BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengertian Manajemen Dalam kegiatan bisnis baik di dalam mengelola barang atau jasa, perusahaan memerlukan manajemen agar dapat terlaksana secara efekttif dan efisien. Ismainar (2015:41) berpendapat bahwa manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan orang lain guna mencapai hasil tujuan yang tidak dapat dicapai oleh hanya satu orang saja. Robbins & Coulter (2012:36) berpendapat bahwa manajamen adalah kegiatan mengkoordinasi dan mengevaluasi ulang kinerja sehingga perkerjaan selesai dengan efektif dan efisien. Terdapat 4 Fungsi Manajemen, yaitu : 1. Planning Perencanaan tujuan dan strategi untuk mencapai target serta mengembangkan perencanaan untuk kegiatan integrasi dan koordinasi. Kegiatanya antara lain membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana unutk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 2. Organizing Organisasi berarti memastikan bahwa struktur dan sistem yang ada mendukung dalam menfalisitasi pertemuan-pertemuan dengan mengatur kegiatan pada sumber daya manusia dan sumber daya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan organisasi. 3. Leading Suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis,dan sebagainya. 4. Controlling Mengendalikan kegiatan manajemen untuk memastikan bahwa kinerja anggotanya sudah sejalan dengan nilai-nilai organisasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Manajemen adalah suatu kegiatan perencanaan, organisasi, kepemimpinan dan pengendalian agar dapat mencapai suatu 9

2 10 tujuan organisasi dengan efektif dan efisien. Fungsi Manajemen antara lain mencakup Planning, Organizing, Leading dan Controlling Pengertian Manajemen Operasi Rusdiana (2014:3) mengatatakan bahwa Manajemen operasi adalah fungsi inti dari setiap perusahaan. Hal ini berlaku untuk perusahaan besar atau kecil, menyediakan baik barang atau jasa dan laba atau profit. Setiap perusahaan memiliki fungsi manajemen operasi dan semua fungsi organisasi lain yang ada terutama untuk mendukung fungsi operasi. Tanpa ada kegiatan produksi tidak akan ada barang atau jasa untuk dijual. Terdapat beberapa pengertian Manajemen Operasi menurut para ahli, antara lain: - Slack, Chambers & Johnston (2010:4) berpendapat bahwa Manajemen Operasi adalah bagaimana sebuah organisasi memproduksi dan menyediakan barang atau jasa. Operasi dapat di lihat sebagai salah satu dari banyak fungsi dalam organisasi. - Rusdiana (2014:3) berpendapat bahwa Manajemen Operasi merupakan satu dari tiga fungsi utama setiap organisasi yang sangat erat hubunganya dengan fungsi bisnis lainya. Hali itu dikarenakan semua organisasi menjual, menghitung, dan memproduksi untuk mengetahui cara segmentasi manajemen operasional pada fungsi-fungsi oganisasi. - Reid & Sanders (2013:2) berpendapat bahwa Manajemen operasi (OM) Fungsi bisnis yang bertanggung jawab untuk perencanaan, koordinasi, dan pengendalian sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang dan jasa perusahaan. Reid & Sanders (2013:2) berpendapat bahwa fungsi dari manajemen operasi adalah merencanakan dan mengkoordinasikan semua sumber daya yang dibutuhkan untuk merancang, memproduksi, dan memberikan barang ke berbagai lokasi ritel. Manajemen Operasi sangat penting dalam sebuah kegiatan bisnis karena dapat mengetahui cara menghasilkan barang dan jasa secara efektif dan efisien dan dapat di gunakan sebagai alat pengembangan oleh pemegang bisnis. Berdasarkan definisi para ahli, dapat di simpulkan manajemen operasi dalam perngertian luas dapat juga dinamakan manajemen produksi dan kegiatan yang berkaitan dengan produksi barang maupun jasa. Rusdiana (2014:19) Untuk memahami pengertian manajemen operasi lebih jauh, berikut ini merupakan komponen-komponen pembentukanya, yaitu: 1. Aktivitas Manajemen

3 11 Manajemen adalah siklus kegiatan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan melakukan perbaikan. Pengertian umum manajemen mengandung kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerekan, dan mengendalikan lebih tepat jika digunakan dalan konteks organisasi secara menyeluruh. 2. Konsep IPO ( Input-Processs-Output) Input-Processs-Output (IPO) menjadi inti dari aktivitas manajemen. Setiap proses pasti memiliki input dan output. Input dapat berupa material, bahan baku, komponen, bahan bakar, uang, tenaga kerja, waktu atau sumber daya lainya. Output merupakan hasil dari proses yang dirincikan dengan adanya nilai yang bertambah dari input yang diterima. Proses dikatakan baik jika mampu memberi nilai tambah pada input yang diterima. Terlepas hasil aktivitas evaluasi terhadap proses menyatakan baik atau tidak, adanya indikator proses dapat menjadi pemicu aktivitas perbaikan. Hasilnya diharapkan setiap proses dapat lebih baik, lebih cepat, dan lebih aman. 3. Indikator Proses Indikator proses diturunkan dari tipikal kebutuhan industri, yaitu sebagai berikut: a. Quality adalah kualitas yang dapat diterjemahkan sebagai upaya membuat produk dengan lebih baik dari kondisi sebelumnya atau lebih baik dalam pemenuhan spesifikasi. b. Cost ditunjukan sebagai ukuran biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu proses. Suatu proses semakin baik apabila memerlukan biaya lebih murah dengan output yang sama. c. Deliver dimaksudkan sebagai kecepatan perusahaan mengantarkan barang dan jasanya kepada pelanggan. Suatu proses semakin baik jika dapat melakukanya lebih cepat, termasuk ke dalam pengertian reponsif adalah fleksibelitas perusahaan dalam membuat barang dan jasa yang dibutuhkan pelanggan, d. Safety, dimaksudkan untuk menyatakn tingkat keamanan dan keselamatan kerja bagi karyawan dan diperluas hingga keamanan dampal proses bagi lingkungan. Proses yang aman harus diupayakan dalam perbaikan proses. 4. Efisiensi dan efektivitas

