Pemberian Hak Cipta Seni Batik Terhadap Perlindungan (IKM) Industri Kecil Menengah Batik
|
|
- Sugiarto Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pemberian Hak Cipta Seni Batik Terhadap Perlindungan (IKM) Industri Kecil Menengah Batik (Studi Kasus Kepemilikan Batik Cirebon) M.Ashof Sulaiman Mahasiswa Ekonomi Pembangunan-FEB Trunojoyo Madura Abstrak Indonesia memiliki berbagai macam keanekaragaman dari segi kultur budaya, suku dan adat istiadatnya. dari tiap daerah tersebut memilki produk khas daerahnya yang menjadi pembeda dari tiap daerah. salah satunya Batik yang sekarang menjadi mendunia baik dari produk dalam negeri maupun luar negeri. Dari banyaknya produk batik, dapat menyebabkan tiap daerah maupun negara lain bisa mengklaim dengan mudah. Dari batik cirebon sendiri merupakan batik nusantara dengan khas pesisiran dan memiliki seni kraton kasepuluhan dan kanoman, dari keunikan batik tersebut memiliki daya tarik tersendiri yang bisa di kembangkan didaerah maupun negara lain. Penelitian ini menggunakan metode normatif yuridis dengan pendekatan kuntitatif terhadap penelitian terdahulu. Dari hasil penelitian ini, peneliti ingin melindungi terhadap hak kepemilikan batik tersebut dengan cara diberikan perlindungan Hak Cipta seni batik yang diatur pada pasal 12 ayat (1) huruf i UU Tentang Hak Cipta No. 19 tahun Dari isi pasal tersebut memiliki isi dalam melindungi motif batik kreasi baru dan konteporer yang menunjukkan keaslian yang dibuat secara konvensional. Pada tujuan tersebut untuk melindungi terhadap batik cirebon agar tidak di klaim dari daerah maupun negara lain, dan bisa menjadikan perlindungan terhadap (IKM) Industri Kecil Menengah batik yang dikembangkan di cirebon. sebab batik memiliki keunikan yang berbeda dari baik lainya dan sudah terkenal dikalangan nasional maupun internasional.sebab dari industri dari luar bisa membuat produk yang sama dengan menjual dengan harga yang lebih murah, sehingga dapat merugikan dari IKM yang ada di cirebon sendiri. Kata kunci: Batik cirebon, Hak Kepemilikan/Hak Cipta, IKM Batik. Pendahuluan Batik merupakan salah satu hasil yang diciptakan dalam perkembangan dalam pemikiran manusia sendiri, yang didalamnya mencakup berbagai kondisi lingkungan sekitar, budaya, Geografi, keunikan filosofi khas daerah yang timbul 1
2 dari dalam intelektual manusia yang dikembangkan kedalam penilisan batik yang menjadi ke khasan suatu daerah tersebut. Dari perkembangan industri batik sendiri di indonesia yang tercatat Pada direktorat jendral perindustrian perdagangan pada tahun 2009 mencatat, jumlah unit usaha skala kecil Menengah (IKM) sebanyak unti yang industri batik skala besar sebanyak 17 unit dengan total tenaga kerja yang terserap berjumlah orang terdiri dari IKM tenaga kerja industri besar sebanyak tenaga kerja dengan nilai produksi mencapai Rp triliun dan total ekspor mencapai US$ 110 juta. Dalam kurun waktu perkembangan nilai produksi nilai ekspor batik rata-rat pertahun US$ 114,8 juta dan nilai produksi rata-rata pertahun Rp milyar. Jika dilihat dari perbandingan kedua nilai ini menunjukkan nilai ekspor batik hanya 3,1% setap tahunnya. Dengan adanya hal tersebut menunjukkan pemasaran batik masih didominasi oleh dalam negeri. Dari indonesia sendiri memiliki peraturan perundang-undangan terhadap Hak Cipta yang diberikan atas seni batik sejak tahun 1987 melalui undang-undang Nomor 7 tahun 1987 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1982 tentang hak cipta, dan dikembangakan pada WTO (World Trade Organization) terhadap persatuan pembentukan organisasi perdagangan dunia atau TRIPs pembuatan aturan yang bertujuan untuk melindungi (HAKI) Hak Atas Kekayaan Intelektual. Denan kata lain indonesia harus mengkordinisir mengenai perlindungan HAKI dan isi terhadap WTO dengan mengetahui standar minimun yang dilaksanakannya. Dari keputusan presiden No. 18 tahun 1997, yaitu menyempurnakan mengenai hak cipta melalui Undang-Undang No. 12 tahun 1997 dan UU No. 19 tahun 2002 tentang hak cipta yang dipakai sampai sekarang dalam memperoleh hak cipta terhadap suatu barang. Salah satunya seni batik merupakan ciptaan yang dilindungi dengan psal 12 ayat (1) huruf i. Dari adanya peraturan dalam kekayaan hak intelektual juga memiliki keuntungan dengan keadaan batik salah satunya pengrajin batik batik yang ada di kabupaten cirebon, dari aturan tersebut pengrajin batik cirebon tersebut dapat menambah peluang terhadap peningkatan pendapatan. sebabbatik cirebon 2
3 memiliki keunikan yang tersendiri dan produknya banyak sehingga mudah diminati para pecinta batik. Dari batik cirebon yang terkenal dengan kraton kasepuhan dan kanoman yang terdapat batik klasik yang masih dikerjakan masyarakat desa Trusmi, dengan produk batik motif Mega Mendung. Paksinaga Liman, Patran Keris, Patran Kangkung, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, Ayam Alas, Sawat Penganten, Ketawono, Gunung Giwur, Simbar Mejangan, Simbar Kendo dan masih banyak dari motif lain yang dipersiapkan di desa trusmi. Dari bermacam-macam jenis motif tersebut Menurut dinas perdagangan dan perindustrian kabupaten cirebon, terdapat 323 unit usaha dan dari 160 unit usaha didominasi oleh pengrajin batik dan didalamnya lebih dari 70 persen warga desa trusmi. Dari banyaknya unit maupun program tersebut masih belum mendapatkan perlindungan memadai sebagai hak paten terhadap potensi budaya tradisional kabupaten cirebon. Dan mudah di tiru/dikleim oleh daerah lain maupun swasta dan dari masyarakat luar negeri. Dengan menimbulkan permasalahan pada tahun 1990 adanya permasalahan pengkleiman jenis batik dari cirebon. Dari kasus terhadap peniruan motif pernah terjadi anatar penguaha batik dikabupaten cirebon, yaitu pada tahu 1990, kasus mengenai penjiplakan motif batik tradisionallereng kembang cirebon, Lereng sirkit dan paksi nagaliman. Yang berakhir dipengadilan dicirebon. Oleh perusahaan batik abed menda dengan mendaftarkan motif lereng kembang cirebon. Untuk seragam PGRI ke direktorat jendral Hak Kekayaan Intelektual Untuk memperkuat bahwa motif itu miliknya (CV. Batik Gunung Jati). Dan kemudian diketahui oleh pengusaha batik yang lain bernama H. Ibnu Hajar bin Mugni yang juga memproduksi seragam batik PGRI dengan motif yang sama dan dituduh dengan penjiplakan. Setelah kasus disidangkan terunggkap bahwa sebenarnya motif tersebut bukan karya abed menda dan nomor register pendaftaran mencantumkan dua nomor register yang berbeda merupakan nomor kelahiran anak-anaknya serta nomor kelahiran usahnya. Dari keterangan saksi ahli dan surat keterangan dari balai besar penelitian dan pengembangan industri kerajinan dan batik. Dan diketahui motif tersebut adalah motif tradisional yang telah menjadi milik seluruh indonesia dan tidak dapat dimiliki perorangan dan hak cipta dipegang oleh negara. 3
4 Dari adanya permasalahan tersebut perluadanya kebijakan pemerintah adaerah cirebon dalam memberikan hak cipta terhadap batik yang dikembangkan di kebupaten cirebon. Agar tidak merugikan baik dari masyarakat pengrajin IKM batik cirebon dan melindungi khas daerah yang dimiliki daerah cirebon melalui usaha batik. Kajian teori Menurut rescoe poud bahwa hukum dapat berperan sebagai pembaruan masyarakat. Hukum harus memperhatikan kepetinga-kepentingan sosial dan perkembagan masyarakat. Hukum sebagai kaidah tidak bisa dilepaskan dari nilainilai yang berlaku disuatu masyarakat. Dengan adanya hak kekayaan intelektual yang telah berlaku dapat menigkatkan kesadaran masyarakat bahwa betapa pentingnya perlindungan hak kekayaan intelektual dalam masyarakat. Menurut rebert M, Sherwood ada beberapa teori yang mendasar perlu adanya perlindungan hak kekayaan intelektual yaitu. 1. Reward Theory. yaitu kekayaan terhadap intelektual yang telah dihasilkan oleh penemu/pencipta/pendesain sehingga ia harus diberi penghargaan sebagai imbalan atas upaya kreatifnya dalam menemukan/menciptakan karya intelektualnya. 2. Recovery Theory. bahwa penemu/pencipta pendesain yang telah mengeluarkan waktu, biaya, serta tenaga untuk menghasilkan karya intelektualnya harus memperoleh kembali apayang dikeluarkan. 3. Incentive Theory. dalam teori ini dikaitkan dengan pengembangan kan kreatifan dengan memberikan insentif kepada para penemu/pencipta/pendesain untuk mengupayakan terpacunya kegiatankegiatan penulis yang berguna. 4. Risk Theory. bahwa hak keyaan intelektual yang merupakan hasil dari suatu penelitian yang mengandung resiko sehingga yang memungkinkan orang lain yang terlebih dahulu menemukan cara untuk memperbaikinya. Dengan begitu wajar apabila diberi perlindungan hukum terhadap upaya atau kegiatan yang mengandung resiko tersebut. 4
5 5. Economics Growth Stmulus Theory. bahwa perlindungan hak kekayaan intelektual merupakan alat pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi adalah seluruh tujuan diangunnya sistem perlindungan atau HKI yang efektif. Dalam intinya hak kekayaan intelektual adalah hal untuk menikmati secara ekonomi hasil atau suatu kreatifitas intelektual dan objek yang diatur dalam hak kekayaan intelektual adalah karya-karya yang timbul atau dilahirkan karena kemampuan intelektual manusia yang penting dalam pembangunan ekonomi dan perdagangan yang diharapkan. Metode penelitian Dari permasalahan yang diteliti, peneliti akan menggunkan dari sudut sifatnya melalui penulisan deskrpitif. Dengan tujuan mengetahui gambaran bagaimana perlindungan hak cipta seni batik cirebn yang telah diatur oleh undang-undang hak cipta No. 19 tahun Dan kemudian juga melihat bagaiman upaya pemerintah daerah dan pengrajin batik dalam melindungi karya batiknya. Baik dalam batik tradisional maupun batik konteporer. Dalam jenis penelitian yang akn digunaka adalah normatif yuridis. Dengan melakukan menarik asas-asas hukum yang terdapat pada peraturan perundangundangan hak cipta No. 19 tahun 2002 untuk memahami bagaimana perlindungan undang-undang hak cipta tersebut terhadap seni batik khususnya batik cirebon. Dalam penulisan dengan metode melihat penelitian terdahulu yang dilakukan didaerah cirebon dan didukung dengan sumber refresnsi, dokumen tentang batik di daerah cirebon. Dengan penggunaan analisis melalui peraturan mengenai hak cipta seperti undang-undang Hak Cipta No. 19 tahun Dengan mengetahui bagaimana terhadap perkembangan batik dan bisa menguntungkan pada penrajin batik yang ada di daera cirebon tersebut. Pembahasan Dari perkembangan batik cirebon memiliki banyak penghasil produk batik cirebon diantaranya desa trusmi, plumbon, kali tengah dan kanduruan yang 5
6 terdapat 323 unit usah batik yang terbesar dikabupaten cirebon terdapat tenaga kerja yang setiap harinya menggantungkan nasib pada industri kerajinan ini dengan nilai produksi RP dengan mencapai kapasitas produksi batik tulis, cap dan kombinasi mencapai 19, 521 kodi/pertahunya. Dari upaya perlindungan hak cipta seni batik lukis cirebon oleh pemerintah kabupaten cirebon, yaitu sudah mendaftarkan ke direktorat jendral industri kecil menengah. Dari depertemen perindustrian melakukan permohonan pendaftran hak cipta, namun hanya dari 100 motif yang ada hanya sebanyak 23 motif batik cirebon yang dianggap kreasi baru yang terdaftar ke direktorat hak cipta, desain, industri, desai tata letak sirkuit terpadu dan rahasia dagang. Yang dilaksanakan pada direktorat jendral hak kekayaan intelektual pada tanggal 23 Desember Akan tetap setel dilakukan oleh direktoral jendral hak kekayaan intelektual, kekayaan yang didaftarkan tersebut kekayaan ciptaaan yang dilindungi sebagai mana maksud pada pasal 13 ayat (1) huruf i UU hak Cipta No. 19 tahun Karena merupakan hasil kebudayaan rakyat yang di eksprsi folkor yang menjadi milik bersama dan secara otomatis dilindungi oleh negara. Dengan adanya hal tersebut diketahui oleh dinas perindustrian dan perdagangan mengenai seni hak cipta batik pada pasal 12 ayat (1) huruf i UU Hak Cipta dengan pasal 10 ayat 2 UU Hak Cipta Tersebut. Dan masih belum adanya peraturan pelaksanaan mengenai UU Hak Cipta yang dipegang oleh negara, maka inventaris karya ekspresi foklor dikembalkan ke wilayah kepada darah atau wilayah masingmasing Dalam meningkatkan terhadap pemahaman hak kekayaan intelektual batik, adanya peran dinas perindustrian an perdagangan kabupaten cirebon telah melakukan sosialisasi mengenai hak kekayaan intelektual kepada industri kecil menengah (IKM) dikabupaten cirebon mengenai IKM batik. Dalam tugasnya dinas perindustrian dan perdagangan melakukan sosilaisasi mengenai kerja sama dengan pusat layanan hak kekayaan intelektual. Den mensosialisasi kan adanya batik mart batik Indonesia meskipun belum memenuhi perrsyratan mendapatkan sertifikat batik mark, sebab belum memenuhi setandart nasional indonesia (SNI) dengan biaya yang cukup mahal. 6
7 Dalam peran pemerintah sendiri Dalam upaya yang dilakukan pemerintah terhadap seni batik salah satunya terhadap penkliman kebudayaan batik. Agar lebih menfokuskan pada potensi daerah cirebon mengenai batik. Sebab batik tersebut meudah ditiru baik segi motif maupun warna dan lainsebagainya apabila masih belum dipatenkan dan terdaftar kedalam hak kekayaan intelektual daerah dan diakui oleh negara. Dan pemerintah juga harus ikut membantu dalam pengembangan produk batik tersebut. Melalui pendirian musium batik, sistem pemasaran dan membantu dalam pengembangan batik cirebon tersebut. Agar dapa menguntungkan pada IKM Industri Kecil Menengah Batik Daerah khas Cirebon. Dan menajadikan pelestraian terhadap batik cirebon dari masa sekarag sampai masa generasi akan datang semakin berkembang. Kesimpulan dari hasil penelitian diatas telah dipaparkan dengan kesimpulan sebagai berikut: pada sisitem di ini donesia melalui hak kekayaan intelektual terhadap seni batik yaitu harus mencakup UU Hak Cipta NO. 19 Tahun 2002 yag diataru pada pasal 12 ayat 1 huruf i dan pasal 10 ayat 2 agar dapat memenuhi persyaratan terhadap hak cipta dan diakui oleh negara. Selajutnya batik dilindungi pada pasal 10 ayat 2 sebagai motif tradisional yang dimiliki oleh masyarakat cirebon. Dan dengan adanya hak paten tersebut diharapkan dapat memberikan peran positif terhadap masyarakat pengrajin batik atau IKM Industri Kecil Menengah di daerah cirebon. Sebab Apabila batik tersebut sudah dipatenkan maka pihak yang lain tidak bisa ikut meng klaim dari batik tersebut. Dan masyarakat pengrajin batik cirebon bisa menjual dengan harga yang menguntungkan, sebab tidak ada pesaingan dalam penjualan batik yang sama khas dari cirebon dan sudah dilindungi akan kekhasan nya. Dan dari adanya hak paten juga bisa menguntungkan pada pemerintah daerah, sebab daerah tersebut memiliki kekayaan khas batik cirebon dan tidak mudah ditiru oleh daerah lain maupun masyarakat sekitar. 7
