STRATEGI PENGEMBANGAN WIMAX PADA INDUSTRI MANUFACTUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PENGEMBANGAN WIMAX PADA INDUSTRI MANUFACTUR"

Transkripsi

1 STRATEGI PENGEMBANGAN WIMAX PADA INDUSTRI MANUFACTUR Disusun Oleh : Martias, S.Pd Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika Jakarta Maret 2009

2 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini dengan judul Strategi Pengembangan Wimax pada Industri Manufactur. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga terutama kepada : 1. Istriku tercinta Gusti Anriyani, S.Hum dan anakku tersayang Fathurrahman, tiada kata yang terindah selain rasa terima kasih dan sayang atas semua perhatian dan dukungannya. 2. Teman-teman sesama Dosen di lingkungan lembaga Pendidikan Bina Sarana Informatika yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis. 3. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan yang telah membantu penyelesaian karya ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada karya ilmiah ini, oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki karya ilmiah ini di masa yang akan datang. Jakarta, Maret 2009 Martias, S.Pd Penulis 2

3 ABSTRAKSI Pada dunia industri, kelompok standar IEEE dikenal dengan Worldwide Interoperability for Microwave Access WiMAX, merupakan standar baru dalam komunikasi akses wireless pita lebar. WiMAX merupakan layanan baru yang mempunyai peluang yang cukup besar untuk menembus pasar masyarakat pengguna internet untuk semua daerah di Indonesia. Agar pelayanan yang diperoleh oleh pelanggan dapat maksimal, perlu dilakukan perencanaan yang baik sebelum diimplementasikan. Dalam tugas akhir ini dilakukan perencanaan bisnis untuk daerah urban dan suburban untuk 5 tahun ke depan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan ini meliputi perencanaan bisnis untuk mendapatkan cost dan revenue yang menguntungkan, perhitungan kapasitas jaringan berdasarkan trafik dan pendimensian perangkat untuk mendapatkan jenis-jenis perangkat penunjang teknologi WiMAX termasuk harga perangkat dan biaya investasi. Dalam tugas akhir ini juga dilakukan penentuan tarif untuk pelanggan fixed wireless dan mobile wireless. Untuk melengkapi perencanaan dan untuk memecahkan permasalahan yang ada pada tugas akhir ini, penulis menggunakan data-data yang diperoleh dari provider internet IM2 yang telah menerapkan jaringan berbasis Wi-Fi atau yang kita kenal dengan istilah hot spot. Pada akhir perencanaan bisnis ini didapatkan hasil dari uji kelayakan bisnis bahwa proyek pembangunan jaringan WiMAX didaerah urban dan suburban layak dilakukan. Pembangunan jaringan WiMAX pada kedua daerah ini telah optimal baik dari segi kapasitas jaringan. Kata Kunci : Wimax, Internet, Jaringan, Wireless 3

4 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ABSRAKSI... 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Pembatasan Masalah Tujuan dan Kegunaan Penulisan... 7 BAB II PEMBAHASAN 2.1.Standar IEEE Peerhitungan Peramalan Demand Studi Kelayakan Usaha Pengembangan Jaringan Wimax untuk Industri Manufacturing Analisa Hasil Pengembangan BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA

5 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan berkomunikasi dimana dan kapan saja merupakan sebuah tuntutan manusia yang dinamis pada saat ini. Salah satu kebutuhan tersebut adalah komunikasi data terutama layanan multimedia. Syarat mutlak agar kualitas layanan multimedia dapat memberikan nilai kepuasan yang memadai harus memiliki data rate yang tinggi. Solusi yang dapat menjawab kebutuhan tersebut adalah komunikasi wireless pita lebar (Broadband Wireless Access) dengan salah satu standar dari komunikasi ini yang dapat dipilih sebagai solusi adalah IEEE atau yang dikenal dengan Wimax (Worldwide Interoperability for Microwave Access). Salah satu operator terbesar di Indonesia yaitu PT. INDOSAT, dalam waktu dekat ini akan melakukan deployment teknologi WiMAX. Sebagai bahan pertimbangan dari segi bisnis maka perencanaan ini dilakukan. Perencanaan bisnis ini dilakukan tanpa mengabaikan sisi teknik. Jadi perencanaan ini tetap mengacu pada sisi teknis. Perencanaan yang terlebih dahulu ada dilakukan untuk teknologi ini tidak membahas aspek bisnis. Dengan dibahasnya aspek bisnis ini maka diharapkan agar operator bisa mendapatkan untung dari sisi bisnis dan tetap tidak mengecewakan costumer dari sisi teknik. Perencanaan ini layak dilakukan karena perencanaan ini langsung mengacu pada kondisi real dilapangan seperti perangkat yang akan diimplementasikan. 5

6 1.2. Rumusan Masalah Permasalahan yang ada dalam perencanaan bisnis WiMAX ini meliputi: 1. Tahap perencanaan yang meliputi penentuan daerah layanan, target segment pasar dan type-nya, alokasi frekuensi dan bandwidth. 2. Peramalan jumlah pelanggan untuk 5 tahun kedepan. 3. Perencanaan sel berdasarkan capacitas dan jumlah pelanggan. 4. Perhitungan trafik sesuai dengan kebutuhan pelanggan. 5. Dimensioning perangkat dengan menentukan perangkat apa saja yang dibutuhkan, spesifikasinya, harga, biaya investasi, biaya maintenance. 6. Perhitungan tarif untuk layanan fixed dan nomadic. 7. Perhitungan cost berdasarkan Capital Expenditure (Capex) dan Operating Expenditure (Opex). 8. Perhitungan parameter ektek (NPV, IRR, PI, dan Payback Period). 9. Analisa kelayakan bisnis berdasarkan aspek pasar, aspek teknik, dan aspek finansial Pembatasan Masalah Pada tugas akhir ini akan dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut : 1. Standard WiMAX yang digunakan adalah IEEE Perencanaan dilakukan untuk 5 tahun kedepan. 3. Perencanaan sel dari masing-masing jenis kondisi yang secara umum terdiri atas dua kondisi yaitu urban dan suburban. 4. Perencanaan yang dilakukan benar-benar baru mengingat teknologi ini baru akan di-deploy. 6

7 1.4. Tujuan dan Kegunaan Penulisan Tujuan yang ingin dicapai penulis adalah Merencanakan pengembangan Teknologi Wimax yang akan dilaksanakan di Indonesia dalam bentuk perencanaan bisnis untuk daerah Urban dan Sub Urban lima tahun kedepan, sedangkan kegunaannya adalah untuk pihak-pihak yang ingin melaksanakan teknologi Wimax di Indonesia, seperti Telkom, Telkomsel dan lain-lainnya. 7

8 BAB II PEMBAHASAN 2.1. STANDAR IEEE Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) IEEE , Air Interface for Fixed Broadband Wireless Access Systems, juga dikenal sebagai IEEE Wireless MAN air interface, adalah standar yang dibuat untuk fixed, portable, dan mobile Broadband Wireless Access (BWA) pada Metropolitan Area Network (MAN). Standar ini dikeluarkan oleh IEEE (The Institute of Electrical and Engineers). Adapun WiMAX merupakan penggabungan standar IEEE dengan ETSI HiperMAN. Pada masa mendatang, segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi BWA kemungkinan akan diberi sertifikat WiMAX. WiMAX merupakan saluran komunikasi radio yang memungkinkan terjadinya jalur internet dua arah dari jarak puluhan kilometer. Dengan memanfaatkan gelombang radio, teknologi ini bisa dipakai dengan frekuensi berbeda, sesuai dengan kondisi dan peraturan pemakaian frekuensi di negara user. Pengguna tidak akan kesulitan dalam mengulur berbagai macam kabel, apalagi WiMAX mampu menangani sampai ribuan user sekaligus. IEEE merupakan standard yang digunakan untuk membangun jaringan fixed Wireless Access. Standard ini menetapkan air interface dari Fixed Wireless Access yaitu Medium Access Control (MAC) dan Physical Layer (PHY). Spesifikasi MAC mampu mendukung multiple Physical Layer Specification. PHY pada standar 8

