Nilai Kegiatan Istri Nelayan dalam Mengelola Hasil Tangkapan pada Kehidupannya
|
|
- Hendri Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab 7 Nilai Kegiatan Istri Nelayan dalam Mengelola Hasil Tangkapan pada Kehidupannya Istri Nelayan dalam Kegiatan Mengelola Hasil Tangkapan Kegiatan produktif sebagian besar istri nelayan tradisional di Kecamatan Rowosari tidak jauh dari sektor kelautan. Dalam kehidupan ekonomi rumah tangga, istri nelayan tradisional ternyata memegang peranan sentral terkait pengelolaan hasil tangkapan nelayan. Mereka turut terlibat dalam melakukan kegiatan produktif. Tujuan utama keterlibatan istri nelayan tradisional dalam pengelolaan hasil tangkapan nelayan ialah agar memperoleh pendapatan. Dasar pertimbangan istri nelayan untuk ikut melakukan kegiatan produktif telah dipaparkan panjang lebar pada bab sebelumnya. Rendahnya pendapatan suami di tengah kondisi kemiskinan dan kebutuhan yang semakin tinggi serta ketidakpastian perolehan pendapatan suami dari pekerjaan sebagai nelayan merupakan salah satu penyebabnya. Sebenarnya, pilihan untuk menekuni kegiatan produktif oleh istri nelayan tradisional tidak dilakukan pada saat ini saja, karena apabila ditilik ke belakang, pilihan untuk melakukan kegiatan produktif telah dilakukan oleh istri nelayan tradisional sejak lama, bahkan telah diwariskan oleh generasi sebelumnya secara turuntemurun. Warisan keahlian dan keterampilan dari nenek moyang inilah yang kemudian diteruskan oleh generasi sekarang. Jadi, pilihan untuk melakukan kegiatan produktif secara tersurat tidak disebabkan karena dorongan emansipasi perempuan dan kemajuan zaman serta kesempatan kepada perempuan, tetapi dorongan untuk melakukan 173
2 MELAMPAUI KASUR - SUMUR - DAPUR kegiatan produktif sejak dahulu telah ada di kampung nelayan karena faktor-faktor ekonomi dan sosial. Seperti telah dijelaskan di atas, aspek sosial ternyata juga memberikan andil bagi beragamnya alasan istri nelayan tradisional untuk melakukan kegiatan produktif. Dengan melakukan kegiatan produktif maka para istri nelayan tradisional tersebut dapat selalu bersosialisasi dengan orang lain, dapat terus mengembangkan diri sehingga kehidupannya menjadi lebih dinamis sekaligus mendapat penghasilan. Faktor lingkungan secara khusus turut memberikan dukungan seperti ketersediaan bahan baku hasil laut untuk diperjualbelikan. Pengetahuan pengolahan hasil tangkapan nelayan di samping diperoleh secara autodidak juga didukung secara langsung atau tidak langsung oleh lingkungan sosial, apalagi pengetahuan tersebut bukan sesuatu yang rumit untuk dipelajari. Karakter khas masyarakat perdesaan yang terbuka kepada rekan dan saudara yang ingin belajar untuk bekerja turut memberikan dukungan. Seperti telah dipahami bersama, kebanyakan masyarakat pesisir memiliki watak keras dan apatis. Hal itu banyak di aplikasikan dalam interaksi sosial di kehidupan. Tidak hanya dalam berkomunikasi dengan menggunakan pilihan bahasa yang terkesan kasar, pola hidup pun juga mengindikasikan nuansa yang keras. Secara tidak langsung kondisi ini melahirkan jiwa apatisme yang tinggi. Dengan pola hidup yang keras, maka masyarakat akan cenderung pragmatis. Namun, ada satu sifat yang ternyata mengikuti watak keras masyarakat pesisir, mereka lebih terbuka dan peduli dengan lingkungan sekitar. Sikap ini merupakan refleksi dari pola kehidupan masyarakat pesisir yang sangat sosial. Bagi masyarakat pesisir, kekhasan kehidupan sosial akan tercermin dalam interaksi sosial antar anggota masyarakat yang hangat dan terjalin, meskipun kadang terjadi konflik sosial tetapi tidak mengkhawatirkan. Namun setidaknya hal ini memberikan pemahaman bahwa karakter khas masyarakat Indonesia yang cenderung sosial dan tidak individualis masih mengakar kuat di masyarakat pesisir. Karakter ini tercermin dalam beragam aktivitas 174
3 BAB 7 NILAI KEGIATAN ISTRI NELAYAN DALAM MENGELOLA HASIL TANGKAPAN PADA KEHIDUPANNYA mulai kegiatan pekerjaan yang dilakukan padat karya, kegiatan sosial kemasyarakatan yang selalu rutin dilaksanakan dan lain sebagainya. Terdapat beberapa hal yang ternyata merupakan temuan penting dalam penelitian ini. Salah satu diantaranya terkait dengan alokasi waktu istri nelayan tradisional dalam melakukan kegiatan produktif. Apabila dikaji lebih lanjut, istri nelayan tradisional yang melakukan kegiatan produktif memiliki alokasi waktu bekerja yang lebih lama daripada alokasi waktu kerja suami mereka. Secara rata-rata istri nelayan tradisional akan menghabiskan setengah hari untuk melakukan kegiatan produktif, apapun aktivitasnya, mulai dari bekerja sebagai mengolah ikan, penjual ikan segar dan lain sebagainya. Namun meskipun melakukan kegiatan produktif, para istri nelayan tradisional