KAJIAN SEMIOTIK DALAM NOVEL DÉNG KARANGAN GODI SUWARNA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA NOVEL DI KELAS XI SMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN SEMIOTIK DALAM NOVEL DÉNG KARANGAN GODI SUWARNA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA NOVEL DI KELAS XI SMA"

Transkripsi

1 1 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5, N o. 1, A p r i l KAJIAN SEMIOTIK DALAM NOVEL DÉNG KARANGAN GODI SUWARNA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA NOVEL DI KELAS XI SMA Debbi Puspita Sari 1, Dedi Koswara 2, Retty Isnendes 3 Departemen Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia debbipuspitasari16@yahoo.com, dedi.koswara@upi.edu, retty.isnendes@upi.edu ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya minat membaca masayarakat Sunda, terutama siswa, terhadap karya sastra Sunda, khususnya novel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis unsur-unsur tanda (semiotik) yang terdapat dalam cerita novel Déng karangan Godi Suwarna, yang selanjutnya dijadikan alternatif bahan pembelajaran novel di sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif-analisis. Adapun teknik yang digunakan dalam mengumpulkan dan mengolah data yaitu teknik telaah pustaka, analisis, dan interpretasi. Hasil dari penelitian ini adalah (1) ditemukannya unsur-unsur tanda (semiotik) yang meliputi ikon, indeks, dan simbol; ikon yang dominan muncul adalah ikon yang berkaitan dengan barang yang terdapat dalam kehidupan para tokoh; indeks yang dominan muncul adalah indeks yang berkaitan dengan perasaan terutama rasa sedih yang dialami para tokoh; simbol yang dominan muncul adalah simbol yang berkaitan dengan istilah yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Sunda; (2) unsur-unsur tanda (semiotik) dijadikan alternatif bahan dan evaluasi pembelajaran. Kesimpulannya, unsur-unsur semiotik yang terdapat dalam novel Déng dapat dijadikan alternatif bahan pembelajaran membaca novel yang sesuai bagi siswa kelas XI SMA. Kata Kunci: semiotik, novel, bahan pembelajaran. ULIKAN SÉMIOTIK DINA NOVÉL DÉNG KARANGAN GODI SUWARNA PIKEUN BAHAN PANGAJARAN MACA NOVÉL DI KELAS XI SMA ABSTRAK Ieu panalungtikan dikasangtukangan ku kurangna minat maca masarakat Sunda, utamana siswa, kana karya sastra Sunda hususna novél. Tujuan tina ieu panalungtikan pikeun maluruh unsur-unsur tanda (sémiotik) anu aya dina novél Deng karangan Godi Suwarna, anu satuluyna dilarapkeun dina bahan pangajaran novél di sakola. Ieu panalungtikan kaasup kana panalungtikan kualitatif. Anapon 1 Penulis 2 Penulis Penanggung Jawab 1 3 Penulis Penanggung Jawab 2

2 2 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5, N o. 1, A p r i l métode anu digunakeunana nyaéta métode déskriptif-analisis. Dina ngumpulkeun jeung ngolah data, digunakeun téhnik talaah pustaka, analisis, jeung interprétasi. Hasil tina ieu panalungtikan nyaéta: (1) unsur-unsur tanda (sémiotik) anu kapaluruh ngawengku ikon, indéks, jeung simbol; ikon anu kapaluruh réréana patali jeung barang anu aya di sabudeureun hirup kumbuhna para tokoh; indéks anu kapaluruh réréana patali jeung rasa hususna rasa kasedih; simbolna mah réa anu patali jeung istilah dina kahirupan urang Sunda; (2) unsur-unsur tanda (sémiotik) anu kapaluruh dilarapkeun kana bahan ajar jeung évaluasi pangajaran. Kacindekanana, unsurunsur sémiotik anu kapaluruh dina novél Déng téh saluyu pikeun dijadikeun alternatif bahan pangajaran maca novél di kelas XI SMA. Kecap Galeuh: sémiotik, novél, bahan pangajaran.. STUDY OF SEMIOTIC IN NOVEL OF DÉNG WRITTEN BY GODI SUWARNA AS READING LEARNING MATERIAL IN SECOND STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL ABSTRACT This research is inspired by the lack of public interest especially students in reading Sundanese literary particularly Sundanese novel. This research is aimed to analyze the sign unsure of semiotics which found in novel of Déng written by Godi Suwarna which then will be used as alternative learning material at school. This study is qualitative research which applied descriptive-analyses method. Literature review is selected as the collecting data technique. Moreover the technique for discussing data, analysis and interpretation technique is selected. The results of this study are (1) the discovery of the elements sign of semiotics such as icon, index, and symbol; icon that dominate appeared is related to actors stuff of life; index that dominate found is connected with the actors sadness; symbol that dominate initiated is deal with terms of Sudanese social life; (2) it can be used as the material and learning evaluation. Finally, the sign unsure of semiotics which found in novel of Déng can be used as the reading learning material for second students of Senior High School. Keywords: semiotic, novel, material learning. Sastra merupakan hasil karya manusia dalam mengutarakan ide atau gagasannya melalui bentuk tulisan. Di dalam karya sastra terdapat unsur keindahan (estetik) baik yang tersembunyi maupun tidak tersembunyi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sastra merupakan bagian dari seni. Sastra yang terbit dalam bahasa Sunda disebut sastra Sunda. Lahirnya sastra Sunda merupakan hal yang menjadikan orang Sunda lebih maju dalam bidang kesusastraan. Selain itu, hal tersebut juga menunjukkan eksistensi dari orang Sunda. Pada saat ini, karya sastra Sunda kurang diminati para pembaca. Hal ini juga didukung dengan adanya pendapat Rosidi (2011, hlm. 112) yang menyebutkan bahwa tradisi membaca bacaan dalam bahasa Sunda kian memburuk. Minat masyarakat Sunda dalam mengapresiasi karya sastra Sunda juga sangat rendah. Selain itu, minat membaca siswa terhadap karya sastra Sunda juga masih rendah. Hal ini dibuktikan ketika berlangsungnya PPL (Oktober, 2016) peneliti menemukan siswa yang tidak membaca buku dalam kegiatan

3 3 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5, N o. 1, A p r i l literasi. Setelah diteliti lebih lanjut, siswa yang tidak membaca sebenarnya bukan karena tidak ingin membaca. Namun, siswa tersebut tidak mengerti dengan bahasa yang terdapat dalam buku yang mereka baca. Buku tersebut merupakan buku bacaan dalam bahasa Sunda (carpon, novél, dan dongeng). Hal ini berkaitan dengan minimnya pengetahuan kosakata bahasa Sunda yang mereka miliki. Sehingga, siswa kurang tertarik dengan karya sastra Sunda. Dilihat dari segi bentuknya, sastra dibagi menjadi tiga yaitu prosa, puisi, dan cerita drama. Adapun objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk prosa, novel. Novel yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel yang berjudul Déng Karangan Godi Suwarna. Isi cerita dalam novel tersebut memiliki unsurunsur tanda yang terdapat dalam diksi yang dimainkan oleh pengarang pada karyanya. Diksi yang terdapat dalam novel Déng perlu dikaji secara keseluruhan. Sehingga, penliti mengadakan penelitian dalam kajian semiotik terhadap novel Déng. Dalam karya sastra, teori semiotik digunakan untuk mencari makna dan maksud dari sebuah tanda. Teori semiotik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semiotik Charles Sanders Peirce. Peirce (dalam Isnendes, 2010, hlm ) menyebutkan bahwa tanda dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan sifat yang mengaitkan antara tanda dan denotatumnya, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Jadi, ilmu semiotik merupakan ilmu tanda yang mengkaji segala hal sebagai wakil dari hal yang lain. Hal yang mewakilinya disebut penanda (tanda), sedangkan yang diwakilinya disebut petanda (makna). Selian itu, isi cerita (unsur semiotik) novel Déng karangan Godi Suwarna juga dapat dijadikeun alternatif bahan pembelajaran di sekolah, khususnya di kelas XI SMA melalui pembelajaran membaca novel. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan masyarakat, terutama siswa, dapat mengetahui dan tertarik terhadap karya sastra Sunda khususnya novel dengan memahami unsur-unsur tanda (semiotik) yang terdapat dalam diksi pada cerita novel Déng. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, digunakan metode deskriptif-analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Ratna (2013, hlm. 53) menjelaskan bahwa metode deksriptif-analisis adalah metode yang dilakukan dengan cara mendeksripsikan fakta-fakta, yang dilanjutkan pada tahap analisis. Pendekatan kualitatif diartikan sebagai pendekatan yang menggunakan prosedur analisis. Moléong (dalam Arikunto, 2013, hlm. 22) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang berdasarkan kepada sumber data dalam wujud kata-kata, baik secara lisan maupun secara tulisan. Tujuan dari digunakannya metode deskriptif-analisis dalam penelitian ini adalah untuk menemukan masalah-masalah faktual dengan cara mengumpulkan data, menyusun pengelompokkan data, menganalisis dan menafsirkan data. Untuk mengumpulkan data, digunakan teknik telaah pustaka. Data yang sudah terkumpul, kemudian diolah dengan cara dianalisis dan diinterpretasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan kartu data. Jika data sudah terkumpul, langkah selanjutnya yang harus dilakukan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah (1) mengkaji kembali data yag sudah terkumpul; (2) membuat pengelompokkan data; (3) memindahkan semua unsur semiotik pada bentuk tabel atau instrumen; (4) menganlisis unsur semiotik yang terdapat dalam novel Déng karangan Godi Suwarna; (5) mendeskripsikan unsur semiotk yang terdapat dalam novel Déng karangan Godi Suwarna; (6) menafsirkan dan memberi interpretasi pada semua data yang terdapat dalam novel Déng karangan Godi Suwarna; (7) menganalisis hasil

4 4 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5, N o. 1, A p r i l penelitian (unsur semiotik) yang dijadikan alternatif bahan pembelajaran novel di sekolah; (8) menafsirkan hasil analisis dan memberi interpretasi pada bahan pembelajaran; (9) menganalisis bahan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran mengenai novel Déng; (10) membuat penjelasan dari hasil analisis; (11) membuat kesimpulan mengenai unsurunsur semiotik dan bahan pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Semiotik Semiotik adalah ilmu tanda. Menganalisis semiotik dalam karya sastra artinya menganalisis tanda-tanda yang terdapat dalam diksi pada novel Déng. Diksi yang terdapat dalam novel Déng mempunyai tanda-tanda yang harus dikaji secara keseluruhan. Teori yang digunakan dalam menganalisis unsur semiotik dalam novel Déng adalah téori Peirce. Peirce (dalam Isnendes, 2010, hlm ) menjelaskan bahwa tanda dibedakkan sifat yang mengaitkan antara tanda dan denotatumnya, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Ikon Ikon adalah tanda yang tidak mengacu pada denotatumnya, tetapi dapat dihubungkan dengan objeknya. Kesimpulannya, ikon merupakan tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara penanda dan petandanya. Ikon yang menunjukkan penanda mirip dengan petandanya dalam novel Déng muncul melalui diksi-diksi yang diutarakan oleh pengarang terhadap karyanya. Ikon yang ditemukan dalam novel Déng berjumlah 24 tanda. Setelah dianalisis, ikon yang terdapat dalam novel Déng sebagian besar berhubungan dengan keadaan yang ada di sekeliling para tokoh, seperti barang. Salah satu contoh ikon yang berkaitan dengan barang dari kehidupan orang Sunda pada waktu dulu (tradisonal) yaitu terdapat dalam kalimat Da di imah Si Ujang mah geuning ukur aya cempor, damar téplok, jeung patromak. Kata cempor, damar téplok, dan patromak dalam kalimat merupakan ikon dari benda yang memiliki cahaya seperti lampu. Kata yang menjadi tanda pada kalimat memiliki fungsi sebagai barang yang memberi cahaya atau menerangi ruangan yang gelap ketika malam hari. Tanda ini juga menunjukkan barang tradisional orang Sunda yang jarang ditemukan pada masyarakat Sunda sekarang. Selain itu, contoh ikon lainnya adalah pada kalimat Aya hotel. Aya pila. Aya réstoran. Kata hotel dalam kalimat merupakan ikon dari sebuah tempat tinggal (rumah). Tanda tersebut juga memiliki fungsi sebagai tempat penginapan. Kemudian kata pila, kata ini juga merupakan ikon dari bangunan yang menjadi tempat tinggal (rumah). Kata réstoran dalam kalimat merupakan ikon dari bangunan yang menjadi tempat warung nasi. Tanda ini berkaitan dengan warung nasi karena tanda ini menunjukkan adanya hubungan alamiah antara penanda dan petandanya. Ketiga tanda tersebut menjadi ciri dari adanya perubahan kehidupan masyarakat Sunda yang mulai terpengaruh dengan kehidupan modern. Contoh ikon lainnya yaitu terdapat pada kalimat Da biasana mah kaosna angger, nu aya gambar jelema kumisan make barét. Kata gambar jelema kumisan maké barét yang terdapat dalam kalimat merupakan ikon dari tokoh Cé Guépara yang merupakan tokoh revolusioner dari Amerika Latin. Tanda tersebut merupakan ikon dari tokoh revolusioner yang dikagumi oleh salah satu tokoh yang ada pada cerita novel Déng. Contoh tanda-tanda (ikon) yang dijelaskan di atas merupakan conto sebagian dari tanda yang ditemukan pada novel Déng karangan Godi Suwarna. Tanda yang ditemukan tersebut menunjukkan adanya hubungan alamiah antara penanda dan petandanya yang merupakan contoh dari ikon.

5 5 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5, N o. 1, A p r i l Indeks Indeks adalah tanda yang mengacu kepada denotatumnya. Indeks merupakan hal atau tanda yang memiliki fungsi sebagai penanda yang mengisyaratkan petandanya. Jadi, indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan sebabakibat kausalitas). Berkaitan dengan tanda yang menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat, dalam cerita novel Déng pengarang banyak menggunakan tanda tersebut melalui diksi yang dihubungkan dengan kejadian para tokoh. Setelah dianalisis, indeks yang terdapat dalam novel Déng berjumlah 116. Dalam novel Déng, indeks yang ditemukan adalah indeks yang berhubungan dengan rasa dan keadaan lainnya yang terdapat dalam cerita novel Déng. Indeks yang berhubungan dengan rasa dibagi menjadi beberapa bagian yaitu rasa kaget, bahagia, sedih, kesal, dan lain sebagainya. Indeks yang berkaitan dengan rasa kaget, contohnya terdapat pada kalimat Si Ujang molohok sajongjonan. Kata molohok dalam kalimat merupakan indeks dari tokoh Ujang yang merasa kaget karena melihat hewarn peliharaannya (ayam) yang sudah tidak berdaya. Indeks yang berkaitan dengan rasa bahagia, contohnya terdapat pada kalimat Sang Kuriang nyéréngéh, nyeueung gawé nu méh réngsé. Kata nyéréngéh pada kalimat merupakan indeksikal dari keadaan diri seseorang yang sedang merasa bahagia karena melihat pekerjaannya yang hampir terselesaikan. Selain itu, indeks lainnya adalah indeks yang berkaitan dengan rasa sedih. Contohnya terdapat pada kalimat Si Ema ngagoak. Kata ngagoak merupakan indeksikal dari keadaan seseorang yang sangat sedih karena telah mendapat kabar yang begitu menyakitkan dan menyedihkan. Indeks yang berkaitan dengan rasa kesal, contohnya terdapat pada kalimat Gandéng, siah! Poé ieu, sia moal diparab, Kapuk! Si Ujang nyentak. Kata nyentak pada kalimat merupakan indeksiakal dari keadaan tokoh Ujang yang menyimpan rasa kesal terhadap hewan peliharaannya (ayam). Rasa kesal itu muncul karena hewan peliharaannya telah membangunkan tokoh Ujang dari tidurnya yang nyenyak. Contoh di atas merupakan indeks dari novel Déng yang menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat. Setelah dianalisis, indeks yang dominan muncul adalah indeks yang berkaitan dengan rasa yang dialami oleh para tokoh akibat dari kejadiankejadian yang ada. Selain indeks yang berkaitan dengan rasa, dalam cerita novel Déng juga terdapat indeks yang berkaitan dengan hal lainnya. Seperti, warna kasumba pada novel Déng merupakan indeks dari warna air telaga yang tersinari oleh matahari di waktu pagi. Kesimpulannya, secara keseluruhan indeks yang dominan muncul adalah indeks yang berkaitan dengan rasa sedih. Indeks rasa sedih yang dominan muncul adalah ketika menceritakan tokoh Asep yang menjadi korban dari aksi damai (demonstrasi) Simbol Simbol adalah tanda yang menunjukkan tidak ada hubungan secara alamiah antara penanda dan petanda. Simbol menunjukkan bahwa tanda tidak memiliki hubungan yang dekat dengan objeknya, tetapi terbentuk oleh adanya kesepakatan secara konvensional. Jadi, simbol merupakan tanda yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang alamiah antara penanda dan petanda, melainkan adanya kesepakatan secara konvensional. Berkaitan dengan novel Déng karangan Godi Suwarna, simbol yang dominan muncul dalam cerita ditandai dengan diksi yang dikemas dan dipadupadankan dengan baik oleh pengarang. Selain itu, diksi yang diutarakan oleh pengarang menunjukkan ciri dari daerah kabupaten Ciamis. Simbol yang ditemukan dalam novel Déng berjumlah 114. Setelah dianalisis,

6 6 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5, N o. 1, A p r i l simbol yang mewarnai cerita dalam novel Déng yang dominan muncul adalah simbol yang menunjukkan ciri dari suatu hal atau istilah tertentu. Simbol yang menunjukkan suatu istilah, contohnya terdapat pada kalimat. Déng teuing, meunang tekal-tekil sakola, anggeur jadi bulu taneuh.. Kata bulu taneuh pada kalimat merupakan simbol dari sebutan istilah untuk seseorang yang memiliki pekerjaan sebagai petani. Kata tersebut merupakan babasan dalam bahasa Sunda. Simbol ini memperlihatkan pekerjaan masyarakat Sunda pada waktu dahulu yang berhubungan dengan bercocok tanam atau sebagai petani. Namun, pada sekarang ini simbol tersebut sudah jarang digunakan karena masyarakat Sundanya pun sudah jarang yang memiliki pekerjaan sebagai petani. Simbol lainnya yang menunjukkan istilah yang digunakan pada jaman dahulu, contohnya terdapat pada kalimat Jih, nyaan, Ujang. Diulem ku Kangjeng Dalem, Si Uyut seuri. Kata Kangjeng Dalem pada kalimat merupakan simbol dari nama sebutan kepala daerah, yang sekarang ini terkenal dengan sebutan bupati. Simbol ini menunjukkan kehidupan masyarakat pada massa itu yang berkaitan dengan bidang pemerintahan. Kata Kangjeng Dalem memiliki arti yang sama dengan kata bupati yang digunakan pada massa sekarang ini. Simbol-simbol yang dijelaskan di atas merupakan contoh simbol yang ditemukan dalam novel Déng. Setelah dikaji, simbol yang dominan muncul adalah simbol yang berkaitan dengan istilah yang ada di daerah tersebut. Simbol yang menjadi ciri dari suatu hal, oleh pengarang diutarakan melalui diksi-diksi yang menunjukkan bahwa simbol tersebut berkaitan dengan kehidupan orang Sunda lebih khususnya di daerah kabupaten Ciamis pada massa itu. Bahan Pembelajaran Cerita novel Déng juga bisa dijadikan alternatif bahan pembelajaran novel. Pembelajaran mengenai materi novel terdapat dalam Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) kurikulum 2013, khususnya KD di kelas XI SMA. KD yang isinya berkaitan dengan diharapkan adanya usaha guru dalam proses pembelajaran, agar siswa dapat mengidentifikasi dan menganalisis novel sesuai dengan kaidanya. Oleh karena itu, cerita novel Déng dapat dijadikan alternatif bahan pembelajaran membaca novel di kelas XI SMA. Nasution (dalam Haerudin & Kosim K., 2013, hlm.77) menyebutkan bahawa ada kriteria yang harus di penuhi pada bahan pembelajaran, yaitu: 1) tujuan yang ingin dicapai; (2) dianggap memliki nilai untuk kehidupan manusia; (3) dianggap memiliki nilai sebagai warisan dari angkatan sebelumnya; (4) berguna untuk menguasai satu bidang keilmuan; dan (5) sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa. Cerita novel Déng (unsur semiotik) dapat dijadikan alternatif bahan pembelajaran membaca novel, karena mampu memenuhi kriteria dalam memilih bahan ajar. Pertama, tujuan yang ingin dicapai adalah tujuan intruksional yang berkaitan dengan isi cerita (unsur semiotik) novel Déng. Kedua, dianggap memiliki nilai untuk kehidupan manusia, isi cerita (unsur semiotik) novel Déng dapat membentuk karakter siswa baik secara moral maupun secara pendidikan. Katilu, dianggap memiliki nilai sebagai warisan dari angkatan sebelumnya, isi cerita (unsur semiotik) novel Déng menunjukkan sisi kehidupan masyarakat Sunda secara tradisional. Keempat, berguna untuk menguasai satu bidang keilmuan, tandatanda yang terdapat dalam novel Déng mampu menguasi biang keilmuan semiotik. Kelima, sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa, isi cerita novel Déng sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu, pembelajaran novel juga terdapat dalam kurikulum 2013 yang berkaitan dengan materi novel dalam pembelajaran bahasa Sunda.

7 7 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5, N o. 1, A p r i l KESIMPULAN Cerita novel Déng memiliki tandatanda yang bermakna. Tanda-tanda (unsur semiotik) yang ditemukan berjumlah 254 tanda meliputi 24 ikon, 116 indeks, dan 114 simbol. Tanda tersebut memperlihatkan adanya dua kehidupan yang berbeda yaitu kehidupan secara tradisional dan kehidupan modern. Ikon yang ditemukan pada novel Déng berkaitan dengan benda-benda yang ada di sekitar kehidupan para tokoh. Indeks yang ditemukan lebih berkaitan dengan rasa yang dialami oleh para tokoh khususnya rasa sedih. Untuk simbol, pada cerita novel Déng tanda (simbol) yang ditemukan lebih berkaitan dengan ciri yang menunjukkan suatu hal atau suatu istilah. Secara keseluruhan, tanda yang ditemukan berkaitan dengan kejadian yang dialami oleh para tokoh dalam kehidupannya pada cerita novel Déng. Selain itu, tanda yang terdapat pada novel Déng juga dapat dijadikan alternatif bahan pembelajaran membaca novel. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel Déng mampu membentuk karakter siswa terutama dalam nilai moral dan kepribadian siswa. Tandatanda yang ditemukan juga memenuhi syarat dalam kriteria memilih bahan ajar. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Haeruduin, D & Kosim K. (2013). Panganteur Talaah Buku Ajar. Bandung: JPBD FPBS UPI. Isnendes, R. (2010b). Téori Sastra. Bandung: CV. Wahana Karya Grafika. Ratna, N. K. (2013). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rosidi, A. (2011). Urang Sunda jeung Basa Sunda. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN

BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Desain Panalungtikan Aya sababaraha léngkah dina ieu panalungtikan, nya éta: (1) maca naskah longsér, (2) nganalisis struktur drama, (3) nganalisis ma na, (4) ngolah data,

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Desain Panalungtikan

Bagan 3.1 Desain Panalungtikan BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Sumber Data Panalungtikan Numutkeun Moleong (1991: 113 dina ) sumber data dina panalungtikan téh bisa mangrupa sumber pustaka, saperti dokumén buku atawa sumber tinulis

Lebih terperinci

BAB III MÉTODE JEUNG TÉHNIK PANALUNGTIKAN. ieu nyaéta ku jalan mikanyaho métode jeung téhnik panalungtikan nu bakal di pedar

BAB III MÉTODE JEUNG TÉHNIK PANALUNGTIKAN. ieu nyaéta ku jalan mikanyaho métode jeung téhnik panalungtikan nu bakal di pedar BAB III MÉTODE JEUNG TÉHNIK PANALUNGTIKAN Salah sahiji cara pikeun mikanyaho kamana arah jeung tujuan panalungtikan ieu nyaéta ku jalan mikanyaho métode jeung téhnik panalungtikan nu bakal di pedar ieu

Lebih terperinci

DEIKSIS ANAFORIS DAN DEIKSIS KATAFORIS DALAM CERPEN MAJALAH MANGLÉ

DEIKSIS ANAFORIS DAN DEIKSIS KATAFORIS DALAM CERPEN MAJALAH MANGLÉ 1 D A N G I A N G S U N D A V o l. 3 N o. 2 A g u s t u s 2015 DEIKSIS ANAFORIS DAN DEIKSIS KATAFORIS DALAM CERPEN MAJALAH MANGLÉ Nessa Fauzy Rahayu 1, Yayat Sudaryat 2, Hernawan 3 Nessa.fauzy@student.upi.edu,

Lebih terperinci

1 D A N G I A N G S U N D A V o l. 3 N o. 2 A g u s t u s 2015

1 D A N G I A N G S U N D A V o l. 3 N o. 2 A g u s t u s 2015 1 D A N G I A N G S U N D A V o l. 3 N o. 2 A g u s t u s 2015 MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAMATI CARPON (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X-TKJ SMK Kartika Candra

Lebih terperinci

(Studi Kuasi Eksperimen ke Siswa Kelas VII F SMP YAS Bandung Tahun Ajaran 2016/2017)

(Studi Kuasi Eksperimen ke Siswa Kelas VII F SMP YAS Bandung Tahun Ajaran 2016/2017) 1 DANGIANG SUNDA Vol.5 No.1 April 2017 MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA (Studi Kuasi Eksperimen ke Siswa Kelas VII F SMP YAS Bandung Tahun Ajaran 2016/2017)

Lebih terperinci

BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN

BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Data jeung Sumber Data Data dina ieu panalungtikan nya éta struktur intrinsik jeung unsur-unsur budaya dina karya sastra Sunda. Lantaran panalungtik ngagunakeun dokuméntasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas imajinatif. Secara garis besar dibedakan atas sastra lisan dan tulisan, lama

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas imajinatif. Secara garis besar dibedakan atas sastra lisan dan tulisan, lama 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah berbagai bentuk tulisan, karangan, gubahan, yang didominasi oleh aspek-aspek estetis. Ciri utama yang lain karya sastra adalah kreativitas imajinatif.

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA Oleh Icha Meyrinda Ni Nyoman Wetty S. Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : ichameyrinda@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III MÉTODOLOGI PANALUNGTIKAN. Métodé anu dipaké dina ieu panalungtikan téh métodé deskriptif analisis,

BAB III MÉTODOLOGI PANALUNGTIKAN. Métodé anu dipaké dina ieu panalungtikan téh métodé deskriptif analisis, 28 BAB III MÉTODOLOGI PANALUNGTIKAN 3.1 Métode jeung Téhnik Panalungtikan 3.1.1 Métodé Panalungtikan Métodé mangrupa hiji dasar pikeun ngahontal tujuan dina prakna ngalaksanakeun panalungtikan. Métodé

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap orang lain melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Drama hadir atas proses yang panjang dan tidak hanya terhenti sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Drama hadir atas proses yang panjang dan tidak hanya terhenti sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Drama hadir atas proses yang panjang dan tidak hanya terhenti sebagai seni pertunjukan, akan tetapi berlanjut dengan menunjukan fungsinya dalam kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

NILAI BUDAYA DALAM KESENIAN BADOGAR DI DESA MARGALAKSANA KECAMATAN CILAWU KABUPATEN GARUT UNTUK BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI SMA KELAS XI

NILAI BUDAYA DALAM KESENIAN BADOGAR DI DESA MARGALAKSANA KECAMATAN CILAWU KABUPATEN GARUT UNTUK BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI SMA KELAS XI 1 Ι D A N G I A N G S U N D A V o l. 3 N o. 3 D e s e m b e r 2014 NILAI BUDAYA DALAM KESENIAN BADOGAR DI DESA MARGALAKSANA KECAMATAN CILAWU KABUPATEN GARUT UNTUK BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI SMA KELAS

Lebih terperinci

PRINSIP JEUNG MAKSIM OMONGAN DINA PAGUNEMAN KUMPULAN CARPON PANGGUNG WAYANG KARYA AAM AMILIA

PRINSIP JEUNG MAKSIM OMONGAN DINA PAGUNEMAN KUMPULAN CARPON PANGGUNG WAYANG KARYA AAM AMILIA DANGIANG SUNDA Vol.2 No.1 April 2014 1 PRINSIP JEUNG MAKSIM OMONGAN DINA PAGUNEMAN KUMPULAN CARPON PANGGUNG WAYANG KARYA AAM AMILIA Neno Rahmawati Samsudin 1, Yayat Sudaryat 2, Nunuy Nurjanah 3 email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.) MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH DAN KESENIAN 2013 DRAFT-1 DAN MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Prosés diajar basa Sunda di jaman kiwari kurang minatna, ku sabab siswa nganggap yén pangajaran basa Sunda téh

BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Prosés diajar basa Sunda di jaman kiwari kurang minatna, ku sabab siswa nganggap yén pangajaran basa Sunda téh BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Prosés diajar basa Sunda di jaman kiwari kurang minatna, ku sabab siswa nganggap yén pangajaran basa Sunda téh ngabosenkeun. Ieu fakta ngabalukarkeun kurangna minat

Lebih terperinci

2015 KECAP PANYAMBUNG D INA SURAT PRIBAD I SISWA KELAS VIII-C SMP NEGERI 45 BAND UNG TAUN AJARAN

2015 KECAP PANYAMBUNG D INA SURAT PRIBAD I SISWA KELAS VIII-C SMP NEGERI 45 BAND UNG TAUN AJARAN BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Manusa mangrupa makhluk sosial nu tumuwuh di masarakat. Manusa teu bisa leupas tina komunikasi, alat pikeun komunikasi antar manusa nya éta ngaliwatan basa. Basa

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN UNDAK USUK BAHASA SUNDA DALAM MENULIS PERCAKAPAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 KUTAWALUYA TAUN AJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN UNDAK USUK BAHASA SUNDA DALAM MENULIS PERCAKAPAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 KUTAWALUYA TAUN AJARAN 2013/2014 DANGIANG SUNDA Vol. 2 No. 2 Agustus 2014 1 KEMAMPUAN MENGGUNAKAN UNDAK USUK BAHASA SUNDA DALAM MENULIS PERCAKAPAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 KUTAWALUYA TAUN AJARAN 2013/2014 Iik Ikmaliyah 1), Dingding

Lebih terperinci

BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN. 3.1 Desain jeung Sumber Data Panalungtikan. Ieu panalungtikan ngagunakeun métode kuasi ékspérimén.

BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN. 3.1 Desain jeung Sumber Data Panalungtikan. Ieu panalungtikan ngagunakeun métode kuasi ékspérimén. BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Desain jeung Sumber Data Panalungtikan 1) Desain Panalungtikan Ieu panalungtikan ngagunakeun métode kuasi ékspérimén. Ékspérimén mangrupa métode panalungtikan anu produktif,

Lebih terperinci

BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Muhammad Yogi Hamdani,2013

BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Muhammad Yogi Hamdani,2013 BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Sastra bisa dianggap minangka gejala sosial. Ku kituna, sastra anu ditulis dina kurun waktu nu tangtu bakal raket patalina jeung norma-norma sarta adatistiadat nu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif interpretatif yaitu suatu metode yang memfokuskan

Lebih terperinci

CAMPUR KODE DALAM AKUN TWITTER MAHASISWA DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH FPBS UPI

CAMPUR KODE DALAM AKUN TWITTER MAHASISWA DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH FPBS UPI 1 D ANG I A N G S U N D A, V O L. 3, N O. 1, A G U S T U S 2015 CAMPUR KODE DALAM AKUN TWITTER MAHASISWA DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH FPBS UPI Aditia Solehudin 1, Yayat Sudaryat 2, Dingding Haerudin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme memandang realitas kehidupan sosial bukanlah

Lebih terperinci

BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang

BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Basa nya éta sistem lambang omongan nu dihasilkeun ku pakakas ucap manusa kalawan puguh éntép seureuhna (sistematis) tur ragem (konvénsional) antaranggota masarakatna pikeun

Lebih terperinci

BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN

BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 26 BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Métode Panalungtikan Unggal panalungtikan tangtuna waé kudu dirojong ku métode-métode anu luyu jeung tujuan nu hayang dihontal. Métode anu dipaké bakal mangaruhan kana

Lebih terperinci

DANGIANG SUNDA Vol. 2 No. 1 April

DANGIANG SUNDA Vol. 2 No. 1 April DANGIANG SUNDA Vol. 2 No. 1 April 2014 1 MODÉL PANGAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) DINA NGARONJATKEUN KAMAMPUH NULIS TÉKS ÉKSPOSISI (Studi Kuasi Ékspérimén ka Siswa Kelas VII A SMPN 1 Cibeureum Kuningan

Lebih terperinci

BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan Krisna Amelia,2014

BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan Krisna Amelia,2014 BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan Tatar Sunda téh suku bangsa anu kawéntar mibanda tradisi di unggal wewengkonna. Éta tradisi téh nepi ka kiwari masih dimumulé kénéh ku masarakatna, saperti

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 PADANG

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 PADANG KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh WIDYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PANALUNGTIKAN

BAB III METODE PANALUNGTIKAN BAB III METODE PANALUNGTIKAN 3.1 Lokasi jeung Subjek Panalungtikan 3.1.1 Lokasi Kacamatan salem mangrupa salah sahiji ti 17 kacamatan nu aya di kabupatén Brebes sarta mangrupa salasahiji ti 7 kacamatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG Oleh: Mira Handriyani, Harris Effendi Thahar, Andria Catri Tamsin Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini peneliti ingin menggunakan sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK TEKS CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI JURNAL ILMIAH

KETERAMPILAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK TEKS CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI JURNAL ILMIAH KETERAMPILAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK TEKS CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI JURNAL ILMIAH KHAIRANILA NPM. 10080066 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN RUMPAKA KAWIH STRUKTURAL JEUNG SÉMIOTIK

BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN RUMPAKA KAWIH STRUKTURAL JEUNG SÉMIOTIK 28 BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Data jeung Sumber Data Panalungtikan Anu jadi data dina ieu panalungtikan nya éta rumpaka kawih anu eusina ngandung unsur struktur, sémiotik, jeung ajén moral. Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,

Lebih terperinci

1 D A N G I A N G S U N D A, V O L. 3, N O. 2, A G U S T U S 2015

1 D A N G I A N G S U N D A, V O L. 3, N O. 2, A G U S T U S 2015 1 D A N G I A N G S U N D A, V O L. 3, N O. 2, A G U S T U S 2015 MEDIA GAME PUZZLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KOSA KATA BASA SUNDA (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII-C SMP 4 Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN

BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN A. Lokasi, Data jeung Populasi/Sampel Panalungtikan 1. Lokasi Panalungtikan Lokasi ieu panalungtikan nya éta di MTs Sirnamiskin. Sakola MTs Sirnamiskin dijadikeun lokasi panalungtikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARTIKEL POPULER SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARTIKEL POPULER SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 PADANG e-issn: 2502-6445 https://ejurnal.stkip-pessel.ac.id/index.php/kp P-ISSN: 2502-6437 Maret 2017 HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARTIKEL POPULER SISWA KELAS XI SMA NEGERI

Lebih terperinci

BAB V KACINDEKAN JEUNG SARAN. karya sastra modéren anu miboga ajén-inajén anu luhung diantarana nya éta ajén

BAB V KACINDEKAN JEUNG SARAN. karya sastra modéren anu miboga ajén-inajén anu luhung diantarana nya éta ajén BAB V KACINDEKAN JEUNG SARAN 5.1 Kacindekan Kumpulan carpon Kanyaah Kolot karya Karna Yudibrata, mangrupa salahsahiji karya sastra modéren anu miboga ajén-inajén anu luhung diantarana nya éta ajén moral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang adalah salah satu negara maju di Asia yang banyak memiliki sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di terjemahkan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi

Lebih terperinci

VII. WANDA JEUNG FUNGSI KALIMAH

VII. WANDA JEUNG FUNGSI KALIMAH VII. WANDA JEUNG FUNGSI KALIMAH A. TUJUAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mibanda pangaweruh anu jugala ngeunaan wanda, sipat, jeung fungsi kalimah dina basa Sunda. Tujuan husus anu kudu kahontal tina ieu pangajaran,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi negara Indonesia akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi negara Indonesia akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kondisi negara Indonesia akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan. Kejadian-kejadian yang menjerumus pada kekerasan, seolah menjadi hal yang biasa

Lebih terperinci

SEMIOTIK DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR

SEMIOTIK DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR SEMIOTIK DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR Muhammad Thamimi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni IKIP PGRI Pontianak Jalan Ampera No.88 Telp.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Peta Tempat Panalungtikan

Gambar 3.1 Peta Tempat Panalungtikan BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Lokasi jeung Sumber Data 3.1.1 Lokasi Tempat Panalungtikan Désa Taraju téh tempat anu dipilih ku panalungtik pikeun ngayakeun panalungtikan. Jumlah penduduk Désa Taraju

Lebih terperinci

INVÉNTARISASI DONGÉNG JURIG DI KECAMATAN NAGRAK KABUPATÉN SUKABUMI PIKEUN BAHAN PANGAJARAN MACA DI SMP

INVÉNTARISASI DONGÉNG JURIG DI KECAMATAN NAGRAK KABUPATÉN SUKABUMI PIKEUN BAHAN PANGAJARAN MACA DI SMP DANGIANG SUNDA Vol4 No.2 A gustus 2014 1 INVÉNTARISASI DONGÉNG JURIG DI KECAMATAN NAGRAK KABUPATÉN SUKABUMI PIKEUN BAHAN PANGAJARAN MACA DI SMP An-nisa Nur Maulida 1), Ruhaliah 2), Rétty Isnéndés 3) Email:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setelah memperoleh sedikit gambaran tentang kerangka berpikir ilmiah, kita memasuki pemahaman lebih lanjut mengenai metode penelitian ilmiah.43

Lebih terperinci

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM 10080100 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI PERGURUAN

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI I LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENEMUKAN (INQUIRY) JURNAL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI I LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENEMUKAN (INQUIRY) JURNAL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI I LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENEMUKAN (INQUIRY) JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL JILBAB PUTIH KEKASIH KARYA K. USMAN DAN SARAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL JILBAB PUTIH KEKASIH KARYA K. USMAN DAN SARAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA SKRIPSI 28 NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL JILBAB PUTIH KEKASIH KARYA K. USMAN DAN SARAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa dalam kegiatan pembelajaran. Bagi peserta didik yang sedang menuntut ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian ini menggunakan pendekatan kritis melalui metode kualitatif yang menggambarkan dan menginterpretasikan tentang suatu situasi, peristiwa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dalam pembelajaran berpengaruh pada tingkat pencapaian hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai tentu harus melalui proses pembelajaran secara

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DI KELAS VIII.D SMP NEGERI 2 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN.

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DI KELAS VIII.D SMP NEGERI 2 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN. ABSTRACT EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DI KELAS VIII.D SMP NEGERI 2 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN. Oleh Rifera Listianda 1, Nursaid 2, Ramadansyah

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH RUMIATI NPM 11080100 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU.

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU. THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU. Sinar Ilfat Nursal Hakim Charlina sinarilfat@ymail.com 0853555523813 Education of Indonesian Language and

Lebih terperinci

BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan

BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan Sacara lahiriah unggal siswa miboga kamampuh pikeun maca, nulis, ngaregepkeun, tur nyarita. Dina kanyataanana teu sakabéh siswa miboga kamampuh anu alus dina

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan

Lebih terperinci

GAYA BAHASA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TENTANG GAYA BAHASA DI SMA KELAS X

GAYA BAHASA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TENTANG GAYA BAHASA DI SMA KELAS X 76 GAYA BAHASA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TENTANG GAYA BAHASA DI SMA KELAS X SYARIF FAQIHUDDIN 1, EVI CHAMALAH 2, LELI NISFI SETIANA 3 Prodi PBSI, FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan hasil kebudayaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya

Lebih terperinci

BAB I BUBUKA. Kahirupan sosial bangsa Indonésia, kaasup di tatar Sunda, kungsi ngalaman

BAB I BUBUKA. Kahirupan sosial bangsa Indonésia, kaasup di tatar Sunda, kungsi ngalaman 1 BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan Kahirupan sosial bangsa Indonésia, kaasup di tatar Sunda, kungsi ngalaman sababaraha kali robah, ti mimiti jaman kolonial, perang kamerdékaan, sabada perang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Azmayunira Muharramah Sabran Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN

BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 29 BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Sumber Data Sumber data dina ieu panalungtikan nya éta siswa kelas VII C jeung VII A SMPN 1 Sukawening taun ajaran 2012/2013 anu jumlah siswana kelas VII C 28 siswa,

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN TEORY

BAB III DATA DAN TEORY BAB III DATA DAN TEORY A. Data Perancangan 1. Data Anak Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Di masa ini pendidikan untuk mereka sangatlah penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, tanpa adanya komunikasi manusia tidak dapat berinteraksi dengan yang lain. Ilmu komunikasi merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian mengenai karakterisasi dalam novel

Lebih terperinci

Diajukan oleh: MISTINURASIH A

Diajukan oleh: MISTINURASIH A KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PULANG KARYA TERE LIYEDAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Progam

Lebih terperinci

1 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5 N o. 1 A p r i l

1 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5 N o. 1 A p r i l 1 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5 N o. 1 A p r i l 2 0 1 7 KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 BANDUNG UNTUK MENINGKATKAN BUDAYA

Lebih terperinci

BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan Cahmawati Ningrum, 2013

BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan Cahmawati Ningrum, 2013 BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan Hakékat sastra téh salaku fakta kahirupan. Sastra dianggap minangka kacamata hasil kabudayaan dina mangsa nu kaliwat anu ngawengku adat kabiasaan, kapercayaan,

Lebih terperinci

BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Karina Barliani, 2013

BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Karina Barliani, 2013 1 BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Kaparigelan basa ngawengku opat aspék, diantarana ngaregepkeun, nyarita, maca jeung nulis. Tujuan pangajaran basa Sunda di sakabéh tingkatan sakola hususna di tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENULIS RESENSI KUMPULAN CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TIRU MODEL SISWA KELAS XII SMA N 2 KOTO BARU KAB. DHARMASRAYA ARTIKEL ILMIAH

KETERAMPILAN MENULIS RESENSI KUMPULAN CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TIRU MODEL SISWA KELAS XII SMA N 2 KOTO BARU KAB. DHARMASRAYA ARTIKEL ILMIAH KETERAMPILAN MENULIS RESENSI KUMPULAN CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TIRU MODEL SISWA KELAS XII SMA N 2 KOTO BARU KAB. DHARMASRAYA ARTIKEL ILMIAH MELIZA NINGSIH NPM 10080319 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci :, Karangan, Kemahiran. Menulis, Narasi, Media Realia. Abstract

Abstrak. Kata kunci :, Karangan, Kemahiran. Menulis, Narasi, Media Realia. Abstract Kemahiran Menulis Karangan Narasi dengan Menggunakan Media Realia Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 24 Bintan Tahun Pelajaran 2012-2013 oleh Mimi Sutri. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI KE DALAM BENTUK PROSA BEBAS. Oleh

KEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI KE DALAM BENTUK PROSA BEBAS. Oleh KEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI KE DALAM BENTUK PROSA BEBAS Oleh Indah Mayasari Ni Nyoman Wetty S. Edi Suyanto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : indahmayasari10@yahoo.com Abstract The problem

Lebih terperinci

BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah

BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah 1 BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Indonésia diwangun ku sababaraha sélér bangsa. Sunda mangrupa salah sahiji selér bangsa anu aya di Indonésia nu miboga kabudayaanana sorangan. Kabudayaan nya éta

Lebih terperinci

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076 Kemampuan Siswa menentuan Tokoh, Karekter Tokoh, dan Latar Cerpen Pada Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi Oleh Susi Fitria A1B1O0076 Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 E- JOURNAL

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 E- JOURNAL KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 E- JOURNAL Oleh Elpita Sahara NIM 090388201 085 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah

BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Basa téh salasahiji pakakas ucap anu dipaké ku manusa dina hirup kumbuhna. Minangka pakakas ucap, basa téh miboga fungsi pikeun alat komunikasi. Ieu pamanggih téh

Lebih terperinci

UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA

UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA KARYA UMAR KAYAM SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI SMA Sun Suntini Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK STRIP TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK STRIP TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK STRIP TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM Roza Dirga Sari 1, Trisna Helda 2, Refa Lina Tiawati R 2 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT BACA FIKSI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA MORAL/FABEL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SIJUNJUNG

HUBUNGAN MINAT BACA FIKSI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA MORAL/FABEL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SIJUNJUNG HUBUNGAN MINAT BACA FIKSI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA MORAL/FABEL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SIJUNJUNG Nofriyanti Wulandari 1, Lira Hayu Afdetis Mana 2, Rahayu Fitri 2 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN

BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Lokasi Panalungtikan jeung Sumber Data 3.1.1 Lokasi Panalungtikan Lokasi panalungtikan pikeun meunangkeun data ngeunaan kasenian Bebegig Sukamantri nya éta di Kecamatan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENULIS PUISI DITINJAU DARI ASPEK KOSAKATA DAN DIKSI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KETERAMPILAN MENULIS PUISI DITINJAU DARI ASPEK KOSAKATA DAN DIKSI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KETERAMPILAN MENULIS PUISI DITINJAU DARI ASPEK KOSAKATA DAN DIKSI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Oleh DENNY ANDRIYAN NIM 100388201359

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK MERINGKAS BACAAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK MERINGKAS BACAAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 PADANG ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK MERINGKAS BACAAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 PADANG ARTIKEL ILMIAH DEWINTA PITRIA MAHARANI NPM 11080032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS DI KELAS XI SMA

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS DI KELAS XI SMA ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS DI KELAS XI SMA Oleh: Rasman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia novellucu@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian siswa. Selama ini pembelajaran sastra di sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian siswa. Selama ini pembelajaran sastra di sekolah-sekolah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembelajaran sastra merupakan bagian dari pembelajaran bahasa yang harus dilaksanakan oleh guru. Guru harus dapat melaksanakan pembelajaran sastra dengan menarik.

Lebih terperinci

Kajian Semiotik Huruf dan Aksara

Kajian Semiotik Huruf dan Aksara Kajian Semiotik Huruf dan Aksara Huruf sebagai bagian dari sistem Tanda Huruf merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun kata lalu kalimat. Rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan induk dari seluruh disiplin ilmu. Pengetahuan sebagai hasil proses belajar manusia baru tampak nyata apabila dikatakan, artinya diungkapkan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA PENGHUBUNG DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BINTAN

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA PENGHUBUNG DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BINTAN ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA PENGHUBUNG DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BINTAN ARTIKEL E-JOURNAL Oleh RENIYULIA FITRI NIM 090388201253 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRAINDONESIA

Lebih terperinci

Arip Hidayat Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kuningan ABSTRACT

Arip Hidayat Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kuningan ABSTRACT UNSUR-UNSUR INTRINSIK DAN NILAI-NILAI PSIKOLOGIS DALAM NASKAH DRAMA MATAHARI DI SEBUAH JALAN KECIL KARYA ARIFIN C NOOR SEBAGAI ALTERNATIF PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA Arip Hidayat Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa sebagai suatu proses yang sistematik selalu mengarah kepada kegiatan perencanaan, dan penilaian (evaluasi). Kemampuan guru bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Bab 6 berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi. Untuk itu, pertama akan dipaparkan mengenai simpulan hasil penelitian novel dan film 99 Cahaya di Langit Eropa

Lebih terperinci