BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembelajaran di Sekolah Dasar dibagi menjadi dua tingkatan yaitu tingkatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembelajaran di Sekolah Dasar dibagi menjadi dua tingkatan yaitu tingkatan"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PEMBELAJARAN TEMATIK 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaran di Sekolah Dasar dibagi menjadi dua tingkatan yaitu tingkatan kelas tinggi dan tingkatan kelas rendah. Kelas rendah terdiri dari kelas 1, 2 dan 3, sedangkan kelas tinggi terdiri dari kelas 4, 5 dan 6. Sesuai dengan pernyataan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa, Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk siswa kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa, Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang berkaitan dengan suatu tema yang berupa objek atau topik yang dijadikan pokok pembahasan. Tema tersebut kemudian dikaitkan dengan seluruh mata pelajaran, sehingga peserta didik lebih mudah dalam memahami materi secara mendalam karena tema yang diambil berhubungan dengan lingkungan siswa. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik (Trianto, 2011:39). Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu system pembelajaran yang memungkinkan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta 10

2 11 prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik. Holistik memiliki pengertian suatu peristiwa yang menjadi perhatian dalam pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus. Bermakna dalam pembelajaran tematik berarti pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang nantinya akan memberikan dampak kebermaknaan dari materi yang di pelajari. Otentik dalam pembelajaran tematik memungkinkan peserta didik memahami secara langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari (Majid, 2014:80, 90-91). Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat diartikan bahwa pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 merupakan pembelajaran dengan pendekatan tematik integrasi, tema-tema yang ditentukan merupakan tema yang dekat dengan kehidupan keseharian siswa. Tema digunakan sebagai penyatu beberapa mata pelajaran, sehingga tergabung dan membentuk satu kesatuan tema. 2. Prinsip Pembelajaran Tematik Integratif Pembelajaran tematik perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin dan saling terkait. Pembelajaran tematik tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi sebaliknya pembelajaran tematik harus mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum. Majid (2014:89) menjelaskan beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran tematik integratif sebagai berikut:

3 12 a. Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang aktual, dekat dengan dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari. b. Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin saling terkait. c. Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya pembelajaran tematik integratif harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum. d. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan, kebutuhan dan pengetahuan awal. e. Materi pelajaran yang dipadukan tidak perlu dipaksakan. Secara garis besar prinsip pembelajaran tematik terpadu berdasarkan beberapa pemikiran tokoh di atas, bahwa tema yang dijadikan pemersatu materi merupakan tema yang dekat dengan kehidupan keseharian siswa, sehingga nantinya dalam pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Penentuan tema yang tepat akan berdampak pada pelaksanaan pembelajarannya dan evaluasi, sehingga memerlukan pertimbangan yang matang dalam penentuan temanya. 3. Karakteristik Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik secara utuh (Suraya, 2014:13). Alasannya adalah karena pada pembelajaran tematik, pendidik mengaitkan suatu materi dengan tema yang ada di lingkungan

4 13 sekitar peserta didik dan pendidik harus selalu mengembangkan proses pembelajaran agar peserta didik lebih berkesan yaitu dengan cara memberikan pengalaman secara langsung. Abdul Majid (2014: 89-90) juga menjelaskan tentang karakteristik pembelajaran tematik terpadu sebagai berikut: (a) Berpusat pada siswa, yaitu siswa sebagai subjek belajar, (b) Memberikan pengalaman langsung, (c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, dengan memfokuskan pada tema, (d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, (e) Bersifat fleksibel dan mudah dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa, (f) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Karakteristik pembelajaran tematik bertujuan untuk memberikan pengalaman bermakna secara utuh kepada peserta didik. Karakteristik pembelajaran tematik yang dapat memperkuat alasan mengapa pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman bermakna secara utuh menurut (Hosnan, 2014:366) sebagai berikut: (a) pembelajaran tematik menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar. (b) peserta didik dihadapkan langsung pada suatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. (c) fokus pembelajaran di arahkan kepada pembahasan tema yang berkaitan dengan kehidupan peserta didik sesuai dengan kurikulum. (d) pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. (e) pembelajaran tematik bersifat luwes, dimana pendidik dapat mengaitkan mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain maupun dengan kehidupan peserta didik dan lingkungannya. (f) hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik. Pesrta didik deberi kesempatan

5 14 untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya. (g) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Pendidik lebih banyak menggunakan teknik bermain yang membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, karakteristik pembelajaran tematik yaitu pembelajaran karakteristik terpusat pada siswa-siswi, memberikan pengalaman langsung, pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, bersifat fleksibel (luwes), hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa-siswi, menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. B. MEDIA PEMBELAJARAN 1. Konsep Media Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang harfiah berarti perantara atau pengirim ke penerima pesan. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2007: 6). Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung wahana materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Arsyad, 2011: 3). Media sebagai komponen strategi pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyaluran ingin diteruskan kepada sasaran atau menerima pesan pembelajaran, dan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses

6 15 belajar. Media mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan peserta didik (Trianto, 2011: 227). Menurut Rusman, (2012: 274), dalam kegiatan pembelajaran tematik perlu juga diperhatikan mengenai optimalisasi penggunaan media pembelajaran yang bervariasi. Tanpa media yang bervariasi maka pelaksanaan pembelajaran tematik tidak akan berjalan dengan efektif. Media pembelajaran harus dijadikan sebagai bagian integral dengan komponen pembelajaran lainnya, dalam arti tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang bermkna. Beberapa nilai yang dapat dipetik dari penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran tematik di antaranya: dapat mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak, menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapatk ke dalam lingkungan belajar, menampilkan objek yang terlalu besar atau terlalu kecil, dan memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Penggunaan media dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dapat divariasikan ke dalam penggunaan media visual, media audio, dan media audio visual. Pada penelitian ini media Dadu Bangun Ruang dugunakan dalam proses pembelajaran khususnya pada pembelajaran tematik. Dengan menggunakan media Dadu Bangun Ruang, maka dapat membantu peserta didik memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa (Sadiman, 2010: 7). Secara garis besar konsep media pembelajaran berdasarkan pendapat para ahli yaitu, segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran,

7 16 perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik, juga sebagai media atau bahan sumber belajar yang merupakan komponen dari sistem pembelajaran di samping pesan, orang, teknik latar dan peralatan, 2. Fungsi Media dalam Belajar dan Pembelajaran Menurut (Hamalik dalam Arsyad, 2011: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Sehingga dapat dikatakn bahwa salah satu fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Levia & Lentz dalam (Arsyad, 2011: 16-17) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: 1) Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepaada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilakn atau menyertai teks materi pelajaran. 2) Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi atau sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkutb masalah sosial atau ras.

8 17 3) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan peneliti yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi arau pesan yang terkandung dalam gambar. 4) Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memhami isi pelajaran yang disajikan dengan teks aau disajikan secara verbal. Media berfungsi untuk tujuan intruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktifitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan intruksi yang efektif. Di samping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa (Arsyad, 2011: 21). 3. Klasifikasi Media Pembelajaran Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media jadi karena sudah merupakan komoditi perdagangan dan terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai (media by utilization), dan media rancangan karena perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud atau tujuan

9 18 pembelajaran tertentu (media by design). Masing-masing jenis media ini mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan dari media jadi adalah hemat dalam waktu, tenaga dan biaya untuk pengadaannya. Sebaliknya, mempersiapkan media yang dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan tertentu akan memeras banyak waktu, tenaga meupun biaya karena untuk mendapatkan keandalan dan kesahihannya diperlukan serangkaian kegiatan validasi prototipenya. Kekurangan dari media jadi adalah kecilnya kemungkinan untuk mendapatkan media jadi yang dapat sepenuhnya sesuai dengan tujuan atau kebutuhan pembelajaran setempat (Arief S. Sadiman dkk, 2006: 83-84). Ditinjau dari bentuknya, terdapat berbagai jenis media pembelajaran, diantaranya: a) Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik b) Media Auditif : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya c) Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya d) Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya. Pengelompokan jenis media pembelajaran menurut (Rusman, 2010: ), antara lain: 1) Media Visual Media visual merupakan media yang menampilkan materi pembelajaran dalam bentuk sesuatu yang dapat dilihat oleh mata manusia. Jenis media visual ini biasanya paling sering digunakan oleh guru Sekolah Dasar untuk membantu menyampaikan isi tema yang akan dipelajari. Menurut Rusman, (2010: 274) media visual contohnya sepeti gambar-gambar yang disajikan secara fotografik,

10 19 misalnya gambar-gambar tentang manusia, binatang, tempat atau objek lainnya yang ada kaitannya dengan bahan/isi tema yang akan diajarkan. Selain gambar, terdapat juga yang disebut media grafis, yaitu media pandang 2 dimensi (bukan fotografik) yang dirancang secara khusus untuk mengomunikasikan tema pembelajaran. Media ini dapat mengungkapkan fakta atau gagasan melalui pengguanaan kata-kata, angka serta bentuk simbol (lambing). Jenis media seperti grafik, bagan, diagram, poster, kartu, kartun dan komik. 2) Media Audio Media audio yaitu media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa untuk mempelajari isi tema. Penggunaan media audio dalam pembelajaran tematik di Sekolah Dasar pada umumnya untuk melatih keterampilan mendengarkan. Dari sifatnya yang auditif, media ini mengandung kelemahan yang harus diatasi dengan cara divariasikan dengan media lainnya (Rusman, 2010: 275). 3) Media Audio-Visual Menurut Rusman (2010: 275), sesuai dengan namanya media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa disebut media pandangdengar. Dengan menggunakan audio-visual ini, maka penyajian isi tema akan semakin lengkap. Selain itu, media ini dalam batasan-batasan tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru sebagai pengajar. Dalam hal ini guru tidak selalu berperan sebagai penyampai materi, karena penyajian materi bisa diganti oleh media.

