MASLAHAT DALAM PANDANGAN SAHABAT NABI MUHAMMAD SAW Hj. Andi Sukmawati Assaad

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MASLAHAT DALAM PANDANGAN SAHABAT NABI MUHAMMAD SAW Hj. Andi Sukmawati Assaad"

Transkripsi

1 Hj. Andi Sukmawati Assaad, Maslahat Dalam Pandangan Sahabat MASLAHAT DALAM PANDANGAN SAHABAT NABI MUHAMMAD SAW Hj. Andi Sukmawati Assaad Abstract: Ijtihad's result best friends that, otherwise been argued by another Prophet best friend, therefore reputed ijma best friends. On the contrary if yielding ijtihad that Prophet best friend argued by the other Prophet best friend, therefore result that Prophet best friend can't be looked on as ijma best friends, but just opinion person Prophet best friend about given law problems. That looked thus Islamic law source on best friend term just three which is; al-quran, al Sunnah, and Ijma best friends. Along with nun [of] time and its death best friends saw's Prophet, therefore authority tasyri fells to tabi's generation hand in then tabi in and so on. After best friend term, in order to think out faced law by Islam people, makes a abode to get holds firmness to al-quran and al Sunnah and Ijma, best friends. But since faced law problem by Islam people always effloresce and constitutes new law problem where al-quran, al Sunnah and Ijma best friends undiscovered its law, therefore in dig up its law, understand severally istinbath's method sentences amongst those; Maslahah Mursalah or Istislah (Malik's priest), Istihsan (Hanafi's priest), Qiyas (Syafi's priest.), Istishab is Ahmad bin Hambal's Priest and another. Keywords: Ijma, Qiyas, al-maslahah al-mursalah, Prophet Mohammed saw. best Friend Abstrak: Hasil ijtihad para sahabat tersebut, jika tidak dibantah oleh sahabat Nabi yang lainnya, maka dianggap ijma para sahabat. Sebaliknya jika hasil ijtihad sahabat Nabi tersebut dibantah oleh sahabat Nabi yang lain, maka hasil ijtihad sahabat Nabi tersebut tidak dapat dianggap sebagai Ijma para sahabat, melainkan hanya pendapat pribadi para sahabat Nabi tentang persoalan-persoalan hukum tertentu. Dengan demikian terlihat bahwa sumber hukum Islam pada masa sahabat hanya tiga yaitu; al-qur an, al-sunnah, dan Ijma para sahabat. Seiring dengan berjalannya waktu dan wafatnya para sahabat Nabi saw, maka otoritas tasyri jatuh ke tangan generasi tabi in kemudian tabi in dan seterusnya. Setelah masa sahabat, dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan hukum yang dihadapi oleh umat Islam, para ulama tetap berpegang teguh kepada al-qur an, al-sunnah dan Ijma para sahabat. Namun karena persoalan hukum yang dihadapi oleh umat Islam selalu berkembang dan merupakan persoalan hukum baru dimana al-qur an, al-sunnah dan Ijma para sahabat tidak ditemukan hukumnya, maka para ulama dalam menggali hukumnya, memahami beberapa metode istinbath hukum diantaranya; al-maslahah al-mursalah atau Istislah (Imam Malik), Istihsan (Imam Hanafi), qiyas (imam Syafi i), Istishab Imam Ahmad bin Hambal dan lainnya. Kata kunci: Ijma, Qiyas, al-maslahah al-mursalah, sahabat Nabi Muhammad saw. I. Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Hubungan sesama manusia merupakan manifestasi dari hubungan-hubungan dengan pencipta, jika baik hubungan dengan manusia lain, maka baik pula hubungan dengan penciptanya, karena itu hukum Islam sangat menekankan kemanusiaan.

2 Hj. Andi Sukmawati Assaad, Maslahat Dalam Pandangan Sahabat Allah swt. menurunkan agama Islam kepada umatnya disertai dengan aturanaturan (hukum-hukum). Aturan tersebut dibuat oleh Allah swt. agar manusia selamat hidup di dunia sampai di akhirat kelak. Agama (Islam) beserta aturan-aturan (hukum) yang dibuat oleh Allah swt. tersebut merupakan wahyu, yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul-Nya melalui perantaraan malaikat Jibril. Sedangkan Nabi dan Rasul terakhir adalah Muhammad saw. Wahyu yang diturunkan oleh Allah swt. tersebut, adakalanya untuk menyelesaikan persoalan-persoalan hukum yang sedang dihadapi oleh umat Islam kala itu, dan dalam al-qur an dikenal dengan istilah Asbabun Nuzul (sebab turunnya wahyu al-qur an). 1 Namun apabila Allah swt. tidak menurunkan wahyu kepada Nabi atau Rasul untuk menyelesaikan persoalan hukum tertentu yang sedang dihadapi oleh umat Islam kala itu, maka Nabi melakukan ijtihad, menggali hukumnya (istinbath), kemudian hasil ijtihad Nabi tersebut disebut dengan as-sunnah (qauliyah, fi liyah dan taqniyah). Dengan demikian terlihat bahwa sumber hukum Islam semasa Nabi Muhammad saw., hidup hanya dua yaitu, al-qur an dan al-sunnah Nabi sebagai emperisasi dari wahyu Allah swt. Seiring dengan wafatnya Nabi saw., meluasnya wilayah kekuasaan Islam, terpencarnya sahabat Nabi ke berbagai wilayah dan banyaknya para sahabat yang gugur dalam pertempuran, maka umat Islam mendapat tantangan baru dibidang hukum, sebab kadangkala masalah hukum yang sedang dihadapi tidak ada hukumnya di dalam al- Qur an dan al-sunnah, dalam rangka menyelesaikan persoalan-persoalan hukum baru yang sedang dihadapi tersebut, para sahabat selalu berijtihad, mereka dapat dengan mudah menemukan hukum atas masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh umat Islam itu karena para sahabat sangat mengenal teknik Nabi berijtihad. Hasil ijtihad para sahabat tersebut, jika tidak dibantah oleh sahabat Nabi yang lainnya, maka dianggap ijma para sahabat. Sebaliknya jika hasil ijtihad sahabat Nabi tersebut dibantah oleh sahabat Nabi yang lain, maka hasil ijtihad sahabat Nabi tersebut tidak dapat dianggap sebagai ijma para sahabat, melainkan hanya pendapat pribadi para sahabat Nabi tentang persoalan-persoalan hukum tertentu. Dengan demikian terlihat bahwa sumber hukum Islam pada masa sahabat hanya tiga yaitu; al-qur an, al-sunnah, dan Ijma para sahabat. Seiring dengan berjalannya waktu dan wafatnya para sahabat Nabi saw, maka otoritas tasyri jatuh ke tangan generasi tabi in kemudian tabi in dan seterusnya. Setelah masa sahabat, dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan hukum yang dihadapi oleh umat Islam, para ulama tetap berpegang teguh kepada al-qur an dan al-sunnah serta Ijma para sahabat. Namun karena persoalan hukum yang dihadapi oleh umat Islam selalu berkembang dan merupakan persoalan hukum baru dimana al-qur an, al- Sunnah dan Ijma para sahabat tidak ditemukan hukumnya, maka para ulama dalam menggali hukumnya, memahami beberapa metode istinbath hukum diantaranya; 1 Asbabun Nuzul, jika ditinjau dari perspektif yuridis sangat membantu umat Islam untuk memecahkan persoalan hukum yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan cara melakukan interpretasi juridis-historis. selengkapnya lihat Weal B. Khallaq, A History of Islamic Legal Theories, alih bahasa oleh Kusnadiningrat, (Jakarta:Rajawali Press, 2002). h. 18.

