AKULTURASI BUDAYA PEKERJA ASING DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AKULTURASI BUDAYA PEKERJA ASING DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI ANTARBUDAYA"

Transkripsi

1 AKULTURASI BUDAYA PEKERJA ASING DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi Deskriptif Kualitatif mengenai Akulturasi Pekerja Tiongkok di Pembangkit Listrik Tenaga Uap Tanjung Pasir Kecamatan Pangkalan Susu) HANS IMANUEL PRAWIRA SIAHAAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana akulturasi yang telah dialami oleh para Imigran Tiongkok yang bekerja di PLTU desa Tanjung Pasir, selain itu untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dianggap dapat menghambat laju akulturasi mereka. Menggunakan teori komunikasi yaitu terkhusus komunikasi antarbudaya dan akulturasi dengan Teknik penelitian wawancara mendalam kepada sebelas orang informan terbagi menjadi sembilan orang informan utama dan dua orang informan tambahan dengan kriteria: pekerja Tiongkok mampu berbahasa Indonesia, pekerja Tiongkok yang kurang lebih 2 tahun bekerja namun belum mampu berbahasa Indonesia, pekerja lokal, penerjemah dan dokter beserta masyarakat yang memiliki pengalaman bersama pekerja Tiongkok. Penelitian menunjukkan bahwa akulturasi yang dialami oleh pekerja Tiongkok tidak terlalu terlihat. Secara umum akulturasi yang mereka alami hanya terdapat dalam beberapa pola budaya yang bersinggungan dengan budaya pribumi saja. Mereka juga mengalami gegar budaya yang bervariasi satu sama lain yakni keadaan lingkungan, penyakit, adanya konflik pada awal pertemuan, merindukan kampung dan sanak saudara. Hambatan dalam akulturasi budaya yang mereka alami dipengaruhi oleh tingkat perbedaan budaya yang sangat jauh, persepsi budaya yang dimiliki, tingkat kedekatan pekerja Tiongkok terhadap penduduk pribumi, serta sistem yang dibuat oleh perusahaan. Kata Kunci : Komunikasi, Komunikasi Antarbudaya, Akulturasi, Gegar Budaya PENDAHULUAN Negara Indonesia dianugerahkan jumlah populasi penduduk yang cukup besar, didalamnya juga terdapat banyak suku, etnis, ras, dan agama. Tidak hanya di situ saja, negeri ini juga mempunyai kekayaan yang melimpah. Banyak bahan tambang, produk pertanian dan produk kelautan yang potensial yang menjadikan Indonesia makmur dan sejahtera, akan tetapi sumber daya manusia yang dimiliki belum terlalu berkompeten untuk membangun teknologi canggih yang mampu mengubah kekayaan potensial tersebut menjadi aset kekayaan negara yang berguna untuk meningkatkan taraf hidup kesejahteraan masyarakat. Sehingga pemerintah mengambil kebijakan untuk mengundang investor-investor luar negeri membangun peralatan canggih untuk menggali, mengolah dan memproduksi kekayaan yang masih belum di eksplorasi dengan baik, sehingga tidak bisa dipungkiri dari kebijakan ini banyak imigran asing yang datang untuk bekerja dan menetap serta membaur di tengah-tengah keberagaman masyarakat di Indonesia. 1 Univeristas Sumatera Utara

2 Contoh nyata dari kerjasama negara Indonesia dan Pihak asing tampak pada pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 x 200 MW (Mega Watt) di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Pembangunan yang nantinya diharapkan mampu untuk membantu mengatasi masalah krisis listrik di Sumatera utara ini diprakarsai oleh pemerintah Indonesia di bawah pengawasan Indonesia Power yang bekerja sama dengan PT. GPEC (Guangdong Power Engineering Corporation Of China Energy Engineering Group.,Co.LTD) dari Tiongkok, dan PT. Bagus Karya dari Indonesia yang telah dimulai pada Tahun 2008 lalu. Perbedaan budaya yang dimiliki oleh para pekerja imigran Tiongkok dengan pekerja masyarakat pribumi sangat jauh, baik dari sisi bahasa, simbol simbol nonverbal, ideologi, adat-istiadat serta norma yang berlaku. Perbedaan budaya yang sangat besar ini mengakibatkan masing-masing pihak yang berinteraksi tidak saling mengerti dan memahami makna bahasa yang mereka ucapkan. Masing-masing pihak yang berinteraksi tidak saling mengerti dari nilainilai budaya yang mereka miliki, walaupun antara imigran Tiongkok dan penduduk Pribumi mempunyai perbedaan budaya yang tergolong sangat besar, serta masing-masing pihak tidak mampu mengalihbahasakan pesan yang disampaikan,akan tetapi kedua etnis antarbudaya ini mampu berinteraksi dan bekerjasama dalam membangun Proyek PLTU tersebut. Dalam pelaksanaannya kini pembangunan PLTU telah mencapai penyelesaian tahap akhir dan sedang menuju tahap peresmian untuk selanjutnya akan diserahkan oleh pemerintah Indonesia yang akan dikelola oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara). Dari proses penyelesaian pembangunan proyek tersebut tentunya mengindikasikan jika para imigran Tiongkok dan masyarakat pribumi sudah menemukan cara untuk berinteraksi, menyamakan persepsi dalam melakukan suatu hubungan komunikasi. Untuk mencapai kesepahaman dalam interaksi antara ke dua belah pihak beda budaya ini, tidak serta-merta terjadi secara instan, butuh waktu yang lama dan pertemuan yang terjadi secara berkelanjutan dan terusmenerus, sehingga mencapai kesamaan persepsi. Hal ini dijelaskan pula oleh Mulyana dan Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Antarbudaya (1998:140) yang mengatakan jika melalui pengalaman pengalaman berkomunikasi yang terus menerus dan beraneka ragam, seorang imigran secara bertahap memperoleh mekanisme komunikasi yang ia butuhkan untuk menghadapi lingkungannya. Artinya ialah dalam mencapai hubungan saling pengertian satu sama lainnya sangat dibutuhkan proses pembelajaran yang kontinu dan bertahap, sehingga dari proses tersebut, para imigran Tiongkok dapat mengidentifikasi dan menginternalisasi lambang-lambang yang mereka terima dari pekerja lokal, untuk kemudian dijadikan pedoman dalam berkomunikasi. Fokus Masalah Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan di atas, maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Akulturasi Budaya yang di alami oleh para pekerja asal Tiongkok di PLTU desatanjung Pasir Kecamatan Pangkalan Susu?. 2 Univeristas Sumatera Utara