8 Saran Dengan adanya penelitian ini, diharapkan peran pemerintah harus tegas dalam mengambil kebjakan dalam memberikan hak paten pada batik di daearah cirebon tersebut. Sebab peran pemerintah sangat penting dalam mendaftarkan hak kekayaan intelektualnya melalui hak cipta agar tidak mudah diklaim oleh daerah maupun negara lain. Referensi Haki, M. P., Haki, P., & Cipta, H. (n.d.). HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HaKI). Indonesia, U., Seliriana, M., Hukum, F., Studi, P., Ilmu, M., & Ekonomi, K. H. (2012). PERLINDUNGAN HAK CIPTA SENI BATIK CIREBON. Kasus, S., & Kota, D. I. (n.d.). Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Hak Kekayaan Intelektual, Batik A. PENDAHULUAN Latar Belakang, (2). Mapson, L. C. (2010). Kesenian, Identitas, dan Hak Cipta : Kasus Pencurian Reog Ponorogo. Persyaratan, M., Meraih, G., Sarjana, D., & Belakang, A. L. (2010). No Title. World Trade Organization 1. (n.d.), (158), 1 7. Wulansari, N. (2013). PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENCIPTA BATIK BOLA ( Studi di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta ). indonesia. Undang-Undang tentang Hak Cipta Nomor 19 LN No. 85 Tahun 2002, TLN No
2015 KEARIFAN LOKAL PADA JENIS DAN MOTIF BATIK TRUSMI BERDASARKAN NILAI-NILAI FILOSOFIS MASYARAKAT CIREBON
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cirebon termasuk wilayah Pantura, perbatasan Jawa Barat dengan Jawa Tengah, maka sangat memungkinkan terjadinya persilangan kebudayaan antara kebudayaan
Lebih terperinci2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak kota di Indonesia yang memproduksi batik dan tiap kota memiliki ciri tersendiri akan batik yang diproduksinya, seperti di Solo, Yogyakarta, Cirebon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki keragaman budaya dari berbagai daerah, yang berarti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki keragaman budaya dari berbagai daerah, yang berarti bahwa Indonesia mempunyai keunikan khas yang berbeda dari negara lain. Hal itu dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Novi Pamelasari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilson menyatakan bahwa kebudayaan adalah pengetahuan tentang ditransmisi dan disebarkan secara sosial, baik bersifat eksistensial, normatif maupun simbolis yang tercemin
Lebih terperinciEKSPRESI KARYA SENI TRADISIONAL SEBAGAI KEKAYAAN INTELEKTUAL BANGSA. Oleh: Etty S.Suhardo*
EKSPRESI KARYA SENI TRADISIONAL SEBAGAI KEKAYAAN INTELEKTUAL BANGSA Oleh: Etty S.Suhardo* Ketika bangsa ini resah karena banyak karya seni kita diklaim negara tetangga, kini kita lega, bahagia dan bangga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Definisi Batik Batik, adalah salah satu bagian dari kebudayaan Indonesia, Belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan desain motif batik seperti yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif di Indonesia. Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman dan kekayaan seni, budaya, suku, bangsa, dan agama. Keanekaragaman akan memberikan suatu identitas
Lebih terperinciMAKALAH HAK DESAIN INDUSTRI
MAKALAH HAK DESAIN INDUSTRI \ Oleh : 1 Lutfi Tri Ages F. 2 M. Arif Hidayatullah 3 M. Yoga Fernanda 4 Ruswanto PROGRAM D-2 TEKNIK INFORMATIKA AKADEMI KOMUNITAS NEGERI LAMONGAN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara wilayah yang sangat luas dan terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman tradisi dan warisan budaya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai isu internasional, HKI (Hak Kekayaan Intelektual) berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Sebagai isu internasional, HKI (Hak Kekayaan Intelektual) berkembang dengan pesat. HKI dari masyarakat tradisional, termasuk ekspresinya, cenderung dijadikan pembicaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang saat ini dirasakan hampir di seluruh dunia mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis global yang saat ini dirasakan hampir di seluruh dunia mengakibatkan dunia usaha di berbagai negara mengalami penurunan. Misalnya saja di Indonesia,
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PERESMIAN ACARA PESONA BATIK PESISIR UTARA JAWA BARAT. Di Hotel Sari Pan Pasific. Tanggal, 19 Mei 2016.
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PERESMIAN ACARA PESONA BATIK PESISIR UTARA JAWA BARAT Di Hotel Sari Pan Pasific. Tanggal, 19 Mei 2016. Yth. Pimpinan dan Pengurus Yayasan Batik Indonesia; Yth. Pimpinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang telah meratifikasi pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun
Lebih terperinciP E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI
P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI I. UMUM Indonesia sebagai negara berkembang perlu memajukan sektor industri dengan meningkatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DESAIN INDUSTRI DAN MEREK. Desain Industri merupakan salah satu bidang HKI yang dikelompokan
1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DESAIN INDUSTRI DAN MEREK 2.1 Desain Industri 2.1.1 Pengertian Dan Dasar Hukum Desain Industri Desain Industri merupakan salah satu bidang HKI yang dikelompokan kedalam Industrial
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu dibentuk Undang-Undang tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memajukan industri
Lebih terperinciUndang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memajukan industri
