO, Anthron, garam dapur, ikan pari, rempah-rempah, bumbu dapur, Pb(NO 3 ) 2, ZnCl 2, CuCl 2.H 2 O, indikator, air demineralisasi, akuades, asam nitrat pekat, asam klorida pekat (HCl), dan asam sulfat pekat (H 2 SO 4 ). Peralatan Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari peralatan gelas, krusibel porselin, oven listrik sampai suhu 200 C, tanur listrik sampai suhu 1000 C, neraca analitik untuk penimbangan sampel. Instrumen spektroskopi serapan atom (SSA, Shimadzu) untuk menentukan kadar unsur dalam ikan pari, seperangkat distilasi dan pendestruksi labu kjeldahl untuk analisis protein, seperangkat soxhlet untuk penentuan lemak serta seperangkat alat spektrofotometri untuk karakterisasi kimia ikan pari. Untuk mengetahui daya terima abon ikan pari ini juga dilakukan uji organoleptik. Untuk itu abon ikan pari ini akan diujikan pada 110 panelis. Cara kerja Pembuatan Abon Ikan pari 1. Daging dicuci dan dibersihkan dari kotoran, disiangi, selama 30 menit (Mujihardi, 2008). 2. Dikukus dalam dandang yang telah diberi daun salam, sereh dan jahe yang telah dimemarkan selama 30 menit. 3. Didinginkan dan dicabik-cabik dengan garpu agar bahan terpisah menjadi serat-serat halus dan berukuran seragam. 4. Daging yang sudah dicabik-cabik diberi bumbu ketumbar halus, lengkuas parut, bawang merah dan bawang putih yang telah dihaluskan dan diaduk sampai rata. Diberi santan kental, garam dan gula. Aduk sampai rata. 5. Daging yang telah diberi bumbu digoreng dengan api kecil sampai kering (ada bunyi gemerisik). 6. Daging yang telah digoreng di pres, kemudian diurai perlahan-lahan dengan garpu. Persiapan Sampel Ikan pari yang akan di proses dan di analisis dibeli dari pasar tradisional Pabean Surabaya, Jawa Timur. Ikan pari yang digunakan sebanyak 3 spesies yang berbeda, yaitu (Ikan pari Burung Elang), (Ikan pari Mondol), dan (Ikan pari Mutiara). Sampel Ikan pari yang akan dianalisis dibagi yang telah diolah menjadi abon. Sedangkan untuk daging 2 perlakuan yaitu dengan perendaman 5% larutan garam selama 30 menit dan tanpa perendaman larutan garam. Penentuan Kadar Logam Penentuan kadar logam pada sampel dengan menimbang 5 gram sampel (abon atau daging atau kulit) yang sudah dihaluskan dalam krus porselen yang sudah diketahui bobotnya. Krus dan sampel dimasukkan dalam oven dan dipanaskanpada105 Cselama2jam.Setelah2jam,diangkat dan dimasukkan dalam eksikator, ditimbang (persentase kadar air dapat dihitung). Selanjutnya dipanaskan lagi pada 700 C selama 2 jam untuk diabukan. Pengabuan sempurna jika semua sampel telah menjadi abu yang berwarna putih. Setelah itu didinginkan dalam eksikator dan ditimbang. Diulang berkali-kali sampai diperolah bobot tetap. Abu dilarutkan dalam sedikit asam nitrat pekat sampai semua
3 Sukesi, Atmaja, Purwanti, dan Rosyidah 71 abu larut. Abu yang larut dipindahkan ke dalam gelas piala, ditambah air, dikocok selanjutnya dipanaskan sampai menjadi pekat kemudian dipanaskan dalam penangas air selama 1 jam. Residu kering dibasahi dengan 5 10 ml HNO 3 pekat dan ditambah 50 ml air dan dipanaskan lagi dalam penangas air selama beberapa menit. Pindahkan larutan kedalam labu ukur 100 ml. Air cucian masukkan tambahkan air sampai tanda batas. Kocok dan saring larutan dengan kertas saring whatman 42. Masing-masing larutan standar logam dengan berbagai konsentrasi dan larutan sampel diukur absorbansinya pada 283,3 nm untuk analisis Pb; 324,7 nm untuk analisis Cu dan 213,9 nm untuk analisis Zn. Analisis Gizi Ikan pari Penentuan Kadar Lemak Kasar Metode Soxhlet (SII ) Sampel sebanyak 5 gram dibungkus kertas whatman no. 1 selanjutnya ditutup ujung-ujungnya dengan melipat kertas kearah dalam dan diikat menggunakan benang. Kemudian dimasukkan kedalam alat soxhlet yang telah dihubungkan dengan labu bundar yang telah berisi batu didih yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Kemudian diekstrak dengan heksana selama 6 jam. Ekstrak lemak dikeringkan dalam oven pada suhu 105 C. Didinginkan dan ditimbang. Penentuan Kadar Protein Kasar (SII ) 0,1 gram Sampel yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam labu kjeldahl, ditambah 1 gram CuSO 4 dan 2,5 ml H 2 SO 4 pekat. Destruksi sampel dilakukan selama 2 jam pada suhu 100 C, Didinginkan dan ditambah 50 ml aqua DM dan 15 ml NaOH 50% w/v kemudian dimasukkan ke dalam labu bulat yang telah diberi batu didih. Larutan ini didestilasi. Destilat ditampung dalam erlenmeyer yang berisi 10 ml HCl 0,02 N, 4 tetes indikator metal merah dan 4 tetes brom timol biru hingga volume mencapai 40 ml. Dititrasi dengan NaOH 0,02 N sampai larutan berwarna hijau. Penentuan Kadar Glukosa Sebanyak 10 mg sample abon ikan dilarutkan dalam 100 ml aquades. Diambil 1 ml larutan sampel lalu diambil 3 ml pereaksi anthron, dipanaskan dalam penangas air selama 12 menit, lalu didinginkan. Larutan yang berwarna biru kehijauan dituang ke dalam kuvet dan dibaca absorbansinya pada panjang 630 nm. Prosedur ini juga dilakukan terhadap larutan standart glukosa. HASIL Hasil Penentuan Kadar Air dan Abu Hasil analisis kadar air dan abu dalam abon ikan pari tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Kadar Air dan Abupada Abon Ikan pari Jenis % Air % Abu Burung Elang 3,0982 5,7374 Mondol 0,9943 6,0103 Mutiara 1,8889 5,0216 Hasil Penentuan Logam dalam Cuplikan Analisis logam Cu, Pb, Zn dan Hg dilakukan dengan menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Mercuri tidak terdeteksi baik pada daging maupun abon ikan pari. Hasil analisis logam lainnya seperti Pb, Cu, dan Zn tertera pada Tabel 2. Tabel 2. Kadar Logam Pb, Cu, dan Zn pada daging, kulit, dan abon Ikan pari B. Elang Mondol Mutiara Sampel Pb Cu Zn Kadar, ppm Kadar, ppm Kadar, ppm G G G D 0,323 0,323 0,108 0,725 2,033 2,654 K 0,277 0,292 0,050 0,385 2,088 3,013 A 0,2615 0,1000 1,9375 D 0,339 0,339 0,000 0,025 1,196 1,296 K 0,431 0,446 0,000 0,033 1,663 1,254 A 0,2923 0,0000 1,1333 D 0,339 0,600 0,000 0,500 0,988 1,354 K 0,323 0,323 0,333 0,000 0,900 0,958 A 0,3385 0,0167 0,8333
4 72 Produksi Abon Ikan Pari Hasil Karakterisasi Ikan pari Hasil analisis terhadap kandungan protein, lemak, dan karbohidrat pada daging ikan pari tertera pada Tabel 3. Tabel 3. Kadar Protein, Lemak dan Karbohidrat berbagai jenis daging ikan pari Jenis ikan Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%) B. Elang 24,608 3,000 2,757 Mondol 18,760 2,890 2,574 Mutiara 13,407 3,090 2,572 Hasil analisis uji laboratorium terhadap kandungan protein, lemak, dan glukosa pada abon ikan pari tertera pada Tabel 4. Tabel 4. Kadar Protein, Lemak, dan Glukosa berbagai jenis daging ikan pari untuk abon Jenis ikan Protein (%) Lemak (%) Glukosa (%) B. Elang 14,534 13,734 3,180 Mondol 11,748 16,584 4,186 Mutiara 6,258 16,359 4,295 Hasil analisis mikrobiologis Tabel 5. Jenis ikan pari Hasil Uji Mikrobiologis berbagai jenis daging ikan pari untuk abon Jumlah bakteri (CFU/gram) Jamur Bakteri Coli B. Elang 1, negatif negatif Mondol 200 negatif negatif Mutiara 1, negatif negatif PEMBAHASAN Hasil Pembuatan Abon Ikan pari Perendaman daging dalam larutan garam bertujuan untuk mengurangi kadar urea dalam ikan pari yang dapat menyebabkan bau pesing sehingga menurunkan kualitas ikan tersebut. Garam NaCl juga berfungsi untuk menghambat atau menghentikan reaksi autolisis dan membunuh bakteri yang terdapat dalam tubuh ikan. Garam NaCl selain menyerap cairan tubuh ikan, juga menyerap cairan tubuh bakteri sehingga menyebabkan bakteri mengalami kekeringan dan akhirnya mati (Afrianto dan Liviawaty, 1989). Selain itu, penguraian urea menjadi amonia juga akan terhenti dengan matinya bakteri di dalam tubuh ikan sehingga dapat mengurangi kandungan amonianya (Pattiasina, 1994). Penambahan jahe, salam dan sereh juga berfungsi menghilangkan bau amis/pesing pada ikan yang masih ada pada ikan. Hasil Penentuan Kadar Air dan Abu Hasil analisis kadar air dan abu dalam abon ikan pari tertera pada Tabel 1 yang menunjukkan kadar air dan abu ikan pari masing-masing 0,9943 3,0982% dan 5,0216 5,7374%. Harga ini di bawah harga yang telah ditetapkan oleh SII yaitu kadar air maksimum 10% dan abu maksimum 9%. Kadar air dan abu telah memenuhi standar SII. Kadar air yang rendah membuat abon tidak mudah rusak dan kadar abu yang tinggi menunjukkan kandungan mineral yang ada di dalam abon. Hasil Penentuan Logam dalam Cuplikan Analisis logam Cu, Pb, Zn dan Hg dilakukan dengan menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Mercuri tidak terdeteksi baik pada daging maupun abon ikan pari. Hasil analisis logam lainnya seperti Pb, Cu dan Zn tertera pada Tabel 2, menunjukkan bahwa penggaraman dapat menurunkan kadar logam Pb, Cu dan Zn dalam daging ikan pari. Menurut ketentuan Badan Pengawas Obat dan Makanan, BPOM No 03725/B/SK/ VII/1989 besarnya logam Cu dalam daging ikan dan produk olahannya maksimal sebesar 20,0 mg/kg, logam Pb dalam daging ikan dan produk olahannya maksimal sebesar 10,0 mg/kg dan logam Zn dalam daging ikan dan produk olahannya maksimal sebesar 100,0 mg/kg. Logam tembaga (Cu) merupakan mikroelemen esensial untuk semua tanaman dan hewan, termasuk manusia. Logam Cu diperlukan oleh berbagai sistem enzim di dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, Cu harus selalu ada dalam makanan dan yang perlu diperhatikan adalah agar kadar Cu dalam tubuh tidak kekurangan juga tidak berlebihan. Logam Pb merupakan logam berat yang apabila dikonsumsi akan terakumulasi dalam tubuh. Pb dalam bentuk anorganik yang biasanya mencemari lingkungan merupakan Pb yang bersifat reaktif dalam berinteraksi dengan logam lain. Daya toksisitas Pb dapat dipengaruhi oleh hadirnya logam esensial seperti Fe, Ca, Zn, Se, Cu, dapat menaikkan absorpsi Pb sehingga mengakibatkan keracunan. Sebaliknya, jika berlebihan maka akan menurunkan absorpsi Pb sehingga mencegah keracunan (Darmono, 1995). Kadar logam Pb pada abon ikan pari sebesar 0,2773 mg/kg. Kadar logam Cu pada abon ikan pari sebesar 0,0389 mg/kg. Sedangkan kadar logam Zn pada abon ikan pari sebesar 1,3014 mg/kg. Kadar logam Pb, Cu dan Zn dalam ikan pari dan produk olahannya relatif masih berada di bawah batas yang telah ditentukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang artinya makanan ini layak
5 Sukesi, Atmaja, Purwanti, dan Rosyidah 73 dan aman untuk dikonsumsi. Standar Nasional Indonesia (SNI) menyebutkan bahwa logam Zn merupakan logam fortifikasi karena seng berperan dalam aktivitas lebih dari 90 enzim yang berhubungan dengan metabolisme karbohidrat, degradasi atau sintesis protein, sintesis asam nukleat, biosintesis heme, tranpor CO 2, dan reaksi lainnya berfungsi dalam pemeliharaan kulit, pankreas, dan organ reproduksi pria, sedangkan logam Cu dan Pb, merupakan menyebabkan anemia, pertumbuhan terhambat, gangguan pada tulang dan otak, kemandulan, dan depigmentasi rambut dan apabila logam Pb masuk ke dalam tubuh maka akan terakumulasi dalam tubuh sehingga menyebabkan keracunan baik secara langsung ataupun tak langsung. Menurut Belitz dan Grosch (1987), segala macam daging ikan dan segala produk hasil olahannya sebagai bahan makanan seharusnya mengandung sebanyak mungkin logam fortifikasi dan sesedikit mungkin mengandung logam pencemar. Hasil Karakterisasi Ikan pari Hasil analisis terhadap kandungan protein, lemak dan karbohidrat pada daging ikan pari tertera pada Tabel 3. Ketiga jenis spesies ikan pari burung elang, ikan pari mondol dan mutiara masing-masing memiliki kadar lemak rata-rata 3,000%, 2,890%, 3,090%, kadar karbohidrat. 2,757%, 2,574%, dan 2,572%. Kadar protein masingmasing 24,608%, 18,760%, dan 13,407%. Hasil analisis uji laboratorium terhadap kandungan protein, lemak, dan glukosa pada abon ikan pari tertera pada Tabel 4. Berdasarkan hasil penelitian, kadar lemak tertinggi adalah pada abon daging dari jenis Ikan pari Mondol 16,584%, selanjutnya kadar lemak abon daging Ikan pari Mutiara 16,359% sedangkan kadar lemak abon daging Ikan pari paling kecil dari ketiga jenis tersebut adalah abon daging dari jenis 13,734%. Jika dibandingkan dengan SII maka kadar lemak pada abon ini memenuhi standar SII dimana SII mensyaratkan maksimum 30%. Kadar lemak pada abon lebih tinggi dari pada daging karena ada perlauan minyak pada proses pengolahan daging menjadi abon. Kadar protein yang terkandung dalam abon daging ketiga jenis Ikan pari yang paling tinggi adalah abon dari daging Ikan pari 14,534% dan terendah sebesar 6,258% pada abon daging Ikan pari Himantura (Tabel 5). Selisih protein pada ketiga jenis abon daging ikan pari ini selain disebabkan karena perbedaan jenis ikannya, juga mungkin karena adanya denaturasi protein pada saat pemanasan. Atau karena perlakuan garam pada bahan baku. Penambahan garam dapat menyebabkan jumlah protein terlarut naik sehingga protein pada abon lebih kecil dibanding pada ikan. Perubahan temperatur juga mengakibatkan denaturasi protein karena kacaunya ikatan hidrogen dan gaya-gaya sekunder lain yang mengukuhkan molekul tersebut. Hasil perhitungan Kadar glukosa rata-rata untuk sepuluh replikasi tertinggi dihasilkan oleh abon daging ikan pari 4,295% dan terendah adalah abon dari daging ikan pari dengan kadar glukosa rata-rata 3,180%. Kadar glukosa dipengaruhi kandungan karbohidrat ikan dan penambahan gula pada saat pengolahan ikan menjadi abon. Jika hasil ini dibandingkan dengan SII yang mensyaratkan kadar gula pada abon sebesar maksimum 30% maka nilai ini masih memenuhi syarat. Hasil analisis mikrobiologis Hasil uji mikrobiologis menunjukkan bahwa abon tidak berjamur dan tidak ada bakteri coli serta jumlah bakteri pun di bawah batas yang ditetapkan oleh SII yaitu jumlah bakteri maksimum 3000 CFU/gram. Data selengkapnya tertera dalam Tabel 6. Hasil Uji Organoleptik Untuk mengetahui daya terima abon ikan pari maka dilakukan uji organoleptik. Hasil uji organoleptik yang meliputi aspek rasa, aroma, dan warna yang dilakukan pada 110 panelis terhadap abon ikan pari pada beberapa jenis ikan pari menunjukkan adanya kecenderungan yang kuat terhadap penerimaan abon ikan yakni abon yang dihasilkan mempunyai rasa yang enak tidak pahit, kering, dan tidak berbau amis maupun pesing. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: Perendaman larutan garam mampu menurunkan kadar logam dibanding tanpa perendaman garam Kadar air, kadar abu, kadar logam, nilai gizi dalam produk abon ikan pari memenuhi baku mutu abon yang tertera dalam SII Abon ikan pari mempunyai rasa, aroma dan warna khas, tidak berbau pesing, tidak amis, dan tidak berasa pahit DAFTAR PUSTAKA Afrianto E, Liviawaty E, 1989, Pengawetan dan Pengolahan Ikan, Yogyakarta: Kasinisius. Belitz HD dan Grosch, Food Chemistry. Springer-Verlag. Heidelberg.
6 74 Produksi Abon Ikan Pari Darmono, Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup, Universitas Indonesia. Jakarta. Djariah, Siregar A, Teknologi Tepat Guna: Ikan Asin, Kanisius, Yogyakarta. Djuhanda T, Dunia Ikan, Armico, Bandung. Irawan A, Pengawetan Ikan dan Hasil Perikanan. Cara Mengolah dan Mengawetkan secara Tradisional dan Modern, CV Aneka, Solo. Mujihardi T, Standar Industri Indonesia No dan 8. Standar Industri Indonesia No dan No Nontji A, Laut Nusantara, Djambatan, Jakarta. Pattiasina N, Nahumury N, Fatmawati, Leonupun M, Helaha E, Teknologi Proses Penghilangan Kandungan Amonia pada Daging Ikan Hiu Sebagai Bahan Makanan, Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, Ambon.
PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON
SEMINAR HASIL PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON OLEH : FITHROTUL MILLAH NRP : 1406 100 034 Dosen pembimbing : Dra. SUKESI, M. Si. Surabaya, 18 Januari 2010 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan
Lebih terperinciMETODE. Materi. Rancangan
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinciMenerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan
1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan
20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai pengambilan sampel di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru dan dianalisis
Lebih terperinciABON IKAN 1. PENDAHULUAN
ABON IKAN 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri
Lebih terperinciBab III Bahan dan Metode
Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan
Lebih terperinciANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1
ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan
Lebih terperinciKadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis. 1. Kadar Air (AOAC, 1999) Sebanyak 3 gram sampel ditimbang dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobot keringnya. tersebut selanjutnya dikeringkan dalam oven
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium Kimia,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan
Lebih terperinci1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.
57 Lampiran I. Prosedur Analisis Kimia 1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). Timbang contoh yang telah berupa serbuk atau bahan yang telah dihaluskan sebanyak 1-2 g dalam botol timbang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai
13 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai penjual di Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Gorontalo. 3.2 Bahan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratoriun Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan
Lebih terperinciA = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)
LAMPIRAN 42 Lampiran 1. Prosedur Analisis mutu kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC, 1984) Cawan porselen kosong dan tutupnya dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 o C.Cawan porselen kemudian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN
III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi talas segar yang dibeli di Bogor (Pasar Gunung Batu, Jalan Perumahan Taman Yasmin, Pasar
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada September 2013--Oktober 2013. Pengambilan sampel onggok diperoleh di Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Tengah.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH
Lampiran 1 BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH Bahan Tepung ubi jalar Putih Coklat collata Margarin Gula pasir Telur Coklat bubuk Kacang kenari Jumlah 250 gr 350 gr 380 gr 250 gr 8 butir 55 gr 50 gr Cara Membuat:
Lebih terperinciPEMANFAATAN FILTRAT TAOGE UNTUK MEREDUKSI KADAR UREA IKAN CUCUT (Carcharinus sp)
PEMANFAATAN FILTRAT TAOGE UNTUK MEREDUKSI KADAR UREA IKAN CUCUT (Carcharinus sp) Anna C.Erungan 1, Winarti Zahiruddin 1 dan Diaseniari 2 Abstrak Ikan cucut merupakan ikan yang potensi produksinya cukup
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan antara lain : oven, autoklap, ph meter, spatula, saringan, shaker waterbath,
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)
Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi) Diambil 1 kg tepung onggok singkong yang telah lebih dulu dimasukkan dalam plastik transparan lalu dikukus selama 30 menit Disiapkan 1 liter
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, sementara pengujian mutu gizi dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di
III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Sukarame Bandar Lampung, Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel
Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel Tanaman wortel Wortel Lampiran 2. Gambar potongan wortel Potongan wortel basah Potongan wortel kering Lampiran 3. Gambar mesin giling tepung 1 2 4 3 5 Mesin Giling
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan sampel yaitu, di sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015. 3.2 Alat Alat
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan di Farm dan Laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Jambi, pada tanggal 28 September sampai tanggal 28 November 2016.
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B
Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2011 sampai Januari 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Cisolok, Palabuhanratu, Jawa Barat. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat alat yang digunakan ; a. Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ), Type Buck Scientific seri 205 b. Lampu katoda Zn dan Cu c. Lampu katoda Fe dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan bahan pangan. Kandungan gizi yang ada pada ikan sangatlah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai Juli 2015. Pembuatan jenang dilakukan di Laboratorium Benih-UKSW dan analisis kandungan gizi
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )
41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-November 2011. Pemeliharaan ternak prapemotongan dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap kandungan protein, nitrogen terlarut, dan kandungan nitrogen non protein pada ikan tongkol adalah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
19 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil
Lebih terperinciKadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu
40 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar air (AOAC 1995, 950.46) Cawan kosong yang bersih dikeringkan dalam oven selama 2 jam dengan suhu 105 o C dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental di bidang teknologi pangan. B. TEMPAT DAN WAKTU Tempat pembuatan chips tempe dan tempat uji organoleptik
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)
LAMPIRAN 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992) METODE PENGUJIAN Sebanyak 5 gram sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Untuk pengujianan total oksalat ke dalam Erlenmeyer ditambahkan larutan
Lebih terperinci3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian
in. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau, Laboratorium Kimia
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)
LAMPIRAN Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007) Cara kerja: a. Timbang kerupuk samiler yang sudah dihaluskan sebanyak 1-2 gram dalam botol timbang konstan yang sudah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan logam Timbal pada kerupuk rambak dengan menggunakan alat Spektrofotometer serapan atom Perkin Elmer 5100 PC. A.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,
Lebih terperinci3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai Aplikasi Asap Cair dalam Pembuatan Fillet Belut
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai Aplikasi Asap Cair dalam Pembuatan Fillet Belut Asap dengan Kombinasi Bumbu dilakukan pada bulan Agustus 2009 Januari 2010 yang
Lebih terperinciPRODUKSI ABON IKAN PARI (Rayfish): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON
Prosiding Skripsi Semester Gasal 2009/2010 SK-091304 PRODUKSI ABON IKAN PARI (Rayfish): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON Fithrotul Millah*, Sukesi 1 Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
24 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari
Lebih terperinciBAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN
39 BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 3.1. Alat-alat dan bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Lampu hallow katoda - PH indikator universal - Alat-alat
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :
Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Rendemen merupakan persentase perbandingan antara berat produk yang diperoleh dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Mei Tahun 2013 di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas Pertanian Dan Peternakan Universitas Islam
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan Reproduksi Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis
L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tentang pengaruh variasi konsentrasi penambahan tepung tapioka dan tepung beras terhadap kadar protein, lemak, kadar air dan sifat organoleptik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. B. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat pembuatan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai akhir bulan Desember 2011-Mei 2012. Penanaman hijauan bertempat di kebun MT. Farm, Desa Tegal Waru. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciLampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)
Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al., 2007) a. Timbang kerupuk teri mentah yang sudah dihaluskan sebanyak 1-2 gram dalam botol timbang konstan yang sudah diketahui beratnya.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan
20 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur, analisa dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciKERUPUK UDANG ATAU IKAN
KERUPUK UDANG ATAU IKAN 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen laboratorium. Faktor perlakuan meliputi penambahan pengembang dan pengenyal pada pembuatan kerupuk puli menggunakan
Lebih terperinciBAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto
BAB III TEKNIK PELAKSANAAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto Selatan, Bone Bolango Gorontalo selama dua bulan, mulai dari Tanggal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL ) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Metode penelitian secara umum yakni tentang analisis penyebaran logam berat tembaga pada air tanah dan aliran sungai di sekitar industri kerajinan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM Kelompok 10 Delis Saniatil H 31113062 Herlin Marlina 31113072 Ria Hardianti 31113096 Farmasi 4B PRODI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. B. Waktu dan Tempat Penelitian a. Waktu Penelitian dilakukan mulai
Lebih terperinci3. Metodologi Penelitian
3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian
15 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Karakterisasi Bahan Baku Hasil Perairan (preparasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen karena dilakukan percobaan dengan menyimpan kista artemia pada suhu yang
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi
Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi azeotropik kontinyu dengan menggunakan pelarut non polar.
Lebih terperinciTEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XVIII PENGUJIAN BAHAN SECARA KIMIAWI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi diantaranya mengandung mineral, vitamin dan lemak tak jenuh. Protein dibutuhkan tubuh
Lebih terperinciPreparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.
Preparasi Sampel Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Penarikan Sampel (Sampling) Tujuan sampling : mengambil sampel yang representatif untuk penyelidikan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciMETODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan
METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan mulai dari bulan Mei 2012 sampai bulan Agustus 2012. Tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah Laboratorium Percobaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan
BAB III METODOLOGI 31 Bagan Alir Penelitian Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan pembuatan keju cottage, maka di bawah ini dibuat bagan alir prosedur kerja yaitu prosedur preparsi
Lebih terperinciMETODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan
31 3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pendugaan Umur simpan Tsukuda-ni Ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan Metode Akselerasi ini dilakukan pada bulan Februari-Juli 2009. Penelitian ini
Lebih terperinciTELUR ASIN PENDAHULUAN
TELUR ASIN PENDAHULUAN Telur asin,merupakan telur itik olahan yang berkalsium tinggi. Selain itu juga mengandung hampir semua unsur gizi dan mineral. Oleh karena itu, telur asin baik dikonsumsi oleh bayi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap protein terlarut dan kandungan asam amino pada ikan tongkol adalah melalui eksperimen di bidang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Kandungan air dalam suatu bahan perlu diketahui untuk menentukan zatzat gizi yang terkandung dalam bahan pangan tersebut. Kadar air dalam pangan dapat diketahui melakukan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Industri Rumah Tangga Produksi Kelanting MT,
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Industri Rumah Tangga Produksi Kelanting MT, Gantiwarno, Pekalongan, Lampung Timur, dan Laboratorium Politeknik Negeri
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian
14 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2010. Penelitian dilakukan di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku, Laboratorium Pengolahan
Lebih terperinci3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah
3. MATERI DAN METODE Proses pemanasan dan pengeringan gabah beras merah dilakukan di Laboratorium Rekayasa Pangan. Proses penggilingan dan penyosohan gabah dilakukan di tempat penggilingan daerah Pucang
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa
22 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa Braja Harjosari, Kecamatan Braja Selebah, Kabupaten Lampung Timur dan
Lebih terperinciAtas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
Lampiran 1. Lembar Uji Hedonik Nama : Usia : Pekerjaan : Pengujian organoleptik dilakukan terhadap warna, aroma, rasa dan kekentalan yoghurt dengan metoda uji kesukaan/hedonik. Skala hedonik yang digunakan
Lebih terperinci