3 Tujuan Penelitian Adapun Tujuan dari Penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui proses akulturasi budaya yang dialami oleh para pekerja asing asal Tiongkok terhadap budaya masyarakat desa Tanjung Pasir. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses akulturasi budaya para pekerja imigran asal Tiongkok. KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini sendiri menggunakan kajian Kualitatif-interpretif yang merupakan metode berasal dari paradigma konstruktivis. Metode ini memandang jika manusia merupakan makhluk sosial yang melibatkan niat, kesadaran dan motif atau alasan-alasan tertentu, yang tidak dapat dijabarkan melalui pendekatan positivistik atau paradigma ilmiah. Selain karna ruang lingkup penelitian yang diteliti ini berada dibidang sosial, penulis memakai pendekatan interpretif karena ia juga mampu menjabarkan realitas sosial secara mendalam dan mendetail yang disajikan melalui observasi atau pengamatan, dan kepustakaan. Komunikasi Secara epistemologi, komunikasi berasal dari bahasa latin (communicatio) dan bersumber dari kata communis yang artinya sama. Sama di sini dimaksudkan dalam sama makna, secara sederhana proses komunikasi bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna atau pemahaman pada subjek yang melakukan proses komunikasi tersebut. Dalam definisi para ahli seperti menurut Carl L. Hovland menyatakan bahwa komunikasi merupakan proses di mana seorang (Komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (lambang-lambang dalam bentuk katakata) untuk mengubah tingkah laku orang lain (Komunikan). Harold D. Laswell menjelaskan jika kegiatan komunikasi dilakukan dengan cara menjawab pertanyaan Siapa-berkata apa-melalui saluran apa-kepada siapa-dengan efek apa (who-says what-in which channel-to whom-with what effect) yang kemudian rangkaian proses ini dikenal dengan sebutan model Laswell. Komunikasi AntarBudaya Budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu atau kelompok. Budaya juga merupakan pewarisan sosial yang mengandung pandangan yang sudah dikembangkan jauh sebelum kita lahir. Komunikasi antarbudaya ialah suatu alat untuk menyatakan identitas sosial dan menjembatani perbedaan antarbudaya melalui proses perolehan informasi 3 Univeristas Sumatera Utara

4 baru, mempelajari sesuatu yang baru yang tidak pernah ada dalam kebudayaan,serta sekedar mendapat hiburan atau melepaskan diri. Gambar: Model Komunikasi Antarbudaya Samovar dan Porter A B C Akulturasi Budaya Sumber: Lubis (2014 : 20) Pada awalnya manusia mempelajari dan menginternalisasi pola-pola budaya yang ada di sekitarnya untuk kemudian dijadikan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan individu tersebut. Hal inilah yang dinamakan dengan sebutan enkulturasi. Kemudian ketika individu atau kelompok tertentu mulai memasuki budaya yang berbeda dari budaya awalnya dan berusaha untuk mempelajari serta mengadopsi nilai-nilai dari budaya barunya tersebut, maka fenomena ini yang biasa dinamakan dengan proses akulturasi. Akulturasi sendiri merupakan suatu proses di mana imigran menyesuaikan diri dengan memperoleh budaya pribumi. Akulturasi mengacu pada proses di mana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain. Akan tetapi walaupun kedua nya terlibat pertukaran budaya, menurut Mulyana & Rakhmat akulturasi akan terlihat lebih dominan terhadap masyarakat pendatang dibandingkan dengan masyarakat pribumi. Menurut Samovar & Porter dalam bukunya Komunikasi Lintas Budaya (2010 : 482) sukses atau tidaknya akulturasi yang terjadi didasarkan pada strategi adaptasi yang dilakukan oleh pendatang asing terhadap kultur tuan rumah, adapun strategi adaptasi yang dijelaskan yaitu: 1. Buatlah Hubungan Pribadi dengan Budaya Tuan Rumah 2. Mempelajari Budaya Tuan Rumah 3. Berpartisipasi dalam kegiatan budaya. Gegar Budaya (Culture Shock) Reaksi terhadap culture shockatau gegar budaya biasanya bervariasi antara individu satu dengan individu lainnya dangegar budaya dapat juga muncul pada waktu yang berbeda-beda. menurut Samovar porter & Mc.Daniel (dalam Lubis, 4 Univeristas Sumatera Utara

