PENGEMBANGAN EKSPERIMEN FISIKA BERBASIS KOMPUTER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN EKSPERIMEN FISIKA BERBASIS KOMPUTER"

Transkripsi

1 Perjanjian No: III/LPPM/ /84-P PENGEMBANGAN EKSPERIMEN FISIKA BERBASIS KOMPUTER Disusun Oleh: Philips N. Gunawidjaja, Ph.D Risti Suryantari, S.Si, M. Sc Sovia Hariyani Untung Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan 2016 i

2 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii iv v BAB I. PENDAHULUAN 1 I.1 Latar Belakang 1 I.2 Perumusan Masalah 2 I.3 Tujuan 2 I.4 Manfaat 2 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 3 II.1 Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah (Scientific Method) 3 II.2 Eksperimen Fisika Berbasis Komputer 4 II.3 Perangkat Eksperimen Fisika Berbasis Komputer 6 II.3.1 Perangkat keras (hardware) 6 II.3.2 Perangkat lunak (software) 7 II.4 Eksperimen Pesawat Atwood 8 BAB III. METODE PENELITIAN 10 III.1 Tahapan Penelitian 10 III.2 Lokasi Penelitian 10 III.3 Rancangan Penelitian 10 III.3.1 Set up Peralatan Eksperimen 10 III.3.2 Prosedur Eksperimen 11 III.4 Pengolahan Data dan Analisis 13 BAB IV. JADWAL PELAKSANAAN 12 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 15 V.1 Perbandingan Hasil Pengukuran Percepatan Gravitasi pada Eksperimen Pesawat Atwood secara Manual dan Berbasis Komputer 15 V.2 Keunggulan Pelaksanaan Eksperimen Pesawat Atwood berbasis Komputer 18 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 20 VI.1 Kesimpulan 20 VI.2 Saran 20 DAFTAR PUSTAKA 21 ii

3 ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan perkembangan IPTEK, yaitu dengan mengembangkan bentuk kegiatan eksperimen fisika konvensional menjadi eksperimen fisika berbasis komputer. Eksperimen fisika berbasis komputer adalah percobaan fisika dengan memanfaatkan peralatan yang yang terdiri atas antarmuka (interface), sensor, dan perangkat lunak (software) yang harus dihubungkan dengan sebuah komputer untuk penggunaannya. Hasil pengukuran percepatan gravitasi (g) pada eksperimen pesawat Atwood dengan pengukuran berbasis komputer lebih mendekati nilai g referensi dibandingkan dengan hasil pengukuran dengan pengambilan data secara manual. Dari hasil eksperimen pesawat Atwood, dapat ditunjukkan keunggulan pelaksanaan eksperimen berbasis komputer antara lain adalah dalam pelaksanaan praktikum dengan alokasi waktu yang sama seperti praktikum konvensional, observasi data hasil percobaan dapat dilakukan secara langsung, data yang diperoleh semakin banyak, dan informasi yang diperoleh semakin luas. Dengan tersedianya materi pembelajaran eksperimen berbasis komputer, diharapkan dapat mendorong dan menginspirasi mahasiswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, serta mengaplikasikan materi pembelajaran. Kata Kunci: eksperimen fisika berbasis komputer, pesawat Atwood, percepatan gravitasi iii

4 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Aktivitas pembelajaran pada kegiatan eksperimen 2 Gambar 2.2. Aktivitas pembelajaran pada kegiatan eksperimen 3 Gambar 2.3. (a) Eksperimen fisika konvensional, dan (b) eksperimen fisika berbasis komputer 4 Gambar 2.4. Contoh gambaran pelaksanaan eksperimen berbasis komputer 5 Gambar 2.6. CoachLab II + (Salah satu interface yang dihubungkan dengan komputer 6 menggunakan kabel USB) Gambar 2.7. Berbagai jenis sensor 6 Gambar 2.8. Gerbang cahaya dengan puli (the photogate with pulley attachment) 7 Gambar 2.9. Contoh tampilan dengan perangkat lunak Coach 6 pada pengukuran temperatur 7 Gambar Pada percobaan pesawat Atwood, dua buah massa m 1 dan m 2 digantungkan pada ujung-ujung seutas tali yang dilewatkan melalui sebuah katrol 8 Gambar 3.1. Tahapan penelitian 10 Gambar 3.2. Set up peralatan pesawat Atwood 10 Gambar 3.3. Tampilan pengukuran dengan Coach 6. Grafik posisi terhadap waktu dan data dalam bentuk tabel dapat diamati secara realtime 12 Gambar 3.4. Tampilan pengukuran dengan Coach 6 dalam bentuk grafik secara realtime 12 Gambar 5.1. Tampilan antarmuka dari perangkat lunak Coach 6 untuk mendapatkan hasil nilai a. 16 Gambar 5.2. Grafik hubungan nilai percepatan ( 2d t 2) terhadap m 1 m 2 m 1 +m 2 pada eksperimen pesawat Atwood yang dilakukan secara manual 17 Gambar 5.3. Grafik hubungan nilai percepatan ( 2d t 2) terhadap m 1 m 2 m 1 +m 2 pada eksperimen pesawat Atwood dengan menggunakan Coach 6 17 Gambar 5.4. Tampilan antarmuka dari perangkat lunak Coach 6 untuk grafik kecepatan terhadap waktu yang dapat ditampilkan sekaligus dengan grafik posisi terhadap waktu. 19 iv

5 DAFTAR TABEL Tabel 4.1. Jadwal pelaksanaan penelitian 14 Tabel 5.1. Perbandingan pengukuran 2d t2 dengan menggunakan pesawat Atwood yang dilakukan secara manual dan dengan menggunakan Coach 6 16 v

6 BAB I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Salah satu sasaran Program Studi Fisika, Universitas Katolik Parahyangan, adalah meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran agar menghasilkan lulusan yang cerdas, kompetitif, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dengan menyediakan kurikulum yang bersifat fleksibel dan informatif sesuai dengan perkembangan IPTEK terkini, serta menyediakan pembelajaran yang mendorong dan memberikan tantangan bagi para mahasiswa, sekaligus mengembangkan kunci intelektual, dan transferable skills. Hal ini dapat dicapai, salah satunya dengan mengembangkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan perkembangan IPTEK, pada kegiatan eksperimen fisika, baik untuk mendukung perkuliahan maupun pada kegiatan praktikum. Penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan IPTEK tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan komputer yang digunakan sebagai alat bantu untuk menyimpan, mengolah, dan mengambil kembali data atau informasi yang diperlukan. Dalam kegitan praktikum, pengajaran dilaksanakan dalam bentuk praktikum kolektif terstruktur, dan praktikum mandiri. Pada pelaksanaan praktikum kolektif, tata caranya bersifat konvensional, dimana pengambilan data dilakukan dengan proses mengamati dan mencatat, lalu membuat grafik secara mandiri, dan melaporkannya. Kendala yang dihadapi adalah hasil analisis yang tidak mendalam, salah satunya karena data pengukuran yang kurang akurat, sementara untuk mengulang pengambilan membutuhkan waktu yang tidak sebentar [5]. Berdasarkan permasalahan tersebut, salah satu upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan perkembangan IPTEK adalah dengan mengembangkan bentuk kegiatan eksperimen fisika konvensional menjadi eksperimen fisika berbasis komputer. Eksperimen fisika berbasis komputer adalah percobaan fisika dengan memanfaatkan peralatan yang terdiri atas antarmuka (interface), sensor, dan perangkat lunak (software) yang harus dihubungkan dengan sebuah komputer untuk penggunaannya. Sarana belajar fisika melalui eksperimen berbasis komputer ini dirancang untuk memvisualisasikan data dalam bentuk grafik, serta memperoleh hasil yang akurat karena pengukuran dapat dilihat secara real time dan kontinyu pada layar komputer. Hasil dari percobaan tersebut dapat disimpan di data komputer, sehingga sewaktu-waktu mahasiswa atau dosen dapat membuka kembali hasil percobaannya. Dalam penelitian ini akan dirancang eksperimen berbasis komputer, untuk topik eksperimen pesawat Atwood. Melalui eksperimen pesawat Atwood, dapat dilakukan pengukuran percepatan gravitasi setempat [5]. Pada eksperimen berbasis komputer, katrol yang 1

7 digunakan diganti dengan katrol yang terpasang di antara gerbang cahaya, dan dihubungkan dengan komputer. Pengolahan hasil data dilakukan dengan memanfaatkan perangkat lunak Coach 6 [4]. Hasil percobaan pesawat Atwood secara manual dan berbasis komputer kemudian dibandingkan. Melalui penelitian ini dapat dihasilkan informasi mengenai keunggulan eksperimen berbasis komputer, dan peluang pengembangannya untuk berbagai topik eksperimen, sebagai variasi metode pembelajaran. I.2 Perumusan Masalah 1. Bagaimana merancang eksperimen berbasis komputer, secara khusus untuk eksperimen pesawat Atwood? 2. Bagaimana perbandingan hasil pengukuran percepatan gravitasi (g) pada eksperimen pesawat Atwood manual dengan berbasis komputer? 3. Apa keunggulan pelaksanaan pesawat Atwood berbasis komputer? I.3 Tujuan 1. Merancang eksperimen berbasis komputer, secara khusus untuk eksperimen pesawat Atwood. 2. Membandingkan hasil percepatan gravitasi (g) pada eksperimen pesawat Atwood manual dengan berbasis komputer. 3. Memberikan informasi keunggulan pelaksanaan pesawat Atwood berbasis komputer melalui hasil eksperimen yang dilakukan. I.4 Manfaat Dengan tersedianya materi pembelajaran untuk eksperimen yang berbasis komputer, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, untuk mendorong dan menginspirasi mahasiswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. 2

8 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II. 1 Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah (Scientific Method) [4] Metode ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis, melalui tahapan: pengamatan, membentuk hipotesis, menguji hipotesis misalnya dengan melakukan eksperimen, membuat analisis dan kesimpulan. Dalam pengujian seringkali memerlukan pengukuran dan perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium. Proses pengukuran seringkali memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, stopwatch, atau voltmeter. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditampilkan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti regresi linear. Dalam kegiatan eksperimen, aktivitas pembelajaran yang dilakukan secara sistematis ditunjukkan oleh gambar 2.1. Suatu hasil eksperimen dilaporkan dalam bentuk laporan ilmiah. Laporan dengan pendekatan ilmiah mengandung sifat: prosedur yang sistematik dan terkontrol, berdasarkan data empiris, penyimpulan bersifat obyektif, dan konsisten. Karena pengetahuan dan kemampuan pelaku eksperimen memegang peranan yang menentukan dalam pelaksanaan prosedur eksperimen, maka metode ilmiah menuntut pelaku eksperimen untuk bersikap: skeptis, logis, analitis, obyektif, jujur, terbuka. Gambar 2.1. Aktivitas pembelajaran pada kegiatan eksperimen Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen, dilakukan melalui tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut, seperti yang ditunjukkan oleh gambar

9 Gambar 2.2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen II.2 Eksperimen Fisika Berbasis Komputer [4] Pada eksperimen fisika konvensional, pengamatan dan pengambilan data-data dilakukan secara manual, dengan proses mencatat, lalu data-data tersebut diolah (biasanya dalam bentuk grafik), dianalisis kemudian disimpulkan. Pada eksperimen fisika berbasis komputer, pengamatan dilakukan dengan memanfaatkan sensor-sensor, dan pengambilan data dilakukan menggunakan sensor tersebut, diolah dengan bantuan perangkat lunak dimana datanya dapat ditampilkan dalam bentuk digital maupun grafik, sehingga output yang dihasilkan lebih cepat dan akurat. Analisis yang dilakukan dapat lebih mendalam dalam waktu yang singkat, hingga diperoleh suatu kesimpulan. (a) (b) Gambar 2.3. (a) Eksperimen fisika konvensional, dan (b) eksperimen fisika berbasis komputer 4

10 Gambar 2.4. Contoh gambaran pelaksanaan eksperimen berbasis komputer Perbedaan mendasar dari eksperimen fisika konvensional dan eksperimen fisika berbasis komputer ditunjukkan oleh gambar 2.3, sedangkan contoh gambaran pelaksanaan pelaksanaan eksperimen berbasis komputer ditunjukkan oleh gambar 2.4. Dalam melakukan eksperimen berbasis komputer, tahapan yang harus dilakukan ditunjukkan oleh gambar 2.5. Gambar 2.5. Langkah-langkah dalam melakukan percobaan berbasis komputer Kelebihan melakukan percobaan berbasis komputer adalah sebagai berikut: 1. Dapat diintegrasikan dengan peralatan laboratorium yang sudah ada dan dapat disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. 2. Mudah digunakan oleh mahasiswa maupun dosen untuk percobaan yang beragam di bidang fisika, dan ilmu lain yang relevan. 3. Pembelajaran multimedia dengan teks, gambar, video dan animasi. 4. Pengolahan dan penampilan data dilakukan oleh komputer sehingga memungkinkan observasi data hasil percobaan dilakukan dengan cepat. 5. Dapat melakukan pengukuran beberapa besaran (sensor) secara simultan. 6. Membangkitkan sikap kritis mahasiswa dan pembelajaran aktif. 5

11 II.3 Perangkat Eksperimen Fisika berbasis Komputer II. 3.1 Perangkat keras (hardware) [2] 1. Piranti antar muka (interface) Merupakan perangkat penghubung antara aplikasi perangkat lunak (perangkat lunak) dengan sensor. Terdapat berbagai jenis interface misalnya Eurosense, Eurolab, dan CoachLab II Sensor Gambar 2.6. CoachLab II + (Salah satu interface yang dihubungkan dengan komputer menggunakan kabel USB) Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisika atau kimia. Sensor dihubungkan ke interface, mengukur perubahan fisik yang terjadi dan mengubahnya menjadi tegangan output yang dapat dibaca interface. Ada berbagai jenis sensor, misalnya sensor gerak, gaya, temperatur, cahaya, tegangan, tekanan, detak jantung, dan lain-lain yang dapat digunakan sesuai kebutuhan, seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2.7. Gambar 2.7. Berbagai jenis sensor Salah satu jenis sensor yang digunakan pada penelitian ini adalah gerbang cahaya dengan puli (the photogate with pulley attachment). Gerbang cahaya dengan puli terdiri dari dua buah detektor cahaya yang dapat dioperasikan dalam dua mode, gerbang internal memungkinkan 6

12 mendeteksi obyek yang melewati gerbang dan gerbang luar (laser) untuk mendeteksi obyek yang melewati lengan luar gerbang [3]. Gambar 2.8. Gerbang cahaya dengan puli (the photogate with pulley attachment) [3] II.3.2. Perangkat Lunak (software) [2] Perangkat lunak (perangkat lunak) yang digunakan adalah Coach 6. Keunggulan perangkat lunak ini adalah dapat melakukan integrasi semua perangkat, melakukan analisa, pemodelan, video dan fungsi control. Pada proses pengukuran termasuk mengumpulkan data dari sensor dan menampilkannya, menganalisis dan mengolahnya. Coach 6 juga menyediakan tools pengolahan dan analisis data seperti formula editor, smooth graph, function fit, signal analysis, histogram, statistik, dll. Perangkat lunak ini juga memungkinkan untuk analisis peristiwa dan gerak benda nyata yang terjadi di luar kelas. Peristiwa yang terjadi merupakan kejadian sehari-hari seperti mengendarai sepeda, tendangan bola, lemparan bola basket, dan lain-lain. Pengambilan video juga dapat dilakukan langsung menggunakan perangkat lunak. Coach 6 menyediakan fasilitas untuk memuat animasi dengan berbasis pemodelan. Selain itu Coach 6 juga dapat digunakan untuk membuat program sederhana untuk mengontrol sistem, seperti mengontrol nyala dan padamnya lampu, mengontrol suhu (thermostat), dan lain-lain. Gambar 2.9. Contoh tampilan dengan perangkat lunak Coach 6 pada pengukuran temperatur 7

13 II.4 Eksperimen Pesawat Atwood [5] Pesawat Atwood dirancang oleh George Atwood pada tahun 1784 untuk menunjukan adanya hubungan antara gaya dan percepatan. Eksperimen dengan menggunakan pesawat Atwood dapat digunakan untuk mengukur percepatan gravitasi. Pada eksperimen pesawat Atwood, dua buah massa m 1 dan m 2 digantungkan pada ujung-ujung seutas tali yang dilewatkan melalui sebuah katrol. Gambar 2.10 menunjukkan gambar eksperimen pesawat Atwood. Tali sebagai penghubung dan katrol yang dipakai cukup ringan dan massanya dapat diabaikan. Gambar Pada percobaan pesawat Atwood, dua buah massa m 1 dan m 2 digantungkan pada ujung-ujung seutas tali yang dilewatkan melalui sebuah katrol Beban m 1 dan m 2, masing-masing mendapat gaya gravitasi kebawah dan ditahan tegangan tali keatas. Ketika dibiarkan lepas, beban yang mendapat gaya tarik gravitasi lebih besarlah yang akan bergerak ke bawah, sedangkan beban yang lebih ringan akan bergerak ke atas. Sesuai hukum Newton II, percepatan sebuah benda, a, berbanding lurus dengan gaya resultan, F, yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya, m. Hal ini ditunjukan pada persamaan (1) a = F m (1) Dimana, ketika m 1 lebih besar dari pada m 2, gerak pada beban m 1 adalah seperti berikut: m 1 g T = m 1 a (2) sedangkan gerak pada beban m 2 adalah seperti berikut: T m 2 g = m 2 a (3) dengan menggabungkan persamaan (2) dan (3), dapat dihasilkan persamaan m 1 g m 2 g = m 1 a + m 2 a (4) dan menuliskan g, m 1 dan m 2 sebagai fungsi dari a, bentuk persamaan menjadi 8

14 a = g m 1 m 2 m 1 +m 2 (5) Dengan menggunakan persamaan gerak jatuh bebas yang jika disederhanakan menjadi d = d 0 + v 0 t at2 (6) a = 2d t 2 (7) dapat dihitung percepatan, a, dengan mengukur waktu m 1 jatuh ketika menempuh jarak d. Dengan menggabungkan persamaan (5) dengan (7), nilai percepatan gravitasi g, dapat ditentukan. Bentuk persamaan tersebut adalah sebagai berikut: 2d t 2 = g m 1 m 2 m 1 +m 2 (8) Di dalam percobaan yang dilakukan, grafik nilai 2d t 2 terhadap m 1 m 2 m 1 +m 2 ditentukan. dibuat dan nilai g dapat 9

15 BAB III. METODE PENELITIAN III.1 Tahapan penelitian Tahapan penelitian ditunjukkan oleh gambar 3.1. Gambar 3.1. Tahapan penelitian III.2 Lokasi penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Dasar, Program Studi Fisika, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. III.3 Rancangan Penelitian III.3.1 Set up Peralatan Eksperimen Set up peralatan pesawat Atwood ditunjukkan oleh gambar 3.2. Gambar 3.2. Set up peralatan pesawat Atwood, dimana (a) pengambilan data secara manual, dengan d adalah jarak yang ditempuh oleh beban dalam waktu t s (b) pengambilan data dilakukan dengan komputer yang dihubungkan dengan Coach Lab II + interface 10

16 Pada eksperimen pesawat Atwood digunakan dua buah massa m 1 dan m 2, yang digantungkan pada ujung-ujung seutas tali yang dilewatkan melalui sebuah katrol seperti pada gambar 3.2. Katrol yang digunakan untuk pesawat atwood adalah katrol yang diintegrasikan dengan gerbang cahaya (photogate with pulley attachment). Ketika dilakukan pengambilan data secara manual, pengukuran waktu dilakukan dengan menggunakan stopwatch. Ketika dilakukan pengambilan data berbasis komputer, gerbang cahaya dihubungkan dengan Coach Lab II + interface yang kemudian dihubungkan dengan komputer yang telah dilengkapi dengan perangkat lunak Coach6. Gambar 3.2(b) menunjukan bagaimana gerbang cahaya disambungkan dengan Coach Lab II + interface. III.3.2 Prosedur Eksperimen Dalam pengambilan data secara manual, dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut, a. Peralatan disiapkan dan diset seperti pada gambar 3.2(a). b. Beban dengan massa m 1 dan m 2 digantungkan pada ujung-ujung tali yang dipasang pada katrol, massa m 2 ditentukan konstan sebesar 150,40 g. c. Jarak m 1 dari permukaan lantai (d) ditentukan terlebih dahulu, pada penelitian ini d = 1,298 m. d. Massa m 1 diatur agar lebih besar daripada massa m 2. e. Posisi kedua beban diatur setimbang, kemudian dilepaskan, maka beban m 1 akan bergerak turun. f. Waktu yang dibutuhkan beban m 1 menempuh jarak d diukur menggunakan stopwatch. g. Massa m 1 divariasi, dan waktu yang dibutuhkan beban m 1 menempuh jarak d untuk setiap beban. Dalam pengambilan data berbasis komputer, dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut, a. Peralatan disiapkan dan diset seperti pada gambar 3.2(b). b. Gerbang cahaya yang terintergrasi dengan katrol disambungkan dengan Coach Lab II + interface dan dihubungkan dengan komputer, komputer dipastikan telah dilengkapi dengan perangkat lunak Coach6. c. Buka program CMA Coach 6 student measurement open Measurements with CMA CoachLab II exploring physics Atwood's machine d. Pastikan sensor telah terhubung ke interface. e. Tampilan data yang disajikan dapat diatur, misalnya dalam bentuk grafik dan tabel. Tampilan pengukuran dengan Coach 6 ditunjukkan oleh gambar

17 Gambar 3.3. Tampilan pengukuran dengan Coach 6. Grafik posisi terhadap waktu dan data dalam bentuk tabel dapat diamati secara realtime f. Massa m 1 dan m 2, jarak d, dan katrol dibuat sama seperti saat pengambilan data dengan cara manual. g. Pada saat akan mulai pengukuran, posisi kedua beban diatur setimbang, kemudian beban kemudian dilepaskan, lalu tombol start (atau F9) diklik. h. Ketika beban m 1 akan bergerak turun, Coach 6 akan merekam data posisi terhadap waktu dalam bentuk grafik dan datanya juga dapat dilihat dalam tabel. Perubahan posisi setiap selang waktu tertentu dapat diamati langsung. Tampilan grafik yang ditunjukkan oleh Coach 6 kurang lebih seperti pada gambar 3.4. Gambar 3.4. Tampilan pengukuran dengan Coach 6 dalam bentuk grafik secara realtime 12

18 i. Pengukuran dilakukan untuk seluruh variasi massa m 1. j. Hasil data berupa angka yang ditunjukkan pada tabel disimpan dengan cara copy dan paste pada program lain, misalnya pada Microsoft Excel. III.4 Pengolahan Data dan Analisis Untuk data yang diambil secara manual, hasilnya disajikan dalam grafik berdasarkan persamaan (8), yaitu 2d t 2 = g m 1 m 2 m 1 +m 2, dan sesuai dengan persamaan garis lurus y = mx + c dimana m adalah kemiringan grafik (gradien) maka dengan membuat grafik nilai 2d t 2 terhadap m 1 m 2 m 1 +m 2, selanjutnya nilai g dapat ditentukan dengan menentukan nilai gradien pada grafik tersebut. Nilai 2d t 2 merupakan percepatan (a) benda selama bergerak lurus berubah beraturan tanpa kecepatan awal. Pada hasil yang diperoleh dengan Coach 6, terlebih dahulu perlu dilakukan pemilahan data dengan mengolah grafik pada gambar 3.4 untuk menghasilkan interpretasi yang lebih baik, dengan cara sebagai berikut: klik kanan pada grafik Process/Analyze Derivative first derivative Nilai percepatan benda (a) dapat diperoleh dengan cara: klik kanan pada grafik Process/Analyze Function-fit Hasil turunan pertama dari posisi akan menghasilkan grafik kecepatan terhadap waktu, dengan nilai a atau 2d 2d t2 yang konstan. Dari persamaan garis yang muncul di layar, dapat ditentukan nilai untuk t 2 setiap variasi massa m 1. Kemudian dibuat grafik 2d t 2 terhadap m 1 m 2 m 1 +m 2, dan nilai g dapat ditentukan dengan menentukan nilai gradien grafik seperti pada cara manual, dan hasil akhirnya dapat dibandingkan untuk dianalisis. 13

19 BAB IV. JADWAL PELAKSANAAN Jadwal pelaksanaan penelitian ditunjukkan oleh tabel 1. Tabel 1. Jadwal pelaksanaan penelitian 14

20 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN Eksperimen dengan menggunakan pesawat Atwood dapat digunakan untuk mengukur percepatan gravitasi setempat. Melalui eksperimen ini dapat ditunjukkan pula peristiwa gerak lurus berubah beraturan melalui gerakan dua beban yang terikat pada ujung tali dan dihubungkan dengan sebuah katrol. Dalam eksperimen ini gesekan dengan katrol diabaikan, maka percepatan beban hanya dipengaruhi oleh massa kedua beban dan percepatan gravitasi setempat. Program Studi Fisika, Universitas Katolik Parahyangan, telah lama menggunakan eksperimen pesawat Atwood untuk kegiatan praktikum, namun hasil pengukuran nilai percepatan gravitasi yang didapatkan oleh mahasiswa seringkali berbeda jauh dari referensi. Berdasarkan pengamatan selama kegiatan praktikum, kesalahan terutama terjadi ketika melakukan pengukuran waktu dengan stopwatch, dimana ketika tombol alat stopwatch ditekan untuk memulai dan mengakhiri pengukuran tidaklah benar-benar bersamaan dengan saat beban mulai dilepaskan dan berhenti. Salah satu alternatif solusi yang dilakukan adalah dengan menggunakan perangkat yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengukuran dengan lebih akurat. Oleh karena itu dikembangkan kegiatan eksperimen pesawat Atwood berbasis komputer, dimana katrol yang digunakan untuk pesawat Atwood adalah katrol yang diintegrasikan dengan gerbang cahaya (photogate with pulley attachment) dan dihubungkan dengan Coach Lab II + interface, kemudian dihubungkan dengan komputer yang telah dilengkapi dengan perangkat lunak Coach 6. V.1 Perbandingan Hasil Pengukuran Percepatan Gravitasi pada Eksperimen Pesawat Atwood secara Manual dan Berbasis Komputer Perangkat lunak Coach 6 menyajikan data perubahan posisi terhadap waktu. Hasil data tersebut diturunkan untuk mendapatkan grafik kecepatan terhadap waktu. Kemiringan dari grafik kecepatan terhadap waktu merupakan nilai percepatan (a). Hasil yang didapatkan dengan menggunakan Coach 6, diharapkan lebih baik dibandingkan dengan pengukuran secara manual karena kesalahan yang disebabkan oleh waktu reaksi manusia telah diminimalisir. Gambar 5.1 menunjukkan tampilan antarmuka dari perangkat lunak Coach 6 untuk mendapatkan hasil nilai a, dimana sesuai persamaan (7), a = 2d t2, dengan menggunakan tools analize function fit grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t). 15

