BAB II GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA. Kota Sibolga terletak di pantai Barat Sumatera Utara. Kota ini berada pada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA. Kota Sibolga terletak di pantai Barat Sumatera Utara. Kota ini berada pada"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA Letak Geografis Kota Sibolga Kota Sibolga terletak di pantai Barat Sumatera Utara. Kota ini berada pada sisi pantai Teluk Tapian Nauli menghadap ke arah lautan Hindia. Bentuk Kota memanjang dari Utara ke Selatan mengikuti garis pantai. Sebelah Timur terdiri dari gunung dan sebelah Barat adalah lautan. Lebar kota yaitu jarak dari garis pantai ke pegunungan sangat sempit hanya lebih kurang 500 meter sedangkan panjangnya adalah km. Karena sempitnya daratan yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk, akhirnya banyak tepian pantai yang ditimbun manjadi daratan untuk dijadikan lahan pemukiman. Wilayah pemerintahan Kodya Sibolga seluas 1077,00 Ha yang terdiri dari 889, 16 Ha (82,5%) daratan, 187,84 Ha (17,44%) daratan Kepulauan dan ,6 Ha lautan. Daratan kepulauan yang termasuk dalam kawasan Sibolga yaitu Pulau Panjang, Pulau Sarudik, Pulau Poncan Gadang (Besar), dan Pulau Poncan Ketek (Kecil). Melihat kondisi geografis kota Sibolga yang mempunyai lautan yang luas tersebut, dapat dipastikan bahwa mayoritas mata pencaharian dari penduduk Sibolga adalah nelayan. Di samping itu, mata pencaharian dari penduduk kota Sibolga adalah pertanian. Sementara itu, sungai-sungai yang termasuk dalam kawasan kota Sibolga

2 antara lain, Sungai Aek Doras, Sungai Sihopo-hopo, Sungai Muara Baiyon, dan Sungai Aek Horsik. 9 Kota Sibolga letaknya berada diantara daratan pantai, lereng dan pegunungan, pada ketinggian berkisar antara meter di atas permukaan laut. Keadaan alamnya relatif kurang beraturan. Kemiringan (lereng) lahan bervariasi antara 0-2% sampai dengan 40%. 10 Dari aspek topologinya berdasarkan lahan seluas 1077, 00 Ha yang bersatu dengan Sumatera, keberadaan wilayah Sibolga dengan kemiringan lahan dapat digambarkan dengan komposisi sebagai berikut: - Datar dengan kemiringan : 36, 14% - Miring dengan posisi : 26,50% - Curam dengan kemiringan 400 : % Topologi kemiringan tanah (km) yaitu : - Kemiringan 0-2% seluas : 3,12 km² - Kemiringan 2-15% seluas : 0,95 km² - Kemiringan 15-40% seluas : 0,31 km² - Kemiringan 40% seluas : 6,31 km² Berdasarkan kemiringan lahan tersebut, dapat disimpulkan yang paling dominan adalah kemiringan yang lebih dari 40%. Sehingga dapat pula disimpulkan wilayah kota Sibolga merupakan daerah yang curam dan arena kecuraman tersebut Sibolga tidak mempunyai kemungkinan akan banjir. 9 Erwin J. V Nababan, Tekong (Studi Deskriptif Terhadap Sumber Daya Alam Pesisir Pada Masyarakat Sibolga), Medan : Tanpa Penerbit, 2009, hlm Pemko Sibolga, Geografis Kota Sibolga, Sibolga : Tanpa Penerbit. 2008, hlm. 12