3 Hj. Andi Sukmawati Assaad, Maslahat Dalam Pandangan Sahabat Maslahah Mursalah atau Istislah (imam Malik), Istihsan (imam Hanafi), Qiyas (imam Syafi i), Istishab imam Ahmad bin Hambal dan lainnya. Beberapa metode istinbath hukum yang dipakai oleh para imam mujtahid di atas, metode qiyas mendapat tempat di hati sebagian besar ulama dan umat Islam karena berdasarkan kepada nash-nash tertentu. Mayoritas ulama menerima qiyas sebagai sumber hukum yang keempat setelah al-qur an, al-sunnah dan Ijma para sahabat. 2 Sedangkan metode istinbath hukum yang lainnya, termasuk Maslahah-Mursalah atau Istislah yang diperkenalkan oleh Imam Malik telah diperdebatkan, bahkan ditolak oleh mayoritas penganut mazhab asy-syatiyah. 3 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diketengahkan sekaligus persoalan pokoknya, bahwa tulisan ini mencoba menguraikan apa yang dimaksud dengan Maslahah Mursalah dan bagaimana maslahat dalam pandangan sahabat Nabi saw. II. Pembahasan A. Diskursus tentang Maslahat Teori Maslahat Mursalah pertama kali diperkenalkan oleh Imam Malik (w. 97 H), pendiri mazhab Maliki, namun karena pengikutnya yang lebih mengingkari hal tersebut, maka setelah abad ke 3 hijriah tidak ada lagi ahli usul fiqih yang menisbahkan Maslahat Mursalah kepada Imam Malik. 4 Sehingga tidak berlebihan jika ada pendapat yang menyatakan bahwa teori Maslahat Mursalah ditemukan dan dipopulerkan oleh ulama-ulama usul fiqih dari kalangan asy-syafi iyah yaitu Imam al-haramain, al- Juwaini (w. 478 H), guru Imam al-gazali. Dan menurut ahli usul fiqih yang paling banyak membahas dan mengkaji Maslahah Mursalah adalah Imam al-ghazali yang dikenal dengan sebutan hujjatul Islam. 5 Imam Malik adalah penulis muslim digolongkan kedalam golongan sahabat kecil, karena waktu kecilnya, dia sempat bertemu dengan Rasulullah saw. Imam Malik salah seorang Imam mujtahid yang keempat (Malik, Hanafi, asy-syafi i dan Hambali) yang sempat bertemu dan belajar banyak kepada para sahabat Nabi. Imam Malik tinggal di Madinah, pusat pemerintahan Islam dan tempat tinggalnya Nabi setelah hijrah dari Mekkah, maka Madinah disebut pula kota Hadis. Dalam rangka menyelesaikan persoalan-persoalan hukum baru yang dihadapi oleh masyarakat muslim waktu itu, Imam Malik mencari hukumnya di dalam al-qur an, jika tidak ditemukan dalam al-qur an Imam Malik mencarinya di dalam al-sunnah Nabi. Dan apabila tidak ditemukan, maka dia mendengarkan pendapat Ijma para 2 Abdul Wahhab Khallaf, Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hukum Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2003). h Ahmad Munif Suratmaputra, Filsafat Hukum Islam al-ghazali; al-maslahah al-mursalah dan relevansinya dengan pembaruan hukum Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002). h Wael B.Hallaq, Op. cit., Ahmad Munif Suratmaputra, Op. cit., h

4 Hj. Andi Sukmawati Assaad, Maslahat Dalam Pandangan Sahabat sahabat 6 dan apabila dalam ijma para sahabat tidak ada mengenai masalah hukum tersebut, maka Imam Malik menggali hukum (istinbath) dengan cara berijtihad. Metode yang digunakan Imam Malik dalam menggali hukum Islam (istinbath) ada dua yaitu Qiyas dan Istislah atau Maslahah Mursalah. Metode qiyas dipraktekkan atau digunakan apabila ada nash tertentu, baik al-qur an, al-sunnah yang mendasarinya. Sedangkan metode Istislah atau Maslahah Mursalah dipraktekkan apabila masalah hukum yang sedang dihadapi tidak ada satupun nash yang mendasari, baik yang membenarkan maupun yang melarangnya. Bahkan ada kasus-kasus tertentu, Imam Malik menggunakan metode Maslahah-Mursalah dalam mentakhsis ayat al-qur an yang bersifat umum. 7 Kata maslahah yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan maslahat, berasal dari bahasa Arab yaitu maslahah. Maslahah ini secara bahasa atau secara etimologi berarti manfaat, faedah, bagus, baik, kebaikan, guna atau kegunaan. 8 Maslahat merupakan bentuk masdar (adverb) dari fi il (verb), dengan demikian terlihat bahwa kata maslahah dan kata manfaat yang juga berasal dari bahasa Arab mempunyai makna atau arti yang sama. Sedangkan menurut istilah atau terminologi, maslahah diartikan oleh para ulama Islam dengan rumusan hampir bersamaan, diantaranya al-khawarizmi (w. 997 H). Maslahah adalah al-marodu bil-maslahatil Mukhafazah ala Maqsudi-syr i bidaf il mufaasidi akil kholqi, yaitu memelihara tujuan hukum Islam dengan menolak bencana/kerusakan/hal-hal yang merugikan diri manusia (makhluk). Sedangkan ulama telah berkonsensus bahwa tujuan hukum Islam adalah untuk memelihara agama, akal, harta, jiwa dan keturunan atau kehormatan. Sedangkan menurut Syatibi dari golongan mazhab Malikiyah sebagai orang yang paling populer dan kontroversi pendapatnya tentang Maslahah Mursalah menyatakan bahwa maslahah itu (maslahat yang tidak 6 Dasar dari Sunnah adalah sabda Nabi saw.: Ummatku tidak akan bersepakat terhadap kesesatan dan sabda-sabda lain yang semakna. Cara penalaran yang digunakan untuk menyatakannya sebagai dasar bagi ijma adalah bahwa sabda Nabi tersebut diriwayatkan dalam banyak redaksi dan riwayat yang beragam yang mencapai derajat hadis yang diterima secara konvensional dan umum (tawatur ma nawi), seperti hadis-hadis yang berkaitan dengan keberanian Ali dan kedermawanan Hatim. Sebagai signifikansinya adalah meyakinkan wajibnya mengikuti ijma. Abdallah M. al-husayn al- Amiri, Dekontruksi Sumber Hukum Islam (Pemikiran Hukum Najm ad-din Thufi), Cet. I: Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004), h Abdul Wahhab Khallaf, Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hukum Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2003). h Al-Maslahah al-mursalah (kesejahteraan umum) yakni yang dimutlakkan, (maslahah bersifat umum), menururt istilah ulama Ushul yaitu; maslahah dimana syari tidak mensyariatkan hukum untuk mewujudkans maslahah itu, juga tidak terdapat dalil yang menunjukkan atas pengakuannya atau pembatalannya. Contohnya, maslahah yang karena maslahah tersebut, sahabat mensyariatkan pengadaan pengadaan penjara atau mencetak mata uang atau menetapkan (hak milik) tanah pertanian sebagai hasil kemenagan warga sahabat itu sendiri dan ditentukan pajak penghasilannya atau maslahat-maslahat lain yang harus dituntut oleh keadaan-keadaan darurat kebutuhan dan atau karena kebaikan dan belum disyari atkan hukumnya, juga yang tidak terdapat saksi syara yang mengakuinya atau membatalkannya. Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam: Ilmu Ushul Fiqh (Cet. VII; Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2000, h Lihat pula Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar. Bahasa Indonesia (Cet.II: Jakarta:Balai Pustaka, 1996), h.634.

