BAB IV ANALISIS TERHADAP MAQAMAT DALAM TASAWUF AMIN SYUKUR SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL
|
|
- Johan Chandra
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS TERHADAP MAQAMAT DALAM TASAWUF AMIN SYUKUR SEBAGAI TERAPI KESEHATAN MENTAL Dalam bab IV ini penulis akan mencoba melihat bagaimana metode tasawuf sebagai terapi kesehatan mental dan bagaimana relevansi tasawuf sebagai terapi kesehatan mental terhadap kehidupan sekarang. Dalam bab-bab sebelumnya, penulis telah menguraikan dan membahas beberapa pilar pemikiran tasawuf Amin Syukur yang penulis anggap memiliki relevansi dengan kajian ini, yaitu metode tasawuf sebagai terapi kesehatan mental. Selanjutnya dalam bab IV ini penulis akan mencoba melihat bagaimana analisis konsep tasawuf sebagai terapi kesehatan mental; analisis pandangan Amin Syukur terhadap maqamat dalam tasawuf sebagai terapi mental; dan dilanjutkan dengan relevansi tasawuf sebagai terapi kesehatan mental menurut Amin Syukur terhadap kehidupan sekarang. A. Analisis Konsep Tasawuf sebagai Terapi Kesehatan Mental Dari penjelasan bab 3 tasawuf dikelompokkan menjadi tiga yaitu tasawuf akhlaki, tasawuf amali dan tasawuf falsafi. Dari ketiga kategori tersebut, fokus kajian Amin Syukur adalah tasawuf akhlaki. Menurutnya tasawuf akhlaki merupakan ajaran mengenai moral atau akhlak yang hendaknya diterapkan sehari-hari guna memperoleh kebahagiaan yang optimal. 1 1 Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, (Semarang: Bima Sejati, 2003), hlm
2 65 Tasawuf akhlaki juga merupakan ajaran etika yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat membentuk manusia berperilaku baik terhadap diri sendiri, Tuhan, sesama dan alam bisa dijadikan alternatif bagi kerusakan moral yang melanda dunia modern sekarang. Dengan tiga ajaran tasawuf yakni menghilangkan sifat-sifat buruk (takhalli) yang dilakukan dengan penghayatan, keimanan dan ibadah, latihan sungguh-sungguh terhadap nafs dan muhasabah. Tahap selanjutnya membawa manusia untuk menghiasi diri dengan sifat-sifat yang baik (tahalli) dan akhirnya mampu mencapai tingkat tajalli, terbukanya hijab serta mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Untuk mencapai tujuan tasawuf, maka seorang sufi berusaha semaksimal mungkin untuk menguasai dan mengendalikan hawa nafsunya yang selalu mengajak kepada kejahatan. Adapun ajaran tasawuf amaliah yang dapat dijadikan sebagai terapi yaitu seperti zuhud, yang akan menghasilkan sikap keseimbangan antara aspek-aspek lahiriah dan batiniah, jasmaniah, dan rohaniah. Qana ah, yang akan menghasilkan bebas dari sifat ghurur (tertipu). Rida, menjadi salah satu sarana penenang jiwa atas segala keputusan Allah. Wara, menghasilkan ketenangan jiwa. Sabar, akan melahirkan sikap tawadhu, takwa, shiddiq, dan lain-lain. Tawakal, akan menghasilkan pencegahan penyakit dan sebagainya. Maka dari itu, Setiap penyakit pasti ada obatnya. Hanya kematian yang tidak mungkin ditemukan obatnya. Bila sekarang ada penyakit yang belum diketemukan obatnya, misalnya HIV, bukan berarti obatnya tidak ada. Hanya belum ditemukan saja. Dulu ada banya penyakit yang belum ditemukan obatnya, tetapi kini dengan mudah kita bisa mendapatkannya. Obatnya bisa berada di sekitar kita. Bahkan lingkungan kita sudah menyediakan obatnya, Dan Kami
3 66 menurunkan Al-Qur an sesuatu yang menjadi penawar (syifa ) dan rahmat bagi orang-orang mukmin, dan Al-Qur an itu tidak menambah kepada orang-orang yang dhalim kecuali kerugian, (QS Al-Isra [17]: 82). Dalam ayat tersebut terdapat kata syifa, artinya penyembuhan terhadap penyakit. Dalam kenyataannya ada dua macam penyakit yakni fisik dan psikhis. Keduanya bisa bersumber dari pikiran atau perasaan dan dari perut. Al-ma iddatu bait al-daa, wa al-himyatu ra su kulli dawā, perut adalah sumber penyakit, dan diet adalah obat segala penyakit. Sakit fisik bisa berpengaruh kepada sakit psikhis, dan sebaliknya sakit psikhis menyebabkan sakit fisik. Proses penyembuhan yang dilakukan jangan sampai menyalahi sunnatullah (hukum alam atau hukum sebab akibat). Menyembuhkan penyakit dengan medis merupakan usaha (ikhtiar) manusia yang sesuai dengan sunah-nya. Dikatakan oleh Amin Syukur bahwa ketenangan bisa menghasilkan metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan tubuh manusia menjadi sangat normal, tenang, dan teratur. 2 Akan tetapi, hidup tidak selamanya memberi kita kenyamanan dan ketenteraman. Ada saja momen atau kejadian yang mendorong munculnya stress dalam diri kita. Artinya kita tidak mungkin terhindar dari stress. Agar kondisi metabolisme dalam tubuh kita tetap dalam kondisi stabil, maka jalan yang hendaknya kita tempuh adalah dengan mengelola kemarahan dan memanage stress setepat mungkin. Hendaknya kita menerima kenyataan apa adanya 2 Amin Syukur, Żikir Menyembuhkan Kankerku. hlm. 166.
4 67 (qana ah), dan tidak melakukan tindakan yang berlebihan, inilah yang diajarkan oleh Islam. Banyak jalan yang bisa ditempuh untuk melakukan pengobatan sufistik. Jalan-jalan tersebut antara lain sama dengan apa yang dilakukan oleh kaum sufi, yakni taubat, wara, sabar, zuhud, rida dan bertawakal. Cara-cara ini terbukti sangat ampuh dalam mengatasi berbagai penyakit. 1. Taubat, orang yang bertaubat kepada Allah SWT adalah orang yang kembali dari sesuatu menuju sesuatu, kembali dari sifat-sifat yang tercela menuju sifat-sifat yang terpuji, kembali dari larangan Allah menuju perintah-nya, kembali dari maksiat menuju taat. Dosa sendiri secara psikologis merupakan beban bagi seseorang yang melakukannya. Akibat dosa yang dilakukannya itu, tidak jarang mengakibatkan stress atau depresi, yang pada gilirannya mendatangkan penyakit. Hal ini dapat dimaknai dari pemahaman tentang alran (noktah/titik hitam), yang secara fisik dapat dimaknai sebagai bakteri atau bibit penyakit. Dengan demikian, dosa adalah bibit penyakit secara fisik maupun secara psikis. Cara ampuh untuk menghilangkan bibit penyakit itu, tidak lain kecuali dengan taubat. 2. Zuhud, Amin Syukur mengatakan bahwa dunia dipandang sebagai sarana ibadah dan untuk meraih keridaan Allah SWT, bukan tujuan hidup dan disadari bahwa mencintai dunia akan membawa sifat-sifat mazmumah (tercela). mentalitas zuhud dapat dijadikan sebagai sarana untuk penyembuhan bagi penyakit jiwa. Penyakit jiwa yang dimaksud tentu saja penyakit jiwa yang disebabkan oleh materi, atau upaya pencarian materi,
5 68 sehingga melupakan segalanya, bahkan dirinya sendiri. Memporsir tenaga tanpa menghiraukan kesehatan; Memakan makanan yang haram; berlebihlebihan terhadap yang halal. Pada akhirnya, materi tidak tercukupi, Allah ditinggalkan, dan ia tidak mendapatkan apa-apa, yang ada justru penyakit lahir (seperti diabetes, stroke, patah tulang, dan lain-lain), yang juga bisa jadi disebabkan oleh adanya penyakit psikis (seperti stress/depresi). Dalam hal ini zuhud akan dapat menjadi obat yang mujarab dalam mengatasinya. 3. Wara, adalah meninggalkan setiap yang syubhat dan meninggalkan setiap hal yang tidak berguna, atau meninggalkan barang yang melebihi kebutuhan. Orang yang wara, akan benar-benar memilih makanan yang bersih dan hanya cukup bagi mencukupi kebutuhan hidupnya, meskipun makanan itu melimpah, menjaga syahwat makan agar tidak menjadi sumber penyakit, baik hati maupun fisik. Dalam sudut pandang lain, perilaku kewara an ini akan cenderung kepada zuhud. 4. Sabar Seperti yang sudah dijelaskan di bab sebelumnya, bahwa Sifat sabar (sabr) dalam Islam menempati posisi yang istimewa sebagai inti perbuatan hati ( amal al-qulūb). Jika sabar dikaitkan dengan shalat, maka sabar adalah inti (perbuatan hati). Selain itu sabar juga akan melahirkan sikap tawadhu, takwa, shiddiq, dan lain-lain. Tawadhu adalah sikap hati yang tunduk kepada Allah SWT. sikap hati ini akan tercermin dalam sikap hidup sehari-hari yang penuh ketundukan atas perintah-perintah Allah yang pada gilirannya akan melahirkan sikap yang sopan-santun dalam pergaulan sehari. Sikap semacam
6 69 ini menuntut kebersihan hati dan kelapangan jiwa dalam menerima berbagai ketetapan dan ketentuan Allah terhadap diri seseorang. Dengan demikian, maka sabar akan dapat dijadikan sebagai sarana penyembuhan yang ampuh. Ketika mendapat ujian berupa sakit, maka seseorang dapat menggunakan kesabarannya dalam menahan serangan rasa sakit dengan mengembalikannya kepada Allah. Sabar atas segala keputusan- Nya, sehingga rasa sakit justru menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memahami betapa besar kekuasaannya. Pada gilirannya, sakit fisik tidak akan menambah sakit psikis dan sebaliknya, jika semuanya dikembalikan kepada Allah Yang Maha Penyembuh. 5. Rida Rida merupakan sikap menerima segala keputusan Allah secara total dengan perasaan senang hati. Segala perasaan benci dihati dikeluarkan sehingga yang tersisa hanyalah rasa senang, tidak resah dan menerima apa adanya. 3 Kaitannya dengan masalah sakit dan kesembuhan, terlihat jelas bahwa ridha menjadi salah satu sarana penenang jiwa atas segala keputusan Allah. Seringkali penyakit menjadi bertambah parah, akibat hilangnya kerelaan hati menerima keadaan, sehingga hati menjadi kotor dan pikiran kalut, yang pada gilirannya penyakit kian bercokol. Jika demikian, maka rida Allah tidak akan turun kepada hamba untuk memberikan pahala, nikmat dan karāmah-nya, sehingga penyakit menjadi sulit untuk disembuhkan. Oleh karena itu, ridā hamba terhadap qadā dan qadar Allah pada dirinya, akan 3 Amat zuhri, Ilmu Tasawuf. hlm. 37.
7 70 menentukan ridā Allah terhadap hamba-nya. Dengan kata lain, kerelaan hati menerima penyakit yang ditentukan Allah pada diri seseorang, akan menentukan kesembuhan yang diberikan Allah kepada hamba yang diridai- Nya. 6. Tawakal Dalam kaitannya dengan menghadapi penyakit, tawakal adalah kunci mencapai kesembuhan. Obat apapun yang diinjeksikan ke dalam tubuh, tidak akan bermanfaat manakala dalam hati seseorang tidak ada rasa tawakal dan ridha. Ada pepatah mengatakan, Jangan pergi ke dukun, kalau engkau membawa obat. Artinya, ketika seseorang diberi obat, dia belum bisa berserah diri pada satu obat, melainkan masih digalaukan oleh adanya obat lain, yang menurutnya memungkinkan untuk menyembuhkan. Ia belum ridha jika diobati dengan satu jenis obat. Hal ini tentu saja, kecil kemungkinan untuk sembuh dari penyakit, sebab goyahnya keyakinan dalam diri akan sembuhnya suatu penyakit. Oleh karena itu, tawakkal dan ridha, dapat dijadikan salah satu terapi untuk mempercepat proses penyembuhan, di samping tentu saja untuk pencegahan penyakit. 4 Dari penjelasan di atas bahwa konsepsi maqāmāt dalam tradisi tasawuf tersebut sangat dekat dengan konsepsi psikologi humanistik Abraham Maslow, salah seorang tokoh dan sekaligus pelopor psikologi tranpersonal, dengan tiga teorinya tentang kebutuhan dasar manusia (basic needs), aktualisasi diri, dan pencapaian pengalaman puncak. Seseorang yang mengaktualisasikan diri tidak 4 Amin Syukur, Sufi healing. hlm. 65.
8 71 lagi dibelenggu oleh kebutuhan-kebutuhan duniawi, yang ada hayalah kebutuhan untuk mencapai kebenaran atau dalam bahasa agama disebut Tuhan. Aktualisasi diri adalah wujud perkembangan dan penemuan jati diri dan mekarnya potensi yang ada atau yang terpendam. Orang yang teraktualisasikan dirinya tidak akan lagi tertekan oleh perasaan cemas, perasaan risau, tidak aman, tidak terlindungi. Mereka adalah manusia yang telah terbebas dari metamotivasi. Dalam pandangan Abraham Maslow, orang yang mengaktualisasikan dirinya tidak lagi membedakan secara dikotomis antara bak dan buruk. Karena mereka akan dengan konsisten memilih nilai-nilai luhur, dan dengan mudah mereka melakukannya. Dikotom antara baik dan buruk hanyalah berlaku bagi mereka yang tidak konsisten dengan dirinya sendiri. 5 B. Analisis Relevansi Pemikiran Amin Syukur tentang Tasawuf sebagai Terapi Kesehatan Mental terhadap Kehidupan Sekarang Tasawuf pada masa sekarang mempunyai tanggung jawab sosial lebih berat daripada masalalu, karena kondisi dan situasinya lebih kompleks, sehingga refleksinya bisa berbeda. Untuk memberi jawaban bagaimana tanggung jawab sosial tasawuf pada zaman modrn ini, maka terlebih dahulu akan diketengahkan bagaimana ciri masyarakat modern itu. Masyarakat modern ditandai oleh lima ciri pokok, yaitu: 5 Hasyim Muhammad, Dialog antara Tasawuf dan Psikologi, (Yogyakarta: Walisongo Press, 2002). hlm
9 72 1. Berkembangnya mass culture karena pengaruh kemajuan mass media sehingga kultur (budaya) tidak lagi bersifat lokal, melainkan nasional atau bahkan global. 2. Tumbuhnya sikap-sikap yang yang lebih mengakui kebebasan bertindak, manusia bergerak menuju perubahan masa depan. Dengan dapat ditaklukkannya alam, manusia merasa lebih leluasa kalau bukan merasa lebih berkuasa. 3. Tumbuhnya kecenderungan berpikir rasional. Meskipun irrasional itu tidak bisa dihilangkan sama sekali dari kehidupan manusia, tetapi sebagian besar kehidupan umat manusia ini akan semakin diatur oleh aturan-aturan rasional. Penyakit yang akan muncul akibat ideologi semacam ini tentu saja penyakit yang banyak sekali mengakibatkan penyakit berbahaya, yaitu stres, yang berujung pada kematian. 4. Tumbuhnya sikap hidup yang materialistik, artinya semua hal diukur oleh nilai kebendaan dan ekonomi. Penyakit yang akan muncul akibat keadaan ini antara lain, sikap berlebihan terhadap materi, egois, mengkristalnya hati, yang akan menyebabkan berbagai bentuk penyakit jiwa dan kriminalitas. Secara umum, penyakit ini disebabkan oleh penyakit hati, yang berujung pada pikiran dan perasaan. Sehingga akan memunculkan penyakit kehilangan keseimbangan, yang sering disebut dengan istilah stres. 6 Masyarakat modern yang mengandung ciri-ciri tersebut, ternyata menyimpan problema hidup yang sulit untuk dipecahkan. Rasionalisme, 6 Amin Syukur, Sufi Healing, hlm
10 73 sekularisme, materialisme, dan lain sebagainya ternyata tidak menambah kebahagiaan dan ketentraman hidup, akan tetapi sebaliknya, semakin menimbulkan kegelisahan hidup. Melihat gejala manusia modern yang penuh prolema tersebut, mereka harus mendalami dan menjalankan praktik tasawuf. Sebab tasawuflah yang dapat memberikan jawaban-jawaban terhadap kebutuhan spiritual mereka. Dalam pandangan tasawuf, penyelesaian dan perbaikan keadaan itu tidak dapat tercapai secara optimal jika hanya dicari dalam kehidupan lahir, karena kehidupan lahir hanya merupakan gambaran atau akibat dari kehidupan manusia yang digerakkan oleh tiga kekuatan pokok yang ada pada dirinya, yaitu akal, syahwat dan nafsu amarah. Jika ketiganya dapat diseimbangkan, maka hidup manusia akan menjadi normal. Dengan kata lain perdamaian itu terletak pada perseimbangan. Dalam tasawuf terdapat prinsip-prinsip positif yang mampu mengembangkan masa depan manusia, seperti melakukan instropeksi (muhasabah) baik dalam kaitannya dengan masalah-masalah vertikal maupun horisontal, kemudian meluruskan hal-hal yang kurang baik. 7 Pada hakikatnya, tasawuf merupakan disiplin ilmu yang terkait erat dengan unsur kejiwaan dalam diri manusia. Untuk itu, dalam substansi pembahasannya, tasawuf selalu membicarakan persoalan yang berkisar jiwa manusia, berikut soal pemeliharaan kesehatan, pembinaan, dan penyuciannya. Mengingat adanya hubungan yang relevan antara tasawuf dan ilmu jiwa (psikologi), terutama ilmu kesehatan mental, disiplin tasawuf tidak terlepas dari kajian tentang kejiwaan dan kesehatannya. 7 Amin Syukur, Menggugat Tasawuf; Sufisme dan Tanggung Jawab Sosial Abad 21, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012). hlm
11 74 Pembicaraan tentang pembinaan kesehatan mental dimulai dari sudut pandang pentingnya peranan tasawuf dalam kehidupan manusia. 8 Pada umumnya orang yang sedang mengalami masalah psikologi akan segera memperlihatkan perubahan perilaku dan gambaran wajah yang menunjukan bahwa ia menderita sedih, takut, putus asa, dan ketidakstabilan jiwa, tekanan batin, stres dan depresi. Akan tetapi, ada orang yang tidak mengalami perubahan perilaku, padahal ia mengalami tekanan batin, musibah, atau krisiskrisis lainnya. Perbuatan melanggar larangan agama, berbuat dosa, berbuat tidak terpuji, berbuat kejahatan apasaja walaupun ukurannya dianggap kecil, semua itu akan tampak pada jiwa seseorang dan akan tampak pada perilakunya dan akan memberikan dampak pada kejiwaan seseorang. Dalam kajian psikoterapi sufistik, fenomena-fenomena tersebut dianggap mempengaruhi kesehatan jiwa. Jika orang tidak mampu menghadapi berbagai persoalan tersebut, akan menjadi sakit. Untuk itu, mereka membutuhkan psikoterapi sufistik. Dalam pandangan tasawuf, spiritualitas (kedalaman kerohanian) manusia sangat beerhubungan dengan hati (qalb) karena hati merupakan inti segala aktivitas jiwa. Jika hati seseorang sakit, menjadi sakitlah aktivitas kerohaniaannya. Salah satu ayat al-qur an yang mejelaskan bahwa hati manusia sering dihinggapi penyakit, yaitu: فى ق ل و ب ه م م ر ض Artinya: Di dalam hati mereka ada penyakit. 8 M. Solihin, Terapi sufistik, (Bandung: Pustaka Setia, 2004). hlm. 30.
12 75 Hati yang sakit berarti mentalnya pun sakit. Mental yang sakit ini akan mempengaruhi seluruh aktivitas manusia. Oleh karena itu, banyak ahli mencoba merumuskan pendekatan-pendekatan dalam upaya menemukan pengobatan terhadap mental manusia yang sedang terkena penyakit. Di sinilah kemudian dikembangkan psikoterapi. Tujuan psikoterapi adalah mengembangkan kehidupan dengan mental yang sehat (mental health), sedangkan tujuan akhir agama adalah mengembangkan keimanan dan penyelamatan rohani (spiritual salvation). Walaupun mempunyai tujuan utama yang berlainan, yang satu berdimensi psikologis dan yang lain berdimensi spiritual, keduanya berkaitan dalam hal akibat sampingnya. Seseorang yang beriman diharapkan sehat mentalnya walaupun mungkin tidak selalu demikian. Sebaliknya, seseorang yang sehat mentalnya diharapkan lebih terbuka baginya untuk beriman, sekalipun tidak selalu demikian kenyataannya. Dengan kata lain, seseorang yang beriman belum tentu sehat mentalnya dan orang yang sehat mentalnya belum tentu beriman. 9 Dalam tradisi tasawuf manusia terdiri lebih dari sekedar fisik dan psikis yang disertai fikiran yang berkembang sebuah elemen penting dalam tradisi tasawuf adalah hati spiritual, tempat intuisi batiniah, pemahaman dan kearifan. Manusia adalah perwujudan roh Ilahi. Ajaran-ajaran dari tradisi tasawuf sehubungan dengan peningkatan proses kesadaran sebagai manusia adalah: pertama, manusia harus menyadari bahwa pencarian spiritual lebih utama di banding dengan tujuan duniawi. Kedua, bertindak sabar dan bersyukur. Ketiga, mempunyai perasaan takut jika kehilangan cinta dari Tuhan dan terlepas dari keterikatan dengan-nya. Selain itu manusia harus 9 M. Solihin, Terapi sufistik. hlm
13 76 mempunyai optimisme yang tinggi untuk mampu mencintai dan terikat dengan Tuhan-Nya. Keempat, pengendalian diri dan bangga dengan kemiskinan. Kemiskinan disini artinya adalah tiada keterikatan terhadap kepemilikan dengan hati yang senantiasa kosong dari hasrat kecuali hasrat akan Tuhan. Kelima, berserah diri atau tawakkal kepada Tuhan, bukan kepada dunia. Keenam, memiliki suatu hasrat utama yakni mencintai tuhan, merindukan kehadirannya, ridha hanya dengan cinta tuhan, dan tidak memiliki hasrat kepada lainnya. Ke-tujuh, memperhatikan niat dari pada tindakan, karena niat yang tulus dan jujur memberikan makna kepada segala tindakan. Ke-delapan, berkontemplasi dan pemeriksaan diri. Kesembilan mengingat mati, setiap manusia harus menyadari bahwa waktu kehidupan ini. Sangatlah terbatas. Dunia tidak memiliki daya tarik yang sungguh-sungguh kecuali segalanya hanyalah semu semata. Daya tarik yang sesungguhnya adalah Tuhan. 10 Melalui tasawuf seseorang disadarkan bahwa sumber yang ada adalah Allah, sehingga ia mampu mengarahkan ilmu dan tekhnologi yang dimiliki berwawasan moral atau diarahkan oleh nilai-nilai dari Tuhan. Peranan agama dalam zaman apapun adalah penting, karena sudah menjadi fitrah manusia untuk selalu membutuhkan agama. Dalam konteks kehidupan modern, peranan agama tidak sebatas pada formalisme dan legalisme, tetapi transformasi tindakan fisik ke dalam tindakan batin. Peranan agama dalam konteks ini adalah sebagai: 1) Penyeimbang rohani sebagai akibat dai kemajuan hidup di segala bidang di zaman modern, 2) Sebagai salah satu peredam daya rusak manusia akibat nafsu yang dimiliki oleh setiap orang. Agama memiliki potensi esensial kapan saja dan dimana saja yaitu menciptakan rasa 10 Robert Frager, Psikologi Sufi; Untuk Transformasi Hati, Jiwa dan Ruh, (Jakarta: Zaman, 2014). hlm
14 77 keterhubungan dengan yang diyakini (Tuhan). Dalam bentuk pengalaman rohaniah yang mencerahkan batin. Apalagi sampai saat ini jelas bahwa di zaman modern banyak melahirkan berbagai persoalan kehidupan, yang disebabkan oleh ideologi-ideologi yang dihasilkannya. Maka dari itu kondisi masyarakat modern saat ini berada pada tepi eksistensi yang sesungguhnya, bukan pada pusat eksistensi, secara otomatis menimbulkan kegelisahan-kegelisahan yang berasal dari dirinya sendiri. Sebenarnya, manusia itu bukan semata-mata fisik-material saja, tetapi di balik itu ia memiliki dimensi lain, yang dipandang sebagai hakekat manusia, yakni dimensi rohaniah (spiritual). Dimensi fisik-material dan dimensi mental spiritual saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Oleh sebab itu, manusia tidak mungkin mampu menjalani hidup tanpa membekali kedua unsur yang ada pada dirinya itu. Ruhaniah manusia yang menopang kehidupan jasmaniahnya tidak boleh diabaikan di dalam kehidupan. Kalau dimensi fisik dapat hidup dan merasa senang dengan makanan yang bersifat material, maka rohaniah manusia akan hidup dan merasa tenteram dengan makanan yang bersifat spiritual. Iman dan keyakinan adalah makanan rohaniah manusia. Para psikiater menyebutkan bahwa salah satu cara penyembuhan gangguan kejiwaan adalah membangun spirit individu melalui berbagai cara yang ditempuh. Akan tetapi, pada umumnya upaya itu tertuju pada mencari konvensi atau pengalihan perhatian individu penderita dari penyakit yang diderita pada apa saja yang bermanfaat bagi dirinya. 11 Maka dari itu, Amin Syukur mengatakan bahwa, sebetulnya di zaman dulu maupun sekarang, tasawuf dapat dijadikan terapi kesehatan mental. Karena 11 Amin Syukur, Żikir Menyembuhkan Kankerku, hlm. 93.
15 78 dengan tasawuf sebagai terapi sangat penting dalam rangka menyembuhkan berbagai penyakit, bak fisik maupun psikis. Terutama kaitannya dengan penyakit fisik, terapi tasawuf dapat dijadikan sebagai penunjang proses penyembuhan medis atau sebagai pendamping terapi medis.
AKHLAK DAN TASAWUF. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.
AKHLAK DAN TASAWUF Presented By : Saepul Anwar, M.Ag. Pengertian Tasawuf Etimologis : tashawwafa (akar katanya shuf = bulu domba) artinya memakai pakaian bulu domba (simbol kesederhanaan saat itu). Terminologis
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI RUQYAH PADA PENDERITA GANGGUAN JIN
BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI RUQYAH PADA PENDERITA GANGGUAN JIN A. Efektifitas Terapi Ruqyah Gangguan Jin Terhadap Kesehatan Jiwa Jama ah Qolbun Salim Banyaknya penyakit yang dialami oleh manusia dengan
Lebih terperinciAL-QUR AN MERAWAT BATIN. Oleh: Duski Samad. Ketua MUI Kota Padang
AL-QUR AN MERAWAT BATIN Oleh: Duski Samad Ketua MUI Kota Padang Setiap tanggal 17 Ramadhan, umat Islam Indonesia, memperingati hari turunnya (nuzul al-qur an). Peringatan nuzul al- qur an tentu dengan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam
204 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam perspektif pendidikan Islam adalah aktualisasi
Lebih terperinciMAQAMAT TASAWUF DAN TERAPI KESEHATAN MENTAL (STUDI PEMIKIRAN AMIN SYUKUR)
MAQAMAT TASAWUF DAN TERAPI KESEHATAN MENTAL (STUDI PEMIKIRAN AMIN SYUKUR) Yoana Bela Pradityas STAIN Pekalongan e-mail : bela_yoana@yahoo.co.id Imam Hanafi STAIN Pekalongan e-mail : papafahmi_62@yahoo.com
Lebih terperinciSpiritualitas Islam Dalam Pandangan Muhammadiyah. Farah Meidita Firdaus
Spiritualitas Islam Dalam Pandangan Muhammadiyah Farah Meidita Firdaus 201410330311104 Pengertian Spiritual Secara etimologi kata sprit berasal dari kata Latin spiritus, yang diantaranya berarti roh, jiwa,
Lebih terperinciMEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati
MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF Rahmawati Abstrak: Tulisan ini akan membahas sekelumit tentang konsep fana dan baqa, dari segi pengertian, tujuan dan kedudukannya. Juga dibahas sejarah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM
BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM BAGI PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG Fisik dan psikis adalah satu
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya
Lebih terperinciMENGIKUTI HAWA NAFSU
Bismillahirrahmaanirrahiim 60 Penyakit Hati : MENGIKUTI HAWA NAFSU Nafsu dengan syahwatnya merupakan bagian dari nikmat Allah bagi manusia. Secara alami, nafsu itu cenderung pada hal-hal yang tidak baik.
Lebih terperinciإحياء العربية : السنة الثالثة العدد 1 يناير -
HUBUNGAN TASAWUF DENGAN ILMU JIWA AGAMA Apriliana Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Hikmah Medan Abstrak Penelitian hubungan tasauf dengan ilmu jiwa agama merupakan penelitian yang bertujuan untuk:
Lebih terperinciRAMADAN Oleh Nurcholish Madjid
c 1 Ramadan d 10 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Dan apabila hamba-hamba-ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila
Lebih terperinciBAB IV PERILAK TERPUJI
BAB IV Standar Kompetensi (Akhlak) 4. Membiasa kan Perilaku Terpuji Kompetensi Dasar 4.1 Menjelaskan pengertian tawadlu, taat, qana ah, dan sabar. 4.2 Menampilkan contoh-contoh perilaku tawadlu, taat,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMIKIRAN UTSMAN NAJATI TENTANG KECERDASAN EMOSIONAL DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM
BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN UTSMAN NAJATI TENTANG KECERDASAN EMOSIONAL DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM Kecerdasan emosional mengajarkan seseorang untuk mengarahkan emosi pada tempatnya, dengan kadar
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB RI AYATUL HIMMAH KARYA KH. AHMAD RIFA I
64 BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB RI AYATUL HIMMAH KARYA KH. AHMAD RIFA I A. Akhlak Terhadap Allah SWT 1. Zuhud Secara umum zuhud dapat diartikan sebagai suatu sikap melepaskan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Metode SEFT Total Solution dalam Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan
100 BAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Metode SEFT Total Solution dalam Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan Hasil yang dapat diketahui dari pelaksanaan metode SEFT Total Solution dalam menangani
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENANGANAN KLEPTOMANIA DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM. Dalam kehidupan, yang namanya masalah besar maupun kecil harus di
BAB IV ANALISIS PENANGANAN KLEPTOMANIA DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM Dalam kehidupan, yang namanya masalah besar maupun kecil harus di selesaikan, sebab setiap permasalahan akan berdampak pada psikis
Lebih terperincidengan dunianya? Mereka saling menonjolkan
Sudah seharian Kenthus merenung di depan beranda rumahnya. Tak tahu apa yang harus dilakukannya. Wajahnya tampak putus asa. Hatinya resah. Ia berfikir bahwa semua lingkungan di sekitarnya tidak ada yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi umat muslim, shalat merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat fundamental dan esensial. Shalat merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan ahkirat. manusia dengan berbagai dimensi kemanusiaannya, potensinya, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makluk Allah yang paling sempurna adalah Manusia. Karena manusia diberi kelebihan berupa akal dan fikiran agar dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosional dalam prestasi didunia kerja. emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan kecakapan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya banyak orang berpendapat bahwa anak yang memiliki IQ tinggi pasti akan sukses dalam menjalani kehidupannya, terutama dalam kehidupan akademik. Anggapan
Lebih terperinciBAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15
BAB I A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Abah Anom dalam kitab Miftahus Shudur merupakan ajaran dan
102 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian pembahasan bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan dari Skripsi ini adalah: 1. Pemikiran Abah Anom dalam kitab Miftahus Shudur merupakan ajaran dan amalan yang diajarkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan Proses pengkaian dan analisis terhadap isi kandungan Surat Al-Fatihah ayat 5 tentang proses pendidikan tauhid uluhiyah keseluruhannya mendukung kepada
Lebih terperinciBimbingan Ruhani. Penanya:
Bimbingan Ruhani Hazrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifah ke empat dari Jemaat Islam Ahmadiyah selalu memberikan kesempatan dari waktu ke waktu kepada semua orang dari segala bangsa, agama dan keyakinan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupan pasti akan dihadapkan dengan cobaan untuk mengetahui sebagaimana usaha lahir dan batin seseorang ketika dihadapkan pada ujian,
Lebih terperinciDoa Hari ke 1. Doa Hari ke 2
Doa Hari ke 1 1. Ya Allah, jadikanlah puasaku sebagaimana puasanya orang-orang yang benar-benar berpuasa, dan jadikanlah salatku sebagaimana salatnya orang-orang yang benar-benar salat, dan jadikanlah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Program Bimbingan Keagamaan Islam dalam Coping Stress Narapidana
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Program Bimbingan Keagamaan Islam dalam Coping Stress Narapidana 4.1.1. Fashalatan Tingkat fashalatan ini mengajarkan kepada narapidana tata cara shalat yang
Lebih terperinciDengan Nama Allah Azza wa Jalla
Dengan Nama Allah Azza wa Jalla Proses pendidikan sebenarnya telah berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan sosial budaya manusia di permukaan bumi. Perkembangan pendidikan
Lebih terperinciHakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut Islam Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWt yang memiliki peranan penting dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya
Lebih terperinciSesungguhnya dengan dzikir tenteramlah segala qolbu. (Al-Ra du: 28). 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi sebagian masyarakat Desa Morodemak mengalami krisis jiwa (mental) timbul sebagai akibat dari terhalangnya seseorang dari segala sesuatu yang diinginkannya,
Lebih terperinciA. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Shalat termasuk ibadah yang paling esensial dalam agama Islam. Sejak seorang telah mencapai pubertas, baik lakilaki maupun perempuan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan untuk menyembah Allah. Sebab, disembah maupun tidak disembah Allah tetaplah Allah. Esensi
Lebih terperinciBab 4 PEMAHAMAN SUFIYAH. Kandungan THARIQ
116 Mengenal Tasawuf dan Tarekat Bab 4 PEMAHAMAN SUFIYAH THARIQ Menurut bahasa: berarti jalan (sabil), sedangkan tarekat (thariqah) adalah jalan dan keadaan. Bentuk jamaknya: thariq-thuruq, thariqah-thara-iq.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman pada masa modern ini banyak sekali
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman pada masa modern ini banyak sekali tontonan baik dimedia massa ataupun dalam kehidupan nyata yang telah menghancurkan tatanan kejiwaan
Lebih terperinciTASAWUF AMALI SYEKH ABDUL QADIR AL- JAILANI (Studi Kritis Tentang Ibadah Dalam Kitab Sirr Al-Asrar) SKRIPSI
TASAWUF AMALI SYEKH ABDUL QADIR AL- JAILANI (Studi Kritis Tentang Ibadah Dalam Kitab Sirr Al-Asrar) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Ushuluddin
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG
BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan
Lebih terperinciIngatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah sajalah hati akan menjadi tenteram (QS Ar Ra d : 28).
MENCARI KEBAHAGIAN Secara naluri setiap manusia menginginkan kebahagian, menginginkan sesuatu yang baik terjadi pada dirinya. Siapapun dia dan apapun latar belakangnya. Walaupun ukuran kebahagian masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional yang besar pada setiap wanita yang normal, juga pada kedua orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan dan kelahiran bayi itu pada umumnya memberikan arti emosional yang besar pada setiap wanita yang normal, juga pada kedua orang tua bayi. Wanita-wanita hamil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya senantiasa selalu mendambakan kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada kesejahteraan psikologis
Lebih terperinciBulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -
Sebuah bulan yang didambakan kehadirannya oleh setiap muslim, yakni bulan Ramadan 1432 H, telah meninggalkan kita dan insya Allah kikta akan bertemu lagi 11 bulan yang akan datang jika Allah memberi kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh. penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan kemajuan yang ada. Mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan
Lebih terperinciMotivasi Agar Istiqomah
Motivasi Agar Istiqomah Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????
Lebih terperinciKetika harga BBM melambung naik
Ketika harga BBM melambung naik ( ) Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah (Al Ma arij: 19-20) GELISAH KARENA HARGA BBM NAIK Naiknya
Lebih terperinciج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب
KARAKTERISTIK ETIKA ISLAM 1. Al Qur an dan Sunnah Sebagai Sumber Moral Sebagai sumber moral atau pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria baik buruknya sesuatu perbuatan adalah Al Qur an dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi bukan karena sendirinya, tetapi ciptaan Allah SWT. Allah menciptakan manusia untuk mengabdi
Lebih terperinciBAB III TASAWUF DAN TERAPI KESEHATAN MENTAL MENURUT AMIN SYUKUR. perhatian besar terhadap masalah-masalah tasawuf. Prof. Dr. HM.
BAB III TASAWUF DAN TERAPI KESEHATAN MENTAL MENURUT AMIN SYUKUR A. Profil Amin Syukur 1. Biografi Amin Syukur Amin Syukur adalah salah satu tokoh tasawuf yang memiliki perhatian besar terhadap masalah-masalah
Lebih terperinciBersegera Menuju Masjid di Hari Jumat dan Meninggalkan Aktivitas Duniawi
Bersegera Menuju Masjid di Hari Jumat dan Meninggalkan Aktivitas Duniawi Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga
Lebih terperinci2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk
Lebih terperinciIslami. Pernikahan Dalam Islam
Islami Pernikahan Dalam Islam Pernikahan merupakan ikatan diantara dua insan yang mempunyai banyak perbedaan, baik dari segi fisik, asuhan keluarga, pergaulan, cara berfikir (mental), pendidikan dan lain
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MASALAH. dirasakan sebagai suatu gangguan dalam jalan kehidupan sehari-hari. Oleh
BAB IV ANALISIS MASALAH Setiap penyakit betapapun kondisinya baik ringan maupun berat seperti flu, sakit kepala, kepala pusing, hipertasi, paru-paru, jantung dan sebagainya dirasakan sebagai suatu gangguan
Lebih terperinciSWT, baik itu berupa nikmat kesehatan, keamanan, maupun kebutuhan harian. Qona ah adalah
Pengertian Qana ah Qana ah menurut bahasa adalah merasa cukup atau rela, sedangkan menurut istilah ialah sikap rela menerima dan merasa cukup atas hasil yang diusahakannya serta menjauhkan diri dari dari
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. santri di Pondok Pesantren Al-Itqon Kota Semarang merupakan pendapat
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data intensitas mengikuti Kajian Kitab Al-Hikam dan kontrol diri santri di Pondok Pesantren Al-Itqon Kota Semarang merupakan pendapat
Lebih terperinciRAMADAN Oleh Nurcholish Madjid
c 1 Ramadan d 14 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku (Allah), (Q 20:14).
Lebih terperinciKelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )
Kelompok 5 1. Azizatul Mar ati (14144600200) 2. Nur Ihsani Rahmawati (14144600186) 3. Nurul Fitria Febrianti (14144600175) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciSIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah
SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH Ust. H. Ahmad Yani, MA Kondisi Manusia Menghadapi Musibah Setiap manusia di Dunia ini pasti pernah melewati masa-masa ujian dari Allah SWT. Beragam ujian yang dialami manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan mental (hygen mental) adalah terhindarnya orang dari gejalagejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose). Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantara malaikat Jibril sebagai pedoman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mendirikan shalat merupakan suatu ibadah yang wajib dilakukan bagi seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada manusia tersebut,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Pembahasan masalah nilai etika dalam kaitannya dengan naskah ADK menjadi topik penting yang selalu dibicarakan, karena masalah ini menyangkut
Lebih terperinciPERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH ANTARA JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DAN BUKAN JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DI SURAKARTA SKRIPSI
PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH ANTARA JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DAN BUKAN JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia, baik dalam keluarga,
Lebih terperinciUrgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis
AKHLAQ BISNIS ISLAMI تا ا ق ا Rikza Maulan Lc M.Ag Urgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis (1) Barometer Kataqwaan Seseorang: Allah SWT berfirman (QS. 2 : 188) ن - 2 # 5 وا 2 6 + س 3% "! ا ا ال ا # & م %
Lebih terperinciRAMADAN Oleh Nurcholish Madjid
c 1 Ramadan d 16 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Qur an dan Terjemahnya, Depag RI, Jakarta. 1 Al Qur an Surat YunusAyat57,Yayasan Penyelenggara Penafsir / Penerjemah, Al-
BAB I PENDAHULUAN Menumbuhkan kepercayaan diri seseorang ketika sakit bukanlah sesuatu hal yang mudah. Dalam kondisi putus asa ataupun menyerah yang dirasakan akan membuat penyakit tidak kunjung sembuh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Andi Mappiare, Psikologi Remaja (Surabaya: Usaha Nasional 1982), h. 45
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah remaja sangatlah kompleks dari masalah-masalah yang kecil sampai permasalahan yang besar. Sebagaimana halnya dengan masyarakat secara umum remaja ada
Lebih terperinciAl-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh
Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:???????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.
Lebih terperinciBerkawan dengan Orang Shalih
Berkawan dengan Orang Shalih Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A.
56 BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A. Analisis Moral Klien Anak di Balai Pemasyarakatan Klas I Semarang
Lebih terperinciMENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI [1] DUSKI SAMAD [2]
MENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI [1] DUSKI SAMAD [2] A. Bertolak dari asumsi bahwa life is education and education is life dalam arti pendidikan, merupakan persoalan hidup dan kehidupan, dan seluruh proses hidup
Lebih terperinciRAMADAN Oleh Nurcholish Madjid
c 1 Ramadan d 22 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri, mereka mengingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mizan, Bandung: 1994, hlm. 181.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunan. Setidaknya tiga dari yang disebut di atas (jiwa, akal dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup yang dipilih manusia dengan tujuan agar dapat merasakan ketentraman dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang mensyari atkan pernikahan bagi umatnya. Menikah dalam Islam adalah salah satu sarana untuk menggapai separuh kesempurnaan dalam beragama.
Lebih terperinciOByEKTIVIKASI SALAM Oleh Nurcholish Madjid
c Menghormati Kemanusiaan d OByEKTIVIKASI SALAM Oleh Nurcholish Madjid Sidang Jumat yang terhormat. Dalam khutbah yang lalu, kita telah membicarakan ucapan salam kepada Allah pada saat tahiyat (tahīyah,
Lebih terperinciDEPARTEMEN PEMUDA DAN ANAK GBI JEMAAT INDUK DANAU BOGOR RAYA BAHAN SHARING COOL PEMUDA Minggu I; Bulan: Februari 2011
DEPARTEMEN PEMUDA DAN ANAK Minggu I; Bulan: Februari 2011 BUAH ROH PENDAHULUAN Matius 12:33,35 :... a) Tuhan Yesus memberikan perumpamaan keberadaan manusia seperti sebuah pohon. Ada 2 jenis pohon yang
Lebih terperinciBAB I AKHLAK TASAWUF
BAB I AKHLAK TASAWUF a. Kompetensi Dasar 2. Mahasiswa mampu memahami pengertian akhlak dalam konteks tasawuf. 3. Mahasiswa mampu membedakan antara akhlak, etika dan moral. 4. Mahasiswa mampu mengamalkan
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM
BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM Landasan berfikir, zaman, dan tempat yang berbeda secara tidak langsung akan menimbulkan perbedaan, walaupun dalam pembahasan
Lebih terperinciA L - H A K I I M Yang Maha Bijaksana
A L - H A K I I M Yang Maha Bijaksana Syaikh Dr. Said bin 'Ali bin Wahf al-qahthani Publication : 1437 H_2016 M Al-Hakiim Oleh : Syaikh Said bin 'Ali Wahf al-qahthani Disalin dari Syarah Asma'ul Husna
Lebih terperinciRAMADAN Oleh Nurcholish Madjid
c 1 Ramadan d 15 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Bermegah-megah telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur..., (Q 102:1-2). Pembahasan berkenaan dengan konsep harta menurut Islam, dalam kaitannya
Lebih terperinciLandasan Agama Bimbingan dan Konseling
Landasan Agama Bimbingan dan Konseling (Mata Kuliah Landasan BK, pertemuan ke-3) Oleh: Agus Basuki, M.Pd www.uny.ac.id Landasan agama membahas tentang kemuliaan manusia sebagaimana ditunjukkan oleh kaidah-kaidah
Lebih terperinciBAB IV PUASA MENURUT M. QURAISH SHIHAB DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL
BAB IV PUASA MENURUT M. QURAISH SHIHAB DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN MENTAL 4.1. Analisis terhadap Pemikiran M. Quraish Shihab mengenai Puasa Sebagaimana telah disebutkan pada bab sebelumnya bahwa menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bintang, hlm Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, cet-17; Jakarta, PT Bulan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan berbagai fenomena pendidikan dewasa ini, sebagai akibat globalisasi yang kian merambah berbagai dimensi kehidupan, kehadiran Pendidikan Agama khususnya
Lebih terperinciOleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd.
Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd. TUJUAN PEMPELAJARAN Tujuan Umum: Agar keimanan dan ketakwaan mahasiswa semakin meningkat dan kokoh serta dapat menghayati dan mengaplikasikannya dalam kehidupan. Tujuan Khusus:
Lebih terperinciKEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Yang
Lebih terperinciSucikan Diri Benahi Hati
Sucikan Diri Benahi Hati Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????...????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mellyarti Syarif. Pelayanan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Terhadap Pasien. Disertasi. Kementrian Agama RI. Jakarta hlm.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan sebuah hal yang sangat mahal harganya. Banyak orang yang sangat berharap untuk senantiasa hidup bahagia dan sehat sejahtera. Namun terkadang kita
Lebih terperinciPendukung dan Penghalang dari Taubat
Pendukung dan Penghalang dari Taubat Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????:??????????????????????????????????????
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sifatnya menembangkan pola hidup yang menyimpang dari norma. perikehidupan dan perkembangan remaja.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang serba modern ini, telah banyak menyebabkan perubahan pada kemajuan manusia itu sendiri dalam menyesuaikan diri (adjustment)
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam Bab : 2 Manusia dan Ketuhanan
Modul ke: 03 Pendidikan Agama Islam Bab : 2 Manusia dan Ketuhanan Fakultas Teknik Elektro Alimudin, S.Pd.I, M.Si Program Studi Pendidikan Agama Islam www.mercubuana.ac.id MANUSIA DAN KETUHANAN Manusia
Lebih terperinciAL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IV
AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN IV MUHAMMADIYAH DAN SPIRITUALITAS ISLAM Disusun Oleh : Prasetyo Endaryanto (09560214) Nandito Monliev Passa (09560222) Deanita Mandasari (09560231) Tri Haidar Muhammad (09560246)
Lebih terperinciKONSEP ANAK DALAM ISLAM
KONSEP ANAK DALAM ISLAM Musdah Mulia Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang khawatir akan meninggalkan keturunan berupa anak-anak yang lemah dan dikhawatirkan kesejahteraannya. Oleh sebab itu,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. metode kualitatif dengan pendekatan metode study kasus yang menyajikan
135 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Terdapat banyak kesimpulan yang dapat dikerucutkan dalam penelitian yang telah dilakukan peneliti. Penelitian ini dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
Lebih terperinciKAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY)
KAYA TAPI ZUHUD Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY) Kaya sering dipahami sebagai melimpahnya harta yang dimiliki seseorang. Orang kaya adalah orang yang memiliki harta yang berlimpah
Lebih terperinci?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????
Kerugian Hakiki Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. selama manusia ada, maka selama itu pula persoalan pendidikan ditelaah dan
BAB IV ANALISIS Persoalan pendidikan merupakan masalah yang berhubungan dengan kehidupan, selama manusia ada, maka selama itu pula persoalan pendidikan ditelaah dan direkonstruksi dari waktu ke waktu,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Kesimpulan diambil dari analisis dan penafsiran terhadap hasil penelitian berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan pada Bab I. Oleh karena, itu kesimpulan
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DAN FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT BIMBINGAN AGAMA ISLAM BAGI PARA LANJUT USIA
BAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DAN FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT BIMBINGAN AGAMA ISLAM BAGI PARA LANJUT USIA 4.1. Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam Di Panti Wredha Sultan Fatah Demak Panti
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Simpulan
BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari keseluruhan kajian mengenai pemikiran Kiai Ṣāliḥ tentang etika belajar pada bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan penting, terutama mengenai konstruksi pemikiran
Lebih terperinci