Drs. Rubianus, M.Pd ABSTRAK

Transkripsi

1 149 Jural KIP Vol. II Nomor 2, Juli Oktober 2013: Perbedaa Hasil Belajar Matematika Atara Siswa Yag Gaya Belajarya Visual, Auditorial, da Kiestetik Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Boggakaradeg Drs. Rubiaus, M.Pd ABSTRAK Gaya belajar adalah kombiasi dari bagaimaa kita meyerap iformasi dega mudah (modalitas) kemudia megolah da megatur iformasi tersebut (domiasi otak). Peelitia ii bertujua utuk medeskripsika bagaimaa hasil belajar dari siswa yag gaya belajarya visual, auditorial da kiestetik.variabel dalam peelitia ii adalah gaya belajar visual, gaya belajar auditorial da gaya belajar kiestetik sebagai variabel bebas da hasil belajar matematika sebagai variabel terikat. Populasi dalam peelitia ii berjumlah 41 orag da dijadika sekaligus sebagai sampel. Data yag diguaka dalam peelitia ii yaitu data kuatitatif. Data kuatitatif adalah data yag berbetuk bilaga yag diperoleh dari hasil agket yag terdiri dari 21 pertayaa da hasil belajar matematika yag diperoleh setelah megerjaka soal uraia sebayak 7 omor.tekik aalisis data dalam peelitia ii adalah megguaka uji oe way aova (aalisis varia satu jalur). Hasil peelitia diperoleh 24 atau 58,53% siswa yag gaya belajarya visual dega ilai maksimum 86, ilai mimum 47 da ilai rata-rata 63,5. Jumlah siswa yag gaya belajarya auditorial ada10 orag atau 24,39 % dega ilai maksimum 81, ilai miimum 50 da ilai rata-rata 64,8. Jumlah siswa yag gaya belajarya kiestetik ada 7 orag atau 17,07 % dega ilai maksimum 69, ilai miimum 47 da ilai rata-rata 58,57. Berdasarka hasil aalisis melalui batua SPSS 17.0 diperoleh ilai F hitug 1,018 lebih kecil dari ilai F tabel 3,25 pada taraf sigifika 0,05. Jadi tidak ada perbedaa hasil belajar matematika atara siswa yag gaya belajarya visual, auditorial da kiestetik pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Boggakaradeg. A. Latar Belakag Pembagua di bidag pedidika merupaka salah satu bagia dari Pembagua Nasioal yag memegag peraa petig dalam mewujudka Pembagua Nasioal. Sebagaimaa yag tertuag dalam GBHN Tahu 1993 bagia b, Pedidika Nasioal adalah pedidika yag berdasarka Pacasila dega tujua utuk meigkatka kualitas mausia yaitu perwujuda mausia yag berima da bertaqwa kepada Tuha yag Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadia, bekerja keras, tagguh, bertaggugjawab, madiri, cerdas, serta sehat jasmai da rohai. Serta amaat yag tertuag dalam udag-udag Republik Idoesia o 20 Tahu 2003 tetag Sistim Pedidika Nasioal da peratura pemeritah Nomor 19 Tahu 2005 tetag Stadar Nasioal Pedidika. Utuk megimplemetasika hal tersebut maka pemeritah melakuka berbagai upaya da kebijaka dalam meagai masalah di bidag pedidika. Upaya da kebijaka tersebut adalah meaikka aggara utuk pedidika mejadi 20 % dari APBN, melakuka perubaha kurikulum da memberika sertifikasi kepada guru dalam skala Nasioal. Seperti halya di sekolah guru melakuka berbagai upaya utuk

2 Rubiaus, Perbedaa Hasil Belajar Matematika 150 meigkatka prestasi peserta didikya, seperti pegguaa berbagai macam metode da melakuka strategi pembelajara. Sebagai pegajar sekaligus sebagai pedidik guru harus berkompete di bidagya. Khususya di bidag matematika yag selama ii oleh sebagia siswa megaggap bahwa matematika adalah mata pelajara yag tersulit da meakutka da sebagia siswa megiterpretasi bahwa guru matematika adalah guru yag galak da kejam, sehigga persepsi tersebut dapat mempegaruhi prestasi belajar matematika siswa. Utuk megatasi hal tersebut, guru harus meciptaka pola belajar yag meyeagka da kodusif. Seperti halya di SMP Negeri 2 Boggakaradeg meurut iformasi dari guru matematika di saa bahwa pada semester pertama tahu ajara 2009 hasil belajar matematika siswa ratarata dibawah 60 atau tidak memeuhi KKM (Kriteria Ketutasa Miimal) tetapi ada juga yag medapat ilai 90 yag mejadi pertayaa adalah megapa hal demikia terjadi, bukakah setiap siswa medapat perlakua yag sama dari guru pada saat belajar? Setiap idividu memiliki perbedaa atara satu dega yag lai. Perbedaa tersebut bermacam-macam mulai dari perbedaa fisik, pola pikir da cara-cara merespo atau mempelajari hal-hal baru. Dalam hal belajar, masig-masig idividual memiliki kelebiha da kekuraga dalam meyerap pelajara yag diberika. Suharyato dalam wahyudi meyataka bahwa jika perbedaa idividu kurag diperhatika maka bayak siswa yag aka megalami kesulita belajar da kegagala belajar. Prestasi belajar, khususya dalam pembelajara matematika meurut Hudojo dalam Wahyudi ( 0/03/perbedaa idividu dalam pembelajara matematika) bahwa salah satu faktor yag mempegaruhi hasil belajar matematika adalah faktor gaya belajar selai faktor ekoomi da ragam kecerdasa. Rita Du seorag pelopor di bidag gaya belajar telah meemuka bayak variabel yag memepegaruhi gaya belajar seseorag atara lai adalah faktor-faktor fisik, emosioal, sosiologis da ligkuga. Seperti halya di SMPN 2 Boggakaradeg kuragya saraa da prasaraa yag medukug seperti buku-buku pelajara, media pembelajara da alat-alat peraga matematika. Kuragya saraa tersebut dapat meyebabka hasil belajar siswa mejadi kurag terutama bagi siswa yag bergaya belajar visual yag mempuyai ciri lebih suka membaca daripada dibacaka da megigat dega asosiasi visual. Dilai pihak ligkuga yag jauh dari kebisiga da keributa membuat siswa dapat belajar lebih teag da yama terutama bagi siswa yag bergaya belajar auditorial sehigga berpeluag lebih berhasil dalam proses pembelajara. Sebagaimaa halya kita semua mempuyai kecederuga modalitas, kita juga memiliki kecederuga modalitas megajar yag biasaya sama dega gaya kita belajar. Jika kita pelajar yag cederug visual, maka kita cederug mejadi guru yag visual pula. Hal itu terjadi secara alamiah. Tetapi, tidak demikia dega siswa kita, sebagia mugki memiliki modalitas belajar yag sama dega guru, tetapi mugki bayak yag tidak. Bagi mereka yag modalitasya tidak sama dega guru, kemugkia tidak aka dapat meagkap semua yag diajarka atau medapat tataga yag lebih besar dalam mempelajari baha. Mereka secara harfiah memproses duia melalui bahasa yag berbeda dega guru. (Bobbi Deporter 1999:85,86). Seharusya guru perlu megidetifikasi latar belakag dari setiap

3 151 Jural KIP Vol. II Nomor 2, Juli Oktober 2013: siswaya terutama dalam megeali gaya belajar mereka, apakah pelajar visual, auditorial atau kiestetik. Namu pada keyataaya, kita semua memiliki ketiga gaya itu haya saja biasaya satu yag medomiasi (Ros da Nicholl, 1997). Setiap orag mempuyai cara masigmasig dalam meyerap iformasi dega mudah (modalitas) da bagaimaa ia megatur da megolah iformasi tersebut (domiasi otak). Betapa megutugka jika kita dapat meyesuaika pegajara kita dega modalitas modalitas tersebut, secara harfiah berbicara dega bahasa yag sama dega otak pelajar kita. Meskipu cara belajar da megajar kita mecermika kecederuga modalitas kita, peelitia meujukka bahwa semaki bayak modalitas yag kita libatka secara bersamaa, belajar aka semaki hidup, berarti da melekat. Berdasarka pemapara di atas maka peeliti tertarik utuk megadaka peelitia yag berjudul Perbedaa Hasil Belajar Matematika atara siswa, yag gaya belajarya visual,auditorial da kiestetik pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Boggakaradeg. METODE A. Variabel peelitia da defeisi operasioal variabel Variabel dalam peelitia ii terdiri dari empat variabel yaitu gaya belajar visual (x 1 ), auditorial (x 2 ),da kiestetik (x 3 ) sebagai variabel bebas sedagka prestasi belajar matematika sebagai variabel terikat (y). 1. Gaya belajar visual adalah cara belajar dega megakses citra visual 2. Gaya belajar auditorial adalah cara belajar dega megakses segala jeis buyi da kata diciptaka maupu diigat. 3. Gaya belajar kiestetik adalah cara belajar dega megakses segala jeis gerak da emosi 4. Hasil belajar matematika adalah ilai atau skor yag diperoleh siswa setelah megerjaka soal dalam betuk uraia. B. Populasi da sampel Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Boggakaradeg yag terdiri dari dua kelas yag terdaftar pada tahu 2009/2010 dega jumlah 41 orag. Megigat proporsi dari jumlah objek yag kurag maka pegambila sampel dalam peelitia ii dilakuka dega cara samplig jeuh dimaa semua populasi dijadika sekaligus sebagai sampel. C. Desai peelitia Meurut Gay dalam Emzir (2009 : 127) desai dasar peelitia kausal komparatif adalah sagat sederhaa, da walaupu variabel bebas tidak dimaipulasi. Dalam peelitia ii peeliti melibatka 3 kelompok pada variabel bebas yag telah terbetuk sebelumya da dibadigka pada variabel terikat, kemudia peeliti berusaha mejelaska peyebab dari perbedaa tersebut. Peelitia ii megguaka desai seperti berikut: Model desai peelitia Variabel bebas Variabel terikat X 1 X 2 X 3 Y

4 Rubiaus, Perbedaa Hasil Belajar Matematika 152 Keteraga: X 1 = Gaya belajar Visual X 2 = Gaya belajar Auditorial X3 = Gaya belajar Kiestetik Y = Hasil belajar matematika D. Istrumet peelitia Istrumet yag diguaka dalam peilitia ii adalah tes prestasi belajar betuk essay sebayak 7 omor soal yag terdiri dari tiga pokok bahasa yaitu sistem persamaa liear dua variabel, pegguaa rumus Phythagoras da ligkara Sebelum diberika tes prestasi belajar siswa terlebih dahulu diberika tes gaya belajar dalam betuk agket yag dirujuk dari buku Quatum Teachig (Bobbi DePorter 2005 : 166, 167) yag terdiri dari 21 omor pertayaa,dega ricia omor utuk pertayaa visual,7 omor utuk pertayaa auditorial, da 7 omor utuk pertayaa kiestetik. Sebelum tes prestasi diguaka terlebih dahulu harus divalidasi oleh validator. E. Tekik pegumpula data Pegumpula data peelitia dimaksudka sebagai pecatata peristiwa atau karasteristik dari sebagia atau seluruh eleme populasi peelitia. Data yag diguaka dalam peelitia ii adalah data kuatitatif yaitu data yag berbetuk bilaga yag diperoleh melalui agket dega jumlah pertayaa 21 omor da, hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 2 Boggakaradeg kelas VIII. Data hasil belajar diperoleh dari hasil tes siswa setelah megerjaka soal sebayak 7 omor dalam betuk essay. Nilai siswa diperoleh dega megkompersi skor prestasi belajar matematika dalam skala 100 dega rumus: Nilai = Sugiyoo 1996 : 318) 100 (Aas F. Tekik aalisis data Tekik aalisis data dalam peelitia ii megguaka statistik deskriptif da statistik iferesial. Statistik deskriptif diguaka utuk meggambarka data dalam betuk ilai tertiggi, ilai teredah, stadar deviasi da ilai rata-rata dari kelompok siswa yag visual, auditorial da kiestetik. Statistik iferesial diguaka utuk peafsira da pearika kesimpula yag berlaku secara umum dari data tersedia. Peelitia ii megguaka aalisis komparatif k sampel berkorelasi da megguaka uji oe way Aova (aalisis varia satu jalur). Prosedur uji statistikya adalah sebagai berikut: 1. Pegkategoria hasil belajar : Pegkategoria hasil belajar meurut Suharsimi Arikuto dalam Esra Pogkidig Perbadiga Prestasi Belajar Matematika Atara Siswa Yag Diajar Dega Meguaka Media Audio-Visual Dega Siswa Yag Diajar Tapa Megguaka Media Audio Visual Pada Siswa Kelas VIII SLTPN 2 Saggalagi (2008 : 18). a). Batas atas = Mea + SD b). Batas bawah = Mea SD c). Sedag = Nilai yag berada diatara batas atas dega batas bawah. 2. Meetuka formulasi hipotesis H 0 : µ 1 = µ 2 = µ 3 H 1 : µ 1 µ 2 µ 3 3. Meetuka taraf yata ( ) da ilai F tabel. a). Taraf yata yag diguaka 5% b). V1 = k-1, V2 = -k, k =kolom, da = baris c). F (v1:v2) 4. Meetuka kriteria pegujia H 0 diterima (H 1 ditolak) jika F 0 F (vi:v2) H0 ditolak (H1 diterima) jika F0 > F (v1:v2) 5. Pegujia Homogeitas Varias

5 153 Jural KIP Vol. II Nomor 2, Juli Oktober 2013: Uji homogeitas varias diguaka utuk meguji apakah data yag kita puya homoge atau tidak. Hal ii dilakuka karea salah satu dasar Aova adalah bahwa variaya harus sama. Uji ii megguaka rumus: F hitug = (Sugiyoo 2006 : 276) Kriteria pegujia pada taraf kesalaha = 0.05 adalah: a). Jika F hitug < F tabel, maka ketiga kelompok adalah homoge. b). Jika F hitug > F tabel, maka ketiga kelompok tidak homoge. 6. Meetuka ilai uji statistik (F0) HASIL JKT = X JKK = k i 1 j 1 k i 1 T i 2 i 2 ij T JKE = JKT-JKK 2 T Keteraga: JKT = Jumlah kuadrat total JKK = Jumlah kuadrat kolom JKE = Jumlah kuadrat error A. Berdasarka hasil pegolaha data secara statistik deskriptif diperoleh : 1. Nilai rata-rata Hasil Belajar matematika Siswa yag gaya belajarya visual = 63,5. 2. Hasil belajar matematika siswa yag gaya belajarya Auditorial diperoleh ilai rata-rata 64,8 3. Hasil belajar matematika siswa yag gaya belajarya kiestetik diperoleh rata-rata 58,57. B. Hasil Aalisis Iferesial a. Uji Homogeitas data Hasil pegujia homogeitas varias diperoleh F Hitug = 2,481 da dibadigka dega harga F Tabel dega dk pembilag 10 1= 9 da dk peyebut 7 1= 6 sehigga diperoleh F Tabel = 4,10. Karea F Hitug lebih kecil dari F Tabel maka varia ketiga data tersebut adalah homoge. b. Hasil pegujia Hipotesis Berdasarka hasil pegujia Hipotesis yag dilakuka dega batua SPSS 17.0 maka diperoleh F hitug 1,018 dega sigifika 0,371. Sedagka utuk F tabel pada tigkat sigifika 0,05 dega umerator = 2 (jumlah varia 1) da umerator = 38 (jumlah respode jumlah variabel) adalah 1,018. Karea F hitug (1,018) lebih kecil dari F tabel (3,25) maka H 0 diterima da H 1 ditolak. Dega demikia dapat disimpulka bahwa tidak ada perbedaa hasil belajar matematika yag sigifika atara ketiga gaya belajar Visual, Auditorial da Kiestetik pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Boggakaradeg. Pembahasa Gaya belajar adalah cara termudah dalam meyerap suatu pelajara da bagaimaa beak kita megatur da

6 Rubiaus, Perbedaa Hasil Belajar Matematika 154 megolah pelajara tersebut. Dalam kaitaya dega hasil belajar matematika, berdasarka aalisis statistik deskriptif terlihat bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yag gaya belajarya visual adalah 63,5 sedagka rata-rata hasil belajar matematika siswa yag gaya belajarya auditorial da kiestetik berturutturut adalah 64,8 da 5,57. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa siswa yag gaya belajarya auditorial pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Boggakaradeg rata-rata hasil belajar matematikaya lebih tiggi daripada siswa yag gaya belajarya visual da kiestetik dimaa rata-rata hasil belajar matematikaya 63,5 da 57,5. Berdasarka hasil aalsis statistik iferesial meujukka bahwa tidak ada perbedaa hasil belajar matematika atara siswa yag gaya belajarya Visual, auditorial da kiestetik pada kelas VIII SMP Negeri 2 Boggakaradeg. Hal ii dapat dilihat dari ilai F hitug = 1,018 lebih kecil dari ilai F tabel = 3,25 pada taraf sigifika = 0,05. Ii berarti bahwa kemampua matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Boggakaradeg adalah homoge karea faktor-faktor pedukug dari ketiga gaya belajar adalah cederug sama seperti faktor kemampua guru dalam megajar, faktor sosiologis da faktor saraa pembelajara. PENUTUP A. Kesimpula Berdasarka aalisis deskriptif da aalisis iferesial, maka disimpulka bahwa: 1. Hasil belajar matematika siswa kelas VIII pada SMP Negeri 2 Boggakaradeg yag gaya belajarya visual dega ilai maksimum 86 da ilai iimum 47, ratarata 63,5 serta stadar deviasi 8,309. Sebayak 1 orag atau 2,43% yag medapat ilai kategori tiggi, sebayak 20 orag atau 48,78 % yag medapat ilai kategori sedag, da sebayak 3 orag atau 7,31 % yag medapat ilai kategori redah. Hasil belajar matematika siswa yag gaya belajarya auditorial dega ilai maksimum 81 da ilai miimum 50, rata-rata 64,8 serta stadar deviasi 12,163. Sebayak 4 orag atau 9,75 % yag medapat ilai kategori tiggi, 3 orag atau 7,31 % yag medapat ilai kategori sedag, da 3 orag atau 7,31 % yag medapa tilai kategori redah. Hasil belajar matematika yag gaya belajarya kiestetik dega ilai maksimum 69 da ilai miimum 47, rata-rata 58,57 serta stadar deviasi 7,721. Tidak ada siswa yag memperoleh ilai kategori tiggi, 5 orag atau 12,19 % yag memperoleh ilai kategori sedag, da 2 orag atau 4,87 % yag memperoleh ilai kategori redah. 2. Tidak ada perbedaa hasil belajar matematika dari ketiga gaya belajar Visual, Auditorial da Kiestetik pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Boggakaradeg. B. Sara Dari hasil peelitia ii diharapka : 1. Bagi guru matematika khususya guru SMP Negeri 2 Boggakaradeg utuk megeali gaya belajar dari masig masig siswaya terutama memperhatika kelompok siswa yag ilaiya redah. 2. Bagi sekolah, diharapka meyediaka saraa da prasaraa yag dapat

7 155 Jural KIP Vol. II Nomor 2, Juli Oktober 2013: meujag keberhasila siswa, yag mempuyai gaya yag berbeda-beda dalam belajar. 3. Bagi peeliti selajutya, disaraka utuk melakuka peelitia yag lebih luas tetag gaya belajar misalya atara sekolah yag satu dega sekolah yag laiya. DAFTAR RUJUKAN Deporter Bobbi, Mark Reardo, & Sarah Siger-Nourie Quatum Teachig. Badug: Miza Pustaka. Deporter Bobbi da Mike Heracki Quatum Learig. Badug: Miza Pustaka. Eko Jaya Stadar Nasioal Pedidika. Jakarta Elex Media Komputido Kelompok Gramedia Meyeimbagka Otak Kiri da Otak Kaa.Jakarta. Emzir Metodologi Peelitia Pedidika Kuatitatif & Kualitatif. Jakarta: Raja Grafido Persada. Hasa I Aalisis Data Peelitia Dega Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Karia Sistem Pedidika Nasioal. Surabaya. Pogkidig E Perbadiga Prestasi Belajar Matematika Atara Siswa Yag Diajar Dega Megguaka Media Audio-Visual Dega Siswa Yag Diajar Tapa Megguaka Media Audio-Visual Pada Siswa Kelas VIII SLTPN 2 Saggalagi. Skripsi P- MIPA UKI Toraja. Purwato N Prisip-prisip da Tekik Evaluasi Pegajara. Badug: Remaja Rosdakarya. Sudijoo A Pegatar Evaluasi Pedidika. Jakarta: Raja Grafido Persada. Sajoto Djoko, R GBHN. Sugiyoo Metode Peelitia Pedidika. Badug: Alfabeta. Uo B. Hamzah, Masri Kuadrat Megelola Kecerdasa Dalam Pembelajara. Jakarta: Bumi Aksara. gertia Prestasi Belajar. Diakses 14 Februari /2008/5/24/ Aktivitas da Prestasi Belajar. Diakses 14 Februari /03/Perbedaa Idividu Dalam Pembelajara Matematika. Diakses 15, Juli, http :// lib.ac.id/ go.php?id=gdlhub-gdl-res yoeato-3292 & PHP SESSID =633b/Pegaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial da kiestetik Terhadap tigkat Prestasi Belajar matematika siswa SMA Negeri 6 Surabaya. Diakses taggal 15, Juli, html/Pemafaata Program Power-Poit dalam Pembelajara Matematika terhadap Prestasi Belajar ditijau dari Gaya Belajar Siswa. Diakses 15, Juli, 2010.