4. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN"

Transkripsi

1 4. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Wilayah Administratif Kabupaten Bengkalis merupakan bagian dari Propinsi Riau yang dibentuk berdasarkan UU No. 12 tahun Semula kabupaten ini memiliki luas 30l km 2, lebih separuh wilayah Bengkalis hilang dan hanya tinggal seluas 11l km 2, setelah dimekarkan menjadi Kabupaten Rokan Hilir, Siak dan Kota Dumai. Secara administratif, Kabupaten Bengkalis yang telah mengalami pemekaran wilayah sejak tahun 2000, terdiri atas 11 kecamatan dengan 134 desa dan 23 kelurahan (Tabel 2). Pusat pemerintahan kabupaten berada di Kota Bengkalis, yang terletak di Kecamatan Bengkalis. Seluruh kecamatan di Kabupaten Bengkalis memiliki kawasan pesisir dan laut, kecuali Kecamatan Mandau yang terletak di pedalaman Pulau Sumatera. Tabel 2. Wilayah administrasi kecamatan di Kabupaten Bengkalis No. Kecamatan Luas (km 2 ) Ibukota Desa Lurah Jumlah 1. Mandau Duri Bukit Batu Sungai Pakning Rupat Batu Panjang Rupat Utara Tanjung Medang Bengkalis Bengkalis Bantan Selat Baru Merbau Teluk Belitung Rangsang Tanjung Samak Rangsang Barat Segomeng Tebing Tinggi Selat Panjang Tebing Tinggi Barat Alai Jumlah Sumber : BPS Bengkalis (2003)

2 65 Kabupaten Bengkalis di sebelah utara dibatasi oleh Selat Malaka, di sebelah barat berbatasan dengan Kota Dumai dan Kabupaten Rokan Hilir, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Kabupaten Siak, dan di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karimun dan Kabupaten Pelalawan. 4.2 Kondisi Geografis, Iklim dan Oseanografis Geografis Secara geografis, wilayah ini terletak pada posisi Lintang Utara dan Bujur Timur. Kabupaten Bengkalis memiliki luas daratan sekitar 11l km 2 yang terdiri atas 26 buah pulau besar dan kecil (BPS Bengkalis, 2003). Pulau-pulau besar yang terdapat di wilayah ini adalah: Pulau Rupat, Bengkalis, Padang, Rangsang dan Tebing Tinggi (Tabel 3). Kabupaten Bengkalis memiliki garis pantai sepanjang 1l km (Saralisa Konsultan, 2002). Lebih separuh dari wilayah ini terletak di pesisir timur Pulau Sumatera. Sebagian wilayah daratan merupakan dataran rendah, termasuk pulau-pulau endapan yang terdapat di sepanjang pantai dengan ketinggian antara 2-6 m dari permukaan laut. Sungai besar dan kecil yang terdapat di Kabupaten Bengkalis, bermuara ke selat-selat kecil di perairan pantai timur Pulau Sumatera. Sungai-sungai ini berfungsi sebagai sarana perhubungan, irigasi, sumber air minum dan kegiatan perikanan. Sungai-sungai tersebut antara lain: Sungai Rokan sepanjang 350 km, Sungai Siak (300 km), Sungai Siak Kecil (90 km), dan Sungai Mandau (87 km). Wilayah Kabupaten Bengkalis amat strategis disamping berada ditepi alur pelayaran internasional yang paling sibuk di dunia, yakni Selat Malaka, juga berada pada kawasan segitiga pertumbuhan ekonomi Indonesia-Malaysia- Thailand (IMT-GT).

3 66 Tabel 3. Daftar nama kecamatan dan pulau di Kabupaten Bengkalis KECAMATAN PULAU KECAMATAN PULAU Mandau Sumatera Merbau Bukit Batu Sumatera Merbau Dedap Rupat Padang Beruk Setahun Ketam Rangsang Menggung Payung Rangsang Rupat Patung Topang Menteler Panjang Baru Baru Kemunting Tebing Tinggi Tebing Tinggi Mampu Paning Babi Jadi Simpur Tiga Rangsang Bengkalis Bengkalis Rupat Utara Rupat Bantan Bengkalis Rangsang Barat Rangsang Tebing Tinggi Barat Tebing Tinggi Sumber : BPS Bengkalis (2003) Iklim Kabupaten Bengkalis memiliki iklim tropika basah yang dipengaruhi oleh sifat iklim laut dengan suhu udara antara o C. Curah hujan di kawasan ini antara 2l000-3l000 mm/tahun, dengan curah hujan rata-rata 2l520 mm/tahun (KSP-UIR, 2001), dan jumlah hari hujan antara hari/tahun (Bapedalda Bengkalis, 2001). Musim hujan biasanya terjadi pada bulan September-Januari, dengan curah hujan rata-rata > 200 mm/bulan. Sedangkan musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Februari-Agustus dengan curah hujan rata-rata < 100 mm/bulan. Keadaan cuaca di Kabupaten Bengkalis, sangat dipengaruhi oleh perairan Selat Malaka bagian tengah dan iklim di kawasan Asia Tenggara. Dimana angin dari barat laut, utara dan timur laut dengan kecepatan angin 4-10 knot terjadi pada bulan Desember-Februari (munson utara). Pada bulan Maret-

4 67 Mei terjadi transisi munson utara ke munson selatan, dimana bertiup angin barat laut. Selanjutnya, pada bulan Juni-Agustus terjadi munson selatan ditandai dengan timbulnya angin tenggara dan selatan. Seterusnya, pada bulan September-November tejadi transisi dari munson selatan ke munson utara yang di dominasi oleh angin tenggara (PKSPL-IPB, 2000) Arus dan Gelombang Kondisi arus di perairan Kabupaten Bengkalis dipengaruhi oleh arus Selat Malaka. Pada bulan Desember-Februari arus berasal dari barat menuju barat laut dengan kecepatan 9-39 cm/det ( knot). Pada saat itu, massa air di Selat Malaka yang dipengaruhi oleh massa air Laut Cina Selatan bergerak menuju selatan. Lalu, pada bulan Maret-April, kecepatan arus mulai berkurang hingga 7-24 cm/det. Pada bulan berikutnya, arus mulai bergerak dari barat laut menuju ke selatan dengan kecepatan 6-15 cm/det ( knot), dimana pengaruh massa air dari Laut Cina Selatan mulai berkurang. Selanjutnya, pada bulan Juni arus bergerak dari selatan menuju tenggara dengan kecepatan 5-19 cm/det ( knot). Kemudian di bulan Juli, arus di bagian barat laut menuju ke barat laut dengan kecepatan 10 cm/det (0.2 knot), sedangkan arus di bagian selatan menuju ke selatan dengan kecepatan 6 cm/det (0.1 knot). Pada bulan berikutnya, arus bergerak dari timur ke tenggara dengan kecepatan 2-8 cm/det (<0.15 knot). Akhirnya, pada bulan September-Nopember (saat transisi munson selatan ke munson utara) terjadi pergerakan arus dari barat laut ke utara dan sebaliknya, dengan kecepatan cm/det ( knot) dengan berbagai variasi lokal pada arah dan kecepatan (PKSPL-IPB, 2000). Menurut Writky (1961) dalam KSP-UIR (2001), kecepatan transpor massa air berkisar antara knot (12-18 mil/hari) menuju ke barat laut. Pada bulan Oktober-April, masa air yang masuk ke Selat Malaka berasal dari Laut Cina Selatan dengan kecepatan knot. Sementara itu, pada bulan Juni-Agustus, massa air berasal dari Selat Karimata dengan kecepatan rata-rata sekitar 0.5 knot (12 mil/hari).

5 68 Di perairan pantai, selat sempit dan muara sungai, arah dan kecepatan arus sangat ditentukan oleh fase pasang surut. Arus mengikuti dimensi longitudinal perairan dengan kecepatan 2 knot pada saat pertukaran fase pasang ke surut, dan mendekati nol pada saat puncak pasang dan lembah surut (PKSPL- IPB, 2000). Secara umum, pola pasang surut adalah campuran cenderung ke pasang surut harian ganda (mix semi diurnal), dimana dalam satu hari terdapat dua kali pasang dan dua kali surut. Kombinasi arus, angin dan gelombang di Selat Malaka (bagian utara Pulau Bengkalis) menimbulkan arus pantai (long shore current) yang mengikis sebagian pantai, terutama di sekitar Desa Muntai, Kecamatan Bantan. Pengikisan ini semakin parah akibat jenis dan tekstur tanah pantai yang longgar karena banyak mengandung bahan organik. Oleh karena pantainya merupakan tanah bergambut, maka akan segera hancur bila kena air dan hanyut karena arus. Gelombang di bagian utara Pulau Bengkalis mengikuti Selat Malaka. Pada bulan November-Maret terbentuk angin barat laut, utara dan timur laut dengan kecepatan 4-16 knot yang menimbulkan 33% gelombang setinggi m. Sementara itu, pada bulan Juni-September terbentuk angin tenggara dengan kecepatan 4-17 knot, yang dapat menimbulkan 33% gelombang setinggi m (PKSPL-IPB, 2000). Pada musim barat dan utara, gelombang akan menghantam pantai Pulau Bengkalis bagian utara bersama-sama dengan arus pantai (long shore current) yang dapat menimbulkan abrasi di kawasan mangrove. Menurut PKSPL-IPB (2000), tidal range di kawasan Pulau Bengkalis berkisar antara m Pasang Surut Perairan Selat Malaka pasang surut terjadi dua kali dan air surut juga dua kali dalam sehari semalam. Hanya saja tinggi antara pasang yang satu berbeda dengan yang lainnya. Menurut NONTJI (1993), tipe pasang yang demikian termasuk ke dalam tipe pasang surut campuran condong ke harian ganda. Adanya pola pasang surut yang demikian akan memberikan pengaruh kepada kondisi lingkungan setempat. Dimana pada saat air surut kedalaman akan rendah dan begitu sebaliknya. Pada beberapa tempat misalnya di wilayah

6 69 selat dan sungai-sungai, pasang surut ini memegang peranan dalam transportasi dalam artian bahwa untuk ke luar dari sungai masyarakat harus memperhatikan pasang surut. Apabila hal ini tidak diperhatikan maka kemungkinan kandas pada saat akan ke luar dari sungai akan sering terjadi. Kandas ini juga akan dapat menyebab kapal tenggelam. Menurut Hutabarat dan Evans (1986), pada saat pasang purnama (spring tide) posisi bulan, bumi dan matahari berada pada satu garis lurus sehingga gaya gravitasi bulan dan matahari saling memperkuat sedangkan pada saat pasang perbani (neap tide) posisi bulan, bumi dan matahari membentuk sudut 90 0 sehingga gaya gravitasi bulan dan matahari saling memperlemah. Lebih lanjut dijelaskannya juga bahwa gaya gravitasi matahari hanya 47 % dari gaya gravitasi bulan yang bekerja terhadap permukaan bumi. Dalam satu bulan terjadi dua kali pasang purnama dan juga dua kali pasang perbani. Dimana tinggi pasang surut dari hari ke hari berikutnya tidak sama. Adanya perbedaan ini disebabkan karena posisi bulan terhadap bumi berubah sesuai dengan pergerakan bulan mengelilingi bumi. Tipe pasut di suatu lokasi tergantung dari respon perairan terhadap komponen pasut yang merambat. Respon perairan terutama tergantung pada bentuk geomorfologi pantai dan kondisi batimetri. Pasut di perairan Riau sangat dipengaruhi kondisi pasut di Selat Malaka. Rambatan pasut ke Selat Malaka berasal dari Laut Andaman dari arah Timur Laut dan dari Laut Cina Selatan dari arah Tenggara. Tipe pasut dibagian Barat Laut Selat Malaka dan juga bagian Barat Laut Perairan Pesisir Riau adalah tipe pasut semi diurnal. Gelombang pasut dari Laut Andaman lebih dahulu merambat ke Selat Malaka dibanding rambatan dari Laut Cina Selatan. Kisaran pasut di sisi Barat Laut cukup besar yakni bervariasi antara 1.4 m saat pasut perbani sampai 6.2 m saat pasut purnama. Di perairan Selat Rupat sampai Sungai Pakning kisaran pasang surut berkurang hampir setengahnya yakni berkisar antara 0.4 saat pasut perbani sampai 2.7 saat pasut purnama. Pada lokasi bagian Tenggara, kisaran pasut bertambah menjadi 0.7 m saat pasut perbani menjadi 3.9 m saat pasut purnama. Pasut purnama adalah saat terjadi air pasang tertinggi dan air surut terendah yang terjadi saat bulan purnama ataupun

7 70 bulan gelap. Pada saat ini, kisaran pasut menjadi maksimum. Pasut perbani terjadi saat air naik terendah dan air surut tertinggi yang terjadi saat bulan setengah menjelang dan sesudah bulan purnama, dimana kisaran pasut menjadi minimum Kedalaman Laut Secara umum pantai Timur Sumatera mempunyai lereng landai dengan kedalaman perairan antara 0-20 meter sampai dengan lebih dari 25 meter di Selat Malaka. Kedalaman selat dan muara sungai bervariasi antara 1-25 m. Sekitar muara sungai dan selat yang relatif sempit diantara berbagai pulau kecil, dengan variasi kedalaman antara 5-10 m. Ditinjau dari kedalaman laut, perairan Bengkalis dapat dibedakan atas laut dangkal dan laut dalam. Kedalaman laut dangkal berkisar antara 3-20 m, dan terdapat di perairan Selat Padang, Selat Panjang dan Selat Air Hitam. Sedangkan laut dalam antara m, terdapat di perairan Selat Malaka, Selat Bengkalis dan Selat Dumai. Topografi dasar laut di perairan Bengkalis, bervariasi dari dasar yang landai mulai dari tepi pantai hingga mencapai kedalaman 40 m. Setidak-tidaknya kedalaman telah mencapai 20 m pada jarak 2 mil (± 3l700 m) dari tepi pantai ke arah laut pada saat pasang, (KSP-UIR, 2001). Disekitar pantai, gradien dasar laut berkisar antara 1:12 hingga 1:20, dengan gradien maksimum 1: Vegetasi Pantai Jenis mangrove yang paling umum ditemui dan mayoritas adalah jenis bakau (Rhizophora spp), menyusul jenis lain yaitu jenis Avicennia spp, dan berikutnya Bruguiera spp, Xylocarpus granatum, dan Sonneratia spp. Jenis mangrove yang terdapat di Kabupaten Bengkalis kurang lebih 15 (lima belas) famili dan 28 (dua puluh delapan) jenis spesies mangrove. Dari jumlah tersebut, 21 (dua puluh satu) jenis merupakan mangrove sejati (true mangrove =TM) dan 7 (tujuh) jenis merupakan jenis mangrove ikutan (mangrove associate=ma). Mangrove dijumpai pada daerah yang selalu dipengaruhi oleh air pasang. Pada

8 71 daerah yang tidak terkena air pasang, umumnya merupakan areal perkebunan masyarakat dengan vegetasi karet, kelapa dan semak belukar, serta sebagian kecil ditumbuhi oleh bakau dan nipah, terutama pada daerah-daerah yang dialiri sungai. Vegetasi pantai lainnya adalah semak belukar, berupa alang-alang, paku-pakuan, pohon aru, sekeduduk dan lainnya. Semak belukar umumnya dijumpai pada lahan gambut yang tidak diusahakan oleh masyarakat (Khairuddin, 2003). 4.4 Kondisi Demografi dan Sosial Ekonomi Penduduk Kabupaten Bengkalis sampai akhir bulan Desember tahun 2004, berjumlah 561l166 jiwa yang tersebar pada 11 kecamatan. Distribusi jumlah penduduk disajikan pada Tabel 4. Ditinjau dari jumlah penduduk, kecamatan yang paling banyak penduduknya adalah Kecamatan Mandau (225l472 jiwa), sedangkan yang paling sedikit di Kecamatan Rupat Utara (11l486 jiwa). Selanjutnya, jika dilihat dari komposisi penduduk, ternyata penduduk perempuan lebih banyak dari laki-laki. Penduduk laki-laki berjumlah 279l147 jiwa (49.74%) sedangkan perempuan 282l019 jiwa (50.26%). Tabel 4. Distribusi penduduk Kabupaten Bengkalis menurut jenis kelamin No. Nama Kecamatan Jumlah Jumlah Penduduk Keluarga Laki-laki Perempuan Total % 1. Bengkalis Bantan Bukit Batu Merbau Tebing Tinggi T. Tinggi Barat Rangsang Rangsang Barat Rupat Rupat Utara Mandau Jumlah Sumber : Dinas Kependudukan dan Tenaga Kerja Kabupaten Bengkalis (2004)

9 72 Tabel 4 menunjukkan bahwa persentase jumlah penduduk dari masingmasing kecamatan. Persentase sebaran penduduk yang tertinggi terdapat di Kecamatan Mandau yaitu 40.18% dan yang terendah di Kecamatan Rupat Utara yaitu 2.05%. Tingginya jumlah penduduk di Kecamatan Mandau dikarenakan banyaknya warga pendatang yang bermukim di kawasan ini. Di samping itu kawasan ini merupakan daerah yang sangat cepat berkembang karena letak geografisnya dan akses yang cukup mudah dijangkau baik dari ibukota Propinsi Riau maupun dari propinsi lainnya (Sumatera Utara dan Sumatera Barat). Kawasan ini juga merupakan kawasan industri pertambangan milik PT. Caltex Pasific Indonesia (PT. CPI) yang merupakan ladang minyak yang sangat produktif. Untuk lebih jelasnya persentase sebaran penduduk Kabupaten Bengkalis berdasarkan kecamatan dapat dilihat pada Gambar 11 berikut. Bengkalis Bantan 40% 2% 5% 5% 5% 12% 3% 6% 5% 8% 9% Bukit Batu Merbau Tebing Tinggi T. Tinggi Barat Rangsang Rangsang Barat Rupat Rupat Utara Mandau Gambar 11. Persentase distribusi penduduk Kabupaten Bengkalis berdasarkan kecamatan pada tahun 2003 Mayoritas penduduk Kabupaten Bengkalis bekerja di sektor jasa dan perdagangan, sedangkan sektor lainnya tidak banyak digeluti sehingga menyebabkan ketimpangan dalam struktur mata pencaharian. Di sektor lain, penduduk bekerja secara musiman pada sektor perikanan (melaut) dan

10 73 perkebunan (menyadap karet). Pekerjaan musiman di bidang pertambakan, meliputi kegiatan panen yang membutuhkan 6 orang pekerja, rehabilitasi tambak 6-10 orang, dan pencetakan tambak baru membutuhkan 20 orang pekerja untuk setiap tambak seluas 2l500 m 2. Dari sisi kemasyarakatan, mayoritas penduduk Kabupaten Bengkalis memeluk agama Islam dengan struktur etnis yang cukup bervariasi. Etnis dominan yang mendiami wilayah ini adalah suku Melayu. Selain itu juga dijumpai masyarakat etnis Jawa, Batak, Minang, Cina dan Bugis serta beberapa suku asli, yakni suku Sakai, Akit Hutan dan Bonai. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat multi etnik ini melakukan interaksi intra-etnis dan inter-etnis dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat. 4.5 Kondisi Kegiatan Perikanan Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) yang terdata sampai tahun 2002 ditampilkan pada Tabel 5. Tabel 5. Rumah tangga perikanan menurut kecamatan di Kabupaten Bengkalis No. Kecamatan Rumah Tangga Perikanan (RTP) Total Tangkap Kolam Tambak Keramba 1. Mandau Bukit Batu Rupat Rupat Utara Bengkalis Bantan Merbau Rangsang Rangsang Barat Tebing Tinggi Tebing Tinggi Barat Jumlah Sumber : BPS Bengkalis, 2003

11 Kegiatan penangkapan ikan terdapat pada semua kecamatan di wilayah pesisir Kabupaten Bengkalis. Jumlah RTP yang terbesar terdapat di Kecamatan Rupat Utara (1l860 KK), sedangkan yang terendah berada di Kecamatan Tebing Tinggi Barat (152 KK). Sementara itu, kegiatan budidaya air tawar (kolam) hanya berada di Kecamatan Mandau (451 KK). Kegiatan budidaya laut yang berkembang adalah usaha keramba jaring apung, yang dilaksanakan di Kecamatan Bantan, Merbau dan Rangsang Barat. Untuk usaha pertambakan, jumlah RTP yang terbanyak terdapat di Kecamatan Bengkalis (75 KK), sedangkan terendah di Kecamatan Rangsang Barat (2 KK). Kegiatan pertambakan di Kabupaten Bengkalis mulai berkembang pada tahun Hanya komoditi udang windu yang dibudidayakan. Hingga saat ini, budidaya udang windu telah berkembang di Kecamatan Bengkalis, Bantan, Bukit Batu dan Tebing Tinggi dengan menggunakan teknologi semi intensif dan intensif. Untuk melihat perkembangan usaha pertambakan, maka disajikan profil pertambakan Kabupaten Bengkalis pada Tabel 6. Tabel 6. Profil pertambakan di Kabupaten Bengkalis Rencana Lahan Yang Produksi No. Kecamatan Pembebasan Telah Dibuka (Ton) Lahan (Ha) (Ha) 1. Bukit Batu Rupat Rupat Utara Bengkalis Bantan Merbau Rangsang Tebing Tinggi Tebing Tinggi Barat Jumlah Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Bengkalis, Dari tabel juga terlihat bahwa hasil tangkapan udang tertinggi terdapat di Kecamatan Bengkalis yaitu ton dengan luas lahan ha, terendah di Kecamatan Tebing Tinggi 3.9 ton dengan luas lahan 2.5 ha. Dari data tersebut

12 dapat dilihat bahwa produktivitas dari tambak masih relatif rendah yaitu sebesar 1.6 ton/ha untuk Kecamatan Bengkalis dan Tebing Tinggi sedangkan di Kecamatan Bantan hanya sebesar 0.7 ton/ha. Selanjutnya perlakuan terhadap hasil produksi perikanan laut di Kabupaten Bengkalis dari tahun dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Perlakuan terhadap produksi perikanan laut di Kabupaten Bengkalis dari tahun Tahun Dikonsumsi Segar Jumlah (Ton) % Pengeringan/ Penggaraman Jumlah % (Ton) Terasi Jumlah (Ton) % Total (Ton) Rata-rata Sumber : Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tk I Riau

13 76 Untuk lebih jelasnya perkembangan perlakuan terhadap hasil produksi perikanan laut di Kabupaten Bengkalis dari tahun dapat dilihat pada Gambar 12. Ada tiga perlakuan yang umumnya dilakukan yaitu dikonsumsi segar, pengeringan/penggaraman dan diolah menjadi terasi. Pada mulanya pengeringan/penggaraman merupakan perlakuan yang dominan namun data terakhir menunjukkan bahwa pada tujuh tahun terakhir perlakuan yang dominan justru adalah dikonsumsi segar. Hal ini disebabkan karena permintaan akan ikan segar terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun Proporsi (%) Tahun Dikonsumsi Segar Pengeringan/ Penggaraman Terasi Gambar 12. Grafik persentase perlakuan terhadap produksi perikanan laut di Kabupaten Bengkalis dari tahun Perkembangan armada perikanan tangkap di Kabupaten Bengkalis dari tahun dapat dilihat pada Tabel 8. Ada tiga armada perikanan tangkap yang beroperasi di kawasan perairan Kabupaten Bengkalis yaitu perahu, motor tempel dan kapal motor.

14 77 Tabel 8. Perkembangan armada perikanan di Kabupaten Bengkalis dari tahun Tahun Jumlah (Unit) Perahu Motor Tempel Kapal Motor % Jumlah (Unit) % Jumlah (Unit) % Total Armada (Unit) Rata-rata Sumber : Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tk I Riau Untuk lebih jelasnya perkembangan armada perikanan tangkap di Kabupaten Bengkalis dari tahun dapat dilihat pada Gambar 13. Armada perikanan tangkap yang dominan adalah kapal motor dengan persentase rata-rata sebesar 70.47%, diikuti oleh perahu sebesar 23.74% dan yang paling sedikit adalah motor tempel sebesar 5.79%. Jumlah armada kapal motor dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan sebaliknya armada perahu terus mengalami penurunan. Sedangkan jumlah motor tempel berfluktuasi dari tahun ke tahun namun secara umum jumlahnya relatif tidak terlalu banyak

15 78 perubahan. Berkurangnya penggunaan perahu ini disebabkan karena fishing ground yang menjadi tempat dimana mereka mencari ikan sudah bergeser lebih jauh dari pantai tempat tinggal mereka. Jika mereka masih mengandalkan perahu tentu saja akan kalah bersaing dengan nelayan-nelayan lain yang sudah menggunakan armada yang lebih canggih seperti menggunakan armada kapal motor. Sebagian besar armada kapal motor nelayan di Kabupaten Bengkalis biasanya dilengkapi dengan pesawat komunikasi dan GPS Proporsi Armada (%) Tahun Perahu Motor Tempel Kapal Motor Gambar 13. Grafik perkembangan armada perikanan di Kabupaten Bengkalis dari tahun Data produksi sumberdaya perikanan di Kabupaten Bengkalis dari tahun dapat dilihat pada Tabel 9. Ada tiga kelompok sumberdaya perikanan yaitu kelompok ikan, hewan berkulit keras dan hewan lunak. Persentase rata-rata produksi sumberdaya perikanan berturut-turut adalah sebagai berikut: kelompok ikan %, hewan berkulit keras % dan hewan lunak 4.69%. Dari data pada tabel tersebut terlihat bahwa kelompok sumberdaya ikan memberikan kontribusi terbesar terhadap produksi sumberdaya perikanan di Kabupaten Bengkalis, diikuti oleh kelompok hewan berkulit keras,

16 dan terakhir adalah hewan lunak. Hal ini mengindikasikan bahwa sumberdaya ikan masih merupakan primadona yang menjadi target utama nelayan di kawasan ini. Tabel 9. Produksi sumberdaya perikanan di Kabupaten Bengkalis dari tahun Hewan Berkulit Ikan Hewan Lunak Total Keras Tahun Produksi Produksi Produksi Produksi % % % (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) Rata-rata Sumber : Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tk I Riau Dari tabel terlihat bahwa produksi perikanan didominasi oleh kelompok ikan (rata-rata 61.98%) diikuti oleh hewan berkulit keras (rata-rata 33.33%) dan yang paling sedikit adalah hewan lunak (rata-rata 4.69%). Untuk lebih jelasnya

17 persentase produksi sumberdaya perikanan di Kabupaten Bengkalis dari tahun dapat dilihat pada Gambar Proporsi Produksi (%) Tahun Ikan Hewan berkulit keras Hewan Lunak Gambar 14. Persentase produksi sumberdaya perikanan di Kabupaten Bengkalis dari tahun Gambar 14 memperlihatkan bahwa dari tahun ke tahun proporsi produksi dari ketiga kelompok sumberdaya perikanan selalu bervariasi. Proporsi produksi kelompok sumberdaya ikan terlihat cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun, sedangkan proporsi produksi kelompok hewan berkulit keras relatif stabil, sebaliknya proporsi produksi kelompok hewan lunak cenderung mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan bahwa nelayannelayan di Kabupaten Bengkalis tidak lagi bergantung pada satu kelompok sumberdaya perikanan lagi. Tetapi mereka sudah mulai melakukan eksplorasi ke kelompok sumberdaya perikanan yang lain seperti kelompok hewan lunak antara lain jenis-jenis kerang-kerangan, gastropoda, cumi-cumi, dan lain-lain. Data nilai produksi sumberdaya perikanan di Kabupaten Bengkalis dari tahun dapat dilihat pada Tabel 10.

18 Tabel 10. Nilai produksi sumberdaya perikanan di Kabupaten Bengkalis dari tahun Tahun Ikan Nilai Produksi (juta Rp) Hewan Berkulit Keras Hewan Lunak Total Rata-rata Sumber : Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tk I Riau Dari Tabel 10 terlihat bahwa nilai rata-rata produksi sumberdaya perikanan dari tahun adalah 140l (juta Rp). Nilai produksi perikanan didominasi oleh kelompok ikan dengan nilai produksi rata-rata

19 82 74l (juta Rp) diikuti oleh hewan berkulit keras dengan nilai produksi ratarata 61l (juta Rp) dan yang paling sedikit adalah hewan lunak dengan nilai produksi rata-rata 4l (juta Rp). Untuk lebih jelasnya persentase nilai produksi sumberdaya perikanan di Kabupaten Bengkalis dari tahun dapat dilihat pada Gambar , ,000 Nilai Produksi (Juta Rp) 600, , , , , , Tahun Ikan Hewan Berkulit Keras Binatang Lunak Gambar 15. Nilai produksi (juta Rp) sumberdaya perikanan di Kabupaten Bengkalis Gambar 15 menunjukkan bahwa nilai produksi perikanan secara keseluruhan didominasi oleh kelompok ikan diikuti oleh hewan berkulit keras, dan yang paling rendah adalah dari kelompok hewan lunak. Untuk kelompok sumberdaya ikan dan hewan berkulit keras terjadi peningkatan nilai produksi yang cukup tinggi pada tahun 1999, namun untuk kelompok hewan berkulit keras nilai produksinya mengalami penurunan dari tahun 2000 sampai 2001.

20 83 Secara keseluruhan nilai produksi kelompok ikan, hewan berkulit keras dan hewan lunak yang tertinggi terdapat pada tahun Untuk kelompok ikan nilai produksi tertingginya sebesar (juta Rp), kelompok hewan berkulit keras sebesar (juta Rp) dan kelompok hewan lunak sebesar (juta Rp).

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau mencapai 17.508 pulau besar dan kecil dengan garis pantai sangat panjang

Lebih terperinci

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA A. Sejarah Singkat Kabupaten Bengkalis Secara historis wilayah Kabupaten Bengkalis sebelum Indonesia merdeka, sebagian besar berada

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 33 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Kepulauan Seribu Wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terletak di sebelah Utara Teluk Jakarta dan Laut Jawa Jakarta. Pulau Paling utara,

Lebih terperinci

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Legonkulon berada di sebelah utara kota Subang dengan jarak ± 50 km, secara geografis terletak pada 107 o 44 BT sampai 107 o 51 BT

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km² BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas 26 4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi 4.1.1 Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas Menurut DKP Kabupaten Banyuwangi (2010) luas wilayah Kabupaten Banyuwangi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM 69 4. DESKRIPSI SISTEM SOSIAL EKOLOGI KAWASAN PENELITIAN 4.1 Kondisi Ekologi Lokasi studi dilakukan pada pesisir Ratatotok terletak di pantai selatan Sulawesi Utara yang termasuk dalam wilayah administrasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Aceh Singkil beriklim tropis dengan curah hujan rata rata 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim timur maksimum 15 knot, sedangkan

Lebih terperinci

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH BAB I KONDISI FISIK 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH Sebelum dilakukan pemekaran wilayah, Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Riau dengan luas mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Bengkalis Kabupaten Bengkalis adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau dengan ibukota Bengkalis yang berada di Pulau Bengkalis, terpisah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan, dengan luas lebih kurang 8.915.016 Ha (89.150 Km2), Keberadaannya membentang dari lereng

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi 70 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian selatan garis katulistiwa

Lebih terperinci

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi 54 IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN IV.1. Deskripsi Umum Wilayah yang dijadikan objek penelitian adalah kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat. Kecamatan Muara Gembong berjarak

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Keadaan Umum Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru merupakan ibukota dari Provinsi Riau yang terletak di Pulau Sumatera. Secara geografis Kota Pekanbaru terletak pada koordinat 101

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU

DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU Oleh NUR ANITA SETYAWATI, 0706265705 Gambaran Umum DAS SIAK Sungai Siak adalah sungai yang paling dalam di Indonesia, yaitu dengan kedalaman sekitar 20-30 meter. Dengan Panjang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kabupaten Pati 4.1.1 Kondisi geografi Kabupaten Pati dengan pusat pemerintahannya Kota Pati secara administratif berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Perairan Palabuhanratu terletak di sebelah selatan Jawa Barat, daerah ini merupakan salah satu daerah perikanan yang potensial di Jawa

Lebih terperinci

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Fisik Kabupaten Dompu secara geografis terletak di antara 117 o 42 dan 180 o 30 Bujur Timur dan 08 o 6 sampai 09 o 05 Lintang Selatan. Kabupaten Dompu

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320 28 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Kepulauan Krakatau terletak di Selat Sunda, yaitu antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Luas daratannya sekitar 3.090 ha terdiri dari Pulau Sertung

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 20 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah 4.1.1 Geografi, topografi dan iklim Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak pada 108 o 20 sampai dengan 108 o 40 Bujur Timur (BT) dan 7 o

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 21 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Umum Fisik Wilayah Geomorfologi Wilayah pesisir Kabupaten Karawang sebagian besar daratannya terdiri dari dataran aluvial yang terbentuk karena banyaknya sungai

Lebih terperinci

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Padang Cermin merupakan bagian dari Kabupaten Pesawaran, Secara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Padang Cermin merupakan bagian dari Kabupaten Pesawaran, Secara IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Kecamatan Padang Cermin merupakan bagian dari Kabupaten Pesawaran, Secara geografis, Kecamatan Padang Cermin terletak di sebelah Tenggara Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970 BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970 2.1 Letak Geografis Tanjung Leidong Tanjung Leidong terletak di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu yang luasnya sekitar 34,032km2

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN aa 16 a aa a 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Secara geografis Kabupaten Indramayu terletak pada posisi 107 52' 108 36' BT dan 6 15' 6 40' LS. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat 4 TINJAUAN PUSTAKA Pendekatan Agroekologi Agroekologi adalah pengelompokan suatu wilayah berdasarkan keadaan fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat diharapkan tidak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864 DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : DATA UMUM : Geografi DATA SATUAN TAHUN 2015 SEMESTER I TAHUN 2016 I. Luas Wilayah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 48 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA IV.1 Kondisi Wilayah Studi Trase jalur Kereta Api yang akan direncanakan sebagian berada dalam Propinsi Sumatera Utara, tepatnya di wilayah Kabupaten Labuhan Batu,

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara geografis terletak pada 104 0 50 sampai 109 0 30 Bujur Timur dan 0 0 50 sampai 4 0 10 Lintang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Geografi dan Topografi Kawasan Sendang Biru secara administratif merupakan sebuah pedukuhan yang menjadi bagian dari Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan,

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 35 IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Menurut Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (2011) bahwa Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

POLA DISTRIBUSI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

POLA DISTRIBUSI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM POLA DISTRIBSI SH DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELK AMBON DALAM PENDAHLAN Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 25 Juni 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Batu Bara. Kabupaten Asahan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 25 Juni 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Batu Bara. Kabupaten Asahan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Kabupaten Batu Bara Pada pertengahan tahun 2007 berdasarkan UU No. 5 Tahun 2007 tanggal 25 Juni 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Batu Bara. Kabupaten Asahan

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Daerah Penelitian 5.1.1. Letak Geografis Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah perikanan potensial di perairan selatan Jawa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 38 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Hutan Mangrove di Tanjung Bara termasuk dalam area kawasan konsesi perusahaan tambang batubara. Letaknya berada di bagian pesisir timur Kecamatan Sangatta

Lebih terperinci

Bab III Karakteristik Desa Dabung

Bab III Karakteristik Desa Dabung Bab III Karakteristik Desa Dabung III.1. Kondisi Fisik Wilayah III.1.1. Letak Wilayah Lokasi penelitian berada di Desa Dabung yang merupakan salah satu desa dari 18 desa yang terdapat di Kecamatan Kubu

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH KONDISI GEOGRAFIS Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. Kota Batam berdasarkan Perda Nomor

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 28 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis dan Perairan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah sebuah kabupaten administrasi di Provinsi DKI Jakarta dimana sebelumnya menjadi salah

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di Jakarta dan Bogor untuk organisasi-organisasi tingkat nasional, di Pekanbaru dan Pontianak masingmasing untuk tingkat

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Letak Geografis Kabupaten Sukabumi yang beribukota Palabuhanratu termasuk kedalam wilayah administrasi propinsi Jawa Barat. Wilayah yang seluas 4.128 Km 2, berbatasan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah laut yang lebih luas daripada luas daratannya. Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah lima

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaram Umum Objek Penelitian 1. Kota Bandar Lampung a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 Gambar 4.1. Peta Administrasi Bandar

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Daerah Kecamatan Pulau Tiga merupakan salah satu bagian dari wilayah Kabupaten Natuna yang secara geografis berada pada posisi 3 o 34 30 3 o 39

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Pasuruan Kabupaten Pasuruan adalah salah satu daerah tingkat dua di Propinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pasuruan. Letak geografi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kondisi Fisik Daerah Penelitian II.1.1 Kondisi Geografi Gambar 2.1. Daerah Penelitian Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52-108 36 BT dan 6 15-6 40 LS. Berdasarkan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Sumber : Dinas CIPTARU Gambar 1. Peta Wilayah per Kecamatan A. Kondisi Geografis Kecamatan Jepara merupakan salah satu wilayah administratif yang ada di Kabupaten Jepara,

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 84 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta. Posisi Kota Jakarta Pusat terletak antara 106.22.42 Bujur Timur

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dumai merupakan sebuah dusun kecil dipesisir timur propinsi Riau. Dumai merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dumai merupakan sebuah dusun kecil dipesisir timur propinsi Riau. Dumai merupakan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pemekaran Kota Dumai Dumai merupakan sebuah dusun kecil dipesisir timur propinsi Riau. Dumai merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Diresmikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis III. KEADAAN UMUM 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bangka Selatan, secara yuridis formal dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka

Lebih terperinci

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Deskripsi umum lokasi penelitian 3.1.1 Perairan Pantai Lovina Kawasan Lovina merupakan kawasan wisata pantai yang berada di Kabupaten Buleleng, Bali dengan daya tarik

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN 4.. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten PPU secara geografis terletak pada posisi 6 o 9 3-6 o 56 35 Bujur Timur dan o 48 9 - o 36 37 Lintang

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Wilayah Banten berada pada batas astronomi 5º7 50-7º1 11 Lintang Selatan dan 105º1 11-106º7 12 Bujur Timur. Luas wilayah Banten adalah

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 25 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Cirebon 4.1.1 Kondisi geografis dan topografi Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 990,36 km 2 merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa

Lebih terperinci