5 2014; 178) mengatakan jika ada 9 reaksi yang biasanya terjadi,dan sering dialami oleh individu saat mengalami culture shock, yaitu: 1. Antagonis/ memusuhi lingkungan baru 2. Rasa kehilangan arah 3. Rasa penolakan 4. Gangguan lambung dan sakit kepala 5. Homesick/rindu rumah 6. Rindu pada teman dan keluarga 7. Merasa kehilangan status dan pengaruh 8. Menarik diri 9. Menganggap orang orang dalam budaya tuan rumah tidak peka. Fase dalam culture shock terbagi dalam 4 tingkatan, yaitu: 1. Fase Optimistik 2. Fase Masalah Kultural, 3. Fase Kesembuhan, 4. Fase Penyesuaian. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian akulturasi pekerja Tiongkok terhadap masyarakat pribumi ini menggunakan pendekatan metode penelitian deskriptif kualitatif. Deskriptif sendiri merupakan data yang dikumpulkan berupa kata-kata,gambar dan bukan angka-angka, sehingga laporan penelitian ini akan berisi mengenai kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian dari laporan tersebut (Moleong, 2009:11). Objek penelitian merupakan poin dari permasalahan yang ingin diteliti. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Akulturasi Pekerja Asal Tiongkok terhadap masyarakat Pribumi di desa Tanjung Pasir Kecamatan Pangkalan Susu. Subjek Penelitian adalah informan yang dimintai keterangan yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Adapun subjek penelitian ini adalah para pekerja imigran Tiongkok yang berjumlah 168 orang (sumber: Bagus Karya, Januari 2015) yang terdaftar bekerja dalam Pembangunan Proyek PLTU desa Tanjung Pasir, Kecamatan Pangkalan Susu. Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan periset dalam mengumpulkan data (Kriyantono, 2006:91). Penelitian ini menggunakan 2 metode pengumpulan data yaitu data primer dan menggunakan wawancara mendalam. Teknik analisis data ini juga akan digunakan dengan cara melakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 11 orang informan dimana 9 orang informan sebagai informan kunci dan 2 lagi disebut sebagai informan tambahan. Berikut nama-nama informan yang telah peneliti wawancarai : Mr. Ding Zian, Mr. Yan Lu zung, Mr. Tao Yong Jie,Mr. Mao Tang, Junita, Awaludin, 5 Univeristas Sumatera Utara

6 Bernard Patralison Girsang, Suprayitno, Leonardo Tampubolon, dr. Reza, dan Jessica. Selanjutnya peneliti berusaha untuk melihat sejauh mana akulturasi yang telah mereka alami terkhusus dalam lingkup nilai-nilai kemasyarakatan yang dianut oleh masyarakat setempat, budaya dalam sisi bahasa, sistem lambang, dan pola perilaku. Tidak lupa pula peneliti melihat sisi gegar budaya yang mereka alami dan apa saja faktor yang menghambat laju akulturasi yang mereka alami. Berikut pembahasannya: Secara umum akulturasi budaya pekerja Tiongkok lebih menjurus ke arah nilai dan norma yang berlaku di tengah-tengah masyarakat, perilaku sosial dan kebiasaan yang ada ditengah masyarakat lokal, serta sistem lambang dalam hal bahasa Indonesia.Nilai-nilai dan norma sosial yang mereka adaptasi lebih condong terhadap nilai religi yang berlaku ditengah-tengah tempat tinggal mereka dan lebih mentaati aturan yang berlaku ditengah-tengah masyarakat. Contohnya membatasi jam malam, tidak melakukan aktivitas yang menimbulkan keributan. Mereka juga mengetahui jika budaya yang dimiliki oleh masyarakat desa tersebut bertentangan dengan kebiasaan yang mereka miliki, sehingga mereka menghargai perbedaan tersebut. Contohnya makanan mereka sehari-hari adalah menu yang mengandung unsur daging babi, sehingga mereka secara sadar tidak makan-makanan tersebut di dekat masyarakat dan pekerja lokal. Begitu juga ketika mereka meminum minuman keras yang beralkohol, mereka juga tidak menampilkannya di dekat pekerja dan masyarakat lokal. Dalam mengadopsi nilai-nilai yang berlaku di desa Tanjung Pasir, mereka sudah memahami elemen dasar dari etika dan sopan santun yang dipunyai oleh masyarakat desa yaitu etika susila yang bersifat mengikat. Para pekerja Tiongkok sadar jika tidak boleh secara sembarangan menyentuh seorang wanita. Begitu juga Pekerja Tiongkok wanita juga kini telah memakai pakaian yang terkesan sopan dan tidak terlalu mencolok. Dari pengetahuan akan nilai, mereka juga mengaplikasikan nilai-nilai tersebut kedalam bentuk perilaku mereka sehari-hari. Perilaku yang paling terlihat dari mereka ialah pada saat magrib tiba. Tidak ada satu pekerja pun yang mencoba membuat keributan, sebaliknya masing-masing mereka beraktivitas di dalammess masing-masing dan dalam keadaan yang tentram. Selanjutnya perilaku yang menunjukkan perubahan ke arah perubahan Para pekerja wanita tidak lagi memakai pakaian minim dan tembus pandang. Begitu juga dengan pekerja pria tidak lagi secara sembarangan menyentuh wanita desa. Mereka juga mulai terbiasa dengan makanan khas Indonesia yang pedas. Suatu hal yang mereka anggap sebagai kontradiksi bagi proses pencernaan mereka, kini sudah berhasil ditangani. Banyak pekerja Tiongkok yang menyukai cabai dan pedas. Begitu juga buah-buahan yang ada di sekitar desa tersebut, mereka juga mengkonsumsi berbagai buah-buahan yang tersedia dialam desa Tanjung Pasir. Perubahan perilaku mereka juga sudah mengarah ke sistem obat-obatan. Mereka sudah terbiasa memakai dan mengkonsumsi obat-obatan Indonesia, obatobatan tradisional dan herbal seperti jamu-jamuan.tidak hanya itu saja, mereka juga mengoleksi batu akik atau yang biasa disebut dengan batu cincin. Hobi yang memang menjadi booming di tahun ini juga melanda mereka. Banyak 6 Univeristas Sumatera Utara

7 pekerja yang membeli bahkan ikut mencari batu akik ini. Bahkan ada juga yang mengoleksinya dan membawanya pulang ke kampung halamannya. Setelah mendapatkan temuan kearah nilai dan perilaku, pekerja Tiongkok juga mengalami perubahan dalam sistem lambang terkhusus dalam hal bahasa. Mereka pada awalnya tidak saling mengetahui bagaimana mengolah pesan agar membuat kedua belah pihak ini sama-sama mengerti. Namun bermula dari kedekatan antarpribadi dan keinginan untuk belajar, mereka kini mampu menginternalisasi pola bahasa dan mempraktekannya dalam kegiatan sehari-hari. Namun tidak banyak pekerja yang berhasil menguasai bahasa Indonesia. Dari data yang peneliti dapatkan hanya sekitar 5% dari total secara keseluruhan pekerja yang mampu berbahasa Indonesia secara baik. 5 % pekerja. Kebanyakan dari mereka hanya mampu menguasai bahasa secara lisan tidak dengan tulisan. Sebab dari awal mula mereka belajar, mereka tidak pernah mempelajari huruf per huruf secara alpabetis, melainkan merekam segala simbol dan kode yang mereka pelajari dari kegiatan interaksi yang mereka lakukan sehari-hari. Pekerja yang mampu berbahasa Indonesia ini memiliki relasi atau hubungan kerja yang intens dengan pekerja lokal. Kemudian mereka juga dipengaruhi oleh lama bekerja ditempat tersebut sehingga memiliki waktu lebih lama lagi dalam hal mempelajari budaya pribumi. Rata-rata mereka yang mampu berbahasa Indonesia telah bekerja ditempat tersebut lebih kurang 4 sampai 5 tahun lamanya. Secara keseluruhan, gegar budaya yang dialami oleh pekerja Tiongkok antara lain : a. Keadaan lingkungan yang panas b. Penyakit (sakit perut, demam, panas tinggi, maag, gatal-gatal, ISPA, cacar, dan gigitan nyamuk ) c. Adanya konflik d. Merasa tertekan e. Rindu kampung halaman f. Rindu orang tua dan sanak keluarga. Hambatan dalam akulturasi lebih condong kearah sistem lambang. Hal ini dikarenakan tingkat perbedaan kebudayaan yang dimiliki oleh masing-masing pihak yang tergolong jauh, sehingga cukup sulit dan memakan waktu yang cukup lama bagi mereka untuk menginternalisasi sistem lambang yang berlaku di masyarakat desa tersebut. Kemudian hambatan yang terjadi disebabkan oleh persepsi yang dimiliki oleh pekerja Tiongkok. Kemampuan mereka untuk berkembang disuatu tempat, menyebar dan memberi pengaruh diwilayah yang mereka kuasai melahirkan etnosentrisme yang menganggap jika kebudayaan mereka lebih superior dan menganggap rendah kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa lain.sistem juga berperan dalam menghambat laju akulturasi, seperti tidak adanya pekerja lokal dalam satu divisi yang bekerja dan juga penyediaan juru bahasa ternyata turut berpartisipasi dalam menghambat akulturasi. Tingkat kedekatan pekerja lokal yang kurang terhadap masyarakat lokal, dan hambatan mereka berasal dari gegar budaya yang dialami oleh masing-masing pekerja, serta hambatan yang berasal dari eksternal yaitu sistem kelengkapan 7 Univeristas Sumatera Utara

8 administrasi, yang menyebabkan mereka takut untuk terbuka dan bersosialisasi dengan masyarakat. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Secara keseluruhan akulturasi yang dialami oleh para pekerja tiongkok yang bekerja di PLTU Desa Tanjung Pasir dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni, keterbukaan diri untuk menerima budaya baru melalui cara bersosialisasi terhadap penduduk pribumi, intensitas pertemuan yang dilakukan antar kedua belah pihak, kedekatan hubungan dalam pekerjaan, serta durasi pekerja tersebut tinggal dan bekerja di PLTU. Hampir seluruh dari para pekerja Tiongkok mengalami gegar budaya sebagaimana yang dijelaskan diatas, rata-rata mereka bersangkutan dengan keadaan lingkungan yang panas, selanjutnya mereka juga mengalami sakit- penyakit (sakit perut, demam, panas tinggi, maag, gatal-gatal, ISPA, cacar, dan gigitan nyamuk ), selama tinggal dan menetap ditempat tersebut mereka juga mengalami konflik dengan warga sekitar, mereka juga merasa tertekan, merindukan kampung halaman, dan orang tua serta sanak keluarga. Selain itu, adapula faktor faktor penghambat laju akulturasi yang mereka alami antara lain, dikarenakan permasalahan bahasa yang sangat jauh perbedaannya, selanjutnya dikarenakan persepsi dan pola pikir pekerja Tiongkok terhadap masyarakat sekitar, tidak adanya orang pribumi dalam satu divisi tempat mereka bekerja juga menjadi salah satu faktor penghalang akulturasi, kemudian faktor penghambat lainnya disebabkan oleh sistem kelengkapan administrasi atau surat izin dari pemerintahan yang belum lengkap, sehingga mereka agak takut untuk bersosialisasi dengan orang sekitar terkhusus pada orang baru yang belum pernah sama sekali ditemuinya. SARAN 1. Dalam melakukan penelitian agar memperkirakan segala sesuatunya dengan baik. Seperti menentukan pekerja asing yang akan menjadi informan. Sebab kita tidak akan pernah tahu kapan mereka kembali ke negara asalnya. Pastikan juga kelengkapan administrasi dan kesediaan pendampingan perusahaan selama meneliti. 2. Kesabaran dan kegigihan menjadi dua kunci utama dalam menggali informasi dari kasus seperti ini. Sebab para pekerja Tiongkok ini biasanya sangat sulit menerima orang baru dan lebih tertutup dari biasanya. 3. Lokasi di mana PLTU ini dibangun merupakan dataran kering dan memiliki suhu yang panas, sehingga disarankan bagi para peneliti selanjutnya agar memperhatikan kondisi kesehatan. 4. Penelitian ini tidak bisa digeneralisirkan terhadap semua pekerja Tiongkok diseluruh daerah di Indonesia, penelitian ini hanya terbatas terhadap para pekerja Tiongkok yang bekerja dalam ruang lingkup kecil yaitu mereka yang bekerja dalam membangun PLTU di desa Tanjung Pasir. 8 Univeristas Sumatera Utara

