TERM OF REFERENCE REHABILITASI HUTAN LINDUNG GAMBUT (HLG) LONDERANG DESA RAWASARI, KECAMATAN BERBAK, KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROYEK MCA-I RIMBA

Transkripsi

1 TERM OF REFERENCE REHABILITASI HUTAN LINDUNG GAMBUT (HLG) LONDERANG DESA RAWASARI, KECAMATAN BERBAK, KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROYEK MCA-I RIMBA A. DASAR PELAKSANAAN Component 2: The demonstration to government and business partners of Green Economic Development to deliver Sustainable Outcomes in the RIMBA Corridor which enhance the natural capital of water, carbon and biodiversity provided by forests. Cluster II: Outcome 2.2: Outputs 8: Peatland rewetting and forests restoration and business model of non-timber forest product through investment in the Tanjung Jabung Timur and Muaro Jambi nexus. Rehabilitation covering 200 ha in Protected Forest Londerang to support peatland rewetting. B. PROFIL LOKASI HUTAN LINDUNG GAMBUT LONDERANG Hutan Lindung Gambung Londerang adalah salah satu ekosistem hutan gambut tropis yang mash tersisa di Sumatera bagian tengah. Luas area ini mencapai Ha, namun saat ini kondisinya sangat memprihatinkan, hampir tidak ada lagi tutupan hutan tropis gambut yang masih tersisa. Hutan lindung ini dikelilingi oleh perusahaan konsesi perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri. Secara fungsi hutan lindung gambut ini sangat penting menjadi reservoir air dan pengatur tata air. Namun sayang kondisinya sangat ini sangat kritis hanya 30% dari seluruh kawasan yang masih memiliki tegakan pohon. Dengan demikian fungsi ekologi tersebut tidak dapat berjalan optimal. Hilangnya tegakan hutan sebagai akibat dari kebakaran hutan yang setiap tahun terjadi di kawasan tersebut. Kondisinya menjadi kering akibat pembangunan kanal-kanal di sekeliling hutan lindung sehingga kondisi gambut menjadi kering dan sangat mudah terbakar. Idealnya rehabilitasi hutan gambut di hutan lindung ini harus paralel dengan pembangunan sekat kanal/canal blocking untuk meninggikan water table dan membasahi kawasan lebih lama lagi. Dengan adanya canal blocking air tidak terlalu cepat keluar dan mengalir ke sungai-sungai. Sehingga kawasan hutan menjadi relatif basah. Berikut ini gambaran tutupan hutan di hutan lindung gambut Londerang. 1

2 Gambar 1. Kondisi tutupan hutan di Hutan Lindung Gambut Londerang Sampai dengan tahun lalu area yang terbakar di Hutan Lindung Gambut Londerang ini telah mencapai hektar. Berikut ini gambaran titik api disana. Gambar 2. Gambaran titik api di HLG Londerang sampai dengan November

3 C. RENCANA IMPLEMENTASI Kegiatan ini akan dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu persiapan kegiatan, penyiapan areal rehabilitasi, pelaksanaan penanaman, perlindungan dan pengamanan pohon, serta pemantauan dan evaluasi kegiatan. 1. Persiapan Kegiatan: Persiapan kegiatan ini meliputi: Sosialisasi dan koordinasi program dengan pihak-pihak terkait baik pemerintah maupun non pemerintah. Analisis peta dan interpretasi foto udara. Identifikasi lapangan: o Mengidentifikasi luas areal dan pemetaan atas kerusakan ekosistem dan/atau penurunan populasi flora dan fauna, serta penyebabnya. Areal ini akan dipetakan sebagai acuan teknis lapangan oleh karena itu akan dibuat dalam skala besar. o Mengidentifikasi teknis penanaman yang digunakan dalam rangka pemulihan ekosistem dan/atau populasi dan jenis dari flora dan fauna, serta pemantauan dan evaluasinya. o Mengidentifikasi adanya peran serta dan keterlibatan masyarakat setempat dalam kegiatan restorasi. Penyiapan Sarana dan Prasarana: Penyiapan bahan dan alat (gubuk kerja, papan nama, patok batas, ajir, GPS/alat ukur theodolit, kompas, altimeter dan lain-lain) dan perlengkapan kerja. Pembuatan gubuk kerja dan pemacangan papan nama sesuai tempat yang strategis. Penyiapan bibit tanaman: Akan dibangun pusat pembibitan secara permanen dan juga melakukan pembinaan masyarakat untuk pengembangan kebun bibit rakyat (KBR). Tujuan dari pengembangan KBR ini adalah selain memberdayakan masyarakat untuk penyediaan bibit juga merupakan sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat melalui penyediaan bibit yang berkualitas. 2. Penyiapan Areal Restorasi Kegiatan penyiapan areal restorasi ini meliputi: Kegiatan pembagian petak tanam: luas efektif 20 ha/petak untuk memudahkan pengelolaan di lapangan. Pembuatan Jalan Pemeriksaan: pembuatan jalan pemeriksaan akan mengikuti ketentuan pembuatan jalan yang berlaku dengan ukuran yang akan disesuaikan dengan kondisi lapangan. 3. Pelaksanaan Penanaman dan Perawatan Kegiatan penanaman dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu: pembersihan lahan, pemancangan patok batas, pembuatan jalur tanaman, pembuatan dan pemasangan ajir, pembuatan lubang tanaman, distribusi bibit ke lubang tanaman, penanaman, pemupukan (dasar dan lanjutan), pembuatan gubuk kerja, dan pembuatan papan nama. Selanjutnya dilakukan pemeliharaan tahun berjalan yang meliputi penyiangan, pendangiran dan penyulaman. Jumlah bibit untuk penyulaman adalah ± 10 % dari jumlah tanaman yang ditanam. 3

4 Pemeliharaan I, dilaksanakan pada tahun ke-2 setelah penanaman/pengayaan, dengan komponen kegiatan pendangiran, pemberantasan hama/penyakit, dan penyulaman. Jumlah bibit untuk penyulaman pada pemeliharaan I sebanyak 20 % dari jumlah yang ditanam semula. Pemeliharaan I dapat dilakukan apabila prosentase tumbuh tanaman pada tahun I minimal 70 %. Pemeliharaan II, dilaksanakan pada tahun ke-3 setelah penanaman/pengayaan, dengan komponen pekerjaan penyiangan, pendangiran, dan pemberantasan hama/penyakit. Pemeliharaan II dapat dilakukan apabila prosentase tumbuh tanaman setelah pemeliharaan I minimal 90 %. Kegiatan ini ada kelanjutan dari kegiatan sebelumnya yaitu pembuatan pembibitan dan pengadaan sebagian bibit. Penanaman difokuskan di Hutan Lindung Gambut Londerang di Desa Rawasari. Luas area yang akan ditanami adalah 200 hektar dengan jumlah pohon per-hektar sebanyak 625 pohon/ha. Sehingga jumlah pohon yang ditanam sebanyak batang. Jenis pohon yang ditanam adalah 70% berupa pohon hutan antara lain dari jenis jelutung (Dyera lowii) dan 30% berupa pohon buah antara lain: cempedak/nangka, rotan jernang, manga, dan alpukat. Untuk jenis-jenis pohon yang akan ditanam akan ditindaklanjuti dalam pertemuan masyarakat dan dinas instansi terkait. 4. Perlindungan dan Pengamanan Pohon/Tegakan Kegiatan ini meliputi pemberantasan hama dan penyakit, pencegahan dari bahaya kebakaran: patroli rutin, sosialisasi dan himbauan kepada masyarakat untuk tidak menggunakan api saat pengolahan lahan. 5. Pemantauan dan Evaluasi Hasil-Hasil Tegakan Kegiatan ini dilakukan mulai pada awal penanaman, dimana data tersebut dijadikan sebagai baseline bertumbuhan tanaman. Dilanjutkan dengan pembinaan dan pemeliharaan tegakan untuk membebaskan tegakan dari gangguan gulma hutan, pembangunan petak ukur permanen (PUP) untuk memperoleh basis data perkembangan pertumbuhan tegakan, pemantauan dengan skema geo-tagging, pengambilan data setiap enam bulan. Secara umum tata waktu kegiatan termasuk pemantauan dapat dilihat pada section Tata Waktu di bawah. Dalam pelaksanaan di lapangan WWF-Indonesia akan bekerjasama dengan kelompok kerja masyarakat dalam bentuk Sub-kontrak dari proyek ini. Pemerintahan desa beserta masyarakat membentuk kelompok kerja restorasi khusus untuk melaksanakan proyek ini. D. OUTPUT Keluaran hasil dari kegiatan di Hutan Lindung Gambut Londerang ini adalah: 1. Terlaksananya penanaman/reforestasi Hutan Lindung Gambut Londrang seluas 200 hektar yang tediri dari pohon hutan dan pohon buah yang memiliki nilai ekonomi yang baik. 2. Sebanyak pohon telah ditanam dengan komposisi jenis 70% pohon hutan dan 30% pohon buah (multi-purpose tress species). Peta area tanam yang direncanakan adalah seperti terlampir. 4

5 E. INDIKATOR Keberhasilan dari proyek ini adalah: 1. Tersedianya tegakan pohon yang ditanam pada area tanam dengan jumlah batang dengan luas 200 hektar. 2. Pada tahun ketiga dari proyek minimal terdapat 900 batang pohon hidup dalam setiap hektarnya. F. TATA WAKTU Rencana kerja rehabilitasi lahan dan hutan kelompok restorasi Desa rawasari No Bentuk Kegiatan Q5 Q6 Q7 Q8 Jan Feb Marc Apr May June July Aug Sept Oct Nov Dec 1 Pengadaan benih & bibit 2 Pengisian media dan benih 3 Pemeliharaan benin & Bibit 4 Penanaman bibit 5 Pemeliharaan Pemantauan dan pengambilan data 6 geotag G. PEMBIAYAAN Budget / Nilai HPS untuk kegiatan ini sebesar Rp. 1,230,000,000 (Satu Milyar Dua Ratus Tiga Puluh Juta Rupiah (termasuk pajak) H. PETUNJUK PENYAMPAIAN PROPOSAL 1. Syarat Peserta : Peserta untuk pekerjaan ini dikhususkan kepada kelompok / lembaga yang berbadan hukum 2. Dokumen proposal yang disampaikan terdiri dari : Profil lembaga serta daftar pengalaman Akte pendirian / notaris Rencana kerja / Jadwal Anggaran biaya yang diusulkan 3. Batas waktu dan alamat penyampaian proposal Proposal paling diterima panitia pengadaan paling lambat pada : Hari / tanggal : Jumat, 20 Januari 2017 Pukul : wib Tempat : a. Kantor WWF Indonesia - Proyek Rimba Jl. Mayjen Sutoyo No. 48 Kecamatan Telanaipura, kota Jambi b. Atau dikirim melalui ke : procurement_rimba@wwf.id 5

6 Lampiran 1 : Peta Rencana Tentative Grid Tanam di Kawasan HLG Londerang Coordinate of restoration grid plan: Projection system of WGS 1984 UTM Zone 48 South Hemisphere Top = m Botom = m Left = m Right = m 6