5 Hj. Andi Sukmawati Assaad, Maslahat Dalam Pandangan Sahabat ditunjukkan oleh dalil khusus yang membenarkan atau membatalkan) sejalan dengan tindakan syara. 9 Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Maslahah-Mursalah merupakan suatu metode ijtihad dalam rangka menggali hukum (istinbath) Islam, namun tidak berdasarkan pada orang tertentu, tetapi berdasarkan kepada pendekatan maksud di temukannya hukum syara (maqasid asy-syari ah). Berdasarkan penelitian para ulama, bahwa syari ah mengandung kemalahatan bagi manusia di dalam mengatur hidup dan kehidupannya di dunia ini, hal ini ditegaskan di dalam QS. al-anbiya/107; QS. Yunus/57; QS.al-Baqarah/2: 220. Syari ah sebagai sendi dan dasarnya adalah kebaikan dan maslahatan hamba, baik untuk kehidupan duniawi maupun untuk kehidupan ukhrawi. B. Masa Sahabat Nabi saw dan Tabi in Bagi mereka yang mencoba menapak tilas perjalanan tarikh tasyri para sahabat akan menemukan bahwa pada masa itu Islam semakin melebarkan sayapnya untuk membebaskan banyak negara dari cengkeraman kaum kafir. Perluasan wilayah negara Islam itu tidak bisa tidak memberi imbas kepada keberlangsungan dan perkembangan hukum Islam, mengingat bahwa banyak persoalan hukum yang baru dan belum pernah ditemukan pada masa Rasul masih memegang sulthah altasyri. Banyaknya persoalan baru yang belum termuat oleh hukum itu membuat para sahabat mencoba menggali hukum dengan tetap memperhatikan metode-metode istinbath yang secara tidak langsung pernah dikemukakan oleh Rasulullah, ijtihad, istinbath atau istidlal yang dilakukan para sahabat itu, pada fase selanjutnya memang menjadi ajang ikhtilaf. Ada pihak yang menegaskan bahwa sebenarnya seluruh persoalan hidu[p telah dibahas secara tuntas dalam al-qur an dan Hadis. Karenanya, ijtihad para sahabat itu perlu diingkari. Sedangkan pihak yang lain menerima ijtihad sahabat, sebatas tidak bertentangan dengan al-qur an dan al-hadis. Lebih dari itu, ada lagi beberapa pihak yang hanya mau menerima ijtihad yang dilakukan oleh sebagian golongan dari para sahabat. Pembicaraan kita kali ini bukan untuk ikut terlibat dalam perdebatan panjang yang tak pernah selesai itu. Tetapi tidak salah kiranya jika dikemukakan beberapa contoh kasus ijtihad yang dilakukan oleh beberapa sahabat dan disusul oleh seluruh sahabat kemudian berijma atas hasil ijtihad tersebut. Beberapa contoh kasus itu antara lain Jam al-qur an (pengumpulan al-qur an dalam satu mushaf). Meskipun terjadi perbedaan riwayat tentang siapa yang pertama kali mempunyai ide jam u al-qur an itu, Abu Bakar, Usman atau Ali. Tetapi satu hal bisa dicatat, yaitu bahwa beberapa sahabat telah melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sama sekali oleh Rasulullah saw. Atau dengan kata lain, telah terjadi sebuah qadhiyah yang belum pernah termuat dalam al-qur an dan al-hadis. Selain itu pada masa khilafah Umar ibn Khattab telah terjadi ijma tentang had (hukuman) peminum khamr dari yang semula 40 menjadi 80 deraan. Ditambah lagi dengan ucapan Umar yang masyhur 9 Malcom H.Keer, Moral and Legal Judgement Indevendent of Relevation Philosophy: Est and West 18, h. 279.

6 Hj. Andi Sukmawati Assaad, Maslahat Dalam Pandangan Sahabat tentang hukum qishash bagi pembunuhan yang dilakukan secara berkomplot (qatl aljama ah bi al- wahid). Pada masa tabi in persoalan hidup tentu saja semakin berkembang lebih pesat dari masa sebelumnya. Maka, tidak jauh beda dengan para pendahulunya, para tabi in juga melakukan istinbath dengan berdasarkan Maslahah Mursalah. Karenanya bisa dikemukakan juga contoh persoalan itu diantaranya adalah beberapa produk hukum yang dihasilkan oleh Umar ibn Abdul Aziz ketika memegang khilafah. Disamping itu pada masa ini telah terjadi kodifikasi Hadis beserta ilmu-ilmu pendukungnya seperti ilmu al-jarh wa al-ta dil. Juga dalam riwayat al-sarkhasy disebutkan bahwa Ibn Abi Layla menerima kesaksian dari seorang anak kecil. Kesemua contoh itu meskipun belum tertera dalam al-qur an dan al-hadis, tetapi pada dasarnya tidak bertentangan dengan kedua sumber utama hukum Islam itu. Pun ia tidak bisa dikatakan sebagai bid ah dhalalah yang dilarang oleh Rasulullah, melainkan bahwa kasus-kasus itu merupakan istinbath yang didasarkan kepada jins ba id dari Maqashid Ammah Syari ah Islam. C. Dalil-dalil Ulama yang menjadikan Hujjah Maslahah Mursalah Jumhur ulama berpendapat, bahwa maslahah mursalah itu adalah hujjah syari at yang dijadikan dasar pembentukan hukum, dan bahwasanya kejadian yang tidak ada hukumnya dalam nash dan ijma atau qiyas atau istihsan itu disyariatkan padanya hukum yang dikehendaki oleh maslahah umum, dan tidaklah berhenti pembentukan hukum atas dasar maslahah ini karena adanya saksi syari yang mengakuinya. Pertama, yaitu bahwa maslahah ummat manusia itu selalu baru dan tidak ada habisnya. Maka seandainya tidak disyariatkan hukum mengenai kemaslahatan manusia yang baru dan mengenai sesuatu yang dikehendaki oleh perkembangan. Serta pembentukan hukum itu hanya berkisar atas maslahah yang diakui oleh syari saja, maka berarti telah ditinggalkan beberapa kemaslahatan ummat manusia pada berbagai zaman dan tempat. Dan pembentukan hukum itu tidak memperhatikan roda perkembangan ummat manusia dan kemaslahatannya. Hal ini tidak sesuai karena dalam pembentukan hukum tidak termaksudkan merealisir kemaslahatan ummat manusia. Kadua, bahwasanya orang yang meneliti pembentukan hukum para sahabat, tabi in dan para mujtahid, maka jadi jelas, bahwa mereka telah mensyariatkan beberapa hukum untuk merealisir maslahah secara umum, bukan karena adanya saksi yang mengakuinya. Maka Abu Bakar telah menghimpun beberapa lembaran yang berserakan, yang telah ditulis di dalamnya al-qur an dan memerangi para penghalang zakat. Untuk bisa menjadikan maslahah al-mursalah sebagai dalil dalam menetapkan hukum, ulama Malikiyyah dan Hanabilah mensyaratkan tiga syarat 10, yaitu: 1. Kemaslahatan itu sejalan dengan kehendak syara dan termasuk dalam jenis kemaslahatan yang didukung nash secara umum; 2. Kemaslahatan itu bersifat rasional dan pasti, bukan sekedar perkiraan, sehingga hukum yang ditetapkan melalui al-maslahah al-mursalah itu benar-benar menghasilkan manfaat dan menghindari atau menolak kemudaratan; 10 H. Nasrun Haroen, Ushul Fiqh 1 (Cet. 1; Jakarta: Logos 1996), h. 123