4 12 Efisieansi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam satu proses. Semakin hemat/sedikit penggunaan sumber daya, prosesnya dikatakan semakin efisien. Proses yang efisien ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih murah dan lebih cepat. Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya unutk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. Efektiviras dalah ukuran tingkat pemenuhan output atau tujuan proses. Semakin tinggi pencapaia target atau tujuan proese, proese tersebut semakin efektif. Proses yang efektif ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih baik dan lebih aman. 2.2 Peramalan (Forecasting) Pengertian Peramalan Reid & Sanders (2013:280) berpendapat bahwa kegiatan yang dilakukan untuk dapat membuat strategi produksi salah satunya adalah dengan melakukan peramalan baik permalan penjualan, persediaan dan biaya. Metode peramalan akan membantu dalam mengadakan pendekatan analisa terhadap tingkah laku atau pola dari data yang lalu, sehingga dapat memberikan cara pemikiran, pengerjaan dan pemecahan yang sistematis dan pragmatis, serta memberikan tingkat keyakinan yang lebih besar atas ketepatan hasil ramalan yang dibuat. Peramalan adalah salah satu fungsi bisnis yang paling penting karena semua keputusan bisnis lainnya didasarkan pada perkiraan masa depan. Keputusan-keputusan tersebut digunakan untuk meprediksi pasar, produk yang harus dihasilkan, berapa banyak persediaan yang harus di beli, dan berapa banyak tenaga kerja yang akan disewa. Hasil peramalan keputusan bisnis yang salah dapat menyebabkan masalah perusahaan dan dapat memaksa perusahaan keluar dari bisnis. Ada beberapa pengertian peramalan (forecasting) menurut para ahli, antara lain: Heizer dan Render (2011:136) berpendapat bahwa peramalan adalah seni atau ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan dan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa mendatang dengan suatu bentuk model matematis. Lesseure (2010:229) berpendapat bahwa peramalan adalah proses memperkirakan berapa kebutuhan di masa mendatang yang meliputi kebutuhan dalam urusan kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang atau jasa.

5 13 Jadi, peramalan adalah teknik untuk meramalkan kejadian di masa depan yang menggunakan model matematis dan melibatkan data masa lalu, agar dapat meramalkan untuk periode berikutnya Jenis-Jenis Peramalan Heizer & Render (2011:137) berpendapat bahwa pada umumnya berbagai organisasi menggunakan tiga jenis peramalan yang utama dalam perencanaan operasi di masa depan: a. Peramalan Ekonomi (Economic Forecast) menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksikan tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan, dan indikator perencanaan lainnya. b. Peramalan teknologi (Technological Forecast) memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru. c. Peramalan permintaan (Demand Forecast) adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut peramalan penjualan yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia Horizon waktu peramalan Heizer dan Render (2011:136) berpendapat bahwa horizon waktu masa depan pada peramalan dapat di klasifikasi menjadi 3, yaitu: a. Peramalan jangka waktu pendek (Short-Range Forecast), yaitu peramalam yang memiliki rentang waktu hingga 1 tahun dan pada umumnya kurang dari 3 bulan. Hal ini digunakan untuk perencanaan, jadwa pekerjaan, perencanan tingakt tenaga kerja dan tingkat produksi b. Peramalan jangka waktu menengah ( Medium-Range Foreast), yaitu peramalan yang membutuhkan waktu dari 3 bulan sampai 3 tahun. Hal ini digunakan untuk perencanaan mulai dari perencanaan biaya, produksi, penjualan dan analisis berbagai rencana operasi. c. Peramalan jangka waktu panjang, yaitu peramalan yang membutuhkan 3 tahun atau lebih untuk merencanakan produk baru, modal, fasilitas dan lokasi, analisis dan pengembangan.

6 Kepentingan Strategis Peramalan ( Forecasting) Prasetya & Lukiastuti ( 2009:45) berpendapat bahwa peramalan yang baik sangat penting dalam semua aspek bisnis. Peramalan merupakan satu-satunya prediksi atas permintaan hingga permintaan yang sebenarnya diketahui. Peramalan produk berdampak pada tiga aktivitas, yaitu: a. Sumber Daya Manusia ( SDM) Mempekerjakan, melatih, dan memberhentikan pekerja, semuanya tergantung pada permintaan. Jika departemen SDM harus memperkerjakan pekerja tambahan tanpa adanya persiapan, akibantnya kualitas menurun, dan kualitas perkerja juga menurun. b. Kapasitas Saat kapasitas tidak mencukupi, maka kekurangan yang diakibatkan bisa berarti tidak terjainya pengiriman, kehilangan konsumen, dan kehilangan pangsa pasar. Akan tetapi, jika kapasitas dibangun berlebihan, akan berdampak pada biaya yang bisa melonjak tajam. c. Manajemen rantai pasokan Hubungan yang baik dengan pemasok serta harga barang dan komponen yang bersaing, bergantung pada peramalan yang akurat Proses Peramalan ( Forecasting) Prasetya & Lukiastuti (2009:45) berpendapat bahwa proses peramalan terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut a. Menentukan Tujuan Langkah pertama terdiri atas penentuan macam estimasi yang diinginkan. Sebalikanya, tujuan tergantung pada kebutuhan-kebutuhan informasi para manajer. Manajer mengetahui kebutuhan-kebutuhan dengan menentukan variabel-variabel apa yang akan diestimasi, siapa yang akan menggunakan hasil peramalan, untuk tujuan apa hasil peramalan yang akan digunakan, estimasi jangka panjang atau jangka pendek yang diinginkan, derajat ketepatan estimasi yang diinginkan, kapan estimasi dibutuhkan, bagian-bagian peramalan yang diinginkan seperti peramalan untuk kelompok pembeli. b. Pengembangan Model Langkah berikutnya adalah mengembangkan suatu model yang merupakan penyajian secara lebih sederhana sistem yang dipelajari. Pemilihan suatu