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memajukan industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dimana keunikan budaya yang dimiliki Indonesia telah diakui dalam kancah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang wilayahnya dipisahkan oleh samudera, selat, dan lautan yang mengakibatkan keberagaman etnik/suku bangsa yang memiliki adat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau Badan Usaha disemua sektor ekonomi (Tambunan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai keanekaragaman dalam hal seni maupun budaya. Hal ini sejalan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki berbagai keanekaragaman dalam hal seni maupun budaya. Hal ini sejalan dengan adanya keanekaragaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan terjemahan dari Intellectual Property Rights (IPR), yaitu hak atas kepemilikan terhadap karya-karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia yang perlu digali, dipelihara dilestarikan, dan dilindungi secara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan salah satu seni adiluhung dan mempunyai filosofi yang tinggi serta berkaitan erat dengan tata kehidupan yang mencerminan budaya bangsa Indonesia yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya terdapat tiga fungsi aparatur pemerintah seiring dengan bergulirnya reformasi birokrasi, yaitu fungsi penyelenggaraan pemerintah, fungsi penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia diproduksi di berbagai daerah di Indonesia dengan motif yang berbedabeda.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan hasil kerajinan yang memiliki nilai seni yang tinggi. Batik Indonesia diproduksi di berbagai daerah di Indonesia dengan motif yang berbedabeda. Saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini peranan pemerintah sangatlah penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan informasi dan teknologi berkembang pesat dengan adanya beberapa penemuan teknologi dari seseorang atau sekelompok orang yang ingin menciptakan
Lebih terperinciHAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN HAK KEKAYAAN INDUSTRI (HAKI)
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN HAK KEKAYAAN INDUSTRI (HAKI) 1. Pembahasan HAKI Keberadaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dalam hubungan antar manusia dan antar negara merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khas yang mewakili setiap suku bangsa di Indonesia dan dapat disebut juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beragam dan luar biasa.keberagaman budaya dari setiap suku bangsa merupakan aset yang harus dan sangat penting
Lebih terperinci*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Copyright (C) 2000 BPHN UU 32/2000, DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU *12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara di dunia yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaan di Indonesia tersebar di hampir semua aspek kehidupan,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memajukan industri
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERLINDUNGAN HAK CIPTA BAGI PRODUKSI ALAT PERAGA PENDIDIKAN
PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HAK CIPTA BAGI PRODUKSI ALAT PERAGA PENDIDIKAN SKRIPSI Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Dalam Ilmu Hukum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hak kekayaan intelektual merupakan suatu hak milik hasil pemikiran yang bersifat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak kekayaan intelektual merupakan suatu hak milik hasil pemikiran yang bersifat tetap dan eksklusif serta melekat pada pemiliknya. Hak kekayaan intelektual timbul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk baru atau pengembangan dari produk-produk. penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perdagangan global seiring berjalannya waktu selalu menghasilkan produk-produk baru atau pengembangan dari produk-produk sebelumnya yang memiliki kualitas
Lebih terperinciIntellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs) dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Desain Industri;
Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs) dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Desain Industri; UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 PENJELASAN ATAS TENTANG DESAIN INDUSTRI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa untuk memajukan industri yang mampu bersaing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejak dasawarsa delapan puluhan (era 1980-an), hak kekayaan intelektual atau
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dasawarsa delapan puluhan (era 1980-an), hak kekayaan intelektual atau dalam bahasa asing disebut Intellectual Property Rights kian berkembang menjadi bahan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memajukan industri yang mampu bersaing
Lebih terperinciUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n 2 000 Tentang Desain Industri DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memajukan industri yang mampu
Lebih terperinciUndang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (WTO)
PENGERTIAN HAKI: Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau Hak Milik Intelektual (HMI) atau harta intelek (di Malaysia) ini merupakan padanan dari bahasa Inggris Intellectual Property Right. Kata "intelektual"
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 243, 2000 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4045) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 244, 2000 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4046) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami inovasi dalam bentuk dan fungsinya, tidak semata-mata untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenun ikat di daerah Lombok Tengah dalam perkembangannya mengalami inovasi dalam bentuk dan fungsinya, tidak semata-mata untuk kepentingan busana saja, tetapi
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memajukan industri yang mampu bersaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Salah satu yang populer diantaranya, berasal dari bidang fashion
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang terkenal dengan keanekaragaman kesenian dan budaya. Salah satu yang populer diantaranya, berasal dari bidang fashion adalah batik. Daerah
Lebih terperinciPERMOHONAN PENDAFTARAN MEREK TIDAK BERITIKAD BAIK DALAM TEORI DAN PRAKTEK DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN
PERMOHONAN PENDAFTARAN MEREK TIDAK BERITIKAD BAIK DALAM TEORI DAN PRAKTEK DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Indonesia meratifikasi Perjanjian Wold Trade Organization (WTO)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perjanjian internasional tentang aspek-aspek perdagangan dari HKI
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil olah pikir manusia dapat berupa karya, produk maupun proses yang kemudian dituangkan secara nyata dan dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari satu diantaranya
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN DAN HAK CIPTA PADA KAIN PRODUKSI PT ISKANDARTEX SURAKARTA
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN DAN HAK CIPTA PADA KAIN PRODUKSI PT ISKANDARTEX SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Penyusunan Melengkapi pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: WAA
Lebih terperinciPerkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara untuk
1 A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara untuk dapat bersaing satu sama lain agar eksitensi perekonomiannya tidak tersingkir dari komunitas masyarakat
Lebih terperinciIV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Syarat Serta Prosedur Pendaftaran dan Pembatalan Pendaftaran Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu 1. Syarat dan Prosedur Pendaftaran Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para pemilik bisnis baik kecil, menengah, maupun besar, benar-benar harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, di mana persaingan bisnis berlangsung sengit, para pemilik bisnis baik kecil, menengah, maupun besar, benar-benar harus berupaya
Lebih terperinci(a) pembajakan merajalela akibatnya kreativitas menurun;
DESAIN INDUSTRI SEBAGAI BAGIAN PERLINDUNGAN HUKUM DI BIDANG HAKI Oleh: Widowati ABSTRAKSI Tujuan perusahaan didirikan adalah untuk memperoleh profit. Agar profit dapat diraih biasanya perusahaan melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan salah satu seni budaya Indonesia yang sudah menyatu dengan masyarakat Indonesia sejak beberapa abad lalu. Batik menjadi salah satu jenis seni kriya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbiasa untuk mengasah kemampuan dan intelektualitas pada dirinya. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia mempunyai kreatifitas untuk menciptakan sesuatu, dengan memanfaat kemampuan tersebut manusia mampu bertahan didalam kehidupannya dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting. Oleh sebab itu banyak pengusaha asing yang berlomba
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Tidak dapat kita pungkiri bahwa merek merupakan suatu aset yang sangat berharga dalam dunia perdagangan sehingga memegang peranan yang sangat penting. Oleh
Lebih terperinciRGS Mitra 1 of 10 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU
RGS Mitra 1 of 10 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU I. UMUM Indonesia sebagai negara berkembang perlu memajukan sektor industri
Lebih terperinciPengenalan Kekayaan Intelektual Oleh : dr. Gita Sekar Prihanti, M Pd Ked SENTRA KI - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Pengenalan Kekayaan Intelektual Oleh : dr. Gita Sekar Prihanti, M Pd Ked MUHAMMADIYAH MALANG Apa Kekayaan Intelektual (KI)? ADALAH: kreasi dari pikiran yang muncul dari kemampuan intelektual manusia, berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempat merupakan salah satu konsep geografi yang terbentuk dari kondisi fisik dan sosial tertentu, seperti dikemukakan Maryani (2011: 22) bahwa tempat dibentuk oleh
Lebih terperinciKELEMAHAN HUKUM DALAM UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA. LETAK SIRKUIT TERPADU Rr. Aline Gratika Nugrahani*).