7 Hj. Andi Sukmawati Assaad, Maslahat Dalam Pandangan Sahabat Kemaslahatan itu menyangkut kepentingan orang banyak, bukan kepentingan pribadi atau kelompok kecil tertentu. Adapun golongan Syafi iyyah, 11 pada dasarnya juga menjadikan al-maslahah al-mursalah sebagai salah satu dalil syara. Akan tetapi, Imam Syafi i memasukkannya ke dalam qiyas. Misalnya, ia mengqiyaskan hukuman bagi peminum minuman keras kepada hukuman orang yang menuduh zina, yaitu dera sebanyak 80 kali, karena orang yang mabuk akan mengigau dan dalam pengigauannya diduga keras akan menuduh orang lain berbuat zina. Al-Gazali, bahkan secara luas dalam kitab-kitab ushul fiqhnya membahas permasalahan al-maslahah al-mursalah. Ada beberapa syarat yang dikemukakan al-gazali terhadap kemaslahatan yang dapat dijadikan hujjah dalam mengistinbathkan hukum, yaitu: 1. Malahah itu sejalan dengan jenis tindakan-tindakan syara ; 2. Maslahah itu tidak meninggalkan atau bertentangan dengan nash syara ; 3. Maslahah itu termauk ke dalam kategori maslahah yang dharuri, baik menyangkut kemaslahatan pribadi maupun kemaslahatan orang banyak dan universal, yaitu berlaku sama untuk semua orang. Dengan demikian terhadap kehujjahan al-maslahah al-mursalah pada prinsipnya beberapa ulama menerimanya sebagai salah satu alas an dalam menetapkan hukum syara, sekalipun dalam penerapan dan penempatan syaratnya, mereka berbeda pendapat. D. Perhatian Hukum terhadap Maslahah, Baik secara Umum maupun Khusus Secara umum, Allah swt. berfirman dalam QS. Yunus /10: 57-58: Wahai para manusia, telah dating kepadamu nasihat Tuhanmu dan obat bagi apa yang ada di dalam hati dan petunjuk dan Rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah! Berkat anugerah Allah dan Rahmat-Nya, dank arena hal itu hendaknya mereka bergembira, karena hal itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan. Kandungan dari dua ayat tersebut di atas memiliki beberapa aspek: 1. Aspek pertama: Firman Allah swt. Telah dating kepadamu nasihat dari Tuhanmu, di mana Allah swt. perlu untuk menasehati, padahal di dalamnya terdapat kemaslahatan mereka yang paling besar, karena dengan member nasihat, Allah swt. memberikan benteng dari kehinaan dan petunjuk serta hidayah. 2. Aspek kedua: Allah swt. telah memberi sifat kepada al-quran sebagai obat bagi apa yang ada di dalam hati, dalam arti obat terhadap keraguan dan yang semacamnya, dan hal itu merupakan kemaslahatan yang Agung. 3. Aspek ketiga: Allah swt menyifati al-quran sebagai petunjuk. 4. Aspek keempat: Allah swt member karakter al-quran sebagai Rahmah, karena dalam petunjuk yang benar dan Rahmat terdapat puncak maslahah 11 Ibid.

8 Hj. Andi Sukmawati Assaad, Maslahat Dalam Pandangan Sahabat Aspek kelima: menambahkan aspek-aspek tersebut dengan anugerah (fadl) dan Rahmat Allah, yang mana tidak muncul darinya kecuali maslahah yang agung. 6. Aspek keenam: yaitu perintah Allah swt kepada mereka supaya bergembira karenanya. Firman Allah Maka dengan hal itu, hendaknya mereka bergembira, bermakna ucapan selamat kepada mereka. Padahal kegembiraan dan ucapan selamat hanyalah karena adanya maslahah yang agung. 7. Aspek ketujuh: adalah firman Allah swt Ia lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan. Apa yang mereka kumpulkan merupakan bagian dari kemaslahatan mereka. Tetapi, al-quran dan anugerahnya lebih menguntungkan daripada kemaslahatan mereka, padahal yang lebih menguntungkan daripada maslahah merupakan puncak maslahah. Tujuh aspek dari ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa hukum memiliki kepedulian terhadap kemaslahatan orang-rang yang secara hukum bertanggung jawab (al-mukallifin) dan mempertimbangkannya. Perhatian terhadap kemaslahatan manusia dalam jiwa, harta dan kehormatan sebagai bukti, secara keseluruhan tidak ada satu pun ayat dalam kitabullah yang tidak mengandung satu atau lebih aspekaspek kemaslahatan manusia E. Masa Imam Mazhab 1. Imam Malik bin Anas Beliau dikenal sebagai al-azim bagi ulama yang mengakui dan menerima al- Maslahah al-mursalah sebagaai komponen hukum Islam. Justru dalam beberapa riwayat, seperti telah disinggung di atas, hanya beliaulah yang mengakui keberadaan al- Maslahah al-mursalah. 12 Dan dalam perkembangan selanjutnya, 13 mazhab Malikiy memang tercatat sebagai mazhab yang paling banyak memakai dalil-dalil hukum selain al-qur an, al-hadis, Ijma, Qiyas. seperti Amal Ahl al-madinah. 2. Imam Ahmad Ibn Hambal Beliau terkenal sebagai orang kedua setelah Imam Malik dalam mengambil dan mengakui Maslahah Mursalah. Dalam kitab I lam al-muaqqi in disebutkan secara 12 html 13 Salah satu tokoh al-maslahah al-mursalah yaitu Imam Malik dan para pengikutnya dan dari mazhab yang ekstrim al-thufiy. Oleh ulama yang menerima maslahah Mursalah memberikan persyartan di dalam menggunakan al-maslahah al-mursalah. Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut: a. Al-Maslahah Mursalah hanya berlaku di dalam mu amalah, dalam arti hubungan manusia dengan manusia dan tidak berlaku di dalam kaefiyat ibadah karena kaefiyat ibadah tetap tidak berubah-ubah; b. Al-Maslahah di sini haruslah keamaslahatan yang hakiki bukan yang diragukan, dalam arti mengambil maslahat, membawa manfaat dan menolak kemudharatan; c. Bersifat umum bukan kemaslahatan yang sifatnya individual, dalam arti kemaslahatan yang memberi manfaat kepada umumnya umat dan menolak kemudharatan dari umumnya umat; d. Al-Maslahat di sini tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip umum ajaran Islam yang berupa almaqashid al-syari ah dan dalil-dalil yang kulliy serta nash-nash yang qath i wurudnya dan dalalahnya. Lihat H.A.Djazuli dan I. Nurol Aen, Ushul Fiqh: Metodologi Hukum Islam (Cet. I; Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2000). H

9 Hj. Andi Sukmawati Assaad, Maslahat Dalam Pandangan Sahabat mendetail beberapa dalil-dalil istinbat yang dipakai oleh Imam Hambali dan diantaranya terdapat Maslahah-Mursalah. 3. Imam Syafi i Beberapa kalangan berpendapat bahwa Imam Syafi i adalah orang yang paling keras menolak al-maslahah al-mursalah. Buktinya adalah bahwa dalam beberapa persoalan fiqh, Imam Syafi i berbeda pendapat dengan Imam Malik yang kebetulan sedang beristinbath dengan memakai al-maslahah al-mursalah. Tetapi, perbedaan masalah furu (fiqh) antara kedua Imam tersebut tidak memastikan adanya perbedaan ushul diantara keduanya. Lebih dari itu, meskipun dalam al-risalah akan kita temukan bahwa sebenarnya Imam Syafi i mengambil dan mengakui al-maslahah al-mursalah dalam beristinbath. Hal ini dikuatkan oleh banyak ulama, antara lain Ibnu Hajar dalam kitab Fath al-mubin, Imam Haramain dalam al-burhan dan al-zanjany dalam Takhrij al-furu ala al-ushul. 4. Imam Abu Hanifah Meskipun beliau tidak pernah menyinggung perihal al-maslahah al-mursalah dalam beristinbath, tetapi hal itu tidak menunjukkan bahwa beliau mengingkarinya, sebab dalam beberapa kitab Abu Yusuf al-hanafiy yang mengupas tentang beberapa ikhtilaf antara Imam Hanafi dengan Ibn Abi Layla ditemukan bahwa sebenarnya Imam Hanafi juga mengakui al-maslahah al-mursalah, Apalagi beliau terkenal sebagai alza im dari para ahl al-ra yi yang sudah barang tentu akan dekat dengan al-maslahah al- Mursalah. III. Simpulan Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Al-Maslahah al-mursalah merupakan suatu metode ijtihad dalam rangka menggali hukum Islam, namun tidak berdasarkan pada orang tertentu, tetapi berdasarkan kepada pendekatan maksud di temukannya hukum syara (al-maqasid al-syari ah). 2. Bahwa beberapa sahabat telah melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sama sekali oleh Rasulullah saw. Atau dengan kata lain, telah terjadi sebuah qadhiyah yang belum pernah termuat dalam al-qur an dan al-hadis. Selain itu pada masa khilafah Umar ibn Khattab telah terjadi ijma tentang had (hukuman) peminum khamar dari yang semula 40 menjadi 80 dera. Ditambah lagi dengan ucapan Umar yang masyhur tentang hukum qishash bagi pembunuhan yang dilakukan secara berkomplotan tidak berdasarkan pada orang tertentu, tetapi berdasarkan kepada pendekatan maksud ditemukannya hukum syara (al-maqasid al-syari ah). 3. Al-Maslahah al-mursalah pada masa tabi in yaitu bisa dikemukakan juga contohnya persoalan diantaranya adalah beberapa produk hukum yang dihasilkan oleh Umar ibn Abdul Aziz ketika memegang khilafah. Disamping itu pada masa ini telah terjadi kodifikasi Hadis beserta ilmu-ilmu pendukungnya seperti ilmu al-jarh wa al-ta dil. Juga dalam riwayat al-sarkhasy disebutkan bahwa Ibn Abi Layla menerima kesaksian dari seorang anak kecil.

10 Hj. Andi Sukmawati Assaad, Maslahat Dalam Pandangan Sahabat Daftar Pustaka Abdul Wahhab Khallaf, Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hukum Islam Jakarta: Rajawali Press, Ahmad Munif Suratmaputra, Filsafat Hukum Islam al-ghazali; Maslahah Mursalah dan relevansinya dengan pembaruan hukum Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, Abdallah M. al-husayn al- Amiri, Dekontruksi Sumber Hukum Islam (Pemikiran Hukum Najm ad-din Thufi), Cet. I: Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.II Jakarta:Balai Pustaka, H.A.Djazuli dan I. Nurol Aen, Ushul Fiqh: Metodologi Hukum Islam, Cet. I; Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, H. Nasrun Haroen, Ushul Fiqh 1, Cet. 1; Jakarta: Logos Malcom H.Keer, Moral and Legal Judgement Indevendent of Relevation Philosophy: Est and West 18, 1968 Weal B. Hallaq, A History of Islamic Legal Theories, alih bahasa oleh Kusnadiningrat, Jakarta: Rajawali Press, html mursalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang sempurna, agama yang memberi rahmat bagi seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai bagi ummat manusia didalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MAS{LAH{AH MURSALAH TERHADAP PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO DI USAHA SIMPAN PINJAM KAMPOENG ILMU SURABAYA

BAB IV ANALISIS MAS{LAH{AH MURSALAH TERHADAP PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO DI USAHA SIMPAN PINJAM KAMPOENG ILMU SURABAYA BAB IV ANALISIS MAS{LAH{AH MURSALAH TERHADAP PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO DI USAHA SIMPAN PINJAM KAMPOENG ILMU SURABAYA A. Analisis terhadap aplikasi pengembalian kredit mikro di Usaha Simpan Pinjam Kampoeng

Lebih terperinci

Etimologis: berasal dari jahada mengerahkan segenap kemampuan (satu akar kata dgn jihad)

Etimologis: berasal dari jahada mengerahkan segenap kemampuan (satu akar kata dgn jihad) PENGANTAR Sumber hukum tertinggi dalam Islam adalah Al- Quran dan Sunnah. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, banyak permasalahan baru yang dihadapi umat Islam, yang tidak terjadi pada masa Rasulullah

Lebih terperinci

Mazhab menurut bahasa: isim makan (kata benda keterangan tempat) dari akar kata dzahab (pergi) (Al-Bakri, I ânah ath- Thalibin, I/12).

Mazhab menurut bahasa: isim makan (kata benda keterangan tempat) dari akar kata dzahab (pergi) (Al-Bakri, I ânah ath- Thalibin, I/12). Mazhab menurut bahasa: isim makan (kata benda keterangan tempat) dari akar kata dzahab (pergi) (Al-Bakri, I ânah ath- Thalibin, I/12). Jadi, mazhab itu secara bahasa artinya, tempat pergi, yaitu jalan

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Sumber Ajaran Islam Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Pengantar Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

BAB IV PRODUK DALAM UNDANG-UNDANG NO. 7 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN DI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR.

BAB IV PRODUK DALAM UNDANG-UNDANG NO. 7 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN DI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR. BAB IV ANALISIS MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP PENERAPAN STANDARISASI PRODUK DALAM UNDANG-UNDANG NO. 7 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN DI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Penerapan

Lebih terperinci

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI BAB IV ANALISIS TERHADAP PANDANGAN IMAM SYAFI I DAN SYI> AH IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI PEWARIS NON MUSLIM A. Persamaan Pandangan Imam Syafi i dan Syi> ah Ima>miyah tentang Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Amalan wakaf sangat besar artinya bagi kehidupan sosial ekonomi, kebudayaan dan keagamaan. Oleh karena itu Islam meletakkan amalan wakaf sebagai salah satu macam

Lebih terperinci

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI A. Abdul Wahab Khallaf 1. Biografi Abdul Wahab Khallaf Abdul Wahab Khallaf merupakan seorang merupakan

Lebih terperinci

Sumber sumber Ajaran Islam

Sumber sumber Ajaran Islam Sumber sumber Ajaran Islam Sumber sumber Ajaran Islam Agama Islam memiliki aturan aturan sebagai tuntunan hidup kita baik dalam berhubungan sosial dengan manusia (hablu minannas) dan hubungan dengan sang

Lebih terperinci

Sumber Ajaran Agama Islam

Sumber Ajaran Agama Islam Sumber Ajaran Agama Islam Al-Qur an yang memuat wahyu Allah, Ijtihad Upaya yang dilakukan untuk penetapan hukum atas suatu permasalahan sehingga mendapatkan solusi yang sesuai dengan aturan agama As-Sunah

Lebih terperinci

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH 90 BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH A. Tinjauan Tentang Jual Beli Sepatu Solid di Kecamatan Sedati Sidoarjo Dengan mengikuti empat mazhab fiqh

Lebih terperinci

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33 59 BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33 A. Kualitas Mufasir at-thabari Ditinjau dari latar pendidikannya dalam konteks tafsir al-qur an, penulis menilai bahwa at-thabari

Lebih terperinci

KAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan

KAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan KAIDAH FIQHIYAH Pendahuluan Jika dikaitkan dengan kaidah-kaidah ushulliyah yang merupakan pedoman dalam mengali hukum islam yang berasal dari sumbernya, Al-Qur an dan Hadits, kaidah FIQHIYAH merupakan

Lebih terperinci

HUKUM DAN HAM DALAM ISLAM

HUKUM DAN HAM DALAM ISLAM HUKUM DAN HAM DALAM ISLAM KELOMPOK 3B : Aria Trimadya 10510016 Hardany Triasmanto 10510020 Diar Luthfi Hawari 10510027 Shendy Arya 10510049 Achmad Noufal 10510058 Muhammad Reza 10510066 Peta Konsep ISLAM

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN TENTANG MASLAHAH

BAB II PEMBAHASAN TENTANG MASLAHAH BAB II PEMBAHASAN TENTANG MASLAHAH A. Pengertian Maslah}ah} Maslah}ah} berasal dari kata s}alah}a yang secara arti kata berarti baik lawan dari kata buruk atau rusak. Maslah}ah} adalah kata masdar s}alah}

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN A. Al-Qur an Sebagai Sumber Ajaran Islam Menurut istilah, Al-Qur an adalah firman Allah yang berupa mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, ditulis

Lebih terperinci

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman (Saba'

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertengahan kedua dari abad IX M. Aliran ini didirikan oleh Abu Mansur Muhammad Ibn Mahmud Al-Maturidi. Kemudian namanya dijadikan sebagai nama aliran Maturidiah. Aliran

Lebih terperinci

MADZHAB SYAFI I. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu Fiqh Dosen: Kurnia Muhajarah,M.S.I

MADZHAB SYAFI I. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu Fiqh Dosen: Kurnia Muhajarah,M.S.I MADZHAB SYAFI I Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu Fiqh Dosen: Kurnia Muhajarah,M.S.I Disusun Oleh : Muhlisaturrohmah (1601016054) Etik Fitriayasari (1601016055) Annisa Kurniawati (1601016056)

Lebih terperinci

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( )

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( ) SUMBER AJARAN ISLAM Erni Kurnianingsih (10301241001) Nanang Budi Nugroho (10301241012) Nia Kurniawati (10301241026) Tarmizi (10301249002) Dasar penggunaan sumber agama islam di dasarkan ayat al-qur an