9 Saran Terhadap Sistem/ Pemerintahan 1. Sistem perekrutan tenaga kerja Tiongkok harus lebih selektif dan pemerintah harusnya lebih jeli dalam melihat pekerja asing yang masuk ke Indonesia. 2. Agar tidak menimbulkan berbagai macam konflik pada awal pertemuan antara imigran dengan pihak pribumi, sebaiknya setiap perusahaan harus memberikan pemahaman kepada pekerja imigran asing akan batasanbatasan yang harus dipatuhi dalam wilayah tersebut. 9 Univeristas Sumatera Utara

10 DAFTAR REFERENSI Amir, dkk. (2010). Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan: Pustaka Bangsa Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Effendy, Onong Uchjana. (2007). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Griffin, EM. (2003). A First Look At Communication Theory. 5 th (ed). Singapore: McGraw-Hill Companies Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Liliweri, Alo. (2001). Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Lubis, Lusiana Andriani. (2014). Pemahaman PraktisKomunikasi Antarbudaya. Medan: USU Press Moleong, Lexy J. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy dan Jalaludin Rakhmat. (1998). Komunikasi Antarbudaya. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. (2007). Rosdakarya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Nawawi, Hadari. (2001). MetodologiPenelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press Rahardjo, Turnomo. (2005).Menghargai Perbedaan Kultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ruslan, Rosady. (2003). Metode Penelitian PR dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Samovar, Larry A, Richard E. Porter dan Edwin R. Mc Daniel. (2010). Komunikasi Lintas Budaya: Communication Between Culture. Jakarta: Salemba Humanika. Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Anditama. 10 Universitas Sumatera Utara

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta 74 Komuniti, Vol. VII, No. 2, September 2015 CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF CULTURE SHOCK SANTRI ETNIS LUAR JAWA DENGAN SANTRI ETNIS

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK

POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK DALAM INTERAKSI SOSIAL (Deskriptif Kualitatif Pada Mahasiswa Etnis Minangkabau di Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2010-2013)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sangat mendasar dalam proses belajar manusia. Manusia dibesarkan, diasuh

BAB I PENDAHULUAN. dan sangat mendasar dalam proses belajar manusia. Manusia dibesarkan, diasuh BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi layaknya nafas kehidupan manusia. Kodratnya sebagai makhluk sosial membuatnya senantiasa berinteraksi demi pemenuhan kebutuhan dan keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya dan komunikasi merupakan dua hal yang kaitannya sangat erat. Seseorang ketika berkomunikasi pasti akan dipengaruhi oleh budaya asalnya. Hal tersebut juga menunjukan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa dan Minangkabau) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

IDENTITAS ETNIS DAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA SKRIPSI YUANITA EVIANI BR SITEPU

IDENTITAS ETNIS DAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA SKRIPSI YUANITA EVIANI BR SITEPU IDENTITAS ETNIS DAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA (Studi Kasus Peran Identitas Etnis dalam Komunikasi Antarbudaya pada Warga Negara Amerika di Kota Medan) SKRIPSI YUANITA EVIANI BR SITEPU 100904039 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan baik secara jasmani maupun rohani dimana kita lahir secara turun-temurun, membawa

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 13 KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Dwi Nurani Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Konteks Masalah Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang baru dijajaki merupakan proses awal untuk dapat bertahan hidup dalam sebuah lingkungan baru. Berbagai masalah-masalah akan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN PERUBAHAN PERILAKU

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN PERUBAHAN PERILAKU KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN PERUBAHAN PERILAKU (Studi Deskriptif Komunikasi Antarpribadi Petugas Rutan Dengan Napi Dalam Melakukan Perubahan Perilaku Napi Di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Tanjung Pura,

Lebih terperinci

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA Naskah Publikasi Skripsi Ilmu Komunikasi Oleh: DESTRIADI YUNAS JUMASANI

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang Masalah

I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai alat untuk mempersatukan

Lebih terperinci

CULTURE SHOCK PELAJAR MINANG DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (Studi Kasus Dalam Kajian Komunikasi Antar Budaya) Fadhli Friandes ABSTRAK

CULTURE SHOCK PELAJAR MINANG DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (Studi Kasus Dalam Kajian Komunikasi Antar Budaya) Fadhli Friandes ABSTRAK CULTURE SHOCK PELAJAR MINANG DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (Studi Kasus Dalam Kajian Komunikasi Antar Budaya) Fadhli Friandes ABSTRAK Skripsi ini berjudul Culture Shock Pelajar Minang di USU, masalah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Istilah komunikasi bukanlah suatu istilah yang baru bagi kita. Bahkan komunikasi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat manusia, dimana pesan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. tentunya ada keinginan untuk dapat diterima dalam lingkungan tersebut. Salah

BAB VI PENUTUP. tentunya ada keinginan untuk dapat diterima dalam lingkungan tersebut. Salah BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Ketika seseorang atau sekelompok orang dihadapkan pada suatu lingkungan sosial budaya yang berbeda akibat adanya suatu perpindahan, tentunya ada keinginan untuk dapat diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki salah satu tugas perkembangan untuk mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan mengarahkan individu tersebut untuk melangsungkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Antarbudaya Hal-hal yang sejauh ini dibicarakan tentang komunikasi, berkaitan dengan komunikasi antarbudaya. Fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan antara komponen-komponen