21 Gambar 5.1. Tampilan antarmuka dari perangkat lunak Coach 6 untuk mendapatkan hasil nilai a. Nilai a diperoleh dengan mengambil data koefisien a dari persamaan garis y = a x + b grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t) Tabel 5.1 menunjukkan perbandingan hasil pengukuran percepatan ( 2d 2 ) dengan menggunakan pesawat Atwood yang dilakukan secara manual, dan dengan menggunakan Coach 6. Pada pengukuran dengan Coach 6, katrol dan massa beban dibuat sama seperti pada saat pengukuran manual, sehingga hasil keduanya dapat dibandingkan. t Tabel 5.1. Perbandingan pengukuran 2d t2 dengan menggunakan pesawat Atwood yang dilakukan secara manual dan dengan menggunakan Coach 6 m 1 (g) m 2 (g) d (m) (m 1 m 2 ) 2) m/s2 ( (m 1 + m 2 ) manual Coach 6 154,04 150,40 1,298 0, , , ,75 150,40 1,298 0, , , ,08 150,40 1,298 0, , , ,80 150,40 1,298 0, , , ,13 150,40 1,298 0, , , ( 2d t 2d t2) m/s2 Untuk mendapatkan nilai percepatan gravitasi, dibuat grafik antara nilai 2d t 2 terhadap m 1 m 2 m 1 +m 2. Gambar 5.2 dan 5.3 menunjukan grafik antara nilai 2d t 2 terhadap m 1 m 2 m 1 +m 2 secara manual, dan dengan menggunakan perangkat lunak Coach 6. pada pesawat Atwood yang dilakukan 16

22 Gambar 5.2. Grafik hubungan nilai percepatan ( 2d ) terhadap m 1 m 2 t 2 pada eksperimen pesawat Atwood m 1 +m 2 yang dilakukan secara manual Gambar 5.3. Grafik hubungan nilai percepatan ( 2d ) terhadap m 1 m 2 t 2 pada eksperimen pesawat Atwood m 1 +m 2 dengan menggunakan Coach 6 17

23 Nilai percepatan gravitasi diperoleh dari gradien kedua grafik tersebut. Hasil pengukuran percepatan gravitasi (g) pada eksperimen pesawat Atwood dimana pengambilan datanya dilakukan secara manual adalah sebesar 10,58 ± 0,85 m/s 2. Hasil pengukuran mendekati nilai g untuk lokasi dengan latitude 5 o dan ketinggian 1 km di atas permukaan laut (kota Bandung), dengan nilai g referensi = 9,777 m/s 2 [1]. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa, jika dilakukan dengan baik dan lebih teliti, sangat mungkin untuk mendapatkan nilai g seperti pada referensi. Sementara hasil pengukuran g dengan menggunakan Coach 6 adalah sebesar 9,26 ± 0,55 m/s 2. Jika dibandingkan dengan pengukuran secara manual, hasil yang diperoleh lebih mendekati nilai g referensi = 9,777 m/s 2. Hal ini disebabkan karena kesalahan yang disebabkan oleh waktu reaksi manusia ketika memulai dan memberhentikan stopwatch dapat dikurangi. V.2 Keunggulan Pelaksanaan Eksperimen Pesawat Atwood berbasis Komputer Berdasarkan hasil nilai g yang diperoleh, dapat disimpulkam bahwa hasil pengukuran dengan pengambilan data secara manual pada dasarnya tetap dapat diandalkan jika dilakukan dengan baik dan tepat. Ketepatan pengukuran waktu dengan alat stopwatch juga dapat ditingkatkan dengan mempertimbangan berapa sebaiknya besar massa m 2 agar laju m 1 menjadi lebih lambat, dan waktu hingga mencapai permukaan penghenti dapat diukur lebih tepat. Namun selama pelaksanaan praktikum yang dilakukan oleh mahasiswa, seringkali mahasiswa kurang dapat mendalami proses eksperimen, dan mengambil data sekedarnya sesuai instruksi, serta cukup sering ditemukan pada laporan bahwa kesalahan perhitungan disebabkan karena alat yang kurang baik. Kekurangan lainnya adalah, bahwa selama proses pengambilan data, mahasiswa tidak secara langsung memplot grafik karena terbatasnya waktu praktikum, sehingga bagaimana peristiwa gerak lurus berubah beraturan (dalam ekperimen ini, massa m 1 dipercepat ke bawah), menjadi tidak cukup jelas teramati selama praktikum berlangsung, apalagi bila dipilih perbedaan massa m 2 dan m 1 yang relatif besar. Pada eksperimen berbasis komputer, dari awal proses pengukuran, grafik posisi terhadap waktu selama massa m 1 dipercepat ke bawah, dapat dilihat langsung pada layar komputer. Selama proses pengukuran berlangsung, mahasiswa dapat mendiskusikan bagaimana grafik posisi terhadap waktu untuk gerak lurus berubah beraturan, sekaligus dapat dijelaskan bahwa kecepatan merupakan turunan pertama dari persamaan posisi terhadap fungsi waktu, dan kemiringan garisnya merupakan nilai percepatan benda yang konstan. Proses pengolahan grafik dilakukan dengan memanfaatkan tools analize derivative pada perangkat lunak Coach 6, hasilnya seperti yang ditunjukkan oleh gambar 5.4. Hal ini tidak muncul selama proses pelaksanaan eksperimen Atwood dengan pengambilan data secara manual, karena nilai percepatan langsung dihitung dengan persamaan (7). 18

24 Gambar 5.4. Tampilan antarmuka dari perangkat lunak Coach 6 untuk grafik kecepatan terhadap waktu yang dapat ditampilkan sekaligus dengan grafik posisi terhadap waktu (ditunjukkan oleh titik-titik warna biru). Garis linear pada grafik kecepatan terhadap waktu menunjukkan perubahan kecepatan terhadap watu yang konstan, dan sesuai dengan definisi gerak lurus berubah beraturan. Dari hasil eksperimen pesawat Atwood, dapat disimpulkan bahwa keunggulan pelaksanaan eksperimen berbasis komputer antara lain adalah dalam pelaksanaan praktikum dengan alokasi waktu yang sama seperti praktikum konvensional, observasi data hasil percobaan dapat dilakukan dengan cepat, dan memberikan informasi yang lebih luas. Di samping itu, dalam pelaksanaan eksperimen dapat membangkitkan sikap kritis mahasiswa melalui pembelajaran aktif, dan dengan berbagai media seperti teks, gambar, bahkan dapat dilengkapi video sehingga lebih menarik. Keunggulan lainnya adalah bahwa penggunaan katrol yang diintegrasikan dengan gerbang cahaya sebagai sensor, dapat dengan mudah diintegrasikan dengan peralatan laboratorium yang sudah ada. Selain itu melalui eksperimen berbasis komputer, mahasiswa sejak semester awal dapat terbiasa menggunakan komputer dalam pelaksanaan eksperimen sesuai dengan perkembangan IPTEK saat ini, sehingga lebih dapat mendalami bagian konsep fisikanya untuk analisis. Tentunya dirancang tanpa mengurangi kepekaan terhadap proses pengamatan suatu peristiwa, penemuan masalah dan pemecahan masalahnya. Maka sebaiknya tidak semua eksperimen dilakukan dengan berbasis komputer, pengukuran-pengukuran alat secara manual tetap perlu dilatih untuk meningkatkan ketelitian dan memahami prinsip kerja alat serta ketidakpastian suatu hasil pengukuran. 19

25 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN V1.1 Kesimpulan 1. Telah dirancang eksperimen berbasis komputer, secara khusus untuk eksperimen pesawat Atwood. 2. Hasil pengukuran percepatan gravitasi (g) pada eksperimen pesawat Atwood dimana pengambilan datanya dilakukan secara manual adalah sebesar 10,58 ± 0,85 m/s 2, sementara hasil pengukuran g berbasis komputer dengan menggunakan Coach 6 adalah sebesar 9,26 ± 0,55 m/s 2. Jika dibandingkan dengan pengukuran secara manual, hasil yang didapatkan dengan pengukuran berbasis komputer lebih mendekati nilai g referensi yaitu sebesar 9,777 m/s Dari hasil eksperimen pesawat Atwood, dapat ditunjukkan keunggulan pelaksanaan eksperimen berbasis komputer antara lain adalah dalam pelaksanaan praktikum dengan alokasi waktu yang sama seperti praktikum konvensional, observasi data hasil percobaan dapat dilakukan secara langsung, data yang diperoleh semakin banyak, dan informasi yang diperoleh semakin luas dengan menggunakan tools analize pada perangkat lunak Coach 6. VI. 2 Saran Perlu dilakukan pengembangan eksperimen fisika berbasis komputer untuk jenis eksperimen lainnya dengan menggunakan berbagai jenis sensor, minimal yang telah tersedia di laboratorium fisika dasar. Selain itu perlu dilakukan eksplorasi dalam penggunaan fitur-fitur pada perangkat lunak Coach 6 untuk mengemas kegiatan praktikum menjadi lebih menarik untuk mengkatkan kedalaman dalam melakukan analisis suatu peristiwa. 20

26 DAFTAR PUSTAKA [1] Jursa, A. S., Ed., Handbook of Geophysics and the Space Environment, 4th ed., Air Force Geophysics Laboratory, 1985, p [2] Kedzierska, E, & Dorenbos, V CoachLab II+ interface 006 User s Guide. Centre for Mikrocomputer Applications (CMA). Amsterdam. [3] Kedzierska, E, & Dorenbos, V The Photogate 0662I with Pulley Attachment User s Guide. Centre for Mikrocomputer Applications (CMA). Amsterdam. [4] Pudak Scientific Aplikasi Percobaan Berbasis Komputer dalam Pembelajaran Sains di Sekolah. PT Pudak Scientifik. Bandung. [5] Sutanto, H S & Suryantari, R. 2016, Modul Praktikum Fisika Dasar untuk FTI. Laboratorium Fisika Dasar. Universitas Katolik Parahyagan. Bandung. 21

PSBK. Percobaan Sains Berbasis Komputer. Cara baru melakukan percobaan sains SMP SMA

PSBK. Percobaan Sains Berbasis Komputer. Cara baru melakukan percobaan sains SMP SMA SD SMP SMA Percobaan Sains Berbasis Komputer Cara baru melakukan percobaan sains Terbuka dapat diintegrasikan dengan peralatan lab yang sudah ada dan dapat disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Mudah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS) sangat diperlukan untuk mengefektifkan kegiatan. pembelajaran. Media yang efektif hendaknya mampu meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS) sangat diperlukan untuk mengefektifkan kegiatan. pembelajaran. Media yang efektif hendaknya mampu meningkatkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan media pembelajaran fisika terutama alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) sangat diperlukan untuk mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Media yang efektif

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 PESAWAT ATWOOD NAMA : GIA.I.T.HENGKENG NIM : KELAS : 1B

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 PESAWAT ATWOOD NAMA : GIA.I.T.HENGKENG NIM : KELAS : 1B LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 PESAWAT ATWOOD NAMA : GIA.I.T.HENGKENG NIM : 15 505 09 KELAS : 1B PRODI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/2014 A. PILIHAN GANDA 1. Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume d. Panjang, lebar, tinggi, tebal b. Kecepatan,waktu,jarak,energi

Lebih terperinci

Latihan Soal Gerak pada Benda dan Kunci No Soal Jawaban 1 Perhatikan gambar di bawah ini!

Latihan Soal Gerak pada Benda dan Kunci No Soal Jawaban 1 Perhatikan gambar di bawah ini! Latihan Soal Gerak pada Benda dan Kunci No Soal Jawaban 1 Perhatikan gambar di bawah ini! Gambarlah resultan gaya pada ketiga balok di atas! 2 Perhatikan gambar di bawah ini! a. Berapakah jarak yang ditempuh

Lebih terperinci

1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood.

1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood. 1. Translasi dan rotasi 1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood. 2. Alat dan ahan Kereta dinamika : 1. Kereta dinamika 1 buah 2. eban tambahan @ 200 gram

Lebih terperinci

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. 1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. Berdasar gambar diatas, diketahui: 1) percepatan benda nol 2) benda bergerak lurus beraturan 3) benda dalam keadaan diam 4) benda akan bergerak

Lebih terperinci

PESAWAT ATWOOD. Kegiatan Belajar 1 A. LANDASAN TEORI

PESAWAT ATWOOD. Kegiatan Belajar 1 A. LANDASAN TEORI odul Gerak Kegiatan Belajar A. LANDASAN TEOI PESAWAT ATWOOD Dalam gerak translasi murni, sifat benda tegar mempertahankan keadaan geraknya disebut sebagai sifat kelembaman atau inersial. Sifat kelembaman

Lebih terperinci

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DINAMIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. HUKUM-HUKUM NEWTON Beberapa Definisi dan pengertian yg berkaitan dgn hukum newton MASSA: Benda adalah ukuran kelembamannya,

Lebih terperinci

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA CAKUPAN MATERI A. Hukum Pertama Newton B. Hukum Kedua Newton C. Hukum Ketiga Newton D. Gaya Berat, Gaya Normal & Gaya Gesek E. Penerapan Hukum Newton Hukum

Lebih terperinci

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS.

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS. DINAMIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS. 1. Carilah berat benda yang mempunyai : 1. 3 kilogram. 2. 200 gram. 2. Sebuah benda 20 kg yang bergerak bebas

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika

Laporan Praktikum Fisika Laporan Praktikum Fisika A. Judul Hukum Kekekalan Energi Mekanik. B. Tujuan Praktikum Dengan dilakukannya percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat memverifikasi membuktikan kebenaran dari hukum kekekalan

Lebih terperinci

MAKALAH PESAWAT ATWOOD

MAKALAH PESAWAT ATWOOD MAKALAH PESAWAT ATWOOD DISUSUN OLEH Nama : M.ARDHY ZULYO NIM : 03121403006 Kelas / Kelompok : B / 1 ( SATU ) Fakultas : Teknik Jurusan : Teknik Kimia UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG I KATA PENGANTAR Segala

Lebih terperinci

SILABUS : : : : Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

SILABUS : : : : Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur. SILABUS Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester SMA Dwija Praja Pekalongan FISIKA X (Sepuluh) 1 (Satu) Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya. Kompetensi 1.1 Mengukur

Lebih terperinci

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika. MATA KULIAH : FISIKA DASAR TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika. POKOK BAHASAN: Pendahuluan Fisika, Pengukuran Dan Pengenalan Vektor

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika K13 evisi Antiremed Kelas 10 Fisika Persiapan PTS Semester Genap Doc. Name: K13A10FIS0PTS Version: 017-03 Halaman 1 01. Pada benda bermassa m, bekerja gaya F yang menimbulkan percepatan a. Jika gaya dijadikan

Lebih terperinci

PETA KONSEP MATERI GLB DAN GLBB

PETA KONSEP MATERI GLB DAN GLBB PETA KONSEP MATERI GLB DAN GLBB memerlukan Titik acuan contoh Orang naik bus contoh Gerak matahari Pohon berjalan Gerak Semu Terdiri atas Terdiri atas GERAK Terdiri atas Gerak Lurus Terdiri atas Gerak

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMA... Kelas / Semester : X / 1 Mata Pelajaran : FISIKA 1. Standar : 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya. 1.1 Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA MAHASISWA FISIKA SEKOLAH II

LEMBAR KERJA MAHASISWA FISIKA SEKOLAH II Pesawat Atwood Gerak Jatuh Bebas Telescop LEMBAR KERJA MAHASISWA FISIKA SEKOLAH II PENYUSUN Dra. Murniati, M.Si. Website : pendidikanfisika.fkip.unsri.ac.id PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMA Kelas / Semester : X (sepuluh) / Semester I Mata Pelajaran : FISIKA Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum newton, baik Hukum Newton ke I,II,ataupun III. materi lebih dalam mata kuliah fisika dasar 1.Oleh karena itu,sangatlah perlu

BAB I PENDAHULUAN. hukum newton, baik Hukum Newton ke I,II,ataupun III. materi lebih dalam mata kuliah fisika dasar 1.Oleh karena itu,sangatlah perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari hari,banyak aktivitas maupun kegiatan kita tertuang dalam fisika. Salah satu materi yang sering berkaitan adalah penerapan hukum newton, baik

Lebih terperinci

Fisika Dasar. Dinamika Partikel. Siti Nur Chotimah, S. Si, M. T. Modul ke: Fakultas Teknik

Fisika Dasar. Dinamika Partikel. Siti Nur Chotimah, S. Si, M. T.   Modul ke: Fakultas Teknik Fisika Dasar Modul ke: Dinamika Partikel Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Siti Nur Chotimah, S. Si, M. T. Email : snur.chotimah@gmail.com www.mercubuana.ac.id Outline Hukum Newton I, II, III

Lebih terperinci

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak?????

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak????? DINAMIKA PARTIKEL GAYA Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain Macam-macam gaya : a. Gaya kontak gaya normal, gaya gesek, gaya tegang tali, gaya

Lebih terperinci

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA CAKUPAN MATERI A. Hukum Pertama Newton B. Hukum Kedua Newton C. Hukum Ketiga Newton D. Gaya Berat, Gaya Normal & Gaya Gesek Satuan Pendidikan E. Penerapan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA MATERI GERAK MELINGKAR UNTUK SMA

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA MATERI GERAK MELINGKAR UNTUK SMA PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA MATERI GERAK MELINGKAR UNTUK SMA Desy, Desnita, Raihanati Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No.10 Rawamangun, Jakarta Timur 13220 desynicola@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan pondasi atau gerbang menuju pendidikan formal yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan pondasi atau gerbang menuju pendidikan formal yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah dasar (SD) merupakan salah satu pendidikan formal yang boleh dikatakan pondasi atau gerbang menuju pendidikan formal yang lebih tinggi. Di sekolah dasar inilah

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN A. URAIAN MATERI: Suatu benda dikatakan bergerak jika benda tersebut kedudukannya berubah setiap saat terhadap titik acuannya (titik asalnya).

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 2 PESAWAT ATWOOD

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 2 PESAWAT ATWOOD LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 2 PESAWAT ATWOOD Nama : Nova Nurfauziawati NPM : 240210100003 Tanggal / jam : 2 Desember 2010 / 13.00-15.00 WIB Asisten : Dicky Maulana JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN

Lebih terperinci

Validasi Teknik Video Tracking Pada Praktikum Bandul Matematis Untuk Mengukur Percepatan Gravitasi Bumi

Validasi Teknik Video Tracking Pada Praktikum Bandul Matematis Untuk Mengukur Percepatan Gravitasi Bumi Validasi Teknik Video Tracking Pada Praktikum Bandul Matematis Untuk Mengukur Percepatan Gravitasi Bumi Yeni Tirtasari1,a), Fourier Dzar Eljabbar Latief 2,b), Abd. Haji Amahoru1,c) dan Nadia Azizah1,d)

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PRAKTIK SMA NEGERI 78 JAKARTA

SOAL UJIAN PRAKTIK SMA NEGERI 78 JAKARTA SOAL UJIAN PRAKTIK SMA NEGERI 78 JAKARTA Mata Pelajaran : Fisika Nomor Soal : 1 Petunjuk: Lakukan percobaan untuk memformulasikan resultan dua vektor dengan langkah kegiatan yang sistematis dan penyajian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembelajaran tentu diperlukan media sebagai alat untuk

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembelajaran tentu diperlukan media sebagai alat untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan proses pembelajaran tentu diperlukan media sebagai alat untuk menyampaikan pesan kepada siswa agar lebih mudah untuk memahami materi. Dengan adanya media

Lebih terperinci

BAB V HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

BAB V HUKUM NEWTON TENTANG GERAK BAB V HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Ilmuwan yang sangat berjasa dalam mempelajari hubungan antara gaya dan gerak adalah Isaac Newton, seorang ilmuwan Inggris. Newton mengemukakan tiga buah hukumnya yang dikenal

Lebih terperinci

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. HUKUM-HUKUM GERAK NEWTON Beberapa Definisi dan pengertian yang berkaitan dgn hukum gerak newton

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : X/1 Materi Pokok : Hukum Newton Alokasi Waktu : 8 JP A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

Lebih terperinci

EKSPERIMEN GERAK HARMONIK DUA BANDUL

EKSPERIMEN GERAK HARMONIK DUA BANDUL EKSPERIMEN GERAK HARMONIK DUA BANDUL Nely Sopiarini *1,2 dan Gede Bayu Suparta *3 1 Program S2 Khusus Departemen Agama Jurusan Fisika FMIPA UGM Yogyakarta 2 MAN Muara Teweh, Barito Utara Kalimantan Tengah

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM GERAK LURUS BERATURAN DAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN ANGGI YUNIAR PUTRI KELOMPOK IF2B

JURNAL PRAKTIKUM GERAK LURUS BERATURAN DAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN ANGGI YUNIAR PUTRI KELOMPOK IF2B JURNAL PRAKTIKUM GERAK LURUS BERATURAN DAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN ANGGI YUNIAR PUTRI 1301154492 KELOMPOK IF2B LABORATORIUM FISIKA DASAR PROGRAM PERKULIAHAN DASAR DAN UMUM UNIVERSITAS TELKOM 2015-2016

Lebih terperinci

Berikan jawaban anda sesingkatnya langsung pada kertas soal ini dan dikumpulkan paling lambat tanggal Kamis, 20 Desember 2012.

Berikan jawaban anda sesingkatnya langsung pada kertas soal ini dan dikumpulkan paling lambat tanggal Kamis, 20 Desember 2012. Nama : Kelas : Berikan jawaban anda sesingkatnya langsung pada kertas soal ini dan dikumpulkan paling lambat tanggal Kamis, 20 Desember 2012. 1. Besaran yang satuannya didefinisikan lebih dulu disebut

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Mekanika

Xpedia Fisika. Soal Mekanika Xpedia Fisika Soal Mekanika Doc Name : XPPHY0199 Version : 2013-04 halaman 1 01. Tiap gambar di bawah menunjukkan gaya bekerja pada sebuah partikel, dimana tiap gaya sama besar. Pada gambar mana kecepatan

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan pembelajaran Teknik. Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

SILABUS. Kegiatan pembelajaran Teknik. Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur. SILABUS Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran : MADRASAH ALIYAH NEGERI BAYAH : X (Sepuluh) / 1 (Satu) : FISIKA 1. Standar Kompetensi: 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya. Kompetensi

Lebih terperinci

Sistem Akuisisi Data Suhu Multipoint Dengan Mikrokontroler

Sistem Akuisisi Data Suhu Multipoint Dengan Mikrokontroler Sistem Akuisisi Data Suhu Multipoint Dengan Mikrokontroler Mytha Arena 1, Arif Basuki 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro STTNAS Yogyakarta Jln. Babarsari, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281. mytha98@yahoo.com

Lebih terperinci

Rancang Bangun Viskosimeter Fluida Metode Bola Jatuh Bebas Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16

Rancang Bangun Viskosimeter Fluida Metode Bola Jatuh Bebas Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 8, NOMOR 2 JUNI 2012 Rancang Bangun Viskosimeter Fluida Metode Bola Jatuh Bebas Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Didik Aryanto, Ernawati Saptaningrum, dan Wijayanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hampir semua bidang pekerjaan di dunia telah dikendalikan

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hampir semua bidang pekerjaan di dunia telah dikendalikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia komputer telah mencapai perkembangan yang sangat pesat. Hampir semua bidang pekerjaan di dunia telah dikendalikan oleh komputer. Pekerjaan-pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009:2).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009:2). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses dengan cara-cara tertentu agar seseorang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya

Lebih terperinci

Soal Pembahasan Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal

Soal Pembahasan Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal Soal Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal Hukum Newton I Σ F = 0 benda diam atau benda bergerak dengan kecepatan konstan / tetap atau percepatan gerak benda nol atau benda bergerak lurus

Lebih terperinci

EKSPERIMEN GERAK HARMONIK DUA BATANG TERKUNCI SEBAGIAN

EKSPERIMEN GERAK HARMONIK DUA BATANG TERKUNCI SEBAGIAN EKSPERIMEN GERAK HARMONIK DUA BATANG TERKUNCI SEBAGIAN Sigit Ristianto *1,2 dan Gede Bayu Suparta *3 1 Program S2 Khusus Departemen Agama Jurusan Fisika FMIPA UGM Yogyakarta 2 MA Wahid Hasyim Jl. Wahid

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 2016/2017

PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 2016/2017 PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 016/017 1. Dua buah pelat besi diukur dengan menggunakan jangka sorong, hasilnya digambarkan sebagai berikut: Selisih tebal kedua pelat besi

Lebih terperinci

PESAWAT ATWOOD. Herayanti, Lisna, Arsyam Basri, Rafika Rahmatia PENDIDIKAN FISIKA 2014 Abstrak

PESAWAT ATWOOD. Herayanti, Lisna, Arsyam Basri, Rafika Rahmatia PENDIDIKAN FISIKA 2014 Abstrak PESAWAT ATWOOD Herayanti, Lisna, Arsyam Basri, Rafika Rahmatia PENDIDIKAN FISIKA 2014 Abstrak Telah dilakukan suatu praktikum tentang pesawat atwood dengan tujuan mampu memahami konsep kinematika untuk

Lebih terperinci

KINEMATIKA STAF PENGAJAR FISIKA IPB

KINEMATIKA STAF PENGAJAR FISIKA IPB KINEMATIKA STAF PENGAJAR FISIKA IPB KINEMATIKA Mempelajari gerak sebagai fungsi dari waktu tanpa mempedulikan penyebabnya Manfaat Perancangan suatu gerak: Jadwal kereta, pesawat terbang, dll Jadwal pits

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan seharihari. Misalnya, pada saat memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Engineer tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan alat ukur. Akurasi pembacaan alat ukur tersebut sangat vital di dalam dunia keteknikan karena akibat dari error yang

Lebih terperinci

PENDAHLUAN. Penalaran Tinggi Keterampilan Rendah. Keterampilan dan Kreativitas Tinggi. Penalaran Rendah Keterampilan Tinggi

PENDAHLUAN. Penalaran Tinggi Keterampilan Rendah. Keterampilan dan Kreativitas Tinggi. Penalaran Rendah Keterampilan Tinggi Kemampuan Bernalar Bimbel PENDAHLUAN Latar Belajang Kurikulum 2013 merupakan penguatan pelaksanaan kurikulum berbasisk kompetensi (KBK) yang dirintis sejak tahun 2002. Penyempurnaan terus dilakukan oleh

Lebih terperinci

GAYA DAN HUKUM NEWTON

GAYA DAN HUKUM NEWTON GAYA DAN HUKUM NEWTON 1. Gaya Gaya merupakan suatu besaran yang mempunyai besar dan arah. Satuan gaya adalah Newton (N). Gbr. 1 Gaya berupa tarikan pada sebuah balok Pada gambar 1 ditunjukkan sebuah balok

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN RANGKAIAN TIMER OTOMATIS PESAWAT ATWOOD

RANCANG BANGUN RANGKAIAN TIMER OTOMATIS PESAWAT ATWOOD RANCANG BANGUN RANGKAIAN TIMER OTOMATIS PESAWAT ATWOOD Dema Siska Afrilla, Walfed Tambunan, Sugianto Mahasiswa Program Studi S1 Fisika Bidang Fisika Eksperimen Jurusan Fisika Bidang Fisika Lingkungan Jurusan

Lebih terperinci

DINAMIKA GERAK. 2) Apakah yang menyebabkan benda yang sedang bergerak dapat menjadi diam?

DINAMIKA GERAK. 2) Apakah yang menyebabkan benda yang sedang bergerak dapat menjadi diam? DINAMIKA GERAK KEGIATAN TATAP MUKA A. Pendahuluan Mengapa buah nangka yang tergantung di pohon, bila sudah matang jatuh ke Bumi? Gerak apa yang dialami nangka yang jatuh itu? Ya benar, buah nangka yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan sensor putaran berbasis serat optik dilakukan di Laboratorium Optik dan Fotonik serta Laboratorium Bengkel Jurusan

Lebih terperinci

BAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius

BAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius BAB III GERAK LURUS Pada bab ini kita akan mempelajari tentang kinematika. Kinematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang gerak tanpa memperhatikan penyebab timbulnya gerak. Sedangkan ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No.2 (2017), hal ISSN : X

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No.2 (2017), hal ISSN : X RANCANG BANGUN ALAT UKUR GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB) PADA BIDANG MIRING BERBASIS ARDUINO [1] Vionanda Sheila Deesera, [2] Ilhamsyah, [3] Dedi Triyanto [1][3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB Soal No. 1 Seorang berjalan santai dengan kelajuan 2,5 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan agar ia sampai ke suatu tempat yang

Lebih terperinci

1. Latar Belakang Masalah

1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi otomasi kendali dan mikrokontroler, berbagai alat yang praktis dan efisien telah banyak diciptakan. Para ahli dibidang

Lebih terperinci

Di unduh dari : Bukupaket.com

Di unduh dari : Bukupaket.com Tabel tersebut mendeskripsikan besarnya jarak dan waktu yang diperlukan sepeda untuk bergerak. Dengan menggunakan rumus kelajuan dan percepatan, hitunglah: a. kelajuan sepeda pada detik ke 2, b. kelajuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perantara atau pengantar ini, menurut Bovee dalam Asyhar (2011: 4),

II. TINJAUAN PUSTAKA. perantara atau pengantar ini, menurut Bovee dalam Asyhar (2011: 4), 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Alat Peraga sebagai Media Pembelajaran Secara etimologis, media berasal dari Bahasa Latin, merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang berarti "tengah, perantara, atau pengantar".

Lebih terperinci

Kumpulan Soal UN Materi Hukum Newton

Kumpulan Soal UN Materi Hukum Newton Kumpulan Soal UN Materi Hukum Newton 1. Soal UN 2011/2012 Paket D21 Agar gaya normal yang bekerja pada balok sebesar 20 N, maka besar dan arah gaya luar yang bekerja pada balok adalah... A. 50 N ke bawah

Lebih terperinci

Jawaban Soal No W = (3kg)(9,8m/s 2 )= 29,4 kg.m/s 2 =29,4 N 2. W = (0,20kg)(9,8m/s 2 )=1,96 N 10/21/2011

Jawaban Soal No W = (3kg)(9,8m/s 2 )= 29,4 kg.m/s 2 =29,4 N 2. W = (0,20kg)(9,8m/s 2 )=1,96 N 10/21/2011 Jawaban Soal No 01 Hubungan umum antara massa m dan berat W adalah W = mg. Dalam hal hubungan ini, m dinyatakan dalam kilogram, g dalam m/s 2, dan w dalam Newton. Diperoleh, g = 9,8 m/s 2. Percepatan disebabkan

Lebih terperinci

EKSPERIMEN GERAK JATUH BEBAS BERBASIS PEREKAMAN VIDEO DI MA WAHID HASYIM. Sigit Ristanto

EKSPERIMEN GERAK JATUH BEBAS BERBASIS PEREKAMAN VIDEO DI MA WAHID HASYIM. Sigit Ristanto Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika ISSN : 2086-2407 Vol. 3 No. 1 April 2012 EKSPERIMEN GERAK JATUH BEBAS BERBASIS PEREKAMAN VIDEO DI MA WAHID HASYIM Sigit Ristanto Program Studi Pendidikan Fisika IKIP

Lebih terperinci

MODUL 4 IMPULS DAN MOMENTUM

MODUL 4 IMPULS DAN MOMENTUM MODUL 4 IMPULS DAN MOMENTUM A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan definisi impuls dan momentum dan memformulasikan impuls dan momentum 2. Memformulasikan hukum kekekalan momentum 3. Menerapkan konsep kekekalan

Lebih terperinci

DINAMIKA. Rudi Susanto, M.Si

DINAMIKA. Rudi Susanto, M.Si DINAMIKA Rudi Susanto, M.Si DINAMIKA HUKUM NEWTON I HUKUM NEWTON II HUKUM NEWTON III MACAM-MACAM GAYA Gaya Gravitasi (Berat) Gaya Sentuh - Tegangan tali - Gaya normal - Gaya gesekan DINAMIKA I (tanpa gesekan)

Lebih terperinci

SILABUS. Indikator Pencapaian Kompetensi

SILABUS. Indikator Pencapaian Kompetensi SILABUS Mata Pelajaran : Fisika Nama Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Sleman Kelas : X inti : (Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016, Lampiran 03) 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

Lebih terperinci

Bayati Chairinisa Napitupulu Khairina Ulfa Nst

Bayati Chairinisa Napitupulu Khairina Ulfa Nst Simulasi Pada Gaya (Hukum Newton II) Bayati bayati_b@yahoo.com Chairinisa Napitupulu chairinisakoto@yahoo.com Khairina Ulfa Nst ukhairina@gmail.com Imam Fakhri Jundi jundijundi.ghost@gmail.com Lisensi

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 FISIKA

Antiremed Kelas 10 FISIKA Antiremed Kelas 0 FISIKA Dinamika, Partikel, dan Hukum Newton Doc Name : K3AR0FIS040 Version : 04-09 halaman 0. Gaya (F) sebesar N bekerja pada sebuah benda massanya m menyebabkan percepatan m sebesar

Lebih terperinci

BAHAN AJAR ANDI RESKI_15B08049_KELAS C PPS UNM

BAHAN AJAR ANDI RESKI_15B08049_KELAS C PPS UNM Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui benda-benda yang bergerak melingkar beraturan misalnya: gerak bianglala, gerak jarum jam, gerak roda sepeda/motor/mobil, gerak baling-baling kipas angin,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL DALAM MENENTUKAN NILAI VISKOSITAS CAIRAN

PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL DALAM MENENTUKAN NILAI VISKOSITAS CAIRAN PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL DALAM MENENTUKAN NILAI VISKOSITAS CAIRAN LAPORAN PENELITIAN Oleh, Jesse Juan Fritz Parluhutan Lumbantobing (112059) Sarah Ratna Sari Panjaitan (112108) Andrew Sefufan Simamora

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pendahuluan Dalam bab ini akan dijelaskan tentang dasar teori yang akan digunakan sebagai acuan dalam analisis dan perancangan perangkat lunak Aplikasi Pembelajaran Fisika Berbasis

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

Menentukan percepatan gravitasi dengan gerak parabola

Menentukan percepatan gravitasi dengan gerak parabola A. Tujuan Praktikum Menentukan percepatan gravitasi dengan gerak parabola 1. Memperkenalkan kepada siswa tentang teknik analisis video pada kajian kinematika gerak parabola. 2. Siswa dapat menentukan nilai

Lebih terperinci

Gambar 3.1: Dua batu yang dijatuhkan dari ketinggian yang sama dan dalam waktu yang sama.

Gambar 3.1: Dua batu yang dijatuhkan dari ketinggian yang sama dan dalam waktu yang sama. 1. Jatuh Bebas Bila dua batu yang berbeda beratnya dijatuhkan tanpa kecepatan awal dari ketinggian yang sama dalam waktu yang sama, batu manakah yang sampai di tanah duluan? Peristiwa di atas dalam Fisika

Lebih terperinci

KARTU SOAL DAN SPESIFIKASI SOAL UJIAN PRAKTIK SMA NEGERI 78 JAKARTA

KARTU SOAL DAN SPESIFIKASI SOAL UJIAN PRAKTIK SMA NEGERI 78 JAKARTA KARTU SOAL DAN SPESIFIKASI SOAL UJIAN PRAKTIK SMA NEGERI 78 JAKARTA Mata Pelajaran : Fisika Nomor Soal :1 Standar Komeptensi Lulusan: Memahami prisnsip pengukuran dan melakukan pengukuran besaran fisika

Lebih terperinci

BAB 2 GAYA 2.1 Sifat-sifat Gaya

BAB 2 GAYA 2.1 Sifat-sifat Gaya BAB 2 GAYA Dua bab berikutnya mengembangkan hukum statistika, yang merupakan suatu kondisi dimana suatu benda tetap diam. Hukum ini dapat dipakai secara universal dan dapat digunakan untuk mendesain topangan

Lebih terperinci

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika Hukum Newton Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinematika Mempelajari gerak materi tanpa melibatkan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan baik adalah sebagai berikut : 1. Komputer dengan kecepatan processor Dual Core

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan baik adalah sebagai berikut : 1. Komputer dengan kecepatan processor Dual Core BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi kebutuhan perangkat keras yang disarankan untuk menjalankan aplikasi perangkat ajar IPA Simulasi

Lebih terperinci

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Gelombang Berdiri

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Gelombang Berdiri Gelombang Berdiri 1. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan cepat rambat gelombang pada dawai. TEORI DASAR Pernahkan Anda mengamati getaran dawai gitar saat dipetik? Memetik salah satu dawai gitar dengan memvariasikan

Lebih terperinci

UM UGM 2017 Fisika. Soal

UM UGM 2017 Fisika. Soal UM UGM 07 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM07FIS999 Version: 07- Halaman 0. Pada planet A yang berbentuk bola dibuat terowongan lurus dari permukaan planet A yang menembus pusat planet dan berujung di permukaan

Lebih terperinci

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Gelombang Berdiri

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Gelombang Berdiri Gelombang Berdiri 1. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan cepat rambat gelombang pada dawai 2. TEORI DASAR Pernahkan Anda mengamati getaran dawai gitar saat dipetik? Memetik salah satu dawai gitar dengan memvariasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persamaan diferensial merupakan persamaan yang didalamnya terdapat beberapa derivatif. Persamaan diferensial menyatakan hubungan antara derivatif dari satu variabel

Lebih terperinci

Pendayagunaan Linear Air Track untuk Percobaan Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan

Pendayagunaan Linear Air Track untuk Percobaan Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan Pendayagunaan Linear Air Track untuk Percobaan Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan Tjondro Indrasutanto Tanti Yunitasari Abstrak. Dalam pelaksanaan percobaan gerak lurus di laboratorium,

Lebih terperinci

Fis-3.4/4.4/1/4-4. Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) Fantasi Gerak Lurus. Untuk Kelas X SMAN 5 MATARAM

Fis-3.4/4.4/1/4-4. Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) Fantasi Gerak Lurus. Untuk Kelas X SMAN 5 MATARAM Fis-3.4/4.4/1/4-4 Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) Fantasi Gerak Lurus Untuk Kelas X SMAN 5 MATARAM Fis-3.4/4.4/1/4-4 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Fisika b. Semester : I c. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol

Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol HUKUM I NEWTON Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol ΣF = 0 maka benda tersebut : - Jika dalam keadaan diam akan tetap diam, atau - Jika dalam keadaan bergerak lurus

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PELAKSANAAN UJIAN PRAKTIKUM FISIKA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SENIN, 23 FEBRUARI 2015

PENGUMUMAN PELAKSANAAN UJIAN PRAKTIKUM FISIKA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SENIN, 23 FEBRUARI 2015 PENGUMUMAN PELAKSANAAN UJIAN PRAKTIKUM FISIKA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SENIN, 23 FEBRUARI 2015 ATURAN PELAKSANAAN : 1. Siswa/siswi melihat daftar ujian praktikum. 2. Siswa/siswi wajib mengenakan pakaian

Lebih terperinci

A. Tujuan. 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood.

A. Tujuan. 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood. 1. Translasi dan rotasi A. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood. B. Alat dan Bahan Kereta dinamika : 1. Kereta dinamika 1 buah 2. Beban tambahan @ 200 gram

Lebih terperinci

3/FISIKA DASAR/LFD. Gelombang Berdiri

3/FISIKA DASAR/LFD. Gelombang Berdiri I. TUJUAN PERCOBAAN Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI 2008 3/FISIKA DASAR/LFD Gelombang Berdiri Menentukan cepat rambat gelombang pada dawai II. PENGANTAR Pernahkan Anda mengamati

Lebih terperinci

MEKANIKA. Oleh WORO SRI HASTUTI DIBERIKAN PADA PERKULIAHAN KONSEP DASAR IPA. Pertemuan 5

MEKANIKA. Oleh WORO SRI HASTUTI DIBERIKAN PADA PERKULIAHAN KONSEP DASAR IPA. Pertemuan 5 MEKANIKA Oleh WORO SRI HASTUTI DIBERIKAN PADA PERKULIAHAN KONSEP DASAR IPA Pertemuan 5 KINEMATIKA DAN DINAMIKA Sub topik: PARTIKEL Kinematika Dinamika KINEMATIKA mempelajari gerakan benda dengan mengabaikan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA PERCOBAAN VIRTUAL BANDUL FISIS

LEMBAR KERJA SISWA PERCOBAAN VIRTUAL BANDUL FISIS LEMBAR KERJA SISWA PERCOBAAN VIRTUAL BANDUL FISIS Tujuan Percobaan 1. Menyelidiki pengaruh panjang tali terhadap periode ayuna bandul 2. Menyelidiki pengaruh massa beban terhadap periode ayuna bandul 3.

Lebih terperinci

Lembar Kegiatan Siswa

Lembar Kegiatan Siswa 11 Lembar Kegiatan Siswa Indikator : 1. menggunakan viskometer dua kumparan 2. memahami konsep konsep dasar mengenai viskositas suatu fluida 3. mengitung besarnya viskositas suatu fluida melalui grafik

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

Media tutorial berbasis web untuk pembelajaran fisika materi hukum newton tentang gerak

Media tutorial berbasis web untuk pembelajaran fisika materi hukum newton tentang gerak INTRO Keterangan syarat minimum computer/laptop yang dapatdigunakan untuk menajalankan tutorial memulai dan menjalankan tutorial Link yang mengarahkan ke website adobe untuk mengunduh Flash palyer (online)

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) A. Identitas Sekolah : SMA Negeri 1 Jogonalan Kelas / Semester : X (sepuluh) / Semester I Tahun Pelajaran :... Mata Pelajaran : FISIKA Standar Kompetensi 1. Menerapkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN DAYA GUNA PRAKTIKUM FISIKA DASAR MELALUI PENATAAN ULANG (REDISAIN) PETUNJUK/PANDUAN PRAKTIKUM, SETING PELAKSANAAN SERTA PROSEDUR PENILAIAN

PENINGKATAN DAYA GUNA PRAKTIKUM FISIKA DASAR MELALUI PENATAAN ULANG (REDISAIN) PETUNJUK/PANDUAN PRAKTIKUM, SETING PELAKSANAAN SERTA PROSEDUR PENILAIAN PENINGKATAN DAYA GUNA PRAKTIKUM FISIKA DASAR MELALUI PENATAAN ULANG (REDISAIN) PETUNJUK/PANDUAN PRAKTIKUM, SETING PELAKSANAAN SERTA PROSEDUR PENILAIAN PRAKTIKUM Senin, 23 Januari 2006 Menu PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan kondisi belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi-potensi

Lebih terperinci

Kinematika Sebuah Partikel

Kinematika Sebuah Partikel Kinematika Sebuah Partikel oleh Delvi Yanti, S.TP, MP Bahan Kuliah PS TEP oleh Delvi Yanti Kinematika Garis Lurus : Gerakan Kontiniu Statika : Berhubungan dengan kesetimbangan benda dalam keadaan diam

Lebih terperinci

KISI KISI UJI COBA SOAL

KISI KISI UJI COBA SOAL KISI KISI UJI COBA SOAL Materi Indikator Soal Alat Evaluasi (soal) Gerak Lurus Disajikan 1. Perhatikan gambar dibawah ini! dengan gambar diagram S R O P Q T Kecepatan cartesius, Siswa dan -6-5 -4-3 -2-1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan di atas

I. PENDAHULUAN. Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan di atas 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan di atas zat cair. Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan

Lebih terperinci