BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori"

Transkripsi

1 1. Belajar dan Pembelajaran BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori a. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan penting setiap orang termasuk di dalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar. Meskipun kita melihat ada perbedaan-perbedaan di dalam rumusan pengertian belajar tersebut dari masing-masing ahli, namun secara prinsip kita menemukan kesamaan-kesamaannya. Menurut pendapat Burton yang dikutip Aunurrahman ( 2009: 35 ) merumuskan Belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya. Dan menurut H.C. Witherington yang dikutip Aunurrahman ( 2009: 35 ) Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian. Menurut pendapat Harold Spears yang dikutip Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa ( 2011: 21 ) Learning is to observa, to read, to initate, to try something themselves, to listen, to follow direction ( belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah ). Serta menurut Witherington yang dikutip Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa ( 2011: 20 ) Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, 5

2 mendengarkan, meniru dan sebagainya. Selain itu, belajar akan lebih baik jika subjek belajar mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. 6 b. Prinsip-prinsip Belajar Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu mengembangkan potensi-potensi peserta didik secara optimal. Upaya untuk mendorong terwujudnya perkembangan potensi peserta didik tersebut tentunya merupakan suatu proses panjang yang tidak dapat diukur dalam periode tertentu, apalagi dalam waktu yang sangat singkat. Meskipun demikian, indikator terjadinya perubahan ke arah perkembangan pada peserta didik dapat dicermati melalui instrumentinstrumen pembelajaran yang dapat digunakan guru. Oleh karena itu, seluruh proses dan tahapan pembelajaran harus terarah pada upaya peningkatan potensi siswa secara komprehensip, maka pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar, yang bertolak dengan internal siswa untuk belajar. Menurut Davies yang dikutip Aunurrahman (2009: 113), mengingatkan beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar bagi penerapan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran, yaitu : 1. Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya. 2. Setiap murid belajar menurut tempo ( kecepatannya ) sendiri dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi kecepatan belajar. 3. Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement ). 4. Penguasaaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih berarti. 5. Apabila murid diberikan tanggungjawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih baik.

3 Prinsip belajar menunjuk kepada hal-hal penting yang harus dilakukan guru agar terjadi proses belajar siswa sehingga proses pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Prinsip-prinsip belajar juga memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh guru agar para siswa dapat berperan aktif di dalam proses pembelajaran. Bagi guru, kemampuan menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran akan dapat membantu terwujudnya tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran. Sementara bagi siswa prinsip-prinsip pembelajaran akan membantu tercapainya hasil belajar yang diharapkan. 7 c. Tujuan Belajar Menurut Suprijono yang dikutip Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa ( 2011: 22), Tujuan belajar yang ekplisit bisa diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional yang dinamakan instructional effects, yang biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan, tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional disebut nurturant effect. Bentuknya berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik menghidupi ( live in ) suatu sistem lingkungan belajar tertentu. d. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang kemudian dipakai oleh guru untuk mendukung proses belajar peserta didik. Sutikno (2013:32) mengemukakan bahwa, Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Sedangkan menurut Depdiknas dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas pasal 1 ayat 20 dalam (Waluyo, 2013:18) bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Berdasarkan uraian diatas maka dapat diartikan bahwa pembelajaran bukan sekedar

4 transfer ilmu dari guru kepada siswa, melainkan suatu proses kegiatan yang ditandai dengan adanya interaksi antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa pada suatu lingkungan belajar. Siswa sebagai peserta didik merupakan subyek utama dalam proses pembelajaran. Peran guru sebagai pendidik sangat penting dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya memberikan informasi melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar agar proses belajar lebih memadahi dan mudah diterima oleh siswa. Menurut Sutikno (2013: 34), pembelajaran akan terjadi jika memenuhi ciri-ciri sebagai berikut : 1) Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk siswa dalam suatu perkembangan tertentu 2) Terdapat mekanisme, langkah-langkah, metode dan teknik yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan 3) Fokus materi jelas, terarah dan terencana dengan baik 4) Adanya aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan pembelajaran 5) Tindakan guru yang cermat dan tepat 6) Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan siswa dalam proporsi masing-masing 7) Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran 8) Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk e. Komponen Pembelajaran Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang optimal adalah situasi dimana siswa dapat berinteraksi dengan guru dan atau bahan pengajaran ditempat tertentu yang telah diatur dalam rangka tercapainya tujuan. Situasi itu dapat dioptimalkan dengan mengguankan metode dan media yang tepat. Agar dapat diketahui keefektifan kegiatan belajar-mengajar, maka setiap proses dan hasilnya harus dievaluasi. Dengan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa kegiatan belajar-mengajar merupakan suatu kegiatan yang merupakan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa komponen. Menurut H.J. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, dan Sutijan (2000: 30) : 8

5 1. Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan; 2. Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar-mengajar, katalisator belajar-mengajar, dan peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajarmengajar yang efektif; 3. Tujuan yakni pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar-mengajar. Perubahan tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotor dan afektif; 4. Isi pelajaran, yakni segala informasi berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan; 5. Metode, yakni cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan; 6. Media, yakni bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar mereka dapat mencapai tujuan; 7. Evaluasi, yakni cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar mengajar dan sekaligus memberikan balikan bagi setiap komponen kegiatan belajar-mengajar. Komponen-komponen kegiatan belajar-mengajar tersebut saling berinteraksi dengan yang lain dan bermula serta bermuara pada tujuan, sehingga merupakan suatu system Sedangkan menurut menurut Sutikno (2013: 35) macam-macam komponen pembelajaran adalah sebagai berikut : 1) Tujuan Pembelajaran Adalah kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar. Dengan kata lain tujuan pembelajaran merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran. 2) Materi Pembelajaran Medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diperoleh oleh siswa. Karena itu, penentuan materi pembelajaran harus berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, misalnya berupa pegetahuan, ketrampilan, sikap, dan pengalaman lainnya. 3) Kegiatan Pembelajaran Dalam kegiatan pembelajaran, guru dan siswa terlibat dalam sebuah interaksi dengan materi pembelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu siswalah yang lebih aktif, bukan guru. Oleh karena itu interaksi dikatakan maksimal bila terjadi antara guru dengan semua siswa, antara siswa dengan 9

6 guru, antara siswa dengan siswa, siswa dengan materi pembelajaran dan media pembelajaran, bahkan siswa dengan dirinya sendiri, namun tetap dalam kerangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. 4) Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode diperlukan oleh guru dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 5) Media Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. 6) Sumber Belajar Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana materi pelajaran terdapat. 7) Evaluasi Evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi merupakan aspek yang sangat penting, yang berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai atau hingga mana terdapat kemajuan belajar siswa, dan bagaimana tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. f. Hasil Belajar Menurut Suprijono yang dikutip Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa (2011: 22 ), Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilainilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Menurut Bloom yang dikutip Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa (2011: 23), Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, yaitu sebagai berikut : 1) Domain Kognitif mencakup: a) Knowledege ( pengetahuan, ingatan ) b) Comprehension ( pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh ) c) Application ( menerapkan ) d) Analysis ( menguraikan, menentukan hubungan ) e) Synthesis ( mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru ) f) Evaluating ( menilai ). 2) Domain Afektif mencakup : a) Receiving ( sikap menerima ) b) Responding ( memberikan respons ) c) Valuing ( nilai ) 10

7 2. Senam d) Organization ( organisasi ) e) Characterization ( karakterisasi ). 3) Domain Psikomotor mencakup : a) Initiatory b) Pre-routine c) Rountinized d) Keterampilan produktif, teknik, fisik, social, manajerial, dan intelektual. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, tetapi secara komprehensif. a. Pengertian Istilah Senam Senam adalah istilah atau nama ( nomen ) suatu cabang olahraga. Menurut Agus Margono ( 2009: 17-19) Sebagai cabang olahraga, senam mempunyai domein atau daerah dengan batasbatasnya sendiri, mempunyai ruang lingkup yang tertentu. Dan batasan senam menurut beliau adalah, Senam adalah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis. Ini berarti bahwa cabang olahraga senam berbeda dengan pencak silat, cabang olahraga senam tidak sama dengan sepak bola, dan bukan pula loncat indah. Senam mempunyai kaidah sendiri akan tetapi, sering kali kita mendengar seseorang yang mengajarkan sepak bola atau berenang berkata mari kita latihan senam lebih dahulu. Seolah - olah latihan senam terdapat juga dalam olahraga lain, seolaholah istilah senam mempunyai arti yang sempit dan arti yang luas. Kita perlu membahas istilah tersebut secara mendalam untuk mengetahui arti senam tersebut. Untuk menerangkan arti kata senam kita biasanya menjelaskannya dengan merentangkan lengan ke 11

8 samping, kemudian merenggut-renggutkannya ke kanan, memilin tubuh ke kiri dan ke kanan, membungkukkan badan ke depan, melenting ke belakang dan sebagainya. Senam sebagai terjemahan dari istilah gymnastik mempunyai arti yang berbeda-beda sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan pada umumnya. Gerakan lengan yang dientangkan dan tubuh yang dipilin ke kiri dank e kanan sama dengan senam pagi, akan tetapi senam pagi sebenarnya sebagian atau salah satu unsure dari arti senam yang sebenarnya. Senam pagi atau senam bebas adalah sinonim/kata lain dari calesthenic. b. Asal Arti kata senam Senam adalah terjemahan dari kata gymnastick ( bahasa Belanda ), gymnastic ( bahas Inggris ), Thmmastiek asal katanya dari gymnos ( bahasa Greka ). Gymnos berarti telanjang, gymnastiek pada jaman kuno memang dilakukan dengan badan telanjang atau setengah telanjang. Maksudnya agar gerakan dapat dilaukan tanpa gangguan sehingga menjadi sempurna, tempat berlatih senam di zaman Yunani Kuno disebut Gymnasium. c. Macam-macam senam Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa dengan kemajuan dan ilmu dan tekhnologi dewasa ini tumbuh dan berkembang macammacam bentuk gerakan senam, baik yang dilakukan di Indonesia maupun di negara-negara lain. Dari bermacam-macam bentuk gerakan senam tersebut, dalam bab ini Aip Syarifuddin dan Muhadi ( 1991: ) menguraikan macam-macam senam yang diajarkan di sekolah-sekolah ( khususnya di SD ) yaitu : 1) Senam dasar Senam dasar adalah berbagai bentuk dan ragam gerakan senam yang dilakukan orang terutama untuk latihan pembentukan tubuh dan sering juga dilakukan sebagai latihan pendahuluan 12

9 sebelum melakukan bentuk-bentuk gerakan yang pokok ( inti katihan ) atau sering juga dikatakan dengan latihan pemanasan badan pada setiap cabang olah raga. Dalam melakukan latihan senam dasar, biasanya tanpa mempergunakan alat akan tetapi dapat juga dilakukan dengan alat untuk menambah beban latihan. 2) Senam Irama Senam irama ialah bentuk-bentuk gerakan senam yang merupakan perpaduan antara berbagai bentuk gerakan dengan irama yang mengiringinya. Misalnya seperti irama tepukan, ketukan, tambore, nyanyian, music dan sebagainya. Keindahan bentuk-bentuk gerakan,,menciptakan variasi gerakan, dan membentuk gerakan melalui koordinasi antara berbagai bentuk gerakan dengan irama merupakan tuntutan dalam senam irama. Dapat juga dikatakan bahwa yang menjadi prinsip dasar dari gerakan-gerakan senam irama itu adalah adanya kelentukan tubuh di dalam melakukan gerakan dan kesinambungan antara gerakan yang satu dengan gerakan yang lainnyasesuai dengan irama, sehingga merupakan rangkaian urutan gerak yang terpadu antara gerakan dan irama yang dilakukan dengan luwes dan lancar. 3) Senam Ketangkasan Senam ketangkasan adalah bentuk-bentuk gerakan senam yang harus dilakukan dengan kekuatan, kecepatan, ketepatan, kelentukan, keberanian, dan keberanian dan kepercayaan diri dalam suatu rangkaian urutan gerak yang terpadu. Senam ketangkasan sering dikatakan sering dikatakan dengan senam pertandingan atau senam artistic, karena bentuk-bentuk gerakannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam pertandingan baik mengenai sikap pada waktu akan melakukan keindahan, dan ketepatan serta keseimbangan pada sikap akhirnya. Senam ketangkasan dapat dilakukan tanpa alat dan dengan alat, senam ketangkasan yang dilakukan tanpa alat, dinamakan (floor exercise), 13

10 sedangkan senam ketangkasan dengan mempergunakan alat dinamakan senam alat. d. Bentuk-bentuk senam ketangkasan 3. Sikap lilin Seperti yang telah dikemukakan bahwa senam ketangkasan yang akan diuraikan di sini adalah senam lantai, yaitu bentuk-bentuk gerakan yang dilakukan di lantai beralaskan permadani atau matras ( kasur yang terbuat dari karet busa ) dan dilakukan tanpa memakai alat. Di dalam senam ketangkasan tanpa alat terdapat bermacam-macam bentuk gerakan, baik yang dilakukan dengan lentigan dan putaran badan, maupun bentuk sikap keseimbangan. Sedangkan unsur-unsur yang terdapat dalam bentuk gerakannya, misalnya sepeti kelemasan, kekuatan, kecepatan, ketepatan, keseimbangan, dan ketangkasan dari yang akan melakukannya. Sikap lilin adalah gerakan yang dilakukan dengan sikap tidur terlentang dengan panggul di dorong ke atas dan kedua kaki lurus rapat dan berguna untuk melatih keseimbangan. Menurut Tri Minarsih, Acep Hadi, dan Hanjaeli ( 2010: 37 ) gerakan sikap lilin apabila diuraikan adalah : a. Sikap awal tidur terlentang b. Angkat kedua kaki lurus dan rapat ke atas. Kedua tangan menahan pinggang dengan tumpuan tangan mulai bahu sampai siku. Tumpuan badan di pundak, c. Tahan gerakan sampai 8 hitungan, lebih lama lebih baik. Mintalah temanmu untuk memegangi kakimu agar tetap tegak sampai 8 hitungan atau lebih. Dan menurut Roji ( 2007: 109 ) gerakan Sikap lilin terbagi menjadi tiga tahap yaitu: a. Tahap Persiapan : Tidur telentang kaki dan badan lurus, kedua tangan disamping badan lurus. b. Tahap Gerakan : Kedua kaki diangkat lurus ke atas rapat dan lurus, kedua tangan menopang bagian belakang pinggul. 14

11 c. Akhir Gerakan : Turunkan kembali kedua kaki ke matras secara perlahan diawali menekuk kedua lutut hingga kembali ke posisi awal. Sedangkan menurut Farida Mulyaningsih, Yulianto, Erwin Setyo, dan Herkamaya Jatmika ( 2010: 27 ) cara melakukan gerakan sikap lilin adalah sebagai berikut : a. Mula-mula berbaring telentang, kedua kaki lurus, kedua tangan di samping badan b. Punggung dan kedua kaki diangkat lurus ke atas c. Kedua tangan menahan di pinggang, dengan ibu jari tangan di perut d. Keempat jari-jari tangan di pinggang untuk menjaga agar pinggang tetap lurus. 15 Gambar 2.1 : Sikap lilin Sumber : Tri Minarsih, dkk ( 2008: 37 ) 4. Alat Bantu Pembelajaran a. Pengertian alat bantu pembelajaran Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Menurut Agus Kristiyanto ( 2010: 129 ), Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktekan suatu dalam proses pendidikan pengajaran. Jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh, dengan kata lain alat peraga ini dimaksudkan utnuk mengerahkan indera sebanyak mungkin suatu objek sehingga mempermudah presepsi. Dalam web (Hendrawan,2009) mengemukakan pendapat bahwa, alat bantu pembelajaran adalah alatalat yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga karena

12 berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu dalam pembelajaran. Dan menurut 16 Wijaya & Rusyan [1994] dalam yang dimaksud Alat Peraga Pendidikan adalah media pendidikan berperan sebagai perangsang belajar & dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan tujuan belajar. b. Syarat Alat Bantu pembelajaran yang baik Agus Kristiyanto ( 2010: 130 ) mengemukakan pendapat, bahwa, suatu alat pembelajaran dikatakan baik apabila mempunyai tujuan pendidikan untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan konsep-konsep, mengubah sikap dan presepsi, menanamkan tingkah laku/ kebiasaan baru. Selain itu alat bantu harus efisien dalam penggunaannya, dalam waktu yang singkat dapat mencakup isi yang luas dan tempat yang diperlukan tidak terlalu luas. c. Macam Alat Bantu dalam Pembelajaran Sikap Lilin 1) Bantal : Bantal yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bantal kapuk dengan bentuk segi empat, ukuran 30x 20 cm. Siswa berpasangan, salah satu menjadi pelaku dan yang satunya lagi membantu dalam penggunaan alat bantu, siswa yang membantu meletakkan bantal di belakang pinggul siswa pelaku yang berfungsi untuk menahan pinggul siswa selama melakukan gerakan sikap lilin, bantal ini digunakan selama detik dengan 2 kali melakukan, baru setelah itu bantal dilepas. Kendala yang kemungkinan dihadapi dalam penggunaan alat bantu bantal ini adalah ketergantungan siswa menggunakan bantal sehingga menimbulkan rasa malas untuk menopang pinggul dengan tangan dan untuk mengantisipasi kendala tersebut maka peneliti hanya menggunakan bantal selama detik lalu melepasnya sehingga siswa tetap akan menggunakan kedua tangan untuk menopang pinggul mereka.

13 17 Gambar 2.2 : Bantal Gambar 2.3 : Cara pemakaian alat bantu bantal 2) Gawang paralon : Gawang paralon yang digunakan dalam penelitian ini adalah paralon yang tingginya kurang lebih cm yang kemudian kedua ujung kanan dan kiri gawang paralon ditali ( rafia ) panjang tali raffia tersebut disesuaikan dengan panjang matras. Cara menggunakan alat bantu ini adalah gawang paralon tersebut dipasang di sisi kanan dan kiri matras, kemudian ujung paralon dari sisi kiri dan dari sisi kanan diikatkan raffia melewati atas matras, siswa melakukan sikap lilin dengan posisi kaki berada dibelakang rafia, kaki siswa yang melakukan tidak diperbolehkan melebihi raffia tersebut apabila kaki siswa tidak melebihi rafia maka gerakannya cukup dan sesuai keriteria dan sebaliknya jika kaki siswa tersebut sampai melewati rafia maka belum dikatakan sesuai dengan kriteria. Penggunaan alat bantu gawang paralon ini berfungsi agar kedua kaki siswa tidak terlalu kebelakang atau gerakan menjadi seperti akan melakukan gerakan rol belakang.

14 18 Gambar 2.4 : Gawang paralon Gambar 2.5 : Cara pemakaian alat bantu gawang paralon 3) Bola kecil : Bola kecil yang digunakan dalam penelitian ini adalah bola dengan ukuran diameter kurang lebih 5-10 cm. Cara menggunakan alat bantu bola kecil, yaitu berpasangan dan kedua siswa bergantian menjadi pelaku ataupun sebagai siswa yang membantu, bola diletakkan di tengah-tengah kedua kaki bagian kura-kura dalam dijepit dan jangan sampai terjatuh, fungsi dari bola kecil ini yaitu membantu kedua kaki untuk bisa tetap rapat pada saat melakukan sikap lilin, alasan peneliti menggunakan kedua media yang berfungsi sama adalah memvariasi alat bantu agar siswa tidak merasa bosan dan agar siswa lebih antusias lagi dalam proses pembelajaran sikap lilin.

15 19 Gambar 2.6 : Bola kecil ( bola bekel ) Gambar 2.7 : Cara pemakaian alat bantu bola bekel B. Kerangka Berfikir Tercapainya tujuan pembelajaran yang maksimal dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang berpengaruh adalah peran guru dalam menentukan penggunaan alat bantu sebagai penunjang keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Alat bantu merupakan suatu cara yang diterapkan guru untuk memberikan materi pelajaran agar lebih menarik dan efektif dalam penggunaanya. Tidak bisa dipungkiri tuntutan bahwa guru harus kreatif, dalam menentukan alat bantu merupakan tuntutan bagi guru agar siswa mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi, berkreasi dan aktif sehingga hasil pembelajaran yang dilakukan oleh guru meningkat. Banyak alat bantu pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, alat bantu pembelajaran dapat diterapkan dalam semua pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar termasuk pembelajaran sikap lilin. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan alat bantu untuk meningkatkan hasil belajar sikap lilin. Penggunaan alat bantu akan lebih merangsang minat siswa untuk berlatih karena bentuk atau wujudnya sangat

16 menyenangkan dan menggembirakan anak. Dan berdasarkan uraian di atas, peneliti meyakini bahwa minat siswa yang telah dirangsang dengan alat bantu yang telah disebutkan tadi merupakan modal awal untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran dan proses berfikir siswa. Dari pemikiran kerangka berfikir di atas dapat digambarkan melalui bagan sebagai berikut: 20 Kondisi awal Tindakan Guru : belum memanfaatkan alat bantu pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar sikap lilin. Menggunakan alat bantu pembelajaran Siswa: - Siswa kurang tertarik dan kurang memperhatikan materi yang diberikan - Siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. - Hasil belajar sikap lilin masih rendah Siklus I: Peneliti bersama dengan guru menyusun dan melaksanakan pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sikap lilin siswa menggunakan alat bantu pembelajaran Kondisi akhir Motivasi siswa untuk belajar sikap lilin, sehingga hasil belajar sikap lilin juga meningkat sesuai dengan target yang ditetapkan. Siklus II : Merupakan penyempurna dari siklus sebelumnya. Siswa dapat melakukan gerakan sikap lilin sesuai capaian KKM. Gambar 2.8 Kerangka Berfikir

BOBBY HELMI Pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi Stok bina guna medan

BOBBY HELMI Pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi Stok bina guna medan UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM ROLL KEDEPAN DENGAN MENGGUNAKAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL PADA SISWA KELAS X SMK PUTRA ANDA BINJAI TAHUN AJARAN 2015/2016 BOBBY HELMI Pendidikan jasmani kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Senam merupakan salah satu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Senam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, pengetahuan, prilaku hidup yang aktif dan sikap sportif melalui

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan

TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani 1. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gymnastics. Sedangkan Imam Hidayat dalam Hendra Agusta (2009: 9), mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gymnastics. Sedangkan Imam Hidayat dalam Hendra Agusta (2009: 9), mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Senam Ada beberapa pengertian tentang senam dengan mengutip pernyataan Agus Mahendra (2000: 7), senam dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam

I. PENDAHULUAN. Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam lantai. Sikap lilin adalah sikap yang dilakukan dari posisi tidur terlentang, kemudian mengangkat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai. tujuan tertentu.dalam Muhajir (2006: 88)

II. TINJAUAN PUSTAKA. melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai. tujuan tertentu.dalam Muhajir (2006: 88) II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Senam Senam adalah bentuk latihan fisik yang disusun secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai tujuan tertentu.dalam Muhajir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai suatu kegiatan telah di kenal dan di sadari atau tidak di lakukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai suatu kegiatan telah di kenal dan di sadari atau tidak di lakukan oleh 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah adalah suatu proses yang di tandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang dan perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha. Sejak lahir

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Senam a. Pengertian Senam Senam adalah istilah atau nama suatu cabang olahraga. Sebagai cabang olahraga senam mempunyai domein atau daerah batas-batasnya sendiri,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Era globalisasi mengakibatkan peningkatan pemenuhan kebutuhan hidup yang layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai cita-cita. Oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Dalam proses pembelajaran, berhasil tidaknya pencapaian tujuan dipengaruhi oleh bagaimana proses belajar yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang memiliki peran sangat penting terhadap perkembangan perilaku siswa seperti aspek kognitif,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana 1 2.1 Kajian Teoritis BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1.1 Hakikat Senam Ketangkasan Senam dapat diartikan sebagai setiap bentuk latihan fisik yang disusun secara sistematis dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II di MIN Sumberjati Kademangan Blitar pada mata pelajaran Fiqih dengan melalui penerapan model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan mempelajari (Agus Suprijono, 2013:13). Supaya siswa lebih. memahami apa yang dijelaskan guru mereka harus belajar.

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan mempelajari (Agus Suprijono, 2013:13). Supaya siswa lebih. memahami apa yang dijelaskan guru mereka harus belajar. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran pokok yang memiliki peranan penting dalam pendidikan. Matematika diberikan pada semua jenjang pendidikan mulai dari Sekolah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Senam Lantai Senam lantai pada umumnya disebut Floor Exercise, tetapi ada juga ada yang menamakan tumbling. Menurut Agus Margono (2009:79), Senam lantai adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi program

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan suatu pendidikan yang wahana belajarnya melalui aktifitas fisik, tetapi dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang, I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas manusia dan untuk bersaing dalam membangun taraf hidup bangsa dan negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia melalui proses pembelajaran dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang melibatkan semua aspek gerak. Proses pendidikan jasmani mampu menjadikan manusia untuk berkembang dalam hal gerak.

Lebih terperinci

MAKALAH SENAM LANTAI

MAKALAH SENAM LANTAI MAKALAH SENAM LANTAI Disusun Oleh : 1. Eka Putri Damayanti 2. Ony Awalia Putri 3. Risma Putri Utami 4. Liza Yunita 5. Naylatul Aulia 6. Emil Zaenandi B. 7. Krisnanto 8. Dede Faiz Kelas : VIII C SMP NEGERI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lompat Jauh a. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompatdalam cabang olahraga atletik. Lompat jauh merupakan suatu bentuk gerakan melompat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Make a Match 2.1.1 Pengertian Model pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran sebagai hasil penurunan teori psikologi pendidikan

Lebih terperinci

Peta Konsep GERAK RITMIK

Peta Konsep GERAK RITMIK Gerak Ritmik Apakah kamu tahu tentang senam aerobik? Senam aerobik termasuk salah satu senam ritmik. Senam aerobik biasanya diiringi dengan musik dan dipandu oleh instruktur. Mengapa banyak orang yang

Lebih terperinci

senam Merupakan terjemahan dari kata: 1. Gymnastiek Belanda 2. Gymnastics Inggris Asal kata Gymnos Yunani berarti telanjang

senam Merupakan terjemahan dari kata: 1. Gymnastiek Belanda 2. Gymnastics Inggris Asal kata Gymnos Yunani berarti telanjang DASAR--DASAR SENAM DASAR Oleh : FARIDA MULYANINGSIH senam Merupakan terjemahan dari kata: 1. Gymnastiek Belanda 2. Gymnastics Inggris Asal kata Gymnos Yunani berarti telanjang CIRI--CIRI / KAIDAH SENAM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Atletik a. Pengertian Atletik Atletik merupakan cabang olahraga yang yang paling tua usianya di dunia dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Atletik terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini berbagai lembaga pendidikan tinggi berkompetisi untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kualitas yang baik, dalam bentuk memiliki keterampilan yang memadai,

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

Senam Ritmik/ Irama (Lanjutan)

Senam Ritmik/ Irama (Lanjutan) Bab 16 Senam Ritmik/ Irama (Lanjutan) Sumber: www.blitarkota.go.id id Kata Kunci gerakan tubuh pita/tali sit up putar badan mengayun tali lompat belakang dasar lompat depan dasar langkah kop ke depan langkah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan latihan fisik secara sistematis, dan dirangkai secara keseluruhan dengan tujuan membentuk dan mengembangkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Trenggalek, 16 Januari Penulis

PENDAHULUAN. Trenggalek, 16 Januari Penulis PENDAHULUAN Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah YME yang selalu melimpahkan karunia-nya, sehingga makalah ini dapat tercipta. Makalah ini dibuat untuk membantuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos,

I. PENDAHULUAN. sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam merupakan aktifitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani.

Lebih terperinci

Kata kunci : Ability Grouping, Hasil belajar, Mekanika Teknik

Kata kunci : Ability Grouping, Hasil belajar, Mekanika Teknik 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ABILITY GROUPING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK KELAS X TEKNIK SIPIL SMK NEGERI SURAKARTA Andra Noviana 1, Sri Sumarni

Lebih terperinci

Kata kunci : Ability Grouping, Hasil belajar, Mekanika Teknik

Kata kunci : Ability Grouping, Hasil belajar, Mekanika Teknik digilib.uns.ac.id 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ABILITY GROUPING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK KELAS X TEKNIK SIPIL SMK NEGERI SURAKARTA Andra Noviana

Lebih terperinci

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIIF SMP N 2 SRANDAKAN Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. teratur. Senam biasa digunakan orang untuk rekreasi, relaksasi atau

I. PENDAHULUAN. teratur. Senam biasa digunakan orang untuk rekreasi, relaksasi atau I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Senam biasa digunakan

Lebih terperinci

d. Pembelajaran Menahan Siku Lawan di Atas Pundak Cara melakukannya adalah sebagai berikut.

d. Pembelajaran Menahan Siku Lawan di Atas Pundak Cara melakukannya adalah sebagai berikut. A B A B A B Gambar 4.16 Pembelajaran mengunci lawan dengan menahan serangan siku lawan d. Pembelajaran Menahan Siku Lawan di Atas Pundak 1) Peserta didik A melancarkan pukulan dengan tangan kanan lurus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan ilmu pengetahuan sosial merupakan proses mendidik dan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. namun dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses untuk membantu individu untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 3 yaitu tujuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sunarto (Http://e-learning.Po.Unp.Ac.Id, 1999), menyatakan bahwa masa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sunarto (Http://e-learning.Po.Unp.Ac.Id, 1999), menyatakan bahwa masa 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Siswa SMA Sunarto (Http://e-learning.Po.Unp.Ac.Id, 1999), menyatakan bahwa masa remaja adalah upaya menentukan jati dirinya (identitasnya) atau aktualisasi diri.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP N 1 Klaten Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VIII / 1 (Ganjil ) Materi Pokok : Senam Lantai Alokasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. gymnastiek (Bahasa Belanda) dan gymnastic (Bahasa Inggris) yang berasal dari

BAB II KAJIAN TEORITIS. gymnastiek (Bahasa Belanda) dan gymnastic (Bahasa Inggris) yang berasal dari 8 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Hakikat Senam Ketangkasan Menurut Mukholid (2004:151) senam merupakan terjemahan dari kata gymnastiek (Bahasa Belanda) dan gymnastic (Bahasa Inggris) yang berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Spears dan Geoch dalam Sardiman AM (2005 : 20) sebagai berikut: berperilaku sebagai hasil dari pengalaman.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Spears dan Geoch dalam Sardiman AM (2005 : 20) sebagai berikut: berperilaku sebagai hasil dari pengalaman. 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian belajar Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan. Ada beberapa pendapat Para ahli tentang definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Pipit Fitriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah  Ayu Pipit Fitriyani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika di SD selalu mengacu kepada kurikulum SD yang telah ditetapkan oleh Dirjen Pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan yang berkembang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan jasmaniah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus 1 Mata Pelajaran Sekolah Kelas / Semester : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga : SD Negeri Brengkol : IV / I

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses hidup manusia adalah proses berkembang, manusia akan terus

I. PENDAHULUAN. Proses hidup manusia adalah proses berkembang, manusia akan terus I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses hidup manusia adalah proses berkembang, manusia akan terus berkembang, berubah dipengaruhi oleh pengalaman sepanjang hayatnya. Perkembangan anak bersifat terpadu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin dengan mengarahkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin dengan mengarahkan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan

Lebih terperinci

I., PENDAHULUAN. merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Kata gymnastics menurut Hidayat (1995:27), dipakai untuk menunjukan

I., PENDAHULUAN. merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Kata gymnastics menurut Hidayat (1995:27), dipakai untuk menunjukan 1 I., PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam merupakan salah satu materi pendidikan jasmani. Senam yang dikenal dalam bahasa indonesia sebagai salah satu cabang olahraga merupakan terjemahan langsung dari

Lebih terperinci

TUGAS OLAHRAGA SENAM IRAMA

TUGAS OLAHRAGA SENAM IRAMA TUGAS OLAHRAGA SENAM IRAMA DI SUSUN OLEH: 1. Isnaini Taufiqirahmah (15) 2. Nurul Adila Murdianti (24) 3. Tribuana Restiwardani (29) Hakikat Senam Irama Menurut asal kata, senam (gymnastics) berasal dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran karena dalam model pembelajaran terdapat langkah-langkah

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran karena dalam model pembelajaran terdapat langkah-langkah 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Exclusive Penerapan model pembelajaran dapat memudahkan guru dalam merancang pembelajaran karena dalam model pembelajaran terdapat langkah-langkah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerak dasar merupakan elemen yang mendasari dari suatu rangkaian gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan gerak dalam suatu cabang olahraga.

Lebih terperinci

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Senam Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra 2002: 2 (dalam

I. PENDAHULUAN. Senam Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra 2002: 2 (dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra 2002: 2 (dalam aswin 2013:28) senam sebagai suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonsrtuk dengan sengaja, dilakukan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masaalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masaalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masaalah Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjasorkes) perlu makin ditingkatkan dan memasyarakatkan sebagai cara pembinaan kesehatan jasmani dan rohani

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snow Balling (Bola Salju) Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas VII SMP Negeri I Paguat

Lebih terperinci

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 BAB V KEBUGARAN JASMANI Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 Kebugaran jasmani merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya untuk meningkatkan dan

Lebih terperinci

1 Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret 2,3 Dosen Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret

1 Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret 2,3 Dosen Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK SIPIL PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK SMK NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Atletik BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Atletik merupakan istilah dalam olahraga yang berasal dari bahasa yunani yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri 1 Godean : Penjasorkes : XII/Satu : Loncat Kangkang : 3 JP (3 X 45 menit) A. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang diberikan kepada anak dan ditujukan untuk merangsang setiap perkembangan dan pertumbuhan anak dalam memasuki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak.

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak. Gerakan-gerakan senam sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berasal dari kata curir (pelari) dan curene (tempat berpacu). Pada saat itu

I. PENDAHULUAN. berasal dari kata curir (pelari) dan curene (tempat berpacu). Pada saat itu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah kurikulum (curriculum) pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga, berasal dari kata curir (pelari) dan curene (tempat berpacu). Pada saat itu kurikulum diartikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam melakukan gerakan meroda memerlukan berbagai aspek, seperti fisik antara lain kekuatan, keseimbangan

Lebih terperinci

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat Perkembangan gerakan kasar Bulan Pencapaian Titik Pencapaian 1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan 2 Setengah miring jika dalam posisi tengkurap, selalu meletakkan pipi ke alas secara bergantian disebut titik

Lebih terperinci

Inisiasi 2 Ayunan Lengan Dan Ayunan Dua Langkah

Inisiasi 2 Ayunan Lengan Dan Ayunan Dua Langkah Inisiasi 2 Ayunan Lengan Dan Ayunan Dua Langkah Apa kabar bapak-ibu bagaimana dengan inisiasi pertama kita, apakah dapat anda pahami? Apakah tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik? Semoga

Lebih terperinci

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan) SENAM REFLEKSI Senam refleksi dilakukan dengan menggabungkan gerakan tubuh dan teknik pengaturan pernapasan. Tujuannya adalah memperbaiki fungsi-fungsi otot-otot yang berhubungan dengan alat-alat/organ

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pra Tindakan BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra Tindakan Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya dilapangan. Selain itu

Lebih terperinci

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Hak Cipta buku ini pada Kementerian Pendidikan Nasional. Dilindungi Undang-undang. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk Kelas V SD/MI Disusun oleh: Farida Mulyaningsih Erwin Setyo Kriswanto

Lebih terperinci

SENAM. Bahan Belajar Mandiri

SENAM. Bahan Belajar Mandiri SENAM Bahan Belajar Mandiri PENDAHULUAN Bersenam merupakan salah satu dasar dalm pelaksanaan kegiatan berolah raga. Bersenam juga termasuk salah satu program kegiatan dalam kurikulum pendidikan jasmani

Lebih terperinci

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang bab 1 gerak dasar sumber www.sdialazhar14.wordpress.com tanggal 11 Juni 2009 kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang meloncat menggiring setiap hari kamu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD 2.1.1.1. Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu bagian dari ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi. berbagai aktivitas jasmani (Depdikbud, 1993: 1).

TINJAUAN PUSTAKA. di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi. berbagai aktivitas jasmani (Depdikbud, 1993: 1). 1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya termasuk mengenyam pendidikan. Pendidikan bagi umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus

Lebih terperinci

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain. DADA 1. Breast Twist Fly 1. Posisikan tubuh bersandar incline pada bench dengan kedua tangan terbuka lebar memegang dumbbell. Busungkan dada untuk gerakan yang optimal. Angkat kedua dumbbell ke depan dengan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING BELAKANG PADA MAHASISWA STKIP KUSUMANEGARA

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING BELAKANG PADA MAHASISWA STKIP KUSUMANEGARA Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan. PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING BELAKANG PADA MAHASISWA STKIP KUSUMANEGARA STKIP Kusumanegara Jakarta email : fiqy.satria@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI AKTIVITAS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA KETERAMPILAN GULING

IMPLEMENTASI AKTIVITAS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA KETERAMPILAN GULING 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai Makhluk Tuhan yang dikaruniai kemampuan-kemampuan dasar yang bersifat rohaniah dan jasmaniah, manusia mampu mempertahankan hidup serta memperbaiki kualitas

Lebih terperinci

METHODIK DASAR GERAK ATHLETIK

METHODIK DASAR GERAK ATHLETIK METHODIK DASAR GERAK ATHLETIK Oleh Drs. H.M.Husni Thamrin, M.Pd FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA METHODIK ATHLETIK Mengajar Gerak Dasar Atletik 1. Atletik merupakan aktivitas jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tersebut mengandung arti bahwa belajar tidak mengenal usia dari bayi, anak-anak

BAB II KAJIAN TEORI. tersebut mengandung arti bahwa belajar tidak mengenal usia dari bayi, anak-anak BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Belajar Pepatah mengatakan belajar dari kandungan sampai ajal menjemput pepatah tersebut mengandung arti bahwa belajar tidak mengenal usia dari bayi, anak-anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUUAN. aspek organisasi atau pribadi (Djamarah, 2006). menyertai perubahan tersebut Ilmu kimia merupakan salah satu ilmu

BAB I PENDAHUUAN. aspek organisasi atau pribadi (Djamarah, 2006). menyertai perubahan tersebut Ilmu kimia merupakan salah satu ilmu BAB I PENDAHUUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

Lebih terperinci

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi merupakan pendorong bagi perbuatan siswa. Menyangkut soal mengapa siswa berbuat demikian dan apa tujuannya

Lebih terperinci