BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pendekatan analisis ini menggunakan metode G. Broadbent yaitu meliputi aspek manusia, aspek lingkungan, dan aspek bangunan. 4.1 Aspek Manusia Analisis Pelaku Kegiatan Analisis pelaku kegiatan ini berisikan analisis tentang siapa saja yang akan terlibat dan berhubungan serta beraktifitas pada unit condominium maupun fasilitas dari condominium itu sendiri. Tabel 4.1 Informasi pengguna No. Pelaku Keterangan Perusahaan pemilik bangunan. 1. Pengelola Bekerjasama dengan pihak developer. Menangani 3 hal cangkupan: administrasi, perawatan dan pelayanan bangunan. 2. Pemilik Unit (Penghuni hunian) Ekspatriat/Pekerja Ibu Rumah Tangga Anak Sekolah Mahasiswa Pemilik unit berhak untuk menggunakan fasilitas yang telah disediakan. 3. Pengunjun g 4. Servis Non-Hunian Hunian Pengunjung ini biasanya hanya mampir/transit untuk menggunakan fasilitas condominium. Misalnya Coffe Shop, Kolam Renang. Pengunjung yang mengunjungi hunian condominium. Bagian M&E. Cleaning Service. Tukang Servis dari Retail yang ada. Sumber:Dokumentasi Pribadi, Analisis Pola Kegiatan Penghuni Condominium a. Kalangan Ekspatriat (Pria dan Wanita)

2 66 Datang/Masuk Parkir Drop Off Pedestrian Kegiatan di Unit Tidur Mandi/Buang Air Bekerja di Kamar Beribadah Menonton TV Membersihkan Beristirahat Menunggu Kegiatan di Fasilitas Meeting Berkumpul Berenang/Olahraga Beribadah Membuang air Berbelanja Mencuci Pakaian Gambar 4.1 Pola Kegiatan Kalangan Ekspatriat b. Ibu Rumah Tangga Datang/Masuk Parkir Drop Off Pedestrian Kegiatan di Unit Tidur Masak&Bersih-bersih Mandi/Buang air Mengantar Anak Beribadah Kumpul Keluarga Beristirahat Menunggu Anak/Keluarga Kegiatan di Fasilitas Berkumpul Berenang/Olahraga Beribadah Membuang air Berbelanja Mencuci Pakaian Gambar 4.2 Pola Kegiatan Ibu Rumah Tangga

3 67 c. Anak Bersekolah Datang/Masuk Drop Off Pedestrian Kegiatan di Unit Tidur Mandi/Buang air Bersekolah Bermain Beribadah Belajar Kumpul Keluarga Beristirahat Menunggu Orangtua/Keluarga Menunggu Teman Kegiatan di Fasilitas Berkumpul Berenang/Olahraga Beribadah Membuang air Bermain Berbelanja Gambar 4.3 Pola Kegiatan Anak Bersekolah c. Mahasiswa Datang/Masuk Parkir Drop Off Pedestrian Kegiatan di Unit Masak Mandi/Buang air Kuliah Beribadah Belajar Kumpul Keluarga Beristirahat Menunggu Orangtua/Keluarga Menunggu Teman Kegiatan di Fasilitas Berkumpul Berenang/Olahraga Beribadah Membuang air Berbelanja Mencuci Pakaian Gambar 4.4 Pola Kegiatan Mahasiswa

4 68 Pengunjung Condominium Datang/Masuk Parkir Drop Off Pedestrian Kegiatan di Fasilitas Meeting Berenang Beribadah Berkumpul Keluarga Berbelanja Beristirahat Menunggu Kegiatan di Fasilitas Olahraga Membuang Air Pertemuan Bisnis Beristirahat Pulang Gambar 4.5 Pola Kegiatan Pengunjung Condominium Pengelola Condominium Datang/Masuk Parkir Drop Off Pedestrian Kegiatan di Fasilitas Mengurus Arsip Memantau Beristirahat Bekerja Kegiatan di Fasilitas Beribadah Membuang air Meeting Pulang Gambar 4.6 Pola Kegiatan Pengelola Condominium Sumber:Dokumentasi Pribadi, 2013

5 69 Cleaning Service Datang/Masuk Drop Off Pedestrian Kegiatan di Fasilitas Ganti Seragam Bersih-bersih Beristirahat Bekerja Kegiatan di Fasilitas Beribadah Membuang air Menyimpan alat kebersihan Pulang Gambar 4.7 Pola Kegiatan Pengunjung Condominium Pengelola Restaurant Datang/Masuk Drop Off Pedestrian Kegiatan di Fasilitas Ganti Seragam Memasak Melayani Tamu Menyimpan Makanan Bongkar Muat Bekerja Kegiatan di Fasilitas Beristirahat Membuang air Beribadah Bersih-bersih Pulang Gambar 4.8 Pola Kegiatan Pengelola Restaurant

6 70 Petugas Laundry Datang/Masuk Parkir Drop Off Pedestrian Kegiatan di Fasilitas Ganti seragam Layanan kamar Melayani costumer Mencuci Menyetrika Bekerja Kegiatan di Fasilitas Beristirahat Beribadah Membuang air Pulang Gambar 4.9 Pola Kegiatan Petugas Laundry Petugas Keamanan Datang/Masuk Parkir Drop Off Pedestrian Kegiatan di Fasilitas Ganti Seragam Menunggu Pos Berada di Lahan Parkir Berkeliling area condominium Bekerja Kegiatan di Fasilitas Beristirahat Membuang air Beribadah Pulang Gambar 4.10 Pola Kegiatan Petugas Keamanan

7 Pengguna, Kegiatan, Kebutuhan Ruang dan Sifat Tabel 4.2 Penghuni Kalangan Ekspatriat Penghuni Condominium Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat Tidur Kamar Tidur Olahraga Ruang Fitness Taman (Jogging Track) Berenang Kolam Renang Mandi/Buang air Kamar mandi Mencuci Pakaian Laundry Publik Masak Dapur Penghuni Kalangan Ekspatriat Ruang Makan Restaurant Publik Bekerja (di luar condominium) - Parkir Kendaraan Lahan parkir Publik Bekerja di Kamar Ruang Kerja/Belajar Beribadah Mushola Publik Kumpul Rekan/Teman Bisnis Ruang Tamu Lounge Sky Garden Meeting Room Multifunction Publik Publik Menonton TV Ruang Tamu Tabel 4.3 Penghuni Ibu Rumah Tangga Penghuni Condominium Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat Tidur Kamar Tidur Olahraga Ruang Fitness Taman (Jogging Track) Berenang Kolam Renang Mandi/Buang air Kamar mandi Mencuci Pakaian Laundry Publik Penghuni Ibu Rumah Tangga Masak Dapur Ruang Makan Restaurant Publik Mengantar anak (di luar condominium) - Parkir kendaraan Lahan Parkir Publik Beribadah Mushola Publik Kumpul Keluarga Ruang Tamu Lounge Taman/Rooftop Garden Publik Publik Menonton TV Ruang Tamu Tabel 4.4 Penghuni Anak Sekolah Penghuni Condominium Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat Penghuni Anak Sekolah Tidur Kamar Tidur Berenang Kolam Renang Mandi/Buang air Kamar mandi Ruang Makan Restaurant Publik

8 72 Tabel 4.4 Penghuni Anak Sekolah Penghuni Condominium Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat Bersekolah (di luar condominium) - Beribadah Mushola Publik Kumpul Keluarga Bermain Ruang Tamu Lounge Sky Garden Playground Kolam Renang Sky Garden Menonton TV Ruang Tamu Belajar Ruang Belajar Tabel 4.5 Penghuni Mahasiswa Penghuni Condominium Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat Tidur Kamar Tidur Olahraga Ruang Fitness Berenang Kolam Renang Mandi/Buang air Kamar mandi Mencuci Pakaian Laundry Publik Masak Dapur Penghuni Mahasiswa Ruang Makan Restaurant Publik Kuliah (di luar condominium) - Parkir kendaraan Lahan parkir Publik Beribadah Mushola Publik Kumpul Keluarga Ruang Tamu Lounge Sky Garden Menonton TV Ruang Tamu Tabel 4.6 Pengunjung Hunian Pengunjung Condominium Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat Parkir kendaraan Lahan parkir Publik Mengunjungi unit Unit condominium Membuang air Toilet Pengunjung Hunian Ruang Makan Restaurant Publik Beribadah Mushola Publik Kumpul Keluarga Ruang Tamu Lounge Sky Garden Menonton TV Ruang Tamu Tabel 4.7 Pengunjung Non-hunian Pengunjung Condominium Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat Pengunjung Non-hunian Parkir kendaraan Lahan parkir Publik Olahraga Ruang Fitness

9 73 Tabel 4.7 Pengunjung Non-hunian Pengunjung Condominium Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat Berenang Kolam Renang Mandi/Buang air Toilet Ruang Makan Restaurant Publik Beribadah Mushola Publik Restaurant Berkumpul/Beristirahat Coffee Shop Sky Garden Publik Publik Tabel 4.8 Pengelola Condominium Pengelola Condominium Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat Parkir kendaraan Lahan Parkir Publik Meeting Ruang Kantor Mengurus arsip Ruang Kantor Area fasilitas Pengelola Condominium Memantau Beristirahat condominium Ruang Kantor Coffee Shop Sky Garden Publik Publik Beribadah Mushola Publik Restaurant Publik Membuang air Toilet Kantor Tabel 4.9 Staff Karyawan Condominium (Cleaning Service) Staff Karyawan Condominium Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat Ganti seragam Ruang Staff Bersih-bersih Area condominium Publik Beristirahat Ruang Staff Cleaning Service Ruang Staff Pantry Membuang air Toilet Staff Beribadah Mushola Publik Menyimpan alat kebersihan Janitor Tabel 4.10 Staff Karyawan Condominium (Restaurant) Staff Karyawan Condominium Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat Staff Karyawan Condominium (Restaurant) Ganti seragam Ruang Staff Bongkar muat Loading Dock Menyimpan persediaan Gudang Memasak Dapur Melayani tamu Area makan Publik Beristirahat Ruang Staff Ruang Staff Membuang air Toilet Beribadah Mushola Publik Bersih-bersih Restaurant Publik

10 74 Tabel 4.11 Staff Karyawan Condominium (Petugas Laundry) Petugas Condominium Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat Ganti seragam Ruang Staff Menyimpan persediaan stock pembersih Gudang Petugas Laundry Layanan kamar Unit condominium Melayani costumer Ruang Cashier Beristirahat Ruang Staff Ruang Staff Restaurant Publik Membuang air Toilet Beribadah Mushola Publik Tabel 4.12 Staff Karyawan Condominium (Petugas Keamanan) Petugas Condominium Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat Ganti seragam Toilet Pos Menunggu Pos Pos Berada di lahan parkir Lahan parkir Publik Petugas Keamanan Berkeliling condominium Area fasilitas condominium Publik Beristirahat Pos Pos Membuang air Toilet Pos Beribadah Mushola Publik

11 Aspek Bangunan Hubungan Ruang A. Bubble Diagram (Makro dan Mikro) Makro Proyek Coffee Shop K. Pengelola R. Marketing Barbeque Sky Garden Kolam Renang MultiFunction Room Unit Hunian LOBBY Restaurant Ruang Fitness Rumah Duka Praktek Dokter Laun dry Mailbox Meeting Room ATM Praktek Dokter Minimarket Retail/Travel Berhubungan Langsung Berhubungan Tak Langsung Gambar 4.11 Bubble Diagram Makro

12 76 B. Bubble Diagram Mikro Unit Hunian Type Studio Kamar Tidur R. Kerja R. Tamu Toilet R. Makan Dapur Gambar 4.12 Bubble Diagram Unit Studio Type 2 Bedroom R. Kerja R. Tamu Kamar Tidur K. Tidur Anak R. Belajar R. Makan Dapur Toilet Gambar 4.13 Bubble Diagram Unit 2 Bedroom Type 3 Bedroom R. Kerja Toilet Toilet Kamar Tidur K. Tidur Anak Kamar Tamu Dapur R. Makan R. Tamu Gambar 4.14 Bubble Diagram Unit 3 Bedroom

13 Program Ruang Analisis Type Unit Tabel 4.13 Analisis Type Unit dan Jumlahnya Perlantai No. Bangunan Total Unit Jumlah Type perlantai 1. The Hive TamanSari Lantai 5 19 unit Lantai 6 40 unit Lantai 7,11,16,19 40 unit Lantai 8,9,10,12,15,17, 18,20,21 40 unit Lantai 5: Studio 18 unit 2 Bedroom 1 unit Lantai 6 Studio 40 unit Lantai 7,11,16,19 40 unit Harga - Lantai unit Lantai 8,9,10,12,15,17,1 8,20,21 40 unit 2. Apartemen Patria Park Lantai Mezanin: 8 unit Lantai 3: 7 unit Lantai 5-36: 28 unit Lantai unit Lantai Mezanin: Studio 1 unit 2 Bedroom 5 unit 3 Bedroom 2 unit Lantai 3: Studio 2 unit 2 Bedroom 4 unit 3 Bedroom 1 unit - Lantai 5-36: 1 Bedroom 2 unit 2 Bedroom 9 unit 3 Bedroom 5 unit

14 78 Tabel 4.13 Analisis Type Unit dan Jumlahnya Perlantai No. Bangunan Total Unit Jumlah Type perlantai 3. Apartemen MT. Haryono Square 196 Lantai 5-8: 23 unit Lantai 9: 22 unit Lantai 10: 21 unit Lantai 11-12: 23 unit Lantai 15: 15unit Office 1: 9 unit Lantai unit Lantai 5-12: 1 Bedroom: 10 unit 2 Bedroom: 11 unit 3 Bedroom: 1 unit Lantai 15 2 Bedroom: 12 unit 3 Bedroom: 1 unit 4Bedroom+ Maid: 1unit (2 unit dijadikan 1) Office 1: 2Bedroom: 3 unit 1Bedroom: 6 unit Harga Silver: 316 juta Gold: 575 juta Diamond: 600 juta Platinum: 650 juta Titanium: 900 juta 4. Apartemen The H Residence 365 Lantai Lantai unit Lantai8-9: 2Bedroom: 3 unit 1Bedroom: 8 unit Studio: 10 unit Lantai 10-20: 2Bedroom: 3 unit 1Bedroom: 8 unit Studio: 11 unit - Lantai 2: 23 unit Lantai 21: Studio 11 unit 1 Bedroom 8 unit 2 Bedroom 3 unit Condotel The H Residence Lantai 3: 24 unit Lantai 5-7: 30 unit Lantai 2-7: 137 studio -

15 79 No. Bangunan Apartemen Patria 1. Park Apartemen MT 2. Haryono Square The H - 3. Apartemen dan Condotel. Keterangan: Tabel 4.14 Persentase Jumlah Type Unit per lantai dan Total 3 BR Persentase per lantai (%) 2 1 BR BR Studio 3 BR Persentase Total (%) 2 1 Studio BR BR 31,25 56,25 12, ,5 50 4, Persentase jumlah unit per lantai menggunakan lantai typikal karena hanya 1-2 lantai saja yang memiliki perbedaan 1-2 unit. Contohnya Apartemen Patria hanya memiliki type Studio 1 unit saja di lantai tertentu sehingga persentase keseluruhannya sangat lah kecil. Kesimpulan: Persentase jumlah unit didominasi oleh type unit 2 BR dengan kisaran 50%, 3 BR 40% dan 1 BR 10%. Sesuai dengan lokasi sasaran menyebabkan adanya kebutuhan akan type 3 BR tetapi untuk jumlah yang disediakan pada bangunan hasil studi banding pinggiran kota, jumlah unit terbanyak tetap didominasi oleh type 2 BR. Type studio sangat sedikit jumlahnya bahkan 1%, hasil studi banding lebih menunjukkan proporsi 1 BR lebih banyak dibandingkan dengan type Studio. Penerapan Desain untuk Condominium Dipertimbangkan dan disesuaikan untuk lahan yang hanya berkisar m 2 untuk memaksimalkan jumlah unit maka diperbanyak lah type Studio tetapi dengan pertimbangan tetap ada 3 BR. Hal tersebut harus didukung dengan kelengkapan fasilitas penunjang. Condominium ini akan menggunakan 3 Type Unit,yaitu: A. Studio dengan luasan 42 m 2 dan 37,60 m 2. B. 2 Bedroom terbagi menjadi 2 type luasan unit yaitu 63 m 2 dan 68,4 m 2. C. 3 Bedroom dengan luasan 78 m 2. Persentase type unit Studio : 2 Bedroom : 3 Bedroom = 68% : 27,5% : 4,5% Tabel di bawah ini akan membahas tentang rincian kebutuhan ruang pada condominium secara keseluruhan.

16 80 Kelompok Ruang Utama Pengelola Penunjang Servis Tabel 4.15 Program Ruang Luasan Luasan Rincian Ruang Ruang Jumlah Ruang Ruang (m 2 ) (m 2 ) Type Studio A 23, ,8 Type Studio B Bedroom 67, ,6 3 Bedroom 90, , ,17 Kantor Ruang Marketing Lobby Condominium 22, ,2 Podium 22,2 3 66,6 559,8 Kolam Renang Pool Deck Area Ruang Bilas+Kamar Mandi 54,6 1 54,6 Praktek Dokter Umum 77, ,25 Retail/Travel Restaurant 397, ,5 Coffee Shop 37,5 1 37,5 Ruang Fitness 208, ,5 ATM Center Apotik 17, ,25 Fast Food 68, ,25 Minimarket 93,5 1 93,5 Gedung Serbaguna 186, ,95 Meeting Room Laundry Mailbox 13, , ,05 Sky Garden Lantai Sky Garden Lantai Sky Garden Lantai Greenery Top Floor Barbeque area 62, ,78 Toilet ,78 Pos Keamanan 13, ,92 Parkir Mobil 12, Parkir Motor 1, ,5 Ruang M&E Ruang AHU Ruang Servis 8,8 1 8,8 R. Maintenance Greenery R. Workshop Maintenance Ruang Pompa Irigasi 10, R. Reservoir Atas Ruang Pompa Ruang Staff Maintenance Rg Pompa Kolam Renang Tangga Darurat Lift Penumpang 6, ,2 Lift Barang Ruang Kompresor 20, ,25

17 81 Kelompok Ruang Tabel 4.15 Program Ruang Luasan Rincian Ruang Ruang (m 2 ) Jumlah Ruang Ruang Genset Rg Pompa Kolam Renang Tangga Darurat Lift Penumpang Lift Barang Ruang Kompresor Ruang Genset 24, , ,25 24, TOTAL SIRKULASI 8% LUAS LAHAN YANG DIBANGUN Luasan Ruang (m 2 ) 24, , ,25 24, ,8 1244, ,424 Luas Lantai Dasar yang Boleh Dibangun : 2.390,79 m 2 Luas Yang Boleh Dibangun : ,53 m 2 Luas Total : 16802,424 m 2 Luas Lantai Dasar : 1410,95 m 2 Luas Lantai Atas : 15391,474 m Zoning Tapak Menurut Sifat Zoning Horizontal Keterangan: Gambar 4.15 Zoning Horizontal Sumber: April 2013 Privat Publik Zoning Vertikal PRIVATE LANTAI 4-15 PRIVATE PODIUM 3 PRIVATE PODIUM 1 DAN 2 PUBLIK SERVICE BASEMENT 1-3 PARKING BASEMENT 4 PARKING Gambar 4.16 Zoning Vertikal 01 Sumber: April 2013

18 82 Zoning Vertikal PENGHIJAUAN UNIT CONDOMINIUM UNIT CONDOMINIUM UNIT CONDOMINIUM UNIT CONDOMINIUM UNIT CONDOMINIUM UNIT CONDOMINIUM UNIT CONDOMINIUM UNIT CONDOMINIUM UNIT CONDOMINIUM UNIT CONDOMINIUM UNIT CONDOMINIUM UNIT CONDOMINIUM FASILITAS PENUNJANG FASILITAS PENUNJANG FASILITAS PENUNJANG BASEMENT BASEMENT BASEMENT SERVICE BASEMENT Keterangan: Penghijauan Unit Hunian Condominium Fasilitas Penunjang Condominium Basement Area Service (R. Panel Induk, R. Trafo, R. Genset, R. Pompa, Reservoir, STP dan lainnya. ) Gambar 4.17 Zoning Vertikal 02 Sumber: Dokumentasi Pribadi, April 2013

19 Aspek Lingkungan Analisis Site Tapak Gambar 4.18 Analisis Tapak 01 Sumber: Dokumentasi Pribadi, April 2013

20 84 Gambar 4.19 Analisis Tapak 02 Sumber: Dokumentasi Pribadi, April 2013

21 Gambar 4.20 Analisis Tapak 03 Sumber: Dokumentasi Pribadi, April

22 86 Gambar 4.21 Analisis Tapak 04 Sumber: Dokumentasi Pribadi, April 2013

23 Gambar 4.22 Analisis Tapak 05 Sumber: Dokumentasi Pribadi, April

24 88 Gambar 4.23 Analisis Tapak 06 Sumber: Dokumentasi Pribadi, April 2013

25 Analisis Penggunaan 'Skyrise Greenery' Penggunaan 'Skyrse Greenery' akan diaplikasikan pada bagian rooftop dan vertikal. Tidak hanya itu area perkerasan terbuka pada bangunan akan digunakan untuk penghijaun. Area tersebut dapat berupa area sekitar balkon dan kantilever. Gambar 4.24 Penggunaan Penghijauan pada Kantilever Kantilever (Horizontal) Sumber: April 2013 Penggunaan penghijauan pada kantilever bangunan tentu dilakukan dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut: Sebagai bentuk entuk pemanfaatan lahan perkerasan bangunan. Memberikan emberikan efek sejuk pada korridor. korridor Pembayangan untuk wilayah dinding unit hunian jika langsung menghadap bagian barat. Menghambat dan mengurangi efek radiasi matahari dari dinding terluar (fasade) menuju dinding unit selain dibantu dengan penggunaan kaca berwarna gelap. Penghijauan ini pun akan dilakukan pada dinding atau yang biasa disebut vertical greenery.hal greenery.hal tersebut dapat diaplikasikan kedalam interior dan eksterior. Gambar 4.25 Penerapan pada Interior Sumber: April 2013

26 90 Gambar 4.26 Penerapan pada Eksterior Sumber: April 2013 Menurut analisa tapak, sisi terpanas adalah sisi bagian Barat dan bagian Selatan. Bagian sisi barat tidak terdapat bangunan tinggi yang menghalangi lokasi tapak atau tidak ada pembayang terhadap tapak. Sisi barat ini memerlukan penggunaan Vertical Greenery karena selain tidak ada pembayang, sisi barat adalah sisi terlama yang terkena pancaran sinar matahari secara langsung. Perambatan panas yang terjadi pada dinding diharapkan dapat tereduksi dengan penggunaan Vertical Greenery. 1. Analisis Penggunaan Material Material Terhadap Fasade sebagai Daya Dukung 'Sky Rise Greenery' Material fasade identik dengan kaca, hal tersebut dapat dialihkan dengan penggunaan material bercelah seperti gambar di bawah ini. Gambar 4.27 Material yang berongga Sumber: April 2013 Material berongga pun berfungsi agar tanaman yang pendek/kecil tetap dapat menerima pencahayaan alami secara langsung. Gambar 4.28 Penghijauan terbuka pada bangunan Sumber: April 2013