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi ABSTRAK Judul Skripsi : Pengalaman Akomodasi Komunikasi (Kasus: Interaksi Etnis Jawa dengan Etnis Batak) Nama : Osa Patra Rikastana NIM : 14030111140104 Jurusan : Ilmu Komunikasi Geografis Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. AKULTURASI 1. Defenisi Akulturasi Akulturasi berbeda dengan enkulturasi, dimana akulturasi merupakan suatu proses yang dijalani individu sebagai respon terhadap perubahan konteks

Lebih terperinci

DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI. Fipit Novita Sari

DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI. Fipit Novita Sari DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI Fipit Novita Sari 100904099 ABSTRAK Skripsi ini berisi penelitian mengenai bagaimana dinamika komunikasi antarbudaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi sebagai proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka (Richard

Lebih terperinci

CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA PUBLIKASI ILMIAH. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika

CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA PUBLIKASI ILMIAH. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak tahun 1920, dunia mengalami economic boom, yakni sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak tahun 1920, dunia mengalami economic boom, yakni sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 1920, dunia mengalami economic boom, yakni sebuah keadaan di mana terjadi peningkatan yang drastis secara ekonomi, yakni tingginya pendapatan kotor negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin Rakhmat dan Deddy

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin Rakhmat dan Deddy BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seluruh manusia tercipta sebagai makhluk sosial, yang dimana tak pernah terlepas dalam kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin

Lebih terperinci

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda) ejournal lmu Komunikasi, 2014, 2 (1): 155-165 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam hidupnya. Kebutuhan akan komunikasi diawali dengan asumsi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam hidupnya. Kebutuhan akan komunikasi diawali dengan asumsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi dalam hidupnya. Kebutuhan akan komunikasi diawali dengan asumsi bahwasanya komunikasi berhubungan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Proses Komunikasi 2.1.1 Pengertian Proses Komunikasi Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya sehingga dapat menciptakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses.

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling berkomunikasi. Manusia juga pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup, yaitu sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan seseorang dan masyarakat (Suwarman, 2004: 170). dari generasi ke generasi (Tubbs and Moss, 1996: 237).

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan seseorang dan masyarakat (Suwarman, 2004: 170). dari generasi ke generasi (Tubbs and Moss, 1996: 237). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan produk dari sebuah budaya, yang tidak pernah lepas dari aktivitas komunikasi. Melalui interaksi secara terus menerus seorang manusia juga

Lebih terperinci

PERAN IDENTITAS ETNIS DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PADA KOMUNITAS INDIA TAMIL DI KAMPUNG MADRAS KOTA MEDAN SRI HANDAYANI TAMPUBOLON

PERAN IDENTITAS ETNIS DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PADA KOMUNITAS INDIA TAMIL DI KAMPUNG MADRAS KOTA MEDAN SRI HANDAYANI TAMPUBOLON PERAN IDENTITAS ETNIS DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PADA KOMUNITAS INDIA TAMIL DI KAMPUNG MADRAS KOTA MEDAN SRI HANDAYANI TAMPUBOLON 100904024 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Peran Identitas Etnis dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh

BAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Huntington & Harrison, 2000, hal. 227) mengatakan bahwa pada era globalisasi budaya-budaya lokal yang bersifat keetnisan semakin menguat, dan penguatan budaya

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL (Studi Deskriptif Kualitatif Proses Komunikasi Antarpribadi Sesama Warga Bina Sosial di UPT Pelayanan Sosial Tuna Susila Berastagi) Rittar Murdani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA OPINI MAHASISWA TENTANG EMOTICON LGBT (LESBIAN, GAY, BISEKSUAL, TRANGENDER) PADA MEDIA SOSIAL LINE

BAB IV ANALISIS DATA OPINI MAHASISWA TENTANG EMOTICON LGBT (LESBIAN, GAY, BISEKSUAL, TRANGENDER) PADA MEDIA SOSIAL LINE BAB IV ANALISIS DATA OPINI MAHASISWA TENTANG EMOTICON LGBT (LESBIAN, GAY, BISEKSUAL, TRANGENDER) PADA MEDIA SOSIAL LINE A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif data merupakan bahan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang dilakukan oleh manusia merupakan suatu proses yang melibatkan individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan

Lebih terperinci

Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan

Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan SILABUS Kode Mata Kuliah KM018 / MKB / I Nama Mata Kuliah Komunikasi Lintas Budaya Beban Kredit 3 SKS Prasyarat... Fakultas Ilmu Komunikasi No. Dokumen FIKOM SSAP-0 Program Studi Ilmu Komunikasi No. Revisi

Lebih terperinci

Implementasi Lokalitas Budaya Madura sebagai salah satu kekayaan Bahasa dan Sastra Indonesia

Implementasi Lokalitas Budaya Madura sebagai salah satu kekayaan Bahasa dan Sastra Indonesia Implementasi Lokalitas Budaya Madura sebagai salah satu kekayaan Bahasa dan Sastra Indonesia Abstrak Pendidikan adalah hal paling penting dalam upaya membekali generasi muda untuk menjadi penerus bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda budaya. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa pidgin dan bukan juga bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berbeda budaya. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa pidgin dan bukan juga bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia dikenal sebagai bangsa besar dengan masyarakat dan bahasa yang beragam. Di antara keragaman itu, bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang digunakan

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN. (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya)

POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN. (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya) POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GEGAR BUDAYA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BERSUKU MINANG DI UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA GEGAR BUDAYA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BERSUKU MINANG DI UNIVERSITAS DIPONEGORO HUBUNGAN ANTARA GEGAR BUDAYA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BERSUKU MINANG DI UNIVERSITAS DIPONEGORO Astrid Oktaria Audra Siregar 15010113140084 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dan Jepang sudah lama menjadi mitra strategis dalam berbagai bidang perekonomian. Berdasarkan data yang diperoleh dari situs www.bppt.go.id kerjasama ini

