BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Kadin, 15th Floor, Jl. H.R. Rasuna Said, Blok X-5 Kav. 2 & 3, Jakarta yang

Transkripsi

1 BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Sejarah Perusahaan PT TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM Tbk. beralamat di Menara Kadin, 15th Floor, Jl. H.R. Rasuna Said, Blok X-5 Kav. 2 & 3, Jakarta yang merupakan badan usaha yang bergerak di bidang pertambangan. Sejarah penambangan batubara di Tanjung Enim bisa ditarik ke belakang hingga mulai tahun Saat itu tambang batubara pertama mulai dibuka dan beroperasi di Air Laya pada zaman kolonial Belanda dengan sistem penambangan terbuka atau open pit mining. Tambang bawah tanah atau underground mining mulai dilakukan tahun 1923 sampai tahun 1940-an. Pada tahun 1938, produksi untuk kepentingan komersial mulai dilakukan di dua lokasi tambang yaitu di tambang Air Laya untuk batubara jenis bituminous dan di daerah tambang Suban untuk batubara berjenis semi antrasit. Ketika tuntutan nasionalisasi perusahaan Belanda kian kencang, buruh tambang Bukit Asam ikut berjuang menuntut status yang sama. Tahun 1950 pemerintah menyetujui pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA). Pada tahun 1981, PN TABA berubah status menjadi Perseroan Terbatas. Namanya juga berganti menjadi PT Tambang Batubara Bukit Asam. Pada 1990 PTBA digabung dengan Perum Tambang Batubara, dan mulai tahun 1994 ditugaskan mengelola Proyek Briket Batubara. Saat ini PTBA merupakan satu- 35

2 satunya BUMN di sektor tambang batubara dan mempunyai dua lokasi penambangan (Unit Tanjung Enim dan Ombilin). Pada akhir 2002, PTBA mulai menjadi perusahaan publik dan sahamnya mulai tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan kode "PTBA". Adapun uraian mengenai riwayat singkat sesuai dengan prospektus adalah sebagai berikut: 1919 Tambang batubara Air Laya, Tanjung Enim, dibuka pertama kali an Tambang bawah tanah mulai beroperasi 1938 Mulai produksi untuk kepentingan komersial 1950 Pembentukan PN Tambang Arang Bukit Asam 1981 Perubahan status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam 1990 Merger PTBA dan Perum Tambang Batubara 1994 Proyek Briket Batubara 2002 Menjadi perusahaan publik dengan kode "PTBA". Pemegang saham mayoritas dari PTBA itu sendiri adalah pemerintah Indonesia yaitu sebesar 65%, 16.8% di kuasai oleh investor institutional (domestik), 7.4% di miliki oleh investor ritel (domestik), dan sisanya 10.8% merupakan hak dari investor asing Struktur Organisasi Perusahaan PTBA telah melaksanakan prinsisp-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/ GCG) secara konsisten sejak

3 Pelaksanaan prinsip-prinsip seperti: akuntabilitas, kewajaran, keterbukaan, kemandirian, dan pemenuhan tanggung jawab kepada stakeholders telah memperkuat dan meningkatkan kinerja dan nilai PTBA. Tujuan PTBA menerapkan prinsip-prinsip GCG adalah untuk mengendalikan dan mengarahkan hubungan antara pemegang saham, komisaris, direksi, pegawai, pemasok, rekanan, kreditor, pemerintah serta masyarakat dan lingkungan sekitar. Selain itu, prinsip itu juga berlaku dalam mengelola sumber daya secara lebih alamiah, meningkatkan pertanggung jawaban kepada stakeholders dan memperbaiki budaya kerja perusahaan. Dengan tata kelola yang baik semakin memperkuat landasan organisasi PTBA dalam mendukung dan mendorong pengembangan perusahaan, serta tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Penerapan prinsip-prinsip GCG bisa tergambar dalam beberapa mekanisme organsiasi PTBA. Antara lain: Prinsip akuntabilitas tercermin dengan dibentuknya satuan kerja khusus yang langsung menangani kegiatan pengelolaan lingkungan dan pengembangan masyarakat. Unit kerja yang menangani implementasi tanggung jawab sosial perusahaan itu dijabat oleh seorang manajer yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur SDM dan Umum. Prinsip pemenuhan tanggung jawab tercermin dari adanya audit lingkungan hidup yang dilakukan secara periodik oleh pemerintah daerah maupun pusat. Prinsip keterbukaan atau transparansi mendasari PTBA dalam menerbitkan publikasi secara periodik melalui laporan manajemen triwulanan, Laporan 37

4 Tahunan, dan CSR Report, yang dipertanggung jawabkan pada RUPS. Informasi juga disebar luaskan lewat media masa, baik cetak maupun elektronik. Dewan Komisaris dan Dewan Direksi memegang peran kunci dalam menyukseskan pelaksanaan GCG di PTBA. Hubungan kerja mereka serta pelaksanaan organisasi secara keseluruhan telah diatur dalam Board Manual, yaitu panduan GCG khusus untuk Komisaris dan Direksi, dan GCG Code. Prinsip dan praktik GCG berlaku pula untuk kepatuhan hukum, benturan kepentingan, larangan pemberian dan penerimaan hadiah, suap dan sejenisnya, serta pengadaan barang/ jasa lewat e-auction (e-procurement). Untuk mendukung pelaksanaan GCG, PTBA membentuk Komite Audit dan Komite Nominasi dan Remunerasi (Konarba), Satuan Pengawas Intern dan perangkat pendukung lainnya. Pelaksanaan GCG untuk seluruh pegawai PTBA tercermin dalam bentuk budaya perusahaan. Budaya atau nilai-nilai dan norma perilaku PTBA, yang menjadi pedoman setiap pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari, lebih akrab dikenal dengan sebutan "PTPRS" (Percaya, Terbuka, Positif, nal dan Sadar Biaya & Lingkungan). Nilai-nilai tersebut kemudian dijabarkan dalam budaya kerja "SiPrima", kependekan dari Sinergi, Profesional, Bermoral. 38

5 Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, para anggota Direksi dan Komisaris diangkat oleh RUPS, dimana dalam RUPS tersebut harus dihadiri oleh Pemegang Saham Seri A Dwiwarna dan keputusan Rapat tersebut harus disetujui oleh Pemegang Saham Seri S Dwiwarna, masing-masing untuk jangka waktu terhitung sejak tanggal RUPS yang mengangkatnya, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu sebelum basa jabatannya berakhir, setelah anggota Direksi dan Komisaris yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk hadir dalam RUPS guna membela diri. 39

6 Susunan Dewan Komisaris Perusahaan adalah sebagai berikut: Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Komisaris Komisaris : Ir. Jarman, M.Sc. : Drs. Mirman : Dr. Ir. Singgih Riphat, MA, APU : Dr. Supriyadi : Ir. Mahyudin Lubis : Drs. Mirza Mochtar, MBA Susunan Dewan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut: Direktur Utama Direktur Keuangan Direktur Operasi/ Produksi Direktur Niaga Direktur SDM & Umum Direktur Pengembangan usaha : Ir. Sukrisno : Dono Boestami, Msc. : Ir. Milawarma, M.Eng. : Ir. Tiendas Mangeka : Ir. Drs. Mahbub Iskandar : Ir. Heri Supriyanto Adapun uraian singkat mengenai tugas pokok dari pengurus perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Direksi a. Memimpin, mengurus dan mengendalikan Perseroan sesuai dengan tujuan Perseroan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas Perseroan; b. Memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan; c. Menyiapkan pada waktunya rancangan rencana kerja dan anggaran Perseroan (yang merupakan penjabaran tahunan dari rencana jangka 40

7 panjang Perseroan), untuk selanjutnya disampaikan kepada Komisaris untuk mendapatkan pengesahan. 2. Dewan Komisaris a. Melakukan pengawasan atas jalannya pengurusan Perseroan oleh Direksi b. Melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/ atau berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. c. Melakukan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. d. Dalam melaksanakan tugasnya, Komisaris mewakili kepentingan Perseroan dan bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham. e. Meneliti dan menelaah laporan tahunan yang dipersiapkan oleh Direksi serta menandatangani laporan tahunan tersebut. 3. Rapat Umum Pemegang Saham 1. Rapat Umum Pemegang Saham dalam perseroan adalah: a. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 19 Anggaran Dasar b. Rapat Umum Pemegang Saham lainnya selanjutnya dalam Anggaran Dasar disebut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Niasa yaitu Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan. 41

8 2. Istilah Rapat Umum Pemegang Saham dalam Anggaran Dasar berarti keduanya, yaitu Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, kecuali dengan tegas dinyatakan lain Bidang Usaha dan Karakteristik Produk PT TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM bergerak dalam bidang pertambangan batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan pemurnian, pengangkutan dan perdagangan bahan-bahan galian terutama batubara. Unit bisnis yang terdiri dari 2 unit yaitu: 1. Unit Bisnis Pertambangan Batubara a. UPT (Unit Pertambangan Tanjung Enim), berlokasi di Sumatera Selatan menerapkan teknologi tambang terbuka (open pit mining). Tambang yang beroperasi di UPT saat ini meliputi: Tambang Air Laya (TAL), Tambang Muara Tiga Besar Utara (MTBU), Tambang Muara Tiga Besar Selatan (MTBS), Klawas Tengah Utara (KTU) dan tambang Banko Barat. b. Unit Pertambangan Ombilin (UPO) terletak di Sawah Lunto, Sumatera Barat yang menerapkan teknologi tambang terbuka (open pit mining) dan tambang dalam (underground). Lokasi tambang terbesar di: Kandi, Sapan Dalam, Sawah Rasau, Tanah Hitam, Sawah Luhung, Waringin, Sugar, dan Sigalut. Dengan semakin menipisnya cadangan batubara di Tambang Terbuka 42

9 Ombilin sehingga tidak ekonomis lagi untuk di tambang maka pada tahun 2002 Perseroan menutup kegiatan tambang terbuka, selanjutnya dikembangkan saat ini adalah tambang dalam, dan untuk mendukung kegiatan pemasaran batubara, saat ini perseroan mengelola 1 (satu) pelabuhan dan 2 (dua) dermaga khusus batubara yaitu: 1. Pelabuhan Tarahan 2. Dermaga Kertapati 3. Dermaga Teluk Bayur 2. Unit Bisnis Briket Dengan 3 (tiga) pabrik briket yang berlokasi di: Tanjung Enim Sumatera Selatan, Natar Lampung, dan Gresik Jawa Timur. Kapasitas pabrik-pabrik tersebut mencapai ton per tahun. Anak Perusahaan Pada Tahun 1996, Perseroan mendirikan anak perusahaan PT. Batubara Bukit Kendi (PT. BBK) yang berkedudukan di Tanjung Enim dengan kepemilikan saham 75% dan sisanya dimiliki oleh PT. Delta Bentala perintis. Kegiatan usaha dari PT. BBK adalah pertambangan batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pengangkutan, dan pemasaran batubara. Produk PTBA saat ini menghasilkan 4 (empat) jenis produk batubara, yaitu: 43

10 1. Suralaya Coal (SRC) 2. Lumut Coal (LMC) 3. Antrasit Coal (ANC) 4. Ombilin Coal (OMB) dari UPO 3.2 Metodologi Penelitian Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan adalah berupa data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia yang memuat pergerakan harga saham PT TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM Tbk. Periode Januari Desember Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode pusposive sampling yaitu teknik sampling yang berdasarkan pada tujuan analisis yang meliputi objek dan periode analisis. Dimana dalam karya tulis ini metode ini digunakan dalam pengoleksian data sampling sebagai analisis guna membentuk suatu strategi perdagangan saham khususnya harga saham PTBA, sebagaimana alasan pemilihan PTBA sebagai objek analisis dikarenakan tingkat kebutuhan pada batubara yang terus meningkat seiring dengan berkurangnya persediaan minyak dunia, yang terjadi pada tahun Sehingga pergerakkan fluktuatif dari harga saham PTBA ini menarik untuk dianalisis. 44

11 3.2.3 Metode Analisis dan Perhitungan Data Analisis akan dilakukan dengan dalam beberapa tahap, yaitu: 1. Memvisualisasi harga dengan candlestick chart. 2. Menganalisis trend pergerakan harga saham PTBA dengan indikator MACD dan Williams %R. 3. Menganalisis titik reversal yang terjadi dengan indikator MACD dan Williams %R. 4. Analisis gabungan kedua indikator untuk meningkatkan akurasi analisis. Semua perhitungan dan analisis menggunakan program Metastock 9 dan Microsoft Excel 2007 untuk mengolah data Metode Penyajian Data Hasil analisis akan ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik candlestick, grafik MACD dan grafik Williams %R untuk membantu pemahaman terhadap data dan hasil perhitungan. Serta setiap grafik akan diberikan tanda dan komentar sehingga pembaca skripsi dapat mengetahui analisis yang sedang dilakukan oleh penulis. 45

12 3.2.5 Operasional Variabel Penelitian Tabel 3.1. Operasionalisasi Penelitian Variabel Definisi Indikator (simbol) Skala Data High Harga tertinggi harian dair suatu instrumen keuangan yang diperdagangkan. Low Open Close ESF P S EMA S MA S-1 EMA S-1 n Highest high Lowest low Harga terendah harian dari suatu instrumen keuangan yang diperdagangkan. Harga pembukaan harian dari suatu instrumen keuangan yang diperdagangkan. Harga penutupan harian dari suatu instrumen keuangan yang diperdagangkan, dan digunakan untuk memperoleh nilai %R. Nilai yang digunakan dalam perhitungan untuk memperoleh EMA. Nilai harga saham hari ini, digunakan dalam perhitungan EMA. Nilai dari EMA saat ini, digunakan untuk memperoleh EMA berikutnya. Nilai MA dihari sebelumnya, digunakan untuk memperoleh EMA Nilai EMA sebelumnya, digunakan untuk memperoleh EMA berikutnya. Jumlah hari atau periode yang dipakai. Harga tertinggi dalam periode tertentu, digunakan untuk memperoleh nilai %R. Harga terendah dalam periode tertentu, digunakan untuk memperoleh nilai %R ESF EMA S MA S-1 EMA S-1 n Poin Poin Poin Poin Ratio 46