7 15 model yang tepat adalah krusial. Setiap model mempunyai asumsi-asumsi yang harus dipenuhi sebagai persyaratan penggunanya. Validitas dan reliabilitas estimasi sangat tergantung pada model yang dipakai. c. Pengujian Model Sebelum diterapkan, model biasanya diuji untuk menentukan tingkat akurasi, validitas, dan reliabilitas yang diharapkan. Nilai suatu model ditentukan oleh derajat ketepatan hasil peramalan dengan kenyataan. d. Penerapan Model Setelah pengujian, analisis menerapkan model dengan menggunakan data historik untuk menghasilkan suatu ramalan. e. Revisi dan Evaluasi Ramalan-ramalan yang telah dibuat harus diperbaiki dan ditinjau kembali. Evaluasi merupalan pembanding ramalan-ramalan dengan hasil-hasil nyata untuk menilai ketepatan Metode Peramalan Kuantitatif Heizer & Render (2011:140), menyatakan metode peramalan secara kuantitatif, antara lain : 1. Pendekatan Naif (Naïve Approach) Metode pendekatan naif merupakan yang paling sederhana dan mudah yaitu dengan berasumsi bahwa permintaan di periode mendatang akan sama dengan permintaan pada periode terakhir. Sebagai contoh jika penjualan sebuah produk adalah 68 unit di bulan Januari, maka kita dapat meramalkan penjualan di bulan Februari akan sama yaitu sebanyak 68 unit. 2. Rata-Rata Bergerak (Moving Average) Peramalan rata-rata bergerak menggunakan sejumlah data aktual sebelumnya untuk menghasilkan peramalan. Peramalan Rata-rata bergerak berguna jika kita dapat mengasumsikan bahwa permintaan pasar akan stabil sepanjang masa yang kita ramalkan. Rumus metode rata-rata bergerak adalah : Σ demand pada periode n N

8 16 Keterangan : n = Jumlah periode yang digunakan dalam metode rata-rata bergerak. 3. Rata-rata bergerak dengan pembobotan (Weighted Moving Average). Ketika sebuah tren atau pola terjadi atau dapat dideteksi, bobot dapat digunakan untuk memberikan jumlah penekanan lebih di nilai terkini, dengan teknik peramalan ini pemberian bobot ini dapat lebih responsif terhadap perubahan yang terjadi karena periode terkini yang mendapatkan bobot yang lebih besar. Teknik pemilihan bobot merupakan hal yang tidak pasti karena tidak ada rumus atau perhitungan untuk menetapkan bobot. Jika bulan atau periode terakhir diberi bobot yang terlalu besar, hasil peramalan dapat menghasilkan perubahan yang terlalu cepat dan tidak biasa pada permintaan atau penjualan. Rumus untuk menghitung rata-rata bergerak dengan pembobotan adalah sebagai berikut : 4. Exponential Smoothing Penghalusan eksponential merupakan metode peramalan rata-rata bergerak dengan pembobotan mudah digunakan. Metode penghalusan eksponetial ini menggunakan data sebelumnya dan jumlahnya biasanya sedikit. Rumus penghalusan eksponensial dasar adalah sebagai berikut: Forecast periode yang akan datang = Forecast periode yang lalu +α (aktual demand forecast periode yang lalu) α adalah konstanta yang nilainya antara 0 sampai 1, fg peramalan tersebut dapat ditulis sebagai berikut : Ft = Ft-1 + α (At1-Ft-1) Keterangan : Ft = Forecast atau peramalan yang baru. Ft-1 = Forecast atau peramalan yang lalu.

9 17 At-1 = Actual demand periode yang lalu. α = Konstanta yang nilainya 0 sampai 1. α (smoothing constant) biasanya dapat berubah, tergantung pada asumsi ketika mengetahui perubahan yang akan terjadi pada data tersebut. Semakin besar asumsi terhadap data terjadinya peningkatan penjualan, nilai α akan semakin besar dan begitu juga sebaliknya. Dengan demikian, pemilihan besarnya nilai α harus dilakukan dengan hati-hati. Untuk memperoleh hasil permalan yang lebih akurat, kita dapat membandingkan nilai peramalan dengan nilai aktual yang terjadi. Semakin kecil perbedaan antara nilai hasil peramalan atau forecasting dan nilai aktual, maka tingkat kesalahannya semakin kecil dan metode peramalan atau forecasting yang digunakan relatif baik. Tingkat kesalahan forecasting (forecast error) dapat dihitung sebagai berikut: Forecast error = Demand Forecast 5.Eksponential Smoothing with trend Metode peramalan ini merupakan pengembangan dari metode penghalusan eksponensial, dimana metode ini dapat memberikan respon terhadap tren yang sedang terjadi. Rumusnya adalah sebagai berikut: FITt= Peramalan penghalusan eksponential (Ft)+ Tren penghalusan eksponensial (Tt) Pada penghalusan eksponensial dengan penyesuaian tren, estimasi rata- rata maupun tren akan dihaluskan. Prosedur ini membutuhkan dua konstanta penghalusan, α untuk rata-rata data penghalusan eksponensial dan β untuk tren. Ada tiga langkah dalam menghitung peramalan dengan penyesuaian tren, yaitu: Langkah 1: menghitung Ft, peramalan eksponensial yang dihaluskan untuk periode t. Langkah 2: menghitung tren yang dihaluskan. Langkah 3: menghitung peramalan dengan tren. Persamaan yang digunakan untuk menghitung peramalan eksponensial yang dihaluskan adalah sebagai berikut: Ft = α (permintaan aktual periode terakhir) + (1- α) + (peramal periode terakhir + estimasi tren periode terakhir) atau

10 18 Ft= α (At-1) + (1- α)(ft-1 + Tt+1) Persamaan yang digunakan untuk menghitung tren yang dihaluskan adalah: Tt= β (peramalan periode ini peramalan periode terakhir) + (1- β)(estimasi tren periode terakhir) atau Tt = β Ft-Ft-1) + (1- β)tt-1 Keterangan : Ft : peramalan dengan eksponensial yang dihaluskan dari data berseri pada periode t Tt : tren dengan eksponensial yang dihaluskan pada periode t At : permintaan aktual pada periode t α : konstanta penghalusan untuk rata-rata β : konstanta penghalusan untuk tren Nilai konstanta penghalusan tren (β) menyerupai konstanta α, karena β yang tinggi lebih cocok dengan perubahan tren. β yang rendah memberikan bobot yang rendah kepada tren terbaru dan cenderung memperhalus tren sekarang. Nilai β dapat ditentukan dengan pendekatan uji coba MAD yang digunakan sebagai ukuran pembanding. Penghalusan eksponensial sederhana disebut juga sebagai penghalusan tingkat pertama (first-order smoothing) dan penghalusan dengan penyesuaian tren disebut sebagai penghalusan tingkat kedua (second-order atau double smoothing). 5.Regresi Linier (Linear Regression) Peramalan dengan regresi linier atau linear regression di dasarkan pada asumsi bahwa pola pertumbuhan dari data sebelumnya bersifat linier dan dapat diperoleh dengan menggunakan model matematis di metode kuadrat terkecil dari proyeksi tren. Rumus yang digunakan untuk menghitung peramalan dengan metode regresi linier adalah sebagai berikut: Keterangan : Y = Variabel dependen a = koefisien intercept Y = a + bx

11 19 b = koefisien slope atau kemiringan garis regresi X = Variabel independen Ketepatan estimasi regresi ini sangat dipengaruhi oleh seberapa besar penyimpanan semua data variabel independen (X) terhadap garis regresi. Apabila semua data variabel independen (X) tersebut ada pada panjang garis regresi, maka tingkat kesalahannya mendekati 0. Sebaliknya, jika data variabel tersebut makin menjauh dari garis regresi, tingkat kesalahannya semakin besar. Metode peramalan kuantitatif terdiri dari peramalan deret waktu (time series) dan peramalan sebab akibat atau kausal (causal). Kedua metode ini pada dasar peramalannya adalah pada data sebelumnya dengan menggunakan prediksi untuk masa yang akan datang. Dengan mengelola data sebelmunya, maka akan memperoleh suatu hasil peramalan. 2.3 Persediaan Perngertian Persediaan Persediaan pada prinsipnya merupakan sumber daya yang disimpan yang kemudian akan diproses untuk keberlangsungan suatu proyek. Slack, Chambers & Johnston (2009:342) berpedapat bahwa persediaan adalah didefinisikan sebagai sumber daya material yang disimpan untuk sistem transformasi. Menurut Rusdiana (2014: 374) Persediaan adalah bahan atau barang yang akan disimpan untuk memenuhi tujuan tertentu, seperti pada proses prosduksi dan perakitan. Tersedianya bahan baku diharapkan dapat memenuhi permintaan dari konsumennya dan memudahkan proses kegitatan produksi sehingga perusahaan tidak kekurangan dan kelebihan bahan baku. Jika bahan baku tidak cukup maka akan mengakibatkan kerugian untuk perusahaan itu sendiri. Persediaan dalam suatu kegiatan usaha adalah berupa barang. Persediaan bisa juga dia anggap sebagai beban (liability) yang dapat membuat pemborosan, namun dapat juga di anggap sebagai asset (cash) yang dapat membuantu dalam proses produksi. Jadi, berdasarkan beberapa pengertian persediaan diatas dapat di simpulkan bahwa persediaan adalah sejumlah komoditas yang kemudian disimpan unutk memenuhi kebutuhan pada masa yang akan darang untuk memenuhi permintaan

12 20 konsumen, baik berupa dijual atau akan di pakai untuk kegiatan usaha atau proyek selanjutnya Faktor-faktor mengadakan persediaan ( inventory) Ravindran (2008:101) berpendapat bahwa terdapat beberapa faktor mengapa perusahaan perlu mengadakan persediaan, yaitu: Skala ekonomi, biasanya dalam melakukan pesanan, supplier mematok biaya tertentu biaya tertentu yang independen dari jumlah yang di perintahkan. Dengan demikian, biasanya biaya yang lebih tinggi dari pemesanan dalam jumlah sedikit. Hal ini bahkan dapat menyebabkan biaya transportasi lebih tinggi karena biaya transportasi per unit sering lebih kecil untuk pesanan besar. Ekonomi skala juga memainkan peran penting dalam kasus-kasus dimana membeli dalam jumlah besar menghasilkan pengurangan harga satuan. Ketidakpastian, seperti disebutkan di atas, sebagai produk dikonversi dari bahan baku untuk produk akhir, variabilitas dalam proses-proses transformasional menyebabkan kerugian. Persediaan membantu mengurangi dampak negatif dari ketidakpastian. Tingkat Layanan pelanggan, sementara variabilitas permintaan dan pasokan yang ada, persediaan membantu penyangga terhadap variasi ini dan memastikan ketersediaan produk. Akibatnya, keterlambatan dalam memenuhi permintaan pelanggan berkurang (ketika keluar darisaham) dan tidak perlu Kerugiaan Menyimpan barang persediaan Menurut Slack, Chambers & Johnston (2010:345) berpendapat bahwa meskipun persediaan memainkan peran penting dalam banyak kinerja operasi, ada sejumlah aspek negatif dari persediaan, yaitu: a. Ikatan Inventarisasi uang dalam bentuk modal kerja, yang oleh karena itu tidak tersedia untuk kegunaan lain, seperti mengurangi pinjaman atau melakukan investasi dalam aktiva tetap produktif. b. Inventarisasi menimbulkan biaya penyimpanan (space leasing, mempertahankan kondisi yang sesuai, dll). c. Inventarisasi mungkin menjadi usang sebagai alternatif yang tersedia. d. Inventarisasi bisa rusak atau memburuk.

13 21 e. Inventarisasi bisa hilang atau menjadi mahal untuk mengambil karena mendapat tersembunyi di antara persediaan lainnya. f. Inventarisasi mungkin berbahaya bagi toko (misalnya pelarut yang mudah terbakar, bahan peledak, bahan kimia dan obat-obatan), dan membutuhkan fasilitas khusus dan sistem untuk penanganan yang aman. g. Inventarisasi menggunakan ruang yang dapat digunakan untuk menambah nilai. h. Inventarisasi melibatkan biaya administrasi dan asuransi Fungsi, Manfaat dan prinsip persediaan Rusdiana (2014:378) berpendapat bahwa terdapat beberapa fungsi dari persediaan, yaitu : 1. Fungsi Decoupling Persediaan decoupling memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa bergantung pada supplier. Untuk memenuhi fungsi ini dilakukan beberpara cara serperti persediaan bahan mentah disiapkan dengan tujuan agar perusahaan tidak sepenuhnya bergantung pada penyediaan supplier dalam hal kualitas dan pengiriman. Persediaan barang dalam proses ditujukan agar tiap bagian yang terlibat dapat lebih leluasa dalam berbuat dan persediaan barang jadi disiapkan pula dengan tujuan untuk memenuhi permintaan yang bersifat tidak pasti dari konsumen. 2. Fungsi Economic Lot Sizing Tujuan dari fungsi ini adalah pengumpulan persediaan agar perusahaan dapat berproduksi serta menggunakan seluruh sumber daya yang ada dalam jumlah yang cukup dengan tujuan agar dapat mengurangi biaya per unit produk. 3. Fungsi Antisipasi Perusahaan sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan barang-barang selama periode pemesanan kembali, sehingga memerlukan kuantitas persediaan ekstra. Persediaan antisipasi ini penting agar proses produksi tidak terganggu. Sehubungan dengan hal tersebut, perusahaan sebaiknya mengadakan persediaan musiman.

14 Biaya persediaan Menurut Slack, Chambers & Johnston (2010:347) berpendapat bahwa, prinsip yang sama berlaku dalam keputusan agar kuantitas komersial seperti dalam situasi domestik. Dalam membuat keputusan tentang berapa banyak untuk membeli, manajer operasi harus mencoba untuk mengidentifikasi biaya yang akan terpengaruh oleh keputusan. Beberapa jenis biaya yang langsung berhubungan dengan ukuran pesanan: 1. Biaya penempatan order yaitu ketika setiap kali pesanan ditempatkan untuk mengisi saham, nomor transaksi yang diperlukan dikenakan biaya untuk perusahaan. Ini termasuk tugas mempersiapkan pesanan dan semua dokumentasi terkait dengan itu, mengatur pengiriman yang akan dibuat, mengatur untuk membayar pemasok untuk pengiriman, dan umum biaya menjaga semua informasi yang memungkinkan kita untuk melakukan hal ini. Selain itu, jika kita menempatkan agar internal pada bagian dari operasi kita sendiri, masih ada kemungkinan untuk menjadi jenis yang sama transaksi yang bersangkutan dengan administrasi internal. Selain itu, juga bisa menjadi changeover biaya yang dikeluarkan oleh bagian dari operasi yang menyediakan barang-barang, disebabkan oleh kebutuhan untuk berubah dari memproduksi satu jenis barang yang lain. 2. Harga diskon biaya dimana banyak industri pemasok menawarkan diskon pada pembelian dengan jumlah yang besar, alternatif yang mereka lakukan biasanya memberikan biaya tambahan untuk pesanan kecil. 3. Saham-out biaya dimana jika kita salah menilai keputusan order kuantitas dan persediaan saham yang habis maka akan ada biaya untuk kita yang dikeluarkan karena gagal untuk menyediakan pelanggan kami. Jika pelanggan eksternal, maka mereka dapat mengambil bisnis mereka di tempat lain. Jika saham internal dapat menyebabkan siaga waktu diproses selanjutnya, inefisiensi dan akhirnyase pelanggan eksternal tidak puas atas pelayanan. 4. Biaya modal kerja dimana ketika setelah menerima pesanan pengisian, pemasok akan meminta pembayaran untuk barang-barang mereka telah dipesan. Setelah menyediakan pesanan pelanggan maka selanjutnya akan menerima pembayaran.. 5. Biaya penyimpanan adalah biaya yang berkaitan dengan fisik menyimpan barang, menyewa, pemanasan dan pencahayaan gudang, serta mengasuransikan

15 23 persediaan, bisa mahal, terutama bila kondisi khusus yang dibutuhkan seperti suhu rendah atau keamanan yang tinggi. 6. Biaya keusangan dimana ketika perusahaan memesan dalam jumlah besar, ini biasanya menghasilkan nilai yang mungkin menyebabkan waktu yang lama dalam pemyimpanan. Maka ada risiko bahwa nilai persediaan usang. Misalnya dalam kasus perubahan fashion akan berubah seiring perubahan jaman. 7. Operasi biaya inefisiensi, Berdasarkan filosofi sinkronisasi, persediaan tinggi. Tingkat mencegah kita melihat tingkat penuh masalah dalam operasi. Ada dua poin yang harus dibuat tentang daftar ini biaya. Yang pertama adalah bahwa beberapa biaya akan berkurang karena ukuran pesanan adalah peningkatan; tiga biaya pertama yang seperti ini, sedangkan biaya lainnya umumnya meningkat karena ukuran pesanan meningkat. Poin kedua adalah bahwa hal itu tidak mungkin menjadi organisasi yang sama yang menimbulkan biaya. Misalnya, kadang-kadang pemasok setuju untuk memegang saham konsinyasi. Ini berarti bahwa mereka memberikan jumlah besar persediaan untuk mereka pelanggan untuk menyimpan tetapi hanya akan mengenakan biaya untuk barang dan ketika mereka digunakan. Sementara itu mereka tetap properti pemasok sehingga tidak perlu dibiayai oleh pelanggan, yang memang, bagaimanapun, menyediakan fasilitas penyimpanan Teknik pengendalian persediaan Arifin (2007:51) berpendapat bahwa Economic Order Quantity ( EOQ) merupakan konsep pengendalian persediaan yang didefinisikan sebagai jumlah atau kuantitas barang yang dibeli dengan biaya yang minimal atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal. Konsep EOQ banyak diterapkan pada perusahaan manufaktur untuk pembelian bahan mentah. Slack, Chambers & Johnston (2010:349) berpendapat bahwa pendekatan yang paling umum untuk memutuskan berapa banyak setiap item yang perlu dipesan untuk memenuhi kebutuhan pengisian bahan persediaan pendekatan Economic Order Quantity (EOQ). Yunarto dan Santika (2005:31) berpendapat bahwa Economic Order Quantiy adalah teknik pengendalian pemesanan/permintaan yang optimal dengan biaya persediaan yang serendah muungkin. Haizer dan Render (2011:507) berpendapat bahwa Economic Order Quantity adalah adalah sebuah teknik pengendalian persediaan uang meminimalkan total pemesanan dan biaya penyimpanan. Pendekatan ini mencoba untuk menemukan keseimbangan terbaik

16 24 antara keuntungan dan kerugian dari memegang saham tetapi didasarkan pada beberapa asumsi : - Tingkat permintaan diketahui, dan bersifat konstan. - Lead time, yaitu waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan diketahuai dan bersifat konstan. - Persediaan diterima dengan segera. Dengan kata lain, persediaan yang dipesan tiba dalam bentuk kumpulan produk pada satu waktu. - Tidak mungkin diberikan diskon (potongan harga) - Biaya variabel yang ada hanyalah biaya pengaturan atau biaya pemesanan (setup cost) dan biaya penyimpanan persediaan sepanjang waktu. - Kondisi kehabisan stock dapat dihindari sepenuhnya jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat. Persoalan persediaan sebenarnya terdiri dari dua buah pertanyaan, yaitu berapa jumlah yang harus dipesan dan berapa lama waktu selang antara pesanan pertama dengan pesanan berikutnya yang akan mendatangkan biaya yang minimal. Muckstadt & Sapra (2010:18) dalam bukuhnya berpendaapt bahwa, asumsi yang mendasari model EOQ adalah : 1. Permintaan meningkat terus menerus konstan dari λ unit per tahun. 2. Urutan tiba tahun τ setelah penempatan pesanan. berasumsi τ yang deterministik dan diketahui. 3. Parameter model yang berubah dari waktu ke waktu. 4. Panjang horison perencanaan adalah tidak terbatas. 5. Semua permintaan adalah memenuhi waktu. Economic Order Quantity merupakan salah satu model dari tiga model persediaan yang dapat membantu perusahaan menentukan yaitu kapan harus memesan dan berapa jumlah pesanan yang harus dipesan. Dengan model Economic Order Quantity, kuantitas pesanan yang optimal akan muncul pada suatu titik dimana total biaya pemasangannya sama dengan total biaya penyimpanan. Berdasarkan fakta ini digunakan untuk mengembangkan persamaan-persamaan yang menyelesaikan jumlah optimal unit per pesanan (EOQ) secara langsung. Langkah-langkah yang diperlukan adalah sebagai berikut:

17 25 1. Mengembangkan sebuah pernyataan untuk biaya pemasangan atau pemesanan. 2. Mengembangkan sebuah pernyataan untuk biaya penyimpanan 3. Menentukan biaya pemasangan atau pemesanan sama dengan biaya penyimpanan 4. Menyelesaikan persamaan untuk kuantitas pesanan optimal. Rumusan EOQ yang biasa digunakan adalah: EOQ = Q* = Co = Biaya Pengiriman D = Demand ( Jumlah Permintaan) C = Cost per unit I = % annual holding cost (% biaya penyimpanan tahunan) Selain rumus untuk menghitung EOQ menurut Sarjono (2012;146), terdapat beberapa rumus perhitungan mendukung perhitungan biaya persediaan, antara lain: 1. Average Inventory = Q/2 2. Orders per Period (year) = D/Q 3. Annual setup cost = D/Q*CO 4. Annual holding cost = Q/2 * Ch 5. Total Cost per Unit = Unit cost*d 6. Total Cost = Total Unit Cost + Annual Setup Cost + Annual Holding Cost Pengertian Titik Ulang Pemesanan (Reorder Point) Yunarto & Santika (2005:35) berpendapat bahwa Reorder Point (ROP) adalah pengendalian inventory untuk melakukan pengadaan pemesanan. ROP model terjadi apabila jumlah inventory yang terdapat di dalam stok berkurang terus sehingga harus menentukan berapa batas minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi kekurangan maupun kelebihan. ROP biasa disebut juga dengan batas/titik jumlah pemesanan kembali termasuk permintaan yang diinginkan atau dibutuhkan selama masa tenggang, misalnya suatu tambahan atau ekstra stok. Heizer dan Render (2011:512 ) dalam bukunya berpendapat bahwa titik pemesanan ulang atau Reorder Point adalah tingkat persediaan dimana tindakan pemesanan diulang untuk mengisi ulang persediaan barang. Pembelian barang memerlukan waktu, di

18 26 mulai dari pemesanan sampai dengan barang diterima oleh perusahaan. Tenggang waktu antara pemesanan barang dengan diterimanya barang biasa disebut dengan istilah lead time. Pada saat lead time perusahaan harus menyediakan persediaan pengaman atau safety stock agar tidak kehabisan bahan. Waktu yang tepat untuk memesan barang dapat ditentukan berdasarkan kebutuhan pada saat lead time dan tingkat persediaan keamanan. Titik pemesanan barang atau reorder point adalah titik yang menunjukan harus segera di lakukan pemesanan barnag sehingga penerimaan barang tepat waktu pada saat persediaan di atas safety stock sama dengan nol. Ada berbagai cara menetapkan reorder point diantaranya adalah : - Bersdasarkan kebutuhan selama lead time ditambah dengan persentase tertentu. - Berdasarkan kebutuhan selama lead time ditambah penggunaan selama periode tertentu sebagai safety stock. Tingkat persediaan (unit) Q* Pengisian persediaan terjadi ketika pesanan tiba Kemiringan= unit/hari= d ROP (units) 0 Waktu tunggu= L Waktu (hari) Gambar 2.1 Titik Ulang Pemesanan (2011:512) Keterangan : Q* adalah kuantitas pesanan optimal dan waktu tunggu menyatakan waktu antara penempatan pesanan dan penerimaan pesanan (EOQ). Titik pemesanan ulang (ROP) dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut. ROP = Permintaan per hari x Waktu tunggu untuk pesanan baru dalam hari Permintaan per hari (d) dihitung dengan membagi permintaan tahunan (D) dengan jumlah hari kerja dalam setahun:

19 Safety Stock Yunarto dan Santika (2005:35) berpendapat bahwa safety stock adalah cadangan persediaan yang harus tersedia untuk mengantisipasi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (Stock Out). Sedangkan Boyer & Verma (2010:207) dalam bukunya berpendapat bahwa Safety Stock adalah persediaan pengaman persediaan ekstra diadakan untuk mengatasi terhadap ketidakpastian permintaan, lead time dan pasokan pada setiap periode, sehingga dapat mengantisipasi apabila terjadi lonjakan permintaan atau keterlambatan pengiriman. Tujuan dari safety stock adalah untuk menentukan berapa besar stock yang dibutuhkan selama masa tenggang untuk memenuhi besarnya permintaan/pemesanan. Perhitungan Reorder Point dapat di kelompokan mejadi 4 model, yaitu: 1. Jumlah permintaan maupun masa tenggan bersifat konstan 2. Jumlah permintaan bersifat variabel, sedangkan masa tenggang bersifat konstan 3. Jumlah permintaan bersifat konstan, sedangkan masa tenggan bersifat variabel 4. Jumlah permintaan maupun masa tenggang bersifat variabel Dari berbagai definisi dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa stok persediaan pengaman adalah suatu persediaan atau stok barang yang disediakan dengan tujuan antisiapasi lebihnya permintaan dari yang telah direncanakan dan untuk mencegah terjadinya kehabisan atau kekurangan stok. Hal ini perlu direncakana secara optimal agar perusahaan tidak mengalami tekanan yang berat akibat menumpuknya persediaan yang dapat meningkatkan biaya persediaan. Sebaliknya apabila perusahaan tidak menyediakan stok pengaman yang cukup, besar kemungkinan akan terjadi kehabisan stok, sehingga perusahaan akan kehilangan penjualan. Assauri (2008:186) berpendapat bahwa terdapat dua faktor yang menentukan jumlah persediaan pengaman, yaitu : 1. Penggunaan bahan baku rata-rata Untuk memperkirakan penggunaan bahan baku selama periode-periode tertentu, khususnya selama periode pemesanan adalah rata-rata penggunaan bahan baku pada masa sebelumnya. Hal ini perlu diperhatikan karena setelah

20 28 mengadakan pesanan, maka pemenuhan kebutuhan atau permintaan dari pelanggan sebelum barang yang dipesan harus dapat dipenuhi dari persediaan yang ada. 2. Faktor waktu atau lead time. Lead time adalah lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan sampai dengan kedatangan bahan yang dipesan sampai diterima di gudang persediaan. Dari kedua keadaan tersebut diatas, maka perusahaan perlu menetapkan adanya proses persediaan pengaman untuk mengantisipasi segala kemungkinan demi kelancaran proses produksi sehingga memperkecil kemungkinan adanya kekurangan maupun kelebihan persediaan tersebut. Untuk menghitung besarnya safety stock, dapat digunakan cara yang relatif lebih teliti yaitu : 1. Metode perbedaan pemakaian maksimum dan rata-rata. Metode ini dilakukan dengan menghitung selisih antara pemakaian maksimum dengan pemakaian rata-rata dalam jangka waktu tertentu dan kemudian dikalikan dengan lead time. Safety stock =(Maximal Inventory Average Inventory) Lead Time 2. Metode statistik. Untuk menentukan besarnya safety stock dengan metode statistik, digunakan program komputer kuadrat terkecil.

21 Kerangka Pemikiran PT TRUBA ALAM MANUNGGAL ENGINEERING Tbk Screening data, Peramalan permintaan besi beton Forecasting (moving average, exponential smoothing,expontial smoothing with trend, naïve method, linear regression) Menetapkan jumlah persediaan Besi beton Economic Order Quantity Menetapkan titik pemesanan ulang persediaan besi beton ROP ( Re Order Point) Menetapkan persediaan yang optimal pada PT Truba manunggal Alam

22 30

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Heene dan Desmidt (2010:8), menyatakan bahwa manajemen adalah serangkaian aktivitas manusia yang berkesinambungan dalam mencapai suatu tujuan yang telat ditetapkannya.

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) PERAMALAN (FORECASTING) Apakah Peramalan itu? Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Dan menurut Murti Sumarmi dan Salamah Wahyuni (2005, p47),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen menurut Manullang (2004:5) adalah seni ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang sudah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert (2009) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT. Sebastian Citra Indonesia terkait dengan jumlah penjualan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Mahadevan (2010 : 3) manajemen operasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi organisasi, apakah mereka berada di industri manufaktur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Heizer dan Render (2009:4) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Dalam kegiatan produksi perusahaan tentunya harus dikelola dan dikoordinasikan dengan baik. Menurut Robbins dan Coutler (2012:36) manajemen mengacu pada proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Gaol (2008: 5) menyatakan bahwa, Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengawasan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut pendapat Dyck dan Neubert (2009:7), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Kristanto (2003:2), sistem adalah kumpulan elemen elemen dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada sistem

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Sebenarnya perusahaan sudah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007:8), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Manajemen melibatkan koordinasi dan mengawasi kegiatan karya orang lain sehingga kegiatan mereka selesai efisien dan efektif. Efisiensi mengacu pada mendapatkan hasil

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA

PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA Strategi Bisnis, Jurnal Management Strategic, Aug 2015 PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA Ardiz Sebastian ardiz.sebastian@gmail.com Mulyono,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pengertian manajemen menurut Robbins dan Coulter (2010;23) adalah pengkoordinasikan dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga pekerjaan mereka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216) mendefinisikan manajemen operasi sebagai bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang.artinya kegiatan operasi hanya berfokus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen berasal dari kata kerja to manageyangberarti control. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan : mengendalikan, menangani,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT Klip Plastik Indonesia sejak dari Agustus-Desember 2015, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Klip Plastik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Robbins dan Coulter (2010:23) mengatakan bahwa manajemen adalah pengkoordinasian dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT Dinamika Indonusa Prima terkait dengan jumlah permintaan akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter yang dikutip dalam buku Management 11 th edition (Coulter, Robbins, 2010, p.7) manajemen adalah aktivitas-aktivitas koordinasi dan pengawasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Industri Kertas Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kertas yang besar. Sampai tahun 2011 terdapat 84 pabrik pulp dan kertas. Pabrik-pabrik tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Operasi Kegiatan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen, beikut adalah beberapa pengertian Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 2.1.1 Pengertian Manajemen Dalam kegiatan produksi perusahaan tentunya harus dikelola dan dikoordinasikan dengan baik. Berpegang pada acuan menurut

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #7

Pembahasan Materi #7 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Pengertian Moving Average Alasan Tujuan Jenis Validitas Taksonomi Metode Kualitatif Metode Kuantitatif Time Series Metode Peramalan Permintaan Weighted Woving

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Untuk mencapai sasaran dan kinerja yang tinggi baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-hari dibutuhkan menajemen. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1Landasan Teori 2.1.1Manajemen Operasional Menurut Heizer danrander (2009:4), manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *)

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) Jonathan Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas saat ini, setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang memerlukan suatu pengendalian intern persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.2 Peramalan 2.2.1 Pengertian Peramalan Peramalan merupakan gambaran keadaan perusahaan pada masa yang akan datang. Gambaran tersebut sangat penting bagi manajemen perusahaan karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik (Electrical Equipment) yaitu PT.. Schneider

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu

Lebih terperinci

INVENTORY. (Manajemen Persediaan)

INVENTORY. (Manajemen Persediaan) INVENTORY (Manajemen Persediaan) Pendahuluan Yaitu: Segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan Sekumpulan produk phisikal pada berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasional Serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Pengendalian Persediaan

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Pengendalian Persediaan 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Persediaan 2.1.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Menurut Sofjan Assauri (2004:176) untuk mengendalikan persediaan maka harus memenuhi persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2009:4) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasional Dalam pengertian paling luas, Manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Setiap hari kita dapat menjual barang atau jasa yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Deskriptif yaitu menganalisa, mengendalikan dan mendiskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2 ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2 1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Email: iramutiara37@hotmail.com 2 Universitas Sultan Ageng

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur". Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 05 Juli s/d 13 Agustus 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Balai Besar Bahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional 2.1.1 Pengertian dari Manajemen Operasional Menurut J.Heizer dan B.Render (2011:5) manajemen operasional adalah bentuk pengelolaan secara menyeluruh dan optimal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Menurut Dyck & Neubert (2009:7) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia dan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Persediaan Persediaan adalah stok atau simpanan barang-barang. Biasanya, banyak dari barang-barang yang disimpan perusahaan dalam persediaan berhubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai pendukung teori adanya penelitian ini. Teori-teori yang menjadi bahan rujukan berkaitan tentang manajemen

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) #3 - Peramalan (Forecasting) #1 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah 32 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Jenis dan metode digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah: 10 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian Persediaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam perusahaan setiap manajer operasional dituntut untuk dapat mengelola dan mengadakan persediaan agar terciptanya efektifitas

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman Industri di Indonesia pada saat ini berkembang cukup pesat. Bermacam macam industri banyak yang tumbuh berkembang sehingga mengakibatkan semakin banyaknya pesaing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang pesat dan stabil meskipun sedang terjadi krisis di Negara eropa dan AS, pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan produksi maka dari itu sebelum mengetahui mengenai manajemen produksi

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PERMINTAAN DAN PERENCANAAN PEMESANAN PUPUK SERTA PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. INDONUSA AGROMULIA

ANALISIS PERAMALAN PERMINTAAN DAN PERENCANAAN PEMESANAN PUPUK SERTA PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. INDONUSA AGROMULIA ANALISIS PERAMALAN PERMINTAAN DAN PERENCANAAN PEMESANAN PUPUK SERTA PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. INDONUSA AGROMULIA ABSTRAK Vendy Santoso Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Bina

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka A.1. Teori A.1.1 Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Haming (2011:24) Manajemen Operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya setiap perusahaan baik jasa maupun perusahaan produksi selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara agraris, pengendalian persediaan merupakan fungsi-fungsi yang sangat penting, karena dalam persediaan melibatkan Investasi rupiah terbesarnya

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BIAYA BAHAN. Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak, CA

BIAYA BAHAN. Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak, CA BIAYA BAHAN Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak, CA Permasalahan Bahan Keterlambatan bahan akan mempengaruhi kelancaran produksi, sedangkan persediaan bahan yang berlebihan berarti pemborosan modal kerja

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci