BAB V PENUTUP. Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PENUTUP. Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan"

Yuliani Kusumo
6 tahun lalu
Tontonan:

1 92 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan dengan teori-teori yang menjadi acuan peneliti, dengan demikian dapat diperoleh beberapa kesimpulan mengenai beberapa hal yang menjadi fokus dalam penelitian ini. 1. Proses komunikasi yang terjadi di Pondok Pesantren Baitul Jannah Surabaya antara kiai, ustad dan santri-santrinya berjalan secara non formal dan berlangsung dalam suasana santai dan terbuka. Komunikasi terjadi secara dialogis atau dua arah. Unsur umpan balik sangat diperlukan, karena itu menjadi sangat penting sekali dalam komunikasi secara dialogis karena pesan yang disampaikan dari sumber kepada penerima pesan harus mendapatkan feed back secara langsung. Kiai, ustad dan santri saling berinteraksi setiap harinya. Baik itu ketika proses belajar mengajar maupun di luar kegiatan tersebut. Santri dapat berkomunikasi langsung dengan kiai dan ustadnya tanpa harus melalui perantara. Santri bisa belajar atau private dengan pengasuh atau bisa curhat tentang masalah pribadinya. Selain itu juga terjadi proses komunikasi yang berjalan satu arah, yakni ketika kiai menginformasikan peraturan-peraturan yang ada di pesantren yang harus ditaati oleh seluruh santri yang mukim di Pondok Pesantren Baitul Jannah. Dalam proses komunikasi ini santri hanya bisa menerima tanpa melakukan feed back secara langsung 2. Model proximity komunikasi yang terjadi adalah berupa jarak komunikasi, keterbukaan diri, dan keakraban yang terlihat antara pengasuh dengan santri. Keterbukan diri yang 92

2 93 dibangun oleh kiai dan ustad membuat santri menjadi tidak merasa sungkan dalam melakukan komunikasi dan mengecilkan jarak antara mereka sehingga memasuki jarak informal. Terbuka disini bukan berarti pengasuh memberitahu seluruh informasi tentang dirinya. Namun, dia memberikan ruang untuk santri agar dapat dekat dengan dirinya. Santri dapat menceritakan segala permasalahan yang dialaminya, baik itu mengenai halhal yang berkaitan dengan pesantren maupun permasalahan pribadi santri. Keterbukaan yang telah dilakukan oleh kiai, ustad maupun santri menumbuhkan suasana yang akrab. Karena sedikit demi sedikit kiai maupun ustad mengetahui pribadi santri begitupun sebaliknya. Namun, kiai dan ustad masih belum mampu menjangkau kedekatan secara keseluruhan dengan santri. Jadi masih ada beberapa santri yang kurang bisa akrab dengan kiai dan ustadnya. 3. Hambatan-hambatan yang terjadi di lingkungan Pondok Pesantren Baitul Jannah Surabaya ini berupa hambatan psikologis yang ada pada santri, yakni perubahan sikap santri yang mulai malas dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban di pesantren. Namun, bagi pihak pesantren semua hal tidak akan terlepas dari hambatan tergantung bagaimana kita dalam mengatasi hambatan tersebut. B. Rekomendasi Dari hasil penelitian dan uraian di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran yang mungkin bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi beberapa pihak, seperti: 1. Pengasuh Pondok Pesantren Baitul Jannah Bagi pihak pengasuh pesantren, hubungan yang harmonis dan lingkungan lembaga yang nyaman adalah hal yang utama. Untuk itu perlu dijalinnya suatu kedekatan

3 94 antara seluruh warga Pondok Pesantren Baitul Jannah Surabaya. Kedekatan yang dibangun oleh pengasuh akan dapat menjadikan pengasuh lebih akrab dan mengenali seluruh santrinya. Hal ini dapat meningkatkan ikatan emosional antara kiai, ustad dengan santri-santrinya. Dalam menangani hambatan komunikasi pengasuh dapat memberikan arahan secara langsung kepada santri, sehingga semua kebijakan yang ada di pondok pesantren dapat diterapkan secara keseluruhan. 2. Santri Pondok Pesantren Baitul Jannah Kedekatan komunikasi sangat penting bagi santri, karena santri bisa mengenal sosok pengganti orang tua mereka selama mereka tinggal di lingkungan pondok pesantren. Sehingga mereka akan merasa senang dan betah ketika bermukim dan mengemban ilmu di lingkungan pondok pesantren. Selain itu kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif karena santri dapat merasakan kenyamanan tersendiri ketika berada di lingkungan pondok pesantren dan santri dapat berinteraksi dengan pengasuh tanpa diselimuti rasa takut. 3. Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Model komunikasi merupakan hal yang penting dalam komunikasi meskipun merupakan keilmuan yang paling dasar. Banyak model komunikasi yang dapat dikembangkan termasuk model proximity komunikasi. Dan studi ini merupakan salah satu studi komunikasi antarpribadi dan psikologi komunikasi tentang bagaimana berkomunikasi yang mampu menumbuhkan psikologis yang baik. Sehingga, Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut yakni melakukan kajian kuantitatif guna melakukan tes seberapa berpengaruh kedekatan

4 95 komunikasi pengasuh terhadap intensitas santri dalam menjalankan kewajiban mereka di pesantren. 4. Untuk Pengembangan Hubungan Sosial Mengembangkan hubungan sosial yang baik antara sesama dapat dilakukan di mana saja dan dengan siapa saja. Dengan adanya pribadi yang bisa terbuka dan dekat dengan siapa saja dapat dijadikan pertimbangan dalam menjalin hubungan dengan sesama.

5 96 DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elvionaro Metodologi Penelitian Untuk Public Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Canggara, Hafied Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Dhofir, Zamakhsyari Tradisi Pesantren: Strudi Tentang Pandangan Hidup Kiai. Jakarta : LP3ES. Effendy, Onong Uchjana Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju. Rosyda Karya Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Hajar, Ibnu Kiai di Tengah Pusaran Politik antara petaka dan Kuasa. Jogjakarta: JRCiSoD. Hajar, Ibnu Kyai di Tengah Pusaran Politik antara Petaka dan Kuasa.Jogjakarta: IRCiS. Hanafi, Abdillah Memahami Komunikasi Antar Manusia. Surabaya:Usaha Nasional. Kriyantono, Rachmat Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Liliweri, Alo Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti Littejohn, Stephen Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humainika. Lubis, Saiful Akhyar Konseling Islam Kyai dan Pesantren. Yogyakarta: elsaq Press. Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Muhammad, Arni Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara Mulyana, Deddy Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Narbuko, Cholid dan Abu Ahmadi Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Rahardjo, Dawam Pesantren dan Pembaharuan. Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES).

6 97 Rahardjo, Dawam..Pesantren dan Pembaharuan. Jakarta: LP3ES. Rakhmad, Jalaludin, Psikologi Komunikasi. Bandung; PT Remaja Rosdakarya. Sendjaja, Djuarsa Teori Komunikasi. Jakarta:Universitas terbuka Depdikbud. Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfa Beta. Sukamto Kepemimpinan Kiai dalam Pesantren. Jakarta: LP3ES. Suyanto, Bagong dan Yan-Yan Cahaya Kajian Komunikasi dan Seluk Beluknya. Surabaya: Airlangga Universitas Press. Turner, Bryan S Sosiologi Islam:Suatu Telaah Analisa Atas Tesa Sosiologi Weber. Jakarta: Rajawali. Widjaja, AW Komunikasi:Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara.

dokumen-dokumen yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. fundamental bagi seseorang dalam bermasyarakat. Menurut Rogers & D.

BAB I PENDAHULUAN. fundamental bagi seseorang dalam bermasyarakat. Menurut Rogers & D. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Proses komunikasi bisa terjadi di mana saja baik di ruang terbuka ataupun di ruang tertutup, baik perorangan maupun kelompok, bahkan di diri kita pun dapat berlangsung