KAJIAN SEMIOTIK DALAM NOVEL DÉNG KARANGAN GODI SUWARNA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA NOVEL DI KELAS XI SMA
|
|
- Doddy Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5, N o. 1, A p r i l KAJIAN SEMIOTIK DALAM NOVEL DÉNG KARANGAN GODI SUWARNA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA NOVEL DI KELAS XI SMA Debbi Puspita Sari 1, Dedi Koswara 2, Retty Isnendes 3 Departemen Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia debbipuspitasari16@yahoo.com, dedi.koswara@upi.edu, retty.isnendes@upi.edu ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya minat membaca masayarakat Sunda, terutama siswa, terhadap karya sastra Sunda, khususnya novel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis unsur-unsur tanda (semiotik) yang terdapat dalam cerita novel Déng karangan Godi Suwarna, yang selanjutnya dijadikan alternatif bahan pembelajaran novel di sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif-analisis. Adapun teknik yang digunakan dalam mengumpulkan dan mengolah data yaitu teknik telaah pustaka, analisis, dan interpretasi. Hasil dari penelitian ini adalah (1) ditemukannya unsur-unsur tanda (semiotik) yang meliputi ikon, indeks, dan simbol; ikon yang dominan muncul adalah ikon yang berkaitan dengan barang yang terdapat dalam kehidupan para tokoh; indeks yang dominan muncul adalah indeks yang berkaitan dengan perasaan terutama rasa sedih yang dialami para tokoh; simbol yang dominan muncul adalah simbol yang berkaitan dengan istilah yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Sunda; (2) unsur-unsur tanda (semiotik) dijadikan alternatif bahan dan evaluasi pembelajaran. Kesimpulannya, unsur-unsur semiotik yang terdapat dalam novel Déng dapat dijadikan alternatif bahan pembelajaran membaca novel yang sesuai bagi siswa kelas XI SMA. Kata Kunci: semiotik, novel, bahan pembelajaran. ULIKAN SÉMIOTIK DINA NOVÉL DÉNG KARANGAN GODI SUWARNA PIKEUN BAHAN PANGAJARAN MACA NOVÉL DI KELAS XI SMA ABSTRAK Ieu panalungtikan dikasangtukangan ku kurangna minat maca masarakat Sunda, utamana siswa, kana karya sastra Sunda hususna novél. Tujuan tina ieu panalungtikan pikeun maluruh unsur-unsur tanda (sémiotik) anu aya dina novél Deng karangan Godi Suwarna, anu satuluyna dilarapkeun dina bahan pangajaran novél di sakola. Ieu panalungtikan kaasup kana panalungtikan kualitatif. Anapon 1 Penulis 2 Penulis Penanggung Jawab 1 3 Penulis Penanggung Jawab 2
2 2 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5, N o. 1, A p r i l métode anu digunakeunana nyaéta métode déskriptif-analisis. Dina ngumpulkeun jeung ngolah data, digunakeun téhnik talaah pustaka, analisis, jeung interprétasi. Hasil tina ieu panalungtikan nyaéta: (1) unsur-unsur tanda (sémiotik) anu kapaluruh ngawengku ikon, indéks, jeung simbol; ikon anu kapaluruh réréana patali jeung barang anu aya di sabudeureun hirup kumbuhna para tokoh; indéks anu kapaluruh réréana patali jeung rasa hususna rasa kasedih; simbolna mah réa anu patali jeung istilah dina kahirupan urang Sunda; (2) unsur-unsur tanda (sémiotik) anu kapaluruh dilarapkeun kana bahan ajar jeung évaluasi pangajaran. Kacindekanana, unsurunsur sémiotik anu kapaluruh dina novél Déng téh saluyu pikeun dijadikeun alternatif bahan pangajaran maca novél di kelas XI SMA. Kecap Galeuh: sémiotik, novél, bahan pangajaran.. STUDY OF SEMIOTIC IN NOVEL OF DÉNG WRITTEN BY GODI SUWARNA AS READING LEARNING MATERIAL IN SECOND STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL ABSTRACT This research is inspired by the lack of public interest especially students in reading Sundanese literary particularly Sundanese novel. This research is aimed to analyze the sign unsure of semiotics which found in novel of Déng written by Godi Suwarna which then will be used as alternative learning material at school. This study is qualitative research which applied descriptive-analyses method. Literature review is selected as the collecting data technique. Moreover the technique for discussing data, analysis and interpretation technique is selected. The results of this study are (1) the discovery of the elements sign of semiotics such as icon, index, and symbol; icon that dominate appeared is related to actors stuff of life; index that dominate found is connected with the actors sadness; symbol that dominate initiated is deal with terms of Sudanese social life; (2) it can be used as the material and learning evaluation. Finally, the sign unsure of semiotics which found in novel of Déng can be used as the reading learning material for second students of Senior High School. Keywords: semiotic, novel, material learning. Sastra merupakan hasil karya manusia dalam mengutarakan ide atau gagasannya melalui bentuk tulisan. Di dalam karya sastra terdapat unsur keindahan (estetik) baik yang tersembunyi maupun tidak tersembunyi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sastra merupakan bagian dari seni. Sastra yang terbit dalam bahasa Sunda disebut sastra Sunda. Lahirnya sastra Sunda merupakan hal yang menjadikan orang Sunda lebih maju dalam bidang kesusastraan. Selain itu, hal tersebut juga menunjukkan eksistensi dari orang Sunda. Pada saat ini, karya sastra Sunda kurang diminati para pembaca. Hal ini juga didukung dengan adanya pendapat Rosidi (2011, hlm. 112) yang menyebutkan bahwa tradisi membaca bacaan dalam bahasa Sunda kian memburuk. Minat masyarakat Sunda dalam mengapresiasi karya sastra Sunda juga sangat rendah. Selain itu, minat membaca siswa terhadap karya sastra Sunda juga masih rendah. Hal ini dibuktikan ketika berlangsungnya PPL (Oktober, 2016) peneliti menemukan siswa yang tidak membaca buku dalam kegiatan
3 3 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5, N o. 1, A p r i l literasi. Setelah diteliti lebih lanjut, siswa yang tidak membaca sebenarnya bukan karena tidak ingin membaca. Namun, siswa tersebut tidak mengerti dengan bahasa yang terdapat dalam buku yang mereka baca. Buku tersebut merupakan buku bacaan dalam bahasa Sunda (carpon, novél, dan dongeng). Hal ini berkaitan dengan minimnya pengetahuan kosakata bahasa Sunda yang mereka miliki. Sehingga, siswa kurang tertarik dengan karya sastra Sunda. Dilihat dari segi bentuknya, sastra dibagi menjadi tiga yaitu prosa, puisi, dan cerita drama. Adapun objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk prosa, novel. Novel yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel yang berjudul Déng Karangan Godi Suwarna. Isi cerita dalam novel tersebut memiliki unsurunsur tanda yang terdapat dalam diksi yang dimainkan oleh pengarang pada karyanya. Diksi yang terdapat dalam novel Déng perlu dikaji secara keseluruhan. Sehingga, penliti mengadakan penelitian dalam kajian semiotik terhadap novel Déng. Dalam karya sastra, teori semiotik digunakan untuk mencari makna dan maksud dari sebuah tanda. Teori semiotik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semiotik Charles Sanders Peirce. Peirce (dalam Isnendes, 2010, hlm ) menyebutkan bahwa tanda dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan sifat yang mengaitkan antara tanda dan denotatumnya, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Jadi, ilmu semiotik merupakan ilmu tanda yang mengkaji segala hal sebagai wakil dari hal yang lain. Hal yang mewakilinya disebut penanda (tanda), sedangkan yang diwakilinya disebut petanda (makna). Selian itu, isi cerita (unsur semiotik) novel Déng karangan Godi Suwarna juga dapat dijadikeun alternatif bahan pembelajaran di sekolah, khususnya di kelas XI SMA melalui pembelajaran membaca novel. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan masyarakat, terutama siswa, dapat mengetahui dan tertarik terhadap karya sastra Sunda khususnya novel dengan memahami unsur-unsur tanda (semiotik) yang terdapat dalam diksi pada cerita novel Déng. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, digunakan metode deskriptif-analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Ratna (2013, hlm. 53) menjelaskan bahwa metode deksriptif-analisis adalah metode yang dilakukan dengan cara mendeksripsikan fakta-fakta, yang dilanjutkan pada tahap analisis. Pendekatan kualitatif diartikan sebagai pendekatan yang menggunakan prosedur analisis. Moléong (dalam Arikunto, 2013, hlm. 22) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang berdasarkan kepada sumber data dalam wujud kata-kata, baik secara lisan maupun secara tulisan. Tujuan dari digunakannya metode deskriptif-analisis dalam penelitian ini adalah untuk menemukan masalah-masalah faktual dengan cara mengumpulkan data, menyusun pengelompokkan data, menganalisis dan menafsirkan data. Untuk mengumpulkan data, digunakan teknik telaah pustaka. Data yang sudah terkumpul, kemudian diolah dengan cara dianalisis dan diinterpretasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan kartu data. Jika data sudah terkumpul, langkah selanjutnya yang harus dilakukan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah (1) mengkaji kembali data yag sudah terkumpul; (2) membuat pengelompokkan data; (3) memindahkan semua unsur semiotik pada bentuk tabel atau instrumen; (4) menganlisis unsur semiotik yang terdapat dalam novel Déng karangan Godi Suwarna; (5) mendeskripsikan unsur semiotk yang terdapat dalam novel Déng karangan Godi Suwarna; (6) menafsirkan dan memberi interpretasi pada semua data yang terdapat dalam novel Déng karangan Godi Suwarna; (7) menganalisis hasil
4 4 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5, N o. 1, A p r i l penelitian (unsur semiotik) yang dijadikan alternatif bahan pembelajaran novel di sekolah; (8) menafsirkan hasil analisis dan memberi interpretasi pada bahan pembelajaran; (9) menganalisis bahan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran mengenai novel Déng; (10) membuat penjelasan dari hasil analisis; (11) membuat kesimpulan mengenai unsurunsur semiotik dan bahan pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Semiotik Semiotik adalah ilmu tanda. Menganalisis semiotik dalam karya sastra artinya menganalisis tanda-tanda yang terdapat dalam diksi pada novel Déng. Diksi yang terdapat dalam novel Déng mempunyai tanda-tanda yang harus dikaji secara keseluruhan. Teori yang digunakan dalam menganalisis unsur semiotik dalam novel Déng adalah téori Peirce. Peirce (dalam Isnendes, 2010, hlm ) menjelaskan bahwa tanda dibedakkan sifat yang mengaitkan antara tanda dan denotatumnya, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Ikon Ikon adalah tanda yang tidak mengacu pada denotatumnya, tetapi dapat dihubungkan dengan objeknya. Kesimpulannya, ikon merupakan tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara penanda dan petandanya. Ikon yang menunjukkan penanda mirip dengan petandanya dalam novel Déng muncul melalui diksi-diksi yang diutarakan oleh pengarang terhadap karyanya. Ikon yang ditemukan dalam novel Déng berjumlah 24 tanda. Setelah dianalisis, ikon yang terdapat dalam novel Déng sebagian besar berhubungan dengan keadaan yang ada di sekeliling para tokoh, seperti barang. Salah satu contoh ikon yang berkaitan dengan barang dari kehidupan orang Sunda pada waktu dulu (tradisonal) yaitu terdapat dalam kalimat Da di imah Si Ujang mah geuning ukur aya cempor, damar téplok, jeung patromak. Kata cempor, damar téplok, dan patromak dalam kalimat merupakan ikon dari benda yang memiliki cahaya seperti lampu. Kata yang menjadi tanda pada kalimat memiliki fungsi sebagai barang yang memberi cahaya atau menerangi ruangan yang gelap ketika malam hari. Tanda ini juga menunjukkan barang tradisional orang Sunda yang jarang ditemukan pada masyarakat Sunda sekarang. Selain itu, contoh ikon lainnya adalah pada kalimat Aya hotel. Aya pila. Aya réstoran. Kata hotel dalam kalimat merupakan ikon dari sebuah tempat tinggal (rumah). Tanda tersebut juga memiliki fungsi sebagai tempat penginapan. Kemudian kata pila, kata ini juga merupakan ikon dari bangunan yang menjadi tempat tinggal (rumah). Kata réstoran dalam kalimat merupakan ikon dari bangunan yang menjadi tempat warung nasi. Tanda ini berkaitan dengan warung nasi karena tanda ini menunjukkan adanya hubungan alamiah antara penanda dan petandanya. Ketiga tanda tersebut menjadi ciri dari adanya perubahan kehidupan masyarakat Sunda yang mulai terpengaruh dengan kehidupan modern. Contoh ikon lainnya yaitu terdapat pada kalimat Da biasana mah kaosna angger, nu aya gambar jelema kumisan make barét. Kata gambar jelema kumisan maké barét yang terdapat dalam kalimat merupakan ikon dari tokoh Cé Guépara yang merupakan tokoh revolusioner dari Amerika Latin. Tanda tersebut merupakan ikon dari tokoh revolusioner yang dikagumi oleh salah satu tokoh yang ada pada cerita novel Déng. Contoh tanda-tanda (ikon) yang dijelaskan di atas merupakan conto sebagian dari tanda yang ditemukan pada novel Déng karangan Godi Suwarna. Tanda yang ditemukan tersebut menunjukkan adanya hubungan alamiah antara penanda dan petandanya yang merupakan contoh dari ikon.
5 5 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5, N o. 1, A p r i l Indeks Indeks adalah tanda yang mengacu kepada denotatumnya. Indeks merupakan hal atau tanda yang memiliki fungsi sebagai penanda yang mengisyaratkan petandanya. Jadi, indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan sebabakibat kausalitas). Berkaitan dengan tanda yang menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat, dalam cerita novel Déng pengarang banyak menggunakan tanda tersebut melalui diksi yang dihubungkan dengan kejadian para tokoh. Setelah dianalisis, indeks yang terdapat dalam novel Déng berjumlah 116. Dalam novel Déng, indeks yang ditemukan adalah indeks yang berhubungan dengan rasa dan keadaan lainnya yang terdapat dalam cerita novel Déng. Indeks yang berhubungan dengan rasa dibagi menjadi beberapa bagian yaitu rasa kaget, bahagia, sedih, kesal, dan lain sebagainya. Indeks yang berkaitan dengan rasa kaget, contohnya terdapat pada kalimat Si Ujang molohok sajongjonan. Kata molohok dalam kalimat merupakan indeks dari tokoh Ujang yang merasa kaget karena melihat hewarn peliharaannya (ayam) yang sudah tidak berdaya. Indeks yang berkaitan dengan rasa bahagia, contohnya terdapat pada kalimat Sang Kuriang nyéréngéh, nyeueung gawé nu méh réngsé. Kata nyéréngéh pada kalimat merupakan indeksikal dari keadaan diri seseorang yang sedang merasa bahagia karena melihat pekerjaannya yang hampir terselesaikan. Selain itu, indeks lainnya adalah indeks yang berkaitan dengan rasa sedih. Contohnya terdapat pada kalimat Si Ema ngagoak. Kata ngagoak merupakan indeksikal dari keadaan seseorang yang sangat sedih karena telah mendapat kabar yang begitu menyakitkan dan menyedihkan. Indeks yang berkaitan dengan rasa kesal, contohnya terdapat pada kalimat Gandéng, siah! Poé ieu, sia moal diparab, Kapuk! Si Ujang nyentak. Kata nyentak pada kalimat merupakan indeksiakal dari keadaan tokoh Ujang yang menyimpan rasa kesal terhadap hewan peliharaannya (ayam). Rasa kesal itu muncul karena hewan peliharaannya telah membangunkan tokoh Ujang dari tidurnya yang nyenyak. Contoh di atas merupakan indeks dari novel Déng yang menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat. Setelah dianalisis, indeks yang dominan muncul adalah indeks yang berkaitan dengan rasa yang dialami oleh para tokoh akibat dari kejadiankejadian yang ada. Selain indeks yang berkaitan dengan rasa, dalam cerita novel Déng juga terdapat indeks yang berkaitan dengan hal lainnya. Seperti, warna kasumba pada novel Déng merupakan indeks dari warna air telaga yang tersinari oleh matahari di waktu pagi. Kesimpulannya, secara keseluruhan indeks yang dominan muncul adalah indeks yang berkaitan dengan rasa sedih. Indeks rasa sedih yang dominan muncul adalah ketika menceritakan tokoh Asep yang menjadi korban dari aksi damai (demonstrasi) Simbol Simbol adalah tanda yang menunjukkan tidak ada hubungan secara alamiah antara penanda dan petanda. Simbol menunjukkan bahwa tanda tidak memiliki hubungan yang dekat dengan objeknya, tetapi terbentuk oleh adanya kesepakatan secara konvensional. Jadi, simbol merupakan tanda yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang alamiah antara penanda dan petanda, melainkan adanya kesepakatan secara konvensional. Berkaitan dengan novel Déng karangan Godi Suwarna, simbol yang dominan muncul dalam cerita ditandai dengan diksi yang dikemas dan dipadupadankan dengan baik oleh pengarang. Selain itu, diksi yang diutarakan oleh pengarang menunjukkan ciri dari daerah kabupaten Ciamis. Simbol yang ditemukan dalam novel Déng berjumlah 114. Setelah dianalisis,
6 6 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5, N o. 1, A p r i l simbol yang mewarnai cerita dalam novel Déng yang dominan muncul adalah simbol yang menunjukkan ciri dari suatu hal atau istilah tertentu. Simbol yang menunjukkan suatu istilah, contohnya terdapat pada kalimat. Déng teuing, meunang tekal-tekil sakola, anggeur jadi bulu taneuh.. Kata bulu taneuh pada kalimat merupakan simbol dari sebutan istilah untuk seseorang yang memiliki pekerjaan sebagai petani. Kata tersebut merupakan babasan dalam bahasa Sunda. Simbol ini memperlihatkan pekerjaan masyarakat Sunda pada waktu dahulu yang berhubungan dengan bercocok tanam atau sebagai petani. Namun, pada sekarang ini simbol tersebut sudah jarang digunakan karena masyarakat Sundanya pun sudah jarang yang memiliki pekerjaan sebagai petani. Simbol lainnya yang menunjukkan istilah yang digunakan pada jaman dahulu, contohnya terdapat pada kalimat Jih, nyaan, Ujang. Diulem ku Kangjeng Dalem, Si Uyut seuri. Kata Kangjeng Dalem pada kalimat merupakan simbol dari nama sebutan kepala daerah, yang sekarang ini terkenal dengan sebutan bupati. Simbol ini menunjukkan kehidupan masyarakat pada massa itu yang berkaitan dengan bidang pemerintahan. Kata Kangjeng Dalem memiliki arti yang sama dengan kata bupati yang digunakan pada massa sekarang ini. Simbol-simbol yang dijelaskan di atas merupakan contoh simbol yang ditemukan dalam novel Déng. Setelah dikaji, simbol yang dominan muncul adalah simbol yang berkaitan dengan istilah yang ada di daerah tersebut. Simbol yang menjadi ciri dari suatu hal, oleh pengarang diutarakan melalui diksi-diksi yang menunjukkan bahwa simbol tersebut berkaitan dengan kehidupan orang Sunda lebih khususnya di daerah kabupaten Ciamis pada massa itu. Bahan Pembelajaran Cerita novel Déng juga bisa dijadikan alternatif bahan pembelajaran novel. Pembelajaran mengenai materi novel terdapat dalam Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) kurikulum 2013, khususnya KD di kelas XI SMA. KD yang isinya berkaitan dengan diharapkan adanya usaha guru dalam proses pembelajaran, agar siswa dapat mengidentifikasi dan menganalisis novel sesuai dengan kaidanya. Oleh karena itu, cerita novel Déng dapat dijadikan alternatif bahan pembelajaran membaca novel di kelas XI SMA. Nasution (dalam Haerudin & Kosim K., 2013, hlm.77) menyebutkan bahawa ada kriteria yang harus di penuhi pada bahan pembelajaran, yaitu: 1) tujuan yang ingin dicapai; (2) dianggap memliki nilai untuk kehidupan manusia; (3) dianggap memiliki nilai sebagai warisan dari angkatan sebelumnya; (4) berguna untuk menguasai satu bidang keilmuan; dan (5) sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa. Cerita novel Déng (unsur semiotik) dapat dijadikan alternatif bahan pembelajaran membaca novel, karena mampu memenuhi kriteria dalam memilih bahan ajar. Pertama, tujuan yang ingin dicapai adalah tujuan intruksional yang berkaitan dengan isi cerita (unsur semiotik) novel Déng. Kedua, dianggap memiliki nilai untuk kehidupan manusia, isi cerita (unsur semiotik) novel Déng dapat membentuk karakter siswa baik secara moral maupun secara pendidikan. Katilu, dianggap memiliki nilai sebagai warisan dari angkatan sebelumnya, isi cerita (unsur semiotik) novel Déng menunjukkan sisi kehidupan masyarakat Sunda secara tradisional. Keempat, berguna untuk menguasai satu bidang keilmuan, tandatanda yang terdapat dalam novel Déng mampu menguasi biang keilmuan semiotik. Kelima, sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa, isi cerita novel Déng sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu, pembelajaran novel juga terdapat dalam kurikulum 2013 yang berkaitan dengan materi novel dalam pembelajaran bahasa Sunda.
7 7 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5, N o. 1, A p r i l KESIMPULAN Cerita novel Déng memiliki tandatanda yang bermakna. Tanda-tanda (unsur semiotik) yang ditemukan berjumlah 254 tanda meliputi 24 ikon, 116 indeks, dan 114 simbol. Tanda tersebut memperlihatkan adanya dua kehidupan yang berbeda yaitu kehidupan secara tradisional dan kehidupan modern. Ikon yang ditemukan pada novel Déng berkaitan dengan benda-benda yang ada di sekitar kehidupan para tokoh. Indeks yang ditemukan lebih berkaitan dengan rasa yang dialami oleh para tokoh khususnya rasa sedih. Untuk simbol, pada cerita novel Déng tanda (simbol) yang ditemukan lebih berkaitan dengan ciri yang menunjukkan suatu hal atau suatu istilah. Secara keseluruhan, tanda yang ditemukan berkaitan dengan kejadian yang dialami oleh para tokoh dalam kehidupannya pada cerita novel Déng. Selain itu, tanda yang terdapat pada novel Déng juga dapat dijadikan alternatif bahan pembelajaran membaca novel. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel Déng mampu membentuk karakter siswa terutama dalam nilai moral dan kepribadian siswa. Tandatanda yang ditemukan juga memenuhi syarat dalam kriteria memilih bahan ajar. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Haeruduin, D & Kosim K. (2013). Panganteur Talaah Buku Ajar. Bandung: JPBD FPBS UPI. Isnendes, R. (2010b). Téori Sastra. Bandung: CV. Wahana Karya Grafika. Ratna, N. K. (2013). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rosidi, A. (2011). Urang Sunda jeung Basa Sunda. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.
BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN
BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Desain Panalungtikan Aya sababaraha léngkah dina ieu panalungtikan, nya éta: (1) maca naskah longsér, (2) nganalisis struktur drama, (3) nganalisis ma na, (4) ngolah data,
Lebih terperinciBagan 3.1 Desain Panalungtikan
BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Sumber Data Panalungtikan Numutkeun Moleong (1991: 113 dina ) sumber data dina panalungtikan téh bisa mangrupa sumber pustaka, saperti dokumén buku atawa sumber tinulis
Lebih terperinciBAB III MÉTODE JEUNG TÉHNIK PANALUNGTIKAN. ieu nyaéta ku jalan mikanyaho métode jeung téhnik panalungtikan nu bakal di pedar
BAB III MÉTODE JEUNG TÉHNIK PANALUNGTIKAN Salah sahiji cara pikeun mikanyaho kamana arah jeung tujuan panalungtikan ieu nyaéta ku jalan mikanyaho métode jeung téhnik panalungtikan nu bakal di pedar ieu
Lebih terperinciDEIKSIS ANAFORIS DAN DEIKSIS KATAFORIS DALAM CERPEN MAJALAH MANGLÉ
1 D A N G I A N G S U N D A V o l. 3 N o. 2 A g u s t u s 2015 DEIKSIS ANAFORIS DAN DEIKSIS KATAFORIS DALAM CERPEN MAJALAH MANGLÉ Nessa Fauzy Rahayu 1, Yayat Sudaryat 2, Hernawan 3 Nessa.fauzy@student.upi.edu,
Lebih terperinci1 D A N G I A N G S U N D A V o l. 3 N o. 2 A g u s t u s 2015
1 D A N G I A N G S U N D A V o l. 3 N o. 2 A g u s t u s 2015 MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAMATI CARPON (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X-TKJ SMK Kartika Candra
Lebih terperinci(Studi Kuasi Eksperimen ke Siswa Kelas VII F SMP YAS Bandung Tahun Ajaran 2016/2017)
1 DANGIANG SUNDA Vol.5 No.1 April 2017 MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA (Studi Kuasi Eksperimen ke Siswa Kelas VII F SMP YAS Bandung Tahun Ajaran 2016/2017)
Lebih terperinciBAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN
BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Data jeung Sumber Data Data dina ieu panalungtikan nya éta struktur intrinsik jeung unsur-unsur budaya dina karya sastra Sunda. Lantaran panalungtik ngagunakeun dokuméntasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kreativitas imajinatif. Secara garis besar dibedakan atas sastra lisan dan tulisan, lama
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah berbagai bentuk tulisan, karangan, gubahan, yang didominasi oleh aspek-aspek estetis. Ciri utama yang lain karya sastra adalah kreativitas imajinatif.
Lebih terperinciKEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh
KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA Oleh Icha Meyrinda Ni Nyoman Wetty S. Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : ichameyrinda@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III MÉTODOLOGI PANALUNGTIKAN. Métodé anu dipaké dina ieu panalungtikan téh métodé deskriptif analisis,
28 BAB III MÉTODOLOGI PANALUNGTIKAN 3.1 Métode jeung Téhnik Panalungtikan 3.1.1 Métodé Panalungtikan Métodé mangrupa hiji dasar pikeun ngahontal tujuan dina prakna ngalaksanakeun panalungtikan. Métodé
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap orang lain melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Drama hadir atas proses yang panjang dan tidak hanya terhenti sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Drama hadir atas proses yang panjang dan tidak hanya terhenti sebagai seni pertunjukan, akan tetapi berlanjut dengan menunjukan fungsinya dalam kehidupan masyarakat
Lebih terperinciNILAI BUDAYA DALAM KESENIAN BADOGAR DI DESA MARGALAKSANA KECAMATAN CILAWU KABUPATEN GARUT UNTUK BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI SMA KELAS XI
1 Ι D A N G I A N G S U N D A V o l. 3 N o. 3 D e s e m b e r 2014 NILAI BUDAYA DALAM KESENIAN BADOGAR DI DESA MARGALAKSANA KECAMATAN CILAWU KABUPATEN GARUT UNTUK BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI SMA KELAS
Lebih terperinciPRINSIP JEUNG MAKSIM OMONGAN DINA PAGUNEMAN KUMPULAN CARPON PANGGUNG WAYANG KARYA AAM AMILIA
DANGIANG SUNDA Vol.2 No.1 April 2014 1 PRINSIP JEUNG MAKSIM OMONGAN DINA PAGUNEMAN KUMPULAN CARPON PANGGUNG WAYANG KARYA AAM AMILIA Neno Rahmawati Samsudin 1, Yayat Sudaryat 2, Nunuy Nurjanah 3 email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.
Lebih terperinciKOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.)
MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH DAN KESENIAN 2013 DRAFT-1 DAN MATA PELAJARAN
Lebih terperinciBAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Prosés diajar basa Sunda di jaman kiwari kurang minatna, ku sabab siswa nganggap yén pangajaran basa Sunda téh
BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Prosés diajar basa Sunda di jaman kiwari kurang minatna, ku sabab siswa nganggap yén pangajaran basa Sunda téh ngabosenkeun. Ieu fakta ngabalukarkeun kurangna minat
Lebih terperinci2015 KECAP PANYAMBUNG D INA SURAT PRIBAD I SISWA KELAS VIII-C SMP NEGERI 45 BAND UNG TAUN AJARAN
BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Manusa mangrupa makhluk sosial nu tumuwuh di masarakat. Manusa teu bisa leupas tina komunikasi, alat pikeun komunikasi antar manusa nya éta ngaliwatan basa. Basa
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENGGUNAKAN UNDAK USUK BAHASA SUNDA DALAM MENULIS PERCAKAPAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 KUTAWALUYA TAUN AJARAN 2013/2014
DANGIANG SUNDA Vol. 2 No. 2 Agustus 2014 1 KEMAMPUAN MENGGUNAKAN UNDAK USUK BAHASA SUNDA DALAM MENULIS PERCAKAPAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 KUTAWALUYA TAUN AJARAN 2013/2014 Iik Ikmaliyah 1), Dingding
Lebih terperinciBAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN. 3.1 Desain jeung Sumber Data Panalungtikan. Ieu panalungtikan ngagunakeun métode kuasi ékspérimén.
BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Desain jeung Sumber Data Panalungtikan 1) Desain Panalungtikan Ieu panalungtikan ngagunakeun métode kuasi ékspérimén. Ékspérimén mangrupa métode panalungtikan anu produktif,
Lebih terperinciBAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Muhammad Yogi Hamdani,2013
BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Sastra bisa dianggap minangka gejala sosial. Ku kituna, sastra anu ditulis dina kurun waktu nu tangtu bakal raket patalina jeung norma-norma sarta adatistiadat nu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif interpretatif yaitu suatu metode yang memfokuskan
Lebih terperinciCAMPUR KODE DALAM AKUN TWITTER MAHASISWA DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH FPBS UPI
1 D ANG I A N G S U N D A, V O L. 3, N O. 1, A G U S T U S 2015 CAMPUR KODE DALAM AKUN TWITTER MAHASISWA DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH FPBS UPI Aditia Solehudin 1, Yayat Sudaryat 2, Dingding Haerudin
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme memandang realitas kehidupan sosial bukanlah
Lebih terperinciBAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang
BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Basa nya éta sistem lambang omongan nu dihasilkeun ku pakakas ucap manusa kalawan puguh éntép seureuhna (sistematis) tur ragem (konvénsional) antaranggota masarakatna pikeun
Lebih terperinciBAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN
26 BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Métode Panalungtikan Unggal panalungtikan tangtuna waé kudu dirojong ku métode-métode anu luyu jeung tujuan nu hayang dihontal. Métode anu dipaké bakal mangaruhan kana
Lebih terperinciDANGIANG SUNDA Vol. 2 No. 1 April
DANGIANG SUNDA Vol. 2 No. 1 April 2014 1 MODÉL PANGAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) DINA NGARONJATKEUN KAMAMPUH NULIS TÉKS ÉKSPOSISI (Studi Kuasi Ékspérimén ka Siswa Kelas VII A SMPN 1 Cibeureum Kuningan
Lebih terperinciBAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan Krisna Amelia,2014
BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan Tatar Sunda téh suku bangsa anu kawéntar mibanda tradisi di unggal wewengkonna. Éta tradisi téh nepi ka kiwari masih dimumulé kénéh ku masarakatna, saperti
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 PADANG
KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh WIDYA
Lebih terperinciBAB III METODE PANALUNGTIKAN
BAB III METODE PANALUNGTIKAN 3.1 Lokasi jeung Subjek Panalungtikan 3.1.1 Lokasi Kacamatan salem mangrupa salah sahiji ti 17 kacamatan nu aya di kabupatén Brebes sarta mangrupa salasahiji ti 7 kacamatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang
Lebih terperinciHUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG
HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG Oleh: Mira Handriyani, Harris Effendi Thahar, Andria Catri Tamsin Program
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini peneliti ingin menggunakan sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis
Lebih terperinciKETERAMPILAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK TEKS CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI JURNAL ILMIAH
KETERAMPILAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK TEKS CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI JURNAL ILMIAH KHAIRANILA NPM. 10080066 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN
Lebih terperinciBAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN RUMPAKA KAWIH STRUKTURAL JEUNG SÉMIOTIK
28 BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Data jeung Sumber Data Panalungtikan Anu jadi data dina ieu panalungtikan nya éta rumpaka kawih anu eusina ngandung unsur struktur, sémiotik, jeung ajén moral. Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,
Lebih terperinci1 D A N G I A N G S U N D A, V O L. 3, N O. 2, A G U S T U S 2015
1 D A N G I A N G S U N D A, V O L. 3, N O. 2, A G U S T U S 2015 MEDIA GAME PUZZLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KOSA KATA BASA SUNDA (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII-C SMP 4 Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN
BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN A. Lokasi, Data jeung Populasi/Sampel Panalungtikan 1. Lokasi Panalungtikan Lokasi ieu panalungtikan nya éta di MTs Sirnamiskin. Sakola MTs Sirnamiskin dijadikeun lokasi panalungtikan
Lebih terperinciHUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARTIKEL POPULER SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 PADANG
e-issn: 2502-6445 https://ejurnal.stkip-pessel.ac.id/index.php/kp P-ISSN: 2502-6437 Maret 2017 HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARTIKEL POPULER SISWA KELAS XI SMA NEGERI
Lebih terperinciBAB V KACINDEKAN JEUNG SARAN. karya sastra modéren anu miboga ajén-inajén anu luhung diantarana nya éta ajén
BAB V KACINDEKAN JEUNG SARAN 5.1 Kacindekan Kumpulan carpon Kanyaah Kolot karya Karna Yudibrata, mangrupa salahsahiji karya sastra modéren anu miboga ajén-inajén anu luhung diantarana nya éta ajén moral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang adalah salah satu negara maju di Asia yang banyak memiliki sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di terjemahkan dalam berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi
Lebih terperinciVII. WANDA JEUNG FUNGSI KALIMAH
VII. WANDA JEUNG FUNGSI KALIMAH A. TUJUAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mibanda pangaweruh anu jugala ngeunaan wanda, sipat, jeung fungsi kalimah dina basa Sunda. Tujuan husus anu kudu kahontal tina ieu pangajaran,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi negara Indonesia akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kondisi negara Indonesia akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan. Kejadian-kejadian yang menjerumus pada kekerasan, seolah menjadi hal yang biasa
Lebih terperinciSEMIOTIK DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR
SEMIOTIK DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR Muhammad Thamimi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni IKIP PGRI Pontianak Jalan Ampera No.88 Telp.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan
Lebih terperinciGambar 3.1 Peta Tempat Panalungtikan
BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Lokasi jeung Sumber Data 3.1.1 Lokasi Tempat Panalungtikan Désa Taraju téh tempat anu dipilih ku panalungtik pikeun ngayakeun panalungtikan. Jumlah penduduk Désa Taraju
Lebih terperinciINVÉNTARISASI DONGÉNG JURIG DI KECAMATAN NAGRAK KABUPATÉN SUKABUMI PIKEUN BAHAN PANGAJARAN MACA DI SMP
DANGIANG SUNDA Vol4 No.2 A gustus 2014 1 INVÉNTARISASI DONGÉNG JURIG DI KECAMATAN NAGRAK KABUPATÉN SUKABUMI PIKEUN BAHAN PANGAJARAN MACA DI SMP An-nisa Nur Maulida 1), Ruhaliah 2), Rétty Isnéndés 3) Email:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setelah memperoleh sedikit gambaran tentang kerangka berpikir ilmiah, kita memasuki pemahaman lebih lanjut mengenai metode penelitian ilmiah.43
Lebih terperinciNILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM
NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM 10080100 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI PERGURUAN
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI I LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENEMUKAN (INQUIRY) JURNAL ILMIAH
KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI I LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENEMUKAN (INQUIRY) JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciNILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL JILBAB PUTIH KEKASIH KARYA K. USMAN DAN SARAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA SKRIPSI
28 NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL JILBAB PUTIH KEKASIH KARYA K. USMAN DAN SARAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa dalam kegiatan pembelajaran. Bagi peserta didik yang sedang menuntut ilmu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian ini menggunakan pendekatan kritis melalui metode kualitatif yang menggambarkan dan menginterpretasikan tentang suatu situasi, peristiwa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dalam pembelajaran berpengaruh pada tingkat pencapaian hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai tentu harus melalui proses pembelajaran secara
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DI KELAS VIII.D SMP NEGERI 2 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN.
ABSTRACT EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DI KELAS VIII.D SMP NEGERI 2 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN. Oleh Rifera Listianda 1, Nursaid 2, Ramadansyah
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH
KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH RUMIATI NPM 11080100 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Lebih terperinciTHE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU.
THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU. Sinar Ilfat Nursal Hakim Charlina sinarilfat@ymail.com 0853555523813 Education of Indonesian Language and
Lebih terperinciBAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan
BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan Sacara lahiriah unggal siswa miboga kamampuh pikeun maca, nulis, ngaregepkeun, tur nyarita. Dina kanyataanana teu sakabéh siswa miboga kamampuh anu alus dina
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan
Lebih terperinciGAYA BAHASA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TENTANG GAYA BAHASA DI SMA KELAS X
76 GAYA BAHASA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TENTANG GAYA BAHASA DI SMA KELAS X SYARIF FAQIHUDDIN 1, EVI CHAMALAH 2, LELI NISFI SETIANA 3 Prodi PBSI, FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan hasil kebudayaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya
Lebih terperinciBAB I BUBUKA. Kahirupan sosial bangsa Indonésia, kaasup di tatar Sunda, kungsi ngalaman
1 BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan Kahirupan sosial bangsa Indonésia, kaasup di tatar Sunda, kungsi ngalaman sababaraha kali robah, ti mimiti jaman kolonial, perang kamerdékaan, sabada perang
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Azmayunira Muharramah Sabran Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Abstrak Penelitian
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH
KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN
29 BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Sumber Data Sumber data dina ieu panalungtikan nya éta siswa kelas VII C jeung VII A SMPN 1 Sukawening taun ajaran 2012/2013 anu jumlah siswana kelas VII C 28 siswa,
Lebih terperinciBAB III DATA DAN TEORY
BAB III DATA DAN TEORY A. Data Perancangan 1. Data Anak Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Di masa ini pendidikan untuk mereka sangatlah penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, tanpa adanya komunikasi manusia tidak dapat berinteraksi dengan yang lain. Ilmu komunikasi merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian mengenai karakterisasi dalam novel
Lebih terperinciDiajukan oleh: MISTINURASIH A
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PULANG KARYA TERE LIYEDAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA Skripsi Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Progam
Lebih terperinci1 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5 N o. 1 A p r i l
1 D A N G I A N G S U N D A V o l. 5 N o. 1 A p r i l 2 0 1 7 KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 BANDUNG UNTUK MENINGKATKAN BUDAYA
Lebih terperinciBAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan Cahmawati Ningrum, 2013
BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Panalungtikan Hakékat sastra téh salaku fakta kahirupan. Sastra dianggap minangka kacamata hasil kabudayaan dina mangsa nu kaliwat anu ngawengku adat kabiasaan, kapercayaan,
Lebih terperinciBAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Karina Barliani, 2013
1 BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Kaparigelan basa ngawengku opat aspék, diantarana ngaregepkeun, nyarita, maca jeung nulis. Tujuan pangajaran basa Sunda di sakabéh tingkatan sakola hususna di tingkat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan
Lebih terperinciKETERAMPILAN MENULIS RESENSI KUMPULAN CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TIRU MODEL SISWA KELAS XII SMA N 2 KOTO BARU KAB. DHARMASRAYA ARTIKEL ILMIAH
KETERAMPILAN MENULIS RESENSI KUMPULAN CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TIRU MODEL SISWA KELAS XII SMA N 2 KOTO BARU KAB. DHARMASRAYA ARTIKEL ILMIAH MELIZA NINGSIH NPM 10080319 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci :, Karangan, Kemahiran. Menulis, Narasi, Media Realia. Abstract
Kemahiran Menulis Karangan Narasi dengan Menggunakan Media Realia Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 24 Bintan Tahun Pelajaran 2012-2013 oleh Mimi Sutri. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciKEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI KE DALAM BENTUK PROSA BEBAS. Oleh
KEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI KE DALAM BENTUK PROSA BEBAS Oleh Indah Mayasari Ni Nyoman Wetty S. Edi Suyanto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : indahmayasari10@yahoo.com Abstract The problem
Lebih terperinciBAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah
1 BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Indonésia diwangun ku sababaraha sélér bangsa. Sunda mangrupa salah sahiji selér bangsa anu aya di Indonésia nu miboga kabudayaanana sorangan. Kabudayaan nya éta
Lebih terperinciBuku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076
Kemampuan Siswa menentuan Tokoh, Karekter Tokoh, dan Latar Cerpen Pada Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi Oleh Susi Fitria A1B1O0076 Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 E- JOURNAL
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 E- JOURNAL Oleh Elpita Sahara NIM 090388201 085 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
Lebih terperinciBAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah
BAB I BUBUKA 1.1 Kasang Tukang Masalah Basa téh salasahiji pakakas ucap anu dipaké ku manusa dina hirup kumbuhna. Minangka pakakas ucap, basa téh miboga fungsi pikeun alat komunikasi. Ieu pamanggih téh
Lebih terperinciUNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA
UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA KARYA UMAR KAYAM SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI SMA Sun Suntini Program Studi Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK STRIP TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK STRIP TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM Roza Dirga Sari 1, Trisna Helda 2, Refa Lina Tiawati R 2 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciHUBUNGAN MINAT BACA FIKSI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA MORAL/FABEL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SIJUNJUNG
HUBUNGAN MINAT BACA FIKSI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA MORAL/FABEL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SIJUNJUNG Nofriyanti Wulandari 1, Lira Hayu Afdetis Mana 2, Rahayu Fitri 2 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN
BAB III MÉTODE PANALUNGTIKAN 3.1 Lokasi Panalungtikan jeung Sumber Data 3.1.1 Lokasi Panalungtikan Lokasi panalungtikan pikeun meunangkeun data ngeunaan kasenian Bebegig Sukamantri nya éta di Kecamatan
Lebih terperinciKETERAMPILAN MENULIS PUISI DITINJAU DARI ASPEK KOSAKATA DAN DIKSI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014
KETERAMPILAN MENULIS PUISI DITINJAU DARI ASPEK KOSAKATA DAN DIKSI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Oleh DENNY ANDRIYAN NIM 100388201359
Lebih terperinciKEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK MERINGKAS BACAAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 PADANG ARTIKEL ILMIAH
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK MERINGKAS BACAAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 PADANG ARTIKEL ILMIAH DEWINTA PITRIA MAHARANI NPM 11080032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Lebih terperinciANALISIS MAJAS DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS DI KELAS XI SMA
ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS DI KELAS XI SMA Oleh: Rasman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia novellucu@rocketmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian siswa. Selama ini pembelajaran sastra di sekolah-sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembelajaran sastra merupakan bagian dari pembelajaran bahasa yang harus dilaksanakan oleh guru. Guru harus dapat melaksanakan pembelajaran sastra dengan menarik.
Lebih terperinciKajian Semiotik Huruf dan Aksara
Kajian Semiotik Huruf dan Aksara Huruf sebagai bagian dari sistem Tanda Huruf merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun kata lalu kalimat. Rangkaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan induk dari seluruh disiplin ilmu. Pengetahuan sebagai hasil proses belajar manusia baru tampak nyata apabila dikatakan, artinya diungkapkan
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA PENGHUBUNG DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BINTAN
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA PENGHUBUNG DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BINTAN ARTIKEL E-JOURNAL Oleh RENIYULIA FITRI NIM 090388201253 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRAINDONESIA
Lebih terperinciArip Hidayat Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kuningan ABSTRACT
UNSUR-UNSUR INTRINSIK DAN NILAI-NILAI PSIKOLOGIS DALAM NASKAH DRAMA MATAHARI DI SEBUAH JALAN KECIL KARYA ARIFIN C NOOR SEBAGAI ALTERNATIF PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA Arip Hidayat Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa sebagai suatu proses yang sistematik selalu mengarah kepada kegiatan perencanaan, dan penilaian (evaluasi). Kemampuan guru bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Bab 6 berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi. Untuk itu, pertama akan dipaparkan mengenai simpulan hasil penelitian novel dan film 99 Cahaya di Langit Eropa
Lebih terperinci