BAB III PERANCANGAN ALAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERANCANGAN ALAT"

Transkripsi

1 21 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Rangkaian Rangkaian Pen- Charge Baterei Batere ADC Relay Rangkaian Setting Nilai Minimum Rangkaian Setting Nilai Maksimum Rangakaian Keypad MikrokontrolerAT89S51 Display Gambar 3.1 Diagram blok rangkaian Pada diagram blok di atas, mikrokrontroler AT89S51 sebagai pusat kendali dari seluruh sistem dihubungkan dengan 4 input dan 2 output. Input yang pertama berasal dari ADC, dimana input ADC ini dihubungkan dengan positip, maka tegangan pada baterei akan diubah menjadi data biner oleh ADC sebagai outputnya, dan kemudian oleh ADC data ini akan diinputkan ke mikrokontroler AT89S51. Dengan demikian mikrokontroler akan mengetahui nilai tegangan dari betere. Input yang kedua berasal dari rangkaian setting nilai minimum. Rangkaian ini berfungsi untuk memberikan nilai minimum ke mikrokontroler AT89S51. Dengan demikian nilai minimum dapat diubah-ubah. Sehingga mikrokontroler dapat

2 22 membandingkan nilai yang diterimanya dari ADC dengan nilai yang diterima dari rangkaian ini. Input yang ketiga dari rangkaian setting nilai masksimum. Rangkaian ini berfungsi untuk memberikan nilai maksimum ke mikrokontroler AT89S51. Sehingga mikrokontroler dapat membandingkan nilai yang diterimanya dari ADC dengan nilai yang diterima dari rangkaian ini. Input yang empat merupakan input dari keypad. keypad ini berfungsi sebagai tombol setting untuk memasukkan nilai maksimum dan nilai minimum dan run (menjalankan program pembacaan nilai ADC). Mikrokontroler juga dihubungkan dengan display seven segmen. Displai ini akan menampilkan nilai tegangan baterei. Relay pada rangkaian ini berfungsi untuk memutuskan/menghubungkan antara rangkaian pen-charge baterei dengan baterei. 3.2 Rangkaian Pen-Charge Batere Rangkaian pen-charge baterei pada alat ini berfungsi untuk men-charge baterei ketika baterei dalam keadaan kosong. Gambar rangkaian pen-charge baterei ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut ini: 220 V AC 0 V 18 V 18 V CT 330 Relay ( - ) Baterei LED1 Gambar 3.2 Rangkaian Pen-charge baterei

3 23 Komponen utama pada rangkaian ini adalah dua buah dioda penyearah. Dioda ini dihubungkan ke output trafo stepdown pada tegangan 18 volt. Dengan menggunakan dua buah dioda ini, maka tegangan bolak-balik yang dihasilkan oleh travo akan disearahkan oleh dioda penyearah tersebut. Komponen lainnya yang ada pada rangkaian pen-charge baterei ini adalah sebuah resistor 330 ohm dan sebuah LED. Resistor berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir ke LED. Sedangkan LED tersebut berfungsi sebagai indikator dari rangkaian. Rangkaian ini akan dihubungkan ke relay, sehingga dengan demikian dengan mengaktipkan/menonaktipkan relay, maka hubungan rangkaian ini ke baterei dapat dihubungkan atau diputuskan. 3.3 Rangkaian ADC Rangkaian ADC pada alat ini berfungsi untuk mengubah tegangan yang dihasilkan oleh baterei menjadi 8 bit data biner. Gambar rangkaian ADC ini ditunjukkan pada gambar 3.3 berikut ini: VCC 5V 1 K 10k ADC0804 CS VCC P3.7 (AT89S51) (+) Baterei 10k 2 K 150nF 1 K RD WR CLK IN INTR V IN (+) V IN (-) A GND V REF/2 D GND CLK R D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 P2.0 (AT89S51) P2.1 (AT89S51) P2.2 (AT89S51) P2.3 (AT89S51) P2.4 (AT89S51) P2.5 (AT89S51) P2.6 (AT89S51) P2.7 (AT89S51) Gambar 3.3 Rangkaian ADC

4 24 Komponen utama pada rangkaian ADC adalah IC ADC0804. Input rangkaian ini berasal dari (+) baterei. Rangkaian ini akan mengubah tegangan yang dihasilkan oleh baterei menjadi 8 bit data biner sebagai outputnya. Output dari ADC akan dihubungkan ke mikrokontroler AT89S51. Dengan demikian setiap perubahan data output yang dihasilkan oleh ADC dapat dikenali oleh mikrokontroler. 3.4 Rangkaian Relay Rangkaian relay pada alat ini berfungsi untuk memutuskan atau menghubungkan rangkaian pen-charge batere dengan batere yang akan di-charge. Gambar rangkaian relay ini ditunjukkan pada gambar 3.3 berikut ini: VCC 12V Charger Relay Dioda ( + ) Baterei K VCC 2SA733 12V 10k 2SC k P3.5 AT89S51 1.0k 10k LED1 Gambar 3.4 Rangkaian relay Output dari relay yang satu dihubungkan ke batere dan yang lainnya dihubungkan ke rangkaian pen-charge batere. Hubungan yang digunakan adalah normally open. Prinsip kerja rangkaian ini pada dasarnya memanfaatkan fungsi transistor sebagai saklar elektronik. Tegangan atau sinyal pemicu dari transistor berasal dari mikrokontroler Port 3.5 (P3.5). Pada saat logika pada port 3.5 adalah

5 25 tinggi (high), maka transistor mendapat tegangan bias dari kaki basis. Dengan adanya tegangan bias ini maka transistor akan aktip (saturation), sehingga adanya arus yang mengalir ke kumparan relay. Hal ini akan menyebabkan sakar pada relay menjadi tertutup, sehingga rangkaian pen-charge batere akan terhubung ke batere (terjadi proses pen-chargeran). Begitu juga sebaliknya pada saat logika pada P3.5 adalah rendah (low) maka relay tidak dialiri arus. Hal ini akan menyebabkan saklar pada relay terbuka, sehingga hubungan antara rangkaian pen-charge batere dengan batere akan terputus (tidak terjadi proses pen-chargeren). 3.5 Rangkaian Setting Nilai Minimum dan Maksimum Rangkaian ini berfungsi untuk mensetting nilai minimum dan nilai maksimum. Dengan menggunakan rangkaian ini, maka nilai minimum dan nilai maksimum dapat diubah-ubah. Rangkaian setting nilai maksimum ini ditunjukkan pada gambar 3.5 berikut ini : VCC 5V 10k 1 0 P0.0 P B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 A1 2 A2 3 A3 4 A4 5 A5 6 A6 7 A7 8 A8 9 DIR 1 ~G 19 P1.1 74ALS245AN VCC 5V Deep Switch Gambar 3.5 Rangkaian Setting Nilai Maksimum

6 26 Komponen utama dari rangkaian ini adalah sebuah deepswitch dan sebuah IC 74LS245. Pada rangakain ini kaki 1 dari IC 74LS245 yang merupakan direction control dihubungkan ke VCC, sehingga arah pembacaan data berasal dari A menuju ke B (A berfungsi sebagai input dan B berfungsi sebagai output). Kaki 19 yang merupakan enable dihubungkan ke mikrokontroler, sehingga IC ini dapat diaktipkan atau dinonaktipkan dengan menggunakan program yang diisikan ke mikrokontroler AT89S51. Input IC 74LS245 ini berasal dari deepswitch, dimana deepswitch ini berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan hubungan input ke ground dengan cara menggeser posisi switch pada deepswitch tersebut. Rangkaian setting nilai minimum sama dengan rangkaian setting nilai maksimum. Perdedaannya hanya terletak pada hubungan enablenya. Jika pada rangkaian setting nilai maksimum enable dihubungkan dengan P1.1, maka pada rangkaian setting nilai minimum enable dihubungkan dengan P1.0. Dengan demikian maka kedua rangkaian ini dapat diaktipkan/dinonaktipkan melalui program yang diisikan ke mikrokontroler. 3.6 Rangkaian Keypad Rangkaian keypad ini berfungsi sebagai tombol-tobol setting. Pada alat ini terdapat 4 rangkaian keypad, yang masing-masing mempunyai fungsi sebagai tombol setting, tombol nilai maksimum, tombol nilai minimum dan tombol run. Ketika terjadi penekanan pada tombol setting, maka program akan menghentikan pembacaan nilai dari ADC dan mengalihkan pembacaan ke rangkaian setting nilai maksimum dan nilai minimum. Saat terjadi penekanan tombol setting nilai maksimum, maka program akan membaca input nilai maksimum dan menampilkannya pada display. Demikian juga ketika terjadi penekanan pada tombol nilai minimum, maka program akan

7 27 menampilkan nilai minimum pada display. Dan saat ada penekanan pada tombol run, maka program akan kembali menampilkan pembacaan nilai dari ADC. Rangkaian keypad ditunjukkan oleh gambar 3.6 berikut ini : VCC 5V VCC 10k Keypad 1 0 P3.2 AT89S51 Gambar 3.6 Rangkaian keypad Rangkaian keypad ini terdiri dari sebuah keypad yang salah satu pinnya dihubungkan ke ground dan pin yang laindihubungkan ke VCC dan P3.2, sehingga ketika tidak terjadi penekanan keypad maka P3.2 akan mendapatkan logika high dan sebaliknya saat terjadi penekanan pada keypad, maka P3.2 akan mendapatkan logika low. 3.7 Rangkaian LED Indikator Rangkaian ini berfungsi sebagai indikator ketika terjadi penekanan pada salah satu tombol setting. Pada alat yang dibuat terdapat 3 buah rangkaian LED indikator, yaitu sebagai indikator ketika ada penekanan pada tombol setting, sebagai indikator ketika ada penekanan tombol setting nilai maksimum dan sebagai indikator ketika ada penekanan tombol setting nilai minimum.

8 28 Rangkaian LED indikator datunjukkan oleh gambar 3.7 berikut ini : 5V P1.7 AT89S51 1.0k 2SA733 10k LED1 330 Gambar 3.7 Rangkaian LED indikator Prinsip kerja rangkaian ini pada dasarnya memanfaatkan fungsi transistor sebagai saklar elektronik Tegangan atau sinyal pemicu dari transistor berasal dari mikrokontroler Port 1.7. Pada saat logika pada port 1.7 adalah tinggi (high), maka transistor mendapat tegangan bias dari kaki basis. Dengan adanya tegangan bias ini maka transistor akan aktip (saturation) sehingga LED akan menyala. Demikian juga sebaliknya, Pada saat logika pada port 1.7 adalah rendah (low), maka transistor tidak mendapat tegangan bias dari kaki basis. Tanpa adanya tegangan bias ini maka transistor tidak akan aktip (saturation) sehingga LED akan mati. 3.8 Rangkaian Display Seven Segmen Rangkaian display seven segmen ini berfungsi untuk menampilkan nilai tegangan dari baterei, dan juga menampilkan nilai maksimum dan minimum dari rangkaian setting nilai maksimum dan minimum.

9 29 Rangkaian display seven segmen ditunjukkan pada gambar 3.8 berikut ini : VCC 5V SEVEN_SEG_DISPLAY SEVEN_SEG_DISPLAY SEVEN_SEG_DISPLAY A B CDE FG A B CDE FG A B CDE FG Out Clock In D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D Out Clock In D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D Out Clock In D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D P3.0 AT89S51 Gambar 3.8 Rangkaian Display Seven Segmen P3.1 AT89S51 Display ini menggunakan 3 buah seven segmen yang dihubungkan ke IC 4094 yang merupakan IC serial to paralel. IC ini akan merubah 8 bit data serial yang masuk menjadi keluaran 8 bit data paralel. Rangkaian ini dihubungkan dengan P3.0 dan P3.1 AT89S51. P3.0 merupakan fasilitas khusus pengiriman data serial yang disediakan oleh mikrokontroler AT89S51. Sedangkan P3.1 merupakan sinyal clock untuk pengiriman data serial. Dengan menghubungkan P3.0 dengan IC serial to paralel (IC 4094), maka data serial yang dikirim akan diubah menjadi data paralel. Kemudian IC 4094 ini dihubungkan dengan seven segmen agar data tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk angka. Seven segmen yang digunakan adalah aktip low, ini berarti segmen akan hidup jika diberi data low (0) dan segmen akan mati jika diberi data high (1).

10 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 Rangkaian mikrokontroler ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh rangkaian yang ada pada alat ini. Gambar rangkaian mikrokontroler AT89S51 ditunjukkan pada gambar 3.9 berikut ini : AT89S P1.0 Vcc 2 P P0.0 (AD0) P P0.1 (AD1) P P0.2 (AD2) P P0.3 (AD3) P P0.4 (AD4) P P0.5 (AD5) P P0.6 (AD6) 9 32 RST P0.7 (AD7) VCC 5V 30pF XTAL 12 MHz pF 10 P3.0 (RXD) 11 P3.1 (TXD) 12 P3.2 (INT0) 13 P3.3 (INT1) 14 P3.4 (T0) 15 P3.5 (T1) 16 P3.6 (WR) 17 P3.7 (RD) 18 XTAL2 19 XTAL1 20 GND 31 EA/VPP 30 ALE/PROG 29 PSEN 28 P2.7 (A15) 27 P2.6 (A14) 26 P2.5 (A13) 25 P2.4 (A12) 24 P2.3 (A11) 23 P2.2 (A10) 22 P2.1 (A9) 21 P2.0 (A8) Gambar 3.9 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler ini memiliki 32 port I/O, yaitu port 0, port 1, port 2 dan port 3. Pin 40 dihubungkan ke sumber tegangan 5 volt. Dan pin 20 dihubungkan ke ground. Rangkaian mikrokontroler ini menggunakan komponen kristal 12 MHz sebagai sumber clocknya. Nilai kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler dalam mengeksekusi suatu perintah tertentu.

11 Rangkaian Power Supplay (PSA) Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian, sedangkan keluaran 12 volt digunakan untuk mengaktipkan relay. Rangkaian power supplay ditunjukkan pada gambar 3.9 berilut ini : TIP32C LM7805CT 12 Volt Vreg 220V 50Hz 0Deg 1N5392GP 100ohm IN OUT 5 Volt 330ohm 1N5392GP 2200uF 1uF 100uF TS_PQ4_12 Gambar 3.10 Rangkaian Power Supplay (PSA) Trafo CT merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 µf. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi untuk mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran 2 buah dioda penyearah.

12 Perancangan Perangkat Lunak (Software) Diagram alir pemrogramam adalah sebagai berikut: Mulai Baca Tegangan Batere (V) Tampilkan Nilai Tegangan Baterei V < Nilai Minimum Tdk Ya Aktipkan Relay V > Nilai Maksimum Ya Non_aktipkan Relay Tidak Penekanan Tbl Setting Tidak Ya Tbl Setting Minimum Baca Nilai Minimum Ya Tampilkan Nilai Minimum Tidak Tbl Setting Maksimum Ya Baca Nilai Minimum Tampilkan Nilai Minimum Tidak Tombol Run Tidak Ya

13 33 Pada saat power dihidupkan, maka program akan langsung membaca nilai ADC yang merupakan nilai dari tegangang batere. Kemudian program akan menampilkan nilai dari tegangan tersebut pada display seven segmen. Setelah itu program akan membandingkan nilai tegangan batere dengan nilai minimum yang disetting pada rangkaian, jika tidak sama, maka program akan membandingkan dengan nilai maksimum, jika tidak sama maka program akan melihat apakah ada penekanan pada tombol setting, jika tidak ada, maka program akan kembali membaca nilai tegangan baterei kemudian menampilkannya. Jika nilai tegangan baterei sama dengan nilai minimum, yang berarti batere telah lemah, maka program akan mengaktipkan relay, untuk men-charge baterei tersebut. Selanjutnya program akan kembali membaca nilai tegangan batere dan menampilkannya. Jika nilai tegangan baterei sama dengan nilai maksimum, yang berarti batere telah penuh, maka program akan menonaktipkan relay. Dengan demikian maka hubungan batere dengan rangkaian pen-charge batere terputus sehingga proses penchargeran terhenti. Selanjutnya program akan kembali membaca nilai tegangan batere dan menampilkannya. Jika terjadi penekanan pada tombol setting, maka selanjutnya program akan melihat penekanan pada tombol setting minimum, jika tidak ada penekanan, maka program akan melihat penekanan pada tombol setting maksimum, jika tidak ada maka program akan melihat penekanan pada tombol run, jika tidak ada juga, maka program akan kembali melihat penekanan pada tombol setting minimum. Jika terjadi penekanan pada tombol setting minimum, maka program akan membaca nilai minimum yang dihasilkan oleh rangkaian setting nilai minimum,

14 34 kemudian menampilkannya pada display. Selanjutnya program akan kembali melihat penekanan tombol minimum. Jika terjadi penekanan pada tombol setting maksimum, maka program akan membaca nilai maksimum yang dihasilkan oleh rangkaian setting nilai maksimum, kemudian menampilkannya pada display. Selanjutnya program akan kembali melihat penekanan tombol minimum. Jika terjadi penekanan pada tombol Run, maka program akan kembali ke rutin awal untuk membaca nilai tegangan baterei dan menampilkannya.

15 35 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1 Pengujian Rangkaian Charger Baterei Pengujian pada bagian rangkaian charger baterei ini dapat dilakukan dengan mengukur tegangan keluaran dari rangkaian ini dengan menggunakan volt meter digital. Dari hasil pengujian diperoleh tegangan keluaran sebesar 15,886 volt. Tegangan ini cukup untuk mencharger baterei, karena untuk mencahrger baterei dibutuhkan tegangan yang lebih besar dari 13,7 volt 4.2 Pengujian Rangkaian Relay Pengujian rangkaian relay dapat dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt dan 0 volt pada basis transistor C945. Transistor C945 merupakan transistor jenis NPN, transistor jenis ini akan aktip jika pada basis diberi tegangan > 0,7 volt dan tidak aktip jika pada basis diberi tegangan < 0,7 volt. Aktipnya transistor akan mengaktipkan relay. Pada alat ini relay digunakan untuk memutuskan hubungan baterei dengan charger, dimana hubungan yang digunakan adalah normally open (NO), dengan demikian jika relay tidak aktip maka hubungan baterei ke charger akan terputus, sebaliknya jika relay aktip, maka baterei dengan charger akan terhubung. Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt pada basis transistor, jika relay aktip dan rangkaian charger terhubung ke baterei maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik.

16 Pengujian Rangkaian Keypad Pengujian rangkaian ini dilakukan dengan cara menekan keypad. Pada saat keypad tidak ditekan, maka tegangan output dari rangkaian ini sebesar 5 volt. Namun saat keypad ditekan, maka tegangan output dari rangkaian ini sebesar 0 volt. Dengan demikian maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik. 4.4 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 Pengujian rangkaian mikrokontroler dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ini dengan sebuah transistor A733 yang dihubungkan dengan sebuah LED indikator, dimana transistor disini berfungsi sebagai saklar untuk mengendalikan hidup/mati LED. Dengan demikian LED akan menyala jika transistor aktip dan sebaliknya LED akan mati jika transistor tidak aktip. Tipe transistor yang digunakan adalah PNP A733, dimana transistor ini akan aktip (saturasi) jika pada basis diberi tegangan 0 volt (logika low) dan transistor ini akan tidak aktip jika pada basis diberi tegangan 5 volt (logika high). Basis transistor ini dihubungkan ke pin I/O mikrokontroler yaitu pada kaki 8 (P1.7). Langkah selanjutnya adalah mengisikan program sederhana ke mikrokontroler AT89S51. Programnya adalah sebagai berikut : Loop: Cpl P1.7 Acall tunda sjmp loop tunda: mov r7,#255 tnd:

17 37 mov r6,#255 djnz r6,$ djnz r7,tnd Program di atas akan mengubah logika yang ada pada P1.7 selama selang waktu tunda. Jika logika pada P1.7 high maka akan diubah menjadi low, demikian jiga sebaliknya jika logika pada P1.7 low maka akan diubah ke high, demikian seterusnya. Logika low akan mengaktipkan transistor sehingga LED akan menyala dan logika high akan menonaktipkan transistor, sehingga LED padam. Dengan demikian program ini akan membuat LED berkedip terus-menerus. Jika LED telah berkedip terus menerus sesuai dengan program yang diinginkan, maka rangkaian mikrokontroler telah berfungsi dengan baik. 4.5 Pengujian Rangkaian Display Seven Segmen Pengujian pada rangkaian ini dapat dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ini dengan rangkaian mikrokontroler, kemudian memberikan data tertentu pada port serial dari mikrokontroler. Seven segmen yang digunakan adalah common anoda, dimana semen akan menyala jika diberi logika 0 dan sebaliknya segmen akan mati jika diberi logika 1. Dari hasil pengujian diperoleh data yang harus dikirimkan ke port serial untuk menampilkan angka desimal adalah sebagai berikut:

18 38 Angka Data yang dikirim 1 0ECH 2 18H 3 88H 4 0C4H 5 82H 6 02H 7 0E8H 8 0h 9 80H 0 20H Program yang diisikan pada mikrokontroler untuk menampilkan nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut: bil0 equ 20h bil1 equ 0ech bil2 equ 18h bil3 equ 88h bil4 equ 0c4h bil5 equ 82h bil6 equ 02h bil7 equ 0e8h bil8 equ 0h bil9 equ 80h Loop: mov sbuf,#bil0 Jnb ti,$ Clr ti sjmp loop

19 39 Program di atas akan menampilkan angka 0 pada semua seven segmen. Sedangkan untuk menampilkan 3 digit angka yang berbeda pada seven segmen adalah dengan mengirimkan ke 3 data angka yang akan ditampilkan pada seven segmen. Programnya adalah sebagai berikut : Loop: mov sbuf,#bil1 Jnb ti,$ Clr ti mov sbuf,#bil2 Jnb ti,$ Clr ti mov sbuf,#bil3 Jnb ti,$ Clr ti sjmp loop Program di atas akan menampilkan angka 1 pada seven segmen ketiga, angka 2 pada seven segmen kedua dan angka 3 pada seven segmen pertama. 4.6 Pengujian Rangkaian Setting Nilai Minimum dan Maksimum Pengujian pada rangkaian ini dapat dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ini dengan rangkaian mikrokontroler yaitu pada port 0 (P0), kemudian rangkaian mikrokontroler dihubungkan dengan rangkaian display seven segmen. Mikrokontroler diisi dengan program untuk membaca nilai yang ada pada rangkaian setting, kemudian hasil pembacaannya ditampilkan pada display seven segmen.

20 40 Program yang diisikan ke mikrokontroler adalah sebagai berikut : mov a,p0 mov b,#100 div ab mov 70h,a mov a,b mov b,#10 div ab mov 71h,a mov 72h,b Program di atas akan memerintahkan mikrokontroler untuk mengambil data pada port 0, dimana port 0 dihubungkan ke rangkaian setting. Kemudian nilai ini akan dibagi dengan 100 dan hasilnya disimpan pada alamat 70h untuk kemudian nilai ini akan dikirimkan pada seven segmen pertama sebagai nilai ratusan. Sisa dari pembagian tersebut akan dibagikan lagi dengan 10 kemudian hasilnya disimpan pada alamat 71h untuk kemudian nilai ini akan dikirimkan pada seven segmen kedua sebagai nilai puluhan dan sisanya akan disimpan pada alamat 72h untuk kemudian dikirimkan pada seven segmen ketiga sebagai nilai satuan. Pengujian selanjutnya dilakukan dengan mengubah posisi switch pada deepswitch. Pada saat posisi minimum, yaitu posisi dimana semua switch dihubungkan ke ground, maka display akan menunjukkan nilai Kemudian pada saat posisi maksimum, yaitu posisi dimana semua switch dihubungkan ke VCC, maka display akan menunjukkan nilai Dengan demikian maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik.

21 Pengujian Rangkaian ADC Pengujian pada bagian rangkaian ADC ini dapat dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ADC ini dengan rangkaian mikrokontroler. Selanjutnya rangkaian mikrokontroler dihubungkan dengan rangkaian display seven segmen. Mikrokontroler diisi dengan program untuk membaca nilai yang ada pada rangkaian ADC, kemudian hasil pembacaannya ditampilkan pada display seven segmen. Program yang diisikan ke mikrokontroler ini hampir sama dengan program pada pengujian rangkaian setting, bedanya hanya pada port yang digunakan, jika pada rangkaian setting port yang digunakan adalah port 0, maka pada rangkaian ADC port yang digunakan adalah port 2. Programnya adalah sebagai berikut : mov a,p2 mov b,#100 div ab mov 70h,a mov a,b mov b,#10 div ab mov 71h,a mov 72h,b Pengujian selanjutnya dilakukan dengan memberikan tegangan 0 volt pada input ADC (kaki 6 ADC0804), maka display akan menunjukkan nilai Kemudian memberikan tegangan 5 volt pada input ADC (kaki 6 ADC0804), maka display akan menunjukkan nilai Dengan demikian maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik.

22 PROGRAM Program Intelegent Charger Menggunakan Setting Max dan Min bil0 equ 20h bil1 equ 0ech bil2 equ 18h bil3 equ 88h bil4 equ 0c4h bil5 equ 82h bil6 equ 02h bil7 equ 0e8h bil8 equ 0h bil9 equ 80h Utama: jb p3.2,terus acall setting sjmp Utama setting: clr p1.7 jb p1.4,n_min clr p1.6 setb p1.5 setb p1.0 clr p1.1 mov a,p0 acall display sjmp setting n_min: jb p1.3,run clr p1.5 setb p1.6 setb p1.1 clr p1.0 mov a,p0 acall display sjmp setting run: jb p1.2,setting setb p1.0 setb p1.1 setb p1.7 setb p1.6 setb p1.5

23 43 sjmp utama terus: acall display mov a,p2 setb p1.1 clr p1.0 cjne a,p0,cekcarry1 setb p3.6 sjmp utama cekcarry1: mov 77h,a mov a,psw anl a,#80h cjne a,#80h,relay setb p3.6 sjmp utama relay: mov a,77h setb p1.0 clr p1.1 cjne a,p0,utama clr p3.6 sjmp utama display: mov b,#100 div ab mov 70h,a mov a,b mov b,#10 div ab mov 71h,a mov 72h,b mov r0,70h acall konversi mov 73h,r1 ;73h nilai satuan des mov r0,71h acall konversi mov 74h,r1 ;74h nilai puluhan des mov r0,72h acall konversi mov 75h,r1 ;75h nilai ratusan des acall kirim_disp

24 44 konversi: cjne r0,#0,satu mov r1,#bil0 satu: cjne r0,#1,dua mov r1,#bil1 dua: cjne r0,#2,tiga mov r1,#bil2 tiga: cjne r0,#3,empat mov r1,#bil3 empat: cjne r0,#4,lima mov r1,#bil4 lima: cjne r0,#5,enam mov r1,#bil5 enam: cjne r0,#6,tujuh mov r1,#bil6 tujuh: cjne r0,#7,delapan mov r1,#bil7 delapan: cjne r0,#8,sembilan mov r1,#bil8 sembilan: cjne r0,#9,konversi mov r1,#bil9 kirim_disp: mov sbuf,75h jnb ti,$ clr ti mov sbuf,74h jnb ti,$

25 45 clr ti mov sbuf,73h jnb ti,$ clr ti tunda: mov r7,#255 tnd: mov r6,#255 djnz r6,$ djnz r7,tnd Program Traffic Light Menggunakan Catu Daya Baterei Hijau1 Bit P0.5 kuning1 Bit P0.4 Merah1 Bit P0.3 Hijau2 Bit P0.0 kuning2 Bit P0.1 Merah2 Bit P0.2 Hijau3 Bit P2.7 kuning3 Bit P0.7 Merah3 Bit P0.6 Hijau4 Bit P2.4 kuning4 Bit P2.5 Merah4 Bit P2.6 Sensor Bit P3.2 Relay Bit P3.3 Mov P0,#0 Mov p2,#0 Clr Relay Utama: Mov P0,#0 Mov p2,#0 Setb Hijau1 Setb Merah2 Setb Merah3 Setb Merah4 acall Cek_Suhu Mov P0,#0 Mov p2,#0 Setb Kuning1 Setb Merah2 Setb Merah3

26 46 Setb Merah4 acall Cek_Suhu Mov P0,#0 Mov p2,#0 Setb Hijau2 Setb Merah1 Setb Merah3 Setb Merah4 acall Cek_Suhu Mov P0,#0 Mov p2,#0 Setb Kuning2 Setb Merah1 Setb Merah3 Setb Merah4 acall Cek_Suhu Mov P0,#0 Mov p2,#0 Setb Hijau3 Setb Merah2 Setb Merah1 Setb Merah4 acall Cek_Suhu Mov P0,#0 Mov p2,#0 Setb Kuning3 Setb Merah2 Setb Merah1 Setb Merah4 acall Cek_Suhu Mov P0,#0 Mov p2,#0 Setb Hijau4 Setb Merah2 Setb Merah3 Setb Merah1 acall Cek_Suhu

27 47 Mov P0,#0 Mov p2,#0 Setb Kuning4 Setb Merah2 Setb Merah3 Setb Merah1 acall Cek_Suhu ljmp Utama Cek_Suhu: Jnb Sensor,Lanjut Lanjut: acall tadc mov a,p2 mov b,#14 add a,b mov 68h,a mov b,#100 div ab mov 70h,a mov a,b mov b,#10 div ab mov 71h,a mov 72h,b mov r0,70h acall tranfer mov 73h,r1 mov r0,71h acall tranfer mov 74h,r1 mov r0,72h acall tranfer mov 75h,r1 acall kirim mov a,68h cjne a,#135,cek_carry1 Clr Relay ; nilai atas cek_carry1: mov a,psw anl a,#90h

28 48 cjne a,#0,cek_carry2 Clr Relay cek_carry2: mov a,68h cjne a,#90,cek_carry3 Setb Relay ;batas bawah cek_carry3: mov a,psw anl a,#90h cjne a,#80h,cek_carry4 Setb Relay cek_carry4: Clr Relay tranfer: cjne r0,#0,satu mov r1,#20h satu: cjne r0,#1,dua mov r1,#0ech dua: cjne r0,#2,tiga mov r1,#18h tiga: cjne r0,#3,empat mov r1,#88h

29 49 empat: cjne r0,#4,lima mov r1,#0c4h lima: cjne r0,#5,enam mov r1,#82h enam: cjne r0,#6,tujuh mov r1,#2h tujuh: cjne r0,#7,delapan mov r1,#0e8h delapan: cjne r0,#8,sembilan mov r1,#0h sembilan: cjne r0,#9,tranfer mov r1,#80h kirim: mov sbuf,75h jnb ti,$ clr ti mov sbuf,74h jnb ti,$ clr ti mov sbuf,73h jnb ti,$ clr ti tunda: mov r7,#255 tnd: mov r6,#255 djnz r6,$ djnz r7,tnd tadc: mov r7,#80h adc: mov r6,#40h djnz r6,$

30 50 djnz r7,adc Tunda_lampu: mov r7,#5 tnd_lampu: mov r6,#255 td_lampu: Mov r5,#255 djnz r5,$ djnz r6,td_lampu Djnz r7,tnd_lampu

31 51 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan Penelitian dan perakitan alat maka dapat disimpulkan bahwa: a. Mikrokontroller dapat digunakan dalam berbagai aplikasi didalam kehidupan kita sehari-hari contohnya intelegent charger. b. Pengisian dengan arus berlebihan dapat mengakibatkan rusaknya baterei akibat suhu yang tinggi. Suhu yang tinggi membuat pelat positif mengembang (berubah) bentuk dan oksigen bebas masuk Dengan adanya intelegen charger ini maka masalah di atas dapat diatasi, karena intelgen charger akan mati sendiri apabila baterei telah penuh. c. Intelegen charger yang menggunakan Setting maksimum dan minimum ini memiliki kelebihan yaitu kita dapat mensetting nilai tegangan maximum untuk menghentikan pengecasan dan mensetting nilai tegangan minimum untuk kapan ia akan melakukan pengecasan. Dan harganya tidak jauh berbeda dengan intelegen charger pada traffic light. 5.2 Saran a. Diharapkan kedepannya alat ini dapat dikembangkan dengan menggunakan berbagai rangkian tambahan dan memiliki fungsi yang lebih luas. b. Baterei yang digunakan adalah baterei basah maka sebaiknya pengguna harus sering memeriksa alektrolit baterei.

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram BAB III RANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Rangkaian Diagram blok merupakan gambaran dasar dari rangkaian sistem yang akan dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM 3.1. DIAGRAM BLOK display Penguat sinyal Sensor 1 keypad AT89S51 Penguat sinyal Sensor 5 relay alarm pompa Keterangan diagram blok: Sensor air yang berfungsi untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut :

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut : BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan menggunakan PC, memiliki 6 blok utama, yaitu personal komputer (PC), Mikrokontroler AT89S51,

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Secara garis besar, perancangan pengisian tangki air otomatis menggunakan sensor ultrasonik ini terdiri dari Bar Display, Mikrokontroler ATMega8535, Relay,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN BAHAN. 3.1 Diagram Blok dan Rangkaian Sensor Ketinggian Air

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN BAHAN. 3.1 Diagram Blok dan Rangkaian Sensor Ketinggian Air BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN BAHAN 3.1 Diagram Blok dan Rangkaian Sensor Ketinggian Air Sensor 1 Sensor 2 Sensor 6 Diplay 7 segment Dislay LED Penguat sinyal Penguat sinyal Penguat sinyal Mikrokontroller

Lebih terperinci

Flowchart Bagian Pemancar

Flowchart Bagian Pemancar Flowchart Bagian Pemancar START Baca Nilai EEPROM pemancar Masukkan Nilai EEPROM ke Counter BACA SENSOR TIDAK Nilai Sensor = 1? YA Counter + 1 Masukkan Nilai Counter Ke EEPROM Biaya = Nilai Counter x 3

Lebih terperinci

Lampiran 2 Rangkaian Lengkap

Lampiran 2 Rangkaian Lengkap Lampiran 2 Rangkaian Lengkap Lampiran 1 Program Rangkaian di mikrokontroler AT89S52 bil0 equ 21h bil1 equ 0edh bil2 equ 19h bil3 equ 89h bil4 equ 0c5h bil5 equ 83h bil6 equ 3h bil7 equ 0e9h bil8 equ 01h

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana BAGIAN 1 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil memprogram Port sebagai Input dan Output sederhana menggunakan bahasa pemrograman assembly Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami Konstruksi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 55 BAB IV PENGUJIAN ALAT Pada bab ini akan membahas tentang pengujian dan pengukuran pada masingmasing bagian dari blok diagram rancang bangun papan skor LED analog berbasis mikrokontroller ATMEGA8535.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT 35 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Secara garis besar, rangkaian display papan skor LED dapat dibagi menjadi 6 blok utama, yaitu blok power supply, mikrokontroler, driver board, seven segmen,

Lebih terperinci

PERANCANGAN MINIATUR SISTEM LIFT 4 LANTAI DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51

PERANCANGAN MINIATUR SISTEM LIFT 4 LANTAI DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51 PERANCANGAN MINIATUR SISTEM LIFT 4 LANTAI DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51 Yudhi Andrian 1 Rika Rosnelly 2 Utawi Handika Sari 3 Email : yudhi@potensi-utama.ac.id, rika@potensi-utama.ac.id, ika@potensi-utama.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu mikrokomputer CMOS 8 bit dengan daya rendah, kemampuan tinggi,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL. Diagram Blok Diagram blok merupakan gambaran dasar membahas tentang perancangan dan pembuatan alat pendeteksi kerusakan kabel, dari rangkaian sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT 3.1 DIAGRAM BLOK sensor optocoupler lantai 1 POWER SUPPLY sensor optocoupler lantai 2 sensor optocoupler lantai 3 Tombol lantai 1 Tbl 1 Tbl 2 Tbl 3 DRIVER ATMEGA 8535

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan untuk mengetahui

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan untuk mengetahui BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sudah dapat digunakan sesuai dengan perencanaan yang ada. Pengujian dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PERANGKAT KERAS 2.1.1. Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar

Lebih terperinci

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS UTS MATA KULIAH E-BUSSINES Dosen Pengampu : Prof. M.Suyanto,MM

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Bahasa Assembly MCS-51 Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S51 adalah bahasa assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur 6 BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Tombol Kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur sebagai berikut: 1. tombol pengolah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pemantau Ketinggian Air Cooling Tower di PT. Dynaplast. Pengujian dan pengoperasian ini dilakukan

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT PENGUKUR KECEPATAN KENDERAAN DI JALAN TOL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

RANCANGAN ALAT PENGUKUR KECEPATAN KENDERAAN DI JALAN TOL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 RANCANGAN ALAT PENGUKUR KECEPATAN KENDERAAN DI JALAN TOL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Oleh : Drs. Bisman Perangin-angin, M. Eng.Sc NIP : 19560918 198503 1 002 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Seiring dengan makin meningkatnya jumlah pengguna kendaraan bermotor dan maraknya pencurian kendaraan bermotor, penggunaan alat keamanan standar yang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM. Gambar 3.1. Blok Diagram

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM. Gambar 3.1. Blok Diagram BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM 3.1. Blok Diagram Sistem Blok diagram merupakan penyederhanaan dari rangkaian yang menyatakan hubungan berurutan dari satu atau lebih rangkaian yang memiliki kesatuan

Lebih terperinci

PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51

PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 I. FISIK AT89C51 Mikrokontroler AT89C51 umumnya mempunyai kemasan 40 pin seperti gambar berikut. AT89C51 mempunyai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 36 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Rangkaian Perancangan sistem traffic light pada empat persimpangan pada jalan raya ini menggunakan Arduino uno, yang berfungsi untuk mengontrol atau memonitor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran sistem Gambaran cara kerja sistem dari penelitian ini adalah, terdapat sebuah sistem. Yang didalamnya terdapat suatu sistem yang mengatur suhu dan kelembaban pada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT

BAB III RANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT BAB III RANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT 3.1 Perancangan Alat 3.1.1 Blok Diagram Perancangan Alat Rancangan dan cara kerja alat secara blok diagram yaitu untuk mempermudah dalam menganalisa rangkaian secara

Lebih terperinci

ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809

ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809 ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809 ADC0809 ADC0809 adalah IC pengubah tegangan analog menjadi digital dengan masukan berupa 8 kanal input yang dapat dipilih. IC ADC0809 dapat melakukan proses konversi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat suatu alat yang dapat mengontrol piranti rumah tangga yang ada pada

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini akan di uraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan,dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN ALAT BAB IV PEMBAHASAN ALAT Pada bab pembahasan alat ini penulis akan menguraikan mengenai pengujian dan analisa prototipe. Untuk mendukung pengujian dan analisa modul terlebih dahulu penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting 27 BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Blok dan Cara Kerja Diagram blok dan cara kerja dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram Prototipe Blood warmer Tegangan PLN diturunkan dan disearahkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM III PERNCNGN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang diagram blok sistem yang menjelaskan tentang prinsip kerja alat dan program serta membahas perancangan sistem alat yang meliputi perangkat keras dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1.Hardware 2.1.1 Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

PENGATURAN SAKELAR PADA ACARA CEPAT TEPAT BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C2051

PENGATURAN SAKELAR PADA ACARA CEPAT TEPAT BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C2051 ISSN: 1693-6930 185 PENGATURAN SAKELAR PADA ACARA CEPAT TEPAT BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C2051 Tole Sutikno, Anton Yudhana, Didi Siprian Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN 34 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3.

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3. 27 BAB III PERENCANAAN 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram Power Supply Rangkaian Setting Indikator (Led) Rangkaian Pengendali Rangkaian Output Line AC Elektroda Gambar 3.1 Blok Diagram Untuk

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN BAB III BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN 3.1 Blok Diagram SWITCH BUZZER MIKROKONTROLLER AT89S52 DTMF DECODER KUNCI ELEKTRONIK POWER SUPPLY 1 2 3 4 5 6 7 8 9 * 0 # KEYPAD 43 3.2 Gambar Rangkaian 44 3.3

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Di bawah ini adalah blok diagram dari perancangan alat sensor keamanan menggunakan PIR (Passive Infrared).

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Di bawah ini adalah blok diagram dari perancangan alat sensor keamanan menggunakan PIR (Passive Infrared). 30 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Rangkaian Di bawah ini adalah blok diagram dari perancangan alat sensor keamanan menggunakan PIR (Passive Infrared). Buzzer PIR (Passive Infra Red) Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY 3.1 Perancangan Alat Dalam merealisasikan sebuah sistem elektronik diperlukan tahapan perencanaan yang baik dan matang. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PENGIRIM DAN PENERIMA DATA TEMPERATUR DENGAN MENGGUNAKAN SINAR INFRA MERAH BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR

PERANCANGAN ALAT PENGIRIM DAN PENERIMA DATA TEMPERATUR DENGAN MENGGUNAKAN SINAR INFRA MERAH BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENGIRIM DAN PENERIMA DATA TEMPERATUR DENGAN MENGGUNAKAN SINAR INFRA MERAH BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 Isa Hamdan 1), Slamet Winardi 2) 1) Teknik Elektro, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya 2) Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem pada timbangan digital sebagai penentuan pengangkatan beban oleh lengan robot berbasiskan sensor tekanan (Strain Gauge) dibagi menjadi dua bagian yaitu perancangan

Lebih terperinci

TERMOMETER 8 KANAL. Kata-kata kunci: LM35, ADC0808, mikrokontroler AT89S51.

TERMOMETER 8 KANAL. Kata-kata kunci: LM35, ADC0808, mikrokontroler AT89S51. TERMOMETER 8 KANAL Muhammad Andang Novianta Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Kampus ISTA Jl. Kalisahak No. 28 Kompleks Balapan Yogyakarta Telp 02-563029, Fax 02-5638,

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 13 BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Sistem Aplikasi ini membahas tentang penggunaan IC AT89S51 untuk kontrol suhu pada peralatan bantal terapi listrik. Untuk mendeteksi suhu bantal terapi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras (Hardware) 2.1.1. Mikrokontroller AT89S51 Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroller dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan dari sistem dan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER 3.1 Perancangan Sistem Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : a. perancangan perangkat keras (hardware) dengan membuat reader RFID yang stand alone

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK BAB IV METODE KERJA PRAKTEK sebagai berikut : Metode yang digunakan dalam pengerjaan kerja praktek ini adalah 1. Wawancara, yaitu bertanya secara langsung kepada asisten laboratorium mikrokontroler untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Adapun hasil jadi rangkaian alat pendeteksi kebakaran dengan menggunakan sensor asap berbasis mikrokontroler ATmega8535 pada Gambar IV.1 sebagai berikut : Gambar IV.1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

Program di computer (visual basic) Private Sub Command1_Click() End Sub. Private Sub Command2_Click() End Sub. Private Sub Command3_Click() End Sub

Program di computer (visual basic) Private Sub Command1_Click() End Sub. Private Sub Command2_Click() End Sub. Private Sub Command3_Click() End Sub Program di computer (visual basic) Private Sub Command1_Click() MSComm1.Output = "a" 'kirimkan nilai a ke port serial Private Sub Command2_Click() MSComm1.Output = "b" 'kirimkan nilai b ke port serial

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram blok sistem secara umum Pada sub bab ini dibahas tentang uraian keseluruhan dari diagram blok sistem. Diagram blok sistem ini diperlihatkan pada gambar 3.1. Sensor

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Dalam perancangan alat pengendali kipas angin menggunnakan mikrokontroler ATMEGA8535 berbasis sensor suhu LM35 terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan didalam menyelesaikan pembuatan alat elektrostimulator.perencanaan tersebut meliputi dua bagian yaitu perencanaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menjalankan perintah inputan dan gambaran sistem monitoring Angiography yang bekerja untunk pengambilan data dari

Lebih terperinci

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM 3.1 Perancangan Diagram Blok Dalam pembuatan sistem diagram blok yang perlu dipahami adalah cara kerja dari sistem yang akan dibuat. Sistem sensor gas akan bekerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PERANGKAT KERAS 2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market

Lebih terperinci

Pengendalian 8 buah Motor oleh DST-51

Pengendalian 8 buah Motor oleh DST-51 Ib2 Pengendalian 8 buah Motor oleh DST-51 Pada aplikasinya, seringkali suatu sistem mikrokontroler digunakan untuk mengendalikan beberapa buah motor secara bersamaan. Berikut ini adalah pengendalian delapan

Lebih terperinci

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III. Perencanaan Alat BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGUKUR DAN PENGENDALI SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S51 DAN SENSOR SUHU LM 35

RANCANG BANGUN PENGUKUR DAN PENGENDALI SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S51 DAN SENSOR SUHU LM 35 POLITEKNOLOGI VOL. 9, NOMOR 2, MEI 2010 RANCANG BANGUN PENGUKUR DAN PENGENDALI SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S51 DAN SENSOR SUHU LM 35 Benny dan Nur Fauzi Soelaiman Jurusan Teknik Elektro, Politeknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan merupakan proses yang kita lakukan terhadap alat, mulai dari rancangan kerja rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan. Perancangan dan pembuatan alat merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perencanaan pembuatan alat telemetri suhu tubuh.perencanaan dilakukan dengan menentukan spesfikasi system secara umum,membuat system blok

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Inteligent Parking System Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi menjadi beberapa tempat. Dengan demikian kendaraan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL UJI COBA RANGKAIAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL UJI COBA RANGKAIAN BAB IV ANALISA DAN HASIL UJI COBA RANGKAIAN 4.1 Prinsip Kerja Rangkaian Rangkaian ini bekerja berdasarkan dua buah sensor yang di pasang secara berdampingan, dengan memanfaatkan Phototransistor sebagai

Lebih terperinci