11 20 Menurut beberapa pendapat para ahli di atas dapat disumpulkan bahwa, media Dadu Bangun Ruang merupakan media pembelajaran yang termasuk ke dalam bentuk media berbasis visual. Media Dadu Bangun Ruang dapat dikatakan media berbasis visual karena media ini menampilkan materi pembelajaran dalam bentuk sesuatu yang dapat dilihat oleh mata manusia, berupa media tiga dimensi. Media Dadu Bangun Ruang dibuat dari triplek dan karet dengan desain semenarik mungkin agar proses pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan. 4. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Adanya beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam memilih media meskipun caranya dapat berbeda (Trianto, 2011: 231), yaitu: 1) Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan tersebut. Tujuan ini misalnya: apakah untuk keperluan pembelajaran kelompok, individu, untuk sasaran anak-anak, dan sebagainya. 2) Kedekatan dengan media. Media yang dapat dipilih harus dikenal sifat dan ciricirinya. 3) Adanya sejumlah media yang dapat diperbandingkan, karena pemilihan media pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan dari alternative pemecahan yang dituntut oleh tujuan. Faktor lain yang harus dipertimbangkan untuk memilih media adalah apakah media yang diperlukan jadi satu atau media yang harus dipersiapkan dan dikembangkan sendiri. Pemilihan media yang berfungsi untuk instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak

12 21 atau mental maupun dalam bentuk aktifitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksiyang efektif. Di samping menyenangkan media pemebelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenagkan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa (Arsyad, 2011: 21). Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat para ahli di atas yaitu, media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh: bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata, tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis. C. PENGEMBANGAN 1. Pengertian Pengembangan Pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada. Pengembangan, dalam pengertian secara umum berarti tumbuhan, perubahan secara mendalam (evaluasi), dan perubahan secara bertahap. Menurut Seels & Richey dalam Setyosari (2010: 197), pengembangan berarti proses menerjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan kedalam bentuk fisik, atau dengan kata lain pengembangan berarti proses menghasilkan bahan-bahan pembelajaran.

13 22 Menurut Tessmer & Richey dalam Setyosari (2010: 199), pengembangan memungkinkan pusat perhatian tidak hanya analisis kebutuhan, tetapi juga isu-isu luas tentang analisis awal sampai akhir, seperti analisis kontekstual. Pengembangan berbeda dengan penelitian pendidikan karena tujuan pengembangan adalah menghasilkan produk berdasarkan temuan-temuan uji lapangan kemudian direvisi dan seterusnya. Pengembangan bukanlah sebuah strategi penelitian pengganti penelitian dasar dan terapan. Namun ketika strategi tersebut yaitu penelitian dasar, penelitian teragam dan penelitian pengembangan diperlukan untuk mengupayakan perbaikan dalam bidang pendidikan. Langkah-langkah proses penelitian dan pengembangan, diawali dengan adanya kebutuhan, dalam proses belajar mengajar yang dimaksud kebutuhan adalah kesenjangan antara kemampuan, keterampilan, dan sikap sikap yang diinginkan. Kebutuhan merupakan permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu. Langkah selanjutnya adalah menentukan karakteristik atau spesifikasi dari produk yang akan dihasilkan. Setelah itu barulah membuat draf produk atau produk awal yang nantinya akan divalidasikan kepada beberapa ahli untuk menguji kelayakan produk yang dibuat. Produk yang sudah divalidasikan, diujicobakan di lapangan dengan sampel terbatas dan sampel lebih luas. Selama kegiatan uji coba dilakukan pengamatan dan evaluasi, hasil pengamatan dan evalusai digunakan digunakan untuk menyempurnakan produk agar dihasilkan produk akhir yang baik.

14 23 2. Pengembangan Media Pembelajaran Pengembangan adalah proses untuk mengembangkan produk-produk yang efektif untuk digunakan di sekolah. Pengembangan media pembelajaran dilakukan untuk mengurangi bahkan menghilangkan kelemahan atau kekurangan yang ada pada media pembelajaran sebelumnya pernah dirancang atau dibuat. Serta adanya penambahan atau inovasi baru yang bebeda dan belum pernah digunakan pada media yang dibuat sebelumnya (Sadiman, 2010: 99). Kesimpulan berdasarkan pendapat ahli di atas ialah, pengembangan media pembelajaran harus direncanakan secara sistematis dengan memusatkan perhatian kepada siswa serta diarahkan kepada perubahan tingkah laku siswa. Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga langkah yang harus dilalui, yaitu: kegiatan perencanaan meliputi menganalisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik, merumuskan tujuan pembelajaran, menulis naskah media dan mengadakan tes atau revisi. Kegiatan produksi meliputi menghasilkan program media yang bermutu dan berkualitas baik untuk pembelajaran. Serta kegiatan penelitian meliputi menilai program media yang dihasilkan layak atau valid untuk digunakan atau tidak. D. MEDIA DADU BANGUN RUANG 1. Pengertian Media Dadu Bangun Ruang Dadu adalah bentuk dari suatu benda yang biasanya kita gunakan dalam permainan. Dalam Wikipedia menyebutkan kata Dadu berasal dari bahasa latin datum yang berarti sesuatu yang diberikan atau dimainkan. Dadu adalah sebuah

15 24 objek kecil yang umumnya berbentuk kubus yang digunakan untuk menghasilkan angka atau simbol acak. Dadu adalah kubus kecil berisi (biasanya terbuat dari kayu, tulang, gading, atau plastik), pada sisinya diberi mata 1-6 yang diatur sedemikian rupa sehingga dua sisi yang saling berhadapan selalu berjumlah 7 (kamus besar Bahasa Indonesia, 2002:228). Dadu juga merupakan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika untuk mengembangkan kemampuan operasi penjumlahan (Andriyani, 2009). Hal ini relevan dengan pendapat Jones (Andriyani, 2009:82) bahwa dadu dapat membantu anak dalam membangun konsep bilangan dan berhitung, berhitung disini adalah menghitung jumlah mata dadu. Dadu biasanya digunakan sebagai alat untuk berjudi, dengan menebak sisi yang muncul pada setiap lemparan, ataupun dengan ketentuan tertentu yang disepakati dalam permainan tersebut. Penggunaan dadu yang dirancang dengan bahan yang ringan dan mempunyai ruang yang akan diisi berbagai macam sudut dan sisi yaitu segitiga, persegi, persegi panjang dan sebagainya. Media Dadu ini berbeda dengan dadu pada umumnya, dadu pada umumnya dilempar sedangkan media dadu yang peneliti kembangkan yaitu dimainkan dengan cara di putar dan akan dibuat penyangga sehingga siswa bisa melakukannya sendiri. Jadi, Media Dadu Bangun Ruang yaitu, suatu benda yang digunakan dalam permainan yang mempunyai ruang atau volume yang akan digunakan dalam pembelajaran. Media Dadu Bangun Ruang ini sebagai media pebelajaran dalam rangka meningkatkan keterampilan siswa mengenal sudut dan sisi, hidup bersih dan sehat di rumah, serta menuliskan cerita narasi sederhana tentang kegiatan di lingkungan sekitar dengan EYD yang benar.

16 25 2. Hubungan Media Dadu Bangun Ruang dengan Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik (Rusman, 2010: 254). Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe atau jenis dari pada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2006: 5). Media pembelajaran Dadu Bangun Ruang ini digunakan sebagai alat bantu dalam mata pelajaran Matematika mengenal sudut dan sisi yang dikaitkan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia menuliskan cerita tentang hidup bersih dan sehat di rumah serta mata pelajaran PPKn cara mencuci tangan yang baik dan benar. Dengan demikian media Dadu Bangun Ruang termasuk media pembelajaran tematik karena pada media tersebut merupakan media pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran. Media Dadu Bangun Ruang yang dibuat dengan desain yang menarik akan membuat peserta didik lebih tertarik untuk mangikuti proses pembelajaran tematik, sebab dalam pembelajaran tematik siswa sebagai subyek belajar dengan adanya media pembelajaran siswa akan lebih mudah untuk mempelajari beberapa mata pelajaran yang sudah dikaitkan menjadi tema (Tobroni, 2013: 41).

17 26 3. Spesifikasi Media Dadu Bangun Ruang Media Dadu Bangun Ruang merupakan media pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran tema 5 kelas II Sekolah Dasar pada muatan bahasa Indonesia, Matematika dan PPKn. Sesuai dengan namanya, media ini berbentuk kubus dengan panjang rusuk yang sama dan memiliki 6 sisi persegi. Namun demikian terdapat perbedaan dengan buah dadu pada umumnya. Media ini tidak diberikan tanda titik yang menunjukkan angka 1 sampai 6, karena itu media dadu hanya seperti kubus biasa tetapi cara kerjanya sama dengan buah dadu yaitu dilempar. Media dadu ini terdiri dari tiga komponen yaitu dadu, kartu, dan pion berbentuk bangun ruang. Berikut penjelasan dari masing-masing bagian. a. Dadu Bagian ini merupakan bagian utama dari media dadu. Media ini berbentuk kubus dengan panjang rusuk 15 cm yang terbuat dari triplek tebal yang didesain sangat kuat sehingga tidak mudah rusak saat dilempar. Berikut ilustrasi rusuk media dadu. Gambar 2.1 Rusuk Media Dadu

18 27 Sesuai dengan gambar di atas, media Dadu berbentuk kubus dengan panjang rusuk yang sama. Jika dilihat dari rancangan rusuknya, media ini terdiri dari enam buah limas segi empat (piramid). Setiap limas memiliki panjang rusuk yang sama dengan yang lain. Akan tetapi, dadu tersebut dibuat tidak menggunakan rusuk atau kerangka, karena hanya ilustrasi saja. Berikut rancangan dadu yang dibuat dengan ditambah kayu pada bagian rusuk agar tahan terhadap benturan. Gambar 2.2 Rancangan Media Dadu Agar sesuai dengan fungsinya, keenam sisi pada permuakaan dadu dibuat berlubang untuk mengambil kartu di dalam dadu. Berikut ilustrasi lubang pada permukaan dadu. Gambar 2.3 Tampak Depan Media Dadu

19 28 Gambar di atas, menunjukkan empat hal tentang permukaan dadu yaitu (a) permukaan atau sisi dadu yang dilubangi berbentuk lingkaran dengan diameter 8 cm, kemudian diberikan satu lembar karet (b) yang telah dibelah bagian tengahnya berbentuk persegi dengan sisi 10 cm dan direkatkan dengan lem. Gambar (c) tampak sisi dadu dari depan, dan gambar (d) dilihat dari belakang. Karet tersebut berfungsi sebagai penutup kartu yang dimasukkan ke dalam dadu. Pada permainannya, siswa mengambil kartu dari lubang tersebut. Berikut bentuk dadu yang dibuat dengan lubang di tengah. Gambar 2.4 Tampak bagian dalam Media Dadu Gambar dadu di atas sesuai dengan rancangan ilustrasi rusuk, dimana dadu terdiri dari enam buah limas atau piramid dengan ukuran yang sama, namun terdapat lubang di setiap sisi dadu untuk permainan saat pembelajaran. Berikut desain dadu jika sudah selesai dibuat.

20 29 Gambar 2.5 Media Dadu Bangun Ruang Gambar di atas merupakan desain dadu yang sudah jadi. Selain kayu pelindung pada bagian sisi, dadu juga diberikan karet pelindung agar lebih tahan dan kokoh saat terjadi benturan. b. Pion/miniatur bangun datar dan bangun ruang Miniatur pada media ini digunakan untuk mempelajari bagian-bagian bangun datar dan bangun ruang sesuai dengan benda-benda di sekitar. Ukuran untuk miniatur bangun datar disesuaikan dengan persegi untuk menggambar bangun datar yaitu 3 cm. Begitu juga dengan bangun ruang dibuat dengan maksimal ukuran tinggi, lebar, dan panjang sebesar 3 cm. Berikut ilustrasinya: Gambar 2.6 Miniatur Bangun Ruang

21 30 c. Bangun Datar dan jaring-jaring bangun ruang Media ini dilengkapi dengan contoh bangun datar seperti lingkaran, persegi, persegi panjang, dan segitiga. Ukuran bangun datar tersebut lebih besar dari miniatur yaitu 8 cm untuk sisi persegi, 8 cm x 16 cm untuk ukuran persegi panjang, 7 cm untuk sisi segitiga sama sisi, dan lingkaran dengan diameter 14 cm. Sedangkan untuk bangun ruang yaitu kubus dibuat jaring-jaring dari kertas karton tipis dengan rusuk 7 cm, jaring-jaring balok menggunakan ukuran panjang 15 cm, lebar dan tingginya 7 cm. ukuran yang digunakan untuk membuat jaring-jaring tabung yaitu dua buah lingkaran dengan diameter 14 cm dan ukuran sisi persegi panjang (panjang dan lebar) sebagai tinggi tabung yaitu 44 cm dan 10 cm. Jaringjaring kerucut terdiri dari seperempat lingkaran dengan jari-jari 28 cm dan lingkaran dengan diameter 14 cm. Berikut ilustrasi gambarnya. Gambar 2.8 Jaring-jaring Bangun Ruang Kubus, Balok, Kerucut dan Tabung

22 31 4. Tujuan dan Manfaat Media Dadu Bangun Ruang Tujuan dari penggunaan Media Dadu Bangun Ruang di kelas II SD adalah untuk mempermudah siswa memahami materi yang disampaikan khususnya pada tema Hidup Bersih dan Sehat subtema Hidup Bersih dan Sehat di Rumah pembelajaran 1 yang memuat materi cara mencuci tangan yang baik dan benar, menuliskan cerita tentang hidup bersih dan sehat di rumah serta sudut dan sisi pada segiempat. Sedangkan manfaat dari Media Dadu Bangun Ruang ini yaitu siswa bisa belajar sambil bermain dan guru mudah dalam memberikan materi kepada siswa dan siswinya. Selain itu, media ini akan menarik perhatian peserta didik agar siswa dapat mendengarkan, belajar dan bermain bersama. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Kemp dan Dayton (dalam Arsyad, 2009:151) manfaat media dalam pembelajaran yaitu: (a) penyampaian materi dapat diseragamkan, (b) proses pembelajaran menjadi lebih menarik, (c) proses belajar siswa menjadi lebih aktif, (d) jumlah waktu belajar dapat dikurangi, (e) kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan, (f) sikapa positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan, serta (g) peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif

23 32 E. KOMPETENSI INTI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR 1. Kompetensi Inti Kelas II SD a. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. b. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru. c. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. d. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. 2. Kompetensi Dasar dan Indikator a. Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar: 3.2 Mengenal teks cerita narasi sederhana kegiatan dan bermain di lingkungan dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman Memperagakan teks cerita narasi sederhana tentang kegiatan dan bermain di lingkungan secara mandiri dalam Bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian.

24 33 Indikator: Mengidentifikasi berbagai kegiatan di lingkungan sekitar Menulis cerita narasi sederhana tentang kegiatan di lingkungan sekitar dengan EYD yang benar. b. Matematika Kompetensi Dasar: 3.8. Mengidentifikasi unsur-unsur yang membentuk segi tiga, segi empat dan segi enam beraturan Mengurai unsur-unsur bangun ruang sederhana dari bendabenda di sekitar. Indikator: Menentukan unsur-unsur yang menentukan bangun datar yaitu sudut dan ruas garis (sisi) Mengurai unsur-unsur bangun ruang yaitu sisi, sudut, dan rusuk. c. PPKn Kompetensi Dasar: 3.2. Memahami tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan di sekolah Melaksanakan tata tertib di rumah dan sekolah. Indikator: Menyebutkan beberapa aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah Berperilaku yang sesuai dengan aturan yang berlaku dalam kehidupan seharihari di rumah.

