PRAKTIK MANAJEMEN BIAYA: PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

Transkripsi

1 PRAKTIK MANAJEMEN BIAYA: PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) RINGKASAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Disusun oleh: Mirawanti Nomor Induk: UNIVERSITAS GAJAYANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MALANG 2017

2 PENDAHULUAN Manajemen biaya adalah sistem yang di desain untuk menyediakan informasi bagi manajemen untuk mengidentifikasi peluang-peluang penyempurnaan, perencanaan strategi, dan pembuatan keputusan operasional mengenai pengadaan dan penggunaan sumber-sumber yang diperlukan oleh organisasi. Menurut Nafarin (2010:379) Biaya (Cost) adalah nilai sesuatu yang dikorbankan yang diukur dalam satuan uang untuk memperoleh aktiva yang diimbangi dengan pengurangan aktiva atau penambahan utang atau modal. Menurut Mulyadi (2008:3) Kinerja Keuangan Perusahaan adalah bagian dari hasil ataupun prestasi yang telah dicapai oleh perusahaan dalam usahanya dalam jangka waktu tertentu. Beberapa penelitian telah dilakukan antara lain Oluwagbemiga, Olugbenga, and Zaccheaus (2014), Ramadhan (2015), dan Siyanbola dan Raji (2013). Berdasarkan dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwa manajemen biaya harus menjadi kegiatan perbaikan yang berkelanjutan dan berkesinambungan dalam perusahaan sehingga dapat meningkatkan profitabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara biaya produksi, biaya administrasi dan umum,dan biaya penjualan dengan profitabilitas menggunakan data dari perusahaan manufaktur METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilaksanakan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode dengan jumlah populasi perusahaan sebanyak 143 perusahaan versi Julian Cholse. Dari metode purposive sampling dapat diperoleh 100 sampel. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari sumber Untuk menunjukkan sejauh mana penelitian yang digunakan akurat, stabil atau konsisten maka dari itu dilakukan pengujian melalui asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterskedastisitas, dan uji autokorelasi. Kemudian dilakukan analisis data dengan uji t, uji F atau ANOVA (Analysis of Variance), dan uji koefisien determinasi ( ). HASIL PENELITIAN Di dalam penelitian ini variabel-variabel pebelitian dikalsifikasikan menjadi 2 kelompok variabel, yaitu variabel dependennya laba bersih sebelum pajak, dan variabel independennya biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, biaya administrasi dan umum, dan biaya penjualan. Penelitian pada perusahaan manufaktur dengan jumlah sampel 100 perusahaan. HASIL STATISTIK DESKRIPTIF Pengujian statistik deskriptif merupakan proses analisis yang merupakan proses menyeleksi data (screening data).

3 TABEL 1 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation LBSP , ,250 BBBL , ,518 BTKL , ,150 BOP , ,820 BAU , ,523 BP , ,748 berikut: Dari hasil pengujian statistik deskriptif di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai laba bersih sebelum pajak nilai minimumnya diperoleh dari perusahaan PT. Krakatau Steel Tbk. (2015), sedangkan untuk nilai maksimumnya diperoleh dari perusahaan PT. Astra Internasional Tbk. (2012). Biaya bahan baku langsung nilai minimumnya diperoleh dari perusahaan PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. (2013), sedangkan untuk nilai maksimumnya diperoleh dari perusahaan PT. Astra Internasional Tbk. (2014). Biaya tenaga kerja langsung nilai minimumnya diperoleh dari perusahaan PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. (2013), sedangkan untuk nilai maksimumnya diperoleh dari perusahaan PT. Voksel Elektronik Tbk. (2015). Biaya overhead pabrik nilai minimumnya diperoleh dari perusahaan PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. (2013), sedangkan untuk nilai maksimumnya diperoleh dari perusahaan PT. Astra International Tbk. (2015). Biaya administrasi dan umum nilai minimumnya diperoleh dari perusahaan PT. Indah Kiat Pulp dan Paper Tbk. (2014), sedangkan untuk nilai maksimumnya diperoleh dari perusahaan PT. Astra International Tbk. (2015). Biaya penjualan nilai minimumnya diperoleh dari perusahaan PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. (2013), sedangkan untuk nilai maksimumnya diperoleh dari perusahaan PT. Astra International Tbk. (2015). HASIL UJI ASUMSI KLASIK Dari hasil pengujian asumsi klasik dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut: untuk hasil uji normalitas menunjukkan bahwa berdistribusi normal, untuk hasil uji multikolinieritas menunjukkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas, hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas, dan hasil uji autokorelasi menunjukkan hasil ada korelasi di dalam model regresi linier berganda.

4 HASIL ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA TABEL 2 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Collinearity Coefficients t Sig. Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) BBBL BTKL BOP BAU BP a. Dependent Variable: LBSP Dari gambar di atas dapat ditarik persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = , ,030 (X1) + 0,110 (X2) + 0,180 (X3) + 0,463 (X4) + 1,277 (X5) HASIL UJI SIGNIFIKAN PARSIAL (UJI t) Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis secara parsial dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut: Biaya bahan baku langsung untuk uji t statistik diperoleh t hitung sebesar 2,799 > t tabel sebesar 1,965; Dari nilai probabilitas juga dapat dilihat bahwa probabilitas sebesar 0,005 < 0,05. Biaya tenaga kerja langsung untuk uji t statistik diperoleh t hitung sebesar 2,879 > t tabel sebesar 1,965; Dari nilai probabilitas juga dapat dilihat bahwa probabilitas sebesar 0,004 < 0,05. Biaya overhead pabrik untuk uji t statistik diperoleh t hitung sebesar 4,567 > t tabel sebesar 1,965; Dari nilai probabilitas juga dapat dilihat bahwa probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. Biaya administrasi dan umum untuk uji t statistik diperoleh t hitung sebesar 3,341> t tabel sebesar 1,965; Dari nilai probabilitas juga dapat dilihat bahwa probabilitas sebesar 0,001 < 0,05. Biaya penjualan untuk uji t statistik diperoleh t hitung sebesar 17,569 > t tabel sebesar 1,965; Dari nilai probabilitas juga dapat dilihat bahwa probabilitas sebesar 0,000 < 0,05.

5 HASIL UJI SIGNIFIKAN SIMULTAN (UJI F) TABEL 3 ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), BP, BTKL, BOP, BBBL, BAU b. Dependent Variable: LBSP Berdasarkan dari hasil uji di atas, output regresi menunjukkan nilai F hitung sebesar 623,914 dengan nilai probabilitas (Sig) sebesar 0,000. Nilai F hitung 623,914 > F tabel 2,232; dan nilai sig. lebih kecil dari profitabilitas 0,05 atau nilai 0,000 < 0,05. HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI ( ) Model R R Square TABEL 4 Model Summary b Adjusted R Std. Error of the Square Estimate Durbin- Watson a a. Predictors: (Constant), BP, BTKL, BOP, BBBL, BAU b. Dependent Variable: LBSP Berdasarkan tabel di atas pada kolom Adjusted R Square, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,862 yang berarti 86,2% perubahan variabel dependen dijelaskan oleh perubahan variabel independen. Sedangkan sisanya 13,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. PEMBAHASAN Berdasarkan dari hasil analisis, dapat dilihat bahwa peningkatan biaya produksi yang dialami oleh perusahaan manufaktur justru mampu meningkatkan laba yang berhasil diperoleh perusahaan. Hal ini dapat dinyatakan bahwa peningkatan biaya produksi yang dialokasikan untuk peningkatan jumlah barang produksi mampu diimbangi dengan peningkatan pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan barang produksi tersebut. Dengan begitu tujuan perusahaan untuk meningkatkan pendapatan dengan cara meningkatkan jumlah produksi dapat dicapai. Carter (2009), menyatakan bahwa tingkat laba yang diperoleh perusahaan dapat ditentukan oleh kuantitas produksi yang dihasilkan, semakin banyak kuantitas produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula biaya produksi. Semakin banyak kuantitas produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula laba yang diperoleh (Juwitasari, 2012). Jadi ketika perusahaan meningkatkan kuantitas produksinya, maka otomatis membutuhkan biaya produksi yang akan mengalami peningkatan. Dengan adanya

6 peningkatan biaya produksi, berimplikasi pada jumlah produk yang dihasilkan juga meningkat sehingga produk yang untuk dijual juga bertambah. Hal ini mengakibatkan kuantitas penjualanpun ikut bertambah, dan akan mengakibatkan laba yang dihasilkan akan mengalami peningkatan. Hasil pengujian dalam penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Oluwagbemiga, Olugbenga, dan Zaccheaus (2014), Ramadhan (2015), Harahap dan Kumala (2008), dan Djamalu (2012). Penelitian ini dan penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa biaya produksi dan biaya operasional berpengaruh positif terhadap laba bersih. Hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa praktik manajemen biaya yang proksikan dengan biaya produksi (biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) dan biaya komersial (biaya administrasi dan umum dan biaya penjualan) berpengaruh positif. Ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi biaya produksi dan biaya komersial yang dikeluarkan maka dapat mempengaruhi peningkatan laba bersih sebelum pajak. Berdasarkan dari hasil analisis tersebut, dapat dinyatakan bahwa biaya penjualan lebih dominan terhadap laba bersih sebelum pajak. Dibandingkan dengan biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, dan biaya administrasi dan umum. Untuk mendukung bertambahnya laba perusahaan, maka dibutuhkan biaya penjualan seperti biaya iklan, biaya pengiriman, dan lain-lain. KESIMPULAN Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa praktik manajemen biaya yang proksikan dengan biaya produksi (biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) dan biaya komersial (biaya administrasi dan umum dan biaya penjualan) berpengaruh positif. Dan kesimpulan berikutnya bahwa biaya penjualan lebih dominan terhadap laba bersih sebelum pajak. Dibandingkan dengan biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, dan biaya administrasi dan umum. Untuk mendukung bertambahnya laba perusahaan, maka dibutuhkan biaya penjualan seperti biaya iklan, biaya pengiriman, dan lain-lain. KETERBATASAN a. Penelitian ini masih menggunakan teknik purposive sampling. Kelemahan dalam menggunakan teknik purposive sampling yaitu belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada dan tidak representative untuk mengambil kesimpulan secara umum (generalisasi). b. Peneliti hanya meneliti besaran dari manajemen biaya yang meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead SARAN a. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan teknik simple random sampling. Karena dalam proses acak yang benar, setiap elemen memiliki probabilitas yang sama untuk terpilih. Sampel acak yang paling mungkin untuk menghasilkan sampel yang benar-benar mewakili populasi. b. Penelitian selanjutnya sebaiknya mengembangkan manajemen biaya tidak hanya dalam besaran biaya produksi dan biaya komersial saja, tetapi juga

7 meneliti tentang metode penentuan biaya produksi, misalnya menggunakan metode full costing dan metode variable costing dalam penentuan biaya produksi. c. Peneliti memperpanjang tahun pengamatan, tidak hanya 5 tahun saja. DAFTAR PUSTAKA Nafarin, M Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat. Oluwagbemiga, Olugbenga, & Zaccheaus Cost Management Practices and Firm s Performance of Manufacturing Organizations. International Journal of Ekonomi and Finance. Voleme 6, No. 6. Ramadhan The Influence Production Cost to Net Income. Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Siyanbola, dan Raji The Impact of Cost Control on Manufacturing Industries Profitability. Intern ational Journal of Management and Sosial Sciences Research. Volume 2, No,4.