KELEMAHAN HUKUM DALAM UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU Rr. Aline Gratika Nugrahani*). Abstrak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah materi baru dalam bidang Hak
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. (Intelectual Property Rights Law)
TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (Intelectual Property Rights Law) Hak Kekayaan Intelektual : Jenis Jenis dan Pengaturannya O l e h : APRILIA GAYATRI N P M : A10. 05. 0201 Kelas : C Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat Indonesia yang tinggal di Kepulauan Nusantara dengan bangga dalam hal keanekaragaman kebudayaan.
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HAK CIPTA SENI BATIK CIREBON TESIS
UNIVERSITAS INDONESIA PERLINDUNGAN HAK CIPTA SENI BATIK CIREBON TESIS MARIAH SELIRIANA 1006737024 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Strata II FAKULTAS HUKUM PROGRAM STUDI MAGISTER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan strategi pemberdayaan ekonomi di negaranya masing-masing.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjalanan peradaban suatu bangsa terus berkembang mengikuti arus perubahan yang terjadi dalam masyarakat, sebagai akibat dari berkembangnya pola pikir, intelektual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini teknologi merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini teknologi merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi kaum manusia. Tiada orang yang dapat memungkiri kebutuhan teknologi bagi kehidupan manusia hari ini. Penemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mendorong
12 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mendorong peningkatan volume perdagangan internasional terutama ekspor produk non migas. 5 Perdagangan ekspor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Tidak terlepas oleh pakaian adat dan
Lebih terperinciETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara. Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke:
ETIKA PERIKLANAN Modul ke: Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi Periklanan (Marcomm) www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciHAKI PADA TEKNOLOGI INFORMASI
HAKI PADA TEKNOLOGI INFORMASI JANUARI RIFAI januari@raharja.info Abstrak Apa itu HAKI? Hak Atas Kekayaan Intelektual atau HAKI merupakan hak eksklusif yang diberikan negara kepada seseorang, sekelompok
Lebih terperinciARTIKEL PPM SOSIALISASI HKI BAGI USAHA KECIL MENENGAH (UKM) BINAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Oleh:
1 ARTIKEL PPM SOSIALISASI HKI BAGI USAHA KECIL MENENGAH (UKM) BINAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh: Prof. Dr. Sri Atun Darmono, M.T Dr. Sri Handayani Dibiayai oleh Dibiayai oleh Dana DIPA UNY Sesuai
Lebih terperinciBUPATI BOLAANG MONGONDOW PROVINSI SULAWESI UTARA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW NOMOR TAHUN 2015
BUPATI BOLAANG MONGONDOW PROVINSI SULAWESI UTARA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW NOMOR TAHUN 2015 TENTANG SIKAYU KAIN TENUN KHAS BOLAANG MONGONDOW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) saat ini terus meningkat dan berkembang pesat, Kemampuan IKM dalam persaingan di dunia industri
Lebih terperinciAplikasi E-Commerce Batik Trusmi di Kota Cirebon Sebagai Salah Satu Media Promosi dan Transaksi Secara Online
Aplikasi E-Commerce Batik Trusmi di Kota Cirebon Sebagai Salah Satu Media Promosi dan Transaksi Secara Online Rima Handayani Program Studi Magister Ilmu Komputer, Universitas Budi Luhur Jl. Raya Ciledug,
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN
17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bidang pendidikan merupakan satu hal yang penting bagi semua warga Negara, karena lewat pendidikan manusia dididik agar dapat mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum dan HAM RI Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 4045 (Penjelasan Atas Lembaran Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Batik telah menjadi identitas bangsa Indonesia di mata dunia Internsional. Batik merupakan warisan budaya leluhur yang tersebar diberbagai wilayah di Indonesia.
Lebih terperinciHAK KEKAYAAN INTELEKTUAL ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM. 1 HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI) Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau Hak Milik Intelektual (HMI) atau harta intelek (di Malaysia)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ciptaan batik pada awalnya merupakan ciptaan khas bangsa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ciptaan batik pada awalnya merupakan ciptaan khas bangsa Indonesia yang dibuat secara konvensional. Karya-karya seperti itu memperoleh perlindungan karena mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut. Sedangkan berdasarkan pasal 28 tentang PAUD menyatakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini untuk selanjutnya disebut (PAUD) merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional, hal ini sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan kerajinan yang memiliki keindahan corak, warna, serta berbagai motif tradisional bernilai seni tinggi yang telah diakui dunia. Terbukti pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dibanding dengan tahun lalu. Kondisi ini tidak lepas dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang dinilai menjadi negara yang sukses dibidang perekonomian saat ini. Hal ini dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang baik dibanding dengan
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 242, Tam
No. 301, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Perjanjian. Lisensi Kekayaan Intelektual. Permohonan. Pencatatan. Syarat dan Tata Cara. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK
Lebih terperinciPERLINDUNGAN TERHADAP HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL Diberlakukannya perjanjian TRIPs (Trade Related Aspects of Intellectual Property Right) pada tanggal 1 Januari 2000 memberikan harapan adanya perlindungan
Lebih terperinciNI MATUZAHROH, S.PSI, M.SI BAHAN DISKUSI WORKSHOP SENTRA HKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK SENTRA HKI-UMM
NI MATUZAHROH, S.PSI, M.SI BAHAN DISKUSI WORKSHOP SENTRA HKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK SENTRA HKI-UMM KEKAYAAN INTELEKTUAL Kreasi Kreatif (ide, gagasan) Kemampuan intelektual :Pemikiran, tenaga,
Lebih terperinciURGENSI PENGATURAN EKSPRESI BUDAYA (FOLKLORE) MASYARAKAT ADAT. Oleh : Simona Bustani *
URGENSI PENGATURAN EKSPRESI BUDAYA (FOLKLORE) MASYARAKAT ADAT Oleh : Simona Bustani * Abstrak Perlindungan hukum terhadap ekspresi budaya tradisional (folklore) dalam Pasal 10 Undang-Undang Nomor 19 tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia sejak terjadinya krisis moneter mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Perekonomian di Indonesia sejak terjadinya krisis moneter mengalami kesulitan. Keadaan ini tidak hanya terjadi pada industri besar atau menengah saja, melainkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan perlindungan hukum terhadap rahasia dagang sebagai bagian. perdagangan dari HKI (The TRIPs Agreement) tidak memberikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa tujuan membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejumlah uang setiap waktu yang ditentukan. Maka dari itu, HKI akan mendorong
! 1 BAB I PENDAHULUAN A.! Latar Belakang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) memiliki peranan yang sangat penting bagi perkembangan kegiatan perdagangan di dunia, termasuk Indonesia. Dengan adanya HKI, diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik sudah dikenal sekitar abad ke-13, yang pada saat itu masih ditulis dan dilukis pada
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
1 BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah Kondisi masyarakat yang mengalami perkembangan dinamis, tingkat kehidupan masyarakat yang semakin baik, mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan apa
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memajukan industri yang mampu bersaing
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Niagara Vol. 1 No. 3, Oktober 2009 PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) TERHADAP USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) TERHADAP USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) Sulasno ABSTRAK Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atas usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memegang
Lebih terperinciEKSPLORASI ETNOMATEMATIKA BATIK TRUSMI CIREBON UNTUK MENGUNGKAP NILAI FILOSOFI DAN KONSEP MATEMATIS
EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA BATIK TRUSMI CIREBON UNTUK MENGUNGKAP NILAI FILOSOFI DAN KONSEP MATEMATIS Arwanto, M.Pd Universitas Muhammadiyah Cirebon Email : adearwan49@gmail.com Abstrak Etnomatematika merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersama, yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Dengan semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak awal kemerdekaan bangsa dan negara indonesia, bangsa indonesia telah bertekad untuk mewujudkan suatu masyarakat yang dicitacitakan bersama, yaitu masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karakter yang eksklusif. Berdasarkan Undang-undang No. 31 Tahun 2000 hak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bagian dari Hak Atas Kekayaan Intelektual (HKI), industri memiliki karakter yang eksklusif. Berdasarkan Undang-undang No. 31 Tahun 2000 hak atas industri diberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu, kebiasaan manusia modern yang selalu bergerak cepat telah membuka pintu bagi terciptanya zaman globalisasi, manusia dapat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan UUDTLST yang menjadi payung hukum DTLST di Indonesia,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Berdasarkan UUDTLST yang menjadi payung hukum DTLST di Indonesia, pengertian DTLST dibedakan menjadi dua bagian yaitu desain tata letak
Lebih terperinciSOFYAN ARIEF SH MKn
Kekayaan Intelektual SOFYAN ARIEF SH MKn sofyanariefumm@gmail.com 085736025201 PROSES LAHIRNYA KARYA INTELEKTUAL Olah pikir manusia Lahir karena kemampuan Intelektual Manusia Manusia Menghasilkan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam upayanya memperbaiki nasib atau membangun segala
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gelombang globalisasi tidak terbendung lagi memasuki setiap negara. Indonesia dalam upayanya memperbaiki nasib atau membangun segala potensinya perlu memperhitungkan
Lebih terperinci