tidak meninggalkan tugas rumah tangga mereka. Pekerjaan rumah tangga sebagai istri tetap dijalankan seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah, mengurus anak dan lain sebagainya atau kegiatan yang meliputi kasur-sumur-dapur rutin mereka kerjakan. Sesekali tugas ini dibantu oleh anggota rumah tangga yang lain. Tingginya alokasi waktu dalam melakukan kegiatan produktif di tengah porsi waktu untuk tetap bekerja sebagai ibu rumah tangga membuat beban tenaga yang dikeluarkan istri nelayan tradisional menjadi lebih berat. Hal inilah yang membuat tidak semua istri nelayan tradisional mampu dan mau untuk melakukan kegiatan produktif. Kegiatan produktif yang dilakukan membutuhkan aktivitas fisik yang terus-menerus. Istri nelayan tradisional melakukan kegiatan produktif karena dorongan untuk membantu mencukupi kebutuhan hidup ekonomi rumah tangga, namun di sisi lain bekerja sebagai ibu rumah tangga tidak mungkin ditinggalkan. Beratnya pekerjaan ini yang membuat alokasi waktu luang istri nelayan tradisional sangatlah sedikit. Hampir tidak pernah ditemukan istri nelayan yang melakukan kegiatan produktif memiliki waktu untuk menganggur, selalu ada saja aktivitas yang dilakukan. Alasan inilah yang dipakai sebagian istri nelayan tradisional yang lain yang tidak melakukan kegiatan produktif. Mereka tidak melakukan kegiatan produktif dengan dalih pekerjaan rumah tangga 175
4 MELAMPAUI KASUR - SUMUR - DAPUR sudah sangat berat dan menguras tenaga. Selain itu, terdapat beberapa aktivitas rumah tangga yang sulit tergantikan seperti merawat anak, memasak dan beberapa jenis pekerjaan rumah tangga yang lain. Secara umum, ketidaksetaraan beban kerja atau alokasi waktu kerja inilah yang menjadikan para istri nelayan tradisional seakan-akan dieksploitasi. Tenaganya dipergunakan terus menerus untuk melakukan kegiatan produktif dan mengerjakan pekerjaan harian rumah tangga. Hampir tidak ada waktu luang yang dapat digunakan untuk beristirahat dengan cukup. Istri nelayan tradisional seolah-olah menjadi orang yang tidak pernah beristirahat dan selalu dieksploitasi untuk mendukung kehidupan ekonomi rumah-tangganya. Benarkah istri nelayan tradisional dieksploitasi oleh anggota rumah-tangganya khususnya oleh suami? Perlu kiranya dipahami apa itu eksploitasi. Eksploitasi memiliki dua arti yakni (a) penghisapan atau (b) usaha mengambil manfaat (Yayasan Cipta Loka, 1973 : Ensiklopedi Politik Pembangunan Pancasila). Selanjutnya dijelaskan bahwa eksploitasi memiliki orientasi memperlakukan orang lain demi kepentingannya sendiri. Usaha mengambil manfaat berarti perlakuan untuk memperoleh keuntungan bagi diri sendiri sebanyak banyaknya. Korvinus (2006) menyatakan mengenai konsep eksploitasi sebagai berikut: Exploitation is commonly decribed as the attempt to obtain as much as possible, to abuse and specifically in relation to a person, to put (a person) to work under unfavourable conditions in order to gain as much profit as possible. Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik beberapa karakteristik mengenai pengertian eksploitasi yakni: (a) perlakuan sewenang - wenang, (b) adanya unsur paksaan sehingga menyebabkan hilangnya kebebasan seseorang, (c) orientasi untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya, (d) perlakuan demi kepentingan ekonomi dan atau politik. Namun, terdapat satu nilai yang ternyata irrasional. Istri nelayan yang secara teknis harus melakukan dua tanggung jawab dan tidak memiliki waktu luang ternyata tidak merasa bahwa mereka dieksploitasi. Mereka menganggap apa yang dilakukan adalah sebuah 176
5 BAB 7 NILAI KEGIATAN ISTRI NELAYAN DALAM MENGELOLA HASIL TANGKAPAN PADA KEHIDUPANNYA kewajiban, sehingga tidak sedikitpun mereka akan mengeluh dengan apa yang sudah dilakukan. Istri nelayan tradisional menganggap bahwa aktivitas yang dilakukan adalah sesuatu yang memang harus dilakukan dalam kehidupan rumah tangga. Aktivitas yang dilakukan oleh istri nelayan tradisional baik dalam peran sebagai perempuan yang melakukan kegiatan produktif maupun sebagai ibu rumah tangga dapat dilaksanakan dengan baik. Meskipun keduanya bersifat subsisten. Ini sangat memberikan arti bahwa bisa jadi istri nelayan tradisional lebih produktif dari suaminya. Mereka tidak hanya mengambil peran sebagai ibu rumah tangga namun juga ibu yang melakukan kegiatan produktif dan bagian dari masyarakat komunal. Interaksi yang dibangun istri nelayan tradisioanl secara filosofis dapat disebutkan tidak hanya sebagai interaksi kasursumur-dapur atau aktivitas kerumahtanggaan saja. Nilai Pengembangan Diri Istri Nelayan Di atas telah dijelaskan bahwa seolah-olah istri nelayan tradisional adalah pihak yang selalu dieksploitasi dalam aktivitas rumah tangga. Istri