ANALISIS FAKTOR PENENTU FDI OTOMOTIF DI ASEAN-5

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR PENENTU FDI OTOMOTIF DI ASEAN-5"

Transkripsi

1 ANALISIS FAKTOR PENENTU FDI OTOMOTIF DI ASEAN-5 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Dary Mulia Ananda UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS EKONOMI PROGRAM SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013 BANDUNG 2017

2 AN ANALYSIS OF THE DETERMINING FACTORS OF AUTOMOTIVE FDI IN ASEAN-5 UNDERGRADUATE THESIS Submitted to complete part of the requirements for Bachelor s Degree in Economics By Dary Mulia Ananda PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY FACULTY OF ECONOMICS PROGRAM IN DEVELOPMENT ECONOMICS Accredited by BAN PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013 BANDUNG 2017

3

4

5 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penentu FDI otomotif di 5 negara ASEAN, yaitu; Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Filipina. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari jumlah tenaga kerja (LABOR), penjualan otomotif (SALES), research & development (RND), produktivitas tenaga kerja (PRODUCTIVITY), tingkat keterbukaan (OPENNESS), interest rate (IR), exchange rate (ER), serta dummy krisis ekonomi global tahun 2008 (DK). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Ordinary Least Squares (OLS). Hasil estimasi menunjukkan bahwa FDI industri otomotif di ASEAN-5 secara signifikan dipengaruhi oleh variabel LABOR, SALES, PRODUCTIVITY, OPENNESS, dan ER. Sedangkan RND, IR dan DK tidak terbukti signifikan. Kata kunci : FDI, Otomotif, ASEAN-5 v

6 ABSTRACT This study aims to analyze the determinants of automotive FDI in 5 ASEAN countries, namely; Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam and the Philippines. The independent variables that were being used in this study consisted of the number of labor (LABOR), automotive sales (SALES), research & development (RND), labor productivity (OPENNESS), interest rate (IR), exchange rate (ER), as well as the 2008 global crisis dummy (DK). This research was conducted using Ordinary Least Squares (OLS) method. The estimation result shows that the automotive FDI in ASEAN-5 was significantly influenced by LABOR, SALES, PRODUCTIVITY, OPENNESS, and ER. Whereas RND, IR and DK were not proven to be significant. Key words : FDI, Automotive, ASEAN-5 vi

7 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan penyerataan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah Analisis Faktor Penentu FDI Otomotif di ASEAN-5. Industri otomotif merupakan industri yang saat ini sedang berkembang pesat, karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik ini. Disamping itu, skripsi ini juga merupakan satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Katolik Parahyangan. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dari karya ilmiah ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik guna memperbaiki dan melengkapi karya ilmiah ini kedepannya. Harapan penulis adalah semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya. Selama pembuatan karya ilmiah ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan berupa doa, bimbingan, dorongan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Maka, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Ibu Dr. Miryam B.L. Wijaya selaku Kepala Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Katolik Parahyangan dan juga sebagai dosen wali pengganti yang tanpa lelah selalu mendorong dan memberikan arahan kepada penulis sehingga kewajiban akademik penulis dapat diselesaikan. 2. Ibu Anna Farina Poerbonegoro, Dra., M.A. sebagai dosen wali penulis yang memberikan nasihat serta dorongan, sehingga penulis dapat melewati masa sulit di semester awal perkuliahan. 3. Ibu Januarita Hendrani, Ph.D., sebagai dosen pembimbing yang dengan sabar membimbing, mendukung, dan memberikan masukkan hingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. 4. Bapak Ahmad Aswin Masudi, SE., M.S.E. sebagai co-dosen pembimbing yang selalu dengan sabar membimbing, memberi masukkan dan membantu penulis hingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. 5. Bapak dan ibu dosen, Pak Eko, serta seluruh staff Tata Usaha Ekonomi Pembangunan Universitas Katolik Parahyangan khususnya yang banyak membantu penulis hingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. 6. Ayah dari penulis yaitu Nandar Koes serta Ibu dari penulis yaitu Djuwita Pingkan kemudian Kakak dari penulis yaitu Andrew Oktorizal, Sandy Olivia, Agung Wicaksono, serta keponakan dari penulis yaitu Alice atas kasih sayang, doa dan dorongan motivasi yang sangat besar bagi penulis. vii

8 7. Cechillia Revie Krisna yang telah menemani penulis, memberi motivasi, dan memberi doa hingga akhirnya penelitian ini dapat diselesaikan. 8. Anak-anak DF yaitu Aulia, Singgih, Ilham, Lintang, Saffina, Tommy, Florency, dan Eko yang senantiasa mendukung dan memotivasi penulis 9. Anak-anak CEES yaitu Gama, Ayu, Oscar, Prialaksana, Rangga, dan Jako untuk segala motivasi, doa serta dukungan kepada penulis. 10. Anak-anak HIMAGI yaitu Adhitya, Alvie, Artanto, Azis, Satrio, Kevin, Swenanda, Sisca dan Mei yang memotivasi, memberi masukkan serta mendukung penulis hingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. 11. Anak-anak SB MANIA yaitu Rendhy, Brian, Ilham, Hazmi, Eric, Gede, Carlos, Marlina, Nawinda, Arini, Indry, Dibah, Ratih, Mawar, serta anak SB Mania Lainnya. 12. Terima kasih kepada Olan, Wisnu dan Icha, Sarkoji, Andrew, Enrika, Monica, Getha, Mariska, Tari, Shafiah, dan Martine yang sudah mendukung penulis hingga akhirnya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. 13. Seluruh angkatan EP 2012 yaitu Ari, Alif, Nicholas, Michael, Jaya, Vincent, Vito, Benny, Abe, Herman, Ardi, Paul, Vhil, Ajoy, Irfan, Rendra, Gema, Vicky, Atyasa, Rawafi, Ijul, Thessa, Monica, Karin, Jesicca, andhara, adew, Vania, Nurul, Widy, Karina serta anak-anak EP 2012 lainnya. Terima kasih untuk dukungan, bantuan, masukkan selama proses penyusunan skripsi ini. 14. Seluruh pihak lain yang tidak dapat penulis cantumkan satu persatu, terima kasih atas segala doa, bantuan, dan dukungannya. Akhir kata, penulis berharap agar Tuhan yang Maha Esa dapat berkenan membalas seluruh kebaikan pihak-pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu. Bandung, Juli 2017 Dary Mulia Ananda viii