3 Secara astronomi, Sibolga terletak pada LU dan BT. Kondisi iklim Sibolga tidak jauh berbeda dengan wilayah-wilayah lain di Sumatera Utara. Iklim Sibolga terbagi atas dua kondisi, yaitu: Musim kemarau yang terjadi pada bulan Januari hingga bulan Agustus Musim hujan yang terjadi pada bulan September hingga bulan Desember Curah hujan di Kota Sibolga cenderung tidak tetap dan tidak teratur sepanjang tahunnya. Jumlah hujan per tahun berkisar antara mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan September yaitu 526, 1 mm sedangkan hari hujan terbanyak terjadi pada bulan November yaitu 25 hari. Kota Sibolga berada pada ketinggian antara 1-50 meter diatas permukaan laut dan beriklim cukup panas. Temperatur udara di Sibolga antara C kondisi ini cenderung tetap dan tidak berubah. Batas-batas wilayah Kota Sibolga antara lain : - Sebelah Utara : Kabupaten Tapanuli Tengah - Sebelah Timur : Kabupaten Tapanuli Tengah - Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Tengah - Sebelah Barat : Teluk Tapian Nauli Wilayah administrasi pemerintahan Kodya Sibolga terdiri dari 4 (empat) Kecamatan dan 16 (enam belas) Kelurahan. Keempat kecamatan itu adalah, Kecamatan Sibolga Utara dengan empat kelurahan luas area 3,333 Km 2, Kecamatan Sibolga Kota dengan empat kelurahan luas area 2,7732 Km 2, Kecamatan Sibolga Selatan dengan empat kelurahan luas area 3,138 Km 2, dan Kecamatan Sibolga Sambas dengan empat kelurahan luas area 1,566 Km 2.

4 2. 2. Kondisi Masyarakat Kota Sibolga Masyarakat Sibolga bersifat majemuk, dikarenakan ada beberapa etnis yang mendiami wilayah Sibolga, sehingga kota tersebut mendapat julukan Negeri Berbilang Kaum. Adapun beberapa etnis yang tinggal di Sibolga antara lain Toba, Mandailing, Melayu, Nias, Jawa, Minang, Bugis, Aceh, dan suku-suku lain dari Indonesia bagian timur. Selain itu, terdapat beberapa pendatang asing seperti etnis Tionghoa, India, dan Arab yang hidup secara berdampingan, damai dan saling menghormati adat istiadat yang dibawa oleh masing-masing etnis tersebut, akan tetapi masyarakat di kota Sibolga lebih dominan adalah etnis Batak. Hal ini menggambarkan bahwa kota Sibolga merupakan suatu wilayah yang multi-etnik. Etnik Batak, seperti yang telah disebutkan di atas berasal dari Silindung yang bernama Tuanku Dorong dan bermarga Hutagalung. Diperkirakan bahwa marga inilah yang memasuki Sibolga pada tahun Hal ini berdasarkan bukti bahwa keturunan marga Hutagalung masih berdiam di Sibolga hingga saat ini dan telah sampai sembilan keturunan. Selain marga-marga Hutagalung banyak marga Batak lainnya yang datang secara bergerombol dan bermukin di sebagian wilayah Sibolga. Awal masuknya etnis Batak ke Sibolga terjadi pada saat perdagangan yang dilakukan antara orang-orang pedalaman dan masyarakat pesisir pantai Sibolga. Seorang yang bernama Ompu Hurinjom Hutagalung yang berasal dari Silindung membentuk suatu permukimam di daerah Simaminggir. Simaminggir merupakan suatu kawasan yang dekat dengan Bonan Dolok yang terletak 10 km dari sebelah utara Sibolga. Tempat tersebut berada pada ketinggian meter di atas permukaan laut sehingga secara langsung dapat melihat ke Teluk Tapian Nauli dan