nelayan tradisional menjalankan segala aktivitas yang menguras tenaga dan waktu. Namun terlepas dari itu, berdasarkan pernyataan beberapa istri nelayan tradisional, segala aktivitas yang dilakukan tanpa ada unsur paksaan dari siapapun. Aktivitas yang dilakukan merupakan bentuk tanggung jawab sebagai anggota rumah tangga. Hampir tidak pernah ditemukan para istri nelayan tradisional yang bekerja mengeluh karena beratnya aktivitas yang mereka jalani. Keluhan banyak muncul pada faktor-faktor teknis terkait kegiatan produktifnya seperti ketiadaan bahan baku, ketidakpastian hasil dari pekerjaan suaminya sebagai nelayan, sulitnya nelayan memprediksi cuaca atau kondisi iklim yang sering menyulitkan kegiatan nelayan melaut serta minimnya bantuan dan pembinaan kepada mereka. Adalah suatu hal yang tabu apabila ditemukan istri nelayan tradisional banyak memiliki waktu luang untuk beristirahat atau 177
6 MELAMPAUI KASUR - SUMUR - DAPUR menganggur, selalu saja ada aktivitas yang dilakukan baik itu yang bersifat produktif maupun non produktif. Bagi sebagian besar istri nelayan tradisional menyatakan bahwa menganggur adalah suatu hal yang tidak wajar. Berikut petikan wawancara yang dilakukan dengan salah satu informan istri nelayan yang bekerja pada bulan Oktober 2013: Nak wong wedok nganggur niku kan saru to mas. Mesti wonten mawon ingkang dilako ake. Nopo nyapu, resik-resik omah. Pokoke wong wedok niku mboten iso nganggur. Nak nganggur malah kesel, makane mending kerjo menyang pasar. Mboten kesel, ketemu koncone seneng. Nak nganggur teng omah malah bosen... ( Kalau perempuan menganggur itu kan tidak baik mas. Seharusnya ada saja yang dikerjakan. Seperti menyapu, bersih-bersih rumah. Pokoknya perempuan itu tidak bisa menganggur. Kalau menganggur malah capai, makanya lebih baik kerja di pasar. Tidak capai, bertemu temannya senang. Kalau menganggur di rumah malah bosan...). Hasil kutipan wawancara di atas menyuratkan sebuah keadaan yang sifatnya paradoks dalam kaitannya dengan kehidupan istri nelayan tradisional yang melakukan kegiatan produktif. Bagi istri nelayan tradisional melakukan kegiatan produktif merupakan wahana untuk menumpahkan ide, gagasan dan aspirasi. Dalam pandangan mereka, melakukan kegiatan produktif merupakan media sosial. Apabila menganggur maka mereka akan merasa bosan, bahkan akan tersiksa. Memang tidak bisa disamaratakan bahwa sifat dasar perempuan itu rajin. Namun terlepas daripada itu, melakukan kegiatan produktif bagi sebagian istri nelayan tradisional merupakan salah satu kewajiban yang penting. Kondisi ini yang menyebabkan pola pikir dan cara pandang istri nelayan tradisional yang melakukan kegiatan produktif menjadi lebih berkembang dibandingkan istri nelayan tradisional yang tidak melakukan kegiatan produktif. Istri nelayan tradisional ternyata dapat menuangkan ide, kreativitas dengan variasi-variasi gagasan dalam melakukan kegiatan produktif mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi, serta dapat mengambil keputusan-keputusan penting
7 BAB 7 NILAI KEGIATAN ISTRI NELAYAN DALAM MENGELOLA HASIL TANGKAPAN PADA KEHIDUPANNYA sehingga dapat mendukung dalam memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga. Komunikasi dan mental juga lebih terasah karena melakukan kegiatan produktif memungkinkan terjadinya proses pembelajaran informal bagi para isrri nelayan tradisional. Terdapat perbedaan yang cukup mencolok antara rumah tangga nelayan tradisional yang istrinya melakukan kegiatan produktif dengan rumah tangga nelayan tradisional yang istrinya tidak melakukan kegiatan produktif. Dari sisi pendapatan rumah tangga serta kondisi perekonomian jelas sangat terlihat. Rumah tangga nelayan tradisional yang istrinya melakukan kegiatan prodktif tentu saja taraf ekonominya lebih baik. Rumah tangga nelayan tradisional yang istrinya melakukan kegiatan produktif lebih memungkinkan istri turut memegang peranan penting dalam kehidupan rumah tangga. Karakteristik kegiatan produktif menuntut pengambilan keputusan penting, komunikasi, kecekatan serta kemampuan dalam teknis pengolahan menjadi dasar berkembangnya peran istri nelayan tradisional. Berbeda dengan aktivitas suami atau nelayan, terlebih dengan aktivitas rumah tangga yang dilakukan istri yang tidak melakukan kegiatan produktif. Pekerjaan yang dilakukan nelayan tradisional relatif lebih sedikit membutuhkan kecakapan atau komunikasi dan kemampuan negoisasi serta kreativitas. Kebanyakan nelayan tradisional bekerja sebagai buruh nelayan atau Anak Buah Kapal, sehingga proses pengambilan keputusan seringkali diambil oleh pimpinan atau juragan. Tanggung jawab yang besar akan suatu unit usaha, sesederhana apa pun kegiatan produktif tersebut, maka istri nelayan tradisional dituntut memiliki kemampuan ekstra. Inilah yang menjadi salah satu dasar dalam bekerja mengelola hasil tangkapan. Istri nelayan tradisional justru mengembangkan diri dan cukup berhasil untuk berkembang dalam kehidupannya. Perbedaaan jenis kegiatan produktif secara jelas terlihat dari aktivitas istri nelayan dan suami atau nelayan tradisional, seperti dijelaskan dalam pernyataan di atas. Kegiatan produktif yang dilakukan suami atau nelayan tradisional cenderung lebih sedikit membutuhkan kecakapan dalam berkomunikasi dan pengambilan 179
8 MELAMPAUI KASUR - SUMUR - DAPUR keputusan usaha dibanding kegiatan produktif yang dilakukan istri nelayan tradisional. Kegiatan produktif yang dilakukan istri nelayan tradisional sangat memerlukan kedua hal di atas. Setiap harinya istri nelayan tradisional akan bertemu dengan berbagai macam orang, karena kegiatan produktif yang dilakukan apapun variasinya adalah terkait dengan produksi dan pemasaran. Aktivitas tersebut sangat memerlukan pengambilan keputusan dengan cepat. Sebagai contoh, istri nelayan tradisional harus dapat memutuskan dengan cepat tentang berapa jumlah bahan baku yang akan dibeli pada hari itu. Kemampuan memperkirakan juga sangat diasah dalam hal ini. Misalnya, istri nelayan tradisional yang melakukan kegiatan produktif sebagai penjual ikan segar atau ngeber, mereka tentu saja harus dapat menentukan berapa yang harus dibeli agar pada hari itu juga habis terjual tanpa ada sisa ikan yang akan menyebabkan kerugian. Tidak hanya itu, aktivitas kegiatan produktif yang dilakukan juga seringkali harus berhubungan dengan konsumen secara langsung. Inilah yang menyebabkan karakteristik jenis kegiatan produktif mereka lebih membutuhkan kecakapan komunikasi dan pengambilan keputusan usaha yang detail. Ketika berinteraksi dengan konsumen, para istri nelayan tradisional harus cepat dalam mengambil keputusan kaitannya dengan tawar-menawar. Disinilah letak urgensi aktivitas yang dilakukan oleh istri nelayan tradisional. Apa yang dilakukan istri nelayan tradisional sesungguhnya mencerminkan implementasi dari pengembangan diri atas potensi yang mereka miliki. Coovey (1993) menyebut setidaknya terdapat empat (4) macam potensi diri setiap orang yakni: (a) kesadaran diri, (b) hati nurani, (c) kehendak bebas dan (d) imajinasi kreatif. Kesadaran diri mencerminkan kemampuan seseorang melakukan penilaian dirinya sendiri, pemikirannya, perilaku maupun kebiasaan-kebiasaanya di dalam keseluruhan hidupnya. Hati nurani merupakan sarana atau alat pemberi arah perilaku hidup seseorang. Kehendak bebas mencerminkan kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan secara mandiri tanpa intervensi orang lain. Imajinasi kreatif merupakan 180
9 BAB 7 NILAI KEGIATAN ISTRI NELAYAN DALAM MENGELOLA HASIL TANGKAPAN PADA KEHIDUPANNYA kemampuan seseorang untuk memecahkan persoalan dan atau gagasan secara kreatif. Rangkuman Segala aktivitas kerumahtanggaan yang dilakukan istri nelayan tradisional sejatinya ditujukan untuk membantu kehidupan rumah tangga menjadi lebih baik. Tujuan ini berpadu dengan keinginan untuk beraktualisasi diri dengan masyarakat melalui kegiatan produktif. Sepintas, apa yang dilakukan oleh istri nelayan tradisional tak ubahnya seperti eksploitasi, akan tetapi, para istri nelayan tradisional yang melakukan kegiatan produktif tidak pernah merasa dieksploitasi. Mereka menganggap ini adalah bentuk tanggung jawab. Apabila hanya bekerja di rumah maka mereka tidak akan bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan mengandalkan hasil melaut suami yang tidak tentu. Tidak cukup sampai disini, para istri nelayan tradisional juga menganggap bahwa perempuan jika tidak melakukan kegiatan produktif itu adalah hal yang aneh. Sudah seharusnya perempuan tidak boleh malas. Aktivitas pekerjaan rumah tangga nelayan yang banyak menyita waktu dan menguras fisik tidak dianggap sebagai beban. Mereka menyadari sepenuhnya bahwa mereka memiliki keterbatasan pengetahuan dan kemampuan sehingga wajar bila pekerjaan yang dilakukan memang berat secara fisik serta menguras banyak waktu. Kondisi inilah yang membuat para iatri nelayan tradisional terutama yang melakukan kegiatan produktif memiliki peran sangat sentral dalam kehidupan rumah tangga. Dengan melakukan kegiatan produktif mereka tidak hanya berada pada lingkungan rumah tangga tetapi juga di lingkungan masyarakat sekitar tempat tinggal. Mereka juga hidup di lingkungan kegiatan produktif. Aktivitas kegiatan produktif yang dilakukan juga menuntut keterampilan atau setidaknya kemampuan berkomunikasi dengan baik, kecakapan mengelola usaha, kemampuan mengambil resiko bisnis walaupun dalam skala kecil. Hal inilah yang membuat peran istri nelayan tradisional lebih cenderung mengembangkan diri dibandingkan merasa dieksploitasi. 181
10 MELAMPAUI KASUR - SUMUR - DAPUR 182
MELAMPAUI KASUR - SUMUR - DAPUR
Bab 9 Kesimpulan Kehidupan rumah tangga nelayan tradisional di Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal pada umumnya berada di bawah garis kemiskinan. Penyebab kemiskinan berasal dari dalam diri nelayan sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daratannya. Selain itu, Indonesia juga merupakan Negara dengan garis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari beribu-ribu pulau dengan wilayah laut yang lebih luas daripada luas daratannya. Selain itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan, yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat, antara lain kebutuhan akan
Lebih terperinciMELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara
MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara PEMBUKAAN PSB KOTA SURABAYA Oleh: Dr. Asmara Indahingwati, S.E., S.Pd., M.M TUJUAN PROGRAM Meningkatkan pendapatan dan Kesejahteraan masyarakat Daerah. Mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kajian perempuan merupakan suatu kajian yang sangat menarik perhatian. Hal ini terbukti banyak penelitian tentang kaum perempuan. Perempuan merupakan hal penting
Lebih terperinciIstri Nelayan dan Kegiatan Produktif
Bab 5 Istri Nelayan dan Kegiatan Produktif Makna Kegiatan Produktif Kegiatan produktif merupakan fenomena yang umum dan merupakan suatu kebutuhan individu untuk pemenuhan kebutuhan hidup ekonomi. Dengan
Lebih terperinciBAB VI ANALISA DAN REFLEKSI. A. Kemandirian Nelayan Terbebas Dari Bayang-Bayang Mini Trawl
BAB VI ANALISA DAN REFLEKSI A. Kemandirian Nelayan Terbebas Dari Bayang-Bayang Mini Trawl Masalah yang terjadi di Desa Tajung Widoro yaitu belenggu mini trawl yang menyebabkan para nelayan menjadi semakin
Lebih terperinciPERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH
PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH TUGAS AKHIR TKP 481 Oleh : ASTRID EKANINGDYAH L2D000400 JURUSAN PERENCANAAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam perekonomian Indonesia karena beberapa alasan antara lain: (1) sumberdaya perikanan, sumberdaya perairan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian mempunyai peranan yang strategis dalam penyerapan tenaga kerja yang ada di Indonesia, yaitu dengan tingginya penyerapan tenaga kerja sekitar 44 persen dari
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebelum tahun an, mata pencaharian pokok penduduk Kecamatan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebelum tahun 1970-1980-an, mata pencaharian pokok penduduk Kecamatan Brebes adalah sebagai petani atau buruh tani, mereka bercocok tanam padi dan bawang merah.
Lebih terperinciBAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN
68 BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN Pengorganisasian lebih dimaknai sebagai suatu kerangka menyeluruh dalam rangka memecahkan masalah ketidakadilan sekaligus membangun tatanan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu isu yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial. Gender
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut. Kearah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Melalui bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, jumlah pengangguran meningkat sehingga berimbas pada peningkatan jumlah penduduk miskin. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum masalah utama yang sedang dihadapi secara nasional adalah sedikitnya peluang kerja, padahal peluang kerja yang besar dalam aneka jenis pekerjaan
Lebih terperinciRANCANGAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2012
RANCANGAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2012 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN TAHUN 1. Perlunya memajukan pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan kelautan)
Lebih terperinci1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat nelayan merupakan bagian dari kelompok masyarakat yang tinggal di daerah pesisir. Pada umumnya mereka adalah kelompok masyarakat tertinggal yang berada pada
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Terdapat dua faktor yang mempengaruhi anak untuk bersekolah, yaitu faktor internal (dalam diri) dan faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkebunan merupakan aktivitas budi daya tanaman tertentu pada lahan yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman tahunan yang jenis
Lebih terperinciBAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan.
BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK Bab ini akan membahas tentang temuan data yang telah dipaparkan sebelumnya dengan analisis teori pengambilan keputusan.
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA Teori Curahan Waktu Kerja Istri Nelayan. sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai pencari nafkah, dilakukan dalam
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Curahan Waktu Kerja Istri Nelayan Menurut Kharisun (2014) Secara umum wanita mempunyai peran baik sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai pencari nafkah, dilakukan dalam
Lebih terperinciStrategi Menyeimbangkan dan Menguatkan Peran Istri Nelayan Dalam Kehidupan Ekonomi Rumah Tangga
Bab 8 Strategi Menyeimbangkan dan Menguatkan Peran Istri Nelayan Dalam Kehidupan Ekonomi Rumah Tangga Strategi Menyeimbangkan Kegiatan Domestik dan Kegiatan Publik Bagi kaum perempuan atau istri, sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara maritim dengan luas laut seluas 64,85% dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim dengan luas laut seluas 64,85% dari luas wilayah Indonesia atau 3.544.743,9 km² (Kementerian Kelauatan dan Perikanan, 2011). Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi masyarakat senantiasa berawal dari adanya target pemenuhan kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya memenuhi kebutuhan hidup manusia merupakan tahap paling menentukan bagi perkembangan ekonomi suatu masyarakat. Dengan perkataan lain dapat diterangkan
Lebih terperinciOleh, Nurin Fajrina Pada Tahun 2015 ABSTRAK. program pengelolaan hasil laut yang diberikan PT.Petrokimia kepada ibu-ibu nelayan di
PROSES PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PROGRAM KEMITRAAN PENGELOLAAN HASIL LAUT ( STUDI PADA PELAKSANAAN CSR PT.PETROKIMIA GRESIK DI KELURAHAN LUMPUR, KECAMATAN GRESIK, KABUPATEN GRESIK) Oleh, Nurin Fajrina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu upaya untuk mencapai pertumbuhan kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan
Lebih terperinciVictorious Living #3 - Hidup Berkemenangan #3 MAKING A CHANGE IN YOUR LIFE MENGUBAH HIDUP ANDA
Victorious Living #3 - Hidup Berkemenangan #3 MAKING A CHANGE IN YOUR LIFE MENGUBAH HIDUP ANDA PEMBUKAAN: Hari ini kita akan melanjutkan seri khotbah Victorious Living bagian 3, yaitu: Making a Change
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. kemarau.kebutuhan ini baik untuk mengairi ladang atau untuk mencukupi
BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Penelitian mengenai Analisa Dampak Sosial Pembangunan Embung di Dusun Temuwuh Lor dapat diambil sebuah benang merah, yaitu sebagai berikut : 1.1.1. Aspek Demografi Terbentuknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan manusia akan dapat menyesuaikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya masih menjadi masalah sosial yang harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan
Lebih terperinci7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN
78 7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN 7.1 Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah terkait sistem bagi hasil nelayan dan pelelangan Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu indikator dari pemberdayaan masyarakat adalah kemampuan dan kebebasan untuk membuat pilihan yang terbaik dalam menentukan atau memperbaiki kehidupannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang pertumbuhan perekonomian mengalir dalam era ilmu pengetahuan dan ide yang menjadi motor dalam perkembangan ekonomi. Era tersebut pada saat ini dikatakan
Lebih terperinciBAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN. banyak kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa bekerja paruh waktu dengan
BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tujuan kaum muda melakukan pekerjaan paruh waktu dan mengetahui dampak pekerjaan paruh waktu tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan hasil kebudayaan yang
Lebih terperinciBAB IV DISKUSI TEORITIK
BAB IV DISKUSI TEORITIK Teori yang digunakan dalam analisa ini bermaksud untuk memahami apakah yang menjadi alasan para buruh petani garam luar Kecamatan Pakalmelakukan migrasi ke Kecamatan Pakal, Kota
Lebih terperinciPERUBAHAN ORIENTASI MATA PENCAHARIAN PENGRAJIN LOGAM DESA CIBATU KECAMATAN CISAAT KABUPATEN SUKABUMI
PERUBAHAN ORIENTASI MATA PENCAHARIAN PENGRAJIN LOGAM DESA CIBATU KECAMATAN CISAAT KABUPATEN SUKABUMI Farhan Firdaus 1, Gurniwan Kamil Pasya 2, Syaifullah Syam 3 1 SMA Negeri 1 Cibadak 2 Dosen Program Studi
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya adalah perubahan terencana dari satu situasi ke situasi lainnya yang dinilai lebih baik. Pembangunan yang terlalu mengejar pertumbuhan ekonomi dan
Lebih terperinci5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN
56 5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN 5.1 Bentuk Keterlibatan Tengkulak Bentuk-bentuk keterlibatan tengkulak merupakan cara atau metode yang dilakukan oleh tengkulak untuk melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghendaki berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan program-program
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat menghabiskan waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan kini tidak
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi telah berkembang demikian pesatnya. Seluruh umat manusia di belahan bumi manapun, termasuk masyarakat Indonesia
Lebih terperinciLampiran 1. A. Biodata Responden (Pemilik Usaha) : 1. Nama : 2. Jenis kelamin : 3. Umur : 4. Lama bekerja :
LAMPIRAN 79 Lampiran 1 A. Biodata Responden (Pemilik Usaha) : 1. Nama : 2. Jenis kelamin : 3. Umur : 4. Lama bekerja : B. Pernyataan : Beri tanda cek ( ) pada jawaban yang paling sesuai dengan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Masih ditemukannya banyak penduduk miskin wilayah pesisir Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, menunjukkan adanya ketidakoptimalan kegiatan pemberdayaan ekonomi
Lebih terperinciCONTRACT FARMING SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN BARU DALAM BIDANG PETERNAKAN
CONTRACT FARMING SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN BARU DALAM BIDANG PETERNAKAN PENDAHULUAN Sektor pertanian (dalam arti luas termasuk peternakan, perikanan dan kehutanan) merupakan sektor yang paling besar menyerap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi masyarakat pantai dimana keterlibatan tersebut dapat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Eksistensi Matriproduksi di Wilayah Pantai Penelitian tentang Eksistensi Matriproduksi di Wilayah Pantai ini dilakukan oleh Hendry Sitorus (2003). Dalam penelitian ini dijelaskan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini yang merupakan bagian penutup dari laporan penelitian memuat kesimpulan berupa hasil penelitian dan saran-saran yang perlu dikemukakan demi keberhasilan proses
Lebih terperinciKORPORASI USAHA PERDESAAN SALAH SATU ALTERNATIF PENGEMBANGAN EKONOMI DESA SESUAI NAFAS PANCASILA
KORPORASI USAHA PERDESAAN SALAH SATU ALTERNATIF PENGEMBANGAN EKONOMI DESA SESUAI NAFAS PANCASILA Ascosenda Ika Rizqi Dosen, Universitas Merdeka Pasuruan, Jl. H. Juanda 68, Kota Pasuruan Abstrak Desa merupakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil analisis tentang Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dari hasil analisis tentang Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup Pengolahan Makanan Tradisional Dalam Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha (Studi Pada Kelompok Usaha
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Way Seputih Bumi Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden penelitian,
Lebih terperinciBAB III DAMPAK DAN USAHA MENGATASI FENOMENA SEKKUSU SHINAI SHOKOGUN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT JEPANG
BAB III DAMPAK DAN USAHA MENGATASI FENOMENA SEKKUSU SHINAI SHOKOGUN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT JEPANG Seperti halnya masalah sosial lainnya, fenomena Sekkusu shinai shokogun ini turut memberi dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meski belum ada SMP dan SMA tidak mematahkan semangat anak-anak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Nek Sawak terdapat satu sekolah dasar bernama SD N 11 Nek Sawak, meski belum ada SMP dan SMA tidak mematahkan semangat anak-anak yang ingin melanjutkan ke
Lebih terperinciSTRATEGI BISNIS USAHA BATIK MADURA (Studi Kasus pada Galeri TRESNA art di Bangkalan Madura) SKRIPSI
STRATEGI BISNIS USAHA BATIK MADURA (Studi Kasus pada Galeri TRESNA art di Bangkalan Madura) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada Fakultas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penduduk yang timbul akibat mortalitas, fertilitas, migrasi serta mobilitas social.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Sosial Demografi Demografi merupakan ilmu yang memepelajari struktur dan proses di suatu wilayah. Demografi menurut PhilipM.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Manajemen pembelajaran adalah sebuah proses perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan pembelajaran sehingga akan didapatkan sistem pembelajaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara optimal dapat menjadi penggerak utama (prime mover)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan 81.000 km panjang garis pantai, memiliki potensi beragam sumberdaya pesisir dan laut yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Flow Akademik 1. Definisi Flow Akademik Menurut Bakker (2005), flow adalah suatu keadaan sadar dimana individu menjadi benar-benar tenggelam dalam suatu kegiatan, dan menikmatinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar wiliyahnya merupakan perairan laut, selat dan teluk, sedangkan lainnya adalah daratan yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan masih menjadi masalah yang mengancam Bangsa Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2007 sebesar 37,17 juta jiwa yang berarti sebanyak 16,58
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh langsung
Lebih terperinciPOTENSI USAHA KERAJINAN TUMANG BOYOLALI SEBAGAI PENDEKATAN PEMBANGUNAN PEDESAAN YANG BERTUMPU PADA KEGIATAN USAHA KECIL
POTENSI USAHA KERAJINAN TUMANG BOYOLALI SEBAGAI PENDEKATAN PEMBANGUNAN PEDESAAN YANG BERTUMPU PADA KEGIATAN USAHA KECIL TUGAS AKHIR O l e h : E k o P r a s e t y o L2D 000 415 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH
Lebih terperinciPendahuluan. Bab 1. Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang Indonesia memiliki wilayah laut kurang lebih tujuh puluh persen dari wilayah keseluruhan, yang seharusnya menjanjikan kehidupan masyarakat pesisir atau nelayan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah, keluarga sekolah maupun masyarakat dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia, yaitu menciptakan
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PERAN GENDER DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN
39 HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PERAN GENDER DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN Pembagian peran/aktivitas yang dilakukan dalam rumah tangga perikanan berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan, perubahanperubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang wajar, oleh karena setiap
Lebih terperinciSOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT )
SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) Dewifebrina 1 Dra. Fachrina,M.Si 2 Erningsih,S.Sos 3 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting yang menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki manajemen yang memegang berbagai peranan penting yang menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk diwujudkan
Lebih terperinciGambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan yang salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang kaya akan keanekaragaman biota laut (perikanan dan kelautan). Dengan luas wilayah perairan
Lebih terperinciVI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN
VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN Rumahtangga adalah basis unit kegiatan produksi dan konsumsi dimana anggota rumahtangga merupakan sumberdaya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut dapat bermacam-macam, berkembang dan berubah terkadang tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan tersebut dapat bermacam-macam, berkembang dan berubah terkadang tanpa disadari oleh pelakunya. Seiring
Lebih terperinciBAB 6 PENUTUP. temuan penelitian tentang bagaimana pengelolaan sektor kelautan dan perikanan
BAB 6 PENUTUP Bab ini, secara singkat akan menyimpulkan dan juga saran mengenai temuan penelitian tentang bagaimana pengelolaan sektor kelautan dan perikanan di NTT dan apa faktor penghambat pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan 34.623,80 km², kota Bandar Lampung merupakan Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam upaya ini pemerintah berupaya mencerdaskan anak bangsa melalui proses pendidikan di jalur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Salah satu aspek penting untuk mendukung strategi
Lebih terperinciBAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMKM DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN
BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMKM DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN 7.1 Ragam Bidang Usaha UMKM mitra binaan IPB terdiri dari beragam jenis bidang usaha, diantaranya UMKM pangan, jasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan Indonesia kearah modernisasi maka semakin banyak peluang bagi perempuan untuk berperan dalam pembangunan. Tetapi berhubung masyarakat
Lebih terperinciJurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: 127-136 ISSN : 2088-3137 KONTRIBUSI EKONOMI PRODUKTIF WANITA NELAYAN TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI PANGANDARAN, KABUPATEN CIAMIS Trie
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan sebuah upaya multi dimensional untuk mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus disertai peningkatan harkat
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Lokasi Penelitian
METODE PENELITIAN Penelitian ini akan memberikan gambaran secara menyeluruh dan mendalam terhadap fenomena strategi nafkah rumah tangga miskin dan pilihan strategi nafkah yang akan dijalankannya. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan berbagi tugas seperti mencari nafkah, mengerjakan urusan rumah tangga,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan anugerah dan amanah yang Allah berikan kepada sepasang suami istri dalam membangun sebuah keluarga. Orang tua memiliki kewajiban untuk memenuhi
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI PT. SUN MOTOR SEMARANG
STRUKTUR ORGANISASI PT. SUN MOTOR SEMARANG OWNER DIRECTOR GENERAL MANAGER MARKETING DEV A D M H R D & G A SALES MANAGER A S S BM CHEVROLET BM MITSUBISHI BM HINO OPR.MGR.SUZUKI ZW SUPERVISOR SUPERVISOR
Lebih terperinciPENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, SEGMENTASI PASAR DAN MODAL USAHA TERHADAP LABA USAHA INDUSTRI KERAJINAN MEUBEL DI SAMBI BOYOLALI
PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, SEGMENTASI PASAR DAN MODAL USAHA TERHADAP LABA USAHA INDUSTRI KERAJINAN MEUBEL DI SAMBI BOYOLALI Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena melibatkan seluruh sistem yang terlibat dalam suatu negara. Di negara-negara berkembang modifikasi kebijakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan bahwa dalam pelaksanaan Pembangunan Nasional, tenaga kerja memiliki peranan dan kedudukan
Lebih terperinciBAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG. bekerja, peran istri yang bekerja terhadap keharmonisan keluarga, dan faktor
BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG Pada bab ini akan dijelaskan mengenai suami yang tidak bekerja di Surabaya, peran istri dalam meningkatkan perekonomian keluarga, penyebab istri bekerja, peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi (Richard L. Daft, 2005)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membahas tentang perencanaan bisnis tidak lepas dari manajemen, karena perencanaan merupakan salah satu bagian dari empat fungsi manajemen. Manajemen (management) adalah
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. Anak jalanan, anak gelandangan, atau kadang disebut juga sebagai anak mandiri,
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Anak jalanan, anak gelandangan, atau kadang disebut juga sebagai anak mandiri, sesungguhnya adalah anak- anak yang tersisih, marginal dan teralinasi dari perlakuan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan merupakan salah satu isu penting dalam pelaksanaan pembangunan, bukan hanya di Indonesia melainkan hampir di semua negara di dunia. Dalam Deklarasi Millenium Perserikatan
Lebih terperinciOleh: Elfrida Situmorang
23 Oleh: Elfrida Situmorang ELSPPAT memulai pendampingan kelompok perempuan pedesaan dengan pendekatan mikro kredit untuk pengembangan usaha keluarga. Upaya ini dimulai sejak tahun 1999 dari dua kelompok
Lebih terperinciBAB V STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT LOKAL DESA GOROWONG. 5.1 Strategi Nafkah Kampung Ater dan Kampung Ciawian
28 BAB V STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT LOKAL DESA GOROWONG 5.1 Strategi Nafkah Kampung Ater dan Kampung Ciawian Strategi nafkah dalam kehidupan sehari-hari direprensentasikan oleh keterlibatan individu-individu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki moto atau semboyan Bhineka Tunggal Ika, artinya yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun pada hakikatnya bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Industri kuliner memiliki fungsi penting dalam pembangunan ekonomi terutama bagi perempuan di pedesaan. Studi dari Desa Ngawu menunjukkan bahwa usaha ini
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. motor, dan alat tangkap atau sebagai manajer. ikan. Status nelayan tersebut adalah sebagai berikut :
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritis 1. Pengertian Nelayan Nelayan menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1985 adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Juragan adalah pemilik
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. kekurangan. Di dua dusun Pagilaran dan Kemadang waktu seolah-olah sekedar berjalan di
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Kehidupan keluarga buruh di dua dusun pada dasarnya berada pada posisi yang sama mereka dihadapkan pada upah dan kesejahteraan hidup yang rendah, ditengah kondisi ekonomi
Lebih terperinci