Lebih terperinci

MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI

MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Penyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat menjadikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat menjadikan interaksi antar budaya tanpa terbatas ruang dan waktu. Hal ini tentunya meningkatkan pula peluang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri. dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri. dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian Penyesuaian diri ialah suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku, individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhankebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Masyarakat majemuk yang hidup bersama dalam satu wilayah terdiri dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda tentunya sangat rentan dengan gesekan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi adalah suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin (communicatio)

Lebih terperinci

PERILAKU KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MAHASISWA SUMBAWA DALAM UPAYA ADAPTASI BUDAYA. Studi Pada Paguyuban Mahasiswa Sumbawa di Malang

PERILAKU KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MAHASISWA SUMBAWA DALAM UPAYA ADAPTASI BUDAYA. Studi Pada Paguyuban Mahasiswa Sumbawa di Malang i PERILAKU KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MAHASISWA SUMBAWA DALAM UPAYA ADAPTASI BUDAYA Studi Pada Paguyuban Mahasiswa Sumbawa di Malang Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEDIA DALAM GERAKAN DONOR DARAH

EFEKTIVITAS MEDIA DALAM GERAKAN DONOR DARAH EFEKTIVITAS MEDIA DALAM GERAKAN DONOR DARAH (Studi Korelasional Pengaruh Efektivitas Blackberry Messenger terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Gerakan Donor Darah di Kota Medan) Oleh : FENNY WONGSO 110904030

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dan buah pikiran manusia menghasilkan kebudayaan. Tiap kelompok. Setiap suku dan bangsa mempunyai budaya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dan buah pikiran manusia menghasilkan kebudayaan. Tiap kelompok. Setiap suku dan bangsa mempunyai budaya masing-masing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan. Segala kegiatan dan buah pikiran manusia menghasilkan kebudayaan. Tiap kelompok masyarakat mempunyai

Lebih terperinci

Yetti Wira Citerawati SY

Yetti Wira Citerawati SY maratus-iklan-20112006... khatulistiwa.net By Yetti Wira Citerawati SY Proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannyadikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau disebut makhluk bermasyarakat, selain itu manusia juga diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis yaitu paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial,

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena gegar budaya atau biasa dikenal dengan culture shock sering kali dialami oleh individu ketika mereka memasuki budaya baru. Ketika memasuki budaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris Communications

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. karakteristik visual dan perkembangan tema komunikasi Google Doodles

BAB IV PENUTUP. karakteristik visual dan perkembangan tema komunikasi Google Doodles BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan mendeskripsikan perkembangan Google Doodles sebagai bentuk komunikasi pemasaran lintas budaya pada periode tahun 1998-2010. Perkembangan

Lebih terperinci

Pembelajaran. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Memahami materi perkuliahan secara Umum/Menyepakati kontrak belajar

Pembelajaran. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Memahami materi perkuliahan secara Umum/Menyepakati kontrak belajar UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI Jln. Prof. KH. Zainal Abidin Fikry KM 3,5 Palembang RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Kode Mata Kuliah : Antar Kode : TIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia hidup di bumi dengan berbagai macam budaya dan kepercayaan serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN 53 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian yang mengkaji tentang model komunikasi kelompok dalam pembentukan citra anak jalanan ini menggunakan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO Oleh Kristevel Mokoagow e-mail: kristevelmokoagow@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup sendirian. Perwujudan manusia sebagai mahluk sosial nampak dalam

BAB I PENDAHULUAN. hidup sendirian. Perwujudan manusia sebagai mahluk sosial nampak dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial. Karena itu manusia tidak hidup sendirian. Perwujudan manusia sebagai mahluk sosial nampak dalam persahabatan,

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Karakteristik Etnis Arab dan Etnis Sunda Kata Arab sering dikaitkan dengan wilayah Timur Tengah atau dunia Islam. Negara yang berada di wilayah Timur

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI ~ Introduction Dian S. Purwanty, S.Sos., M.M.

TEORI KOMUNIKASI ~ Introduction Dian S. Purwanty, S.Sos., M.M. TEORI KOMUNIKASI ~ Introduction Dian S. Purwanty, S.Sos., M.M. Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia Bandung, 27 September 2010 Communication Science 1. Komponen Komunikasi 2. Proses

Lebih terperinci

Daniel Karo Sekali ABSTRAK

Daniel Karo Sekali ABSTRAK PERAN KOMUNIKASI KELOMPOK DAN MINAT BEROLAHRAGA (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Minat Berolahraga Pada Anggota Asosiasi BMX Indonesia Pengda Sumatera Utara di Taman Sri

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN Model komunikasi Aparat Desa dalam meningkatkan Partisipasi Gotong Royong (studi pada Masyarakat Seuneubok Meuku Kecamatan Idi Timur) A. Latar Belakang Masalah Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA PERTEMUAN 4 MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari POKOK BAHASAN Memahami Perbedaan Perbedaan Budaya DESKRIPSI Modul ini membahas

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA. Jalan Babarsari No.

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA. Jalan Babarsari No. Proses Identifikasi Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang (Studi Kualitatif tentang Upaya Penerimaan Publik dengan Pendekatan Dramatisme Kenneth Burke ) Stephani Agustina/ MC Ninik Sri Rejeki Abstrak

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb. KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.Sa anin Padang) SKRIPSI Oleh YUKE IRZANI BP. 0810862017 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang BAB VI PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan dalam pembahasan sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip Unwira Kupang, memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini tipe yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diantaranya: 1.) Paradigma, 2) Tipe Penelitian, 3) Metode Penelitian, 4) Subjek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diantaranya: 1.) Paradigma, 2) Tipe Penelitian, 3) Metode Penelitian, 4) Subjek BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab metode penelitian berikut akan menjelaskan beberapa bagian diantaranya: 1.) Paradigma, 2) Tipe Penelitian, 3) Metode Penelitian, 4) Subjek Penelitian, 5) Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Pikiran dan perasaan akan terwujud apabila manusia menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui strategi humas Departemen Agama dalam mengkampanyekan penyelenggaraan ibadah haji untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari. Komunikasi merupakan hal yang membantu manusia dalam bertumbuh dan berkembang serta menemukan

Lebih terperinci

KETERLIBATAN HUMAS DALAM PROGRAM PENCITRAAN

KETERLIBATAN HUMAS DALAM PROGRAM PENCITRAAN KETERLIBATAN HUMAS DALAM PROGRAM PENCITRAAN (Studi pada Deputi Pelayanan Dan Pengaduan Masyarakat PLN Kota Ambon) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi, Daerah Provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota. Setiap daerah Provinsi,

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip

BAB VI PENUTUP. penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dalam pembahasan sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip Unwira Kupang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangannya hukum di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dimulai dari zaman sebelum penjajahan sampai dengan zaman di mana Indonesia

Lebih terperinci

Jerry D. Mamero Antonius Boham Stefi H. Harilama

Jerry D. Mamero Antonius Boham Stefi H. Harilama KESADARAN DIRI MAHASISWA ETNIK SANGIHE DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN MAHASISWA ETNIK LAINNYA DI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Jerry D. Mamero Antonius Boham Stefi H. Harilama

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini telah berjalan baik,

BAB IV PENUTUP. remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini telah berjalan baik, BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dan analisa data, maka dapat disimpulkan komunikasi antarbudaya remaja etnis keturunan Arab dengan remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan di analisa pada bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan di analisa pada bab 1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan di analisa pada bab IV, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari kegiatan, guru memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Menurut Effendy (2009: 5), komunikasi adalah aktivitas makhluk sosial. Dalam praktik komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. Culture shock mengacu pada reaksi psikologis. yang dialami individu karena berada ditengah

BAB II TELAAH PUSTAKA. Culture shock mengacu pada reaksi psikologis. yang dialami individu karena berada ditengah BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Konsep Culture Shock 2.1.1 Definisi Culture Shock Culture shock mengacu pada reaksi psikologis yang dialami individu karena berada ditengah budaya yang berbeda dengan budayanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 16 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma/Perspektif Kajian Paradigma menurut Harmon (dalam Moleong, 2004: 49) adalah cara mendasar untuk mempersepsikan, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Pengguanaan Teori dan Model Dasar Komunikasi Massa. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

TEORI KOMUNIKASI. Pengguanaan Teori dan Model Dasar Komunikasi Massa. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Pengguanaan Teori dan Model Dasar Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PEMBELAJARAN I

BAHAN AJAR PEMBELAJARAN I BAHAN AJAR PEMBELAJARAN I 1. Nama Mata Kuliah : Filsafat Komunikasi 2. Kode / SKS : FIF 349 / 2 SKS 3. Waktu Pertemuan : 1 x pertemuan ( 2 x 50 menit) 4. Pertemuan : I 5. Tujuan Pembelajaran a. Umum Setelah

Lebih terperinci

Memahami Perilaku Komunikasi dalam Adaptasi Budaya Pendatang dan Hostculture berbasis Etnisitas

Memahami Perilaku Komunikasi dalam Adaptasi Budaya Pendatang dan Hostculture berbasis Etnisitas Memahami Perilaku Komunikasi dalam Adaptasi Budaya Pendatang dan Hostculture berbasis Etnisitas Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI DAN TINGKAT KESADARAN KESEHATAN

STRATEGI KOMUNIKASI DAN TINGKAT KESADARAN KESEHATAN STRATEGI KOMUNIKASI DAN TINGKAT KESADARAN KESEHATAN (Studi Korelasional Pengaruh Strategi Komunikasi Tim Penggerak PKK Pokja IV Terhadap Tingkat Kesadaran Masyarakat Mengenai Kesehatan di Kelurahan Dendang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurun waktu terdekat ini kemajuan disegala aspek kehidupan menuntut masyarakat untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antara masyarakat pendatang dengan masyarakat setempat sudah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antara masyarakat pendatang dengan masyarakat setempat sudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat, manusia tidak bisa melepaskan diri dari aktifitas komunikasi. Apalagi masyarakat tersebut bertempat tinggal bersama dan mendiami suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lainnya, ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat penting peranannya bagi kehidupan sosial, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat penting peranannya bagi kehidupan sosial, budaya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi sangat penting peranannya bagi kehidupan sosial, budaya, politik dan pendidikan, karena komunikasi merupakan proses dinamik transaksional yang mempempengaruhi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan

BAB V PENUTUP. Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan 92 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan dengan teori-teori yang menjadi acuan peneliti, dengan demikian dapat diperoleh beberapa

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PADA MAHASISWA FISIP UNSRAT (Studi pada Mahasiswa Angkatan 2011) Oleh : Kezia Sekeon

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PADA MAHASISWA FISIP UNSRAT (Studi pada Mahasiswa Angkatan 2011) Oleh : Kezia Sekeon KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PADA MAHASISWA FISIP UNSRAT (Studi pada Mahasiswa Angkatan 2011) Oleh : Kezia Sekeon 090815013 Email: keziaestersekeon@yahoo.co.id Abstrak Studi tentang komunikasi antar budaya

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. Oleh. Desy Sylvia Indra Visnu. MC Ninik Sri Rejeki ABSTRAK

STRATEGI KOMUNIKASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. Oleh. Desy Sylvia Indra Visnu. MC Ninik Sri Rejeki ABSTRAK STRATEGI KOMUNIKASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi Kasus Kelompok Swadaya Wanita Di Yayasan Sosial Bina Sejahtera Cilacap) Oleh Desy Sylvia Indra Visnu MC Ninik Sri Rejeki Program Studi Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci