KAP MENGENAI BIOSEKURITI PADA INSTALASI KARANTINA HEWAN (IKH) DOC BBKP SOEKARNO HATTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAP MENGENAI BIOSEKURITI PADA INSTALASI KARANTINA HEWAN (IKH) DOC BBKP SOEKARNO HATTA"

Transkripsi

1 LAMPIRAN

2

3 Lampiran 1 Kuesioner untuk manajer IKH DOC BBKP Soekarno Hatta KAP MENGENAI BIOSEKURITI PADA INSTALASI KARANTINA HEWAN (IKH) DOC BBKP SOEKARNO HATTA No. kuisioner : Enumerator : Waktu : Mulai : Selesai : KUISIONER MANAJER Pernyataan persetujuan Selamat pagi/siang. Kami mahasiswa FKH IPB hendak melakukan wawancara mengenai biosekuriti di IKH DOC. Kami akan menanyakan perilaku dan kebiasaan Bapak/Ibu terkait dengan pemeliharaan DOC impor. Informasi ini akan membantu kami dalam menyelesaikan tugas akhir perkuliahan dan dapat menjadi informasi untuk pengendalian penyakit DOC impor. Wawancara akan berlangsung ± 30 menit. Informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dijaga kerahasiannya dan tidak akan ditunjukkan kepada orang lain. Partisipasi di dalam wawancara ini bersifat sukarela dan kami berharap Bapak/Ibu dapat berpartisipasi karena informasi dari Bapak/Ibu sangat penting. Apakah Bapak/Ibu bersedia diwawancarai? Jika tidak, mohon berikan alasannya mengapa Bapak/Ibu tidak bersedia diwawancara Tanda tangan Tanggal

4 A. DATA DASAR RESPONDEN MANAJER A.1 Nama : A.2 Alamat : A.3 No. Telp/HP : A.4 Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan A.5 Umur : tahun B. KARAKTERISTIK MANAJER DAN IKH B.1 Apakah pendidikan terakhir Bapak/Ibu? : Sarjana Peternakan Dokter Hewan Lainnya B.2 Berapa lamakah anda menjadi manajer di farm ini? tahun B.3. Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan? Pelatihan apa sajakah yang pernah anda dapatkan? Sebutkan No. Nama pelatihan Tahun pelaksanaan B.4. Apakah tipe farm ini : Grand Parent Stock Parent Stock Lainnya B.5. Berapa kapasitas total farm ini? B.6. Berapa kandang yang terdapat di farm ini? buah ekor B.7. Berapa jumlah kandang khusus untuk instalasi karantina DOC? B.8.Berapa kapasitas masing-masing kandang instalasi karantina DOC? buah ekor B.9. Dari negara mana saja asal DOC di farm ini? MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN KESEHATAN B.10. Bagaimana konstruksi kandang? Close house Open House

5 B.11. Bagaimana cara pemberian minum untuk tiap kandang?(jawaban boleh lebih dari satu) Manual Otomatis B.12. Dari mana asal air minum untuk kandang? Sumur bor PAM/air ledeng Waduk Kolam penampungan B.13. Apakah dilakukan program vaksinasi apakah yang dilakukan di peternakan ini? B.14. Jika, vaksinasi apa sajakah yang dilakukan? Marek Coccidiosis Newcastle Disease Infectious Bronchitis Gumboro Avian Rhinotracheitis Salmonella Avian Encephalomyelitis Avian Influenza Lainnya B.15. Apakah ada pembinaan dan penyuluhan dari Dinas Peternakan setempat? B.16. Jika, berapa kali dalam satu tahun Dinas melakukan pembinaan? 1-2 kali 3-4 kali >5 kali C. BIOSEKURITI ISOLASI C.1. Apakah terdapat pagar keliling di farm? (lanjut ke C3) C.2. Terbuat dari bahan apakah pagar keliling farm?(jawaban boleh lebih dari satu) Beton Besi Bambu

6 C.3.Apakah terdapat papan nama petunjuk instalasi karantina? C.4. Apakah terdapat papan larangan untuk memasuki lokasi instalasi karantina? C.5. Berapakah jarak instalasi dari jalan raya? < 300 meter meter > 500 meter C.6. Apakah terdapat pemukiman penduduk di sekitar farm? (lanjut ke C.8) C.7. Berapakah jarak instalasi dari pemukiman terdekat? < 100 meter meter > 300 meter C.8. Berapakah jarak ke farm terdekat? <500 meter km > 1 km C.9. Apakah antar flok diberi pembatas/pagar yang jelas? (lanjut ke C.11) C.10. Terbuat dari apakah pembatas tersebut? Beton Kawat Bambu C.11. Apakah terdapat jaring pengaman (chicken screen) pada setiap kandang? (lanjut ke C.13) C.12. Terbuat dari bahan apakah jaring tersebut? Jala nilon Kawat besi C.13. Apakah dalam satu kandang hanya berisi ayam dengan umur yang sama? C.14. Apakah dilakukan sistem all in all out pada ayam? C.15. Apakah terdapat kandang isolasi untuk ayam yang sakit?

7 C.16. Apa yang dilakukan terhadap ayam yang mati? Dikubur dalam lubang Dibakar dengan incinerator Dibakar dalam lubang Dipergunakan sebagai pakan hewan lain (misal pakan ikan) LALU LINTAS C.17. Apakah terdapat catatan/dokumen ayam yang masuk dan keluar instalasi? C.18. Apakah terdapat catatan yang berisi lalu lintas orang, kendaraan, dan peralatan yang keluar masuk instalasi (log book)? C.19. Apakah terdapat pos penjagaan dan petugas jaga yang siap selama 24 jam di pintu masuk/pintu gerbang? C.20. Apakah tikus dapat masuk ke dalam kandang? Beberapa kandang yang ada C.21. Apakah burung liar dapat masuk ke dalam kandang? Beberapa kandang yang ada SANITASI C.22. Apakah terdapat Standard Operating Procedures (SOP) untuk cleaning dan disinfeksi personel, alat angkut, dan peralatan yang akan masuk ke dalam instalasi? C.23. Disinfektan apakah yang Bapak/Ibu pergunakan di peternakan ini? (jawaban boleh lebih dari satu) Klorin Iodin Alkohol Amonium kuartener Formaldehida Kalium permanganat Fenol Lainnya

8 C.24. Apakah pada peternakan ini terdapat program: Pengendalian burung Pengendalian serangga Pengendalian tikus C.25 Bagaimana program pengendalian hama ini dilakukan di tempat Bapak/Ibu? Dilakukan sendiri Kontrak dengan pihak luar C.26. Apakah terdapat unit pengolahan limbah di peternakan ini? C.27. Apakah dilakukan pengolahan air minum (water treatment) pada peternakan ini?

9 PENGETAHUAN TENTANG BIOSEKURITI Petunjuk pengisian : mohon dibaca dengan teliti, bila anda merasa tidak tahu jawabannya mohon jangan ditebak No Pernyataan Benar Salah Tahu 1 Instalasi karantina DOC adalah suatu wilayah yang hanya dapat dimasuki oleh petugas yang berwenang 2 Pagar tembok keliling yang kuat dan rapat untuk instalasi diperlukan untuk mencegah masuk dan keluarnya penyakit 3 perlu terdapat papan nama petunjuk instalasi dan papan larangan untuk memasuki lokasi instalasi karantina 4 Untuk mencegah penularan penyakit, jarak instalasi dengan jalan raya tidak perlu >400m 5 Jarak lokasi instalasi DOC dengan farm lain ± 400m untuk mencegah penyebaran penyakit 6 Jarak antar flok dalam instalasi boleh kurang dari 40 meter untuk mencegah penyebaran penyakit 7 Antar flok dalam instalasi perlu dibatasi oleh pagar yang kuat 8 Jaring pengaman (chicken screen) tidak perlu dipasang di setiap kandang 9 DOC yang baru datang dimasukkan dalam kandang tersendiri terpisah dari ayam lain

10 No Pernyataan Benar Salah Tahu 10 Untuk mencegah penyakit perlu dilakukan sistem all in all out untuk tiap kandang 11 Ayam yang sakit harus segera dipisahkan dan diafkir dari kandang flok 12 Pencatatan (recording) kesehatan ayam harus dilakukan selama masa karantina 13 Semua pengunjung yang akan memasuki instalasi harus melapor ke petugas keamanan di pintu gerbang 14 Pengunjung yang tidak berkepentingan bebas keluar masuk instalasi dengan syarat melapor ke pos penjagaan 15 Setelah ayam dikeluarkan dari kandang untuk diambil sampelnya untuk uji laboratorium, ayam boleh dimasukkan kembali ke kandang flok 16 Pengunjung yang akan memasuki instalasi tidak perlu mengganti baju 17 Pengunjung tidak perlu mandi dan melewati semprotan disinfektan 18 Baju dan alas kaki yang digunakan di luar area instalasi sama dengan baju dan alas kaki di dalam instalasi karantina 19 Pengunjung yang memasuki instalasi (kandang DOC) harus memakai perlengkapan perlindungan diri seperti masker, sarung tangan, dan tutup kepala

