BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Menstruasi a. Pengertian Menstruasi Menstruasi dapat dikelompokkan dalam berbagai pengertian diantaranya adalah macam-macam pengertian menstruasi : Menstruasi adalah Perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Wikjosastro, 2005; Prawirohardjo, 2007). Menstruasi juga dapat diartikan sebagai Pelebaran darah, dan pelepasan darah dalam bentuk perdarahan serta perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi setiap bulan dan dipengaruhi oleh hormone reproduksi (Manuaba, 2007; Ana, 2007). Menurut (Sarwono, 2005 : Derek, 2003) menjelaskan Menstruasi adalah Suatu proses pembersihan rahim terhadap pembuluh darah, kelenjar-kelenjar, dan sel-sel yang tidak terpakai karena tidak adanya pembuahan atau kehamilan. Menstruasi diartikan juga sebagai pengeluaran secara periodic darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita yang berlangsung sebulan sekali. b. Fase dalam siklus menstruasi menurut Winkjosasto (2005) Fase-fase dalam sikus menstruasi merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. 1) Fase menstruasi atau deskuamasi Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertairobek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 5 5

2 6 hari. 2) Fase intermenstum atau fase proliferasi Fase yang terjadi pada hari ke-14 pada waktu itu endometrium mengadakan poliferasi. Antara hari ke-12 dan 14 dapat terjadi pelepasan ovum dan ovarium yang disebut ovulasi. 3) Fase pramenstruasi atau fase sekresi Fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi. c. Gambar dalam siklus menstruasi d. Tanda dan gejala menstruasi Menurut Winkjosastro (2005) Pada keadaan normal tanda dan gejala menstruasi adalah sebagai berikut: 1) Perut terasa mulas, mual dan panas. 2) Terasa nyeri saat buang air kecil. 3) Tubuh tidak fit. 4) Demam. 5) Sakit kepala dan pusing. 6) Keputihan. 7) Radang pada vagina.

3 7 8) Gatal-gatal pada kulit. 9) Emosi meningkat. 10) Nyeri dan bengkak pada payudara. 11) Bau badan tidak sedap e. Gangguan Menstruasi Berbagai jenis gangguan dapat terjadi pada menstruasi, Winkjosastro (2005) seperti diantaranya : Amenore, Menorragia Hipomenorea, Oligomenorea, dandismenorea. 2. Dismenorea Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ( KTI ) ini yang akan dibahas adalah gangguan menstruasi yang disebut Dismenorea a. Pengertian Dismenorea Dismenorea atau nyeri menstruasi merupakan gejala yang paling sering dialami oleh dalam masa menstruasi. Gangguan dismenorea ini, sering terjadi tanpa ada gejala dan intensitasnya sukar dinilai. Istilah dismenorea hanya digunakan bila nyeri pada menstruasi sedemikian hebatnya, sehingga memaksa klien untuk beristirahat dan meninggalkan pekerjaan aktifitasnya sehari-hari selama beberapa jam atau beberapa hari, berdasarkan peraturan kepegawaian (Nawawi, 2007; Manuaba 2007). Dismenorea bisa juga diartikan rasa tidak enak pada perut bagian bawah sebelum dan selama haid dan sering kali adanya rasa mual, nyeri pada waktu menstruasi, nyeri selama siklus haid, nyeri pada perut bagian bawah (Winkjosastro, 2005; Prawirohardjo.S, 2005; Ana, 2007). b. Pembagian Klinis Dismenorea Dismenorea menurut Ana, 2007; I.G.B Manuaba (2007) yaitu: 1) Ringan Dismenorea yang berlangsung beberapa saat dan klien masih dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa memerlukan pengobatan.

4 8 2) Sedang Dismenorea ini membuat klien memerlukan obat penghilang rasa nyeri, dan kondisi penderita masih dapat beraktivitas. 3) Berat Dismenorea berat membuat klien memerlukan istirahat beberapa hari dan dapat disertai dengan sakit kepala, kemeng pinggang, diare, dan rasa sakit perut. c. Pembagian Dismonorea Dalam ruang lingkup dismenorea kali ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu : 1) Dismenorea Primer ( Dismenorea fisiologis ) a) Pengertian Dismenorea Primer Dalam pembagian dismenorea kali ini yang akan dibahas adalah mengenai macam-macam pengertian dismenorea primer. Dismenorea Primer adalah nyeri menstruasi yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat reproduksi yang berhubungan dengan proses menstruasi. Wanita yang bekerja sebagai pegawai yang mengalami menstruasi disertai rasa nyeri diberikan cuti 2-3hari (Prawirohardjo, S. 2006). Dismenorea Primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat genetal yang nyata (Sarwono, 2005). Dismenorea Primer adalah nyeri haid dijumpai tanpa kelainan alat-alat genetalia yang nyata, terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya 12 bulan (Winkjosastro, 2005). Dismenorea Primer adalah pada saat haid yang tidak dikaitkan atau patologi pelvis dan biasanya timbul tanpa

5 9 penyakit organik, intensitas dismenorea biasanya berkurang setelah hamil atau pada sekitar umur 30 tahun (Baradero, 2006). Dismenorea Primer adalah nyeri haid yang terjadi tanpa terdapat kelainan anatomis alat kelainan (Manuaba, 2007). b) Patofisiologi Dismenorea Primer Menurut John (2006) dismenorea primer merupakan suatu cirri-ciri siklus ovulasi dan biasanya timbul pada 6-12 bulan menarche. Wanita dengan dismenorea mempunyai peningkatan aktifitas rahim yang ditunjukkan sebagai peningkatan tonus istirahat. Peningkatan frekuensi kontraksi atau kerja yang tidak terkoordinasi. Prostaglandin adalah CO2 hidrokarbon dengan cincin siklo pentan dan dihasilkan oleh enzim mikrosom (sintesa prostaglandin) dan asam arachidonat.prostaglandin dilepaskan sebagai akibat dan lisis sel endometrium dengan labilasasi lisosom dan pelepasan enzim, yang merusak membrane sel. Menurut Liewellyn dan John bentuk ini biasanya mulai 23 tahun setelah menarche dan mencapai maksimal antara usia tahun. Frekuensi menurun sesuai pertambahan usia dan biasanya berhenti setelah melahirkan. Nyeri ham mulai 24 jam pertama, kram dirasakan pada abdomen bawah, nyeri kram dapat disertai muntah dan diare. c) Etiologi Dismenorea Primer Menurut Winkjosastro (2005), penyebab dismenorea primer antara lain : (1) Faktor Kejiwaan Faktor ini menurunkan emosional secara tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul

6 10 dismenorea. (2) Faktor Konstitusi Faktor ini menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri, faktor-faktor ini seperti anemia, penyakit menahun dan sebagainya dapat mempengaruhi dismenorea. (3) Faktor obstruksi kanalis servikalis Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenorea primer adalah stenosis kanalis servikalis. Pada wanita dengan uterus dalam hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikalis akan tetapi hal ini sekarang tidak dianggap sebagai faktor yang penting sebagai penyebab dismenorea. (4) Faktor Endokrin Pada umunya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenorea primer disebabkan oleh konstruksi uterus yang berlebihan. Faktor endokrin mempunyai hubungan dan kontraktilitas uterus sedangkan hormone estrogen merangsang kontraktilitas uterus sedangkan hormone progesterone menghambat atau mencegahnya, tetapi teori itu tidak dapat menerangkan fakta mengapa tidak timbul rasa nyeri pada saat perdarahan disfungsional, yang biasanya bersamaan dengan kadar estrogen yang berlebih tanpa adanya progesterone. (5) Faktor Alergi Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanyaasosiasi antara dismenorea dan urtikaria migraine atau asmabronkhiale, bahwa sebab alergi adalah toksin haid. Menurut Liewellyn dan John faktor yang dapat

7 11 mempengaruhi terjadinya dismenorea primer adalah sebagai berikut : a) Faktor-faktor fisikogenik Stress, emosional dan ketegangan yang dihubungkan dengan sekolah atau pekerjaan memperjelas beratnya nyeri. Gangguan keseimbangan antara prostasiklin, yang menyebabkan fase dilatasi, Akan terjadi iskemiamiometrium (angina uterus) dan hiperkontraktilitas uterus. Dan pengaruh fasepresin meningkatkan sintesaprostaglandin dan dapat bekerja pada arteri-arteri secara langsung. b) Tanda-tanda dismenorea primer Permukaan awal 90% mengalami gejala di dalam 2 tahun menarche. Lamanya berlangsungnya nyeri dan jenis nyeri dismenorea dimulai beberapa jam sebelum atau beberapa setelah permulaan haid dan biasanya berlangsung jam. Nyeri diuraikan sebagai mirip kejang dan biasanya paling kuat pada perut bawah dan dapat menyebar kepunggung atau paha sebelah dalam. Gejala yang menyertai mual,dan muntah rasa lelah, diare, nyeri pinggang bawah, nyeri kepala. Dilakukan pemeriksaan pada pelvis normal (John, 2006). 2) Dismenorea Sekunder ( Dismenorea Patologis ) a) Pengertian Dismenorea Sekunder Dismenorea sekunder adalah nyeri menstruasi yang disebabkan oleh kelainan dan alat reproduksi wanita. Pembagian diatas juga dipertegas oleh manuaba (2007), yang mengatakan bahwa dismenorea primer tidak

8 12 terdapat kelainan organ reproduksi dimana uterus tetap dalam batas normal. Dan dismenorea sekunder terjadi bila terdapat kelainan organ reproduksi seperti mioma, polip endometriosis, dan endometriosis. b) Patofisiologi Dismenorea Sekunder Dismenorea sekunder jarang sekali terjadi sebelum usia 25 tahun dan jarang sebelum 30 tahun. Pada kebanyakan kasus, penyebabnya adalah endometriosis atau penyakit radang pada panggul. Nyeri kram yang khas mulai 2 hari atau lebih sebelum menstruasi, dan nyerinya semakin hebat pada akhir menstruasi. Pada saat ini, nyerinya mencapai puncak dan berlangsung selama 2 hari atau lebih. Penatalaksanaan sama dengan dismenorea primer (John, 2006). Menurut Mansjoer (2005), penyebab tersering dismenorea sekunder adalah endometriosis dan infeksi kronik genetalia interna. Manifestasi klinis dan dismenorea sekunder adalah sebagai berikut : (1) Usia lebih tua (2) Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur (3) Tidak berhubungan siklus dengan paritas (4) Nyeri sering terus menerus (5) Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah (6) Berhubungan dengan kelainan pelvic (7) Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi (8) Seringkali memerlukan tindakan operatif (9) Terdapat kelainan pelvic d. Perilaku penanganan Menurut Mansjoer (2005), disamping pengertian ada juga

9 13 macam-macam tujuan perilaku penanganan serta penatalaksanaan dismenorea diantaranya yaitu : 1) Tujuan dan perilaku penanganan adalah : a) Untuk mengurangi bahkan menghilangkan gejala dismenorea primer yang ada. b) Untuk mengurangi akibat yang timbul dan dismenorea primer dalam aktifitas sehari-hari maupun hubungan interpersonal serta mengusahakan agar efek samping dapat diminimalkan. 2) Penatalaksanaan/penanganan Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non-steroid, misalnya ibu profen, naproksen, asam mefenamat obat ini sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi, untuk mengurangi rasa nyeri menstruasi (Dismenorea) ini dapat dilakukan beberapa tindakan atau kegiatan yang terarah dan teratur disamping obat-obatan. Penatalaksanaan dalam upaya untuk mengurangi rasa nyeri adalah pertama singkirkan terlebih dahulu kelainan organ reproduksi apabila seorang mengalami dismenorea maka tindakan non medis adalah melalui asuhan : a) Istirahat yang cukup Istirahat yang teratur setiap hari, pada siang hari minimal 1 jam dan pada ma'am hari apabila tidak melakukan aktifitas, segeralah untuk beristirahat minimal 4 jam/hari. b) Olahraga yang teratur Olahraga yang teratur setiap sehabis bangun tidur seperti menggerakkan kaki ringan selama 20 menit. c) Pemijatan Hal ini dilakukan biasanya pada daerah punggung. d) Yoga

10 14 Dilakukan untuk ketenangan jiwa dan pengembalian konsentrasi, hal ini dapat mengembalikan otak untuk rileks. e) Kompres hangat di daerah perut Hal ini memicu pengembalian daya konsentrasi nyeri pada perut bawah daerah samping simpisis. Disamping yang diperlukan bagi seseorang yang mengalami dismenorea adalah melalui medikasi dengan : Pemberian obat analgesic. Dijelaskan pada penderita atau klien bahwa dismenorea adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, dan lingkungan penderita. Kemungkinan salah informasi mengenai menstruasi perlu dibicarakan. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin berguna. Kadang-kadang diperlukan psikoterapi (Postert, 2010). 3) Adapun psikoterapi Terapi Medis yang utama adalah untuk mengurangi rasa nyeri menstruasi Menurut Winkjosastro (2005) adalah : a. Terapi Medis untuk dismenorea primer : (1).Obat analgetika Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgetika yang dapat diberikan sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya berat diperlukan istirahat ditempat tidur kompres panas pada perut bagian bawah untuk mengurangi penderitaan. Obat analgesic yang sering diberikan adalah preparat kombinasi, aspirin, fenasetin, dan kafein. Obatobat paten yang beredar di pasaran ialah antara lain novalgin, ponstan, acet-aminophen dan sebagainya. (2).Terapi Hormonal Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi.

11 15 Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benar-benar dismenorea primer, atau untuk memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi. (3).Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin memegang peranan yang makin penting terhadap dismenorea primer. Termasuk disini indometasin, ibuprofen, dan naproksen, dalam kurang lebih 70% penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai : 1 sampai 3 hari sebelum menstruasi dan pada hari pertama menstruasi. Penatalaksanaan dan dismenorea yaitu singkirkan terlebih dahulu kelainan organ reproduksi. Bila ada obati sesuai kelainan yang ada. Pada wanita usia muda dicoba diobati dahulu. Pada dismenorea primer pengobatanya yaitu: (a). Antiprostaglandin Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin memegang peran yang makin penting terhadap dismenorea primer. Termasuk disini indometasin, ibuprofen, dan naproksen dalam kurang lebih 70% penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai hari 1 menstruasi sampai 3 hari sebelum haid. (b).pil KB atau pemberian progesterone saja

12 16 (nortestosteron), medroksi progesterone asetat, didrogesteron) dan hari ke 5-25 minggu/hari. Pengobatan berlangsung berbulan-bulan. Setelah keluhan nyeri berkurang, progesterone cukup diberikan pada hari ke 16 sampai ke 25 siklus menstruasi. (c). Rileksasi Dalam kondisi rileks tubuh juga menghentikan produksi hormone adrenalin dan semua hormon yang diperlukan saat kita stress untuk hormon progesterone. Jadi kita perlu rileksasi untuk memberikan kesempatan bagi tubuh untuk memproduksi hormon yang penting untuk mendapatkan haid yang bebas dan nyeri. (d).dilatasi kanalis servikalis Dilatasi kanalis servikalis dapat memberikan keringanan karena memudahkan pengeluaran darah haid dan prostalglandin di dalamnya. Neurektomi prasakral(pemotongan urat saraf sensorik antara uterus dan susunan saraf pusat) ditambah dengan neurektomi ovarial (pemotongan urat saraf sensorik yang ada di ligamentum infundibulum) merupakan tindakan terakhir apabila usaha-usaha lain gagal. b. Therapy untuk dismenorea sekunder bergantung pada penyebabnya, antara lain : (1).Untuk infeksi berikan antibiotika yang sesuai. (2).Untuk endometriosis disesuaikan dengan pengobatan pada endometriosis. c. Therapy Alami

13 17 Therapy bahan alami bukan hanya untuk kesehatan, tapi juga untuk gaya hidup bidang lainnya seperti desain rumah tinggal, arsitektur kantor, bahkan rancangan busana. Selain itu tumbuhan yang banyak dikenal untuk membuat tubuh fit dan mengurangi rasa nyeri menstruasi adalah licorise, tabat barito dan kunyit (Abidin, 2010). (1).Untuk dismenorea yang disertai dengan adanya infeksi diberikan antibiotic yang sesuai. (2).Untuk dismenorea yang penyebabnya gangguan atau kelainan organ reproduksi sangat tergantung kepada diagnose medis. Secara umum dan singkat, berikut antara lain tips-tips yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala dismenorea Menurut Taruna (2003) yaitu : (a). Kompres dengan botol panas (hangat) tepat pada bagian yang merasa ham (bisa perut atau pinggang bagian belakang). (b).tidur dan istirahat yang cukup, serta olahraga yang teratur, beberapa wanita mencapai keringanan melalui olahraga, yang tak hanya mengurangi stress tapi juga hentikan produksi endofrin otak,penawar sakit yang dialami tubuh. Tidak ada pembesaran aktifitas selama haid. (c). Kurangi makanan bergaram, seperti kentang goreng, kacangkacangan, dan makanan berbumbu, untuk mengurangi penahanan air berlebih. (d).kurangi makanan berupa tepung, gula, kafein, coklat. (e). Makan-makanan berserat dan perbanyak minum air putih. (f). Minum-minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi. (g).ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung kebawah. Ini bisa membantu relaksasi. (h).tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi. (i). Obat-obatan yang digunakan harus atas pengawasan dokter.

14 18 Boleh minum analgetik (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual ditoko obat,asal dosisnya tidak lebih dari 3 kali sehari. (j). Sebagai tambahan mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi untuk menenangkan diri dan pemijatan yang dapat mengurangi rasa tidak nyaman. Mendengarkan music, membaca buku, atau nonton film juga membantu. 3. Remaja a. Pengertian Remaja Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari masa anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anakanak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 tahun hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dantinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian dan kemandirian dan identitas sangat menonjol (Pemikiran semakin logis, abstrak dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu diluar keluarga (Notoatmodjo, 2005). Dilihat dan bahasa Inggris "teenager", remaja artinya yakni manusia berusia belasan tahun. Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa. Oleh sebab itu orang tua dan pendidik sebagai bagian masyarakat yang lebih berpengalaman

15 19 memiliki peranan penting dalam membantu perkembangan remaja menuju kedewasaan. Remaja juga berasal dan kata latin "adolensence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007). Remaja memiliki tempat diantara anak-anak dan oang tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh calon (dalam Monks,2003) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini dan Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dan masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Menurut Zakiah Derajat (2003: 23) remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anakanak baik bentuk badanataupun cara berfikir dan bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Diungkapkan juga oleh santrock (2003: 26) remaja (Adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosialemosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 sampai 21 tahun. b. Klasifikasi Remaja Klasifikasi remaja dapat dikelompokkan menjadi 3 macam diantaranya yaitu :

16 20 1) Masa remaja awal tahun 2) Masa remaja pertengahan tahun 3) Masa remaja akhir > 21 tahun Tetapi Menurut Deswita (2006: 192) membedakan masa remaja menjadi 4 bagian yaitu masa pra remaja tahun, masa remaja awal tahun, masa remaja pertengahan tahun dan masa remaja akhir tahun. Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini dan Siti Sundari menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik maupun psikologis. 4. Perilaku a. Pengertian Perilaku Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktifitas orgasme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan menurut Purwanto (1998) mengatakan bahwa perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia. Skinner (1936) mengemukakan bahwa perilakuadalah merupakan hasil hubungan antara pasangan (stimulus) dan tanggapan (respon). Jadi perilaku adalah suatu aktivitas dan individu terhadap lingkungannya yang merupakan respon terhadap stimulus karena adanya dorongan dan dalam dirinya. b. Domain Perilaku Menurut Baron and Byrner yang dikutip oleh (Wawan Dewi, 2010, p32) menyatakan bahwa ada 3 komponen yang membentuk perilaku yaitu : 1). Perilaku Kognitif Perilaku yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan,

17 21 keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap perilaku. Atau lebih dikenal sebagai pengetahuan. a). Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah Kemampuan untuk mengenali atau mengingat kembali, hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil ditempuh dan dikenal. Pengetahuan merupakan hasil dan tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). b). Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu antara lain: (1).Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Misalnya mengingat kembali (recall) suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari. (2).Memahami (Comprehension) Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. (3).Aplikasi (Application) Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. (4).Analisis (Analysis) Kemampuan untuk menjelaskan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur.

18 22 (5).Sintetis (Syntetis) Kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. (6).Evaluasi (Evaluation) Kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditemukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. c). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang Menurut Notoatmodjo (2003;18) faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan yaitu: (1).Inteligensi Inteligensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Orang berpikir menggunakan inteleknya atau pikirannya. Cepat atau tidaknya dan terpecahnya atau tidaknya suatu masalah tergantung kemampuan inteligensinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam komunikasi adalahtaraf intelegensi seseorang. Dapat dikatakan juga bahwa orang-orang yang lebih intelegen akan lebih mudah menerima suatu pesan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang yang mempunyai taraf intelegensi tinggi akan mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya. (2).Pendidikan Tugas dan pendidikan adalah memberikan atau meningkatkan pengetahuan, menimbulkan sifat positif, serta memberikan atau meningkatkan kemampuan

19 23 masyarakat atau individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat yang berkembang. Pendidikan formal dan non formal. Sistem pendidikan yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan melalui pola tertentu (Notoatmodjo, 2003; 18). Jadi tingkat pengetahuan seseorang terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. (3).Pengalaman Menurut teori deteminan perilaku yang disampaikan WHO, menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu salah satunya disebabkan karena adanya pemikiran dan perasaan dalam din seseorang yang terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian kemampuan intelegensinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam komunikasi adalah taraf intelegensi seseorang. Secara cammon sence dapat dikatakan bahwa orang-orang yang lebih inteligen akan lebih mudah menerima suatu pesan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang mempunyai tarafintelegensi tinggi akan mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya. (4).Informasi Teori depedensi mengenai efek komunikasi massa, disebutkan bahwa media massa dianggap sebagai system informasi yang memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan, perubahan dan konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok atau

20 24 individu dalam aktifitas sosial dimana media massa ini nantinya akan mempengaruhi fungsi kognitif, afektif, dan behavioral. Pada fungsi kognitif diantaranya adalah berfungsi untuk menciptakan atau pembentukan sikap, perluasan sistem keyakinan masyarakat dan penegasan atau penjelasan nilai-nilai tertentu (Notoatmodjo, 2003; 102). Media dibagi menjadi tiga yaitu media cetak yang meliputi bootlet, leaflat, rublik yang terdapat pada surat kabar atau majalah dan poster. Kemudian media elektronik yang meliputi tv, video, slide, dan film seta papan (billboard). (Notoatmodjo, 2003; 99) (5).Kepercayaan Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang, mengenai apa yang berlaku bagi objek sikap, sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka is akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dan objek tertentu. (Saifudin, 2002;130) (6).Umur Umur dapat mempengaruhi seseorang, semakin cukup umur tingkat kemampuan, kematangan seseorang akan lebih, matang dalam berpikir dan menerima informasi. (7).Sosial budaya Sosial termasuk di dalamnya pandangan agama,kelompok etnis dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam penerapan nilai-nilai keagamaan untuk memperkuat super egonya. (8).Status sosial ekonomi Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkah lakunya.individu yang berasal dan keluarga yang berstatus sosial ekonominya baik dimungkinkan

21 25 lebih dibandingkan mereka yang berasal dan keluarga dengan status ekonomi rendah dismenorea akan ditentukan pula salah satunya oleh pengetahuan orangtersebut terhadap dismenorea. 2). Perilaku Afektif Perilaku yang berhubungan dengan sikap seperti rasa senang terhadap obyek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, Sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini merupakan arah sikap yaitu positif dan negatif, atau sering dikenal sebagai Sikap perilaku. 3). Perilaku Psikomotor Perilaku yang kecenderungan dengan bertindak terhadap obyek sikap. Perilaku ini menunjukkan intensitas sikap yaitu menunjukkan besar kecilnya tindakan atau berperilaku terhadap obyek sikap. Perilaku psikomotor, lebih dikenal sebagai praktek atau perilaku yang tampak dan dapat pula dilihat. c. Bentuk Perilaku Secara lebih operasional diartikan suatu respon seseorang terhadap rangsangan dan luar subjek tersebut. Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku dapat dibedakan : 1). Bentuk Pasif (Cover Behavior) Yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan secara langsung tidak dapat terlihat oleh orang lain, dalam bentuk terselubung atau tertutup. Misalnya : Berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. 2). Bentuk Aktif (Overt Behavior) Yaitu perilaku yang jelas dapat di observasi secara langsung tampak dalam bentuk tindakan yang nyata. d. Hubungan antara pengetahuan dengan praktek pencegahan yang komprehensif akan dijelaskan menggunakan teori Menurut Lowrence Green (2005) dalam Notoatmodjo (2003), perilaku manusia dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu :

22 26 1). Faktor-faktor Predisposisi (Predisposing Faktors) Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, system nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Faktor-faktor ini terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut faktor pemudah. 2). Faktor-faktor Pemungkin (Enabling Factors) Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya : air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, Puskesmas, posyandu, polindes dan sebagainya. Fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktorfaktor ini disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin. 3). Faktor-faktor Penguat (Reinforcing Factors) Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat dan tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga disini adalah undangundang atau peraturan yang terkait dengan kesehatan. Dalam teori-teori terkait dapat disimpulkan bahwa pengetahuan seseorang dapat mendasari praktek yang terkait dengan pengetahuan dismenorea. Pengetahuan tentang dismenorea akan dapat mempengaruhi. Namun demikian, banyak banyak teori menyatakan bahwa pengetahuan tidak selalu diikuti oleh praktek yang baik. Praktek dipengaruhi oleh hal-hal lain seperti motivasi dan perkembangan (Skiner, 2007).

23 27 Apabila dikaji dan teori-teori pembelajaran perilaku yang lain, secara umum terdapat tiga teori pembelajaran perilaku seseorang. Ketiga teori pembelajaran tersebut adalah behaviouristik, kognitif dan konstruktivistik (Skiner, 2007 ; Yulaelawati, 2004) 1). Behaviouristik merupakan teori belajar berdasarkan pada perubahan tingkah laku.behaviourisme menekankan pada pola perilaku barn yang diulang-ulang sampai menjadi tahu. Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran behaviouristik antara lain: a). Menekankan perhatian pada perubahan tingkah laku yang dapat diamati setelah seseorang diberi perlakuan. b). Perilaku seseorang dapat berkembang berdasarkan pemahaman belajar dan berbagai sumber. 2). Kognitif merupakan teori berdasarkan proses berpikir di belakang perilaku. Perubahan perilaku diamati dan digunakan sebagai indikator terhadap apa yang terjadi dalam tingkah laku seseorang tersebut. 3). Konstruktivis merupakan bertingkah laku dan berpengetahuan pasif. Untuk membangun suatu pengetahuan bare, seseorang akan menyesuaikan informasi barn atau pengetahuan barn yang disampaikan oleh orang lain dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimilikinya melalui interaksi sosial dengan orang lain. Adapun beberapa hal tentang konstruktivis adalah sebagai berikut: a). Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang ada sebelumnya. b). Belajar mengetahui tingkah laku merupakan personal individu masing-masing. c). Pembelajaran merupakan proses aktif dimana makna dikembangkan berdasarkan pengalaman. d). Pengetahuan tumbuh karena adanya keingintahuan seseorang tentang berbagai informasi suatu pandangan dalam berinteraksi atau bekerjasama dengan orang lain.

24 28 e. Pengukuran perilaku Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tak langsung yaitu dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden. (Notoatmodjo, 2003), yang terinci sebagai berikut: 1). Pengukuran Pengetahuan : Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket. 2). Pengukuran Sikap : Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan penilaian pendapat seseorang terhadap tindakan yang telah dilakukan dengan wawancara secara langsung kepada responden. 3). Pengukuran Psikomotor : Tindakan dapat diukur dengan wawancara atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diketahui dari suatu objek penelitian atau responden kedalam suatu tindakan.

25 29 B. KERANGKA TEORI Dari tinjauan teori yang ada, dapat dilihat kerangka teori sebagai berikut : Predisposing Factors a. Pengetahuan b. Sikap c. Kepercayaan d. Nilai Enabling Factors a. Ketersediaan sarana prasaran b. Fasilitas Kesehatan Perilaku Pencegahan dan Pengobatan Reinforcing Factors a. Sikap b. Perilaku tokoh masyarakat c. Tokoh agama Gambar 2.1 Kerangka Teori (menurut Lowence Green, 2005)

26 30 C. KERANGKA KONSEP Dari kerangka teori yang ada, maka dibuat konsep penelitian sebagai berikut: Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea Praktek Pencegahan dan Pengobatan dismenorea D. HIPOTESIS Ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja putri Madrasah Aliyah Banat Kudus tentang Dismenorea dengan praktek pencegahan dan pengobatannya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dismenore 2.1.1 Definisi Dismenore Dismenore berasal dari bahasa Yunani yaitu dys yang berarti sulit atau menyakitkan atau tidak normal. Meno berarti bulan dan rrhea yang berarti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah individu yang berada pada tahap masa transisi yang unik yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu masa yang berada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Karena itu dari pengalaman dan

TINJAUAN PUSTAKA. terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Karena itu dari pengalaman dan TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. pengetahuan tidak selalu ilmu. Pengetahuan memberikan kewenangan (authority

BAB II TINJAUAN TEORITIS. pengetahuan tidak selalu ilmu. Pengetahuan memberikan kewenangan (authority BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Ilmu berbeda dengan pengetahuan. Semua ilmu adalah pengetahuan, namun pengetahuan tidak selalu ilmu. Pengetahuan memberikan kewenangan (authority

Lebih terperinci

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi. Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Buku Saku a. Pengertian Buku adalah kumpulan kertas tercetak dan terjilid berisi informasi yang dapat dijadikan salah satu sumber dalam proses belajar dan membelajarkan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang yang lebih tua melainkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilaku a. Pengertian Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010). 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menstruasi 2.1.1 Pengertian Menstruasi Mentruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, dkk, 2005). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI Aniq Maulidya, Nila Izatul D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jalan Mataram No.09 Tegal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju masa dewasa yang ditandai dengan perubahan baik fisik maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju masa dewasa yang ditandai dengan perubahan baik fisik maupun 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Definisi Remaja Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa yang ditandai dengan perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam wanita yang terjadi secara berkala dan di pengaruhi oleh hormon reproduksi, yang dimulai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja putri merupakan salah satu bagian dalam program kesehatan reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu harus mandapatkan perhartian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menstruasi A. Pengertian Menstruasi Menstruasi merupakan keadaan fisiologis, yaitu peristiwa keluarnya darah, lendir ataupun sisa-sisa sel secara berkala. Sisa sel tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa dimana terjadi pacu tumbuh (growth spruth), dan pada umumnya belum mencapai tahap kematangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah fase pertumbuhan dan perkembangan saat individu mencapai usia 10-19 tahun. Dalam rentang waktu ini terjadi pertumbuhan fisik yang cepat, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tanda seorang perempuan memasuki masa pubertas adalah terjadinya menstruasi. Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam tahap perkembangan manusia, setiap manusia pasti mengalami masa remaja atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 tahun, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai aktifitas salah satunya adalah belajar. Seseorang yang dikatakan remaja berada dalam usia 10 tahun sampai

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN

SATUAN ACARA PENGAJARAN SATUAN ACARA PENGAJARAN T o p i k : Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Reproduksi Sub Topik : Konsep dasar Gangguan Haid/ Menstruasi T e m p a t : Kampus Stikes Al Irsyad Al Islamiyyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Hamid (1999) menentukan usia remaja antara 12 18 tahun dan menggunakan usia 12 20 tahun sebagai

Lebih terperinci

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa, pada masa remaja seseorang akan mengalami pubertas. Pubertas adalah masa ketika seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk

BAB I PENDAHULUAN. paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenorea atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan. Oleh karena

Lebih terperinci

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore Gambaran Perbedaan Intensitas Dismenore Setelah Melakukan Senam Dismenore Pada Remaja OCTA DWIENDA RISTICA, RIKA ANDRIYANI *Dosen STIKes Hang Tuah ABSTRAK Dismenore merupakan gangguan menstruasi yang sering

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah di dunia yang sedang berkembang sudah terbukti dengan jelas, kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap mortalitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja. Setiap remaja akan mengalami pubertas. Pubertas merupakan masa awal pematangan seksual,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun yag ditandai dengan perubahan perilaku seperti susah diatur dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyuluhan kesehatan merupakan suatu proses belajar untuk. membentuk kebiasaan hidup sehat (Mubarak, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyuluhan kesehatan merupakan suatu proses belajar untuk. membentuk kebiasaan hidup sehat (Mubarak, 2011). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyuluhan 1. Defenisi Penyuluhan kesehatan merupakan suatu proses belajar untuk mengembangkan pengertian yang benar dan sikap yang positif dari individu atau kelompok terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang tumbuh dan berkembang. Salah satu tahap pertumbuhan dan perkembangannya adalah masa remaja. Masa remaja merupakan periode peralihan dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Siklus Menstruasi Remaja Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang utuh dari hipotalamus-hipofise-ovarium. Struktur alat reproduksi, status nutrisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sekitar 1 miliyar manusia atau setiap 1 di antara 6 penduduk di dunia adalah remaja. Sebanyak 85% diantaranya hidup di negara berkembang, seperti Indonesia. Di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai oleh perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kesehatan reproduksi remaja saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian. Kesehatan reproduksi remaja tidak hanya masalah seksual saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang menginginkan keadaan sehat karena dengan keadaan sehat setiap orang dapat melakukan segala aktifitas tanpa hambatan. Begitu pula dengan wanita. Kesehatan

Lebih terperinci

Gangguan Hormon Pada wanita

Gangguan Hormon Pada wanita Gangguan Hormon Pada wanita Kehidupan reproduksi dan tubuh wanita dipengaruhi hormon. Hormon ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada tiga hormon panting yang dimiliki wanita, yaitu estrogen, progesteron,

Lebih terperinci

2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wanita pada umumnya menginjak usia pubertas pada usia 8 hingga 10 tahun. Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat menstruasi sebagian besar perempuan sering mengalami keluhan sensasi yang tidak nyaman seperti nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan selama menstruasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Haid merupakan proses kematangan seksual bagi seorang wanita (LK lee dkk, 2006). Haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya dalam mengobati dirinya sendiri atas keluhan yang dirasakan dikenal dengan istilah swamedikasi atau self medication. Swamedikasi merupakan tindakan

Lebih terperinci

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi Oleh : Siti Maimunah S.Kep.,Ns dan Endri Eka Yanti,S.Kep.,Ns ABSTRAK Latar belakang : Setiap remaja putri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi adalah keluarnya periodik darah, lendir dan sel-sel epitel dari rahim yang terjadi setiap bulan. Ini merupakan tonggak penting dalam proses pertumbuhan dan

Lebih terperinci

KERANGKA TEORI. dilarang. 1 Teori labeling memiliki dua proposisi, pertama, perilaku menyimpang bukan

KERANGKA TEORI. dilarang. 1 Teori labeling memiliki dua proposisi, pertama, perilaku menyimpang bukan I. DESKRIPSI MASALAH Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI Rofli Marlinda *)Rosalina, S.Kp.,M.Kes **), Puji Purwaningsih, S.Kep., Ns **) *) Mahasiswa PSIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang tidak hamil, terjadi secara siklik dan periodik akibat peluruhan dinding endometrium sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap perempuan sebagai tanda bahwa organ reproduksi sudah berfungsi matang (Kusmiran, 2014). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa pendapat tentang pengertian disminorhoe, antara lain: pertama dari masa haid. menjelang atau selama menstruasi

TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa pendapat tentang pengertian disminorhoe, antara lain: pertama dari masa haid. menjelang atau selama menstruasi 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Disminorhoe a. Pengertian Beberapa pendapat tentang pengertian disminorhoe, antara lain: 1) Menurut Surtiretna (2001), disminorhoe adalah rasa sakit yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menstruasi 2.1.1. Definisi Menstruasi Pada remaja putri adanya kematangan organ-organ seks primer ditandai dengan adanya berkembangnya rahim, vagina, ovarium (indung telur

Lebih terperinci

Menurut Manuaba (2010), terdapat beberapa teori pada dismenorea primer, yaitu: a) Obstruksi Servikal

Menurut Manuaba (2010), terdapat beberapa teori pada dismenorea primer, yaitu: a) Obstruksi Servikal 4 2.1 Dismenorea 2.1.1 Definisi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dismenorea atau nyeri haid merupakan nyeri berupa kram yang terjadi beberapa jam sebelum perdarahan yang dapat terjadi dalam beberapa jam sampai hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dismenore adalah nyeri menstruasi seperti kram pada perut bagian bawah yang terjadi saat menstruasi atau dua hari sebelum menstruasi dan berakhir dalam 72 jam. Terkadang

Lebih terperinci

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12 Nama : Kristina vearni oni samin Nim: 09031 Semester 1 Angkatan 12 Saya mengkritisi tugas biologi reproduksi kelompok 7 tentang siklus menstruasi yang dikerjakan oleh saudari Nela Soraja gusti. Tugas mereka

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Fisik dan Kognitif Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Masa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prawirohadjo, 1999). Menstruasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prawirohadjo, 1999). Menstruasi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Haid Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prawirohadjo, 1999). Menstruasi merupakan aktivitas bersiklus

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*) HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN Nurhidayati 1*) 1 Dosen Diploma-III Kebidanan Universitas Almuslim *) email : yun_bir_aceh@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kejadian dismenorea di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di Amerika presentase kejadian

Lebih terperinci

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 - Ada banyak pertanda yang menyertai kehamilan, berdasarkan pengalaman para wanita yang telah hamil, tanda dan gejala kehamilan biasanya muncul pada minggu-minggu awal kehamilan. Berikut ini 9 tanda-tanda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Remaja pada umumnya didefinisikan sebagai orang-orang yang mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Remaja pada umumnya didefinisikan sebagai orang-orang yang mengalami BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja 2.1.1 Pengertian Remaja pada umumnya didefinisikan sebagai orang-orang yang mengalami masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut WHO remaja (adolescence)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Pada tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu aktifitas sehari-hari yang paling

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seseorang. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak kemasa dewasa yang ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa yang lebih dewasa. Ia memandang dunianya seperti apa yang ia inginkan, bukan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Status Gizi a. Definisi Status Gizi Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat - zat gizi. Status gizi ini menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua perempuan mengalami menstruasi setiap bulan. Ada beberapa gangguan yang dialami oleh perempuan berhubungan dengan menstruasi diantaranya hipermenore, hipomenore,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa. tidak adanya pembuahan (Andriyani, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa. tidak adanya pembuahan (Andriyani, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologi, dan perubahan sosial (Notoatmodjo, 2007).

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tentang kesehatan reproduksi merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Pada masa remaja, pertumbuhan fisik dan seksualnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja 1. Definisi Remaja Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Dalam masa ini, remaja berkembang kearah kematangan seksual, memantapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan 0 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya berkembang dalam sisi psikologis tetapi juga fisik. Bahkan perubahanperubahan fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu kejadian yang hanya dialami oleh wanita saja yaitu terlapasnya dinding rahim yang diikuti dengan perdarahan. Peristiwa ini terjadi satu kali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Dismenore a. Pengertian Dismenore adalah nyeri kram (tegang) daerah perut mulai terjadi pada 24 jam sebelum terjadinya perdarahan haid dan dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remaja atau adolescence berasal dari bahasa latin adolescence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence berasal dari bahasa inggris

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan (Knowledge) 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan adalah jenjang Indonesia yang diselenggarakan secara terstruktur dan menjadi tanggung jawab Kemendiknas. Tingkat pendidikan dibagi kedalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dismenore 1. Pengertian Nyeri haid (dismenorea) merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit. Nyeri haid ini timbul akibat kontraksi disritmik miometrium yang menampilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi sebagai proses alamiah yang akan terjadi pada setiap remaja, dimana terjadinya proses pengeluaran darah yang menandakan bahwa organ kandungan telah berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir hingga lansia. Ketika memasuki usia dewasa awal tugas perkembangan individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kehamilan. 2.1.1. Pengertian Kehamilan Kehamilan dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai sebelum janin lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menstruasi adalah proses alami pada wanita ditandai dengan proses deskuamasi, atau meluruhnya endometrium bersama dengan darah melalui vagina. Terjadi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari pubertas ke dewasa atau suatu proses tumbuh kearah kematangan yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan Menstruasi Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang, sampai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang, sampai dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Kesehatan Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis

Lebih terperinci

REPRODUKSI KESEHATAN REMAJA CREATED BY: MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK USU 2009

REPRODUKSI KESEHATAN REMAJA CREATED BY: MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK USU 2009 KESEHTN REPRODUKSI REMJ CRETED BY: MHSISW PROGRM PROFESI NERS PSIK FK USU 2009 PUBERTS SYIIK?!! SEMOG BERMNFT Y BOOKLETNY!!! Sobat muda!!! Tau gak pubertas tuh apaan? Pubertas itu adalah suatu masa ketika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat yang terbuat dari bahan yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke

Lebih terperinci

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan Resiko Tinggi Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masa remaja ialah periode waktu individu beralih dari fase anak ke fase dewasa (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2012). Menurut Depkes RI dan Badan Koordinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Menstruasi a. Pengertian Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Sarwono,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 26 BAB II TINJAUAN TEORI A. Mentruasi 1. Pengertian Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu istilah yang menunjukkan masa peralihan perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu periode waktu yang menampilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya 17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang remaja putri sedang menginjak

Lebih terperinci

Hubungan kelebihan berat badan dengan dysmenorrhea primer pada mahasiswi Fakultas Kedokteran UNS

Hubungan kelebihan berat badan dengan dysmenorrhea primer pada mahasiswi Fakultas Kedokteran UNS 5 Hubungan kelebihan berat badan dengan dysmenorrhea primer pada mahasiswi Fakultas Kedokteran UNS Putri Utami Ningrum G.0005159 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Dysmenorrhea a. Definisi Istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam kehidupan seseorang dan merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa ini

Lebih terperinci