JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print)

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (013) ISSN: ( Print) 1 PERENCANAAN PENGAKTIFAN KEMBALI JALUR REL KERETA API LINTAS ALTERNATIF CIREBON-KADIPATEN STA MENGGUNAKAN MODA TRANSPORTASI RAILBUS Veri Anggriawan, Ir.Wahyu Herijanto, MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl.Arief Rahman Hakim, Surabaya herijanto@ce.its.ac.id Abstrak - Jalur rel lintas kereta api Cirebon Kadipaten merupakan salah satu lintasan rel yang pernah beroperasi pada Tahun Jalur ini dibuat oleh perusahaan swasta Belanda bernama Semarang- Cheribon Stroomtram Maatschappij (SCS). Konsep jalur kereta yang digunakan pada masa itu merupakan jalur trem. Karena kalah persaingan dengan moda transportasi jalan raya, Tahun 1978 jalur ini resmi ditutup dan dinon-aktifkan. Tugas akhir ini bertujuan untuk merencanakan ulang jalur rel kereta api yang menghubungkan Cirebon dengan Kadipaten menggunakan moda berupa Railbus yang meliputi perencanaan desain geometri, struktur jalan rel dan perencanaan shelter (tempat henti). Perhitungan serta analisa yang dilakukan dalam tugas akhir ini mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan (PM) No.60 Tahun 01 Tentang Persyaratan Teknis Jalur Rel Kereta Api, modul ajar Geometri Jalan dan Rel, gabungan Peta Rupabumi serta analisa dari survey kondisi lokasi eksisting. Dari hasil perhitungan diperoleh panjang jalur rel kereta api Cirebon-Kadipaten sepanjang km. Perencanaan geometri rel kereta api ini direncanakan menggunakan kecepatan 80km/jam yang menghasilkan R (Lengkung Horizontal) maksimum 550m dan R minimum 35m yang didasarkan pada kecepatan minimum tram. Dengan typical Right of Way kategori B menggunakan rel type R-. Penentuan shelter berupa halte mengacu pada lokasi keramaian pada setiap kecamatan sedangkan untuk penentuan stasiun mengacu pada bekas lokasi stasiun yang dulu pernah beroperasi sebelumnya. Kata Kunci - Jalur Kereta Api Cirebon Kadipaten, Railbus, Geometri Jalan Rel, Shelter I. PENDAHULUAN adipaten adalah salah satu Kecamatan yang berada Kdi wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Indonesia. Secara geografis Kecamatan ini terletak pada sebelah Barat, sebelah Timur, sebelah Utara, dan sebelah Selatan berada pada elevasi 51 m yang mana menurut pembagian zona toporafi Majalengka berada pada zona (daerah) bergelombang/berbukit dengan ketingian wilayahnya berada pada ketinggian m Dpl (Diatas Permukaan Laut) dari seluruh luas wilayah Kabupaten Majalengka (Data Sektoral Kabupaten Majalengka, 011). Merupakan suatu Kecamatan yang paling ramai dilalui dikarenakan terhubung dengan Jalan Provinsi. Jalan Provinsi inilah satu-satunya yang menghubungkan Kadipaten dengan Kabupaten lainnya di Jawa Barat seperti Cirebon dan Bandung. Moda angkutan yang masih beroprasi hingga saat ini berupa moda angkutan umum berupa Bis, Elf (bis kecil) dan Angdes (Angkutan Pedesaan). Di masa lalu tahun 1901 pernah beroperasi sebuah angkutan massal berupa kereta api. Angkutan ini merupakan angkutan yang beroperasi dari Cirebon menuju Kadipaten lintas Palimanan. Jalur ini dibuat oleh perusahaan Swasta Belanda bernama Semarang - Cheribon Stroomtram Maatschappij (SCS). Konsep jalur kereta yang digunakan pada masa itu merupakan jalur trem, yang mana jalur ini mempunyai peranan penting terutama pada transportasi hasil produksi gula dari Kadipaten, Gempol, Jatiwangi dan Parung Jaya. Namun di tahun 70-an jalur Cirebon - Kadipaten mengalami kemunduran, kalah bersaing dengan moda transportasi jalan raya. Hingga pada akhirnya tahun 1978 jalur ini resmi ditutup dan dinonaktifkan. Adapun sisa-sisa dari masa kejayaan kereta api ini sudah sangat sulit ditemukan selain sebagian besar bekas jalan rel sudah hilang, kini lahan yang dulu dijadikan sebagai jalur kereta sudah dipergunakan menjadi rumah - rumah penduduk Wacana tentang pengaktifan kembali jalur kereta api Kadipaten dilandaskan pada Program Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat yang akan membuka jalur kereta api Cirebon-Bandung ditahun 013 nanti yang mana pada pembangunan jalur kereta api ini akan memanfaatkan sejumlah trek kereta api lama di antaranya adalah Bandung - Tanjungsari dan Arjawinangun - Kadipaten, dengan rutenya nanti ialah Kota Bandung, Rancaekek, Tanjungsari, Kertajati dan Cirebon. Pembangunan rel baru ini rencananya akan digunakan untuk kereta api berkecepatan tinggi (High Speed Railways). Atas dasar pemikiran tersebut perlu diperhatikan kembali bagaimana upaya yang dilakukan untuk menentukan kembali jalur kerete api Cirebon - Kadipaten khususnya, apakah akan menggunakan jalur

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (013) ISSN: ( Print) lama total mungkinkah sebagian digunakan ataukah menentukan alternatif jalur lain yang lebih effisien dijadikan sebagai jalur lalu lintas kereta api. Dalam Tugas Akhir ini akan dilakukan kajian perencanaan ulang geometri jalan rel yang terbentang dari Cirebon menuju Kadipaten dengan rencana moda transportasi yang akan digunakan berupa sarana transportasi massal Railbus, yang berlandaskan kondisi rel eksisting saat ini yang digunakan sebagai dasar penentuan trase perencanaan geometri dan struktur jalan rel yang akan direncanakan. II. METODOLOGI Metodologi Tugas Akhir dapat dilihat pada Gambar 1. Penjelasan secara lengkap tentang konsep tugas akhir dapat dilihat dalam tugas akhir penulis. [1] Dalam perencanaan geomtetri membahas perencanaan lengkung horizontal dan vertikal. Lengkung (Alinyemen) Horizontal Dalam perencanaan lengkung horizontal menggunakan parameter perhitungan lengkung Spiral Circle Spiral. Berikut dijelaskan tahap tahap pengerjaan dalam menentukan koreksi perhitungan sudut P1 : Contoh perhitungan koordinat P1-01 : Tabel 1 : Koordinat X, Y Koordinat X Y Titik Awal P P Pekerjaan Persiapan Pembuatan Surat Perijinan Peminjaman Data Studi Literatur PMP No.60 Tahun 01 Modul Ajar Geometric Jalan dan Rel Gambar 5.1 : Skema Titik Koordinat P1 Analisa Data Perencanaan Geometri Lengkung Horizontal Lengkung Vertikal Data Primer : Survey Kondisi Eksisting Rel Cirebon-Kadipaten Analisa Kondisi Tanah (Asumsi) Data Sekunder : Data Spesifikasi Railbus Peta Kontur Cirebon-Kadipaten Pengolahan Data Perencanaan Struktur Profil Rel Penambat Bantalan Balas Subbalas Sambungan Selesai Gambar 1. Metodologi Tugas Akhir Perencanaan Shelter Stasiun Halte Persimpangan III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Geometri dan Struktur Jalan Rel Perencanaan Geometri Titik Awal P1-01 Tan α 1 X1 X 0 Y1 Y , , , ,67 α 1 = o Azimuth = α 1 = o P1-01 P1-0 Tan α 1 X X 1 Y Y , , , α = 67,937 o Azimuth = α = 7,937 o o = o - 7,937 o = L Titik Awal P1-01 = (X 1 X 0 ) + (Y 1 Y 0 ) = ( 65,35) + (693,6) = 7,659 m L P1-01 P1-0 = (X X 1 ) + (Y Y 1 ) = ( 753,98) + (1116,3) = 971,59 m

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (013) ISSN: ( Print) 3 Setelah didapatkan sudut-sudut PI kemudian selanjutnya perhitungan perencanaan lengkung horizontal. V rencana = 80 km/jam R min = 350m (PMP No.60) Peninggian Sisi Luar Rel h = 5,95 (V ) / R = 5,95 (80 ) / 350 = 108,8 mm Panjang Minimum Lengkung Peralihan L h = 0,01 x h x Vr = 0,01 x 108,8 x 80 = m Gambar 3. Skema Lengkung Horizontal Sudut Spiral Pada Titik SC s 90 Lh R 90 *87,00 = 7.1 *350 Panjang Busur Lingkaran L c s R ,188 (*7,1) * = 96,63 m Panjang Titik Koordinat Lengkung Peralihan p Lh R 1 coss 6 R 87, cos 7,1 6 *350 = 0,905 m 3 Lh Lh R Sins 0R 3 87,00 87, Sin 7,1 0 *350 = 3,97 m k Jarak Titik Ts Dari PI (Titik Awal Mulai Masuk Ke Daerah Lengkung ) Ts 1 R ptg k ,905 tg *91,188 3, 97 = 01,385 m Jarak Dari PI Ke Sumbu Jalan Arah Pusat Lingkaran E = ( R p) R 1 Cos ( ) (350 0,905) 350 = 151,17 m 1 ( *91,188) Cos Koodinat Titik Peralihan Dari Spiral Ke Circle (SC) Xs = Lh Lh 1 0 R 87,00 87,00 * 1 ( ) = 60, m Ys Lh 87,00 = 3,608 m 6 R Penjelasan secara lengkap tentang perhitungan lengkung horizontal dapat dilihat dalam tugas akhir penulis. [] Lengkung (Alinyemen) Vertikal Sebelum menentukan elevasi ketinggian terlebih dahulu untuk membuat Stasioning setiap meteran. Dari setia stasioning yang telah ada kemudian dilanjutkan dengan pengukuran elevasi setiap stasioning serta titik titik dimana titik tersebut mengenai kontur yang ada. Contoh perhitungan pada titik STA : Diketahui : Kontur Atas = + m Kontur Bawah = + 0 m (laut) Jarak antar kontur = 696,368 m Jarak titik (tinjauan) ke kontur atas = 136,535 m Untuk mendapatkan elevasi ketinggian pada titik yang ditinjau dapat dihitung menggunakan metode interpolasi seperti contoh berikut : Titik Tinjauan ( ka kb) kb * jarak. titik jarak. kontur Titik Tinjauan (0) 0 *136, ,368

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (013) ISSN: ( Print) Untuk mendapatkan hasil elevasi rel maka perlu memperhitungkan data struktur jalan rel sebagai berikut : Data Struktur Jalan Rel ( Type R) Tinggi Subgrade = 0,3 m Tinggi Subbalas = 0,35 m Tinggi Ballas = 0,5 m Tinggi Bantalan = 0, m Tinggi Rel = 0,138 m Elevasi Jalan Rel : Elevasi Tanah Asli Elevasi Subgrade Elevasi Subbalas Elevasi Ballas Elevasi Bantalan Elevasi Rel e 1 = 0,0006 = 1,011 m = 1, ,30= 1,311 m = 1, ,35= 1,661 m = 1, ,5= 1,911 m = 1, ,=,131 m =, ,138=,70 m Setelah didapatkan elevasi ketinggian tiap 500m, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan perencanaan lengkung vertikal untuk menentukan kelandaian dari jalan rel. Contoh perhitungan lengkung vertikal STA : Gambar. Skema Lengkung Vertikal e = 0,003 V rencana = 80 km/jam R lengkung = 6000 m L = x Rv x Tangen ½ i = x 6000 x Tangen ½ ( ,0006) = 15,707 0 m Xm = ½ x L = ½ x 0m = 10 m 1 i Ym = * * X L = * *10 = 0, Untuk hasil perhitungan yang lainnya dapat dilihat dalam tugas akhir penulis. [3] Perencanaan Struktur Jalan rel Perencanaan jalan rel didesain dengan kriteria kelas V berdasarkan PMP no.60 Tahun 01, dengan data sebagai berikut : Menggunakan rel Type R Daya Angkut Lintas (Ton/Tahun) = <,5 x 10 6 Beban Gandar = 18 ton Lebar Rel 1067 mmm Jarak Antar Bantalan = 60 cm Type Penambat = Pandrol E Perencanaan Rel Gambar 5. Dimensi Penampang Rel Dengan menggunakan bantuan rumus persamaan Talbot diperoleh tegangan rel sebagai berikut : V rencana = 80 km/jam Pd = P + 0,01*P (V-5) V dalam (mil/jam) Pd = ,01*9000 * 5 1,609 = 180 = 0,01119 cm -1 6 *,1x 10 *1369 Mo = 130,8909 * 00 = 91115,0105 kg cm Dimana : : Tegangan yang terjadi pada rel M 1 : 0,85 Mo ( Akibat Superposisi Beberapa Beban Gandar ) Yb : Jarak Tepi Bawah Kaki Rel Ke Garis Netral I x : Momen Inersia Terhadap Sumbu X k : Modulus Elastisitas Jalan Rel = 180kg/cm P d : Beban Dinamis roda = M 1 * Y 0,85 * M 0 * Y I x I x 68,5 0,85 * 91115,0105 * = = 138,155 kg/cm tegangan ijin ()=183 kg/cm (Memenuhi) Perencanaan Bantalan Data perencanaan bantalan beton dalam perencanaan jalur kereta api Cirebon-Kadipaten ini berdasarkan pada data spesifikasi yang diambil dari PT.Wika Beton dengan dimensi sebagai berikut : Panjang Bantalan = 00 cm Kekuatan Material (fc ) = 600 kg/cm

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (013) ISSN: ( Print) 5 Kemampuan Momen Yang Diijinkan : Dibawah Rel (Positif) = 1500 kgm Dibawah Rel (Negatif) = 750 kgm Ditengah Bantalan (Positif) = 660 kgm Ditengah Bantalan (Negatif) = 930 kgm Section A1 (Tepi) Section A (Tengah) Gambar 6. Dimensi Penampang Bantalan Momen Di Bawah Rel 3515,081 kgcm kgcm ( Memenuhi ) Momen Di Tengan Bantalan 936,091 kgcm kgcm ( Memenuhi ) a Beban c Beban Gambar 7. Analisa Tegangan Pada Bantalan Perencanaan Penambat v = 80 km/jam f = 0,3 F = 0,3*130,891 = 3907,87 kg F 1 + F = 13, ,87 = 0,0636 kg Dimana Ft ( F 1 + F ) ( Kuat Jepit Pandrol = 800 kg/pasang ) 0,0636 kg 800 kg/pasang ( Memenuhi ) Perencanaan Balas Lapisan Balas Atas ( Balas d 1 ) Perbandingan parameter untuk menentukan tebal balas yang digunakan : 1. Wahyudi = 17,5 cm. British Regulation = 3 cm 3. French Spesifications = 60 cm. PMP = 5 cm Tebal minimum ballas (d1) yang digunakan diambil dari PMP yang lebih effisien sebesar 0,5 m atau 5 cm. Lapisan Balas Bawah ( Subbalas d ) b (Lebar Bawah Bantalan) = 5 cm l (Panjang Bantalan) = 00 cm Inersia Bantalan = 118,75 mm a Modulus Elastisitas Bantalan (E) = ,335 kg/cm V rencana = 80 km/jam Beban Dinamis (Pd) = 130,891 kg 60%Pd = 781,8975 kg = k EI 300 = *156767,335 *118,75 = 0,0136 cm -1 1 = 7,985 kg/cm d = 58*7,985 1, , = 71,855 cm d = d d1 > 15cm = 71,855 5 > 15cm = 6, cm > 15cm (Memenuhi) Tebal d yang diambil sebesar 0,35 m atau 35 cm. Penjelasan secara lengkap dapat dilihat dalam tugas akhir penulis. [] IV. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil analisa dan perhitungan tentang perencanaan jalur kereta api lintas alternatif Cirebon-Kadipaten dengan moda transportasi berupa Railbus dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kondisi jalur kereta api sepanjang Cirebon menuju Kadipaten sebagian besar sudah menjadi area perumahan penduduk namun kepemilikan lahan masih milik PT.Kereta Api. Kondisi rel, jembatan serta ruang bebas sebagian besar sudah tinggal sedikit.. Analisa perhitungan untuk menentukan desain geometri berdasarkan pada kondisi eksisiting dengan hasil perencanaan sebagai berikut : Lengkung Horizontal Dengan desain kecepatan yang direncanakan sebesar 80 km/jam diperoleh lengkung horizontal maksimum 550m dan lengkung horizontal minimum mencapai 65m yang berlandaskan pada kecepatan tram. Lengkung Vertikal Dengan desain kecepatan 80 km/jam diperoleh panjang lengkung vertikal minimum sebesar 10m dan maksimum sebesar 360m 3. Struktur Jalan Rel Rel yang digunakan adalah Type R Bantalan menggunakan bantalan spesifikasi dari Wika dengan penempatan jarak antar bantalan sepanjang 60cm. Penambat yang digunakan adalah penambat elastic jenis Pandrol Clips Type e 100.

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (013) ISSN: ( Print) 6 Sambungan antar rel menggunakan sambungan melayang dengan penempatan sambungan secara berselang.. Perencanaan Shelter dan Perlintasan Stasiun Perencanaan stasiun penempatannya perdasarkan pada lokasi stasiun yang pernah beroperasi sebelumnya. Shelter Perencanaan shelter penempatannya berdasarkan pada lokasi pusat keramaian pada tiap kecamatan, Perlintasan Perencanaan perlintasan terbagi atas macam yaitu perlintasan bersinyal dan tak bersinyal. V. DAFTAR PUSTAKA [1] Data Sektoral Kabupaten Majalengka [] Diktat Kuliah. Perencanaan Geometri Jalan dan Rel. Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya. [3] Info Majalengka (Majalengka) Sejarah Perkeretaapian Di Majalengka. [] Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api. [5] PT.KAI PERSERO Perencanaan Konstruksi Jalan Rel (Peraturan Dinas No. 10). [6] MediaTrans. Dishub Jabar Berencana Tahun 013 Buka Jalur Baru Kereta Api Bandung-Cirebon Oktober.