Lebih terperinci

MAQASHID SYARI AH (SUATU PERBANDINGAN) MARYANI, S. Ag, MHI ABSTRAK

MAQASHID SYARI AH (SUATU PERBANDINGAN) MARYANI, S. Ag, MHI ABSTRAK 1 MAQASHID SYARI AH (SUATU PERBANDINGAN) MARYANI, S. Ag, MHI ABSTRAK Hukum Islam memiliki tujuan mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Untuk mengetahui dan menyelami tentang

Lebih terperinci

SUMBER SUMBER HUKUM ISLAM

SUMBER SUMBER HUKUM ISLAM SUMBER SUMBER HUKUM ISLAM 1. Al Quran Al quran menurut bahasa (Etimologi), al Quran berarti bacaan, adapun menurut Istilah (Termonologis), yaitu Firman Allah SWT. Yang merupakan mukjizat yang diturunkan

Lebih terperinci

FIQHUL IKHTILAF (MEMAHAMI DAN MENYIKAPI PERBEDAAN DAN PERSELISIHAN) Oleh : Ahmad Mudzoffar Jufri

FIQHUL IKHTILAF (MEMAHAMI DAN MENYIKAPI PERBEDAAN DAN PERSELISIHAN) Oleh : Ahmad Mudzoffar Jufri FIQHUL IKHTILAF (MEMAHAMI DAN MENYIKAPI PERBEDAAN DAN PERSELISIHAN) Oleh : Ahmad Mudzoffar Jufri MACAM-MACAM IKHTILAF (PERBEDAAN) 1. Ikhtilaful qulub (perbedaan dan perselisihan hati) yang termasuk kategori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mafqud (orang hilang) adalah seseorang yang pergi dan terputus kabar beritanya, tidak diketahui tempatnya dan tidak diketahui pula apakah dia masih hidup atau

Lebih terperinci

`BAB I A. LATAR BELAKANG

`BAB I A. LATAR BELAKANG `BAB I A. LATAR BELAKANG Sebelum munculnya aliran teologi asy ariyyah, aliran muktazilah menjadi pusat pemikiran kalam pada waktu itu yang memperkenalkan pemikiran yang bersifat rasional. Akan tetapi,

Lebih terperinci

SUMBER HUKUM ISLAM 1

SUMBER HUKUM ISLAM 1 SUMBER HUKUM ISLAM 1 SUMBER UTAMA HUKUM ISLAM (DALIL QAT EI) Sumber utama hukum Islam ialah dalildalil yang telah disepakati oleh para ulamak dengan secara putus sebagai sumber hukum Islam yang utama dalam

Lebih terperinci

MATERI I PENGANTAR USHUL FIQH TIM KADERISASI

MATERI I PENGANTAR USHUL FIQH TIM KADERISASI A. Pengertian Ushul Fiqh MATERI I PENGANTAR USHUL FIQH TIM KADERISASI Ushul fiqh merupakan sebuah pembidangan ilmu yang beorientasi pada dinamisasi hukum islam dan penanganan kasus-kasus yang berkaitan

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: 02Fakultas Ekonomi dan Bisnis Pokok Bahasan : SUMBER AJARAN ISLAM Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen AL QUR AN. Secara etimologi Alquran berasal dari kata

Lebih terperinci

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab MATAN Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab C MATAN AS-SITTATUL USHUL Z. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Termasuk perkara yang sangat menakjubkan dan tanda yang

Lebih terperinci

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam Istilah addin al-islam Tercantum dalam Al-Qur an Surat al-maaidah (5) ayat 3, mengatur hubungan manusia dengan Allah (Tuhan), yang bersifat vertikal, hubungan manusia

Lebih terperinci

BAB III ABORSI PERSPEKTIF FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

BAB III ABORSI PERSPEKTIF FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN BAB III ABORSI PERSPEKTIF FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN A. Aborsi Dalam Perspektif Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) 1. Dasar-dasar dan Prosedur Penetapan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI A. Analisis Perhitungan Iddah Perempuan Yang Berhenti Haid Ketika

Lebih terperinci

Article Review. : Jurnal Ilmiah Islam Futura, Pascasarjana UIN Ar-Raniry :

Article Review. : Jurnal Ilmiah Islam Futura, Pascasarjana UIN Ar-Raniry : Article Review Judul Artikel : Perubahan Sosial dan Kaitannya Dengan Pembagian Harta Warisan Dalam Perspektif Hukum Islam Penulis Artikel : Zulham Wahyudani Reviewer : Anna Rizki Penerbit : Jurnal Ilmiah

Lebih terperinci

Guru Madrasah Aljunied PIAGAM KESEDERHANAAN DALAM BERAGAMA Berikut adalah pendirian yang perlu diambil bagi menjamin kesederhanaan dalam dakwah: 1. Kita beriltizam untuk menghormati prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prolog (Pengantar, Tamhid) Allah menurunkan agama Islam kepada umatnya disertai dengan aturanaturan. Aturan-aturan tersebut dibuat oleh Allah agar manusia selamat hidup di dunia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KETENTUAN PASAL 182 KHI DAN PERSPEKTIF HAZAIRIN TENTANG BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN KANDUNG

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KETENTUAN PASAL 182 KHI DAN PERSPEKTIF HAZAIRIN TENTANG BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN KANDUNG BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KETENTUAN PASAL 182 KHI DAN PERSPEKTIF HAZAIRIN TENTANG BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN KANDUNG A. Analisis Terhadap Ketentuan Pasal 182 Kompilasi Hukum Islam Tentang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Praktik Jual Beli Kotoran Sapi Sebagai Pupuk Kandang di PT. Juang Jaya Abdi Alam Sebagaimana telah dijelaskan pada bab terdahulunya, bahwa jual beli yang terjadi di PT. Juang Jaya

Lebih terperinci

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH NAHDLATUL ULAMA (NU) DAN MUHAMMADIYAH KOTA MADIUN TENTANG BPJS KESEHATAN A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Nahdlatul Ulama NU) Dan Muhammadiyah Kota Madiun

Lebih terperinci

BAB II TEORI TENTANG ASH SHIHHAH WA AL BUTHLAN. sehat, tidak sakit, sembuh, benar dan selamat. 1

BAB II TEORI TENTANG ASH SHIHHAH WA AL BUTHLAN. sehat, tidak sakit, sembuh, benar dan selamat. 1 17 BAB II TEORI TENTANG ASH SHIHHAH WA AL BUTHLAN A. Shihhah (Sah) Kata shihhah berasal dari bahasa Arab yang secara bahasa berarti sehat, tidak sakit, sembuh, benar dan selamat. 1 Adapun dalam istilah

Lebih terperinci

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah Kewajiban berdakwah Dalil Kewajiban Dakwah Sahabat, pada dasarnya setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Ketentuan semacam ini

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI 1. Khulafaurrasyidin yang terakhir adalah a. Abu kabar as Siddiq b. Umar bin khatab c. Ali bin abi thalib d. Abdurrahman bi auf e. Usman bin affan 2. Daulah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERSYARATAN TEKNIS DAN SANKSI HUKUM MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR YANG

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERSYARATAN TEKNIS DAN SANKSI HUKUM MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR YANG 54 BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERSYARATAN TEKNIS DAN SANKSI HUKUM MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR YANG MENYEBABKAN KECELAKAAN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS

Lebih terperinci

Ditulis oleh Faqihuddin Abdul Kodir Senin, 08 Juni :59 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 16 September :24

Ditulis oleh Faqihuddin Abdul Kodir Senin, 08 Juni :59 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 16 September :24 Ada anggapan bahwa dalam literatur Islam klasik, dasar hukum tentang larangan lebih mudah ditemukan daripada sebaliknya. Tetapi, dalam sejarah awal Islam ada realitas bahwa Siti Aisyah, isteri baginda

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam

BAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam mengkontruks Ahl al - Sunnah wal Al Jama ah, oleh karena itu perlu disimpulkan pemikiran Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Analisis Terhadap Proses Jual Beli Mesin Rusak Dengan Sistem Borongan Penulis telah menjelaskan

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET) KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET) SEJARAH NABI MUHAMMAD DI MAKKAH BACA DI BUKU PAKET HALAMAN 109 126 (lebih lengkap)

Lebih terperinci

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia A. Landasan Sosial Normatif Norma berasal dari kata norm, artinya aturan yang mengikat suatu tindakan dan tinglah laku manusia. Landasan normatif akhlak

Lebih terperinci

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH Ust. H. Ahmad Yani, MA Kondisi Manusia Menghadapi Musibah Setiap manusia di Dunia ini pasti pernah melewati masa-masa ujian dari Allah SWT. Beragam ujian yang dialami manusia

Lebih terperinci

IJTIHAD SEBAGAI JALAN PEMECAHAN KASUS HUKUM

IJTIHAD SEBAGAI JALAN PEMECAHAN KASUS HUKUM IJTIHAD SEBAGAI JALAN PEMECAHAN KASUS HUKUM Soiman Nawawi Dosen Fakultas Syari ah Institut Agama Islam Imam Ghozali (IAIIG) Cilacap Jl. Kemerdekaan Barat No. 1, Kesugihan, 53274 ABSTRAK Al Qur an merupakan

Lebih terperinci

Bukti Cinta Kepada Nabi

Bukti Cinta Kepada Nabi Bukti Cinta Kepada Nabi Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB IV PEMERIKSAAN KESEHATAN PRANIKAH (PREMARITAL CHECK UP) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV PEMERIKSAAN KESEHATAN PRANIKAH (PREMARITAL CHECK UP) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV PEMERIKSAAN KESEHATAN PRANIKAH (PREMARITAL CHECK UP) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Pemeriksaan Kesehatan Pranikah (Premarital Check Up) sebagai Upaya Pemeliharan Keturunan (Hifz} al-nasl) Dalam

Lebih terperinci

Mukadimah. Pengkajian

Mukadimah. Pengkajian Mukadimah Pembahasan tentang pengertian al-qur an (ta riful Qur an) mencakup tiga bagian pembahasan yaitu: definisi al-qur an, nama-nama al-qur an, dan fungsi atau kedudukan Al-Qur an Pemahaman kaum muslimin

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????

Lebih terperinci

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah

Lebih terperinci

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT http://www.mta-online.com e-mail : humas_mta@yahoo.com Fax : 0271 661556 Jl. Serayu no. 12, Semanggi 06/15, Pasarkliwon, Solo, Kode Pos 57117, Telp. 0271 643288 Ahad,

Lebih terperinci

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:????????????????????????

Lebih terperinci

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD4013 USUL FIQH (Minggu 1)

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD4013 USUL FIQH (Minggu 1) DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM WD4013 USUL FIQH (Minggu 1) PENSYARAH: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh Sains & Teknologi (UTM) DEFINISI USULFIQH Usul Bahasa: Apa yg dibina diatasnya.

Lebih terperinci

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam *Biografi Singkat Empat Imam Besar dalam Dunia Islam* *Imam Hanafi (80-150 H)* Beliau dilahirkan pada tahun 80 H dan meninggal dunia di Bagdad pada tahun

Lebih terperinci

yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan

yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan I Sunni atau Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah atau terkadang juga dikenal dengan sebutan ASWAJA merupakan paham yang berdasarkan pada tradisi Nabi Muhammad SAW, di samping berdasar pada Al Qur an sebagai sumber

Lebih terperinci

UAS Ushul Fiqh dan Qawa id Fiqhiyyah 2015/2016

UAS Ushul Fiqh dan Qawa id Fiqhiyyah 2015/2016 UAS Ushul Fiqh dan Qawa id Fiqhiyyah 2015/2016 Soal 1 Sebutkan dan jelaskan dhawabith maqashid syariah! Dhawabith maqashid syariah adalah batasan-batasan yang harus dipenuhi untuk menentukan substansi

Lebih terperinci

BAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat

BAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERTIMBANGAN DAN DASAR HUKUM IZIN POLIGAMI DALAM PUTUSAN MAJELIS HAKIM DI PENGADILAN AGAMA SIDOARJO NO. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda A. Analisis Yuridis Pertimbangan Dan Dasar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 102 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan studi analisis pemikiran Imam Syafi i tentang kehujjahan hadis dalam kitab Ar-Risālah dapat ditarik kesimpulan menjadi beberapa point. Pertama, Hadis wajib

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON A. Analisis Hukum Islam terhadap Alasan KUA Melaksanakan Pernikahan dengan Menggunakan Taukil Wali Nikah via Telepon Setelah mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TEORI MAS}LAH}AH

BAB II TEORI MAS}LAH}AH BAB II TEORI MAS}LAH}AH A. Pengertian Mas}lah}ah Kata mas}lah}ah merupakan bentuk mas}dar dari kata kerja s}alaha dan s}aluha, yang secara etimologi berarti: manfaat, faedah, patut. 1 Kata mas}lah}ah dan

Lebih terperinci

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain Oleh: Muhsin Hariyanto AL-BAIHAQI, dalam kitab Syu ab al-îmân, mengutip hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Amr ibn al- Ash: Ridha Allah bergantung

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sebelumnya, serta arahan dari pembimbing maka dalam bab ini penulis dapat

BAB V PENUTUP. sebelumnya, serta arahan dari pembimbing maka dalam bab ini penulis dapat 89 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, serta arahan dari pembimbing maka dalam bab ini penulis dapat menarik kesimpulan diantaranya:

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Secara etimologi Alqurān berasal dari kata qara-a yaqra-u ( قرا - يقرا ) yang berarti membaca. Sedangkan Alqurān sendiri adalah bentuk maṣdar dari qara-a yang berarti bacaan.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK HUKUM ISLAM DALAM MENGHADAPI PERKEMBAGAN ZAMAN. Pendahuluan

KARAKTERISTIK HUKUM ISLAM DALAM MENGHADAPI PERKEMBAGAN ZAMAN. Pendahuluan KARAKTERISTIK HUKUM ISLAM DALAM MENGHADAPI PERKEMBAGAN ZAMAN Pendahuluan Allah SWT telah menurunkan agama Islam kepada umat manusia dengan perantaraan nabi-nya Muhammad SAW. Agama Islam yang merupakan

Lebih terperinci

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JI A>LAH DAN PANDANGAN PENDUDUK DI DESA NGRANDULOR KECAMATAN PETERONGAN KABUPATEN JOMBANG A. Analisis Pelaksanaan Ji a>lah dan pandangan penduduk di Desa

Lebih terperinci

Bab 37 Hendaknya Yang Hadir Menyampaikan Ilmu kepada Yang Tidak Hadir Ini adalah perkataan Nabi yang dinukil Ibnu Abbas

Bab 37 Hendaknya Yang Hadir Menyampaikan Ilmu kepada Yang Tidak Hadir Ini adalah perkataan Nabi yang dinukil Ibnu Abbas - - 37 - Bab 37 Hendaknya Yang Hadir Menyampaikan Ilmu kepada Yang Tidak Hadir Ini adalah perkataan Nabi yang dinukil Ibnu Abbas Penjelasan : Berbagai macam cara telah ditunjukkan syariat didalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai agama pembawa rahmat bagi seluruh alam, Islam hadir dengan ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan manusia. Islam tidak

Lebih terperinci

I Perdebatan mengenai suatu masalah merupakan hal lumrah yang sering dijumpai dalam setiap perkumpulan. Perdebatan seputar soal duniawi hingga yang

I Perdebatan mengenai suatu masalah merupakan hal lumrah yang sering dijumpai dalam setiap perkumpulan. Perdebatan seputar soal duniawi hingga yang I Perdebatan mengenai suatu masalah merupakan hal lumrah yang sering dijumpai dalam setiap perkumpulan. Perdebatan seputar soal duniawi hingga yang menyangkut permasalahan ukhrawi. Mulai dari urusan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH A. Persamaan Pendapat Mazhab H{anafi Dan Mazhab Syafi i Dalam Hal Status Hukum Istri Pasca Mula> anah

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam Modul ke: 03Fakultas Didin EKONOMI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam Hikmah P, SE, MM Program Studi MANAJEMEN Kesempurnaan Dalam Beragama Apa itu Islam? Rukun Islam Apa itu Iman? Rukun Iman Apa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ

BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ A. Analisis Pendapat Tentang Iddah Wanita Keguguran Dalam Kitab Mughni Al-Muhtaj Dalam bab ini penulis akan berusaha

Lebih terperinci

SALAH FAHAM TERHADAP ISLAM DAN SUMBER AJARAN ISLAM. Matakuliah : Agama Islam. Dosen : Drs.Moehadi, M.Pd

SALAH FAHAM TERHADAP ISLAM DAN SUMBER AJARAN ISLAM. Matakuliah : Agama Islam. Dosen : Drs.Moehadi, M.Pd SALAH FAHAM TERHADAP ISLAM DAN SUMBER AJARAN ISLAM Matakuliah : Agama Islam Dosen : Drs.Moehadi, M.Pd Disusun oleh : 1. Defi Desiana (14144600192) 2. Siti Aminah (14144600198) 3. Zafira Syajarotun (14144600196)

Lebih terperinci

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf I TIKAF Pengertian I'tikaf Secara harfiyah, I tikaf adalah tinggal di suatu tempat untuk melakukan sesuatu yang baik. Dengan demikian, I tikaf adalah tinggal atau menetap di dalam masjid dengan niat beribadah

Lebih terperinci

Edisi 02/ I/ Dzulhijjah/ 1425 H Januari/ 2005 M)

Edisi 02/ I/ Dzulhijjah/ 1425 H Januari/ 2005 M) Edisi 02/ I/ Dzulhijjah/ 1425 H Januari/ 2005 M) -Dilarang memperbanyak isi ebook ini untuk tujuan komersil- Sumber aqidah (keyakinan) dan hukum agama Islam adalah Al-Kitab (Al -Qur an) dan As-Sunnah (Al

Lebih terperinci

BAB IV YANG BERHUTANG. dibedakan berdasarkan waktu dan tempat. Fatwa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB IV YANG BERHUTANG. dibedakan berdasarkan waktu dan tempat. Fatwa fatwa yang dikeluarkan oleh BAB IV ANALISIS TERHADAP DALIL DALIL QAWL QADIM DAN QAWL JADIm dan qawl jadi>d Imam Sha>fi i> dibedakan

Lebih terperinci

BAB II\ TEORI MAS}LAH}AH. Dilihat dari bentuk lafalnya, kata Mas}lah}ah adalah kata bahasa Arab yang

BAB II\ TEORI MAS}LAH}AH. Dilihat dari bentuk lafalnya, kata Mas}lah}ah adalah kata bahasa Arab yang BAB II\ TEORI MAS}LAH}AH A. Pengertian Mas}lah}ah Dilihat dari bentuk lafalnya, kata Mas}lah}ah adalah kata bahasa Arab yang berbentuk mufrad (tunggal). Sedangkan bentuk jamaknya Mas}@alih. Dilihat dari

Lebih terperinci

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran MEMBACA AL-QURAN DALAM SATU SURAT PADA WAKTU SALAT TERBALIK URUTANNYA, MEMBACA SAYYIDINA DALAM SHALAT PADA WAKTU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3) 12 A. Terminologi Pemimpin BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN Pemimpin dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti: 1) Orang yang memimpin. 2) Petunjuk, buku petunjuk (pedoman), sedangkan Memimpin artinya:

Lebih terperinci

hukum taklifi dan contohnya

hukum taklifi dan contohnya hukum taklifi dan contohnya Hukum artinya menetapkan sesuatu atas sesuatu atau meniadakannya. Hukum Islam disebut juga syariat atau hukum Allah SWT, yaitu hukum atau undang-undang yang ditentukan Allah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang riwayat yang sampai kepada kita bahwa qiyas itu diberikan kepada Nabi saw, dan disamping itu ada pula beberapa riwayat yang sampai kepada kita, bahwa qiyas

Lebih terperinci

BAB II. A. Pengertian dan Macam-Macam Metode Berijtihad. dahulu, kini banyak bermunculan di masyarakat. Persoalan-persoalan baru

BAB II. A. Pengertian dan Macam-Macam Metode Berijtihad. dahulu, kini banyak bermunculan di masyarakat. Persoalan-persoalan baru 22 BAB II DISKURSUS TENTANG MAS}LAH}AH AL-MURSALAH A. Pengertian dan Macam-Macam Metode Berijtihad Semakin hari persoalan yang terjadi pada kehidupan masyarakat terus berkembang. Berbagai realitas sosial

Lebih terperinci

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN I. Muqodimah : Prof. Abdul Wahhab Kholaf berkata dalam bukunya Ilmu Ushul Fiqih (hal. 143) : - - " "."." Nash Syar I atau undang-undang wajib untuk diamalkan sesuai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama 58 BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama Saudara Dan Relevansinya Dengan Sistem Kewarisan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IBNU ABIDIN TENTANG PENUNTUTAN KEMBALI MUHAL KEPADA MUHIL SELAMA TIDAK ADA SYARAT KHIYAR

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IBNU ABIDIN TENTANG PENUNTUTAN KEMBALI MUHAL KEPADA MUHIL SELAMA TIDAK ADA SYARAT KHIYAR BAB IV ANALISIS PENDAPAT IBNU ABIDIN TENTANG PENUNTUTAN KEMBALI MUHAL KEPADA MUHIL SELAMA TIDAK ADA SYARAT KHIYAR A. Analisis Pendapat Ibnu Abidin tentang penuntuan kembali muhal kepada muhil selama tidak

Lebih terperinci

A. Pengertian Fiqih. A.1. Pengertian Fiqih Menurut Bahasa:

A. Pengertian Fiqih. A.1. Pengertian Fiqih Menurut Bahasa: A. Pengertian Fiqih A.1. Pengertian Fiqih Menurut Bahasa: Fiqih menurut bahasa berarti paham, seperti dalam firman Allah : Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam yang tidak terlalu penting untuk serius dipelajari dibandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam yang tidak terlalu penting untuk serius dipelajari dibandingkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagian orang berpikir bahwa fiqh merupakan pelajaran agama Islam yang tidak terlalu penting untuk serius dipelajari dibandingkan dengan pelajaran umum lainnya.

Lebih terperinci

Otopsi Jenazah Dalam Tinjauan Syar'i

Otopsi Jenazah Dalam Tinjauan Syar'i Otopsi Jenazah Dalam Tinjauan Syar'i Sesungguhnya mematahkan tulang seorang mukmin yang sudah meninggal, sama seperti mematahkan tulangnya dikala hidupnya (Riwayat Abu Dawud 2/69, Ibnu Majah 1/492, Ibnu

Lebih terperinci

studipemikiranislam.wordpress.com RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM

studipemikiranislam.wordpress.com RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM studipemikiranislam.wordpress.com RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM Studi Objektif Berdasarkan kaidah ke-ilmuan Islam Berdasarkan sumber/riwayat terpercaya Tidak bertentangan dengan Dalil Syariah Mengutamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua isi alam ini diciptakan oleh Allah swt. untuk kepentingan seluruh umat manusia. Keadaan tiap manusia berbeda, ada yang memiliki banyak

Lebih terperinci

PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN ASY ARIYAH. PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN ASY ARIYAH Ditulis oleh: Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak

PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN ASY ARIYAH. PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN ASY ARIYAH Ditulis oleh: Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN ASY ARIYAH Ditulis oleh: Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak jalan Ahlus Sunnah wal Jamaah maka mereka pun terjatuh dalam penyimpanganpenyimpangan dalam prinsip agama. Di antara penyimpangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Analisis Hedging Terhadap Dampak Kenaikan Harga BBM Ditinjau Dari Hukum Islam. Sebagaimana dijelaskan

Lebih terperinci