9 IEEE digunakan pada frekuensi operasi GHz. Standard ini digunakan untuk membangun link point to point dan bersifat Line Of Sight. 1. IEEE a Standard IEEE a memperluas range yang digunakan pada Fixed Wireless Access dan disahkan pada january Pada standard ini menggunakan range frekuensi 2-11 GHz untuk physical layernya. Physical layer a terdiri dari single carrier, Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM). Standard ini akan digunakan untuk membangun link Point to Point yang bersifat Line of Sight (LOS) karena pada standard ini menggunakan teknik multiplex OFDM yang tahan terhadap multipath dan delay spread dan juga akan mampu mengatasi masalah Non Line of Sight (NLOS). 2. IEEE Rev-d/2004 Pada juli 2004, WiMAX forum memperbaharui standar IEEE a menjadi standar IEEE Rev d atau yang dikenal dengan dimana standar ini merupakan wide ranging standar dimana termasuk didalamnya versi standar sebelumnya ( ,802.16c, dan a) dan mengcover aplikasi LOS dan NLOS pada frekuensi 2 66 GHz. Perubahan yang diperkenalkan dalam difokuskan pada aplikasi fixed dan nomadic pada frekuensi 2-11 GHz. Dua teknik modulasi multicarrier juga mendukung standar ini yaitu OFDM 256 carrier dan OFDMA 2048 carrier. Profil sertifikasi WiMAX forum yang pertama berdasarkan OFDM yang didefinisikan dalam versi dari standar ini. Dalam tugas akhir ini standar yang dipakai untuk perencanaan bisnis Fixed Wireless Access (FWA) adalah standar IEEE

10 3. IEEE e Di desember 2005, IEEE merampungkan amandemen standar Amandemen ini menambahkan fitur dan atribut-atribut pada standar yang dianggap penting untuk mendukung mobilitas. WiMAX forum sekarang ini tengah mendefinisikan performansi system dan sertifikasi profil berdasarkan IEEE e Mobile Amandement dan telah melewati bahasan air interface. WiMAX forum juga mendefinisikan arsitektur jaringan yang penting untuk implementasi jaringan WiMAX mobile end to end. Profil system Release-1 akan selesai diawal Amandemen Mobile WiMAX ini menggunakan frek carrier diantara 2 6 GHz. Mobile WiMAX System Release-1 ini juga mendukung jaringan fixed broadband wireless atau yang dikenal FWA, sehingga memungkinkan konvergensi dari jaringan mobile dan fixed broadband melalui satu teknologi wide area broadband radio access dan arsitektur jaringan yang fleksibel. Air interface mobile WiMAX menggunakan SOFDMA (Scalable OFDMA) yang diperkenalkan oleh mobile WiMAX IEEE e yang mendukung scalable channel BW dari MHz. Mobile WiMAX memiliki bebarapa fitur tambahan seperti: high data rates 63 Mbps DL per sektor pada BW 10 MHz, QoS, Scalability, Security, dan Mobility yang mendukung optimasi handover. 10

11 4. IEEE Fixed wireless access mempunyai beberapa network topologi yaitu point to point, point to multi point dan mesh network. Point to Point adalah jaringan yang menghubungkan antara dua terminal. Antara sisi pemancar dan sisi penerima terdapat 1 perangkat pemancar dan 1 perangkat penerima. Point to Multipoint adalah jaringan yang menghubungkan antara sisi pemancar dan sisi penerima terdapat 1 perangkat pemancar dan banyak perangkat penerima. Mesh Network end user terminal juga berfungsi sebagi router bagi end user terminal yang lain. Mesh network menawarkan peningkatan coverage wireless access network karena setiap subscriber berfungsi sebagai BTS baru bagi subscriber disampingnya PERHITUNGAN PERAMALAN DEMAND Peramalan biasanya digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan, karena esensi dari peramalan adalah bagaimana cara memprediksi dan menempatkan masalah yang dihadapi pada kondisi yang akan datang dengan memperhatikan kondisi masa lalu hingga saat ini. Berdasarkan data pelanggan yang didapat disaat sekarang, dilakukan estimasi jumlah pelanggan hingga beberapa tahun kedepan sehingga hasil perencanaan dapat digunakan hingga beberapa tahun kedepan, atau dengan jumlah demand maksimal yang diperkirakan. 11

12 Perkiraan jumlah demand tersebut dapat ditentukan dengan persamaan berikut : Dimana : Lp : Jumlah prediksi demand pada n tahun ke depan Ls : Jumlah demand tahun pertama Fp : Faktor pertumbuhan pelanggan n : Jumlah tahun prediksi 2.3. STUDI KELAYAKAN USAHA Study kelayakan usaha merupakan gambaran kegiatan yang direncanakan, sesuai dengan kondisi, potensi, serta peluang yang tersedia dari berbagai aspek. Dengan melihat aspek-aspek yang sangat fundamental dalam bisnis ini, maka aspek yang akan ditinjau sebagai berikut: 1. Aspek Pasar 2. Aspek Teknik 3. Aspek Finansial Adapun aspek-aspek tersebut akan dijelaskan masing-masing pada sub bagian berikut untuk lebih jelasnya. 1. Aspek Pasar Aspek pasar adalah inti dari penyusunan studi kelayakan. Kendatipun secara teknis telah menunjukkan hasil yang feasible untuk dilaksanakan, tetapi tidak ada artinya apabila tidak dibarengi dengan adanya pemasaran dari produk yang dihasilkan. Oleh karenanya, dalam membicarakan aspek pemasaran harus benar-benar diuraikan secara baik dan realistis baik mengenai masa lalu maupun prospeknya di masa yang akan datang, serta melihat bermacam-macam peluang 12

13 dan kendala yang mungkin akan dihadapi. Permintaan pasar dari produk/jasa yang dihasilkan, merupakan dasar dalam penyusunan jumlah produksi, jumlah produksi itu sendiri merupakan dasar dalam rencana pembelian bahan baku, jumlah tenaga kerja yang diperlukan, serta fasilitas lainnya yang dibutuhkan. 2. Aspek Teknis Analisis aspek teknis antara lain meliputi posisi dari kondisi yang ada sesuai dengan karakteristik dari teknologi yang dipakai. Beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam analisis teknis antara lain potensi dan karakteristik serta spesifikasi dari teknologi yang akan digunakan. Pemilihan terhadap jenis teknologi yang digunakan perlu dijelaskan baik mengenai jenis, jumlah dan ukuran bila diperlukan serta alasan-alasan dalam pemilihan, dihubungkan dengan masalah yang dihadapi disamping investasi lainnya. Dalam aspek teknis produksi, perlu juga dibuat rencana produksi pada setiap tahun selama umur ekonomis proyek yang didasarkan pada peluang pasar, kapasitas produksi, serta penyusunan keperluan kegiatan secara teknis. 3. Aspek Finansial Aspek finansial yang perlu dibahas, antara lain menyangkut dengan perkiraan biaya investasi, perkiraan biaya operasi dan pemeliharaan, kebutuhan modal kerja, sumber pembiayaan, perkiraan pendapatan, perhitungan kriteria investasi. Selain perhitungan ini, juga perlu ditampilkan perhitungan break even point, proyeksi laba rugi, proyeksi aliran kas dan dampak proyek terhadap perekonomian masyarakat secara keseluruhan. 13

14 a. Perkiraan Investasi Jumlah dan jenis investasi apa saja yang diperlukan dalam rencana kegiatan usaha/proyek yang akan dikerjakan harus jelas, baik mengenai jumlah dan jenisnya maupun harga dari masing-masing investasi dan dibentuk dalam sebuah tabel. Harga dari masing-masing investasi sedapat mungkin harus sesuai dengan harga pada saat pengadaan investasi sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam perhitungan. b. Biaya Operasi dan pemeliharaan Biaya operasi dan pemeliharaan terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Perhitungan biaya ini harus disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga tidak ada unsur biaya yang tertinggal. Hal ini sangat perlu karena keadaan ini akan mempengaruhi perhitungan analisis kriteria investasi yang digunakan sebagai indicator dalam menentukan feasible tidaknya rencana usaha/proyek yang dikembangkan. Disamping perhitungan tersebut, penentuan unsur biaya yang dihitung dari semua unsur biaya berhubungan dengan perhitungan harga pokok produksi yang akan digunakan dalam menentukan harga jual dari produk yang dihasilkan. c. Sumber Pembiayaan Sumber pembiayaan, baik biaya investasi maupun modal kerja harus direncanakan secara jelas dan terperinci. Dalam hal ini harus dapat ditentukan komposisi modal secara jelas, berapa persen sumber modal yang berasal dari pengusaha/investor maupun saham, dan berapa persen pula yang berasal dari pinjaman luar. 14

15 d. Perkiraan Pendapatan Perkiraan pendapatan atau benefit yang diterima dari usaha/proyek yang akan dikembangkan juga harus benar-benar dapat diperkirakan secara benar sehingga keputusan yang diambil benar-benar dapat dipertanggung jawabkan. Perkiraan benefit dalam bentuk financial direncanakan sesuai dengan rencana produksi dan rencana penjualan. Bentuk penerimaan ini dapat digolongkan atas 2 bagian, yaitu penerimaan yang berasal dari hasil penjualan barang-barang yang diproses dan penerimaan yang berasal dari luar barang-barang yang diproses. e. Break Even Point Break Even Point adalah suatu tingkat produksi dimana total revenue sama dengan total cost (TR=TC). Tingkat BEP ini dapat dilihat dari 3 bagian, antara lain dari segi jumlah produksi, lamanya waktu pengembalian biaya, dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Tingkat BEP ini dapat dilihat dari jumlah produksi yang dapat menghasilkan profit. Dalam analisis ini juga perlu dihitung jumlah produksi yang dapat menghasilkan maximum profit (MR=MC) sebagai indikator bagi pengusaha dalam menjalankan produksi nantinya. Tingkat BEP dilihat dari segi waktu, maksudnya untuk mengetahui berapa lama usaha/proyek yang direncanakan baru dapat menutupi segala biaya yang dikeluarkan. Ukuran ini sangat penting untuk diketahui, karena terlalu lama waktu mengembalikan total biaya belum tentu layak bagi semua pengusaha/investor kendatipun usaha/proyek ini feasible untuk di kembangkan.dilihat dari segi jumlah biaya yang dikeluarkan, maksudnya berapa jumlah biaya yang dikeluarkan baru berada dalam keadaan BEP. 15

16 f. Proyeksi Laba Rugi dan Aliran Kas Proyeksi Laba Rugi dan aliran kas dibentuk dalam jangka waktu tertentu untuk melihat prospek keuangan dari usaha/proyek yang direncanakan. Dengan adanya proyeksi laba rugi dan aliran kas dapat diketahui posisi keuangan dimasa yang akan datang, disamping itu dapat digunakan sebagai pedoman/indicator bagi pengusaha dalam menjalankan usaha/proyek. g. Analisa Ekonomi Teknik Ekonomi teknik adalah suatu teknis dan analisa dalam mengambil suatu keputusan dari beberapa alternative rancangan teknis atau rancangan investasi yang dianggap sama-sama memenuhi persyaratan dan hendak dipilih alternative yang paling ekonomis. Jika hanya ada satu alternative yang memenuhi syarat, maka ekonomi teknik dapat digunakan untuk menentukan layak tidaknya alternative tersebut ditinjau dari segi ekonomi.nilai uang akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan nilai uang karena adanya inflasi. Semakin tinggi tingkat inflasi, semakin cepat penurunan nilai uang. Hal semacam ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kalau inflasi diharapkan meningkat, maka umumnya bank-bank harus memberikan suku bunga pinjaman yang makin tinggi agar masyarakat tetap bersedia menyimpan dana mereka di bank. h. Umur Ekonomis Suatu fasilitas mempunyai umur teknis dan umur ekonomis. Umur teknis merupakan jangka waktu suatu fasilitas masih dapat berfungsi secara teknis dalam arti masih dapat digunakan sesuai dengan tujuan dan kondisi penggunaan semula. Umur ekonomis merupakan jangka waktu suatu fasilitas masih dapat berfungsi 16

17 secara ekonomi, artinya masih dapat berfungsi dengan biaya yang relative minimum. i. Depresiasi Depresiasi adalah penyusutan nilai dari suatu fasilitas karena bertambahnya waktu dan tingkat pemakaian. Perhitungan depresiasi ini penting maknanya bagi perusahaan karena depresiasi berkaitan erat dengan fasilitas produksi yang baru lagi. Depresiasi sendiri sebenarnya faktor pengurangan hasil pendapatan yang merupakan tabungan bagi pemilik perusahaan untuk memperbaharui fasilitasnya. j. Pendekatan Umum Penetapan Harga Harga yang ditetapkan perusahaan akan berada pada suatu titik antara harga yang terlalu rendah dan yang terlalu tinggi. Biaya produk menentukan harga terendah, sedangkan persepsi konsumen terhadap nilai produk menentukan harga tertinggi. Perusahaan harus dapat menentukan harga tertinggi. Perusahaan harus dapat menentukan harga diantara kedua titik tadi untuk menentukan harga yang paling baik. Ada 4 dasar pendekatan dalam menetapkan harga, yaitu: 1. Berdasarkan Biaya Metode ini menambahkan suatu mark-up baku untuk labanya, dalam tugas akhir ini metode inilah yang digunakan. 2. Analisis Break Even Metode ini menggunakan konsep bagan pulang-pokok yang menunujukkan total biaya (penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel) dan jumlah pendapatan yang diharapkan pada beberapa tingkat volume penjualan. 17

18 3. Berdasarkan persepsi pembeli Dalam metode ini perusahaan menetapkan harga produk bukan berdasarkan atas biaya penjual yang kadang-kadang terlalu tinggi atau terlalu rendah dari persepsi konsumen. Jadi, dapat dilakukan survey untuk harga barang yang sama oleh beberapa penjual yang ditanyakan langsung pada konsumen. 4. Berdasarkan Persaingan Dengan metode ini penetapan harga dapat dilakukan setelah meneliti harga yang ditetapkan oleh para pesaing dekatnya. Cara lain adalah dengan penawaran tertutup (penetapan harga tender) yaitu penetapan harga atas dasar prakiraan bahwa pesaing melakukan hal yang sama, jadi bukan karena biaya atau permintaan terhadap produk mereka sendiri. k. Kriteria Penilaian Investasi Untuk mengambil suatu keputusan dalam suatu investasi diperlukan perhitungan dan analisa yang tepat untuk menilai dan menentukan investasi yang menguntungkan ditinjau dari segi ekonomis PENGEMBANGAN JARINGAN WIMAX UNTUK INDUSTRI MANUFACTURING Secara umum perencanaan bisnis pada jaringan WiMAX meliputi beberapa tahap tahap perencanaan yang dapat dilihat dalam diagram alir berikut ini: 1. Klasifikasian Daerah Layanan Pembagian coverage area merupakan fungsi dari pengkategorian penggunaan daratan (land usage). Jenis pelanggan Fixed Wireless dibagi menjadi 18

19 3 bagian utama yaitu pelanggan Residential, Small Medium Enterprise (SME) dan Big Coorporate. Residential Pelanggan perumahan yang akan masuk dalam calon pelanggan adalah pelanggan dengan tingkat ekonomi yang tinggi yaitu pada lokasi perumahan dengan tipe perumahan tipe 70 keatas, penentuan ini didasarkan pada data dari dinas pemukiman dan prasarana wilayah yang menggolongkan tipe 70 keatas adalah mewah. Kebanyakan perumahan biasanya hanya membutuhkan bandwidth yang relative kecil. Aplikasi yang biasa dipakai mungkin adalah web surfing, , chatting online, download, multi player games dan aplikasi-aplikasi yang tidak memerlukan bandwidth yang besar. Small Medium Enterprise (SME) Pelanggan SME ini terdiri dari perusahaan-perusahaan, instansi pemerintah yang berada dalam kelas menengah kebawah dan sekolah maupun perguruan tinggi. Layanan/aplikasi yang digunakan biasanya adalah web surfing, aplikasi bisnis, e- goverment, , down load, dan akses intranet. Pembagian bandwidth dilakukan berdasarkan layanan yang akan digunakan. Dalam tugas akhir ini pembagian dibagi menjadi dua, yaitu : Basic Service, layanan/aplikasi yang digunakan adalah layanan internet standar. Bandwidth yang diberikan yaitu 128 kbps dimana target pasar yaitu sebesar 75% dari jumlah pelanggan SME. Premium Service, layanan/aplikasi yang digunakan adalah layanan internet standar ditambah layanan lain yang membutuhkan bandwidth yang besar seperti 19

20 e-bussiness dan aplikasi online lainnya. Bandwidth yang diberikan yaitu 256 kbps dimana target pasar yaitu sebesar 25% dari jumlah pelanggan SME. Big Coorporate Pelanggan dalam kategori ini adalah pelanggan yang berada dalam kelas menengah keatas yang membutuhkan bandwidth yang besar. Pelanggan yang termasuk dalam kelas ini adalah perusahaan/instansi pemerintah dengan karyawan/pegawai yang besar yang membutuhkan bandwidth yang besar. Layanan/aplikasi yang biasa digunakan web surfing, aplikasi bisnis, ,egovernment, download, dan akses intranet. Seperti halnya pada pelanggan SME, pada kategori ini pun pelanggan kami bagi dua yaitu : Basic Service, layanan/aplikasi yang digunakan adalah layanan internet standar. Bandwidth yang diberikan yaitu 512 kbps dimana target pasar yaitu sebesar 60% dari jumlah pelanggan coorporate. Premium Service, layanan/aplikasi yang digunakan adalah layanan internet standar ditambah layanan lain yang membutuhkan bandwidth yang besar seperti e-bussiness dan aplikasi online lainnya,. Bandwidth yang diberikan yaitu 1 Mbps dimana target pasar yaitu sebesar 40% dari jumlah pelanggan coorporate. 2. Estimasi Pendapatan Berdasarkan tarif yang telah ditetapkan, maka pendapatan didapatkan dari 2 sumber yaitu : a. Penyewaan bandwidth untuk pelanggan fixed dan pemakaian jaringan untuk pelanggan nomadic, dimana penyewaan bandwidth didapatkan pelangan fixed setiap bulannya dan pemakaian jaringan didapatkan dari pelanggan nomadic setiap kali melakukan koneksi. 20

21 b. Penyewaan perangkat CPE, dimana penyewaan perangkat CPE didapatkan dari pelanggan yang akan menyewa perangkat CPE dari provider setiap bulannya. Dengan penentuan tersebut diatas maka akan didapatkan pendapatan yang bertambah untuk setiap tahunnya, selengkapnya mengenai perhitungan pendapatan dapat dilihat pada lampiran ANALISA HASIL PENGEMBANGAN 1. Alternatif Strategi Pengembangan Kondisi persaingan bisnis telekomunikasi dirasakan semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dengan adanya perubahan teknologi telekomunikasi, broadcasting, dan IT. Konvergensi ini mendorong pertumbuhan jumlah dan jenis produk jasa dengan kualitas pelayanan yang bersaing untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Salah satu diantarnya adalah munculnya layanan WiMAX yang dapat membawa perubahan yang besar pada peta bisnis indonesia secara global. Perkembangan teknologi yang bersifat konvergen dan kecenderungan jasa yang dikembangkan secara independent ini memperkecil penghalang untuk masuk bagi pemain atau player baru pada bisnis telekomunikasi, baik sebagai service provider ataupun sebagai network provider. Untuk itu diperlukan langkah strategis guna mengantisipasi persaingan yang ada sehingga perusahaan akan dapat menempatkan diri dan mempunyai posisi dalam bagian pasar bisnis telekomunikasi. Menurut Porter (1993:15) ada 3 strategi generik guna mengantisipasi persaingan yang ada, yang dapat dijadikan alternatif bagi pengembangan usaha. 21

22 2. Strategi Keunggulan Biaya Strategi ini menjadikan faktor biaya sebagai keunggulan bersaing, yaitu dengan menekan biaya seminimal mungkin. Dalam bisnis jasa internet, faktor utama yang menjadi perhatian pelanggan adalah kualitas produk jasa yang diberikan. Dengan keunggulan QoS WiMAX yang diberikan didukung dengan biaya yang rendah, akan dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan dalam menggunakan layanan WiMAX yang ada. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan dapat mengatasi para pesaingnya dimasa yang akan datang. 3. Strategi Diferensiasi Dalam hal ini, perusahaan dapat mencapai diferensiasi melalui kemampuan, karakteristik teknologi yang dimiliki, dan jasa yang ditawarkan. Dengan adanya koordinasi yang kuat antara fungsi manajemen, perusahaan akan dapat mengatasi persaingan melalui peningkatan profesionalisme dan inovasi yang dilakukan. Perusahaaan akan mampu menarik minat pelanggann dan meyakinkan pelanggan sehingga kesetiaan pelanggan akan dapat diperoleh. 4. Strategi Fokus Dalam strategi ini perusahaan memusatkan diri untuk memberikan layanan WiMAX pada segment pasar tertentu. Strategi fokus dibagun untuk mencapai target pasar yang sempit dan lebih efektif, dibandingkan dengan memasuki persaingan pada pasar keseluruhan. Dengan strategi fokus, perusahaan akan dapat mencapai fokus keunggulan biaya dan atau fokus diferensiasi. Strategi ini dapat digunakan untuk memilih target pasar dimana posisi perusahaan akan kuat dan posisi pesaing lemah. 22

23 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan 1. Berdasarkan analisa pasar didapatkan bahwa permintaan pasar WiMAX semakin meningkat setiap tahunnya. 2. Perencanaan bisnis WiMAX layak diimplementasikan sebab telah memenuhi syarat dari segi finansial. 3. Reputasi perusahaan dalam kepeloporan kualitas layanan dan teknologi jasa WiMAX. 4. Peningkatan kemampuan perusahaan dalam sistem jaringan internet berbasis teknologi WiMAX. 3.2 Saran Untuk pengembangan selanjutnya, teknik forecasting didasarkan pada sisi statistik yang lebih akurat. 23

24 DAFTAR PUSTAKA Business Case Model for Fixed Broadband Wireless Access Based On Wimax Technology and Standard Wimax Forum Depkominfo, Ditjen Postel Penyelenggaraan Layanan Akses Broadband Menggunakan Spektrum Frekuensi Broadband Wireless Access (BWA) Dalam Rangka Seleksi Penyelenggara Telekomunikasi Layanan Akses Pita Lebar Nirkabel (BWA) pada Pita Frekuensi Radio 2.3 GHz dan 3.3 GHz. Draft White paper. Technical Information Wimax Forum. Diambil dari : Wibisono, Gunawan, Dwi Hantoro, Gunadi Wimax Teknologi BWA Kini dan Masa Depan. Informatika, Bandung Yoke Yuni Karnida, Sigit Hadi Prayoga. Strategi Implementasi Wimax Pada Operator Telekomunikasi Fixed Access. Magister Teknologi InformasiUniversitas Indonesia. Paper 24

BAB III DATA DAN ASPEK PERENCANAAN

BAB III DATA DAN ASPEK PERENCANAAN BAB III DATA DAN ASPEK PERENCANAAN Secara umum penentuan frekuensi pada jaringan fixed wireless meliputi beberapa tahap perancangan yang dapat dilihat dalam diagram flow berikut ini : MULAI Alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi saat ini sangat pesat, khususnya teknologi wireless (nirkabel). Seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Pada tahap ini akan dibahas tahap dan parameter perencanaan frekuensi dan hasil analisa pada frekuensi mana yang layak diimplemantasikan di wilayah Jakarta. 4.1 Parameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi yang berkembang pesat telah membawa dunia memasuki era informasi yang lebih cepat. Salah satu kemajuan teknologi informasi yang saat ini telah

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI WiMAX DALAM PERKEMBANGAN TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA

ANALISIS IMPLEMENTASI WiMAX DALAM PERKEMBANGAN TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA ANALISIS IMPLEMENTASI WiMAX DALAM PERKEMBANGAN TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA Iqbal Izzuddin Mahasiswa Program Magister Manajemen Sistem Informasi Universitas Gunadarma Jl. Ampera Raya Gg. Pengadilan No.

Lebih terperinci

Aplikasi WiMAX. Oleh: Yenniwarti Rafsyam, Milda Yuliza, Lifwarda. Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT

Aplikasi WiMAX. Oleh: Yenniwarti Rafsyam, Milda Yuliza, Lifwarda. Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Aplikasi WiMAX Oleh: Yenniwarti Rafsyam, Milda Yuliza, Lifwarda Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT WiMAX is Broadband Wireless Acces (BWA) technology evolution with interactive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dewasa ini makin cepat dalam pengembagannya dan sangat mempengaruhi kehidupan manusia, hal ini dirasakan oleh masyarakat Timor Leste pada umumya,

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENDUKUNG

BAB II TEORI PENDUKUNG BAB II TEORI PENDUKUNG 2.1. WiMAX WiMAX adalah singkatan dari Worldwide Interoperability for Microwave Access, merupakan teknologi akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access atau disingkat BWA)

Lebih terperinci

STUDI TENTANG ALOKASI PITA FREKUENSI BWA UNTUK TEKNOLOGI WIMAX TESIS

STUDI TENTANG ALOKASI PITA FREKUENSI BWA UNTUK TEKNOLOGI WIMAX TESIS STUDI TENTANG ALOKASI PITA FREKUENSI BWA UNTUK TEKNOLOGI WIMAX TESIS Oleh : EKA NOPERITA NPM. 0606003341 TESIS INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN PERSYARATAN MENJADI MAGISTER TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN - 1 -

BAB I PENDAHULUAN - 1 - BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam yang terbatas sehingga harus dikelola secara efisien dan efektif. Kemajuan teknologi telekomunikasi yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANNYA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANNYA BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANNYA Perhitungan nilai ekonomis investasi upgrading LTE akan menentukan kelayakan dari teknologi itu untuk di implementasikan di Indonesia khususnya Jakarta. Biaya investasi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN TEKNOLOGI BROADBAND WIRELESS ACCESS PADA PITA FREKUENSI 2,3 GHz DI DAERAH USO

BAB V ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN TEKNOLOGI BROADBAND WIRELESS ACCESS PADA PITA FREKUENSI 2,3 GHz DI DAERAH USO BAB V ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN TEKNOLOGI BROADBAND WIRELESS ACCESS PADA PITA FREKUENSI 2,3 GHz DI DAERAH USO 5.1 Analisa Penggunaan frekuensi 2.3 GHz di Indonesia Pada bab 2 telah disinggung bahwa

Lebih terperinci

Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel. Adri Priadana - ilkomadri.com

Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel. Adri Priadana - ilkomadri.com Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel - ilkomadri.com PENDAHULUAN Jaringan wireless/nirkabel adalah teknologi jaringan yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik melalui udara sebagai media untuk

Lebih terperinci

TEKNOLOGI WiMAX untuk Komunikasi Digital Nirkabel Bidang

TEKNOLOGI WiMAX untuk Komunikasi Digital Nirkabel Bidang TEKNOLOGI WiMAX untuk Komunikasi Digital Nirkabel Bidang Lebar Oleh : Thomas Sri Widodo Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2008 Hak Cipta 2008 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Base Station Jaringan Fixed WiMAX Berdasarkan Demand Site

Perencanaan Kebutuhan Base Station Jaringan Fixed WiMAX Berdasarkan Demand Site Perencanaan Kebutuhan Base Station Jaringan Fixed WiMAX Berdasarkan Demand Site Nurwahidah Jamal, ST. MT Jurusan Teknik Elektronika Politeknik Negeri Balikpapan Jl. Soekarno Hatta KM.8 Balikpapan idajamal05@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian ini akan dijelaskan mengenai struktur kerja penelitian, data-data yang diperlukan, metode pengumpulan data serta hasil yang diharapkan. 3.1.

Lebih terperinci

Pendahuluan. Gambar I.1 Standar-standar yang dipakai didunia untuk komunikasi wireless

Pendahuluan. Gambar I.1 Standar-standar yang dipakai didunia untuk komunikasi wireless Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Sistem broadband wireless access (BWA) sepertinya akan menjadi metoda akses yang paling fleksibel dimasa depan. Dibandingkan dengan teknologi eksisting, fiber optik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAFTAR ISI ABSTRAK..... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR SIMBOL... vii DAFTAR ISTILAH... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I.1 1.2 Identifikasi Masalah... I.1 1.3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi selular semakin berkembang, diawali dengan munculnya teknologi 1G (AMPS), 2G yang dikenal dengan GSM, dan 3G yang mulai berkembang di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi telah bergerak maju dengan cepat, sehingga begitu banyak perangkat mobile dengan konektivitas internet melintasi batas dan melakukan fungsi yang tumpang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perbandingan Jaringan Wi-Fi dengan WiMAX 2.1.1 Deskripsi umum Wi-Fi Wi-Fi merupakan salah satu jenis jaringan komputer yang paling banyak digunakan dan dimanfaatkan serta menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih menuntut adanya komunikasi yang tidak hanya berupa voice, tetapi juga berupa data bahkan multimedia. Dengan munculnya

Lebih terperinci

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR ISTILAH... xi INTISARI... xiii ABSTRACT...

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi telekomunikasi nirkabel (wireless) sangat pesat sekali, khususnya teknologi informasi dan Internet. Teknologi seluler berkembang dari

Lebih terperinci

Wordwide Interoperability for Microwave Acces (WiMAX)

Wordwide Interoperability for Microwave Acces (WiMAX) Wordwide Interoperability for Microwave Acces (WiMAX) ABSTRAK Teknologi WiMAX saat ini tergolong masih baru dan merupakan salah satu teknologi broadband wireless connection yang saat ini banyak operator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan spektrum frekuensi radio sebagai media transmisi tanpa kabel radio (wireless) akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pembangunan bidang komunikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perencanaan jaringan WiMAX akan meliputi tahapan perencanaan seperti berikut: 1. Menentukan daerah layanan berdasarkan data persebaran dan kebutuhan bit rate calon pelanggan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Analisa Perencanaan Frekuensi pada Jaringan W-MAN Menggunakan Sistem WiMAX pada Area Jakarta

TUGAS AKHIR. Analisa Perencanaan Frekuensi pada Jaringan W-MAN Menggunakan Sistem WiMAX pada Area Jakarta TUGAS AKHIR Analisa Perencanaan Frekuensi pada Jaringan W-MAN Menggunakan Sistem WiMAX pada Area Jakarta Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

KUALITAS LAYANAN PADA JARINGAN NIRKABEL WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX) TUGAS AKHIR M. ALMER FAHLERI

KUALITAS LAYANAN PADA JARINGAN NIRKABEL WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX) TUGAS AKHIR M. ALMER FAHLERI KUALITAS LAYANAN PADA JARINGAN NIRKABEL WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX) TUGAS AKHIR M. ALMER FAHLERI 072406136 PROGRAM STUDI D3 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

ANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G. Penerbit Telekomunikasikoe

ANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G. Penerbit Telekomunikasikoe ANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G Penerbit Telekomunikasikoe LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G Oleh: Andrian Sulistyono Copyright 2012 by Andrian Sulistyono Penerbit Telekomunikasikoe

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. ASPEK MOBILITAS WiMAX KONEKSI TETAP DAN BERGERAK DENGAN FAKTOR PENDUKUNG MODE AKSES OFDM 256 DAN S-OFDMA

TUGAS AKHIR. ASPEK MOBILITAS WiMAX KONEKSI TETAP DAN BERGERAK DENGAN FAKTOR PENDUKUNG MODE AKSES OFDM 256 DAN S-OFDMA TUGAS AKHIR ASPEK MOBILITAS WiMAX KONEKSI TETAP DAN BERGERAK DENGAN FAKTOR PENDUKUNG MODE AKSES OFDM 256 DAN S-OFDMA Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network

BAB II LANDASAN TEORI. II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network 5 BAB II LANDASAN TEORI II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan salah satu teknologi alternatif yang relatif murah dibandingkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

Syailendra Dwitama Iskandar 1, Ir. Endah Budi P., MT. 2, Dwi Fadila K.. ST., MT. 3

Syailendra Dwitama Iskandar 1, Ir. Endah Budi P., MT. 2, Dwi Fadila K.. ST., MT. 3 1 PERFORMANSI QUALITY OF SERVICE (QOS) FRAMEWORK ANTARA ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING-TIME DIVISION MULTIPLE ACCESS () DAN ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLE ACCESS () PADA IEEE 802.16

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Dalam proyek akhir ini penulis merancang penempatan BTS untuk sistem LMDS untuk mencangkup seluruh kota Denpasar hanya secara teknis tanpa tinjauan ekonomi dengan

Lebih terperinci

TUGAS BESAR SISTEM KOMUNIKASI 1 WIMAX DI INDONESIA. Disusun Oleh : Ahya Amalina ( )

TUGAS BESAR SISTEM KOMUNIKASI 1 WIMAX DI INDONESIA. Disusun Oleh : Ahya Amalina ( ) TUGAS BESAR SISTEM KOMUNIKASI 1 WIMAX DI INDONESIA Disusun Oleh : Ahya Amalina (15101099) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2015 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA DAN PERANCANGAN HOTSPOT (WIFI) DI AREA GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS XYZ

TUGAS AKHIR ANALISA DAN PERANCANGAN HOTSPOT (WIFI) DI AREA GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS XYZ TUGAS AKHIR ANALISA DAN PERANCANGAN HOTSPOT (WIFI) DI AREA GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS XYZ Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

Penerapan Jaringan WiMAX di Malang

Penerapan Jaringan WiMAX di Malang 48 Penerapan Jaringan WiMAX di Malang Aisah 1 Abstrak-Meningkatnya kebutuhan terhadap informasi dan komunikasi, pada saat ini berupa layanan internet membutuhkan bandwidth dan kecepatan transfer data yang

Lebih terperinci

Mengenal WiMAX. Onno W. Purbo

Mengenal WiMAX. Onno W. Purbo Mengenal WiMAX Onno W. Purbo onno@indo.net.id Acknowledgement Kantor Menteri Negara Riset & Teknologi PUSPIPTEK SERPONG Hariff TRG Outline Definisi Teknologi Broadband Wireless Access (BWA) Profil Fitur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan internet, muncul tuntutan dari para pengguna jasa telekomunikasi agar mereka dapat memperoleh akses data dengan cepat dimana pun mereka berada.

Lebih terperinci

Dalam memberikan masukan penataan frekuensi pada band 3,3-3,5 GHz dalam dokumen ini, dijiwai dengan pandangan-pandangan berikut :

Dalam memberikan masukan penataan frekuensi pada band 3,3-3,5 GHz dalam dokumen ini, dijiwai dengan pandangan-pandangan berikut : Masukan untuk Penataan Frekuensi BWA II (3,3 GHz - 3,5 GHz) Rev. 1.0, 25 Mei 2008 Oleh : Yohan Suryanto (yohan@rambinet.com) Pendahuluan Alokasi Frekuensi BWA di band 3,3-3,5 GHz, sesuai dengan penjelasan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA ALGORITMA SCHEDULING PADA JARINGAN WIMAX DENGAN MENGGUNAKAN OPNET MODELER 14.5

ANALISIS KINERJA ALGORITMA SCHEDULING PADA JARINGAN WIMAX DENGAN MENGGUNAKAN OPNET MODELER 14.5 ANALISIS KINERJA ALGORITMA SCHEDULING PADA JARINGAN WIMAX DENGAN MENGGUNAKAN OPNET MODELER 14.5 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Informatika Disusun

Lebih terperinci

Komunikasi dan Jaringan

Komunikasi dan Jaringan Komunikasi dan Jaringan Kartika Firdausy - UAD Komunikasi Proses transfer data / instruksi / informasi antara dua atau lebih komputer atau perangkat lain Komunikasi komputer (computer communications) 1

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX) 1 ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX) Siska Dyah Susanti 1, Ir. Erfan Achmad Dahlan, MT. 2, M. Fauzan Edy Purnomo. ST.,

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi Mobile

Pengantar Teknologi Mobile Pengantar Teknologi Mobile Seiring dengan produktivitas manusia yang semakin meningkat dan kemajuan jaman yang sangat pesat, kebutuhan untuk berkomunikasi dan bertukar data dengan cepat, mudah dan mobile

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN TEKNOLOGI BROADBAND WIRELESS ACCESS PADA FREKUENSI 2,3 GHz DI DAERAH USO TESIS

ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN TEKNOLOGI BROADBAND WIRELESS ACCESS PADA FREKUENSI 2,3 GHz DI DAERAH USO TESIS ANALISIS POTENSI PEMANFAATAN TEKNOLOGI BROADBAND WIRELESS ACCESS PADA FREKUENSI 2,3 GHz DI DAERAH USO TESIS Oleh : RUMATA PARINDURI 6 4 0 4 0 3 0 5 7 7 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia modern telah menjadikan keberadaan telepon seluler sebagai bagian yang tidak terpisahkan bagi kehidupan manusia di mana dan kapan saja. Hingga akhir tahun 2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Layanan 3G komersial telah diluncurkan sejak tahun 2001 dengan menggunakan teknologi WCDMA. Kecepatan data maksimum yang dapat dicapai sebesar 2 Mbps. Walaupun demikian,

Lebih terperinci

Prakiraan Kebutuhan Akses Broadband dan Perencanaan Jaringan Mobile WiMAX untuk Kota Bandung

Prakiraan Kebutuhan Akses Broadband dan Perencanaan Jaringan Mobile WiMAX untuk Kota Bandung Prakiraan Akses Broadband dan Perencanaan Jaringan Mobile WiMAX untuk Kota Bandung Natanael Makarios 1 Institut Teknologi Bandung Email: natanaelmakarios@yahoo.com Abstrak- Makalah ini memiliki bertujuan

Lebih terperinci

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol Pertemuan ke 5 Wireless Application Protocol WAP Wireless Application Protocol disingkat WAP adalah sebuah protokol atau sebuah teknik messaging service yang memungkinkan sebuah telepon genggam digital

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Dasar Wimax

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Dasar Wimax BAB II PEMBAHASAN 2.1. Dasar Wimax WiMAX (Worldwide Interoperabilitas for Microwave Access) adalah teknologi telekomunikasi nirkabel yang menyediakan transmisi data menggunakan berbagai mode transmisi,

Lebih terperinci

Perencanaan Wireless Metropolitan Area Network (WMAN) Dengan Menggunakan Worldwide Interoperability For Microwave Access (WIMAX)

Perencanaan Wireless Metropolitan Area Network (WMAN) Dengan Menggunakan Worldwide Interoperability For Microwave Access (WIMAX) 57 Perencanaan Wireless Metropolitan Area Network (WMAN) Dengan Menggunakan Worldwide Interoperability For Microwave Access (WIMAX) Endah Budi Purnomowati Abstract - WLAN adalah sebuah jaringan berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet telah menjadi teknologi informasi yang berkembang sangat pesat seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan informasi yang cepat dan akurat. Internet

Lebih terperinci

FLEXI DAN MIGRASI FREKUENSI

FLEXI DAN MIGRASI FREKUENSI BAB 2. FLEXI DAN MIGRASI FREKUENSI 2.1 TELKOM FLEXI PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi

Lebih terperinci

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS??? SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS??? KELOMPOK 4 1.BAYU HADI PUTRA 2. BONDAN WICAKSANA 3.DENI ANGGARA PENGENALAN TEKNOLOGI 2G DAN 3G Bergantinya teknologi seiring majunya teknologi yang

Lebih terperinci

HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

HASIL SIMULASI DAN ANALISIS 55 HASIL SIMULASI DAN ANALISIS 4.1 Hasil Simulasi Jaringan IEEE 802.16d Jaringan IEEE 802.16d dalam simulasi ini dibuat berdasarkan pemodelan sistem sehingga akan menghasilkan dua buah model jaringan yaitu

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Prosesor FFT 256 Titik-OFDM Baseband 1 Berbasis Pengkodean VHDL pada FPGA

Perancangan dan Implementasi Prosesor FFT 256 Titik-OFDM Baseband 1 Berbasis Pengkodean VHDL pada FPGA BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi komunikasi wireless saat ini berkembang dengan pesat seiring meningkatnya kebutuhan pengguna terhadap layanan yang cepat dan beragam. Hal ini terlihat dari

Lebih terperinci

Komunikasi dan Jaringan

Komunikasi dan Jaringan Komunikasi dan Jaringan Kartika Firdausy - UAD kartika@ee.uad.ac.id blog.uad.ac.id/kartikaf Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menyebutkan perangkat pengirim dan penerima dalam

Lebih terperinci

Nama Kelompok : 1. Arvita Mizza Utami (12/327968/SV/00144) >> Presenter. 2. Chusnul Khotimah M (12/327950/SV/00126) >>presenter & pencari materi

Nama Kelompok : 1. Arvita Mizza Utami (12/327968/SV/00144) >> Presenter. 2. Chusnul Khotimah M (12/327950/SV/00126) >>presenter & pencari materi Nama Kelompok : 1. Arvita Mizza Utami (12/327968/SV/00144) >> Presenter 2. Chusnul Khotimah M (12/327950/SV/00126) >>presenter & pencari materi 3. Naufanti Zulfah (12/332429/SV/01145) >>Pembuat slide I

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi BAB II DASAR TEORI Sebelum melakukan perancangan sistem pada penelitian, bab II menjelaskan teori-teori yang digunakan sehubungan dengan perancangan alat dalam penelitian skripsi. 2.1 Sistem Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perumahan Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seluruhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB II UNIVERSAL SERVICE OBLIGATION dan BROADBAND WIRELWSS ACCESS.

BAB II UNIVERSAL SERVICE OBLIGATION dan BROADBAND WIRELWSS ACCESS. BAB II UNIVERSAL SERVICE OBLIGATION dan BROADBAND WIRELWSS ACCESS. 2.1 Konsep Universal Service Obligation Universal Service Obligation (USO) atau Kewajiban Pelayanan Universal merupakan kewajiban pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan Time Division Multiplexing (TDM) selalu berpikir bahwa Internet Protocol (IP) harus berjalan di atas infrastruktur Time Division Multiplexing (TDM),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin besarnya kebutuhan masyarakat akan informasi melalui internet (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan masyarakat akan

Lebih terperinci

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Multiple Access Downlink Uplink Handoff Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Base Station Fixed transceiver Frequency TDMA: Time Division Multiple Access CMDA: Code

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan bisnis bergerak (nirkabel) di Indonesia pada dasarnya dibedakan atas jasa full mobility, yang seringkali disebut sebagai bisnis celullar, dan jasa limited

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Terhadap Objek Studi PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Spektrum frekuensi merupakan salah satu sumber daya yang terbatas, sangat vital dan merupakan aset nasional yang memerlukan kehati-hatian dalam mengaturnya. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB I. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN

BAB I. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi dalam sistem teknologi informasi dan jaringan menuntut manusia untuk selalu menyadari bahwa kebutuhan akan jaringan sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi WiMAX (Worldwide Interoperabilitas for Microwave Access) yang berbasis pengiriman data berupa paket dan bersifat connectionless oriented merupakan teknologi

Lebih terperinci

STANDARISASI JARINGAN WIRELESS

STANDARISASI JARINGAN WIRELESS STANDARISASI JARINGAN WIRELESS Lely Suryani Lely.suryani01@gmail.com Abstrak Jaringan wireless adalah jaringan dengan menggunakan teknologi nirkabel, dalam hal ini adalah hubungan telekomunikasi suara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia IT dan telekomunikasi termasuk salah satu bisnis yang masih sangat cerah di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia IT dan telekomunikasi termasuk salah satu bisnis yang masih sangat cerah di masa mendatang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia IT dan telekomunikasi termasuk salah satu bisnis yang masih sangat cerah di masa mendatang. Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi

Lebih terperinci

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi 3G 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel

Lebih terperinci

BAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN)

BAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN) BAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN) 2.1 Umum Dewasa ini kebutuhan untuk mengakses layanan telekomunikasi melalui media nirkabel (wireless) menunjukkan peningkatan yang signifikan, sehingga teknologi