9 DAFTAR ISI ABSTRAK... v ABSTRACT... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA Foreign Direct Investment Tujuan Foreign Direct Investment Penelitian Terdahulu METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian Model Penelitian Objek Penelitian Foreign Direct Investment (FDI) Tenaga Kerja Jumlah Penjualan Otomotif Dalam Negeri Produktivitas Tenaga Kerja Pengeluaran Negara Terhadap Biaya Penelitian Keterbukaan Pasar Nilai Tukar Mata Uang Tingkat Suku Bunga HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengolahan data Uji Asumsi Klasik Uji Multikolienearitas Uji Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Parsial Koefisien Determinasi Pembahasan ix

10 5. PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... A-1 RIWAYAT HIDUP PENULIS... A-2 x

11 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Penjualan Domestik Kendaraan Roda 4 atau Lebih di 5 Negara ASEAN.. 15 Gambar 2. Produksi Kendaraan Roda 4 atau Lebih di 5 Negara ASEAN Gambar 3. Jumlah FDI Pada Industri Otomotif di 5 Negara ASEAN Gambar 4. Kerangka Pemikiran Penelitian Gambar 5. Jumlah FDI Pada Industri Otomotif di 5 Negara ASEAN Gambar 6. Jumlah Tenaga Kerja Pada Sektor Industri di 5 Negara ASEAN Gambar 7. Jumlah Penjualan Otomotif Dalam Negeri di 5 Negara ASEAN Gambar 8. Produktivitas Tenaga Kerja di 5 Negara ASEAN Gambar 9. Persentase Pengeluaran Pemerintah untuk R&D di 5 Negara ASEAN Gambar 10. Indeks Keterbukaan Pasar di 5 Negara ASEAN Gambar 11. Nilai Tukar Mata Uang Domestik Terhadap USD di 5 Negara ASEAN Gambar 12. Tingkat Suku Bunga di 5 Negara ASEAN xi

12 DAFTAR TABEL Tabel 1. Penelitian Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi FDI Tabel 2. Rincian Data Variabel Penelitian Tabel 3. Hasil Estimasi Persamaan dengan Dependen FDI Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas (Variance Inflation Factors) Tabel 5. Hasil Uji Durbin-Watson Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas White xii

13 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi secara umum didefinisikan sebagai peningkatan kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Terciptanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Menurut Simon Kuznet (1955), pertumbuhan ekonomi menjelaskan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang yang mencerminkan kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang ataupun jasa agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukan. Definisi ini memiliki 3 (tiga) komponen: (1) pertumbuhan ekonomi suatu negara terlihat dari meningkatnya persediaan barang secara terus-menerus; (2) kemajuan teknologi merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan dan kemampuan dalam menyediakan aneka macam barang kepada masyarakat; (3) penggunaan teknologi secara luas dan efisien sehingga memerlukan penyesuaian di bidang kelembagaan atau idiologi inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia serta dapat dimanfaatkan secara tepat (Jhingan, 2000). Terciptanya persediaan barang, teknologi serta diversifikasi sangat mudah dilakukan bagi negara-negara maju. Sedangkan bagi negara berkembang ketiga komponen tersebut cukup sulit untuk dilakukan. Rendahnya tingkat produktivitas, modal, pendidikan serta ketergantungan impor adalah beberapa faktor yang menghambat negara berkembang untuk meningkatkan ketiga komponen tersebut. Integrasi ekonomi merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk meningkatkan ketiga komponen tersebut, sehingga dapat menimbulkan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara berkembang. 13

14 Integrasi ekonomi secara umum adalah penghapusan hambatan-hambatan ekonomi antara dua negara atau lebih. Hambatan-hambatan tersebut antara lain adalah penghapusan diskriminasi perdagangan atau penyatuan politik seperti norma, peraturan, dan prosedur. Menurut Kementerian Keuangan (2014), terciptanya integrasi ekonomi terhadap perekonomian suatu negara akan berdampak pada pertumbuhan pangsa pasar, kemudahan akses barang, perpindahan sumber daya manusia serta transfer teknologi antar negara menjadi lebih cepat. Asia Tenggara sendiri merupakan kawasan yang beranggotakan negara-negara yang sedang berkembang. Karakteristik negara berkembang yang cenderung bergantung pada barang impor juga tercermin di kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, wilayah Asia Tenggara mempunyai peranan penting dalam perdagangan internasional bagi negara Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Taiwan serta Australia (Kawawura, 1999). Sekitar tahun , Asia Tenggara merupakan tujuan ekspor utama Amerika Serikat, Cina dan jepang untuk kawasan Pasifik (ASEAN, 2007). Akan tetapi krisis ekonomi pada tahun 1998 sangat mempengaruhi perekonomian Asia Tenggara. Setelah krisis ekonomi yang melanda khususnya kawasan Asia Tenggara, para kepala negara anggota ASEAN pada KTT ASEAN ke-9 di Bali, Indonesia tahun 2003, menyepakati pembentukan komunitas ASEAN (ASEAN Community) dalam bidang keamanan politik (ASEAN Political-Security Community), ekonomi (ASEAN Economic Community), dan sosial budaya (ASEAN Socio-Culture Community), yang kemudian dikenal dengan Bali Concord II. Terbentuknya Integrasi Ekonomi ASEAN bertujuan untuk memulihkan kondisi ekonomi Asia Tenggara setelah dilanda krisis 1998 serta memperkuat perekonomian Asia Tenggara. Selain itu, Integrasi Ekonomi ASEAN terdiri dari 4 pilar utama yaitu: (1) ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi yang didukung dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik serta aliran modal yang lebih bebas; (2) ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi tinggi, dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan, dan e-commerce; (3) ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, serta prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara CMLV (Kamboja, Myanmar, Laos, dan Vietnam); dan (4) ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global dengan elemen pendekatan yang terkait dalam hubungan ekonomi di luar kawasan, dan meningkatkan peran serta dalam jaringan produksi global (ASEAN, 2007 dan ASEAN, 2013). 14

15 Dalam cetak biru ASEAN juga ditetapkan 12 sektor prioritas yang akan diintegrasikan dengan harapan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara. Dari 12 sektor prioritas tersebut salah satu sektor yang dianggap mampu menjadi jembatan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi adalah sektor otomotif. Hal ini disebabkan oleh tingginya keterkaitan sektor otomotif dengan sektor industri lainnya. Dalam Atikah (2007), disebutkan jika nilai rata-rata integrasi vertikal antara industri mobil dengan industri komponen pendukungnya selama kurun waktu sebesar Hal ini menunjukkan bahwa industri mobil termasuk dalam dominant vertical sehingga keterkaitan vertikal antara industri hulu dengan industri hilir tergolong sangat kuat. Semenjak krisis ekonomi tahun 2008, industri otomotif di Asia Tenggara berkembang sangat pesat. Berdasarkan data ASEAN Automotive Federation (AAF) pada tahun 2007, penjualan otomotif di Asia Tenggara mencapai 1,886,537 unit, sedangkan pada tahun 2012 mencapai 3,473,288 unit. Pertumbuhan penjualan tersebut juga didukung oleh pertumbuhan produksi kendaraan bermotor yang cukup tinggi. Pada tahun 2007, produksi kendaraan bermotor roda empat mencapai 2,215,944 unit sedangkan pada tahun 2012 telah mencapai 4,237,980 unit. Gambar 1. Penjualan Domestik Kendaraan Roda 4 atau Lebih di 5 Negara ASEAN Sumber: ASEAN Automotive Federation 15

16 Unit Dari sepuluh negara anggota ASEAN, hanya terdapat 5 negara yang tercatat sebagai basis produksi industri otomotif, yaitu Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Filipina. Berdasarkan gambar 1, Produsen terbesar kendaraan bermotor roda empat adalah Thailand dengan penguasaan pasar pada tahun 2012 mencapai 58%, disusul Indonesia sebesar 25.1%, Malaysia sebesar 13.4%, Vietnam sebesar 2.5% dan Filipina 1%. Akan tetapi selama kurun waktu 2006 sampai dengan 2015, industri otomotif di Asia Tenggara sendiri pernah mengalami penurunan produksi. Penurunan tersebut salah satunya disebabkan oleh terjadinya krisis ekonomi global pada tahun Krisis ekonomi global juga menyebabkan produksi Indonesia mengalami penurunan dari kisaran 28.6% pada tahun 2007 menjadi 25.1% pada tahun Sedangkan pada periode yang sama Malaysia, Vietnam, dan Filipina juga mengalami penurunan masing-masing dari 19.9% menjadi 13.4%, 3.4% menjadi 1.7%, serta 5.2% menjadi 3.9%. Hanya Thailand yang mengalami peningkatan produksi. Gambar 2. Produksi Kendaraan Roda 4 atau Lebih di 5 Negara ASEAN 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000, ,000 Thailand Indonesia Malaysia Vietnam Filipina Sumber: ASEAN Automotive Federation Perkembangan sektor otomotif di kawasan ASEAN juga berdampak pada peningkatan investasi asing langsung (FDI) di bidang ini. Harus disadari bahwa sebagian besar negara di kawasan ASEAN merupakan negara berkembang dan membutuhkan dana yang cukup besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurut Sihombing (2008), pemerintah harus mengupayakan sumber pembiayaan pembangunan dari alternatif-alternatif yang tersedia, baik yang bersumber dari dalam maupun yang bersumber dari luar negeri. Apabila ternyata persediaan tabungan di dalam negeri tidak mencukupi, maka salah satu cara untuk mendapatkan suntikan modal adalah melalui FDI. 16

17 USD Gambar 3. Jumlah FDI Pada Industri Otomotif di 5 Negara ASEAN 3,000,000,000 2,500,000,000 2,000,000,000 1,500,000,000 1,000,000, ,000,000 Thailand Indonesia Malaysia Vietnam Filipina Sumber: Thailand (Bank of Thailand), Indonesia (Badan Koordinasi Penanaman Modal), Malaysia (Malaysian Investment Development Authority), Vietnam (Trading Economics) & Filipina (Bangko Sentral ng Pilipinas) Berdasarkan gambar 3, pada tahun 2012 FDI industri otomotif mengalami peningkatan yang signifikan. Terdapat banyak faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan FDI. Menurut Dunning dalam paradigma OLI (ownership, location, internalization) terdapat 3 faktor yang menentukan Multinational Corporation (MNC) untuk melakukan FDI, yaitu keuntungan ownership, location, dan internalization. Dunning kemudian mengkategorikan jenis FDI berdasarkan motivasi MNCs untuk melakukan FDI, yaitu market seeking, resource seeking, dan efficiency seeking. Market seeking FDI merupakan FDI yang dilakukan MNCs dengan tujuan untuk mencari ukuran pasar yang lebih besar di negara penerima FDI. Oleh karena itu, semakin besar ukuran pasar maka semakin besar pula FDI yang masuk. Market size biasanya diukur melalui GDP atau GDP per kapita. Resource Seeking FDI merupakan FDI yang dilakukan MNCs dengan melihat ketersediaan sumber daya tersebut seperti bahan baku, jumlah tenaga kerja, biaya tenaga kerja tidak terampil dan tenaga kerja terampil, infrastruktur fisik (pelabuhan, jalan, listrik, dan telekomunikasi), serta tingkat teknologi. Semakin besar ketersediaan sumber daya tersebut maka semakin besar FDI yang masuk. Efficiency seeking FDI merupakan FDI yang dilakukan MNCs untuk mendapatkan tingkat efisiensi yang lebih tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi antara lain adalah tingkat produktivitas, daya saing serta biaya produksi yang lebih rendah. Semakin tinggi tingkat efisiensi maka semakin banyak FDI yang masuk. (Faeth, 2009). 17

18 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Integrasi ekonomi ASEAN bertujuan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian melalui penciptaan pasar tunggal dan menjadi basis produksi, pemerataan ekonomi, kemudahan akses antar anggota ASEAN, pengembangan infrastruktur, tenaga kerja serta menarik aliran modal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan ASEAN. Investasi asing langsung (FDI) merupakan faktor utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi karena sebagian besar negara-negara anggota ASEAN merupakan negara berkembang yang masih bergantung pada aliran modal asing. Industri otomotif merupakan salah satu sektor industri yang dianggap memiliki keterkaitan antar sektor yang sangat erat dengan sektor lainnya. Oleh karena itu, pengembangan sektor otomotif diharapkan akan memberikan dampak terhadap sektor lainnya. Walaupun sektor otomotif pernah mengalami penurunan produksi pada saat krisis ekonomi global tahun 2008, namun ditahun-tahun berikutnya tingkat produksi otomotif di 5 negara ASEAN mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan pentingnya pengembangan industri otomotif di ASEAN maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: a. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masuknya FDI ke dalam sektor otomotif di 5 negara ASEAN? b. Seberapa besar krisis ekonomi global tahun 2008 mempengaruhi sektor otomotif di 5 negara ASEAN? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan pada subbab sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah: a. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masuknya FDI ke dalam sektor otomotif di 5 negara ASEAN. b. Menganalisis pengaruh krisis ekonomi global tahun 2008 terhadap sektor otomotif di 5 negara ASEAN. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan disusunnya penelitian ini, diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat: a. Bagi penulis, merupakan sebuah sarana untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama berada di perguruan tinggi. 18

19 b. Sebagai bahan kepustakaan bagi mahasiswa-mahasiswa yang akan datang baik untuk memperkaya wawasan maupun dipergunakan sebagai referensi dalam penulisan karya tulis. 1.5 Ruang Lingkup Guna lebih menspesifikasikan pembahasan dalam penelitian ini, serta sebagai pembeda dengan penelitian-penelitian lainnya, maka ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Industri otomotif yang dimaksud yakni kendaraan bermotor (motor vehicle) dengan jumlah roda 4 atau lebih seperti kendaraan penumpang (passenger car) serta kendaraan niaga seperti trailer dan semi-trailer. b. Perusahaan-perusahaan internasional yang diproduksi dan diperjualkan di kawasan ASEAN dapat dikatakan sebagai industri mobil ASEAN. 1.6 Kerangka Pemikiran Industri otomotif merupakan salah satu industri yang dianggap memiliki keterkaitan antar sektor yang sangat erat dengan sektor lainnya. Oleh karena itu, pengembangan sektor otomotif diharapkan dapat memberikan dampak terhadap sektor lainnya. Selain itu, integrasi ekonomi ASEAN dapat menciptakan kawasan ASEAN sebagai basis produksi dan pasar tunggal. Melalui terbentuknya pasar tunggal serta basis produksi, diharapkan dapat menarik investor asing untuk menanamkan modal di negara-negara ASEAN. Investasi asing langsung (FDI) merupakan faktor utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi karena, sebagian besar negara-negara anggota ASEAN merupakan negara berkembang di mana masih bergantung terhadap aliran modal asing. Sementara itu, FDI juga dapat dibedakan berdasarkan motivasi yang melatarbelakangi investor asing untuk melakukan FDI, yaitu market seeking, resource seeking serta efficency seeking. Untuk menunjukkan adanya market-seeking FDI, penelitian ini menggunakan variabel penjualan kendaraan bermotor dalam negeri. Variabel tersebut dipilih karena dapat memperlihatkan keadaan suatu pasar. Peningkatan penjualan kendaraan bermotor dalam negeri akan mencerminkan kondisi pasar mengalami pertumbuhan. Kondisi pasar yang atraktif akan memotivasi investor untuk meningkatkan investasi pada pasar tersebut, sehingga akan mempengaruhi peningkatan FDI di suatu 19

20 wilayah. Selain itu, penelitian ini menggunakan variabel keterbukaan pasar (openness index). Variabel openness index digunakan untuk mengukur seberapa besar keterbukaan pasar suatu negara karena, semakin tinggi keterbukaan pasar hal ini akan mempengaruhi masuknya FDI di suatu negara. Untuk menunjukkan adanya resource-seeking FDI, penelitian ini menggunakan variabel ketersediaan tenaga kerja. Variabel tersebut dipilih karena merupakan salah satu sumber daya dalam faktor produksi. Tingginya ketersediaan jumlah tenaga kerja pada suatu wilayah akan mempengaruhi penurunan tingkat upah sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Rendahnya biaya produksi pada wilayah tertentu biasanya dijadikan salah satu pertimbangan investor untuk mengembangkan perusahaan. Oleh karena itu, ketersediaan tenaga kerja pada suatu wilayah dapat dijadikan salah satu faktor yang memotivasi masuknya FDI di suatu wilayah. Untuk menunjukkan adanya efficiency-seeking FDI, penelitian ini menggunakan variabel produktivitas tenaga kerja. Variabel tersebut dipilih karena dapat mencerminkan bagaimana kinerja 1 tenaga kerja dalam memproduksi 1 unit barang atau jasa yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai yang dihasilkan seorang tenaga kerja dalam memproduksi barang selama 1 tahun, maka semakin tinggi produktivitas tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja sendiri termasuk ke dalam salah satu aspek pada faktor produksi. Oleh sebab itu, produktivitas tenaga kerja dijadikan sebagai salah satu faktor penting bagi investor untuk mengembangkan perusahaan pada suatu wilayah. Maka dari itu, tingginya produktivitas tenaga kerja dapat dijadikan salah satu faktor penting dalam mempengaruhi masuknya FDI ke suatu wilayah. Selain itu, penelitian ini menggunakan variabel pengembangan teknologi. Variabel tersebut dipilih karena dapat memperlihatkan pertumbuhan teknologi pada suatu wilayah. Semakin tinggi pertumbuhan teknologi pada suatu wilayah, hal ini akan meningkatkan tingkat efisiensi pada wilayah tersebut. Dalam faktor produksi teknologi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan produktivitas. Oleh sebab itu, pengembangan teknologi pada suatu wilayah termasuk ke dalam salah satu pertimbangan investor untuk mengembangkan perusahaan. Penelitian ini menggunakan variabel nilai tukar (exchange rate) untuk mengukur tingkat kestabilan ekonomi. Variabel tersebut dipilih karena dapat mempengaruhi tingkat investasi. Dalam jangka pendek, berkurangnya tingkat investasi disebabkan oleh dampak negatif dari penurunan exchange rate atau dikenal dengan expenditure reducing effect. Hal ini terjadi karena penurunan tingkat kurs akan menyebabkan nilai rill masyarakat menurun karena kenaikan tingkat harga-harga secara umum. Kenaikan tingkat harga akan mengakibatkan menurunnya permintaan masyarakat. Gejala ini akan direspon oleh perusahaan dengan cara mengurangi biaya 20

21 pengeluaran atau mengurangi alokasi modal pada investasi. Selain itu, penelitian ini menggunakan variabel interest rate untuk mengukur tingkat kestabilan ekonomi. Tingkat suku bunga (interest rate) merupakan bagian dari upaya investor untuk meningkatkan pendapatan. Selain itu, diungkapkan bahwa peningkatan modal ke negara berkembang adalah akibat dari rendahnya tingkat suku bunga negara maju (Chow, 2008). Oleh karena itu, variabel interest rate dapat menjadi salah satu alasan masuknya FDI ke suatu kawasan. Penelitian ini juga menggunakan variabel krisis ekonomi global tahun 2008 untuk mengukur tingkat kestabilan ekonomi. Terjadinya krisis global hal ini menyebabkan terjadinya likuiditas dana di negara-negara penerima modal yang semakin menyusut. Penyusutan dana tersebut terjadi karena negara-negara maju berupaya untuk mengurangi resiko dari dampak krisis dengan menarik investasinya dari negara-negara berkembang. Oleh sebab itu, variabel krisis ekonomi digunakan karena memiliki pengaruh terhadap tingkat FDI di suatu kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya FDI otomotif di 5 negara ASEAN selama periode dengan menggunakan variabel-variabel antara lain jumlah penjualan kendaraan bermotor dalam negeri, tingkat keterbukaan pasar, jumlah tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja teknologi, interest rate, exchange rate, serta krisis ekonomi tahun Gambar 4. Kerangka Pemikiran Penelitian PENJUALAN OPENNESS INDEX TENAGA KERJA PRODUKTIVITAS FDI TEKNOLOGI EXCHANGE RATE INTEREST RATE DUMMY KRISIS EKONOMI

DAFTAR PUSTAKA. ASEAN. (2007). ASEAN Economic Community Blueprint. Singapura: National University of Singapore.

DAFTAR PUSTAKA. ASEAN. (2007). ASEAN Economic Community Blueprint. Singapura: National University of Singapore. 5. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian pada analisis Bab IV tentang analisis faktor penentu Foreign Direct Investment otomotif di 5 negara ASEAN, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa research and development,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH TERHADAP INVESTASI SWASTA DI INDONESIA

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH TERHADAP INVESTASI SWASTA DI INDONESIA PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH TERHADAP INVESTASI SWASTA DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Philbertus Porat 2012110009

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007 (Business&Economic Review Advisor, 2007), saat ini sedang terjadi transisi dalam sistem perdagangan

Lebih terperinci

ESTIMASI ARAH HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI ENERGI DAN PENDAPATAN NASIONAL DI 5 NEGARA ASEAN

ESTIMASI ARAH HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI ENERGI DAN PENDAPATAN NASIONAL DI 5 NEGARA ASEAN ESTIMASI ARAH HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI ENERGI DAN PENDAPATAN NASIONAL DI 5 NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Herman Klemen Matitamole

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi bagi seluruh bangsa di dunia adalah fakta sejarah yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan ASEAN. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan proses terjadinya kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan kekuatan ekonomi potensial yang diarahkan menjadi

Lebih terperinci

AFTA DAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

AFTA DAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA AFTA DAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Michael Gilbert 2012110036 UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

ACFTA DAN POLA PERDAGANGAN ASEAN-5 + TIONGKOK

ACFTA DAN POLA PERDAGANGAN ASEAN-5 + TIONGKOK ACFTA DAN POLA PERDAGANGAN ASEAN-5 + TIONGKOK SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Jaya Septiadi 2012110049 UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

DAMPAK KEBERADAAN DISAMENITIES TERHADAP HARGA RUMAH DI JAKARTA

DAMPAK KEBERADAAN DISAMENITIES TERHADAP HARGA RUMAH DI JAKARTA DAMPAK KEBERADAAN DISAMENITIES TERHADAP HARGA RUMAH DI JAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh: R.M. Hardianto S.N 2012110024 UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kriterianya dilihat dari daya saing produk-produk ekspornya. Yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. satu kriterianya dilihat dari daya saing produk-produk ekspornya. Yang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perdagangan internasional penting dalam ekonomi terutama sebagai sumber devisa negara. Keberhasilan suatu negara dalam perdagangan internasional salah satu

Lebih terperinci

VALUASI MANFAAT EKONOMI TAMAN ALUN-ALUN KOTA BANDUNG DENGAN TRAVEL COST METHOD

VALUASI MANFAAT EKONOMI TAMAN ALUN-ALUN KOTA BANDUNG DENGAN TRAVEL COST METHOD VALUASI MANFAAT EKONOMI TAMAN ALUN-ALUN KOTA BANDUNG DENGAN TRAVEL COST METHOD SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh: RIDWAN AZALI 2012110071 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI KOTA BOGOR PERIODE

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI KOTA BOGOR PERIODE ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI KOTA BOGOR PERIODE 1990-2011 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI, EKSPOR, INVESTASI ASING LANGSUNG (FDI), DAN PENGANGGURAN TERHADAP PDB INDONESIA PERIODE