25 34 F. KAJIAN PENELITIAN RELEVAN Penelitian sebelumnya yang dilaksanakan oleh Agustina, (2014). Judul penelitian yaitu, Pengembangan Media Kereta Pintar pada Pembelajaran Tematik Kelas I SD. Pada penelitian ini dan sebelumnya terdapat persamaan, yaitu medianya berbasis visual. Persamaan selanjutnya yaitu mengenalkan kepada siswa tentang tata cara mencuci tangan yang baik dan benar di lingkungan rumah, mengenalkan sisi dan sudut pada segiempat serta menuliskan cerita cara mencuci tangan yang tepat di rumah. Persamaan lainnya, untuk pengembangan terdahulu dan peneliti yaitu siswa yang berperan langsung menggunakan media. Untuk perbedaannya penelitian sebelumnya, pengembangan media termasuk jenis media 4 dimensi dan berbentuk persegi panjang. Untuk peneliti jenis media tergolong dalam media 3 dimensi yang berbentuk kubus yang setiap sisinya sama panjang.

26 35 G. KERANGKA PIKIR Observasi Awal Kelas 2 1. Guru merasa kesulitan dalam membuat media tematik 2. Keterbatasan waktu dalam membuat media pembelajaran 3. Aktifitas siswa hanya menggunakan LKS dan buku saja Pengembangan Media Dadu Bangun Ruang Potensi dan Masalah Respon Peserta Didik Pengumpulan Data Desain Produk Respon Peserta Didik Validasi Desain Revisi Desain Respon Peserta Didik Uji Coba Produk Revisi Produk Kelayakan Media dan Respon Peserta Didik Uji Coba Pemakaian Revisi Produk Produksi massal tidak dilakukan dikarenakan keterbatasan bahan, peralatan, waktu, dana dan tenaga Produksi Massal Gambar 2.9 Skema Kerangka Pikir Media Dadu Bangun Ruang

BAB I PENDAHULUAN. siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan pembelajaran menurut Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan pembelajaran menurut Undang-Undang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses yang kompleks (rumit), namun dengan maksud yang sama yaitu, memberi pengalaman belajar pada siswa sesuai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media pembelajaran Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi

Lebih terperinci

Tema Cita-citaku Pada penelitian ini mengambil tema 7 cita-citaku subtema 3 giat berusaha meraih cita-cita pembelajaran 3. Penelitian ini men

Tema Cita-citaku Pada penelitian ini mengambil tema 7 cita-citaku subtema 3 giat berusaha meraih cita-cita pembelajaran 3. Penelitian ini men BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik Terpadu 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Salah satunya menurut Duch (1995) dalam http://www.uii.ac.id pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah berarti Perantara atau Pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran. I. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna. Istilah-istilah tersebut adalah pendekatan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB VI MEDIA PENGAJARAN

BAB VI MEDIA PENGAJARAN BAB VI MEDIA PENGAJARAN 6.1. Pendahuluan Konsep teknologi pengajaran dapat dicari jejaknya sejak zaman Yunani Purba. Sekalipun batasan, konsep, model dan teorinya sudah tidak cocok dengan pengajaran masa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pengembangan dan validasi produk. Penelitian pengembangan sering dikenal

TINJAUAN PUSTAKA. pengembangan dan validasi produk. Penelitian pengembangan sering dikenal 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembangan Penelitian pengembangan merupakan jenis penelitian yang berorientasi pada pengembangan dan validasi produk. Penelitian pengembangan sering dikenal dengan

Lebih terperinci

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) 17 KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) Abstrak Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman terhadap suatu pelajaran diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Media Media adalah suatu sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dipahami selain sebagai proses juga merupakan sebuah hasil.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dipahami selain sebagai proses juga merupakan sebuah hasil. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dipahami selain sebagai proses juga merupakan sebuah hasil. Pada tataran proses, pendidikan merupakan serangkaian interaksi manusia dengan lingkungan yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 1 : 1 x Pertemuan (6 x 35

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 5 : 1 x Pertemuan (6 x 35

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Media Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan. dipertanggungjawabkan (Rusman, 2012:251).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan. dipertanggungjawabkan (Rusman, 2012:251). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran anak sekolah dasar kelas awal memiliki tiga ciri kecenderungan yaitu: konkret, integratif, dan hierarkis. Konkret mengandung makna proses

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 1 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

2 Kemampuan belajar peserta didik dapat berkembang dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Mengembangkan kemampuan peserta didik dapat dilakukan

2 Kemampuan belajar peserta didik dapat berkembang dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Mengembangkan kemampuan peserta didik dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar tidak sekedar menghafal materi-materi pembelajaran, tetapi merupakan proses pembelajaran yang menghubungkan konsep-konsep pembelajaran elajaran menjadi

Lebih terperinci

14. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SD/MI

14. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SD/MI 14. KOMPETENSI INTI DAN MATEMATIKA SD/MI KELAS: I Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 99 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna

Lebih terperinci

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses penting bagi perubahan perilaku manusia yang mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik adalah suatu model pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran dari beberapa mata pelajaran, beberapa standar kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 5 : 1 x Pertemuan (6 x 35

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB AUTIS

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB AUTIS - 1765 - I. KOMPETENSI INTI DAN MATEMATIKA SDLB AUTIS KELAS: I Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Undang-Undang RI No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

Kelompok Materi: MATERI POKOK

Kelompok Materi: MATERI POKOK Modul 2.1 a. Kelompok Materi: MATERI POKOK 1 Materi Pelatihan Belajar Tematik AlokasiWaktu : 2.1. Analisis Kompetensi, Materi, Pembelajaran, dan Penilaian 2.1. a. Analisis Dokumen : SKL,KI-KD, Silabus,

Lebih terperinci

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNADAKSA

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNADAKSA - 1290 - G. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNADAKSA KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN : TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

URGENSI MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR

URGENSI MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR URGENSI MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR Arrofa Acesta *Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Kuningan arrofa.acesta@uniku.ac.id Abstrak Media pembelajaran yang dikemas dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Guruan (Association for Education and Communication technology) AECT dalam

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Guruan (Association for Education and Communication technology) AECT dalam BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Media Secara harfiah, kata media berasal dari bahasa latin medium yang memiliki arti perantara atau pengantar. Menurut

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 3 : TUGASKU SEHARI-HARI Nama Sekolah : Kelas / Semester : II / 1 Nama Guru NIP / NIK : : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNADAKSA

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNADAKSA - 1315 - I. KOMPETENSI INTI DAN MATEMATIKA SDLB TUNADAKSA KELAS: I Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 1 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Mulyono (2001: 26) aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penentu kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penentu kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penentu kemajuan suatu bangsa. Terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas adalah berawal dari generasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar. termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar. termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar Pengertian matematika pada dasarnya tidak dapat ditentukan secara pasti, hal ini disebabkan karena

Lebih terperinci

FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PENDIDIKAN

FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PENDIDIKAN FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PENDIDIKAN Fungsi dan Manfaat Media Pendidikan Salah satu fungsi utama media pendidikan adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, danlingkungan

Lebih terperinci

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNARUNGU

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNARUNGU - 482 - I. KOMPETENSI INTI DAN MATEMATIKA SDLB TUNARUNGU KELAS: I Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNANETRA

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNANETRA - 79 - G. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNANETRA KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 5 : 1 x Pertemuan (6 x 35 menit)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Adanya pemberian pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan akademis dan psikologis

Lebih terperinci

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNANETRA

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNANETRA - 105 - I. KOMPETENSI INTI DAN MATEMATIKA SDLB TUNANETRA KELAS I Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 4 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 8 : BUMI DAN ALAM SEMESTA. Nama Sekolah Kelas / Semester : III (Tiga) / 2

KURIKULUM 2013 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 8 : BUMI DAN ALAM SEMESTA. Nama Sekolah Kelas / Semester : III (Tiga) / 2 KURIKULUM 2013 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 8 : BUMI DAN ALAM SEMESTA Nama Sekolah Kelas / Semester : III (Tiga) / 2 : Nama Guru NIP / NIK : : 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan

Lebih terperinci

Pengertian Media adalah. segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan menstimulasi proses belajar.

Pengertian Media adalah. segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan menstimulasi proses belajar. MEDIA PEMBELAJARAN Anak Berkebutuhan Khusus Pengertian Media Pembelajaran Media Pembelajaran Mengapa perlu media dalam pembelajaran? Mengapa Media Penting bagi ABK? Kegunaan media Kontribusi media pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) namun juga menggunakan, isyarat atau bahasa gambar. Peradapan manusia kuno sebelum mengenal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) A. Kompetensi Inti Satuan Pendidikan : SDN... Kelas/Semester : I/1 Tema : 1 / Diriku Sub Tema : 1/ Aku dan Teman Baru Pembelajaran ke : 2 Waktu : 5 JP 1. Menerima,

Lebih terperinci

UNIT 8. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN

UNIT 8. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN 1 UNIT 8 MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN Saudara-saudara mahasiswa saat ini terjadi pergeseran paradigma pengajaran menjadi paradigma pembelajaran yang mempunyai implikasi terhadap

Lebih terperinci

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar. PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 1 ALAS TENGAH SITUBONDO Oleh Ahmad Zubaidi (1) Reki Lidyawati (2) ABSTRAK Guru seharusnya lebih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Matematika 1. Pentingnya Pembelajaran Matematika Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang cukup pesat baik dari segi materi maupun segi

Lebih terperinci

Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan. Fitri Rahmawati, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY

Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan. Fitri Rahmawati, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Fitri Rahmawati, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY Email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Kompetensi yang Diharapkan 1. Mampu menjelaskan makna peran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara

TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembangan Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam bidang tertentu untuk mendapatkan suatu informasi yang datanya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 3 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 4 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SDLB Fatmawati Kelas/ Semester : I/I Tema/ Subtema/ PB : Diriku (1)/ Aku dan Teman Baruku (1)/ 1 Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (9 x 30 Menit) A. Kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 4 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi para peserta didik mencapai tujuan pendidikan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi para peserta didik mencapai tujuan pendidikan yang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para peserta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 2.1 Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran matematika yang efektif akan dapat membantu siswa mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran yang efektif menuntut guru untuk memahami dengan baik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN MOTTO... iii LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... iv LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2 KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN Nama Sekolah : SDN MANUKAN KULON Kelas / Semester : V / 2 Nama Guru NIP / NIK : EKO BUDIYONO

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 4 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Media Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar, dengan demikian

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : MI Muhammadiyah Karanganyar Tema : Benda, Hewan,Dan Tanaman Disekitarku Subtema : Bentuk, Warna, Ukuran, dan Permukaan Benda. Alokasi Waktu :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka 6 BAB II Tinjauan Pustaka A. Media Pembelajaran Interaktif Media pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak yaitu antara sumber pesan dan penerima pesan ( Anitah, 2008

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad,

BAB II. Tinjauan Pustaka. perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, BAB II Tinjauan Pustaka A. Media Pembelajaran Interaktif Media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahas Arab, media adalah perantara

Lebih terperinci

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMPLB TUNARUNGU

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMPLB TUNARUNGU - 585 - H. KOMPETENSI INTI DAN BAHASA INDONESIA SMPLB TUNARUNGU KELAS: VII Tujuan Kurikulum mencakup empat Kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar Menurut Witherington dalam Hanafiah dan Suhana (2009:7) belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons baru yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu dasar yang harus dikuasai, selain membaca

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu dasar yang harus dikuasai, selain membaca BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu dasar yang harus dikuasai, selain membaca dan menulis. Menguasai ilmu matematika, membaca, dan menulis berarti mempunyai harapan untuk

Lebih terperinci

1. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SD/MI

1. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SD/MI SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KOMPETENSI INTI DAN PELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH 1. KOMPETENSI INTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan a. Landasan Teoritis 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Dalam setiap kegiatan belajar memiliki suatu tujuan yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS BAHASA INGGRIS UNTUK MADRASAH IBTIDAIYYAH DENGAN MODEL TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS KARAKTER

PENGEMBANGAN SILABUS BAHASA INGGRIS UNTUK MADRASAH IBTIDAIYYAH DENGAN MODEL TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS KARAKTER PENGEMBANGAN SILABUS BAHASA INGGRIS UNTUK MADRASAH IBTIDAIYYAH DENGAN MODEL TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS KARAKTER Farikah UNIVERSITAS TIDAR (Tidar University) Farikahfaradisa@gmail.com Abstrak Guru merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. merencanakan pembelajaran di kelas. Sejalan dengan pendapat Hosnan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. merencanakan pembelajaran di kelas. Sejalan dengan pendapat Hosnan 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Problem Posing 1. Pengertian Model Pembelajaran Model adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Belajar bukan hanya sekedar menghafal, melainkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 2.1.1 Pengertian IPS Mata pelajaran di sekolah dasar terdiri dari beberapa mata pelajaran pokok, salah satunya yaitu mata pelajaran IPS. Sapriya,

Lebih terperinci

: Energi dan Perubahannya. Mata Pelajaran. Materi Pembelajaran Hak dan kewajiban warga negara. Alokasi Waktu

: Energi dan Perubahannya. Mata Pelajaran. Materi Pembelajaran Hak dan kewajiban warga negara. Alokasi Waktu Tema 7 Subtema 1 : Energi dan Perubahannya : Sumber Energi Mata PPKn Bahasa Indonesia 3.2 Mengetahui hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan sehari hari di rumah dan di sekolah 4.1 Mengamati dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Peraga Alat peraga merupakan alat bantu atau penunjang yang digunakan oleh guru untuk menunjang proses belajar mengajar. Pada siswa SD alat peraga sangat dibutuhkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indriani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bilangan merupakan hal yang sering anak-anak jumpai disekolah. Menurut hasil penelitian seorang ahli pada surat kabar Kompas dikatakan bahwa 46 % anak-anak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori tentang Pembelajaran Belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku interaksi individu dengan lingkungan. Menurut Syaiful Bachri Djamarah

Lebih terperinci

SILABUS TEMATIK KELAS I

SILABUS TEMATIK KELAS I SILABUS TEMATIK KELAS I Satuan Pendidikan Kelas Kompetensi Inti : SD/MI : I (satu) KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK Satuan Pendidikan : SD/MI Kelas / Semester : I (Satu)/ 1 Tema 3 : ku Kompetensi Inti KI 1 : Menerima menjalankan ajaran agama dianutnya. KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin,

Lebih terperinci

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMPLB TUNARUNGU

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMPLB TUNARUNGU - 591 - I. KOMPETENSI INTI DAN MATEMATIKA SMPLB TUNARUNGU KELAS: VII Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB II MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

BAB II MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR 8 BAB II MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan pada BAB I, maka dalam penelitian ini difokuskan

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR

MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR Anik Indramawan, Suhartono, Noor Hafidhoh Dosen Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro Nganjuk Abstrak Salah satu faktor keberhasilan dalam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL Artikel Oleh RIYANTO NIM. 08503242008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET

Lebih terperinci