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

Standar NYOMAN SURYADIPTA, ST, CCNP NYOMAN SURYADIPTA.ST.CCNP COMPUTER SCIENCE FACULTY - NAROTAMA UNIVERSITY

Standar NYOMAN SURYADIPTA, ST, CCNP NYOMAN SURYADIPTA.ST.CCNP COMPUTER SCIENCE FACULTY - NAROTAMA UNIVERSITY Standar 802.11 NYOMAN SURYADIPTA, ST, CCNP 1 Topik Pendahuluan Spektrum Frekuensi Standard 2 Pendahuluan Definisi Latar Belakang Karakteristik Working Group Aliansi Wifi 3 Pendahuluan Definisi 802.11 merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mungkin untuk menciptakan segala sarana yang dapat digunakan untuk. Telekomunikasi di dalam era globalisasi sekarang ini, dimana

BAB I PENDAHULUAN. mungkin untuk menciptakan segala sarana yang dapat digunakan untuk. Telekomunikasi di dalam era globalisasi sekarang ini, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting untuk saling bertukar informasi tanpa mengenal jarak. Untuk itu manusia berusaha seoptimal mungkin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telkom Flexi merupakan salah satu penyedia layanan telekomunikasi yang berkembang dengan pesat dengan memanfaatkan jaringan CDMA 2000 1x yang pada awalnya bekerja di

Lebih terperinci

BAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak pertama kali diperkenalkan hingga tiga puluh tahun perkembangannya, teknologi seluler telah melakukan banyak perubahan besar. Sejarah mencatat perkembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara langsung melalui jaringan kabel[1,2]. Implementasi jaringan dengan

I. PENDAHULUAN. secara langsung melalui jaringan kabel[1,2]. Implementasi jaringan dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang JSN merupakan jaringan sistem pemantauan objek yang tersebar dalam cakupan area tertentu, dimana kondisi lingkungan tidak mendukung adanya transmisi data secara langsung

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan koneksi internet dan data komunikasi sudah menjadi kebutuhan penting dewasa ini terlebih dengan kemajuan penggunaan program aplikasi komputer dalam melakukan

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisis Desain Jaringan Mobile WiMax e di daerah Sub urban (Studi Kasus di Kota Kediri)

Perancangan dan Analisis Desain Jaringan Mobile WiMax e di daerah Sub urban (Studi Kasus di Kota Kediri) 1 Perancangan dan Analisis Desain Jaringan Mobile WiMax 802.16e di daerah Sub urban (Studi Kasus di Kota Kediri) Zikrie Pramudia A., Ali Mustofa, Gaguk Asmungi Abstrak -Pada penelitian ini dilakukan bagaimana

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYEDIAAN JASA AKSES INTERNET TANPA KABEL (WIRELESS) PADA PROGRAM KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL DENGAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TEKNOLOGI WIMAX DENGAN WI-Fi

PERBANDINGAN TEKNOLOGI WIMAX DENGAN WI-Fi PERBANDINGAN TEKNOLOGI WIMAX DENGAN WI-Fi Muhammad Nasir Dosen Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang Pos-el: nasir@mail.binadarma.ac.id Abstract: Some of the technologies are

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP MOBILE WiMAX

BAB 2 KONSEP MOBILE WiMAX BAB 2 KONSEP MOBILE WiMAX 2.1. Pengertian WiMAX Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) merupakan standar industri yang bertugas menginterkoneksikan berbagai standar teknis yang bersifat

Lebih terperinci

IPTV BUSINESS PLAN Case PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Penulis: CHANDRA TAMRIN NPM : B MM BIZTEL ANGKATAN 4

IPTV BUSINESS PLAN Case PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Penulis: CHANDRA TAMRIN NPM : B MM BIZTEL ANGKATAN 4 IPTV BUSINESS PLAN Case PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Penulis: CHANDRA TAMRIN NPM : B070041006 MM BIZTEL ANGKATAN 4 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN BISNIS TELKOM Bandung, September 2007 KATA PENGANTAR IPTV

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp & Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK. i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI.. v DAFTAR GAMBAR. vii DAFTAR TABEL.. viii DAFTAR ISTILAH...

DAFTAR ISI. ABSTRAK. i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI.. v DAFTAR GAMBAR. vii DAFTAR TABEL.. viii DAFTAR ISTILAH... ABSTRAK Broadband Wireless Access (BWA) telah menjadi cara terbaik untuk mempercepat koneksi Internet dan penggabungan data, suara dan layanan video. Broadband Wireless Access (BWA) dapat membantu memperluas

Lebih terperinci

SIMULASI PERANCANGAN COVERAGE AREA DAN ANALISA HASIL PENGUKURAN NILAI RSSI MENGGUNAKAN TOPOLOGY MESH WI-FI DALAM IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN WI-FI SMART CITY Stevent Leonard Naibaho / 0522109 Email : steventln2011@gmail.com

Lebih terperinci

Dukungan yang diberikan

Dukungan yang diberikan PERKEMBANGAN KOMUNIKASI DATA NIRKABEL Pertengahan abad 20, teknologi nirkabel berkembang pesat, diimplementasikan dalam bentuk teknologi radio, televisi, telepon mobil, dll. Komunikasi lewat sistem satelit

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR: 96/DIRJEN/2008 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR: 96/DIRJEN/2008 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR: 96/DIRJEN/2008 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI ANTENA BROADBAND WIRELESS ACCESS (BWA) NOMADIC PADA PITA FREKUENSI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebutuhan informasi suara, data (multimedia), dan video. Pada layanan

I. PENDAHULUAN. kebutuhan informasi suara, data (multimedia), dan video. Pada layanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan layanan informasi komunikasi melaju begitu pesat. Pada awalnya layanan informasi komunikasi hanya berupa suara melalui teknologi switching PSTN, sekarang telah

Lebih terperinci

: ANALIS PENERAPAN TEKNOLOGI JARINGAN LTE 4G DI INDONESIA PENULIS : FADHLI FAUZI, GEVIN SEPRIA HERLI, HANRIAS HS

: ANALIS PENERAPAN TEKNOLOGI JARINGAN LTE 4G DI INDONESIA PENULIS : FADHLI FAUZI, GEVIN SEPRIA HERLI, HANRIAS HS JUDUL : ANALIS PENERAPAN TEKNOLOGI JARINGAN LTE 4G DI INDONESIA PENULIS : FADHLI FAUZI, GEVIN SEPRIA HERLI, HANRIAS HS NAMA JURUSAN, KAMPUS : JURUSAN MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, INSTITUT

Lebih terperinci

4.1 ALOKASI PITA FREKUENSI BWA UNTUK TEKNOLOGI WIMAX

4.1 ALOKASI PITA FREKUENSI BWA UNTUK TEKNOLOGI WIMAX 1. Keputusan Dirjen Postel No : 119/DIRJEN/2000 tentang penggunaan bersama (sharing) pada pita frekuensi 3.4-3.7 GHz oleh dinas tetap (WLL data) dan dinas tetap satelit. Di dalam keputusan ini belum ditetapkan

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

Analisis Pengiriman Video Pada WiMAX Menggunakan Network Simulator dan Perangkat WiMAX PCR

Analisis Pengiriman Video Pada WiMAX Menggunakan Network Simulator dan Perangkat WiMAX PCR Jurnal... Vol. XX, No. X, Bulan 20XX, XX-XX 1 Analisis Pengiriman Video Pada WiMAX Menggunakan Network Simulator dan Perangkat WiMAX PCR Ulimaz Talitha 1), Emansa Hasri Putra, S.T., M.Eng. 2), Hamid Azwar,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya pengguna layanan telekomunikasi yang menuntut fleksibilitas dalam berkomunikasi sehingga dapat menunjang aktivitas yang dilakukan oleh pengguna, oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini sangat signifikan seiring dengan meningkatnya kebutuhan pengguna layanan sistem informasi

Lebih terperinci