27 91 2. Analisis Sudut Penyinaran Matahari Teori tentang persamaan persepsi dengan penerapan 'Skyrise Greenery' di Singapore dapat disetarakan dengan penggunaannya di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan letak kedua negara tersebut berada dekat dengan garis equator, Singapore terletak di bagian Lintang Utara dan Indonesia sebagian terletak di Lintang Selatan. Daerah tropis berada diantara 0-23,5 LU dan 0-23,5 LS. Singapore terletak di 1 15 LU-1 30 LS dan BT-104 BT sedangkan Indonesia terletak di 6 o LU-11 o LS dan 95 o BT-141 o BT. Sedangkan untuk tapak itu sendiri 6 13' LU-6 15'LS dan 'BT 'BT. Dilihat dari letak lintang kedua negara tersebut menunjukkan bahwa keduanya termasuk kedalam daerah tropis dan memiliki iklim yang tidak jauh berbeda. Menurut kedudukan matahari semu, pada saat matahari berada di bagian Utara, temperatur udara di bagian utara cenderung panas dan dingin pada bagian selatan. Hal tersebut dapat disimpulkan temperature udara di Singapore lebih panas dibandingkan di Indonesia. Pada kenyataannya, temperature suhu Singapore justru lebih dingin dibandingkan Jakarta. Berdasarkan sudut penyinaran tahunan range suhu di Singapore justru cenderung dingin dibandingkan dengan Indonesia. Hal tersebut dikarenakan Singapore memiliki jumlah area penghijauan yang sangat luas baik melalui site tanah maupun yang dikembangkan terhadap bangunan. Sedangkan Indonesia belum ada pencapaian akan jumlah RTH minimal sebesar 30%. Dapat disimpulkan data hasil dari jurnal penelitian yang dilakukan di Singapore dapat diterapkan di Indonesia dalam hal penerapan 'Skyrise Greenery'. Adapun sudut penyinaran matahari pada saat-saat tertentu di Singapore dan Indonesia memiliki sudut penyinaran yang sama di waktu yang berbeda. Hal tersebut dapat digunakan untuk membantu analisis peletakan 'Vertical Greenery' dengan mengadaptasikan apa yang dilakukan Ken Yang, Mesiniaga terhadap bangunan di Jakarta, Dharmala. Garis equator akan digunakan seperti "cermin'. Sebagai contoh penggunaan

28 92 vertical greenery bagian Selatan di Singapore dapat diaplikasikan pada bagian Utara di Jakarta. Sepanjang tahun 2013 ini, Singapore dan Indonesia memiliki kesamaan sudut penyinaran dalam bulan yang berbeda. Berikut ini akan diberikan contoh sebagian 10 sudut penyinaran yang sama di (Jakarta) Indonesia dan Singapore dalam waktu yang berbeda. Tabel 4.16 Kesamaan Sudut Penyinaran Matahari di Indonesia dan Singapore 2013 No. Sudut Penyinaran Indonesia Singapore Juli 13 Mei 16, 17, 26, 27 Desember Juli 12,13, 30, 31 Desember Agustus 9 Desember 11 Mei 3 Januari Agustus 7 Desember 5 Januari Mei 6 Desember Agustus 7 Januari Mei 4 Desember 8 Januari Agustus 1 Desember 11 Januari Agustus 29 November Mei 13 Januari Hal di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat tertentu, sudut penyinaran di Jakarta, Indonesia sama dengan sudut penyinaran di Singapore, hanya saja berbeda bulan. Dari sepanjang bulan Januari- Desember 2013 ditemukan 161 kesamaan sudut penyinaran yang terjadi baik pada bulan yang berbeda maupun bulan yang sama. Sudut penyinaran yang sama, dapat diartikan bahwa penerapan dan manfaat yang didapatkan dari 'Skyrise Greenery' di Singapore tidak akan mengalami hal perubahan/perbedaan yang signifikan pada manfaat dari hasilnya karena baik Singapore ataupun Indonesia pada saat tertentu mengalami sudut penyinaran yang sama. Memokusan area Jakarta terhadap tapak sudah tepat karena Singapore mempunyai luasan kurang lebih seperti Jakarta. Apartemen dengan penggunaan Vertical Greenery di Singapore Newton Suites Singapore (Condominium) dengan koordinat N E.

29 93 Gambar 4.29 Newton Suites Singapore dengan penerapan Vertical Greenery, Mei 2013 Sumber: Mei 2013 Luasan lahan tapak bangunan ini adalah 3.482,51 m 2 sedangkan penghijauannya mempunyai luasan sebanyak 130% dari total site. 110% tertanam horizontal dan 20% terdapat pada bagian vertikal. Condominium ini menerapkan vertical greenery pada bagian sisi yang menghadap timur berupa dinding penghalang dari arah barat dan menggunakan penghijauan pada kantilever. Condominium ini telah mendapatkan penghargaan Silver Emporis Skycrapers Awards. Gambar 4.30 Gambaran melalui Google earth Sumber: google earth Analisis Tentang Ruang Terbuka Hijau (RTH) Tanaman dapat digunakan untuk menciptakan iklim mikro pada daerah tertentu yang dinaunginya. Pepohonan dapat membantu menciptakan iklim makro perkotaan melalui Ruang Terbuka Hijau Kota yang sekaligus dapat dijadikan paru-paru kota. Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UUPR), mewajibkan setiap kota menyediakan RTH minimal 30% dari luas wilayah kota. Penerapan minimal 30% RTH dianggap kota sudah mulai memenuhi persyaratan pembentukan iklim makro. Hal tersebut memberikan kesimpulan 'Untuk menciptakan Iklim Makro suatu perkotaan dapat dipenuhi dengan minimal 30% Ruang Terbuka Hijau Kota'.

30 94 Ketentuan RTH tersebut akan menjadi patokan dasar untuk prosentase penghijauan pada bangunan atau yang lebih dikenal dengan 'Skyrise Greenery' sebesar 30%. Besaran tersebut sebelumnya telah didapatkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap Gedung Sandjaja, Jakarta Pusat. Rooftop greenery 1. Sutanto, W (2009) menyimpulkan hasil penelitiannya terkait Roof Garden di Condominium Taman Anggrek dan Grand Tropic's Suites Hotel bahwa penggunaan roof garden menyebabkan suhu yang berada di sekitar bangunan dapat menjadi lebih rendah sekitar kurang 1 C dengan penutupan vegetasi 76% dari luas keseluruhan area. 2. Atap hijau memberikan kontribusi manfaat termal untuk iklim mikro lingkungan dan suhu indoor. Atap hijau dapat mengurangi suhu indoor sebesar 4-5 C pada siang hari. Atap hijau pada siang hari dapat menurunkan suhu indoor sebesar 4,2 C dan outdoor 0,3 C lebih dingin daripada atap hitam/tanpa menggunakan penghijauan. Suhu indoor pada malam hari 0,7 C lebih hangat. 3. GRIM, Vol. 4, No. 2, 2002, Canada, penggunaan 6% dari luasan atap dapat menurunkan suhu 1-2 o C. 4. Pemerintah Tokyo membuat peraturan bahwa seseorang yang mendirikan bangunan baru, memperluas bangunannya ataupun memperbaharui bangunan dengan luasan lebih dari m² (fasilitas umum melebihi 250 m²), wajib melakukan penghijauan pada lahan tapak, atap ataupun dinding minimal 20%.

31 95 Gambar 4.31 LAI (Green Plot Ratio) Sumber: Ong, Boon Lay (2003) dalam artikelnya yang berjudul "Green Plot Ratio: An Ecological Measure for Architecture and Urban Planning" menjelaskan bahwa rasio rumput terhadap sebidang tanah adalah 1:1, untuk semak-semak dapat menggunakan rasio 3:1 sedangkan untuk penggunaan pohon menggunakan rasio 6:1. Rasio yang akan digunakan untuk bangunan condominium ini adalah 1:1 untuk pencapaian penghijauan dari bidang horizontal dan vertical. Hal tersebut dapat diartikan luasan total penghijauan yang meliputi lahan tapak, vertical greenery dan horizontal/rooftop sama besarnya dengan luasan site keseluruhan Penerapan 'Skyrise Greenery' pada Desain Condominium Adapun di bawah ini adalah usaha dalam pemaksimalan penghijauan pada desain condominium, yaitu: 1. Sisi Barat Hunian (Termasuk tangga) Gambar 4.32 Penghijauan pada si barat hunian Sumber: Dokumentasi Pribadi, Juni 2013

32 96 2. Sisi Timur Hunian (Termasuk tangga) Gambar 4.33 Penghijauan pada sisi timur hunian Sumber: Dokumentasi Pribadi, Juni Sisi Selatan Hunian, Balkon dan Kantilever Gambar 4.34 Penghijauan bagian balkon unit hunian Sumber: Dokumentasi Pribadi, Juni 2013 Gambar 4.35 Penghijauan pada kantilever korridor unit hunian Sumber: Dokumentasi Pribadi, Juni 2013

33 97 4. Penerapan vertical greenery pada lantai 1. Gambar 4.36 Penghijauan pada area komunal outdoor lantai 1 Sumber: Dokumentasi Pribadi, Juni 2013 Gambar 4.37 Penghijauan vertikal pada area komunal outdoor lantai 1 Sumber: Dokumentasi Pribadi, Juni 2013 Gambar 4.38 Penghijauan vertikal pada area menuju basement lantai 1 Sumber: Dokumentasi Pribadi, Juni 2013

34 98 Gambar 4.39 Penghijauan vertikal pada area drop off Sumber: Dokumentasi Pribadi, Juni 2013 Gambar 4.40 Penghijauan pada area komunal outdoor lantai 1 Sumber: Dokumentasi Pribadi, Juni Area komunal dengan penerapan intensive greenery pada lantai 16. Gambar 4.41 Area komunal outdoor lantai 16 Sumber: Dokumentasi Pribadi, Juni 2013

35 99 Gambar 4.42 Area komunal outdoor dan penghijauan lantai 16 Sumber: Dokumentasi Pribadi, Juni Area komunal dengan penerapan ekstensive greenery pada top floor. Gambar 4.43 Ekstensive Greenery pada top floor Sumber: Dokumentasi Pribadi, Juni Area komunal dengan penerapan intensive greenery pada lantai 3. Gambar 4.44 Area komunal dan penghijauan pada lantai 3 Sumber: Dokumentasi Pribadi, Juni 2013

36 100 Gambar 4.45 Area komunal dengan perpaduan unsur hijau dan air pada lantai 3 Sumber: Dokumentasi Pribadi, Juni 2013 Gambar 4.46 Condominium 01 Sumber: Dokumentasi Pribadi, Juni 2013

37 101 Gambar 4.47 Condominium 02 Sumber: Dokumentasi Pribadi, Juni 2013 Gambar 4.48 Sky Garden Area 01 Sumber: Dokumentasi Pribadi, Juni 2013 Gambar 4.49 Sky Garden Area 02 Sumber: Dokumentasi Pribadi, Juni 2013

38 Analisis Sistem Struktur Bangunan Bangunan ini menggunakan jenis fondasi tiang pancang yang sesuai untuk ketinggian 16 lantai. Mulai dari lantai 4 hingga 16 merupakan lantai hunian yang memiliki letak kolom yang tidak sama dengan lantai di bawahmnya. Oleh karena itu plat lantai pada lantai 4 dipertebal untuk perkuatan.fondasi yang digunakan adalah tiang pancang Analisis Sistem Utilitas Bangunan 1. Penerapan Skyrise Greenery Penerapan Skyrise Greenery tidak hanya fokus untuk menurunkan suhu indoor pada bangunan tetapi untuk menciptakan iklim mikro pada lingkungan bangunan. Hal tersebut memungkinkan untuk penerapan penghijauan yang tidak hanya diterapkan hanya untuk dinding hunian, dinding pengerasan terbuka misalnya dinding tangga pun dapat diterpkan penghijauan pula. 2. Utilitas air Utilitas air menggunakan bak penampungan air dengan sistem reservoir atas dan reservoir bawah. Pengisian air ke atas dilakukan dengan pompa dan sensor pelampung yang akan berhenti mengisi ketika sudah penuh. Dalam kurun waktu tertentu, air akan mengisi kembali. Irigasi untuk vertical greenery pun mempunyai penampungan tersendiri yang terletak pada lantai top floor agar ketika manual/timer menyiraman, air akan turun dan mengalir dengan bantuan gaya gravitasi. 2. Proteksi Kebakaran Tangga kebakaran berada pada sisi barat dan timur dari denah lantai typikal unit. Hal tersebut untuk memudahkan penjangkauan tangga darurat. Setiap pencapaian menuju tangga dari berbagai sisi tidak lebih dari 30 meter.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1. Program Ruang Berdasarkan tapak terpilih, dilakukan perhitungan kembali untuk mengoptimalkan jumlah kamar. Perhitungan ini sama seperti perhitungan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

sebagai Pengembangan Kawasan Perumahan Graha Candi Golf BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

sebagai Pengembangan Kawasan Perumahan Graha Candi Golf BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep dan program dasar perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pemikiran menyeluruh, dan berfungsi sebagai penentu desain Garden Apartment

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²) 2.4 Kebutuhan Ruang 2.4.1 Kuantitatif Besarnya ruang dan jumlah ruang diperngaruhi oleh kapasitas dalam ruangan dan jumlah penggunan dalam suatu ruangan. Perhitungan standar besaran ruang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang BAB V KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V. 1. Konsep Perancangan Makro Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang luar, konsep pencapaian dan sirkulasi pada tapak, perletakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan dari Apartemen di Kemanggisan, Jakarta Barat ini adalah All in One Place, dimana para penghuni bangunan merasa nyaman dan tidak perlu lagi mencari hiburan diluar

Lebih terperinci

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 4.1. Profil Proyek Perencanaan Hotel Wisma NH berada di jalan Mapala Raya no. 27 kota Makasar dengan pemilik proyek PT Buanareksa Binaperkasa. Di atas tanah seluas 1200 m2

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Pelaku Kegiatan Pelaku pelaku yang melakukan aktivitas pada hotel diantaranya adalah : a. Pengunjung Pengunjung hotel

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Green design merupakan sebuah terapan konsep bangunan yang dapat menyelesaikan atau memahami permasalahan sebuah bangunan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

46 Andhy Setiawan

46 Andhy Setiawan BAB V KONSEP DAN DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Konsep Dasar Perencanaan Konsep dasar perencanaan Condotel dan Town House ini adalah untuk memberikan hunian baru dengan system

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Dasar dari perencanaan dan perancangan Kostel (kos-kosan hotel) dengan penerapan arsitektur berkelanjutan hemat energi: Rancangan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa PENGENALAN OBJEK LATAR BELAKANG PEMILIHAN OBJEK Perkembangan dunia mode yang begitu pesat, kompetitif dan selalu berubah Mode menjadi salah satu gaya hidup (lifestyle) Antusiasme masyarakat terhadap mode

Lebih terperinci

BAB V: ANALISA DAN PEMROGRAMAN

BAB V: ANALISA DAN PEMROGRAMAN BAB V: ANALISA DAN PEMROGRAMAN 5.1. Pemrograman 5.1.1. Kebutuhan Ruang NO RUANG JMLH LUAS SAT LUAS TOTAL STANDART LUAS KAMAR 1 standard/ deluxe 231 28 m2 6.468 2 junior suite 36 45 m2 1.620 3 president

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Proyek Saat ini kebutuhan akan tempat tinggal di Jakarta semakin meningkat. Seiring dengan berjalannya pembangunan, terjadi pula pengurangan lahan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1. Pemilik, Jenis dan pelayanan Rumah Sakit a. Pemilik : Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta b. Nama Rumah Sakit : RS Jakarta Selatan c. Kelas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL 1. Peraturan Teknis a. Jarak bebas Bangunan Gedung / Industri KDB KLB 3 3 Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL GSB GSJ GSJ Intensitas bangunan (KDB/KLB), dimaksudkan agar menjaga

Lebih terperinci

Fasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan

Fasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG SEMAKIN BERKEMBANGNYA ZAMAN, PERAN SEORANG WANITA PUN SEMAKIN MENINGKAT, SEHINGGA KEINGINAN UNTUK MERILEKSKAN TUBUHNYA ATAU MEMPERHATIKAN KECANTIKAN DIRINYA SANGAT BESAR.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Hasil rancangan pada Perancangan Kompleks Gedung Bisnis Multimedia di Malang ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4 5.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 5.1.1. Program Ruang Tabel 5.1.Rekapitulasi Program Ruang Hotel Bisnis No Ruang Kapasitas Luas KELOMPOK KEGIATAN

Lebih terperinci

CONDOMINIUM DENGAN PENERAPAN 'SKYRISE GREENERY' TERKAIT PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU DI JAKARTA TIMUR.

CONDOMINIUM DENGAN PENERAPAN 'SKYRISE GREENERY' TERKAIT PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU DI JAKARTA TIMUR. CONDOMINIUM DENGAN PENERAPAN 'SKYRISE GREENERY' TERKAIT PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU DI JAKARTA TIMUR. Chrissie Acherman, Riyadi Ismanto, Doni Fireza. Jurusan Arsitektur, Universitas Bina Nusantara, Jalan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Aspek Manusia V.1.1 Pelaku, Karakter dan Kegiatan Terdapat empat jenis pelaku dalam hotel transit dijelaskan dalam tabel perbandingan, diantaranya; Tabel V.1 Pelaku,

Lebih terperinci

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu STUDI AKTIVITAS STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan Parkir Tamu Mencari informasi Resepsionis Bebas Insidentil Menunggu Lounge Beristirahat

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Proyek ini merupakan proyek fiktif yang diirencanakan pada lahan kosong yang berada di Jalan Soekarno-hatta dan diperuntukan untuk pertandingan renang internasional dan

Lebih terperinci

- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI)

- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI) - BAB 4 - ANALISA 4.1 Data Proyek Lokasi Candranaya di Jl. Gajah Mada No. 188 Jakarta Barat. Luas Lahan : 14.356,14 m2 Peruntukan Lahan : Bangunan Komersil, Pusat Perkantoran KDB : 45% KLB : 4 GSB : 0

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Konsep Educopolis menjadi dasar perancangan International Student Housing sesuai degan Visi Universitas Gadjah Mada. Educopolis adalah ketersediaan lingkungan yang

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Program perencanaan dan perancangan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru merupakan hasil analisa dari pendekatan-pendekatan

Lebih terperinci

III.1 ANALISIS KONDISI LAHAN DAN LINGKUNGAN III.1.1 ANALISIS KONDISI LAHAN

III.1 ANALISIS KONDISI LAHAN DAN LINGKUNGAN III.1.1 ANALISIS KONDISI LAHAN BAB III ANALISIS III. ANALISIS KONDISI LAHAN DAN LINGKUNGAN III.. ANALISIS KONDISI LAHAN Kondisi Eksisting Lahan Dalam lahan perancangan saat ini terdapat perkebunan sayur dan tanaman hias. Pada lahan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Tabel 6.1. Rekapitulasi Program Ruang JENIS RUANG JUMLAH (UNIT) LUAS TOTAL (m 2 ) INDOOR Ruang Kegiatan Hunian

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP dan PROGRAM DASAR PERENCANAAN dan PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V. KONSEP dan PROGRAM DASAR PERENCANAAN dan PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP dan PROGRAM DASAR PERENCANAAN dan PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Dasar Aspek Fungsional Program dasar aspek fungsional Kondominium di Semarang adalah

Lebih terperinci

Woodland Park Residence Apartemen Baru di Kalibata

Woodland Park Residence Apartemen Baru di Kalibata Woodland Park Residence Apartemen Baru di Kalibata Apartemen Woodland Park Residence di Kalibata Woodland Park Residence merupakan apartemen baru di Kalibata yang akan dibangun oleh Pardika Wisthi Sarana

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Kompleks kawasan smart masjid terbagi atas beberapa massa yang terdiri dari bangunan masjid, penitipan anak, kantin dan bussiness center. Dalam penataan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1. Rancangan Tapak Hasil akhir dari rancangan mengacu pada konsep yang telah ada. Dengan demikian rancangan yang dihasilkan tidak jauh berbeda dari konsep yang telah dibuat. Konsep

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dari uraian bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Pasar Gembrong Cipinang Besar perlu diremajakan. Hal ini dikarenakan kualitas fisik dan aktivitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

Bab III. Aspek Tanah dan Arsitektural Desain. : Puri Indah, Jakarta Barat

Bab III. Aspek Tanah dan Arsitektural Desain. : Puri Indah, Jakarta Barat Bab III Aspek Tanah dan Arsitektural Desain 3.1 Peta dan Tapak Tanah Nama usaha Peruntukan lahan Letak tapak : Tridith Venue : Bangunan serbaguna : Puri Indah, Jakarta Barat Luas tapak : 4.068 m² Luas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan BAB V KONSEP V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan Gambar 34. Zoning dan Pola Sirkulasi Main entrance berada pada bagian selatan bangunan. Warna biru menunjukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI BANDING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI BANDING DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan dan Sasaran...

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 27 BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 4.1 Analisa Aspek Manusia 4.1.1. Analisa Pelaku Kegiatan Tabel 4.1 Analisa pelaku kegiatan No Pelaku Keterangan 1 Penghuni atau pemilik rumah susun Memiliki unit ataupun menyewa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Kantor sewa merupakan sebuah area untuk bekerja, dimana banyak orang selalu disuguhkan dengan konsep yang kaku dan cenderung membosankan sehingga

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Dari analisa yang dilakukan dalam Bab V, berikut adalah perhitungan perkiraan kebutuhan besaran

Lebih terperinci

BOUTIQUE HOSTEL DI SOLO

BOUTIQUE HOSTEL DI SOLO BOUTIQUE HOSTEL DI SOLO Oleh: Nurindah Khusnul Irfani, Resza Riskiyanto, Djoko Indrosaptono Dalam beberapa waktu terakhir, tren generasi muda untuk berwisata secara backpacking semakin meningkat. Kota

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii v vi viii xi xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2008-2009 Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Menempuh Ujian Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep dasar perancangan bangunan secara makro yang bertujuan untuk menentukan garis besar hotel bandara yang akan dirancang. Konsep makro

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB VI Konsep Perencanaan Dan Program Dasar Perancangan

BAB VI Konsep Perencanaan Dan Program Dasar Perancangan BAB VI Konsep Perencanaan Dan Program Dasar Perancangan 6.1 Konsep Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Ruang No. Jenis Ruang Luas (M 2 ) KELOMPOK RUANG KEGIATAN UMUM 1. Lobby 104,00 2. Sky Lounge 70,20 3.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Rancangan Terhadap Tapak 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan Kedungkandang Kota Malang, karena kesesuian dengan fungsi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : BAB IV ANALISA IV.1. Aspek Non Fisik IV.1.1 Analisa Kegiatan Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : a) Kelompok

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA JUDUL : PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA Nama : Trika Prijayanto NPM : 20399052 Jurusan : Teknik Arsitektur Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ing. Dalhar Susanto 2. Agung

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental friendly development.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruang V.1.1 Skema Hubungan Makro Main Entrance Apartemen Entrance Plaza Parkir Lobby Fasilitas seni & Lobby Apartemen Pusat Perbelanjaan Fasilitas Service Pengelola

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Tabel 5. 1 Program Ruang No. Kelompok Kegiatan/Ruang Luas KELOMPOK RUANG KEGIATAN PRIVAT 1. Deluxe Room 811,2

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di BAB V KONSEP V. 1. KONSEP PENGGUNA Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di Kemanggisan Jakarta Barat adalah sebagai berikut : 1. Target pasar utama adalah mahasiswa yang

Lebih terperinci

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam Gambar 4. Blok Plan Asrama UI Sumber : Survei Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam perawatan atau maintenance AC tersebut. Kamar untuk yang memakai AC merupakan kamar yang paling besar

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1. Konsep Desain Hotel Convention ini memiliki konsep yang berintegritas dengan candi prambanan yang iconik, serta dapat mengedukasikan bagi

Lebih terperinci

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA] 5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada

Lebih terperinci

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1.PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Tapak Tapak yang digunakan adalah tapak existing Asrama Universitas Diponegoro, dengan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1 Program Dasar Perencanaan Dalam perencanaannya, asrama ini merupakan tempat tinggal sementara bagi mahasiswa

Lebih terperinci

PUSAT SINEMA SIDOARJO

PUSAT SINEMA SIDOARJO PUSAT SINEMA SIDOARJO MAHASISWA : M.ABRAM WAHYU N. NRP : 3207100027 PEMBIMBING : Ir. HARI PURNOMO Mbdg, Sc TEMA : 0ase PUSAT... Yaitu merupakan tempat pemusatan aktifitas atau kegiatan dan fasilitas tertentu

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tempat Istirahat KM 166 di Jalan Tol Cipoko-Palimanan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Bangunan 4.1.1 Analisis fungsi Berbagai fungsi yang ada dalam sebuah bangunan pusat perbelanjaan Green Park Mall dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 : Analisis

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci