Mengelola Persediaan pada Supply Chain

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Mengelola Persediaan pada Supply Chain"

Transkripsi

1 Mengelola Persediaan pada Supply Chain

2 Pendahuluan Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar terhadap kinerja finansial suatu perusahaan. Jumlah modal yang tertanam dalam bentuk persediaan biasanya sangat besar sehingga persediaan adalah salah satu aset terpenting yang dimiliki supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaannya melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset yang dimiliki. Ini berarti bahwa biaya modal yang tertahan dalam bentuk persediaan di suatu perusahaan/supply chain bisa sangat signifikan. Persediaan muncul di berbagai tempat dengan berbagai bentuk dan fungsi di sepanjang supply chain. Pada contoh supply chain biskuit kaleng, di mana sajakah dan dalam bentuk apa sajakah persediaan di sepanjang supply chain biskuit kaleng tersebut?

3 Pendahuluan Termasuk diantaranya adalah: Persediaan biskuit kaleng di berbagai supermarket dan toko yang siap dijual ke pelanggan. Ukuran, gambar, model, dan isi kaleng tentu banyak variasinya. Ini berarti, setiap supermarket bisa menyimpan ratusan jenis biskuit kaleng. Persediaan dengan bentuk yang sama juga ada di gudang distributor pusat maupun cabang. Sebelum dikirim ke distributor, produk2 tsb juga tersimpan di gudangnya pabrik biskuit. Pabrik pasti juga menyimpan bahan baku seperti tepung, gala, garam, zat pewarna, air, dan kaleng yang sudah siap diisi Pabrik kaleng memiliki persediaan kaleng yang sudah jadi dan siap dikirim ke pabrik, persediaan kaleng yang belum jadi tetapi sudah sebagian diproses (work in process), maupun aluminium sebagai bahan baku kaleng. Pabrik aluminium menyimpan bahan baku maupun aluminium lempengan yang siap dikirinl ke pabrik kaleng.

4 Pendahuluan Kalau dirinci secara detail, tentulah sangat banyak jenis persediaan yang ada di sebuah supply chain biskuit kaleng. Belum termasuk persediaan barang-barang lain yang secara langsung, maupun tidak langsung terlibat dalam supply chain biskuit tadi. Ini termasuk persediaan komponen mesin, karton pembungkus (packaging), kertas, dan sebagainya. Mengelola aliran material / produk dengan tepat adalah salah satu tujuan utama dari supply chain. Aliran yang tepat berarti tidak terlalu terlambat dan tidak terlalu dini, jumlahnya sesuai dengan kebutuhan, dan terkirim ke tempat yang memang membutuhkan. Tentunya jumlah yang dikirim harus mencerminkan kebutuhan masing-masing wilayah pemasaran. Kalau tidak, satu wilayah akan kekurangan produk dan wilayah lain akan kelebihan.

5 Pendahuluan Kekurangan maupun kelebihan pasokan produk sama-sama berdampak negatif bagi kinerja supply chain. Selain alokasi pengiriman harus tepat, pabrik juga harus memproduksi biskuit sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Kebutuhan pelanggan sendiri hanya bisa diramalkan. Kesalahan bisa berupa memproduksi terlalu banyak atau terlalu sedikit (volume error) atau memproduksi jenis biskuit yang salah (mix error) akan menimbulkan masalah persediaan.

6 Kenapa Persediaan Muncul? Persediaan bisa muncul karena memang direncanakan atau merupakan akibat dari ketidaktahuan terhadap suatu informasi. Jadi ada perusahaan yang memiliki persediaan karena sengaja membuat produk lebih awal atau lebih banyak dari waktu dan jumlah yang akan dikirim atau dijual pada suatu waktu tertentu, ada juga karena merupakan akibat dari permintaan yang terlalu sedikit dibandingkan dengan perkiraan awal. Sebagai contoh, Pabrik biskuit tahun ini membuat terlalu banyak, biskuit jenis A. Permintaan sesungguhnya hanya 5320 kaleng padahal produksinya 5500 kaleng. Sisanya sebanyak 180 kaleng tidak terjual sampai akhir masa kadaluwarsanya. Persediaan ini muncul karena ketidakpastian permintaan. Dengan kata lain, perusahaan tidak punya informasi yang akurat berapa kaleng permintaan biskuit jenis A tersebut.

7 Kenapa Persediaan Muncul? Ketidakpastian tersebut juga dialami oleh kebanyak perusahaan yang beroperasi dengan sistem make to stock. Bahkan banyak perusahaan yang akan menghadapi ketidakpastian yang sangat tinggi sehingga bisa memiliki persediaan berlebih yang cukup banyak di akhir masa jual produk tersebut. Pabrik kamera digital, telepon genggam, garmen, pemasok sayursayuran dan buah-buahan, pedagang nasi pecel, perusahaan percetakan buku, majalah dan koran semuanya menghadapi permasalahan yang sejenis. Ketidakpastian pada supply chain tidak hanya muncul dari arah permintaan tetapi juga dari arah pasokan dan operasi internal. Ketidakpastian pengiriman dan harga bahan baku menyebabkan pabrik menimbun persediaan bahan baku.

8 Kenapa Persediaan Muncul? Ketidakpastian pengiriman dari pabrik menyebabkan distributor harus menyimpan persediaan cadangan (safety stock). Ketidakpastian proses internal seperti mesin yang kurang handal dan kecepatan mesin yang bervariasi memaksa pabrik untuk memiliki cadangan barang setengah jadi (WIP). Selain ketidakpastian, perbedaan lokasi, yang membuat munculnya lead time pengiriman, juga merupakan sumber dari persediaan. Pabrik di Indonesia yang membeli bahan baku dari Eropa membutuhkan waktu 1-3 bulan antara waktu pemesanan dan waktu barang sampai di pabrik. Pabrik tentu harus memikirkan cadangan bahan baku yang bisa digunakan selama menunggu kiriman dari supplier. Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mengirim bahan baku tersebut, semakin banyak persediaan cadangan yang dibutuhkan.

9 Kenapa Persediaan Muncul? Persediaan juga muncul akibat motif ekonomi dalam melakukan suatu kegiatan produksi atau pengiriman. Pabrik tidak akan bisa memproduksi dengan jumlah yang terlalu sedikit karena tidak akan mencapai apa yang dinamakan Skala ekonomi (economics of scale). Begitu juga trek tidak akan ekonomis berjalan kalau hanya mengirim 1 kuintal tepung terigu dari pabrik tepung ke pabrik biskuit. Karena ada kepentingan mencapai skala ekonomi, produksi atau pengiriman dilakukan dengan ukuran batch besar. Pabrik biskuit mungkin harus menerima 10 ton tepung untuk tiap pengiriman, padahal 10 ton tersebut cukup untuk kebutuhan produksi 10 hari.

10 Alat Ukur Persediaan Perusahaan perlu menggunakan ukuran-ukuran untuk melihat kinerja persediaan. Pada prinsipnya kinerja persediaan harus berorientasi pada efisiensi operasi di satu pihak dan pelayanan terhadap pelanggan (service level) di pihak lain. Kedua hal ini sering bertentangan. Sehingga dibutuhkan perubahan mendasar pada sistem, peningkatan service level biasanya berimplikasi pada peningkatan persediaan. Beberapa ukuran yang bisa digunakan untuk memonitor kinerja persediaan adalah: 1. Tingkat perputaran persediaan (inventory turnover rate). 2. Inventory days of supply 3. Fill rate

11 Invetory Turnover Rate Untuk melihat seberapa cepat produk atau barang mengalir relatif terhadap jumlah yang rata-rata tersimpan sebagai persediaan. Nilainya bisa diukur untuk tiap individu produk atau secara agreggat mewakili satu kelompok atau kesoluruhan produk. Tingkat perputaran biasanya diukur dalam setahun. Misalkan sebuah perusahaan menjual 150 jenis produk. Nilai persediaan yang dimiliki rata-rata Rp. 3 milyar. Nilai penjualan dalam setahun untuk keseluruhan produk adalah 40 milyar dimana 25% nya merupakan marjin. Berarti nilai persediaan yang terjual dalam setahun adalah 30 milyar sehingga tingkat perputarannya adalah 10 kali dalam setahun. Semakin besar nilainya semakin bagus. Nilai normal untuk tiap industri tentu berbeda-beda.

12 Invetory Days f Supply Didefinisikan sebagai rata-rata jumlah hari suatu perusahaan bisa beroperasi dengan jumlah persediaan yang dimiliki. Ukuran ini sebenarnya bisa dikatakan seirama dengan tingkat perputaran persediaan. Kalau inventory days of supply panjang maka tingkat perputarannya rendah. Misalkan untuk kasus di atas perusahaan beroperasi selama 250 hari dalam setahun. Berarti nilai persediaan yang terjual per hari adalah 30 milyar / 300 hari = 0.10 milyar. Dengan demikian maka nilai inventory days of supply dari kasus tersebut adalah 3 milyar per hari dibagi 0.10 milyar = 30 hari. Jadi rata-rata perusahaan memiliki persediaan untuk kebutuhan 30 hari kerja.

13 Fill Rate Fill rate adalah persentase jumlah item yang tersedia ketika diminta oleh pelanggan. Jadi fill rate 97% berarti ada kemungkinan 3% dari item yang diminta oleh pelanggan tidak tersedia. Akibatnya pelanggan harus menunggu beberapa lama atau pindah ke tempat lain untuk mendapatkannya. Fill rate bisa diukur untuk tiap produk secara individual atau untuk keseluruhan produk secara agregat. Untuk menciptakan supply chain manajemen yang efektif, perusahaan mungkin harus membedakan target fill rate untuk tiap pelanggan dan tiap item. Perbedaan target fill rate ini biasanya mencerminkan nilai strategis dari tiap kelompok item atau kelompok pelanggan tersebut

14 Klasifikasi Persediaan Persediaan bisa diklasifikasikan dengan berbagai cara. Pada bagian ini kita akan melihat persediaan dari 3 klasifikasi: 1. Berdasarkan Bentuknya, 2. Berdasarkan Fungsinya 3. Berdasarkan Sifat Ketergantungan

15 Berdasarkan Bentuknya Persediaan bisa diklasifikasikan menjadi bagan baku (raw materials), barang setengah jadi (WIP), dan produk jadi (finished product). Klasifikasi ini biasanya hanya berlaku pada konteks perusahaan manufaktur. Produk jadi yang dihasilkan oleh supplier akan menjadi bahan baku bagi sebuah pabrik perakitan. Jadi, dalam konteks supply chain mestinva produk jadi adalah produk yang sudah tidak akan mengalami proses pengolahan lagi dan siap digunakan oleh pemakai akhir

16 Berdasarkan Fungsinya Berdasarkan fungsinya, persediaan bisa dibedakan menjadi: a. Pipeline/transit inventory. Persediaan ini muncul karena lead time pengiriman dari satu tempat ke tempat lain. Barang yang tersimpan di truk sewaktu proses pengiriman adalah salah satu contohnya. Persediaan ini akan banyak kalau jarak (dan waktu) pengiriman panjang. Jadi, persediaan jenis ini bisa dikurangi dengan mempercepat pengiriman misalnya dengan mengubah alat atau mode transportasi atau dengan mencari pemasok yang lokasinya lebih dekat (tentunya dengan mempertimbangkan konsekuensi lain seperti ongkos kirim, harga dan kualitas) b. Cycle stock. Persediaan akibat motif memenuhi skala ekonomi. Persediaan ini punya siklus tertentu. Pada saat pengiriman jumlahnya banyak, kemudian sedikit demi sedikit berkurang akibat dipakai atau dijual sampai akhirnya habis atau hampir habis, kemudian mulai dengan siklus baru lagi.

17 Berdasarkan Fungsinya c. Persediaan pengaman (safety stock). Fungsinya adalah sebagai perlindungan terhadap ketidakpastian permintaan maupun pasokan. Perusahaan biasanya menyimpan lebih banyak dari yang diperkirakan dibutuhkan selama suatu periode tertentu supaya kebutuhan yang lebih banyak bisa dipenuhi tanpa harus menunggu. Besar kecilnva persediaan pengaman terkait dengan biaya persediaan dan service level. d. Anticipation stock adalah persediaan yang dibutuhkan untuk mengantisipasi kenaikan permintaan akibat sifat musiman dari permintaan terhadap suatu produk. Walaupun anticipation stock juga pada hakekatnya mengantisipasi permntaan yang tidak pasti, namun perusahaan bisa memprediksi adanya kenaikan dalam jumlah yang significant (bukan sekedar pola acak).

18 Berdasarkan Sifat Ketergantungan Persediaan bisa diklasifikasikan berdasarkan sifat ketergantungan kebutuhan antara satu item dan item lainnya. Item-item yang kebutuhannya tergantung pada kebutuhan item lain dinamakan dependent demand item. Sedangkan kebutuhan independent demand item tidak tergantung pada kebutuhan item lain. Klasifikasi ini dilakukan karena pengelolaan kedua jenis item ini biasanya berbeda. Dependent demand item biasanya adalah komponen atau bahan baku yang akan digunakan untuk membuat produk jadi. Kebutuhan bahan baku dan komponen tersebut ditentukan oleh banyaknya jumlah produk jadi yang akan dibuat dengan menggunakan komponen atau bahan baku tersebut. Produk jadi biasanya tergolong dalam independent demand item karena kebutuhan akan satu produk jadi tidak langsung mempengaruhi kebutuhan produk jadi yang lain.

19 Model Persediaan Model EQ (economic order quantity) mempertimbangkan dua ongkos persediaan, yakni ongkos pesan dan ongkos simpan. ngkos pesan yang dimaksud adalah ongkos-ongkos tetap yang keluar setiap kali pemesanan dilakukan dan tidak tergantung pada ukuran atau volume pesanan. ngkos simpan adalah ongkos yang terjadi akibat perusahaan menyimpan barang tersebut selama suatu periode tertentu. Bagian terbesar ongkos simpan biasanya adalah biaya modal akibat tertahannya uang dalam bentuk barang yang besarnya kira-kira sama dengan rate of return (RR) dari perusahaan yang bersangkutan. ngkos simpan juga diakibatkan oleh biaya gudang, biaya kerusakan, biaya keusangan atau kadaluwarsa, pajak, dan asuransi.

20 Model Persediaan Karena tingkat keusangan dan tingkat kesulitan penyimpanan tiap barang berbeda-beda maka biaya simpan bervariasi antara satu jenis barang dengan jenis yang lainnya. Namun secara umum biaya simpan per tahun berkisar antara 20% - 35% per tahun dari nilai barang yang disimpan. Artinya, kalau suatu perusahaan memiliki persediaan dengan nilai rata-rata 10 milyar maka biaya simpan setahun sekitar milyar! Angka sebesar ini sering tidak disadari karena bagian terbesar ongkos simpan (yang berupa biaya modal) tidak tercatat dalam laporan akuntansi.

21 Model Persediaan Model EQ hanya bisa digunakan dengan cukup baik apabila sejumlah asumsi tersebut dipenuhi atau setidaknya mendekati. Model EQ dibuat dengan asumsi permintaan terhadap suatu item bersifat kontinyu dengan tingkat yang seragam. Artinya, item tersebut dibutuhkan dengan jumlah yang sama dari waktu ke waktu. Kenyataannya asumsi ini sebenarnya tidak pernah terpenuhi. Namun demikian, model ini tetap cukup baik digunakan asalkan variasi permintaan dari waktu ke waktu tidak terlalu besar. Di lapangan banvak kasus di mana permintaan atau kebutuhan suatu item relatif tetap dari waktu ke waktu.

22 Model Persediaan Contohnya, di sebuah pabrik roti yang cukup besar di mana produksi dari waktu ke waktu berada pada kapasitas yang relatif tetap, kebutuhan akan bahan baku utama seperti tepung terigu, gula pasir, dan garam akan relative stabil. Bahkan pada industri yang relatif inovatif seperti sepeda motor pasti memiliki sejumlah komponen yang kebutuhannya relatif tetap dari waktu ke waktu walaupun jenis sepeda motor yang diproduksi berubah-ubah. Ini biasanya terjadi pada komponen-komponen dasar yang tidak banyak mengalami perubahan walaupun ada variasi pada model sepeda motor yang dijual.

23 Model Persediaan Model EQ dibuat berdasarkan asumsi situasi yang deterministik. Artinya, permintaan maupun pasokan dianggap pasti. Lead time juga belum dipertimbangkan. Untuk beroperasi pada situasi dengan ketidakpastian maka dibutuhkan persediaan pengaman untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan terhadap barang yang bersangkutan. Adanya lead time membuat kita harus menentukan waktu pemesanan. Apabila lead time suatu pengiriman konstan selama 1 hari (tidak mengandung ketidakpastian), maka kita rnemesan 1 hari sebelum barang habis digunakan sehingga pesanan yang baru akan datang tepat pada saat barang yang ada habis terjual atau terpakai.

24 Model Persediaan Kenyataannya, baik permintaan maupun lead time sama-sama tidak pasti. Karena itu, waktu pemesanan kembali suatu barang harus mempertimbangkan ketidakpastian pada aspek2 tersebut. Waktu pemesanan kembali sering diwujudkan dalam bentuk nilai reorder point. Misalkan perusahaan menggunakan tepung sebanyak 1 ton/hari. Misalkan lead time antara pemesanan sampai pengiriman tepung terigu adalah 5 hari maka perusahaan harus melakukan pemesanan kembali pada saat tepung terigu tersisa 5 ton. Dengan demikian pesanan tersebut akan datang tepat pada saat terigu habis. Jadi, reorder point adalah banyaknya barang tersisa dimana kita harus melakukan pemesanan kembali.

25 Model Persediaan Bagaimana jika lead time selama 5 hari itu hanya nilai rata-rata dan dalam kenyataannya bisa berdistribusi antara 3 sampai 7 hari? Bagaimana juga bila permintaan per hari memiliki variasi dengan standar deviasi 0.2 ton? Kalau ini yang terjadi maka reorder point biasanya lebih besar untuk mengurangi probabilitas terjadinya kekurangan tepung terigu sebelum pesanan berikutnya datang. Jadi, pada situasi dimana ada ketidakpastian pada sisi pasokan maupun permintaan, reorder point bisa dihitung dengan rumus berikut: RP = permintaan selama lead time + safety stock Misalkan permintaan rata-rata per hari adalah d, rata-rata lead time adalah l hari maka RP = d x I + safety stock

26 Model Persediaan Persediaan pengaman atau safety stock berfungsi untuk melindungi kesalahan dalam memprediksi permintaan selama lead time. Untuk mendapatkan gambaran seberapa tidak pasti permintaan selama lead time tersebut, perusahaan perlu mengumpulkan data untuk mendapatkan distribusinya. Besarnya safety stock (SS) secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut: SS = Z x sd Misalkan data permintaan selama lead time berdistribusi normal, maka penghitungan nilai safety-stock bisa dilakukan dengan cukup mudah. Yang perlu diketahui hanyalah standar deviasi permintaan selama lead time (sd) dan suatu nilai dari tabel distribusi normal standar yang berkorelasi dengan probabilitas tertentu (Z).

27 Model Persediaan Nilai Z biasanya diterjemahkan dari keputusan manajemen. Kalau manajemen memberikan toleransi terjadinya kekurangan 5 kali untuk setiap 100 siklus pemesanan maka berarti service level yang diinginkan adalah 95 %. Nilai Z yang berkorelasi dengan service level 95 % adalah (dari tabel probabilitas). Nilai sd, bisa dicari dengan mengumpulkan langsung data permintaan selama lead time untuk suatu periode yang cukup panjang, atau diperoleh dengan terlebih dahulu mendapatkan data rata-rata dan standar deviasi dari dua komponen penyusunnya, yaitu permintaan per periode dan lead time. Dengan mendapatkan empat parameter tersebut maka nilai sd bisa dihitung sebagai berikut:

28 Model Persediaan

29 Mengurangi Kesalahan Persediaan dengan Mendeteksi Respon Awal Risiko atas kelebihan dan kekurangan persediaan pada produk- produk inovatif bisa dikurangi dengan meningkatkan akurasi ramalan permintaan. Akurasi ramalan bisa meningkat apabila perusahaan atau supply chain bisa memanfaatkan informasi reaksi pasar di awal muaim jual untuk merevisi ramalan. Hal ini hanya bisa dilakukan secara efektif apabila lead time antara perancangan sampai distribusi produk ke pasar cukup pendek yang memungkinkan supply chain untuk merespon pasar dengan menambah atau mengurangi jumlah produksi suatu item tertentu setelah melihat reaksi awal dari pasar. Dengan informasi tersebut, akurasi ramalan dapat ditingkatkan secara dramatis.

30 Vendor Managed Inventory (VMI) Secara tradisional, perusahaan pembeli selalu menentukan waktu dan ukuran pesanan berdasarkan informasi yang mereka miliki. Pemasok akan merespon permintaan tersebut secara pasif, tanpa mencari tahu lebih lanjut kenapa perusahaan pembeli memesan sejumlah tersebut. Praktek di atas mengakibatkan inefisiensi karena beberapa alasan. Pertama, pemasok tidak mendapatkan cukup 'early signal' dari pembeli akan jumlah dan waktu pesanan. Akibatnya, pemasok meramalkan apa, kapan, dan berapa yang akan dipesan oleh pembeli. Ini tentu mengakibatkan pemasok harus menyimpan persediaan lebih banyak untuk mengantisipasi ketidakpastian pesanan dari pelanggan atau pembeli.

31 Vendor Managed Inventory (VMI) Kedua, pemasok sering harus mengubah jadwal produksi secara tiba-tiba karena apa yang diminta pelanggan tiba-tiba berubah dari apa yang diperkirakan oleh pemasok atau karena pelanggan yang lebih penting tiba-tiba melakukan pesanan mendadak sehingga produksi untuk memenuhi pesanan dari pelanggan 'kelas dua' terpaksa dijadwal ulang. Perubahan pada jadwal produksi selanjutnya mengakibatkan perubahan pada kebutuhan bahan baku, komponen, maupun jam kerja. Perubahan yang terlalu sering pada jadwal produksi bisa mengakibatkan apa yang dinamakan 'schedule nervosuness'. Di samping inefisiensi, fenomena di atas juga mengakibatkan service level yang rendah karena banyak permintaan yang tidak akan bisa dipenuhi tepat waktu.

32 Vendor Managed Inventory (VMI) Dengan adanya masalah tersebut, saat ini banyak perusahaan yang mengubah praktek di atas dengan model yang dinamakan vendor managed inventory (VMI). Pada model ini perusahaan pembeli tidak lagi memutuskan apa, kapan, dan berapa yang akan dipesan, melainkan hanya memberikan informasi permintaan dari pelanggan mereka, persediaan yang tersisa, serta informasi lain seperti rencana promosi atau kegiatan lain yang bisa mempengaruhi penjualan di masa yang akan datang. Kalau perusahaan pembeli yang dimaksud disini adalah perusahaan manufaktur, informasi permintaan yang dimaksud mungkin berupa informasi kebutuhan mereka terhadap bahan baku atau komponen dalam beberapa periode mendatang. Dengan adanya informasi tsb, pemasok akan menentukan sendiri waktu dan jumlah pengiriman ke perusahaan pembeli. Tentu pembeli juga harus memberikan indikasi berapa minimum dan maksimum persediaan yang mereka harapkan.

33 Vendor Managed Inventory (VMI) Diperlukan koordinasi dan peitukaran informasi yang lancar antara kedua belah pihak untuk menjamin model VMI ini berjalan dengan baik. Mereka yang sukses menerapkan program VMI adalah yang memiliki infrastruktur komunikasi dan informasi yang bagus sehingga pembeli bisa memberikan data penjualan maupun persediaan dari waktu ke waktu secara real time. Pemasok juga harus punya kemampuan untuk mengambil keputusan pengiriman dengan tepat. Kemampuan untuk menganalisis pola permintaan, lead time pengiriman, dan meramalkan permintaan perlu dimiliki oleh pemasok. Mereka juga harus sama-sama memahami berapa service level yang harus dicapai.

34 Beberapa Hambatan dalam Manajemen Persediaan Banyak hal yang mengakibatkan sistem persediaan pada supply chain tidak efektif. Sebab-sebab tersebut sangat bervariasi, ada yang teknis dan ada juga yang terkait dengan perilaku individu maupun organisasi. Beberapa diantaranya, yaitu : 1. Tidak ada metrik kinerja yang jelas. Kinerja supply chain banyak terkait dengan persediaan. Misalnya tingkat perputaran persediaan (inventory turnover rate), ratarata lama permintaan atau kebutuhan bisa dipenuhi oleh persediaan (inventory days of supply), banyaknya persediaan yang kadaluwarsa, dan sebagainya. Walaupun ukuran-ukuran tersebut relatif jelas definisi dan cara mengukurnya di lapangan, memilih ukuran mana yang pas dan berapa target yang harus dicapai bukanlah hal yang simpel.

35 Beberapa Hambatan dalam Manajemen Persediaan Hal ini dikarenakan supply chain memiliki strategi yang berbedabeda dan strategi tersebut harus mencerminkan kemampuan sumber daya dan kebutuhan pasar. Supply chain yang berada pada lingkungan industri yang inovatif akan memiliki kriteria yang berbeda terhadap persediaan dibandingkan dengan mereka yang berada pada industri yang relatif stabil dengan siklus produk yang panjang. Pengukuran kinerja persediaan selalu harus dihubungkan dengan kemampuan supply chain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Ukuran customer service seperti stockout rate atau fill rate perlu didefinisikan dengan baik. Pelanggan dan pemasok mungkin punya target fill rate yang berbeda. Dalam supply chain, ukuran-ukuran kinerja harus mencerminkan kepentingan kedua belah pihak dan sedapat mungkin didefinisikan bersama dengan target yang sama pula.

36 Beberapa Hambatan dalam Manajemen Persediaan 2. Status Pesanan Tidak Akurat. Ketika pelanggan memesan suatu produk ke pemasok, berharap bisa mendapatkan informasi kapan pesanan tersebut bisa dipenuhi. Walaupun pada awalnya pelanggan sudah mendapatkan lnformasi tersebut, mereka tetap mengharapkan informasi yang mutakhir tentang perkembangan pesanan mereka dari waktu ke waktu. Namun sangat sering terjadi supplier tidak mampu memberikan informasitentang status pengiriman yang akurat. Akibatnya, perasaan ketidakpastian tinggi dan mendorong pelanggan untuk menyimpan cadangan persediaan yang lebih banyak.

37 Beberapa Hambatan dalam Manajemen Persediaan 3. Sistem Informasi Kurang Handal. Perusahaan tidak akan bisa memberikan informasi status pesanan kalau system informasi antar bagian dalam perusahaan maupun system yang bisa menghubungkan perusahaan dengan pelanggan tidak handal. Seringkali tiap bagian di dalam perusahaan tidak memiliki informasi yang sama tentang persediaan. Catatan yang berbeda antar bagian. Bagian pemasaran tidak bisa mengakses data persediaan sehingga mereka sering melakukan kesepakatan dengan pelanggan dengan menggunakan data persediaan yang tidak handal. Banyak perusahaan menggunakan system informasi yang terintegrasi namun tetap saja masalah akurasi catatan bisa bermasalah karena ini ditentukan oleh ketelitian dan kemauan mereka yang bertugas untuk memelihara data.

38 Beberapa Hambatan dalam Manajemen Persediaan 4. Kebijakan persediaan terlalu sederhana dan mengabaikan ketidakpastian. Perusahaan perlu pemahaman situasi lapangan dengan banyak melakukan analisis data seperti lead time, permintaan, akurasi catatan persediaan, persentase kerusakan (reject / defect rate), dan sebagainya. Perusahaan sering menyamaratakan kebijakan persediaan untuk semua item yang sebenarnya menliliki karakteristik yang berbeda- beda. Kebijakan safety stock, reorder point, dan kebijakan-kebijakan lainnya tentu harus berbeda antara item yang satu dengan yang lain.

39 Beberapa Hambatan dalam Manajemen Persediaan 5. Biaya-biaya persediaan tidak ditaksir dengan benar. Ada perusahaan yang sejak awal mengambil keputusan, tanpa analisis, bahwa pengiriman lewat udara pasti tidak layak. Ada perusahaan yang setelah melakukan analisis transportasi ternyata bisa merealisasikan penghematan luar biasa karena pindah dari transportasi laut ke transportasi udara. Untuk produk-produk yang relatif kecil volumenya dan membutuhkan kecepatan respon yang tinggi, ongkos transportasi yang jauh lebih mahal bisa dibayar dengan penghematan dari berkurangnya tumpukan persediaan yang menghabiskan biaya modal yang besar serta kesempatan jual yang lebih banyak akibat pemendekan waktu untuk mencapai pasar. Perusahaan sering melupakan ongkos-ongkos kesempatan dalam menaksir biaya persediaan terutama karena ongkos-ongkos tersebut tidak tercatat dalam laporan akuntansi.

40 Beberapa Hambatan dalam Manajemen Persediaan 6. Keputusan Supply Chain yang tidak terintegrasi. Implikasi dari keputusan suatu supply chain terhadap persediaan sering tidak dipahami dengan baik. Sebuah perusahaan printer di pada awalnya menerima pesanan dari pusatpusat penjualan mereka di seluruh dunia. Tiap negara biasanya memiliki kebutuhan yang berbeda terutama karena perbedaan bahasa yang akan digunakan pada buku petunjuk serta perbedaan sistem sumber daya listrik Awalnya mengirim produk yang sudah jadi ke masing2 pusat penjualan, namun karena pesanan biasanya dibuat berdasarkan ramalan, sering kali ada perubahan pesanan ketika printer yang mengakibatkan banyak terjadi penumpukan persediaan di satu lokasi dan kekurangan di tempat lain. Akhirnya dilakukan perubahan, pabrik hanya membuat produk dasar standar dan masing2 pusat distribusi bertugas melakukan finalisasi produk pemberian buku petunjuk dan power supply.

41 Ringkasan 1. Setiap supply chain memiliki persediaan di berbagai lokasi dalam berbagai bentuk. Di sebuah perusahaan manufaktur misalnya, persediaan bisa dalam bentuk bahan baku, barang setengah jadi, produk jadi, suku cadang mesin, alat tulis kantor, dan sebagainya. 2. Efek dari persediaan terhadap supply chain biasanya cukup besar. Di banyak perusahaan, nilai persediaan mencapal 25% atau lebih dari nilai keseluruhan asset yang dimiliki. Manajemen persediaan yang baik bisa menekan ongkosongkos persediaan serta meningkatkan service level ke pelanggan. 3. Persediaan bisa muncul karena berbagai sebab antara lain : lokasi permintaan berbeda dengan lokasi produksi (sehingga ada lead time), kecepatan produksi berbeda dengan kecepatan permintaan, ketidakpastian permintaan maupun pasokan, serta adanya motif untuk mencapai skala ekonomi pada kegiatan produksi maupun pengiriman. 4. Kinerja persediaan bisa diukur dengan beberapa metrik seperti kecepatan perputaran persediaan (inventory turnover rate), inventory days of supply, dan service level. 5. Dilihat dari fungsinya, persediaan bisa dibedakan menjadi cycle stock, safety stock, pipeline inventory, dan anticipation inventory. Berdasarkan sifat ketergantungan permintaan antar item, persediaan bisa diklasifikasikan menjadi item yang permintaannya tergantung (dependent demand item) dan yang permintaannya tidak tergantung (dependent demand item).

42 Ringkasan 6. Model-model persediaan diperlukan untuk membantu membuat keputusan pada pengelolaan persediaan. Jenis keputusan dan model-model yang digunakan bisa berbeda berdasarkan tipe item yang dikelola. leh karena itu pemahaman terhadap sifat-sifat tiap item diperlukan untuk menentukan model mana yang bisa digunakan. 7. Untuk tipe item yang kebutuhan maupun pasokannya relative stabil, model EQ bisa digunakan untuk membantu menentukan ukuran pemesanan yang ekonomis. Untuk mengakomodasikan ketidakpastian permintaan maupun pasokan, model EQ biasanya digunakan dengan mekanisme reorder point dimana didalamnya diperhitungkan persediaan pengaman. 8. Untuk tipe item yang permintaannya bersifat musiman, trade off penting dalam membuat keputusan adalah ongkos kelebihan dan kekurangan produk pada suatu musim jual. 9. Pada produk-produk yang permintaannya bersifat musiman, risiko kelebihan produk bisa dikurangi dengan menurunkan harga jual di akhir musim jualnya. Namun cara yang dianggap lebih baik adalah mengurangi lead time sehingga supply chain bisa mengubah keputusan produksi dan pengiriman mereka setelah membaca respon awal dari pasar.

43 Ringkasan 10. Pada produk yang permintaannya stabil maupun musiman, koordinasi antara pembeli dengan pemasok pada hakekatnya menguntungkan keseluruhan supply chain. Namun diperlukan mekanisme pembagian keuntungan yang adil agar kedua belah pihak mau melakukan kerjasama. 11. Vendor managed inventory (VMI) adalah model pengelolaan persediaan dimana keputusan waktu dan ukuran pengiriman ditentukan oleh pemasok dan pembeli memberikan informasi yang up to date tentang persediaan yang tersisa dan permintaan atau kebutuhan dari waktu ke waktu. Model ini bisa mengungguli cara tradisional dimana pembeli menentukan waktu dan ukuran pesanan sedangkan pemasok secara reaktif memenuhi pesanan tersebut. Diperlukan kerjasama dan infrastruktur yang memadai antara kedua belch pihak agar VMI bisa berjalan dengan baik. 12.Banyak kendala atau jebakan yang bisa muncul dalam mengelola persediaan pada supply chain. Termasuk di dalam kendala atau jebakan tersebut adalah metrik yang tidak terdefinisi dengan jelas, status pesanan tidak akurat, sistem informasi tidak handal, kebijakan persediaan terlalu sederhana dan mengabaikan ketidakpastian, ongkos-ongkos persediaan tidak ditaksir dengan akurat, dan keputusan supply chain yang tidak terintegrasi.

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Persediaan merupakan aset terbesar yang dimiliki supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaanya melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset. Manajemen persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Suhada, ST, MBA MATERI Supply Chain Supply Chain Management ERP MODULES (POSISI SCM, CRM) ERP Modules (Posisi SCM, CRM) SUPPLY CHAIN Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Distorsi informasi pada supply chain merupakan satu sumber kendala menciptakan supply chain yang efisien. Seringkali permintaan dari custromer relatif stabil dari waktu

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB 46 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah observasi analitik yaitu untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT.

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan Pendahuluan Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalaian persediaan merupakan salah satu aspek penting dari beberapa aspek yang diuraikan diatas. Kebutuhan akan sistem pengendalian persediaan, pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja SCM

Pengukuran Kinerja SCM Pengukuran Kinerja SCM Pertemuan 13-14 Dalam SCM, manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan merupakan salah satu aspek fundamental. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem pengukuran yang mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah perusahaan manufaktur di Indonesia semakin bertambah. Pada tahun 2013 tercatat ada 349 perusahaan industri manufaktur baru yang terdaftar, sehingga totalnya

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Persediaan 2.1.1 Uji Kenormalan Liliefors Perumusan ilmu statistika juga berguna dalam pengendalian persediaan dan biasanya digunakan untuk mengetahui pola distribusi

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL Indri Hapsari, Dermanto Ang Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, 60293, Surabaya

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Perencanaan Persediaan Input data yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan jumlah dan periode siklus waktu antar pemesanan/ pembuatan adalah: Total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Persediaan Bahan Baku 2.1.1.1. Pengertian Persediaan Persediaan bahan baku merupakan aktiva perusahaan yang digunakan untuk proses produksi didalam suatu

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2. Manajemen Persediaan Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya perusahaan-perusahaan di berbagai bidang. Hal ini mendorong banyak pengusaha untuk lebih

Lebih terperinci

Manajemen Tranportasi dan Distribusi. Dosen : Moch Mizanul Achlaq

Manajemen Tranportasi dan Distribusi. Dosen : Moch Mizanul Achlaq Manajemen Tranportasi dan Distribusi Dosen : Moch Mizanul Achlaq Pendahuluan Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II Tinjauan Pustaka ini berisi tentang konsep aktivitas supply chain, Inventory Raw material, Inventory Cost, dan formulasi Basnet dan Leung. 2.1 Supply Chain Semua perusahaan

Lebih terperinci

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi 1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi roti dan bermacam jenis kue basah. Bahan baku utama yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Dalam perusahaan manufaktur, persediaan bahan baku memiliki peranan yang penting dalam mendukung proses produksi. Tanpa adanya persediaan, perusahaan akan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

Merancang Jaringan Supply Chain

Merancang Jaringan Supply Chain Merancang Jaringan Supply Chain Pendahuluan Perancangan jaringan supply chain juga merupakan satu kegiatan penting yang harus dilakukan pada supply chain management. Implementasi strategi supply chain

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN M A N A J E M E N O P E R A S I O N A L M I N G G U K E S E P U L U H B Y. M U H A M M A D W A D U D, S E., M. S I. F A K U L T A S E K O N O M I U N I V.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Logistik Menurut Bowersox (2000: 13), manajemen logistik dapat didefinisikan sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku

Lebih terperinci

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA APLIKASI JUST IN TIME (JIT) PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA 1. Pengertian Metode Just In Time (JIT) Manufaktur JIT adalah suatu sistem berdasarkan tarikan permintaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Semua jenis perusahaan baik itu perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki persediaan sebagai aktiva lancar. Persediaan bagi perusahaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Menara Cemerlang, suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan karung plastik. Pada saat ini perusahaan sedang mengalami penjualan yang pesat dan mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dewasa ini menjadi kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap negara. Proses interaksi antar negara terjadi di berbagai bidang, salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Industri Kertas Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kertas yang besar. Sampai tahun 2011 terdapat 84 pabrik pulp dan kertas. Pabrik-pabrik tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, dunia usaha tumbuh dengan semakin pesat. Sehingga menuntut perusahaan untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Umum Pokok pembahasan pada tesis ini hanya akan difokuskan dalam rangka mengetahui bagaimana Janssen Cilag Indonesia dapat mencapai titik optimum di dalam manajemen persediaannya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT 3.1 Pendahuluan Dalam perspektif supply chain, perancangan produk baru adalah salah satu fungsi vital yang sejajar dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan merupakan faktor yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan, karena kekurangan/kelebihan persediaan akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis

BAB II LANDASAN TEORI. jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau digunakan untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku

Lebih terperinci

Manajemen Transportasi dan Distribusi. Diadopsi dari Pujawan N

Manajemen Transportasi dan Distribusi. Diadopsi dari Pujawan N Manajemen Transportasi dan Distribusi Diadopsi dari Pujawan N Pendahuluan Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN DI DIVISI GROCERY PT. HERO SUPERMARKET Tbk. CABANG HERO SOLO SQUARE

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN DI DIVISI GROCERY PT. HERO SUPERMARKET Tbk. CABANG HERO SOLO SQUARE ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN DI DIVISI GROCERY PT. HERO SUPERMARKET Tbk. CABANG HERO SOLO SQUARE MIFTAKHUL ARFAH HADIANI Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma Jakarta ABSTRAK PT. Hero

Lebih terperinci

Data untuk Perhitungan Biaya Kirim Data untuk Perhitungan Biaya Simpan Pembeli Data untuk Perhitungan Biaya

Data untuk Perhitungan Biaya Kirim Data untuk Perhitungan Biaya Simpan Pembeli Data untuk Perhitungan Biaya ABSTRAK Perkembangan zaman yang semakin maju menyebabkan persaingan semakin meningkat. Namun, persaingan yang terjadi saat ini adalah bukan lagi persaingan antar perusahaan, tetapi persaingan antar rantai

Lebih terperinci

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Pengumpulan Data Untuk EOQ Dalam melakukan penelitian untuk memecahkan permasalahan di PT. Primatama Konstruksi departemen PPIC

Lebih terperinci

MANAJEMEN TRANPORTASI DAN DISTRIBUSI

MANAJEMEN TRANPORTASI DAN DISTRIBUSI MANAJEMEN TRANPRTASI DAN DISTRIBUSI PENDAHULUAN Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat menentukan apakah produk

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si Program Studi Manajemen Menghindari Kerusakan Menghindari Keterlambatan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: TIPE, MANFAAT DAN BIAYA Jenis Persediaan: a. Persediaan bahan mentah. Bahan mentah adalah bahan yang akan digunakan untuk memproduksi barang dagangan. b. Persediaan barang

Lebih terperinci

Bab 8 Manajemen Persediaan

Bab 8 Manajemen Persediaan Dasar Manajemen Keuangan 110 Bab 8 Manajemen Persediaan Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang pengertian dan jenis persediaan, cara menghitung tingkat perputaran persediaan, jenis

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) 1. Pendahuluan Definisi: Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Inventory dan Klasifikasinya Inventory meliputi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Persediaan Ristono (28) menyatakan bahwa persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. adalah ukuran pesanan. Untuk item yang permintaan atau kebutuhannya relatif

BAB II KERANGKA TEORI. adalah ukuran pesanan. Untuk item yang permintaan atau kebutuhannya relatif BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Model Economic Order Quantity (EOQ) Salah satu keputusan yang harus diambil dalam manajemen persediaan adalah ukuran pesanan. Untuk item yang permintaan atau kebutuhannya relatif

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory controll), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN MANAJEMEN PIUTANG DAGANG 1. Faktor yang Mempengaruhi Piutang 1.1 Kenapa Perusahaan Mempunyai Piutang Secara umum, perusahaan akan lebih suka untuk menjual dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan produksi maka dari itu sebelum mengetahui mengenai manajemen produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian Menurut Hatta (2008), pembelian merupakan kegiatan untuk memperoleh barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya

Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya Perbaikan Sistem Persediaan Karpet dan Spon di UD Luas, Surabaya Indri Hapsari, Stefanus Soegiharto, Theodore S.K. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya 60293 Email: indri@ubaya.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money ( BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persediaan (inventory) dapat diartikan sebagai sumber daya mengganggur (idle resource) yang keberadaanya menunggu proses yang lebih lanjut (Nur Bahagia, 2006),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan di dunia industri saat ini menuntut setiap perusahaan untuk terus berusaha mencari cara terbaik agar memiliki daya saing yang lebih tinggi daripada

Lebih terperinci

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY II. 1. Persediaan II. 1. 1. Pengertian Persediaan Setiap perusahaan baik perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur selalu berusaha untuk mengadakan persediaan.

Lebih terperinci

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK Analisis pengendalian persediaan dilakukan hanya pada ani Sejahtera Farm karena ani Sejahtera Farm menjadi inti atau fokus analisis dalam rantai pasok beras organik.

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU KERTAS MENGGUNAKAN MODEL PERSEDIAAN STOKASTIK JOINT REPLENISHMENT DI PT KARYA KITA *

RANCANGAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU KERTAS MENGGUNAKAN MODEL PERSEDIAAN STOKASTIK JOINT REPLENISHMENT DI PT KARYA KITA * RANCANGAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU KERTAS MENGGUNAKAN MODEL PERSEDIAAN STOKASTIK JOINT REPLENISHMENT DI PT KARYA KITA * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap perusahaan manufaktur mempunyai bahan baku, baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Ketergantungan perusahaan terhadap bahan baku sangat besar sehingga

Lebih terperinci

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 Exponential Smoothing w/ Trend and Seasonality Pemulusan level/keseluruhan Pemulusan Trend Pemulusan Seasonal Peramalan periode t : Contoh: Data kuartal untuk

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL PERBAIKAN SISTE PERSEDIAAN GUDANG ENGGUNAKAN ECONOIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC ODEL Indri Hapsari, Yenny Sari, Lianny P. Rajimin Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, 60293, Surabaya

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN INVESTASI DALAM PERSEDIAAN Persediaan (Inventory) mrpk elemen utama dari Modal Kerja karena : 1. Jml persediaan paling besar dj dibanding dg Modal Kerja lainnya 2. Aktiva yg selalu dlm keadaan berputar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau profit, seperti usaha dagang, usaha jasa maupun manufaktur berupaya mencapai tujuan yaitu

Lebih terperinci

Inventory Management : MODEL PERSEDIAAN. TUJUAN Mengetahui model-model pengelolaan persediaan

Inventory Management : MODEL PERSEDIAAN. TUJUAN Mengetahui model-model pengelolaan persediaan Inventory Management : MODE PERSEDIAAN TUJUAN Mengetahui model-model pengelolaan persediaan MODE PERSEDIAAN Tujuan menentukan ukuran persediaan Ukuran persediaan berhubungan dengan ukuran pesanan, frekuensi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Desain Sistem Informasi menerangkan sistem adalah sekumpulan dari elemenelemen

BAB III LANDASAN TEORI. Desain Sistem Informasi menerangkan sistem adalah sekumpulan dari elemenelemen BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Ada definisi menurut beberapa para ahli yang menerangkan tentang sistem. Menurut Jogianto (2005:2) dengan bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi menerangkan

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

Inventory Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017

Inventory Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017 Inventory Management Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017 Apa yang dimaksud inventory? Inventory adalah bahan baku. Suku cadang, barang setengah jadi, atau barang jadi yang disimpan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEOI 2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Simulasi 2.1.1. Pengantar Simulasi Dalam dunia manufaktur, simulasi digunakan untuk menentukan schedule produksi, inventory level, dan prosedur maintenance, merencanakan

Lebih terperinci