11 No Pernyataan Benar Salah Tahu 20 Pengunjung boleh menggunakan perlengkapan yang sama bila memasuki instalasi (kandang DOC) yang lain 21 Instalasi karantina tidak memerlukan unit pengolahan limbah 22 Kandang sebelum dan sesudah digunakan untuk karantina tidak perlu didesinfeksi 23 Program pengendalian hama (pest control) penting untuk mencegah penyebaran penyakit 24 Penggunaan disinfektan yang sesuai dengan instruksi label harus dilaksanakan

12 SIKAP TENTANG BIOSEKURITI Petunjuk pengisian : mohon dibaca dengan teliti, bila anda merasa tidak tahu jawabannya mohon jangan ditebak No Pernyataan SS S TT TS STS 1 Menurut Bapak/Ibu, instalasi karantina DOC adalah suatu wilayah yang hanya dapat dimasuki oleh petugas yang berwenang 2 Menurut Bapak/Ibu, pagar tembok keliling yang kuat dan rapat untuk instalasi diperlukan untuk mencegah masuk dan keluarnya penyakit 3 Bapak/Ibu rasa tidak perlu terdapat papan nama petunjuk instalasi dan papan larangan untuk memasuki lokasi instalasi karantina 4 Bapak/Ibu yakin untuk mencegah penularan penyakit, jarak instalasi dengan jalan raya tidak perlu >400m 5 Bapak/Ibu yakin jarak lokasi instalasi DOC dengan farm lain ± 400m untuk mencegah penyebaran penyakit 6 Jarak antar flok dalam instalasi boleh kurang dari 40 meter untuk mencegah penyebaran penyakit 7 Bapak/Ibu percaya, antar flok dalam instalasi perlu dibatasi oleh pagar yang kuat untuk mencegah penyebaran penyakit 8 Bapak/Ibu yakin bahwa jaring pengaman (chicken screen) tidak perlu dipasang di setiap kandang 9 Bapak/Ibu yakin DOC yang baru datang dimasukkan dalam kandang tersendiri terpisah dari ayam lain dapat untuk mencegah penyebaran penyakit

13 No Pernyataan SS S TT TS STS 10 Bapak/Ibu percaya untuk mencegah penyakit perlu dilakukan sistem all in all out untuk tiap kandang 11 Bapak/Ibu yakin ayam yang sakit harus segera dipisahkan dan diafkir dari kandang flok untuk mencegah penyebaran penyakit 12 Bapak/Ibu percaya pencatatan (recording) kesehatan ayam harus dilakukan selama masa karantina 13 Bapak/Ibu yakin semua pengunjung yang akan memasuki instalasi harus melapor ke petugas keamanan di pintu gerbang 14 Menurut Bapak/Ibu pengunjung yang tidak berkepentingan bebas keluar masuk instalasi dengan syarat melapor ke pos penjagaan 15 Menurut Bapak/Ibu, setelah ayam dikeluarkan dari kandang untuk diambil sampelnya untuk uji laboratorium, ayam boleh dimasukkan kembali ke kandang flok 16 Bapak/Ibu percaya pengunjung yang akan memasuki instalasi tidak perlu mengganti baju 17 Bapak/Ibu yakin pengunjung tidak perlu mandi dan melewati semprotan disinfektan 18 Menurut Bapak/Ibu, baju dan alas kaki yang digunakan di luar area instalasi sama dengan baju dan alas kaki di dalam instalasi karantina 19 Bapak/Ibu yakin pengunjung yang memasuki instalasi (kandang DOC) harus memakai perlengkapan perlindungan diri seperti masker, sarung tangan, dan tutup kepala

14 No Pernyataan SS S TT TS STS 20 Bapak/Ibu percaya pengunjung boleh menggunakan perlengkapan yang sama bila memasuki instalasi (kandang DOC) yang lain 21 Bapak/Ibu yakin instalasi karantina tidak memerlukan unit pengolahan limbah 22 Menurut Bapak/Ibu kandang sebelum dan sesudah digunakan untuk karantina tidak perlu didisinfeksi 23 Bapak/Ibu yakin program pengendalian hama (pest control) penting untuk mencegah penyebaran penyakit 24 Menurut Bapak/Ibu penggunaan disinfektan yang sesuai dengan instruksi label harus dilaksanakan

15 Lampiran 2 Kuesioner dokter hewan IKH DOC BBKP Soekarno Hatta KAP MENGENAI BIOSEKURITI PADA INSTALASI KARANTINA HEWAN (IKH) DOC BBKP SOEKARNO HATTA No. kuisioner : Enumerator : Waktu : Mulai : Selesai : KUISIONER DOKTER HEWAN Pernyataan persetujuan Selamat pagi/siang. Kami mahasiswa FKH IPB hendak melakukan wawancara mengenai biosekuriti di IKH DOC. Kami akan menanyakan perilaku dan kebiasaan Bapak/Ibu terkait dengan pemeliharaan DOC impor. Informasi ini akan membantu kami dalam menyelesaikan tugas akhir perkuliahan dan dapat menjadi informasi untuk pengendalian penyakit DOC impor. Wawancara akan berlangsung ± 30 menit. Informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dijaga kerahasiannya dan tidak akan ditunjukkan kepada orang lain. Partisipasi di dalam wawancara ini bersifat sukarela dan kami berharap Bapak/Ibu dapat berpartisipasi karena informasi dari Bapak/Ibu sangat penting. Apakah Bapak/Ibu bersedia diwawancarai? Jika tidak, mohon berikan alasannya mengapa Bapak/Ibu tidak bersedia diwawancara Tanda tangan Tanggal

16 A. DATA DASAR RESPONDEN DOKTER HEWAN A.1 Nama : A.2 Alamat : A.3 No. Telp/HP : A.4 Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan A.5 Umur : tahun B. KARAKTERISTIK DOKTER HEWAN FARM B.1 Apakah pendidikan terakhir Bapak/Ibu?(jawaban boleh lebih dari satu) : Dokter Hewan Pasca Sarjana B.2 Berapa lamakah anda bekerja di farm ini? tahun B.3. Apakah tipe farm ini : Grand Parent Stock Parent Stock Lainnya B.4. Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan? Pelatihan apa sajakah yang pernah anda dapatkan? Sebutkan No. Nama pelatihan Tahun pelaksanaan B.5.Sebelum bekerja di farm ini, apakah anda pernah bekerja di peternakan ayam lain? (lanjut ke pertanyaan B.7) B.6. Pada peternakan ayam yang anda pernah bekerja sebelum ini, apakah tipe peternakannya? Grand parent stock Parent stock Peternakan sektor 3 Lainnya,sebutkan B.7. Berapa kandang yang menjadi tanggung jawab anda di farm ini? buah B.8.Berapa kapasitas masing-masing kandang instalasi karantina DOC yang merupakan tanggung jawab anda? ekor

17 MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN KESEHATAN B.9. Bagaimana konstruksi kandang? Close house Open house B.10. Bagaimana cara pemberian minum untuk tiap kandang?(jawaban boleh lebih dari satu) Manual Otomatis B.11. Dari mana asal air minum untuk kandang? Sumur bor PAM/air ledeng Waduk Kolam penampungan B.12. Apakah terdapat fasilitas pengolahan air (water treatment) untuk minum ayam? B.13 Apakah dilakukan program vaksinasi apakah yang dilakukan di peternakan ini? B.14. Jika, vaksinasi apa sajakah yang dilakukan? Marek Coccidiosis Newcastle Disease Infectious Bronchitis Gumboro Avian Rhinotracheitis Salmonella Avian Encephalomyelitis Avian Influenza Lainnya B.15. Apakah dilakukan pemberian suplemen? (lanjut ke B.17) B.16. Jika, suplemen apa sajakah yang diberikan? Vitamin Mineral Asam amino Lainnya

18 B.17. Apakah pernah terjadi outbreak (wabah) penyakit di peternakan ini dalam 5 tahun terakhir? (lanjut ke B.19) B.18. Penyakit apa sajakah yang pernah terjadi? No. Nama penyakit Waktu kejadian B.19. Apakah ada pembinaan dan penyuluhan dari Dinas Peternakan setempat? B.20 Jika, berapa kali dalam satu tahun Dinas melakukan pembinaan? 1-2 kali 3-4 kali >5 kali C. BIOSEKURITI ISOLASI C.1. Apakah dilakukan pemeriksaan keadaan ayam secara rutin? (lanjut ke C.3) C.2. Berapa sering dilakukan pemeriksaan? 1 kali sehari 2 kali sehari 3 kali sehari Lainnya,sebutkan C.3. Apakah dilakukan monitoring kesehatan ayam secara teratur? (lanjut ke C.8) C.4. Berapa frekuensi monitoring kesehatan ayam yang anda lakukan? 2 minggu sekali Sebulan sekali 2 bulan sekali Hanya jika ada kasus C.5. Apakah dilakukan pengambilan sampel dalam melakukan monitoring kesehatan ayam?

19 C.6. Jika, sampel apa sajakah yang diambil untuk monitoring kesehatan?(jawaban boleh lebih dari satu) Serum Swab kloaka Histopatologi C.7. Di manakah sampel tersebut diuji??(jawaban boleh lebih dari satu) Laboratorium milik perusahaan Laboratorium pemerintah (misal Balitvet) C.8. Bila terdapat ayam yang menunjukkan gejala sakit apa yang anda lakukan? melakukan apa-apa Memisahkan dari flok C.9. Bila anda memisahkan ayam dari flok, ke mana ayam itu dipindahkan? Kandang isolasi khusus Tempat penampungan C. 10. Setelah ayam dipisahkan, apa yang anda lakukan terhadap ayam tersebut? Diobati Diafkir C.11. Bila ditemukan ayam mati, apa yang anda lakukan terhadap bangkai ayam tersebut? (jawaban boleh lebih dari satu) Mengambil sampel untuk uji laboratorium Dikumpulkan dalam satu lokasi (misalnya dalam pendingin) Dibuang C.12. Apakah dalam satu kandang hanya berisi ayam dengan umur yang sama? C.13. Apakah dilakukan sistem all in all out untuk ayam? C.14. Apakah terdapat kandang isolasi untuk ayam yang sakit? C.15. Di mana letak kandang isolasi? Kandang terpisah Kandang yang sama tetapi diberi sekat LALU LINTAS C.16. Apakah terdapat catatan/dokumen ayam yang masuk dan keluar instalasi?

20 C.17. Apakah terdapat catatan kesehatan ayam untuk tiap flok? C.18.Bagaimana teknik pengendalian burung liar? (jawaban boleh lebih dari satu) Memasang jaring pengaman di kandang Menata pepohonan di sekitar kandang C. 19. Apakah dilakukan monitoring secara teratur terhadap program: Pengendalian burung Pengendalian serangga Pengendalian tikus C.20. Apakah orang yang tidak berkepentingan dapat masuk ke areal karantina? SANITASI C.21. Apakah anda melakukan pengecekan terhadap pemakaian disinfektan yang digunakan di kandang? C.22. Disinfektan apakah yang Bapak/Ibu pergunakan? (jawaban boleh lebih dari satu) Klorin Iodin Alkohol Amonium kuartener Formaldehida Kalium permanganat Fenol C.23. Apakah yang dilakukan terhadap kotoran ayam?(jawaban boleh lebih dari satu) Tindakan Tempat Perlakuan Dikumpulkan dilakukan apa-apa Lainnya, Lubang Karung Tanah kosong Tempat sampah Lainnya, Dibuang Dibakar Dibuat kompos Dijual Dipakai sendiri Lainnya, C.24. Apakah yang anda lakukan terhadap bekas litter?(jawaban boleh lebih dari satu) Tindakan Tempat Perlakuan Dikumpulkan dilakukan apa-apa Lainnya, Lubang Karung Tanah kosong Tempat sampah Lainnya, Dibuang Dibakar Dibuat kompos Dijual Dipakai sendiri Lainnya,

21 PENGETAHUAN TENTANG BIOSEKURITI Petunjuk pengisian : mohon dibaca dengan teliti, bila anda merasa tidak tahu jawabannya mohon jangan ditebak No Pernyataan Benar Salah Tahu 1 Pemeriksaan keadaan ayam secara teratur dapat mencegah terjadinya wabah 2 Monitoring kesehatan secara teratur dapat mencegah terjadinya wabah 3 Pemisahan ayam yang menunjukkan gejala sakit dapat mencegah timbulnya wabah 4 Pengelompokan ayam dengan umur yang sama dalam satu flok dapat mencegah timbulnya wabah 5 Prinsip all in all out sangat berguna untuk mengontrol suatu penyakit dalam flok 6 Ayam yang menunjukkan gejala sakit tidak perlu dipisahkan di kandang isolasi 7 Pencatatan kesehatan ayam (recording) sangat berguna untuk mengetahui status kesehatan farm 8 Kontrol burung liar bukan salah satu cara pencegahan penyakit 9 Dalam farm (instalasi) tidak perlu dilakukan pembatasan personel (orang bebas keluar masuk farm) 10 Untuk mencegah penyakit perlu dilakukan kontrol serangga 11 Untuk mencegah penyakit tidak perlu dilakukan kontrol hama (pest control)

22 No Pernyataan Benar Salah Tahu 12 Ayam yang sakit harus segera dipisahkan dan diafkir dari kandang flok 13 Setelah ayam dikeluarkan dari kandang untuk diambil sampelnya untuk uji laboratorium, ayam boleh dimasukkan kembali ke kandang flok 14 Kandang sebelum dan sesudah digunakan untuk karantina tidak perlu didisinfeksi 15 Instalasi karantina tidak memerlukan unit pengolahan limbah 16 Limbah farm harus ditangani dengan baik untuk mencegah penyebaran penyakit 17 Penggunaan disinfektan harus dikontrol secara teratur untuk mencegah penyebaran penyakit 18 Penggunaan disinfektan harus sesuai dengan instruksi label

23 SIKAP TENTANG BIOSEKURITI Petunjuk pengisian : mohon dibaca dengan teliti, bila anda merasa tidak tahu jawabannya mohon jangan ditebak No Pernyataan SS S TT TS STS 1 Bapak/Ibu percaya pengecekan keadaan ayam secara teratur dapat mencegah terjadinya wabah 2 Bapak/Ibu yakin dengan monitoring kesehatan secara teratur dapat mencegah terjadinya wabah 3 Bapak/Ibu percaya pemisahan ayam yang menunjukkan gejala sakit dapat mencegah timbulnya wabah 4 Bapak/Ibu rasa pengelompokan ayam dengan umur yang sama dalam satu flok dapat mencegah timbulnya wabah 5 Bapak/Ibu yakin prinsip all in all out sangat berguna untuk mengontrol suatu penyakit dalam flok 6 Bapak/Ibu yakin ayam yang menunjukkan gejala sakit tidak perlu dipisahkan di kandang isolasi 7 Bapak/Ibu percaya pencatatan kesehatan ayam (recording) sangat berguna untuk mengetahui status kesehatan farm 8 Bapak/Ibu rasa kontrol burung liar bukan salah satu cara pencegahan penyakit 9 Bapak/Ibu yakin dalam farm (instalasi) tidak perlu dilakukan pembatasan personel (orang bebas keluar masuk farm)

24 No Pernyataan SS S TT TS STS 10 Bapak/Ibu percaya untuk mencegah penyakit perlu dilakukan kontrol serangga 11 Bapak/Ibu yakin untuk mencegah penyakit tidak perlu dilakukan kontrol hama (pest control) 12 Bapak/Ibu percaya bahwa ayam yang sakit harus segera dipisahkan dan diafkir dari kandang flok 13 Bapak/Ibu yakin setelah ayam dikeluarkan dari kandang untuk diambil sampelnya untuk uji laboratorium, ayam boleh dimasukkan kembali ke kandang flok 14 Bapak/Ibu rasa kandang sebelum dan sesudah digunakan untuk karantina tidak perlu didisinfeksi 15 Bapak/Ibu percaya instalasi karantina tidak memerlukan unit pengolahan limbah 16 Bapak/Ibu yakin limbah farm harus ditangani dengan baik untuk mencegah penyebaran penyakit 17 Bapak/Ibu percaya bahwa disinfektan harus dikontrol secara teratur 18 Bapak/Ibu yakin penggunaan disinfektan yang sesuai dengan instruksi label harus dilaksanakan

25 Lampiran 3 Kuesioner pekerja kandang IKH DOC BBKP Soekarno Hatta KAP MENGENAI BIOSEKURITI PADA INSTALASI KARANTINA HEWAN (IKH) DOC BBKP SOEKARNO HATTA No. kuisioner : Enumerator : Waktu : Mulai : Selesai : KUISIONER PEKERJA KANDANG Pernyataan persetujuan Selamat pagi/siang. Kami mahasiswa FKH IPB hendak melakukan wawancara mengenai biosekuriti di IKH DOC. Kami akan menanyakan perilaku dan kebiasaan Bapak/Ibu terkait dengan pemeliharaan DOC impor. Informasi ini akan membantu kami dalam menyelesaikan tugas akhir perkuliahan dan dapat menjadi informasi untuk pengendalian penyakit DOC impor. Wawancara akan berlangsung ± 30 menit. Informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dijaga kerahasiannya dan tidak akan ditunjukkan kepada orang lain. Partisipasi di dalam wawancara ini bersifat sukarela dan kami berharap Bapak/Ibu dapat berpartisipasi karena informasi dari Bapak/Ibu sangat penting. Apakah Bapak/Ibu bersedia diwawancarai? Jika tidak, mohon berikan alasannya mengapa Bapak/Ibu tidak bersedia diwawancara Tanda tangan Tanggal

