BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum PT. Bukit Asam (Persero) Tbk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum PT. Bukit Asam (Persero) Tbk"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Sejarah PT. Bukit Asam (Persero), Tbk., berawal dengan dimulainya penambangan batubara di Tanjung Enim pada Tahun Saat itu tambang batubara pertama mulai dibuka dan beroperasi di Air Laya dengan sistem penambangan terbuka atau open pit mining. Tambang bawah tanah atau underground mining di Tanjung Enim mulai dilakukam tahun 1923 sampai tahun 1940-an. Pada tahun 1938, produksi untuk kepentingan komersial mulai dilakukan di dua lokasi tambang yaitu di tambang Air Laya untuk batubara jenis bituminous dan di daerah tambang Suban untuk batubara jenis semiantrasit. Ketika tuntutan nasionalisasi perusahaan Belanda kian kencang, buruh tambang Bukit Asam ikut berjuang menuntut status yang sama. Tahun 1950 pemerintah menyetujui pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA) Pada tanggal 2 Maret 1981, PN TABA berubah status menjadi Perusahaan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) yang seterusnya disebut PTBA. Pendirian PTBA berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 42 Tahun 1980 dengan Akta Notaris Mohamad Ali Nomor 1, yang telah diubah dengan Akta Notaris Nomor 5 tanggal 6 Maret 47

2 dan Nomor 51 tanggal 29 Mei 1985 dari Notaris yang sama. Akta pendirian dan perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam surat Keputusan Nomor C HT TH85 Tanggal 28 November 1985 seta diumumkan dalam Berita Negara Nomor 33 tambahan Nomor 550 tanggal 25 April Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan yang terakhir berdasarkan Akta Notaris Nomor 57 tanggal 15 Desember 2006 dari Notaris Nila Noordjasmani Soeyasa Besar, SH; Notaris pengganti Imas Fatima, SH. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan Nomor W7-HT Tanggal 19 Desember 2006 setta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tanggal 9 Februari 2007 Tambahan Nomor 146. Pada akhir 2002, PTBA mulai menjadi periusahaan publik dan sahamnya mulai tercatat di Bursa Efek Surabaya dengan kode PTBA. Seiring dengan kebijakan pengembangan ketahanan energi nasional, Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket batubara di Tanjung Enim Sumatera Selatan, Natar Lampung dan Gresik di Jawa Timur dan sejumlah anak perusahaan yang bergerak dalam usaha terkait batubara. Dengan demikan, kini Perseroan mengelola dua unit usaha operasioanal, yakni pertambangan batubara dan memproduksi briket. Perseroan mendistribusikan produk batubara kepada konsumen melalui pelabuhan utama di Lampung dan Palembang dan di Palaran, Samarinda (Kalimantan). Sementara produk briket langsung didistribusikan kepada konsumen disekitar unit-unit produksi terkait.

3 Visi, Misi, Strategi dan Nilai-nilai Perusahaan Visi Menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan. Misi Fokus kepada core competency dan pertumbuhan berkesinambungan Memberikan tingkat pengembalian yang optimal kepada pemegang saham Meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja Memberikan kontribusi pengembangan ekonomi nasional Memberikan kontribusi maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan. Strategi Upaya pencapaian agar menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan dan terkemuka di Indonesia, dilaksanakan dengan enam langkah strategi: Fokus pada pertumbuhan produksi dan penjualan batubara Dimaksudkan untuk mengatasi hambatan transportasi, yakni keterbatasan daya angkut kereta api sebagai satu-satunya sarana angkut paling ekonomis, dilaksanakan melalui peningkatan daya angkut dari jaringan yang sudah ada dan peningkatan kapasitas

4 50 pelabuhan. Sedang peningkatan produksidan penjualan dilakukan melalui optimasi kinerja unit bersangkutan. Fokus pada proyek-proyek dengan skala kesiapan 1 Yakni pembangunan jaringan angkutan kereta api baru dan pelabuhan, perluasan kawasan IUP Proses Produksi, pengembangan tambang Peranap, pengembangan tambangtambangh lainnya, pembangunan PLTU Milik Sendiri dan pengembangan angkutan laut batubara. Restrukturisasi korporasi Dilakukan melalui pendirian anak-anak perusahaan yang menangani bisnis non-core. Meningkatkan kompetensi dan regenerasi sumber daya manusia (SDM) serta meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja Meningkatkan sistem remunerasi berdasarkan kinerja (performance-based reward) Meningkatkan peringkat kinerja penataan pengelolaan lingkungan Nilai Nilai Perusahaan PT Bukit Asam Mengutamakan kesempurnaan kualitas produk dan layanan, Menjalankan usaha dengan tatakelola yang baik, Memelihara kelestarian lingkungan, dan Membina hubungan sosial yang mantap derngan masyarakat sekitar.

5 Kegiatan Usaha Sumber Daya dan Cadangan Batubara Perseroan memiliki dan mengoperasikan wilayah KP untuk tambang batubara di Tanjung Enim seluas 66,414 hektar. Wilayah tersebut meliputi Kabupaten Muara Enim dan Lahat di Provinsi Sumatera Selatan, yang terdiri atas : Air Laya (KW.00PP0083): 7,621 hektar Muara Tiga Besar (DU.1426/SUMSEL): 3300 hektar Banko Barat (DU.1422/SUMSEL): 4500 hektar Banko - Tengah Blok Barat(KW.ME.01.ET.002A): hektar Banko - Tengah Blok Timur (KW.ME.01.ET.002B): hektar Hunian Sukamerindu, Air Serelo, Kungkilan, Arahan, Banjarsari (KW.DP ): hektar Bukit Kendi (KW.97PPO146): 882 hektar hektar meliputi: Sedangkan wilayah KP untuk tambang batubara Ombilin seluas Sigalut (KW.99FEPO22): hektar Sijunjung (KW00/P0256): hektar. Perseroan juga memegang hak KP di lokasi Peranap Indragiri Hulu Riau (KW.96PPO289) seluas hektar

6 Produk Batubara Perseroan memiliki beberapa jenis produk batubara, yang dibedakan berdasarkan kualitas bahan yang terkandung yang ada di dalamnya. PTBA didukung dua unit pertambangan, yakni Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT) dan Unit Pertambangan Ombilin (UPO). Unit Pertambangan Tanjung Enim didukung 4 (empat) tambang, yakni Air Laya, Muara Tiga Besar Utara, Muara Tiga Besar Selatan dan Bangko Barat. Batubara juga diperoleh dengan pembelian melalui dua anak perushaan yakni PT Batubara Bukit Kendi dan PT Bukit Asam Prima, dan pembelian melalui pertambangan di Jambi dan Kalimantan. Untuk menjamin produksi berkualitas dan berwawasan lingkungan, proses produksi dijalankan dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dan system manajemen lingkungan ISO 1400:2004. Kualitas batubara dikontrol di

7 53 laboratorium uji yang dilengkapi laboratorium kalibrasi. Proses pengujian dilakukan pada saat pengeboran, penggalian, pengangkutan ke stockpile (pelabuhan) dan pada saat blending. Hasil produksi diangkut dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan, Bandar Lampung dan Dermaga Kertapati, Palembang untuk dikirim lebih lanjut ke tujuan. Produk Briket dikembangkan sejak 1996 yang merupakan respons PTBA terhadap upaya pemerintah untuk menyediakan energi pengganti minyak. Briket PTBA dikonsumsi untuk keperluan rumah tangga dan industri penetasan ayam (day-old chicken). Keunggulan kompetitif PTBA ditandai oleh cadangan besar, produksi yang bertumbuh, pemasaran dinamis, SDM (Sumber Daya Manusia) handal, fasilitas yang lengkap, pelabuhan yang aktif, anak perusahaan yang mantap, serta program Corporate Social Responsibility yang baik. Program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan PT. Bukit Asam (Persero), Tbk merupakan bagian dari community relations yang dilakukan perusahaan. Dalam program CSR, PTBA mencoba membina hubungan yang harmonis dengan berbagai stakeholder. Realisasi program CSR ini lebih dititikberatkan pada program yang berkelanjutan sehingga PTBA bisa bekerjasama dengan instansi pemerintah dan masyarakat untuk mengembangkan daerah. Penegasan PTBA dalam membina hubungan dengan komunitas sekitar yang dituangkan sebagai salah satu misinya, merupakan upaya untuk merespon perubahan yang terjadi di eksternal perusahaan.

8 Filosofi Logo Logo merupakan tanda tangan perusahaan yang mewakili identitas perusahaan secara visual. Logo PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk terdiri dari dua komponen, yaitu simbol logo dan nama logo. Kedua komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang harus dirangkaikan dan tidak boleh ditampilkan secara terpisah. Simbol Logo Simbol logo PTBA menggambarkan Bumi, Tanah, dan Matahari. 1. Simbol ini berasal dari huruf B dan ditransformasikan secara abstrak menjadi simbol matahari terbit dari bumi ( atau bukit dalam hal ini Bukit Asam) yang mencerminkan awal dari masa depan yang cerah. 2. Warna kuning kemerahan mencerminkan matahari (energi), warna coklat kemerahan menunjukkan lingkungan yang subur, warna biru mencerminkan Corporate Image. Nama logo Kata Bukit Asam digunakan sebagai nama logo, dirangkaikan pada simbol logo sebelah kanan dengan bagian bawah segaris. Nama logo yang dirangkaikan dengan simbol logo merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

9 Struktur Organisasi Perseroan menerapkan struktur organisasi yang dinamis efisien dan efektif dengan perkembangan industri sekaligus menunjang pertumbuhan kinerja yang optimal. SEKRETARIS PERUSAHAAN MANAJER HUBUNGAN INVESTOR CORPORATE COMMUNICATION SENIOR MANAJER UMUM & HUBUNGAN EKSTERNAL (HUBEKS) COMPLIANCE OFFICER EVALUATOR DATA & PELAOPRAN CORPORATE COMMUNICATION JUNIOR WEB MASTER Tugas-tugas dari Sekretaris Perusahaan terdiri dari : 1. Sekretaris Perusahaan berperan dalam terselenggaranya rapat manajemen, rapat Direksi, dan rapat Komisaris Direksi. 2. Mempersiapkan bahan-bahan atau materi yang berkaitan dengan laporan-laporan atau kegiatan Direksi yang akan disampaikan ke pihak luar.

10 56 3. Pengelolaan informasi perusahaan untuk kepentingan internal dan eksternal. 4. Pengorganisasiaan event-event Perusahaan seperti pameran dan Program Bina Wilayah. 5. Memberikan pelayanan informasi yang menyangkut hal-hal yang perlu diketahui oleh masyarakat atau pemegang saham mengenai emiten atau perusahaan publik. Tugas-tugas dari Manajer Hubungan Investor terdiri dari : 1. Bertugas untuk memberikan pelayanan kepada Masyarakat pasar modal atau investor atas keseluruhan informasi yang dibutuhkan yang berkaitan dengan kondisi Perusahaan, sehingga akan menciptakan keterbukaan antara Perseroan dengan pemegang saham. 2. Mengkaji laporan analis pasar modal. 3. Menanalisis kinerja bidang keuangan 4. Memonitoring situasi dan proyeksi perekonomian. Tugas-tugas dari Manajer Umum dan Hubungan Eksternal terdiri dari : 1. Mengorganisir dan mengkoordinir seluruh kegiatan umum dan hubungan masyarakat yang meliputi: penanganan hubungan eksternal (Pemerintah setempat, LSM, Tokoh masyarakat), publikasi kegiatan Perusahaan yang bersifat non material (tidak berdampak pada bursa saham) untuk konsumsi media massa dan non media massa. 2. Penanganan program CSR.

11 57 3. Membuat kebijakan Humas seluruh satker, pelaksanaan kegiatan protokoler perusahaan, mengkoordinir dan melakukan kegiatan peliputan/dokumentasi kegiatan perusahaan (seluruh satker), penyebar luasan informasi kebijakan Perusahaan kepada pegawai (seluruh satker). 4. Bersama-sama dengan humas/protokol disetiap lokasi kerja melakukan pengaturan penerimaan/pelayanan kunjungan tamu Perusahaan. 5. Pendistribusian majalah dan koran (UPTE), sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara Perusahaan dengan Publik dan stakeholder (Pemerintah, pegawai, pemegang saham, mitra bisnis. Tugas-tugas dari Corporate Communication Senior : 1. Memberikan informasi menyangkut hal-hal yang perlu diketahui oleh masyarakat atau pemegang saham mengenai emiten atau perusahaan publik. 2. Menumbuhkan serta memelihara motivasi kerja melalui upaya komunikasi timbal balik yang berkesinambungan antara pegawai dan manajemen 3. Mengupayakan kegiatan yang berkaitan dengan hubungan antara perusahaan dengan media massa yang menyangkut pengendalian opini publik melalui media massa. 4. Melakukan analisa terhadap pemberitaan media massa dan penanggulangannya dengan memilah berita yang bersifat negatif serta menginformasikannya kepada manajemen

12 58 Tugas-tugas dari Corporate Communication Junior : 1. Menyeleksi, merevisi serta merancang materi dan desain untuk publikasi perusahaan sesuai dengan aturan artistik dan bahasa yang benar. 2. Membuat anggaran yang wajar berdasarkan analisis manfaat biaya. 3. Menyusun rangkaian kliping berita media massa yang terbit harian dengan mengumpulkan dan mendokumentasikan pemberitaan 4. Memberikan pelatihan yang ditugaskan oleh perusahaan maupun pelatihan di tempat kerja dengan cara mempersiapkan dan menyajikan materi pelatihan sesuai kebutuhan Tugas-tugas dari Compliance Officer : 1. Membuat kebijakan atau rekomendasi kepada satuan kerja terkait agar operasional perusahaan sesuai dengan ketentuan peraturan pasar modal. 2. Mengkoordinir penyampaian laporan berkala. 3. Membuat laporan tahunan dan laporan khusus. 4. Mengkoordinir penyampaian laporan penggunaan dana IPO (Initial Public Officer 5. Bertanggung jawab atasa laporan dan release keterbukaan informasi Mengelola dan melaporkan administrasi saham. Tugas-tugas dari Evaluator data dan Pelaporan : 1. Mengevaluasi dan menganalisa hal-hal yang berkaitan dengan bidang teknik, operasional dan keuangan berdasarkan RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan

13 59 2. Membuat laporan intern perusahaan serta melakukan updating informasi perusahaan atau satuan kerja. 3. Memberikan informasi atau laporan mengenai kegiatan perusahaan yang tepat, cepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Tugas-tugas dari Web Master : 1. Membuat dan mengembangkan situs perusahaan serta melakukan updating isi situs yang berisikan informasi mengenai perusahaan Visi dan Misi CSR PTBA Visi CSR PTBA Mewujudkan masyarakat yang sejahtera, mandiri dan berwawasan lingkungan Misi CSR PTBA Mendukung program Pemerintah untuk meningkatkan taraf ekonomi, sosial, pendidikan masyarakat serta pelestarian lingkungan. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mendukung rencana jangka panjang perusahaan dan pengembangan lokasi pasca tambang Penerapan program kepedulian dan kemitraan yang dilakukan oleh PTBA sebagai bentuk tanggungjawab atas dampak yang timbul terhadap lingkungan dan masyarakat umum, tertuang dalam Pedoman Kebijakan CSR (Maret 2008) yang meliputi :

14 60 Konsisten melaksanakan pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan Komunitas Lokal serta Masyarakat secara luas Konsisten melakukan pengelolaan pelestarian lingkungan Menjamin pelaksanaan non diskriminasi dan menghargai hak asasi manusia Menjamin kondisi kerja yang layak sesuai dengan standart kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan Menjamin produk memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan stakeholders Menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat yang dilandasi dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Pelaksanaan CSR PT Bukit Asam (Persero) Tbk hingga saat ini telah me ndapatkan pengakuan atas keberhasilannya, diantaranya dalam penghargaan berikut : A. Penghargaan KSN Award 2009 Penanggulangan Bencana Alam Silver Pendidikan Dasar 9 Tahun Silver Kesehatan Masyarakat Gold Penyehatan lingkungan Gold Kelompok Usaha Masyarakat Gold B. Penghargaan Proper Pusat 2009 Hijau

15 61 C. Penghargaan Proper Daerah 2009 Hijau D. Penghargaan CSR Award 2008 Peringkat 3 E. Indonesia Green Awards 2011 Kementrian Kehutanan & Majalah Bisnis dan CSR F. Penghargaann Aditama Pengelolan Lingkungan G. Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat Expo & Awards 2011 CSR Best Practice for MDG s kategori Silver - Penyediaan Air Bersih Bagi Keluarga Miskin. 4.2 Hasil Penelitian Sebagaimana disebutkan dalam tujuan dari peneltian ini yaitu untuk mengetahui Implementasi Peran Humas dalam kegiatan Community Relations melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) di PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Maka penelitian ini difokuskan pada implementasi peran Humas PTBA dalam program CSR dengan cara menganalisa dokumen-dokumen yang diperoleh dari PTBA yang menyangkut program CSR dan disertai wawancara dengan narasumber mengenai peran Humas PTBA dalam program CSR. Adapun penulisan dari hasil penelitian adalah pertama menyajikan datadata hasil penelitian yang menyangkut hal-hal yang relevan dengan tujuan penelitian ini yaitu menyangkut peran dan keberadaan Humas PTBA secara umum, kemudian peran Humas PTBA sebagai Teknisi komunikasi, peran Humas sebagai Penasehat Ahli, peran Humas sebagai Fasilitator Komunikasi dan peran Humas sebagai Fasilitator Pemecah Masalah, serta program-program CSR PTBA yang menyangkut dengan community relations. Selanjutnya

16 62 dilakukan pembahasan masing-masing data hasil penelitian tersebut dengan teori dan juga pemikiran dari Peneliti sendiri. Pada akhir pembahasan dilakukan penarikan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh Peran Humas PTBA Dari hasil wawancara denga Manajer Umum dan Hubungan Eksternal (Hubeks) PTBA Bapak M. Zulfahmi yang menduduki jabatan sebagai Humas PTBA, terlihat bahwa peran Humas PTBA sangat penting dan sudah ada divisi yang menangani Humas ini sejak berdirinya PTBA. PTBA secara historis telah ada sejak jaman kolonial Belanda sejak tahun Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak M. Zulfahmi sebagai berikut. PT Bukit Asam Persero secara perusahaan yang bersifat Persero dibentuk sejak tahun 1981, namun sebenarnya merupakan kelanjutan dari perusahaan Tambang yang sudah dibentuk Belanda sejak jaman kolonial yaitu sejak tahun Dan sejak lama sekali Humas sudah dibentuk yaitu untuk mengurusi tentang pekerjaan yang berhubungan dengan karyawan dan masyarakat sekitar. 39 Dari penjelasan beliau diketahui bahwa Humas di PTBA sudah ada sejak tahun 1981, namun sebenarnya merupakan kelanjutan dari perusahaan tambang yang sudah dibentuk Belanda sejak jaman kolonial. Dan sejak lama sekali Humas sudah dibentuk yaitu untuk mengurusi tentang pekerjaan yang berhubungan dengan karyawan dan masyarakat sekitar. Mengingat pentingnya peran Humas ini, PTBA telah membentuk dua satuan kerja yang menangani informasi dengan masyarakat baik di tingkat 39 Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA

17 63 korporat dengan adanya divisi Corporate Comunication dan Divisi Hubungan Eksternal (Hubeks) ditingkat unit kerja, yakni di unit kerja penambangan Tanjung Enim. Pada dasarnya fungsi dan perannya sama yaitu dalam hal Community Relation namun untuk wilayah dan stakeholder yang berbeda agar lebih fokus penangananannya. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Manajer Hubeks tersebut : Mengingat lokasi kerja PTBA yang tersebar diberbagai tempat. Hubeks lebih bersifat ke komunikasi dengan masyarakat Ring 1 di lokasi penambangan sedangan Corcom untuk menghandle komunikasi dengan media, investor, government dan stakeholder yang lebih luas. D ari penjelasan beliau dapat disimpulkan bahwa terdapat dua divisi yang menangani Hubungan masyarakat yaitu Hubeks dan Corcom, yang membedakanya Hubeks lebih bersifat ke komunikasi dengan masyarakat Ring 1 di lokasi penambangan sedangkan Corcom untuk menangani komunikasi dengan media, investor, government dan stakeholder yang lebih luas. sebagaimana disampaikan oleh Manajer Hubeks tentang tugas seorang Humas PTBA yaitu : Peran Humas PTBA ditingkat Korporat maupun ditingkat unit kerja Tugas Humas di PTBA yaitu mengorganisir dan mengkoordinir seluruh kegiatan umum dan hubungan masyarakat yang meliputi: penanganan hubungan eksternal (Pemerintah setempat, LSM, Tokoh masyarakat), Penanganan program CSR, publikasi kegiatan Perusahaan yang bersifat non material (tidak berdampak pada bursa saham) untuk konsumsi media massa dan non media massa, membuat kebijakan Humas seluruh satuan kerja. Melaksanakan kegiatan kehumasan yang meliputi penyelenggaraan komunikasi dan koordinasi dengan pihak internal dan eksternal (karyawan, Instansi Pemerintah/Lembaga) serta penyelenggaraan kegiatan yang

18 64 berkaitan dengan media massa yang meliputi : penyusunan dan implementasi strategi komunikasi, analisis berita, publikasi perusahaan, pengumpulan dan dokumentasi pemberitaan, pemberian segala informasi pada Pimpinan perusahaan yang menyangkut pengendalian opini public melalui media massa sehingga seluruh kegiatan Perusahaan dapat diketahui oleh Pegawai dan citra Perusahaan semakin baik di mata masyarakat. 40 D ari penjelasan diatas terlihat secara umum fungsi Humas PTBA dikategorikan mencakup semua peran Humas baik sebagai Teknisi Komunikasi, yaitu dengan melakukan publikasi langsung. Penasehat Ahli Komunikasi yaitu membuat kebijakan Humas, penyusunan strategi komunikasi, pemberian informasi ke pimpinan perusahaan, Fasilitator Komunikasi yaitu mengelola komunikasi dua arah antara pimpinan dengan karyawan maupun perusahaan dengan masyarakat. Fasilitator Pemecah Masalah yaitu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hubungan kemasyarakatan dan melakukan koordinasi dan komunikasi baik dengan pihak internal perusahaan maupun eksternal. Fungsi PR yang dijalankan oleh Humas PTBA dalam penerapan program CSR di PTBA menurut Bapak M. Zulfahmi adalah sebagai berikut : Fungsi PR yang telah dijalankan Humas dalam penerapan CSR di PTBA adalah dalam hal komunikasi dengan media dan masyarakat sekitar dalam hal menerapkan CSR yang bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Yaitu melalui program-program CSR yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar, seperti CSR di bidang lingkungan, bantuan pendidikan, sarana prasarana. Dimulai dari pengumpulan data-data yang diperlukan sampai monitoring pelaksanaan CSR dilakukan melalui 40 Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA

19 65 proses monitoring yang intens dengan masyarakat dan media. 41 Berdasarkan penjelasan Bapak M. Zulfahmi bahwa fungsi PR yang dijalankan oleh Humas PTBA adalah dalam hal komunikasi dengan media dan masyarakat sekitar dalam hal menerapkan CSR yang bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Dimulai dari pengumpulan data-data yang diperlukan sampai monitoring pelaksanaan CSR dilakukan melalui proses monitoring yang intens dengan masyarakat dan media dengan cara pertemuan rutin dengan masyarakat dan mengundang media dalam peliputan program CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Disini terlihat bahwa peran PR yang dijalankan Humas PTBA mencakup peran Humas yaitu melakukan komunikasi secara teratur dan terencana serta dengan analisa dan antisipasi sehingga fungsi Humas dapat dijalankan dengan baik. Untuk lebih jelasnya berikut ini Peneliti tampilkan hasil penelitian dalam bentuk wawancara yang menyangkut peranperan Humas secara terperinci. Sebagaimana telah disebutkan pada peran Humas yang dijalankan oleh PTBA berikut ini Peneliti akan menjabarkan peran Humas PTBA sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak M. Zulfahmi sebagai berikut : Ya, Humas membuat newsletter dwi bulanan yang menyajikan info seputar kegiatan PTBA dalam hal penerapan tanggung jawab sosial perusahaan dan majalah Bukit Asam sebagai bahan bacaan bagi karyawan dan masyarakat. Majalah dan newsletter PTBA meliputi semua aktifitas perusahaan termasuk kegiatan CSR dan aktivitas masyarakat sekitar. Pembuatan majalah dan news letter PTBA dilakukan oleh tim dari majalah itu sendiri yaitu staff 41 Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA

20 66 Humas dan pencetakannya oleh percetakan yang sudah bekerjasama dengan perusahaan. Humas membuat surat undangan jika pihak manajemen ingin mengadakan pertemuan dengan warga. Biasanya yang diundang hanya beberapa perwakilan dari masyarakat, seperti Camat, Lurah dan Ketua Adat setempat. Humas juga membuat siaran pers / press release mengenai pemberitaan yang terkait dengan perusahaan. Tetapi untuk pembuatan situs web dikerjakan oleh web master. 42 Dari penjelasan beliau dapat disimpulkan bahwa Humas PTBA membuat newsletter dwi bulanan yang menyajikan info seputar kegiatan PTBA dalam hal penerapan tanggung jawab sosial perusahaan dan majalah Bukit Asam sebagai bahan bacaan bagi karyawan dan masyarakat. Humas juga membuat siaran pers atau press release mengenai pemberitaan yang terkait dengan perusahaan. Tetapi untuk pembuatan situs web dikerjakan oleh Web Master. Selain penanganan komunikasi kedalam Humas juga melakukan penanganan komunikasi keluar yaitu kepada Media, sebagaimana diungkapkan dalam wawancara dengan Manajer Hubeks PTBA yaitu : Ya, kami menjalin kerjasama dengan pihak media. Karena media itu sangat penting dalam pembentukan opini publik. Hal ini dilakukan dalam bentuk pertemuan rutin dan formal untuk melakukan cek dan ricek terhadap kondisi perusahaan di mata media. Secara informal, manajer Humas dan Corcom melakukan kegiatan bersama-sama media seperti coffee break, makan siang dengan menjamu wartawan dan kegiatan site visit ke kantor pusat Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA 43 Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA

21 67 Selain itu, beliau juga menjelaskan bagaimana bentuk-bentuk kerjasama yang dilakukan antara Humas dengan media. Biasanya kami mengundang media pada saat mengadakan acara-acara atau event-event perusahaan, seperti Buka Puasa Bersama, Ulang Tahun Perusahaan maupun mengundang media ketika Perusahaan mengadakan kegiatan CSR, seperti pemberian bantuan kepada masyarakat sekitar, peresmian pencanangan hutan kota sebagai bentuk CSR perusahaan dibidang lingkungan dan penanaman pohon di areal lahan bekas tambang. Selain publikasi program CSR diinformasikan melalui newsletter dan majalah Bukit Asam, kami juga menjalain kerjasama dengan beberapa media lokal dan nasional untuk mempublikasikan program CSR yang dilakukan oleh perusahaan, seperti memasang advertorial tentang CSR kita di majalah tersebut, salah satunya majalah Bisnis Global dan majalah Ozon serta koran Sriwijaya Post dan Merenim Post untuk tingkat lokal. 44 Adapun Manajer Corcom PTBA menyebutkan bahwa peran Humas sebagai Teknisi Komunikasi dalam hal perannya untuk menyampaikan pesanpesan yang dimaksud oleh perusahaan dalam hal pelaksanaan program-program CSR sebagaimana disampaikan oleh Bpk. Asmara Karma sebagai berikut : Peranan Humas dalam Program CSR di PTBA adalah multi peran, yaitu sebagai teknisi komunikasi yang berperan langsung sebagai pihak yang bertugas dan menangani langsung tentang program CSR ini kepada pihak yang memerlukan baik karyawan maupun masyarakat. 45 Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulan bahwa peran-peran Humas yang dijalankan oleh Hubeks dan Corcom PTBA yaitu sebagai Teknisi Komunikasi. 44 Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA 45 Hasil wawancara dengan Bapak Asmara Karma, Corporate Communication PTBA

22 68 Dalam menjalankan program CSR tersebut, Humas PTBA mempunyai wewenang yang besar untuk memutuskan setiap program CSR apa yang akan dilakukan dan bekerja sama dengan divisi PKBL. Di PTBA semua tanggung jawab kehumasan termasuk program CSR merupakan wewenang Humas yang bekerjasama dengan divisi PKBL. Direksi mempercayakan pelaksanaan program-program CSR kepada Humas untuk kegiatan community relationsya dan PKBL untuk mengelolanya. Humas berfungsi menjembatani hubungan antara perusahaan dengan masyarakat sekitar tentang apa yang mereka butuhkan sehingga program-program yang dibuat tepat guna. 46 Mengenai program CSR yang bekerjasama dengan divisi PKBL yang merupakan salah satu program kerja Humas untuk menjembatani hubungan dengan komunitas lokal yang melatar belakangi terbentuknya divisi PKBL adalah : Divisi PKBL dibentuk mengingat pentingnya programprogram pembinaan ke masyarakat. PTBA menyadari bahwa CSR ini adalah hal yang mutlak untuk dilakukan bukan lagi sebagai biaya namun sebagai sebuah investasi untuk menjaga kelangsungan dan pertumbuhan perusahaaan. 47 Dengan demikian Humas dipercaya untuk membuat dan merencanakan program CSR yang bekerjasama dengan divisi PKBL untuk mengelolanya. Sedangkan yang menyangkut hubungan dengan komunitas lokal merupakan wewenang penuh Humas untuk mengelolanya. 46 Hasil wawancara dengan Bapak Asmara Karma, Corporate Communication PTBA 47 Hasil wawancara dengan Bapak Asmara Karma, Corporate Communication PTBA

23 69 Humas juga terlibat langsung dalam setiap program CSR yang dilaksanakan yang bekerjasama dengan divisi PKBL. Hal ini dijelaskan oleh Bapak M. Zulfahmi sebagai berikut : Ya, sesuai dengan job descriptionnya. Pelaksana program CSR adalah tanggung jawab Divisi Humas dan PKBL namun tanggung jawab untuk mempublikasikan dan mensosialisasikannya kepada masyarakat adalah tugas Humas. Selain itu peran Humas juga dapat bertindak sebagai konsultan dalam memberikan pandangan kepada manajemen dan saran langkah-langkah dalam hal penjelasan kepada stakeholder tentang program CSR yang tengah dan akan dilakukan seperti program pembuatan siring sebagai wujud kepedulian sosial perusahaan terhadap lingkungannya yang sudah dikaji terlebih dahulu sesuai dengan kepentingan masyarakat. Lalu dalam forum diskusi bulanan permasalahan dalam masyarakat dibicarakan kepada manajemen akan kebutuhan apa yang dibutuhkan masyarakat. Setelah dikaji lalu kami turun ke lapangan untuk melaksanakannya. Selain itu dalam wawancara dengan Manajer Hubeks disebutkan bahwa peran Humas mencakup juga perencanaan yaitu : Perencanaan sangat penting dari mulai awal komunikasi, yaitu sejak program CSR akan dibuat, dilakukan komunikasi yang intensif dengan masyarakat tentang apa yang mereka butuhkan sehingga program yang dibuat tepat guna. Peran Humas juga terus berlanjut sampai tahap pelaksanaan dan evaluasi setelah program CSR berlangsung. Evaluasi juga telah dilakukan Humas PTBA karena sebagai bagian perusahaan yang juga berfungsi sebagai perencana komunikasi dan yang berujung kepada penasehat ahli komunikasi maka kegiatan evaluasi sangat diperlukan untuk memberikan solusi terhadap permasalahan komunikasi yang dihadapi oleh manajemen perusahaan sebagaimana disebutkan dalam wawancara dengan Manajer Hubeks Bapak M. Zulfahmi yaitu :

24 70 Ya. Karena tugas evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah program yang dijalankan sudah sesuai dengan standart kinerja yang berlaku di perusahaan atau tidak Evaluasi dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan yaitu dengan melihat dan mengetahui apakah bentuk program CSR yng diberikan oleh perusahaan dapat dimanfaatkan dengan baik atau tidak oleh masyarakat dan apabila masih terdapat kekurangan maka pihak manajemen akan meninjau ulang untuk diperbaiki sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 48 Dari uraian diatas terlihat bahwa peran Humas sebagai Penasehat Ahli Komunikasi telah dilaksanakan oleh Humas PTBA yaitu terutama dalam program pelaksanaan CSR PTBA. Dalam hal ini karena Humas PTBA diberikan wewenang yang penuh dari sisi perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi program-program CSR. Maka sebagai Penasehat Ahli Komunikasi Humas PTBA telah melakukan antisipasi dari sejak perencanaan, pelaksaaan maupun evaluasi program CSR yang mana hasil evaluasinya dan diwujudkan dalam rencana kerja CSR serta saran-saran yang disampaikan ke menajemen PTBA. Humas PTBA sering bertindak sebagai mediator dan juga dalam melakukan pekerjaannya dilakukan dengan metode dua arah sebagaimana disampaikannya dalam hasil wawancara sebagai berikut : Humas bertugas sebagai mediator antara perusahaan dengan masyarakat, baik internal maupun eksternal, karena Humas merupakan pihak yang senantiasa berhubungan dan penyambung antara perusahaan dengan stakeholdernya. Sebagai mediator dalam menyampaikan kegiatan atau program perusahaan kepada masyarakat, Humas sangat penting perananya karena seringkali tujuan perusahaan dengan harapan atau kepentingan masyarakat itu tidak 48 Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA

25 71 sama. Pada saat kepentingan tersebut berbeda maka peranan mediator dalam hal ini Humas sangat besar untuk mengambil jalan tengah atas perbedaan tersebut. Dengan melakukan komuniksai yang intens dengan masyarakat. Adapun contoh permasalahan meminimalkan gap antara perusahaan dan masyarakat adalah kasusnya dalam hal pemberdayaan ekonomi masyarakat dimana program PTBA adalah melakukan pemberian training ke masyarakat sebagai bagian dari CSR dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Namun ternyata setelah diberikan pelatihan tersebut harapan masyarakat berbeda, mereka beranggapan dengan pemberian training oleh PTBA maka peserta training akan dipekerjakan oleh PTBA. Jadi ada gap antara maksud PTBA dengan harapan atau ekspektasi masyarakat sehingga timbul kekecewaan dan protes dari masyarakat. Dalam hal ini Humas melakukan mediasi dalam memperkecil gap dengan dua upaya yaitu pertama untuk menghindari permasalahan yang akan terjadi berulang maka setiap program bantuan yang akan diberikan ke masyarakat dilakukan pendataan keinginan masyarakat terlebih dahulu dan kemudian dilakukan program yang sesuai keinginan masyarakat yang mana sebelum diimplementasikan program tersebut disosialisakan lagi. Kedua untuk penanganan yang sudah terjadi ya dilakukan pendekatan ke masyarakat dengan cara memberikan penjelasan kembali akan maksud pemberian training tersebut dan mengupayakan membantu lulusan training diterima bekerja dilingkungan kontraktor atau perusahaan yang berhubungan dengan PTBA. 49 Dari penjelasan beliau dapat disimpulkan bahwa Humas PTBA bertindak sebagai mediator dalam menyampaikan kegiatan atau program perusahaan kepada masyarakat. Karena seringkali tujuan perusahaan dengan harapan atau kepentingan masyarakat itu tidak sama. Pada saat kepentingan tersebut berbeda maka peranan mediator dalam hal ini Humas sangat besar untuk mengambil jalan tengah atas perbedaan tersebut yaitu dengan melakukan komuniksai yang intens dengan masyarakat. 49 Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA

26 72 Sedangkan permasalahan internal yang terjadi di perusahaan adalah kasus tentang terbentuknya Serikat Pegawai Bukit Asam (SPBA). Internal didalam perusahaan PTBA sendiri ada kasus antar karyawan dimana pada tahun 2010 telah terjadi adanya dua serikat pekerja yaitu adanya SPBA (Serikat Pegawai Bukit Asam) yang memang terbentuk sejak awal dan ada bentukan baru namanya PPBA (Persatuan Pegawai Bukit Asam). Setelah mendapat arahan Manajemen kepada Divisi Hubeks untuk melakukan mediasi antara kedua serikat tersebut maka divisi Hubeks segera melakukan pendekatan kepada kedua belah pihak dengan melakukan komunikasi informal yang intensif dengan cara menjelaskan akan pentingnya persatuan atau hanya ada satu serikat walaupun secara legal dibolehkan. Ternyata adanya serikat yang baru hanyalah kesalahpahaman saja antara pihak yang baru dengan yang lama. Setelah mengerti apa yang dimaui solusinya adalah dengan memberikan penegertian dan pendekatan yang mendalam serta setelah tahap pencapaian kesadaran baru manajemen diminta melakukan pengarahan. Dan sejak tahun 2011 PPBA praktis sudah tidak ada lagi. 50 Adapun yang menyangkut upaya-upaya menciptakan komunikasi dua arah disampaikan dalam hasil wawancara berikut ini : Komunikasi dua arah sering dilakukan secara informal dengan aktif melakukan kunjungan dan mengikuti pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan masyarakat seperti menghadiri acara keagamaan dan menghadiri undangan-undangan dari tokoh masyarakat. Dengan komunikasi yang baik dan terbuka kepada masyarakat, perusahaan dapat mengetahui kebutuhan apa saja yang saat ini dibutuhkan masyarakat sekitar. Bentuk komunikasinya dilakukan dengan mendengarkan keluh kesah masyarakat disekitar perusahaan dan menampung segala saran dan kritiknya, lalu mengadakan rapat manajemn guna mencari solusi atas permasalahan yang sedang terjadi. 50 Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA

27 73 Peran Humas PTBA yang menyangkut Fasilitator Komunikasi juga dinyatakan oleh Manajer Hubeks PTBA Bpk M. Zulfahmi sebagai berikut : Peran Humas menurut saya adalah sebagai salah satu organ perusahaan yang sangat penting dalam hal mengkomunikasikan seluruh langkah dan tindakan perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga baik buruknya perusahaan sangat ditentukan oleh kebijakan-kebijakan yang diambil oleh perusahaan. 51 Dalam ruang lingkup pelaksanaan tugasnya, Humas juga senantiasa melibatkan masyarakat dalam program CSR yang akan dilaksanakan. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Hasby Al Hamdi selaku Asisten Manajer PKBL sebagai berikut : Ada keterlibatan masyarakat yaitu melalui strategi peningkatan Partisipasi masyarakat dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa masyarakat pada dasarnya memiliki potensi kemampuan menanggulangi permasalahan yang dihadapinya dalam mengkatkan kondisi sosial ekonomi ke arah yang lebih baik. Masyarakat atau komunitas merupakan bagian terpenting bagi perusahaan begitupun sebaliknya adanya perusahaan dapat menggerakan roda perekonomian masyarakat. Apalagi PTBA sebagai perusahaan yang bergerak di pertambangan batubara tidak terlepas dari dukungan dan peran masyarakat secara keseluruhan, nah karena itu adanya CSR, sehingga tercipta iklim usaha yang sehat dan tata hubungan yang harmonis mendorong timbulnya kondisi yang kondusif untuk saling menunjang yang dengan sendirinya akan terjadi sinergi yang dapat mendukung kelancaran operasional perusahaan secara keseluruhan. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Humas PTBA dalam pelaksanaan kegiatannya senantiasa berhubungan dengan masyarakat 51 Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA

28 74 internal maupun eksternal perusahaan. Humas bertugas untuk menampung dan menyaring informasi dari masyarakat untuk perusahaan maupun sebaliknya yaitu Humas juga bertugas untuk menyampaikan informasi dari perusahaan kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan kehumasan salah satunya program CSR ini. Merujuk pada aspek kehumasan mengenai ruang lingkup Humas yaitu membina hubungan keluar (publik eksternal), salah satunya menjalin hubungan dengan khalayak sekitar (community relations), seorang PR harus mampu mengusahakan sikap dan gambaran yang positif kepada masyarakat dari perusahaan yang diwakilinya. Jika mengacu pada konsep tersebut, Humas PTBA telah melakukan komunikasi partisipatif yang baik kepada khalayak sekitar perusahaan dengan menjadikan khalayak sekitar sebagai mitra strategis perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya sehingga dapat mendukung kelangsungan perusahaan. Humas PTBA juga menyediakan informasi yang diperlukan manajemen perusahaan maupun publik yaitu sesuai dengan penjelasan dari Bapak Asmara Karma selaku Corcom PTBA yaitu :...publikasi program CSR yang dijalankan oleh perusahaan dilakukan dalam berbagai cara yaitu melalui media cetak maupun elektronik. Media cetak yaitu membuat pamflet, membuat spanduk-spanduk, memasukkan iklan dan profil perusahaan di majalah, salah satunya majalah Ozon dan majalah Bisnis Global yang memuat tentang profil CSR PTBA. Dalam media elektronik yaitu melalui radio Gema Bukit Asam (RGBA) yang bisa didengarkan oleh masyarakat sekitar Tanjung Enim dan Palembang yang menyajikan tentang

29 75 pemberitaan seputar perusahaan. Sedangkan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen Humas PTBA membuat news letter dan majalah Bukit Asam yang menyediakan informasi tentang perusahaan. 52 Dari penjelasan beliau dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan fungsi untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen organisasi maupun publik Humas PTBA senantiasa dilakukan dalam berbagai cara yaitu melalui media cetak maupun elektronik. Media cetak yaitu membuat pamflet, membuat spanduk-spanduk, memasukkan iklan dan profil perusahaan di majalah, salah satunya majalah Ozon dan majalah Bisnis Global yang memuat tentang profil CSR PTBA. Dalam media elektronik yaitu melalui radio Gema Bukit Asam (RGBA) yang bisa didengarkan oleh masyarakat sekitar Tanjung Enim dan Palembang yang menyajikan tentang pemberitaan seputar perusahaan. Sedangkan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen Humas PTBA membuat news letter dan majalah Bukit Asam yang menyediakan informasi tentang perusahaan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan sebagai peran-peran sebagai Fasilitator Komunikasi yang dilakukan oleh Humas PTBA. Sebagaimana perusahaan pada umumnya, selama perkembangannya PTBA dihadapkan pada berbagai persoalan yang harus dicari penyelesaiannya. Dalam hal ini peran Humas PTBA sangatlah penting dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam perjalanannya Humas PTBA telah sangat aktif menjadi 52 Hasil wawancara dengan Bapak Asmara Karma, Corporate Communication PTBA

30 76 fasilitator pemecah masalah sebagaimana diungkapkan oleh Manajer Hubeks PTBA Bp. M. Zulfahmi sebagai berikut : Peran Humas PTBA sangatlah besar untuk melakukan penyelesaian terhadap persoalan-persoalan yang menimpa perusahaan baik menyangkut sengketa maupun menyangkut ketidakpuasan masyarakat. Peran ini lebih kepada peran sebagai wakil manajemen untuk memberikaan penjelasan kepada pihak yang bermasalah akan tujuan baik perusahaan dan manfaat-manfaat yang diperoleh pihak tersebut. Jadi peran sebagai komunikator yang baik dalam hal ini merupakan tugas Humas PTBA untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada di perusahaan. Kasus yang pernah terjadi dan pernah dengan sukses ditangani Humas adalah masalah sengketa dengan Pemda Lahat dan juga masalah penanganan pembebasan lahan untuk keperluan penambanagan. Dalam kasus dengan Pemda Lahat Humas telah berhasil dengan baik membantu manajemen untuk memecahkan masalah persengketaan Ijin Usaha Penambangan dan saat ini sudah hampir selesai masalahnya dengan adanya rencana solusi yang win-win solution. Masalah perijinan kuasa penambangan batubara antara PTBA dengan Pemda Lahat dimana Ijin Usaha Penambangan (IUP) PTBA di kabupaten Lahat dicabut dan diberikan kepada pihak swasta tanpa ada kesalahan dari pihak PTBA. PTBA telah mengajukan gugatan dan pihak Pemda tidak suka PTBA mengajukan gugatan ke pengadilan sehingga suasana meruncing. Peran Humas PTBA dalam penyelasaian ini sangat besar sebagai mediator antara dua pihak yang bersengketa. Usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah ini juga sama dengan melakukan pendekatan informal ke Pemda Lahat dengan menggunakan pihak-pihak yang dekat dan memiliki pengaruh ke Pemda Lahat seperti meminta pendekatan ke Gubernur, media masa dan para tetua di kabupaten Lahat. Walaupun permasalahan belum sepenuhnya selesai namun sekarang hubungan dengan Pemda Lahat sudah membaik dan saat ini sedang dipersiapkan pola kerja sama penanganan batubara di kabupaten Lahat tersebut Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA

31 77 Dari sisi pelaksanaan program CSR menunjukan bahwa peran Humas sangat besar dalam pemecahan masalah yang ada dalam program CSR dengan cara meminimalis perbedaan persepsi dan ekspektasi yang ada selama pelaksanaan program CSR sebagaimana yang disebutkan beliau sebagai berikut : Kendala yang dihadapi dalam program CSR ini terutama adalah yang menyangkut persepsi dan harapan masyarakat dimana seringkali persepsi dan harapan masyarakat jauh dari yang dimaksudkan perusahaan dalam penerapan program CSR. Dalam hal ini peran Humas sangat penting untuk meminimalis dan memecahkan permasalahan yang menyangkut program CSR ini. Juga sebagaimana diungkapkannya oleh beliau sebagai berikut : Masalah biasanya terjadi karena perbedaan persepsi dan keinginan. Maka dalam hal ini Humas berperan untuk menurunkan sejauh mungkin perbedaan antara persepsi dan keinginan masyarakat dengan tujuan perusahaan melalui tahapan-tahapan sosialisasi baik yang bersifat antisipasif maupun bersifat perbaikan. 54 Dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang terjadi dalam perusahaan terjadi karena perbedaan persepsi dan keinginan dan Humas berperan untuk menurunkan sejauh mungkin perbedaan antara persepsi dan keinginan masyarakat dengan tujuan perusahaan melalui tahapan-tahapan sosialisasi baik yang bersifat antisipasif maupun bersifat perbaikan. Sejauh ini juga perusahaan memberikan wewenang yang cukup besar kepada Humas PTBA untuk dapat secara aktif dan langsung mengatasi 54 Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA

32 78 beberapa persoalan yang ada di perusahaan sebagaimana diungkapkan Bpk M. Zulfahmi dalam wawancara dengan peneliti sebagai berikut : Sejauh dengan program-program CSR dan programprogram yang menyangkut hubungan dengan publik, Humas diberi wewenang penuh untuk menyelesaikan masalah sendiri. Tetapi yang menyangkut dengan program CSR Humas bekerjasama dengan divisi PKBL untuk menanganinya. Dan apabila masalah yang terjadi cukup krusial, kami membahasnya pada saat RMM (Regular Management Meeting) dengan pihak Direksi dan Manajemen yang dilakukan setiap 1 Bulan Sekali. 55 Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Humas PTBA dalam melaksanakan program CSR dan program-program yang menyangkut hubungan dengan publik diberi wewenang penuh untuk menyelesaikan masalah sendiri. Tetapi yang menyangkut dengan program CSR Humas berkolaborasi dengan divisi PKBL untuk menanganinya dan apabila terjadi masalah yang sangat krusial Humas membahasnya dengan Direksi pada saat Rapat Bulanan. Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa peran-peran yang telah dijalankan oleh Humas PTBA termasuk dalam peran Failitator Pemecah Masalah Kegiatan CSR dan Peran Humas PTBA Hasil penelitian ini peneliti dapatkan dari hasil menganalisa dokumen yang diperoleh dari Rencana Stratejik CSR PTBA, Laporan Keberlanjutan 2009 Sustainability Report dan disertai wawancara dengan narasumber mengenai fungsi Hubeks dan Corporate Communication (Corcom) yang 55 Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA

33 79 menjalankan fungsi Public Relation pada PT. Bukit Asam (Persero), Tbk. Selanjutnya Peneliti akan menjabarkan kegiatan-kegiatan CSR yang dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus Program CSR dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan dengan berbagai kegiatan. Bagi PTBA program sosial perusahaan diterapkan dalam community relations yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang berada disekitar perusahaan sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan. Untuk kebijakan CSR merupakan komitmen PTBA dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan. Kebijakan yang diterapkan tentunya untuk membantu publik dan stakeholders perusahaan dalam melaksanakan kegiatan sosial yang bisa sinergi dengan program perusahaan. Kami menegaskan bahwa program CSR bukanlah sebagai biaya tetapi sudah merupakan aset dan CSR bukanlah sebagai kewajiban tetapi sebagai equity (penyertaan). 56 Adapun rumusan kebijakan CSR PTBA sesuai dengan keputusan Direksi adalah sebagai berikut (1) Konsisten melaksanakan pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas lokal serta masyarakat secara luas, (2) Konsisten melakukan pengelolaan pelestarian lingkungan, (3) Menjamin pelaksanaan non diskriminasi dan menghargai hak asasi manusia, (4) Menjamin kondisi kerja yang layak sesuai dengan standar kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan, (5) Menjamin produk memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan stakeholders, (6) Menjalin hubungan 56 Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA

34 80 harmonis dengan masyarakat yang dilandasi dengan prinsip-prinsip good governance. Bagi PTBA program CSR tidak hanya ditujukan pada pihak eksternal saja melainkan juga internal. Dalam mengimplementasikan program CSR, PTBA memiliki penekanan-penekanan pada sektor tertentu sesuai dengan karakteristik yang ada di masyarakat sekitar. Pada dasarnya penerapan CSR itu harus bersifat internal dan eksternal. CSR di PTBA terbagi atas CSR internal dan eksternal. Adapun dalam CSR internal yaitu pemenuhan hak-hak karyawan yang meliputi; kesejahteraan, jaminan hari tua dan dana pensiun, keselamatan dan kesehatan kerja, dan serikat pegawai. Untuk CSR eksternalnya meliputi sektor ekonomi, lingkungan, dan kemasyarakatan. Itu semua sudah tertuang dalam Pedoman CSR PTBA Kegiatan CSR PTBA Dalam melakukan kegiatan CSR Tanggung jawab sosial PTBA itu terfokus pada 2 hal, yaitu bidang lingkungan dan sosial. Seperti yang dikatakan oleh Manajer Hubeks Bp M. Zulfahmi : Dalam hal CSR tanggung jawab sosial PTBA itu fokusnya pada 2 hal, yaitu bidang lingkungan dan sosial. 2 aspek itu yang kita laksanakan. Tapi bukan berarti aspek lainnya tidak, aspek lainnya tetap berjalan sebagaimana mestinya, tetapi dilakukan oleh satuan-satuan kerja diluar satuan kerja Hubeks PTBA, seperti misalnya selain yang 2 tadi kan ada mengenai hak asasi, ketenagakerjaan, tanggung jawab produk begitu. Jadi sekali lagi bahwa kami di satuan kerja Hubeks yang berkolaborasi dengan PKBL itu fokusnya pada lingkungan dan sosial. 57 Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA

35 81 Berikut ini penjelasan Bp.M. Zulfahmi tentang awal dimulainya kegiatan CSR di PTBA mulai dijalankan : Kewajiban perusahaan untuk menjalankan kegiatan CSR secara formal diberlakukan sejak tahun 2007 dengan terbitnya undang-undang No.40 mengenai Perseroan terbatas, tetapi sesungguhnya PTBA sebagai perusahaan yang mengelola sumber daya alam dalam hal ini batubara sudah menjalankan kegiatan-kegiatan yang merupakan implementasi dari CSR itu sejak berjalannya kegiatan penambangan oleh Pemerintah Indonesia, ya mulai dari tahun 40an sebenarnya sudah berjalan. Ini kami lihat dari bangunan-bangunan, infrastruktur yang dibuat oleh Pemerintah itu memang diperuntukkan bagi masyarakat, seperti misalnya pasar, air bersih, kemudian jalan, jembatan yang dibangun memang diperuntukkan untuk masyarakat sekitar tambang. 58 Perusahaan sudah menjalankan program CSR sejak kegiatan penambangan dimulai yang dibuktikan dengan bangunan-bangunan, infrastruktur yang diperuntukkan bagi masyarakat, seperti misalnya pasar, air bersih, kemudian jalan, jembatan yang dibangun memang diperuntukkan untuk masyarakat sekitar tambang. Tetapi Kewajiban perusahaan untuk menjalankan kegiatan CSR secara formal diberlakukan sejak tahun 2007 dengan terbitnya undangundang No.40 mengenai Perseroan Terbatas. Berikut adalah kegiatan-kegiatan CSR yang dilakukan PT. Bukit Asam (Persero), Tbk terhadap masyarakat Tanjung Enim: 58 Hasil wawancara dengan Bapak M. Zulfahmi, Manajer Hubeks PTBA

36 Kinerja Lingkungan Perseroan menjalankan kegiatan operasional dengan kepatuhan penuh terhadap standar-standar manajemen pengelolaan lingkungan yang berlaku secara universal. Perseroan menjalankan amanah peraturan sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang nomor 40 tahun 2007 mengenai tanggung jawab sosial perusahaan. Oleh karena itu setiap langkah operasional di lapangan senantiasa dilaksanakan dengan memperhatikan butir-butir sebagai mana tercantum dalam dokumen AMDAL, RKL dan RPL yang merupakan prasyarat sekaligus parameter yang disepakati bersama sebelum adanya kegiatan operasional. Komitmen perseroan terhadap perlindungan lingkungan, dituangkan dalam Kebijakan Lingkungan yakni: Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan senantiasa peduli terhadap lingkungan baik secara fisik maupun sosial sehingga menjadi bagian integral dari lingkungan global dalam melakukan pencegahan, pemulihan, pelestarian dan perlindungan lingkungan, seta dalam penataan peraturan perundangan lingkungan dan persyaratan lainnya, juga menerapkan sistem manajemen lingkungan secara konsisten, terpadu, terdokumentasikan terpelihara dan selalu melaksanakan perbaikan secara berkelanjutan untuk memperoleh hasil yang maksimal. 59 Perseroan kemudian menjalankan sistem terakreditasi ISO 14001:2004 untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pengelolaan lingkungan yang mencakup sistem manajemen lingkungan, audit lingkungan, evaluasi kinerja lingkungan dan kajian daur hidup pokok. Berdasarkan sistem tersebut 59 Hasil wawancara dengan Bapak Hasby Al Hamdi, Asisten Manajer PKBL PTBA

BAB 3 INTI PENELITIAN. batubara pertama mulai dibuka dan beroperasi di Air Laya dengan sistem penambangan

BAB 3 INTI PENELITIAN. batubara pertama mulai dibuka dan beroperasi di Air Laya dengan sistem penambangan BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Profil PT Bukit Asam (Persero) Tbk Sejarah PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), Tbk., berawal dengan dimulainya penambangan batubara di Tanjung Enim pada Tahun 1919. Saat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. aparatur kelurahan dan masyarakat Kelurahan Pasar Tanjung Enim. Pemilihan lokasi dilakukan

III. METODE PENELITIAN. aparatur kelurahan dan masyarakat Kelurahan Pasar Tanjung Enim. Pemilihan lokasi dilakukan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner atau daftar pertanyaan dan

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM TEMPAT/DAERAH PENELITIAN. Sebelah Barat dengan Kabupaten Kuantan Singingi

BAB IV KEADAAN UMUM TEMPAT/DAERAH PENELITIAN. Sebelah Barat dengan Kabupaten Kuantan Singingi BAB IV KEADAAN UMUM TEMPAT/DAERAH PENELITIAN 4.1 Kabupaten Indragiri Hulu Kabupaten dengan ibukota Rengat ini memiliki bentang wilayah seluas 8.198,26 KM2. Total penduduk sebanyak 363.442 Jiwa, dengan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Perusahaan Sejarah pertambangan batubara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian dimanfaatkan oleh banyak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari hasil tambang batubara. Keberadaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 PT. Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab 4 ini Peneliti akan melakukan pembahasan dari hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab 4 ini Peneliti akan melakukan pembahasan dari hasil 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab 4 ini Peneliti akan melakukan pembahasan dari hasil penelitian. Pertama-tama pembahasan dilakukan dengan memberikan penggambaran tentang PT Bukit Asam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat saat ini, mendorong perusahaan untuk dapat berpikir strategis guna menjaga kelangsungan hidup usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berjalannya kegiatan usaha dari perusahaan di suatu negara akan melibatkan pihak-pihak atau lingkungan sekitarnya sebagai penunjang bergeraknya kegiatan bisnis

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap instansi pemerintah dalam menjalankan tugasnya tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah, apakah itu dari

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan dikembangkan. Citra pada dasarnya merupakan salah satu harapan yang ingin dicapai perusahaan untuk

Lebih terperinci

TRANSKIP WAWANCARA. Lokasi/Tempat : Divisi Corporate Communications PT. Garuda Indonesia

TRANSKIP WAWANCARA. Lokasi/Tempat : Divisi Corporate Communications PT. Garuda Indonesia L1 TRANSKIP WAWANCARA Nama : Adhi Pratama Jabatan : Public Relations Lokasi/Tempat : Divisi Corporate Communications PT. Garuda Indonesia (Persero), tbk Tanggal : 10 Mei 2011 Tipe : Face Two Face (F2F)

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH Sejarah PT PELINDO III (Persero) terbagi menjadi beberapa fase penting.perseroan pada awal berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang pendiriannya dituangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis usaha di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi di instansi pemerintahan umumnya berisi tentang acara kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guna tercapainya visi dan misi perusahaan. Didalam komunikasi ada terbagi

BAB I PENDAHULUAN. guna tercapainya visi dan misi perusahaan. Didalam komunikasi ada terbagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), untuk selanjutnya disebut PT Pelindo III (Persero), adalah Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3.

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3. KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS Kuliah ke-3 1 The key words for PR Management function Planed Relationship Goodwill Understanding Acceptance Public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas

BAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humas (Hubungan Masyarakat) dibedakan menjadi dua yaitu Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan tentunya memiliki peran yang

Lebih terperinci

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 12Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap Perusahaan besar memiliki bagian Humas dan memiliki fungsi dan peran penugasannya dalam mensosialisasikan dan menginformasikan programprogram kebijakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Kadin, 15th Floor, Jl. H.R. Rasuna Said, Blok X-5 Kav. 2 & 3, Jakarta yang

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Kadin, 15th Floor, Jl. H.R. Rasuna Said, Blok X-5 Kav. 2 & 3, Jakarta yang BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM Tbk. beralamat di Menara Kadin, 15th Floor, Jl. H.R. Rasuna Said, Blok X-5 Kav. 2 &

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN (Persero) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya menjaga image dan reputasi perusahaan dimata masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya menjaga image dan reputasi perusahaan dimata masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini Public Relations (PR) tidak dapat dipandang sebelah mata. Kehadiranya sebagai bridge communication/jembatan komunikasi antara organisasi/perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada jaman ini banyak sekali perusahaan ataupun organisasi yang bergerak dibidang yang sama. Hal ini menjadikan terciptanya persaingan antar perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation).

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). Kemudian diteruskan pada tahapan pembangunan sipil

Lebih terperinci

Kebijakan Komunikasi dengan Pemegang Saham, Investor dan/atau Media Komunikasi. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Kebijakan Komunikasi dengan Pemegang Saham, Investor dan/atau Media Komunikasi. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Kebijakan Komunikasi dengan Pemegang Saham, Investor dan/atau Media Komunikasi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 2017 Page 0 PENDAHULUAN Mengingat komunikasi dengan pemegang saham dan komunitas pasar

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari analisa keadaan dan pembahasan yang sudah dijelaskan pada BAB III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris aktivitas Public Relation

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit atau satuan kerja Humas, atau Public Relations. eksternal, tetapi juga dengan publik internalnya, sehingga terjalin

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit atau satuan kerja Humas, atau Public Relations. eksternal, tetapi juga dengan publik internalnya, sehingga terjalin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini, dimana arus informasi begitu deras dan kegiatan komunikasi sangat sering dilakukan dalam segala bentuk kegiatan dalam kehidupan, hampir semua perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak terlampau pesat. Namun secara bertahap, fungsi dan peranan PR mulai diterapkan di banyak

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR

Lebih terperinci

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 43 Tahun 2000 tentang Pedoman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemilikinya atau

Lebih terperinci

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN SEBAGAI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Setiap perusahaan dituntut untuk mampu menjalankan kegiatan bisnisnya dengan baik sesuai yang telah direncanakan. Kegiatan bisnis yang dijalankan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Public Relations atau Humas secara garis besar adalah komunikator sebuah organisasi atau perusahaan, baik kepada publik internal maupun publik eksternal. Bagi sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan melibatkan masyarakat umum atau khalayak luas, biasanya diperlukan kegiatan Media Relations ( Menjalin Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR), atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, adalah kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN & SARAN

BAB V KESIMPULAN & SARAN 1 BAB V KESIMPULAN & SARAN 5.1 KESIMPULAN ANTV PEDULI adalah program tanggung jawab sosial ANTV terhadap masyarakat di lingkungan perusahaan ataupun masyarakat di wilayah lain yang membutuhkan bantuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berkomunikasi tidak hanya dilakukan oleh individu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berkomunikasi tidak hanya dilakukan oleh individu sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berkomunikasi tidak hanya dilakukan oleh individu sebagai makhluk yang mutlak memerlukan aktifitas berkomunikasi demi terselenggaranya kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dikendalikan oleh sistem yang dinamis dalam melakukan kegiatan operasionalnya untuk mempertahankan keberadaan dan menjalankan fungsinya. Selain mempertahankan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hubungan masyarakat memiliki peranan penting dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan, sekaligus harus mampu menjembatani dan mempertahankan citra positif

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) DAFTAR ISI DAFTAR ISI SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) i ii I. PENDAHULUAN 1 II. PEMEGANG SAHAM 3 II.1 HAK PEMEGANG SAHAM 3 II.2 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) 3 II.3

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Bank pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4 Nopember 1961 dengan Akte Notaris Rusli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Public Relations Hubungan Masyarakat atau Public Relations saat ini sangat populer di Indonesia, banyaknya jumlah perusahaan swasta maupun instansi pemerintahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan yang dihadapi dunia begitu cepat dan dinamis. Perkembangan ekonomi tentunya memberikan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations sangat berkembang saat ini dalam suatu perusahaan atau organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations sangat berkembang saat ini dalam suatu perusahaan atau organisasi. BAB I PENDAHULUAN 1.I Latar Belakang Masalah Public Relations sangat berkembang saat ini dalam suatu perusahaan atau organisasi. Public relations atau PR memiliki peranan penting dalam perusahaan yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi komunikasi tidak hanya diartikan secara harafiah dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Strategi komunikasi tidak hanya diartikan secara harafiah dalam bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kecakapan berkomunikasi adalah hal yang wajib dimiliki oleh setiap orang. Komunikasi yang baik membawa konsekuensi pada peningkatan profesionalisme.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan public relations. Dalam pelaksanaan kegiatan community relations,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan public relations. Dalam pelaksanaan kegiatan community relations, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Community relations pada dasarnya merupakan salah satu bentuk dari kegiatan public relations. Dalam pelaksanaan kegiatan community relations, komunitas dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu kegiatan sosial perusahaan, dari tahun ke tahun semakin menjadi perbincangan. CSR merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tidak, komunikasi telah menjadi bagian dan kebutuhan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tidak, komunikasi telah menjadi bagian dan kebutuhan hidup manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai makhluk sosial, baik sebagai individu ataupun kelompok akan selalu berkomunikasi. Sehingga disadari ataupun tidak,

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN PANJA MINERBA KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI LAMPUNG PENINJAUN TERMINAL BATUBARA TARAHAN. PT. BUKIT ASAM (Persero) MASA PERSIDANGAN I

LAPORAN KUNJUNGAN PANJA MINERBA KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI LAMPUNG PENINJAUN TERMINAL BATUBARA TARAHAN. PT. BUKIT ASAM (Persero) MASA PERSIDANGAN I LAPORAN KUNJUNGAN PANJA MINERBA KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI LAMPUNG PENINJAUN TERMINAL BATUBARA TARAHAN PT. BUKIT ASAM (Persero) MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2017-2018 KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat saat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan perbankan di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat saat ini. Bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi menyalurkan dana kepada masyarakat, khususnya

Lebih terperinci

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitian yang diperoleh

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitian yang diperoleh BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Pada Bab ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara dengan berpedoman kepada format wawancara yang telah disusun sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sejak tahun 2012, perekonomian Indonesia mengalami banyak gejolak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sejak tahun 2012, perekonomian Indonesia mengalami banyak gejolak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak tahun 2012, perekonomian Indonesia mengalami banyak gejolak. Pada tahun 2013, pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) turun menjadi di bawah 6% untuk

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi pada dasarnya terjadi dalam setiap aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi pada dasarnya terjadi dalam setiap aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi pada dasarnya terjadi dalam setiap aspek kehidupan manusia. Peristiwa komunikasi dapat terjadi tidak hanya antara manusia dengan manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak terlampau pesat di Indonesia. Tetapi secara bertahap, fungsi dan peranan PR mulai diterapkan pada

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, krisis multi dimensi semakin tahun semakin bertambah tidak hanya di lingkungan sosial masyarakat, tetapi juga di lingkungan sosial perusahaan.

Lebih terperinci

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) Tanjung Morawa Deli Serdang- Sumatera Utara - Indonesia

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) Tanjung Morawa Deli Serdang- Sumatera Utara - Indonesia PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) Tanjung Morawa Deli Serdang- Sumatera Utara - Indonesia SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/05/XI/2010 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan PT WAHANA PRONATURAL TBK Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan DAFTAR ISI A. Ikhtisar Data Keuangan Penting B. Informasi Saham C. Laporan Direksi D. Laporan Dewan Komisaris E. Profil Emiten atau Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukkan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa penanaman modal merupakan salah

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I 1.1. Pengertian Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan

Lebih terperinci

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Kata Pengantar Proses demokratisasi telah mengubah paradigma semua Kementerian/Lembaga Pemerintah saat ini dimana transparansi, akuntabilitas dan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam penelitian ini, fokus penelitiannya adalah Pendekatan Media Relations Yayasan Puteri Indonesia dalam meningkatkan publisitas Puteri Indonesia. Penelitian ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang kebebasan informasi publik menjadi tantangan baru bagi pemerintah, karena secara nyata merupakan upaya mewujudkan transparansi

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Sekretaris Perusahaan

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Sekretaris Perusahaan PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Sekretaris Perusahaan 1 PIAGAM SEKRETARIS PERUSAHAAN PT LIPPO KARAWACI TBK BAB I KETENTUAN UMUM A. LANDASAN HUKUM Peraturan Ototritas Jasa Keuangan No.35/POJK/2014 tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan jasa. Dalam setiap aktivitasnya, komunikasi adalah suatu instrumen yang penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karyawan sebagai salah satu aset terpenting perusahaan. Hubungan yang harmonis

BAB I PENDAHULUAN. karyawan sebagai salah satu aset terpenting perusahaan. Hubungan yang harmonis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Idealnya sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan akan senantiasa berupaya untuk menjaga adanya suatu hubungan yang harmonis dengan para karyawan sebagai

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8/POJK.04/2015 TENTANG SITUS WEB EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8/POJK.04/2015 TENTANG SITUS WEB EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8/POJK.04/2015 TENTANG SITUS WEB EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK I. UMUM Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mengatur mengenai keterbukaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang bertujuan untuk membina hubungan harmonis. Humas dalam. mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada khalayak.

BAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang bertujuan untuk membina hubungan harmonis. Humas dalam. mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada khalayak. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan dunia informasi sekarang ini, peranan Humas dalam sebuah organisasi sangat penting, baik dengan publik internal maupun eksternal yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah bangsa besar adalah bangsa yang memiliki masyarakat yang berilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai sumber, misalnya lembaga

Lebih terperinci

BAB V. STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF

BAB V. STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF 40 BAB V STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF Perencanaan strategi dalam hubungan masyarakat melibatkan pengambilan keputusan tentang tujuan dan sasaran program,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Komunikasi Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan dalam Bahasa latin berasal dari kata Communicatus yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama.

Lebih terperinci

Berikut adalah daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada Corporate Social

Berikut adalah daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada Corporate Social L1 Berikut adalah daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada Corporate Social Responsibility (CSR) & Corporate Communication GlobalTV, yaitu Bapak Hendra Eteng. Menurut Anda, 1. Apa itu public

Lebih terperinci

# Namun peranan PR tidak hanya sebatas menjalin hubungan baik dengan publiknya, baik publik internal maupun publik eksternal. PR juga memiliki tugas u

# Namun peranan PR tidak hanya sebatas menjalin hubungan baik dengan publiknya, baik publik internal maupun publik eksternal. PR juga memiliki tugas u BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini Public Relations menjadi salah satu bagian yang penting dalam perusahaan. Peran public relations diperlukan guna menunjang operasional

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. IKH termuat di dalam Akte Pendirian Perseroan. Akte ini telah disahkan oleh

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. IKH termuat di dalam Akte Pendirian Perseroan. Akte ini telah disahkan oleh BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat PT. IKH didirikan pada tanggal 19 Mei 1997. Anggaran dasar PT. IKH termuat di dalam Akte Pendirian Perseroan. Akte ini telah disahkan oleh

Lebih terperinci

Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary Corporate Secretary

Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary Corporate Secretary Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary (Sekretaris Perusahaan), merupakan sebuah Divisi yang dipimpin oleh seorang Pemimpin Divisi (pejabat eksekutif yang berada 1 (satu) tingkat di bawah Direksi),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan; I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan dalam Berita negara RI No. 95 tanggal 27 Nopember 1992, tambahan Nomor

Lebih terperinci

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Berdasarkan UNFPA (2003) dalam Population and Development Strategies Series

BAB I PENDAHULUAN. 1 Berdasarkan UNFPA (2003) dalam Population and Development Strategies Series BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa waktu dalam dasawarsa terakhir ini, konsep mengenai programprogram Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program-program perusahaan. Dengan adanya Public Relations perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. program-program perusahaan. Dengan adanya Public Relations perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Public Relations saat ini sudah semakin maju, keberadaannya bagi sebuah perusahaan sangat diperlukan dalam menjalankan program-program perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan yang berkelanjutan yang memiliki sikap ketidakperdulian terhadap lingkungan ini sudah tidak relevan lagi. Reorientasi pembangunan yang telah memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian salah satunya ditunjang oleh lapangan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian salah satunya ditunjang oleh lapangan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor perekonomian salah satunya ditunjang oleh lapangan usaha pertambangan yang diantaranya tambang batubara, sebagai sumber energi yang banyak dibutuhkan dalam

Lebih terperinci