ANALISIS PENGARUH INFLASI, EKSPOR, INVESTASI ASING LANGSUNG (FDI), DAN PENGANGGURAN TERHADAP PDB INDONESIA PERIODE ANALISIS PENGARUH INFLASI, EKSPOR, INVESTASI ASING LANGSUNG (FDI), DAN PENGANGGURAN TERHADAP PDB INDONESIA PERIODE 1981-2011 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu tujuan pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara menandakan berhasilnya

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI IMPOR SERAT KAPAS DI INDUSTRI PEMINTALAN BENANG INDONESIA PERIODE

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI IMPOR SERAT KAPAS DI INDUSTRI PEMINTALAN BENANG INDONESIA PERIODE FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI IMPOR SERAT KAPAS DI INDUSTRI PEMINTALAN BENANG INDONESIA PERIODE 1990-2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Ellen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang besar. Biaya biaya tersebut dapat diperoleh melalui pembiayaan dalam negeri maupun pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi sebuah negara, keberhasilan pembangunan ekonominya dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2007) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi merupakan suatu tujuan utama. Hal ini juga merupakan tujuan utama negara kita, Indonesia. Namun,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI KOTA MEDAN SKRIPSI.

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI KOTA MEDAN SKRIPSI. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI KOTA MEDAN SKRIPSI Diajukan Oleh : RYAN ANDREAS

Lebih terperinci

: Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan

: Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan Judul Nama : Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan NIM : 1306105127 Abstrak Integrasi ekonomi merupakan hal penting yang perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan bagian penting dari pembangunan suatu negara bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING PERIKANAN INDONESIA DIBANDINGKAN NEGARA ASEAN LAINNYA DI PASAR ASEAN

ANALISIS DAYA SAING PERIKANAN INDONESIA DIBANDINGKAN NEGARA ASEAN LAINNYA DI PASAR ASEAN ANALISIS DAYA SAING PERIKANAN INDONESIA DIBANDINGKAN NEGARA ASEAN LAINNYA DI PASAR ASEAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Ifara Arijanto Putri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI ASING LANGSUNG (FOREIGHN DIRECT INVESTMENT) DI INDONESIA (Tahun )

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI ASING LANGSUNG (FOREIGHN DIRECT INVESTMENT) DI INDONESIA (Tahun ) ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI ASING LANGSUNG (FOREIGHN DIRECT INVESTMENT) DI INDONESIA (Tahun 2000 2006) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan dapat dengan bebas bergerak ke setiap Negara di penjuru dunia. yang secara langsung berpengaruh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun 1980. Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak yang mengkhawatirkan bagi negara yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EFISIENSI BANK SETELAH KRISIS 1998: INDONESIA, MALAYSIA DAN THAILAND

PERKEMBANGAN EFISIENSI BANK SETELAH KRISIS 1998: INDONESIA, MALAYSIA DAN THAILAND PERKEMBANGAN EFISIENSI BANK SETELAH KRISIS 1998: INDONESIA, MALAYSIA DAN THAILAND SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Hervani Arden 2010110031 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

PENGARUH BILATERAL INVESTMENT TREATIES TERHADAP FOREIGN DIRECT INVESTMENT NEGARA- NEGARA KAWASAN ASIA

PENGARUH BILATERAL INVESTMENT TREATIES TERHADAP FOREIGN DIRECT INVESTMENT NEGARA- NEGARA KAWASAN ASIA PENGARUH BILATERAL INVESTMENT TREATIES TERHADAP FOREIGN DIRECT INVESTMENT NEGARA- NEGARA KAWASAN ASIA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Trisfian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok kepentingan yang berupaya mendapatkan keuntungan ekonomi yang sebesarbesarnya dengan upaya yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH AKSI JUAL-BELI ASING, KURS, INDEKS HANG SENG DAN INDEKS DOW JONES TERHADAP INDEKS LQ45. (Studi kasus: saham-saham LQ45 di BEI)

ANALISIS PENGARUH AKSI JUAL-BELI ASING, KURS, INDEKS HANG SENG DAN INDEKS DOW JONES TERHADAP INDEKS LQ45. (Studi kasus: saham-saham LQ45 di BEI) digilib.uns.ac.id 1 ANALISIS PENGARUH AKSI JUAL-BELI ASING, KURS, INDEKS HANG SENG DAN INDEKS DOW JONES TERHADAP INDEKS LQ45 (Studi kasus: saham-saham LQ45 di BEI) Skripsi Diajukan Sebagai Kelengkapan

Lebih terperinci

PENGARUH LIBERALISASI PERDAGANGAN & FAKTOR-FAKTOR LAINNYA TERHADAP INTRA- ASEAN TRADE SEKTOR MANUFAKTUR

PENGARUH LIBERALISASI PERDAGANGAN & FAKTOR-FAKTOR LAINNYA TERHADAP INTRA- ASEAN TRADE SEKTOR MANUFAKTUR PENGARUH LIBERALISASI PERDAGANGAN & FAKTOR-FAKTOR LAINNYA TERHADAP INTRA- ASEAN TRADE SEKTOR MANUFAKTUR SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Gema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KETERBUKAAN EKONOMI TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI SUMATERA UTARA OLEH ROHANI M SIBURIAN

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KETERBUKAAN EKONOMI TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI SUMATERA UTARA OLEH ROHANI M SIBURIAN SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KETERBUKAAN EKONOMI TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI SUMATERA UTARA OLEH ROHANI M SIBURIAN 120501098 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK REALISASI APBD TERHADAP PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA BINJAI SKRIPSI. Diajukan oleh :

ANALISIS DAMPAK REALISASI APBD TERHADAP PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA BINJAI SKRIPSI. Diajukan oleh : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN ANALISIS DAMPAK REALISASI APBD TERHADAP PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA BINJAI SKRIPSI Diajukan oleh : ABDUL AZIZ NASUTION 060501032 Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh inflasi, suku

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words : Rate of deposit interest, US foreign exchange, gold price, composite index. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key words : Rate of deposit interest, US foreign exchange, gold price, composite index. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The unstable economic condition of Indonesia which is caused by the economic global crisis affect price stocks in capital market. There are others investment alternative which investor can choose

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN HARGA SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI PASAR MODAL INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN HARGA SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI PASAR MODAL INDONESIA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN HARGA SAHAM INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI PASAR MODAL INDONESIA Skripsi Diajukan Oleh : Nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan besarnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam suatu. angkatan kerja. Terakhir yaitu kemajuan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan besarnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam suatu. angkatan kerja. Terakhir yaitu kemajuan teknologi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang menunjukkan besarnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam suatu perekonomian. Tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Di era globalisasi ini, industri menjadi penopang dan tolak ukur kesejahteraan suatu negara. Berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga mengandung resiko. Besar kecilnya resiko di pasar modal sangat dipengaruhi oleh keadaan negara khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi atau penanaman modal merupakan instrumen penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang ada di suatu negara atau wilayah. Karena pada dasarnya, investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perjalanan menuju negara maju, Indonesia memerlukan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar disebabkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 5.1 KESIMPULAN A. Hasil tipologi berdasarkan tingkat penggangguran dan openness dalam penelitian ini menemukan: 1. Posisi negara Indonesia dan Filipina rata-rata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah, infrastruktur yang relatif terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang

Lebih terperinci

DAMPAK BIAYA INVESTASI DAN HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP PENGGUNAAN BIOENERGI DUNIA

DAMPAK BIAYA INVESTASI DAN HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP PENGGUNAAN BIOENERGI DUNIA DAMPAK BIAYA INVESTASI DAN HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP PENGGUNAAN BIOENERGI DUNIA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Benny Chrisbianto 2012110057

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN SELAMA PERIODE KRISIS TAHUN 1998 DAN 2008 DI 5 NEGARA ASEAN DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TINGKAT KEMISKINAN SELAMA PERIODE KRISIS TAHUN 1998 DAN 2008 DI 5 NEGARA ASEAN DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN TINGKAT KEMISKINAN SELAMA PERIODE KRISIS TAHUN 1998 DAN 2008 DI 5 NEGARA ASEAN DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI DEPARTEMEN ILMU EKONOMI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian 1 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, perekonomian internasional merupakan salah satu pilar utama dalam proses pembangunan dunia yang lebih maju. Organisasi-organisasi

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI, KURS RP/DOLLAR USA, DAN SUKU BUNGA KREDIT TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) (Periode Tahun ) Skripsi

PENGARUH INFLASI, KURS RP/DOLLAR USA, DAN SUKU BUNGA KREDIT TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) (Periode Tahun ) Skripsi PENGARUH INFLASI, KURS RP/DOLLAR USA, DAN SUKU BUNGA KREDIT TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) (Periode Tahun 1993 2014) Skripsi Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH EKSPOR, NILAI TUKAR, DAN INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA (TAHUN 1995:1 2011:4)

PENGARUH EKSPOR, NILAI TUKAR, DAN INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA (TAHUN 1995:1 2011:4) PENGARUH EKSPOR, NILAI TUKAR, DAN INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA (TAHUN 1995:1 2011:4) Skripsi Dimaksudkan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP KREDIT KONSUMSI DI SUMATERA UTARA OLEH PAULINA PUTRI A. HUTAGALUNG

SKRIPSI ANALISIS ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP KREDIT KONSUMSI DI SUMATERA UTARA OLEH PAULINA PUTRI A. HUTAGALUNG SKRIPSI ANALISIS ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP KREDIT KONSUMSI DI SUMATERA UTARA OLEH PAULINA PUTRI A. HUTAGALUNG 080501067 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

KESIAPAN INDONESIA DALAM MENARIK INVESTASI ASING MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

KESIAPAN INDONESIA DALAM MENARIK INVESTASI ASING MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN KESIAPAN INDONESIA DALAM MENARIK INVESTASI ASING MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 (The Readiness of Indonesia in Attracting Foreign Investment Facing ASEAN Economic Community 2015) SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

PENGARUH PERDAGANGAN INVESTOR ASING TERHADAP HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PERDAGANGAN INVESTOR ASING TERHADAP HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PERDAGANGAN INVESTOR ASING TERHADAP HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

ANALISIS RETURN TO SCALE INDUSTRI TEKSTIL DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

ANALISIS RETURN TO SCALE INDUSTRI TEKSTIL DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANALISIS RETURN TO SCALE INDUSTRI TEKSTIL DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Vania Fauziyyah 2012110001

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. ini. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu kewajiban mahasiswa untuk

KATA PENGANTAR. ini. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu kewajiban mahasiswa untuk KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayahnya yang telah dilimpahkan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN. integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: perdagangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya.

BAB VI. KESIMPULAN. integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: perdagangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya. BAB VI. KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Hasil penelitian mengenai aliran perdagangan dan investasi pada kawasan integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Integrasi ekonomi memberi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO, SUKU BUNGA, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP INVESTASI DI INDONESIA TAHUN

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO, SUKU BUNGA, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP INVESTASI DI INDONESIA TAHUN ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO, SUKU BUNGA, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP INVESTASI DI INDONESIA TAHUN 1992-2012 Skripsi Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH INDEKS BURSA SAHAM GLOBAL, HARGA KOMODITAS DAN NILAI TUKAR MATA UANG ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN

PENGARUH INDEKS BURSA SAHAM GLOBAL, HARGA KOMODITAS DAN NILAI TUKAR MATA UANG ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TESIS PENGARUH INDEKS BURSA SAHAM GLOBAL, HARGA KOMODITAS DAN NILAI TUKAR MATA UANG ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN BENEDICTUS BUDI PRAYITNO No. Mhs.: 115001554/PS/MM PROGRAM STUDI MAGISTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8 BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand dengan ditandatanganinya deklarasi Bangkok

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN VIII. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN I Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap berbagai data dan informasi yang dikumpulkan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pangsa TSR Indonesia

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. i ii iii

DAFTAR ISI. Hal. i ii iii DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1.2. Rumusan Masalah... 1.3. Tujuan dan Manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

KORELASI Z-SCORE ALTMAN DENGAN QUALIFIED ASEAN BANKS DI ASEAN 5

KORELASI Z-SCORE ALTMAN DENGAN QUALIFIED ASEAN BANKS DI ASEAN 5 KORELASI Z-SCORE ALTMAN DENGAN QUALIFIED ASEAN BANKS DI ASEAN 5 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Azis Muslim 2012110017 UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 SKRIPSI ANALISIS PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI OLEH Josenico Situmorang 090503121 PROGRAM

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN...xiii

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN...xiii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...iv DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL...xi DAFTAR LAMPIRAN...xiii ABSTRAKSI...xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...1 1.2. Perumusan Masalah...4 1.3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari minat masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari minat masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini, pasar modal memegang peranan penting dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari minat masyarakat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : inflasi, nilai tukar, suku bunga, return saham.

ABSTRAK. Kata kunci : inflasi, nilai tukar, suku bunga, return saham. ABSTRAK Para investor yang melakukan investasi di pasar modal mempunyai harapan memperoleh return di masa yang akan datang. Namun, return tersebut seringkali tidak dapat diprediksi karena adanya risiko

Lebih terperinci

BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN

BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN BAB 3 KONDISI PERDAGANGAN LUAR-NEGERI INDONESIA DENGAN KAWASAN ASEAN Disepakatinya suatu kesepakatan liberalisasi perdagangan, sesungguhnya bukan hanya bertujuan untuk mempermudah kegiatan perdagangan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Nyaris tidak ada satu orang pun yang mengira kalau negara kita akan diterpa krisis ekonomi hingga separah ini. Perekonomian Indonesia yang boleh dikatakan stabil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki awal abad 21 dunia ditandai dengan terjadinya proses integrasi ekonomi di berbagai belahan dunia. Proses integrasi ini penting dilakukan masing-masing kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara, baik itu negara maju maupun negara berkembang menginginkan adanya perkembangan dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan yang berkelanjutan. Salah satu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP INVESTASI ASING DI JAWA TENGAH TAHUN 1994-2013 KADEK RANI LARASATI F0111039 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suku

Lebih terperinci

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI JAWA TIMUR SKRIPSI

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI JAWA TIMUR SKRIPSI ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Diajukan Oleh

Lebih terperinci

EFEK INVESTASI ASING LANGSUNG, EKSPOR NETO, DAN KEBIJAKAN ANGGARAN DEFISIT TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

EFEK INVESTASI ASING LANGSUNG, EKSPOR NETO, DAN KEBIJAKAN ANGGARAN DEFISIT TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI EFEK INVESTASI ASING LANGSUNG, EKSPOR NETO, DAN KEBIJAKAN ANGGARAN DEFISIT TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI Studi Kasus Negara-negara ASEAN Tahun 2000-2014 Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR SUKU BUNGA DEPOSITO DAN NILAI KURS TERHADAP PERMINTAAN SURAT UTANG NEGARA OLEH INVESTOR ASING KRISTANTY ULI ARTA GIRSANG

ANALISIS FAKTOR SUKU BUNGA DEPOSITO DAN NILAI KURS TERHADAP PERMINTAAN SURAT UTANG NEGARA OLEH INVESTOR ASING KRISTANTY ULI ARTA GIRSANG SKRIPSI ANALISIS FAKTOR SUKU BUNGA DEPOSITO DAN NILAI KURS TERHADAP PERMINTAAN SURAT UTANG NEGARA OLEH INVESTOR ASING OLEH KRISTANTY ULI ARTA GIRSANG 080501063 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan memberikan kontribusinya pada perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan memberikan kontribusinya pada perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manufaktur merupakan sektor industri yang penting di lingkup perekonomian Indonesia, jumlah perusahaannya yang sangat besar dibagi menjadi sektor-sektor, salah

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KARET SUMATERA UTARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KARET SUMATERA UTARA 1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KARET SUMATERA UTARA Proposal Skripsi Diajukan Oleh: NAMA : MARWANTA DACE NIM : 040501087 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati umur

Lebih terperinci

PERANAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PT.X PERIODE SKRIPSI. Oleh. Arief Setyani Komara

PERANAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PT.X PERIODE SKRIPSI. Oleh. Arief Setyani Komara PERANAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PT.X PERIODE 2012-2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh Arief

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. tingkat suku bunga SBI, harga emas dunia, harga crude oil, nilai kurs Dollar

BAB 5 PENUTUP. tingkat suku bunga SBI, harga emas dunia, harga crude oil, nilai kurs Dollar 93 BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan menganalisa pengaruh faktor fundamental makro ekonomi terhadap indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Faktor fundamental makro ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kestabilan suatu negara sangat bergantung pada kestabilan mata uang negara tersebut. Kehidupan politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta bidang-bidang lainnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA INTERNASIONAL, KURS DAN INFLASI TERHADAP PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA SKRIPSI. Diajukan Oleh : MASNI R S SIDABALOK

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA INTERNASIONAL, KURS DAN INFLASI TERHADAP PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA SKRIPSI. Diajukan Oleh : MASNI R S SIDABALOK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA INTERNASIONAL, KURS DAN INFLASI TERHADAP PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Oleh : MASNI R S SIDABALOK 070501057

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setidaknya, dalam enam tahun terakhir penjualan mobil meningkat sekitar 334%,

BAB I PENDAHULUAN. Setidaknya, dalam enam tahun terakhir penjualan mobil meningkat sekitar 334%, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor otomotif memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Industri otomotif terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Setidaknya, dalam enam tahun

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Indeks harga saham gabungan (IHSG) merupakan suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi IHSG, salah satunya faktor makroekonomi. Tujuan

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI, KURS DAN BI RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

ANALISIS PENGARUH INFLASI, KURS DAN BI RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN ANALISIS PENGARUH INFLASI, KURS DAN BI RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009 2013 Skripsi Untuk memenuhi sebagian Persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP TINGKAT KRIMINALITAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP TINGKAT KRIMINALITAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP TINGKAT KRIMINALITAS DI PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Lebih terperinci