KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ DALAM KITAB TAISIRUL KHALAQ KARYA HAFIDZ HASAN AL-MAS UDI SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ DALAM KITAB TAISIRUL KHALAQ KARYA HAFIDZ HASAN AL-MAS UDI SKRIPSI"

Transkripsi

1 KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ DALAM KITAB TAISIRUL KHALAQ KARYA HAFIDZ HASAN AL-MAS UDI SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi) OLEH MUHAMMAD TASLIM NIM: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN) SALATIGA 2016

2 ii

3 iii

4 iv

5 v

6 MOTTO "أ ن ظ ر م اق ا ل و ل ا ت ن ظ ر م ن ق ال " Lihatlah apa yang dikatakan dan jangan lihat siapa yang mengatakan vi

7 Persembahan Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Orang tuaku tercinta bapak H. Ja rofi dan ibu Muchlikah, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, dukungan moral maupun materiil dan do a yang tak pernah putus untuk putra-putrinya. 2. Anggota keluargaku yang selalu mendukungku dan selalu memberi semangat dan membantuku (kakakku: Umi Latifah, Hasan Hakim, Rohman Hakim dan adikku: Rohmatul Umah, Nurul Afdhilah, Siti Haniam Mariah, M. Nurul Huda, M. Ibnu Hasan). 3. Bapak H. Sa adi yang telah sabar membimbing dan mendo akan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Para pengasuh PP. Darul Falah (KH. Taufiqul Hakim) dan PP. Al-Hasan (KH. Ichsanuddin) serta para Ustadz-Ustadz yang senantiasa mendo akan dan membimbing dalam menuntut ilmu. 5. Teman-temanku PAI E dan angkatan 2011 yang sama-sama berjuang dan belajar di IAIN Salatiga (khususnya temen-temen Chrysophyllum Cainito). 6. Temen-temen PP. Darul Falah dan PP. Al-Hasan yang senantiasa memberi dukungan dan mendo akan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Semua pihak yang selalu memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. vii

8 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. BapakSuwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. 3. Ibu Siti Rukhayati M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). 4. Bapak Dr. H. Sa adi., M.Ag., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini. 5. Ibu Dra. Sri Suparwi., selaku pembimbing akademik. 6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. viii

9 7. Bapak dan ibu serta saudara-saudara di rumah yang telah mendoakan dan mendukung penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. 8. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Wassalamu alaikum Wr. Wb Salatiga, 10 Februari 2016 Penulis, Muhammad Taslim ix

10 ABSTRAK Taslim, Muhammad Konsep Pendidikan Akhlak dalam Kitab Taisirul Khalaq Karya Hafidz Hasan Al-Mas udi. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. H. Sa adi,m.ag. Kata kunci: Konsep, Pendidikan, Akhlaq Pendidikan akhlaq merupakan bagian dari ajaran pendidikan Islam. Kita ketahui bersama bahwa Negara Indonesia sebagian besar beragama Islam. Dengan demikian pendidikan akhlaq yang baik ini diharapkan nilai-nilai ajaran pendidikan Islam dapat ditanamkan dan dilaksanakan di Negara Indonesia ini. Pendidikan akhlaq lebih utama ditanamkan mulai dari masa dini agar kelak di masa yang akan datang bisa menjadi tauladan bagi generasi selanjutnya. Pendidikan akhlaq merupakan hal yang penting bagi manusia untuk mendapatkan kebahagian di dunia maupun di akhirat. Karena pentingnya pendidikan akhlaq ini maka peneliti sangat tertarik untuk meneliti megenai konsep pendidikan akhlaq dalam kitab Taisirul Kholaq. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin mengetahui lebih dalam bagaimana konsep pendidikan akhlaq dalam kitab Taisirul Kholaq?. Bagaimana relevansi konsep pendidikan akhlaq dalam kitab Taisirul Kholaq dalam konteks kekinian?. Setelah melakukan penelitian secara mendalam diharapkan peneliti dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang konsep pendidikan akhlaq dalam kitab Taisirul Kholaq, relevansi konsep pendidikan akhlaq dalam kitab Taisirul Kholaq dalam konteks kekinian. Metode yang digunakan peneliti yaitu literature (kepustakaan). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati pada sumber-sumber tertentu, mencari, menelaah buku-buku, artikel atau lainnya yang berkaitan dengan skripsi ini. Pengumpulan data dibagi menjadi dua sumber yaitu data primer dan sekunder. Kemudian data dianalisis menggunakan metode deskriptif, filosofis, kontekstual, dan kritik. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsep pendidikan akhlaq dalam kitab Taisirul Kholaq meliputi; akhlaq kepada Allah, adab guru dan murid, akhlaq kepada diri sendiri dan orang lain, adab sehari-hari, akhlaq mahmudah dan akhlaq madzmumah. Sedangkan relevansi konsep pendidikan akhlaq dalam kitab Taisirul Kholaq dalam konteks kekinian dapat menjadi solusi dalam memperbaiki akhlaq diberbagai bidang, khususnya dalam menghadapi karakteristik zaman sekarang atau kekinian. x

11 DAFTAR ISI JUDUL... i LEMBAR BERLOGO... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN KELULUSAN... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... v MOTTODAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah... 1 B. RumusanMasalah... 6 C. Tujuan Penelitian... 6 D. KegunaanPenelitian... 6 E. Metode Penelitian... 7 F. PenegasanIstilah xi

12 G. Sistematika Penulisan BAB II BIOGRAFI HAFIDZ HASAN AL-MAS UDI A. Sejarah Hafidz Hasan Al-Mas udi B. Karya-Karya Hafidz Hasan Al-Mas udi C. Konsep Pendidikan Akhlaq dalam Kitab Taisirul Kholaq BAB III LANDASAN TEORI A. Konsep Pendidikan Akhlaq B. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlaq C. Unsur-Unsur Pendidikan Akhlaq D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Akhlaq E. Macam-Macam Akhlaq Dalam Al-Qur an BAB IV ANALISIS A. Akhlaq Kepada Allah B. Adab Guru Dan Murid C. Akhlaq Kepada Orang Lain D. Adab Sehari-Hari E. Akhlaq Mahmudah Dan Akhlaq Madzmumah F. Relevansi Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Taisirul Kholaq Dikaitkan Dengan Masa Kekinian G. Kritik Terhadap Kitab Taisirul Kholaq Karya Hafidz Hasan Al-Mas udi xii

13 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN 1. Daftar SKK 2. Riwayat Hidup Penulis 3. Lembar Konsultasi xiv

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam ialah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmaniah maupun rohaniah, menumbuh suburkan hubungan yang harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia, dan alam semesta (Daulay, 2012:3). Dalam pendidikan Islam sangat jelas bahwa di dalamnya mempunyai tujuan yang sangat erat dengan membentuk kepribadian atau untuk membentuk insan kamil yang mana untuk mencapai tujuan itu tak lepas dari hubungan Allah, manusia, dan alam semesta, dan tujuan pendidikan Islam sangat erat kaitannya dengan tujuan penciptaan manusia sebagai khalifah Allah dan sebagai abd Allah. Oleh karena itu Allah mengutus Rasulullah untuk menjadikan gambaran seorang khalifah di muka bumi ini serta wajib bagi untuk meniru teladan-teladan yang dimiliki oleh Rasulullah SAW. Sesungguhnya pendidikan akhlaq menjadi bagian yang penting pula dalam substansi pendidikan Islam sehingga al-qur an menganggapnya sebagai rujukan terpenting bagi seorang muslim, rumah tangga Islami, masyarakat dan umat Islam seluruhnya. Akhlaq adalah buahnya Islam yang diperuntukkan bagi seorang individu dan umat manusia, dan akhlaq menjadikan kehidupan ini menjadi manis dan elok. Tanpa akhlaq, yang 1

16 merupakan kaidah-kaidah kejiwaan dan sosial bagi individu dan masyarakat, maka kehidupan manusia tidak berbeda dengan kehidupan hewan dan binatang (Hafidz, 2009:107). Oleh karena demikian, pentingnya pendidikan akhlaq di dalam pendidikan sangat penting bahkan pendidikan akhlaq sendiri menjadi bagian yang terpenting dalam pendidikan Islam. Dalam ajaran Islam banyak sekali yang membahas ajaran-ajaran pembentukan akhlaq yang terutama membahas akhlaq mulia karena pembentukan akhlaq mulia itu adalah misi Islam, sebagaimana tujuan Rasulullah yaitu untuk menyempurnakan akhlaq mulia. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sumber utama pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu adalah kitab suci al-qur an dan Sunnah Rasulullah SAW serta pendapat para sahabat dan ulama atau ilmuwan muslim sebagai tambahan (Arifin, 1995:15). Agama Islam memperhatikan masalah akhlaq melebihi perhatiannya dari hal-hal yang lain. Perhatian itu sampai sedemikian rupa, sehingga akhlaq sebagai satu pokok tujuan risalah. Dalam hal ini beliau bersabda: إ ن م ا ب ع ث ت ل ت م مك ا رم ا ل مخ مل ق )رواه أمحد ) Artinya : Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq manusia (H.R. Ahmad) Imam Ahmad bin Hambal, 2008:9.187 ( Akhlaq merupakan lambang kualitas seorang manusia, masyarakat, dan umat. Karena itulah akhlaq menentukan eksistensi seorang muslim. 2

17 Akhlaq merupakan sifat yang dekat dengan iman. Baik buruknya akhlaq menjadi salah satu syarat sempurna atau tidaknya keimanan seseorang. Orang yang beriman kepada Allah akan membenarkan dengan seyakinyakinnya akan ke-esa-an Allah, meyakini bahwa Allah mempunyai sifat sempurna dan tidak memiliki sifat kurang, atau menyerupai sifat-sifat makhluk ciptaan-nya (Siroj, 2004:3). Lingkungan pergaulan anak saat ini sudah sangat mengkhawatirkan, karena sudah sangat banyak hal-hal yang buruk yang dilakukan oleh orangorang dan bahkan tanpa kita semua sadari. Hal ini menjadikan keprihatinan kita semua. Sebab, kondisi tersebut sangat mempengaruhi pertumbuhan anak hingga menjadi dewasa kelak. Apabila tidak ada cara untuk membentengi diri anak dari segala terjangan hal-hal yang buruk, maka anak akan dipastikan terpengaruh perilaku yang buruk, dan bukan tidak mungkin anak menjadi terbiasa untuk melakukan perbuatan yang buruk, tentu sebagai orang tua hal tersebut tidak ingin anaknya mengalami nasib yang seperti itu. Dalam al-qur an Allah telah memberikan berbagai macam amanah dan tanggung jawab kepada manusia. Amanah dan tanggung jawab adalah hal terbesar yang Allah berikan kepada manusia. Dalam hal ini, orang tua (termasuk guru, pengajar, dan pengasuh) harus memberikan pendidikan yang benar terhadap anak. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah surat at- Tahrim ayat 6: )٦(... Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka... (Qs. At-Tahrim). 3

18 Lingkungan memberikan kontribusi yang sangat besar dalam kehidupan bermasyarakat, dan dapat membentuk suatu kebiasaan terhadap seseorang. Terlebih pada pertumbuhan anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah. Kemerosotan akhlaq pada anak-anak dapat kita lihat banyaknya siswa tawuran, mabuk, membolos, berani, dan durhaka kepada orang tua, bahkan sampai membunuh. Bila tidak dididik dari anak-anak maka akan berdampak kelak di masa dewasa bahkan masa tuanya. Hal ini terlihat dari banyaknya kasus akhlaq yang buruk dilakukan oleh orang dewasa atau orang tua. Misalnya; pembunuhan, pemperkosaan, pencurian, dan lain-lain. Dalam hal ini perlu benteng pembatas untuk membentuk akhlaq yang baik, yakni keluarga dan lembaga pendidikan. Upaya tersebut untuk memulihkan kondisi yang baik, dengan memberikan dan menanamkan kembali akan pentingnya pendidikan dalam membina akhlaq anak didik. Baik itu kepada orang tuanya, maupun lingkungannya. Dalam pembelajaran itu sendiri dibutuhkan sebuah tatanan akhlaq yang harus diterapkan, agar kemanfaatan sebuah ilmu itu merasuk pada hati peserta didik dan dapat terlahir dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai keberhasilan pendidikan diperlukan adanya kerjasama antara pendidik dan peserta didik. Walau bagaimanapun pendidik berusaha menanamkan pengaruhnya kepada peserta didik apabila tidak ada kesiapan dan kesediaan dari peserta didik itu sendiri untuk mencapai tujuan, maka pendidikan akan sulit dibayangkan berhasil. Namun perlu digaris bawahi, bahwa adanya proses belajar mengajar dalam lembaga pendidikan sangat 4

19 membutuhkan adanya sebuah akhlaq dan aturan yang bisa mengantarkan kepada sebuah keberhasilan guru dan murid. Dengan kata lain, dengan membiasakan akhlaq yang baik dalam setiap kegiatan belajar mengajar merupakan langkah untuk mencapai suatu keberhasilan belajar. Melihat begitu pentingnya pendidikan akhlaq yang dimulai dari masa dini hingga masa yang akan datang dan untuk menumbuhkan akhlaq yang digambarkan oleh Rasulullah maka di sini Hafidz Hasan al-mas udi menulis sebuah karya yang berisi tentang akhlaq-akhlaq yang diberi nama Taisirul Khalaq. Beliau lahir di Baghdad. Beliau merupakan seorang ulam besar dan sekaligus seorang guru besar dari Al-Azhar. Kitab Taisirul Khalaq dapat diartikan sebagai kitab yang memudahkan seseorang untuk melaksanakan akhlaq dan memahami macam-macam akhlaq. Sehingga mengetahui dengan pasti akhlaq yang harus dilaksanakan dan akhlaq yang harus ditinggalkan. Dalam kitab tersebut berisi tentang kumpulan beberapa akhlaq dan berisi sebanyak 33 tema yang didalamnya sudah termasuk pembukaan dan penutupan. Dengan demikian, penulis bermaksud mengkaji lebih jauh dalam sebuah penelitian dengan judul KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ DALAM KITAB TAISIRUL KHALAQ KARYA HAFIDZ HASAN AL-MAS UDI. 5

20 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep pendidikan akhlaq yang terkandung dalam kitab Taisirul Khalaq? 2. Bagaimana relevansi konsep pendidikan akhlak dalam kitab Taisirul Khalaq dalam konteks kekinian? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menemukan deskripsi tentang konsep pendidikan akhlaq dalm kitab Taisirul Khalaq. 2. Menemukan relevansi konsep pendidikan akhlaq dalam kitab Taisirul Khalaq dengan konteks kekinian. D. Kegunaan Penelitian Dari penelitian ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat, adapun manfaatnya sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis a. Memberi kejelasan secara teoritis tentang konsep pendidikan akhlaq dalam kitab Taisirul Khalaq. b. Menambah dan memperkaya keilmuan di dunia pendidikan. 6

21 c. Memberi sumbangan data ilmiah di bidang pendidikan bagi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam di IAIN Salatiga. 2. Manfaat Praktis a. Menambah wawasan bagi penulis dalam mengetahui konsep pendidikan akhlaq dalam kitab Taisirul Khalaq. b. Memberikan manfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri. E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kepustakaan (library research), karena yang dijadikan objek kajian adalah hasil karya tulis yang merupakan hasil pemikiran. 2. Sumber Data a. Data Primer diambil dari buku utamanya yaitu kitab Taisirul Khalaq karya Hafidz Hasan al-mas udi. b. Data Sekunder diambil dari buku-buku yang terkait dengan judul penelitian. 3. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data pustaka yaitu membaca, mencatat serta mengolah bahan penelitian dari berbagai buku 7

22 dan karya ilmiah yang mendukung penelitian skripsi ini. Dengan mengutamakan data primer. 4. Teknik analisis data Melihat objek penelitian buku-buku atau literature, maka penelitian ini menggunakan teknik analisa dengan cara deskriftif, filosofis, kontekstual, dan kritik. a. Metode deskriptif Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sisitem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 1988:63). Adapun tujuan dari metode ini yaitu untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematik, komprehensif, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. b. Metode filosofis Metode filosofis adalah metode yang digunakan untuk mendalami dalam menganalisis sesuatu yang mana metode ini mendorong penulis untuk berfikir secara kritis, logis, sistematik, rasional, dan objektif. Semuanya dilakukan dalam rangka memperoleh kebenaran dalam suatu peristiwa atau pernyataan. Dalam perkembangan sejarah, istilah filsafat, falsafah, filosofi ternyata dipakai dengan arti yang beraneka ragam. Bagi 8

23 orang-orang yunani kuno, filsafat secara harfiah berarti cinta kepada kebijakan (Woodhouse, 2000:13). c. Metode kontekstual Dalam kamus besar bahasa Indonesia konteks berarti apa yang ada di depan dan di belakang (KKBI, 2005:521). Metode kontekstual adalah metode yang digunakan untuk mencari, mengolah, dan menemukan kondisi yang lebih konkret (terkait dengan kehidupan nyata). Metode ini akan membantu penulis untuk mengaitkan antara isi yang ada di dalam kitab Taisirul Khalaq dengan situasi dunia nyata dan mendorong penulis untuk membuat hubungan antara isi yang ada dalam kitab Taisirul Khalaq dengan penerapannya dalam kehidupan kekinian. d. Metode kritik Kata kritik (criticism) (wellek, 1978:22) sangat luas dipergunakan dalam bermacam-macam hubungan, seperti politik, masyarakat, sejarah musik, seni, dan filsafat. Namun, tampaknya istilah kritikus dan kritik dikhususkan pada penyelidikan dan koreksi teks-teks kuno (Rachmat, 2002:31). Metode kritik adalah metode yang membantu untuk menelusuri kejelasan yang ada dalam suatu teks dengan cara membaca, menafsirkan, dan meghubungkan antara teks satu dengan yang lain agar penulis memperoleh kejelasan tentang teks itu sendiri. 9

24 F. Penegasan Istilah Untuk memudahkan atau menjaga agar tidak terjadi kesalahfahaman, maka penulis kemukakan penegasan istilah dari judul skripsi berikut: 1. Konsep Konsep adalah pokok pertama yang mendasari keseluruhan pemikiran (Ensiklopedi Indonesia, 1991:1856). Selain itu ada juga yang mengartikan bahwa konsep adalah rancangan, ide atau pemikiran yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2005:588). 2. Pendidikan Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan (KBBI, 2003:204). Atau juga pendidikan merupakan usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formal dan non-formal (Arifin, 1997:12). Jadi dengan kata lain, pendidikan merupakan ikhtiar manusia untuk membantu dan mengarahkan fitrah manusia berkembang sampai kepada titik maksimal yang dicapai sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Unsur-unsur pendidikan terdiri atas; tujuan, pendidik, anak didik, lembaga, kurikulum, metode, media, dan evaluasi. 10

25 a. Tujuan Tujuan pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Suwarno, 2006:32). b. Pendidik Pendidik dalam arti sederhana adalah semua orang yang dapat membantu perkembangan kepribadian seseorang dan mengarahkannya pada tujuan pendidikan (Jumali, 2004:39). Tidak hanya guru, orang tua, dan ustadz. Tapi di sini semua orang yang membantu dalam perkembangan kepribadian dan mengarahkan pada tujuan pendidikan disebut juga pendidik. c. Anak didik Anak didik ialah anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik dari segi fisik maupun dari segi mental psikologi (Jumali, 2004:35). d. Lembaga Lembaga merupakan wadah untuk menampung semua yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Lembaga dapat diartikan juga sebagai badan (organisasi) yang bermaksud melakukan sesuatu penyelidikan keilmuan atau melakukan sesuatu usaha (KBBI, 2005:582). 11

26 e. Kurikulum Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni Curriculae, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah (Susilo, 2007:77). Dengan kata lain kurikulum yaitu masa dimana setiap siswa harus menempuhnya, sehingga mencapai apa yang diinginkannya atau mencapai sebuah tujuan pendidikan. f. Metode Metode merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu (Yamin, 2008:74). Contoh metode dalam pembelajaran yaitu metode ceramah, tanya jawab, diskusi, studi mandiri, studi kasus, simulasi, bermain peran, dan lain-lain. g. Evaluasi Evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa (Daryanto, 2001:1). Evaluasi juga bisa dijadikan sebagai gambaran dimana dalam proses belajar tersebut berhasil atau tidak. 12

27 3. Akhlaq Secara etimologis, Kata akhlaq adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa arab Al-Akhlaaq. Ia merupakan bentuk jamak dari kata Al- Khuluq yang berarti budi pekerti, tabiat atau watak (Halim, 2000:8). Akhlaq yaitu budi pekerti atau kelakuan (KBBI, 2003:15). Akhlaq (moral) adalah sebuah sistem yang lengkap terdiri dari karakteristikkarakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa (Mahmud, 2004:26). Dalam rangka menjernihkan istilah akhlaq, harus kita simak lagi tentang pengertian etika, moral, karakter, dan kepribadian. a. Etika Etika adalah usaha manusia untuk memakai akal budi dan daya fikirnya untuk memecahkan masalah bagaimana ia harus hidup kalau ia mau menjadi baik (Suseno, 1987:17). Etika bisa disebut juga suatu perbuatan harus dilakukan manusia (Bertens, 1993:9). Dengan kata lain etika bisa disebut juga sebuah ilmu bukan sebuah ajaran. b. Moral Kata moral selalu mengacu pada baik-buruknya manusia sebagai manusia. Jadi bukan mengenai baik-buruknya begitu saja, misalnya sebagai dosen, tukang masak, pemain bulutangkis atau penceramah, melainkan sebagai manusia. Bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia (Suseno, 1987:19). Ajaran moral dapat diibaratkan dengan 13

28 buku petunjuk bagaimana kita harus memperlakukan sepeda motor kita dengan baik, sedangkan etika memberikan kita pengertian tentang struktur dan teknologi sepeda motor sendiri. c. Karakter Karakter adalah kata benda yang memiliki arti: (1) kualitaskualitas pembeda; (2) kualitas-kualitas positif; (3) reputasi; (4) seseorang dalam buku atau film; (5) orang yang luar biasa; (6) individu dalam kaitannya dengan kepribadian, tingkah laku, atau tampilan; (7) huruf atau simbol; (8) unit data komputer (Permana, 2012:23). Karakter bisa disebut juga dengan tingkah laku atau tampilan yang mana karakter muncul disebabkan oleh moral. d. Kepribadian Terkadang definisi akhlak sebagaimana disebutkan atas dalam batas-batas tertentu berbaur dengan definisi kepribadian, hanya saja perbedaan yang pokok antara keduanya sebagai berikut: 1) Akhlaq lebih terarah pada kehendak dan diwarnai dengan nilainilai. 2) Kepribadian mencakup pengaruh fenomena sosial bagi tingkah laku. 4. Pendidikan Akhlaq Pendidikan akhlaq dalam Islam adalah pendidikan yang mengakui bahwa dalam kehidupan manusia menghadapi hal baik dan hal buruk, kebenaran dan kebatilan, keadilan dan kezaliman, serta perdamaian dan 14

29 peperangan. Untuk menghadapi hal-hal serbakontra tersebut, Islam telah menetapkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang membuat manusia mampu hidup di dunia. Dengan demikian, manusia mampu mewujudkan kebaikan di dunia dan akhirat, serta mampu berintraksi dengan orangorang yang baik dan jahat. (Mahmud, 20004:121). Pendidikan akhlaq bisa diartikan sebagai wujud usaha manusia dalam mewujudkan manusia ke dalam tujuan utama manusia diciptakan, yaitu mewujudkan kebaikan di dunia dan akhirat. 5. Kitab Taisirul Khalaq Kitab Taisirul Khalaq yaitu kitab yang berisi tentang akhlaqakhlaq agama baik terhadap Allah maupun terhadap sesama manusia. Kitab ini ditulis oleh seorang ulama yang bernama Hafidz Hasan al- Mas udi, beliau dilahirkan di Baghdad pada akhir abad ke-9 M. Kitab yang berisi sebanyak 55 halaman dan berisi sebanyak 33 tema ini sangat ringkas dan mudah dipelajari. Kitab ini sangat cocok untuk dijadikan pembelajaran bagi orang yang pemula dalam mempelajari tentang akhlaq. G. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh sehingga pembaca nantinya dapat memahami tentang isi skripsi ini dengan mudah,maka penulis memberikan sistematika penulisan dengan penjelasan secara garis besar. Skripsi ini terdiri dari enam bab yang masing-masing saling berkaitanyaitu sebagai berikut: 15

30 Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, penegasan istilah, sistematika penulisan. Bab II Pembahasan bab ini berisi tentang biografi intlektual tokoh Hafidz Hasan al-mas udi, yang meliputi: biografi Hafidz Hasan Mas udi, situasi keilmuan Islam pada masa kehidupan beliau, al- karya pemikiran Hafidz Hasan al-mas udi, konsep pendidikan akhlaq dalam kitab Taisirul Kholaq. Bab III Pada bab ini membahas tentang pengertian konsep pendidikan akhlaq, ruang lingkup pendidikan akhlaq, dasar pendidikan akhlaq, unsurunsur pendidikan akhlaq, faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan akhlaq, dan tujuan pendidikan akhlaq. Bab IV Pada bab ini menjelaskan relevansi konsep pendidikan akhlaq yang ada dalam kitab Taisirul Khalaq yang dikaitkan dengan konteks kekinian. Bab V Memuat kesimpulan penulis dari pembahasan skripsi ini, saran-saran dan kalimat penutup yang sekiranya dianggap penting dan daftar pustaka. 16

31 BAB II BIOGRAFI HAFIDZ HASAN AL-MAS UDI A. Sejarah Hafidz Hasan Al-Mas udi Nama sebenarnya Hafidz Hasan al-mas udi ialah Abu al-hasan Ali bin Husayn bin Ali al-mas udi atau Abu Hassan Ali bin al-hasyn bin Abdullah al-mas udi. Beliau dilahirkan di Baghdad, Iraq menjelang akhir abad ke-9 M. Beliau meninggal dunia di Fustat (Mesir) pada tahun 345/1956 M. Pernyataan ini sama dengan pernyataan dalam al-dhahabi dan surat tulisan al-mushabi yang menyatakan al-mas udi meninggal dunia dalam bulan Jamadilakhir 345 M. Beliau terkenal dengan sebutan al-mas udi. Beliau berketurunan Arab yaitu keturunan Abdullah bin Mas udi seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang dihormati (Dian, 2013:30). Mas udi dilahirkan di kota Bagdad. Pada masa mudanya, dia sangat menguasai warisan sastra pada zamannya dan juga berbagai ilmu pengetahuan. Namun, bidang kajiannya yang hakiki ialah pengembaraanya yang luas di darat dan di laut yang mencakup negeri India hingga lautan Atlantik, dari laut Merah hingga laut Caspia. Bahkan ada kemungkinan dia telah mengembara ke Cina dan kepulauan Melayu (Husayn, 2003:131). Al-Mas udi dikenal sebagai sejarawan dan ahli geografi Arab. Ia dilahirkan di Bagdad, Irak, pada akhir abad XIX. Nama lengkapnya adalah Abu al-hasan Ali bin Husein Ibnu Ali al-mas udi. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, al-mas udi tertarik mempelajari sejarah dan adat- 17

32 istiadat masyarakat suatu tempat. Hal inilah yang mendorongnya untuk mengembara dari satu negeri ke negeri lain, mulai dari Caspia, Tiberias, Damaskus, Mesir, dan berakhir di Suriah. Dalam pengembaraannya, al- Mas udi mempelajari ajaran Kristen dan Yahudi, serta sejarah negara-negara Barat dan Timur (Wahyu, 2008:207). Abul Hasan Ali ibn Husain al-mas udi dilahirkan di bagdad sebelum akhir abad ke sembilan. Dia adalah keturunan Abdullah ibn Mas udi, sahabat Nabi yang dihormati. Dia seorang Arab Mu tazilah yang menghabiskan sepuluh tahun terakhir hidupnya di Syria dan Mesir, yang akhirnya meninggal di Kairo pada tahun 957 M. Mas udi juga penulis dan penjelajah dunia Timur. Dia masih muda ketika berkelana melintasi Persia dan tinggal di Istakhar selama kurang lebih setahun pada 915 M. Dari Bagdad ia pergi ke India (916 M), mengunjungi kota-kota Multan, Mansuro. Kembali ke Persia setelah mengunjungi Kerman (Jamil, 1994:418). Menurut Husayn (2003: ), al-mas udi termasuk pembaharu dalam model tulisan sejarah sekaligus model tulisan geografi. Dalam bidang sejarah, dia mengubah tulisan kronologis per tahun yang dilakukan oleh pendahulunya, al-thabari. Dia tidak menuliskan sejarah dari tahun per tahun, tetapi dalam model tulisan satu kisah bersambung, yang memiliki kelebihan dari segi sastranya. Dia tidak memerlukan rangkaian mata rantai sumber sejarah yang ditilisnya. Dalam tulisannya, ia jarang mencantumkan sumbersumber atau rujukan sejarahnya. Dia seperti halnya al-ya qubi melakukan pengecekan penulisan sejarah dari sudut tinjauan agama, dan menjadikannya 18

33 sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Kalau sebelumnya al-thabari mencurahkan perhatian kepada sejarah bangsa Arab dan bangsa Persia kuno, al-mas udi memperluasnya dengan menambahkan kajian sejarah Iran, sejarah Yunani, sejarah Romawi, sejarah Byzantium, bahkan sejarah gereja Kristen. Dalam geografi, al-mas udi juga menempati barisan kedelapan, tanpa ada tandingannya pada abad kesepuluh Miladi. Karena, dia beralih dari tradisi penulisan geografi yang hanya diigunakan untuk kepentingan aturan pos dan perhubungan, serta penarikan pajak. Dia menulis geografi seperti halnya bangsa Yunani, yang memasukkan peta laut, sungai, bangsa Arab, Kurdi, Turki, dan Bulgaria, serta perpindahan India dan Negro, serta pengaruh iklim terhadap akhlak dan adat istiadat suatu bangsa. Bahkan, dia juga menulis dan berbicara tentang pemikiran mengenai penyatuan berbagai bangsa yang telah maju, beberapa abad sebelum pemikiran seperti ini muncul dan berkembang menjadi teori ilmiah dan Eropa. Dia sangat arif tentang tingginya nilai pengetahuan geografi pada zamannya. Khususnya buku yang dia tulis, yang berjudul al-tanbih wa al- Isyraf. Adapun buku Muruj al-dzahab, merupakan buku yang memuat bentuk kehidupan sosial dan budayanya, pada zaman kekhalifahan Islam yang sangat baik (Husayn, 2003:133). Tidak banyak para pendahulu yang mengulas sejarah Hafidz Hasan al- Mas udi, para ahli waris juga sangat sulit untuk dilacak karena keberadaan penyusun yang tidak memungkinkan melacaknya sampai asal atau tempat 19

34 dimana beliau berkiprah. Namun, sekilas gambaran itu penyusun kira sudah mewakili. B. Karya-Karya Hafidz Hasan Al-Mas udi Hafidz Hasan al-mas udi merupakan ulama yang ahli dalam berbagai bidang ilmu, seperti geografi, pelayaran, sampai ahli dalam bidang keagamaan. Diantara karya-karya dalam bidang akhlak adalah kitab Taisirul khalaq, dalam ilmu hadis beliau berhasil menulis sebuah kitab yang berjudul Minhah al-mugis, sedangkan kitab Akhbar az-zaman dan kitab al-ausat adalah karyanya dalam bidang sejarah (Dian, 2013:33). Kitab Akhbar az-zaman adalah salah satu karya al-mas udi yang terdiri dari tiga puluh jilid. Buku ini berisi tentang uraian sejarah dunia. Karya lainnya adalah kitab al-ausat, yang berisi kronologi sejarah umum. Pada tahun 947, kedua karya tersebut digabungkan menjadi satu dalam sebuah buku berjudul Muruj adz-dzahab wa Ma adin atau Meadows of Gold and Mines of Precious Stones (Padang Rumput Emas dan Tambang Batu Mulia). Pada tahun 956, karya ini direvisi kembali dan diberikan sejumlah tambahan oleh penulisnya. Muruj adz-dzahab wa Ma adin dianggap sebagai buku yang memberikan dasar-dasar teori evolusi. Dengan pertimbangan tersebut, buku ini diterbitkan kembali di Kairo (1866) dan diterjemahkan dalam bahasa Perancis oleh C.B de Maynard dan P. De Courteille. Hasil terjemahan itu kemudian dibagi menjadi sembilan jilid dan dicetak di paris ( ). 20

35 Buku jilid pertama sempat diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh A. Sprenger dan dicetak di London (Wahyu, 2008:208). Dari Basra kemudian pindah ke Fustat (Kairo Kuno) tempat ia menulis karyanya yang bagus, Kitab Akhbar-uz-Zaman atau Murut-uz-Zaman (Cermin Zaman) yang lebih dikenal dengan sebutan Annals (Catatan Tarikh), dalam 30 jilid dengan suplemen (lembaran ekstra), Kitab-ul-Ausat, sketsa kronografis mengenai sejarah umum. Karya besarnya ini diselesaikan pada tahun 956 M sebagaian lagi masih disimpan. Karyanya yang lebih awal Muruj-uz-Zahab, menyempurnakan isi dua bagian Murat-uz-Zaman. Karyanya terakhir ditulis pada tahun kematiannya, yaitu Kitab-ut-Tanbih wal Ishraf (buku Indikasi dan Revisi). Dalam buku ini ia membuat ikhtiar, mengoreksi dan melengkapi karya-karyanya terdahulu. Buku ini diterbitkan di Leiden pada tahun 1894 SM dengan penyunting M.J Goeje (Jamil, 1994:419). Menurut Wahyu (2008:208), selain Muruj adz-dzahab wa Ma adin, karya al-mas udi lainnya adalah kitab at-tanbih wa al-isyraf (Book of Indication and Revision), yaitu sebuah buku yang berisi ringkasan koreksi terhadap tulisannya yang lain. Buku ini juga memaparkan garis besar pandangan filsafat al-mas udi tentang alam dan sejumlah pemikiran evolusinya. Di kemudian hari, buku ini dietit oleh M.J. de Geoje, sebelum kemudian diterjemahkan dalam bahasa Perancis oleh Carra de Vaux pada tahun Menurut Jamil (1994:420), Mas udi disebut sebagai Heroditus dan Plinius -nya orang Arab karena memperkenalkan metode secara orisinil 21

36 dalam penulisan sejarah. Ia membuat revolusi dalam penulisan sejarah dengan memperkenalkan studi kritis pada kejadian-kejadian historis, dan juga, tidak hanya pengelompokan peristiwa menurut tahun, tapi malahan ia kumpulkan peristiwa-peristiwa menurut dinasti-dinastinya, sebuah cara yang kemudian diikuti dan dijelaskan oleh Ibn Khaldun. Pengetahuan yang mendalam mengenai muncul dan jatuhnya dinasti-dinasti di dunia yang banyak sekaliitu dimilikinya dengan baik dan secara kritisditeliti dalam karya-karya sejarah geografinya yang monumental seperti tertulis secara mendetail di atas. Mas udi sadar akan kebesarannya sebagai sejarawan. Ia berkata, Saya belum pernah menemui seorang sejarawan yang menggumuli sejarah dengan cara yang saya lakukan. Sebuah perbandingan dari karya sejarah saya dengan karya-karya pendahulu saya akan meyakinkan setiap pembaca akan benarnya pernyataan saya. Pandangan Mas udi sangat luas dan dialah salah seorang yang pertama kali menggunakan anekdot dalam sejarah. Dia telah melakukan karya-karya wisata yang ekstensif, berkelana ke segenap penjuru dunia Islam dalam usahanya mencari data dari tangan pertama. Ini yang memungkinkan ia menulis karya-karya yang besar seperti; Muruz-uz-Zaman (Cermin Zaman). Karya lainnya yang patut dicatat adalah Al Tanbih wal ishraf, yang mengetengahkan teori evolusi. Karya sejarahnya yang abadi sangat membantu dalam menetapkan norma teori penulisan sejarah masa kini. Sebuah laporan tentang karya-karya Mas udi bisa ditemukan dalam Memoirs de Sacy dan prakata Goeje pada edisi pertama Kitab al-tanbih wal Ishraf. Juga dalm The Tales of Caliph 22

37 (Dongeng-dongeng Khalifah) tulisan C.Field, 1909, didasarkan pada karyakarya Mas udi (Jamil, 1994:420). C. Konsep Pendidikan Akhlaq dalam Kitab Taisirul Khalaq 1. Akhlaq kepada Allah Akhlaq pertama yang ada dalam kitab Taisirul Khalaq yaitu akhlaq kepada Allah. Dijelaskan di dalamnya bahwa berakhlaq kepada Allah bisa dilaksanakan dengan cara bertaqwa kepada Allah, dalam arti taqwa itu sendiri yaitu melaksanakan semua perintah-nya dan menjauhi semua larangan-nya, baik dalam keadaan sepi atau ramai. Keberhasilan taqwa bisa dilaksanakan dengan menanamkan perkara yang bagus dan menghindari dari perkara yang buruk (Hafidz, tt:3). Adapun strategi bertaqwa antara lain (Hafidz, tt:3-4): a. Merasa bahwa diri kita itu hina atau lemah dan mengakui bahwa Allahlah yang memberikan kekuatan kepada kita, serta mengakui bahwa Allahlah yang Maha Agung. b. Tidak mudah melaksanakan perbuatan maksiat atau dosa, baik itu kepada Allah atau kepada makhluk ciptaan-nya. c. Bersyukur kepada Allah dan menerima atas apa saja yang telah Allah berikan kepada kita. d. Selalu mengingat akan hadirnya kematian yang akan menunggu kita. e. Saling tolong menolong terhadap sesama muslim. 23

38 2. Adab Guru dan Murid Guru adalah orang yang mempunyai kesempurnaan ilmu dan orang yang bisa mengerti akan keadaan murid, guru harus mempuyai sifat terpuji yang mana akan berpengaruh kepada murid serta guru juga menjadi dalang bagi murid yang mana keberhasilan murid itu ada pada gurunya. Sifat guru sebaiknya bersifat sopan santun, sabar, pengasih, penyayang, lemah lembut, dan lain-lain (Hafidz, tt:4). Sebaliknya, murid mempunyai kewajban untuk menghormati guru dan menghormati kepada sesama teman-temannya (Hafidz, tt:5). Adab yang harus dimiliki oleh murid antara lain (Hafidz, tt:5-6): a. Memelihara diri sendiri hal ini diwujudkan dengan cara tawadu, tidak sombong dan memelihara seluruh anggota badannya. b. Adab kepada guru sebagai murid yang mempunyai adab yang baik harus mempercayai bahwa guru itu lebih utama dari pada kedua orang tua, sopan kepada guru baik di depan maupun di belakangnya, tidak memuji guru lain di depan gurunya, dan mentaati apa yang sudah diajarkan oleh guru. c. Adab kepada sesama teman merupakan sifat yang saling memuji dengan sesama, tidak mengolok-ngolok teman, tidak sombong, dan menghargai pendapat teman-temannya. 24

39 3. Akhlaq kepada diri sendiri dan orang lain. Dalam kehidupan tidak ada orang yang tidak membutuhkan bantuan orang lain. Di dalam bermasyarakat ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain (Hafidz, tt:6): a. Hubungan anak dengan orang tua Orang tua merupakan salah satu sebab seorang anak itu ada di muka bumi ini yang mana perjuangan dari orang tua itu tidak habis dihitung dengan apapun terutama seorang ibu yang telah mengandung seorang anak dan melahirkannya, dan bapak lah yang bertanggung jawab atas semua kehidupan di rumah tangga. Dengan itu anak haruslah berbakti kepada kedua orang tua dan membuat bangga kepada mereka (Hafidz, tt:6). b. Hubungan saudara Dalam hubungan saudara semua dianggap keluarga dan peliharalah hubungan persaudaraan. Bahkan Allah dan utusannya memerintahkan untuk memelihara tali persaudaraan dan melarang untuk memutus tali persaudaraan (Hafidz, tt:7). c. Hubungan tetangga Tetangga merupakan orang yang bertempat tinggal yang paling deket dengan kita maka kita harus menghargai mereka, menanggung mereka, dan saling menolong kepada mereka (Hafidz, tt:8). 25

40 d. Adab pergaulan Di dalam pergaulan kita dianjurkan berwajah ceria, setia kawan, menghargai pendapat orang lain, rendah hati dan tidak sombong, lebih baik berdiam jika teman bergurau, meminta maaf dan memaafkan jika punya kesalahan kepada teman. Ada tiga hal yang harus dipegang oleh manusia yaitu; dapat dipercaya, dermawan, dan tidak membuka aib seseorang (Hafidz, tt:8-9). e. Ramah tamah Al-Mas udi menyebutkan tentang bab ramah tamah menggunakan kata ulfah. Kata ulfah disini berarti ramah terhadap semua orang bukan hanya kepada keluarga dan saudara kita saja. Di antara dasar yang dijadikan pedoman kenapa seorang muslim harus ramah adalah karena faktor agama, nasab, memperkuat tali persaudaraan. Sedangkan manfaat dari kasih sayang dalam persaudaraan adalah timbulnya rasa simpati, tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa yang pada akhirnya segala permasalahan menjadi mudah dan bebannya berkurang karena di kerjakan bersama dan saling bantu membantu (Hafidz, tt:9-10). f. Persaudaraan Persaudaraan secara sederhana dapat diartikan menjadi ikatan kuat di antara dua orang yang kemudian menjadi rasa persaudaraan antara keduanya. Kedua orang yang saling bersaudara dianjurkan saling bermuwasamah, berikutnya saling tolong-menolong satu dengan yang 26

41 lain, saling memaafkan kesalahan satu sama lain, saling mencegah kemunkaran antara keduanya, saling mengajak kepada kebaikan, dan yang tidak kalah penting adalah mempertahankan ikatan tali persaudaraannya. Terlepas dari semua itu, manfaat ikatan persaudaran sangatlah luas, manusia diciptakan dengan karakter sosial tinggi sehingga ikatan persaudaraan menjadi sangat penting untuk menopang hubungan tersebut. Kesimpulannya sebagai seorang muslim wajib menjaga tali persaudaraan antara kerabat, keluarga dan saudara serta sesama muslim pada umumnya (Hafidz, tt:10-11). 4. Adab Sehari-hari Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal-hal yang seorang lakukan dan harus dengan cara yang baik untuk mendapatkan hal yang baik juga. Di antara adab-adab tersebut antara lain (Hafidz, tt:11-15): a. Adab di dalam majlis ilmu b. Adab makan c. Adab minum d. Adab tidur e. Adab di dalam masjid f. Kebersihan 27

42 5. Akhlaq Mahmudah (terpuji) dan Madzmumah (tercela) a. Akhlaq Mahmudah (terpuji) Akhlaq mahmudah atau bisa disebut dengan akhlaq terpuji antara lain; jujur, amanah, murah hati, dermawan, rendah hati, adil, dan lainlainnya (Hafidz, tt:17-28). b. Akhlaq Madzmumah (tercela) Akhlaq madzmumah atau disebut dengan akhlaq tercela antara lain; dusta, dendam, hasud, menggunjing, adu domba, sombong, dholim, dan lain-lainnya (Hafidz, tt:17-28). 28

43 BAB III LANDASAN TEORI A. Konsep Pendidikan Akhlaq Kata pendidikan dalam bahasa Yunani, dikenal dengan nama paedagogos yang berarti penuntun anak. Dalam bahasa Romawi, dikenal dengan educare, artinya membawa keluar (suatu yang ada di dalam). Bahasa Belanda menyebut istilah dengan nama opvoeden, yang berarti membesarkan atau mendewasakan, atau voden artinya memberi makan. Dengan bahasa Inggris dengan istilah educate/education, yang berarti to give moral and intellectual training artinya menanamkan moral dan melatih intelektual (Muhadjir, 1993:15) Mahfud (2006:32-34), secara sederhana dan umum, pendidikan bermakna sebagai usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensipotensi bawaan, baik jasmani dan rohani, sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Bagi kehidupan umat manusia pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan, mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup dan berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Definisi tentang pendidikan (pedagogi) itu sendiri sangat banyak. Para pemikir pendidikan berbeda pendapat dengan definisi pendidikan. Meski demikian, ini bukan berarti bahwa definisi pendidikan tidak jelas. Definisi 29

44 pendidikan yang beragama dan berbeda-beda tersebut justru menjadi kekayaan intlektual dalam khazanah pemikiran pendidikan kontemporer yang sangat berharga. Beberapa definisi tentang pendidikan dari para pakar pendidikan tersebut, yang perlu kita ketahui di antaranya adalah definisi yang disampaikan oleh Langeveld. Pakar pendidikan dari Belanda ini mengemukakan, bahwa pendidikan ialah suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai tujuan, yaitu kedewasaan. Dalam undang-ungang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan: pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Undang-undang sistem pendidikan nasional 2008:3). Selain itu, definisi pendidikan juga dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara dalam kongres Taman Siswa yang pertama pada 1930 ia menyebutkan, bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak. Dalam Taman Siswa tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya. 30

45 Menurut Driyarkara, pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia ke taraf insani itulah yang disebut mendidik. Pendidikan ialah pemanusiaan manusia muda (Dikti, 1984:19). Dalam Dictionary Education dikemukakan, bahwa definisi pendidikan adalah proses di mana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat di mana kita hidup, proses sosial di mana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum (maksimal). Crow and Crow mendefinisikan pendidikan sebagai proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi (Suprapto, 1975:7). Dari berbagai definisi tentang pendidikan di atas, dapatlah diikhtiarkan bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai: 1. Suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan. 2. Suatu pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak-anak dalam pertumbuhannya. 3. Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang dikehendaki oleh masyarakat. 4. Suatu pembentukan karakter, keperibadian dan kemampuan anak-anak dalam menuju kedewasaan. 31

46 Kata akhlaq berasal dari bahasa arab ا خ ال ق bentuk jamak dari خ ل ق yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat (IAIN Walisongo, 2004:109). Al-Khuluq (jamaknya al-akhlaq) ialah ibarat (sifat atau keadaan) dari perilaku yang konstan (tetap) dan meresap dalam jiwa, daripadanya tumbuh perbuatan-perbuatan dengan wajar dan mudah, tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan (Zainuddin dkk, 1991:102). Pendidikan akhlak bisa diartikan sebagai wujud usaha manusia dalam mewujudkan manusia ke dalam tujuan utama manusia diciptakan, yaitu mewujudkan kebaikan di dunia dan akhirat. Dengan begitu dapat disimpulkan juga bahwa pendidikan akhlak merupakan usaha yang secara sadar untuk membimbing dan mengarahkan kehendak seseorang untuk mencapai tingkah laku yang mulia dan menjadikannya sebagai kebiasaan. B. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlaq Dalam ilmu usul fiqh yang menjadi rujukan pencarian hukum maka dikenal prinsip Maqasid Al Syari ah yang tidak lain merupakan salah satu prinsip fiqh yang mangkaitkan dengan akhlak. Segala sesuatu menjadi benar apabila tidak bertentangan dengan lima prinsip tersebut, didapatkan ruang lingkup akhlak harus berpedoman pada ; Hifdu ad-din (Menjaga Agama), Hifdu an-nafs (Menjaga Jiwa), Hifdu al-aql (Menjaga Akal), Hifdu al-mal (Menjaga Harta). 32

47 Akhmad Azhar Basyir (1987:6 dalam Mujiono dkk, 2002:94) menyebutkan bahwa cakupan akhlak meliputi semua aspek kehidupan menusia sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk individu, makhluk sosial, khalifah di muka bumi serta sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Dengan demikian Basyir merumuskan bahwa ruang lingkup akhlaq sebagai berikut ; Akhlaq terhadap Allah SWT, Akhlaq terhadap keluarga, Akhlaq terhadap Masyarakat, dan Akhlaq terhadap Makhluk lain. Apabila dipadukan, antara prinsip Maqasid al Syari ah dengan rumusan Akhmad Basyir tentang ruang lingkup akhlak maka terlihat ada salah satu aspek yang tertinggal yaitu aspek menjaga terhadap harta. Akhlaq bagaimana manusia bersikap terhadap harta sangat diperlukan mengigat banyak manusia tergelincir pada lubang kesesatan dikarenakan oleh harta. C. Unsur-Unsur Pendidikan Akhlaq 1. Tujuan Pendidikan Akhlaq Pendidikan merupakan sebuah proses manusia untuk menjadi makhluk yang berakal sehingga pengukuran dari pendidikan tersebut adalah bagaimana tujuan pendidikan itu tercapai. Pendidikan suatu bangsa mungkin tidak akan sama dengan bangsa lainnya, karena pandangan hidup mereka biasanya tidak sama. Tetapi, pada dasarnya, pendidikan setiap bangsa tentulah sama, yaitu semua mengingginkan terwujudnya manusia yang baik yaitu manusia yang sehat, kuat, serta mempunyai keterampilan, pikirannya cerdas serta 33

48 pandai, dan hatinya berkembang dengan sempurna. Tujuan pendidikan pada tingkat nasional itu dijabarkan ke dalam tujuan pendidikan yang lebih khusus, yaitu tujuan pendidikan pada tingkat institusional (lembaga), disesuaikan dengan tingkat dan jenis pendidikan tertentu (Tafsir, 1990:16). Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia yang mempunyai fungsi untuk membantu perkembangan manusia untuk mencapai manusia seutuhnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Zahra Idris dalan bukunya pengantar pendidikan (2004:34) bahwa tujuan pendidikan adalah memberikan bantuan terhadap anak seutuhnya. Dalam arti, supaya dapat mengembangkan potensi fisik, emosi, sikap, moral, pengetahuan, dan ketrampilan semaksimal mungkin agar menjadi manusia dewasa. Apabila dikaitkan dengan ajaran Islam maka tujuan pendidikan tidak dapat lepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertaqwa kepada- Nya dan dapat mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat (Azra, 2000:8). Rumusan tujuan pendidikan dan akhlaq di atas hakikatnya dapat dilakukan melalui membangun motivasi pribadi dan orang lain untuk mencontoh akhlak Nabi. Sebagaimana firman Allah dalam al-qur an: 34

49 Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah (QS. Al- Ahzaab:21) Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan akhlaq adalah terciptanya manusia yang beriman perilaku lahir dan batin yang seimbang (seperti Nabi) (Afriantoni, 2007:46). Dari uraian di atas menunjukkan bahwa tujuan pendidikan akhlaq adalah untuk menjadi manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlaq mulia, yang mengantarkan dia kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Di samping itu, bagi umat Rasulullah, manusia dituntut untuk berprilaku sesuai dengan panutan umat manusia atau suri tauladan demi mencapai kebahagiaan yang hakiki. 2. Kurikulum Zuhairini (1983:57-58), istilah kurikulum berasal dari kata curriculum yang mempunyai arti a course of study in a scool. Istilah kurikulum ini pada mulanya dipakai oleh bangsa Yunani di lapangan atletik dengan pengertian jarak yang harus ditempuh. Curriculum dipandang sebagai sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus ditempuh atau sejumlah pengetahuan yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah. 35

50 Pendapat ini sesuai benar dengan rencana pelajaran yang kita sedang berkembang (under developed countries) termaksuk Indonesia, yang sebagaian besar pendidikan masih membatasi kurikulum pada empat dinding sekolah yang dimana murid-murid diwajibkan dengan tekun belajar dan menghafal. Sesuai dengan pengertian kurikulum (secara umum) seperti uraian terdahulu, maka kita dapat mengambil pengertian kurikulum pendidikan Agama. Pengertian kurikulum pendidikan Agama ialah: bahan-bahan pendidikan agama berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan segaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Agama. Atau dengan kata yang lebih sederhana kurikulum pendidikan Agama adalah: semua pengetahuan, aktifitas (kegiatan-kegiatan) dan juga pengalaman-pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Agama (Zuhairini, 1983:59). Dengan demikian kurikulum pendidikan Akhlaq dapat diartikan sebagai jalan terang yang dilalui oleh pendidik atau guru dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap, serta nilai-nilai lainnya. Sebagai sebuah sistem, kurikulum terdiri atas komponenkomponen yang saling terkait, terintegrasi, dan tidak dapat terpisahkan 36

51 satu sama lainnya. Gunawan (2014:48-57) komponen-komponen tersebut antara lain: a. Tujuan kurikulum Secara sederhana, tujuan kurikulum menurut Daradjat (1996:29) sering dimaknai sebagai sesuatu yang diharapkan tercapai setelah melakukan serangkaian proses kegiatan. Dalam setiap kegiatan termasuk dalam kegiatan pendidikan sepatutnya mempunyai tujuan, karena tujuan akan menentukan arah dan target apa yang hendak dicapai. Tujuan juga menjadi gambaran tentang hasil akhir dari suatu kegiatan. Tujuan kurikulum memegang peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan, karena tujuan akan mengarahkan semua kegiatan pendidikan dan komponen-komponen kurikulum lainnya. b. Materi Materi atau program dalam kurikulum pada hakikatnya adalah isi kurikulum atau konten kurikulum itu sendiri. Al-Basyir (1995:23) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan materi adalah wayuqshadu bil al-muhtawa al-muqarrarat al-dirasiyah wa maudhu aat al-ta alum, yakni tema-tema pembelajaran yang telah ditentukan, yang mengandung berbagai ketrampilan, baik yang bersifat aqliyah (knowledge), jasadiyah, dan berbagai cara mengkajinya atau mempelajarinya. 37

52 Pemilihan dan penentuan materi disesuaikan dengan tujuan yang telah dirumuskan dan ditetapkan. Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas telah ditetapkan, bahwa isi kurukulum merupakan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan, dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. c. Metode Istilah metode secara sederhana sering diartikan sebagai cara yang cepat dan tepat. Secara etimologi, kata metode berasal dari kata meta dan hodos, yang sering diartikan dengan melalui dan jalan dalam mengerjakan sesuatu (Uhbiyati, 1992:136). Dalam kamus bahasa Arab, metode dikenal dengan istilah thariqah jamaknya thuruq, yang berarti langkah-langkah strategis untuk melakukan suatu pekerjaan (Ramayulis,2004:155). Akan tetapi jika dipahami dari asal kata method (bahasa inggris), ini mempunyai pengertian yang lebih khusus, yakni cara yang tepat dan cepat dalam mengerjakan sesuatu. Ungkapan cara yang paling tepat dan cepat ini membedakan dengan istilah way (bahasa inggris) yang berarti cara juga (Tafsir, 1996:8). d. Evaluasi Kata evaluasi berasal dari kata to evaluate yang sering diartikan dengan menilai. Istilah nilai (value) pada mulanya dipopulerkan oleh filsuf, dan Plato-lah yang mula-mula mengemukakannya. Penilaian dalam pendidikan berarti seperangkat tindakan atau proses 38

53 untuk menentukan nilai sesuatu yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Menurut Ilmu Jiwa, evaluasi berarti menetapkan fenomena yang dianggap berarti di dalam hal yang sama berdasarkan suatu standar (Hamalik, 1999:196). Evaluasi merupakan suatu bagian komponen kurikulum. Dengan evaluasi, dapat diperoleh informasi yang akurat tentang peyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan, dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan. 3. Lembaga Lembaga merupakan wadah untuk menampung semua yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Lembaga dapat diartikan juga sebagai badan (organisasi) yang bermaksud melakukan sesuatu penyelidikan keilmuan atau melakukan sesuatu usaha (KBBI, 2005:582). 4. Pendidik Dari segi bahasa, seperti yang dikutip Abudin Nata dari W.J.S. Poerwadarminta, pengertian pendidik adalah orang yang mendidik. Pengertian ini memberikan kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik (Abudin Nata, 1997:61). Jika dari segi bahasa pendidi dikatakan sebagai orang yang mendidik, maka arti luas dapat dikatakan bahwa pendidik adalah semua orang atau siapa saja yang berusaha dan memberikan pengaruh terhadap 39

54 pembinaan orang lain (peserta didik) agar tumbuh dan berkembang potensinya menuju kesempurnaan. Wiji Suwarno (2006:37) menjelaskan bahwa pendidik adalah orang yang dengan sengaja mempegaruhi orang lain (peserta didik) untuk mencapai tingkat kesempurnaan (kemanusiaan) yang lebih tinggi. Status pendidik dalam model ini bisa diemban oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Dalam konteks pendidikan sebagai aktivitas fenomenal yang dilakukan oleh orang dengan orang lain dan dapat memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan dari manusia yang terjadi di masyarakat, dan dilaksanakan kegiatannya melalui jalur luar sekolah, maka yang dinamakan pendidik bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja, seperti orang tua menjadi pendidik anakanaknya, pemimpin menjadi pendidik terhadap yang dipimpinnya, seorang pejabat bisa menjadi pendidik terhadap bawahannya, presiden bisa menjadi pendidik terhadap rakyatnya, direktur perusahaan bisa menjadi pendidik terhadap karyawannya, tokoh masyarakat bisa menjadi pendidik terhadap pengikutnya, kepala desa, ketua RT atau RW bisa menjadi pendidik terhadap warganya, dan lain sebagainya. Dalam konteks pendidikan sebagai usaha sadar yang dengan sengaja dirancang atau didisain dan dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta didik agar tumbuh dan berkembang potensinya menuju ke arah yang lebih sempurna (dewasa), dan dilaksanakan melalui jalur sekolah formal, maka yang disebut pendidikan dapat disederhanakan atau 40

55 dipersempit maknanya. Yakni, pendidik adalah orang-orang yang sengaja dipersiapkan untuk menjadi pendidik secara profesinal. Artinya pekerjaan seorang pendidik merupakan pekerjaan profesi (Yasin, 2008:68-69). Apabila dikaji lebih mendalam, dalam literatur kependidikan Islam sebagaimana dijelaskan oleh Muhaimin (2004: ) bahwa, seseorang yang memiliki tugas mendidik dalam arti pencipta, pemelihara, pengatur, pengurus, dan memperbaharui (memperbaiki) kondisi peserta didik agar berkembang potensinya, disebut murabby. Orang yang memiliki pekerjaan sebagai murabby ini biasanya dipanggil dengan sebutan Ustadz. Yasin (2008:85), seorang pendidik atau ustadz memiliki tugas dan kompetensi yang melekat pada dirinya antara lain: a. Sebagai Mu allim, artinya bahwa seorang pendidik itu adalah orang yang berilmu (memiliki ilmu) pengetahuan luas, dan mampu menjelaskan, mengajarkan, mentrasfer ilmu tersebut kepada peserta didik, sehingga peserta didik bisa mangamalkannya dalam kehidupan. b. Sebagai Mu addib, artinya apabila mu addib sebagai isim fa il dari kata addaba-yuaddibu-ta diiban yang berarti mendisiplinkan atau menanamkan sopan santun. Maka seorang mu addib adalah seseorang yang memiliki kedisiplinan kerja yang dilandasi dengan etika, moral, dan sikap yang santun, serta mampu menanamkannya kepada peserta didik melalui contoh untuk di tiru oleh peserta didik. 41

56 c. Sebagai mudarris, artinya orang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual lebih, dan berusaha membantu menghilangkan, menghapus kebodohan atau ketidaktauan peserta didik dengan cara melatih intelektualnya melalui proses pembelajaran sehingga peserta didik memiliki kecerdasan intelektual dan keterampilan. d. Sebagai mursyid, artinya orang yang memiliki kedalaman spiritual atau memiliki tingkat penghayatan yang mendalam terhadap nilainilai keagamaan, memiliki ketaatan dalam menjalankan ibadah, serta berakhlak mulia. Kemudian berusaha untuk memengaruhi peserta didik agar mengikuti jejak kepribadiannya melalui kegiatan pendidikan. 5. Peserta didik Salah satu dimensi penting dalam sistem pendidikan adalah peserta didik. Dalam proses pendidikan, peserta didik merupakan subjek dan objek yang aktif. Dikatakan subjek karena mereka berperan sebagai pelaku utama dalam proses belajar dan pembelajaran. Sedangkan dikatakan sebagai objek karena mereka sebagai sasaran didik untuk ditumbuh kembangkan oleh pendidik. Jika peserta didik dijadikan sasaran, maka mereka harus berperan sebagai subyek yang aktif dalam belajar dengan difasilitasi oleh sumber belajar, termasuk di dalamnya adalah pendidik (Yasin, 2008:94). Aktivitas kependidikan tidak akan terlaksana tanpa keterlibatan peserta didik di dalamnya. Pengertian yang utuh tentang konsep peserta 42

57 didik merupakan salah satu dimensi yang perlu diketahui dan dipahami oleh seluruh pihak peyelenggara pendidikan, terutama pendidik yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Tanpa pemahaman yang utuh terhadap peserta didik, sulit rasanya bagi pendidik untuk dapat menghantarkan peserta didiknya kearah tujuan pendidikan yang diinginkan. Istilah peserta didik jika dimaknai sebagai orang (anak) yang sedang mengikuti proses kegiatan pendidikan atau proses belajarmengajar untuk menumbuh-kembangkan potensinya. Maka Yasin (2008:101), dalam literatur bahasa Arab yang sering digunakan oleh para tokoh pendidikan dalam islam, antara lain ditemukan dengan nama sebagai berikut: a. Mutarabby, mengandung makna sebagai orang (peserta didik) yang sedang dijadikan sebagai sasaran untuk dididik dalam arti diciptakan, dipelihara, diatur, diurus, diperbaiki, diperbaharui melalui kegiatan pendidikan yang dilakukan secara bersama-sama dengan murabby (pendidik). b. Muta alim, mengandung makna sebagai orang yang sedang belajar menerima atau mempelajari ilmu dari seorang mu allim (pengajar ilmu) melalui proses belajar-mengajar. c. Muta addib, adalah orang yang sedang belajar meniru, mencontoh sikap dan perilaku yang sopan dan santun melalui kegiatan 43

58 pendidikan dari seorang mu addib, sehingga terbangun dalam dirinya tersebut sebagai orang yang berperadaban. d. Daaris, adalah orang yang sedang berusa belajar melatih intelektualnya melalui proses pembelajaran sehingga memiliki kecerdasan intelektual dan keterampilan. Pelatihan intelektual tersebut dibina oleh seorang mudarris. e. Murrid, adalah orang yang sedang berusaha belajar untuk mendalami ilmu agama dari seorang mursyid melalui kegiatan pendidikan, sehingga memiliki pengetahuan, pemahaman dan penghayatan spiritual yang mendalam terhadap nilai-nilai keagamaan, memiliki ketaatan dalam menjalankan ibadah, serta berakhlak mulia. 6. Metode Berkaitan dengan pendidikan akhlak, ada beberapa metode yang dapat dugunakan (Zuhriyah, 2011:65): a. Metode Ceramah Yaitu penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap anak didik di kelas. Dengan kata lain dapat pula dikatakan bahwa metode ceramah atau lecturing itu adalah suatu cara penyajian informasi melalui penerangan dan peraturan secara lisan oleh guru terhadap siswanya. b. Metode Keteladanan Melalui metode ini orang tua atau pendidik dapat memberi contoh atau teladan bagaimana cara berbicara, bersikap, beribadah dan 44

59 sebagainya. Maka anak atau peserta didik dapat melihat, menyaksikan dan menyakini cara sebenarnya sehingga dapat melaksanakannya dengan lebih baik dan lebih mudah. Firman Allah SWT: Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah (QS. Al-Ahzab:21). c. Metode Pembiasaan Metode pembiasaan dilakukan secara bertahap. Dalam hal ini termasuk mengubah kebiasaan-kebiasaan negatif menjadi kebiasaan atau perilaku positif. Dalam upaya menciptakan kebiasaan yang baik atau positif ini dapat dilakukan dengan dua cara, antara lain ditempuh dengan proses bimbimgan dan latihan serta dengan cara mengkaji aturan-aturan Tuhan yang terdapat dalam ayat yang bentuknya amat teratur. Pembiasaan yang baik sangat penting bagi pembentukan watak anak atau peserta didik dan juga akan terus berpengaruh pada anak itu sampai hari tuanya. Menanamkan pembiasaan pada anakanak terkadang sukar dan memakan waktu lama. Akan tetapi segala sesuatu yang telah menjadi kebiasaan akan sukar pula diubah. Maka dari itu, lebih baik menjaga anak-anak atau peserta didik supaya mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang baik dari pada terlanjur memiliki kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik. 45

60 d. Metode Nasihat Metode inilah yang sering digunakan oleh orang tua atau pendidik terhadap anak atau peserta didik dalam proses pendidikannya. Memberi nasihat tentang kebaikan sebenarnya menjadi kewajiban setiap muslim, seperti dalam surat Al-Ashr ayat 3: Artinya: kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (QS. Al-Ashr:3). e. Metode Kisah atau Cerita Adalah suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menuturkan secara kronologis bagaimana terjadinya suatu hal, baik yang sebenarnya maupun yang rekaan saja. Adapun tujuan yang diharapkan melalui metode ini adalah agar anak atau peserta didik dapat memetik hikmah dan mengambil pelajaran dari kisah-kisah yang disampaikan. f. Metode Pemberian Hadiah dan Hukuman Metode pemberian hadiah atau reward ini tujuannya memberikan apresiasi kepada peserta didik karena telah melakukan tugas dengan baik dan hadiah yang diberikan tidak harus berupa materi. Sedangkan hukuman dimaksudkan untuk memberi efek jera kepada peserta didik agar tidak mengulangi kesalahan-kesalahannya lagi. Agama Islam 46

61 memberikan arahan dalam memberi hukuman terhadap anak atau peserta didik dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Jangan menghukum ketika marah, karena ketika marah akan lebih bersifat emosional yang dipengaruhi nafsu syaitan. 2) Jangan sampai menyakiti perasaan dan harga diri anak atau orang yang dihikum. 3) Jangan sampai merendahkan derajat dan martabat, misalnya dengan menghina dan memaki di depan tempat umum. 4) Jangan menyakiti secara fisik atau kontak fisik. 5) Bertujuan merubah perilaku yang kurang baik atau tidak baik menjadi perilaku yang baik. 7. Media Media adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk (KKBI, 2005:726). Media pendidikan adalah suatu bagian inttegral dari proses pendidikan di sekolah. Dan karena itu menjadi suatu bidang yang harus dikuasai oleh seorang guru profesional. Karena bidang ini telah berkembang sedemikian rupa berkat kemajuan ilmu dan teknologi dan perubahan sikap masyarakat, maka bidang ini telah ditafsirkan secara lebih luas dan mempunyai fungsi yang lebih luas pula serta memiliki nilai yang sangat penting dalam dunia pendidikan di sekolah (Hamalik, 1977:11). 47

62 Media dalam pendidikan juga berarti alat untuk membantu kelancaran dalam proses belajar-mengajar. Media juga menjadi sarana dan alat pembantu dalam membantu pendidikan untuk menyampaikan apa yang mau disampaikan oleh pendidik kepada peserta didik. Hamalik (1977:22-23), ciri-ciri umum dari media pendidikan adalah sebagai berikut: a. Media pendidikan identik artinya dengan pengertian keperagaan yang berasal dari kata raga, artinya suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan yang dapat diamati melalui pancaindra kita. b. Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang bisa dilihat dan didengar. c. Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam pengajaran, antara guru dan murid. d. Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar, baik dalam kelas maupun di luar kelas. e. Berdasarkan (c) dan (d), maka pada dasarnya media pendidikan merupakan suatu perantara (medium, media) dan digunakan dalam rangka pendidikan. f. Media pendidikan mengandung aspek-aspek; sebagai alat dan sebagai teknik, yang sangat erat pertaliannya dengan metode mengajar. g. Karena itu, sebagai tindakan operasional, maka dalam buku ini kita menggunakan pengertian media pendidikan. 48

63 8. Evaluasi a. Pengertian Evaluasi Zuhairini (1983: ), evaluasi yaitu suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan Agama. Evaluasi adalah alat untuk mengukur sampai dimana penguasaan murid terhadap bahan pendidikan yang telah diberikan. Adapun ruang lingkup kegiatan evaluasi pendidikan Agama mencakup penilaian terhadap kemajuan belajar (hasil belajar) murid dalam aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesudah mengikuti program pengajaran. Di dalam pendidikan Agama sebagai suatu sistem evaluasi bukanlah sekedar pekerjaan tambal-sulam, tetapi evaluasi merupakan salah satu komponen, di samping materi atau bahan, kegiatan belajar mengajar, alat pelajaran, sumber dan metode, yang kesemua komponen saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Bagaimanapun baiknya tujuan-tujuan yang telah dirumuskan akan tetapi bila tidak disertai dengan materi pelajaran yang sesuai, metode pengajaran, alat pelajaran yang memadai, prosedur evaluasi yang mantap, maka tipis kemungkinan-kemungkinan tujuan tersebut dapat dicapai seperti yang diharapkan. 49

64 b. Fungsi dan Tujuan Zuhairini (1983: ), bertolak dari pembahasan pada pasal sebelumnya, maka fungsi dan tujuan evaluasi terhadap murid-murid di sekolah dapat digolongkan atas empat bagian: 1) Evaluasi Formatif Untuk memberikan umpan balik (feed back) kepada guru sebagai dasar untuk meperbaiki proses belajar mengajar dan mangadakan remedial (perbaikan) program bagi murid. Dengan demikian evaluasi formatif adalah evaluasi hasil belajar jangka pendek, yaitu evaluasi hasil belajar pada akhir setiap satuan pelajaran. 2) Evaluasi Sumatif Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar masingmasing murid antara lain untuk pemberian laporan kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas dan penentuan lulus tidaknya murid. Dengan demikian evaluasi sumatif adalah evaluasi hasil belajar jangka panjang, yaitu evaluasi hasil belajar pada akhir catur wulan atau akhir tahun ajaran dari keseluruhan program. 3) Evaluasi Placement (penempatan) Untuk menepatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat atau program pendidikan yang sesuai dengan tingkat kemampuan (karakteristik) lainnya yang dimiliki. 50

65 4) Evaluasi Diagnostik Untuk mengenal latar belakang (psikologis, phisik, dan millieu) murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitankesulitan tersebut atau memebantu memecahkan kesulitankesulitan belajar yang dialami oleh murid-murid tersebut dilaksanakan dengan evaluasi diagnostik. D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Akhlaq Ya qub (1991:57) mengatakan bahwa ada dua faktor utama yang mempengaruhi akhlak yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 1. Faktor Internal Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang datang dari diri sendiri yaitu fitrah yang suci yang merupakan bakat bawaan sejak manusia lahir dan mengandung pengertian tentang kesucian anak yang lahir dari pengaruh-pengaruh luar, sebagaimana firman Allah: Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Qs. Ar-Rumm:30) 51

66 Dengan demikian setiap anak yang lahir ke dunia ini telah memiliki keagamaan yang nantinya akan mempengaruhi dirinya, seperti unsur-unsur yang ada dalam dirinya turut membentuk akhlaq, antara lain: a. Instink dan Akal b. Adat Istiadat c. Kepercayaan d. Keinginan-keinginan e. Hawa nafsu f. Hati nutrani 2. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi kelakuan atau perbuatan manusia yang meliputi : a. Pengaruh keluarga Setelah manusia lahir, maka akan terlihat jelas fungsi keluarga dalam pendidikan, yaitu memberikan pengalaman kepada anak, baik melalui pemeliharaan, pembinaan dan pengaruh yang menuju pada terbentuknya tingkah laku yang diinginkan oleh orang tua. Orang tua (keluarga) merupakan pusat kegiatan rohani bagi anak yang pertama, baik itu tentang sikap, cara berbuat, cara berfikir itu akan kelihatan. Keluarga sebagai pelaksana pendidikan Islam yang akan mampengaruhi dalam pembentukan akhlak yang mulia. 52

67 b. Pengaruh sekolah Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang kedua setelah keluarga, di sana dapat mempengaruhi akhlak anak. Di dalam sekolahan berlangsung beberapa bentuk dasar dari kelangsungan pendidikan pada umumnya, yaitu pembentukan sikapsikap dan kebiasaan- kebiasaan yang wajar, perangsang dari potensipotensi anak, perkembangan dari kecakapan pada umumnya belajar kerjasama dengan kawan sekelompok, melaksanakan tuntunan dan contoh-contoh yang baik, belajar menahan diri demi kepentingan orang lain (Yunus, 1978:31). c. Pengaruh masyarakat Masyarakat dalam pengertian sederhana adalah individu dalam kelompok yang diikat dalam ketentuan negara, kebudayaan dan agama. Lingkungan dan alam sekitar mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membentuk akhlak. Lingkungan yang baik akan menarik anakanak untuk berakhlak baik. Sebaliknya, jika lingkungan yang jahat maka akan menarik anak-anak untuk berakhlak jahat. Oleh karena itu haruslah pendidik memperlihatkan lingkungan yang berhubungan dengan anak-anak di luar rumah tangga. Mereka akan mencontoh akhlak di sekitar mereka dan ditirunya perkataan dan perbuatan mereka dengan tiada disadarinya (Yunus, 1978:33). 53

68 Dengan demikian akhlak mulia membutuhkan pendidikan, baik dari keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat dengan diterapkannya kebiasaan-kebiasaan, latihan-latihan serta contoh-contoh yang baik sehingga anak dapat memahami dan mengetahui berbagai corak kegiatan tingkah laku lebih-lebih dalam pembentukan akhlak mulia. E. Macam-macam Akhlaq dalam Al-Qur an 1. Akhlaq yang Baik (akhlaqul mahmudah). Akhlaq adalah bentuk yang kuat di dalam jiwa sebagai sumber perbuatan otomatis dengan suka rela, baik atau buruk, indah atau jelek, sesuai pembawaannya, menerima pengaruh pendidikan, baik maupun buruknya. Bila bentuk di dalam jiwa ini dididik tegas mengutamakan kemuliaan dan kebenaran, cinta kebajikan, gemar berbuat baik, dilatih mencintai keindahan, membenci keburukan sehingga menjadi wataknya, maka keluarlah darinya perbuatan-perbuatan yang indah dengan mudah tanpa keterpaksaan, inilah yang dimaksud dengan akhlaq yang baik (Jazairi, 1419 H: 223). Diantara contoh-contoh akhlaqul mahmudah yang ada dalam Al- Qur an, antara lain: 54

69 a. Sabar Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung (QS. Ali Imran: 200). b. Malu Artinya: Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, Padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak redlai. dan adalah Allah Maha meliputi (ilmu-nya) terhadap apa yang mereka kerjakan (QS. An-Nisa : 108). c. Kejujuran Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (QS. At- Taubah: 119). d. Tawadhu (rendah hati) Artinya: Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan (QS. Al-Furqan: 63). 55

70 e. Keberanian Artinya: Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), Maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung (QS. Al-Anfal: 45). f. Bersikap Lemah Lembut Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-nya (QS. Ali Imran: 159). g. Kasih Sayang Artinya: Dan Dia (tidak pula) Termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang (QS. Al-Balad: 17). h. Pemaaf dan Lapang Dada Artinya: Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS.At-Taghaabun: 14). 56

71 i. Menghidupkan Makna Persaudaraan Seiman Artinya: orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat (QS. Al- Hujuraat: 10). j. Amanah Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya (QS. An-Nisa : 58). k. Berbuat Adil Artinya: Dan hendaklah kamu Berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang Berlaku adil (QS. Al-Hujuraat: 9). Dan masih banyak lagi ayat-ayat di dalam Al-Qur an yang menerangkan tentang akhlak yang baik. 2. Akhlaq yang Tercela (Akhlaqul Madzmumah) Perbuatan dan perkataan tercela yang mengalir tanpa merasa terpaksa yang keluar dari diri seseorang disebut dengan akhlaq tercela (Jazairi, 1419 H: 223). Akhlaq-akhlaq tercela merupakan racun yang mematikan, membawa pelakunya ke jalan syetan dan penyakit yang membuatnya tidak mendapatkan kehormatan sepanjang masa (Qudamah, 1997: 189). 57

72 Diantara contoh-contoh akhlaq tercela dalam Al-Qur an dan harus dijauhi oleh seseorang muslim, antara lain: a. Dholim Artinya: Dan barang siapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar (QS. Al-Furqan: 19). b. Iri Dengki Artinya: Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya (QS. An-Nisa : 54). c. Menipu Artinya: Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri (QS. Faathir: 43). d. Riya Artinya: 4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, 5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, 6. orang-orang yang berbuat riya (QS. Al-Ma un: 4-6). e. Ujub Artinya: Dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), Maka jumlah yang 58

73 banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun (QS. At- Taubah: 25). f. Merendahkan Orang Lain Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik (QS. Al-Hujurat: 11). g. Mencela Diri Sendiri Artinya: Dan janganlah suka mencela dirimu (QS. Al-Hujurat: 11). h. Memanggil Nama Orang Lain Dengan Gelar Yang Buruk Artinya: Dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan (QS. Al-Hujurat: 11). i. Berprasangka Buruk Kepada Orang Lain Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purbasangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa (QS. Al-Hujurat: 12). j. Ghibah 59

74 Artinya: Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain (QS. Al-Hujurat: 12). Dan masih banyak lagi ayat-ayat di dalam Al-Qur an yang menerangkan tentang akhlak yang baik. 60

75 BAB IV ANALISIS A. Akhlaq Kepada Allah Dalam muqodimah atau pembukaan yang ada di dalam kitab taisirul kholaq dijelaskan bahwa kitab ini berisi tentang akhlaq kepada Allah yang mana dilaksanakan dengan cara bertaqwa kepada Allah. Taqwa di dalam kitab ini bermakna menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya dalam keadaan sepi atau ramai. Materi taqwa dalam kitab ini relatif sederhana karena kitab ini diperuntukan bagi orang pemula dalam mempelajari agama dan kitab ini mudah dipelajari oleh anak-anak atau tingkat pemula karena dari segi bahasanya yang tidak terlalu rumit untuk dipahami. Berdasarkan pengertian taqwa yang ada dalam kitab tersebut, dijelaskan bahwa ada beberapa cara untuk mencapai kesempurnaan taqwa antara lain; merasa hina dan lemah di hadapan Allah, menjauhi segala perbuatan maksiat, selalu bersyukur kepada Allah, selalu mengingat akan hadirnya kematian, dan tolong menolong terhadap sesama makhluk. Cara tersebut disampaikan dengan bahasa yang jelas sehingga dapat dipahami oleh anak-anak atau pelajar ditingkat pemula. Selanjutnya pengarang menggunakan metode reward and punishment dalam menerangkan konsep taqwa kepada Allah. Adapun reward and punishment taqwa kepada Allah dalam kitab tersebut yaitu orang yang mendapatkan reward bertaqwa akan bahagia di dunia dan di akhirat. Kebahagiaan di duni berupa kedudukan yang tinggi dan dicintai oleh sesama 61

76 manusia. Adapun kebahagiaan di akhirat berupa selamat dari api neraka dan mendapatkan kenikmatan di surga, sebagaimana Allah telah berfirman di dalam surat al-zalzalah ayat 7: Artinya: Dan barang siapa berbuat kebaikan sebiji dzirroh saja maka dia akan mendapatinya (pahala) (QS. Al-Zalzalah). Pada dasarnya dalam pendidikan, kita sebagai manusia tidak bisa terlepas dari iman dan taqwa. Dengan iman dan taqwa kita dapat mencegah dan menyelamatkan diri dari hal-hal yang menyesatkan. Dengan iman dan taqwa tujuan dari pendidikan itu sendiri sangatlah serupa dengan tujuan iman dan taqwa yaitu memperoleh keselamatan di dunia dan di akhirat. B. Adab Guru dan Murid Istilah guru dalam kitab taisirul kholaq menggunakan kata mu alim karena lebih spesifik untuk menunjukan pribadi yang berpengetahuan luas, dan mampu menjelaskan, mengajarkan, mentransfer ilmu tersebut kepada peserta didik, sehingga peserta didik bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan kata mu addib yang hanya fokus pada penanaman sopan santun, mudaris yang fokus pada intlektual, mursyid yang fokus pada spiritual. Dalam pembahasan tentang guru atau mu alim Hafidz Hasan al- Mas udi menerangkan sangat singkat dan lebih sedikit dibandingkan dengan pembahasan tentang murid karena sasaran pada kitab tersebut ditunjukan kepada peserta didik. 62

77 Dalam kitab ini disebutkan syarat-syarat sebagai mu alim antara lain; sopan santun, sabar, pengasih, penyayang, lemah lembut, dan menjadi teladan bagi peserta didik. Sedangkan murid dalam kitab ini menggunakan kata muta alim yang mempunyai arti orang yang sedang belajar dan mempelajari ilmu dari seorang mu alim. Ada beberapa istilah lain yang digunakan menyebut kata murid antara lain; mutarabby yang artinya peserta didik yang sedang dijadikan sasaran untuk dididk dalam arti diciptakan, muta addib yang artinya orang yang sedang belajar meniru, mencontoh sikap, dan perilaku yang sopan dan santun melalui kegiatan pendidikan, daaris yang artinya orang yang sedang berusaha belajar melatih intlektualnya melalui proses pembelajaran, murrid yang artinya orang yang sedang mendalami ilmu agama dari seorang mursyid melalui kegiatan pendidikan. Dalam kitab tersebut ada tiga adab seorang muta alim yaitu adab terhadap diri sendiri, adab kepada guru, dan adab kepada sesama teman. Adab kepada diri sendiri diwujudkan dengan cara tawadu, tidak sombong, dan memelihara seluruh anggota badannya. Adab kepada guru dilaksanakan dengan cara mempercayai bahwa guru itu lebih utama dari pada kedua orang tua, sopan terhadap guru baik di depan maupun di belakang guru, dan mentaati apa yang sudah dipelajari oleh guru. Adab kepada sesama teman diwujudkan dengan cara saling memuji dengan sesama, tidak mengolokngolok teman, tidak sombong, dan menghargai pendapat temannya. 63

78 Hafidz Hasan al-mas udi dalam kitabnya mendahulukan adab seorang mu alim dari pada adap seorang muta alim. Karena menurut Hafid Hasan al- Mas udi seorang mu alim diyakini sebagai seorang yang mampu membuat muta alim menjadi lebih baik dan bisa mengambarkan sebagai gambaran yang patut ditiru dan digugu. Hal ini mengindikasikan bahwa keberhasilan pendidikan diawali dari seorang mu alim. Seperti apa yang ada dalam kitab Taisirul Kholaq bahwa guru harus mempunyai sifat-sifat terpuji, sebab sifat murid akan meniru sifat-sifat guru. Guru yang mempunyai sifat sempurna akan ditirukan oleh seorang murid (Hafidz, tt:4). C. Akhlaq kepada Orang Lain 1. Hubungan anak dengan orang tua Orang tua adalah orang yang menyebabkan adanya seorang anak, orang tua wajib menanggung atas semua yang dilakukan oleh anak. Adapun pengorbanan orang tua dimulai dari seorang ibu yang mengandung selama sembilan bulan dalam keadaan susah payah. Kemudian ayah yang menanggung atas kehidupan seorang anak terutama dalam masalah pendidikan. Pernyataan di atas sesuai dengan hadis nabi yang menjelaskan bahwa keutamaan seorang ibu itu tiga kali dari pada seorang bapak. Kewajiban seorang anak yang paling utama kepada kedua orang tuanya yaitu harus berbakti kepada orang tuanya selama tidak melaksanakan kemaksiatan, sebagai contoh anak yang berbakti kepada 64

79 orang tuannya lain; sopan di depan kedua orang tuanya, tidak menyakiti kedua orang tuanya, tidak berkata kasar, selalu mendoakan kepada kedua orang tuanya semoga diberi rahmad dan ampunan, dan selalu berbuat kebaikan karena anak yang menyebabkan kedua orang tuannya selamat dari neraka seperti sebab adanya anak disebabkan oleh orang tua. Dengan kesadaran yang tinggi antara orang tua dan anak maka akan tercipta keluarga yang sempurna. 2. Hubungan saudara Dalam hubungan saudara semua dianggap keluarga bila masih ada nasab keturunan dan peliharalah hubungan antar saudara. Bahkan Allah dan utusannya memerintahkan untuk memelihara tali persaudaraan dan melarang untuk memutus tali persaudaraan. Dalam bab ini yang dimaksud saudara menurut Hafidz Hasan al- Mas udi yaitu orang yang masih dalam satu keturunan. Karena menurut Hafidz Hasan al-mas udi dalam kitab Tisirul Kholaq membedakan antara saudara dan persaudaraan. 3. Hubungan tetangga Tetangga merupakan orang yang bertempatan tinggal yang paling deket dengan kita maka kita harus menghargai mereka, menanggung mereka, dan saling menolong kepada mereka. Sangat jelas hubungan tetangga yang dimaksud di dalam kitab tersebut akan tetapi di zaman sekarang banyak orang yang begitu mudahnya meninggalkan hak-hak yang seharusnya tetangga dapatkan. 65

80 4. Adab pergaulan Di dalam pergaulan kita dianjurkan berwajah ceria, setia kawan, menghargai pendapat orang lain, rendah hati dan tidak sombong, lebih baik berdiam jika teman bergurau, meminta maaf dan memaafkan jika punya kesalahan kepada teman. Pergaulan sangat mempengaruhi diri seorang terutama pada tingkah lakunya, maka dari itu cari pergaulan yang sebaik-baiknya. 5. Ramah tamah Ramah tamah disini berarti ramah terhadap semua orang bukan hanya kepada keluarga dan saudara kita saja. Di antara dasar yang dijadikan pedoman kenapa seorang muslim harus ramah adalah karena faktor agama, nasab, memperkuat tali persaudaraan. Dari konteks Ramah tamah sendiri mengandung arti yang pada intinya memperkuat tali persaudaraan dengan sesama manusia. 6. Persaudaraan Secara sederhana dapat diartikan menjadi ikatan kuat di antara dua orang yang kemudian menjadi rasa persaudaraan antara keduanya. Kedua orang yang saling bersaudara dianjurkan saling bermuwasamah, berikutnya saling tolong-menolong satu dengan yang lain, saling memaafkan kesalahan satu sama lain, saling mencegah kemunkaran antara keduanya, saling mengajak kepada kebaikan, dan yang tidak kalah penting adalah mempertahankan ikatan tali persaudaraannya. 66

81 Hafidz Hasan al-mas udi menjelaskan hubungan persaudaraan begitu detail ini disebabkan karena belia terkenal akan jiwa sosialnya yang tinggi. D. Adab Sehari-Hari 1. Adab di dalam majlis ilmu Etika yang ditanamkan Islam disetiap kita memasuki majlis ilmu hendaknya kita mengucapkan salam. Selanjutnya duduklah ditempat yang kosong berdampingan dengan peserta terakhir, kita sebaiknya tidak mendengarkan perkataan teman-teman yang tidak bermanfaat, apalagi ikut-ikutan. Jika kita melihat suatu kemunkaran maka hendaknya di cegah dengan tangan, jika tidak mampu maka dengan ucapan kita, jika masih tidak mampu maka gunakan hati kita yaitu dengan berdoa supaya hal tersebut dihentikan oleh Allah SWT. Berikutnya segeralah meninggalkan majelis atau sekolah jika sekiranya sudah tidak ada suatu kepentingan lagi, kita tidak boleh merendahkan apalagi menghina salah seorang di majelis tersebut karena barang kali dimata Allah orang yang kita rendahkan lebih baik dari diri kita. Dalam hal ini islam mengajarkan kepada pengikutnya bahwa ajaran agama islam adalah agama yang keselamatan hal ini tercantum dalam islam harus mengutamakan salam atau pemberian ucapan keselamatan bagi setiap orang yang saling bertemu. 67

82 2. Adab makan Sebagai agama yang sempurna Islam tidak hanya mengajarkan umatnya beribadah secara ritual saja, akan tetapi mempunyai cara tersendiri untuk mengatur secara jelas dalam tatacara makan, hal ini akan sangat bermanfaat jika memang betul-betul di kerjakan. Adab makan dalam Islam yang pertama adalah mencuci tangan hingga bersih sampai tidak ada bekas kotoran yang tersisa lagi, lalu membaca basmalah, selanjutnya adalah meletakkan piring di meja makan. Pada saat makan usahakanlah duduk serta berniat makan supaya kuat untuk beribadah sehingga mendapatkan nilai pahala. Jangan makan jika masih merasa kenyang, selanjutnya adalah menerima menu apa saja yang telah dihidangkan serta tidak merendahkan makanan yang telah disiapkan. Terakhir sebaiknya mencari teman untuk diajak makan bersama. 3. Adab minum Adab atau etika minum memang berbeda-beda sesuai dengan budaya masing-masing, namun sebagai umat Islam tentunya kita mempunyai adab yang berbeda yang telah diajarkan orang-orang sholih. Di antaranya adalah mengambil gelas dengan tangan kanan, lalu memperhatikan wadah yang dipakai, selanjutnya adalah membaca basmalah dan minum sambil sambil duduk, berikutnya adalah minum dengan diteguk sedikit demi sedikit, karena jika sekali teguk akan membahayakan organ hati sebagaimana dilakukan Nabi, demikian perintah Nabi Muhammad Saw. 68

83 4. Adab tidur Etika tidur di antaranya bersuci sebelum tidur, selanjutnya tidur dengan miring bersandar lambung kanan dan menghadap kiblat, selanjutnya hendaknya berniat tidur supaya kuat beribadah, lalu berdzikir menjelang dan bangun tidur. Hal ini sesuai dengan yang diajarkan oleh Muhammad SAW, ketika hendak tidur beliau meletakkan tangannya dibawah pipinya, selanjutnya beliau berdo`a bismika Allahumma ahya wa amut. Serta pada saat bangun tidur beliau berdo`a Alhamdulillahi ahyana ba`da ma amatana wailaihin nusyur. Islam mengajarkan setiap melakukan perbuatan dianjurkan berdoa hal ini dilakukan ketika hendak melakukan apa saja dan mengucap syukur ketika kegiatan selesai. 5. Adab di dalam masjid Masjid adalah rumah Allah, siapa yang hatinya cinta dan rajin ke masjid Allah Swt. berjanji akan memberikan naungan kepadanya kelak dihari kiamat. Oleh sebab itulah seseorang yang berada di dalam masjid sudah sepantasnya berlaku sopan, tenang, tidak ramai atau gaduh, saat masuk ke dalam masjid haruslah melepas alas kaki lalu mendahulukan kaki kanan kita, selanjutnya berdo`a: Allahumma iftahli abwaba rohmatika. Setelah itu kita dianjurkan sholat dua rokaat, usahakan membaca salam setiap kali masuk ke dalam masjid meskipun tidak ada siapapun. Setelah itu usahakan duduk dengan tenang serta berniat 69

84 taqarrub, selanjutnya hendaknya menahan diri dari segala nafsu dan keinginan buruk. 6. Kebersihan Ingatlah bahwasanya kebersihan dalam Islam sangat diperhatikan, baik kebersihan tempat, baju, dan badan harus betul-betul diperhatikan. Dari hal diatas sudah sewajarnya seorang muslim terbiasa hidup bersih dan berperilaku sehat, merapikan rambut, kulit, kuku, dan berpakaian rapi. Jika kita melihat Rosul, beliau adalah orang yang selalu menjaga kebersihan, beliau menyisir rambutnya, memakai minyak rambut. Selain itu kebersihan adalah pangkal kesehatan, Nabi bersabda Kebersihan sebagian dari iman (Hafidz, tt:15) yang artinya jika seseorang yang mengatakan telah beriman namun senantiasa tidak mau menjaga kebersihan, maka tentunya dikatakan keimanannya masih diragukan. Orang yang berperilaku bersih tentunya lebih enak dan nyaman untuk dipandang, jika sekarang ini kita melihat masih banyak orang Islam berperilaku jorok, maka kemungkinan dia belumlah mengenal Islam dan kewajiban kita sebagai sesama muslim haruslah saling mengingatkan. E. Akhlaq Mahmudah (Terpuji) dan Akhlaq Madzmumah (Tercela) 1. Akhlaq mahmudah (terpuji) a. Jujur Kejujuran adalah suatu hal yang sangat mahal dan sulit namun sebenarnya semua itu akan terasa mudah jika dibiasakan dan 70

85 ditanamkan semenjak dini, jujur berarti mengatakan sesuai dengan apa yang terjadi sebenarnya. Sebab-sebab utama seseorang berlaku jujur karena mampu berpikir sehat serta kesungguhan dalam beragama dan keberanian untuk mengatakan kebenaran. Akal berfungsi sebagi pusat kesadaran dan sentral dari seluruh perbuatan manusia, Karena itulah akal yang sehat akan berfikir sehat, dan memacu untuk berbuat jujur dalam kehidupan. Peran agama dan pendidikan menjadi hal yang terpenting, seseorang yang beragama Islam tentunya mengetahui akibat yang disebabkan suatu kebohongan adalah siksa dan amarah dari Allah di akhirat. b. Amanah Amanah secara bahasa artinya dapat dipercaya, sedangkan secara istilah artinya memenuhi hak-hak Allah dan hak-hak mahkluk lain, serta dengan amanahlah keimanan seseorang dapat dikatakan sempurna. Seseorang dapat memiliki sifat amanah dikarenakan beberapa hal penting di antaranya kuatnya keinginan baik dalam hidup, seorang muslim yang mempunyai motifasi tinggi pastinya mengerti betul makna amanat, dia akan menjaga kepercayaan yang telah diberikan kepadanya serta tidak mensia-siakannya, dia akan menjalani kehidupan dengan penuh rasa tanggung jawab dan kehati-hatian. Salah satu hal terpenting yang harus dijaga oleh seorang yang mempunyai sifat amanah adalah menjaga dirinya dari hal yang dapat 71

86 mengancam sifat amanahnya, dia akan tumbuh sebagai pribadi pemaaf, serta menjauhi segala hal yang tidak bermanfaat dalam hidupnya. c. Murah hati Murah hati adalah sifat yang harus dimiliki muslim, yaitu bersedia untuk tidak membalas seseorang yang membecinya dengan kebencian meskipun mampu melakukannya. Secara sederhana berarti serupa dengan pemaaf dan tidak pendendam. Beberapa hal yang harus kita sadari jika ingin memiliki sifat pemurah antara lain; Kita harus sadar bahwa tidak semua orang mempunyai tingkat pengetahuan yang sama, sehingga tentunya tidak berbuat buruk kepada kita apalagi membenci kita kecuali hanya dilakukan oleh orang-orang yang kurang ilmunya. Oleh sebab itulah sewajarnya tentu kita merasa sedikit kesal jika tanpa salah tiba-tiba kita disalahkan apalagi dibenci seseorang, namun kembali lagi janganlah kemudian terlalu berlebihan karena yakinlah bahwasanya mereka tidak tahu. d. Dermawan Dermawan berarti mendermakan harta dalam kebaikan tanpa adanya sifat sayang, serta tidak berlebihan dalam membelanjakannya. Sifat dermawan merupakan suatu keutamaan dan kebiasaan yang baik, dermawan mempunyai ikatan kuat dengan hati seseorang, dengannya 72

87 akan mendidik seseorang menjadikan dirinya ramah serta peduli dengan sekitarnya. Nabi Muhammad Saw. adalah seorang yang sangat dermawan, hingga beliaupun tidak pernah sekalipun menolak orang yang meminta-minta di hadapannya. Pernyataan tersebut sesuai dengan apa yang ada di dalam kitab Taisirul Kholaq (Hafidz, tt:21): م و ف ا حل م د ي ث قما مل ج ب ي ل قما مل ا لل تم م عا مل : م ه مذا د ي ن ا ر تم م ضي ت ه ل نم ف س ى مليص ل ح ه ا ل الس م خاء م وح س ن ا خلل ق فمامك رم و ه ب ما مااس تمطم ع ت م Diriwayatkan suatu ketika malaikat Jibril turun dan berkata kepada Nabi Muhammad Saw Sesungguhnya Allah berfirman; Ini adalah agama (Islam) yang Aku (Allah) telah meridhoinya, tidak ada yangmemperbaikinya (berbuat baik dalam islam) kecuali orang yang dermawan dan berahlak mulia, maka muliakanlah mereka semampu kalian. Dengan pandangan kehidupan Beliau dalam mempelajari kehidupan kita bisa masukkan ke dalam pendidikan sebagai referensi dalam metode pendidikan sebagai contoh dalam kehidupan. e. Rendah hati Tawadhu` juga berarti merendahkan diri, rendah hati, di sini bukan berarti menghinakan diri sendiri, akan tetapi orang yang tawadhu sesungguhnya lebih mulia di mata Allah, karena Allah tidak menyukai orang yang sombong. Tawadhu juga berarti menetapkan sesuatu sesuai dengan haknya, maksudnya tidak merendahkan hal yang seharusnya mulia, serta tidak meninggikan hal yang seharusnya rendah. Pada jaman sekarang, 73

88 sangat susah untuk menemukan orang-orang yang rendah hati, banyak orang yang karena jabatannya bersikap tidak sepantasnya kepada orang yang lebih tua, padahal Nabi Muhammad saja sangat menghormati para sahabatnya meskipun usianya masih sangat muda jika dibandingkan dengannya. Dalam proses belajar-mengajar alangkah baiknya hubungan antara pendidik dan peserta didik ditanamkan sifat rendah hati supaya dalam proses tersebut berjalan dengan baik. f. Adil Adil artinya berlaku seimbang, atau menjalankan sesuatu sesuai dengan aturan agama Islam. Adil terbagi ke dalam dua hal pertama adil untuk diri sendiri, kedua adil kepada orang lain. Adil pada diri sendiri artinya menempatkan diri kita sejalan dengan peraturan yang berlaku. Jika seseorang bekerja hingga diluar waktu maka bisa dikatakan tidak adil, karena tubuh butuh istirahat, atau jika seseorang terlalu memperhatikan aspek lahiriyah semata dengan tidak memperdulikan aspek batiniyahnya maka juga dikatkan tidak adil. Adil kepada orang lain bisa diartikan dalam segala bentuk perbuatan kita dalam keseharian, misalnya jika seorang pemimpin tidak menjalankan pemerintahan sesuai dengan aturan dan hanya mementingkan diri sendiri maka dia juga tidak adil. Allah memerintahkan kita berlaku adil karena selain Allah Maha Adil Dia juga menggariskan keadilan didalam semua bentuk ciptaannya. 74

89 Sikap adil ini harus dimiliki oleh seorang pendidik yang mana berguna untuk membentuk sikap profesionalnya sendiri dan untuk menghindari sikap kecemburuan antara peserta didik. 2. Akhlaq madzmumah (tercela) a. Dusta Dusta adalah suatu hal yang sangat buruk dan tidak baik. Sifat dusta harus dihindarkan dari sejak usia dini. Dusta berarti mengatakan sesuatu dengan merekayasa atau disebut juga dengan bohong. Dalam zaman sekarang banyak yang tidak sadar bahwa sering sekali melakukan perbuatan dusta dan terkadang dusta menjadi sifat yang biasa dilakukan dalam sehari-hari untuk menutupi atau untuk kebutuhan lainnya. Dalam hal ini pendidikan sangatlah penting khususnya dalam pendidikan akhlaq yang berguna untuk mewujudkan bangsa ini sebagai bangsa yang sehat secara jasmani dan rohani. b. Dendam Dendam adalah menyimpan rapat atau memendam keburukan dalam hati, serta menunggu-nunggu waktu yang tepat untuk membalas sakit hatinya. Sifat pendendam biasa dimiliki oleh seorang pemarah yang selalu menuntut balas, dan tidak mudah memaafkan orang lain serta keras kepala, mereka senantiasa tidak mau mengalah. Selalu menghitung kejelakan orang lain. 75

90 Faktor yang menjadikan seorang menjadi pendendam adalah karena didalam hatinya selalu dihiasi rasa iri dan dengki, serta senang jika orang lain mendapat suatu musibah. Dia merasa tidak nyaman jika ada orang lain yang saling mengasihi dan menyayangi, berbicara buruk, serta mengumbar keburukan orang lain, gemar mengolok-olok orang lain, bahkan sampai menyakiti fisik orang lain. Sifat pendendam dilarang oleh agama Islam. c. Hasud atau iri hati Hasud adalah mengharap hilangnya suatu kenikmatan yang dimiliki orang lain, jika mengharap mendapat kenikmatan seperti yang didapat orang lain dan terpacu untuk bekerja keras untuk memperolehnya disebut motifasi, dari segi hukum diperbolehkan motifasikarena hal ini akan membangkitkan motifasi kita. Bahkan ini sangat dianjurkan untuk memacu kemajuan seseorang dalam mencapai kesuksesan. Sifat hasud hanya dapat dilawan dengan berpegang teguh pada ajaran agama Islam, serta selalu waspada akan kemunculannya. Terakhir adalah terima dengan semua hal yang kita punya, sehingga tidak akan merasa iri dan hasud dengan kelebihan yang ada pada orang lain lagi. Dalam masalah ilmu kita boleh berhasud dengan orang lain yang lebih pandai di atas kita karena dengan hasud tersebut kita akan termotifasi untuk maju dan berkembang. 76

91 d. Menggunjing Menggunjing artinya membicarakan keburukan orang lain meskipun didepannya dengan maksud melecehkan. Seperti jika ada orang yang mengatakan sipincang atau sifasik, simiskin, atau sibaju buruk dengan maksud merendahkan mereka. Ghibah tidak akan memberi jalan keluar dari suatu masalah atau memberi petunjuk terbaik dalam kehidupan, namun justru akan menyesatkan seseorang hingga jauh dari kebenaran. Dalam pendidikan sekarang banyak pendidik yang sering menggunjing peserta didiknya, hal ini disebabkan kurang sadarnya para pendidik akan akibat yang timbul dari perbuatan itu sendiri. e. Adu domba Adu domba adalah menceritakan pembicaraan, perbuatan, atau tingkah laku seseorang kepada orang lain agar timbul permusuhan di antara keduanya. Terkadang seseorang menceritakan suatu keburukan kepada orang lain karena alasan tertentu, diantaranya karena sengaja mengharapkan supaya timbul permusuhan antara keduanya, ada juga karena rasa sayang terhadap orang yang diberitahu, sehingga dia berharap tahu akan keadaan yang sebenarnya, sedang yang terakhir adalah bukan karena keduanya, tetapi hanya memang suka membual dan terlalu berlebihan saja. Hal yang dapat mencegah sifat adu dombaadalah ilmu yang dimilikinya sendiri, karena seseorang yang berilmu akan tahu betul 77

92 akan bahaya adu domba yang dapat menjadi permusuhan dan dendam antar sesama. f. Sombong Sombong artinya mengagungkan diri sendiri dengan menganggap orang lain tidak ada yang melebihinya. Banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh kesombongan. Hal negatif pertama pastinya adalah menyakiti orang lain, memutus tali kasih sayang, membuat orang menjadi membenci, menjadikan seseorang menjadi pemarah, dan yang paling berbahaya adalah membawanya jauh dari jalan kebenaran. Manusia harus sadar bahwa kita diciptakan dari setetes air hina, setelah meninggal akan menjadi bangkai yang tidak berharga, sehingga tentulah sangat tidak bermanfaat jika kita masih saja menyombongkan diri kita. Hal yang bisa kita lakukan untuk terhindar dari sifat sombong yaitu dengan bertaqwa kepada Allah yang telah menciptakan kita hidup di dunia dan tempat kembali kita di akhirat. g. Dholim Dzolim mempunyai arti keluar dari batas, karena itulah segala macam keburukan sesungguhnya telah berbuat dzolim. Dzolim terbagi menjadi dua yaitu dzolim terhadap diri sendiri dan dzolim terhadap orang lain. Jika kita melakukan pekerjaan yang sebenarnya bukan kemampuan kita tetapi kita paksa maka yang demikian itu disebut 78

93 dholim terhadap diri sendiri. Dan jika kita melanggar hak-hak orang lain sesungguhnya kita telah mendzolimi orang lain. Sikap dholim bisa kita hindari dengan cara menanamkan sifat-sifat terpuji yang harus ditanamkan sejak dini. F. Relevansi Konsep Pendidikan Akhlaq dalam Kitab Taisirul Kholak dikaitkan dengan Masa Kekinian Kitab Taisirul Kholaq kitab yang lama dan terasa baru dalam dunia pendidikan. Kitab ini ditulis oleh seorang ulama besar yaitu Hafidz Hasan al- Mas udi yang dapat dijadikan pedoman dalam berperilaku bagi manusia untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Yang menarik adalah kitab ini menekankan pada pendidikan akhlaq yang mesti dipatuhi dalam kehidupan sehari-hari, yang terkadang kita lupa tentang pentingnya menjaga akhlaq dan perilaku, sehingga kita sering terjerumus melaksanakan akhlaq yang bernilai buruk, baik berada ditempat manapun dan bagaimanapun kondisinya. Saat ini kita bisa merasakan hilangnya akhlaq dalam lingkup lingkungan atau dalam bermasyarakat. Sebagai tanda hilangnya akhlaq adalah munculnya pemimpin-pemimpin yang sesungguhnya tidak memiliki kualitas sebagai pemimpin yang benar, yang tidak memiliki moral yang tinggi, intelektual dan spiritual yang dibutuhkan, tetapi sebaliknya, orang-orang tersebut justru mendominasi struktural kepemerintahan secara keseluruhan, anak yang menentang atau membangkang terhadap kedua orang tuanya, guru 79

94 yang bertindak kriminal terhadap muridnya, dan masih banyak lagi tandatanda yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari. Hubungan akhlaq dengan pendidikan sangat erat yaitu dilihat dari tujuan pendidikan yang mempunyai tujuan untuk membentuk perilaku lahir dan batin manusia menuju arah tertentu yang dikehendaki. Dengan akhlaq yang baik, maka seseorang akan menjadi lebih bertaqwa kepada Allah SWT, dan kebaikannya akan terlihat dalam setiap tindakannya. Oleh sebab itu, kitab Taisirul Kholaq sangat relevan untuk dijadikan pedoman dalam berakhlaq yang baik untuk menghadapi tantangan zaman. Dalam kitab ini, dijelaskan bagaimana cara berakhlaq terhadap Allah dan Rasul-Nya, berakhlaq terhadap diri sendiri dan orang lain, berakhlaq kepada orang tua, barakhlaq dalam kehidupan sehari-hari, mengetahui akhlaq yang baik dan buruk, serta berakhlaq kepada masyarakat dalam menghadapi zaman kekiniaan. Menurut penulis, relevansi kitab Taisirul Kholaq dalam menghadapi zaman kekinian adalah dapat menjadi solusi dalam memperbaiki akhlaq di berbagai bidang, khususnya dalam menghadapi karakteristik zaman sekarang atau kekiniaan. Dan sebaiknya akhlaq ditanamkan dari masa dini agar kelak di masa dewasanya bisa dijadikan panutan terhadap generasi-generasi selanjutnya. 80

95 G. Kritik Terhadap Kitab Taisirul Kholaq Karya Hafidz Hasan Al-Mas udi Adapun kritik yang akan penulis utarakan ini guna untuk mengembangkan pemikiran yang diambil dari kitab Taisirul Kholaq, untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut: 1. Sebaiknya digunakan dalam tingkat pemula, dikarenakan dari segi pembahasan yang belum rumit dan masih mudah untuk dimengerti oleh kalangan pemula atau tingkat dasar. 2. Dari segi kata dan kandungan maknanya bagus digunakan dalam tingkat pemula, karena kata-kata yang umum dan tidak banyak bertele-tele dalam menjelaskan sesuatu. 3. Kurangnya mendialogkan esensi dari kitab tersebut, sehingga masih banyak dari kalangan pendidik maupun peserta didik tidak mengetahui kitab tersebut. 4. Kurangnya penjelasan secara rinci tentang akhlaq atau perilaku yang harus diterapkan ketika menghadapi zaman yang serba modern ini. 5. Kurangnya pemberian contoh atau kisah yang dapat membangkitkan semangat bagi para pembaca untuk lebih mempelajari maksud dan tujuan dari isi kitab tersebut guna diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi di masa sekarang. 6. Hanya masih menjadi wacana dan belum terealisasikan secara menyeluruh dikarenakan kurangnya pemahaman terhadap esensi kitan ini yang penulisannya memakai bahasa Arab, sehingga akan merasa kesulitan bagi orang pemula. Karena memang kitab ini dikonsumsi di kaum pesantren. 81

96 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan pengkajian yang telah penulis lakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Konsep Pendidikan Akhlaq dalam Kitab Taisirul Khalaq a. Akhlaq kepada Allah Berakhlaq kepada Allah bisa dilaksanakan dengan cara bertaqwa kepada Allah, dalam arti taqwa itu sendiri yaitu melaksanakan semua perintah-nya dan menjauhi semua larangan-nya, baik dalam keadaan sepi atau ramai. Keberhasilan taqwa bisa dilaksanakan dengan menanamkan perkara yang bagus dan menghindari dari perkara yang buruk. b. Adab guru dan murid Guru adalah orang yang mempunyai kesempurnaan ilmu dan orang yang bisa mengerti akan keadaan murid. Sedangkan murid mempunyai kewajban untuk menghormati guru dan menghormati kepada sesama teman-temannya. Guru harus mempuyai sifat terpuji yang mana akan berpengaruh kepada murid serta murid harus taat pada guru. Keberhasilan dalam belajar mengajar terletak pada diri murid. Hal ini dikarenakan murid yang mengalami proses perubahan dan guru hanya sebagai teladan bagi murid. 82

97 c. Akhlaq kepada diri sendiri dan orang lain Dalam kehidupan tidak ada orang yang tidak membutuhkan bantuan orang lain. Hubungan-hubungan yang perlu diperhatikan antara lain; hubungan anak dengan orang tua, hubungan saudara, hubungan tetangga, hubungan pergaulan, hubungan persaudaraan, ramah, dan kerukunan dalam kehidupan. d. Adab sehari-hari Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal-hal yang seorang lakukan dan harus dengan cara yang baik untuk mendapatkan hal yang baik juga. Diantara adab-adab tersebut antara lain; adab di dalam majlis ilmu, adab makan, adab minum, adab di dalam masjid, dan adab tidur. e. Akhlaq terpuji dan tercela Akhlaq terpuji merupakan perbuatan dan perkataan terpuji yang mengalir tanpa merasa terpaksa yang keluar dari diri seseorang. Akhlaq terpuji antara lain; jujur, amanah, rendah hati, dermawan, adil, dan lain-lain. Sedangkan akhlaq tercela merupakan perbuatan dan perkataan tercela yang mengalir tanpa merasa terpaksa yang keluar dari diri seseorang disebut dengan akhlaq tercela. Akhlaq tercela antara lain; dusta, dendam, hasud, menggunjing, adu domba, sombong, dholim, dan lain-lain. 83

98 2. Relevansi konsep pendidikan akhlaq dalam kitab Taisirul Khalaq dengan konteks kekinian. Hubungan akhlaq dengan pendidikan sangat erat yaitu dilihat dari tujuan pendidikan yang mempunyai tujuan untuk membentuk perilaku lahir dan batin manusia menuju arah tertentu yang dikehendaki. Dengan akhlaq yang baik, maka seseorang akan menjadi lebih bertaqwa kepada Allah SWT, dan kebaikannya akan terlihat dalam setiap tindakannya. Oleh sebab itu, kitab Taisirul Kholaq sangat relevan untuk dijadikan pedoman dalam berakhlaq yang baik untuk menghadapi tantangan zaman. Dalam kitab ini, dijelaskan bagaimana cara berakhlaq terhadap Allah dan Rasul- Nya, berakhlaq terhadap diri sendiri dan orang lain, berakhlaq kepada orang tua, barakhlaq dalam kehidupan sehari-hari, mengetahui akhlaq yang baik dan buruk, serta berakhlaq kepada masyarakat dalam menghadapi zaman kekiniaan. Relevansi kitab Taisirul Kholak dalam menghadapi zaman kekinian adalah dapat menjadi solusi dalam memperbaiki akhlaq di berbagai bidang, khususnya dalam menghadapi karakteristik zaman sekarang atau kekiniaan. Dan sebaiknya akhlaq ditanamkan dari masa dini agar kelak di masa dewasanya bisa dijadikan panutan terhadap generasi-generasi selanjutnya. Adapun kritik penulis terhadap kitab Taisirul Kholaq sebagai berikut; Dalam ajaran-ajaran kitab Taisirul Kholaq ini sangat bagus untuk digunakan bagi pemula. Hal ini dikarenakan di dalam kitab Taisirul Kholaq membahas bidang yang awal dalam pendidikan akhlaq serta kata- 84

99 kata yang digunakan oleh pengarang juga mudah dipahami dan menggunakan kata-kata yang umum. Adapun kekurangan kitab Taisirul Kholaq di sini yaitu kurangnya pembahasan secara rinci dan tidak adanya contoh-contoh atau kisah-kisah yang menggambarkan tentang akhlaq. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis uraikan di atas, maka untuk menindak lanjuti dapat penulis kemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Proses pendidikan akhlaq merupakan satuan pokok yang terintegrasi antara semua komponen pendukung keberhasilan tujuan, baik dari guru, orang tua, maupun lingkungan di mana anak tinggal. Karenanya, semuanya harus dalam suasana yang kondusif dan memiliki visi dan misi serta komitmen yang sama dalam mewujudkan anak didik yang berakhlaq baik. 2. Orang tua sebagai penanggung jawab utama sekaligus yang diberikan amanah oleh Allah, hendaknya meningkatkan kesadaran akan peranan dan posisinya yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan proses pendidikan yang sedang berjalan. 3. Pendidikan akhlaq hendaknya diberikan sejak dini, agar tumbuh menjadi generasi yang baik dan mulia. 4. Guru dan pemangku kebijakan sekolah merupakan faktor sentral yang menjadi penentu terlaksananya proses pendidikan akhlaq di sekolah dan menjadi sumber teladan utama siswa di lingkungan sekolah. Pergaulan 85

100 5. antar sesama merupakan faktor yang bisa mempengaruhi terhadap akhlaq, maka dari itu pilihlah pergaulan yang sebaik-baiknya agar menjadi baik pula. 6. Kajian mengenai pendidikan akhlaq sangatlah luas dan kompleks, bagi peneliti selanjutnya hendaknya mengkaji lebih dalam sehingga ditemukan formula yang ampuh dan sesuai dengan kondisi dan dinamika problematika sosial yang ada. 86

101 DAFTAR PUSTAKA Afriantoni Prinsip-prinsip Pendidikan Akhlak Generasi Muda menurut Budiuzman Said Nursi, tesis, S2 program pascasarjana IAIN Raden Fatah Palembang Jurusan Ilmu Pendidikan Islam Konsentrasi pemikiran Pendidikan Islam. Ahmad Amin, Husayn Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ahmad, Jamil Seratus Muslim Terkemuka. Jakarta: Pustaka Firdaus. Arifin. 1995a. Kapita Selekta Pendidikan (islam dan umum).jakarta: Bumi Aksara b. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga (sebagai pola pengembangan metodologi). Jakarta: Bulan Bintang. Azra, azumardi Pendidikan Islam (teradisi dan modernisasi menuju milenium baru). Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu. Darmanto Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Daulay, Haidar Putra, Nurgaya Pasa Pendidikan Islam dalam Mencerdaskan Bangsa. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur an dan Terjemah. Jakarta: cv. Karya Insan Indonesia (karindo). Dinarni, Dian Studi Komparasi Kitab Taisir al-khallaq Karya Hafidz Hasan al-mas udi dan Wasaya al-aba li al-abna Karya Muhammad Syakir al-iskandar(studi Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak). Skripsi Thesis. Yogjakarta: UIN Sunan Kalijaga. Ensiklopedi Nasional Indonesia Jakarta: Cipta Adi Pustaka. Gunawan, Heri Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Hafidz, Kastolani Pendidikan Islam antara Tradisi dan Modernitas. STAIN Salatiga Press. Halim, Abdul, M.Nipan Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

102 IAIN, Walisongo Metodologi Pengajaran Agama. Semarang: Pustaka Pelajar Offset. Indris, Zahra dan lisma Pengantar pendidikan. Jakarta: Gasindo. Jumali, surtikanti, taurat Aly, & sundar Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University press. Mahfud, Choirul Pendidikan Multikultural. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Mahmud, Ali Abdul Halim Akhlak Mulia. Jakarta: Gema Insani Press. Muhadjir, Noeng Ilmu pendidikan dan perubahan sosial (suatu teori pendidikan). Yogjakarta: Rake Sarakin. Mujiono, Imam Ibadah dan Akhlak dalam Islam. Yogjakarta: UII Press Indonesia. Murtiningsih, Wahyu Biografi Para Imuwan Muslim. Yogyakarta: Insan Madani. Nazir, Moh Metode penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia. Pradopo, Rachmat Djoko Kritik Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta: Gema Media. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Siroj, Zaenuri dan A. Adib Al Arif Hebatnya Akhlak di Atas Ilmu dan Tahta.Surabaya: Bintang Books. Susilo, Muhammad Joko Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suwarno, Wiji Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Tafsir, Ahmad Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta: Sinar Grafika.

103 Usman, Basyiruddin Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers. Woodhouse, Mark Berfilsafat Sebuah Langkah Awal. Yogyakarta: Kanisius. Ya qub, Hamzah Etika Islam. Bandung: CV Diponegoro. Yamin, Martinis Paradigma pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press (GP Press). Yasin, Fatah Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam. Yogjakarta: UIN-Malang Press. Yunus, Mahmud Pokok-pokok Pendidikan dan pengajaran. Jakarta: Hindakarya Agung. Zainuddin dkk Seluk-Beluk Pendidikan Al-Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara. Zuhairini dkk Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usana Offset Printing. ( www. Maktabahsamilah.com).

104

105

106

107 DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Identitas Diri 1. Nama : Muhammad Taslim 2. Tempat/tanggal lahir : Boyolali, 10 Desember Jenis kelamin : Laki-laki 4. Agama : Islam 5. Alamat : Jl. Baitul Muttaqin Desa Bandung Kec.Wonosegoro Kab Boyolali A. Pendidikan 1. RA Miftahul Ulum lulus tahun MI Miftahul Ulum lulus tahun MTs N Wonosegoro lulus tahun SMK IT Amtsilati Jepara lulus tahun SI IAIN Salatiga sampai sekarang Salatiga,12 Februaari 2016 Penulis, Muhammad Taslim

108

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi kehidupan manusia saat ini, pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya membimbing, mendidik, dan mengarahkan ke

Lebih terperinci

PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2012/2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan manusia, pendidikan mempunyai peran penting dalam usaha membentuk manusia yang berkualitas. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN)

PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN) PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN) SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor pokok untuk mencapai sukses dalam segala bidang baik berupa studi, kerja, hobi, atau aktivitas apapun adalah minat. Minat yang besar akan mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Di Indonesia, pendidikan dilakukan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kontemporer), Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hal. 7.

BAB I PENDAHULUAN. Kontemporer), Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hal. 7. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha investasi manusia yang sangat berharga bagi pembina dan kelangsungan bangsa dan negara. Pendidikan sesungguhnya merupakan pembibitan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. yang saling menghormati dan menghargai tidak akan terbentuk jika tidak

Bab I. Pendahuluan. yang saling menghormati dan menghargai tidak akan terbentuk jika tidak 1 Bab I Pendahuluan A. Latar belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa kesimpulan sebagai 1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FUNGSI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN POTENSI BERORGANISASI SISWA DI MA DARUL AMANAH SUKOREJO KENDAL

OPTIMALISASI FUNGSI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN POTENSI BERORGANISASI SISWA DI MA DARUL AMANAH SUKOREJO KENDAL OPTIMALISASI FUNGSI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN POTENSI BERORGANISASI SISWA DI MA DARUL AMANAH SUKOREJO KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL-FATIHAH

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL-FATIHAH NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL-FATIHAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Dalam Ilmu Tarbiyah Oleh: ANNA FATIHA NIM

Lebih terperinci

MANAJEMEN KESISWAAN DAN PENGEMBANGAN NILAI ISLAMI SISWA (Studi Empirik di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI

MANAJEMEN KESISWAAN DAN PENGEMBANGAN NILAI ISLAMI SISWA (Studi Empirik di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI MANAJEMEN KESISWAAN DAN PENGEMBANGAN NILAI ISLAMI SISWA (Studi Empirik di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi pengaruh dalam rangka mengembangkan potensi manusia menuju kepada kedewasaan diri agar mampu

Lebih terperinci

MOTIVASI WALI MURID MEMASUKKAN ANAKNYA DI TPQ AL- ANWAR DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH, SEMARANG TAHUN 2013/2014

MOTIVASI WALI MURID MEMASUKKAN ANAKNYA DI TPQ AL- ANWAR DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH, SEMARANG TAHUN 2013/2014 MOTIVASI WALI MURID MEMASUKKAN ANAKNYA DI TPQ AL- ANWAR DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH, SEMARANG TAHUN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pengertian yang lebih luas dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan mendewasakan siswa

Lebih terperinci

ADAB MURID TERHADAP GURU MENURUT IMAM AL-GHAZALI, SYEKH AZ-ZARNUJI DAN ABDULLAH NASHIH ULWAN OLEH RAHMATULLAH

ADAB MURID TERHADAP GURU MENURUT IMAM AL-GHAZALI, SYEKH AZ-ZARNUJI DAN ABDULLAH NASHIH ULWAN OLEH RAHMATULLAH ADAB MURID TERHADAP GURU MENURUT IMAM AL-GHAZALI, SYEKH AZ-ZARNUJI DAN ABDULLAH NASHIH ULWAN OLEH RAHMATULLAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H ADAB MURID TERHADAP GURU MENURUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama yang tinggi, selalu meletakkan pendidikan dan pada derajat yang tinggi. Adapun untuk memperoleh derajat manusia didunia adalah melalui ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

STRATEGI GURU PAI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP ISLAM AL TULUNGAGUNG SKRIPSI OLEH AHMAD AL BASTOMI NIM.

STRATEGI GURU PAI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP ISLAM AL TULUNGAGUNG SKRIPSI OLEH AHMAD AL BASTOMI NIM. STRATEGI GURU PAI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP ISLAM AL AZHAAR TULUNGAGUNG SKRIPSI OLEH AHMAD AL BASTOMI NIM. 2811123039 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya, BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Pendidikan yaitu mengajarkan segala sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya, maupun terhadap ketajaman

Lebih terperinci

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI OLEH: MASTURI NIM. 3211113120 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah fundamental dalam pembangunan bangsa dan merupakan bekal yang harus dimiliki oleh setiap generasi muda agar kelak dapat menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UUD RI Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat 3 menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT telah memberikan tuntunan hidup berupa Al Qur an dan Sunnah, sebagai pedoman yang sempurna, karena dalamnya terkandung hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik dalam keluarga,

Lebih terperinci

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( ) Kelompok 5 1. Azizatul Mar ati (14144600200) 2. Nur Ihsani Rahmawati (14144600186) 3. Nurul Fitria Febrianti (14144600175) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105

ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105 ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia, baik dalam keluarga,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan

Lebih terperinci

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Program Strata

Lebih terperinci

Oleh : Ahmad Abdillah NPM:

Oleh : Ahmad Abdillah NPM: PETUNJUK-PETUNJUK RASULULLAH SAW TERHADAP PENDIDIKAN PEMUDA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MASA KINI (Kajian terhadap Kitab al-hady an-nabawiy fi Tarbiyah al-aula d fi Ḍaui al-kita b wa as-sunnah)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan hal yang secara mutlak harus dilakukan karena melalui pendidikan manusia dapat menjadi manusia seutuhnya, yaitu manusia

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan Agama Islam Kesalehan Sosial Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN KESALEHAN SOSIAL Kesalehan sosial adalah suatu perilaku

Lebih terperinci

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari ah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan yang begitu pesat akibat dari pengaruh globalisasi yang melanda diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak menimbulkan

Lebih terperinci

BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT) DALAM MEMOTIVASI BELAJAR ANAK DI DESA DUKUH WRINGIN KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL

BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT) DALAM MEMOTIVASI BELAJAR ANAK DI DESA DUKUH WRINGIN KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT) DALAM MEMOTIVASI BELAJAR ANAK DI DESA DUKUH WRINGIN KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMK ISLAM 1 DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMK ISLAM 1 DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMK ISLAM 1 DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Tulungagung Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak dan kepribadian merupakan kebutuhan penting yang harus ditanamkan pada diri manusia. Akhlak mendapat derajat yang tinggi dalam Islam. Akhlak dapat merubah

Lebih terperinci

PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan lahir bersamaan dengan diciptakannya Nabi Adam As sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan Adam berdialog dengan Allah SWT. 1 Dialog

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam

Lebih terperinci

TELAAH DAKWAH TENTANG INSAN KAMIL DALAM BUKU "KONSEPSI MANUSIA MENURUT ISLAM"

TELAAH DAKWAH TENTANG INSAN KAMIL DALAM BUKU KONSEPSI MANUSIA MENURUT ISLAM TELAAH DAKWAH TENTANG INSAN KAMIL DALAM BUKU "KONSEPSI MANUSIA MENURUT ISLAM" SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI BERBASIS METODE PEMBIASAAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH MA ARIF PANJENG JENANGAN PONOROGO

PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI BERBASIS METODE PEMBIASAAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH MA ARIF PANJENG JENANGAN PONOROGO PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI BERBASIS METODE PEMBIASAAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH MA ARIF PANJENG JENANGAN PONOROGO SKRIPSI Diajukan kepada: Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan BAB IV ANALISIS A... P ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur Dimaksud dengan persepsi disini adalah tanggapan atau pendapat ulama pemimpin majelis taklim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan dan diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas.hampir semua orang

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN

PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

POLITIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Analisis Materi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Turunannya)

POLITIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Analisis Materi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Turunannya) POLITIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Analisis Materi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Turunannya) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan yang begitu cepat telah melahirkan manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan yang terus berkembang sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah pembelajaran sangat ditentukan keberhasilannya oleh masingmasing guru di kelas. Guru yang profesional dapat ditandai dari sejauh mana

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) PENDAPAT M. YUNAN NASUTION TENTANG KEKUATAN DOA TERHADAP PERKEMBANGAN ROHANIAH DALAM BUKU PEGANGAN HIDUP (ANALISIS MATERI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM) SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Akhlaq Pribadi Islami Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Abstraksi Akhlak memiliki pengertian yang sangat luas. Standar

Lebih terperinci

PENERAPAN AKAD WAKALAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT HUDATAMA SEMARANG CABANG SEKARAN TUGAS AKHIR

PENERAPAN AKAD WAKALAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT HUDATAMA SEMARANG CABANG SEKARAN TUGAS AKHIR PENERAPAN AKAD WAKALAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT HUDATAMA SEMARANG CABANG SEKARAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Meperoleh Gelar Ahli Madya Perbankan Syariah

Lebih terperinci

IMPLIKASI KONSEP MANUSIA TERHADAP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

IMPLIKASI KONSEP MANUSIA TERHADAP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM IMPLIKASI KONSEP MANUSIA TERHADAP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM (Telaah Teoritis Atas Pemikiran Hasan Langgulung) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DENGAN METODE QIRO ATI (STUDI KASUS PADA SISWA KELAS 5 DAN 6 DI SDN 1 MONTONGSARI WELERI KENDAL TAHUN AJARAN 2016/2017) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD ISLAM AL AZHAR 25 SEMARANG SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD ISLAM AL AZHAR 25 SEMARANG SKRIPSI IMPLEMENTASI PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD ISLAM AL AZHAR 25 SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. 1 Tingkah laku seseorang yang menggambarkan baik dan

Lebih terperinci

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15)

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15) HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S.1) Dalam Ilmu

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH TERPADU (SDMT) PONOROGO SKRIPSI. Oleh: Riza Zain Prastian NIM.

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH TERPADU (SDMT) PONOROGO SKRIPSI. Oleh: Riza Zain Prastian NIM. MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH TERPADU (SDMT) PONOROGO SKRIPSI Oleh: Riza Zain Prastian NIM.11111462 FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT 30-31 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM (studi kasus pada mahasiswi Fakultas Syari ah Jurusan Ekonomi Islam angkatan 2009 IAIN Walisongo Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

PEMBIAYAAN MIKRO SANITASI DENGAN AKAD MURABAHAH. (Studi Kasus di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Kaliori)

PEMBIAYAAN MIKRO SANITASI DENGAN AKAD MURABAHAH. (Studi Kasus di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Kaliori) PEMBIAYAAN MIKRO SANITASI DENGAN AKAD MURABAHAH (Studi Kasus di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Kaliori) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli

Lebih terperinci

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM:

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM: PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENCAPAIAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan

Lebih terperinci

MOTIVASI SISWA DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI SMP NURIS JEMBER

MOTIVASI SISWA DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI SMP NURIS JEMBER MOTIVASI SISWA DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI SMP NURIS JEMBER SKRIPSI Oleh Rif an Lubis NIM. 084 111 261 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur pendidik dalam suatu proses pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda, yaitu sebagai pengajar dan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) STUDI KORELASI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VIII SMP N 4 CEPIRING KENDAL TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan hal yang sangat terpenting dalam hidup dan kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat dibimbing dididik, dilatih dan diarahkan

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGURANGAN TAKARAN DALAM JUAL BELI BENSIN ECERAN DI JALAN MEDOHO RAYA KELURAHAN SAMBIREJO SEMARANG

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGURANGAN TAKARAN DALAM JUAL BELI BENSIN ECERAN DI JALAN MEDOHO RAYA KELURAHAN SAMBIREJO SEMARANG TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGURANGAN TAKARAN DALAM JUAL BELI BENSIN ECERAN DI JALAN MEDOHO RAYA KELURAHAN SAMBIREJO SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI PELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN DI SMP HASANUDDIN 7 SEMARANG SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI PELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN DI SMP HASANUDDIN 7 SEMARANG SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI PELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN DI SMP HASANUDDIN 7 SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang binasa. 1 Keluarga merupakan satu elemen terkecil dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak ketika pertama kali lahir kedunia dan melihat apa yang ada didalam rumah dan sekelilingnya, tergambar

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MELALUI ILMU BELADIRI PENCAK SILAT

PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MELALUI ILMU BELADIRI PENCAK SILAT PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MELALUI ILMU BELADIRI PENCAK SILAT (Studi Pada Lembaga Beladiri Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Kota Semarang) SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT MUHAMMAD IBNU ABDUL HAFIDH SUWAID DAN THOMAS LICKONA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT MUHAMMAD IBNU ABDUL HAFIDH SUWAID DAN THOMAS LICKONA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT MUHAMMAD IBNU ABDUL HAFIDH SUWAID DAN THOMAS LICKONA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA SKRIPSI Oleh : DEWI SRI NGAJIATI NPM : 20130720033 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Secara fitrah manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling bergantung satu sama lain. Dengan fitrah tersebut, maka manusia akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan upaya terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang mandiri, bertanggung

Lebih terperinci

ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI

ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PERANAN FORUM KOMUNIKASI PENDIDIKAN AL-QUR AN (FKPA) DALAM PEMBINAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN. Di Desa Randusari Kecamatan Teras Boyolali

PERANAN FORUM KOMUNIKASI PENDIDIKAN AL-QUR AN (FKPA) DALAM PEMBINAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN. Di Desa Randusari Kecamatan Teras Boyolali PERANAN FORUM KOMUNIKASI PENDIDIKAN AL-QUR AN (FKPA) DALAM PEMBINAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN Di Desa Randusari Kecamatan Teras Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI RA AL-HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN

EVALUASI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI RA AL-HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN EVALUASI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI RA AL-HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN 2011-2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program

Lebih terperinci

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh: JOHAN EKA SAPUTRA NIM. 3211113099 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

PELAKSANAAN METODE KETELADAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20010/2011 SKRIPSI

PELAKSANAAN METODE KETELADAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20010/2011 SKRIPSI PELAKSANAAN METODE KETELADAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20010/2011 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.

Lebih terperinci

PERAN ORANG TUA MUSLIM JAWA DALAM PENDIDIKAN SEKS ANAK REMAJA DI PADUKUHAN PUNDONG III DESA TIRTOADI KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN

PERAN ORANG TUA MUSLIM JAWA DALAM PENDIDIKAN SEKS ANAK REMAJA DI PADUKUHAN PUNDONG III DESA TIRTOADI KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN PERAN ORANG TUA MUSLIM JAWA DALAM PENDIDIKAN SEKS ANAK REMAJA DI PADUKUHAN PUNDONG III DESA TIRTOADI KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Oleh: WAHYU PRASTIYANI NPM: 20100720022 FAKULTAS AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUASAAN MATERI AQIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS V MI ISLAMIYAH BULUSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN

PENGARUH PENGUASAAN MATERI AQIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS V MI ISLAMIYAH BULUSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN PENGARUH PENGUASAAN MATERI AQIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS V MI ISLAMIYAH BULUSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2012 / 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Akhlaq Sosial Islami Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Abstraksi Akhlak memiliki pengertian yang sangat luas. Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan di muka bumi ini selain menjadi makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai makhluk sosial harus

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENIPUAN DAN MANIPULASI PASAR DI PASAR MODAL

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENIPUAN DAN MANIPULASI PASAR DI PASAR MODAL TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENIPUAN DAN MANIPULASI PASAR DI PASAR MODAL (Studi Atas Pasal 90-93 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI PADA SISWA KELAS 4 DI SD MUHAMMADIYAH KARANGTENGAH SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu

Lebih terperinci

PERANAN ORANG TUA DALAM MEMBINA KECERDASAN SPIRITUAL ANAK DALAM KELUARGA DI KELURAHAN SUGIHWARAS KECAMATAN PEKALONGAN TIMUR KOTA PEKALONGAN

PERANAN ORANG TUA DALAM MEMBINA KECERDASAN SPIRITUAL ANAK DALAM KELUARGA DI KELURAHAN SUGIHWARAS KECAMATAN PEKALONGAN TIMUR KOTA PEKALONGAN PERANAN ORANG TUA DALAM MEMBINA KECERDASAN SPIRITUAL ANAK DALAM KELUARGA DI KELURAHAN SUGIHWARAS KECAMATAN PEKALONGAN TIMUR KOTA PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Lebih terperinci

PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN

PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak akan terbentuk secara efektif apabila ditanamkan sejak usia dini. Hal tersebut untuk membekali anak agar lebih matang menghadapi permasalahan kehidupan.

Lebih terperinci

MOTTO. Siapa saja yang mempekerjakan seorang pekerja, hendaklah ia memberitahukan upahnya. (HR. Al-Baihaqi) 1

MOTTO. Siapa saja yang mempekerjakan seorang pekerja, hendaklah ia memberitahukan upahnya. (HR. Al-Baihaqi) 1 MOTTO م ن إ س ت أ ج ر أ ج ي ر ا ف ل ي ع ل م ه أ ج ر ه Siapa saja yang mempekerjakan seorang pekerja, hendaklah ia memberitahukan upahnya. (HR. Al-Baihaqi) 1 أ ع ط و ا األ ج ي ر أ ج ر ه ق ب ل أ ن ي ف ع

Lebih terperinci

PERAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN PASIEN RAWAT INAP AKAN HIKMAH SAKIT DI RSI KENDAL SKRIPSI

PERAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN PASIEN RAWAT INAP AKAN HIKMAH SAKIT DI RSI KENDAL SKRIPSI PERAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN PASIEN RAWAT INAP AKAN HIKMAH SAKIT DI RSI KENDAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan pendidikan sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perubahan akhlak pada anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara umum berarti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupannya pada taraf hidup yang lebih baik.

Lebih terperinci