TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia serta Amerika. Pisang merupakan salah satu buah tropik yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia serta Amerika. Pisang merupakan salah satu buah tropik yang"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Pisang (Musa paradisiaca) Pisang (Musa paradisiaca) berasal dari Asia dan tersebar di Spanyol, Itali, Indonesia serta Amerika. Pisang merupakan salah satu buah tropik yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, ketersediaannya tidak mengenal musim dan harganya terjangkau. Tanaman pisang bersifat monokarfik artinya hanya berbuah sekali dan kemudian mati. Tanaman pisang akan berproduksi dengan baik apabila pertumbuhannya juga subur (Nurjanah, 2007). Pisang umumnya dapat tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian m diatas permukaan laut. Pisang dapat tumbuh pada iklim tropis basah, lembab dan panas. Meskipun demikian pisang dapat tumbuh di dataran tinggi sampai ketinggian m diatas permukaan laut. Di dataran tinggi umur tanaman sampai berbuah lebih lama dan kulitnya lebih tebal. Taksonomi tanaman pisang adalah sebagai berikut : Kingdom Devisi : Plantae : Spermatophyta Sub. Divisi : Angiospermae Kelas Bangsa Suku Marga Jenis : Monocotylae : Musales : Musaceae : Musa : Musa paradisiaca (Rismunandar, 1990). 4

2 5 Batang pisang mempunyai manfaat cukup banyak dapat dipergunakan sebagai bahan makanan tambahan ternak dimusim kering, dan dapat pula dipergunakan sebagai bahan baku pupuk kompos, yang nantinya akan mempunyai nilai-nilai ekonomi yang baik. Batang pohon pisang dapat digunakan sebagai bahan dasar kertas daur ulang (Satuhu dan Ahmad, 1999). Kandungan yang terdapat pada batang pisang sebagian besar berisi air dan serat (selulosa), disamping bahan mineral kalium, kalsium, fosfor, besi (Satuhu dan Ahmad, 1999). Komposisi kimia batang pisang dapat dilihat pada Tabel 1. Batang pisang sebenarnya terletak dalam tanah berupa umbi batang. Batang pisang ini terbentuk dari pelepah daun panjang yang saling menelangkup dan menutupi dengan kuat dan kompak sehingga bisa berdiri tegak seperti batang tanaman dengan tinggi berkisar 3,5-7,5 meter tergantung jenisnya. (Satuhu dan Ahmad, 1999). Tabel 1. Komposisi kimia batang pisang setiap (100 kg) Unsur Jumlah Air (gr) 92,50 Protein (gr) 0,35 Lemak - Fosfor (mg) 135 Kalium (mg) 213 Kalsium (mg) 122 Besi (mg) 0,70 Hidrat arang (gr) 4,60 Sumber : Munadjim, 1983 Kertas dan Serat Bahan baku utama untuk produksi kertas dan kertas board ialah pulp. Dalam proses pembutannya serat yang berasal dari pulp dan kertas bekas dibantu dengan bahan pengisi dan zat warna dengan perbandingan tertentu tergantung pada jenis kertas yang akan diproduksi. Di Negara-negara maju ada

3 6 kecenderungan untuk meningkatkan pemakaian kertas bekas (waste paper), hal ini tercermin dalam hal-hal sebagai berikut: - menurunnya persentase pemakaian/konsumsi kertas koran. (dimana pembuatan kertas koran sedikit memakai kertas bekas). - Pemakaian pulp cenderung menurun per unit produksi kertas. (Departemen Perindustrian, 1982). Kertas adalah suatu bahan yang disusun terutama oleh serat-serat sellulose yaitu tanaman, mineral, bulu binatang, serat sintetis. Umumnya proses pembuatan kertas terdiri dari 2 bagian kelompok besar yaitu proses pembuatan pulp dari proses pembuatan kertas dan board. Proses pembuatan pulp yang melalui 2 tahap proses yaitu proses mekanis dan kimia (Soekartawi, 1989). Selulosa merupakan komponen penting dari kayu yang bermanfaat sebagai bahan baku pembuatan kertas. Menurut Zulferiyenni, dkk (2009) menyatakan bahwa perbedaan rasio antara ampas tebu dan batang pisang tidak berbeda nyata sedangkan konsentrasi asam asetat berpengaruh nyata terhadap kadar selulosa pulp yang dihasilkan. Kadar selulosa yang dihasilkan pada semua perlakuan berkisar 42 56%. Pada dasarnya tanaman Abaca (tanaman pisang) merupakan bahan mentah untuk pembuatan pulp dan kertas yang dengan mudah ditanam dalam waktu yang cepat dibanding tanaman kayu yang ada dihutan. Abaca memiliki serat yang begitu kuat sehingga memungkinkan untuk menghasilkan pulp yang berkualitas karena bahan mentah yang menghasilkan lignin selulosa bersumber dari tanaman pisang yang tumbuh (Muladi dan Arifin, 2005).

4 7 Jenis cetakan tidak menggunakan mesin handpress melainkan menggunakan screen. Meskipun ciri-ciri alat pencetaknya berbeda, hasil kedua cetakan mesin sama. Ada beberapa jenis kertas yang dipakai untuk usaha percetakan tangan. Yaitu buffalo (ada yang tebal dan tipis atau disebut dengan kertas litax), orien (tebal dan tipis), HVS, BC, BC buffalo, hammer, undangan merah, kertas jeruk dan sebagainya. Harga-harga tiap jenis kertas berbeda-beda (Karyadi, 2000). Pertanaman serat lunak (soft fibre) terdiri dari jenis rosella, kenaf dan jute. Saat ini pengembangannya yang terbanyak ialah kenaf, lebih kurang 85%, kemudian rosella, lebih kurang 15% dan sedikit jute. Menurut Soekartawi (1989) menyatakan serat maupun batang berkulit rosella, kenaf dan jute dapat dijadikan pulp kertas. Kertas yang dihasilkan merupakan kertas yang dipakai untuk suratsurat berharga seperti cek, perangko, ijazah dan lain-lain. Serat yang berdinding tipis akan menghasilkan lembaran pulp dan kertas yang lebih padat dan kekuatan retak yang lebih baik dibandingkan dengan serat yang berdinding tebal (Soekartawi, 1989). Serat yang berdinding tebal menghasikan lembaran yang mempunyai kekuatan sobek yang tinggi, tetapi kekuatan retak yang rendah. Untuk memperoleh kekuatan retak dan sobek yang tinggi, serat yang berdinding tebal perlu dicampur dengan serat panjang dan berdinding tipis misalnya dengan serat kayu daun jarum. Dalam pembuatan pulp kenaf pun dapat dimasak menggunakan proses yang sama seperti pada jenis non kayu yang lain, yaitu proses soda, sulfat dan NSSC (Neutral Sulfite Semi Chemical). Rata-rata konsumsi serat dunia berkisar

5 8 antara 3,44 juta dan 5,53 juta ton per tahun. Negara konsumen serat sebagian besar adalah negara sedang berkembang (Soekartawi, 1989). Pembuatan Kertas dan Penggunaan NaOH NaOH (Natriun Hidroksida) yang termasuk senyawa alkali ini banyak dikenal sebagai soda (caustic soda) telah banyak dikenal dalam industry pembuatan kertas. Fungsi umum penggunaan dalam proses pembuatan kertas NaOH ada pada proses pendegradasian lignin. Selain untuk degradasi lignin, penggunaan NaOH digunakan untuk memperbaiki sifat serat dalam prosesnya untuk dibuat menjadi kertas (Sjostrom, 1995). Perbaikan serat yang dimaksud adalah perbaikan sifat dalam usahanya untuk lebih mempermudah dan memperkuat jalinan serat kertas yang terbentuk. Dalam proses pemasakan serat dengan larutan NaOH, serat akan mengalami efek ribbon. Efek ribbon adalah efek fisik dimana serat tunggal menjadi kasar dan berserabut. Ketebalan kertas dinyatakan dalam satuan mikron (µm) berdasarkan hasil penelitian Sucipto, dkk (2009) ketebalan kertas seni pelepah pisang dari hasil penelitian sebesar 235 µm lebih rendah dari kertas seni yang ada di pasaran, yaitu sebesar 246 µm. perbedaan ketebalan kertas ini disebabkan adanya pengaruh perlakuan komposisi yaitu konsentrasi NaOH. Pada umumnya pulp yang dihasikan pada dewasa ini dalah pulp kimia, membagi pulp kimia berdasarkan bahan kimia yang digunakan dalam proses pemasakan, yang terdiri dari soda, sulfat dan silfit. Pulp soda adalah pulp kimia hasil pemasakan dengan menggunakan larutan soda kostik sebagai larutan pemasak. Pulp sulfat adalah pulp kimia hasil pemasakan dengan menggunakan soda kostik natrium sulfide sebagai larutan pemasaknya. Pulp sulfit adalah pulp

6 9 kimia hasil pemasakan dalam larutan bisulfat. Pembuatan pulp kraft dilakukan dengan larutan yang terdiri atas natrium hidroksida dan natrium sulfida, yang dinamakan lindi putih. Dimana semua bahan kimia dihitung sebagai ekuivalen natrium dan dinyatakan sebagai berat NaOH atau Na 2 O. Dalam kimia pembuatan pulp modern unit-unit berat NaOH sering diganti dengan unit-unit molar, misalnya efektif per liter larutan atau per kilogram kayu (Sjostrom, 1995). Kadar alfa selulosa dari alang-alang memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan jenis bahan baku yang lain. Menurut Wibisono, dkk (2011) diketahui bahwa kadar alfa selulosa yang semakin tinggi mengakibatkan daya tarik kertas semakin kuat dan daya hapus juga semakin baik sehingga kualitas dari kertas yang dihasilkan oleh pulp berbahan baku alang-alang lebih baik jika dibandingkan dengan pulp dari ampas tebu dan eceng gondok. Akan tetapi pulp dari alang-alang memiliki intensitas kecerahan kertas yang lebih jelek jika dibandingkan dengan pulp dari eceng gondok, karena banyak lignin yang terkandung dalam pulp menyebabkan kertas yang dihasilkan menjadi lebih gelap. Reaksi pemasakan bahan baku dengan asam asetat berlangsung pada kondisi endotermis, dimana konversi reaksi pada reaksi endotermis akan dipengaruhi oleh panas yang diterima pada saat proses pemasakan. Besar pemasukan akan kebutuhan panas bergantung pada perubahan suhu. Semakin besar perubahan suhu akan menyebabkan semakin besar pula panas yang akan dihasilkan. Maka dengan penggunaan suhu pemasakan yang lebih tinggi akan membuat konversi dan reaksi lebih baik. Dengan demikian baiknya konversi reaksi akan menyebabkan lignin yang terdegradasi semakin besar sehingga kadar alfa selulosa dalam pulp menjadi lebih besar (Wibisono, dkk., 2011).

7 10 Perbedaan utama di antara berbagai proses pembuatan kertas ialah metode yang digunakan untuk menyelesaikan langkah pertama pembuatan pulp. Cara mekanis, cara kimia, atau energi panas atau kombinasi-kombinasinya digunakan dalam memproduksi pulp. Dua proses kimia yang berbeda digunakan dan keduanya berbeda pada tipe bahan kimia penyusun cairan pemasak, proses-proses ini ialah proses sulfit dan proses sulfat (Bowyer, 1996). Larutan natrium hidroksida digunakan sebagai lindi pemasak dan lindi bekas yang dihasilkan dipekatkan dengan cara penguapan dan dibakar. Proses kraft telah hampir menggantikan secara lengkap proses soda yang tua karena keunggulan selektifitas delignifikasi yang menghasilkan juga kualitas pulp yang lebih tinggi. Disamping dimensi dan nilai turunan serat dipergunakan sebagai pengukur kualitas bahan baku. Komponen kimia serat atau kayu umumnya terdiri dari selulosa, hemi-selulosa, lignin dan zat okstraktif. Selulosa sangat dibutuhkan dalam pembuatan kertas karena selulosa mempunyai daya gabung yang besar sehingga hal ini memudahkan pengerjaan jalinan serat (Soekartawi, 1989). Pengujian kertas Gramatur adalah massa lembaran kertas dibagi luasnya dalam satuan g/m 2. Gramatur kertas dipengaruhi oleh kadar air pada kelembapan udara relatif disekitar kertas. Semakin besar gramatur yang dihasilkan maka ketahanan sobek dan ketahanan tarik pada kertas seni semakin kuat (Sucipto, dkk, 2009). Untuk keperluan pengendalian proses dan mutu bagi produsen kertas dan karton BSN menentukan batas nilai gramatur minimal dan maksimal yang masih diperkenankan bagi kertas dan karton pada gramatur tertentu yang tertera pada tabel berikut ini:

8 11 Tabel 2. Toleransi gramatur Gramatur (g/m²) Toleransi (%) < 28,00 ± 7 35,00 ± 6 45,00 55,00 ± 5 >60,00 ± 4 (BSN, 2006). Ketahanan tarik adalah daya tahan lembaran kertas atau karton terhadap gaya tarik yang bekerja pada kedua ujung kertas tersebut diukur pada kondisi standar. Daya regangan adalah regangan maksimum yang dapat dicapai oleh jalur kertas tersebut diukur pada kondisi standar. Panjang putus adalah jalur kertas atau karton dengan lebar sama yang beratnya dapat memutuskan jalur tersebut apabila digantung satu ujungnya. Peralatan yang digunakan mengukur kekuatan tarik adalah: 1. Dua buah alat penjepit untuk kedua ujungnya 2. Bandulan kertas 3. Skala pembaca untuk ketahanan tarik 4. Motor untuk menggerakkan bandul dengan kecepatan tetap Ketahanan tarik dapat dinyatakan sebagai panjang putus dengan perhitungan: panjang putus (m)=kekuatan tarik panjang jalur (m) berat jalur (BSN, 1998). Ketahanan sobek adalah gaya dalam milinewton (mn) yang dibutuhkan untuk menyobek kertas pada kondisi standar. Prinsip uji ketahanan sobek kertas metode Elmendorf adalah setumpuk lembaran contoh uji yang sudah mengalami penyobekan awal kemudian disobek menggunakan pendulum pada jarak tertentu. Gaya sobek yang ditimbulkan oleh pendulum bergerak dalam bidang yang tegak lurus terhadap bidang contoh uji. Usaha untuk menyobek contoh uji diindikasikan

9 12 dengan hilangnya energi potensial dari pendulum. Peralatan uji ketahanan sobek metode Elmendorf adalah: 1. Alat penjepit yang terdiri dari sebuah penjepit statis dan sebuah penjepit yang dapat bergerak bersama sektor pendulum 2. Sektor pendulum 3. Alat penahan sektor pendulum 4. Jarum penunjuk dan skala 5. pisau (BSN, 2009). Karakteristik kertas Kualitas suatu produk kertas merupakan suatu hal yang terukur. Kualitas ini dilihat dari karakteristiknya berdasarkan kegunaan kertas itu sendiri. Diantara karakteristik-karakteristik itu adalah : 1. Bonding strength : Daya ikat serat dalam lembaran kertas. Kertas dengan daya ikat yang baik tidak akan mudah rusak di saat proses pencetakan 2. Burst Strength : Ukuran tentang kekuatan selembar kertas untuk dapat menahan suatu tekanan 3. Brightness : Sifat pemantulan cahaya yang dimiliki kertas atau pulp. Pengukuran brightness dilakukan dengan kertas dan pulp dengan standard referensi (dalam skala 1 sampai 100 yang mewakili pemantulan sinar magnesium oksida) 4. Opacity : Suatu derajat nilai yang didasarkan seberapa besar seseorang tidak bisa melihat menembus selembar kertas. Besarnya diukur dengan banyaknya cahaya yang tertinggal saat melewati kertas

10 13 5. Tear (Indeks sobek) : Indikator panjang serat dan keseragaman serat dalam selembar kertas. Tear dihitung dengan satu tes yang mengukur besarnya tenaga yang dibutuhkan untuk dapat merobek kertas itu saat pertama kali 6. Tensile Strength : didefinisikan sebagai besarnya gaya maksimum yang dibutuhkan untuk memutuskan kertas dengan arah horizontal (Firmansyah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kertas seni merupakan salah satu produk yang semakin diminati baik di dalam pasar dalam negeri maupun luar negeri, umumnya merupakan hasil produk buatan tangan dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Alat dan Bahan yang Digunakan. 1. Beaker Glass 2. Blender. 3. Micrometer 4. Wadah

LAMPIRAN 1 Alat dan Bahan yang Digunakan. 1. Beaker Glass 2. Blender. 3. Micrometer 4. Wadah LAMPIRAN 1 Alat dan Bahan yang Digunakan 1. Beaker Glass 2. Blender 3. Micrometer 4. Wadah 51 5. Cetakan Kertas 6. Neraca Digital 7. Digester 52 8. Tensile Strength Terster 9. Tearing Strength Tester 10.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jagung (Zea mays) Menurut Effendi S (1991), jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting selain padi dan gandum. Kedudukan tanaman ini menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kertas merupakan benda yang sering kita temukan sehari-hari dalam berbagai kegiatan kehidupan manusia. Kertas didefinisikan sebagai lembaran yang relatif tipis

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses pembuatan pulp adalah pemisahan lignin untuk memperoleh serat (selulosa) dari bahan berserat. Oleh karena itu selulosa harus bersih dari lignin supaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keperluan pendidikan, perkantoran, dan pengemasan dalam perindustrian.

I. PENDAHULUAN. keperluan pendidikan, perkantoran, dan pengemasan dalam perindustrian. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Industri pulp dan kertas merupakan industri yang cukup penting untuk keperluan pendidikan, perkantoran, dan pengemasan dalam perindustrian. Kebutuhan pulp

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sampai ke pengemasan (Syafii, 2000). Seiring dengan meningkatnya jumlah

I. PENDAHULUAN. sampai ke pengemasan (Syafii, 2000). Seiring dengan meningkatnya jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu kebutuhan penting, mulai dari dunia pendidikan, sampai ke pengemasan (Syafii, 2000). Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kertas memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dalam negeri maupun luar negeri yaitu untuk berkomunikasi dan berkreasi. Industri pulp dan kertas

Lebih terperinci

Kertas Cara uji ketahanan sobek Metode Elmendorf

Kertas Cara uji ketahanan sobek Metode Elmendorf Standar Nasional Indonesia Kertas Cara uji ketahanan sobek Metode Elmendorf ICS 85.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pulp dan kertas Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pulp dan kertas Indonesia terus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu produk turunan selulosa yang memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pulp dan kertas Indonesia terus mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai angka yang sangat tinggi. Ada beberapa jenis kertas antara lain

BAB I PENDAHULUAN. mencapai angka yang sangat tinggi. Ada beberapa jenis kertas antara lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kertas merupakan bahan yang tipis dan rata yang biasanya terbuat dari kayu, sering digunakan untuk berbagai kepentingan misalnya untuk menulis, mencetak, menggambar,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian

I. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan yang dilakukan manusia. Hal ini ditunjukan dari tingkat konsumsinya yang makin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagian besar masyarakat Jatisrono berwirausaha sebagai pedagang ayam, para pedagang tersebut menjualnya dalam bentuk daging mentah dan ada pula yang matang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit jagung dan bulu ayam merupakan contoh limbah hasil pertanian dan peternakan yang jumlahnya sangat melimpah. Tanaman jagung dapat tumbuh hampir diseluruh daratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Digester Digester merupakan alat utama pada proses pembuatan pulp. Reaktor ini sebagai tempat atau wadah dalam proses delignifikasi bahan baku industri pulp sehingga didapat

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT JAGUNG SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN PENAMBAHAN NaOH DAN PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI

PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT JAGUNG SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN PENAMBAHAN NaOH DAN PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT JAGUNG SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN PENAMBAHAN NaOH DAN PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI Oleh : RINDA CAHYA PRATIWI A420110067 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tongkol jagung sebagai limbah tidak bermanfaat yang merugikan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar.

BAB I PENDAHULUAN. tongkol jagung sebagai limbah tidak bermanfaat yang merugikan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kulit jagung merupakan bagian tanaman yang melindungi biji jagung, berwarna hijau muda saat masih muda dan mengering pada pohonnya saat sudah tua. Tongkol jagung merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Komponen terbesar dalam limbah padat tersebut adalah selulosa, disamping

TINJAUAN PUSTAKA. Komponen terbesar dalam limbah padat tersebut adalah selulosa, disamping TINJAUAN PUSTAKA Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Salah satu jenis limbah padat industri kelapa sawit adalah tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Tempurung kelapa sawit termasuk juga limbah padat hasil

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU GEDEBOK PISANG (Musa Parasidiaca ) DAN SAMPAH KERTAS

KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU GEDEBOK PISANG (Musa Parasidiaca ) DAN SAMPAH KERTAS KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU GEDEBOK PISANG (Musa Parasidiaca ) DAN SAMPAH KERTAS (Paper-Based Characteristics of Banana Trunk (Musa Paradisiaca) and Waste Paper) Nova Suriani 1*), Ainun Rohanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri kertas merupakan salah satu industri yang terbesar di Dunia dengan menghabiskan 670 juta ton kayu. Kebutuhan kertas dunia terus meningkat, yang pada beberapa

Lebih terperinci

Pengaruh Komposisi Bahan Baku dan Lama Waktu Pemasakan terhadap Kekuatan Tarik pada Pembuatan Kertas Seni dari Limbah Batang Jagung dan Kertas Bekas

Pengaruh Komposisi Bahan Baku dan Lama Waktu Pemasakan terhadap Kekuatan Tarik pada Pembuatan Kertas Seni dari Limbah Batang Jagung dan Kertas Bekas Jurnal Mekanika dan Sistem Termal, Vol. 1(2), Agustus 2016 :38-42 Jurnal Mekanika dan Sistem Termal (JMST) Journal homepage: http://e-journal.janabadra.ac.id/index.php/jmst Original Article Pengaruh Komposisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kertas seni atau biasa disebut kertas daur ulang merupakan kertas yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kertas seni atau biasa disebut kertas daur ulang merupakan kertas yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kertas seni atau biasa disebut kertas daur ulang merupakan kertas yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan kerajinan tangan. Kerajinan tangan yang bisa dibuat dari

Lebih terperinci

INDUSTRI PULP DAN KERTAS. 11/2/2010 Universitas Darma Persada By YC

INDUSTRI PULP DAN KERTAS. 11/2/2010 Universitas Darma Persada By YC INDUSTRI PULP DAN KERTAS 11/2/2010 Universitas Darma Persada By YC 1 A. BAHAN BAKU Selulosa (terdapat dalam tumbuhan berupa serat) Jenis-jenis selulosa : 1. α-selulosa untuk pembuatan kertas 2. β-selulosa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kertas terdiri dari 2 bagian kelompok besar yaitu proses pembuatan pulp dan

TINJAUAN PUSTAKA. kertas terdiri dari 2 bagian kelompok besar yaitu proses pembuatan pulp dan TINJAUAN PUSTAKA Kertas Kertas adalah suatu bahan yang disusun terutama oleh serat-serat sellulose yaitu tanaman, mineral, bulu binatang, serat sintesis.umumnya proses pembuatan kertas terdiri dari 2 bagian

Lebih terperinci

Mulai. Pembersihan batang pisang. Pencacahan batang pisang. Penimbangan. pemasakan serat batang pisang. Penambahan NaOH 10%

Mulai. Pembersihan batang pisang. Pencacahan batang pisang. Penimbangan. pemasakan serat batang pisang. Penambahan NaOH 10% 27 Lampiran 1. Flow Chart Prosedur Penelitian Mulai Pembersihan batang pisang Sampah kertas 0%, 10%, 20%, 30%, 40% 50% dari massa seluruh bahan baku Perendaman 15 menit dan dihancurkan Pencacahan batang

Lebih terperinci

Kertas adalah barang ciptaan manusia berwujud lembaranlembaran tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret. Kertas dibuat untuk

Kertas adalah barang ciptaan manusia berwujud lembaranlembaran tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret. Kertas dibuat untuk Kertas adalah barang ciptaan manusia berwujud lembaranlembaran tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret. Kertas dibuat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat beragam. Selain untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberian tekanan yang tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Di pasaran,

BAB I PENDAHULUAN. pemberian tekanan yang tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Di pasaran, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp (Paskawati dkk, 2010). Kompresi merupakan pemberian tekanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KETAHANAN TARIK DAN KETAHANAN SOBEK KERTAS SENI Hasil penelitian tentang kertas yang terbuat dari bulu ayam dan kulit jagung diperoleh data hasil pengujian ketahanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa

Lebih terperinci

KONDISI OPTIMUM PEMASAKAN ABACA (MUSA TEXTILIS NEE) DENGAN PROSES SULFAT (THE OPTIMUM OF COOKING CONDITION OF MUSA TEXTILIS NEE WITH SULPHATE PROCESS)

KONDISI OPTIMUM PEMASAKAN ABACA (MUSA TEXTILIS NEE) DENGAN PROSES SULFAT (THE OPTIMUM OF COOKING CONDITION OF MUSA TEXTILIS NEE WITH SULPHATE PROCESS) 30 KONDISI OPTIMUM PEMASAKAN ABACA (MUSA TEXTILIS NEE) DENGAN PROSES SULFAT (THE OPTIMUM OF COOKING CONDITION OF MUSA TEXTILIS NEE WITH SULPHATE PROCESS) Rudi Hartono 1 dan Gatot Ibnusantosa 2 1 Jurusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri

I. PENDAHULUAN. Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri dan teknologi sangat menunjang kebijakan yang telah disusun pemerintah. Salah satu kebijakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian mengenai karakteristik kertas seni yang terbuat dari limbah bulu ayam dan limbah kulit singkong telah diperoleh data dari hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kertas merupakan bahan yang tipis dan rata yang biasanya terbuat dari kayu maupun dari bahan yang berserat tinggi, sering digunakan untuk berbagai kepentingan misalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur tiram putih merupakan salah satu produk pertanianyang mempunyai kandungan gizi tinggi dibandingkan dengan jamur lain. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur

Lebih terperinci

Disusun oleh : Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Niniek Fajar Puspita, M.Eng NIP

Disusun oleh : Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Niniek Fajar Puspita, M.Eng NIP SEMINAR TA 2011 Disusun oleh : Sekarwati Abdul S. Wahyu Utami 2308 030 011 2308 030 053 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Niniek Fajar Puspita, M.Eng NIP. 19630805 198903 2 002 PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTI-ITS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan laju perkembangan teknologi yang semakin pesat diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan laju perkembangan teknologi yang semakin pesat diperlukan XII BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk meningkatkan laju perkembangan teknologi yang semakin pesat diperlukan sumber daya manusia yang tangguh dan handal, agar teknologi yang semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk yang semakin cepat menuntut tersedianya bahan pangan yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk untuk kelangsungan hidup. Bahan pangan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Budidaya tanaman pada dasarnya akan meninggalkan limbah baik limbah kimia maupun limbah organik, limbah organik biasanya berupa sisa tanaman seperti sisa batang dan daun tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Selulosa merupakan salah satu komoditi yang cukup banyak dibutuhkan di industri, seperti industri tekstil dan pulp. Serat selulosa ini juga sudah dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp (Paskawati dkk, 2010). Di pasaran, terdapat beberapa macam kertas

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA H.Abdullah Saleh,, Meilina M. D. Pakpahan, Nowra Angelina Jurusan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI BAHAN BAKU CAMPURAN BATANG TERHADAP KUALITAS PULP DAN KERTAS KAYU LEDA (Eucalyptus deglupta Blume) DENGAN PROSES KRAFT

PENGARUH KOMPOSISI BAHAN BAKU CAMPURAN BATANG TERHADAP KUALITAS PULP DAN KERTAS KAYU LEDA (Eucalyptus deglupta Blume) DENGAN PROSES KRAFT PENGARUH KOMPOSISI BAHAN BAKU CAMPURAN BATANG TERHADAP KUALITAS PULP DAN KERTAS KAYU LEDA (Eucalyptus deglupta Blume) DENGAN PROSES KRAFT HENNI ARRYATI Program Studi Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kertas adalah suatu bahan yang disusun terutama oleh serat-serat sellulose

TINJAUAN PUSTAKA. Kertas adalah suatu bahan yang disusun terutama oleh serat-serat sellulose TINJAUAN PUSTAKA Kertas Kertas adalah suatu bahan yang disusun terutama oleh serat-serat sellulose yaitu tanaman, mineral, bulu binatang, serat sintesis. Umumnya proses pembuatan kertas terdiri dari 2

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan alternatif pangan. Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji ) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Durian 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian Menurut Rahmat Rukmana ( 1996 ) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi

Lebih terperinci

Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni. Faridah, Anwar Fuadi

Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni. Faridah, Anwar Fuadi Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni Faridah, Anwar Fuadi ABSTRAK Kertas seni banyak dibutuhkan oleh masyarakat, kertas seni yang dihasilkan dapat digunakan sebagai kertas

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PEMBUATAN KERTAS DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN PROSES SODA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PEMBUATAN KERTAS DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN PROSES SODA Bidang Unggulan: Lahan Basah/ Biomaterial Kode/ Nama Rumpun Ilmu**: 433/ Teknik Kimia LAPORAN AKHIR PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PEMBUATAN KERTAS DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN PROSES

Lebih terperinci

SfFAT PULP SULF BBEBERAPA TAWAF UM BERDASWRKAN A DBMENSI SERAT F Oleh FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SfFAT PULP SULF BBEBERAPA TAWAF UM BERDASWRKAN A DBMENSI SERAT F Oleh FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR SfFAT PULP SULF BBEBERAPA TAWAF UM BERDASWRKAN A DBMENSI SERAT Oleh BUD1 HERMANA F 23. 1736 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR pada kisaran umur kayu 3 sampai 8 tahun adalah 14.262,

Lebih terperinci

SEPTIAN NUR IKA TRISNAWATI A

SEPTIAN NUR IKA TRISNAWATI A KARAKTERISTIK KERTAS SENI DARI RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) DENGAN PENAMBAHAN KONSENTRASI NaOH DAN PEWARNA YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : SEPTIAN NUR IKA TRISNAWATI A 420 100 059 FAKULTAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Kenaikannya diperkirakan

I. PENDAHULUAN. terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Kenaikannya diperkirakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu kebutuhan yang penting di dunia. Kebutuhan kertas terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Kenaikannya diperkirakan mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Digester Digester merupakan alat utama pada proses pembuatan pulp. Reaktor ini sebagai tempat atau wadah dalam proses delidnifikasi bahan baku industri pulp sehingga

Lebih terperinci

DELIGNIFIKASI KULIT KOPI MENJADI BAHAN BAKU PULP DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI. Oleh: Kanidia Kunta Dena Nurseta

DELIGNIFIKASI KULIT KOPI MENJADI BAHAN BAKU PULP DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI. Oleh: Kanidia Kunta Dena Nurseta DELIGNIFIKASI KULIT KOPI MENJADI BAHAN BAKU PULP DENGAN METODE ORGANOSOLV SKRIPSI Oleh: Kanidia Kunta Dena Nurseta 0931010021 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perkembangan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam industri mulai menyulitkan bahan konvensional seperti logam untuk memenuhi keperluan aplikasi baru. Penggunaan

Lebih terperinci

PEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG

PEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG Wibisono: PEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG 11 PEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG Ivan Wibisono 1), Hugo Leonardo 1), Antaresti 2), Aylianawati 2) E-mail: ivan_wihaoyen@yahoo.com ABSTRAK Alang-alang merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram putih merupakan salah satu jamur kayu yang tumbuh di permukaan batang pohon yang sudah lapuk. Jamur tiram putih dapat ditemui di alam bebas sepanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar yang terus meningkat. Menurut Trubus (2012), permintaan

Lebih terperinci

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU DENGAN PROSES PELEBURAN ALKALI SKRIPSI. Oleh : SITA ARIDEWI

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU DENGAN PROSES PELEBURAN ALKALI SKRIPSI. Oleh : SITA ARIDEWI PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU DENGAN PROSES PELEBURAN ALKALI SKRIPSI Oleh : SITA ARIDEWI 0831010012 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA

Lebih terperinci

EFEK PEMBERIAN AIR PERASAN WORTEL (Daucus carota L) UNTUK MEMPERTAHANKAN KADAR VITAMIN A DALAM PENGASINAN TELUR SKRIPSI

EFEK PEMBERIAN AIR PERASAN WORTEL (Daucus carota L) UNTUK MEMPERTAHANKAN KADAR VITAMIN A DALAM PENGASINAN TELUR SKRIPSI 0 EFEK PEMBERIAN AIR PERASAN WORTEL (Daucus carota L) UNTUK MEMPERTAHANKAN KADAR VITAMIN A DALAM PENGASINAN TELUR SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Ubi Kayu Ubi kayu yang sering pula disebut singkong atau ketela pohon merupakan salah satu tanaman penghasil bahan makanan pokok di Indonesia. Tanaman ini tersebar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Radish Radish (Raphanus sativus L.) merupakan tanaman semusim atau setahun (annual) yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di Indonesia,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN SAMPAH KERTAS

KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN SAMPAH KERTAS KARAKTERISTIK KERTAS BERBAHAN BAKU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN SAMPAH KERTAS (Paper-Based Characteristics of Oil Palm Empty Fruit Bunch and Waste Paper) Endah Andarini 1, Ainun Rohanah 1 dan Saipul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pisang Pisang adalah salah satu buah yang paling luas dikonsumsi di dunia dan mewakili 40% dari perdagangan dunia dalam buah-buahan [11]. Pisang merupakan buah terbesar kedua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AREN (Arenga pinnata) Pohon aren (Arenga pinnata) merupakan pohon yang belum banyak dikenal. Banyak bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon ini, misalnya akar untuk obat tradisional

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biomassa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Biomassa meliputi semua bahan yang bersifat organik ( semua makhluk yang hidup atau mengalami pertumbuhan dan juga residunya ) (Elbassan dan Megard, 2004). Biomassa

Lebih terperinci

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) I ndonesia merupakan salah satu negara produsen pisang yang penting di dunia, dengan beberapa daerah sentra produksi terdapat di pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan N TB. Daerah-daerah ini beriklim hangat

Lebih terperinci

PENELITIAN BAHAN BAKU KERTAS DARI JERAMI PADI DENGAN SUHU PEMASAKAN 140 C

PENELITIAN BAHAN BAKU KERTAS DARI JERAMI PADI DENGAN SUHU PEMASAKAN 140 C PENELITIAN BAHAN BAKU KERTAS DARI JERAMI PADI DENGAN SUHU PEMASAKAN 140 C Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di Indonesia memungkinkan berbagai jenis buah-buahan tumbuh dan berkembang. Namun sayangnya, masih banyak

Lebih terperinci

PRESENTASI PROPOSAL TUGAS AKHIR

PRESENTASI PROPOSAL TUGAS AKHIR PRESENTASI PROPOSAL TUGAS AKHIR PEMBUATAN BIOETANOL DARI BONGGOL PISANG RAJA (MUSA PARADISIACAL) DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIDROLISA ENZIM DAN FERMENTASI Pembimbing : Ir.Budi Setiawan, MT Oleh : Rheza

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan serat lignoselulosa kategori non kayu sebagai bahan alternatif pengganti serat kayu dalam

Lebih terperinci

Kertas dan karton - Cara uji daya serap air- Metode Cobb

Kertas dan karton - Cara uji daya serap air- Metode Cobb Standar Nasional Indonesia Kertas dan karton - Cara uji daya serap air- Metode Cobb ICS 85.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

IV PEMBAHASAN 4.1 Nilai ph dan Kadar Ekstraktif Kayu (Kelarutan Air Panas)

IV PEMBAHASAN 4.1 Nilai ph dan Kadar Ekstraktif Kayu (Kelarutan Air Panas) 17 IV PEMBAHASAN 4.1 Nilai ph dan Kadar Ekstraktif Kayu (Kelarutan Air Panas) Nilai ph merupakan ukuran konsentrasi ion-h (atau ion-oh) dalam larutan yang digunakan untuk menentukan sifat keasaman, basa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan substansi / bahan yang mengandung satu atau lebih zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk mengandung zat zat yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tandan Kosong Sawit Jumlah produksi kelapa sawit di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2010 mencapai 21.958.120 ton dan pada tahun 2011 mencapai

Lebih terperinci

KUALITAS KERTAS SENI BERBAHAN BAKU PELEPAH TANAMAN SALAK DENGAN PERLAKUAN KONSENTRASI NaOH DAN KONSENTRASI LEM PVAc

KUALITAS KERTAS SENI BERBAHAN BAKU PELEPAH TANAMAN SALAK DENGAN PERLAKUAN KONSENTRASI NaOH DAN KONSENTRASI LEM PVAc KUALITAS KERTAS SENI BERBAHAN BAKU PELEPAH TANAMAN SALAK DENGAN PERLAKUAN KONSENTRASI NaOH DAN KONSENTRASI LEM PVAc PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kertas merupakan bahan industri yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Tekstur kertas biasanya tipis dan rata yang terbuat dari kayu,berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi oleh masyarakat dibandingkan dengan buah yang lain. Buah pisang memiliki kandungan gizi yang tinggi, diantaranya mengandung

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI SEKAM PADI DAN AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK KERTAS DENGAN PROSES SODA

PENGARUH KOMPOSISI SEKAM PADI DAN AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK KERTAS DENGAN PROSES SODA Konversi, Volume 3 No. 2, Oktober 2014 PENGARUH KOMPOSISI SEKAM PADI DAN AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK KERTAS DENGAN PROSES SODA Yuli Ristianingsih *), Nelli Angreani, Annisa Fitriani Program Studi

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Kualitas minyak dapat diketahui dengan melakukan beberapa analisis kimia yang nantinya dibandingkan dengan standar mutu yang dikeluarkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI).

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 46 HASIL DAN PEMBAHASAN Komponen Non Struktural Sifat Kimia Bahan Baku Kelarutan dalam air dingin dinyatakan dalam banyaknya komponen yang larut di dalamnya, yang meliputi garam anorganik, gula, gum, pektin,

Lebih terperinci

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu: 15 METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di lapang pada bulan Februari hingga Desember 2006 di Desa Senyawan, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Gambar 3). Analisis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

TANAMAN PENGHASIL PATI

TANAMAN PENGHASIL PATI TANAMAN PENGHASIL PATI Beras Jagung Sagu Ubi Kayu Ubi Jalar 1. BERAS Beras (oryza sativa) terdiri dari dua jenis, yaitu Japonica yang ditanam di tanah yang mempunyai musim dingin, dan Indica atau Javanica

Lebih terperinci

Kajian Pembuatan α-selulosa dari Batang Pisang sebagai Bahan Baku Alternatif Pembuatan Kertas dengan Proses Delignifikasi LAPORAN PENELITIAN

Kajian Pembuatan α-selulosa dari Batang Pisang sebagai Bahan Baku Alternatif Pembuatan Kertas dengan Proses Delignifikasi LAPORAN PENELITIAN Kajian Pembuatan α-selulosa dari Batang Pisang sebagai Bahan Baku Alternatif Pembuatan Kertas dengan Proses Delignifikasi LAPORAN PENELITIAN Oleh : WAWAN SAHARUDI 0531010049 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

PEMBUATAN PULP SECARA NON KONVENSIONAL (PROSES ORGANOSOLV) (Makalah Teknologi Pulp dan Kertas) Oleh Kelompok 5

PEMBUATAN PULP SECARA NON KONVENSIONAL (PROSES ORGANOSOLV) (Makalah Teknologi Pulp dan Kertas) Oleh Kelompok 5 PEMBUATAN PULP SECARA NON KONVENSIONAL (PROSES ORGANOSOLV) (Makalah Teknologi Pulp dan Kertas) Oleh Kelompok 5 Anwika Utami Putri D. 1114051006 Isnaini Rahmadi 1114051028 M. Satria Gunawan 1114051032 JURUSAN

Lebih terperinci

Latar Belakang. Latar Belakang. Ketersediaan Kapas dan Kapuk. Kapas dan Kapuk. Komposisi Kimia Serat Tanaman

Latar Belakang. Latar Belakang. Ketersediaan Kapas dan Kapuk. Kapas dan Kapuk. Komposisi Kimia Serat Tanaman L/O/G/O L/O/G/O Sidang SkripsiTeknik Kimia FTI-ITS PENDAHULUAN Latar Belakang Dosen Pembimbing : Tujuan Penelitian Prof. Dr. Ir. Mahfud, DEA Ir. Rr. Pantjawarni Prihatini Latar Belakang Sumber-Sumber Selulosa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di daerah Sleman, Yogyakarta banyak sekali petani yang menanam tanaman salak (Zalacca edulis, Reinw.) sebagai komoditas utama perkebunannya. Salak adalah tanaman asli

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu Untuk Pembuatan Kertas Dekorasi Dengan Metode Organosolv

Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu Untuk Pembuatan Kertas Dekorasi Dengan Metode Organosolv Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu Untuk Pembuatan Kertas Dekorasi Dengan Metode Organosolv Purnawan C. 1, Hilmiyana D. 1, Wantini 1, Fatmawati E. 2 1 Jurusan Kimia, 2 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika Dan

Lebih terperinci

SIFAT PULP CAMPURAN KAYU RANDU DAN TUSAM PADA KONSENTRASI ALKALI AKTIF YANG BERBEDA

SIFAT PULP CAMPURAN KAYU RANDU DAN TUSAM PADA KONSENTRASI ALKALI AKTIF YANG BERBEDA SIFAT PULP CAMPURAN KAYU RANDU DAN TUSAM PADA KONSENTRASI ALKALI AKTIF YANG BERBEDA Oleh/by YAN PIETER THEO Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI Oleh : Nama : Rudi Novianto NIM : 10.11.3643 STRATA SATU TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 A. Abstrak Jambu

Lebih terperinci

SNI 0123:2008. Standar Nasional Indonesia. Karton dupleks. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI 0123:2008. Standar Nasional Indonesia. Karton dupleks. Badan Standardisasi Nasional ICS Standar Nasional Indonesia Karton dupleks ICS 85.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Simbol

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

SNI 7273:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas koran. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI 7273:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas koran. Badan Standardisasi Nasional ICS Standar Nasional Indonesia Kertas koran ICS 85.080.99 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Simbol

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan TINJAUAN PUSTAKA Sumberdaya Pakan Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi, dan berkembang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pisang Raja Pisang raja termasuk jenis pisang buah. Menurut ahli sejarah dan botani secara umum pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara jumlah sampah yang dihasilkan dengan sampah yang diolah tidak seimbang. Sampah merupakan

Lebih terperinci

Gambar 7. Jenis-jenis serat alam.

Gambar 7. Jenis-jenis serat alam. III. TINJAUAN PUSTAKA A. Serat Alam Penggunaan serat alam sebagai bio-komposit dengan beberapa jenis komponen perekatnya baik berupa termoplastik maupun termoset saat ini tengah mengalami perkembangan

Lebih terperinci