INTISARI. Lilis Murtutik, Utami Dewi
|
|
- Ari Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 INTISARI HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN DALAM MELAKUKAN AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI PADA LANSIA DI PANTI WERDHA ASIH KWARASAN SUKOHARJO. Lilis Murtutik, Utami Dewi Latar Belakang: Proses penuaan adalah fenomena alamiah yang bisa terjadi pada semua manusia sebagai akibat bertambahnya, umur. Keadaan ini bila tidak diatasi dengan baik akan menimbulkan berbagai masalah. Masalah fisik berupa penurunan fungsi indera dan sistem organ. Masalah mental fisikologi yang dijumpai antara lain sumber penghasilan yang menurun, kehilangan sumber pendapatan, kehilangan orang-orang yang dicintai karena sudah meninggal lebih dahulu dan anak-anak yang tidak tinggal serumah lagi. Dewasa ini banyak keluarga dengan berbagai alasan dan pertimbangan menempatkan anggota keluarganya yang lansia kepanti Werdha, antara lain di Panti Werdha Asih Kwarasan Sukoharjo. Tujuan Penelitian: mengetahui hubungan tingkat depresi dengan tingkat kemampuan melakukan aktivitas dasar sehari-hari pada lansia yang tinggal di Panti Werdha Asih Kwarasan Sukoharjo. Metode Penelitian: penelitian kuantitatif, non eksperimental, deskriptif korelational dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi 29 orang, sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 15 orang. Instrumen yang digunakan skala L-MMPI, GDS dan Barthel Index. Statistik non parametric dengan uji Spearman. Correlations. Hasil penelitian : Diketahui responden yang mengalami depresi ringan sebanyak 12 responden (80%) dan depresi sedang berat 3 responden (20%). Hasil uji korelasi Spearman diperoleh nilai -0,550 dengan p = 1,000; hal ini menunjukan ada hubungan yang kuat dan signifikan serta berlawanan arah antara tingkat depresi dengan tingkat kemampuan dalam melakukan aktivitas dasar sehari pada lansia yang tinggal di Panti Werdha Asih Kwarasan Sukoharjo. Simpulan: semakin tinggi tingkat depresi semakin turun kemampuan dalam melakukan aktivitas dasar sehari-hari pada lansia di yang tinggal di Panti Werdha Asih Kwarasan Sukoharjo PENDAHULUAN Permasalahan fisik yang dijumpai pada lansia yaitu penurunan berbagai intestinal, sistem urogenital dan sistem mekanisme dalam tubuh lainnya. Permasalahan psikis atau mental yang fungsi organ tubuh diantaranya sering dijumpai antara lain penurunan penglihatan, pendengaran, indera pengecap, perabaan, sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem gastro sumber penghasilan karena sudah tidak produktif lagi, kehilangan sebagian atau keseluruhan sumber pendapatan,
2 kehilangan anak-anak karena sudah tidak tinggal bersama lagi, kehilangan pasangan bagi lingkungannya. Lansia dengan tingkat ketergantungan tinggi akan mengalami hidup, merasa sudah tidak berguna, gangguan sensori yang menyebabkan merasa tidak berdaya lagi. Menurut Nugroho (2000) proses ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar dan dapat menimbulkan menua secara linier dapat digambarkan permasalahan tersendiri bagi lansia. melalui tiga tahap, yaitu kelemahan (impairment), keterbatasan (disability) dan Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang paling sering keterlambatan atau ketidak mampuan didapatkan pada lansia. Depresi dapat (handicap) yang akan dialami bersamaan dengan proses kemunduran. Gambaran fungsi tubuh pada lansia mengenai kekuatan atau tenaga menurun sebesar 88%, fungsi penglihatan menurun 72 % kelenturan tubuh sebesar 64 %, daya ingat sebesar 61%, daya pendengaran sebesar 67 %, dan bidang seksual sebesar 86%. Menghadapi berbagai keterbatasan fisik, psikis dan sosial tersebut mereka membutuhkan bantuan dan perhatian dari orang lain untuk mencapai rasa tenteram, nyaman, kehangatan dan perlakuan yang timbul secara spontan ataupun sebagai reaksi terhadap perubahan-perubahan dalam kehidupan seperti cacat fisik atau penurunan fungsi tubuh yang akan berakibat mereka menjadi tergantung pada orang lain, dan suasana dukacita (Setyabudi, 1999). Depresi merupakan gangguan yang cukup berat di masyarakat, di Inggris terdapat 500 episode per tahun dalam seratus ribu penduduk atau 15 penderita baru tiap 300 penderita per tahun, dalam hal ini tidak termasuk depresi ringan. Jumlah penderita yang dirawat di layak dari lingkungannya. Menurut rumah sakit orang dari semua Nugroho (2000) lansia dengan ketergantungan tinggi akan menjadi beban penderita yang masuk untuk rawat inap (Surilena, 2006), sedangkan menurut
3 Setyabudi (1999) depresi diperkirakan merupakan penyakit yang cukup banyak didapat di AS terdapat 4 8 juta tiap 200 juta penduduk. Sartorius memperkirakan persen dari pasien yang berobat ke dokter umum atau spesialis lain adalah penderita depresi. Laporan mengenai prevalensi depresi berdasarkan survei di masyarakat adalah sebagi berikut di AS 5 8 % meliputi seluruh kasus depresi, di Inggris 4 16 % pria dan 8 25 % wanita meliputi seluruh kasus depresi (Kurniawan, 2004). Seiring dengan adanya perubahan pola kehidupan di masyarakat ada kecenderungan semakin banyak keluarga dengan berbagai alasan dan pertimbangan menempatkan anggota keluarganya yang lansia ke Panti Werdha. Panti werdha memberikan perhatian kepada lansia, mengupayakan agar mereka tidak terlalu tergantung kepada orang lain dan mampu membantu dirinya sendiri atau hidup mandiri. Ketidak berdayaan lansia untuk mempertahankan kemauannya dan ketidakmampuan mengurus diri sendiri sehingga harus tunduk dengan kemampuan anak atau anggota keluarga yang lebih muda. Lansia yang menemukan dirinya dengan banyak keterbatasan dalam proses berpikir, daya ingat, kecepatan gerak, kekuatan fisik, penurunan fungsi indra dan kondisi fisik yang tidak semenarik dahulu akan mempengaruhi kondisi psikososialnya.tanpa disadari hal ini akan menimbulkan permasalahan tersendiri bagi lansia yang kalau kurang atau tidak bisa mengantisipasi dapat menimbulkan depresi (Kuntjoro, 2002). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada lansia di Panti Werdha Asih Kwarasan Sukoharjo pada bulan 22 September 2008 diperoleh data bahwa lansia yang tinggal di panti tersebut sebanyak 28 orang, usia mulai tahun, 7 orang diantaranya telah mengalami keterbatasan mobilitasi gerak dan sangat membutuhkan pertolongan orang lain dalam melakukan aktivitas dasar sehari-hari. Kondisi seperti inilah yang
4 menjadi salah satu pemicu timbilnya gejala depresi.yang terlihat dalam sikap dan perilaku lansia. Untuk itu peneliti merasa perlu melakukan penelitian Hubungan Tingkat Depresi dengan Tingkat Kemampuan Melakukan Aktivitas Dasar sehari hari Pada Lansia di Panti Werdha Asih Kwarasan Sukoharjo. Landasan Teori Seorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas disebut dengan lansia atau lanjut usia (Dep Kes, 2002) Lansia merupakan suatu proses progresif pada individu yang telah mencapai kematangan 60 tahun ke atas, proses lansia ini berlangsung secara terus menerus sebagai kelanjutan dari masa dewasa dan dengan ditandai berbagai gejala dan tanda kemunduran fisik dan psikis. Depresi Depresi merupakan suatu gangguan jiwa dengan gejala sedih, merasa sendiri, putus asa, rendah diri dan disertai gangguan psikomotorik atau kadang terjadi agitasi, menarik diri dari pergaulan sosial dan terdapat gangguan napsu makan berubah, gangguan tidur (Kaplan dan Saddock, 1997). Sedangkan menurut intrinsik dan bersifat irreversible dan Pedoman Penggolongan dan diagnostik ditandai dengan berbagai gejala kemunduran fisik. Proses ini tidak dapat dihindari sebab merupakan proses alamiah yang dialami semua orang (Dep Kes, 2002). Sedangkan menurut Nugroho (2000) masa lansia merupakan kelanjutan dari masa dewasa, kesimpulan dari pengertian di atas yaitu lansia merupakan suatu proses alami yang terjadi pada seorang individu yang telah mencapai usia gangguan jiwa III di Indonesia (Dep.Kes, 2004) depresi adalah sekumpulan gejala dengan gambaran utama gangguan mood yang mempengaruhi penampilan kognitif, psikomotor dan psikososial disertai kesulitan hubungan interpersonal. Berkaitan dengan rasa sakit dan ketidakmampuan, depresi merupakan istilah yang digunakan dalam istilah seharihari yang menggambarkan suatu pengaruh
5 subyektif, mood atau suasana hati yang ditahan selama jangka waktu yang lama, emosi yang merupakan indikasi obyektif, gangguan yang menunjukan gejala yang khusus. Mood sedih atau depresi merupakan reaksi normal terhadap ketidak sesuaian atau kehilangan. Kemampuan Lansia dalam Pemenuhan Aktivitas Dasar Sehari hari Kemampuan aktivitas dasar seharihari pada lansia meliputi kemampuan aktivitas dasar dalam alih posisi fisik, misal duduk, tidur, mobilisasi, penggunaan toilet (ke atau dari WC, menyiram, menyeka, melepas dan memakai celana), membersihkan diri (cuci muka, mengeringkan, menyisir rambut, menggosok gigi), mengontrol buang air besar, mengontrol buang air kecil, mandi, berpakaian, makan, minum, naik dan turun tangga ( Nugroho, 2000). c. ketergantungan sedang d. ketergantungan berat e. ketergantungan total. Teori tentang perawatan diri yang diperkenalkan oleh Orem menekankan pada tujuan keperawatan untuk memandirikan pasien. Model ini dapat diterapkan pada individu yang sakit, pada bayi, usia lanjut, individu yang dibatasi geraknya karena suatu tindakan pengobatan, dan lain sebagainya (Friedman, 2001). Teori tersebut dapat dijadikan dasar dalam pemberian perawatan pada lansia dalam memenuhi kebutuhan aktivitas dasar sehari-harinya. Aktivitas dasar sehari-hari adalah suatu kelompok macam kegiatan yang dilakukan oleh individu dalam mengurus dirinya sendiri (Gallo, 1998). Metode Penelitian Pemenuhan aktivitas dasar sehari Jenis Penelitian hari pada lansia dikategorikan: a. mandiri atau tanpa bantuan b. ketergantungan Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif, non eksperimental yaitu suatu penelitian dimana variabelnya
6 berupa kategori-kategori yang disusun menurut kuantitas, besarnya atau nilainya lansia di Panti Werdha Asih Kwarasan Sukoharjo. dapat dinyatakan dengan angka dan tidak melakukan percobaan atau perlakuan terhadap variabel independennya dan tidak mengukur akibat percobaan tersebut pada variabel dependen (Sugiyono, 2005). Sedangkan metode yang gunakan deskriptif korelational dengan pendekatan Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang berada di Panti Werdha Asih Kwarasan Sukoharjo saat dilakukan penelitian. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal Cross Sectional yaitu suatu metode 22 September 2008 diketahui populasi penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif tentang hubungan antara dua variabel pada sekelompok subjek, penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel satu dengan yang lainnya dan dikumpulkan secara simultan atau dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2002). lansia di panti werdha Asih kwarasan sebanyak 27 orang. Sampel penelitian ini diambil dari semua lansia yang tinggal di Panti Werdha Asih Kwarasan Sukoharjo yang masih dapat diajak komunikasi dan mandiri yaitu sebanyak 15 orang. Analisa Data Analisa data dilakukan setelah data terkumpul baik dari studi dokumentasi, Rancangan penelitian ini adalah kuesioner maupun wawancara langsung diskriptif korelasi yaitu rancangan penelitian dengan maksud untuk menggambarkan hubungan antara tingkat depresi dengan tingkat kemampuan melakukan aktivitas dasar sehari-hari pada dengan langkah sebagi berikut: 1. Melakukan pengecekan kembali data-data yang diperoleh kelengkapan data dan isian data. 2. Tabulasi data, meliputi :
7 a. Tingkat depresi berdasarkan Skala perangkat lunak program SPSS for window Depresi Geriatrik yang berisi 15 butir versi 14,0. Seperti diketahui bahwa pertanyaan tentang kejadian yang dialami subyek penelitian. Jawaban ya pada item pertanyaan nomer 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15 masing-masing mendapat skor 1. Jawaban tidak pada butir pertanyaan nomer 1, 5, 7, 11 dan 13 masing-masing mendapat skor 1. b. Tingkat kemampuan dalam melakukan aktivitas dasar sehari hari yang menggunakan Barthel Index Interpretasi Skor Selanjutnya untuk mengetahui hubungan antara tingkat kemampuan dalam aktivitas dasar sehari hari dengan tingkat depresi dilakukan uji statistik non parametrik korelasi dari korelasi dapat menghasilkan angka positif atau negatif.. Jika korelasi menghasilkan angka positif (+) berarti hubungan ke dua variabel searah. yaitu bila variabel bebas besar maka variabel terikat juga besar, sedangkan bila menghasilkan angka negatif(-) berarti hubungan tidak searah yaitu bila variabel bebas besar maka variabel terikat menjadi kecil. Angka korelasi berkisar 0 sampai dengan 1, jika angka mendekati 1 maka hubungan ke dua variabel semakin kuat dan sebaliknya bila korelasi mendekati 0 maka hubungan kedua variabel semakin lemah Sugiyono (2005) Spearman s dengan menggunakan Hasil Penelitian Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Kemampuan Aktivitas Dasar Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Kemampuan Aktivitas Dasar Sehari- Hari Pada Lansia di Panti Werdha Asih No KEGIATAN KEMAMPUAN F % 1 Transfer posisi atau alih Mandiri Dibantu satu orang
8 2 Mobilisasi 3 4 Penggunaan toilet (ke/dari WC, menyiram, menyeka, lepas/pakai celana) Membersihkan diri (lap muka, sisir, gosok gigi) 5 Mengontrol BAB 6 Mengontrol BAK 7 Mandi 8 9 Berpakaian Makan 10 Naik Turun Tangga Dibantu dua orang 1 6,67 Tidak mampu 0 0 Mandiri 6 40 Dibantu satu orang/ 8 53,3 walker Kursi roda Tak mampu 0 0 Mandiri 14 93,33 Perlu pertolongan 1 6,67 sebagian Tergantung orang lain 0 0 Mandiri 14 93,33 Perlu bantuan orang lain 1 6,67 Kontinen teratur 6 40 Kadang-kadang 9 60 inkontinen inkontinen 0 0 Mandiri 10 66,66 Kadang-kadang 5 33,34 inkontinen inkontinen 0 0 Mandiri 14 93,33 Tergantung orang lain 1 6,67 Mandiri Sebagian dibantu Tergantung orang lain 0 0 Mandiri Sebagian dibantu Tergantung orang lain 0 0 Mandiri Perlu Pertolongan 10 66,66 Tidak Mampu 0 0 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat kemampuan aktivitas dasar responden adalah sebagai berikut :tingkat kemampuan dasar dalam hal kemampuan transfer atau alih posisi (tidur duduk, duduk tidur, tidur- berdiri, duduk berdiri ) yang paling banyak adalah mandiri yaitu sebanyak 12 orang (80%), yang membutuhkan bantuan satu orang sebanyak 2 orang ( 13,33%) dan yang perlu bantuan dua orang sebanyak 1 orang (6,67%). Kemampuan mobilisasi yang paling banyak adalah yang membutuhkan bantuan satu orang/ walker
9 yaitu sebanyak 8 orang (53,33%), yang kontinen teratur. Kemampuan responden masih mapu mandiri sebanyak 6 orang (40%) dan yang membutuhkan bantuan kursi roda sebanyak 1 orang (6,67%). Kemampuan responden dalam penggunaan toilet yang paling banyak adalah responden yang masih mampu mandiri yaitu sebanyak 14 orang (93,33%), yang membutuhkan bantuan orang lain sebanyak 1 orang ( 6,67%). Kemampuan responden untuk membersihkan diri yaitu sebanyak 14 orang (93.33 %) masih mampu mandiri dan 1 orang (6,67%). Kemampuan responden untuk mengontrol BAB, yang paling banyak adalah kadangkadang inkontinen yaitu sebanyak 9 orang (60%) dan 6 orang responden (40%) untuk mengontrol BAK yang masih mandiri sebanyak 10 orang (66.66 %) dan yang kadang kadang inkontinen sebanyak 5 orang (33,34%). Kemampuan responden untuk melakukan aktivitas mandi yang mandiri sebanyak 14 orang ( 93,33%) dan yang tergantung pada orang lain sebanyak 1 orang (6,67%). Kemampuan responden untuk melakukan aktivitas makan yang masih mampu mandiri sebanyak 11 orang (73,33%) dan yang membutuhkan orang lain sebanyak 4 orang ( 26,67%). Kemampuan responden yang membutuhkan pertolongan sebanyak 10 orang (66,66%) dan yang mandiri sebanyak 5 orang (33,34%). Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Sehari-hari Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Aktivitas Dasar Sehari-hari No Tingkat Ketergantungan F % 1 Mandiri/ Tanpa Bantuan Ketergantungan Ringan Ketergantungan Sedang Ketergantungan Berat 0 0 Pemenuhan
10 5 Ketergantungan Total 0 0 Jumlah Berdasarkan tabel tingkat ketergantungan responden dapat orang responden (20%) mandiri. masih mampu dibedakan menjadi 5 tingkatan yaitu mandiri/ tanpa bantuan, ketergantungan ringan, ketergantungan sedang, ketergantungan berat dan ketergantungan total. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa responden yang mengalami ketergantungan ringan Hasil analisa bivariat dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 10.0 uji statistik non parametric Corellations Spearman s yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat kemampuan aktivitas dasar seharihari dengan tingkat depresi pada lansia sebanyak 12 orang (80%) dan sebanyak 3 Hubungan kedua variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel Hasil Uji Korelasi Spearmans Spearman's rho SGD Barthe l SGD Barthel Correlation Coefficient (*) Sig. (2-tailed)..034 N Correlation Coefficient -.550(*) Sig. (2-tailed).034. N 15 15
11 Berdasarkan tabel 10, uji korelasi di atas dapat diketahui bahwa hasil korelasi pengukuran depresi (SDG) dengan kemampuan responden dalam melakukan aktivitas dasar sehari-hari menunjukkan angka 0,550. Angka ini menunjukkan hubungan yang berlawanan arah yaitu jika kemampuan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari sangat menurun maka tingka depresi akan meningkat. kuat dan sebaliknya bila kemampuan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari meningkat maka akan terjadi penurunan depresi dan sebagai indikatornya adalah tingkat depresi pada responden. Hasil angka signifikansi pada uji tersebut menunjukkan p = 1.000; hasil ini mempunyai makna bahwa ada korelasi yang sangat kuat dan signifikan antara ke dua variabel. Pembahasan Tingkat depresi Berdasarkan tingkat depresi pada responden ditemukan bahwa responden mayoritas menunjukkan gejala depresi ringan sebanyak 12 responden dan yang menunjukkan gejala depresi sedang sampai berat sebanyak 3 responden. Hasil ini bila dikaitan dengan kemampuan responden dalam melakukan aktivitas dasar sehari-hari. Tingkat kemampuan melakukan aktivitas dasar sehari-hari Kemampuan responden yang mengalami kemunduran secara fisik mulai membutuhkan bantuan orang lain dalam alih posisi, sebagian yang mulai bergantung pada orang lain untuk melakukan aktivitas gerak tertentu misal naik turun tangga 10 orang responden membutuhkan bantuan orang lain, untuk mobilisasi gerak sebagian responden membutuhkan alat bantu atau pertolongan orang lain, dalam berpakaian sebanyak 4 responden (26,67%) telah membutuhkan bantuan orang lain. Hal inilah yang menjadi penyebab timbulnya depresi pada lansia. Sesuai dengan teori yang Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari
12 diungkapkan oleh Notoatmodjo (2002) bahwa lansia yang mengalami berbagai keterbatasan dalam proses berpikir daya ingat, kecepatan gerak, kekuatan fisik, penurunan fungsi indra dan kondisi fisik akan berpengaruhi terhadap kondisi psikososialnya, dan akan menimbulkan permasalahan bagi lansia dan kemungkinan menyebabkan timbulnya depresi. Simpulan Berdasarkan uraian dalam BAB sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada hubungan yang kuat dan signifikan antara tingkat kemampuan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari dengan tingkat depresi pada lansia di panti Werdha Asih Kwarasan Sukoharjo (p= 1,000). 2. Ada korelasi yang kuat dan berlawanan antara tingkat kemampuan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari dengan tingkat depresi pada lansia di panti Werdha Asih Kwarasan Sukoharjo dengan hasil uji korelasi - 0, Hipotesa dalam penelitian ini terbukti yaitu ada hubungan antara tingkat kemampuan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari dengan tingkat depresi pada lansia di panti Werdha Asih Kwarasan Sukoharjo DAFTAR PUSTAKA BPS, Indikator Kesejahteraan Rakyat. BPS.Jakarta Cuningham, dkk, Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta: EGC. Departemen Kesehatan RI, Pedoman Pengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri, Jakarta., Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut. Jakarta Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari
13 Effendy N, (1998) Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2. EGC, Jakarta Friedman, M.M Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik. EGC, Jakarta. Gallo. J.J ( 1998). Buku Saku Gerontologi. Edisi 2 Alih Bahasa James Veldman, EGC.Jakarta. Hadi. S. (2004) Metodologi Research. Yogyakarta Hardywinoto Panduan Gerontologi, Tinjauan dari Berbagai Aspek. Jakarta : Gramedia. Kaplan and Saddock Sinopsis Psikiatri. Binarupa Aksara. Jakarta. Kaplan and Saddock Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta.Widya Medika. Moore, Keith L Dalley, Arthur F, Clinical Oriented Anatomy, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, 2004, hal 199 Niswan, M Karakteristik Lansia dan Tingkat Kemampuan Dalam Melaksanakan Aktivitas Dasar dan Instrumental Sehari Hari di Panti Werdha Hanna Yogyakarta. (Skripsi). Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Kedotekteran UGM. Yogyakarta. Nugroho W. (2000) Keperawatan Geriatriik Edisi 2. EGC. Jakarta. Nursalam Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Yogyakarta. Notoatmodjo. S (1997) Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta, Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Rining H Hubungan Tingkat Kemampuan Dalam Aktivitas Dasar Sehari-Hari dengan Tingkat Depresi Pada Lansia yang Tinggal Di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso Jogyakarta( Skripsi). Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Kesehatan. Univeristas Ahmad Dahlan. Yogyakarta Saman Hubungan Pengetahuan Aktivitas Dasar Sehari-hari (ADS) Dengan Perilaku Sehat Lanjut Usia di PSTW Yogyakarta Unit Budhi Luhur, Skripsi, PSIK,FK UGM. Yogyakarta. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari
HUBUNGAN AKTIVITAS DASAR SEHARI HARI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN STROKE DI RUANG ANGGREK I RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
HUBUNGAN AKTIVITAS DASAR SEHARI HARI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN STROKE DI RUANG ANGGREK I RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA Lilis Murtutik,Harini Wigatiningsih Latar belakang: Depresi merupakan salah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 sampai dengan 31 Juni 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014
PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam Pembangunan Nasional, telah menunjukkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih cepat kelompok usia lainnya. Antara tahun 1970 dan 2025 pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) di dunia
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI LANSIA DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI DESA SOBOKERTO KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI LANSIA DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI DESA SOBOKERTO KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI Andreany Kusumowardani, Aniek Puspitosari Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang maksimal. Setelah itu tubuh manusia menyusut dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel yang ada dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi analitik karena pada hakekatnya merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu peneliti tidak
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain dan Jenis Penelitian Desain penelitian adalah strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan berupa pertanyaan sebagai alat ukur (Nursalam, 2003). Jenis penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap keterbatasannya akan dialami oleh seseorang bila berumur panjang. Di Indonesia istilah untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA Retno Lestari 1, Titin Andri Wihastuti 2, Berty Febrianti Rahayu 3 1 Departemen Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk Indonesia yang berusia 60 tahun ke
Lebih terperinciDUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI
DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI Delia Ulpa*, Mahnum Lailan Nst.** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Dosen
Lebih terperinciSTUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA
STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA Suryono Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Proses menua yang dialami lansia mengakibatkan berbagai perubahan fisik, mental, dan emosional seiring dengan bertambahnya usia.
Lebih terperinciGambaran Diri Tidak Berhubungan dengan Tingkat Depresi pada Lansia di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta
Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Gambaran Diri Tidak Berhubungan dengan pada Lansia di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta Arif Kusmiarto 1, Hamam Hadi 2, Rista
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terapi lingkungan merupakan salah satu bentuk upaya kuratif yang dapat dilakukan untuk membantu proses penyembuhan penyakit karena lingkungan berkaitan erat dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT RAJAWALI CITRA BANGUNTAPAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : AYU PUTRI UTAMI NIM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk merujuk kepada cara kita berpikir tentang dan mengevaluasi diri kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep diri didefinisikan sebagai multi-dimensi, rasa hirarki persepsi diri dan berhubungan dengan identitas, perasaan, pikiran, perilaku, penampilan, dan karakteristik
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-I Keperawatan
Lebih terperinciLAMPIRAN KUESIONER. Alamat : Pengasuh / keluarga terdekat:
LAMPIRAN KUESIONER Nama : Umur : Alamat : No telp: Pengasuh / keluarga terdekat: Masuk RSI tanggal : Masuk ICU RSI tanggal : No rekam medis : Kelas ICU : A. DATA DASAR Kode A1 Jenis kelamin 1 pria 2 wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia (lansia) disamping usia yang semakin bertambah tua terjadi pula penurunan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penuaan merupakan tahap akhir siklus kehidupan dari perkembangan normal yang akan dialami individu dan tidak dapat dihindari (Sutikno, 2011). Seseorang mulai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia (lansia) merupakan suatu keadaan atau proses alamiah yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Memasuki usia tua terjadi banyak perubahan baik itu perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, peraikan lingkungan hidup,
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMANDIRIAN PEMENUHAN ADL
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMANDIRIAN PEMENUHAN ADL (Activity Dialy Living) PADA LANSIA DI DESA BAKALANPULE KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN Nur Khoirun Nisa*, Arifal Aris**
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari tahun ke tahun jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia mengalami peningkatan, dari tahun 2006 jumlah penduduk yang memiliki harapan hidup pada usia 66,2 tahun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode korelasional dengan menggunakan pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi merupakan masalah psikologis yang banyak terjadi pada lanjut usia. Masalah tersebut ditandai dengan perasaan sedih mendalam yang berdampak pada gangguan interaksi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN Yulianto Program Studi Ners, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : yulisiip@gmail.com ABSTRAK Keperawatan merupakan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI DESA CELEP KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN
HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI DESA CELEP KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1
Lebih terperinciSyntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 251-089 e-issn : 258-1398 Vol. 2, No 2 Februari 2017 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA WELAS ASIH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan melalui
BAB I PENDAHULUHAN 1. LATAR BELAKANG Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan melalui serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia. Setiap masa yang dilalui
Lebih terperinciSRAGEN SKRIPSI JURUSAN FAKULTAS. Disusun oleh: J
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKATT DEPRESI PADA LANSIA DI DESA KEDUNGWADUK KARANGMALANG SRAGEN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjanaa keperawatan Disusun
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat
BAB III METODA PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional dan dengan pendekatan cross sectional
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transisi demografi sedang terjadi di seluruh dunia, sehingga terjadi penambahan proporsi penduduk lanjut usia, sedangkan proporsi penduduk berusia muda menetap atau berkurang.
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 9 No. 1 Tahun 2012 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU Dirhan* Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara geografis terletak di wilayah yang rawan bencana. Bencana alam sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap saat, di mana saja, dan kapan saja,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO
PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO Oleh SRI OKTAVIANTI ISMAIL NIM. 841 411 028 Telah diperiksa dan disetujui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sering kali keberadaan lanjut usia dipersepsikan secara negatif, dianggap sebagai beban keluarga dan masyarakat sekitarnya. Kenyataan ini mendorong semakin berkembangnya
Lebih terperinciPENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT
PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT Devi Shintana O S* Cholina Trisa Siregar** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Staf Pengajar Departemen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian sebagai tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi
Lebih terperinciSIKAP ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB C/C1 SHANTI YOGA KLATEN
SIKAP ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB C/C1 SHANTI YOGA KLATEN Retno Yuli Hastuti, Esri Rusminingsih, Riya Dewi Wulansari Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah
Lebih terperinciIRMA MUSTIKA SARI J
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PERSONAL DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi dan anak, memperlambat kematian, berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 2025, lanjut usia akan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dampak kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), terutama di bidang kedokteran, termasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotika yang mampu mengobati berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang berumur 60 tahun ke atas. Sesuai dengan undang-undang Nomor 13 tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia telah dipersetujui bahwa penduduk lanjut usia adalah mereka yang berumur 60 tahun ke atas. Sesuai dengan undang-undang Nomor 13 tahun 1998 pasal 1 mengenai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
Lebih terperinciJurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
Jurnal CARE, Vol. 3, No., 05 5 PELAKSANAAN PROGRAM UKS DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEDUNG KANDANG KOTA MALANG Erlisa Candrawati ) ; Esti Widiani ) ),
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:
Lebih terperinciSTUDI KORELASI DEMENSIA DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING
STUDI KORELASI DEMENSIA DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING Ninik Murtiyani 1), Reny Haryani 2) * Akademi Keperawatan Dian Husada Mojokerto, Email : ninik.akbar@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia sejak lahir dibagi dalam beberapa masa, yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa serta masa lansia. Keberhasilan pemerintah dalam
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. usia 60 tahun ke atas (Notoatmojo, 2007). Sedangkan dalam bukunya
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Lansia 1.1 Pengertian Lansia Menurut UU No. 13 tahun 1998 Pasal 1 Ayat 2 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Rencana Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (jenis
Lebih terperinciTINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG
TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG Iis Sriningsih* ), Dhani Afriani** ) *) Dosen Prodi DIV Keperawatan Semarang, Poltekkes Kemenkes
Lebih terperinciPOLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN
POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN Efitri Novalina Siboro*, Iwan Rusdi ** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN
1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan meraih derajat Sarjana Keperawatan Disusun Oleh : ATIK ARYANI J 210
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terbagi dalam dua tahap yaitu lanjut usia awal (early old age) yaitu usia 60-70
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menua merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2010, diperoleh data jumlah penduduk Indonesia 237.5 juta jiwa. Komposisi jumlah anak usia 0-4 tahun sebanyak 19,591,740 jiwa, sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA THE CORRELATION BETWEEN FAMILY SUPPORT AND ELDERLY DAILY LIVING ACTIVITIES INDEPENDENCES Endang Mei Yunalia,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 1) Tempat penelitian : Poli Rawat Jalan
Lebih terperinciINTISARI HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERAWATAN PASCA HOSPITALISASI DI DESA GEDANGAN GROGOL SUKOHARJO
INTISARI HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERAWATAN PASCA HOSPITALISASI DI DESA GEDANGAN GROGOL SUKOHARJO Dina Risnawati¹, Idris Yani Pamungkas ², Anik suwarni ³ Latar belakang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak di dunia dengan jumlah lansia sesuai sensus penduduk 2010 berjumlah 18,1 juta jiwa (9,6%
Lebih terperinciNisa khoiriah INTISARI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 2 TAHUN DI DESA TURSINO KECAMATAN KUTOARJO KABUPATEN PURWOREJO Nisa khoiriah INTISARI
Lebih terperinciFORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan
61 LAMPIRAN 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Gambaran ADL (Activity Daily Living) Lansia dan Gangguan Penglihatan di Kelurahan Ujung Padang Kota Padangsidimpuan Oleh Meli Fitria Saya adalah
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik, penelitian survei analitik adalah penelitian yang mencoba menggali mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih
Lebih terperinciFAKTOR ANAK YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA MENETAP DARI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI KOTA PALEMBANG
FAKTOR ANAK YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA MENETAP DARI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI KOTA PALEMBANG Mega Nurhayati 1, Lili Erina 2, Tatang Sariman 3 1,2,3 Program Studi Kependudukan, Program
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI
HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara urutan ke-4 dengan jumlah lansia paling banyak sesudah Cina, India dan USA. Peningkatan jumlah lansia di negara maju relatif lebih cepat
Lebih terperinciDESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG
DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG 1 Lisa Agustina ABSTRAK Jatuh merupakan masalah fisik yang sering
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur
The 7 th University Research Colloqium 08 Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur Nur Hidayah, Suci Tri Cahyani Prodi DIII Kebidanan STIKES PKU MUHAMMADIYAH Surakarta
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO
PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Mahar Ranum Ayuningtyas 1 Abdul Muhith 2 * ) Abstrak Penelitian
Lebih terperinciPERAN FUNGSI SOSIAL TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WERDHA PANGESTI LAWANG SKRIPSI
PERAN FUNGSI SOSIAL TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WERDHA PANGESTI LAWANG SKRIPSI Oleh : DEWI SUSANTI SAPUTRI NIM. 07060063 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT STRES DENGANMEKANISME KOPING DAN SIKAP DALAM MENJALANKAN PROFESI NERS PADA MAHASISWA UNIVERSITASRESPATI YOGYAKARTAANGKATAN
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGANMEKANISME KOPING DAN SIKAP DALAM MENJALANKAN PROFESI NERS PADA MAHASISWA UNIVERSITASRESPATI YOGYAKARTAANGKATAN 2013 Christin Wiyani INTISARI Latar Belakang: Mahasiswa ners
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia (Nugroho, 2008).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara
Lebih terperinciPENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TERHADAP PENURUNAN FUNGSI PENGLIHATAN DI DAERAH YAYASAN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA AL- KAUTSAR PALU
PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TERHADAP PENURUNAN FUNGSI PENGLIHATAN DI DAERAH YAYASAN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA AL- KAUTSAR PALU Andi Nurhany Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan
Lebih terperinciLAMPIRAN JADWAL KEGIATAN PEMBUATAN SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA BERDASARKAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM
LAMPIRAN Lampiran 1 JADWAL KEGIATAN PEMBUATAN SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KEAN LANSIA BERDASARKAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM Di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan No Kegiatan Sept Okt Nov Des Jan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. tingkat depresi terhadap kualitas hidup lanjut usia. Penelitian tersebut
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian untuk menganalisis hubungan antara tingkat depresi terhadap kualitas hidup lanjut usia. Penelitian tersebut
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA
HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA 1 Yasinta Ema Soke, 2 Mohamad Judha, 3 Tia Amestiasih INTISARI Latar Belakang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental (Maramis, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Retardasi mental adalah keadaan dengan intelegensi yang kurang (subnormal) sejak awal masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya juga terdapat
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002).
BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Non Experimental karena tidak ada intervensi atau rekayasa dari peneliti. Desain yang digunakan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia atau angka harapan hidup penduduk Indonesia telah meningkat secara bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun pada tahun
Lebih terperinciSUMMARY. Jihan S. Nur NIM :
SUMMARY HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PENATALAKSANAAN DIARE PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TILOTE KECAMATAN TILANGOKABUPATEN GORONTALO Jihan S. Nur NIM : 841 409 024 Program Studi Ilmu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang di gunkan dalam penelitian ini survei analitik, yaitu penelitian yang menggali bagaimana tingkat pengetahuan dan kualitas hidup lansia.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang yaitu kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif studi korelasi (Correlation Study) dengan pendekatan belah lintang (Cross
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.
HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN Lilis Maghfuroh.......ABSTRAK....... Stimulasi merupakan kegiatan merangsang secara
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-11 BULAN
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0- BULAN Titiek Idayanti Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto e-mail : tik.nurul@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI Dewi Utami, Annisa Andriyani, Siti Fatmawati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah berpikir positif dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain berupa analitik korelatif dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel yang akan diteliti. Variabel penelitian
Lebih terperinci