5 pada akhirnya tempat tersebut berfungsi sebagai tempat persinggahan bagi orang yang melakukan perjalanan dari Silindung ke Pantai Barat. Dalam masyarakat Sibolga bahasa daerah atau bahasa Batak sangatlah jarang dipergunakan untuk pengucapan sehari-hari, khususnya masyarakat yang berada di pesisir pantai. Masyarakat lebih cenderung menggunakan bahasa pesisir. Bahasa pesisir ini adalah suatu alat komunikasi masyarakat pesisir dalam menyampaikan maksud dan tujuan, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa pesisir tersebut banyak digunakan oleh masyarakat yang berada di Tapanuli Tengah dan Sibolga. Peranan bahasa pesisir telah menjadi bahasa pengantar dalam berbagai kegiatan masyarakat Sibolga, baik dalam bahasa sehari-hari maupun kegiatan upacara adat dan upacara lainnya seperti upacara pernikahan. Bahasa pesisir ini adalah bagian dari kebudayaan yang lahir di Sibolga yakni dalam satu kesatuan adat yang disebut sebagai adat Sumando. Adat Sumando adalah suatu kesatuan ruang lingkup kebudayaan suku pesisir Sibolga, terdiri dari, bahasa pesisir, adat istiadat di pesisir, kesenian pesisir, dan makanan khas pesisir. Adat Sumando adalah suatu pertambahan dan pencampuran satu keluarga lain yang seiman dengan ikatan tali pernikahan menurut agama Islam dan disahkan memakai upacara adat pesisir. Maka yang dimaksud orang Sumando adalah, seorang menantu atau abang ipar ataupun abang ipar yang telah menjadi keluarga sendiri sehingga segala sesuatu urusan yang baik atau buruk menjadi tanggung jawab bersama orang Sumando. Pandangan hidup dan ikatan adat-istiadat masyarakat pesisir kota Sibolga sangat kuat dan hubungan kekerabatan Sumando merupakan jalur dalam

6 menjembatani persaudaraan, itulah sebabnya tidak ada keputusan adat yang ditempuh tanpa melibatkan musyawarah semua anggota keluarga. Secara umum iklim kondusif adat ini merupakan modal awal masyarakat pesisir dalam menyukseskan pembangunan daerah kota Sibolga. 11 Dikarenakan letak geografis berada di pantai barat Sumatera, Sibolga tumbuh dan berkembang menjadi pusat perdagangan. Adapun hasil bumi yang diperdagangkan meliputi, karet, kopi, kemenyan, rotan, rempah-rempah dan komoditi lainnya. Barang-barang perdagangan ini berasal dari Sibolga maupun dari daerahdaerah di sekitarnya. Wilayah ini merupakan suatu tempat yang sering dikunjungi oleh para pelaut yang datang dari dalam maupun luar pulau Sumatera untuk melakukan perdagangan. Perdagangan yang terjadi di wilayah Sibolga tidak hanya dengan orang-orang yang berasal dari wilayah Sibolga atau luar wilayah Sumatera, akan tetapi juga dengan bangsa asing yang datang ke Sibolga. Perdagangan itu semakin berkembang dan ramai dengan singgahnya kapal-kapal asing di antaranya, Portugis, Inggris, Tiongkok, Siam, dan Birma untuk membeli rempah-rempah dan komoditas pertanian lainnya. Perdagangan yang terjadi antara orang Sibolga dan masyarakat yang berasal dari pedalaman Sumatera telah terjadi sejak lama. Orang-orang yang berasal dari wilayah pedalaman membutuhkan hasil laut seperti garam dan ikan yang didapatkan dari masyarakat di sekitar pantai Sibolga. Sebaliknya, masyarakat pesisir pantai memerlukan hasil pertanian seperti buah-buahan, sayuran dan hasil hutan lainnya. 11 Ibid., hal. 186

7 Rute perjalanan yang ditempuh oleh orang-orang dari Batak Toba ke daerah Pantai Barat Sumatera yaitu dengan melakukan perjalanan dari Silindung-Aek Raisan- Bonan Dolok-Mela-Poncan-Mursala dengan pulang pergi. Perdagangan inilah yang menyebabkan banyaknya masyarakat Batak, Aceh, Minang dan lainnya datang ke daerah Sibolga. 12 Pada umumnya sumber mata pencaharian masyarakat Sibolga berasal dari sektor perikanan dan bekerja sebagai nelayan. Masyarakat Sibolga sangat mengandalkan potensi kekayaan bahari, hal ini dapat dilihat dari upaya dalam peningkatan sektor perikanan. Pada tahun 1990 tercatat jumlah produksi di sektor perikanan laut sebanyak 9405,2 ton, sepanjang tahunnya dari tahun produksi perikanan laut cenderung naik dan umumnya diusahakan oleh masyarakat yang tinggal pada kawasan pantai baik secara tradisional maupun teknis Sejarah Pendidikan di Sibolga sebelum Tahun Pendidikan Islam Sebelum kemerdekaan Indonesia, pendidikan Islam di Sibolga hanya terdiri dari beberapa pengajian yang dikelola oleh perkumpulan keagamaan baik didirikan secara individu maupun organisasi agama Islam seperti Muhammadiyah, Nahdathul Ulama (NU), dan Al-Washliyah. kemudian beberapa organisasi ini, seperti Muhammadiyah dan Nahdathul Ulama (NU) masing-masing mendirikan beberapa sekolah/madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar, Tsanawiyah/SMTP dan Aliyah/SMT. 12 Ibid., hal Ibid hal. 178

8 Adapun pembangunan pendidikan sampai tingkat perguruan tinggi yang dilakukan oleh organisasi Islam di Sibolga baru terjadi pada tahun 1986 yakni dengan mendirikan STIE Al-Washliyah yang didirikan oleh organisasi Alwashliyah. Madrasah Islam yang pertama kali di Sibolga didirikan pada tahun 1929 yaitu Islamiyah School lahir menjadi sebuah sekolah dengan pelajaran umum, hal ini dikarenakan kebutuhan masyarakat akan pendidikan mulai timbul dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap masyarakat. Pada perkembangan selanjutnya ( ), Islamiyah School berubah menjadi SD Islamiyah belajar, dan pada periode ini Perguruan Islamiyah berkembang dengan sangat pesat tercatat sekitar 400 orang siswa terdaftar, angka kelulusanpun mencapai 90%, lebih tinggi dibanding kelulusan sekolah negeri maupun swasta. Kemudian ditahun 1976, sekolah ini mulai mengalami penurunan. Penurunan yang drastis terjadi pada tahun , siswa yang tercatat hanya sebanyak 225 siswa, untuk mengantisipasi dibuka SMP Islamiyah pada tahun 1987 sampai sekarang Pendidikan Kristen (Protestan) Perkembangan pendidikan Kristen di Sibolga berkaitan dengan perkembangan agama Kristen di Sibolga. Seperti diketahui, mayarakat batak pada umumnya bermukim di daerah pegunungan bukit barisan yang sebelum terisolir dari masyarakat luar. Mereka belum mengenal agama monotheisme, masih menganut pagan atau agama yang mengenal banyak tuhan, animisme. Agama Kristen mulai masuk ke daerah Tapanuli pada abad ke 18 diperkenalkan oleh missionaris Eropa berkebangsaan Belanda, Jerman dan Inggris.

9 Penyebaran agama Kristen mungkin pula masuk melalui pintu gerbang pelabuhan Sibolga yang merupakan pusat persinggahan armada dagang bangsa asing. Para missionaris Eropa masuk bersamaan kapal dagang dan menetap di Tapanuli kemudian meyebarkan agama Kristen disekitar pegunungan Tapanuli. 14 Penyebaran agama Kristen ke Sibolga masuk melalui datangnya masyarakat Batak yang terlebih dahulu menganut agama Kristen dan menyebar melalui pergaulan dengan masyarakat setempat. Adapun kegagalan missionaris asing menyebarkan agama Kristen di Sibolga dikarenakan masyarakat pesisir Sibolga sudah terlebih dahulu menganut agama Islam dan agama Islam sudah sangat kuat pengaruhnya terhadap masyarakat pesisir Sibolga. Akibatnya para missionaris mempusatkan penyebarannya di sekitar pegunungan Tapanuli. Adapun sekolah-sekolah asuhan zending HKBP di Sibolga, sebagai berikut: 1. Zending School, didirikan pada tahun 1927 kemudiansetelah merdeka dinamai Sekolah Rakyat HKBP Sibolga 2. Schakel dan Vervolg, didirikan pada tahun 1929 kemudian menjadi sekolah rakyat setelah merdeka. 3. Christelyke HIS, didirikan pada tahun 1954 kemudian menjadi SMP HKBP sampai sekarang. 4. Pada tahun 1968, dibuka SMA HKBP Sibolga 5. Pada tahun 1976, dibuka SPG, kemudian menjadi SMA 2 HKBP Sibolga sampai sekarang. 6. Pada tahun 1984, dibuka SMEA HKBP Sibolga sampai sekarang. 14 Ibid., hal. 237

10 Pendidikan Katolik Tahun 1927 berhasil didirikan sekolah katolik, berikut daftar sejarah ringkas pendidikan Katolik di Sibolga 1. Dibukanya Sekolah Frobel dan Sekolah Rakyat (SR) bagi orang-orang Tionghoa dengan pengantar Bahasa Belanda 2. Didirikannya Sekolah Rakyat HIS Katolik dan HIS Chinese tahun 1932 dan diakui setaraf dengan sekolah pemerintah pada tahun Murid-muridnya kebanyakan turunan Tionghoa dan pribumi 3. Didirikan Sekolah Rakyat secara darurat di Pangaribuan (7 km ke barat dari kota Barus) dan berkembang sampai pertengahan tahun Semua missi yang didirikan Missi Katolik ditutup pada tahun 1945 dikarenakan semua Suster dan Pastor masuk Camp Interniran 5. Pada tahun 1956 didirikan SMP Katolik Sibolga SMP Fatima Sibolga 6. Pada tahun 1980, didirikan SMA Katolik Sibolga 7. Didirikan LPTK (Lembaga Pembinaan Teknik Katolik) pada tahun 1980 di Mela merupakan sekolah kursus keterampilan teknik setingkat SLTA selama 3 tahun dengan jurusankayu/ Perabot dan Batu/ Beton Bertulang 8. Pada tahun 1986, didirikan Santo Johannes di Tumba Jae, 35 kilometer ke barat dan Barus, kemudian membuka SMA pada tahun Pendidikan Sekolah Negeri Sibolga Sebelum Indonesia merdeka pendidikan di Sibolga hanya sebatas tingkat Sekolah Dasar, kemudian adapun pembangunan sekolah untuk tingkat lanjutan baru

11 terjadi pada tahun Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, pada tahun yang sama berdiri Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri pertama di Sibolga pada bulan September tahun Bangunan sekolah ini pada awalnya menempati sebagian gedung Sekolah Katolik di Sibolga, kemudian berdiri Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri Pertama. SMP I dan SMA I Sibolga merupakan sekolah negeri yang didirikan oleh pemerintah di Sibolga. Menyadari tuntutan pendidikan bagi masyarakat tertinggal serta pembangunan sekolah bagi seluruh masyarakat Indonesia maka pemerintah Sibolga turut ambil bagian untuk menyukseskan pendidikan bagi masyarakat di Sibolga. Usaha yang dilakukan adalah dengan direncanakannya pembangunan sekolah untuk memenuhi keinginan masyarakat dalam penyediaan sarana pendidikan negeri. Setelah Indonesia merdeka, Pemerintah kota Sibolga melaksanakan program pembangunan sekolah secara besar-besaran, hal ini ditandai dengan banyaknya berdiri sekolah-sekolah negeri di Sibolga, baik dari tingkat SD, SMP sampai SMA atau sederajat. 15 Perkembangan pendidikan di Sibolga sampai tahun 1985 masih berada pada tingkat tersebut. Pendidikan tingkat perguruan tinggi di Sibolga terjadi pada tahun 1986 yaitu ditandai dengan berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-washliyah Sibolga kemudian perkembangan perguruan tinggi semakin berkembang. 15 Ibid., hal. 218

IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA

IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA 4.1 Sejarah Kota Sibolga Kota Sibolga dahulunya merupakan bandar kecil di teluk Tapian Nauli dan terletak di pulau Poncan Ketek. Pulau kecil ini letaknya tidak jauh dari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km² BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Sibolga terletak di kawasan pantai Barat Sumatera Utara, yaitu di Teluk Tapian Nauli. Secara geografis, Kota Sibolga terletak di antara 01 0 42 01 0 46 LU dan

Lebih terperinci

BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960

BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960 BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960 Alur dalam bab ini dimulai dengan deskripsi sejarah, dan terbentuknya Desa Hutajulu, kemudian menjelaskan desa dan seluruh isi desa tersebut hingga tahun 1960 yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang memiliki ± 18.110 pulau dengan garis pantai sepanjang 108.000 km, serta

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan: IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Wilayah Sukaraja Atas 1. Letak Geografis dan Luas Berdasarkan administrasi pengelolaan Kawasan Hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Resort Sukaraja Atas sebagai

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 19 3.1 Luas dan Lokasi BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah seluas 2.335,33 km 2 (atau 233.533 ha). Terletak pada 2 o l'-2 o 28' Lintang Utara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah dikunjungi dari transportasi apapun sering menjadi primadona bagi pendatang yang ingin keluar dari

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini didiami oleh beberapa kelompok etnis yaitu Etnis Melayu, Batak Karo dan Batak Simalungun.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PENELITIAN Letak Geografis dan Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Utara

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PENELITIAN Letak Geografis dan Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Utara BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PENELITIAN 2.1. Letak Geografis dan Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Utara Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu daerah Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negeri yang banyak mengalami perubahan budaya dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negeri yang banyak mengalami perubahan budaya dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negeri yang banyak mengalami perubahan budaya dunia. Dalam rentang sejarahnya, Indonesia mendapat pengaruh budaya India, Cina,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk. menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk. menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan pelampung di sisi atasnya dan pemberat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri dari sepuluh Provinsi. Salah satu provinsi yang ada di Pulau Sumatera adalah Provinsi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dituliskan dalam berbagai sumber atau laporan perjalanan bangsa-bangsa asing

BAB V KESIMPULAN. dituliskan dalam berbagai sumber atau laporan perjalanan bangsa-bangsa asing BAB V KESIMPULAN Barus merupakan bandar pelabuhan kuno di Indonesia yang penting bagi sejarah maritim Nusantara sekaligus sejarah perkembangan Islam di Pulau Sumatera. Pentingnya Barus sebagai bandar pelabuhan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun 27 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan hasil pemekaran wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayaran antar pulau di Indonesia merupakan salah satu sarana transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berwawasan

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389 BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Desa Sukkean Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir.

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Desa Sukkean Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian masa lampau, baik bidang politik, militer, sosial, agama, dan ilmu pengetahuan yang dapat dibuktikan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara. Luas wilayahnya 60 km. Kota ini berada ditepi Sungai Asahan, sebagai salah satu sungai terpanjang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA

IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA 4 IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : MENGENALI POTENSI GEOGRAFIS DESA : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Membangun pemahaman

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir.

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir. 37 BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu 1. Wilayah Pembentukan Kabupaten Indragiri Hulu pada awainya ditetapkan dengan UU No. 12 Tahun 1956 tentang pembentukan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970 BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970 2.1 Letak Geografis Tanjung Leidong Tanjung Leidong terletak di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu yang luasnya sekitar 34,032km2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas 29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0 1.266 m di atas permukaan laut serta terletak pada

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaram Umum Objek Penelitian 1. Kota Bandar Lampung a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 Gambar 4.1. Peta Administrasi Bandar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN 2.1 Letak Geografis Sumbul Pegagan Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis Sumbul Pegagan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu kabupaten yang tekstur wilayahnya bergunung-gunung. Tapanuli Utara berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara memiliki luas total sebesar 181.860,65 Km² yang terdiri dari luas daratan sebesar 71.680,68 Km² atau 3,73 % dari luas wilayah Republik Indonesia. Secara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS

BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS 13 BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS A. Geografi Kelurahan Terkul adalah kelurahan yang terletak di samping kota Batupanjang kecamatan Rupat, dengan status adalah sebagai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa Pelabuhan Sunda Kelapa berlokasi di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara, pelabuhan secara geografis terletak pada 06 06' 30" LS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia terdiri atas 13.667 pulau tetapi baru sekitar 6.000 pulau yang telah mempunyai nama, sedangkan yang berpenghuni sekitar 1000 pulau. Jumlah panjang garis

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 20 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Letak Topografi dan Luas Sibolga Kota Sibolga berada pada posisi pantai Teluk Tapian Nauli menghadap kearah lautan Hindia. Bentuk kota memanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kota Sibolga adalah daerah yang multikultural karena dihuni oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kota Sibolga adalah daerah yang multikultural karena dihuni oleh berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Sibolga adalah daerah yang multikultural karena dihuni oleh berbagai etnis, bahasa dan agama. Selain etnis Batak Toba penduduk lain yang mendiami dataran

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Wilayah Desa Tanjung Setia merupakan bagian wilayah Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Wilayah Desa Tanjung Setia merupakan bagian wilayah Kecamatan 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis 1. Batas Wilayah Desa Tanjung Setia Wilayah Desa Tanjung Setia merupakan bagian wilayah Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat. Secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai perbedaan latar belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam ciri-ciri fisik,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung 1. Keadaan Geografis Desa Tanjung termasuk desa yang tertua di Kecamatan XIII Koto Kampar dan Desa Tanjung sudah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Pasuruan Kabupaten Pasuruan adalah salah satu daerah tingkat dua di Propinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pasuruan. Letak geografi

Lebih terperinci

BAB II MUSIK TIUP PADA UPACARA ADAT KEMATIAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI KOTA MEDAN

BAB II MUSIK TIUP PADA UPACARA ADAT KEMATIAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI KOTA MEDAN BAB II MUSIK TIUP PADA UPACARA ADAT KEMATIAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI KOTA MEDAN 2.1 Deskripsi Masyarakat Batak Toba di Kota Medan 2.1.1 Etnografi Kota Medan Kota Medan merupakan ibukota provinsi

Lebih terperinci

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dapat dilakukan apabila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dapat dilakukan apabila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dapat dilakukan apabila pendapatan penduduk mengalami peningkatan yang cukup hingga mampu memenuhi kebutuhan dasar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yang pada dasarnya adalah pribumi. Suku bangsa yang berbeda ini menyebar dari Sabang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penduduk Sibolga mulai meningkat jumlahnya ketika Pemerintah Jepang

BAB V PENUTUP. Penduduk Sibolga mulai meningkat jumlahnya ketika Pemerintah Jepang 144 BAB V PENUTUP Penduduk Sibolga mulai meningkat jumlahnya ketika Pemerintah Jepang datang menguasai daerah perdagangan, kerana letaknya yang begitu strategis diwilayah pantai barat Sumatra, serta adanya

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurun waktu 1945-1949, merupakan kurun waktu yang penting bagi sejarah bangsa Indonesia. Karena Indonesia memasuki babakan baru dalam sejarah yaitu masa Perjuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN

BAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN BAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN SELATAN 2.1.1. Kondisi Wisata di Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MADYA PEMATANG SIANTAR

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MADYA PEMATANG SIANTAR BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MADYA PEMATANG SIANTAR 2.1. Letak Geografis. Wilayah Kota Madya Pematang Siantar terletak di tangah-tengah Kabupaten Simalungun dengan keadaan topografi berbukit-bukit rendah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah Km, dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah Km, dan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis Parit Hidayat memilikii kondisi geografis dengan tipologi daerah datar dan didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah 517.25 Km,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. berada dalam kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun saat ini, kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. berada dalam kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun saat ini, kabupaten B II GAMRAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Pengantar Angkola sebenarnya adalah sebutan untuk sebuah daerah yang sebelumnya berada dalam kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun saat ini, kabupaten tersebut

Lebih terperinci

BAB II ONAN RUNGGU. atas permukaan laut. Wilayah Onan Runggu memiliki luas sekitar 60,89 Km 2

BAB II ONAN RUNGGU. atas permukaan laut. Wilayah Onan Runggu memiliki luas sekitar 60,89 Km 2 BAB II ONAN RUNGGU 2.1 Letak Geografis Onan Runggu adalah satu wilayah di Kabupaten Samosir yang terletak diantara 2 o 26 2 o 33 LU dan 98 o 54 99 o 01 BT dengan ketinggian 904 1.355 meter di atas permukaan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Lingkungan Alam Penelitian ini dilakukan di Desa Janji Hutanapa, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hansundutan. Desa ini memiliki batas-batas administratif

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Wilayah Banten berada pada batas astronomi 5º7 50-7º1 11 Lintang Selatan dan 105º1 11-106º7 12 Bujur Timur. Luas wilayah Banten adalah

Lebih terperinci

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk Pola Pemukiman Terpusat Pola Pemukiman Linier Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk Adanya pemukiman penduduk di dataran rendah dan dataran tinggi sangat berkaitan dengan perbedaan potensi fisik dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara. 45 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota yang menjadi ibukota provinsi Lampung, Indonesia. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor perikanan memberikan kontribusi terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara tahun 2010 s/d 2014 mengalami peningkatan yang signifikan, dimana

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI. pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan daerah pemekaran

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI. pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan daerah pemekaran BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI 2.1. Letak Geografis Desa Sigaol Marbun merupakan salah satu desa di Kecamatan Palipi yang berada di Kabupaten Samosir. Kecamatan Palipi terletak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Sumber: Gambar 4.1 Peta Provinsi Banten 1. Batas Administrasi Secara geografis, Provinsi Banten terletak di ujung barat Pulau Jawa yang memiliki luas sebesar 9.160,70

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah laut yang lebih luas daripada luas daratannya. Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah lima

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. penduduk, sistem kekerabatan, agama dan kepercayaan, dan sistem kesenian

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. penduduk, sistem kekerabatan, agama dan kepercayaan, dan sistem kesenian BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Pada bab ini merupakan penjelasan tentang gambaran secara umum wilayah penelitian, yang tidak hanya mengenai lokasi penelitian melainkan juga meliputi penduduk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk kota terbesar ketiga di Indonesia. Tidak hanya besar dari segi wilayah, namun juga besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara. BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Nias merupakan sebuah pulau yang berada di sebelah barat Pulau Sumatera, terletak antara 0 0 12 1 0 32 Lintang Utara (LU) dan 97 0 98 0 Bujur Timur (BT). Secara adimistratif

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dimana mereka tinggal dan tersebar diberbagai pulau-pulau di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. lebih dimana mereka tinggal dan tersebar diberbagai pulau-pulau di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Jumlah penduduk Indonesia sekitar 200 juta orang lebih dimana mereka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang cukup luas dengan penduduk yang beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI 2.1. Sejarah Kota Medan Kota Medan sebagai Ibukota dari propinsi Sumatera Utara memiliki berbagai keunikan yang berbeda dari ibu kota lainnya yang ada di Indonesia. Tanggal

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 35 IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Menurut Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (2011) bahwa Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa kota baik yang terdapat di pedalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa kota baik yang terdapat di pedalaman 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Utara memiliki beberapa kota baik yang terdapat di pedalaman maupun di daerah pesisir. Kota-kota didaerah pesisir berada dipantai barat adalah Sibolga..

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah satu penyumbang kemajemukan di Indonesia karena masyarakatnya yang tidak hanya terdiri dari

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri.

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri atas berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Salah satunya adalah etnis Batak. Etnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab sejarah berkaitan dengan sebagian dari kebenaran dan pengetahuan masa

BAB I PENDAHULUAN. sebab sejarah berkaitan dengan sebagian dari kebenaran dan pengetahuan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membicarakan sejarah tidak akan pernah sampai pada puncak kebenaran, sebab sejarah berkaitan dengan sebagian dari kebenaran dan pengetahuan masa lalu, dan supaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia dengan semboyan

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan, dengan luas lebih kurang 8.915.016 Ha (89.150 Km2), Keberadaannya membentang dari lereng

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja 13 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas di Propinsi Sumatera Utara dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau utama dan ribuan pulau kecil disekelilingnya. Dengan 17.508 pulau, Indonesia menjadi negara

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk 33 IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG A. Letak Geografis Dan Iklim Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk ibu kota Propinsi Lampung. Kota yang terletak di sebelah barat

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI (2002), kekuatan kepariwisataan Indonesia berada pada beberapa aspek:

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI (2002), kekuatan kepariwisataan Indonesia berada pada beberapa aspek: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bidang industri yang memberikan manfaat ekonomi yang sangat besar di seluruh dunia. Sejak tahun 1992, lebih dari 500 juta kunjungan wisata dan US

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110

Lebih terperinci