26 A. DATA DASAR RESPONDEN PEKERJA KANDANG A.1 Nama : A.2 Alamat : A.3 No. Telp/HP : A.4 Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan A.5 Umur : tahun B. KARAKTERISTIK PEKERJA KANDANG B.1. Apakah pendidikan terakhir Bapak/Ibu? : SD/sederajat SMP/sederajat SLTA/sederajat B.2. Apakah tipe farm ini : Grand Parent Stock Parent Stock B.3.Apakah pekerjaan di farm ini adalah pekerjaan utama anda? (jika tidak lanjut ke pertanyaan B.4) B.4. Apakah pekerjaan anda selain bekerja di farm ini?sebutkan B.5. Berapa lamakah anda bekerja di farm ini? tahun B.6. Sebelum bekerja di farm ini, apakah anda pernah bekerja di peternakan ayam lain? (lanjut ke pertanyaan B.5) B.7. Pada peternakan ayam yang anda pernah bekerja sebelum ini, apakah tipe peternakannya? Grand parent stock Parent stock Peternakan sektor 3 Lainnya,sebutkan B.8.Berapa kandang yang menjadi tanggung jawab anda di farm ini? buah B.9. Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan? Pelatihan apa sajakah yang pernah anda dapatkan? Sebutkan No. Nama pelatihan Tahun pelaksanaan

27 C. BIOSEKURITI ISOLASI C.1. Apakah ada jaring untuk mencegah burung pada tiap kandang? C.2. Bila anda menemukan kerusakan pada screen/jaring pada kandang, apa yang anda lakukan? Melaporkan ke penanggung jawab kandang Memperbaiki sendiri Mengganti dengan yang baru melakukan apa-apa C.3. Bila anda menemukan ayam yang menemukan gejala sakit, apa yang anda lakukan? melakukan apa-apa Melaporkan kepada penanggung jawab kandang Memisahkan ayam sakit dari yang sehat C.4. Bila anda menemukan kematian tinggi ayam, apa yang anda lakukan? melakukan apa-apa Melaporkan kepada penanggung jawab kandang Memisahkan ayam yang mati dari yang hidup LALU LINTAS C.5. Apakah anda pernah mengunjungi farm lain dalam waktu dekat ini? (lanjut ke C.7) C.6. Apakah anda memberitahukan tentang kunjungan anda ke farm lain tersebut kepada manajer farm/penanggung jawab farm?, alasan C.7. Apakah anda menutup pintu kandang setelah kegiatan di dalam kandang selesai? Kadang-kadang C.8. Apakah terdapat pengaman khusus (misalnya gembok) untuk tiap kandang? (lanjut ke C.10) C.9. Di mana tempat penyimpanan kunci pengaman tersebut? Di tempat khusus Digantung di dekat kandang C.10. Apakah ada orang lain selain anda yang memiliki akses ke kandang?sebutkan

28 SANITASI C.11. Apa yang anda lakukan sebelum masuk ke kandang? (jawaban boleh lebih dari satu) Mandi Mengganti baju khusus Mengganti alas kaki dengan sepatu khusus Mencuci tangan/mencelup tangan dengan disinfektan Mencelup alas kaki pada bak disinfektan C.12. Berapa kali anda membersihkan tempat pakan dan minum? Sehari dua kali Satu kali sehari Dua hari sekali tentu C.13. Apa yang anda lakukan saat membersihkan tempat pakan dan minum?(jawaban boleh lebih dari satu) Mengosongkan isinya Membilas dengan air Menggosok dengan sikat Mencuci dengan sabun Dibilas dengan disinfektan C.14. Apakah disinfektan yang dipakai untuk mencelup alas kaki diganti secara teratur? (lanjut ke C.16) C.15. Berapa jangka waktu penggantian disinfektan? Sehari sekali 2-3 hari 4-5 hari >5 hari tentu C.16. Bagaimana cara anda memakai disinfektan? Sesuai petunjuk dokter hewan/manajer farm Sesuai petunjuk pada kemasan Dikira-kira sesuai keinginan C.17. Bagaimana cara anda membersihkan kandang?(jawaban boleh lebih dari satu) Disapu Disemprot dengan sprayer Diberi disinfektan Diberi kapur C.18. Apa yang anda lakukan bila menemukan tikus di dalam kandang? (jawaban boleh lebih dari satu) Dibiarkan saja Dibunuh dengan tangan Menggunakan perangkap Dibunuh dengan racun

29 C.19. Apa yang anda lakukan bila menemukan lalat/kecoa/serangga lain di kandang? (jawaban boleh lebih dari satu) Dibiarkan saja Dibunuh dengan tangan Menggunakan perangkap Dibunuh dengan racun (insektisida)

30 PENGETAHUAN TENTANG BIOSEKURITI Petunjuk pengisian : mohon dibaca dengan teliti, bila anda merasa tidak tahu jawabannya mohon jangan ditebak No Pernyataan Benar Salah Tahu 1 Pemasangan jaring pada kandang dapat mencegah tertular penyakit oleh burung liar 2 Perbaikan jaring yang rusak dengan segera dapat mencegah penyebaran penyakit 3 Ayam yang sakit tidak perlu segera dilaporkan kepada dokter hewan atau tidak perlu segera dipisahkan 4 perlu melaporkan kepada penanggung jawab farm atau kepada dokter hewan tentang kunjungan ke farm ayam lain 5 Pintu kandang harus selalu tertutup untuk mencegah hewan atau orang yang tidak berkepentingan masuk ke dalam kandang 6 Pintu harus selalu digembok untuk untuk mencegah hewan atau orang yang tidak berkepentingan masuk ke dalam kandang 7 Semua orang bebas untuk memakai kunci gembok dan masuk ke dalam kandang 8 Sebelum masuk kandang dan bekerja harus mandi terlebih dahulu 9 Baju dan alas kaki yang digunakan di luar area farm sama dengan yang digunakan di dalam kandang 10 Sebelum masuk ke dalam kandang harus mencuci tangan atau mencelup tangan ke dalam bak disinfektan 11 Sebelum masuk ke dalam kandang harus mencelupkan alas kaki ke dalam bak disinfektan 12 Membersihkan tempat pakan dan minum secara teratur dapat mencegah penyebaran penyakit 13 Tempat pakan dan minum tidak perlu dibersihkan dengan bersih, cukup dibilas dengan disinfektan

31 No Pernyataan Benar Salah Tahu 14 Isi bak disinfektan perlu diganti secara teratur 15 Kandang yang dibersihkan secara menyeluruh dan diberi disinfektan dapat mencegah penyebaran penyakit 16 Penggunaan disinfektan yang sesuai dengan instruksi label harus dilaksanakan 17 Pengendalian tikus dapat mencegah penyebaran penyakit 18 Pengendalian serangga dapat mencegah penyebaran penyakit

32 SIKAP TENTANG BIOSEKURITI Petunjuk pengisian : mohon dibaca dengan teliti, bila anda merasa tidak tahu jawabannya mohon jangan ditebak No Pernyataan SS S TT TS STS 1 Bapak/Ibu rasa pemasangan jaring pada kandang dapat mencegah penyebaran penyakit 2 Bapak/Ibu percaya perbaikan jaring yang rusak dengan segera dapat mencegah penyakit 3 Bapak/Ibu yakin ayam yang sakit tidak perlu segera dilaporkan kepada dokter hewan atau tidak perlu segera dipisahkan 4 Bapak/Ibu rasa tidak perlu melaporkan kepada penanggung jawab farm atau kepada dokter hewan tentang kunjungan ke farm ayam lain 5 Bapak/Ibu percaya pintu kandang harus selalu tertutup untuk mencegah hewan atau orang yang tidak berkepentingan masuk ke dalam kandang 6 Bapak/Ibu yakin pintu harus selalu digembok untuk untuk mencegah hewan atau orang yang tidak berkepentingan masuk ke dalam kandang 7 Bapak/Ibu rasa semua orang bebas untuk memakai kunci gembok dan masuk ke dalam kandang 8 Bapak/Ibu percaya sebelum masuk kandang dan bekerja harus mandi terlebih dahulu 9 Bapak/Ibu yakin baju dan alas kaki yang digunakan di luar area farm sama dengan yang digunakan di dalam kandang 10 Bapak/Ibu percaya sebelum masuk ke dalam kandang harus mencuci tangan atau mencelup tangan ke dalam bak disinfektan

33 No Pernyataan SS S TT TS STS 11 Bapak/Ibu yakin sebelum masuk ke dalam kandang harus mencelupkan alas kaki ke dalam bak disinfektan 12 Bapak/Ibu yakin membersihkan tempat pakan dan minum secara teratur dapat mencegah penyebaran penyakit 13 Bapak/Ibu rasa tempat pakan dan minum tidak perlu dibersihkan dengan bersih, cukup dibilas dengan disinfektan 14 Bapak/Ibu percaya isi bak disinfektan perlu diganti secara teratur 15 Bapak/Ibu percaya kandang yang dibersihkan secara menyeluruh dan diberi disinfektan dapat mencegah penyebaran penyakit 16 Bapak/Ibu rasa penggunaan disinfektan yang sesuai dengan instruksi label harus dilaksanakan 17 Bapak/Ibu yakin pengendalian tikus dapat mencegah penyebaran penyakit 18 Bapak/Ibu yakin pengendalian serangga dapat mencegah penyebaran penyakit

34 Lampiran 4 Checklist observasi IKH DOC BBKP Soekarno Hatta CHECKLIST ISOLASI No Kondisi saat observasi Keterangan 1. Terdapat tembok keliling? Apakah terdapat papan nama petunjuk instalasi karantina dan papan larangan untuk memasuki lokasi instalasi karantina 3. Apakah jarak instalasi minimum dari jalan besar/jalan raya minimum 400 meter 4. Apakah jarak instalasi dengan pemukiman minimum 300 meter 5. Apakah jarak instalasi dengan farm lain minimum 400 m 6. Apakah jarak antar flok (kandang) di dalam instalasi minimum 40 m 7. Apakah antar flok dibatasi dengan pagar yang kuat 8. Apakah terdapat jaring pengaman (chicken screen) pada tiap kandang 9. Apakah ayam dipisahkan berdasarkan umur 10. Apakah dilakukan sistem all in all out untuk kandang setelah selesai masa karantina? 11. Apakah terdapat fasilitas untuk pembuangan ayam mati dan litter

35 KONTROL LALU LINTAS No. Kondisi saat observasi Keterangan 1. Apakah terdapat catatan/dokumen ayam yang masuk dan keluar instalasi 2. Apakah terdapat pos penjagaan di samping pintu gerbang 3. Apakah terdapat catatan yang berisi lalu lintas orang, kendaraan, dan peralatan yang keluar masuk instalasi 4. Apakah orang atau kendaraan yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke dalam area instalasi (farm) SANITASI No. Kondisi saat observasi Keterangan 1. Apakah dilakukan cleaning dan disinfeksi yang teratur untuk kandang dan peralatan 2. Apakah alat angkut yang akan masuk ke dalam instalasi dibersihkan dan didisinfeksi 3. Apakah tindakan disinfeksi menggunakan disinfektan yang sesuai standar dan cara penggunaan menurut label 4. Apakah terdapat ruang cleaning dan disinfeksi untuk orang yang akan masuk ke dalam instalasi 5. Apakah orang yang akan masuk ke dalam kandang instalasi melakukan cleaning dan disinfeksi 6. Apakah baju kerja yang dipakai di dalam kandang instalasi berbeda dengan baju yang dipakai di luar kandang 7. Apakah alas kaki (sepatu) yang dipakai di dalam kandang instalasi berbeda dengan baju yang dipakai di luar kandang 1 2 3

36 No. Kondisi saat observasi Keterangan 8. Apakah terdapat footbath untuk tiap kandang Disinfektan yang digunakan untuk footbath diganti secara berkala 10. Dilakukan cleaning dan disinfeksi untuk kandang instalasi sebelum dan sesudah masa karantina DOC 11. Terdapat program pengendalian hama (pest control) 12. Terdapat monitoring pengendalian hama 13. Jangka waktu monitoring pengendalian hama

37 KETERANGAN ISOLASI No Kondisi saat observasi 1. Bagaimana bahan penyusun tembok Keterangan Terbuat dari batako berlubanglubang Terbuat dari batako dengan beberapa lubang Terbuat dari tembok tanpa lubang-lubang 2. Apakah terdapat papan nama petunjuk instalasi karantina dan papan larangan untuk memasuki lokasi instalasi karantina Papan nama terletak di tempat yang tidak terlihat Papan nama terletak di tempat yang terlihat namun tulisan sudah susah terbaca Papan terletak tempat terlihat tulisan terbaca nama di yang dan jelas 3. Apakah jarak instalasi minimum dari jalan besar/jalan raya minimum 400 m 4. Apakah jarak instalasi dengan pemukiman minimum 300 m Jarak m Jarak m Jarak m Jarak lebih dari 600 meter Jarak m Jarak lebih dari 500m 5. Apakah jarak instalasi dengan farm lain minimum 400 m Jarak 400m Jarak m Jarak lebih dari 500m 6. Apakah jarak antar flok (kandang) di dalam instalasi minimum 40 m Jarak 40m Jarak 41-50m Jarak lebih dari 50m 7. Apakah antar flok dibatasi dengan pagar yang kuat Pagar terbuat dari kayu Pagar terbuat dari besi dan kawat Pagar terbuat dari tembok beton 8. Apakah terdapat jaring pengaman (chicken screen) pada tiap kandang Jaring dalam keadaan rusak Jaring ada beberapa yang rusak Jaring dalam keadaan baik

38 No Kondisi saat observasi 10. Apakah dilakukan sistem all in all out untuk kandang setelah selesai masa karantina? Keterangan Dipindah ke kandang yang sama tetapi antar kandang dibatasi sekat kayu Dipindah ke kandang yang sama tetapi antar kandang dibatasi dengan sekat tembok Dipindah ke kandang yang lain 11. Apakah terdapat fasilitas untuk pembuangan ayam mati dan litter Dibuang ke tempat terbuka dan ada pagar pengaman Dibuang ke tempat tertutup sehingga serangga dan hewan tidak dapat masuk Menggunakan insinerator KONTROL LALU LINTAS No. Kondisi saat observasi Keterangan Apakah terdapat catatan/dokumen ayam yang masuk dan keluar instalasi Catatan tidak pernah diperbarui Catatan diperbarui Catatan diperbarui dan tersusun rapi 2. Apakah terdapat pos penjagaan di samping pintu gerbang Penjaga tidak ada Penjaga hanya berjaga siang hari Terdapat penjaga selama 24 jam 3. Apakah terdapat catatan yang berisi lalu lintas orang, kendaraan, dan peralatan yang keluar masuk instalasi Catatan tidak pernah diperbarui Catatan diperbarui Catatan diperbarui dan tersusun rapi 4. Apakah orang atau kendaraan yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke dalam area instalasi (farm) Boleh masuk ke sekitar area karantina Boleh masuk ke kandang selain area karantina Sama sekali tidak boleh masuk ke area karantina

39 SANITASI No. Kondisi saat observasi Keterangan 1. Apakah dilakukan cleaning yang teratur untuk kandang dan peralatan Lebih dari 2 hari sekali 2 hari sekali Setiap hari 2. Apakah dilakukan disinfeksi yang teratur untuk kandang dan peralatan 3. Apakah alat angkut yang akan masuk ke dalam instalasi dibersihkan dan didisinfeksi Lebih dari 2 hari sekali Hanya dibersihkan tanpa didisinfeksi 2 hari sekali Setiap hari Hanya didisinfeksi tanpa dibersihkan Dibersihkan dan didisinfeksi 4. Apakah tindakan disinfeksi menggunakan disinfektan yang sesuai standar dan cara penggunaan menurut label 5. Apakah terdapat ruang cleaning dan disinfeksi untuk orang yang akan masuk ke dalam instalasi Satu tutup botol untuk 1 liter Ada Dikira-kira Berfungsi dengan baik Menurut label produsen Terpelihara dengan baik dan berfungsi dengan baik 6. Apakah orang yang akan masuk ke dalam kandang instalasi melakukan cleaning dan disinfeksi 7. Apakah baju kerja yang dipakai di dalam kandang instalasi berbeda dengan baju yang dipakai di luar kandang 8. Apakah alas kaki (sepatu) yang dipakai di dalam kandang instalasi berbeda dengan alas kaki yang dipakai di luar kandang 9. Apakah terdapat footbath untuk tiap kandang Hanya dilakukan cleaning tanpa disinfeksi Baju diganti bila masuk ke areal karantina saja Sepatu diganti bila masuk ke areal karantina saja Ada tidak digunakan tetapi Hanya dilakukan disinfeksi tanpa cleaning Baju diganti bila memasuki beberapa kandang Sepatu diganti bila memasuki beberapa kandang Ada dan digunakan tetapi tidak berisi disinfektan sesuai aturan pakai Melakukan cleaning dan disinfeksi Baju harus diganti untuk tiap kandang Sepatu harus diganti untuk tiap kandang Ada dan berisi disinfektan sesuai aturan pakai serta digunakan

40 No. Kondisi saat observasi 11. Apakah dilakukan cleaning dan disinfeksi untuk kandang instalasi sebelum dan sesudah masa karantina DOC Hanya dilakukan cleaning tanpa disinfeksi Keterangan Hanya dilakukan disinfeksi tanpa cleaning Dilakukan cleaning dan disinfeksi 12. Apakah terdapat program pengendalian hama (pest control) Sendiri Dipihak keduakan Dipihakketiga kan 13. Monitoring pengendalian hama >2 bulan sekali 2 bulan sekali Sebulan sekali

41 Lampiran 5 Data IKH DOC BBKP Soekarno Hatta Data IKH DOC BBKP Soekarno Hatta No. Nama Tipe Alamat 1 CV. MISSOURI GPS Desa Cigandel, Kabupaten Sumedang 2 PT. BIBIT INDONESIA PS DesaPasiripis, Kabupaten Majalengka 3 PT. BIBIT INDONESIA GPS Desa Kodasari, Kabupaten Majalengka 4 PT. BIBIT INDONESIA GPS Desa Mekarjaya, Kabupaten Majalengka 5 PT. CENTRAL AVIAN PERTIWI GPS Desa Sukamulya,Kabupaten Bogor 6 PT. CENTRAL AVIAN PERTIWI GPS Desa Padaasih, Kabupaten Subang 7 PT. CENTRAL AVIAN PERTIWI GPS Desa Padamulya, Kabupaten Subang 8 PT. CENTRAL AVIAN PERTIWI GPS Desa.Padaasih, Kabupaten Subang 9 10 PT. CHAROEN POKPHAND JAYA FARM PT. CIBADAK INDAH SARI FARM GPS Desa Jawilan, Kabupaten Serang GPS Desa Pingku, Kabupaten Bogor 11 PT. CJ-PIA GPS Desa Darmareja, Kabupaten Sukabumi 12 PT. CJ-PIA/ PT. INTERTAMA TRIKENCANA BERSINAR GPS Desa Titisan, Kabupaten Sukabumi 13 PT. GALUR PRIMA COBBINDO GPS Desa Makasari, Kabupaten Sukabumi 14 PT. HYBRO INDONESIA GPS Desa Cisarande, Kabupaten Cianjur 15 PT. ISA INDONESIA GPS Desa Jurug, Kabupaten Bogor PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA PT. MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA GPS Desa Sukamanah, Kabupaten Purwakarta GPS Desa Taringgul Tengah, Kabupaten Purwakarta GPS Desa Kedubandeng, Kabupaten Purwakarta 19 PT. SIERAD PRODUCE PS Desa Lebak Asih, Kabupaten Lebak 20 PT. SIERAD PRODUCE PS Desa Cibinong, Kabupaten Bogor 21 PT. SIERAD PRODUCE PS Desa Cikujang, Kabupaten Sukabumi 22 PT. SIERAD PRODUCE PS Desa Cijulang, Kabupaten Sukabumi 23 PT. SIERAD PRODUCE PS Desa Cibolang, Kabupaten Sukabumi

METODE PENELITIAN. Karakteristik personel IKH DOC yang berupa: Umur Tingkat pendidikan Pengalaman Pelatihan. Praktik Biosekuriti

METODE PENELITIAN. Karakteristik personel IKH DOC yang berupa: Umur Tingkat pendidikan Pengalaman Pelatihan. Praktik Biosekuriti METODE PENELITIAN Kerangka Konsep Penelitian Terdapat beberapa peubah yang akan digunakan di dalam penelitian ini yaitu karakteristik, pengetahuan, sikap dari personel IKH DOC yang terdiri dari manajer,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN Nomor : 499/Kpts/PD /L/12/2008 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN Nomor : 499/Kpts/PD /L/12/2008 TENTANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN Nomor : 499/Kpts/PD.670.210/L/12/2008 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI KARANTINA HEWAN UNTUK DAY OLD CHICK (DOC) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Partisipasi Responden Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di instalasi karantina hewan (IKH) day old chick (DOC) milik Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP)

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007 2 Menimbang : BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN UNGGAS DI PEMUKIMAN MASYARAKAT BUPATI CIREBON a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit adalah ayam penghasil telur tetas fertil yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit adalah ayam penghasil telur tetas fertil yang digunakan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pembibit Broiler Ayam pembibit adalah ayam penghasil telur tetas fertil yang digunakan untuk ditetaskan menjadi DOC (Suprijatna dkk., 2005). Ayam pembibit menghasilkan

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN Kontrol

KUISIONER PENELITIAN Kontrol KUISIONER PENELITIAN Kontrol KAJIAN FAKTOR RISIKO TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA PADA SEKTOR 4 DI PROPINSI LAMPUNG Tanggal tanggal bulan tahun : - - Nomor Kuisioner : - Waktu mulai : Waktu

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PRAKTIKUM INDUSTRI TERNAK UNGGAS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PRAKTIKUM INDUSTRI TERNAK UNGGAS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PRAKTIKUM INDUSTRI TERNAK UNGGAS 1. Dosen melakukan rapat koordinasi dengan asisten terkait dengan rencana pelaksanaan praktikum Industri Ternak Unggas minimal 1 bulan sebelum

Lebih terperinci

PEDOMAN BUDI DAYA BURUNG PUYUH YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN BUDI DAYA BURUNG PUYUH YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN 5 A. Latar Belakang LAMPIRAN: PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 33/Permentan/OT.140/2/2014 TANGGAL: 24 Februari 2014 PEDOMAN BUDI DAYA BURUNG PUYUH YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN Burung

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Tatalaksana Kesehatan Peternakan Sapi Perah Rakyat di KTTSP Baru Sireum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

Lampiran 1 Kuesioner Tatalaksana Kesehatan Peternakan Sapi Perah Rakyat di KTTSP Baru Sireum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor Lampiran 1 Kuesioner Tatalaksana Kesehatan Peternakan Sapi Perah Rakyat di KTTSP Baru Sireum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor 19 No. Kuesioner : Enumerator : Tanggal : Waktu : PERNYATAAN PERSETUJUAN Nama

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 50/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN UNGGAS DI PEMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 50/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN UNGGAS DI PEMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 50/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN UNGGAS DI PEMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Biosekuriti

TINJAUAN PUSTAKA Biosekuriti TINJAUAN PUSTAKA Biosekuriti Biosekuriti didefinisikan sebagai penerapan kontrol kesehatan dan usahausaha untuk mencegah masuk dan menyebarnya agen infeksius baru ke dalam suatu kawanan ternak (Pinto dan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENERAPAN GOOD FARMING PRACTICE UNTUK MELESTARIKAN PLASMA NUTFAH ITIK LOKAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETERNAK (Studi Kasus di Kelompok Ternak Itik Kebersamaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler pembibit merupakan ayam yang menghasilkan bibit ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler pembibit merupakan ayam yang menghasilkan bibit ayam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Pembibit Ayam broiler pembibit merupakan ayam yang menghasilkan bibit ayam broiler (Sudaryani dan Santosa, 2003). Pembibitan ayam merupakan suatu kegiatan pemeliharaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA AYAM PEDAGING DAN AYAM PETELUR YANG BAIK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA AYAM PEDAGING DAN AYAM PETELUR YANG BAIK PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA AYAM PEDAGING DAN AYAM PETELUR YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN AYAM LOKAL TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN AYAM LOKAL TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN AYAM LOKAL TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Pengembangan pembibitan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA BURUNG PUYUH YANG BAIK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA BURUNG PUYUH YANG BAIK PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA BURUNG PUYUH YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Deteksi Virus Avian Influenza pada Lingkungan dan Unggas yang Datang di Tempat Penampungan Ayam (TPnA) di DKI Jakarta

Deteksi Virus Avian Influenza pada Lingkungan dan Unggas yang Datang di Tempat Penampungan Ayam (TPnA) di DKI Jakarta Laporan Akhir Deteksi Virus Avian Influenza pada Lingkungan dan Unggas yang Datang di Tempat Penampungan Ayam () di DKI Jakarta 2008 Kerjasama : Wageningen International Departemen Pertanian Republik Indonesia

Lebih terperinci

2014, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140, Tamba

2014, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140, Tamba No.260, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTAN Budi Daya. Itik. Pedaging. Petelur. Pedoaman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA ITIK PEDAGING DAN ITIK PETELUR YANG BAIK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA ITIK PEDAGING DAN ITIK PETELUR YANG BAIK PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA ITIK PEDAGING DAN ITIK PETELUR YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pada peternakan ayam ras petelur di Desa Gulurejo adalah metode deskripsi.

METODE PENELITIAN. pada peternakan ayam ras petelur di Desa Gulurejo adalah metode deskripsi. III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian analisis kondisi biosekuriti pada peternakan ayam ras petelur di Desa Gulurejo adalah metode deskripsi. Menurut Sugiyono (2016) metode

Lebih terperinci

PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR

PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR 62 PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR A. Data Umum 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Umur : 4. Jenis Kelamin : a.

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Pengembangan pembibitan

Lebih terperinci

A.3. Apakah terdapat peternakan yang sejenis disekitar IKH? Ada Tidak ada

A.3. Apakah terdapat peternakan yang sejenis disekitar IKH? Ada Tidak ada 61 Lampiran 1 Kuesioner untuk penilaian IKH A. LOKASI IKH A.1. Berapa jarak IKH dari pelabuhan pemasukan? 100 km A.2. Berapa jarak lalu lintas umum dengan IKH? 500 m

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA (AI) DI RW02 KELURAHAN PANUNGGANGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANUNGGANGAN KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Lampiran KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA MAKANAN DI RUMAH MAKAN KHAS MINANG JALAN SETIA BUDI KELURAHAN TANJUNG REJO KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

Lebih terperinci

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI Lampiran 1. LEMBAR KUESIONER UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI A. IDENTITAS INFORMAN Nama :. Alamat : Usia :.Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Pendidikan terakhir : Unit Kerja : Masa kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pembibit Bibit merupakan ayam muda yang akan dipelihara menjadi ayam dewasa penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi dan daya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/Permentan/OT.140/6/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN AYAM ASLI DAN AYAM LOKAL YANG BAIK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/Permentan/OT.140/6/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN AYAM ASLI DAN AYAM LOKAL YANG BAIK PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/Permentan/OT.140/6/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN AYAM ASLI DAN AYAM LOKAL YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK

Lebih terperinci

GUBERNUR MALUKU UTARA

GUBERNUR MALUKU UTARA PERATURAN GUBERNUR MALUKU UTARA NOMOR : 17 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN LALU LINTAS, PEMELIHARAAN DAN PEREDARAN UNGGAS DI WILAYAH PROPINSI MALUKU UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBIBITAN AYAM ASLI DAN AYAM LOKAL YANG BAIK

PEDOMAN PEMBIBITAN AYAM ASLI DAN AYAM LOKAL YANG BAIK PEDOMAN PEMBIBITAN AYAM ASLI DAN AYAM LOKAL YANG BAIK KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK 2014 PEDOMAN PEMBIBITAN AYAM ASLI DAN AYAM LOKAL

Lebih terperinci

I Peternakan Ayam Broiler

I Peternakan Ayam Broiler I Peternakan Ayam Broiler A. Pemeliharaan Ayam Broiler Ayam broiler merupakan ras ayam pedaging yang memiliki produktivitas tinggi. Ayam broiler mampu menghasilkan daging dalam waktu 5 7 minggu (Suci dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 2 Manfaat Penelitian... 2 Hipotesis... 2

DAFTAR ISI. PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 2 Manfaat Penelitian... 2 Hipotesis... 2 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii i PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 2 Manfaat Penelitian... 2 Hipotesis... 2 TINJAUAN

Lebih terperinci

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum

Lebih terperinci

COMPANY PROFILE PETERNAKAN AYAM PETELUR (CHICKEN LAYER FARM) CV. SUMBER BERKAT. MOTTO : Continuous Innovation: from innovation to innovation

COMPANY PROFILE PETERNAKAN AYAM PETELUR (CHICKEN LAYER FARM) CV. SUMBER BERKAT. MOTTO : Continuous Innovation: from innovation to innovation COMPANY PROFILE PETERNAKAN AYAM PETELUR (CHICKEN LAYER FARM) CV. SUMBER BERKAT MOTTO : Continuous Innovation: from innovation to innovation PRODUK : Telur ayam berkualitas tinggi: Telur Curah Plus+ Telur

Lebih terperinci

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN 97 Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi di

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran

2 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran No.1018, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTAN. Pembibitan. Itik Lokal. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar

Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar LAMPIRAN 47 Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar KUISIONER PETERNAK SAPI PERAH Wilayah Kabupaten : Kecamatan : Tanggal Wawancara : Nama Enumerator : I.Identitas Peternak 1. Nama Pemilik : 2.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN ITIK LOKAL YANG BAIK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN ITIK LOKAL YANG BAIK PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN ITIK LOKAL YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembibitan Ayam Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler konsumsi yang memiliki produksi unggul. Bibit- bibit yang bisa dikembangkan di Indonesia

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBIBITAN ITIK LOKAL YANG BAIK

PEDOMAN PEMBIBITAN ITIK LOKAL YANG BAIK PEDOMAN PEMBIBITAN ITIK LOKAL YANG BAIK KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK 2014 PEDOMAN PEMBIBITAN ITIK LOKAL YANG BAIK DIREKTORAT PERBIBITAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Instalasi Karantina Hewan Sapi Impor

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Instalasi Karantina Hewan Sapi Impor HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Instalasi Karantina Hewan Sapi Impor Instalasi karantina hewan (IKH) merupakan suatu bangunan berikut peralatan dan bahan serta sarana pendukung yang diperlukan sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam petelur dikenal oleh sebagian masyarakat dengan nama ayam negeri yang mempunyai kemampuan bertelur jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan ayam ayam

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB. Totok B Julianto dan Sasongko W R

PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB. Totok B Julianto dan Sasongko W R PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB Totok B Julianto dan Sasongko W R Ayam KUB Ayam kampung atau ayam buras (bukan ras), masih digemari oleh masyarakat baik di pedesaan maupun

Lebih terperinci

PEDOMAN BUDI DAYA KELINCI YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN BUDI DAYA KELINCI YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN 2014, No.262 4 A. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/Permentan/OT.140/2/2014 TANGGAL: 24 Februari 2014 PEDOMAN BUDI DAYA KELINCI YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : KUESIONER HIGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA PERALATAN MAKAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A THALIB KABUPATEN KERINCI TAHUN 0 I. Data Responden Penjamah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Avian Influenza di Provinsi Lampung

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Avian Influenza di Provinsi Lampung HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Avian Influenza di Provinsi Lampung Provinsi Lampung merupakan satu diantara provinsi di Indonesia yang sampai dengan sekarang merupakan wilayah dengan kasus AI tinggi (Farnsworth

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Instalasi Karantina Hewan

TINJAUAN PUSTAKA Instalasi Karantina Hewan TINJAUAN PUSTAKA Instalasi Karantina Hewan Instalasi karantina hewan (IKH) adalah bangunan berikut peralatan, lahan dan sarana pendukung lainnya yang diperlukan sebagai tempat pelaksanaan tindakan karantina

Lebih terperinci

Biosecurity. Biosecurity: Pandangan Baru Terhadap Konsep Lama. Perspektif Saat Ini

Biosecurity. Biosecurity: Pandangan Baru Terhadap Konsep Lama. Perspektif Saat Ini Biosecurity Biosecurity: Pandangan Baru Terhadap Konsep Lama Perspektif Saat Ini Beberapa tahun yang lalu istilah biosecurity masih jarang digunakan kecuali di kalangan tertentu saja Kejadian-kejadian

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Gambaran Umum Desa Sukadamai Usaha peternakan ayam ras petelur ini terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor. Desa Sukadamai merupakan

Lebih terperinci

Produksi Daging Unggas yang Sehat dan Higienis

Produksi Daging Unggas yang Sehat dan Higienis Produksi Daging Unggas yang Sehat dan Higienis Pasar merupakan tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Secara umum berdasarkan kelas mutu pelayanan terbagi menjadi

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH Lampiran 1 50 KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH Nama Alamat Umur Status dalam keluarga Pekerjaan Pendidikan terakhir :.. :..

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 1 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN AVIAN INFLUENZA (AI)/ FLU BURUNG DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI

PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI I. DATA UMUM : Tanggal Konseling : No. Rekam Medik : Nama : Umur : Nama orang tua/kk : Pekerjaan : Alamat RT/RW/RK : Kelurahan/Desa : II. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil 30 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil penelitian ini disajikan dalam 3 bagian yang diharapkan dapat memenuhi tujuan dan hipotesis penelitian yaitu : (1) distribusi sampel penelitian untuk mengetahui jumlah

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul 27 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Percobaan 3.1.1. Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul umur satu hari (day old chick) yang diperoleh

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Kepada Yth. Ibu Balita Di Tempat Kabanjahe, Juli 2015 Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul. Dalam hal ini

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Industri Peternakan unggas dibagi menjadi 4 sektor yaitu sektor 1 merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Industri Peternakan unggas dibagi menjadi 4 sektor yaitu sektor 1 merupakan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan di Indonesia. Industri Peternakan unggas dibagi menjadi 4 sektor yaitu sektor 1 merupakan peternakan yang melaksanakan biosekuriti sangat ketat (high level

Lebih terperinci

PRAKATA. Semoga pedoman ini dapat berperan secara signifikan dalam upaya menekan penyebaran virus avian influenza. Amin.

PRAKATA. Semoga pedoman ini dapat berperan secara signifikan dalam upaya menekan penyebaran virus avian influenza. Amin. PRAKATA P uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan Pedoman Penataan Pasar Unggas, Rantai Distribusi Unggas dan Produk Unggas yang sudah diharapkan oleh kita semua. Pedoman ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penetasan telur ada dua cara, yaitu melalui penetasan alami (induk ayam)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penetasan telur ada dua cara, yaitu melalui penetasan alami (induk ayam) 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mesin Tetas Penetasan telur ada dua cara, yaitu melalui penetasan alami (induk ayam) dan melaui penetasan buatan (mesin tetas) (Paimin, 2000). Penetasan buatan dilakukan

Lebih terperinci

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A LAMPIRAN I LEMBAR OBSERVASI KONDISI HIGIENE DAN SANITASI PENYELENGGARA MAKANAN DAN

Lebih terperinci

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a.

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a. LAMPIRAN I LEMBAR OBSERVASI KONDISI HIGIENE DAN SANITASI PENYELENGGARA MAKANAN DAN MINUMAN PADA KANTIN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 0 I. Indentitas

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 71 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 1. Pilihlah

Lebih terperinci

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah.

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah. Lampiran 1 Lembar Observasi Penelitian Gambaran Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Lolowua Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias Sumatera UtaraTahun 2014 Nama : Umur : Jenis

Lebih terperinci

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004.

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004. Lembar Observasi Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun 2012 Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Lama Bekerja : Observasi ini merupakan jawaban tentang persyaratan Hygiene Petgugas Kesehatan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HYGIENE PERAWAT DAN FASILITAS SANITASI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 1. DATA UMUM A.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA KELINCI YANG BAIK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA KELINCI YANG BAIK PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/Permentan/OT.140/2/2014 TENTANG PEDOMAN BUDI DAYA KELINCI YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2009

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2009 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2009 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) 5. Nomor Urut Perusahaan............................................................................

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 40/Permentan/OT.140/7/2011 TANGGAL : 20 Juli 2011 PEDOMAN PEMBIBITAN AYAM RAS YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 40/Permentan/OT.140/7/2011 TANGGAL : 20 Juli 2011 PEDOMAN PEMBIBITAN AYAM RAS YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 40/Permentan/OT.140/7/2011 TANGGAL : 20 Juli 2011 PEDOMAN PEMBIBITAN AYAM RAS YANG BAIK A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bibit merupakan salah satu sarana

Lebih terperinci

KUESIONER ANALISIS FAKTOR KEJADIAN RELAPS PADA PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2010

KUESIONER ANALISIS FAKTOR KEJADIAN RELAPS PADA PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2010 Lampiran 1 KUESIONER ANALISIS FAKTOR KEJADIAN RELAPS PADA PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2010 Petunjuk Wawancara : 1. Pakailah bahasa Indonesia yang sederhana, bila perlu dapat menggunakan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN Lokasi perusahaan :...

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN Lokasi perusahaan :... DAFTAR-LTU RAHASIA REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2012 1. Provinsi................... 2. Kabupaten/kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/kelurahan *).........................................................

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2014 :... :... :... :... :...

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2014 :... :... :... :... :... DAFTAR-LTU REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2014 RAHASIA 1. KIP*) 2. Provinsi 3. Kabupaten/kota **) 4. Kecamatan 5. Desa/kelurahan **) 6. Nama

Lebih terperinci

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah A. Karakteristik Responden 1. Nama :. Umur :. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : B. Pertanyaan 1. Apakah ibu/bapak sebelum dan sesudah bekerja mengolah selalu

Lebih terperinci

PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN PENGENDALIAN FLU BURUNG DI JAWA BARAT. oleh : Ir. Koesmajadi TP Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat

PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN PENGENDALIAN FLU BURUNG DI JAWA BARAT. oleh : Ir. Koesmajadi TP Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN PENGENDALIAN FLU BURUNG Latar Belakang DI JAWA BARAT oleh : Ir. Koesmajadi TP Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat Highly Pathogenic Avian influenza(hpai) adalah satu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014, 21 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014, di closed house PT. Rama Jaya Farm Lampung, Dusun Sidorejo,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di unit kandang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di unit kandang III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di unit kandang percobaan PT. Rama Jaya Lampung yang berada di Desa Fajar Baru II, Kecamatan

Lebih terperinci

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012 Lampiran 1 Lembar Observasi Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012 Nama : No. sampel : Lokasi : Jenis kelamin : Umur : Lama

Lebih terperinci

YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI DESA BANTAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS

YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI DESA BANTAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS Lampiran 1 LEMBAR INFORMASI Judul Penelitian: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI DESA BANTAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS Gambaran Singkat Penelitian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di CV. Mitra Mandiri Sejahtera Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jarak lokasi kandang penelitian dari tempat pemukiman

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di kandang percobaan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di kandang percobaan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di kandang percobaan milik PT. Rama Jaya Lampung yang berada di Desa Fajar Baru II, Kecamatan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN POLA DAN PERILAKU PENYEMPROTAN PESTISIDA TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PETANI JERUK DI DESA BERASTEPU KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN KARO TAHUN 2011 A. Data Umum 1. Nomor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 September 17 Oktober 2012 di unit kandang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 September 17 Oktober 2012 di unit kandang III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 25 September 17 Oktober 2012 di unit kandang percobaan PT. Rama Jaya Lampung yang berada di Desa Fajar Baru II, Kecamatan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil Pengujian sampel susu menggunakan metode Breed dan uji. Breed (jumlah sel somatis/ml) No Kuartir IPB-1

Lampiran 1 Hasil Pengujian sampel susu menggunakan metode Breed dan uji. Breed (jumlah sel somatis/ml) No Kuartir IPB-1 LAMPIRAN 25 26 Lampiran 1 Hasil Pengujian sampel susu menggunakan metode Breed dan uji mastitis IPB-1 No Kuartir IPB-1 Breed (jumlah sel somatis/ml) 1 Kanan depan 1+ 400 000 2 kanan belakang - 440 000

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu dari 12 Februari 29 Maret

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu dari 12 Februari 29 Maret 16 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu dari 12 Februari 29 Maret 2012, di kandang ayam milik PT Rama Jaya Lampung, Dusun Sidorejo, Desa Krawang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2030, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Karatina Hewan. Instalasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/Permentan/KR.100/12/2015 TENTANG INSTALASI KARANTINA

Lebih terperinci

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 APA ITU CPPOB? adalah cara produksi yang memperhatikan aspek keamanan pangan, antara lain dengan cara : a. mencegah tercemarnya pangan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI Lampiran 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK RESPONDEN, PENGETAHUAN, LINGKUNGAN, PELATIHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging dalam jumlah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging dalam jumlah yang 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Pembibit Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging dalam jumlah yang banyak dengan waktu yang cepat. Tipe ayam pembibit atau parent stock yang ada sekarang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016 Syauriansyah Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Esa Unggul LAMPIRAN I LEMBAR KUESIONER MASYARAKAT IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN

Lebih terperinci

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang

Lebih terperinci

Keberadaan mikroorganisme patogen pada makanan umumnya tidak menyebabkan perubahan fisik

Keberadaan mikroorganisme patogen pada makanan umumnya tidak menyebabkan perubahan fisik Prerequisite Program #7 Pencegahan Kontaminasi Silang Pencegahan, pengendalian, deteksi kontaminasi; kontaminasi mikrobiologik, fisik, dan kimiawi Bahaya biologis: cacing, protozos, bakteri, cendawan/fungi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggul dari tetuanya. Ayam pembibit terbagi atas 4 yaitu ayam pembibit Pure

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggul dari tetuanya. Ayam pembibit terbagi atas 4 yaitu ayam pembibit Pure 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pembibit Ayam bibit adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan keturunan yang mempunyai kualitas genetik yang sama atau lebih unggul dari tetuanya.

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN MUTU BIBIT INDUK AYAM RAS UMUR SEHARI (DOC-PS)

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN MUTU BIBIT INDUK AYAM RAS UMUR SEHARI (DOC-PS) DEPARTEMEN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN NOMOR : 02/Kpts/PD.430/F/01.07 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN MUTU BIBIT INDUK AYAM RAS UMUR SEHARI (DOC-PS)

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di CV Mitra Sejahtera Mandiri, Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan selama lima minggu yang dimulai dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 319/KEP-BKIPM/2014 TENTANG PEDOMAN INSTALASI KARANTINA IKAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 319/KEP-BKIPM/2014 TENTANG PEDOMAN INSTALASI KARANTINA IKAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 319/KEP-BKIPM/2014 TENTANG PEDOMAN INSTALASI KARANTINA IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA

Lebih terperinci

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN LAMPIRAN 1 SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth: Bapak/Ibu/Sdr/i Calon Responden Di Tempat Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 36/Permentan/OT.140/3/2007 TENTANG PEDOMAN BUDIDAYA ITIK PEDAGING YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 36/Permentan/OT.140/3/2007 TENTANG PEDOMAN BUDIDAYA ITIK PEDAGING YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 36/Permentan/OT.140/3/2007 TENTANG PEDOMAN BUDIDAYA ITIK PEDAGING YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa pemberian pelayanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh virus influenza tipe A, yang ditularkan oleh unggas seperti ayam, kalkun, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh virus influenza tipe A, yang ditularkan oleh unggas seperti ayam, kalkun, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Flu burung atau avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A, yang ditularkan oleh unggas seperti ayam, kalkun, dan itik (Soejoedono

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN No LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI 060934 DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2016 Menurut 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman

Lebih terperinci

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...

Lebih terperinci